PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI...
Transcript of PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI...
PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,
BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI
TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI PEER TO PEER
LENDING SYARIAH
Oleh:
Yunita Alnanda Sarawatari
NIM. 11160850000016
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
ii
PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,
BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI
TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI PEER TO PEER
LENDING SYARIAH
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Yunita Alnanda Sarawatari
NIM. 11160850000016
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag., CM. Ivalaili, M.I.E
NIP. 198008192006041002 NIP. 198803182018012001
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu 8 April 2020 telah diadakan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari
2. NIM : 11160850000016
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,
Behavioral Motivation Dan Kemajuan Teknologi
Terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer
Lending Syariah
Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 April 2020
1. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H ( )
NIP. 197501012005011008 Penguji I
2. Aini Masruroh, SEI., MM. ( )
NIDN. 9920112690 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Rabu 23 September 2020 telah diadakan ujian skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari
2. NIM : 11160850000016
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,
Behavioral Motivation Dan Kemajuan Teknologi
Terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer
Lending Syariah
Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 23 September 2020
1. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. ( )
NIP. 197410182014112001 Ketua
2. Ay Maryani, S.E., M.Si. ( )
NIDN. 0219057902 Penguji Ahli
3. Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag, CM. ( )
NIP. 198008192006041002 Pembimbing I
4. Ivalaili, M.I.E ( )
NIP. 198803182018012001 Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari
2. NIM : 11160850000016
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,
Behavioral Motivation Dan Kemajuan Teknologi
Terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer
Lending Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya
siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Tangerang, 03 Agustus 2020
Yunita Alnanda Sarawatari
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Yunita Alnanda Sarawatari
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 18 Juni 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Perumahan Dasana Indah, jl. Wijaya
Kusuma blok RC 7/9, RT. 009/018,
Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang
6. Status : Belum Menikah
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Telepon : 089651562404
9. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. 2001-2003 : TK Sunan Bonang
2. 2003-2209 : SD Sunan Bonang
3. 2009-2012 : SMPS Daar el-Qolam
4. 2012-2015 : SMAS Daar el-Qolam
5. 2016-2020 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Alam Berdikari
2. Ibu : Sri Darwati
3. Alamat : Perumahan Dasana Indah, jl. Wijaya
Kusuma blok RC 7/9, RT. 009/018,
Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang
vii
PENGARUH PERSEPSI RISIKO, EKSPEKTASI RETURN,
BEHAVIORAL MOTIVATION DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI
TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI PEER TO PEER
LENDING SYARIAH
Yunita Alnanda Sarawatari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko, ekspektasi
return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan
investasi di peer to peer lending syariah. Variabel keputusan investasi merupakan
variabel dependen dalam penelitian. Sedangkan variabel persepsi risiko,
ekspektasi return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi merupakan
variabel independen dalam penelitian. Data penelitian diperoleh langsung oleh
peneliti melalui kuesioner yang diberikan kepada 80 orang responden. Metode
pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah metode purposive sampling.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear
berganda melalui software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
persepsi risiko dan behavioral motivation berpengaruh signifikan terhadap
keputusan investasi di peer to peer lending syariah, sedangkan variabel ekspektasi
return dan kemajuan teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi di
peer to peer lending syariah. Penelitian ini bermanfaat bagi para pemberi
pembiayaan dan perusahaan peer to peer lending syariah khususnya untuk dapat
meningkatkan kinerja perusahaannya guna mencapai tujuan perusahaan.
Kata kunci: behavioral motivation, keputusan investasi, purposive sampling.
viii
THE EFFECT OF RISK PERCEPTION, RETURN
EXPECTATION, BEHAVIORAL MOTIVATION AND
TECHNOLOGICAL ADVANCES ON INVESTMENT DECISION
MAKING IN ISLAMIC PEER TO PEER LENDING
Yunita Alnanda Sarawatari
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of risk perceptions, return expectations,
behavioral motivation and technological advances on investment decision making
in Islamic peer to peer lending. The variable of investment decision making is the
dependent variable in the study. Meanwhile, the variables of risk perception,
return expectations, behavioral motivation and technological advances are
independent variables in the study. The data in this research were obtained
directly by the researcher through a questionnaire given to 80 respondents. The
sampling method used by researcher was purposive sampling method. Processing
data in this study using multiple linear regression tests through SPSS software.
The results showed that the variables of risk perception and behavioral
motivation had a significant effect on investment decision making in Islamic peer
to peer lending, while the variables of return expectations and technological
progress had no effect on investment decision making in Islamic peer to peer
lending. This research is useful for the investor or lender and Islamic peer to peer
lending companies in particular to be able to improve the company's performance
in order to achieve the company's goals.
Keywords: behavioral motivation, investment decision making, purposive
sampling.
ix
KATA PENGANTAR
والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين الحمد لل رب العالمين والصلاة
ا بعد وعلى اله وصحبه أجمعين أم
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi
Return, Behavioral Motivation dan Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan
Investasi di Peer to Peer Lending Syariah”. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan pada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi uswatun
hasanah bagi kita semua. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan program sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat
bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih banyak
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kasih sayang dan rahmat-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.
2. Orang tua, ayah Alam Berdikari dan ibu Sri Darwati yang tanpa kenal lelah
dan pamrih terus berjuang dan berdoa demi keberhasilan anak-anaknya.
3. Kakak Agustin Takarini dan adik Muhammad Nuur Fauzi yang memberikan
dukungan selama proses penelitian.
4. Livia Amalia, yang tak pernah berhenti percaya dan memberikan semangat
selama masa penyusunan penelitian ini.
5. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., MBA dan ibu Yuke Rahmawati M.A
selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag., C.M dan Ibu Ivalaili M.I.E selaku
dosen pembimbing peneliti yang telah memberikan banyak ilmu, arahan dan
masukan yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh bapak/ibu dosen dan civitas akademika jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat berharga selama masa
perkuliahan.
9. Seluruh staf dan karyawan jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam
setiap aspek pendukung perkuliahan peneliti.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
peneliti. Oleh sebab itu, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi tambahan wawasan bagi pembacanya.
Tangerang, 30 Agustus 2020
Yunita Alnanda Sarawatari
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK/GAMBAR .......................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 11
C. Batasan Masalah ................................................................................. 12
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 15
A. Teori terkait Penelitian ....................................................................... 15
xii
1. Persepsi Risiko ............................................................................ 15
2. Ekspektasi Return........................................................................ 18
3. Behavioral Movation ................................................................... 20
4. Kemajuan Teknologi ................................................................... 24
5. Investasi....................................................................................... 27
6. Keputusan Investasi .................................................................... 28
7. Fintech......................................................................................... 33
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 43
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 48
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis ........................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 53
A. Populasi dan Sampel .......................................................................... 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 54
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 55
1. Data primer.................................................................................. 55
2. Data sekunder .............................................................................. 55
D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 55
E. Metode Pengolahan Data ................................................................... 56
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 56
2. Uji Kualitas Data ......................................................................... 57
3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 58
4. Uji Hipotesis ............................................................................... 62
5. Analisis Regresi Berganda .......................................................... 61
D. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 63
xiii
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 65
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 65
B. Deskripsi Responden .......................................................................... 71
1. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin ....................... 71
2. Karakteristik Responden menurut Jenis Usia ............................. 72
3. Karakteristik Responden menurut Domisili ................................ 73
4. Karakteristik Responden menurut Pendidikan ............................ 73
5. Karakteristik Responden menurut Status .................................... 74
6. Karakteristik Responden menurut Lama Investasi ..................... 75
7. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Dalam Setahun .. 76
8. Karakteristik Responden menurut Perusahaan Berinvestasi ....... 75
C. Hasil Kualitas Data............................................................................. 78
D. Statistik Deskriptif Responden ........................................................... 82
E. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 100
F. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 109
G. Hasil Analisis Regresi Berganda ...................................................... 104
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 118
A. Kesimpulan....................................................................................... 118
B. Saran ................................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 121
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sumbangsih Fintech Lending terhadap Perekonomian Domestik
Indonesia 2018 ........................................................................................ 9
Tabel 2.1 Sejarah Fintech di Dunia ....................................................................... 34
Tabel 2.2 Sejarah dan Perkembangan Fintech di Indonesia ................................. 36
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 43
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian…………………………………….....71
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 71
Tabel 4.2 Usia Responden..................................................................................... 72
Tabel 4.3 Domisili Responden .............................................................................. 73
Tabel 4.4 Pendidikan Responden .......................................................................... 74
Tabel 4.5 Status Responden .................................................................................. 75
Tabel 4.6 Lama Investasi Responden.................................................................... 75
Tabel 4.7 Pendapatan Responden dalam Setahun ................................................. 76
Tabel 4.8 Perusahaan Berinvestasi ........................................................................ 76
Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Persepsi Risiko ................................................. 78
Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Ekspektasi Return ........................................... 79
Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Behavioral Motivation .................................... 79
Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel Kemajuan Teknologi ...................................... 80
Tabel 4.13 Uji Validitas Variabel Keputusan Investasi ........................................ 80
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 81
Tabel 4.15 Risiko Tertentu di Peer To Peer Lending Syariah .............................. 82
Tabel 4.16 Akan Mengalami Kerugian ................................................................. 83
Tabel 4.17 Tidak Menentunya Keamanan dalam Berinvestasi di Peer To Peer
Lending Syariah ................................................................................. 84
Tabel 4.18 Kekhawatiran Tidak Terjaganya Data-data Investor .......................... 85
Tabel 4.19 Banyaknya Ketidakpastian Dalam Berinvestasi di Peer To Peer
Lending Syariah ................................................................................. 85
Tabel 4.20 Tingkat Return yang Menarik ............................................................. 86
xv
Tabel 4.21 Responden Tertarik akan Gambaran Return dari Dana Investasi
Mereka ................................................................................................ 87
Tabel 4.22 Keuntungan Investasi Cukup Menarik dan Kompetitif ...................... 88
Tabel 4.23 Tingkat Keuntungan dan Resiko yang dimiliki Peer to Peer Lending
Syariah Bisa Diterima ........................................................................ 88
Tabel 4.24 Keuntungan yang Ditawarkan Sebanding dengan Risiko yang
Dimiliki .............................................................................................. 89
Tabel 4.25 Memperhatikan Reputasi Perusahaan ................................................. 90
Tabel 4.26 Menilai Etika Perusahaan secara Keseluruhan ................................... 91
Tabel 4.27 Mempertimbangkan Kualitas Produk dan Pelayanan Perusahaan ...... 91
Tabel 4.28 Rekomendasi Teman/Teman Kerja Mempengaruhi Keputusan
Investasi .............................................................................................. 92
Tabel 4.29 Pendapat Keluarga/Orang Terdekat Mempengaruhi Keputusan
Investasi .............................................................................................. 93
Tabel 4.30 Kemajuan Teknologi Memberikan Kemudahan dalam Berinvestasi . 94
Tabel 4.31 Teknologi yang Diterapkan Mudah Dijalankan .................................. 94
Tabel 4.32 Teknologi yang Diterapkan Dapat Dijalankan oleh Semua Kalangan
Usia..................................................................................................... 95
Tabel 4.33 Kemajuan Teknologi Memberikan Kenyamanan dalam Berinvetasi . 96
Tabel 4.34 Teknologi yang Diterapkan Nyaman Saat Digunakan ........................ 96
Tabel 4.35 Tidak Akan Mengalokasikan Pendapatan untuk Investasi yang Terlalu
Beresiko .............................................................................................. 97
Tabel 4.36 Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Pertimbangan ................................... 98
Tabel 4.37 Tidak Akan Berinvestasi Sebelum Mengetahui Bagaimana Dana
Investasinya Digunakan ..................................................................... 98
Tabel 4.38 Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Jaminan yang Sepadan .................... 99
Tabel 4.39 Berinvestasi Hanya Mengikuti Intuisi/Perasaan Saja ....................... 100
Tabel 4.40 Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogrov Smirnov Test........... 101
Tabel 4.41 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................ 102
Tabel 4.42 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 103
Tabel 4.43 Hasil Uji F ......................................................................................... 110
xvi
Tabel 4.44 Hasil Uji t .......................................................................................... 105
Tabel 4.45 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 104
Tabel 4.46 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 109
xvii
DAFTAR GRAFIK/GAMBAR
Grafik 1.1 Angka Pertumbuhan PMTB 2016-2019 (dalam persen) ....................... 2
Grafik 1.2 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (dalam persen) ................... 3
Grafik 1.3 Angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90 Hari P2P Lending................... 6
Gambar 2.1 Proses Keputusan Investasi ............................................................... 32
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 48
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ........................................................................ 134
Lampiran 2: Data Primer dari Google Form yang Diolah dengan Ms. Excel ..... 139
Lampiran 3: Hasil Uji SPSS-Uji Kualitas Data .................................................. 144
Lampiran 4: Hasil Uji SPSS-Uji Asumsi Klasik ................................................ 149
Lampiran 5: Hasil Uji SPSS-Uji Hipotesis & Analisis Regresi Linier
Berganda…... .................................................................................. 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesejahteraan merupakan suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
masyarakat sejehtera dengan terpenuhinya kebutuhan secara materil dan
sosial (Wicaksono, 2016: 12). Kesejahteraan adalah rasa tentram seseorang
karena terpenuhinya hajat-hajat hidup lahir dan batin, kesejahteraan lahir
didasarkan pada standar universal menyangkut kesehatan, sandang, pangan
dan papan (kesejahteraan ekonomi dan sosial), sedangkan kesejahteraan batin
menyangkut persepsi yang bersifat intelektual, emosional maupun spiritual
seseorang (Wiratama, 2016: 14). Indonesia merupakan negara berkembang,
yang merencanakan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang adil dan
makmur, material maupun spiritual untuk mengentaskan masalah-masalah
sosial yang semakin hari semakin meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut
perlu adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi yang memperlihatkan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan sebuah
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (Khairudin dalam Samud, 2018:
218).
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, angka
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 mengalami penurunan
yaitu dari 5,17 persen menjadi 5,02 persen. Dari data tersebut, menurunnya
angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 ini disebabkan oleh
2
melambatnya kemajuan Pembentukan Modal Bruto Tetap (PMBT) atau
investasi. Investasi adalah suatu bentuk kegiatan penanaman modal pada
suatu perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan imbal hasil yang
diinginkan. Pada tahun 2019, PMBT hanya tumbuh sebesar 4,45 persen.
Angka ini menurun dari tahun 2018 yang mencapai 6,67 persen. Sehingga
pada 2019, sumbangan PMBT pada pertumbuhan ekonomi hanya 1,47
persen, yang dimana angka itu lebih rendah dari tahun sebelumnya yang
mencapai 2,17 persen (Badan Pusat Statistik, 2020: 1).
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020.
4.48
6.15 6.67
4.45
0
2
4
6
8
2016 2017 2018 2019
Grafik 1.1
Angka Pertumbuhan PMBT 2016-2019 (dalam persen)
3
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020.
Melambatnya kemajuan angka PMBT ini sejalan dengan menurunnya
daya saing investasi Indonesia di kancah dunia. Menurut data yang dimuat di
dalam Global Competitiveness Report 2019 yang dipublikasikan oleh World
Economic Forum, Indonesia menempati peringkat 50 dari 144 negara, turun 5
peringkat dari tahun lalu yakni peringkat 45 (World Economic Forum, 2019:
282). Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau BAPPENAS
yang merupakan hasil wawancara dengan CNBC Indonesia, merosotnya
peringkat Indonesia itu dikarenakan regulasi perizinan investasi di Indonesia
yang terlalu rumit dan hal itu mengakibatkan daya tarik investor untuk
berinvestasi di Indonesia berkurang karena sulitnya regulasi yang diterapkan
di dalam negeri.
Selain faktor tersebut, hal lain yang mempengaruhi kecilnya
pertumbuhan angka investasi di Indonesia yaitu dikarenakan masih
0.850.4 0.26
0.82
1.451.98 2.17
1.47
2.72 2.69 2.74 2.73
0
1
2
3
4
5
6
2016 2017 2018 2019
PK-RT
PMBT
Lainnya
Grafik 1.2
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (dalam persen)
4
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kegunaan investasi. Masyarakat
Indonesia cenderung lebih memilih produk penyimpanan seperti tabungan
untuk menyimpan asetnya ketimbang menaruh dana berlebihnya itu untuk
dijadikan dana yang produktif. Padahal saat ini telah tersedia banyak jenis
instrument investasi yang bisa dimanfaatkan oleh para masyarakat. Salah
satunya yaitu menjadi investor di perusahaan peer to peer lending (Yusuf,
2019: 1).
Peer to peer lending merupakan salah satu produk dari layanan
keuangan berbasis teknologi atau yang biasa kita sebut financial technology
(fintech). Sistem fintech peer to peer lending ini merupakan pola interaksi
antara peminjam dana atau borrower dan penyedia pinjaman dana atau lender
atau investor yang transaksinya dilakukan secara online. Hal ini tidak hanya
memfasilitasi borrower akan kebutuhan dananya, tapi juga menyediakan
fasilitas bagi para investor untuk menjadikan dananya menjadi dana yang
produktif. Untuk melakukan kegiatan ini borrower dan investor perlu
membuat akun rekening di fintech peer to peer lending ini (Darman, 2019:
133).
Kehadiran layanan peer to peer lending ini tentunya menjawab
permasalahan yang kerap dialami oleh para masyarakat saat menggunakan
layanan keuangan perbankan konvensional yang dimana di dalam prosesnya
membutuhkan waktu yang lama dan proses yang cukup rumit. Maka dengan
adanya layanan peer to peer lending ini, masyarakat dapat bertransaksi
dengan mudah dan cepat khususnya dalam aktivitas pinjam-meminjam dana.
5
Keuntungan lainnya dari layanan peer to peer lending ini ialah menyediakan
pinjaman dengan nominal kecil dan tanpa agunan yang sangat
menguntungkan bagi para borrower dan juga memiliki angka return yang
lumayan tinggi bagi para investor. Hal ini tentunya menjadi keunggulan
tersendiri yang dimiliki peer to peer lending dibandingkan industri perbankan.
Namun hal tersebut tidak serta merta menjadikan layanan peer to peer lending
ini menjadi musuh atau saingan dari industri perbankan. Justru layanan peer
to peer lending ini membantu menjangkau masyarakat yang tidak terjangkau
oleh industri perbankan (unbankable) (Saksonova et al, 2017: 962).
Selayaknya instrument investasi lainnya, menempatkan dana atau
menjadi investor/lender di perusahaan peer to peer lending ini juga memiliki
berbagai macam risiko, diantaranya adalah risiko gagal bayar (Rahmahafida,
2020: 544). Risiko gagal bayar pernah dialami oleh salah satu perusahaan
peer to peer lending di Indonesia yaitu Grup Modalku. Perusahaan peer to
peer lending Grup Modalku memiliki pinjaman gagal bayar total sebesar Rp
217,13 miliar pada periode April 2020 dari keseluruhan total pendanaan
mencapai Rp 13,83 triliun. Hal ini tentunya mempengaruhi penilaian atau
persepsi masyarakat khususnya investor atau lender dalam menempatkan
dananya di perusahaan tersebut.
Selain risiko gagal bayar, terdapat juga risiko keamanan yang patut
dihadapi oleh para investor (OJK, 2017: 28). Banyak perusahaan fintech
lending ilegal yang menyalahgunakan data nasabahnya dengan cara
menyebarkan data pribadi nasabah tersebut ke banyak orang. Hal ini
6
mempengaruhi stigma perusahaan peer to peer lending legal di mata
masyarakat. Belum lagi banyaknya kejahatan online seperti penyadapan,
pembobolan atau bahkan cyber crime yang turut membuat resah para
pengguna layanan fintech lending ini khususnya para investor atau lender
yang menempatkan dananya disana (Basuki dan Husein, 2018: 58-59).
Selain aspek risiko yang patut diperhatikan oleh para investor, aspek
return juga sepatutnya menjadi pertimbangan dasar investasi. Return adalah
tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor atas penempatan dananya.
Perusahaan peer to peer lending ini merupakan salah satu instrument yang
menawarkan tingkat return yang tinggi (Darman, 2019: 131). Namun tingkat
return ini semakin menurun yang disertai dengan meningginya angka wan
prestasi atau gagal bayar. Menurut data statistik fintech lending yang
dikeluarkan oleh OJK per Mei 2020, angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90
hari menyentuh angka 94,90 persen yang berartikan angka TWP (Tingkat
Wan Prestasi) menyentuh angka 5,10 persen (OJK, 2020)
Sumber : OJK, 2020.
