Post on 25-Jul-2015
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar
bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang
cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah di cerna.
Oleh karenanya, telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak
yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dalam jumlah banyak. harga jual,
telur olahan dimaksudkan untuk memperpanjang daya simpan.
Pengembangan usaha peternakan ayam petelur di Indonesia masih memiliki
prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur merupakan salah satu produk
yang dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia.
Secara garis besar parameter keberhasilan ditentukan dari 2 aspek, yaitu aspek
pencapaian produktivitas dan keuntungan finansial. Untuk mencapai kedua
parameter keberhasilan tersebut, maka produksi telur, yang dilihat dari kuantitas dan
kualitasnya, harus mampu dicapai dengan maksimal.
Namun pada kenyataannya, sejauh ini beberapa peternak ayam petelur
masih saja menghadapi beraneka ragam masalah yang berdampak pada penurunan
produksi telur, baik penurunan jumlah maupun kualitasnya. Ada banyak faktor yang
bisa menjadi penyebab, terdiri dari faktor infeksius (penyakit) dan non infeksius
(mutu bibit, kecukupan nutrisi, kondisi lingkungan dan manajemen pemeliharaan).
Telur bernilai gizi tinggi. Sebutir telur tersusun dari 10% kerabang telur, 59%
putih telur dan 31% kuning telur. Kuning telur sendiri mengandung 13% protein, 12%
lemak, multivitamin, asam amino dan mineral. Sedangkan dalam putih telur
mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Telur merupakan protein hewani
yang mengandung beberapa protein tinggi dengan harga yang terjangkau untuk kita
beli sebagai rakyat golongan menengah ke bawah .
Sebagai calon sarjana peternakan tentunya kita harus mengetahui mana
kualitas telur yang baik dan telur yang buruk, karena banyak terjadi pemalsuan
kadang-ldang telur yang berkualitas buruk biasanya dimanipulasi menjadi kualitas
yang baik dengan cara di hamplas agat tidak terlihat bercak noda atau dibersihkan
kerabangnya .
Telur juga mempunyai sifat yang kualitasnya mudah rusak .Oleh sebab itu
perlu dilakukan suatu tindakan atau usaha-usaha bidang teknologi uji kualitas dan
penanganan pasca produksi telur . Tindakan ini penting agar produksi telur yang
dicapai dengan segala usaha ini dapat sampai ke konsumen dengan kualitas yang
masih tetap baik. Penurunan kualitas telur antara lain disebabkan masuknya
mikroba-mokroba perusak ke dalam isi telur melalui pori-pori kerabang telur,
menguapnya air dan gas karena pengaruh suhu lingkungan . Ruang penyimpanan
yang lembab juga akan menyebabkan kerabang berjamur.
1.2. Maksud dan Tujuan
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum “pengujian kualitas dan kelas telur”,
diharapkan :
Dapat mengetahui cirri-ciri kualitas telur
Dapat mengetahui kelas telur berdasarkan cirri-cirinya tersebut.
Dapat menentukan kualitas dan kelas (grade) telur.
1.3. Waktu dan Tempat
Tanggal dan Waktu : Selasa, 17 April 2012.Pukul 10.00 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Ternak Unggas, Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran
II
TINJAUAN PUSTAKA
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis
unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang
sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein
mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap
dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll. Telur
mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga
berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur
termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan.
Hampir semua orang membutuhkan telur (Mietha, 2008).
2.1. Kandungan Gizi pada Telur
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya.
Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan. Komposisinya terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur,
dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6
gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani, 2003).
a. Protein
Protein disusun dari asam-asam amino yang terikat satu dengan lainnya.
