Post on 01-Jul-2015
Kematian karena luka bakar
Kematian karena luka bakar
Ferryal Basbeth
Definisi :
(kap) Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,
air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka ini dapat menyebabkan kerusakkan jaringan.
Cadera lain yang termasuk luka bakar adalah sambaran petir, sengatan listrik, sinar X dan bahan
korosif. (ijo,rf brown)Kerusakan kulit yang terjadi tergantung pada tinggi suhu dan lama kontak.
Suhu minimal untuk dapat menghasilkan luka bakar adalah sekitar 44 C dengan kontak sekurang-
kurangnya 5 –6 jam. Suhu 65 C dengan kontak selama 2 detik sudah cukup menghasilkan luka
bakar. Kontak kulit dengan uap air panas selama 2 detik mengakibatkan suhu kulit pada
kedalaman 1 mm dapat mencapai suhu 47 Celsius, air panas yang mempunyai suhu 60 C yang
kontak dengan kulit dalam waktu 10 detik akan menyebabkan partial thickness skin loss dan diatas
70C akan menyebabkan full thickness skin loss. Sedangkan RF Brown menulis protein-protein
kulit akan mengalami koagulasi dan full thickness burn akan terjadi bila lapisan dalam dari kulit
mencapai 45 C tanpa menyebutkan berapa lama waktu kontak yang diperlukan Temperatur air
yang digunakan untuk mandi adalah berkisar 36 C – 42 C. (ijo) Pelebaran kapiler dibawah kulit
mulai terjadi pada saat suhu mencapai 35 C selama 120 detik, vesikel terjadi pada suhu 53 C –
57 C selama kontak 30 – 120 detik.
Derajad luka bakar
(rf brown,knight) Klasifikasi derajad luka bakar berbeda-beda untuk masing-masing negara
oleh karena ini sangat bergantung terhadap management pengobatan yang digunakan oleh
negara tersebut. Klasifikasi lama yang diperkenalkan oleh Dupuytren adalah pembagian derajad
luka bakardalam 6 derajat :
1. Luka bakar derajad 1
Luka akibat terkena panas dari api, benda panas dan cairan panas yang suhunya tidak
mencapai titik didih, bias juga akibat cairan kimia. Biasanya bentuk luka berupa
kemerahan dan proses penyembuhan terjadi tanpa meninggalkan parut. Waktu
penyembuhan bias antara beberapa jam sampai beberapa hari.
2. Luka bakar derajad 2
By FBI 1
Kematian karena luka bakar
Luka diakibatkan terkena benda panas atau cairan panas yang suhunya mencapai titik
didih atau lebih tinggi. Lapisan kulit superficial hanya sedikit yang rusak dan
penyembuhannya tanpa meninggalkan jaringan parut. Pada awalnya terdapat vesikel yang
kemudian akan terasa sakit dan warnanya menjadi hitam.
3. Luka bakarderajad 3
Luka bakar ini adalah akibat cairan yang suhunya diatas titik didih. Pada keadaan ini
lapisan superficial kulit seluruhnya rusak sehingga pada penyembuhan akan
meninggalkan jaringan parut. Ujung persyarafan juga terbakar dan halini mengakibatkan
rasa nyeri yang hebat. Pada proses penyembuhan dapat terjadi jaringan parut yang
mengandung semua element kulit, sehingga tidak mengalami kontraktur.
4. Luka bakar derajad 4
Seluruh jaringan kulit mengalami kerusakan. Ujung syaraf juga ikut rusak, sehingga pada
luka bakar ini rasa nyeri tidak ada. Jaringan parut yang terbentuk akan mengalami
kontraksi dan deformitas. Luka terkelupas pada hari ke 5 atau ke 6 dan penyembuhan
akan berjalan lambat.
5. Luka bakar derajad 5
Pada keadaan ini kerusakan juga meliputi fasia otot dan hampir selalu mengalami
deformitas.
6. Luka bakarderajad 6
Keadaan ini biasanya fatal, jika tidak meninggal maka biasanya mengakibatkan kerusakan
anggota badan.