98.55%
96.35%
94.90%
Des-2018 Des-2019 Mei-20
Grafik 1.3
Angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90 Hari P2P Lending
7
Merujuk kepada unsur ketidakpastian yang dimiliki oleh dunia
investasi, para investor hendaknya memerhatikan secara seksama mengenai
profil perusahaan tujuan investasi mereka secara keseluruhan. Investor dapat
dengan mudah menganalisa kinerja perusahaan investasi yang ingin dituju
dengan melihat laporan keuangannya. Karena di dalam laporan keuangan
tersebut terdapat angka yang real dan valid. Namun selain itu, aspek
psikologis (behavioral motivation) investor juga turut andil mempengaruhi
keputusan investasi yang dibuat. Tidak dipungkiri bahwa para investor juga
mempunyai kemampuan kognitif yang terbatas dalam mengartikan informasi
yang mereka terima (Septyanto, 2013: 91). Hasilnya, para investor terkadang
berperilaku irasional atas dasar judgement yang jauh menyimpang dari
asumsi rasionalitas (Lestari dan Pranyoto, 2015: 692). Selain aspek psikologis
tersebut, keputusan investasi juga dibuat dari hasil interaksi sosial dari
lingkungan, kerabat, dan sebagainya, sehingga potensi pengaruh lingkungan
sosial budaya dapat mempengaruhi keputusan investasi (Widayat, 2010: 128).
Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini tidak dipungkiri
berperan serta dalam mendorong pertumbuhan suatu negara, tidak terkecuali
dunia sektor keuangan. Maka dari itu lahirlah financial technology ini.
Masyarakat bisa dengan mudah mengakses layanan keuangan fintech ini dari
gawai mereka seperti smartphone atau laptop yang terhubung dengan
internet. Hal tersebut berlaku pula untuk layanan keuangan peer to peer
lending ini. Hendaknya ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
layanan keuangan fintech ini lebih meningkatkan keinginan masyarakat untuk
8
lebih mengetahui lagi bahkan berkegiatan langsung di dalamnya (Baihaqi,
2018: 116-117).
Namun, perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini tidak disertai
dengan meningkatnya pengetahuan atau literasi keuangan masyarakat
Indonesia. Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) ketiga
yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 lalu
menunjukkan indeks literasi keuangan baru menyentuh angka 38,03% (OJK,
2019). Itu artinya apabila merujuk ke data yang dikeluarkan oleh SUPAS
2015 (Survei Penduduk Antar Sensus) tentang proyeksi jumlah penduduk di
Indonesia pada tahun 2019 yang berjumlah kurang lebih 267 juta jiwa, berarti
hanya sekitar 101 juta jiwa yang memiliki pengetahuan atau literasi keuangan
(BPS, 2018: 63).
Sampai dengan Mei 2020, total jumlah perusahaan penyelenggara peer
to peer lending yang terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan adalah
sebanyak 161 perusahaan dengan jumlah akumulasi rekening lender atau
investor mencapai 654 ribu lebih entitas, hanya meningkat 36,22 persen dari
bulan Mei tahun lalu yang hanya sebanyak 480 ribu lebih entitas. Sedangkan
akumulasi jumlah rekening borrower atau peminjam mencapai angka yang
sangat fantastis, yakni 25,1 juta lebih akun, meningkat 187,87 persen
dibanding bulan Mei tahun lalu yang hanya menginjak angka 8,7 juta akun
rekening (OJK, 2020).
Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan, mengapa angka jumlah lender
atau para investor di perusahaan fintech lending ini masih cenderung sangat
9
sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah peminjam dana atau borrower.
Padahal, investor merupakan subjek yang turut berperan di dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia. Hasil riset Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia
(AFPI) yang dilakukan akhir 2019 ini menyebutkan bahwa fintech lending
memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,45% dan
berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto lebih dari Rp 60 triliun. Dari
sisi serapan tenaga kerja fintech lending mampu menambah lapangan kerja
sebesar 362 ribu orang baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keberadaan fintech lending ini juga berdampak terhadap penurunan angka
kemiskinan sebesar 177 ribu orang dan mengurangi ketimpangan (rasio gini)
sebesar 0,01 (INDEF dan Asosiasi Fintech Indonesia, 2019).
Tabel 1.1
Fintech Lending terhadap Perekonomian Domestik Indonesia 2018
Produk
2018 2019
Penambahan
nilai (juta
rupiah)
Perubahan
(%)
Penambahan
nilai (juta
rupiah)
Perubahan
(%)
Pertanian,
kehutanan
dan perikanan
276,609.78 0.023 49,152.89 0.004
Pertambangan
dan
penggalian
288,885.21 0.031 514,59.65 0.005
Industri
pengolahan
469,356.96 0.011 793,33.83 0.002
Pengadaan
listrik dan gas
786,101.99 0.254 183,201.18 0.059
Pengadaan
air,
pengelolaan
sampah,
138,914.00 3.025 103,815.98 0.436
10
limbah dan
daur ulang
Kostruksi 138,914.00 0.008 21,270.65 0.001
Perdagangan
mobil dan
sepeda motor
417,559.79 0.161 69,125.08 0.027
Perdagangan
selain mobil
dan motor
7,220,918.52 0.650 55,507.30 0.005
Transportasi
dan
pergudangan
648,940.97 0.118 104,827.09 0.019
Penyediaan
akomodasi
dan makan
minum
273,988.89 0.062 67,283.83 0.015
Informasi dan
komunikasi
811,886.26 0.198 492,964.58 0.121
Jasa
keuangan
perbankan
1,557,659.96 0.820 1,949,987.80 1.013
Jasa asuransi 1,924,451.90 3.489 1,512,957.27 2.743
Jasa dana
pensiun
905,046.74 6.954 3,323,997.09 25.539
Jasa lembaga
keuangan
lainnya
7,403,789.98 10.217 49,347,376.41 68.098
Jasa real
estate
576,192.78 0.234 76,742.41 0.031
Jasa
perusahaan
1,210,475.40 0.596 598,521.38 0.295
Jasa
pemerintahan
umum
54,120.70 0.013 51,641.58 0.012
Jasa
pendidikan
42,466.00 0.014 37,131.61 0.012
Jasa
kesehatan dan
kegiatan
sosial
97,572.55 0.065 34,866.72 0.023
Jasa lainnya 122,934.00 0.102 1,866,650.32 1.556
PDB 25,968,182.27 0.198 60,077,814.68 0.458
Sumber: INDEF dan Asosiasi Fintech Indonesia, 2019
11
Hingga Mei 2020, dari keseluruhan perusahan peer to peer lending yang
ada di Indonesia hanya terdapat 12 perusahaan peer to peer lending yang
menganut prinsip syariah. Angka itu tentunya sangat kecil apabila
dibandingkan dengan jumlah perusahaan peer to peer lending konvensional
yang menyentuh angka 149 entitas perusahaan. Berdasarkan uraian di atas
maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi
Risiko, Ekspektasi Return, Behavioral Motivation dan Kemajuan
Teknologi terhadap Keputusan Investasi di Peer To Peer Lending
Syariah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun pada tahun 2019
salah satunya disebabkan oleh lambatnya kemajuan angka PMTB atau
investasi di Indonesia.
2. Menurunnya peringkat daya saing investasi Indonesia di kancah global.
3. Proses layanan keuangan perbankan konvensional yang rumit.
4. Kuantitas perusahaan fintech lending syariah yang masih sangat sedikit
apabila dibandingkan dengan perusahaan fintech lending konvensional.
5. Jumlah akumulasi rekening lender sangat jauh berbeda dengan jumlah
akumulasi rekening borrower.
6. Risiko yang dimiliki perusahaan fintech lending mengkhawatirkan para
investor.
12
7. Angka TKB (Tingkat Keberhasilan) 90 hari perusahaan fintech lending
terus menurun yang disertai dengan angka TWP (Tingkat Wan Prestasi)
yang terus menaik.
8. Perilaku atau tindakan investor yang cenderung sering menunjukkan sikap
irasional berdasarkan judgement atau asumsi yang menyimpang.
9. Teknologi yang semakin maju namun indeks literasi keuangan masih
rendah.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini ditujukan untuk melakukan kajian yang lebih mendalam
terhadap keputusan invetasi di peer to peer lending syariah dengan
menggunakan variabel bebas persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral
motivation dan kemajuan teknologi dengan masing-masing indikator yang
digunakan.
D. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh antara persepsi risiko terhadap keputusan investasi di
peer to peer lending syariah?
2. Bagaimana pengaruh ekspektasi return terhadap keputusan investasi di
peer to peer lending syariah?
3. Bagaimana pengaruh behavioral motivation terhadap keputusan investasi
di peer to peer lending syariah?
4. Bagaimana pengaruh kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi di
peer to peer lending syariah?
13
5. Bagaimana pengaruh secara simultan antara persepsi risiko, ekspektasi
return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan
investasi di peer to peer lending syariah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk
mengumpulkan bukti empiris mengenai:
a. Pengaruh persepsi risiko terhadap keputusan investasi pada peer to peer
lending syariah syariah.
b. Pengaruh ekspektasi return terhadap keputusan investasi pada peer to
peer lending syariah
c. Pengaruh behavioral motivation terhadap keputusan investasi pada peer
to peer lending syariah.
d. Pengaruh kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi pada peer to
peer lending syariah
e. Pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan
kemajuan teknologi secara simultan terhadap keputusan investasi pada
peer to peer lending syariah.
2. Manfaat Penelitian
Dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
14
terkait pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral
motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi pada
peer to peer lending syariah.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat pengguna
peer to peer lending syariah baik investor ataupun borrower,
perusahaan peer to peer lending syariah dan pihak-pihak terkait dalam
penambahan informasi yang lebih luas untuk pengambilan keputusan
atau kebijakan yang tepat.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori terkait Penelitian
1. Persepsi Risiko
Kahneman & Tversky (1979) adalah tokoh ahli pertama yang
menemukan prospect theory. Prospect theory adalah teori yang melandasi
penentuan keputusan pada keadaan tertentu walaupun hasil akhirnya
belum dapat diprediksi. Prospect theory membenarkan individu tidak
terus-menerus bertindak sesuai dengan informasi keuangan serta
pengetahuan dalam pengambilan keputusan investasi, melainkan individu
mengacu pada hal lainnya seperti aspek psikologis yang berdampak
kepada penentuan keputusan yang tidak rasional. Prospect theory
menjelaskan bahwa variabel persepsi risiko merupakan bias dalam
penentuan keputusan investasi (Salerindra, 2020: 160).
Persepsi risiko terdiri dari 2 kata yaitu persepsi dan risiko. Secara
terminologi, pengertian persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu
serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
penginderaan (Asrori, 2020: 50). Pendapat lain mengatakan bahwa
persepsi merupakan proses menjadi sadar terhadap beberapa stimulus yang
ada di sekitar kita; atau proses neurologis ketika sensoris stimulus
diterima, diketahui dan diakui sebagai makna yang sederhana; atau istilah
yang biasa dipakai untuk menjelaskan control sensorial terhadap sesuatu
16
yang kompleks seperti perilaku yang diinferensi dari perilaku lain; atau
suatu peristiwa internal yang bersifat hipotesis yang mempunyai sifat yang
tidak menentu, namun yang dikendalikan oleh sebagian besar rangsangan
dari luar (kadang-kadang dipengaruhi oleh variabel seperti kebiasaan dan
dorongan) (Liliweri, 2011: 153).
Dalam dunia investasi, investor pastinya menghendaki return atau
keuntungan atas dana investasinya di masa yang akan datang. Keuntungan
di masa yang akan datang ini merupakan kompensasi atas waktu dan risiko
investasi. Namun, keuntungan di masa datang mencerminkan harapan
yang belum tentu terealisasi. Dari aspek ketidakpastian ini, investor
hendaknya memperhatikan aspek risiko dari dana investasi yang ia
tempatkan. Risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara return aktual dan return harapan. Secara spefisik,
mengacu pada kemungkinkan realisasi return aktual lebih rendah dari
return minimum yang diharapkan (Tandelilin, 2010: 101).
Dalam melakukan investasi terdapat dua jenis risiko yang dihadapi,
yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (Zulfikar, 2016: 256).
a) Risiko sistematis (systematic risk) atau disebut juga dengan market
risk atau risiko umum. Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa
didiversifikasikan atau risiko yang sifatnya mempengaruhi secara
menyeluruh. Risiko sistematis ini disebut juga market risk atau risiko
pasar karena berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara
keseluruhan. Adapun jenis dari risiko sistematis ini diantaranya yaitu
17
risiko pasar, risiko suku bunga, risiko risiko nilai tukar, risiko daya
beli dan risiko eventual.
b) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) atau disebut juga risiko
spesifik (risiko perusahaan) adalah risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan ini lebih
terkait pada kondisi mikro perusahaan (Tandelilin, 2010: 104-105).
Adapun jenis dari risiko tidak sistematis ini yaitu risiko keuangan,
risiko bisnis dan risiko operasional.
Menurut Ardianto dan Soehadi (2013: xii-xiii) persepsi risiko
adalah pengorbanan yang harus dilakukan oleh konsumen untuk
mendapatkan manfaat tersebut. Pengorbanan disini diartikan seberapa
jauh konsumen mau mengeluarkan uang dari dompetnya (terkait dengan
harga yang ditawarkan), risiko yang dirasakan jika performa
produk/layanan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan
(dicurangi/tertipu), terlalu lama menunggu, hilangnya kesempatan, risiko
sosial dan psikologi (perasaan malu ketika membeli produk tersebut).
Adapun pendapat lain mengatakan bahwa persepsi risiko merupakan
manfaat negatif yang dirasakan oleh konsumen yang disebut juga sebagai
resiko yang akan didapati akibat mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi
suatu produk. Pendapat lain mengatakan bahwa persepsi risiko adalah
tanggapan seseorang terhadap hal yang kurang menyenangkan,
merugikan, dan membahayakan dari sebuah perbuatan (Jusuf, 2018: 49).
Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa dalam konteks dunia
18
investasi, persepsi risiko investasi bisa diartikan sebagai tanggapan atau
pandangan dari individu terhadap risiko investasi yang mungkin terjadi
akibat penerimaan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan
tempat dimana ia menempatkan dananya.
Menurut Pavlou (2001) dalam Jayantari dan Seminari (2018:
2627), persepsi risiko didefinisikan sebagai perkiraan subjektif individu
untuk mendapatkan konsekuensi kerugian dalam menerima suatu hasil
yang diinginkannya. Persepsi risiko dapat diukur dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
a) Adanya risiko tertentu
b) Mengalami kerugian
c) Pemikiran bahwa beresiko
Pada penelitian ini semua indikator tersebut akan digunakan.
Adanya risiko tertentu adalah beberapa risiko tertentu yang tidak bisa
dihindari oleh investor saat berinvestasi di perusahaan peer to peer lending
syariah, mengalami kerugian adalah kerugian yang mungkin saja bisa
dialami oleh para investor saat berinvestasi dan pemikiran bahwa beresiko
adalah para investor memikirkan tentang suatu risiko yang belum terjadi
saat mereka berinvestasi di peer to peer lending syariah.
2. Ekspektasi Return
Dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M.
Markowitz pada dekade 1952 yang disebut dengan teori portofolio
Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik
19
dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya
expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio dan
korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return
dan risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir
melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi
ke dalam portofolio (Hartono, 2014).
Dalam konteks manajemen investasi, return diartikan sebagai
tingkat keuntungan investasi. Harapan return investor atas investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity
cost) dan risiko penurunan daya beli akibat pengaruh adanya inflasi
(Tandelilin, 2010: 9-10). Return juga diartikan sebagai keuntungan yang
diperoleh dari perusahaan, individu dan institusi dari kebijakan investasi
yang dilakukan (Moeljadi, 2015: 101). Tentunya ini menjadi salah satu
pertimbangan investor dalam menempatkan dananya. Menurut Tandelilin
(2010: 10), return terbagi menjadi dua, yaitu return harapan (expected
return) dan return aktual (actual return):
a) Return harapan (expected return) merupakan tingkat return yang
diantisipasi investor di masa yang akan datang.
b) Return aktual (actual return) merupakan tingkat return yang telah
diperoleh oleh investor di masa lalu. Return aktual juga disebut
sebagai return realisasi, yang dimana return realisasi adalah return
yang telah terjadi yang dihitung menggunakan data historis (Sunaryo,
2019: 68).
20
Dari pengertian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa ekspektasi
return adalah tingkat return atau keuntungan yang diharapkan oleh investor
di masa yang akan datang. Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan utama
investasi yaitu menempatkan dana di dalam suatu instrument investasi
untuk menjadi dana yang produktif guna mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang. Menurut Aini, et al. (2019: 44) indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur variabel return adalah:
a) Ketertarikan atas return yang dihasilkan.
b) Keuntungan menarik dan kompetitif.
c) Keuntungan sesuai risiko.
d) Keuntungan investasi.
e) Keputusan berinvestasi.
f) Risiko dan timbal balik.
Pada penelitian ini akan digunakan tiga indikator yang akan
dimasukkan di dalam alat instrument penelitian yaitu ketertarikan atas
return yang dihasilkan, keuntungan menarik dan kompetitif serta
keuntungan sesuai risiko. Alasan tidak diambilnya tiga indikator lain
dikarenakan peneliti mengganggap bahwa tiga indikator tersebut sudah
direpresentasikan oleh tiga indikator yang diambil.
3. Behavioral Motivation
Dalam berinvestasi, investor memerlukan informasi-informasi yang
merupakan faktor-faktor penting sebagai dasar keputusan investasi.
21
Dimana sikap investor dalam melakukan investasi untuk memaksimalkan
kekayaan investor dengan cara menghindari risiko (economic factors) dan
keputusan investasi berdasarkan psikologi investor (behavioral
motivations). Behavioral motivation adalah melakukan pengambilan
keputusan investasi dengan berdasar pada psikologi atau objek yang
dipercaya oleh investor. Berdasarkan klasifikasi Nagy & Obenberger
(1994) dalam Kusumawati (2013: 30-35), behavioral motivations meliputi
self image/ firm image coincidence, social relevance, advocate
recommendation, dan personal financial needs.
a. Self/Firm Image
Self/firm image merupakan penilaian terhadap perusahaan yang
menerbitkan saham, meliputi informasi tentang reputasi perusahaan
posisi perusahaan pada industri yaitu termasuk market leader atau
market follower, new comers, perkiraan produk perusahaan dan
mengetahui etika-etika perusahaan. Self-image/firm image dapat
menjadi sebuah pertimbangan pada pengambilan keputusan investasi
untuk menilai apakah perusahan yang akan menjadi tempat investasi
tersebut layak atau belum layak (Rakhmatulloh dan Asandimitira,
2019: 797).
b. Social Relevance
Social relevance merupakan informasi tentang posisi saham
perusahaan di bursa saham dan tanggung jawab sosial perusahaan
yang meliputi informasi posisi saham dalam saham-saham yang
22
terdaftar pada bursa saham, jenis investasi yang beroperasi di area
lokal, jenis investasi yang beroperasi di area internasional dan bentuk
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.
c. Advocate Recommendation
Advocate recommendation merupakan sumber informasi
dalam membangun gagasan dan pemahaman berdasarkan
rekomendasi yang telah diberikan dengan memperhatikan kepentingan
dalam hasil pada kegiatan pokok investor. Para investor yang sudah
memiliki saham, dapat menanggapi rekomendasi dari seorang analis
dengan salah satu dari empat cara berikut, yaitu investor dapat
memegang saham atas rekomendasi penjualan, investor dapat menjual
saham berdasarkan rekomendasi tahan, investor dapat memegang
saham atas rekomendasi tahan, atau investor dapat menjual saham
berdasarkan rekomendasi penjualan (Mutswenje dan Jagongo, 2014:
96). Informasi tersebut bisa didapatkan dari rekomendasi broker,
rekomendasi atau pendapat dari teman dan keluarga.
d. Financial Needs
Personal financial needs jenis merupakan pengalaman
investor dalam melihat nilai investasi dan perhitungan pada
pengeluaran, yang meliputi informasi tentang target hasil dari
investasi untuk memenuhi keuangan pribadi, estimasi dana untuk
investasi, keinginan diversifikasi dengan membeli saham beda sektor,
melihat kembali kinerja portofolio saham yang dimiliki di masa yang
23
lalu, melihat alternatif investasi lain selain yang telah dimiliki dengan
melakukan perbandingan alternatif investasi selain saham.
Logika yang rasional menunjukkan bahwa ketika investor
dihadapkan dengan saham yang memiliki nilai yang tidak terlalu
menguntungkan di masa yang akan datang, investor mau tidak mau
harus menjual saham tersebut terlepas dari kondisi untung atau rugi
mereka saat ini. Namun, penelitian sebelumnya tentang penurunan
biaya dan peningkatan komitmen menunjukkan bahwa seseorang bisa
saja terjebak dalam kondisi kehilangan arah untuk bertindak bahkan
sampai dalam keadaan mereka rela untuk mengeluarkan uang lebih
demi mempertahankan sesuatu yang sudah buruk (Arkes dan Blumer
1985; Brockner 1992; Staw dan Hoang 1995). Jadi, ada kemungkinan
bahwa investor lebih suka untuk memegang saham yang kalah dan
bertaruh di masa depan daripada menjual saham tersebut dan
mengambil kerugian pasti dan bahkan mungkin menjadi lebih
berkomitmen untuk memegang stok saham yang lain (Mutswenje dan
Jagongo, 2014: 97).