Mutu protein ditentukan oleh asam-asam amino dan jumlah masing-masing asam
amino tadi (Sudaryani, 2003). Protein telur merupakan protein yang bermutu tinggi
dan mudah dicerna. Dalam telur, protein lebih banyak terdapat pada kuning telur,
yaotu sebanyak 16,5%, sedangkan pada putih telur sebanyak 10,9%. Dari sebutir
telur yang berbobot sekitar 50 gram, kandungan total proteinnya adalah 6 gram
(Sudaryani, 2003).
b. Lemak
Kandungan lemak pada telur sekitar 5 gram. Lemak pada telur terdapat pada
kuning telur, sekitar 32%, sedangkan lemak yang lain terdapat pada putih telur . Zat
gizi ini mudah dicerna oleh manusia. Lemak pada telur terdiri dari trigliserida ( lemak
netral), fosfolipida dan kolesterol. Fungsi trigliserida dan fosfolipida umumnya
menyediakan energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari (Sudaryani,2003).
c. Vitamin dan Mineral
Telur mengandung semua vitamin. Selain sebagai sumber vitamin, telur juga
merupakan bahan pangan sumber mineral. Beberapa mineral yang terkandung
dalam telur di antaranya besi, fosfor, kalsium, tembaga, yodium, magnesium,
mangan, potasium, sodium, zink, klorida dan sulfur. (Sudaryani,2003)
2.2. Ciri – ciri kualitas telur
Kualitas dari sebutir telur ditentukan oleh kualitas bagian dalam (kekentalan
putih dan kuning telur, warna kuning telur dan ada tidaknya bintik darah pada putih
atau kuning telur) dan kualitas bagian luar (bentuk, ukuran dan warna kerabang).
Telur ayam komersial yang normal memiliki ciri-ciri berwarna coklat terang, kerabang
telur tebal, memiliki berat sekitar 55-65 gram/butir, putih telur kental dan di dalam
kuning telur tidak terdapat blood spot/bintik darah
Sejak pertama kali ayam bertelur, yaitu ketika mencapai umur 18 minggu
hingga afkir, ukuran dan berat telur memang tidak akan sama setiap harinya. Dalam
hal ini, seorang peternak harus memiliki respon untuk menentukan apakah
ukuran/berat telur yang dihasilkan sesuai/mendekati standar atau jauh dari standar.
Jauh dari standar, artinya bisa lebih besar atau lebih kecil. Tidak sesuainya ukuran
dan berat telur bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda.
Mengenai masalah terkait warna telur, umumnya ada beberapa peternak
yang menemukan telur tidak berwarna coklat. Warna coklat pada telur ayam pada
dasarnya dipengaruhi oleh faktor genetik yaitu adanya zat warna phorpyrin di
saluran reproduksi ayam. Jadi setiap jenis unggas, telah ditentukan warna telurnya
baik putih, biru atau coklat. Namun dalam pembentukan warna kulit telur juga
dipengaruhi oleh asupan nutrisi atau obat tertentu. Kondisi lingkungan dan penyakit
juga bisa berpengaruh terhadap optimal tidaknya pewarnaan kerabang telur.
Masalah kerabang telur tipis dan lembek bisa bersumber dari nutrisi ataupun karena
infeksi penyakit. Demikian juga dengan putih telur yang encer.
Secara keseleluruhan kualitas sebutir telur bergantung padakuantitas isi telur
dan kulit telur, selain itu juga berat telurmempengaruhi pula kuantitasnya. Kualitas isi
telur ( Interior ) cara untuk menentukan kualitas isi telur dapat dilihat dari bagian
dalamtelur seperti rongga udara, yolk, albumen, dan chalaza. Kualitas luartelur
( Exterior ) , kualitas telur sebelah luar dapat dilihat daribeberapa parameter yang
dapat menjadi dasar acuan sepertikebersihan kulit telur, kondisi kulit telur, warna
kulit, bentuk telur,berat telur. Cara untuk memilih telur yang baik adalah dipilih
secaraalami seperti :
a. Bentuk normal / oval
b. Kulit kerabang cukup tebal dan tidak mudah pecah serta tidakada bintik-
bintik.c.Rongga udarah dalam telur relatif kecil.d.Isi telur tidak kocak, bunyi
bila digoncangCara memili telur yang baik adalah sebagai berikut:
c. Karena sifatnya yang tidak tahan lama, beli telur seperlunya. Inibaik untuk
menghindari telur kadaluarsa.