Klasifikasi luka bakar dalam 6 derajad ini oleh Wilson dijadikan menjadi 3 derajad
sebagai nomenklatur (knight):
1. Luka bakarderajad satu ( derajad satu dan dua, Dupuytren)
Terjadi eritema dan blister tanpa kehilangan epidermis. Disini kapiler mengalami dilatasi
dan terjadi transudasi cairan kedalam jaringan ikat, yang menyebabkan edema. Secara
umum blister diliputi oleh kulit yang berwarna keputihan diatasnya, epidermis yang
avaskuler dan dibatasi oleh zona yang berwarna hiperemi. Bila besar blister kurang dari 1
cm maka blister ini akan diresorpsi, sebaliknya bila blister ini pecah maka akan
meninggalkan daerah dengan dasar yang berwarna kemerahan. Luka bakar derajad satu
ini akan sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut. Walaupun luka bakar yang terjadi
adalah derajad satu akan tetapi bila meliputi lebih dari sepertiga permukaan tubuh
By FBI 2
Kematian karena luka bakar
terutama yang terletak pada daerah kepala, leher, badan, atau dinding depan dari
abdomen maka akan menyebabkan kefatalan.
2. Luka bakar derajad dua ( derajad tiga dan empat, Dupuytren)
Terjadi destruksi dari seluruh ketebalan kulit. Epidermis dapat mengalami koagulasi,
pengerutan, berupa daerah yang dibatasi oleh zona yang berwarna kemerahan, dan
blister kulit. Dalam beberapa hari, biasanya dalam beberapa minggu jaringan yang
nekrosis akan mengelupas dan meninggalkan ulcus yang lambat menyembuh. Luka bakar
derajad dua tidak dapat menyembuh tanpa meninggalkan jaringan parut, yang biasanya
berkerut selama proses penyembuhannya yang menyebabkan perubahan bentuk dari
permukaan luka.
3. Luka bakar derajad tiga ( derajad lima dan enam, Dupuytren)
Yang karakteristik dari luka bakar ini adalah destruksi yang luas tidak hanya pada kulit dan
subkutis tetapi juga pada otot dan tulang.destruksi pada ujung-ujung syaraf juga dapat
terjadi yang mengakibatkan kehilangan rasa nyeri yang relatif. Devitalisasi jaringan pada
area luka bakar menyebabkan mudah terkenanya infeksi dan penyembuhan yang berjalan
lambat. Bila eksposurenya berkepanjangan, maka kulit dan jaringan ikat dibawah kulit
akan terbakar dan menjadi arang. Sedangkan ekposure yang luas dari tubuh setelah
kematian oleh karena panas dan asap menyebabkan seluruh tubuhh menjadi arng dengan
otot-otot dan organ- organ dalam yang terpanggang, dan akhirnya menghanguskan
bagian-bagian tubuh terutama ekstremitas, genetalia dan telinga.
Klasifikasi derajad luka bakar yang lainnya adalah (kapita):
1. Luka bakar derajad 1 (luka bakar superficial)
Luka bakar hanya terbatas pada lapipsan epidermis. Luka bakar derajad ini ditandai
dengan kemerahan yang biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5 – 7
hari.
2. Luka bakar derajad 2 (luka bakar dermis)
Luka bakar derajad dua mencapai kedalaman dermis tetapi masih ada element epitel yang
tersisa, seperti sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut.
Dengan adanya sisa epitel yang sehat ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 10 – 21 hari.
Oleh karena kerusakan kapiler dan ujung syaraf di dermis, luka derajad ini tampak lebih
pucat dan lebih nyeri dibandingkan luka bakar superficial, karena adanya iritasi ujung
By FBI 3
Kematian karena luka bakar
syaraf sensorik. Juga timbul bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena
permeabilitas dindingnya meninggi. Luka bakar derajad 2 dibedakan menjadi :
a. Derajad dua dangkal
Dimana kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis dan penyembuhan
terjadi secara spontan dalam 10- 14 hari.
b. Derajad dua dalam
Dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Bila kerusakkan lebih
dalam mengenai dermis, subyektif dirasakan nyeri.penyembuhan terjadi lebih
lama tergantung bagian dari dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel
kulit (iji epitel, stratum germinativum, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dsb) yang
tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
3. Luka bakar derajad 3
Lukabakar derajad tiga meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis, atau organ
yang lebih dalam. Oleh karena tidak ada lagi elemen epitel yang hidup maka untuk
mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein yang terjadi
memeberikan gambaran luka bakar berwarna keputihan, tidak ada bula dan tidak nyeri.
Luas luka bakar
(currant)Penentuan luas luka bakar pada kulit adalah penting pada kasus – kasus dimana
kematian terjadi lambat oleh karena luas dan derajad luka bakar sangat penting pengaruhnya
terhadap prognosis dan managemen pengobatannya. (currant, knight, kapita, dimaio, rf
brown)Untuk perhitunngan luas luka bakar secara tradisional dihitung dengan menggunakan `Rule
of Nines` dari Wallace. (dimaio) Dikatakan bahwa luka bakar yang terjadi dapat diindikasikan
sebagai presentasi dari total permukaan yang terlibat oleh karena termal injury. Bila permukaan
tubuh dihitung sebagai 100 %, maka kepala adalah 9 %, tiap – tiap ekstremitas bagian atas adalah
9 %, dada bagian depan adalah 18 %, bagian belakang adalah 18 5, tiap-tiap ekstremitas bagian
bawah adalah 18 % dan leher 1 %. Lihat gambar
Rumus tersebut tidak dapat digunakan pada anak dan bayi karena relatif luas permukaan
kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu,
digunakan `Rule of ten` untuk bayi dan `Rule of 10-15-20` dari Lund and Browder untuk anak.
Dasar presentasi yangdigunakan dalam rumus tersebut adalah luas telapak tangan dianggap
seluas 1 %.
By FBI 4
Kematian karena luka bakar
(currant) Derajad dan luas luka bakar tergantung pada banyak faktor seperti jarak korban
dengan api, lamanya eksposure ,bahkan pakaian yang digunakan korban pada waktu terjadinya
kebakaran. (dimaio) Komposisi pakaian dapat menentukan derajad keparahan dan luasnya luka
bakar. Kain katun murni akan mentransmisi lebih banyak energi thermal ke kulit dibandingkan
dengan bahan katun polyester. Bahan katun terbakar lebih cepat dan dapat menghasilkan luka
bakar yang besar dan dalam. Bila bahan yang dipakai kandungan poliesternya lebih banyak akan
menyebabkan luka bakar yang relatif ringan atau kurang berat. Bahan rajutan akan menghasilkan
daerah luka bakar yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan bahan pintalan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa bila bahan yang dipakai bertambah berat maka daerah yang terbakar akan
berkurang. Selain itu derajad luka bakar akan berkurang bila pakaian yang dipakai korban ketat
dan mengelilingi tubuh
Penyebab kematian pada luka bakar
1. (currant)Kebanyakan kematian pada luka bakar biasanya terjadi pada kebakaran yang
hebat yang terjadi pada gedung-gedung atau rumah-rumah bila dibandingkan dengan
kebakaran yang terjadi pada kecelakaan pesawat terbang atau mobil. Pada kasus-kasus
kebakaran yang terjadi secara bertahap maka CO poisoning dan smoke inhalation lebih
sering bertanggung jawab dalam penyebab kematian korban dibanding dengan luka bakar
itu sendiri. (knight) CO poisoning merupakan aspek yang penting dari penyebab kematian
pada luka bakar, agaknya korban menjadi tidak sadar dan meninggal sebelum api
membakarnya, ini dapat menjawab pertanyaan mengapa korban tidak melarikan diri pada
waktu terjadi kebakaran. (currant) Sehingga dalam menentukan penyebab dari kematian,
maka luas dan derajat luka bakar serta saturasi darah yang mengandung CO harus dinilai
secara hati – hati. Gas CO ini dibentuk dari pembakaran yang tidak sempurna misalnya
kayu yang terbakar, kertas, kain katun, batu bara yang terbakar akan menghasilkan gas
CO.
(knight)CO dalam darah merupakan indikator yang paling berharga yang dapat
menunjukkan bahwa korban masih hidup pada waktu terjadi kebakaran. Oleh karena gas
ini hanya dapat masuk melalui absorbsi pada paru-paru. Pada perokok dapat dijumpai
saturasi CO dalam darah hanya lebih dari 5%, dan ini dapat menunjukan bahwa korban
masih bernafas pada waktu terjadinya kabakaran, demikian juga pada korban
atherosclerosis coroner yang berat dapat meninggal dengan kadar COHB yang lebih
rendah dari pada individual yang sehat. Bila CO merupakan penyebab mati yang utama
By FBI 5
Kematian karena luka bakar
maka saturasi dalam darah paling sedikitnya dibutuhkan 40% COHB, kecuali pada orang
tua, anak-anak dan debilitas dimana pernah dilaporkan mati dengan kadar 25 %. (dimaio)
Sebenarnya kadar COHB pada korban yang sekarat selama kebakaran, sering tidak
cukup tinggi untuk menyebabkan kematian. Banyak kasus-kasus fatal menunjukan 50- 60
% saturasi, walaupun kadarnya secara umum kurang dari kadar yang terdapat dalam
darah pada keracunan CO murni, seperti pembunuhan dengan gas mobil atau industrial
exposure, dimana konsentrasinya dapat mencapai 80 %. Selain itu adanya gas-gas toksik
dan pengurangan oksigen dalam atmosfer dapat menyebabkan kematian dengan kadar
CO yang rendah.Yoshida et al (1991), mempublikasikan data dari 120 korban yang mati
pada kebakaran rumah di Jepang, didapati 9 orang mempunyai konsentrasi COHB
dibawah 10 %, dimanasaturasi range pada korban rata-rata 1 – 95 %. Pada 31 korban
yang dibuat analisa gas sianida, dua orang mempunyai kadar sianida yang tinggi dan
rendah.
2. (dimaio) Beberapa faktor lainnya selain CO yang dapat dipercaya sebagai penyebab
kematian adalah kasus-kasus kematian oleh karena smoke inhalation. (RFBrown,
knight,cur) Asap yang berasal dari kebakaran terutama alat-alat rumah tangga seperti
furniture, cat , kayu, pernis, karpet dan komponen-komponen yang secara struktural terdiri
polystyrene, polyurethane, polyvinyl dan material-material plastik lainnya dikatakan
merupakan gas yang sangat toksik bila dihisap dan potensial dalam menyebabkan
kematian. (knight). Tragedi kebakaran yang terjadi di MGM Grant Hotel Las Vegas pada
tahun 1981 menelan korban 86 orang meninggal hanya 2 orang yang meninggal karena
luka bakarnya, sisanya meninggal oleh karena smoke inhalation, kebanyakan di dalam
ruangan yang terletak dilantai atas dari tempat terjadinya kebakaran.
(diamaio) sianida adalah salah satu gas yang dihasilkan dalam kebakaran, akan tetapi
pada kenyataannya, jumlah sianida yang diproduksi dalam kebakaran adalah relatif kecil
dengan konsentrasi yang sebenarnya tidak membahayakan dalam kehidupan. Bahkan
dalam ruangan yang tertutup yang diberikan gas sianida murni dengan konsentrasi tinggi,
seperti yang terjadi pada kamp-kamp kematian NAZI ternyata tidak dapat menyebabkan
kematian dalam waktu yang cepat dan kematian tidak terjadi dalam beberapa menit.
Deteksi sianida dalam darah sulit dilakukan apalagi gas ini juga diproduksi postmortem
pada waktu pembusukan.
3. Trauma mekanik
By FBI 6
Kematian karena luka bakar
(currant)Kematian oleh karena trauma mekanik biasanya disebabkan karena runtuhnya
bangunan disekitar korban, atau merupakan bukti bahwa korban mencoba untuk
melarikan diriseperti memecahkan kaca jendela dengan tangan. Luka-luka ini harus dicari
pada waktu melakukan pemeriksaan luar jenasah untuk memastikan apakah luka-luka
tersebut signifikan dalam menyebabkan kematian. Trauma tumpul yang mematikan tanpa
keterangan antemortem sebaiknya harus dicurigai sebagai suatu pembunuhan.
4. Anoxia dan Hypoxia
Kekurangan oksigen dengan akibat hipoksia dan anoksia sangat jarang sebagai penyebab
kematian. Bila oksigen masih cukup untuk menyalakan api maka masih cukup untuk
mempertahankan kehidupan. Sebagai contoh tikus dan lilin yang diletakkan dalam tabung
yang terbatas kadar oksigennya ternyata walaupun lilin padam lebih dahulu tikus masih
aktif berlari disekitarnya.(adel)
(dimaio)Radikal bebeas dapat diajukan sebagai salah satu kemungkinan dari penyebab
kematian, oleh karena radikal bebas ini dapat menyebabkan surfaktan menjadi inaktif, jadi
mencegah pertukaran oksigen dari alveoli masuk kedalam darah.
5. Luka bakar itu sendiri
Secara general dapat dikatakan bahwa luka bakar seluas 30 – 50 % dapat menyebabkan
kematian. Pada orang tua dapat meninggal dengan presentasi yang jauh lebih rendah dari
ini, sedangkan pada anak-anak biasanya lebih resisten.
(kapita) Selain oleh derajad dan luas luka bakar prognosis juga dipengaruhi oleh lokasi
daerah yang terbakar, keadaan kesehatan korban pada waktu terbakar. Luka bakar pada
daerah perineum, ketiak, leher, dan tangan dikatakan sulit dalam perawatannya, oleh
karena mudah mengalami kontraktur.
6. Excessive Heat (adel)
Environmental hypertermia dapat menjadi fatal. Bila tubuh tereksposure pada gas
panas,air panas atau ledakan panas dapat menyebabkan shock yang disertai kolaps
kardiovaskuler yang mematikan.
Delayed death
1. Shock
By FBI 7
Kematian karena luka bakar
(kapita) Cedera termis menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
sampai shock, yang dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut, dan disfungsi
cerebral. Kondisi-kondisi ini dapat dijumpai pada fase awal syok yang biasanya
berlangsung sampai 72 jam pertama. (rfbrown) Segera setelah terjadi luka bakar, terjadi
perubahan-perubahan yangbertahap yang mengikutinya. Kerusakkan akan terjadi sampai
kedalaman kulit tertentu, akan tetapi lapisan kulit yang lebih dalam walaupun masih vital
akan mengalami trauma yang cukup berat yangdiakibatkan thermal injury. Pembuluh
darah kapiler akan melebar dan terjadi peningkatan permeabilitas kapiler, sehingga
caioran yang kaya protein akan cepat hilang dari plasma kedalam ruang extracellular,
menyebabkan edema yang hebat dan kehilangan volume darah dari sirkulasi. Peningkatan
permeabilitas pembuluh darah yang progresif ini berhubungan dengan pengaktifan
komplemen dan pelepasan histamin, dimana interaksi dari histamin dan xanthine oxidase
akan menghasilkan peningkatan aktifitas katalitik enzim-enzim ini. Oksigen toksik yang
dihasilkan oleh reaksi xanthine oxidasemeliputi H2O2 dan radikal hidroksil.substansi inilah
yang menyebabkan kerisakan endothel pembuluh darah.
2. Pulmonary edema
3. Laryngeal edema
4. Pneumonia dan infeksi saluran nafas lainnya
5. Lower nephron nephrosis (hemoglobinuric nephrosis)
6. Acute hemolytic anemia
7. Sepsis
8. Curling`s ulcer
Erosi gaster superficial sering terjadi, bahkan duodenum sering mangalami ulkus, ini yang
pertama kali digambarkan oleh Curling.Post burn ulcecr ini juga terjadi pada esophagus,
ileum dan caecum. Insidence ulcus duodenum yang tercatat di Amerika Serikat adalah
lebih dari 5%, sedangkan di United Kingdom Muir dan Johnes menemukan 18 contoh
kasus dari 32.500 kasus yang diobati.(rfbrown)
9. Non specific squele
Penentuan intravitalitas luka bakar :
1. Jelaga dalam saluran nafas.
By FBI 8
Kematian karena luka bakar
(knight) Pada kebakaran rumah atau gedung dimana rumah atau gedung beserta isi
perabotannya juga terbakar seperti bahan-bahan yang terbuat dari kayu, plastik akan
menghasilkan asap yang berwarna hitam dalam jumlah yang banyak. Akibat dari inhalasi
ini korban akan menghirup partikel karbon dalam asap yang berwarna hitam. Sebagai
tanda dari inhalasi aktif antemortem, maka partikel-partikel jelaga ini dapat masuk kedalam
saluran nafas melalui mulut yang terbuka, mewarnai lidah, dan pharynx, glottis , vocal cord
, trachea bahkan bronchiolus terminalis. Sehingga bila secara histology ditemukan jelaga
yang terletak pada bronchiolus terminalis merupakan bukti yang absolut dari fungsi
respirasi. Sering pula dijumpai adanya jelaga dalam mukosa lambung, ini juga merupakan
bukti bahwa korban masih hidup pada wakrtu terdapat asap pada peristiwa kebakaran.
Karbon ini biasanya bercampur dengan mucus yang melekat pada trachea dan dinding
bronchus oleh karena iritasi panas pada mukosa. Ditekankan sekali lagi bahwa ini lebih
nyata bila kebakaran terjadi didalam gedung dari pada di dalam rumah.
2. Saturasi COHB dalam darah.
(knight)CO dalam darah merupakan indikator yang paling berharga yang dapat
menunjukkan bahwa korban masih hidup pada waktu terjadi kebakaran. Oleh karena gas
ini hanya dapat masuk melalui absorbsi pada paru-paru.
(currant)Akan tetapi bila pada darah korban tidak ditemukan adanya saturasi COHB maka
tidak berarti korban mati sebelum terjadi kebakaran. Pada nyala api yang terjadi secara
cepat, terutama kerosene dan benzene, maka level carbonmonoksida lebih rendah atau
bahkan negative dari pada kebakaran yang terjadi secara perlahan-lahan dengan akses
oksigen yang terbatas seperti pada kebakaran gedung.
3. Pseudo Epidural Hematom.
4. Reaksi jaringan
5. Subendocardial left ventricular hemorrhages
Artefak – artefak yang ditemukan pada mayat oleh karena luka bakar:
(knight) Pada kebakaran yang hebat, apakah di dalam gedung atau yang terjadi pada
kecelakaan mobil yang terbakar, hasil akhir dari korban yang terbakar sering tidak mencerminkan
kondisi saat matinya.
1. Skin Split
2. Abdominal Wall Destruction
3. Postmortem Pseudoblisters
By FBI 9
Kematian karena luka bakar
(knight)Blister dapat terjadi postmortem, tetapi ini berwarna kuning pucat, kecuali pada
kulit yang hangus terbakar.Agak jarang dengan dasar merah atau areola yang
erythematous, walaupun tanda ini tidak dapat menjadi pegangan yang absolut. Secara
tradisionil banyak penulis mengatakan bahwa untuk dapat membedakan blister yang
terjadi antemortem dengan blister yangterjadi postmortem adalah dengan menganalisa
protein dan chlorida dari cairan itu. Blister yang dibentuk pada ante mortem dikatakan
mengandung lebih banyak protein dan chloride, tetapi inipun tidak merupakan angka yang
absolut.
4. Skull Fractures
5. Pseudo Epidural Hemorrhage
6. Non-Cranial Fractures
7. Pugilistic Posture
By FBI 10