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan dimensi self/firm
image dan advocate recommendation untuk mengukur variabel behavioral
motivation pada alat instrumen penelitian yang akan digunakan. Alasan
tidak diambilnya dua dimensi lain yaitu social relevance dan financial
needs dikarenakan apabila dilihat dari pengertian dimensi social relevance
dimensi tersebut tidak dapat diterapkan di dalam ruang lingkup peer to
24
peer lending syariah mengingat peer to peer lending syariah merupakan
salah satu instrumen investasi dengan konsep pembiayaan dan tidak
terdaftar di bursa saham, dan dimensi financial needs dianggap sudah
direpresentasikan dengan variabel lainnya di dalam penelitian ini yaitu
variabel ekspektasi return.
4. Kemajuan Teknologi
Secara harfiah teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“tecnologia” yang berarti pembahasan sistematik mengenai seluruh seni
dan kerajinan. Istilah tersebut memiliki akar kata “techne” dalam bahasa
Yunani kuno berarti seni (art), atau kerajinan (craft). Dari makna harfiah
tersebut, teknologi dalam bahasa Yunani kuno dapat didefinisikan
sebagai seni memproduksi alat-alat produksi dan menggunakannya.
Definisi tersebut kemudian berkembang menjadi penggunaan ilmu
pengetahuan sesuai dengan kebutuhan manusia. Teknologi dapat pula
dimaknai sebagai ”pengetahuan mengenai bagaimana membuat sesuatu”
(know-how of making things) atau “bagaimana melakukan sesuatu”
(know-how of doing things), dalam arti kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu dengan nilai yang tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai jualnya
(Martono, 2012 dalam Ngafifi, 2014: 36).
Henslin menjelaskan bahwa istilah teknologi dapat mencakup dua
hal. Pertama, teknologi menunjuk pada peralatan, yaitu unsur yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas. Teknologi merujuk pada peralatan
sederhana seperti sisir sampai yang sangat rumit seperti komputer.
25
Kedua, keterampilan atau prosedur yang diperlukan untuk membuat dan
menggunakan peralatan tersebut. Teknologi dalam kasus ini tidak hanya
merujuk pada prosedur yang diperlukan untuk membuat sisir dan
komputer, akan tetapi juga meliputi prosedur untuk memproduksi suatu
tatanan rambut yang dapat diterima, atau untuk dapat memasuki jaringan
internet (Martono, 2012 dalam Ngafifi, 2014: 36).
Menurut Suryana (2012: 22) teknologi adalah metode ilmiah untuk
mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula
diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia. Saat ini kita telah mengenal teknologi informasi dan teknologi
komunikasi (TIK). Teknologi informasi meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan alat sebagai alat bantu, manipulasi
dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah
segala sesuatu yang berkenaan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan memindahkan data dari perangkat satu ke perangkat
lainnya.
Berdasarkan uraian pendapat di atas maka kita dapat simpulkan
bahwa teknologi merupakan hasil olah pikir manusia yang pada akhirnya
digunakan lagi oleh manusia untuk mewujudkan berbagai tujuan
hidupnya. Teknologi juga merupakan hasil perkembangan rasionalitas
manusia. Ketika keberadaan teknologi dikembangkan dalam struktur
tindakan manusia, maka keberadaan teknologi juga dapat ditempatkan
26
dalam kerangka perkembangan rasionalitas manusia tersebut. Semenjak
itu, teknologi terus berkembang dan mempengaruhi di segala aspek
kehidupan kita, termasuk dalam dunia keuangan yaitu fintech atau
financial technology.
Davis (1989) menjelaskan tentang beberapa model yang dibuat
untuk menganalisa dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan penggunaan teknologi komputer salah satunya yaitu teori
Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM diadopsi dari model
TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang mempunyai
alasan dengan satu premis bahwa reaksi dan pandangan seseorang
terhadap sesuatu akan menentukan seperti apa sikap dan perilaku orang
tersebut. Reaksi dan pandangan pengguna teknologi informasi akan
mempengaruhi sikapnya ketika menerima teknologi tersebut. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu pandangan pengguna terhadap manfaat dan
kemudahan dalam menggunakan TI menjadikan perilaku pengguna
tersebut sebagai parameter dalam penerimaan teknologi (Tyas dan
Darma, 2017: 27).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu faktor
penerimaan TI yaitu kemudahan sebagai dimensi operasional serta
menambahkan dimensi perceived enjoyment atau kenyamanan yang
diadopsi dari penelitian Al-Gahtani (1999) yaitu dimensi yang
memprediksikan tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh pengguna
selama menggunakan sistem teknologi informasi. Alasan pengambilan
27
dua dimensi ini untuk digunakan di alat instrumen penelitian ialah
peneliti ingin mengukur sejauh mana investor merasakan kemudahan dan
kenyamanan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan
peer to peer lending syariah pada layanannya.
5. Investasi
Pengertian investasi menurut Ikatan Bankir Indonesia merupakan
suatu kegiatan dalam pemberian sejumlah dana/uang dari pemilik
dana/investor baik perseorangan maupun perusahaan kepada baik
perseorangan atau perusahaan/institusi guna mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang (Ikatan Bankir Indonesia, 2014: 103). Pendapat
lain mengatakan investasi adalah menanam modal (uang) dalam suatu
instrument investasi (portofolio investasi) dengan harapan di masa depan
nilai kekayaannya (assets) tersebut semakin meningkat dan besar
(Fathudin, 2017: 16). Adapun dalam perspektif syariah, investasi dapat
diartikan sebagai penempatan sejumlah dana/modal pada suatu instrumen
investasi untuk tujuan memperoleh keuntungan dan maslahah dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah (Masruroh, 2014: 84).
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin atau
bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi)
merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor
yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi
yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset
28
finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures
maupun ekuitas internasional (Tandelilin, 2017: 2).
Investasi pada umumnya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
(Fatihudin, 2017: 11):
a. Investasi di sektor properti (real assets)
Investasi yang dilakukan pada aset yang tampak secara nyata seperti
tanah, bangunan, dan yang secara permanen melekat pada tanah,
bangunan, dan yang secara permanen melekat pada tanah termasuk
apartemen, ruko, kondominium dan sebagainya.
b. Investasi di sektor keuangan (financial assets)
Investasi yang dilakukan pada surat berharga baik yang ada di pasar
uang (money market) seperti deposito, SBI, SBPU maupun surat
berharga di pasar modal (capital market) seperti saham, obligasi, dan
berbagai bentuk surat berharga pasar modal lainnya (Azis, et.al., 2017:
235).
6. Keputusan Investasi
Theory of Reasoned Action (Teori Niat untuk Berperilaku)
dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975 yang
menjelaskan bahwa perilaku dilakukan karena individu mempunyai niat
untuk melakukannya dan terkait pada kegiatan yang dilakukan atas
kemauan sendiri (volitional). Perilaku volitional didasarkan atas asumsi-
asumsi, yang pertama yaitu manusia melakukan sesuatu dengan cara yang
masuk akal. Kedua, manusia mempertimbangkan semua informasi.
29
Ketiga, secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan
implikasi tindakan mereka. Niat melakukan tindakan merupakan fungsi
dari dua perilaku dasar, yaitu berhubungan dengan faktor pribadi dan
yang lainnya berhubungan dengan pengaruh sosial (Sepyanto, 2013: 91).
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan (going process). Dalam melakukan keputusan
investasi, investor memerlukan informasi-informasi yang merupakan
faktor-faktor penting sebagai dasar untuk menentukan pilihan investasi.
Dari informasi yang ada, kemudian membentuk suatu model pengambilan
keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan
investor memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang
tersedia (Christanti dan Mahastanti, 2011: 38).
Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang
berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik.
Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu
(Tandelilin, 2010: 12-14):
1) Penentuan tujuan investasi.
Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda
tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya,
lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk
membayar dana pensiun nasabahnya di masa depan mungkin akan
memilih investasi pada portofolio reksa dana. Sedangkan bagi institusi
penyimpan dana seperti bank misalnya, mempunyai tujuan untuk
30
memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya investasi yang
dikeluarkan. Mereka biasanya lebih menyukai investasi pada sekuritas
yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran kredit yang
lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi.
2) Penentuan kebijakan investasi.
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk
memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai
dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision).
Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas aset yang tersedia saham, obligasi, real estate ataupun
sekuritas luar negeri. Investor juga harus memperhatikan berbagai
batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa
besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta
beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.
3) Pemilihan strategi portofolio.
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua
tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu
strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi
portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia
dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi
portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas
investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia
31
akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.
4) Pemilihan aset.
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah
pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap
ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin
dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari
kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan
return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau
sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat
risiko terendah.
5) Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.
Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi
pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran
tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses
benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap
indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja
portofolio yang telah ditentukan dibandingkan dengan kinerja
portofolio lainnya (portofolio pasar).
32
Sumber: Tandelilin, 2010: 13
Menurut Wulandari dan Iramani (2014: 57-60), keputusan investasi
adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan
modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang atau permasalahan bagaimana seseorang harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Adapun indikator
yang dapat membentuk variabel pengambilan keputusan investasi adalah:
a) Penggunaan pendapatan untuk investasi yang berisiko.
b) Investasi tanpa pertimbangan.
c) Investasi tanpa jaminan.
d) Investasi berdasarkan institusi perasaan.
1. Penentuan tujuan investasi
2. Penentuan Kebijakan Investasi
3. Pemilihan Strategi Portofolio
4. Pemilihan Aset
5. Pengukuran Evaluasi dan Kinerja Portofolio
Keputusan Alokasi Aset
Batasan jumlah dana, pajak
dan biaya pelaporan
Strategi Portofolio Aktif
Strategi Portofolio Pasif
Benchmarking terhadap
indeks portofolio pasar
Gambar 2.1
Proses Keputusan Investasi
33
Pada penelitian ini semua indikator tersebut akan digunakan dan
dimasukkan ke dalam alat instrument penelitian.
7. Fintech
Fintech merupakan gabungan sistem keuangan dengan teknologi
digital. Dalam prosesnya, teknologi mengubah cara pandang manusia
akan sistem keuangan secara konvensional menjadi lebih modern
(Adiningsih, et.al., 2019: 88). Fintech merupakan suatu bentuk inovasi
penting dalam industri keuangan yang berkembang dengan cepat,
didorong oleh pemerataan ekonomi, regulasi yang menguntungkan, dan
teknologi informasi. Fintech menjanjikan ekosistem baru industri
keuangan dimana dengan biaya rendah dapat memberikan layanan
keuangan yang berkualitas dan menciptakan lingkungan keuangan yang
lebih beragam dan stabil (Rumondang, et al., 2019: 4).
Definisi fintech menurut PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Finansial, merupakan penggunaan teknologi
dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi,
dan atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter,
stabilitas sistem keuangan, dan atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan
keandalan sistem pembayaran.
Sebelum industri fintech berkembang seperti sekarang yang kita
lihat sekarang ini, fintech mengalami sejarah awal kemunculan dan
beberapa tahapan perkembangan yang dialami. Berikut adalah sejarah
fintech dari tahun ke tahun (OJK, 2017) dalam Adiningsih (2019: 91):
34
Tabel 2.1
Sejarah Fintech di Dunia
1866-1967 Fintech 1.0 muncul di era pengembangan infrastruktur dan
komputerisasi sehingga membentuk jaringan keuangan
global.
1967-2008 Fintech 2.0 ditandai dengan mulainya era penggunaan internet
dan digitalisasi di sektor keuangan. Pada era ini tepatnya
tahun 2007, salah satu platform fintech Indonesia yaitu Doku,
berdiri sebagai penyesuaian proses pembayaran.
2008-sekarang Fintech 3.0 dan Fintech 3.5 menjadi penanda ketika bisnis
teknologi keuangan memanfaatkan momentum dari inovasi
teknologi, produk, model bisnis terkini serta perubahan
perilaku dari masyarakat.
Sumber : OJK, 2017 dalam Adiningsih (2019: 91)
Perkembangan fintech diawali pada era fintech 1.0 dengan
peletakan kabel telegraf transatlantik yang memberikan infrastruktur
fundamental untuk periode globalisasi keuangan yang kuat dari tahun
1866 sampai dengan 1913. Awal mula penggunaannya yaitu terletak di
negara Amerika. Pada tahun 1866 sampai dengan 1967 industri jasa
keuangan sebagian besar tetap analog.
Perkembangan fintech selanjutnya terjadi pada periode era 1967-
2008. Inovasi keuangan pada era ini mempengaruhi perilaku konsumen
keuangan terutama dengan mengurangi aktivitas konsumen untuk
berkunjung langsung ke lembaga keuangan. Automatic Teller Machine
(ATM), SWIFT yang digunakan untuk transfer luar negeri, telepon
seluler, dan internet banking adalah beberapa inovasi keuangan yang
mucul pada Fintech 2.0.
Pada tahun 2008 hingga saat ini adalah periode ketiga dari
perkembangan fintech, atau yang disebut era fintech 3.0 dan 3.5.
35
Peningkatan penggunaan jasa keuangan di dalam era ini meningkat
sangat tajam dikarenakan ada peningkatan jumlah penggunaan
smartphone. Di dalam area ini, ketergantungan konsumen terhadap
teknologi digital sangat tinggi. Perusahaan start-up di sektor jasa
keuangan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi digital untuk
mengembangkan aplikasi mobile dan website yang dapat mengakomodir
kebutuhan konsumen keuangan tanpa harus bepergian (Arner et al, 2016:
22-29).
Adapun perkembangan fintech di Indonesia jelas berbeda dengan
perkembangan fintech dunia, namun memiliki era-era perubahan yang
sama mengikuti perkembangan fintech dunia. Indonesia memulai
perkembangan fintech 1.0 pada tahun 1960. Pada tahun tersebut di
Indonesia mulai menggunakan telepon untuk memesan barang dan
kemudian barang tersebut akan dikirim melalui ekspedisi. Pada tahun
1980 di Indonesia mulai menggunakan sistem pencatatan yang digunakan
oleh perusahaan besar serta perbankan. Kemudian perkembangan
tersebut berlanjut hingga tahun 1990. Pada tahun tersebut Indonesia
mulai menggunakan sistem pencatatan yang terkomputerisasi karena
dianggap lebih mudah untuk mengarsip data yang diperlukan. Lalu pada
tahun 1987 diawali dengan Bank Niaga yang memiliki ATM pertama di
Indonesia, inovasi ini jelas sangat membantu masyarakat dalam bidang
keuangan.
Lalu masuk di era fintech 2.0 pada tahun 1990, pada tahun itu,
36
Indonesia mulai menggunakan internet. Bagi perusahaan yang ingin
menjual sahamnya dapat menjual saham tersebut secara online dan
interaksi jual beli tersebut dapat dilakukan melalui situs. Selain mulai
menggunakan ATM, pada tahun 1998 munculah internet banking untuk
mempermudah mereka yang ingin melakukan pembayaran. Fintech 2.0
ini terus berlanjut hingga tahun 2008 (Faryhanti dan Ghalyafif, 2020: 36-
37).
Memasuki era fintech 3.0 perusahaan start up pada bidang fintech
terus bermunculan. Hal ini terus berlanjut hingga pada bulan Maret 2020
Indonesia sudah memiliki 161 perusahaan fintech. Berikut perkembangan
fintech di Indonesia (Adiningsih, 2019: 91):
Tabel 2.2
Sejarah dan Perkembangan Fintech di Indonesia
2007 Munculnya Doku sebagai startup fintech pertama yang
bergerak di bidang payment gateaway di Indonesia. Doku
menyediakan layanan pembayaran elektronik dan manejemen
risiko pertama di Indonesia.
2008 Munculnya model keuangan baru melalui perangkat lunak
Bitcoin yang digagas oleh Satoshi Nakamoto (Jepang). Di
tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik.
2009 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan Nomor
11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik.
2010 Berdirinya Amartha, startup fintech pertama yang bergerak di
bidang peer to peer lending (P2P). Amartha memiliki target
khusus yaitu UMKM, dengan menyediakan pinjaman sebesar
tiga juta rupiah untuk memulai usahanya.
2013 Berdirinya Boreksa, marketplace yang memungkinkan user
dalam jual beli produk finansial reksadana secara online.
Berdiri pula KitaBisa.com yaitu fintech pertama yang
bergerak di bidang crowdfunding.
2014 Munculnya beberapa startup fintech yang lain seperti
DuitPintar dan HaloMoney.
2015 Berdirinya Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Pada
tahun yang sama Go-Jek mengeluarkan dompet digital yang
bernama Go-Pay.
37
2016 Masuknya fntech dari luar negeri ke Indonesia seperti
TrueMoney (Thailand), serta Xfers dan FinAccel (Singapura).
Pada tahun yang sama, OJK mengeluarkan aturan mengenai
P2P Lending.
2017 Bank Indonesia melarang penggunaan Bitcoin dengan
mengeluarkan Peraturan BI No. 19/12/PBI/2017 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Nasional.
Sumber : Adiningsih, 2019: 91
Selayaknya industri lainnya, industri fintech juga perlu memiliki
regulasi atau aturan atau payung hukum guna melindungi kegiatan
operasionalnya. Seiring berkembangnya zaman, maka diperlukan regulasi
yang dapat menghindari industri fintech ini dari berbagai macam resiko
yang dapat terjadi di masa yang akan datang. Regulasi yang mengatur
industri fintech di Indonesia yaitu sebagai berikut: (Njatrijani, 2019: 467-
469)
1. Otoritas Jasa Keuangan
Sebagai langkah awal, OJK telah mengeluarkan POJK No. 77/
POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi (POJK P2P Lending) yang kemudian memiliki
peraturan turunan berupa Surat Edaran OJK (SEOJK) No. 18/
SEOJK.02/2017. POJK ini mengatur mengenai bentuk hukum
perusahaan, ketentuan layanan dan persyaratan wajib usaha fintech
P2P lending. Hal tersebut dikarenakan OJK melihat urgensi hadirnya
ketentuan yang mengatur fintech pinjam-meminjam, memperhatikan
masih kuatnya budaya pinjam-meminjam (utang) di masyarakat
Indonesia.
38
Setelah berlakunya POJK nomor 77/POJK.01/2016 tentang
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, OJK
juga mengeluarkan ketentuan tentang pelaksanaan tata kelola dan
manajemen risiko teknologi informasi pada layanan pinjam meminjam
uang berbasis teknologi dalam SEOJK Nomor : 18/ SEOJK.02/2017
yang mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 18 April 2017.
Ruang lingkup yang diatur meliputi penempatan pusat data dan
pemulihan bencana serta rencana pemulihan bencana, tata kelola
sistem elektronik dan teknologi informasi yang meliputi rencana
strategis sistem elektronik, sumber daya manusia, dan pengelolaan
perubahan teknologi informasi, alih kelola teknologi, pengelolaan data
dan informasi, pengelolaan risiko teknologi informasi, pengamanan
sistem elektronik, penanganan insiden dan ketahanan terhadap
gangguan, penggunaan tanda tangan elektronik, ketersediaan layanan
dan kegagalan transaksi dan keterbukaan informasi produk dan
layanan.
2. Bank Indonesia
Bank Indonesia sebagai regulator sistem pembayaran telah
mengeluarkan peraturan terkait fintech di Indonesia melalui PBI No.
11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money). PBI
tersebut telah diubah sebanyak dua kali yaitu dengan PBI No. 16/8/
PBI/2014 dan PBI No. 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik (PBI
E-Money). Berdasarkan PBI E-Money, Uang Elektronik (Electronic
39
Money) didefinisikan sebagai alat pembayaran yang memenuhi
beberapa unsur yaitu diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor
terlebih dahulu kepada penerbit, nilai uang disimpan secara elektronik
dalam suatu media server atau chip, digunakan sebagai alat
pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang
elektronik tersebut, dan nilai uang elektronik yang dikelola oleh
penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
3. Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik
Salah satu perlindungan konsumen yang diatur dalam UU
ITE adalah mengenai perlindungan data pribadi. UU ITE
mewajibkan penggunaan setiap informasi melalui media
elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang, harus
dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan. UU ITE
juga mewajibkan setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan
sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem secara andal
dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem
elektronik sebagaimana mestinya.
b) Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Informasi
40
Dalam peraturan ini diatur tentang sistem manajemen
pengamanan informasi dengan menetapkan batasan istilah yang
digunakan dalam pengaturannya. Materi pokoknya memuat
kategorisasi sistem elektronik, standar sistem manajemen
pengamanan informasi, penyelenggaraan sistem elektronik,
sertifikat sistem manajemen pengamanan informasi, lembaga
sertifikasi, penerbitan sertifikat, pelaporan hasil sertifikasi, dan
pencabutan sertifikat, penilaian mandiri, pembinaan, pengawasan,
dan ketentuan sanksi.
c) Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data
Pribadi Dalam Sistem Elektronik
Dalam peraturan ini diatur tentang perlindungan data
pribadi dalam sistem elektronik dengan menetapkan batasan
istilah yang digunakan dalam pengaturannya. Perlindungan Data
Pribadi dalam Sistem Elektronik mencakup perlindungan
terhadap perolehan, pengumpulan, pengolahan, penganalisisan,
penyimpanan, penampilan, pengumuman, pengiriman,
penyebarluasan, dan pemusnahan data pribadi. Perolehan dan
pengumpulan data pribadi, pengolahan dan penganalisisan data
pribadi, penyimpanan data pribadi, penampilan, pengumuman,
pengiriman, penyebarluasan, dan/atau pembukaan akses data
pribadi, pemusnahan data pribadi, diatur pada Bab II Peraturan
41
Menteri ini terkait Perlindungan. Selain itu Peraturan Menteri ini
juga mengatur terkait hak pemilik data pribadi, kewajiban
pengguna, kewajiban penyelenggara sistem elektronik,
penyelesaian sengketa, peran pemerintah dan masyarakat,
pengawasan dan sanksi administratif.
d) Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Uji Coba Teknologi
Komunikasi, Informatika Dan Penyiaran
Dalam Peraturan Menteri ini, uji coba diselenggarakan
dengan tujuan untuk melakukan penelitian aspek teknis dan aspek
non teknis terkait penyelenggaraan telekomunikasi, informatika,
dan penyiaran. Aspek teknis antara lain dapat meliputi kinerja
sistem, alat, dan perangkat dan aspek non teknis antara lain
meliputi model bisnis penyelenggaraan. Uji coba diselenggarakan
oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan dapat dibantu
oleh pemangku kepentingan. Penyelenggaraan uji coba ditetapkan
dengan Keputusan Menteri. Uji coba bersifat tidak komersial dan
berbatas waktu.