Ciri-ciri telur yang baik adalah kondisi cangkang tidak retakbersih dari
kotoran yang menempel serta kontaminasi mikroba.Telur yang baik akan terlihat
jernih, kuning telur berada ditengah ketika diteropong. Ciri lainnya adalah telur yang
baiktidak terapung ketika direndam di dalam air.
Cara lain yang digunakan untuk membedakan telur yangberkualitas baik atau
tidak adalah dengan melakukan beberapalangkah-langkah berikut ini
a. Telur direndam dalam air, akan menunjukkan bahwa bila telurmasih baik
akan tenggelam tapi bila telah ruak akan melayangatau mengapung.
b. Telur dipecahkan sebagai sampel pemeriksaan sehingga akanterlihat bila
telur masih segar dan baik kuning dan putih telurtebal akan berdiri
membukit sedangkan bagian putih telur yangtipis akan sedikit keluar
(terlihat kental).
Telur yang pada dasarnya merupakan sumber protein danmakanan utama
untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat makapenting untuk memperhatikan
penanganan telur konsumsi.
Adapun penanganan telur konsumsi yang baik adalah sebagai berikut:
a. Membersihkan telur kotor yaitu apabila telur yang akandibersihkan tidak
begitu kotor cukup dengan lap kering danbersih dengan cara basah yaitu
cara ini dilakukan pada teluryang kotor harus dicuci dengan air hangat suhu
40 43°Ckemudian dikeringkan dengan lap bersih.
b. Meletakkan telur yaitu, untuk menyimpan teur dalam rak (eggsray) yang
benar bagian tumpul berada diatas. Hal ini perludiingat karena rongga udara
telur ada dibagian yang tumpuldengan demikian selaput yang membatasi
rongga udara tidaktertekan oleh isi telur
c. Menyimpan telur segar yaitu, jangan berdekatan dengan bendaatau barang
yang berbau merangsang (tajam) , simpan padasuhu yang lebih rendah dari
kamar (sejuk). Penyimpanan padasuhu kamar yang sejuk telur dapat tahan 1
– 2 minggu sejak dariditelurkan, penyimpanan dalam lemari es (kulkas), telur
dapattahan sampai 6 minggu, yang perlu diingat adalah simpan
dalamkeadaan baik dan bersih
Ciri – ciri telur yang baik dan sehat adalah sebagai berikut:
a. Warnanya segar
b. Cangkang tidak cacat atau rusak
c. Jika dilihat dengan peneropong telur, terlihat pembuluh darahberwarna
kemerahan yang bersambung satu sama lainnya
d. Pada telur yang sudah berembrio, embrionya tampak hidup dangerakannya
tampak jelas.
Ciri – ciri telur yang jelek atau cacat adalah sebagai berikut:
a. Warnanya kusam
b. Cangkang tergores, retak atau bentuk cacat lainnya
c. Pada telur yang muda antara putih dan kuning telurnyabercampur.
d. Tidak tampak adanya gerakan dan pembuluh darah terputus-putus
e. Pada telur yang sudah ada embrionya, kadang-kadang terdapatcairan encer.
f. Jika digoyang cairan tersebut dapat terlepas dari embrionya,tetapi embrio
tidak tampak bergerak
Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
tambahan pakan yang diberikan pada ayam peteluruntuk memperbaiki mutu telur.
Market grade telur ditentukan oleh berat telur secaraekonomis, di negara maju
peningkatan sebesar satu gram dalamberat telur dapat memperbaiki grade dan
sehingga meningkatkanpendapatan sebesar 4 -5 %. Berat telur yangcenderung lebih
beratdengan kadar kuning telur yang lebih rendah jika dibandingkanakan menarik.
