TELUR1

33
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah di cerna. Oleh karenanya, telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dalam jumlah banyak. harga jual, telur olahan dimaksudkan untuk memperpanjang daya simpan. Pengembangan usaha peternakan ayam petelur di Indonesia masih memiliki prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur merupakan salah satu produk yang dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia. Secara garis besar parameter keberhasilan ditentukan dari 2 aspek, yaitu aspek pencapaian produktivitas dan keuntungan finansial. Untuk mencapai kedua parameter keberhasilan tersebut, maka produksi telur, yang dilihat dari kuantitas dan kualitasnya, harus mampu dicapai dengan maksimal. Namun pada kenyataannya, sejauh ini beberapa peternak ayam petelur masih saja menghadapi beraneka ragam masalah yang berdampak pada penurunan produksi telur, baik penurunan jumlah maupun kualitasnya. Ada banyak faktor yang bisa menjadi

Transcript of TELUR1

Page 1: TELUR1

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar

bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang

cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah di cerna.

Oleh karenanya, telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak

yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dalam jumlah banyak. harga jual,

telur olahan dimaksudkan untuk memperpanjang daya simpan.

Pengembangan usaha peternakan ayam petelur di Indonesia masih memiliki

prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur merupakan salah satu produk

yang dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia.

Secara garis besar parameter keberhasilan ditentukan dari 2 aspek, yaitu aspek

pencapaian produktivitas dan keuntungan finansial. Untuk mencapai kedua

parameter keberhasilan tersebut, maka produksi telur, yang dilihat dari kuantitas dan

kualitasnya, harus mampu dicapai dengan maksimal.

Namun pada kenyataannya, sejauh ini beberapa peternak ayam petelur

masih saja menghadapi beraneka ragam masalah yang berdampak pada penurunan

produksi telur, baik penurunan jumlah maupun kualitasnya. Ada banyak faktor yang

bisa menjadi penyebab, terdiri dari faktor infeksius (penyakit) dan non infeksius

(mutu bibit, kecukupan nutrisi, kondisi lingkungan dan manajemen pemeliharaan).

Telur bernilai gizi tinggi. Sebutir telur tersusun dari 10% kerabang telur, 59%

putih telur dan 31% kuning telur. Kuning telur sendiri mengandung 13% protein, 12%

lemak, multivitamin, asam amino dan mineral. Sedangkan dalam putih telur

mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Telur merupakan protein hewani

yang mengandung beberapa protein tinggi dengan harga yang terjangkau untuk kita

beli sebagai rakyat golongan menengah ke bawah .

Page 2: TELUR1

Sebagai calon sarjana peternakan tentunya kita harus mengetahui mana

kualitas telur yang baik dan telur yang buruk, karena banyak terjadi pemalsuan

kadang-ldang telur yang berkualitas buruk biasanya dimanipulasi menjadi kualitas

yang baik dengan cara di hamplas agat tidak terlihat bercak noda atau dibersihkan

kerabangnya .

Telur juga mempunyai sifat yang kualitasnya mudah rusak .Oleh sebab itu

perlu dilakukan suatu tindakan atau usaha-usaha bidang teknologi uji kualitas dan

penanganan pasca produksi telur . Tindakan ini penting agar produksi telur yang

dicapai dengan segala usaha ini dapat sampai ke konsumen dengan kualitas yang

masih tetap baik. Penurunan kualitas telur antara lain disebabkan masuknya

mikroba-mokroba perusak ke dalam isi telur melalui pori-pori kerabang telur,

menguapnya air dan gas karena pengaruh suhu lingkungan . Ruang penyimpanan

yang lembab juga akan menyebabkan kerabang berjamur.

1.2. Maksud dan Tujuan

Setelah mahasiswa mengikuti praktikum “pengujian kualitas dan kelas telur”,

diharapkan :

Dapat mengetahui cirri-ciri kualitas telur

Dapat mengetahui kelas telur berdasarkan cirri-cirinya tersebut.

Dapat menentukan kualitas dan kelas (grade) telur.