Menurut Adiningsih (2019: 89-90), secara umum ada beberapa
jenis fintech yang berkembang di Indonesia diantaranya yaitu online
payment, pinjaman peer to peer, teknologi asuransi atau insuretech,
aggregator, crowdfunding, dan lain-lain.
42
1) Online payment berfokus memberikan layanan sistem pembayaran
yang diselenggarakan oleh industri perbankan, seperti Sistem
Kliring Nasional BI (SKNBI), BI Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS), dan BI-SSSS. Contoh fintech sektor ini adalah Doku
dan iPaymu.
2) Peer to peer lending merupakan fintech yang menjadi platform
pertemuan antara investor/pemberi pinjaman dan pencari
pinjaman. Investor mendapat sedikit keuntungan dari dana yang
akan dipinjamkan. Contoh fintech ini adalah Modalku, Amartha,
Investree, dan KoinWorks.
3) Insuretech merupakan inovasi teknologi yang didesain untuk
menekan penghematan dan efisiensi dari model industri asuransi.
Insuretech adalah asuransi teknologi yang terinspirasi dari fintech.
Contoh perusahaan fintech ini adalah pasarpolis.com
4) Aggregator merupakan fintech yang telah mengumpulkan dan
mengolah data-data yang dimanfaatkan oleh konsumen dalam
pengambilan keputusan. Contoh fintech di sektor ini adalah
Cekaja, KreditGogo, Tunaiku, dan Cermati.
5) Crowdfunding merupakan praktik penggalangan dana dari banyak
orang untuk memodali suatu proyek atau usaha yang dilakukan
melalui internet. Contoh fintech yang berkembang adalah
kitabisa.com dan wujudkan.com.
43
B. Penelitian Terdahulu
Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan
dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas.
Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas mengenai persepsi risiko,
ekspektasi return, behavioral motivation, kemajuan teknologi dan keputusan
investasi, yakni:
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No. Judul Penulis
(Tahun) Hasil Persamaan Perbedaan
1. Effect of
Risk
Perception
and Risk
Tolerance
on
Investors'
Decision
Making in
Tehran
Stock
Exchange
Moham-
mad Reza
Baghani
dan
Parastoo
Sedaghat
(2014)
Variabel
persepsi
risiko dan
toleransi
risiko
berpengaruh
secara
langsung
dan positif
terhadap
keputusan
investasi di
bursa efek
Tehran.
Meneliti
pengaruh
persepsi
risiko
terhadap
keputusan
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
2. An
Analysis
of Factors
Influen-
cing
Investment
Decision
Making in
Indone-
sia’s
Capital
Market
Annisa
Rachmah
Syawiyan-
ti dan Adi
Kuswanto
(2019)
Hasil
penelitian
menunjuk-
kan bahwa
analisis
fundamental
dan
pengetahu-
an tentang
investasi
berpengaruh
terhadap
keputusan
investasi.
Sedangkan
Meneliti
pengaruh
variabel
return
terhadap
keputusan
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
44
return on
investment
tidak
berpengaruh
terhadap
keputusan
investasi.
3. An Assess-
ment
Study on
the
Factors
Influen-
cing the
Individual
Investor
Decision
Making
Behavior
Dr.
Taqadus
Bashir,
Ms.
Scholar
Aaqiba
Javed, Ms.
Scholar
Arslan Ali
Butt, Ms.
Scholar
Nazish
Azam, Ms.
Scholar
Ayesha
Tanveer,
Ms.
Scholar
Irtaza
Ansar
(2013)
Variabel
behavioral
motivation
berpengaruh
terhadap
keputusan
investasi
investor
individual.
Meneliti
pengaruh
variabel
behavioral
motivation
terhadap
keputusan
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
4. Pengaruh
Pelatihan
Pasar
Modal,
Return,
Persepsi
Risiko,
Gender,
dan
Kemajuan
Teknologi
pada
Minat
Investasi
Mahasis-
Timothius
Tandio
dan A. A.
G. P.
Widanaput
ra (2016)
Pelatihan
pasar
modal dan
return
mempenga-
ruhi minat
investasi
secara
signifikan
dan variabel
persepsi
risiko,
gender dan
kemajuan
teknologi
Meneliti
pengaruh
return, per-
sepsi risiko
dan
kemajuan
teknologi
pada minat
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
45
wa tidak
mempenga-
ruhi minat
investasi
secara
signifikan.
5. Pengaruh
Modal
Investasi
Minimal
di BNI
Sekuritas,
Return
dan
Persepsi
Terhadap
Risiko
pada
Minat
Investasi
Mahasis-
wa,
dengan
Penghasi-
lan ebagai
Variabel
Moderasi
Daniel
Raditya
T., I Ketut
Budiartha
dan I
Made
Sadha
Suardikha
(2014)
Hasil
penelitian
menunjuk-
kan dana
investasi
minimum
tidak
mempenga-
ruhi
kepentingan
variabel
investasi.
Persepsi
risiko dan
imbalan
yang
mempenga-
ruhi minat
investasi.
Upah tidak
bisa
menjadi
variabel
moderat.
Meneliti
pengaruh
variabel
persepsi
risiko dan
return
terhadap
minat
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
6. Modal
Investasi
Awal dan
Persepsi
Risiko
dalam
Keputusan
Berinves-
tasi
Ni
Nyoman
Sri
Rahayu
Trisna
Dewi,
Komang
Fridagusti-
na
Adnantara,
dan Gde
Herry
Sugiarto
Asana
(2017)
Hasil
penelitian
menunjuk-
kan bahwa
persepsi
atas risiko
dan modal
investasi
minimal
berpengaruh
terhadap
minat
berinvestasi
di pasar
modal.
Meneliti
pengaruh
variabel
persepsi
risiko
terhadap
keputusan
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
7. Pengaruh Afriani Overconfi- Meneliti Meneliti
46
Overconfi-
dence,
Accoun-
ting
Informa-
tion, dan
Behaviou-
ral
Motiva-
tion
terhadap
Keputusan
Investasi
Di Kota
Surabaya
Dwi
Rakhma-
tulloh dan
Nadia
Asandimi-
tra (2019)
dence,
accounting
information,
dan
self/firm
image tidak
berpengaruh
dalam
keputusan
investasi.
Social
relevance,
advocate
recommen-
dation, dan
personal
financial
needs
berpengaruh
terhadap
keputusan
investasi.
pengaruh
variabel
behavioral
motivation
terhadap
keputusan
investasi.
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
8. Faktor
Demogra-
fi, Econo-
mic Fac-
tors dan
Behavioral
Motiva-
tion
Dalam
Pertimba-
ngan
Keputusan
Investasi
di
Surabaya
Melisa
Kusuma-
wati
(2013)
Faktor
personal
financial
needs
merupakan
faktor yang
paling
dipertim-
bangkan
dalam
keputusan
investasi
dan terdapat
hubungan
antara usia,
pendidikan,
dan
pendapatan
dengan
faktor self
atau firm
image
coincidence
Meneliti
pengaruh
variabel
behavioral
motivation
terhadap
keputusan
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
9. Faktor- Natalia Faktor yang Meneliti Meneliti
47
Faktor
yang
Dipertim-
bangkan
Investor
dalam
Melaku-
kan
Investasi
Christanti
dan Linda
Ariany
Mahas-
tanti
(2011)
banyak
dipertim-
bangkan
investor
dalam
melakukan
investasi
adalah
neutral
information,
accounting
information,
dan aspek
demografi
juga
mempenga-
ruhi
keputusan
investasi
investor.
pengaruh
variabel
behavioral
motivation
terhadap
keputusan
investasi.
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
10. Pengaruh
Motivasi
dan
Kemajuan
Teknologi
Terhadap
Minat
Investasi
Saham
Bayu Tri
Cahya dan
Nila Ayu
Kusuma
W. (2019)
Hasil
penelitian
ini
menunjuk-
kan bahwa
motivasi
investasi
dan
kemajuan
teknologi
berpengaruh
terhadap
minat
investasi
dalam
kampanye
“Yuk
Nabung
Saham”
pada
generasi Y
di kota
Kudus.
Meneliti
pengaruh
kemajuan
teknologi
terhadap
minat
investasi.
Meneliti
pengaruh
terhadap
keputusan
investasi di
perusahaan
peer to peer
lending
syariah.
48
C. Kerangka Pemikiran
Pengaruh Persepsi Resiko, Ekspektasi Return, Behavioral Motivation dan
Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi pada Peer To Peer Lending
Syariah
Persepsi Resiko (X1)
Ekspektasi Return (X2)
Behavioral Motivation (X3)
Kemajuan Teknologi (X4)
Keputusan Investasi (Y)
Uji Kualitas Data :
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik :
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedastisitas
Regresi Linear Berganda
Uji Hipotesis :
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Penelitian dan Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
49
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis
1. Hubungan antara Persepsi Resiko terhadap Keputusan Investasi
Menurut Jusuf (2018: 49), persepsi risiko adalah tanggapan
seseorang terhadap hal yang kurang menyenangkan, merugikan, dan
membahayakan dari sebuah perbuatan. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, Komang
Fridagustina Adnantara dan Gde Herry Sugiarto Asana (2017) variabel
persepsi risiko berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi.
Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Timothius Tandio A. A. dan
G. P. Widanaputra (2016) menunjukkan kebalikannya yaitu variabel
persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi
dikarenakan responden cenderung tidak memerhatikan faktor risiko
sebagai pertimbangan keputusan investasi.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap keputusan
investasi di peer to peer lending syariah.
H01 : Tidak terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap keputusan
investasi di peer to peer lending syariah.
2. Hubungan antara Ekspektasi Return terhadap Keputusan Investasi
Ekspektasi return merupakan harapan seorang investor untuk
mendapatkan keuntungan sesuai yang diinginkan atas penempatan
dananya dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
50
Daniel Raditya T, I Ketut Budiartha dan I Made Sadha Suardikha (2014)
dan Tandio A. A. dan G. P. Widanaputra (2016) menyatakan bahwa
return berpengaruh terhadap keputusan investasi. Namun hasil penelitian
tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa
Rachmah Syawiyanti dan Adi Kuswanto (2019) yang menyatakan
bahwa return on investment tidak berpengaruh terhadap keputusan
investasi.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha2 : Terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap keputusan
investasi di peer to peer lending syariah.
H02 : Tidak terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap
keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
3. Hubungan antara Behavioral Motivation terhadap Keputusan
Investasi
Menurut Kusumawati (2013), behavioral motivation adalah
melakukan pengambilan keputusan investasi dengan berdasar pada
psikologi atau objek yang dipercaya oleh investor. Rakhmatulloh dan
Asandimitra (2019) melakukan penelitian mengenai keputusan investasi
di kota Surabaya. Mereka menemukan bahwa beberapa indikator dari
variabel behavioral motivation ini berpengaruh terhadap keputusan
investasi salah satunya yaitu advocate recommendation. Namun, ada pula
beberapa indikator yang justru tidak berpengaruh terhadap keputusan
51
investasi salah satunya yaitu self/firm image.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha3 : Terdapat pengaruh antara behavioral motivation terhadap
keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
H03 : Tidak terdapat pengaruh antara behavioral motivation terhadap
keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
4. Hubungan antara Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan
Investasi
Kehadiran teknologi sejatinya bertujuan untuk memudahkan segala
aktivitas manusia. Teknologi membantu memangkas berbagai persoalan
seperti jarak dan waktu yang bisa diatasi dengan teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu Tri
Cahya dan Nila Ayu Kusuma W. (2019) menunjukkan bahwa kemajuan
teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat investasi.
Namun hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Timothius Tandio A. A. dan G. P. Widanaputra (2016) yang
menyatakan bahwa kemajuan teknologi tidak berpengaruh terhadap
minat investasi. Ketersediaan sarana dan prasarana ternyata tidak
mempengaruhi minat investasi.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha4 : Terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi terhadap keputusan
52
investasi di peer to peer lending syariah.
H04 : Tidak terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi terhadap
keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011: 90). Populasi juga merupakan keseluruhan pengamatan yang diperoleh
dari percobaan atau penelitian (Christianus, 2010: 45). Populasi yang
digunakan di dalam penelitian ini yaitu seluruh investor atau lender yang
menempatkan dananya atau memberikan pembiayaan di platform peer to peer
lending syariah.
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011:91). Sebagai bagian dari populasi, sampel
memberikan gambaran yang benar mengenai populasi (Gulo, 2010: 78).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sample (sampel acak) yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi yang dipilih menjadi sampel (Sutopo dan Slamet, 2017: 34).
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling yaitu pengambilan sumber informasi yang didasarkan
pada maksud atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Yusuf. 2017:
369). Pada penelitian ini peneliti menetapkan kriteria responden yaitu sebagai
54
berikut:
1. Investor atau lender peer to peer lending syariah yang pernah
menempatkan dananya atau memberikan pembiayaan di platform peer to
peer lending syariah.
2. Investor atau lender peer to peer lending syariah yang berdomisili di
daerah Jabodetabek.
Alasan penentuan kriteria sampel ini yaitu menyesuaikan dengan
daerah domilisi peneliti demi kemudahan dan efisiensi penelitian, serta
provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten masuk ke dalam 5 besar
provinsi dengan jumlah rekening lender atau investor terbanyak selain Jawa
Timur dan Jawa Tengah.
Roscoe dalam (Sugiyono, 2005: 102) memberikan saran untuk ukuran
sampel dalam penelitian bahwa sampel yang layak dalam penelitian adalah 30
sampai dengan 500 responden. Berdasarkan pendekatan di atas dan
keterbatasan peneliti serta pertimbangan teknis di lapangan maka sampel dari
penelitian ini ditentukan sebanyak 80 orang responden yang merupakan
investor yang pernah memberikan pembiayaan di platform peer to peer
lending syariah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
dalam rentang waktu dari pengajuan judul penelitian hingga selesainya
penelitian terhitung dari Januari 2020 hingga Agustus 2020.
55
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan peneliti yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2017: 132).
Data primer pada penelitian ini akan diperoleh dari hasil jawaban daftar
pernyataan mengenai masing-masing variabel yaitu persepsi risiko,
ekspektasi retun, behavioral motivation, kemajuan teknologi dan
keputusan investasi yang akan diuraikan di dalam kuesioner. Pada
penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah investor atau lender
yang berinvestasi di peer to peer lending syariah yang berdomisili di
daerah Jabodetabek.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin, 2017: 132). Peneliti
memperoleh data sekunder yang berkaitan dengan penelitian bersumber
dari buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet, dan perangkat lain
yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Kuesioner atau sering pula disebut angket adalah metode
56
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi atau mengajukan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden
(Herlina, 2019: 1).
Kuesioner di dalam penelitian ini akan menggunakan skala Likert.
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap
atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau
fenomena sosial (Herlina, 2019: 6). Skala Likert menggunakan beberapa butir
pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan
pada setiap butir pertanyaan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), dan nantinya akan
diberikan bobot nilai 5 untuk titik pilihan tertinggi dan nilai 1 untuk yang
terendah maupun sebaliknya.
E. Metode Pengolahan Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif membahas cara-cara pengumpulan, peringkasan,
penyajian data sehingga diperoleh informasi yang lebih mudah dipahami.
Informasi yang dapat diperoleh dengan statistik deskriptif antara lain
pemusatan data (range, simpangan rata-rata, varians dan simpangan
baku), kecenderungan suatu gugus data dan ukuran letak (kuartil, desil
dan persentil) (Muchson, 2017: 6-7). Beberapa hal yang termasuk ke
dalam bagian ini adalah mengumpulkan data, mengolah data, menganalisa
data serta menyajikannya (Ghozi dan Sunindyo, 2015: 2). Peneliti
57
menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 untuk melakukan analisis
statistik deskriptif di dalam penelitian ini. Adapun hasil pembahasan
analisis statistik deskriptif yang akan diuraikan yaitu:
a. Hasil pembahasan statistik deskriptif mengenai karakteristik
responden penelitian secara keseluruhan berdasarkan usia, jenis
kelamin, status menikah, pendidikan, lama investasi, pendapatan
dalam 1 tahun dan di perusahaan apa para investor berinvestasi.
b. Hasil pembahasan statistik deskriptif mengenai sebaran jawaban
responden dan seberapa jauh variasi jawaban responden dari setiap
indikator dalam penelitian ini.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah isi
instrumen yang digunakan di dalam penelitian memiliki validitas yang
tinggi atau tidak. Validitas perlu dilakukan untuk mengukur
kesesuaian alat ukur yang digunakan oleh eksperimenter (Pramesti,
2014: 39). Instrumen yang valid adalah instrumen yang bisa mengukur
apa yang diukur (Sarmanu, 2017: 9). Untuk menentukan apakah suatu
item layak digunakan atau tidak adalah dengan melakukan uji
signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi α=5% yang
artinya suatu item dapat dianggap valid jika berkorelasi signifikan
terhadap skor total item. Uji validitas di dalam penelitian ini
58
menggunakan Korelasi Pearson, yang dimana hasil validitasnya dapat
diketahui apabila r tabel lebih kecil daripada r hitung (Herlina, 2019:
58).
b. Uji Reliabilitas
Selain membutuhkan data yang valid, data penelitian juga harus
reliabel. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila hasil
pengukuran instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya
pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu
yang berlainan (dengan kondisi yang sama) (Pramesti, 2014: 42).
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan ukuran
yang konsisten. Uji reliabilitas di dalam penelitian ini dilakukan
dengan rumus Cronbach’s Alpha. Secara umum, pengambilan
keputusan uji reliabilitas dapat dikategorikan menjadi (Herlina, 2019:
70):
1) Nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 = reliabilitas buruk.
2) Nilai Cronbach’s Alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima.
3) Nilai Cronbach’s Alpha > 0,8 = reliabilitas baik.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk menilai apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki nilai residual yang berditribusi normal (Ansofino, et.al.,
59
2016: 94). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji One Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan
menggunakan taraf signifikansi α=5%. Untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak adalah dengan memperhatikan angka
pada Asymp.Sig. (2-tailed). Akan ada dua macam asumsi berdasarkan
angka signifikansi tersebut, yaitu:
a) Data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05.
b) Data terdistribusi tidak normal apabila nilai signifikansi (p) < 0,05
(Sufren dan Natanael, 2014: 68).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk melihat ada
atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas
dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang
tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu
(Ansofino, et.al., 2016: 94). Uji multikolinieritas yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (variance
inflation factor) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10
dan nilai tolerance tidak kurang 0,1 maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinieritas, VIF = 1/tolerance, jika VIF = 10,
maka tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah
tolerance.
60
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana
terdapat kesamaan varians dari residual pengamatan satu ke
pengamatan yang lain (Ansofino, et.al., 2016: 94). Pada penelitian ini,
uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode uji White. Uji White
didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan
mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom (df)
sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi
auxiliary. Nilai hitung chi-squares (x2) dapat dicari dengan formula
sebagai berikut:
𝑛. 𝑅2 ≈ 𝑥2df
Dasar kriteria dalam pengambilan keputusannya yaitu:
1) Jika nilai chi-squares hitung (𝑛. 𝑅2) lebih besar dari nilai 𝑥2
kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (ɑ) maka terdapat
heteroskedastisitas.
2) Jika nilai chi-squares hitung (𝑛. 𝑅2) lebih kecil dari nilai 𝑥2
dengan derajat kepercayaan tertentu (ɑ) maka tidak
mengandung masalah heteroskedastisitas (Nuryanto dan
Pambuko, 2019: 57).