Telur dengan kuning telur yang lebih kecil akanmengandung koesterol total lebih
rendah daripada kuning teluryang lebih besar yang merupakan faktor penting
jikamempromosikan konsumsi telur
2.3. Kelas telur berdasarkan ciri-cirinya
a. Kelas AA
Tekstur
Mempunyai bentuk tekstur yang normal , tekstur dan kekuatan baik, bebas
permukaan kasar bintik dan keriput
Kebersihan
Bersih , bebas dari kotoran yang menempel atau warna yang menyimpang
langsung terlihat
Rongga Udara
Kedalaman 1/8 inchi ( 0,31 cm )
Bayangan yolk
Outline slighty defined ( bayangan yolk tidak terlihat sama sekali )
HU
Firm ( kental tebal dan teguh HU > 72 )
Bentuk dan besar yolk
Kuning telur berbentuk bulat dan membukit serta terlihat kental
Kebersihan yolk sangat bersih
Kondisi albumen bersih
b. Kelas A
Tekstur
Bentuk normal , tekstur dan kekuatan baik , sedikit areal kasar dan sedikit
keriput.
Kebersihan
Bersih , boleh ada noda yang sangat ringan dan sedikit berminyak
Rongga udara
Kedalaman 3/16 inchi (0,47 cm )
Bayangan yolk
Outline fairly well defined ( bayangan yolk sedikit terlihat tapi tidak jelas )
HU
Reasonable firm ( yolk mulai mendekati kulit karena albumen kurang teguh
HU 60-71
Bentuk dan besar yolk
Kuning telur berbentuk bulat dan membukit serta terlihat kental
Kebersihan yolk terdapat adanya noda ringan
Kondisi Albumen terdapat noda ringan
c. Kelas B
Tekstur
Bentuk abnormal , ringan , tekstur dan kekuatan agak kurang baik, areal
kasar sedikit , bintik dan keriput jelas
Kebersihan
Agak bersih bebas dari kotoran yang menempel , noda berkumpul 1/32 noda
tersebar <1.16 bagian telur
Rongga Udara
Kedalam 3/8 inchi (0,94 cm )
Bayangan yolk
Outline well defined ( bayangan yolk terlihat jelas jika telur digerak-gerakan )
HU
Sligly weak albumen kurang kental HU 31-59
Bentuk dan Besar yolk
Kuning telur agak melebar dan mendatar
Kebersihan yolk
Ada noda tetapi tidak serius
Kondisi albumen
Ada noda tetapi tidak serius
d. Kelas C
Tekstur
Bentuk abnormal, tekstur dan kekuatan menyimpang , arel kasar bintik dan
keriput jelas
Kebersihan
Cukup bersih , noda ringan, kurang dari ¼ bagian telur bebas dari kotoran
yang menempel
Rongga Udara
Kedalaman tidak terlihat , terjadi gelembung. Pergerakan dimana saja bebas
bergerak
Bayangan yolk
Outline Plany visable ( bayangan yolk sangat terlihat dengan jelasa dan
bergerak longgar )
HU
Week and watery ( albumen tipis encer dan lemah ) HU > 72
Bentuk dan besar yolk
Kuning telur telah menyerap cairan dari albumen sehingga kelas melebar
dan mendatar
Kebersihan yolk
Blood spot dan noda jelas , tetapi bukan perkembangan anak boleh ada
perkembangan garm tapi belum berbentuk darah.
Kondisi albumen
Adanya blood spot
e. No grade
Kebersihan
Kotor menempel , benda asing noda > ¼ bagian telur
Kebersihan yolk
Bila ada blood spot yang di sebabkan perkembangan embrio
III
ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1. Alat-alat
Kaca
Baki plastic
Pisau
Ember
Hydrometer
Egg yolk colour fan
Official air cell gauge
Jangka sorong
Kantong plastic
3.2. Bahan
Telur ayam ras segar
Garam
air
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Uji Specific Gravity
a. Membuat larutan :
Isi ember dengan air sampai ¾ nya
Masukan garam sesuai kebutuhan
Ukur berat jenis dengan hydrometer sesui ukuran pada setiap ember,
yaitu 1,075; 1,080; 1,085; 1,090; 1,095; 1,100.