1.3. Waktu dan Tempat

Tanggal dan Waktu : Selasa, 17 April 2012.Pukul 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Laboratorium Ternak Unggas, Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran

Page 3: TELUR1

II

TINJAUAN PUSTAKA

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis

unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang

sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein

mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap

dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll. Telur

mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga

berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur

termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan.

Hampir semua orang membutuhkan telur (Mietha, 2008).

2.1. Kandungan Gizi pada Telur

Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya.

Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan. Komposisinya terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur,

dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6

gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani, 2003).

a. Protein

Protein disusun dari asam-asam amino yang terikat satu dengan lainnya.

Mutu protein ditentukan oleh asam-asam amino dan jumlah masing-masing asam

amino tadi (Sudaryani, 2003). Protein telur merupakan protein yang bermutu tinggi

dan mudah dicerna. Dalam telur, protein lebih banyak terdapat pada kuning telur,

yaotu sebanyak 16,5%, sedangkan pada putih telur sebanyak 10,9%. Dari sebutir

telur yang berbobot sekitar 50 gram, kandungan total proteinnya adalah 6 gram

(Sudaryani, 2003).

Page 4: TELUR1

b. Lemak

Kandungan lemak pada telur sekitar 5 gram. Lemak pada telur terdapat pada

kuning telur, sekitar 32%, sedangkan lemak yang lain terdapat pada putih telur . Zat

gizi ini mudah dicerna oleh manusia. Lemak pada telur terdiri dari trigliserida ( lemak

netral), fosfolipida dan kolesterol. Fungsi trigliserida dan fosfolipida umumnya

menyediakan energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari (Sudaryani,2003).

c. Vitamin dan Mineral

Telur mengandung semua vitamin. Selain sebagai sumber vitamin, telur juga

merupakan bahan pangan sumber mineral. Beberapa mineral yang terkandung

dalam telur di antaranya besi, fosfor, kalsium, tembaga, yodium, magnesium,

mangan, potasium, sodium, zink, klorida dan sulfur. (Sudaryani,2003)

2.2. Ciri – ciri kualitas telur

Kualitas dari sebutir telur ditentukan oleh kualitas bagian dalam (kekentalan

putih dan kuning telur, warna kuning telur dan ada tidaknya bintik darah pada putih

atau kuning telur) dan kualitas bagian luar (bentuk, ukuran dan warna kerabang).

Telur ayam komersial yang normal memiliki ciri-ciri berwarna coklat terang, kerabang

telur tebal, memiliki berat sekitar 55-65 gram/butir, putih telur kental dan di dalam

kuning telur tidak terdapat blood spot/bintik darah

Sejak pertama kali ayam bertelur, yaitu ketika mencapai umur 18 minggu

hingga afkir, ukuran dan berat telur memang tidak akan sama setiap harinya. Dalam

hal ini, seorang peternak harus memiliki respon untuk menentukan apakah

ukuran/berat telur yang dihasilkan sesuai/mendekati standar atau jauh dari standar.

Jauh dari standar, artinya bisa lebih besar atau lebih kecil. Tidak sesuainya ukuran

dan berat telur bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda.

Mengenai masalah terkait warna telur, umumnya ada beberapa peternak

yang menemukan telur tidak berwarna coklat. Warna coklat pada telur ayam pada

dasarnya dipengaruhi oleh faktor genetik yaitu adanya zat warna phorpyrin di

Page 5: TELUR1

saluran reproduksi ayam. Jadi setiap jenis unggas, telah ditentukan warna telurnya

baik putih, biru atau coklat. Namun dalam pembentukan warna kulit telur juga

dipengaruhi oleh asupan nutrisi atau obat tertentu. Kondisi lingkungan dan penyakit

juga bisa berpengaruh terhadap optimal tidaknya pewarnaan kerabang telur.

Masalah kerabang telur tipis dan lembek bisa bersumber dari nutrisi ataupun karena

infeksi penyakit. Demikian juga dengan putih telur yang encer.

Secara keseleluruhan kualitas sebutir telur bergantung padakuantitas isi telur

dan kulit telur, selain itu juga berat telurmempengaruhi pula kuantitasnya. Kualitas isi

telur ( Interior ) cara untuk menentukan kualitas isi telur dapat dilihat dari bagian

dalamtelur seperti rongga udara, yolk, albumen, dan chalaza. Kualitas luartelur

( Exterior ) , kualitas telur sebelah luar dapat dilihat daribeberapa parameter yang

dapat menjadi dasar acuan sepertikebersihan kulit telur, kondisi kulit telur, warna

kulit, bentuk telur,berat telur. Cara untuk memilih telur yang baik adalah dipilih

secaraalami seperti :

a. Bentuk normal / oval

b. Kulit kerabang cukup tebal dan tidak mudah pecah serta tidakada bintik-

bintik.c.Rongga udarah dalam telur relatif kecil.d.Isi telur tidak kocak, bunyi

bila digoncangCara memili telur yang baik adalah sebagai berikut:

c. Karena sifatnya yang tidak tahan lama, beli telur seperlunya. Inibaik untuk

menghindari telur kadaluarsa.

Ciri-ciri telur yang baik adalah kondisi cangkang tidak retakbersih dari

kotoran yang menempel serta kontaminasi mikroba.Telur yang baik akan terlihat

jernih, kuning telur berada ditengah ketika diteropong. Ciri lainnya adalah telur yang

baiktidak terapung ketika direndam di dalam air.

Cara lain yang digunakan untuk membedakan telur yangberkualitas baik atau

tidak adalah dengan melakukan beberapalangkah-langkah berikut ini

a. Telur direndam dalam air, akan menunjukkan bahwa bila telurmasih baik

akan tenggelam tapi bila telah ruak akan melayangatau mengapung.

Page 6: TELUR1

b. Telur dipecahkan sebagai sampel pemeriksaan sehingga akanterlihat bila

telur masih segar dan baik kuning dan putih telurtebal akan berdiri

membukit sedangkan bagian putih telur yangtipis akan sedikit keluar

(terlihat kental).

Telur yang pada dasarnya merupakan sumber protein danmakanan utama

untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat makapenting untuk memperhatikan

penanganan telur konsumsi.

Adapun penanganan telur konsumsi yang baik adalah sebagai berikut:

a. Membersihkan telur kotor yaitu apabila telur yang akandibersihkan tidak

begitu kotor cukup dengan lap kering danbersih dengan cara basah yaitu

cara ini dilakukan pada teluryang kotor harus dicuci dengan air hangat suhu

40 43°Ckemudian dikeringkan dengan lap bersih.

b. Meletakkan telur yaitu, untuk menyimpan teur dalam rak (eggsray) yang

benar bagian tumpul berada diatas. Hal ini perludiingat karena rongga udara

telur ada dibagian yang tumpuldengan demikian selaput yang membatasi

rongga udara tidaktertekan oleh isi telur

c. Menyimpan telur segar yaitu, jangan berdekatan dengan bendaatau barang

yang berbau merangsang (tajam) , simpan padasuhu yang lebih rendah dari

kamar (sejuk). Penyimpanan padasuhu kamar yang sejuk telur dapat tahan 1

– 2 minggu sejak dariditelurkan, penyimpanan dalam lemari es (kulkas), telur

dapattahan sampai 6 minggu, yang perlu diingat adalah simpan

dalamkeadaan baik dan bersih

Ciri – ciri telur yang baik dan sehat adalah sebagai berikut:

a. Warnanya segar

b. Cangkang tidak cacat atau rusak

c. Jika dilihat dengan peneropong telur, terlihat pembuluh darahberwarna

kemerahan yang bersambung satu sama lainnya

d. Pada telur yang sudah berembrio, embrionya tampak hidup dangerakannya

tampak jelas.

Page 7: TELUR1

Ciri – ciri telur yang jelek atau cacat adalah sebagai berikut:

a. Warnanya kusam

b. Cangkang tergores, retak atau bentuk cacat lainnya

c. Pada telur yang muda antara putih dan kuning telurnyabercampur.

d. Tidak tampak adanya gerakan dan pembuluh darah terputus-putus

e. Pada telur yang sudah ada embrionya, kadang-kadang terdapatcairan encer.

f. Jika digoyang cairan tersebut dapat terlepas dari embrionya,tetapi embrio

tidak tampak bergerak

Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

tambahan pakan yang diberikan pada ayam peteluruntuk memperbaiki mutu telur.

Market grade telur ditentukan oleh berat telur secaraekonomis, di negara maju

peningkatan sebesar satu gram dalamberat telur dapat memperbaiki grade dan

sehingga meningkatkanpendapatan sebesar 4 -5 %. Berat telur yangcenderung lebih

beratdengan kadar kuning telur yang lebih rendah jika dibandingkanakan menarik.

Telur dengan kuning telur yang lebih kecil akanmengandung koesterol total lebih

rendah daripada kuning teluryang lebih besar yang merupakan faktor penting

jikamempromosikan konsumsi telur

2.3. Kelas telur berdasarkan ciri-cirinya

a. Kelas AA

Tekstur

Mempunyai bentuk tekstur yang normal , tekstur dan kekuatan baik, bebas

permukaan kasar bintik dan keriput

Kebersihan

Bersih , bebas dari kotoran yang menempel atau warna yang menyimpang

langsung terlihat

Rongga Udara

Kedalaman 1/8 inchi ( 0,31 cm )

Bayangan yolk

Outline slighty defined ( bayangan yolk tidak terlihat sama sekali )

Page 8: TELUR1

HU

Firm ( kental tebal dan teguh HU > 72 )

Bentuk dan besar yolk

Kuning telur berbentuk bulat dan membukit serta terlihat kental

Kebersihan yolk sangat bersih

Kondisi albumen bersih

b. Kelas A

Tekstur

Bentuk normal , tekstur dan kekuatan baik , sedikit areal kasar dan sedikit

keriput.

Kebersihan

Bersih , boleh ada noda yang sangat ringan dan sedikit berminyak

Rongga udara

Kedalaman 3/16 inchi (0,47 cm )

Bayangan yolk

Outline fairly well defined ( bayangan yolk sedikit terlihat tapi tidak jelas )

HU

Reasonable firm ( yolk mulai mendekati kulit karena albumen kurang teguh

HU 60-71

Bentuk dan besar yolk

Kuning telur berbentuk bulat dan membukit serta terlihat kental

Kebersihan yolk terdapat adanya noda ringan

Kondisi Albumen terdapat noda ringan

c. Kelas B

Tekstur

Page 9: TELUR1

Bentuk abnormal , ringan , tekstur dan kekuatan agak kurang baik, areal

kasar sedikit , bintik dan keriput jelas

Kebersihan

Agak bersih bebas dari kotoran yang menempel , noda berkumpul 1/32 noda

tersebar <1.16 bagian telur

Rongga Udara

Kedalam 3/8 inchi (0,94 cm )

Bayangan yolk

Outline well defined ( bayangan yolk terlihat jelas jika telur digerak-gerakan )

HU

Sligly weak albumen kurang kental HU 31-59

Bentuk dan Besar yolk

Kuning telur agak melebar dan mendatar

Kebersihan yolk

Ada noda tetapi tidak serius

Kondisi albumen

Ada noda tetapi tidak serius

d. Kelas C

Tekstur

Bentuk abnormal, tekstur dan kekuatan menyimpang , arel kasar bintik dan

keriput jelas

Kebersihan

Cukup bersih , noda ringan, kurang dari ¼ bagian telur bebas dari kotoran

yang menempel

Rongga Udara

Kedalaman tidak terlihat , terjadi gelembung. Pergerakan dimana saja bebas

bergerak

Bayangan yolk

Page 10: TELUR1

Outline Plany visable ( bayangan yolk sangat terlihat dengan jelasa dan

bergerak longgar )

HU

Week and watery ( albumen tipis encer dan lemah ) HU > 72

Bentuk dan besar yolk

Kuning telur telah menyerap cairan dari albumen sehingga kelas melebar

dan mendatar

Kebersihan yolk

Blood spot dan noda jelas , tetapi bukan perkembangan anak boleh ada

perkembangan garm tapi belum berbentuk darah.

Kondisi albumen

Adanya blood spot

e. No grade

Kebersihan

Kotor menempel , benda asing noda > ¼ bagian telur

Kebersihan yolk

Bila ada blood spot yang di sebabkan perkembangan embrio

III

Page 11: TELUR1

ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Alat-alat

Kaca

Baki plastic

Pisau

Ember

Hydrometer

Egg yolk colour fan

Official air cell gauge

Jangka sorong

Kantong plastic

3.2. Bahan

Telur ayam ras segar

Garam

air

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Uji Specific Gravity

a. Membuat larutan :

Isi ember dengan air sampai ¾ nya

Masukan garam sesuai kebutuhan

Ukur berat jenis dengan hydrometer sesui ukuran pada setiap ember,

yaitu 1,075; 1,080; 1,085; 1,090; 1,095; 1,100.

Tandai ember sesuai dengan nilai SG-nya.

b. Pengujian pada telur :

Page 12: TELUR1

Beri tanda/nomor pada setiap telur uang akan diuji.

Masukan masing – masing telur pada keranjang.

Masukkan keranjang ke dalam larutan yang telah dibuat (dari yang

terendah berurut sampai tertinggi konsentrasinya) sambil perhatikan

posisi telur dalam air, tenggelam, melayangm atau mengambang.

Catat nomor telur pada tabel sesuai hasil pengamatan (telur yang

mengambang, pada larutan yang mana)

3.2.2. Kualitas telur

a. Pengamatan kualitas telur sebelum dipecahkan

No. Pengamatan Prosedur

1. Berat telur 1. Timbang telur dengan timbangan dalam

satuan gram.

2. Konversikan berat dalam gram kepada

ons/dozen, dengan cara : BT x 1228,349

=..

ons/dozen. BT = berat telur (gram)

2. Bentuk telur /

shape index (SI)

1. Dengan menggunakan jangka sorong, ukur

panjang (P) dan lebar (L) telur, tentukan 2

digit dibelakang koma.

2. Hitung SI, dengan rumus : LP

x 100 = ...

3. Tekstur telur 1. Seluruh permukaan diraba, kemudian

tentukan : areal kasar/pengapuran tidak

merata, bintik-bintik (thin spot) dan keriput

2. Sesuaikan dengan standar penilaian

4. Keutuhan telur /

sound

Dengan menggunakan candler :

1. Tempakan telur diatas lubang candler

Page 13: TELUR1

2. Nyalakan candler

3. Amati kerabang telur, dengan cara memutar

telur di atas lubang cahaya candler, apakah

ada keretakan atau tidak

4. Sesuaikang dengan standar penilaian.

5. Kebersihan telur 1. Amati seluruh permukaan telur, apakah ada

noda/kotoran atau tidak

2. Sesuaikan dengan standar penilaian.

6. Rongga udara

telur

a. Kedalaman rongga udara, dengan

menggunakan candler :

1. Tempatkan bagian runcing telur diatas

lubang candler

2. Nyalakan candler

3. Pada bagian tumpul akan terlihat ruang

rongga udara

4. Ukura dengan menggunakan official air

cell gauge, dengan cara menempelkan

alat tersebut pada bagian yang ada

rongga udaranya tadi.

5. Sesuaikan dengan standar penilaian

6. Catat hasil pengamatan pada tabel

b. Pergeseran rongga udara

Pada saat ditelurkan rongga udara berada

dipusat ujung tumpul, amati :

1. Apabila ada pergeseran, ukur berada

cm pergeseran tersebut dengan cara

mengukur pergeseran antara titk pusat

lingkaran rongga udara.

2. Amati pula apakah rongga udara masih

Page 14: TELUR1

utuh atau sudah pecah

3. Sesuaikan dengan standar penilaian

4. Catat hasil pengamatan pada tabel

7. Bayangan yolk Dengan menggunakan candler :

1. Tempakan telur diatas lubang candler

2. Nyalakan candler

3. Amati apakah yol kelihatan atau tidak

4. Sesuaikan dengan standar penilaian

5. Catat hasil pengamatan pada tabel

b. Pengamatan kualitas telur setelah dipecahkan

No. Pengamatan Prosedur

8. Haugh unit (HU) 1. Pecakan telur diatas permukaan yang

rata.

2. Gunakan jangka sorong untuk mengukur

tinggi putih telur dengan cara menusukan

alat tersebut ke bagian putih telur dekat

yolk, tetapi tidak dekat kalaza.

3. Prosedur No. 2 dilakukan 2 kali, sehingga

mendapat 2 tinggi putih telur, kemudian

dirata – ratakan

4. Baca skala yang ditunjukan alat (mm) dan

tulis pada tabel.

Untuk menghitung nilai HU-nya gunakan

rumus :

HU = 100 Log(H + 7,57 – 1,7 W0,37 ), H

Page 15: TELUR1

adalah tinggi putih telur (mm) dan W

adalah berat telur (gram)

9. Kondisi albumen 1. Setelah pengamatan 8 dilakukan, diamati

kondisi albumen apakah ada noda/kotoran

atau tidak.

2. Sesuaikan dengan standar penilaian

3. Catat hasil pengamatan pada tabel

10. Kebersihan, bentuk

dan besar yolk

1. Pisahkan bagian kuning telur dari albumen

2. Amati bentuknya apa ada perubahan atau

tidak

3. Amati pula apakah ada noda/kotoran atau

tidak

4. Sesuaikan dengan standar penilaian

5. Catat hasil pengamatan pada tabel

c. Pengamatan tambahan

No. Pengamatan prosedur

1. Tebal kerabang Ambil sebagian kerabang dari ujung tumpul,

ujung rucing dan bagian tengah telur kemudian

ukur dengan menggunakan millimeter skrup

2. Bobot bagian –

bagian telur

1. Timbang kerabang

2. Timbang kuning telur (yolk)

3. Untuk mengetahui bobot putih telur

(albumen),dengan cara mengurangi bobot

telur oleh bobot kerabang dan yolk.

4. Ketiga hasil perhitungan diatas

dipersentasekan terhadapbobot telur.

3. Index yolk (IY) 1. Bersamaan dengan pengamatan no 10

Page 16: TELUR1

pada kualitas telur diukur diameter yolk

(w) dan tinggi (h) dengan jangka sorong.

2. Hitung nilai indexnya dengan rumus :

IY= hw

4. Index albumen (IA) 1. Bersamaan dengan pengamatan no 8

pada kualitas telur, ukur rataan lebar putih

telur (Av) dan tinggi (h) dengan jangka

sorong

2. Hitung nilai indexnya dengan rumus :

IA= hAv

Page 17: TELUR1

IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Kualitas Telur Sebelum di Pecahkan

Kualitas Telur Telur 1 Telur 2 Telur 3 Telur 4 Telur 5

a. Berat 66 gr 58 gr 61gr 55 gr 71 r

b. BentukTidak

retak

Tidak

Retak

Tidak

retak

Tidak

retakTidak retak

c. Tekstur AA B C A A

d. Kebersihan A B C A A

e. Rongga Udara AA AA AA AA AA

f. Bayangan

Yolk

Tidak

terlihatTerlihat

Tidak

TerlihatTerlihat

Tidak

Terlihat

g. Spesific

Grafity- 1,090 - 1,090 1,090

Page 18: TELUR1

4.1.2. Hasil Pengamatan Kualitas Telur Setelah diPecahkan

Kualitas Telur 1 Telur 2 Telur 3 Telur 4 Telur 5

a. Albumen

Lebar

Tinggi

9,05

0,3

9,1

0,11

9,86

0,31

8,54

0,22

9,09

0,3

b. Yolk

Diameter

Tinggi

4,15

1,7

3,93

0,64

3,71

1,86

3,72

1,72

4,06

1,00

c. Kondisi Albumen AA AA A A B

d. Kebersihan AA AA A A B

e. Tebal Kerabang 0,43 0,64 0,42 0,30 0,41

f. Bobot

Kerabang

Kuning Telur

6,9

11,1

8

16

8

20

6

15

7,8

17,9

4.2. Pembahasan

4.2.1 Hasil Pembahasan Kualitas Telur Sebelum di Pecahkan

a. Berat telur

Telur 1 termasuk kedalam kategori telur extra large karena berat telur

mencapai 66 gr

Telut 2 termasuk kategori telur extra large karena berat telur mencapai

58 gr

Telur 3 termasuk kategori telur extra large karena berat telur 3 ialah 61

gr

Telur 4 termasuk kategori telur besar karena berat telur ialah 55gr

Pada telur 5 , telur ini di kategorikan sebagai telur jumbo di karenakan

berat telur ini mencapai 71 gr

Page 19: TELUR1

b. Bentuk telur

Keadaan bentuk telur pada telur 1,2, 3 ,4 dan 5 semuanya terlihat tidak retak

c. Tekstur telur

Telur 1 mempunyai bnetuk yang normal , tekstur dan kekuatan baik,

bebas permukaan kasar bintik, dan keriput. Sehingga telur ini

dikategorikan dengan grade AA

Telur 2 mempunyai bentuk yang abnormal , tekstur dan kekuatan

menyimpang, areal kasar, bintik dan keriput jelas sehingga telur ini di

kategorikan dengan grade B

Telur 3 memiliki bentuk abnormal, tekstur dan kekuatan menyimpang,

areal kasar, bintik dan keriput jelas , telur ini di kategorikan sebagai

grade C

Telur 4 dan 5 memiliki bentuk normal, tekstur dan kekuatan baik, sedikit

areal kasar dan sedikit keriput, telur ini di kategorikan sebagai grade A

d. Kebersihan

Telur 1 kondisi kebersihannya yaitu bersih , mempunyai noda yang

sangat ringan dan berminyak , telur ini di kategorikan dengan grade A

Telur 2 kondisi kebersihannya yaitu agak bersih , bebas dari kotoran

yang menempel, mempunyai noda yang berkumpul, <1/32, noda

tersebar <1/16 bagian telur. Sehingga telur ini dikategorikan dengan

grade B

Telur 3 cukup bersih, noda ringan kurang dari ¼ bagian telur, bebas dari

kotoran yang menempel , telur ini di kategorikan dalam grade C

Telur 4 dan 5 Bersih, boleh ada noda yang sangat ringan dan sedikit

berminyak, telur ini dikategorikan sebagai grade A

e. Rongga udara

Telur 1,2, 3, 4 dan 5 Kedalaman 1/8 inchi (0,31 cm), Pergerakan <

2/8 inchi (0,63 cm) maka telur ini di kategorikan grade AA

Page 20: TELUR1

f. Bayangan yolk

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas telur ayam yaitu

ada atau tidak adanya bayangan yolk. Telur yang tidak terlihat bayangan

yolknya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan telur yang

terlihat bayangan kuning telurnya ( yolk) . Bayangan yolk yang terlihat

menandakan sudah terikatlagi oleh kalaaza dan posisi yolk sudah tidak

berada ditengah – tengah lagi.

Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa keseluruhan telur yang

diamati masih memiliki kualitas yang bagus dikarenakan bayangan yolknya

tidak terlihat tetapi tidak halnya dengna tekur 2 dan 4 terlihat bayangan yolk

nya .

g. Spesific Grafity

4.1.2 Hasil Pembahasan Kualitas Telur Setelah diPecahkan

1. Indeks Albumin (IA)

Rumus : IA = h / Av = Tinggi albumin / Lebar putih telur

IA telur 1 (IA1)

h = 0,3

Av = 9,05

Jadi : IA1 = h/ Av = 0,3 / 9,05 = 0,003

IA telur 1 (IA2)

h = 0,11

Av = 9,10

Jadi : IA2 = h/ Av = 0,11 / 9,10 = 0.012

IA telur 3 (IA3)

h = 0,31

Page 21: TELUR1

Av = 9,86

Jadi : IA3 = h / Av = 0,31 / 9,86 = 0,031

IA telur 4 (IA4)

h = 0,22

Av = 8,54

Jadi : IA4 = h / Av = 0,22 / 8,54 = 0,025

IA telur 5 (IA5)

h = 0,3

Av = 9,09

Jadi : IA5 = h / Av = 0,3 / 9,09 = 0,033

2. Indeks Yolk (IY)

Rumus : IY = h / W = Tinggi Yolk / Lebar Yolk

IY telur 1 ( IY1)

h = 1,7 cm

W = 4.15 cm

Jadi ; IY1 = h / W = 1,7 / 4,15 = 0, 41 cm

IY telur 2 ( IY2)

h = 0,64 cm

W = 3,93 cm

Jadi ; IY2 = h / W = 0,64/ 3,93 = 0,16 cm

IY telur 3 ( IY3)

h = 1,86 cm

W = 3,71 cm

Jadi ; IY3 = h / W = 1,86 / 3,71 = 0,50 cm

IY telur 4 ( IY4)

Page 22: TELUR1

h = 1,72 cm

W = 3,72 cm

Jadi ; IY4 = h / W = 1,72 / 3,72 = 0,46 cm

IY telur 5 ( IY5)

h = 1,00 cm

W = 4,06 cm

Jadi ; IY4 = h / W = 1,00 / 4,06 = 0,25 cm

3. Kondisi albumen

Telur 1 dan 2 kondisi albumenya sangat bersih dan tidak ada bercak

noda sama sekali sehingga telur ini dikategorikan dengn grade AA.

Sedangkan pada telur 3 dan 4 grade kondisi albumin ialah A karena bersih

dan terdapat beberapa noda kecil yang masih terlihat. Namun pada telur ke

5 grade B karena kondisi albuminnya ada noda tapi tidal serius.

4. Kebersihan yolk

Yolk pada telur 1 dan 2 mempunyai tingkat kebersihan yang

sempurna karena tidak mempunyai noda ringan sama sekali sehingga

mempunyai grade AA. Pada telur 3 dan 4 diberi grade (A) karena yolk pada

telur tersebut terlihat bersih namun ada sidikit noda yang terlihat. Namun

pada telur ke 5 di beri grade B karena kebersihan yolk nya terlihat ada noda

namun tidak serius

5. Tebal kerabang

Pada telur 1 tebal kerabang didapatkan 0,43 mm

Pada telur 2 tebal kerabang didapatkan 0,64 mm

Pada telur 3 tebal kerabang didapatkan 0,42 mm

Pada telur 4 tebal kerabang didapatkan 0,30 mm

Pada telur 5 tebal kerabang didapatkan 0,41 mm

Page 23: TELUR1

Tebal kerabang juga mempengaruhi kualitas pada telur karena

semakin tebal kerabang yang dimiliki oleh telur itu maka semakin kecilnya

kemungkinan telur tesebut terjangkit penyakit. Jadi telur 2 mempunyai

ketebalan kerabang yang memungkinkan bakteri atau virus lainnya tidak

akan masuk kedalam telur berbeda dengan telur 4 yang hanya mempunyai

ketebalan 0,41 mm.

6. Bobot putih telur

Telur 1

Bobot yolk = 11,1 gr

Bobot kerabang = 6,9 gr

Bobot ALbumin=66−11,1−6,9=48gr

Telur 2

Bobot yolk = 16 gr

Bobot kerabang = 8 gr

Bobot ALbumin=58−16−8=34 gr

Telur 3

Bobot yolk = 20 gr

Bobot Kerabang = 8 gr

Bobot ALbumin=61−20−8=¿33gr

Telur 4

Bobot yolk = 15 gr

Bobot Kerabang = 6 gr

Bobot ALbumin=55−15−6=34 gr

Telur 5

Bobot yolk = 17,9 gr

Bobot Kerabang = 7,8 gr

Page 24: TELUR1

Bobot ALbumin=71−17,9−7,8=45,3

7. Berat Telur Oz/ dozen

Telur 1

Berat telur 66 gr

T elur1=66×1228,349

=27,94Oz /dozen

Telur 2

Berat Telur = 58 gr

T elur2=58×1228,349

=24,5Oz /dozen

Telur 3

Berat Telur = 61 gr

T elur3=61×1228,349

=25,8Oz/dozen

Telur 4

Berat Telur = 55 gr

T elur4=55×1228,349

=23,2Oz/dozen

Telur 5

Berat telur = 71 gr

T elur5=71×1228,349

=30,3Oz/dozen

Page 25: TELUR1