61
3. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan uji F berdasarkan nilai signifikansi. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji F berdasarkan nilai signifikansi adalah jika nilai
signifikansi <0,05 maka variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan berlaku
sebaliknya (Hantono, 2018: 72-73).
b. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan uji t berdasarkan nilai signifikansi. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji t berdasarkan nilai signifikansi adalah jika nilai
signifikansi <0,05 maka variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan berlaku
sebaliknya (Hantono, 2018: 74-75).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menyatakan proporsi keragaman pada
variabel bergantung yang mampu dijelaskan oleh variabel
penduganya. Nilai R2 berkisar antara 0-1, nilai R2 yang semakin
mendekati 1 menunjukkan pengaruh variabel penduga terhadap
variabel bergantung yang semakin kuat. Sebaliknya, semakin
62
mendekati 0 menunjukkan pengaruh yang semakin lemah (Wahyono,
2010: 29).
4. Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda dapat didefinisikan sebagai pengaruh antara lebih
dari 2 variabel, dimana terdiri dari 2 atau lebih variabel independen dan 1
variabel dependen dan juga digunakan untuk membangun persamaan dan
menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)
(Kurniawan, 2010). Adapun model regresi berganda yang digunakan di
dalan penelitian ini menggunakan rumus persamaan matematis sebagai
berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε
Keterangan:
Y = Keputusan Investasi
X1 = Persepsi risiko β1 = Koefisien X1
X2 = Ekspektasi return β2 = Koefisien X2
X3 = Behavioral motivation β3 = Koefisien X3
X4 = Kemajuan teknologi β4 = Koefisien X4
63
D. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian Dimensi Indikator
Skala
Ukur
Persepsi
Risiko
(X1)
(Pavlou,
2003)
Adanya risiko
tertentu
1. Investasi di perusahaan ini memiliki
beberapa risiko tertentu yang tidak
bisa saya hindari dan harus saya
tanggung
Likert
Mengalami
kerugian
2. Saya akan mengalami kerugian
formil dan materil jika berinvestasi di
sini
3. Berinvestasi di perusahaan ini belum
tentu sepenuhnya aman
Pemikiran
berisiko
4. Saya khawatir data-data saya tidak
sepenuhnya terjaga dengan baik
5. Saya merasa investasi di perusahaan
ini memiliki banyak ketidakpastian
di dalamnya
Ekspektasi
Return
(X2)
(Aini et.al.,
2019)
Ketertarikan
atas return yang
dihasilkan
6. Tingkat return yang ditawarkan oleh
perusahaan ini cukup menarik
Likert
7. Saya tertarik akan gambaran return
yang dihasilkan dari dana investasi
saya
Keuntungan
menarik dan
kompetitif
8. Keuntungan investasi di perusahaan
ini cukup menarik dan kompetitif
dengan perusahaan lainnya
Keuntungan
sesuai risiko
9. Tingkat keuntungan dan risiko yang
dimiliki perusahaan ini bisa saya
terima
10. Keuntungan yang ditawarkan
sebanding dengan risiko yang
dimiliki
Behavioral
Motivation
(X3)
(Nagy dan
Self/Firm Image
11. Saya memperhatikan reputasi
perusahaan Likert
12. Saya menilai etika perusahaan secara
keseluruhan
64
Variabel
Penelitian Dimensi Indikator
Skala
Ukur
Obenberger,
1994)
13. Saya mempertimbangkan bagaimana
kualitas produk dan pelayanan
perusahaan
Advocate
Recommenda-
tion
14. Rekomendasi dari teman atau teman
kerja mempengaruhi keputusan
investasi saya
15. Pendapat keluarga atau orang
terdekat mempengaruhi keputusan
investasi saya
Kemajuan
Teknologi
(X4)
(Davis,
1989 dan
Al-Gahtani,
1999)
Kemudahan
16. Kemajuan teknologi memberikan
kemudahan dalam berinvestasi
Likert
17. Teknologi yang diterapkan mudah
saat dijalankan
18. Teknologi yang diterapkan dapat
dijalankan oleh semua kalangan usia
Kenyamanan
19. Kemajuan teknologi memberikan
kenyamanan dalam berinvestasi
20. Teknologi yang diterapkan nyaman
saat digunakan
Keputusan
Investasi
(Y)
(Wulandari
dan
Iramani,
2014)
Penggunaan
pendapatan
untuk investasi
yang berisiko
21. Saya tidak akan mengalokasikan
pendapatan saya untuk melakukan
investasi yang berisiko
Likert
Investasi tanpa
pertimbangan
22. Saya tidak akan berinvestasi tanpa
melalui pertimbangan terlebih dahulu
23. Saya tidak akan berinvestasi sebelum
mengetahui bagaimana dana
investasi saya digunakan
Investasi tanpa
jaminan
24. Saya tidak akan melakukan investasi
tanpa jaminan yang sepadan
Investasi
berdasarkan
intuisi/perasaan
25. Saya melakukan investasi hanya
mengikuti intuisi atau perasaan saya
saja
65
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Peer to Peer Lending Syariah
a. Pengertian
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77
/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi, Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan
untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman
dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata
uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan
menggunakan jaringan internet. Seiring berkembangnya halal life style
yang semakin menyeruak di kalangan masyarakat dan kebutuhan akan
transaksi lembaga keuangan yang aman dan halal, maka layanan
pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi menyediakan
layanan berbasis syariah untuk menjawab tantangan ekonomi saat ini.
Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang
Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan
Prinsip Syariah, Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi
Berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa
keuangan berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau
66
menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaan
dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik
dengan menggunakan jaringan internet. Pengertian layanan
pembiayaan berbasis teknologi informasi dengan prinsip syariah
artinya bahwa dalam melakukan pembiayaan harus disesuaikan
dengan prinsip syariah sehingga terhindar dari adanya riba ataupun
penanggungan kerugian yang tidak sesuai dengan syariah (Wulandari,
2018).
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
per Mei 2020, perusahaan yang bergerak di layanan peer to peer
lending syariah ini berjumlah 12 entitas perusahaan yaitu:
1) PT. Investree Radhika Jaya (Investree). Investree ini memiliki
layanan konvensional dan syariah di dalamnya. Ia menyalurkan
produk-produk pembiayaannya bagi para UKM (Usaha Kecil dan
Menengah).
2) PT. Ammana Fintek Syariah (Ammana). Ammana adalah fintek
syariah pertama di Indonesia. Ia menyalurkan pendanaannya
kepada para pelaku usaha dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) dengan sistem non direct funding yaitu para pelaku
UMKM diwajibkan untuk menjadi anggota dari mitra keuangan
mikro syariah Ammana yang berfungsi sebagai lembaga kurasi
kelayakan usaha UMKM.
3) PT. Alami Fintek Sharia (ALAMI). ALAMI menyalurkan produk-
67
produk pembiayaannya kepada para UKM. Skema yang dijalankan
yaitu ALAMI akan menerima pengajuan pendanaan anjak piutang
(invoice financing) dari UKM kepada ALAMI. Invoice financing
di ALAMI merupakan pembiyaan dalam bentuk jasa pengurusan
penagihan piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik
disertai atau tanpa disertai talangan (qard) yang diberikan kepada
pelaku usaha yang memilik tagihan kepada pihak ketiga (payor).
4) PT. Dana Syariah Indonesia (Dana Syariah). Dana Syariah
merupakan fintech peer to peer financing yang berfokus kepada
pendanaan properti.
5) PT. Syarfi Teknologi Finansial (Syarfi).
6) PT. Duha Madani Syariah (Duha Syariah). Duha Syariah
memberikan pembiayaan untuk konsumtif (pembelian barang dan
jasa), perjalanan umroh dan wisata halal dan pembiayaan
produktif (invoice financing).
7) PT. Qazwa Mitra Hasanah (Qazwa). Qazwa memberikan
pembiayaannya kepada para pelaku UMKM dengan skema supply
chain financing (SCF). SCF adalah bentuk kemitraan dengan
pihak-pihak tertentu dengan cara memberikan kredit jangka
pendek. Qazwa dalam hal ini masuk untuk membantu pelaku
UMKM dan supplier. Skema SCF yang ada di Qazwa
memungkinkan para pelaku UMKM yang berperan sebagai
pembeli untuk memperpanjang persyaratan pembayaran kepada
68
para supplier atau pemasok. Dan pemasok tidak perlu khawatir
terhadap arus kas yang dimiliki karena mereka akan mendapatkan
pembayaran lebih awal.
8) PT. Maslahat Indonesia Mandiri (BSalam). Bsalam adalah portal
peer to peer financing berbasis syariah yang berfokus pada
pendanaan modal kerja Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh
(PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
9) PT. Ethis Fintek Indonesia (ETHIS). ETHIS yaitu penyelenggara
peer to peer syariah yang melakukan kegiatan pembiayaan di
bidang real estate dan infrastruktur.
10) PT. Kapital Boost Indonesia (Kapital Boost). Kapital Boost adalah
platform pembiayaan peer to peer syariah yang lahir di Singapura
dan berhasil terdaftar di OJK pada tahun 2019 untuk membantu
UKM dalam mendapatkan pembiayaan yang syariah.
11) PT. Piranti Alphabet Perkasa (PAPITUPI Syariah). PAPITUPI
Syariah adalah perusahaan fintech lending syariah yang
memberikan pembiayaan kepada para karyawan perusahaan atau
koperasi perusahaan yang telah terdaftar di PAPITUPI Syariah.
12) PT. Berkah Fintech Syariah (Berkah Fintek Syariah). Berkah
Fintek Syariah menyediakan layanan interfacing sebagai
penghubung pihak yang memberikan pembiayaan dan pihak yang
membutuhkan pembiayaan meliputi pendanaan dari individu,
organisasi, maupun badan hukum kepada individu atau badan
69
hukum tertentu.
b. Mekanisme Kerja
Financial technology peer-to-peer lending merupakan salah satu
bentuk inovasi teknologi di bidang layanan jasa keuangan khususnya
pinjaman/pembiayaan/pendanaan yang menghilangkan hambatan-
hambatan yang sering dialami masyarakat. Saat ini dengan hadirnya
fintech ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses
pinjaman/pembiayaan untuk mengingkatkan usaha yang dimiliki atau
kebutuhan rumah tangga yang harus segera dipenuhi (Baihaqi, 2018).
Model layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi
berdasarkan prinsip syariah yang dapat dilakukan oleh Penyelenggara
menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 117/DSN-MUI/II/2018 antara lain:
1) Pembiayaan anjak piutang (factoring); yaitu pembiayaan dalam
bentuk jasa pengurusan penagihan piutang berdasarkan bukti
tagihan (invoice), baik disertai atau tanpa disertai talangan (qardh)
yang diberikan kepada pelaku usaha yang memiliki tagihan
kepada pihak ketiga (payor).
2) Pembiayaan pengadaan barang pesanan pihak ketiga (purchase
order); yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha
yang telah memperoleh pesanan atau surat perintah kerja
pengadaan barang dari pihak ketiga.
3) Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan
secara online (online seller); yaitu pembiayaan yang diberikan
70
kepada pelaku usaha yang melakukan transaksi jual beli online
pada penyedia layanan perdagangan berbasis teknologi informasi
(platform e-commerce/marketplace) yang telah menjalin
kerjasama dengan penyelenggara.
4) Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan
secara online dengan pembayaran melalui penyelenggara payment
gateway, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha
(seller) yang aktif berjualan secara online melalui saluran
distribusi (channel distribution) yang dikelolanya sendiri dan
pembayarannya dilakukan melalui penyedia jasa otorisasi
pembayaran secara online (payment gateway) yang bekerjasama
dengan pihak penyelenggara.
5) Pembiayaan untuk pegawai (employee), yaitu pembiayaan yang
diberikan kepada pegawai yang membutuhkan pembiayaan
konsumtif dengan skema kerjasama potong gaji melalui institusi
pemberi kerja.
6) Pembiayaan berbasis komunitas (community based), yaitu
pembiayaan yang diberikan kepada anggota komunitas yang
membutuhkan pembiayaan, dengan skema pembayarannya
dikoordinasikan melalui koordinator/pengurus komunitas.
Mekanismenya adalah terdapat dua akad terpisah dalam setiap
model, yaitu antara penyelenggara dengan pemberi pembiayaan dan
71
antara penyelenggara dengan penerima pembiayaan. Penyelenggara
dengan pemberi pembiayaan menggunakan akad wakalah bi al-ujrah,
sedangkan antara penyelenggara dengan penerima pembiayaan bisa
menggunakan akad wakalah bi al-ujrah, murabahah, mudharabah,
musyarakah, ijarah, atau qardh sesuai dengan model yang digunakan
(Baihaqi, 2018).
B. Deskripsi Responden
Sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu analisis data penelitian,
peneliti akan mengemukakan gambaran mengenai karakteristik responden
yang berpartisipasi di dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini
yaitu investor atau lender yang pernah memberikan pinjaman atau
pembiayaan di platform peer to peer lending syariah yang berdomisili di
Jabodetabek. Adapun uraian gambaran umum responden penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
72
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian
dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 49 orang atau 61.3% sedangkan
responden penelitian dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 31
orang atau 38.8%. Maka demikian, responden penelitian ini didominasi
oleh responden penelitian laki-laki dengan persentase 61.3%.
2. Karakteristik Responden menurut Jenis Usia
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2
Usia Responden
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian
dengan usia 20 s/d 30 tahun berjumlah 62 orang atau 77.5%, usia 31 s/d
40 tahun berjumlah 14 orang atau 17.5%, usia 41 s/d 50 tahun berjumlah
1 orang atau 1.3% dan usia >50 tahun berjumlah 3 orang atau 3.8%.
Maka demikian, responden penelitian ini didominasi oleh responden
penelitian dengan usia 20 s/d 30 tahun dengan persentase 77.5%.
73
3. Karakteristik Responden menurut Domisili
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Domisili Responden
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian
dengan domisili Jakarta berjumlah 21 orang atau 26.3%, responden
penelitian dengan domisili Bogor berjumlah 16 orang atau 20.0%,
responden penelitian dengan domisili Depok berjumlah 11 orang atau
13.8%, responden penelitian dengan domisili Tangerang berjumlah 19
orang atau 23.8% dan responden penelitian dengan domisili Bekasi
berjumlah 13 orang atau 16.3%. Maka demikian, responden penelitian ini
didominasi oleh responden penelitian dengan domisili Jakarta yaitu
dengan persentase 26.3%.
4. Karakteristik Responden menurut Pendidikan
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
74
Tabel 4.4
Pendidikan Responden
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian
dengan pendidikan kurang dari SMA berjumlah 1 orang atau 1.3%,
pendidikan SMA berjumlah 14 orang atau 17.5%, pendidikan diploma
(D1/D2/D3) berjumlah 4 orang atau 5.0%, pendidikan sarjana S1
berjumlah 50 orang atau 62.5% dan pendidikan pasca sarjana (S2/S3)
berjumlah 11 orang atau 13.8%. Maka demikian, responden penelitian ini
didominasi oleh responden penelitian dengan pendidikan sarjana S1
dengan persentase 63.8%.
5. Karakteristik Responden menurut Status
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
75
Tabel 4.5
Status Responden
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian
dengan status belum menikah berjumlah 51 orang atau 63.8% dan status
menikah berjumlah 29 orang atau 36.3%. Maka demikian, responden
penelitian ini didominasi oleh responden penelitian dengan status belum
menikah dengan persentase 65.0%.
6. Karakteristik Responden menurut Lama Investasi
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Lama Investasi Responden
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian
dengan lama investasi kurang dari 1 tahun berjumlah 45 orang atau
76
56.3%, responden penelitian dengan lama investasi 1-5 tahun berjumlah
31 orang atau 38.8% dan responden penelitian dengan lama investasi
lebih dari 5 tahun berjumlah 4 orang atau 5.0%. Maka demikian,
responden penelitian ini didominasi oleh responden penelitian dengan
lama investasi kurang dari 1 tahun dengan persentase 56.3%.
7. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Dalam Setahun
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7
Pendapatan dalam Setahun
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden penelitian
dengan pendapatan dalam setahun kurang dari Rp 50.000.000 berjumlah
44 orang atau 55.0%, responden penelitian dengan pendapatan Rp
50.000.000-Rp. 250.000.000 dalam setahun berjumlah 31 orang atau
38.8%, responden penelitian dengan pendapatan Rp. 250.000.000 -Rp.
500.000.000 dalam setahun berjumlah 3 orang atau 3.8% dan responden
penelitian dengan pendapatan di atas Rp. 500.000.000 dalam setahun
77
berjumlah 2 orang atau 2.5%. Maka demikian, responden penelitian ini
didominasi oleh responden penelitian dengan pendapatan kurang dari Rp
50.000.000 dalam setahun dengan persentase 55.0%.
8. Karakteristik Responden menurut Perusahaan Berinvestasi
Dari pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada
80 responden, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
Perusahaan Berinvestasi
No. Perusahaan Jumlah responden
1. Investree 6
2. Ammana 12
3. ALAMI 9
4. Dana Syariah 14
5. Syarfi 0
6. Duha Syariah 2
7. Qazwa 11
8. Bsalam 2
9. ETHIS 12
10. Kapital Boost 5
11. PAPITUPI Syariah 3
12. Berkah Fintek Syariah 4
Total 80
Sumber: Data diolah
78
C. Hasil Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah isi
instrumen yang digunakan di dalam penelitian memiliki validitas yang
tinggi atau tidak. Uji validitas yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu
Korelasi Pearson, yang dimana hasil validitasnya dapat diketahui apabila r
tabel lebih kecil daripada r hitung. Dengan taraf signifikansi α=5% dan
n=30, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361.
Berikut adalah hasil uji validitas dari masing-masing variabel
dengan menggunakan 30 sampel.
a. Variabel Persepsi Risiko
Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Persepsi Risiko
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Item 1 0,689 0,361 Valid
Item 2 0,706 0,361 Valid
Item 3 0,832 0,361 Valid
Item 4 0,722 0,361 Valid
Item 5 0,707 0,361 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel persepsi risiko memiliki
kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan perhitungan r
hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).
79
b. Variabel Ekspektasi Return
Tabel 4.10
Uji Validitas Variabel Ekspektasi Return
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Item 6 0,926 0,361 Valid
Item 7 0,717 0,361 Valid
Item 8 0,762 0,361 Valid
Item 9 0,429 0,361 Valid
Item 10 0,733 0,361 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel ekspektasi return memiliki
kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan perhitungan r
hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).
c. Variabel Behavioral Motivation
Tabel 4.11
Uji Validitas Variabel Behavioral Motivation
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Item 11 0,624 0,361 Valid
Item 12 0,584 0,361 Valid
Item 13 0,629 0,361 Valid
Item 14 0,870 0,361 Valid
Item 15 0,647 0,361 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel behavioral motivation
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
perhitungan r hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).
80
d. Variabel Kemajuan Teknologi
Tabel 4.12
Uji Validitas Variabel Kemajuan Teknologi
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Item 16 0,445 0,361 Valid
Item 17 0,422 0,361 Valid
Item 18 0,842 0,361 Valid
Item 19 0,878 0,361 Valid
Item 20 0,676 0,361 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel kemajuan teknologi
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
perhitungan r hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).
e. Variabel Keputusan Investasi
Tabel 4.13
Uji Validitas Variabel Keputusan Investasi
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Item 21 0,805 0,361 Valid
Item 22 0,779 0,361 Valid
Item 23 0,533 0,361 Valid
Item 24 0,452 0,361 Valid
Item 25 0,711 0,361 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan berdasarkan
perhitungan r hitung yang lebih besar daripada r tabel (0,361).
81
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur apakah
suatu instrumen dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama apabila
pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama di waktu yang
berlainan. Uji reliabilitas di dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus
Cronbach’s Alpha dengan kriteria nilai di atas 0,6 agar realibilitas dapat
diterima. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari setiap variabel dengan
menggunakan 30 sampel.