Tandai ember sesuai dengan nilai SG-nya.
b. Pengujian pada telur :
Beri tanda/nomor pada setiap telur uang akan diuji.
Masukan masing – masing telur pada keranjang.
Masukkan keranjang ke dalam larutan yang telah dibuat (dari yang
terendah berurut sampai tertinggi konsentrasinya) sambil perhatikan
posisi telur dalam air, tenggelam, melayangm atau mengambang.
Catat nomor telur pada tabel sesuai hasil pengamatan (telur yang
mengambang, pada larutan yang mana)
3.2.2. Kualitas telur
a. Pengamatan kualitas telur sebelum dipecahkan
No. Pengamatan Prosedur
1. Berat telur 1. Timbang telur dengan timbangan dalam
satuan gram.
2. Konversikan berat dalam gram kepada
ons/dozen, dengan cara : BT x 1228,349
=..
ons/dozen. BT = berat telur (gram)
2. Bentuk telur /
shape index (SI)
1. Dengan menggunakan jangka sorong, ukur
panjang (P) dan lebar (L) telur, tentukan 2
digit dibelakang koma.
2. Hitung SI, dengan rumus : LP
x 100 = ...
3. Tekstur telur 1. Seluruh permukaan diraba, kemudian
tentukan : areal kasar/pengapuran tidak
merata, bintik-bintik (thin spot) dan keriput
2. Sesuaikan dengan standar penilaian
4. Keutuhan telur /
sound
Dengan menggunakan candler :
1. Tempakan telur diatas lubang candler
2. Nyalakan candler
3. Amati kerabang telur, dengan cara memutar
telur di atas lubang cahaya candler, apakah
ada keretakan atau tidak
4. Sesuaikang dengan standar penilaian.
5. Kebersihan telur 1. Amati seluruh permukaan telur, apakah ada
noda/kotoran atau tidak
2. Sesuaikan dengan standar penilaian.
6. Rongga udara
telur
a. Kedalaman rongga udara, dengan
menggunakan candler :
1. Tempatkan bagian runcing telur diatas
lubang candler
2. Nyalakan candler
3. Pada bagian tumpul akan terlihat ruang
rongga udara
4. Ukura dengan menggunakan official air
cell gauge, dengan cara menempelkan
alat tersebut pada bagian yang ada
rongga udaranya tadi.
5. Sesuaikan dengan standar penilaian
6. Catat hasil pengamatan pada tabel
b. Pergeseran rongga udara
Pada saat ditelurkan rongga udara berada
dipusat ujung tumpul, amati :
1. Apabila ada pergeseran, ukur berada
cm pergeseran tersebut dengan cara
mengukur pergeseran antara titk pusat
lingkaran rongga udara.
2. Amati pula apakah rongga udara masih
utuh atau sudah pecah
3. Sesuaikan dengan standar penilaian
4. Catat hasil pengamatan pada tabel
7. Bayangan yolk Dengan menggunakan candler :
1. Tempakan telur diatas lubang candler
2. Nyalakan candler
3. Amati apakah yol kelihatan atau tidak
4. Sesuaikan dengan standar penilaian
5. Catat hasil pengamatan pada tabel
b. Pengamatan kualitas telur setelah dipecahkan
No. Pengamatan Prosedur
8. Haugh unit (HU) 1. Pecakan telur diatas permukaan yang
rata.
2. Gunakan jangka sorong untuk mengukur
tinggi putih telur dengan cara menusukan
alat tersebut ke bagian putih telur dekat
yolk, tetapi tidak dekat kalaza.
3. Prosedur No. 2 dilakukan 2 kali, sehingga
mendapat 2 tinggi putih telur, kemudian
dirata – ratakan
4. Baca skala yang ditunjukan alat (mm) dan
tulis pada tabel.
Untuk menghitung nilai HU-nya gunakan
rumus :
HU = 100 Log(H + 7,57 – 1,7 W0,37 ), H
adalah tinggi putih telur (mm) dan W
adalah berat telur (gram)
9. Kondisi albumen 1. Setelah pengamatan 8 dilakukan, diamati
kondisi albumen apakah ada noda/kotoran
atau tidak.
2. Sesuaikan dengan standar penilaian
3. Catat hasil pengamatan pada tabel
10. Kebersihan, bentuk
dan besar yolk
1. Pisahkan bagian kuning telur dari albumen
2. Amati bentuknya apa ada perubahan atau
tidak
3. Amati pula apakah ada noda/kotoran atau
tidak
4. Sesuaikan dengan standar penilaian
5. Catat hasil pengamatan pada tabel
c. Pengamatan tambahan
No. Pengamatan prosedur
1. Tebal kerabang Ambil sebagian kerabang dari ujung tumpul,
ujung rucing dan bagian tengah telur kemudian
ukur dengan menggunakan millimeter skrup
2. Bobot bagian –
bagian telur
1. Timbang kerabang
2. Timbang kuning telur (yolk)
3. Untuk mengetahui bobot putih telur
(albumen),dengan cara mengurangi bobot
telur oleh bobot kerabang dan yolk.
4. Ketiga hasil perhitungan diatas
dipersentasekan terhadapbobot telur.
3. Index yolk (IY) 1. Bersamaan dengan pengamatan no 10
pada kualitas telur diukur diameter yolk
(w) dan tinggi (h) dengan jangka sorong.
2. Hitung nilai indexnya dengan rumus :
IY= hw
4. Index albumen (IA) 1. Bersamaan dengan pengamatan no 8
pada kualitas telur, ukur rataan lebar putih
telur (Av) dan tinggi (h) dengan jangka
sorong
2. Hitung nilai indexnya dengan rumus :
IA= hAv
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Kualitas Telur Sebelum di Pecahkan
Kualitas Telur Telur 1 Telur 2 Telur 3 Telur 4 Telur 5
a. Berat 66 gr 58 gr 61gr 55 gr 71 r
b. BentukTidak
retak
Tidak
Retak
Tidak
retak
Tidak
retakTidak retak
c. Tekstur AA B C A A
d. Kebersihan A B C A A
e. Rongga Udara AA AA AA AA AA
f. Bayangan
Yolk
Tidak
terlihatTerlihat
Tidak
TerlihatTerlihat
Tidak
Terlihat
g. Spesific
Grafity- 1,090 - 1,090 1,090
4.1.2. Hasil Pengamatan Kualitas Telur Setelah diPecahkan
Kualitas Telur 1 Telur 2 Telur 3 Telur 4 Telur 5
a. Albumen
Lebar
Tinggi
9,05
0,3
9,1
0,11
9,86
0,31
8,54
0,22
9,09
0,3
b. Yolk
Diameter
Tinggi
4,15
1,7
3,93
0,64
3,71
1,86
3,72
1,72
4,06
1,00
c. Kondisi Albumen AA AA A A B
d. Kebersihan AA AA A A B
e. Tebal Kerabang 0,43 0,64 0,42 0,30 0,41
f. Bobot
Kerabang
Kuning Telur
6,9
11,1
8
16
8
20
6
15
7,8
17,9
4.2. Pembahasan
4.2.1 Hasil Pembahasan Kualitas Telur Sebelum di Pecahkan
a. Berat telur
Telur 1 termasuk kedalam kategori telur extra large karena berat telur
mencapai 66 gr
Telut 2 termasuk kategori telur extra large karena berat telur mencapai
58 gr
Telur 3 termasuk kategori telur extra large karena berat telur 3 ialah 61
gr
Telur 4 termasuk kategori telur besar karena berat telur ialah 55gr
Pada telur 5 , telur ini di kategorikan sebagai telur jumbo di karenakan
berat telur ini mencapai 71 gr
b. Bentuk telur
Keadaan bentuk telur pada telur 1,2, 3 ,4 dan 5 semuanya terlihat tidak retak
c. Tekstur telur
Telur 1 mempunyai bnetuk yang normal , tekstur dan kekuatan baik,
bebas permukaan kasar bintik, dan keriput. Sehingga telur ini
dikategorikan dengan grade AA
Telur 2 mempunyai bentuk yang abnormal , tekstur dan kekuatan
menyimpang, areal kasar, bintik dan keriput jelas sehingga telur ini di
kategorikan dengan grade B
Telur 3 memiliki bentuk abnormal, tekstur dan kekuatan menyimpang,
areal kasar, bintik dan keriput jelas , telur ini di kategorikan sebagai
grade C
Telur 4 dan 5 memiliki bentuk normal, tekstur dan kekuatan baik, sedikit
areal kasar dan sedikit keriput, telur ini di kategorikan sebagai grade A
d. Kebersihan
Telur 1 kondisi kebersihannya yaitu bersih , mempunyai noda yang
sangat ringan dan berminyak , telur ini di kategorikan dengan grade A
Telur 2 kondisi kebersihannya yaitu agak bersih , bebas dari kotoran
yang menempel, mempunyai noda yang berkumpul, <1/32, noda
tersebar <1/16 bagian telur. Sehingga telur ini dikategorikan dengan
grade B
Telur 3 cukup bersih, noda ringan kurang dari ¼ bagian telur, bebas dari
kotoran yang menempel , telur ini di kategorikan dalam grade C
Telur 4 dan 5 Bersih, boleh ada noda yang sangat ringan dan sedikit
berminyak, telur ini dikategorikan sebagai grade A
e. Rongga udara
Telur 1,2, 3, 4 dan 5 Kedalaman 1/8 inchi (0,31 cm), Pergerakan <
2/8 inchi (0,63 cm) maka telur ini di kategorikan grade AA
f. Bayangan yolk
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas telur ayam yaitu
ada atau tidak adanya bayangan yolk. Telur yang tidak terlihat bayangan
yolknya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan telur yang
terlihat bayangan kuning telurnya ( yolk) . Bayangan yolk yang terlihat
menandakan sudah terikatlagi oleh kalaaza dan posisi yolk sudah tidak
berada ditengah – tengah lagi.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa keseluruhan telur yang
diamati masih memiliki kualitas yang bagus dikarenakan bayangan yolknya
tidak terlihat tetapi tidak halnya dengna tekur 2 dan 4 terlihat bayangan yolk
nya .
g. Spesific Grafity
4.1.2 Hasil Pembahasan Kualitas Telur Setelah diPecahkan
1. Indeks Albumin (IA)
Rumus : IA = h / Av = Tinggi albumin / Lebar putih telur
IA telur 1 (IA1)
h = 0,3
Av = 9,05
Jadi : IA1 = h/ Av = 0,3 / 9,05 = 0,003
IA telur 1 (IA2)
h = 0,11
Av = 9,10
Jadi : IA2 = h/ Av = 0,11 / 9,10 = 0.012
IA telur 3 (IA3)
h = 0,31
Av = 9,86
Jadi : IA3 = h / Av = 0,31 / 9,86 = 0,031
IA telur 4 (IA4)
h = 0,22
Av = 8,54
Jadi : IA4 = h / Av = 0,22 / 8,54 = 0,025
IA telur 5 (IA5)
h = 0,3
Av = 9,09
Jadi : IA5 = h / Av = 0,3 / 9,09 = 0,033
2. Indeks Yolk (IY)
Rumus : IY = h / W = Tinggi Yolk / Lebar Yolk
IY telur 1 ( IY1)
h = 1,7 cm
W = 4.15 cm
Jadi ; IY1 = h / W = 1,7 / 4,15 = 0, 41 cm
IY telur 2 ( IY2)
h = 0,64 cm
W = 3,93 cm
Jadi ; IY2 = h / W = 0,64/ 3,93 = 0,16 cm
IY telur 3 ( IY3)
h = 1,86 cm
W = 3,71 cm
Jadi ; IY3 = h / W = 1,86 / 3,71 = 0,50 cm
IY telur 4 ( IY4)
h = 1,72 cm
W = 3,72 cm
Jadi ; IY4 = h / W = 1,72 / 3,72 = 0,46 cm
IY telur 5 ( IY5)
h = 1,00 cm
W = 4,06 cm
Jadi ; IY4 = h / W = 1,00 / 4,06 = 0,25 cm
3. Kondisi albumen
Telur 1 dan 2 kondisi albumenya sangat bersih dan tidak ada bercak
noda sama sekali sehingga telur ini dikategorikan dengn grade AA.
Sedangkan pada telur 3 dan 4 grade kondisi albumin ialah A karena bersih
dan terdapat beberapa noda kecil yang masih terlihat. Namun pada telur ke
5 grade B karena kondisi albuminnya ada noda tapi tidal serius.
4. Kebersihan yolk
Yolk pada telur 1 dan 2 mempunyai tingkat kebersihan yang
sempurna karena tidak mempunyai noda ringan sama sekali sehingga
mempunyai grade AA. Pada telur 3 dan 4 diberi grade (A) karena yolk pada
telur tersebut terlihat bersih namun ada sidikit noda yang terlihat. Namun
pada telur ke 5 di beri grade B karena kebersihan yolk nya terlihat ada noda
namun tidak serius
5. Tebal kerabang
Pada telur 1 tebal kerabang didapatkan 0,43 mm
Pada telur 2 tebal kerabang didapatkan 0,64 mm
Pada telur 3 tebal kerabang didapatkan 0,42 mm
Pada telur 4 tebal kerabang didapatkan 0,30 mm
Pada telur 5 tebal kerabang didapatkan 0,41 mm
Tebal kerabang juga mempengaruhi kualitas pada telur karena
semakin tebal kerabang yang dimiliki oleh telur itu maka semakin kecilnya
kemungkinan telur tesebut terjangkit penyakit. Jadi telur 2 mempunyai
ketebalan kerabang yang memungkinkan bakteri atau virus lainnya tidak
akan masuk kedalam telur berbeda dengan telur 4 yang hanya mempunyai
ketebalan 0,41 mm.
6. Bobot putih telur
Telur 1
Bobot yolk = 11,1 gr
Bobot kerabang = 6,9 gr
Bobot ALbumin=66−11,1−6,9=48gr
Telur 2
Bobot yolk = 16 gr
Bobot kerabang = 8 gr
Bobot ALbumin=58−16−8=34 gr
Telur 3
Bobot yolk = 20 gr
Bobot Kerabang = 8 gr
Bobot ALbumin=61−20−8=¿33gr
Telur 4
Bobot yolk = 15 gr
Bobot Kerabang = 6 gr
Bobot ALbumin=55−15−6=34 gr
Telur 5
Bobot yolk = 17,9 gr
Bobot Kerabang = 7,8 gr
Bobot ALbumin=71−17,9−7,8=45,3
7. Berat Telur Oz/ dozen
Telur 1
Berat telur 66 gr
T elur1=66×1228,349
=27,94Oz /dozen
Telur 2
Berat Telur = 58 gr
T elur2=58×1228,349
=24,5Oz /dozen
Telur 3
Berat Telur = 61 gr
T elur3=61×1228,349
=25,8Oz/dozen
Telur 4
Berat Telur = 55 gr
T elur4=55×1228,349
=23,2Oz/dozen
Telur 5
Berat telur = 71 gr
T elur5=71×1228,349
=30,3Oz/dozen