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Standar
Reliabilitas Keterangan
Persepsi Risiko 0,784 0,6 Reliabel
Ekspektasi
Return
0,762 0,6 Reliabel
Behavioral
Motivation
0,675 0,6 Reliabel
Kemajuan
Teknologi
0,686 0,6 Reliabel
Keputusan
Investasi
0,658 0,6 Reliabel
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk
seluruh variabel yang ada di dalam penelitian ini menunjukkan angka
>0,6. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pernyataan
82
kuesioner untuk seluruh variabel yang ada di dalam penelitian ini adalah
reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
D. Statistik Deskriptif Responden
Pada bagian statistik deskriptif ini, peneliti bertujuan untuk
menguraikan dan menganalisis data berdasarkan hasil yang diperoleh dari
jawaban pernyataan terhadap masing-masing item indikator pengukur
variabel. Statistik deskriptif pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Persepsi Risiko (X1)
Dalam variabel persepsi risiko (X1), terdapat 5 item pernyataan yang
dibagikan kepada 80 responden penelitian dan masing-masing item
mewakili indikator-indikator dari variabel tersebut. Adapun indikator
dari variabel persepsi risiko ini adalah adanya risiko tertentu (1
pernyataan), mengalami kerugian (2 pernyataan) dan pemikiran beresiko
(2 pernyataan). Berikut adalah hasilnya:
Tabel 4.15
Risiko Tertentu di Peer To Peer Lending Syariah
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
83
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1
responden atau 1,3%, netral berjumlah 38 responden atau 47,5%, setuju
berjumlah 17 responden atau 21,3%, dan sangat setuju berjumlah 24
responden atau 30% mengenai adanya risiko tertentu di perusahaan peer
to peer lending syariah yang tidak bisa mereka dihindari dan mau tidak
mau harus mereka tanggung. Dengan demikian, pernyataan ini
didominasi oleh responden yang menjawab netral dengan persentase
47,5%,
Tabel 4.16
Akan Mengalami Kerugian
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2
responden atau 2,5%, netral berjumlah 33 responden atau 41,3%, setuju
berjumlah 34 responden atau 42,5%, dan sangat setuju berjumlah 10
responden atau 12,5% mengenai pernyataan akan mengalami kerugian
jika melakukan investasi di peer to peer lending syariah. Dengan
84
demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab
setuju dengan persentase 42,5%,
Tabel 4.17
Tidak Menentunya Keamanan dalam Berinvestasi di Peer To Peer
Lending Syariah
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
msetuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1
responden atau 1,3%, netral berjumlah 30 responden atau 37,5%, setuju
berjumlah 24 responden atau 30%, dan sangat setuju berjumlah 25
responden atau 31,3% mengenai pernyataan bahwa berinvestasi di peer
to peer lending syariah belum tentu sepenuhnya aman. Dengan demikian,
pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab netral dengan
persentase 37,5%,
85
Tabel 4.18
Kekhawatiran Tidak Terjaganya Data-data Investor
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 3
responden atau 3,8%, netral berjumlah 20 responden atau 25%, setuju
berjumlah 30 responden atau 37,5%, dan sangat setuju berjumlah 26
responden atau 32,5% mengenai kekhawatiran para investor akan
keamanan data-data mereka. Dengan demikian, pernyataan ini
didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan persentase
37,5%.
Tabel 4.19
Banyaknya Ketidakpastian Dalam Berinvestasi di Peer To Peer
Lending Syariah
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
86
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2
responden atau 2,5%, netral berjumlah 29 responden atau 36,3%, setuju
berjumlah 32 responden atau 40%, dan sangat setuju berjumlah 16
responden atau 20% mengenai banyaknya ketidakpastian dalam
berinvestasi di peer to peer lending syariah ini. Dengan demikian,
pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan
persentase 40%,
2. Ekspektasi Return (X2)
Tabel 4.20
Tingkat Return yang Menarik
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 5
responden atau 6,3%, netral berjumlah 17 responden atau 21,3%, setuju
berjumlah 34 responden atau 42,5%, dan sangat setuju berjumlah 23
responden atau 28,8% mengenai tingkat return yang ditawarkan oleh peer
to peer lending syariah ini menarik. Dengan demikian, pernyataan ini
87
didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan persentase
42,5%,
Tabel 4.21
Responden Tertarik akan Gambaran Return dari Dana
Investasi Mereka
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 2 responden atau 2,5%, tidak setuju berjumlah 2
responden atau 2,5%, netral berjumlah 10 responden atau 12,5%, setuju
berjumlah 37 responden atau 46,3%, dan sangat setuju berjumlah 29
responden atau 36,3% bahwa mereka tertarik akan gambaran return yang
dihasilkan dari penanaman dana investasi mereka. Dengan demikian,
pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab setuju dengan
persentase 46,3%,
88
Tabel 4.22
Keuntungan Investasi Cukup Menarik dan Kompetitif
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2
responden atau 2,5%, netral berjumlah 11 responden atau 13,8%, setuju
berjumlah 35 responden atau 43,8%, dan sangat setuju berjumlah 31
responden atau 38,8% bahwa keuntungan investasi di peer to peer
lending syariah ini cukup menarik dan kompetitif dengan platform
investasi lainnya. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh
responden yang menjawab setuju dengan persentase 43,8%,
Tabel 4.23
Tingkat Keuntungan dan Resiko yang dimiliki Peer to Peer Lending
Syariah Bisa Diterima
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
89
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 2
responden atau 2,5%, netral berjumlah 10 responden atau 12, 5%, setuju
berjumlah 40 responden atau 50%, dan sangat setuju berjumlah 28
responden atau 35% bahwa tingkat keuntungan dan resiko yang dimiliki
platform peer to peer lending syariah ini bisa mereka terima. Dengan
demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab
setuju dengan persentase 50%,
Tabel 4.24
Keuntungan yang Ditawarkan Sebanding dengan Risiko yang
Dimiliki
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 2 responden atau 2,5%, tidak setuju berjumlah 4
responden atau 5%, netral berjumlah 10 responden atau 12,5%, setuju
berjumlah 33 responden atau 41,3%, dan sangat setuju berjumlah 31
responden atau 38,8% bahwa keuntungan yang ditawarkan oleh peer to
peer lending syariah ini sebanding dengan risiko yang dimiliki. Dengan
90
demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab
setuju dengan persentase 41,3%,
3. Behavioral Motivation (X3)
Tabel 4.25
Memperhatikan Reputasi Perusahaan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1
responden atau 1,3%, netral berjumlah 7 responden atau 8,8%, setuju
berjumlah 23 responden atau 28,8%, dan sangat setuju berjumlah 49
responden atau 61,3% bahwa mereka memerhatikan reputasi perusahaan
peer to peer lending syariah tempat mereka berinvestasi. Dengan
demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab
msangat setuju dengan persentase 61,3%,
91
Tabel 4.26
Menilai Etika Perusahaan secara Keseluruhan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2
responden atau 2,5%, netral berjumlah 12 responden atau 15%, setuju
berjumlah 22 responden atau 27,5%, dan sangat setuju berjumlah 43
responden atau 53,8% bahwa mereka menilai etika perusahaan peer to
peer lending syariah tempat mereka berinvestasi secara keseluruhan.
Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang
menjawab sangat setuju dengan persentase 53,8%,
Tabel 4.27
Mempertimbangkan Kualitas Produk dan Pelayanan Perusahaan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
92
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 1
responden atau 1,3%, netral berjumlah 11 responden atau 13,8%, setuju
berjumlah 26 responden atau 32,5%, dan sangat setuju berjumlah 42
responden atau 52,5% bahwa mereka mempertimbangkan bagaimana
kualitas produk dan pelayanan perusahaan peer to peer lending syariah
tempat mereka berinvestasi. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi
oleh responden yang menjawab sangat setuju dengan persentase 52,5%,
Tabel 4.28
Rekomendasi Teman/Teman Kerja Mempengaruhi Keputusan
Investasi
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 6 responden atau 7,5%, tidak setuju berjumlah 9
responden atau 11,3%, netral berjumlah 14 responden atau 17,5%, setuju
berjumlah 28 responden atau 35%, dan sangat setuju berjumlah 23
responden atau 28,8% bahwa rekomendasi teman atau teman kerja
mempengaruhi keputusan investasi mereka di peer to peer lending
93
syariah. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden
yang menjawab setuju dengan persentase 35%,
Tabel 4.29
Pendapat Keluarga/Orang Terdekat Mempengaruhi Keputusan
Investasi
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjmmlah 4 responden atau 5%, tidak setuju berjumlah 12
responden atau 15%, netral berjumlah 15 responden atau 18,8%, setuju
berjumlah 30 responden atau 37,5%, dan sangat setuju berjumlah 19
responden atau 23,8% bahwa pendapat keluarga atau orang terdekat
mempengaruhi keputusan investasi mereka di peer to peer lending
syariah. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden
yang menjawab setuju dengan persentase 37,5%,
94
4. Kemajuan Teknologi (X4)
Tabel 4.30
Kemajuan Teknologi Memberikan Kemudahan dalam Berinvestasi
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, tidak setuju berjumlah 3
responden atau 3,8%, netral berjumlah 3 responden atau 3,8%, setuju
berjumlah 16 responden atau 20%, dan sangat setuju berjumlah 58
responden atau 72,5% bahwa kemajuan teknologi memberikan
kemudahan dalam berinvestasi. Dengan demikian, pernyataan ini
didominasi oleh responden yang menjawab sangat setuju dengan
persentase 72,5%,
Tabel 4.31
Teknologi yang Diterapkan Mudah Dijalankan
95
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan msangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 2
responden atau 2,5%, netral berjumlah 7 responden atau 8,8%, setuju
berjumlah 22 responden atau 27,5%, dan sangat setuju berjumlah 48
responden atau 60% bahwa teknologi yang diterapkan terasa mudah saat
dijalankan. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden
yang menjawab sangat setuju dengan persentase 60%,
Tabel 4.32
Teknologi yang Diterapkan Dapat Dijalankan oleh Semua Kalangan
Usia
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 2 responden atau 2,5%, tidak setuju berjumlah 7
responden atau 8,8%, netral berjumlah 12 responden atau 15%, setuju
berjumlah 33 responden atau 41,3%, dan sangat setuju berjumlah 26
responden atau 32,5% bahwa teknologi yang diterapkan dapat dijalankan
oleh semua kalangan usia. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi
oleh responden yang menjawab setuju dengan persentase 41,3%,
96
Tabel 4.33
Kemajuan Teknologi Memberikan Kenyamanan dalam Berinvetasi
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 4
responden atau 5%, netral berjumlah 8 responden atau 10%, setuju
berjumlah 23 responden atau 28,8%, dan sangat setuju berjumlah 44
responden atau 55% bahwa kemajuan teknologi memberikan
kenyamanan dalam berinvestasi. Dengan demikian, pernyataan ini
didominasi oleh responden yang menjawab sangat setuju dengan
persentase 55%,
Tabel 4.34
Teknologi yang Diterapkan Nyaman Saat Digunakan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
97
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 1
responden atau 1,3%, netral berjumlah 7 responden atau 8,8%, setuju
berjumlah 28 responden atau 35%, dan sangat setuju berjumlah 43
responden atau 53,8% bahwa teknologi yang diterapkan nyaman saat
digunakan. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden
yang menjawab sangat setuju dengan persentase 53,8%,
5. Keputusan Investasi (Y)
Tabel 4.35
Tidak Akan Mengalokasikan Pendapatan untuk Investasi yang
Terlalu Beresiko
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 4
responden atau 5%, netral berjumlah 16 responden atau 20%, setuju
berjumlah 27 responden atau 33,8%, dan sangat setuju berjumlah 32
responden atau 40% bahwa para responden tidak akan mengalokasikan
pendapatan mereka untuk investasi yang terlalu beresiko. Dengan
98
demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang menjawab
sangat setuju dengan persentase 40%,
Tabel 4.36
Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Pertimbangan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju dan tidak setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, netral
berjumlah 6 responden atau 7,5%, setuju berjumlah 24 responden atau
30%, dan sangat setuju berjumlah 50 responden atau 62,5% bahwa para
responden tidak akan berinvestasi tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang
menjawab sangat setuju dengan persentase 62,5%,
Tabel 4.37
Tidak Akan Berinvestasi Sebelum Mengetahui Bagaimana Dana
Investasinya Digunakan
99
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 1 responden atau 1,3%, tidak setuju berjumlah 0
responden atau tidak ada, netral berjumlah 6 responden atau 7,5%, setuju
berjumlah 21 responden atau 26,3%, dan sangat setuju berjumlah 52
responden atau 65% bahwa para responden tidak akan berinvestasi
ssebelum mengetahui bagaimana dana investasi mereka digunakan.
Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang
menjawab sangat setuju dengan persentase 65%,
Tabel 4.38
Tidak Akan Berinvestasi Tanpa Jaminan yang Sepadan
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju dan tidak setuju berjumlah 0 responden atau tidak ada, netral
berjumlah 11 responden atau 13,8%, setuju berjumlah 36 responden
atau 45%, dan sangat setuju berjumlah 33 responden atau 41,3%
bahwa para responden tidak akan berinvestasi tanpa jaminan yang
sepadan. Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden
yang menjawab setuju dengan persentase 45%,
100
Tabel 4.39
Berinvestasi Hanya Mengikuti Intuisi/Perasaan Saja
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan tabel di atas, responden yang menyatakan sangat tidak
setuju berjumlah 3 responden atau 3,8%, tidak setuju berjumlah 15
responden atau 18,8%, netral berjumlah 29 responden atau 36,3%, setuju
berjumlah 13 responden atau 16,3%, dan sangat setuju berjumlah 20
responden atau 25% bahwa para responden melakukan investasi di peer
to peer lending syariah ini hanya mengikuti intuisi atau perasaan saja.
Dengan demikian, pernyataan ini didominasi oleh responden yang
menjawab netral dengan persentase 36,3%,
E. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk menilai apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogrov
Smirnov Test dengan menggunakan taraf signifikansi α=5%. Data
terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p) > 0,05. Berikut adalah
101
hasil uji normalitas:
Tabel 4.40
Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogrov Smirnov Test
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas, dapat diketahui
nilai signifikansi sebesar 0,200 dan nilai tersebut lebih besar dari 0,05.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini secara
keseluruhan terdistribusi normal.
2. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk melihat ada
atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam
suatu model regresi linear berganda. Uji multikoliniertias yang digunakan
di dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (variance
inflation factor) dan nilai tolerance. Berikut adalah uji multikolinearitas:
102
Tabel 4.41
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas, dapat
diketahui bahwa masing-masing variabel terikat atau independen
memiliki VIF dengan nilai < 10 dan nilai tolerance lebih besar dari >
0,10 yaitu variabel persepsi risiko memiliki VIF sebesar 1,088 dan nilai
tolerance sebesar 0,919, variabel ekspektasi return memiliki VIF sebesar
1,155 dan nilai tolerance sebesar 0,866, variabel behavioral motivation
memiliki VIF sebesar 1,312 dan nilai tolerance sebesar 0,762 dan
variabel kemajuan teknologi memiliki VIF sebesar 1,171 dan nilai
tolerance sebesar 0,854. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat multikolinieritas antara variabel dependen dengan variabel
independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana
103
terdapat kesamaan varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan
yang lain (Ansofino, et.al., 2016: 94). Pada penelitian ini, uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan metode uji White yaitu dengan
membandingkan nilai chi-squares hitung dengan chi-squares tabel.
Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas:
Tabel 4.42
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa nilai R square hitung
menunjukkan angka 0,069. Selanjutnya untuk mendapatkan angka chi-
squares hitung, peneliti mengkalikan nilai R square hitung tersebut
dengan jumlah sampel penelitian yaitu 80 sampel dan dihasilkan nilai
5,52. Nilai ini lebih kecil dari nilai chi-squares tabel untuk degree of
freedom (df) = 3 dan taraf kepercayaan 5% yaitu 7,815. Dengan demikian
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya heteroskedastisitas.
104
F. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun
hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Adapun hasil hipotesis
dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.43
Hasil Uji F
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Dengan menggunakan dasar penggunaan tingkat signifikansi <0,05
maka dapat dilihat berdasarkan tabel uji F di atas diperoleh tingkat
signifikansi sebesar 0,001 sehingga dapat diketahui bahwa tingkat
signifikansi 0,001 < 0,05. Maka model regresi ini dapat dipakai untuk
variabel keputusan investasi di peer to peer lending syariah. Dengan kata
lain, dapat dikatakan bahwa variabel persepsi risiko, ekspektasi return,
behavioral motivation dan kemajuan teknologi secara bersama-sama
105
(simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan
investasi di peer to peer lending syariah.
2. Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen. Adapun hasil hipotesis
dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.44
Hasil Uji t
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan pada tabel hasil uji t di atas, untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen dengan menggunakan dasar t tabel sebesar
1,992 dan tingkat signifikansi <0,05 adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Variabel Persepsi Risiko (X1) terhadap Keputusan
Investasi
Ha1 : Terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap
keputusan investasi.
106
H01 : Tidak terdapat pengaruh antara persepsi risiko terhadap
keputusan investasi.
Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel persepsi risiko
memiliki nilai t hitung sebesar 2,017 dan nilai signifikansi sebesar
0,047. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (2,017) > t tabel
(1,992) dan nilai signifikansi 0,047 < 0,05. Dengan demikian,
hipotesis yang dihasilkan yakni terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel persepsi risiko terhadap variabel keputusan investasi
(Ha diterima dan H0 ditolak). Artinya, secara parsial terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel persepsi risiko terhadap variabel
keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
b. Pengaruh Variabel Ekspektasi Return (X2) terhadap Keputusan
Investasi
Ha2 : Terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap
keputusan investasi.
H02 : Tidak terdapat pengaruh antara ekspektasi return terhadap
keputusan investasi.
Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel ekspektasi
return memiliki nilai t hitung sebesar 0,673 dan nilai signifikansi
sebesar 0,503. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (0,673) < t
tabel (1,992) dan nilai signifikansi 0,503 > 0,05. Dengan demikian,
hipotesis yang dihasilkan yakni tidak terdapat pengaruh antara
variabel ekspektasi return terhadap variabel keputusan investasi (H0
107
diterima dan Ha ditolak). Artinya, secara parsial tidak terdapat
pengaruh antara variabel ekspektasi return terhadap variabel
keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
c. Pengaruh Variabel Behavioral Motivation (X3) terhadap
Keputusan Investasi
Ha3 : Terdapat pengaruh antara behavioral motivation terhadap
keputusan investasi.
H03 : Tidak terdapat pengaruh antara behavioral motivation
terhadap keputusan investasi.
Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel behavioral
motivation memiliki nilai t hitung sebesar 2,319 dan nilai signifikansi
sebesar 0,023. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (2,319) > t
tabel (1,992) dan nilai signifikansi 0,023 < 0,05. Dengan demikian,
hipotesis yang dihasilkan yakni terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel behavioral motivation terhadap variabel keputusan
investasi (Ha diterima dan H0 ditolak). Artinya, secara parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel behavioral motivation
terhadap variabel keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
d. Pengaruh Variabel Kemajuan Teknologi (X4) terhadap
Keputusan Investasi
Ha4 : Terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi terhadap
keputusan investasi.
108
H04 : Tidak terdapat pengaruh antara kemajuan teknologi
terhadap keputusan investasi.
Pada tabel hasil uji t di atas, koefisien variabel kemajuan
teknologi memiliki nilai t hitung sebesar 0,780 dan nilai signifikansi
sebesar 0,438. Maka dapat diketahui bahwa nilai t hitung (0,780) < t
tabel (1,992) dan nilai signifikansi 0,438 > 0,05. Dengan demikian,
hipotesis yang dihasilkan yakni tidak terdapat pengaruh antara
variabel kemajuan teknologi terhadap variabel keputusan investasi (H0
diterima dan Ha ditolak). Artinya, secara parsial tidak terdapat
pengaruh antara variabel kemajuan teknologi terhadap variabel
keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) menyatakan proporsi keragaman pada
variabel bergantung yang mampu dijelaskan oleh variabel penduganya.
Nilai R2 berkisar antara 0-1, nilai R2 yang semakin mendekati 1
menunjukkan pengaruh variabel penduga terhadap variabel bergantung
yang semakin kuat. Sebaliknya, semakin mendekati 0 menunjukkan
pengaruh yang semakin lemah (Wahymmono, 2010: 29).
109
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Pada tabel hasil uji koefisien determinasi di atas, dapat diketahui
bahwa besar R Square (R2 ) adalah 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral
motivation dan kemajuan teknologi hanya dapat menjelaskan 16,7%
terhadap variabel dependen keputusan investasi. Sedangkan sisanya
sebesar 83,3% (100%-16,7%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
G. Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan
kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi di peer to peer lending
syariah. Pengujian persyaratan analisis klasik dasar regresi yang telah
dilakukan sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang
terlihat di dalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi klasik
tersebut. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan pengujian signifikansi
110
model dan interpretasi model regresi. Hasil pengujian regresi linier berganda
terangkum sebagai berikut:
Tabel 4.46
Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2020
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengujian regresi linear
berganda di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε
Y = 9,535 + 0,210X1 + 0,062X2 + 0,222X3 + 0,068X4 + ε
Keterangan:
Y = Keputusan Investasi
X1 = Persepsi risiko β1 = Koefisien X1
X2 = Ekspektasi return β2 = Koefisien X2
X3 = Behavioral Motivation β3 = Koefisien X3
X4 = Kemajuan Teknologi β4 = Koefisien X4
111
Menurut Ghozali (2018: 95), analisis regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil dari analisis regresi linear
berganda dalam penelitian ini yaitu akan menguji seberapa besar pengaruh
persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan kemajuan
teknologi terhadap keputusan investasi. Namun setelah dilakukan uji hipotesis
parsial sebelumnya, didapati bahwa variabel ekspektasi return dan kemajuan
teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Maka dari itu kedua
variabel tersebut tidak akan diinterpretasikan lebih jauh lagi dalam persamaan
regresi ini.
Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa:
1. Nilai konstanta persamaan linear menunjukkan angka 9,535, hal ini berarti
apabila nilai variabel bebas (persepsi risiko dan behavioral motivation)
sama dengan nol, maka variabel keputusan investasi di peer to peer
lending syariah akan tetap sebesar 9,535.
2. Nilai koefisien regresi variabel persepsi risiko (β1) sebesar 0,210 yang
menunjukkan bahwa apabila variabel persepsi risiko meningkat sebesar
satu satuan maka keputusan investasi di peer to peer lending syariah akan
meningkat sebesar 0,210.
3. Nilai koefisien regresi variabel behavioral motivation (β3) sebesar 0,222
yang menunjukkan bahwa apabila variabel behavioral motivation
meningkat sebesar satu satuan maka keputusan investasi di peer to peer
lending syariah akan meningkat sebesar 0,222.
112
H. Interpretasi
Berdasarkan pengujian hipotesis hasil penelitian yang telah dilakukan
untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral
motivation dan kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi di peer to
peer lending syariah.akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengaruh Persepsi Risiko terhadap Keputusan Investasi di Peer to Peer
Lending Syariah
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara variabel persepsi risiko terhadap keputusan investasi
secara parsial. Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,047 < 0,05 dan
dibuktikan dengan uji statistik t dimana t hitung (2,017) > t tabel (1,992)
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 dalam penelitian ini diterima dan
H01 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ni
Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewia, Komang Fridagustina Adnantara dan
Gde Herry Sugiarto Asana pada tahun 2017, yakni dimana variabel
persepsi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel persepsi risiko berpengaruh terhadap keputusan investasi di peer
to peer lending syariah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa tingkat
risiko yang dimiliki oleh peer to peer lending syariah seperti adanya
beberapa risiko tertentu yang tidak bisa dihindari, kerugian yang akan
113
dialami, keamanan dalam berinvestasi, terjaga atau tidaknya data-data
nasabah dan banyaknya ketidakpastian dalam berinvestasi di peer to peer
lending syariah mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di
peer to peer lending syariah. Hal ini dikarenakan responden penelitian
merasa bahwa risiko yang dimiliki oleh peer to peer lending syariah
merupakan faktor penting dalam keputusan investasinya, sehingga para
investor akan berusaha untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi.
2. Pengaruh Ekspektasi Return terhadap Keputusan Investasi di Peer to Peer
Lending Syariah
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
variabel ekspektasi return terhadap keputusan investasi secara parsial.
Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,503 > 0,05 dan dibuktikan dengan uji
statistik t dimana t hitung (0,673) < t tabel (1,992) sehingga dapat
disimpulkan bahwa H02 dalam penelitian ini diterima dan Ha2 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Annisa Rachmah Syawiyanti dan Adi Kuswanto pada tahun 2019 dimana
tingkat return atas investasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan investasi yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat
return atas suatu investasi maka akan semakin mempengaruhi keputusan
investasi seseorang. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yonar Agian Trisnatio dan Adeng
Pustikaningsih pada tahun 2017 dimana ekspektasi return berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat investasi.
114
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel ekspektasi return tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi
di peer to peer lending syariah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
tinggi atau rendahnya tingkat ekspektasi return yang dimiliki investor peer
to peer lending syariah seperti ketertarikan atas return yang dihasilkan,
keuntungan investasi yang menarik dan kompetitif serta tingkat
keuntungan yang sesuai atau sebanding dengan risiko tidak
mempengaruhi keputusan investasi di peer to peer lending syariah. Hal ini
dikarenakan ada sebagian responden penelitian yang kecewa akan tingkat
return yang didapatkan atau mengalami kendala dalam mendapatkan
returnnya baik keterlambatan dari tanggal jatuh tempo atau bahkan tidak
mendapatkan return sama sekali. Sehingga hal ini mempengaruhi
ekspektasi para investor bahwa tingkat return investasi di peer to peer
lending syariah ini tidak sebanding dengan risiko yang dimiliki.
3. Pengaruh Behavioral Motivation terhadap Keputusan Investasi di Peer to
Peer Lending Syariah
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara variabel behavioral motivation terhadap keputusan
investasi secara parsial. Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,023 < 0,05 dan
dibuktikan dengan uji statistik t dimana t hitung (2,319) > t tabel (1,992)
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha3 diterima dan H03 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Afriani Dwi Rakhmatulloh dan Nadia Asandimitira pada tahun 2019 lalu
115
dimana variabel behavioral motivation berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel behavioral motivation berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan investasi di peer to peer lending syariah. Dengan demikian,
dapat diartikan bahwa tingkat reputasi dan etika perusahaan peer to peer
lending syariah serta rekomendasi dan pendapat dari teman atau keluarga
mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di peer to peer
lending syariah. Hal ini disebabkan karena responden penelitian merasa
bahwa reputasi perusahaan adalah penting dan menjadi salah satu faktor
yang patut dipertimbangkan sebelum berinvestasi. Rekomendasi dan
pendapat dari orang terdekat juga mempengaruhi keputusan investasi
mereka.
4. Pengaruh Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi di Peer to
Peer Lending Syariah
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tidak pengaruh yang
antara variabel kemajuan teknologi terhadap keputusan investasi secara
parsial. Diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,438 > 0,05.dan dibuktikan
dengan uji statistik t dimana t hitung (0,780) < t tabel (1,992) sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho4 diterima dan Ha4 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Timothius Tandio dan A. A. G. P. Widanaputra pada tahun 2019 yakni
116
dimana variabel kemajuan teknologi dalam penelitian tersebut tidak
memiliki pengaruh terhadap minat investasi.
Dari hasil penemuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel kemajuan teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan
investasi di peer to peer lending syariah secara parsial. Dengan demikian,
dapat diartikan bahwa adanya kemajuan teknologi yang bertujuan untuk
seperti memudahkan dan memberi kenyamanan bagi penggunanya tidak
mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di peer to peer
lending syariah. Hal ini disebabkan karena sebagian responden penelitian
merasa bahwa teknologi yang diterapkan di platform peer to peer lending
syariah ini tidak sepenuhnya mudah dan nyaman saat digunakan.
5. Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return, Behavioral Motivation dan
Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi di Peer to Peer
Lending Syariah
Berdasarkan hasil uji F, nilai yang diperoleh yaitu sebesar 4,964,
sedangkan nilai Ftabel yakni sebesar 2,49. Maka, dapat diketahui nilai F
hitung (4,964) > F tabel (2,49) dengan tingkat signifikansi 0,001 lebih
kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi
risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan kemajuan teknologi
secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
Pada keempat variabel bebas memiliki satu kesatuan yang dapat
mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi di peer to peer
117
lending syariah. Jika salah satu dari keempat variabel bebas berkurang
atau menurun maka keputusan investasi di peer to peer lending syariah
juga akan berkurang atau menurun.
118
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kajian penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
risiko yang diterima, keputusan berinvestasi semakin besar. Hal ini
disebabkan sampel responden dalam penelitian ini sudah memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai investasi, dimana untuk memperoleh hasil
yang tinggi harus disertai dengan resiko yang tinggi pula. Selain itu variabel
behavioral motivation juga berpengaruh terhadap variabel keputusan investasi
secara signifikan. Penyebabnya dapat dikarenakan oleh responden pada
penelitian ini merasa lebih yakin apabila mengetahui reputasi perusahaannya
bagus dan akan lebih percaya pada informasi dan rekomendasi yang diberikan
oleh pihak-pihak lain untuk dasar pengambilan keputusan investasi.
Sedangkan dua variabel lain yaitu ekspektasi return dan kemajuan
teknologi tidak berpengaruh pada variabel keputusan investasi secara
signifikan. Jawaban dari responden penelitian menunjukkan bahwa mereka
sudah mengabaikan faktor ekspektasi return dan kemajuan teknologi sebagai
pertimbangan penting untuk berinvestasi di peer to peer lending syariah.
Merujuk kepada teori investasi yang dimana investor akan memerhatikan
aspek return atas investasinya, dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa
ekspektasi para investor untuk mendapatkan return yang diinginkan ternyata
berbanding terbalik dengan kenyataan di akhir. Sebagian responden dalam
119
penelitian ini merasakan kesulitan dalam mendapatkan keuntungan
investasinya, baik dari kendala peminjam atau dari platform peer to peer
lending syariah itu sendiri. Adapun mengenai ketersediaan sarana dan
prasarana teknologi yang disediakan oleh perusahaan, sebagian responden
juga mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi atau situs yang ada.
Mengingat peer to peer lending syariah merupakan layanan keuangan yang
bergerak secara daring atau online, maka kemudahan dan kenyamanan
pengguna haruslah menjadi prioritas utama perusahaan dalam pengadaan
layanannya.
Berdasarkan data yang didapatkan dan pengujian yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial, variabel persepsi risiko dan behavioral motivation
berpengaruh positif dan siginifikan terhadap keputusan investasi di peer to
peer lending syariah. Sedangkan variabel ekspektasi return dan kemajuan
teknologi tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi di peer to peer
lending syariah.
2. Secara simultan, variabel persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral
motivation dan kemajuan teknologi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan investasi di peer to peer lending syariah.
Variabel persepsi risiko, ekspektasi return, behavioral motivation dan
kemajuan teknologi hanya berpengaruh sebesar 16,7% terhadap keputusan
investasi, dan sisanya 83,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model
penelitian.
120
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan peer to peer lending syariah hendaknya lebih
meminimalisir lagi risiko-risiko yang dimiliki perusahaannya dan
meningkatkan aspek image perusahaan sehingga para investor merasa
aman saat berinvestasi di dalamnya dan semakin banyak masyarakat yang
mengetahui tentang platform peer to peer lending syariah ini.
2. Bagi perusahaan peer to peer lending syariah hendaknya lebih
memperbaiki kinerja perusahaannya dalam mekanisme pengembalian
imbal hasil yang menjadi hak investor serta memperbaiki kinerja sistem
teknologi informasi yang dimiliki.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih memperluas cakupan
penelitian dan dapat menambahkan variabel-variabel penunjang lainnya
agar penelitian mengenai keputusan investasi di peer to peer lending
syariah dapat berkembang lebih luas lagi.
121
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ansofino, J. Y. (2016). Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: Deepublish.
Asrori. (2020). PSIKOLOGI PENDIDIKAN PENDEKATAN MULTIDISIPLINER.
Purwokerto Selatan: CV. Pena Persada.
Astri Rumondang, A. S. (2019). Fintech: Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital.
Yayasan Kita Menulis.
Bungin, B. (2017). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Duli, N. (2019). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF : BEBERAPA
KONSEP DASAR UNTUK PENULISAN SKRIPSI & ANALISIS DATA
DENGAN SPSS. Yogyakarta: Deepublish.
Eka Ardianto, A. W. (2013). Consumunity Marketing: Strategi Pemasaran
Berbasis Komunitas. Jakarta Selatan: Prasetiya Mulya Publishing.
Fatihudin, D. (2017). Panduan Praktis MERENCANAKAN KEUANGAN untuk
INVESTASI di PASAR MODAL, PASAR UANG DAN VALAS. Surabaya: UM
Surabaya Publishing.
Firmansyah, M. A. (2018). PERILAKU KONSUMEN (SIKAP DAN
PEMASARAN). Yogyakarta: Deepublish.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang
Gulo, W. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
122
Hantono. (2018). Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan Rasio
dan SPSS. Yogyakarta: Deepublish.
Herlina, V. (2019). Panduan Praktis Mengolah Data Kuesioner Menggunakan
SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Ikatan Bankir Indonesia, Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan. (2014).
Mengelola Kredit secara Sehat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Iman, N. (2004). Kiat-kiat Membiakkan Uang di Masa Sulit | Investasi Untuk
Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Jusuf, D. I. (2018). PERILAKU KONSUMEN DI MASA BISNIS ONLINE.
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Jogiyanto, Hartono. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi
Kesepuluh. Yogyakarta : BPFE.
Liliweri, A. (2011). KOMUNIKASI: SERBA ADA SERBA MAKNA. Jakarta:
Kencana.
Muchson, M. (2017). Statistik Deskriptif. Jakarta: Guepedia.
Muzdalifah Azis, S. M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal,
Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
OJK (2017). Kajian Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan:
Perlindungan Konsumen Pada Fintech. Jakarta: Departemen Perlindungan
Konsumen - Otoritas Jasa Keuangan.
Pramesti, G. (2014). Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Rudiyanto. (2017). Seri Panduan Investasi : Reksadana untuk Pemula 2. Jakarta:
123
PT. Elex Media Komputindo.
Saiful Ghozi, A. S. (2015). Statistik Deskriptif untuk Ekonomi. Yogyakarta:
Deepublish.
Santoso, S. (2010). STATISTIK MULTIVARIAT. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sarmanu. (2017). Dasar Metodolgi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Statistika. Surabaya: Airlangga University Press.
Sigit, C. (2010). Seri Belajar Kilat SPSS 18. Yogyakarta: Elcom.
Sri Adiningsih, E. M. (2019). TRANSFORMASI EKONOMI BERBASIS DIGITAL
DI INDONESIA Lahirnya Tren Baru Teknologi, Bisnis, Ekonomi dan
Kebijakan di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Subdirektorat Statistik Demografi. (2018). Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-
2045 Hasil SUPAS 2015 (Edisi Revisi). Jakarta: BPS RI.
Sufren, Y. N. (2013). Mahir Menggunakan SPSS secara Otodidak. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta.
Sunaryo, D. (2019). BUKU AJAR MANAJEMEN INVESTASI DAN
PORTOFOLIO. Serang: CV. Penerbit Qiara Media.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Tri Hidayati, I. H. (2019). STATISTIKA DASAR Panduan Bagi Dosen dan
124
Mahasiswa. Jawa Tengah: CV. Pena Persada.
Wahyono, T. (2010). Analisis Regresi dengan Ms. Excel 2007 dan SPSS 17.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Yoyo Sudaryo, A. Y. (2017). INVESTASI BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN.
Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Yusuf, M. (2017). METODE PENELITIAN : KUANTITATIF, KUALITATIF DAN
PENELITIAN GABUNGAN. Jakarta: KENCANA.
Zulfikar. (2016). Pengantar Pasar Modal dengan Pendekatan Statistika.
Yogyakarta: Deepublish.
Jurnal
Aini, N., Maslichah, & Junaidi. (2019). PENGARUH PENGETAHUAN DAN
PEMAHAMAN INVESTASI, MODAL MINIMUM INVESTASI,
RETURN, RISIKO DAN MOTIVASI INVESTASI TERHADAP MINAT
MAHASISWA BERINVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI PADA
MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS KOTA MALANG).
E-JRA, 08(05), 38–52.
Arner, D., Barberis, J., & Buckley, R. (2016). 150 Years of Fintech : An
Evolutionary Analysis. Jassa, 3, 22.
Baghani, M., & Sedaghat, P. (2016). Effect of Risk Perception and Risk Tolerance
on Investors’ Decision Making in Tehran Stock Exchange. International
Academic Journal of Accounting and Financial Management, 3(9), 45–53.
125
Baihaqi, J. (2018). Financial Technology Peer-To-Peer Lending Berbasis Syariah
di Indonesia. Tawazun : Journal of Sharia Economic Law, 1(2), 116–132.
Wicaksono, Baskoro. (2016). Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Salak di Desa Tinjoman Lama Kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padang Sidimpuan Tahun 2014.
NAKHODA: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 15(1), 10-20
Basuki, F. H., & Husein, H. (2018). Analisis SWOT Financial Technology Pada
Dunia Perbankan di Kota Ambon (Survei Pada Bank di Kota Ambon). Jurnal
Manis, 2(1), 60–74.
Cahya, B. T., & Kusuma, N. A. (2019). Pengaruh Motivasi dan Kemajuan
Teknologi Terhadap Minat Investasi Saham. Al-Masharif: Jurnal Ilmu
Ekonomi Dan Keislaman, 7, 192–207.
Christanti, N., & Mahastanti, L. A. (2011). Faktor-faktor yang dipertimbangkan
investor dalam melakukan investasi. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan,
4(3), 37–51.
Darman. (2019). Financial Technology (FinTech): Karakteristik dan Kualitas
Pinjaman pada Peer to Peer Lending di Indonesia. Jurnal Manajemen
Teknologi, 18(2), 130–137
Dewanto, I. J., & Arrozi, M. (2016). Membangun Sistem Penunjang Keputusan
Untuk Investasi Saham Dengan Metode SAW.
Dewi, N. N. S. R. T., Adnantara, K. F., & Asana, G. H. S. (2018). Modal Investasi
126
Awal Dan Persepsi Risiko Dalam Keputusan Berinvestasi. Jurnal Ilmiah
Akuntansi, 2(2), 173–190
Dr. Taqadus Bashir, D. T. B. (2013). An Assessment Study on the Factors
Influencing the Individual Investor Decision Making Behavior’. IOSR
Journal of Business and Management, 9(5), 37–44.
Dwi Rakhmatulloh, A., & Asandimitra, N. (2019). Pengaruh Overconfidence,
Accounting Information, dan Behavioural Motivation Terhadap Keputusan
Investasi di Kota Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 7, 796–806.
Edi Pranyoto dan Winda Rika Lestari. (2015). Faktor Psikologi Yang Membentuk
Perilaku Keuangan (Behavioral Finance) Investor Dalam Transaksi Saham
Pada Pasar Modal Di Lampung. Jurnal Ilmiah Gema Ekonomi, 5(1), 691–
702.
Gahtani S. S., & Malcolm King. (1999). Attitudes, Satisfaction and Usage :
Factors Contributing to Each in the Acceptance of Information Technology.
Behaviour dan Information Technology., 18 (4), 277-297
Iramani, R. (2013). Persepsi Risiko dan Kecenderungan Risiko Investor Individu.
Jurnal Keuangan dan Perbankan, 17(1), 78–88.
Jagongo, A., & Mutswenje, V. S. (2014). A Survey of the Factors Influencing
Investment Decisions: The Case of Individual Investors at the NSE.
International Journal of Humanities and Social Science, 4, 92–102.
Jayantri, I. A. A. U., & Seminari, N. K. (2018). Peran Kepercayaan Memerdiasi
127
Persepsi Risiko terhadap Niat Menggunakan Mandiri Mobile Banking di
Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(5), 2621-2651.
Lammers, J., & Willebrands, D. (2010). Risk Attitudes and Profits among Small
Enterprises in Nigeria Risk Attitude and Profits among Small Enterprises in
Nigeria. June 2014.
Lestari, W., & Rosyidah, S. M. (2013). RELIGIUSITAS DAN PERSEPSI
RISIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA
PERSPEKTIF GENDER. Journal of Business and Banking, 3(2), 189–200.
Listyarti, Indra. (2017). Pengambilan Keputusan Investasi Investor di Pasar Modal
Indonesia ditinjau dari Teori Reasoned Action. Journal of Business and
Banking, 7(2), 237-250.
Masruroh, A. (2014). Konsep Dasar Investasi Reksadana. SALAM: Jurnal Sosial
Dan Budaya Syar-I, 1(1).
Melisa Kusumawati. (2013). Faktor Demografi, Economic Factors dan Behavioral
Motivation dalam Pertimbangan Keputusan Investasi di Surabaya. FINESTA,
1(2), 30–35.
Mildawati, T. (2016). Teknologi Informasi Dan Perkembangannya Di Indonesia.
EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan), 4(2), 101.
Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam
Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan
Aplikasi, 2(1), 33–47.
128
Njatrijani, R. (2019). Perkembangan Regulasi Dan Pengawasan Financial
Technology di Indonesia. Diponegoro Private Law Review, 4(1), 462–474.
Pavlou, P. A. (2001). Integrating Trust in Electronic Commerce with the
Technology Acceptance Model: Model Development and Validation. Seven
Americas Conference on Information Systems, pp:816-822.
Pavlou, P. A. (2003). Consumer Acceptance of Electronic Commerce : Integrating
Trust and Risk with the Technology Acceptance Model. 7(3), 69–103.
Pokorná, M., & Sponer, M. (2016). Social Lending and Its Risks. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 220(March), 330–337.
Raditya, D., Budiarta, I. K., & Suardikha, I. M. S. (2014). Pengaruh Modal
Investasi Minimal Di BNI Sekuritas, Return dan Persepsi Risiko pada Minat
Investasi Mahasiswa dengan Penghasilan sebagai Variabel Moderasi.
Ekonomi, 7, 377–390.
Rahmahafida, N. I. (2020). Perlindungan Hukum Pihak Pemberi Pinjaman pada
Layanan Pinjaman Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi terhadap Risiko
Gagal Bayar. Jurist-Diction, 3(2), 541
Saksonova, S., & Merlino, I. K. (2017). Fintech as Financial Innovation – The
Possibilities and Problems of Implementation. European Research Studies
Journal, XX(3A), 961–973
Salerindra, B. (2020). Determinan Keputusan Investasi Mahasiswa pada Galeri
Investasi Perguruan Tinggi di Surabaya dan Malang. Jurnal Ilmu
129
Manajemen, 8(1), 157–173.
Samud. (2018). Peranan Pemerintah dalam Menyejahterakan Masyarakat melalui
Bantuan Sosial Perspektif Ekonomi Islam. AL-Amwal,10(2), 215-228.
Septyanto, D. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investor Individu
Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Sekuritas Di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Jurnal Ekonomi, 4(2), 90–101.
Syaifudin, A. (2020). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK
DI DALAM LAYANAN FINANCIAL TECHNOLOGY BERBASIS PEER
TO PEER (P2P) LENDING (Studi Kasus di PT. Pasar Dana Pinjaman
Jakarta). Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 26, 408–421.
Syawiyanti, A. R., & Kuswanto, A. (2019). an Analysis of Factors Influencing
Investment Decision Making in Indonesia ’ S Capital Market. International
Journal of Economics, Commerce and Management, VII(5), 58–69.
Tandio, T., & Widanaputra, A. (2016). Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return,
Persepsi Risiko, Gender, Dan Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi
Mahasiswa. E-Jurnal Akuntansi, 16(3), 2316–2341.
Tangke, N. (2004). Analisa Penerimaan Penerapan Teknik Audit Berbantuan
Komputer (TABK) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model
(TAM) Pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 6 (1). Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
Trisnatio, & Pustikaningsih. (2017). PENGARUH EKSPEKTASI RETURN,
130
PERSEPSI TERHADAP RISIKO, DAN SELF EFFICACY TERHADAP
MINAT INVESTASI SAHAM MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Jurnal Fakultas Ekonomi, 2(1),
1–15.
Widayat. (2010). Penentu Perilaku Berinvestasi. Ekonomika-Bisnis, 1(2), 111–
128.
Wiratama, Adi. (2016). DAMPAK IMPLEMENTASI PROGRAM MINAPOLITAN
TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN MUNCAR
KABUPATEN BANYUWANGI. Kebijakan dan Manajemen Publik,, 4(3), 14-26.
Wulandari, D. A., & Iramani, R. (2014). STUDI EXPERIENCED REGRET,
RISK TOLERANCE, OVERCONFIDANCE DAN RISK PERCEPTION
PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DOSEN EKONOMI.
Journal of Business and Banking, 4(1), 55–66.
Wulandari, R. (2012). DIMENSI-DIMENSI PERSEPSI RISIKO
KESELURUHAN KONSUMEN. JRMB, 7, 115–124.
Yusuf, M. (2019). Pengaruh Kemajuan Teknologi dan Pengetahuan terhadap
Minat Generasi Milenial dalam Berinvestasi di Pasar Modal. Jurnal
Dinamika Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 86–94.
Peraturan
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang
Elektronik (Electronic Money).
131
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 16/8/ PBI/2014 dan PBI No
18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik (PBI E-Money).
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 19/12/PBI/2017 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Finansial.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 77/ POJK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
(POJK P2P Lending).
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Surat Edaran OJK (SEOJK)
No.18/SEOJK.02/2017 Tentang Tata Kelola Dan Manajemen Risiko
Teknologi Informasi Pada Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi.
Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2016 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi.
Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik.
Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2016 Tentang Uji Coba Teknologi Komunikasi, Informatika Dan
Penyiaran.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
Dan Transaksi Elektronik.
Website dan Artikel
Badan Pusat Statistik. (2020). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-
132
2019. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020. https://www.bps.go.id/
INDEF dan Asosiasi Fintech Indonesia. (2019). Studi Dampak Fintech P2P
Lending terhadap Perekonomian Nasional. Diakses pada tanggal 03 Juni
2020. https://indef.or.id/
Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Data Statistik Fintech Lending Mei 2020.
Diakses pada tanggal 02 Juni 2020. https://www.ojk.go.id/
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Survei OJK 2019 : Indeks Literasi dan Inklusi
Keuangan Meningkat. Diakses pada tanggal 02 Juni 2020.
https://www.ojk.go.id/
World Economic Forum. (2019). Global Competitiveness Report 2019. Diakses
pada tanggal 10 Mei 2020. https://www.weforum.org/
https://investree.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://ammana.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://p2p.alamisharia.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://www.danasyariah.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://duhasyariah.com/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://qazwa.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://bsalam.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://www.ethis.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://kapitalboost.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://www.papitupisyariah.com/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
https://www.finteksyariah.co.id/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2020.
133
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Perkenalkan saya Yunita Alnanda S. mahasiswi tingkat akhir Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian mengenai 'Pengaruh Persepsi Risiko, Ekspektasi Return,
Behavioral Motivation dan Kemajuan Teknologi terhadap Keputusan Investasi di
Perusahaan Peer To Peer Lending Syariah'.
Jika Anda merupakan investor atau lender yang pernah memberikan
pembiayaan di platform peer to peer lending syariah, dengan rendah hati saya
meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi menjadi responden penelitian saya
dengan cara mengisi kuesioner ini. Data dan informasi yang diperoleh dari
kuesioner ini akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan terjamin
kerahasiaannya.
Terima kasih atas kesediaan Anda yang telah meluangkan waktu untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Yunita Alnanda Sarawatari
134
Berilah tanda check list (√) pada jawaban yang sesuai menurut profil anda.
A. Profil Responden
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Usia : 20 s/d 30 tahun 41 s/d 50 tahun
31 s/d 40 tahun >50 tahun
Domisili : Jakarta Tangerang
Bogor Bekasi
Depok
Pendidikan : <SMA Sarjana S1
SMA
Pasca Sarjana
(S1/S2/S3)
Diploma
(D1/D2/D3)
Status : Menikah Belum menikah
Lama Investasi : 1 tahun >5 tahun
1-5 tahun
Pendapatan dalam
Setahun : <Rp. 50.000.000
Rp. 250.000.000-
Rp. 500.000.000
Rp. 50.000.000-Rp.
250.000.000 >Rp. 500.000.000
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
Pada setiap pernyataan, telah disediakan lima (5) point skala di sampingnya
dengan keterangan sebagai berikut:
Kode Skala Keterangan
SS 5 Sangat Setuju
S 4 Setuju
N 3 Netral
135
TS 2 Tidak Setuju
STS 1 Sangat Tidak Setuju
C. Kuesioner
No. Indikator SS S N TS STS
Adanya risiko tertentu
1. Investasi di peer to peer lending
syariah ini memiliki beberapa
risiko tertentu yang tidak bisa
saya hindari dan harus saya
tanggung
Mengalami kerugian
2. Saya akan mengalami kerugian
formil dan materil jika
berinvestasi di peer to peer
lending syariah
3. Berinvestasi di peer to peer
lending syariah belum tentu
sepenuhnya aman
Pemikiran berisiko
4. Saya khawatir data-data saya
tidak sepenuhnya terjaga dengan
baik
5. Saya merasa investasi di peer to
peer lending syariah memiliki
banyak ketidakpastian di
dalamnya
Ketertarikan atas return yang dihasilkan
6. Tingkat return yang ditawarkan
oleh peer to peer lending syariah
cukup menarik
7. Saya tertarik akan gambaran
return yang dihasilkan dari dana
investasi saya
Keuntungan menarik dan kompetitif
136
8. Keuntungan investasi di peer to
peer lending syariah cukup
menarik dan kompetitif dengan
perusahaan lainnya
Keuntungan sesuai risiko
9. Tingkat keuntungan dan risiko
yang dimiliki oleh peer to peer
lending syariah bisa saya terima
10. Keuntungan yang ditawarkan
sebanding dengan risiko yang
dimiliki
Self/Firm Image
11. Saya memperhatikan reputasi
perusahaan peer to peer lending
syariah yang saya tuju
12. Saya menilai etika perusahaan
secara keseluruhan
13. Saya mempertimbangkan
bagaimana kualitas produk dan
pelayanan perusahaan
Advocate Recommendation
14. Rekomendasi dari teman atau
teman kerja mempengaruhi
keputusan investasi saya
15. Pendapat keluarga atau orang
terdekat mempengaruhi
keputusan investasi saya
Kemudahan
16. Kemajuan teknologi
memberikan kemudahan dalam
berinvestasi
17. Teknologi yang diterapkan
mudah saat dijalankan
18. Teknologi yang diterapkan dapat
dijalankan oleh semua kalangan
usia
Kenyamanan
19. Kemajuan teknologi
memberikan kenyamanan dalam
137
berinvestasi
20. Teknologi yang diterapkan
nyaman saat digunakan
Penggunaan pendapatan untuk investasi yang berisiko
21. Saya tidak akan mengalokasikan
pendapatan saya untuk
melakukan investasi yang
berisiko
Investasi tanpa pertimbangan
22 Saya tidak akan berinvestasi
tanpa melalui pertimbangan
terlebih dahulu
23. Saya tidak akan berinvestasi
sebelum mengetahui bagaimana
dana investasi saya digunakan
Investasi tanpa jaminan
24. Saya tidak akan melakukan
investasi tanpa jaminan yang
sepadan
Investasi berdasarkan intuisi/perasaan
25 Saya melakukan investasi hanya
mengikuti intuisi atau perasaan
saya saja
138
Lampiran 2: Data Primer dari Google Form yang Diolah dengan Ms. Excel
No. Persepsi Risiko (X1)
Total Ekspektasi Return (X2)
Total 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 5 4 3 3 4 19 4 4 5 3 3 19
2 3 3 3 3 4 16 5 5 5 5 5 25
3 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20
4 4 4 3 4 3 18 4 4 4 4 4 20
5 4 4 4 3 4 19 4 4 5 4 3 20
6 5 4 4 4 4 21 2 5 4 2 1 14
7 3 3 3 4 3 16 4 4 3 5 4 20
8 4 4 4 4 4 20 5 5 5 4 4 23
9 3 3 3 4 3 16 3 4 3 3 2 15
10 5 4 5 4 4 22 5 5 5 5 5 25
11 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 20
12 3 4 3 3 4 17 3 3 3 4 5 18
13 4 5 5 4 5 23 4 4 5 5 2 20
14 2 2 2 2 2 10 5 4 4 5 5 23
15 3 4 4 4 3 18 5 5 5 4 4 23
16 4 5 4 4 4 21 1 1 2 5 1 10
17 4 5 4 5 5 23 5 5 5 5 3 23
18 3 4 3 4 4 18 4 4 4 4 4 20
19 3 5 5 5 5 23 4 4 4 4 4 20
20 5 3 5 4 4 21 4 4 4 5 5 22
21 3 3 5 5 3 19 5 4 4 4 4 21
22 4 4 4 4 3 19 5 4 4 4 4 21
23 3 4 3 3 4 17 4 4 4 4 5 21
24 3 3 3 4 4 17 3 3 3 4 4 17
25 3 3 3 3 3 15 3 3 3 4 5 18
26 4 4 5 5 3 21 4 4 5 5 5 23
27 3 5 3 3 5 19 5 5 5 3 5 23
28 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 4 21
29 4 3 5 5 5 22 5 5 5 5 5 25
30 5 4 4 4 4 21 4 4 4 3 3 18
31 3 3 3 3 3 15 3 5 4 4 4 20
32 3 3 5 4 3 18 4 4 3 4 4 19
33 5 3 3 5 3 19 3 3 5 3 4 18
34 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
35 3 3 5 5 4 20 4 4 4 4 4 20
36 3 3 3 3 5 17 5 5 5 5 5 25
37 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25
38 4 5 4 5 5 23 4 4 4 5 5 22
39 4 2 4 2 3 15 5 4 4 5 5 23
40 5 4 4 5 4 22 3 3 5 5 5 21
41 3 3 5 3 3 17 3 3 4 4 3 17
139
42 3 3 3 5 3 17 4 4 4 4 4 20
43 5 3 3 5 5 21 4 3 3 4 4 18
44 5 4 5 5 5 24 5 5 5 4 5 24
45 4 3 5 4 1 17 5 2 4 3 4 18
46 5 3 5 5 4 22 3 5 2 4 2 16
47 3 3 4 4 3 17 4 4 4 5 4 21
48 4 1 5 1 3 14 2 1 1 4 3 11
49 3 3 5 4 3 18 3 3 4 3 2 15
50 4 4 5 3 4 20 4 4 4 4 4 20
51 3 4 3 5 5 20 5 5 5 5 5 25
52 3 3 5 4 3 18 5 4 4 4 5 22
53 5 4 3 5 4 21 5 5 5 5 5 25
54 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 5 21
55 3 4 5 2 3 17 5 5 5 5 5 25
56 3 5 3 4 4 19 4 5 4 4 4 21
57 5 3 3 4 3 18 5 4 5 4 5 23
58 5 4 4 5 5 23 5 5 5 5 5 25
59 3 3 5 4 3 18 4 4 5 5 4 22
60 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 4 20
61 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 4 20
62 3 3 3 5 4 18 5 5 5 5 5 25
63 5 4 4 4 4 21 5 5 5 5 5 25
64 3 3 3 3 3 15 4 5 4 4 4 21
65 3 5 3 5 3 19 2 5 4 2 4 17
66 5 5 5 4 5 24 4 5 5 4 4 22
67 3 3 5 5 5 21 4 4 4 4 4 20
68 5 4 4 4 4 21 3 3 3 3 3 15
69 3 3 3 3 3 15 5 5 5 5 5 25
70 3 4 3 4 3 17 3 4 3 4 4 18
71 3 3 3 3 4 16 2 2 3 5 5 17
72 3 3 3 3 4 16 3 3 3 3 3 15
73 5 4 4 5 5 23 4 4 5 4 5 22
74 3 4 3 3 2 15 4 4 4 4 4 20
75 3 3 5 4 4 19 4 4 4 3 3 18
76 3 3 3 3 3 15 5 5 4 5 5 24
77 5 4 5 3 5 22 5 5 5 4 5 24
78 5 4 5 5 4 23 3 5 5 5 4 22
79 3 3 4 5 3 18 4 4 4 4 3 19
80 5 4 4 3 4 20 4 4 5 4 4 21
140
No. Behavioral Motivation (X3)
Total Kemajuan Teknologi (X4)
Total 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 4 4 5 4 2 19 5 5 4 5 5 24
2 5 5 5 4 2 21 5 5 5 5 5 25
3 4 4 4 3 4 19 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 2 2 19 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 2 2 19 5 4 4 4 4 21
6 5 1 5 3 3 17 4 5 5 5 5 24
7 3 4 3 1 1 12 5 4 4 5 4 22
8 4 4 4 2 3 17 5 5 5 5 5 25
9 4 3 3 1 4 15 5 4 4 4 4 21
10 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20
11 5 5 5 2 2 19 5 5 3 5 5 23
12 4 4 4 2 1 15 4 5 1 2 4 16
13 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 5 21
14 5 5 4 4 4 22 5 5 4 3 5 22
15 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 5 25
16 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
17 5 5 5 3 2 20 5 5 5 5 5 25
18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
19 5 5 5 4 2 21 5 5 4 5 5 24
20 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
21 5 5 5 3 3 21 5 5 3 5 5 23
22 4 3 4 4 3 18 5 4 4 4 5 22
23 3 3 5 4 4 19 5 5 1 2 4 17
24 5 5 5 3 2 20 4 4 5 5 5 23
25 4 3 4 1 4 16 5 3 4 4 5 21
26 5 4 4 5 4 22 5 4 4 5 4 22
27 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 5 23
28 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 4 24
29 5 4 4 1 1 15 5 5 5 5 5 25
30 5 5 5 5 5 25 5 5 4 5 5 24
31 4 5 3 4 4 20 4 3 2 3 3 15
32 4 5 5 4 4 22 5 5 5 4 4 23
33 5 3 4 5 5 22 5 5 5 5 5 25
34 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
35 4 3 4 4 4 19 5 4 4 4 4 21
36 5 5 5 2 2 19 5 5 3 5 5 23
37 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
38 5 5 5 1 5 21 5 5 4 5 5 24
39 5 5 4 5 5 24 5 4 2 5 5 21
40 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 3 23
41 4 4 4 3 3 18 4 4 4 4 4 20
42 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
141
43 5 5 4 5 4 23 5 5 4 5 5 24
44 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 4 22
45 5 5 5 3 3 21 5 5 5 5 5 25
46 5 5 5 5 5 25 5 5 4 5 4 23
47 4 5 5 5 5 24 4 5 4 5 5 23
48 3 2 3 5 4 17 2 1 4 2 1 10
49 3 2 3 3 3 14 2 2 2 2 2 10
50 4 3 3 2 2 14 4 4 4 4 4 20
51 5 5 5 4 4 23 5 5 3 3 4 20
52 4 4 5 5 4 22 5 4 4 5 4 22
53 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 5 25
54 4 4 4 3 3 18 2 3 2 3 4 14
55 5 4 4 4 4 21 5 4 3 4 4 20
56 5 4 4 4 2 19 5 5 5 5 5 25
57 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15
58 5 5 5 4 5 24 5 5 3 5 4 22
59 5 5 5 4 4 23 5 5 4 5 5 24
60 5 5 5 5 5 25 3 3 2 3 4 15
61 3 3 3 2 2 13 4 4 4 4 4 20
62 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 5 25
63 5 5 5 4 4 23 3 3 3 3 3 15
64 5 4 4 4 3 20 5 4 4 4 5 22
65 2 4 2 5 3 16 5 2 4 1 3 15
66 4 5 5 5 5 24 4 5 4 4 4 21
67 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25
68 4 4 4 3 3 18 5 4 3 4 3 19
69 4 4 3 3 3 17 4 5 4 4 4 21
70 5 4 4 4 4 21 5 4 2 5 4 20
71 5 4 4 1 1 15 5 5 4 5 5 24
72 3 3 3 4 3 16 5 5 5 5 5 25
73 5 5 5 4 4 23 5 4 3 4 5 21
74 5 5 5 3 3 21 5 5 2 4 4 20
75 4 3 3 4 5 19 4 4 4 4 4 20
76 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
77 5 5 5 4 4 23 5 5 4 5 5 24
78 5 3 4 3 4 19 4 3 3 3 3 16
79 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 4 19
80 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 5 25
142
Keputusan Investasi (Y)
No. 1 2 3 4 5 Total No. 1 2 3 4 5 Total
1 5 5 5 4 3 22 41 4 4 4 3 3 18
2 2 4 5 4 1 16 42 4 4 5 4 4 21
3 4 5 4 5 2 20 43 5 5 5 5 4 24
4 5 5 5 4 3 22 44 4 5 5 4 2 20
5 4 5 5 4 3 21 45 4 4 4 4 2 18
6 3 5 5 4 2 19 46 5 5 5 5 3 23
7 4 4 3 3 4 18 47 4 5 4 4 3 20
8 3 5 5 4 3 20 48 2 4 3 4 2 15
9 4 3 3 4 3 17 49 3 3 3 3 3 15
10 4 4 4 4 2 18 50 4 4 4 4 3 19
11 5 5 5 5 3 23 51 5 5 5 5 5 25
12 4 5 5 5 3 22 52 5 4 4 4 5 22
13 5 5 5 5 4 24 53 4 5 5 4 4 22
14 5 4 5 4 4 22 54 3 4 4 4 4 19
15 5 5 5 5 2 22 55 5 4 4 4 3 20
16 5 5 5 5 3 23 56 3 4 5 3 3 18
17 5 5 5 5 3 23 57 4 4 4 4 4 20
18 3 4 4 4 2 17 58 3 5 5 5 3 21
19 5 5 5 4 5 24 59 4 5 5 4 3 21
20 5 5 4 4 5 23 60 5 5 5 5 5 25
21 5 5 5 5 5 25 61 4 4 4 4 5 21
22 4 4 5 4 1 18 62 5 5 5 4 2 21
23 4 5 4 5 5 23 63 5 5 5 5 5 25
24 4 4 4 4 3 19 64 5 3 4 5 4 21
25 5 5 5 3 3 21 65 1 3 1 4 2 11
26 5 5 5 5 5 25 66 3 5 5 5 3 21
27 3 3 3 5 2 16 67 5 4 5 5 5 24
28 5 4 5 4 3 21 68 3 5 5 3 4 20
29 3 4 5 4 2 18 69 5 5 4 4 5 23
30 5 5 5 5 2 22 70 4 5 4 3 3 19
31 3 3 3 5 5 19 71 2 5 5 3 3 18
32 4 5 5 4 3 21 72 3 5 5 5 3 21
33 3 4 5 5 5 22 73 4 5 5 5 4 23
34 5 5 5 3 3 21 74 5 5 5 5 5 25
35 3 5 4 4 5 21 75 4 4 5 5 5 23
36 3 5 5 5 3 21 76 2 5 5 3 1 16
37 5 5 5 5 5 25 77 4 5 5 5 4 23
38 4 5 5 3 2 19 78 5 5 4 5 5 24
39 4 5 5 4 2 20 79 5 4 4 4 3 20
40 4 5 5 5 5 24 80 5 5 5 5 4 24
143
Lampiran 3: Hasil Uji SPSS-Uji Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi Risiko (X1)
144
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ekspektasi Return (X2)
145
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Behavioral Motivation (X3)
146
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kemajuan Teknologi (X4)
147
5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Investasi (Y)
148
Lampiran 4: Hasil Uji SPSS-Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
2. Hasil Uji Multikolinearitas
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
149
Lampiran 5: Hasil Uji SPSS-Uji Hipotesis & Analisis Regresi Linier
Berganda
1. Hasil Uji Hipotesis-Uji t
2. Hasil Uji Hipotesis-Uji F
3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda