Post on 31-Jan-2018
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Tanya Jawab
Hukum Wakaf &Sertifikasi Tanah Wakaf
Nasichun Amin, M.Ag.
Diterbitkan Oleh :Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI)
Kab. Gresik Tahun 2010
Buku ini DIWAKAFKAN tidak diperjualbelikan, BOLEH diperbanyak
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Sambutan Ketua Umum
Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia
Kabupaten Gresik
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur untuk Allah SWT karena dengan rahmat dan
karuniaNya Buku “Tanya Jawab Hukum Wakaf & Sertipikasi Tanah
Wakaf telah terbit”.
Sosialisasi hukum wakaf yang di dalamnya termasuk perundang-
undangan wakaf di Indonesia dan sertipikasi tanah wakaf adalah
program rutin Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kab.
Gresik. Dalam rangka meningkatkan SDM pengurus ta’mir masjid dan
meningkatkan semangat / ghiroh mereka, kegiatan tersebut telah
digalakkan lebih dan lima tahun terakhir. Bantuan sertipikasi tanah
wakaf yang dibidani oleh Bidang Hukum dan Wakaf DMI Kab. Gresik,
juga telah dapat direalisasikan walaupun masih ada beberapa
kekurangan dan kelemahan yang harus dibenahi.
Diantara maksud penerbitan buku ini oleh Pimpinan Daerah Dewan
Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik adalah membantu segenap
masyarakat khususnya para nadhir dan pengurus lembaga sosial
keagamaan, dan kepada ta’mir masjid atau langgar agar memiliki
wawasan dalam penyelamatan dan pengembangan aset wakaf yang
dimiliki, sehingga meningkatkan kemaslahatan dan kesejahteraan umat
Islam. Disamping itu yang paling diharapkan adalah terwujudnya
kemandirian ta’mir atau lembaga sosial keagamaan dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terutama dalam
penyelamatan dan pengembangan aset umat yang dikelola.
v
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Akhimya, kami sampaikan penghargaan kepada semua pihak yang
telah bekerja dalam upaya terbitnya buku ini. Semoga hadimya buku
ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Semoga
Allah SWT meridloi amal usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Gresik. 20 Robiul Tsani 1431 H
05 April 2010 M
Ketua Umum
Drs. H. M. As’ad Thoha. M.Ag
vi
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
KEMENTERIAN AGAMA
KANTOR KABUPATEN GRESIKJl. Jaksa Agung Suprapto No. 39 Telp. 3981681 Fax. 3970087 Gresik
SAMBUTAN KEPALA KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN GRESIK
Assalamu ‘alaikum Wr.Wb
Puji Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, atas diterbitkannya
buku “Tanya Jawab Hukum Wakaf dan Penyelesaian Sertifikat Tanah
Wakaf”, merupakan cetakan pertama tahun 2010 oteh Pimpinan
Oaerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik
Kami menyambut gembira atas terbitnya buku ini yang bertujuan
untuk ikut mensosialisasikan Undang-undang No 41/2004 tentang
wakaf dan PP No 42/2006 tentang Pelaksanaannya dengan metode
Tanya jawab
Seperti yang kita ketahui bahwa wakaf merupakan salah satu
sumber dana umat yang potensial, perlu digali dan dikelola secara
profesional dapat mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan
masyarakat dalam rangka turut serta memajukan kesejahteraan
umum yang merupakan satu tujuan Nasional Negara RI, sebagaimana
yang diamanatkan oleh UUO 1945. Masih banyak masyarakat yang
belum mengetahui bahwa harta wakaf itu bisa dikelola dengan baik
dan bermanfaat oleh Nadzir berbentuk perseorangan maupun
organisasi/ Badan hukum. Nadzir bertugas mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf, termasuk wakaf uang. Buku ini
vii
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
juga akan menjawab apa dan bagaimana harta wakaf itu serta
proses penyelesaian. Oleh karena itu tentunya buku ini pantas
disebarluaskan dan dimiliki karena sangat membantu masyarakat
khususnya umat islam dalam memecahkan persoalan wakaf
Demikian sambutan kami dalam penerbitan buku ini, semoga Allah
Swt senantiasa meridoi usaha kita. Amin.
Gresik, 02 Maret 2010
Wassalam
Kepala
Dr. Agus Thohir, M.Si
NIP. 195508231981031003
viii
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Kata SambutanKepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Gresik
Kami menyambut gembira terbitnya buku “Tanya Jawab Hukum
Wakaf & Sertipikasi Tanah Wakaf” karena pasti bermanfaat baik bagi
calon wakif, nadhir, Departemen Agama dan BPN serta stockholder
lainnya.
Dengan membaca buku ini, pembaca akan mengerti tidak hanya
prosedur dan syarat-syarat perwakafan tapi juga filosofi yang
terkandung di dalamnya, yaitu pemberian dengan ikhlas untuk
kemaslahatan umat dan bersifat abadi (tidak dapat diminta lagi oleh
ahli warisnya). Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk wakaf
tanah yang haknya masih berupa Hak Guna Bangunan, Hak Pakai
atau Tanah Negara, tanahnya harus yang bisa dan terlebih dahulu
dirubah/ditingkatkan menjadi Hak Milik.
Gresik, 2 Maret 2010
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Gresik
Ir. Bambang Hendrawan, M.Sc.
ix
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
KATA PENGANTAR
KEPALA KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala bentuk puji dan rasa syukur hanyalah untukNya semata;
Allah Dzat yang telah memberikan ilmu, hikmah, hukum dan tata
aturan kepada manusia, agar kita bisa mengelolah dan mengatur
permasalahan kehidupan ini sesuai dengan yang telah digariskanNya.
Shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW. Sebab dari beliaulah risalah agung
itu diuraikan dan diperjelas dengan sabda-sabdanya. Maka dengan
itulah kita bisa memahami bagaimana sesungguhnya Islam menata
dan mengatur kehidupan manusia.
Pemberian Wakaf telah lama dilakukan oleh umat Islam di
Indonesia, baik itu secara pribadi kepada pribadi yang lain, maupun
dari pribadi ke lembaga-lembaga sosial-keagamaan yang ada. Tetapi
dalam perjalanannya, ternyata mencuat banyak persoalan
menyangkut keberadaan Wakaf tersebut. Itulah sebabnya, sehingga
diterbitkan Undang-UndangNomer 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
Dalam UU tersebut dijelaskan, bahwa yang dapat diwakafkan hanyalah
harta benda yang dimiliki atau dikuasai pewakaf secara sah. Dan
harta benda tersebut adalah berupa benda bergerak dan benda tidak
bergerak.
Namun dalam proses selanjutnya, ternyata muncul berbagai
gagasan baru semisal Wakaf tunai berupa uang, Wakaf produktif,
Wakaf surat-surat berharga dan sebagainya. Dari sanalah kemudian
muncul berbagai pertanyaan dari masyarakat Islam; semisal bolehkah
x
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
mewakafkan hasil tanaman dalam jangka waktu tertentu? Bolehkah
seseorang mewakafkan tanah untuk keluarganya sendiri? Bolehkah
menjual harta wakaf yang sudah rusak dan dibelikan barang lain sebagai
penggantinya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan
sejenisnya.
Permasalahan-permasalahan lain yang juga kerap muncul,
dikarenakan masih banyaknya benda atau tanah wakaf yang tidak
disertifikatkan. Tidak adanya surat-surat itulah, sehingga barang-barang
dan tanah wakaf tersebut seringkali menjadi kasus sengketa hukum
di masyarakat. Apalagi kebanyakan masyarakat kita memang belum
memahami tentang keberadaan sertiflkasi Wakaf tersebut.
Sehingga pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul; semisal
apakah fungsi sebenarnya dari sertiflkasi Wakaf terseburt? Bagaimana
proses pengurusan tanah Wakaf yayasan yang tidak terdaftar di
kantor pertanahan? Ketika si Wakif telah meninggal dan tak memiliki
seorang ahli waris Wakaf, lantas siapakah yang harus mendaftarkan
tanah tersebut untuk pengurusan sertiflkasi? Atau bagaimana jika
dalam proses pengurusan sertiflkasi tanah Wakaf, ternyata ada ahli
waris Wakaf yang tak menyetujui? Dan juga pertanyaan-pertanyaan
lain serupa itu.
Maka terbitnya buku “Tanya Jawab Hukum Wakaf dan Sertiflkasi
Tanah Wakaf ini, akan bisa menjawab berbagai pertanyaan di atas.
Setidaknya, buku ini akan dapat menyumbangkan pengertian dan
pemikiran seputar persoalan Wakaf dan Sertifikasi Wakaf. Semoga
setelah banyak pihak mengetahui, mengerti dan memahami isinya,
hal itu bisa disoalisasikan dan diaplikasikan ke dalam bentuk amal
nyata.
Oleh karenanya, kami turut mengapresiasi atas kehadiran buku
ini. Sebab disamping bisa memberikan informasi yang memang sangat
xi
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
dibutuhkan oleh masyarakat kekinian, juga diharapkan mampu
memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dan memberikan kontribusi
nyata untuk sama-sama berupaya mensejahterakan masyarakat
melalui berbagai kegiatan perwakafan.
Akhirul kalam, hanya kepada Allahlah kita bermunajat. Semoga
dari apa yang kita upayakan ini, senantiasa akan bermuara menuju
ridhoNya dan menjadi amal kebajikan. Amin amin yaa mujibas saailin.
Wassalanmu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, 16 April 2010
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jawa Timur
Drs. H. Imam Haromain Asy’ari, M.Si.
xii
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
KATA PENGANTAR
Oleh : Dr. KH. A. Faishal Haq, MA
(Guru Besar dan Dekan Fak. Syari’ah
IAIN Sunan Ampel Surabaya)
Segala puji syukur saya haturkan ke hadlirat llahi Rabbi yang telah
menggerakkan tangan dan fikiran Ustadz Nasichun Amin untuk menulis
buku kecil tapi besar manfaatnya yang diberi judul : “Tanya Jawab
Hukum Wakaf dan Sertifikasi Tanah Wakaf”.
Setelah saya baca, ternyata Ustadz Nasichun Amin betul-betul
telah siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
padanya. Saya angkat topi atas jawaban-jawabannya yang sangat
memuaskan, karena semua jawabannya berdasar dan setelah itu
diberi ulasan atau penjelasan. Penjelasannya ada yang diambilkan
dari al-Qur’an, as-Sunnah, pendapat ulama dan ada juga yang
diambilkan dari UURI No. ,41 Tahun 2004 Tentang Wakaf serta
Peraturan Pemerintahnya No. 42 Tahun 2006. Semoga apa yang
Ustadz lakukan ini menjadi amal jariyah yang tak ada putus-putusnya,
ila yawmil qiyamah. Amin.
Walaupun buku ini hanya menjawab 27 pertanyaan, tapi karena
pertanyaannya sudah mencakup persoalan-persoalan yang sering
timbul di masyarakat, maka buku ini saya anggap sangat memuaskan.
Akhirnya saya mengharap semoga muncul Ustadz-Ustadz yang
serupa untuk menambah hazanah keilmuan tentang wakaf, yang
sementara ini sangat langka.
Surabaya, 19 April 2010
xiii
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Prakata Penulis
Segala puji dan syukur hanya kami panjatkan kepada Allah SWT,
dengan rahmat dan hidayahNya, dapat tersusun buku ini yang
tentunya masih jauh dari kesempurnaan
Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarganya, para sahabatnya dan semua penganut ajarannya.
Buku ini merupakan kumpulan hasil dialog mengenai hukum wakaf,
perundang-undangan tentang wakaf dan sertipikasi tanah wakaf.
Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik
dibantu Pemerintah Kabupaten Gresik dalam waktu lima tahun terakhir
(2005 – 2009) telah berusaha mensosialisasikan hukum wakaf,
perundang-undangan tentang wakaf dan sertipikasi tanah wakaf kepada
segenap ta’mir masjid se Kabupaten Gresik dan juga perangkat desa
/ kelurahan masing-masing. Tanya jawab dalam diskusi dan dialog
serta berbagai problematika mengenai perwakafan dan sertipikasi tanah
wakaf kami rangkum dengan sebaik mungkin dalam buku ini, namun
tentunya masih banyak kekurangan dan kekhilafan yang penulis
lakukan.
Penulis berusaha menyajikan buku secara sederhana, praktis dan
sistematis agar mudah dipahami oleh pembaca khususnya yang
xv
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
berkecimpung dalam urusan aset lembaga sosial keagamaan.
Berbagai literatur yang dapat disarikan dan dikutip oleh penulis termasuk
peraturan perundang-undangan perwakafan di Indonesia semoga
dapat menambah pembahasan yang ada lebih luas khususnya dalam
rangka mensosialisasikan perundang-undangan perwakafan di
Indonesia yang masih muda umurnya.
Diantara maksud penerbitan buku ini oleh Pimpinan Daerah Dewan
Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik adalah membantu segenap
masyarakat khususnya para nadhir, pengurus lembaga sosial
keagamaan, kepada ta’mir masjid / langgar agar memiliki wawasan
dalam penyelamatan dan pengembangan aset wakaf yang dimiliki,
sehingga maningkatkan kemaslahatan dan kesejahteraan umat Islam.
Penulis berharap agar pembaca tidak merasa puas dengan
penjelasan yang ada dan berbagai hal yang ada dalam buku ini,
tetapi diharapkan terus mencari dan menggali dari literatur dan buku-
buku lainnya, baik karya para ulama salaf maupun khalaf.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis menyelesaikan buku ini. Semoga Allah SWT
membalas dengan pahala yang berlipatganda di dunia dan akhirat.
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan
buku ini, dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar buku ini lebih bermanfaat dan lebih baik kualitasnya
di masa mendatang. Semoga bermanfaat dan mudah-mudahan kita
senantiasa mendapatkan ridlo dan ma’unah dari Allah SWT, Amiin.
Gresik, 28 Pebruari 2010 M
12 Robiul Awal 1431 H
Penulis
xvi
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf xvii
Daftar Isi
Kata Sambutan Ketua Umum DMI Kab. Gresik ....................
Kata Sambutan Kepala Kantor Kemenag Kab. Gresik ..............
Kata Sambutan Kepala Kantor Pertanahan Kab. Gresik.............
Kata Sambutan Kepala Kanwil Kemenag Prop. Jatim ..............
Kata Sambutan Kepala Kantor Perwakilan BWI Prop. Jatim .....
Kata Pengantar Prop. DR. KH. Faishol Haq, MA (Dekan Fak.
Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya)...............................
Prakata Penulis ..............................................................
Daftar Isi .....................................................................
BAGIAN SATU : HUKUM WAKAF .................................
Pertanyaan 1 :
Mulai kapan disyari’atkan wakaf ? sedangkan di dalam al-Qur’an
tidak ada redaksi kata wakaf, yang ada hanya shodaqoh, infaq,
atau zakat ! lalu apa yang dimaksud wakaf ? .......................
v
vii
ix
x
xi
xiii
xv
xvii
1
1
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pertanyaan 2 :
Benda atau barang apa saja yang dapat diwakafkan ? Apa saja
syarat-syarat benda yang boleh diwakafkan ? ..............
Pertanyaan 3 :
Bolehkah mewakafkan harta benda yang bergerak seperti
kendaraan ? Ada berapa macam benda yang boleh diwakafkan?
..................................................................................
Pertanyaan 4 :
Apa yang dimaksud wakaf produktif dan wakaf tunai ? ...........
Pertanyaan 5 :
Bila seseorang ingin mewakafkan uang atau saham/surat
berharga miliknya, bagaimana caranya ? kemana harus
berkonsultasi ? .............................................................
Pertanyaan 6 :
Siapakah yang diperbolehkan untuk mewakafkan harta miliknya
atau menjadi wakif ? apakah orang non muslim boleh beramal
wakaf ? .......................................................................
Pertanyaan 7 :
Harta wakaf diperuntukkan kepada siapa dan untuk apa saja ?
Bolehkah seseorang mewakafkan tanah untuk keluarganya sendiri
atau untuk golongan tertentu ? .........................................
Pertanyaan 8 :
Siapakah yang dimaksud sebagai nadzir wakaf ? .......................
xviii
7
9
14
18
27
30
33
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pertanyaan 9 :
Apa syaratnya menjadi nadzir dan ada berapa macam nadzir
wakaf ? ........................................................................
Pertanyaan 10 :
Bagaimanakah cara membentuk nadhir ? dan siapakah yang
berhak menunjuk nadhir ? .................................................
Pertanyaan 11 :
Apa saja tugas dan hak nadzir sebagai pengelola wakaf ? ...........
Pertanyaan 12 :
Diketahui bahwa nadzir yang ditunjuk tidak bisa mengelola harta
wakaf dengan baik dan benar. Kemudian wakif atau ahli warisnya
ingin mencabut / menarik benda wakaf tersebut. Apakah
dibenarkan ? Bagaimana jalan keluarnya ?............................
Pertanyaan 13 :
Apa Hikmah dari syari’at wakaf ? .........................................
Pertanyaan 14 :
Bagaimana hukum benda wakaf yang rusak dan tidak dapat
dipakai lagi / tidak dapat bermanfaat atau manfaat yang ada
sangat berkurang ? atau bila sebuah masjid memiliki banyak
tanah wakaf / hibah dari jama’ah dan dimaksud sebagai wakaf
berupa tanah pekarangan yang tidak cocok untuk pertanian/
perkebunan karena irigasi yang kurang, apakah boleh dijual tanah
tersebut untuk membangun masjid ? Bagaimana dengan ditukar
dengan tanah lain yang lebih produktif ! .................................
xix
34
37
41
46
49
50
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pertanyaan 15 :
Bolehkah orang mewakafkan hanya untuk jangka waktu / tempo
tertentu ? Bagaimana bila ada seseorang ingin mewakafkan hasil
lahan pertanian / wakaf produktif tetapi hanya beberapa tahun
saja ? .............................................................................
Pertanyaan 16 :
Seseorang berniat wakaf kalau sudah meninggal dunia atau wakaf
dengan wasiat. Bagaimana mendaftarkannya ? ........................
BAGIAN DUA : PENDAFTARAN / SERTIPIKASI TANAH
WAKAF
Pertanyaan 1 :
Apa saja yang harus dilakukan oleh calon wakif atau ahli waris
wakif sebelum melaksanakan ikrar wakaf atau mendaftarkan
wakaf tanah ? ................................................................
Pertanyaan 2 :
Mohon dijelaskan secara terperinci tahapan memproses sertipikasi
tanah wakaf, dari berbagai status tanah ;
1. tanah yang belum terdaftar di kantor pertanahan dan
berstatus yasan/bekas tanah adat,
2. tanah yang telah terdaftar bersertipikat hak milik, hak guna
bangunan atau hak pakai baik keseluruhan atau dipecah,
3. tanah yang belum terdaftar dan masih berstatus tanah
negara ..............................................................
xx
15
60
63
65
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pertanyaan 3 :
Siapakah yang mendaftarkan tanah atau harta wakaf padahal
si wakif sudah meninggal dunia dan tidak mempunyai ahli waris
seorang pun ? dan bagaimana mendaftarkan ?......................
Pertanyaan 4 :
Bagaimana jika dalam proses sertipikasi tanah wakaf ada
beberapa ahli waris yang tidak menyetujui ?..........................
Pertanyaan 5 :
Bagaimana cara mewakafkan tanah dan bangunan yang status
sertipikat tanahnya masih Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai?
Pertanyaan 6 :
Seseorang ingin mewakafkan sebagian tanahnya, namun
sertipikat atau bukti kepemilikannya masih dijaminkan ke bank
untuk hutang, bagaimana caranya ? ...................................
Pertanyaan 7 :
Ada sebuah masjid kuno peninggalan sesepuh desa yang sudah
berdiri ratusan tahun yang lalu, bagaimana memproses sertipikat
tanah wakafnya sedangkan statusnya tidak terdaftar di pajak
dan buku C desa ? ...........................................................
Pertanyaan 8 :
Bagaimana mengurus sertipikat masjid/langgar yang berada di
atas tanah fasilitas sosial seperti di komplek perumahan yang
dibangun oleh defeloper ? ...............................................
xxi
77
78
81
83
84
85
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pertanyaan 9 :
Apabila sebagian atau seluruh anggota nadhir telah meninggal
dunia, bagaiman status nadhir tersebut dan bagaimana proses
perubahan nadhir ? .......................................................
Pertanyaan 10 :
Akta ikrar wakaf sudah dibuat sangat lama sampai puluhan tahun
yang lalu, apakah masih berlaku ? Bagaimana kalau akta ikrar
wakaf hilang ? ..................................................................
Pertanyaan 11 :
Sertipikat wakaf hilang atau rusak, bagaimana cara meminta
duplikat / salinannya ? ...................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar Pustaka ............................................................
xxii
87
91
93
97
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Bagian Satu :Hukum Wakaf
Pertanyaan 1 :
Mulai kapan disyari’atkan wakaf ? sedangkan di dalam al-Qur’an
tidak ada redaksi kata wakaf, yang ada hanya shodaqoh, infaq, atau
zakat ! lalu apa yang dimaksud wakaf?
Jawaban :
Menurut literatur fiqh, wakaf disyariatkan pada tahun ke-2 Hijriyah.
Sebagian ulama berpendapat bahwa pelaksanaan wakaf pertama
dilakukan oleh Umar ibn Khaththab terhadap tanahnya yang terletak
di Khaibar (Tafsir Ibnu Katsir Juz I 381; Fiqh al-Sunnah, jilid III: 381;
Subul al-salam: 87). Pendapat lain mengatakan, wakaf pertama kali
dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap tanahnya yang digunakan
untuk masjid Quba di Madinah (tahun 1 hijriyah), sebagaimana riwayat
yang disebutkan oleh Umar ibn Sya‘bah dari Amr ibn Sa‘ad ibn Muadz,
berkata: “Kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam Islam, orang
Muhajirin mengatakan adalah wakaf Umar, sedang orang-orang Anshor
mengatakan wakaf Rasulullah SAW .” (Asy-Syaukani 1374 H: 129)
1
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Dalam al-Quran memang tidak terdapat ayat yang menerangkan
konsep wakaf dengan kata secara jelas dan dengan redaksi wakaf
secara tekstual . Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka
dasar yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf
ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan
tentang infaq fi sabilillah. Sedangkan di dalam hadits redaksi kata
wakaf disebutkan oleh Nabi Muhammad Saw dengan kata al-Habsu
yang berarti menahan harta benda.
Imam Nawawi dalam kitabnya, Syarh Shahih Muslim menjelaskan,
yang dimaksud dengan redaksi hadits shadaqah jariyah adalah wakaf.
Sedangkan yang dimaksud wakaf adalah menahan harta dan
membagikan (memanfaatkan) hasilnya
Uraian / Penjelasan :
Sedikit sekali ayat Al Quran dan Sunnah Rasulullah Muhammad
SAW yang menyinggung tentang wakaf. Karena itu sedikit sekali hukum-
hukum wakaf yang ditetapkan berdasarkan kedua sumber tersebut.
Meskipun demikian, ayat dan Sunnah yang sedikit itu mampu menjadi
pedoman para ahli fiqh Islam, dalam membahas dan mengembangkan
hukum-hukum wakaf melalui ijtihad, sejak masa Khulafaurrasyidin
sampai sekarang.
Sebab itu sebagian besar hukum-hukum wakaf dalam Islam
ditetapkan sebagai hasil ijtihad, dengan menggunakan metode-metode
ijtihad yang bermacam-macam, seperti qiyas, dan lain-lain
Di antara ayat-ayat tersebut antara lain:
2
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
“Hai orang-orang yang beriman! Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usaha kamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.” (Q.S. al-Baqarah (2): 267)(Q.S. al-Baqarah (2): 267)(Q.S. al-Baqarah (2): 267)(Q.S. al-Baqarah (2): 267)(Q.S. al-Baqarah (2): 267)
s9 (#θ ä9$oΨs? §�É9 ø9 $# 4®L ym (#θà)Ï�Ζè? $£ϑÏΒ šχθ ™6 ÏtéB 4 $tΒ uρ (#θà)Ï�Ζè? ÏΒ & ó x« ¨β Î* sù©!$# ϵ Î/ ÒΟŠÎ=tæ ∩⊄∪
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan
apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah menge-
tahuinya”. (Q.S. Ali Imron (3): 92)
ã≅ sWΒ tÏ% ©!$# tβθà)Ï�ΖムóΟ ßγ s9≡ uθ øΒ r& ’Îû È≅‹Î6 y™ «! $# È≅sVyϑx. >π¬6 ym ôM tF u;/Ρr& yìö7 y™Ÿ≅Î/$ uΖy™ ’ Îû Èe≅ä. 7' s#ç7 /Ψß™ èπ s"($ ÏiΒ 7π¬6 ym 3 ª! $#uρ ß#Ïè≈ ŸÒ ムyϑÏ9 â !$ t±o„ 3 ª!$#uρ ììÅ™≡ uρ
íΟŠÎ=tæ ∩⊄∉⊇∪
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki,
dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-
Baqarah (2): 261)
Ayat-ayat tersebut di atas menjelaskan tentang anjuran untuk
menginfakkan harta yang diperoleh untuk mendapatkan pahala dan
kebaikan. Di samping itu, ayat 261 surat al-Baqarah telah menyebutkan
3
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
pahala yang berlipat ganda yang akan diperoleh orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Wakaf disyariatkan pada tahun ke-2 Hijriyah. Para ‘ulama
berpendapat bahwa pelaksanaan wakaf pertama dilakukan oleh Umar
ibn Khaththab terhadap tanahnya yang terletak di Khaibar (Tafsir
Ibnu Katsir Juz I 381; Fiqh al-Sunnah, jilid III: 381; Subul al-salam:
87). Menurut keterangan Ibnu Umar, shahabat Umar ibn Khaththab
menyedekahkan hasil wakafnya itu kepada fakir miskin, shahabat,
hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, dan kepada para tamu. Pendapat
lain mengatakan, wakaf pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW
terhadap tanahnya yang digunakan untuk masjid Quba di Madinah,
sebagaimana riwayat yang disebutkan oleh Umar ibn Sya’bah dari
Amr ibn Sa’ad ibn Muadz, berkata: “Kami bertanya tentang mula-
mula wakaf dalam Islam, orang Muhajirin mengatakan adalah wakaf
Umar, sedang orang-orang Anshor mengatakan wakaf Rasulullah saw.”
(Asy-Syaukani 1374 H: 129)
Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis
yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab ketika
memperoleh tanah di Khaibar. Setelah ia meminta petunjuk Nabi
tentang tanah tersebut, Nabi menganjurkan untuk menahan asal
tanah dan menyedekahkan hasilnya.
Hadis tentang hal ini secara lengkap adalah;
=ç~6æ ée û&eã ktA Öyäi lüÇ r éçnfe =jQ dä] dä] =jQ oæã oQ Èätæ \9J%ü lü $8<ü 9] ätni éeü è.Qü Ì] väi èIü ke
Äu~fQ _Z&i Å ät%=j) gçA p ätfIü Cç1ã r éçneã dä^Y
4
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia mengatakan : “Umar mengatakan
kepada Nabi Saw : “Saya mempunyai se-ratus saham di Khaibar.
Saya belum pernah mendapat harta yang paling saya kagumi seperti
itu. Tetapi saya ingin menyedekahkannya. Nabi Saw. mengatakan
kepa-da Umar : “Tahanlah (jangan jual, hibahkan dan waris-kan)
asalnya dan jadikan buahnya sedekah untuk sabilil-lah”.
Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk
memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan Allah,
orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan
dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti
memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai
sumber pendapatan.
Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan
oleh imam Muslim dari Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah;
unQ SË^mã läBmöã $äi ã:ü ádä] r êã dqA< lü y Õ=}=s éæü oQ 9ep pü Àuæ SZ&n} kfQ pü ÀÖ}<ä- Ö]9I oi vü ÀÖ)w) oi vü ufjQ
ìÄkfBi rãp<Å ue qQ9} 3eäI“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. ber-sabda :
Apabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari
tiga hal, yaitu dari sedekah jariah (wakaf) atau ilmu yang dimanfaatkan,
atau anak saleh yang mendoa-kannya”.
Selain dasar dari al-Quran dan Hadis di atas, para ulama sepakat
(ijma’) menerima wakaf sebagai satu amal jariah yang disyariatkan
dalam Islam. Tidak ada orang yang dapat menafikan dan menolak
amalan wakaf dalam Islam karena wakaf telah menjadi amalan yang
senantiasa dijalankan dan diamalkan oleh para sahabat Nabi dan kaum
Muslimim sejak masa awal Islam hingga sekarang. Sedangkan istilah
5
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
wakaf sudah digunakan oleh para imam madzhab sesuai yang tertulis
dalam karya-karya mereka.
Dalam bahasa Arab terdapat tiga kata yang mempunyai makna
yang sama, yaitu :
- []qeã- C~ç2&eã- g~çB&eã
Semuanya berarti menahan (Dr. Azzuhaili, Fiqh Islam hal.7599).
Rasulullah Muhammad Saw menggunakan kata-kata ,
dan . dalam hadisnya tentang wakaf. Para ahli fiqh mempelajari
pengertiannya. Mayoritas ahli fiqh (pendukung mazhab Hanafi, Syafii
dan Hambali) merumuskan pengetiannya menurut syara’ ialah sbb. :
ûfQ u&ç]< éY X=J&eã SË^æ un~Q xä^æ Si uæ PäZ&mã obj} v äi Cç1 8q-qi 0äçi X=Ji
“Penahanan (pencegahan) harta, yang mungkin dimanfaatkan,
tanpa lenyap bendanya, dengan cara tidak melakukan tindakan pada
bendanya, disalurkan kepada yang mubah (tidak terlarang) dan ada”.
Pengertian wakaf di atas mengemukakan beberapa ciri khas wakaf.
Wakaf adalah
a.. Penahanan (pencegahan) dari menjadi milik dan obyek yang
dimi-likkan. Penahanan berarti ada yang menahan yaitu Wakif
dan tujuannya yaitu mauquf ‘alaihi (penerima wakaf).
b. Harta, menjelaskan bahwa yang diwakafkan adalah harta..
c. Yang mungkin dimanfaatkan, tanpa lenyap bendanya,
menjelaskan syarat harta yang diwakafkan.
C~ç2&eãg~çB&eã
6
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
d. Dengan cara tidak melakukan tindakan pada bendanya, menjelas-
kan bahwa harta wakaf tidak dijual, dihibahkan dan diwariskan.
e. Disalurkan kepada yang mubah dan ada, menjelaskan bahwa
hasil wakaf itu disalurkan kepada yang tidak dilarang oleh Islam.
Menyalurkannya kepada yang haram adalah haram.
Ciri-ciri khas wakaf tersebut digali dari hadis Rasulullah Muhammad
Saw tentang wakaf.
Dalam konteks negara Indonesia, amalan wakaf sudah
dilaksanakan oleh masyarakat Muslim Indonesia sejak sebelum
merdeka. Oleh karena itu pihak pemerintah telah menetapkan Undang-
undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia,
yaitu Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Untuk
melengkapi Undang-undang tersebut, pemerintah juga telah
menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Undang-undang nomor 41 tahun 2004
ooOOoo
Pertanyaan 2 :
Benda atau barang apa saja yang dapat diwakafkan ? Apa saja
syarat-syarat benda yang boleh diwakafkan ?
Jawaban :
Jumhur ulama berpendapat bahwa semua benda yang bermanfaat,
dapat beralih berpindah hakkepemilikannya dan tahan lama dapat
diwakafkan. Prinsip tersebut diungkapkan antara lain oleh Nawawi,
dimana ia menje-laskan syarat yang boleh diwakafkan ialah :
ÖRZni pü Õ9yäY ätni gJ2} g^neã gç^} äbfi Öaqfji Ön~Ri o~Q ga7
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
äte =-ý&B%Benda, tertentu, milik Wakif, dapat dipindah milikkan, memberi-
kan faedah sementara bendanya tetap utuh atau manfaat yang sah
disewakan.
Uraian / Penjelasan :
Pada dasarnya, semua benda yang bermanfaat , dapat beralih
berpindah hakkepemilikannya dan tahan lama dapat diwakafkan
Penjelasan pandangan mazhab Syafii tentang syarat mauquf (benda
yang boleh diwakafkan) :
1) (benda)
2) (Tertentu/Jelas)
3) (Milik penuh Wakif)
4) (dapat dipindah milikkan)
5) (Memberikan faedah).
6) (bermanfaat dalam waktu yang lama dan bendanya
tetap ada/tidak lenyap)
7) (Hukum memanfaatkannya mubah) (Anwar Ibrahim,
Wakaf dalam syari’at Islam)
Menurut UU No 41/2004 Pasal Ayat 5 disebutkan bahwa harta
benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan
/ atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi
menurut syariah yang diwakafkan oleh wakif. Pada pasal 15 undang-
undang tersebut mensyaratkan bahwa harta benda wakaf hanya
dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh Wakif secara sah.
Berbeda dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia sebelum
undang-undang no 41 tahun 2004 ini terbit, pemerintah hanya
o~Qo~Riäiä% äbfi Öaqf jig^neãgç^} Õ9yäY ätnigJ2}uæ PäZ&möã hãp8ä1äçi äQäZ&mã
8
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
mengatur perwakafan tanah milik saja (PP No tahun 28 tahun 1977).
Saat ini harta benda wakaf yang diatur termasuk beberapa macam
benda yang bergerak,.
ooOOoo
Pertanyaan 3 :
Bolehkah mewakafkan harta benda yang bergerak seperti
kendaraan? Ada berapa macam benda yang boleh diwakafkan?
Jawaban :
Boleh, karena kendaraan termasuk harta yang bergerak yang
boleh diwakafkan. Harta benda wakaf dibagi menjadi dua macam
yaitu harta tidak bergerak dan harta yang bergerak.
Uraian / Penjelasan :
Pada dasarnya harta benda yang diwakafkan dibagi menjadi dua
macam ;
a. benda tidak bergerak seperti tanah, bangunan rumah atau toko
, pohon yang tertanam, sumur dan lain-lain
b. benda bergerak terdiri dari berbagai jenis diantaranya
1) hewan baik sebagai kendaraan atau hewan yang dapat diambil
manfaat lainnya seperti hewan yang dapat diperah susunya
atau hewan unggas yang dapat diambil telurnya.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW banyak sahabat nabi yang
mewakafkan kuda sebagai kendaraan pada waktu itu untuk
kepentingan jihad.
Dasarnya Hadis Abu Hurairah :
9
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
u)p<p uçRE lýY ÀäæäB&1ãp ämä_ü êã g~çA ò äA=Y Cç&1ã oi Ä|<ä6çeã rãp<Å $änB1 umã?~i éY ueqæ p
“Orang yang menahan (mewakafkan) kuda di jalan Allah,
karena imannya kepada Allah dan mengharapkan pahala dari
Allah, maka makanannnya, kotorannya, dan kencingnya, dalam
penilaian Allah mengandung kebaikan-kebaikan”
2) Pelengkapan rumah ibadat, seperti mewakafkan tikar dan
sebagainya ke masjid
3) Senjata seperti wakaf perlengkapan perang yang dilakukan
Khalid bin Walid, sebagaimana diriwayakan Bukhari dan Muslim.
4) Pakaian
5) Perhiasan untuk dipakai atau dipinjamkan. seperti wakaf
perhiasan kepada para wanita kabilah Al Khaththab dari
Hafshah.
6) Ambar (minyak kasturi) untuk dicium baunya. Tetapi tidak
sah mewa-kafkannya untuk diminum, karena akan
melenyapkan ambarnya sendiri.
7) Pohon wangi-wangian untuk dicium bau harumnya, seperti
mewakafkan tanam-tanaman yang menghasilkan bau harum.
Tetapi tidak sah me-wakafkan ‘ud (kayu gaharu), karena
pemanfaatannya dengan membakarnya.
8) Buku, sebagaimana dijelaskan Jalaluddin Al Bulqini
mewakafkannya kepada para pelajar/ mahasiswa agar mereka
dapat membacanya.
9) Mushhaf, Namun para ahli fiqh mengatakan dilarang
mewakafkannya kepada non muslim.
10) Cangkul dan pacul kepada petani dan sebagainya
10
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
11) Kendi besar tempat masak
12) Alat-alat dan pakaian jenazah
Semua benda tidak bergerak di atas sah diwakafkan, baik
berdiri sendiri maupun termasuk bagian dari lain. Dasarnya
ialah sejumlah sahabat pernah mewakafkannya. Namun
terdapat perbedaan pendapat para ulama mengenai syarat-
syaratnya.
13) Wakaf uang
Akhir-akhir terdengar di Indonesia sebuah istilah baru yaitu
Cash Waqf. Ada yang menerjemahkannya dengan Wakaf
Tunai. Sebenarnya, inti persoalan dalam Cash Waqf, terletak
pada obyek wakafnya, yaitu uang. Karena itu terjemahannya
yang lebih tepat ialah Wakaf Uang.
Para ahli fiqh Islam dahulu telah menganalisa hukumnya.
Bahkan sumber-sumber menyebutkan uang telah diterapkan
di sebagian masyarakat Islam bermazhab Hanafi. Terdapat
perbedaan pendapat tentang hukumnya:
Imam Az-Zhuhri (wafat tahun 124 H.) berpendapat boleh
mewakafkan dinar dan dirham. Caranya ialah menjadikan
dinar dan dirham tersebut sebagai modal usaha (dagang),
kemudian menya-lurkan keuntungannya sebagai wakaf . (Dr.
Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at Islam).
Di dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf
pasal 15 sampai dengan pasal 21, dijelaskan secara terperinci harta
benda wakaf sebagai berikut ;
11
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 15
Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki
dan dikuasai oleh Wakif secara sah.
Pasal 16
(1) Harta benda wakaf terdiri dari :
a. Benda tidak bergerak; dan
b. Benda bergerak.
(2) Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat
1 huruf a meliputi :
a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah
maupun yang belum terdaftar;
b. Bangunan atau bagian bangunan yang terdiri di atas
tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a;
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan
tanah;
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e. Benda tidak bergeraj lain sesuai dengan ketentuan
syari’ah dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b adalah harta benda yang tidak bisa habis karena
dikonsumsi, meliputi :
a. Uang;
12
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
b. Logam Mulia;
c. Surat berharga;
d. Kendaraan;
e. Hak atas kekayaan intelektual;
f. Hak sewa; dan
g. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari;ah
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42/2006 lebih detail dijelaskan
sebagai berikut ;
Pasal 20
Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan
meliputi :
a. kapal;
b. pesawat terbang;
c. kendaraan bermotor;
d. mesin atau peralatan industri yang tidak tertancap pada
bangunan;
e. logam dan batu mulia; dan/atau
f. benda lainnya yang tergolong sebagai benda bergerak
karena sifatnya dan memiliki manfaat jangka panjang.
Pasal 21
Benda bergerak selain uang karena Peraturan Perundang-
undangan yang dapat diwakafkan sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah sebagai berikut:
13
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
a. surat berharga berupa :
1. saham;
2. Surat Utang Negara;
3. Obligasi pada umumnya; dan/atau
4. Surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan
uang.
b. Hak Atas Kekayaan Intelektual yang berupa
1. hak cipta;
2. hak merek;
3. hak paten;
4. hak desain industri;
5. hak rahasia dagang;
6. hak sirkuit terpadu;
7. hak perlindungan varietas tanaman; dan/atau
8. hal lainnya.
c. Hak atas benda bergerak lainnya yang berupa :
1. hak sewa, hak pakai dan hak pakai hasil atas benda
bergerak; atau
2. perikatan, tuntutan atas jumlah uang yang dapat
ditagih atas benda bergerak.
ooOOoo
Pertanyaan 4 :
Apa yang dimaksud wakaf produktif dan wakaf tunai ?
14
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Jawaban :
Wakaf produktif dan wakaf tunai adalah jenis sifat dari benda
atau harta yang diwakafkan. Benda atau harta wakaf ada yang
mempunyai sifat produktif dan ada yang tidak produktif atau konsumtif.
Sedangkan istilah tunai atau cash adalah wakaf yang berbentuk mata
uang tertentu yang bisa dibelanjakan, bukan berbentuk benda atau
harta selain uang.
Uraian / Penjelasan :
Wakaf Produktif
Produktif berarti mengandung sifat dapat berkembang
menghasilkan sesuatu manfaat yang mengandung nilai ekonomis .
Wakaf produktif dapat berupa barang yang tidak bergerak seperti
tanah atau lahan yang bisa dipakai untuk usaha pertanian, perikanan,
perkebunan, pertokoan/pasar, dan usaha lain yang dapat menghasilkan
manfaat yang bernilai ekonomis serta dapat terus berkembang. Wakaf
produktif juga dapat berbentuk wakaf tunai yang bila dipakai sebagai
modal dalam pengembangan suatu usaha dan tentunya akan
mendapatkan bagian keuntungan (bagi hasil) dari keuntungan usaha
yang dijalankan dengan modal tersebut seperti akad mudlorobah dalam
hukum mu’amalah / perdagangan atau industri.
Barang wakaf yang produktif dari benda yang bergerak selain
uang masih banyak lagi sesuai yang telah disebutkan dalam Undang-
undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf pasal 16 dan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42/2006 pasal 21 sebagaimana
pembahasan dalam pertanyaan nomor 2 sebelumnya. Tentunya harta
tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan yang
ada sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai ekonomis, tidak
15
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
didiamkan atau tidak digunakan sehingga tidak memperoleh atau tidak
mengeluarkan manfaat. Contohnya seperti ada seseorang
mewakafkan kendaraan angkut seperti truk, maka truk tersebut
digunakan untuk usaha angkutan atau disewakan dan menghasilkan
keuntungan yang diberikan kepada penerima manfaat wakaf (mauquf
‘alaih)
Sebenarnya pada awal syari’at wakaf pada masa Nabi Muhammad
dan para sahabat sebagian besar harta wakaf adalah wakaf produktif.
Banyak harta wakaf yang diwakafkan para sahabat berupa lahan
pertanian atau perkebunan yang produktif karena menghasilkan hasil
pertanian dan berkebunan yang tidak sedikit dan dapat dinikmati serta
dimanfaatkan mengentaskan kemiskinan dan manfat lainnya sesuai
dengan tujuan wakaf.
Contoh tanah wakaf Sahabat Umar yang mewakafkan sebidang
tanah yang ditumbuhi pohon qurma. Kemudian Umar menyedekahkan
kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak,
untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang musafir dan para
tamu. Beberapa contoh wakaf lain yang dilakukan oleh para sabahat
nabi banyak sekali yang berupa wakaf produktif.
Bila dilihat dari segi peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka
wakaf produktif sangat disarankan dari pada wakaf yang tidak atau
kurang produktif. Kalau diupayakan dan dipikirkan secara mendalam
wakaf yang tidak produktif bisa dioptimalkan fungsinya dan menjadi
wakaf produktif. Contohnya bila ada lahan masjid yang masih
mempunyai halaman yang luas dapat dipakai untuk bangunan yang
produktif seperti kantor koperasi masjid dan usaha lain yang produktif.
Itu semua bisa dilakukan tentunya harus dengan persetujuan nadzir,
ta’mir dan jama’ah semua, sehingga tidak menimbulkan fitnah, dan
16
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
tentunya perlu kesadaran dan pemahaman tentang wakaf yang lebih
luas dari segenap pihak yang terkait.
Wakat Tunai / Cash atau Wakaf Uang
Sebagaimana dalam pembahasan wakaf produktif bahwa wakaf
tunai / cash atau wakaf uang termasuk dalam kategori wakaf produktif
bla dipakai untuk modal dalam suatu usaha. Hukum mewakafkan
uang tunai merupakan permasalahan yang diperdebatkan di kalangan
ulama fikih. Seperti kita kemukakan di atas, cara yang lazim dipakai
oleh masyarakat dalam mengembangkan harta wakaf berkisar pada
penyewaan harta wakaf. 0leh karena yang lazim dilakukan dalam
pengembangan harta wakaf adalah mempersewakannya, maka
sebagian ulama merasa sulit menerima ketika ada diantara ulama
yang berpendapat sah hukumnya mewakafkan uang dirham dan dinar.
Yang lebih membuat mereka sulit menerima dengan pendapat itu
adalah karena pola umum pengelolaan aset wakaf adalah dengan
mempersewakannya. Dengan uang sebagai aset wakaf, maka
pendayagunaannya akan terbentur dengan larangan riba.
Dalam ‘Al-Is’af fi Ahkam al-Awqaf, Al-Tharablis menyatakan:
“Sebagian ulama klasik merasa aneh ketika mendengar fatwa yang
dikeluarkan oleh Muhammad bin Abdullah al-Anshori, murid dari Zufar,
sahabat Abu Hanifah, tentang bolehnya berwakaf dalam bentuk uang
kontan dirham atau dinar, dan dalam bentuk komoditas yang dapat
ditimbang atau ditakar, seperti makanan gandum. Yang membuat
mereka merasa aneh adalah karena tidak mungkin mempersewakan
benda-benda seperti itu, oleh karena itu mereka segera
mempersoalkannya dengan mempertanyakan apa yang dapat kita
lakukan dengan dana cash dirham? Atas pertanyaan ini Muhammad
bin Abdullah al-Anshori menjelaskan dengan mengatakan: ‘kita
investasikan dana itu dengan cara mudharabah dan labanya kita
17
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
sedekahkan. Kita jual benda makanan itu, harganya kita putar dengan
usaha mudharabah kemudian hasilnya disedekahkan.”
Di kalangan Malikiyah populer pendapat yang membolehkan
berwakaf dalam bentuk uang kontan seperti dilihat dalam kitab al-
Majmu’ oleh Imam Nawawi (15/325) yang mengatakan: “dan para
sahabat kita berbeda pendapat tentang berwakaf dengan dana dirham
dan dinar. Orang yang membolehkan mempersewakan dirham dan
dinar membolehkan berwakaf dengannya dan yang tidak
memperbolehkan mempersewakannya tidak membolehkan
mewakafkannya “ .
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa (31/234-235),
meriwayatkan satu pendapat dari kalangan Hanabilah yang
membolehkan berwakaf dalam bentuk uang, dan hal yang sama
dikatakan pula oleh Ibnu Qudamah dalam bukunya al-Mughni (8/229-
230).
Dalam UU No 41/2004 dan PP No 42/2006 telah mengatur aturan
khusus tentang wakaf tunai / cash atau wakaf uang. Pembahasannya
akan dijelaskan pada pertanjaan selanjutnya.
ooOOoo
Pertanyaan 5 :
Bila seseorang ingin mewakafkan uang atau saham/surat berharga
miliknya, bagaimana caranya ? kemana harus berkonsultasi ?
Jawaban :
Mengenai wakaf uang, Badan Wakaf Indonesia (BWI) di tingkat
pusat telah melaksanakan MOU dengan beberapa bank di Indonesia
18
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
untuk menerapkan wakaf tunai, penerbitan sertipikat wakaf tunai,
dan hal-hal lain yang dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya dapat
berkonsultasi dengan kantor Departemen Agama setempat atau
dengan bank telah telah digandeng oleh BWI.
Uraian / Penjelasan ;
Wakaf uang penting sekali untuk dikembangkan di Indonesia di
saat kondisi perekonomian kian memburuk. Untuk itu BWI telah
meluncurkan juga Gerakan Wakaf Uang. Gerakan wakaf uang itu
diluncurkan BWI dengan menggandeng beberapa bank, diantaranya
Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, Bank Muamalat, Bank DKI Syariah,
dan Bank Mega Syariah Indonesia.
Di dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf
telah diatur menganai wakaf uang sebagai berikut ;
Pasal 28
Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang
melalui lembaga keuangan syari’ah yang ditunjuk oleh
Menteri.
Pasal 29
Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 28 dilaksanakan oleh wakif dengan pernyataan
kehendak wakif yang dilakukan secara tertulis.
Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diterbitkan dalam bentuk sertifikat wakaf uang.
Sertifikat wakaf uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diterbitkan dan disampaikan oleh lembaga keuangan syari’ah
19
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukti pernyataan harta
benda wakaf.
Pasal 30
Lembaga keuangan syari’ah atas nama Nazhir mendaftarkan
harta benda wakaf berupa uang kepada Menteri selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat
Wakaf Uang.
Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai wakaf benda bergerak
berupa uang sebagaimana dimaksud dalam pasal 28, pasal
29, dan pasal 30 diatur Peraturan Pemerintah.
Begitu juga di dalam PP Nomor 42 tahun 2006 pasal 22 ;
(1) Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang
rupiah.
(2) Dalam hal uang yang akan diwakafkan masih dalam
mata uang asing, maka harus dikonversi terlebih dahulu
kedalam rupiah.
(3) Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan
untuk :
a. hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf
Uang (LKS-PWU) untuk menyatakan kehendak wakaf
uangnya;
b. menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang
akan diwakafkan;
c. menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKS-PWU;
20
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
d. mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang
berfungsi sebagai AIW.
(4) Dalam hal Wakif tidak dapat hadir sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a, maka Wakif dapat
menunjuk wakil atau kuasanya.
(5) Wakif dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak
berupa uang kepada Nazhir di hadapan PPAIW yang
selanjutnya Nazhir menyerahkan AIW tersebut pada LKS-
PWU
Pasal 23
Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang
melalui LKS yang ditunjuk oleh Menteri sebagai LKS
Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU).
Pasal 24
(1) LKS yang ditunjuk oleh Menteri sebagaimana dimaksud
dalam pasal (23) atas dasar saran dan pertimbangan dari
BWI
(2) BWI memberikan saran dan pertimbangan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) setelah
mempertimbangkan saran instansi terkait.
(3) Saran dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diberikan kepada LKS-PWU yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. menyampaikan permohonan secara tertulis kepada
Menteri;
21
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
b. melampirkan anggaran dasar dan pengesahan sebagai
badan hukum;
c. memiliki kantor operasional di wilayah Republik
Indonesia;
d. bergerak dibidang keuangan syariah; dan
e. memiliki fungsi menerima titipan (Wadi’ah)
(4) BWI wajib memberikan pertimbangan kepada Menteri
paling lambat tiga puluh (30) hari kerja setelah LKS
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksuda pada
ayat (3)
(5) Setelah menerima saran dan pertimbangan BWI
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja menunjuk LKS atau menolak
permohonan dimaksud.
Pasal 25Pasal 25Pasal 25Pasal 25Pasal 25
LKS-PWU bertugas :
a. mengumumkan kepada pihak publik atsa keberadaannya
sebagai LKS Penerima Wakaf Uang;
b. menyediakan blangko Sertifikat Wakaf Uang;
c. menerima secara tunai wakaf uang dari Wakif atas nama
Nazhir;
d. menempatkan uang wakaf ke dalam rekening titipan
(Wadi’ah) atas nama Nazhir yang ditunjuk Wakif;
e. menerima pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan
secara tertulis dalam formulir pernyataan kehendak
Wakif;
f. menrbitkan Sertifikat Wakaf Uang serta menyerahkan
sertifikat tersebut kepada Wakif dan menyerahkan
22
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
tembusan sertifikat kepada Nazhir yang ditunjuk oleh
Wakif; dan
g. mendaftarkan wakaf uang kepada Menteri atas nama
Nazhir.
Pasal 26
Sertifikat Wakaf Uang sekurang-kurangnya memuat
keterangan mengenai :
a. nama LKS Penerima Wakaf Uang;
b. nama Wakif;
c. alamat Wakif;
d. jumlah wakaf uang;
e. perutukan wakaf;
f. jangka waktu wakaf;
g. nama Nazhir yang dipilih;
h. alamat Nazhir yang dipilih; dan
i. tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang.
Pasal 25
LKS-PWU bertugas
a. mengumumkan kepada publik atas keberadaannya
sebagai LKS Penerima Wakaf Uang;
b. menyediakan blangko Sertifikat Wakaf Uang;
c. menerima secara tunai wakaf uang dari Wakif atas nama
Nazhir;
23
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
d. menempatkan uang wakaf kedalam rekening titipan
(Wadi’ah) atas nama Nazhir yang ditunjuk Wakif;
e. menerima pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan
secara tertulis dalam formulir pernyataan kehendak
Wakif;
f. mernerbitkan sertifikat Wakaf Uang serta menyerahkan
sertifikat tersebut kepada Wakif dan menyerahkan
tembusan sertifikat kepada Nazhir yang ditunjuk oleh
Wakif; dan
g. mendaftarkan Wakaf Uang kepada Menteri atas nama
Nazhir.
Pasal 26
Sertifikat Wakaf Uang Sekurang-kurangnya memuat
keterangan mengenai :
a. nama LKS Penerima Wakaf Uang;
b. nama Wakif;
c. alamat Wakif;
d. jumlah Wakaf Uang;
e. peruntukan wakaf;
f. jangka waktu wakaf;
g. nama Nazhir yang dipilih;
h. alamat Nazhir yang dipilih; dan
i. tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang.
24
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 27
Dalam hal Wakif berkehendak melakukan perbuatan hukum
Wakaf Uang untuk jangka waktu tertentu maka pada saat
jangka waktu tersebut berakhir, Nazhir wajib mengembalikan
jumlah pokok wakaf uang kepada Wakif atau ahli waris/
penerus haknya melalui LKS-PWU.
Untuk pelaksanaan ikrar wakaf dan pembuatan akta ikrar wakaf
bagi wakif wakaf uang adalah pejabat yang ditunjuk untuk
melaksanakannya adalah Pejabat Lembaga Keuangan Syari’ah yang
ditunjuk oleh menteri sebagaimana dalam pasal 37 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 ;
4. PPAIW harta benda wakaf bergerak berupa uang adalah
Pejabat Lembaga Keuangan Syariah paling rendah
setingkat Kepala Seksi LKS yang ditunjuk oleh Menteri.
Sedangkan untuk pelaksanaan ikrar wakaf dan pembuatan akta
ikrar wakaf bagi wakif benda bergerak selain uang termasuk saham
pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakannya adalah Pejabat Kepala
KUA kecamatan atau yang ditunjuk oleh menteri sebagaimana dalam
pasal 37 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 ;
2. PPAIW harta benda wakaf bergerak selain uang adalah
Kepala KUA dan/ atau pejabat lain yang ditunjuk oleh
menteri.
Kemudian selanjutnya PPAIW terkait mendaftarkan benda-benda
wakaf yang tidak bergerak kepada instansi yang berwenang sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pasal 40 sampai
43 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 ;
25
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 40
PPAIW mendaftarkan AIW dari :
a. benda bergerak selain uang yang terdaftar pada instansi
yang berwenang;
b. benda bergerak selain uang yang tidak terdaftar dan yang
memiliki atau tidak memiliki tanda bukti pembelian atau
bukti pembayaran didaftar pada BWI, dan selama di
daerah tertentu belum dibntuk BWI, maka pendaftaran
tersebut dilakukan di Kantor Departemen Agama
setempat.
Pasal 41
(1) Untuk benda bergerak yang sudah terdaftar, Wakif
menyukerahkan tanda bukti kepemilikan benda bergerak
kepada PPAIW dengan disertai surat keterangan
pendaftaran dari instansi yang berwenang yang bertugas
pokoknya terkait dengan pendaftaran benda bergerak
tersebut.
(2) Untuk benda bergerak yang tidak terdaftar, Wakif
menyerahkan tanda bukti pembayaran berupa faktur,
kwitansi atau bukti lalinnya.
(3) Untuk benda bergerak yang tidak terdaftar dan tidak
memiliki tanda bukti pembelian atau tanda bukti
pembayaran, Wakif membuat surat pernyataan
kepemilikan atas benda bergerak tersebut yang diketahui
oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh instansi
pemerintah setempat.
26
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 42
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perwakafan benda
bergerak selain uang sebagaimana dimaksud dalam pasal 19,
pasal 20 dan pasal 21 diatur dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usul BWI.
Pasal 43
(1) LKS-PWU atas nama Nazhir mendaftarkan wakaf uang
kepada Menteri paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
diterbitkannya Sertifikat Wakaf Uang.
(2) Pendaftaran wakaf uang dari LKS-PWU sebagaimana
dimaksuda pada ayat (1) ditembuskan kepada BWI untuk
diadministrasikan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai adminstrasi pendaftaran
wakaf uang diatur dengan Peraturan Menteri.
ooOOoo
Pertanyaan 6 :
Siapakah yang diperbolehkan untuk mewakafkan harta miliknya
atau menjadi wakif ? apakah orang non muslim boleh beramal wakaf?
Jawaban :
Semua orang yang memiliki harta benda yang dapat diwakafkan
boleh mewakafkan harat tersebut selama dia mampu dan memenuhi
persyaratan yang ada. Orang non muslimpun dimungkinkan
mewakafkan hartanya dengan tetap memenuhi persyaratan baik
27
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
harta yang diwakafkan maupun tujuan wakaf (mauquf ‘alaih) sesuai
dengan ketentuan yang digariskan dalam fiqh dan perundang-undangan
yang berlaku.
Uraian / Penjelasan :
Nawawi menyebutkan syarat wakif (yang mewakafkan harta
miliknya) ada dua, yaitu :
a) Hendaklah sah ibaratnya (perkataannya) :
b) Hendaklah mempunyai kecakapan memberikan tabarru’
(sumbangan) (Annawawi, Ar Raudhah IV 377).
Beberapa ulama mazhab Syafii sendiri, seperti Ibnu Hajar, Syabini,
dan lain-lain, memandang cukup dengan syarat yang kedua saja.
Syarat yang kedua mencakup syarat yang pertama. Disamping itu,
menurut mereka syarat yang kedua tersebut perlu dileng-kapi dua
kata lagi, yaitu ketika hidup. Lengkapnya berbunyi : “mempunyai ke-
cakapan memberikan tabarru’ ketika hidup, karena safih (orang yang
meng-gunakan kekayaannya tidak sesuai dengan tuntutan akal sehat
dan syariat Islam) tidak sah berwakaf ketika hidup, karena akan
merugikannya.
Perlunya kecakapan tersebut ialah karena wakaf adalah tabarru’
(sumbangan), yang berarti mengeluarkan harta tanpa imbalan,
sehingga harus dilakukan oleh orang yang sadar
Dengan syarat hendaklah cakap bertabarru’ di atas, maka berarti
orang sah berwakaf adalah orang yang :
a) Orang yang baligh, bukan anak-anak.
b) Orang yang berakal, bukan orang gila.
c) Atas kemauan sendiri, bukan dipaksa.
d) Tidak mahjur ‘alaihi (berada di bawah perwalian).
28
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
e) Merdeka, bukan budak.
f ) Tidak muflis (bangkrut)
Jelaslah bahwa Islam tidak termasuk sebagai syarat Wakif. Karena
itu non muslim juga sah berwakaf. (Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam
Syari’at Islam)
Dalam hukum positif di negeri Arab terdavpat istilah
,dan .Ketiga istilah tersebut mempunyai makna
yang sama yaitu badan hukum. Ketiga istilah tersebut belum digunakan
para ahli fiqh dalam buku-buku fiqh dahulu.
Beberapa ahli fiqh masa kini, seperti Dr. Wahbah Az-Zuhaili,
menyimpulkan bahwa, sebenarnya, fiqh Islam mengakui apa yang
disebut “badan hukum” termasuk sebagai orang yang mewakafkan
atau wakif. (Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at Islam)
Di dalam Di dalam Di dalam Di dalam Di dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf pasal
7 dan 8 menyebutkan penjelasan tentang wakif sebagai berikut ;
Pasal 7
Wakif meliputi :
a. Perseorangan;
b. Organisasi;
c. Badan Hukum.
Pasal 8
(1) Wakif perseorangan sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 7 huruf a hanya dapat melakukan wakaf apabila
memenuhi persyaratan :
Ö}<äç&Qöã Ö~J6FeãÖ}qnRUã Ö~J6Feã Õ8=.Uã Ö~J6Feã
29
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
a. Dewasa;
b. Berakal sehat;
c. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum; dan
d. Pemilik sah harta benda wakaf
(2) Wakif organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 7
huruf b hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi
ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda
wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar
organisasi yang bersangkutan.
(3) Wakif badan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal
7 huruf c hanya dapat melakukan wakaf apabila
memenuhi ketentuan badan hukuk untuk mewakafkan
harta benda milik badan hukum sesuai dengan anggaran
dasar badan hukum yang bersangkutan.
ooOOoo
Pertanyaan 7 :
Harta wakaf diperuntukkan kepada siapa dan untuk apa saja ?
Bolehkah seseorang mewakafkan tanah untuk keluarganya sendiri
atau untuk golongan tertentu ?
Jawaban :
Sesuai dengan fungsi wakaf sebagai sarana ibadah kepada Allah
SWT, maka wakaf diperuntukkan kepada siapa saja baik kepada
kelompok tertentu maupun untuk kemaslahatan umum. Manfaat
wakaf juga dapat diperuntukkan kepaada keluarga wakif sendiri ataupun
golongan tertentu sepanjang tidak keluar dari fungsi sebagai sarana
30
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
ibadah. Namun lebih diutamakan bila manfaat wakaf juga dapat
diarahkan untuk kepentingan dan kesejahteraan umum.
Uraian / Penjelasan
Di dalah hukum wakaf, para ahli fiqh dari mazhab Syafii orang
yang menerima manfaat wakaf atau disebut mauquf ‘alaih di
kelompokkan menjadi dua bagian
a) Kepada yang tertentu, baik satu orang atau jamaah
tertentu.
Nawawi menyebut bagian ini dengan (satu
orang atau kelompok tertentu). Pendapat lain menyebut wakaf ahli.
Syaratnya ialah hendaklah penerima wakaf dapat memiliki atau
mengambil manfaat harta yang diwakafkan kepadanya pada saat
pemberian wakaf. Syarat tersebut membukakan peluang penyaluran
wakaf kepada anggota masyarakat yang cukup luas, baik individu
maupun kelompok. (Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at Islam).
b) Wakaf kepada yang tidak tertentu.
Tempat kedua penyaluran wakaf ialah kepada tidak tertentu.
Nawawi menyebutnya (berwakaf ke pihak umum).
Pendapat lain menyebutkan wakaf khoiri (untuk kebaikan secara
umum). Tujuan Wakif ialah memberikan wakaf kepada pihak yang
menderita kefakiran dan kemiskinan, secara umum, bukan kepada
pribadi-pribadi tertentu.
Contohnya ialah seperti wakaf kepada orang-orang fakir dan miskin,
para mujahidin, masjid-masjid, sekolah-sekolah, pengurusan jenazah,
tem-pat-tempat penampungan anak yatim piatu, dan sebagainya.
(Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at Islam)
Gn~Ri ÖQäL pü än~Ri äJ6E
Öt:ã 2Q äZ]p
31
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Dari setiap bagian di atas masih dibagi lagi ke pembahasan yang
lebih terperinci, dan terdapat perbedaan pendapat di dalam
pembahasan tersebut. Dan pada dasarnya tujuan wakaf adalah untuk
hal –hal yang haq / kebenaran dan kemaslahatan bukan untuk hal
yang bathil dan kemungkaran kepada Allah SWT
Mengenai penerima manfaat adalah dari lingkungan keluarga wakif
sendiri, menurut pendapat di atas diperbolehkan dasar hukumnya
adalah bahwa para shahabat nabi juga ada yang mewakafkan harta
yang dimilikinya untuk golongan tertentu termasuk keluarga sendiri,
sebagaimana Abu Bakar yang mewakafkan sebidang tanahnya di
Mekkah yang diperuntukkan kepada anak keturunannya yang datang
ke Mekkah
Di dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf
pasal 5 memang tidak menyebutkan sebagaimana pembagian diatas,
tetapi hanya fungsinya saja diarahkan kepada kebaikan, baik nantinya
untuk kelompok tertentu atau untuk masyarakat umum yang tidak
terbatas.
“Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis
harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan
kesejahteraan umum”
Kemudian di dalam pasal 22 dan 23 undang-undang tersebut
dijelaskan lebih terinci ;
Pasal 22
Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta
benda wakaf hanya dapat diperuntukan bagi :
a. Sarana dan kegiatan Ibadah;
32
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;
c. Bantuan kepada fakir miskin, anak-anak terlantar, yatim
piatu, bea siswa;
d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan / atau
e. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak
bertentangan dengan syari’ah dan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 23
(1) Penetapan peruntukan harta benda wakaf sebagaimana
dimaksud dalam pasal 22 dilakukan oleh wakif pada
pelaksanaan ikrar wakaf.
(2) Dalam hal wakif tidak menetapkan peruntukan harta
benda wakaf, Nazhir dapat menetapkan peruntukan
harta benda wakaf yang dilakukan sesuai sengan tujuan
dan fungsi wakaf.
ooOOoo
Pertanyaan 8 :
Siapakah yang dimaksud sebagai nadzir wakaf ?
Jawaban :
Nazhir ialah pengurus dan pengelola wakaf . Pada prinsipnya, hak
mengurus wakaf adalah hak Wakif sendiri. Dalam upaya mengatur
fungsi dan tujuan wakaf maka diperlukan nadzir dan dapat juga wakif
menjadi nadzirnya sendiri.
33
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Uraian / Penjelasan :
Posisi nadhir adalah mewakili wakif dalam hal pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Karena itu bila wakif mensyaratkan dia sendiri menjadi
nadzir maka harus dilaksanakan. seperti ia sendiri minta menjadi Nazhir
wakafnya atau orang lain..Apabila ia tidak mensyaratkan Nazhirnya
kepada siapapun, maka diserahkan kepada Kadi (Hakim). Ini berarti
perlu melibatkan Kadi (Hakim) dalam pengurusan wakaf masyarakat.
(Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at Islam).
Pada UU 41/2004 Pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa Nazhir adalah
pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukkannya
Dalam perwakafan, salah satu unsur yang amat penting adalah
nadhir. Nadhir adalah orang yang diserahi tugas untuk mengurus,
mengelola, dan memelihara harta benda wakaf. Berfungsi atau tidaknya
wakaf sangat tergantung pada kemampuan nadhir. Di berbagai negara
yang wakafnya dapat berkembang dan berfungsi untuk
memberdayakan ekonomi umat, wakaf dikelola oleh nadhir yang
profesional.
Untuk meningkatkan kualitas nadhir tersebut, maka pembinaan
terhadap mereka perlu segera dilakukan. Untuk itu di dalam Undang-
Undang 41 Tahun 2004 tentang Wakaf diamanatkan perlunya dibentuk
Badan Wakaf Indonesia.
oOOoo
Pertanyaan 9 :
Apa syaratnya menjadi nadzir dan ada berapa macam nadzir
wakaf?
34
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Jawaban :
Syarat utama sebagai nadzir adalah harus mampu melaksanakan
tugasnya dan amanah. Nazhir bisa terdiri dari perorangan, kelompok,
organisasi atau badan usaha.
Uraian / Penjelasan
Syarat-syarat Nazhir sesuai kebutuhan. Para ahli fiqh menetapkan
syarat-syarat yang luwes (pantas dan tidak kaku), seperti hendaklah
orang yang pantas dan layak memikul tugasnya. Kepantasan dan
kelayakan tersebut menuntut agar Nazhir orang yang adil dan
mempunyai kemampuan melaksanakan tugasnya.
Mengingat salah satu tujuan wakaf ialah menjadikannya sebagai
sumber dana yang produktif, tentu memerlukan Nazhir yang mampu
melaksanakan tugasnya.
Apabila Nazhir tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka Kadi
(Hakim) wajib menggantinya, dengan menjelaskan alasan-alasannya.
Di antara bukti keluwesan fiqh Islam ialah memberikan hak kepada
Wakif menunjuk beberapa orang Nazhir dan mempercayakan kepada
masing-masing Nazhir tugas-tugas tertentu, seperti mengurus
pemeliharaan dan pengumpulan hasilnya saja, mengurus pembagian
hasilny saja kepada yang berhak, dan sebagainya.
Apabila terdapat dua orang Nazhir untuk salah satu bidang tugas
tertentu, hendaklah salah seorang Nazhir tidak bertindak sendiri
sebelum musyawarah. (Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at
Islam).
Wakif boleh menetapkan jumlah tertentu dari hasil wakaf buat
Nazhir, sebagai upah. Gaji Nazhir menjadi putus, apabila ia
diberhentikan
35
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf yang
dimaksud Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf
dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan
peruntukkannya (pasal 1 ayat (4) sedangkan pada pasal 9 nadzir
dikelompokkan menjadi tiga
1. Nadhir Perseorangan
2. Nadhir Organisasi
3. Nadhir Badan Hukum.
Persyaratan beberapa kelompok diatas dijelaskan dalam pasal 10
sebagai berikut :
Untuk nadhir perorangan harus memenuhi persyaratan ;
a. Warga negara Indonesia;
b. Beragama Islam;
c. Dewasa;
d. Amanah;
e. Mampu secara jasmani dan rohani; dan
f. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.
Untuk nadhir organisasi harus memenuhi persyaratan ;
a. Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi
persyaratan Nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1); dan
b. Organisasi yang bergerak dibidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan, dan / atau keagamaan islam.
Untuk nadhir badan hukum harus memenuhi persyaratan ;
36
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
a. Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi
persyaratan Nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1); dan
b. Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
c. Badan Hukum yang bersangkutan bergerak dibidang sosial,
pendidikan, kemasyarakatan, dan / atau keagamaan Islam.
ooOOoo
Pertanyaan 10 :
Bagaimanakah cara membentuk nadhir ? dan siapakah yang
berhak menunjuk nadhir ?
Jawaban :
Pada dasarnya yang berhak membentuk dan menunjuk nadhir
adalah wakif. Pada masa ini nadhir dituntut melaksanakan tugasnya
secara profesional dan transparan. Untuk itu pemerintah membuat
peraturan tentang penunjukan nadhir dengan maksud agar dapat
meningkatkan manfaat harta benda wakaf dan dapat
dipertanggungjwabkan kepada masyarakat.
Wakif masih mempunyai hak menunjuk nadhir dan penunjukannya
didaftarkan dan ditetapkan oleh pejabat berwenang yang ditunjuk
oleh pemerintah.
Uraian / Penjelasan :
37
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Di dalam peraturan pemerintah no 42 tahun 2006 dalam beberapa
pasal telah diatur penunjukan, pendaftaran dan penetapan nadhir
sebagai berikut ;
Nazhir Perseorangan
Pasal 4
(1) Nazhir perseorangan ditunjuk oleh Wakif dengan
memenuhi persyaratan menurut undang-undang.
(2) Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
didaftarkan pada Menteri dan BWI melalui Kantor
Urusan Agama setempat.
(3) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pendaftaran
Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat,
Kantor Departemen Agama, atau perwakilan Badan
Wakaf Indonesia diprovinsi/ kabupaten /kota.
(4) BWI menerbitkan tanda tanda bukti pendaftaran Nazhir.
(5) Nazhir perseorangan harus merupakan suatu kelompok
yang terdiri dari paling sedikit (3) orang, dan salah
seorang diangkat menjadi ketua.
(6) Salah seorang Nazhir perseorangan sebaimana dimaksud
pada ayat (50 harus bertempat tinggal dikecamatan
tempat benda wakaf berada.
38
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Nazhir Organisasi
Pasal 7
(1) Nazhir organisasi wajib didaftarkan kepada Menteri dan
BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat.
(2) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendaftaran
Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat,
Kantor Departemen Agama, atau perwakilan BWI di
Propinsi/Kabupaten/ Kota.
(3) Nazhir organisasi merupakan organisasi yang bergerak
di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan dan atau
keagamaan islam yang memenuhi persyaratan
sebagaimana berikut:
a. Pengurus organisasi harus memenuhi persyaratan
Nazhir perseorangan;
b. Salah seorang pengurus organisasi harus berdomisili
di Kabupaten/Kota letak benda wakaf berada;
c. Memiliki :
1. Salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran
dasar;
2. Daftar susunan pengurus;
3. Anggaran rumah tangga;
4. Program kerja dalam pengembangan wakaf
5. Daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf atau
wakaf yang terpisah dari kekayaan lain atau yang
merupakan kekayaan organisasi; dan
6. Surat pernyataan bersedia untuk diaudit.
39
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
c dilampirkan pada permohonan pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sebelum penandatanganan AIW
Nazhir Badan Hukum
Pasal 11
(1) Nazhir badan hukum wajib didaftarkan pada Menteri
dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat.
(2) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendaftaran
Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat,
Kantor Departemen Agama, atau perwakilan BWI di
Propinsi/Kabupaten/Kota.
(3) Nazhir badan hukum yang melaksanakan pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan :
a. Badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang sosial,
pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan
Islam;
b. Pengurus badan hukum harus memenuhi persyaratan
Nazhir perseorangan;
c. Salah seorang pengurus badan hukum harus
berdomisili di Kabupaten/Kota benda wakaf berada;
d. Memiliki;
40
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
1. Salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran
dasar badan hukum yang telah disahkan oleh
instansi berwenang;
2. Daftar susunan pengurus;
3. Anggaran rumah tangga;
4. Program kerja dalam pengembangan wakaf;
5. Daftar terpisah kekayaan yang berasal dari harta
benda wakaf atau yang merupakan kekayaan badan
hukum; dan
6. Surat penyataan bersedia untuk diaudit.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
d dilampirkan pada permohonan pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ooOOoo
Pertanyaan 11 :
Apa saja tugas dan hak nadzir sebagai pengelola wakaf ?
Jawaban :
Menurut literatur fiqh secara umum tugas Nazhir ialah
1) Mengurus harta wakaf
2) Menyewakan
3) Memungut hasil wakaf
4) Membagikan hasilnya kepada para berhak mendapat wakaf
5) Menjaga harta wakaf dan hasilnya.
41
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Uraian / Penjelasan :
Fiqh tidak membatasi tugas-tugas Nazhir pada bidang-bidang terse-
but saja, tetapi memberikan jalan untuk perluasan tugas baru, sesuai
keperluan. Di antara bukti keluwesan fiqh Islam ialah memberikan hak
kepada Wakif menunjuk beberapa orang Nazhir dan mempercayakan
kepada masing-masing Nazhir tugas-tugas tertentu, seperti mengurus
pemeliharaan dan pengumpulan hasilnya saja, mengurus pembagian
hasilnya saja kepada yang berhak, dan sebagainya.
Apabila terdapat dua orang Nazhir untuk salah satu bidang tugas
tertentu, hendaklah salah seorang Nazhir tidak bertindak sendiri
sebelum musyawarah. (Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at
Islam).
Sedangkan hak nadzir adalah memperoleh ujroh atau gaji. Wakif
boleh menetapkan jumlah tertentu dari hasil wakaf buat Nazhir, sebagai
upah. Gaji Nazhir menjadi putus, apabila ia diberhentikan.
Institusi atau lembaga pengelola wakaf berkaitan langsung dan
tidak dipisahkan dari upaya-upaya produktif dari aset wakaf. Inti ajaran
yang terkandung dalam amalan wakaf itu sendiri menghendaki agar
harta wakaf itu tidak boleh hanya dipendam tanpa hasil yang akan
dinikmati oleh mawquf ‘alaih. Semakin banyak hasil harta wakaf yang
dapat dinikmati orang, akan semakin besar pula pahala yang akan
mengalir kepada pihak wakif. Berdasarkan hal tersebut, dari sisi hukum
fikih, pengembangan harta wakaf secara produktif merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh pengelolanya (nadzir).
Dalam kitab Mughnil Muhtaj, oleh Syams al-Dien Muhammad bin
Ahmad al-Syarbini dijelaskan tugas nadzir sebagai berikut: “kewajiban
dan tugas nadzir wakaf adalah: membangun, mempersewakan,
mengembangkannya agar berhasil dan mendistribusikan hasilnya itu
42
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
kepada pihak-pihak yang berhak, serta kewajiban memelihara modal
wakaf dan hasilnya.”
Dalam kitab Syarh Muntaha al-Adaab oleh Manshur bin Yunus al-
Bahuty (hal. 504-505) dijelaskan: “tugas nadzir wakaf adalah
memelihara harta wakaf, membangunnya, mempersewakannya,
menanami lahannya dan mengembangkannya agar mengeluarkan
hasil yang maksimal seperti hasil sewa, hasil pertanian dan hasil
perkebunan.”
Dr. Idris Khalifah, Ketua Forum Ilmiyah di Tethwan Magribi, dalam
hasil penelitiannya yang berjudul ‘Istitsmar Mawarid al-Awqaf’
membeberkan sepuluh tugas nadzir wakaf sebagai berikut:
a. Memelihara harta wakaf
b. Mengembangkan wakaf, dan tidak membiarkan terlantar
sehingga tidak mendatangkan manfaat.
c. Melaksanakan syarat dari wakif yang tidak menyalahi hukum
syara’.
d. Membagi hasilnya kepada pihak-pihak yang berhak
menerimanya tepat waktu.
e. Membayarkan kewajiban yang timbul dari pengelolaan wakaf
dari hasil wakaf itu sendiri.
f. Memperbaiki aset wakaf yang rusak sehingga kembali
bermanfaat.
g. Mempersewakan harta-harta wakaf tidak bergerak, seperti
bangunan dan tanah, dengan sewa pasaran.
h. Menginvestasikan harta wakaf untuk tambahan
penghasilannya.
43
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
i. Nazhir bertanggungjawab atas kerusakan harta wakaf yang
disebabkan kelalaiannya dan dengan itu ia boleh diberhentikan
dari jabatannya itu.
Diera modern sekarang ini nadzir dituntut untuk profesional.
Pengelolaan dana wakaf ini juga harus disadari merupakan pengelolaan
dana publik yang manfaatnya pun akan disalurkan kembali kepada
publik. Untuk itu tidak saja pengelolaaannya yang harus dilakukan
secara profesional, akan tetapi juga budaya transparansi serta
akuntabilitas merupakan satu faktor yang harus diwujudkan. Pentingnya
budaya ini ditegakkan karena di satu sisi hak wakif atas aset (wakaf
tunai) telah hilang, sehingga dengan adanya budaya pengelolaan yang
profesional, transparansi serta akuntabilitas, maka beberapa hak
konsumen (wakif) seperti :
a. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa;
b. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan;
c. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan
konsumen; sedikit banyak akan dapat dipenuhi.
Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf
pasal 11 sampai dengan pasal 14, kemudian pasal 42 sampai dengan
44 dijelaskan tugas, kewajiban dan hak nadzir sebagai berikut.
Pasal 11
Nazhir mempunyai tugas :
a. Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;
b. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf
sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya;
44
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;
d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf
Indonesia.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 11, nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih
atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang
besarnya tidak melebihi 10% ( sepuluh persen ).
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 11, Nazhir memperoleh pembinaan dari Menteri dan
Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 14
(1) Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13, Nazhir harus terdaftar pada Menteri dan Badan
Wakaf Indonesia.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Nazhir sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9, pasal 10, pasal 11, pasal 12, dan
pasal 13, diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 42
Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya.
45
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 43
(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh
Nazhir sebagaimana dimaksud dalam pasal 42
dilaksanakan sesuai dengan prinsip syari’ah.
(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
produktif.
(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin,
maka digunakan lembaga penjamin syari’ah.
Pasal 44
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf Nazhir dilarang melakukan perubahan
peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin
tertulis dari Badan Wakaf Indonesia.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
diberikan apabila harta benda wakaf ternyata tidak dapat
dipergunakan sesuai dengan peruntukan yang
dinyatakan dalam ikrar wakaf.
ooOOoo
Pertanyaan 12 :
Diketahui bahwa nadzir yang ditunjuk tidak bisa mengelola harta
wakaf dengan baik dan benar. Kemudian wakif atau ahli warisnya
ingin mencabut / menarik benda wakaf tersebut. Apakah dibenarkan?
Bagaimana jalan keluarnya ?
46
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Jawaban :
Tidak dibenarkan kalau wakif atau ahli waris wakif menarik harta
wakaf untuk dimiliki secara pribadi, bila pada awalnya wakaf tersebut
adalah untuk selamanya. Nadhir yang terbukti tidak bisa mengelola
wakaf dengan baik harus diganti dan itu menjadi hak wakif, ahli
warisnya, lembaga yang menerima manfaat wakaf (mauquf ‘alaih)
atau juga hak masyarakat umum. Ketentuan penggantian nadhir
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Uraian/Penjelasan
Nazhir hendaklah orang yang pantas dan layak memikul tugasnya.
Kepantasan dan kelayakan tersebut menuntut agar Nazhir orang
yang adil dan mempunyai kemampuan melaksanakan tugasnya.
Mengingat salah satu tujuan wakaf ialah menjadikannya sebagai
sumber dana yang produktif, tentu memerlukan Nazhir yang mampu
melaksanakan tugasnya. Apabila Nazhir tidak mampu melaksanakan
tugasnya, maka Kadi (Hakim) wajib menggantinya, dengan
menjelaskan alasan-alasannya.
Mengenai harta wakaf, tentunya wakif tidak bisa menarik hartanya
kembali untuk dimiliki secara pribadi. Secara fiqh, wakif hanya berhak
mengganti nadzir dan itu harus dikonsultasikan dengan hakim atau
pemerintahan yang ada, bila nadzir tidak bisa melaksanakan tugasnya.
Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf
pasal 45 dijelaskan;
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir
lain apabila Nazhir yang bersangkutan :
47
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
a. Meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;
b. Bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;
c. Atas permintaan sendiri;
d. Tidak melakukan tugas sebagai Nazhir dan / atau
melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e. Dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
(2) Pemberhentian dan penggantian Nazhir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Wakaf
Indonesia.
(3) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang
dilakukan Nazhir lain karena pemberhentian dan
penggantian Nazhir, dilakukan dengan tetap
memperhatikan peruntukan harta benda wakaf yang
ditetapkan dan tujuan serta fungsi wakaf.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang
pelaksanaan Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf,
pasal 6 ayat (4)
(4) Apabia Nazhir dalam jangka waktu satu tahun sejak AIW
dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA
baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau
ahli warisnya berhak mengusulkan kepada BWI untuk
pemberhentian dan penggantian Nazhir
ooOOoo
48
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pertanyaan 13 :
Apa Hikmah dari syari’at wakaf ?
Jawaban :
Tujuan wakaf bukan sekedar mengumpulkan harta sumbangan,
tetapi mengandung banyak segi positif bagi umat manusia, di
antaranya:
a. Menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat.
b. Pembinaan hubungan kasih sayang antara Wakif dengan dengan
anggota masyarakat.
c. Keuntungan moril bagi Wakif, yaitu kucuran pahala, secara terus
menerus selama wakafnya dimanfaatkan penerima wakaf. Pahala,
yang dalam istilah Al Quran “tsawab” ialah kenikmatan abadi di a-
khirat kelak.
d. Sumber pengadaan sarana Ibadat, pendidikan, kesehatan,
perumahan, dan lain sebagainya untuk masa yang lama. Karena:
1) Harta wakaf tidak boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan
Tujuan larangan ini adalah untuk mencegah perubahan status
harta wakaf dari milik umum menjadi milik pribadi. Sehingga
wakaf akan tetap menjadi sumber dana bagi masyarakat
secara umum..
2) Disalurkan kepada pihak-pihak yang akan dapat menikmati
harta wakaf selama mungin.
e. Sumber dana produkrif (banyak mendatangkan hasil) untuk masa
yang lama.
Jelaslah bahwa wakaf, apabila dilaksanakan dan dikelola secara
baik, mengandung tujuan positif di dunia dan di akhirat dan benar-
49
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
benar mampu memberikan sumbangsih tidak sedikit dalam memenuhi
kepentingan masyarakat dan memakmurkan-mensejahterakan
umat.(Dr. Anwar Ibrahim, Wakaf dalam Syari’at Islam).
Wakaf mempunyai derajat khusus, karena ia mempunyai manfaat
yang besar bagi kemajuan umat. Maka suatu hal wajar apabila wakaf
disamakan statusnya dengan ilmu yang bermanfaat dan anak soleh
yang mendoakan orang tuanya. Itulah keistimewaan wakaf, yang
tidak dimiliki amal ibadah lain.
ooOOoo
Pertanyaan 14 :
Bagaimana hukum benda wakaf yang rusak dan tidak dapat dipakai
lagi / tidak dapat bermanfaat atau manfaat yang ada sangat berkurang
? atau bila sebuah masjid memiliki banyak tanah wakaf / hibah dari
jama’ah dan dimaksud sebagai wakaf berupa tanah pekarangan yang
tidak cocok untuk pertanian/perkebunan karena irigasi yang kurang,
apakah boleh dijual tanah tersebut untuk membangun masjid ?
Bagaimana dengan ditukar dengan tanah lain yang lebih produktif !
Jawaban :
Dasar hukum benda wakaf adalah tidak boleh dijual, diwariskan,
atau dihibahkan. Namun bila kondisi benda wakaf tersebut sebagaimana
pertanyaan diatas maka para ulama berbeda pendapat sebagian
ulama memperbolehkan sebagian tidak membolehkan.
Uraian/Penjelasan :
Memanfaat harta wakaf berarti menggunakan harta wakaf
tersebut. Semua benda yang ada di dunia ini tidak ada yang kekal
250
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
wujudnya terutama benda yang bergerak. Nazhir berkewajiban untuk
merawat dan mengelola benda wakaf dengan sebaik-baiknya.
Namun suatu ketika tentunya benda wakaf akan berkurang
manfaatnya atau mungkin hilang manfaatnya atau manfaat yang
ada sudah tidak layak menurut ukuran kondisi yang ada atau kurang
memberi manfaat yang banyak. Demi kepentingan umum dan
kemaslahatan terhadap benda wakaf tersebut harus dilakukan
perubahan, seperti mengubah bentuk / sifatnya, memindahkan ke
tempat lain, menukar dengan barang lain, atau bahkan menjual benda
tersebut dan hasil penjualannya dapat dibelikan benda lain yang lebih
bermanfaat.
Melihat kondisi diatas para ulama berbeda pendapat. Sebagian
ulama Syafi’iyah dan Malikiyah berpendapat bahwa benda wakaf yang
sudah tidak berfungsi tetap tidak boleh dijual, ditukar atau diganti.
Dasar yang digunakan adalah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh
Ibnu Umar bahwa wafaf tidak boleh dihibahkan ,tidak boleh dijual dan
tidak boleh diwariskan.
Namun di lain pihak, bahwa benda wakaf yang sudah atau
berkurang fungsinya lagi karena tidak sesuai dengan peruntukan yang
dimaksud wakif, maka Imam Ahmad Ibnu Hambal, Abu Tasaur dan
Ibnu Taimiyah berpendapat tentang bolehnya menjual, mengubah,
mengganti atau memindahkan benda wakaf tersebut agar bisa
berfungsi atau mendatangkan maslahat sesuai dengan tujuan wakaf,
atau untuk mendapatkan maslahat yang lebih besar bagi kepentingan
umat Islam.
Dalil atau argumentasi yang dipergunakan oleh Imam Ahmad
adalah ketika Umar bin Khatab ra memindahkan masjid Kufah yang
lama dijadikan pasar bagi penjual kurma. Ini adalah penggantian masjid.
Adapaun penggantian bangunannya dengan bangunan lain, maka
51
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Umar dan Usman pernah membangun masjid Nabawi tanpa mengikuti
kosntruksi pertama dan melakukan perluasan dan tambahan. Demikian
yang terjadi pada Masjidil Haram sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Bukhori Muslim bahwa Rasullahhah SAW bersabda kepada A’isyah
ra : “Seandainya kaumku itu masih dekat dengan jahiliyyah, tentunya
Ka’bah itu akan aku runtuhkan dan aku jadikan dalam bentuk rendah
serta aku jadikan baginya dua pintu : satu untuk masuk satu untuk
keluar”.
Seandaianya ada alasan kuat tentunya Rasullah SAW akan
mengubah bangunan Ka’bah. Oleh karena itu diperbolehkan mengubah
bangunan wakaf dari satu bentuk demi kemaslahatan yang mendesak.
Adapun mengganti tanah wakaf dengan tanah yang lain, Imam ahmad
telah menggariskan atas kebolehannya karena mengikuti sahabat-
sahabat nabi. Langkah yang dilakukan Umar ra dalam penjelasan di
atas sangat mashur dan tidak seorangpun mengingkarinya (Farid
Wajdi & Mursyid ; 2007)
Pendapat ulama di Indonesia mengenai ini sangat beragam,
karena itu pemerintah dalam mengatur perubahan dan perpindahan
harta benda wakaf sangat berhati-hati dan mensyaratkan persyaratan
yang cukup tegas dan hati-hati. Perubahan atau perpindahan harta
benda wakaf khususnya tanah dan juga nilai harta benda wakaf serta
manfaatnya harus benar-benar dipertimbangkan secara matang,
sehingga tidak menimbilkan konflik dikarenakan nilai atau manfaat
harta benda wakaf pengganti berkuran atak tidak layak.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006, pasal 49
sampai pasal 51 dijelaskan sebagai berikut
52
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 49
(1) Perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk
penukaran dilarang kecuali dengan izin tertulis dari
Menteri berdasarkan pertimbangan BWI.
(2) Izin tertulis dari Menteri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat diberikan dengan pertimbangan
sebagai berikut :
a. Perubahan harta benda wakaf tersebut digunakan
untuk kepentingan umum sesuai dengan Rencana
Umum Tata Ruang (RTUTR) berdasarkan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan dan tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah;
b. Harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai
dengan ikrar wakaf; atau
c. Pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan
secara langsung dan mendesak.
(3) Selain dari pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), izin pertukaran harta benda wakaf hanya dapat
diberikan jika :
a. Harta benda penukar memiliki sertifikat atau bukti
kepemilikan sah sesuai dengan peraturan Perundang-
Undangan; dan
b. Nilai dan manfaat harta benda penukar sekurang-
kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.
(4) Nilai dan Manfaat harta benda penukar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b ditetapkan oleh bupati/
walikota berdasarkan rekomendawsi tim penilai yang
anggotanya terdiri dari unsur :
a. Pemerintah daerah kabupaten/kota;
53
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
b. Kantor pertanahan kabupaten/kota;
c. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten/kota;
d. Kantor Departemen Agama kabupaten/kota;dan
e. Nazhir tanah wakaf yang bersangkutan.
Pasal 50
Nilai dan manfaat harta benda penukar sebagaimana
dimaksud dalam pasal 49 ayat (3) huruf b dihitung sebagai
berikut :
a. Harta benda penukar memiliki nilai jual Objek Pajak
(NJOP) sekurang-kurangnya sama dengan NJOP harta
benda wakaf; dan
b. Harta benda penukar berada di wilayah yang strategis
dan mudah untuk dikembangkan.
Pasal 51
Penukaran terhadap harta benda wakaf yang akan diubah
statusnya dilakukan sebagai berikut:
a. Nazhir mengajukan permohonan tukar ganti kepada
Menteri melalui Kantor Urusan Agama Kecamatan
setempat dengan menjelaskan alasan perubahan status/
tukar menukar tersebut;
b. Kepala KUA Kecamatan meneruskan permohonan
tersebut kepada Kantor Departemen Agama kabupaten/
kota;
c. Kepala Kantor Departemen Agama kabupaten/kota
setelah menerima permohonan tersebut membentuk tim
54
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
dengan susunan dan maksud seperti dalam pasal 49 ayat
(4), dan selanjutnya Bupati/Walikota setempat membuat
Surat Keputusan;
d. Kepala Kantor Departemen Agama kabupaten/kota
meneruskan permohonan tersebut dengan dilampiri hasil
penilaian dari tim kepada Kantor wlayah Departemen
Provinsi dan selanjutnya meneruskan permohonan
tersebut kepada menteri; dan
e. Setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari menteri,
maka tukar ganti dapat dilaksanakan dan hasilnya harus
dilaporkan oleh Nazhir ke kantor pertanahan dan/
lembaga terkait untuk pendaftaran lebih lanjut.
Pahala bagi wakif bila harta / benda wakaf yang rusak
atau hilang
Mengenai pahala bagi wakif bila harta / benda yang diwakafkan
(sebagai amal jariyah) ternyata rusak, hilang atau musnah menurut
Prof. Dr. Faishol Haq bila diqiyaskan dengan hadits; =ZA pü 9çReã L=i ã:ü á r êã dqA< dä] á dä] t Õ=}=s +ü oQ Ä|<ä6çeã rãp< Å k~^i 3~2I qsp ufRZ} äjaue êã è&a
Artinya : Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Bersabda Rasulullah SAW:
“Bila seorang sakit atau bepergian, maka Allah akan tetap menuliskan
baginya (pahala) amalan (yang) dilakukannya ketika sehat atau mukim”
(Hadits Riwayat Imam Bukhori).
Maka pahala karena amalan wakaf akan tetap diperhitungkan
oleh Allah SWT.
55
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
ooOOoo
Pertanyaan 15 :
Bolehkah orang mewakafkan hanya untuk jangka waktu / tempo
tertentu ? Bagaimana bila ada seseorang ingin mewakafkan hasil
lahan pertanian / wakaf produktif tetapi hanya beberapa tahun saja?
Jawaban :
Sebagaimana hukum menukar benda wakaf, mengenai jangka
waktu wakaf para ulama berbeda pendapat tergantung arah pandang
mereka masing-masing. Sebagian memboleh kan sebagian tidak.
Dalam perundang-undangan wakaf di Indonesia dibedakan bila untuk
benda tidak bergerak berupa tanah hak milik harus diwakafkan
keseluruhannya sedangkan untuk benda tidak bergerak selain tanah
hak milik dan benda bergerak boleh diwakafkan dalam tempo tertentu.
Uraian/Penjelasan :
Sebagai satu istilah dalam syariah Islam, wakaf diartikan sebagai
penahanan hak milik atas materi benda (al-‘ain) untuk tujuan
menyedekahkan manfaat atau faedahnya (al-manfa‘ah) (al-Jurjani:
328). Sedangkan dalam buku-buku fiqh, para ulama berbeda pendapat
dalam memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut membawa
akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Definisi wakaf
menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut.
Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi
benda (al-‘ain) milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan
manfaatnya kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan
(Ibnu al-Humam: 6/203). Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa
56
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan
Wakif itu sendiri. Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta
yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi ke atas
manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya.
Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat
suatu harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa)
untuk diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (shighat)
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan Wakif (al-Dasuqi:
2/187). Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf
kepada orang atau tempat yang berhak saja.
Ketiga, Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang
bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan
cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk
diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah (al-Syarbini:
2/376). Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta
yang kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak
mudah rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara
berterusan (al-Syairazi: 1/575).
Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang
sederhana, yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan
manfaat yang dihasilkan (Ibnu Qudamah: 6/185). Itu menurut para
ulama ahli fiqih. Bagaimana menurut undang-undang di Indonesia?
Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan
perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Dari beberapa definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa
wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang
57
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai
dengan ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf
yang disebutkan pasal 5 UU no. 41 tahun 2004 yang menyatakan
wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis
harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan
kesejahteraan umum.
Jika menelaah definisi pertama oleh hanafiyah dan kedua oleh
malikiyah, maka wakaf dengan maksud mengambil manfaat atau
hasil dari pengelolaan tanah milik wakif seperti mengambil hasil
pertaniannya saja dan untuk beberapa tahun tidak selamanya,
menurut pendapat pertama dan kedua diperbolehkan.
Tetapi mengingat usaha untuk peningkatan produktifitas wakaf
dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia ada pembatasan
jangka waktu wakaf sebagaiberikut:
4. Wakaf benda tidak bergerak berupa tanah, bangunan dan
pepohonan diatasnya, yang merupakan hak milik penuh dan
dikuasai oleh wakif sepenuhnya (bersertipikat hak milik, tanah
yasan, atau tanah negara bebas dan dikuasai lembaga penerima
manfaat wakaf), bukan bersertipikat hak guna bangunan (HGB)
atau Hak Pakai di atas hak pengelolaan atau hak milik pihak lain.
Maka wakaf yang dilaksanakan harus selamanya (tidak ada jangka
waktu)
5. Wakaf tanah bersertipikat hak guna bangunan (HGB) atau Hak
Pakai di atas hak pengelolaan atau hak milik pihak lain. Maka
wakaf tidak harus selamanya (boleh ada jangka waktu). Bila
diwakafkan selamanya harus ada izin atau pelepasan dari pemegang
hak yang asli.
Kedua poin diatas sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 Pasal 18 ;
58
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
(1) Benda wakaf tidak bergerak berupa tanah hanya dapat
diwakafkan untuk jangka waktu selama-lamanya kecuali
wakaf hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal
17 ayat (1) huruf c.
(2) Benda wakaf tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diwakafkan beserta bangunan dan / atau
tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan
tanah.
(3) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah, BUMN
/ BUMD, dan pemerintah desa atau sebutan lain yang
setingkat dengan itu wajib mendapat izin dari pejabat yang
berwenang sesuai Peraturang Perundang-undangan
6. Wakaf benda bergerak berupa uang boleh diwakafkan dengan
jangka waktu atau selamanya.
Sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 42 tahun 2006 Pasal 27 ;
“Dalam hal Wakif berkehendak melakukan perbuatan hukum
Wakaf Uang untuk jangka waktu tertentu maka pada saat jangka
waktu tersebut berakhir, Nazhir wajib mengembalikan jumlah
pokok wakaf uang kepada Wakif atau ahli waris/penerus haknya
melalui LKS-PWU.”
7. Wakaf benda bergerak selain uang tidak ada teks yang
menyatakan harus selamanya atau tidak tetapi bila disamakan
dengan uang sebagai barang yang bergerak maka menurut penulis
boleh diwakafkan dengan jangka waktu.
59
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Seseorang yang mewakafkan tanah pertanian bila tanah tersebut
adalah dikuasai secara penuh, maka harus diwakafkan selamanya.
Tetapi bila tanah dan bangunan yang ada berstatus HGB dan Hak
Pakai di atas hak pengelolaan dan hilik orang lain, maka boleh
diwakafkan dalam waktu / tempo tertentu.
Menurut penulis bila seluruh wakaf , baik wakaf benda tidak
bergerak maupun wakaf benda bergerak bisa diwakafkan selamanya,
maka nadzir pengelola harta wakaf akan bisa merencanakan program
secara lebih matang dan berkelanjutan untuk kesejahteraan umat,
dikarenakan harta wakaf tidak akan berkurang secara kuantitas tapi
bisa bertambah, walaupun secara kualitas bisa menurun karena
dimakan usia dan zaman . Namun bila hanya diwakafkan dalam jangka
waktu / tempo tertentu dan kemudian di kembalikan ke wakif, maka
perencanaan program peningkatan kesejahteraan umat tidak
maksimal.
ooOOoo
Pertanyaan 16 :
Seseorang berniat wakaf kalau sudah meninggal dunia atau wakaf
dengan wasiat. Bagaimana mendaftarkannya ?
Jawaban :
Yang mendaftarkannya adalah ahli waris wakif dengan beberapa
orang saksi kepada bejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
yang ada.
Uraian/Penjelasan :
60
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Apabila orang tersebut masih hidup, maka segera membuat surat
wasiat tertulis disaksikan oleh minimal dua orang saksi. Tentunya juga
sepengetahuan anggota keluarga lainnya. Bila diperlukan wasiat
tersebut dilaksanakan di depan notaris atau sesuai dengan peraturan
yang berlaku untuk wasiat. Dan bila sudah waktunya maka harus
segera dilaksanakan, didafftarkan kepada PPAIW (pejabat pembuat
akta ikrar wakaf) dengan memakai formulir Akta Pengganti Akta Ikrar
Wakaf (APAIW) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Beda halnya bila ternyata yang berwasiat telah meninggal dunia.
Bila ada bukti tertulis atau tidak ada bukti tertulis tetapi ada dua orang
saksi yang memenuhi persyaratan, maka segera didaftarkan kepada
PPAIW setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebagaimana dalam pasal 24 sampai dengan 27 Undang-undang
Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf telah dijelaskan ;
Pasal 24
Wakaf dengan wasiat baik secara lisan meupun secara tertulis
hanya dapat dilakukan apabila disaksikan oleh paling sedikit 2 (dua)
orang saksi yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20.
Pasal 25
Harta benda wakaf yang diwakafkan dengan wasiat paling banyak
1/3 (satu pertiga) dari jumlah harta warisan setelah dikurangi dengan
utang pewasiat, kecuali dengan persetujuan seluruh ahli waris.
Pasal 26
61
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
(1) Wakaf dengan wasiat dilaksanakan oleh penerima wasiat setelah
pewasiat yang bersangkutan meninggal dunia.
(2) Penerima wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertindak
sebagai kuasa wakif.
(3) Wakaf dengan wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan tata cara perwakafan yang
diatur dalam Undang-undang ini.
62
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Bagian Dua :Pendaftaran / Sertipikasi Tanah Wakaf
Pertanyaan 1 :
Apa saja yang harus dilakukan oleh calon wakif atau ahli waris
wakif sebelum melaksanakan ikrar wakaf atau mendaftarkan wakaf
tanah?
Jawaban :
Yang perlu dan cukup penting untuk dilakukan adalah mengadakan
musyawarah dengan segenap anggota keluarga wakif atau ahli waris,
juga dengan nadhir yang akan ditunjuk dan lembaga yang menerima
manfaat harta wakaf (mauquf ‘alaih)
Uraian/Penjelasan :
Persiapan awal yang harus dilakukan oleh calon wakif atau ahli
waris wakif sebelum melaksanakan ikrar wakaf selain mempersiapan
berkas atau dokumen kepemilikan / penguasaan harta wakaf adalah
63
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
niat yang kuat. Wakif atau ahli warisnya (bila wakif telah meninggal
dunia) harus benar-benar memahami bahwa amal wakaf sebagai
salah satu bentuk amal jariyah yang nantinya memperoleh pahala
dan balasan berlipat ganda dari Allah SWT.
Untuk itu sebelum melaksanakan wakaf, wakif atau ahli warisnya
hendaknya / dianjurkan untuk bermusyawarah dengan seluruh
keluarga, terutama yang telah dewasa. Kesadaran dan dukungan
seluruh keluarga akan menghantarkan amal wakaf menjadi lebih
bermakna. Walaupun kepemilikan harta yang akan diwakafkan adalah
hak dari wakif secara individu, namun dengan adanya kesepakatan
keluarga dan dukungan mereka amat sangat membantu
memantapkan niat wakaf.
Bisa jadi ada suatu pelaksanaan ikrar wakaf tidak disetujui oleh
beberapa anggota keluarga wakif lainnya, dapat dikarenakan mereka
merasa terdlolimi atau mungkin mereka merasa masih mempunyai
sebagian hak dari harta yang diwakafkan dan mereka
membutuhkannya karena hajat hidup mereka. Bila hal ini terjadi, maka
sedikit atau banyak akan menceriderahi pelaksanaan ikrar wakaf yang
telah terjadi, walaupun belum tentu apa yang dirasakan oleh mereka
yang tidak menyetujui ikrar wakaf oleh wakif benar secara hukum.
Karena itulah sebelum melaksanakan ikrar wakaf, tokoh
masyarakat, kepala desa/kelurahan, lembaga penerima manfaat
maaf (mauquf ‘alaih), nadhir dan Kepala KUA kecamatan setempat
selaku Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) perlu bertanya
kepada calon wakif atau ahli warisnya tentang kesepakatan seluruh
keluarga dalam amaliyah wakaf yang akan dilaksanakan. Pada akhirnya
wakaf yang telah dilaksanakan benar-benar penuh barokah dan
menambah manfaat demi terwujudnya syi’ar Agama Islam dan dapat
diridloi oleh Allah SWT.
64
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Setelah ada kemufakatan seluruh anggota keluarga, penentuan
tujuan dan penerima wakaf, maka diperlukan juga musyawarah dengan
lembaga penerima wakaf (mauquh ‘alaih) guna menentukan pengelola
harta wakaf (nadhir) yang dapat melaksanakan amanat wakaf
tersebut. Dalam hal ini dianjurkan juga melibatkan perangkat desa /
kelurahan tempat harta wakaf berada, diharapkan perangkat desa /
kelurahan memahami dan dapt membantu proses selanjutnya,
sebelum diajukan ke Pepajat Pembuat Akta ikrar Wakaf (PPAIW)
atau Kepala Kantor Urusan Agama setempat atau sesuai dengan
peraturan yang ada.
ooOOoo
Pertanyaan 2 :
Mohon dijelaskan secara terperinci tahapan memproses sertipikasi
tanah wakaf, dari berbagai status tanah ;
1. tanah yang belum terdaftar di kantor pertanahan dan berstatus
yasan/bekas tanah adat,
2. tanah yang telah terdaftar bersertipikat hak milik, hak guna
bangunan atau hak pakai baik keseluruhan atau dipecah,
3. tanah yang belum terdaftar dan masih berstatus tanah negara
Jawaban dan uraian :
Sesuai dengan pengalaman penulis, proses sertipikasi tanah wakaf
terdiri dari 3 macam dilihat dari asal status tanah yang diwakafkan.
Syarat utama dalam wakaf tanah dan sertipikasi tanah wakaf adalah
tanah yang diwakafkan tidak mengandung sengketa dan tidak dalam
jaminan pihak lain.
65
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
1. Dari tanah yasan / bekas hak adat : Biasanya bukti
penguasaannya adalah petok D, surat girik, Surat Mutasi Objek
Pajak, atau lainnya yang sejenis. Terkadang tidak memiliki memiliki
bukti penguasaan sama sekali dan bisa diganti surat keterangan
dari kepala desa/kelurahan, atau bila hilang ditambah keterangan
kehilangan dari pejabat yang berwenang.
Prosedur perwakafan dan sertipikasi tanah wakaf secara singkat
sebagai berikut;
1) Nadhir, wakif dan penerima manfaat wakaf dan beberapa saksi
mengajukan di permohonan dan melaksanakan Ikrar
Wakaf di KUA kecamatan tempat tanah wakaf dengan
membawa persyaratan diantaranya ;
a. Surat bukti kepemilikan / penguasaan asli yang ada
(berupa petok D / surat girik atau lainnya yang sejenis)
b. Peta bidang dari BPN (bila sudah dilakukan pengukuran/
peta bidang, bila belum maka permohonan pengukuran/
peta bidang bersamaan dengan permohonan konversi)
c. Foto copy KTP dan Kartu Keluarga Wakif dan calon
pengurus nadhir (dilegalisir pejabat yang berwenang). Bila
wakif telah meninggai atau tanah wakaf masih atas nama
orang yang meninggai, maka dibutuhkan surat keterangan
waris, KTP-KK seluruh ahli waris, dan surat persetujuan
ahli waris untuk wakaf.
d. Surat-surat keterangan yang dibutuhkan (ada dalam
formulir yang disediakan BPN)
e. Surat keterangan riwayat tanah dan foto copy data yang
dibutuhkan (dilegalisir pejabat yang berwenang).
f. Dan dokumen lain yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
dan peraturan yang berlaku.
66
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
2) Kepala KUA selaku PPAIW mempunyai tugas sebagai berikut:
a. mengadakan pemeriksaan berkas-berkas yang
dibutuhkan, mengadakan, pengecekan kepada pihak-
pihak yang terkait,bila diperlukan menanyakan secara
langsung kesungguhan wakif atau ahli warisnya tentang
niat wakaf yang akan dilakukan
b. memberi penjelasan mengenai hukum wakaf yang
diperlukan.
c. memeriksa calon nadhir sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan membuat
pengesahan nadhir.
d. menyiapkan formulir yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
ikrar wakaf seperti formulir W1 (Ikrar Wakaf), W2 (Akta
Ikrar Wakaf), W2a (Salinan Akta Ikrar Wakaf) atau W3
(Akta Ikrar Penganti Ikrar Wakaf) serta W5 (Surat
Pengesahan Nadhir Perorangan) atau W5a (Surat
Pengesahan Nadhir Organisasi atau Badan Hukum).
3) Wakif dihadapan nadhir, beberapa orang saksi atau penerima
manfaat tanah wakaf (mauquf 'alaih) dan disaksikan
oleh Kepala KUA selaku PPAIW melaksanakan ikrar
wakaf. PPAIW kemudian menerbitkan Akta Ikrar Wakaf atau
Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf dan dokumen lain yang
dibutuhkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4) Dalam waktu 30 hari setelah ikrar wakaf nadhir harus segera
melakukan pendaftaran tanah wakaf yang meliputi
permohonan pengukuran / peta bidang bila belum terbit peta
bidang dari Kantor Pertanahan setempat dan permohonan
konversi ke kantor pertanahan (BPN) setempat (biaya
67
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pengukuran / Peta Bidang dan Pemeriksaan Tanah / Panitia A
serta salinan sesuai ketentuan). Setelah itu dilaksanakan
pengukuran bila belum diukur / belum terbit peta bidang dan
selanjutnya pemeriksaan tanah / survey langsung ( di lokasi
tanah dan dokumen di kantor desa /kelurahan) oleh petugas
BPN dan bila telah memenuhi persyaratan sesuai aturan yang
berlaku maka segera dilaksanakan pengumuman di kantor
desa / kelurahan selama 60 hari kerja.
5) Bila dalam masa pengumuman tidak ada keberatan dari pihak
lain mengenai status tanah tersebut, maka sertipikat wakaf
akan diterbitkan oleh kantor pertanahan (BPN) setempat.
2. Dari tanah yang terdaftar dan bersertipikat hak milik atau
hak guna bangunan dan hak pakai.
Prosedur perwakafan dan sertipikasi tanah wakaf dari status
tersebut dibagi menjadi dua macam berikut ;
a. Bila diwakafkan keseluruhan / semua
1) Wakif /ahli waris atau yang mewakili, nadhir, wakif dan
penerima manfaat wakaf dan beberapa saksi mengajukan
permohonan dan melaksanakan Ikrar Wakaf di KUA
kecamatan tempat tanah wakaf dengan membawa
persyaratan diantaranya ;
a) Surat bukti kepemilikan / penguasaan asli yang ada
(sertipikat hak yang dimiliki)
b) Foto copy KTP dan Kartu Keluarga Wakif dan calon
pengurus nadhir (dilegalisir pejabat yang berwenang).
Bila wakif telah meninggal atau tanah wakaf masih
atas nama orang yang meninggal, maka dibutuhkan
68
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
surat keterangan waris, KTP-KK seluruh ahli waris,
dan surat persetujuan ahli waris untuk wakaf.
c) Surat-surat keterangan yang dibutuhkan (ada dalam
formulir yang disediakan BPN)
d) Surat keterangan riwayat tanah dan foto copy data
yang dibutuhkan (dilegalisir pejabat yang berwenang).
e) Dan dokumen lain yang dibutuhkan sesuai dengan
kondisi dan peraturan yang berlaku.
2) Kepala KUA selaku PPAIW mempunyai tugas sebagai
berikut;
a) mengadakan pemeriksaan berkas-berkas yang
dibutuhkan, mengadakan pengecekan kepada pihak-
pihak yang terkait,bila diperlukan menanyakan secara
langsung kesungguhan wakif atau ahli warisnya tentang
niat wakaf yang akan dilakukan
b) memberi penjelasan mengenai hukum wakaf yang
diperlukan
c) memeriksa calon nadhir sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan membuat
pengesahan nadhir
d) menyiapkan formulir yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan ikrar wakaf seperti formulir W1 (Ikrar
Wakaf), W2 (Akta Ikrar Wakaf), W2a (Salinan Akta
Ikrar Wakaf) atau W3 (Akta Ikrar Penganti Ikrar
Wakaf ) serta W5 (Surat Pengesahan Nadhir
Perorangan) atau W5a (Surat Pengesahan Nadhir
Organisasi atau Badan Hukum).
69
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
3) Wakif dihadapan nadhir, beberapa orang saksi atau
penerima manfaat tanah sakaf (mauquf ‘alaih) dan
disaksikan oleh Kepala KUA selaku PPAIW melaksanakan
ikrar wakaf. PPAIW kemudian menerbitkan Akta Ikrar
Wakaf atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf dan dokumen
lain yang dibutuhkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
4) Dalam waktu 30 setelah ikrar wakaf nadhir harus segera
melakukan pendaftaran tanah wakaf ( peralihan hak) ke
kantor pertanahan (BPN) setempat (biaya sesuai
ketentuan) dan segera diterbitkan sertipikat wakaf oleh
BPN.
b. Bila diwakafkan sebagian / dipecah.
1) Permohonan Pengukuran / Peta Bidang ke BPN dg
persyaratan Foto Copy Petok sertipikat KTP & KK calon
nadhir atau Wakif (Biaya Pengukuran/Peta Bidang sesuai
ketentuan) (Sebelum diukur patok batas sdh terpasang)
2) Bila peta bidang selesai, luas riel diketahui wakif /ahli waris
atau yang mewakili mendaftarkan sertipikat untuk
pemecahan/ pemisahan tanah yang akan diwakafkan
dari sertipikat induknya kepada kantor pertanahan (BPN)
setempat (Biaya pemisahan sesuai ketentuan).
3) Bila sertipikat pecahan / pemisahan sudah terbit, wakif /
ahli waris atau yang mewakili, nadhir dan penerima
manfaat wakaf serta beberapa saksi mengajukan
permohonan dan melaksanakan Ikrar Wakaf di KUA
kecamatan tempat tanah wakaf dengan membawa
persyaratan diantaranya ;
70
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
a) Surat bukti kepemilikan / penguasaan asli yang ada
(sertipikat hak yang diliki)
b) Foto copy KTP dan Kartu Keluarga Wakif dan calon
pengurus nadhir (dilegalisir pejabat yang berwenang).
Bila wakif telah meninggal atau tanah wakaf masih
atas nama orang yang meninggal, maka dibutuhkan
surat keterangan waris, KTP-KK seluruh ahli waris,
dan surat persetujuan ahli waris untuk wakaf.
c) Surat-surat keterangan yang dibutuhkan (ada dalam
formulir yang disediakan BPN)
d) Dan dokumen lain yang dibutuhkan sesuai dengan
kondisi dan peraturan yang berlaku.
4) Kepala KUA selaku PPAIW mempunyai tugas sebagai
berikut;
a) mengadakan pemeriksaan berkas-berkas yang
dibutuhkan, mengadakan pengecekan kepada pihak-
pihak yang terkait,bila diperlukan menanyakan secara
langsung kesungguhan wakif atau ahli warisnya tentang
niat wakaf yang akan dilakukan
b) memberi penjelasan mengenai hukum wakaf yang
diperlukan
c) memeriksa calon nadhir sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan membuat
pengesahan nadhir
d) menyiapkan formulir yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan ikrar wakaf seperti formulir W1 (Ikrar
Wakaf), W2 (Akta Ikrar Wakaf), W2a (Salinan Akta
Ikrar Wakaf) atau W3 (Akta Ikrar Penganti Ikrar
71
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Wakaf ) serta W5 (Surat Pengesahan Nadhir
Perorangan) atau W5a (Surat Pengesahan Nadhir
Organisasi atau Badan Hukum).
5) Wakif dihadapan nadhir, beberapa orang saksi atau penerima
manfaat tanah sakaf (mauquf ‘alaih) dan disaksikan oleh
Kepala KUA selaku PPAIW melaksanakan ikrar wakaf. PPAIW
kemudian menerbitkan Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti
Akta Ikrar Wakaf dan dokumen lain yang dibutuhkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
6) Dalam waktu 30 setelah ikrar wakaf nadhir harus segera
melakukan pendaftaran tanah wakaf ( peralihan hak) ke kantor
pertanahan (BPN) setempat (biaya sesuai ketentuan) dan
segera diterbitkan sertipikat wakaf oleh BPN.
Catatan ; khusus tanah wakaf dari sertipikat hak guna bangunan
(HGB) dan hak pakai maka perlu dinaikkan haknya menjadi
sertipikat hak milik atau dilakukan pelepasan hak dari pemegang
hak terlebih dahulu. Juga diperlukan ijin dari pejabat yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
ada.
3. dari tanah negara yang sudah dikuasai oleh lembaga sosial
/ ta’mir ; salah satu wujud penguasaan adalah telah berdiri
bangunan atau telah dikelola lama oleh lembaga / ta’mir dan bukti
surat keterangan dari kepala desa/kelurahan dan camat setempat.
Prosedur perwakafan dan sertipikasi tanah wakaf secara singkat
sebagai berikut ;
1) Permohonan Pengukuran / Peta Bidang ke BPN dg persyaratan
surat keterangan tanah negara dari kepala desa / kelurahan
72
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
diketahui camat (ada di formulir yang disediakan BPN) serta
KTP & KK Calon Nadhir atau Wakif (Biaya Pengukuran/Peta
Bidang sesuai ketentuan) (Sebelum diukur patok batas sdh
terpasang)
2) Bila peta bidang selesai, luas riel diketahui maka nadhir, wakif
dan penerima manfaat wakaf dan beberapa saksi mengajukan
permohonan dan melaksanakan Ikrar Wakaf di KUA kecamatan
tempat tanah wakaf membawa persyaratan diantaranya ;
a. Surat keterangan tanah negara, surat pernyataan dan
permohonan hak / penetapan wakaf ( ada di formulir
yang disediakan BPN )
b. Peta bidang dari BPN dan foto copy kretek desa (bila
ada)
c. Foto copy KTP dan Kartu Keluarga Wakif atau kuasa
yang ditunjuk oleh masyarakat dan calon pengurus nadhir
(dilegalisir pejabat yang berwenang).
d. Dan dokumen lain yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
dan peraturan yang berlaku.
3) Kepala KUA selaku PPAIW mempunyai tugas sebagai berikut;
a. mengadakan pemeriksaan berkas-berkas yang
dibutuhkan, mengadakan pengecekan kepada pihak-pihak
yang terkait memberi penjelasan mengenai hukum wakaf
yang diperlukan
b. memeriksa calon nadhir sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan membuat
pengesahan nadhir
c. menyiapkan formulir yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
ikrar wakaf seperti formulir W1 (Ikrar Wakaf), W2 (Akta
73
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Ikrar Wakaf), W2a (Salinan Akta Ikrar Wakaf) atau W3
(Akta Ikrar Penganti Ikrar Wakaf) serta W5 (Surat
Pengesahan Nadhir Perorangan) atau W5a (Surat
Pengesahan Nadhir Organisasi atau Badan Hukum).
4) Wakif dihadapan nadhir beberapa orang saksi dan disaksikan
oleh Kepala KUA selaku PPAIW melaksanakan ikrar wakaf.
PPAIW kemudian menerbitkan Akta Ikrar Wakaf atau Akta
Pengganti Akta Ikrar Wakaf dan dokumen lain yang dibutuhkan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5) Dalam waktu 30 setelah ikrar wakaf nadhir harus segera
melakukan pendaftaran tanah wakaf ( permohonan hak) ke
kantor pertanahan (BPN) setempat (biaya sesuai ketentuan).
Setelah itu dilaksanakan pemeriksaan tanah / survey langsung
( di lokasi tanah dan dokumen di kantor desa /kelurahan) oleh
petugas BPN
6) Bila telah diterbitkan SK oleh BPN sebagai tanah wakaf maka
nadhir mendaftarkan kembali ke BPN (permohonan salinan),
dan sertipikat wakaf akan diterbitkan oleh kantor pertanahan
(BPN) setempat.
Di dalam Pasal 38 dan 39 Peraturan Pemerintah No 42 tahun
2006 tentang Pelaksanaan UU No 41 tahun 2004 tentang wakaf
sudah dijelaskan , sebagai berikut ;
Pasal 38
(1) pendaftaran harta benda wakaf tidak bergerak berupa
tanah dilaksanakan berdasarkan AIW atau APAIW.
(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampirkan persyaratan sebagai berikut:
74
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
a. Sertifikat hak atas tanah atau sertifikat hak milik atas
satuan rumah susun yang bersangkutan atau tanda bukti
pemilikan tanah lainnya;
b. Surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa
tanahnya tidak dalam sengketa, perkara, sitaan dan tidak
dijaminkan yang diketahui oleh kepala desa atau lurah
atau sebutan lain yang setingkat, yang diperkuat oleh
camat setempat;
c. Izin dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-undangan dalam hal tanahnya
diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah,
BUMN/BUMD dan pemerintahan desa atau sebutan lain
yang setingkat dengan itu;
d. Izin dari pejabat bidang pertanahan apabila dalam
sertifikat dan keputusan pemberian haknya diperlukan
izin pelepasan/peralihan.
e. Izin dari pemegang hak pengelolaan atau hakmilik dalam
hal hak guna bangunan atau hak pakai yang diwakafkan
diatas hak pengelolaan atau hak milik.
Pasal 39
(1) Pendaftaran sertifikat tanah wakaf dilakukan
berdasarkan AIW atau APAIW dengan tata cara sebagai
berikut:
a. terhadap tanah yang sudah berstatus sebagai hak milik
didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir;
b. terhadap tanah hak milik yang diwakafkan hanya
sebagian dari luas keseluruhan harus dilakukan
75
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
pemecahan sertifikat hak milik terlebih dahulu,
kemudian didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama
Nazhir;
c. terhadap tanah yang belum berstatus hak milik yang
berasal dari tanah milik adat langsung didaftarkan
menjadi tanah wakaf atas nama Nazhir;
d. terhadap hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak
pakai di atas tanah negara sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17 ayat (1) huruf b yang telah mendapatkan
persetujuan pelepasan hak dari pejabat yang berwenang
di bidang pertanahan didaftarkan menjadi tanah wakaf
atas nama Nazhir;
e. terhadap tanah negara yang diatasnya berdiri bangunan
masjid, musala, makam, didaftarkan menjadi tanah
wakaf atsa nama Nazhir;
f. pejabat yang berwenang di bidang pertanahan
kabupaten/kota setempat mencatat perwakafan tanah
yang bersangkutan pada buku tanah dan sertifikatnya.
g. Ketentuan lebih lanjut mangenai tata cara pendaftaran
wakaf tanah diatur dengan Peraturan Menteri setelah
mendapat saran dan pertimbangan dari pejabat yang
berwenang di bidang pertanahan
Untuk lebih mudah dan praktis dalam memahami proses wakaf
tanah dan sertipikasi tanah waka bisa dilihat tabel tahapan wakaf
tanah dan sertipikasi tanah wakaf dalam halaman lampiran
ooOOoo
76
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pertanyaan 3 :
Siapakah yang mendaftarkan tanah atau harta wakaf padahal si
wakif sudah meninggal dunia dan tidak mempunyai ahli waris seorang
pun ? dan bagaimana mendaftarkan ?
Jawaban :
Pengurus yang mengelola harta benda wakaf atau pejabat
pemerintah yang mewilayahi tempat harta wakaf mendaftarkan harta
wakaf tersebut ke pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Uraian / Penjelasan :
Pengurus yang mengelola harta wakaf mendaftarkan kepada
pejabat yang berwenang menangani wakaf yaitu Kepala KUA tempat
harta wakaf selaku PPAIW untuk wakaf tanah (harta tidak bergerak),
untuk selanjutnya diproses Akta Ikrar Wakaf sesuai dengan ketentuan
peraturan yang ada. Dalam Pasal 31 dan 35 Peraturan Pemerintah
No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No 41 tahun 2004 tentang
wakaf sudah dijelaskan cukup jelas, sebagai berikut ;
Pasal 31
Dalam hal perbuatan wakaf belum dituangkan dalam AIW
sedangkan perbuatan wakaf sudah diketahui berdasarkan
berbagai petunjuk (qarinah) dan 2 (dua) orang saksi serta AIW
tidak mungkin dibuat karena Wakif sudah meninggal dunia
atau tidak diketahui lagi keberadaannya, maka dibuat
APAIW.
77
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 35
(1) Tata cara pembuatan APAIW sebagaimana dimaksud
dalam pasal 31 dilaksanakan berdasarkan permohonan
masyarakat atau saksi yang mengetahui keberadaan
benda wakaf.
(2) Permohonan masyarakat atau (dua) orang saksi yang
mengetahui dan mendengar perbuatan wakaf
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikuatkan
dengan adanya petunjuk (qarinah) tentang keberadaan
benda wakaf.
(3) Apabila tidak ada orang yang memohon perbuatan
APAIW, maka kepala desa tempat benda wakaf tersebut
berada wajib meminta pembuatan APAIW tersebut
kepada PPAIW setempat.
(4) PPAIW atas nama nazhir wajib menyampaikan APAIW
beserta dokumen pelengkap lainnya kepada kepala kantor
pertanahan kabupaten/ kota setempat dalam rangka
pendaftaran wakaf tanah yang bersangkutan dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
penandatanganan APAIW.
ooOOoo
Pertanyaan 4 :
Bagaimana jika dalam proses sertipikasi tanah wakaf ada beberapa
ahli waris yang tidak menyetujui ?
78
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Jawaban :
Proses sertipikasi ataupun ikrar wakaf tidak bisa dijalankan terlebih
dahulu, karena tanah yang akan diwakafkan adalah tanah sengketa
dan harus diselesaikan terlebih dahulu sengketanya sampai tuntas
dan status hukum tanah wakaf itu sudah tidak dalam sengketa lagi.
Uraian/Penjelasan :
Cukup banyak kasus sengketa tanah wakaf yang belum
disertipikatkan menjadi sertipikat tanah wakaf, terjadi di berbagai daerah
bahkan di kota besar sekalipun yang penduduk dan ta’mir atau pengelola
wakaf adalah kalangan berpendidikan tinggi.
Hal ini mestinya sudah harus segera dibenahi dengan seksama
dan bijaksana dan tentunya mengorbankan tenaga, pikiran dan biaya
yang tidak kecil. Karena hukum pertanahan di Indonesia masih bersifat
negative, tanah yang sudah terdaftar atau bersertipikatpun masih
bisa digugat secara hukum, apalagi tanah yang belum bersertipikat,
walaupun tanah tersebut sudah jelas-jelas berfungsi untuk kepentingan
ibadah social dan umum.
Di dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf
Pasal 62 secara singkat telah diatur sebagai berikut
Pasal 62
(1) Penyelesaian sengketa perwakafan ditempuh melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak berhasil, sengketa diselesaikan melalui mediasi, arbitrasi,
atau pengadilan
79
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Dalam musyawarah untuk mencapai mufakat, dari pihak ta’mir
atau pengelola tanah wakaf tentunya perlu melibatkan tokoh yang
berpengaruh seperti tokoh agama atau sesepuh di daerah tersebut.
Pemahaman mengenai pengertian wakaf juga sangat berpengaruh
dalam menyelesaikan sengketa, karena masih banyak yang
memahami bahwa wakaf tanah itu hanya mengambil manfaatnya
saja sesuai dengan pendapat sebagian madzhab ulama, walaupun
pada umumnya wakaf tanah itu adalah untuk selamannya
sebagaimana yang dianut mayoritas masyarakat kita dan juga
sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan
tentang wakaf di Indonesia. Oleh karena itu diupayakan secara
maksimal timbulnya kesadaran moril diantara pihak yang bersengketa
sehingga mufakat cepat diselesaikan.
Kalau ternyata mufakat tidak bisa terwujud, atau dapat terwujud
tetapi pihak pengelola harus mengeluarkan biaya seperti biaya ganti
rugi yang cukup banyak, maka perlu dipilih yang resikonya lebih ringan.
Apakah dilanjutkan melalui mediasi, atau arbitrasi/pengadilan atau jalan
mufakat yang telah disepakati dengan ganti rugi yang mudah-mudah
sanggup dipenuhi oleh pengelola tanah wakaf.
Menempuh jalur abitrasi/pengadlan juga tidaklah mudah, alat bukti
yang dimiliki oleh pengelola tanah waka harus kuat dan lebih kuat dari
pihak ahli waris yang menggugat. Belum lagi biaya acara sidang dan
yang lainnya, Namun optimisme dan tentunya bantuan dari lembaga
bantuan hukum yang professional tetap diperlukan untuk
menyelesaikan sengketa. Harapan kita bersama tentunya
kemenangan di pihak pengelola waka tanpa mendlolimi pihak lain dan
yang terpenting semoga mendapat ridlo dari Allah SWT.
80
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Bila kasus sengketa dapat diselesaikan, status tanah wakaf sudah
jelas maka pengelola tanah wakaf hendaknya segera mengurus proses
sertipikasi tanah wakaf sesuai dengan peraturan yang ada
ooOOoo
Pertanyaan 5 :
Bagaimana cara mewakafkan tanah dan bangunan yang status
sertipikat tanahnya masih Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai ?
Jawaban :
Bila wakaf dimaksud untuk waktu selamanya maka lebih baik
dinaikkan haknya menjadi sertipikat hak milik atau diperlukan pelepasan
hak dan izin pemegang hak sesuai dengan peraturan pertanahan
yang berlaku karena Hak Guna Bangunan (HGB) atau Hak Pakai
adalah sebagian jenis sertipikat yang diterbitkan kantor pertanahan
(BPN) dan sertipikat tersebut mempunyai ketentuan batas waktu
tertentu.
Uraian / Penjelasan :
Dalam Pasal 17 dan 18 Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2006
tentang Pelaksanaan UU No 41 tahun 2004 tentang wakaf sudah
dijelaskan macam-macam hak atas tanah yang akan diwakafkan
sebagai berikut :
81
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 17
(1) Hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari :
a. hak milik atas tanah baik yang sudah atau belum
terdaftar;
b. hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai
di atas tanah negara;
c. hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak
pengelolaan atau hak milik wajib mendapat izin tertulis
pemegang hak pengelolaan atau hak milik;
d. hak milik atas satuan rumah susun.
(2) Apabila wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c dimaksudkan sebagai wakaf untuk selamanya,
maka diperlukan pelepasan hak dari pemegang hak
pengelolaan atau hak milik.
(3) Hak atas tanah yang diwakafkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dimiliki atau dikuasai oleh Wakif
secara sah serta bebas dari segala sitaan, perkara,
sengketa, dan ditak dijaminkan.
Pasal 18
(1) Benda wakaf tidak bergerak berupa tanah hanya dapat
diwakafkan untuk jangka waktu selama-lamanya kecuali
wakaf hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17 ayat (1) huruf c.
(2) Benda wakaf tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diwakafkan beserta bangunan dan / atau
tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan
dengan tanah.
82
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
(3) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah,
BUMN / BUMD, dan pemerintah desa atau sebutan lain
yang setingkat dengan itu wajib mendapat izin dari
pejabat yang berwenang sesuai Peraturang Perundang-
undangan.
ooOOoo
Pertanyaan 6 :
Seseorang ingin mewakafkan sebagian tanahnya, namun sertipikat
atau bukti kepemilikannya masih dijaminkan ke bank untuk hutang,
bagaimana caranya ?
Jawaban :
Tanah tersebut tidak bisa diwakafkan sebelum melunasi hutangnya
terlebih dahulu. Bila sudah lunas, maka boleh mewakafkannya.
Uraian/Penjelasan :
Salah satu persyaratan harta benda wakaf adalah dimiliki dan
dikuasai oleh wakif secara sah dan sempurna, sesuai dengan hukum
fiqh Islam dan juga Pasal 15 Undang-Undang Nomer 41 tahun 2004
tentang Wakaf. Namun bila sertipikat atau bukti kepemilikannya masih
dijaminkan ke bank untuk hutang, maka pada dasarnya tanah yang
akan diwakafkan tersebut masih digadaikan walaupun fisik nya bisa
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pemiliknya. Dengan kata lain
penguasaan dan kepemilikan wakif tidak sempurna dan tidak kuat,
83
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
karena sewaktu-waktu bisa disita oleh pihak kriditur/bank bila hutangnya
tidak bisa dilunasi.
Jadi tanah yang sertipikat atau bukti kepemilikannya masih dalam
jaminan pihak lain tidak bisa untuk diwakafkan. Jalan keluarnya harus
segera dilunasi hutangnya dulu dengan berbagaicara yang halal sesuai
peraturan hukum yang berlaku, dan bila sertipikat sudah diterima
wakif segera diproses wakafnya. Bila yang diwakafkan sebagian tanah
saja, maka sisa luas tanah yang ada bisa dianggunkan / dijaminkan
kembali ke kreditur/bank bila proses sertipikasi tanah wakaf telah
rampung.
ooOOoo
Pertanyaan 7 :
Ada sebuah masjid kuno peninggalan sesepuh desa yang sudah
berdiri ratusan tahun yang lalu, bagaimana memproses sertipikat tanah
wakafnya sedangkan statusnya tidak terdaftar di pajak dan buku C
desa?
Jawaban :
Tanah wakaf termasuk jenis tanah negara, karena itu diproses
sesuai prosedur pendaftaran tanah negara untuk wakaf.
Uraian / Penjelasan :
Bangunan masjid kuno yang berumur tua dari pembangunan
pertamanya yang biasanya didirikan oleh penyebar agama Islam atau
para wali dan tokoh agama pada zaman tersebut, pada umumnya
84
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
status tanah yang ada tidak terdaftar di buku C desa atau buku
botean desa atau daftar pertanahan desa yang sejenis. Tanah yang
tidak terdaftar dalam buku C desa termasuk kategori tanah negara.
Proses sertipikasi wakaf tanah yang diatasnya berdiri masjid kuno
dan tua dan berstatus tanah negara seperti proses sertipikasi wakaf
dari tanah negara sebagaimana pembahasan sebelumnya. Yang
melakukan inisiatif pendaftaran dan pelaporan tanah tersebut adalah
pengurus ta’mir saat ini atau kepala desa/kelurahan setempat.
Bila pendirinya diketahui namanya maka nama wakif yang
didaftarkan oleh ta’mir adalah nama pendiri yang telah meninggal
dunia sehingga PPAIW menerbitkan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf
dikarenakan wakif telah meninggal dunia. Bila pendiri tidak diketahui
nama dan sejarahnya maka yang mengikrarkan adalah wakil dari
tokoh masyarakat atas nama jama’ah dan warga sekitar masjid
sebagai wakif dan PPAIW menerbitkan Akta Ikrar Wakaf serta Salinan
Akta Ikrar Wakaf.
Hal ini telah kami bahas sebagaimana pembahasan pertanyaan
nomor 3 sebelumnya dan sesuai dengan Pasal 31 dan 35 Peraturan
Pemerintah No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No 41 tahun
2001 tentang wakaf yang sudah kami jelaskan dalam pembahasan
sebelumnya.
ooOOoo
Pertanyaan 8 :
Bagaimana mengurus sertipikat masjid/langgar yang berada di
atas tanah fasilitas sosial seperti di komplek perumahan yang dibangun
oleh defeloper ?
85
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Jawaban :
Proses sertipikasi tanah wakaf masjid/langgar tersebut dapat
dilakukan bila telah mendapat izin dari pemegang hak atas tanah
tersebut
Uraian/Penjelasan :
Dalam aturan pertanahan dan proyek pengembangan perumahan
yang dilakukan oleh perusahaan pengembang perumahan, tanah yang
di atasnya berdiri masjid / langgar atau fasilitas sosial lainnya termasuk
kategori tanah fasilitas sosial (fasos). Ketentuan peraturan yang ada
tanah fasos sertipikat tanahnya adalah hak pakai atas nama pemerintah
daerah setempat.
Karena itu ijin dari pemegang hak yaitu pemerintah daerah sangat
diperlukan dan dilakukan pelepasan hak oleh pemegang hak dan
selanjutnya diproses sesuai dengan peraturan peruandang-undangan
yang ada. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 42 tahun
2006 tentang Pelaksanaan UU No 41 tahun 2004 tentang wakaf
pasal 17 ayat (1) huruf c
c) hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak
pengelolaan atau hak milik wajib mendapat izin tertulis
pemegang hak pengelolaan atau hak milik;
dan pasal 18 ayat 3
(3) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah daerah,
BUMN / BUMD, dan pemerintah desa atau sebutan lain
yang setingkat dengan itu wajib mendapat izin dari
86
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
pejabat yang berwenang sesuai Peraturang Perundang-
undangan.
Bila ternyata dalan peraturan lain mengenai aset
pemerintahan atau perusahaan tidak diperbolehkan
adanya pelepasan aset atau diperbolehkan dengan
beberapa persyaratan, maka izin yang dimaksud adalah
wewenang dari instansi atau lembaga yang menjadi
pemegang hak.
ooOOoo
Pertanyaan 9 :
Apabila sebagian atau seluruh anggota nadhir telah meninggal
dunia, bagaiman status nadhir tersebut dan bagaimana proses
perubahan nadhir ?
Jawaban :
Nadhir yang masih ada atau jama’ah/pengurus lembaga yang
menerima manfaat wakaf beserta wakif atau ahli warisnya
bermusyawarah untuk menunjuk nadhir yang baru. Hasil musyawarah
diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Uraian / Penjelasan :
Pertanyaan tersebut berkaiatan dengan pemberhentian dan
penggantian nadhir. Hal ini sudah diatur dalam Pasal 45 Undang-
ndang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf ;
87
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 45
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir
lain apabila Nazhir yang bersangkutan :
a. Meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;
b. Bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;
c. Atas permintaan sendiri;
d. Tidak melakukan tugas sebagai Nazhir dan / atau
melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e. Dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
(2) Pemberhentian dan penggantian Nazhir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Wakaf
Indonesia.
(3) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang
dilakukan Nazhir lain karena pemberhentian dan
penggantian Nazhir, dilakukan dengan tetap
memperhatikan peruntukan harta benda wakaf yang
ditetapkan dan tujuan serta fungsi wakaf.
Juga telah dijelaskan lebih jauh dalam pasal 5 dan 6 Peraturan
Pemerintah No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No 41 tahun
2004 tentang wakaf
88
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Pasal 5
(1) Nadhir sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)
berhenti dari kedudukannya apabila :
a. meninggal dunia;
b. berhalangan tetap;
c. mengundurkan diri; atau
d. diberhentikan oleh BWI
(2) berhentinya salah seorang Nazhir perseorangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mengakibatkan berhentinya Nazhir perseorangan
lainnya.
Pasal 6
(1) apabila diantara Nazhir perseorangan berhenti dari
kedudukannya sebagaimana dimaksud dalam pasal (5),
maka Nazhir yang ada harus melaporkan ke Kantor
Urusan Agama untuk selanjutnya diteruskan kepada BWI
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
berhentinya Nazhir perseorangan, yang kemudian
pengganti Nazhir tersebut akan ditetapkan oleh BWI.
(2) Dalam hal diantara Nazhir perseorangan berhenti dari
kedudukannya sebagaimana dimaksud dalam pasal (5)
untuk wakaf dalam jangka waktu terbatas dan wakaf
dalam jangka waktu tidak terbatas, maka Nazhir yang
ada memberitahukan kepada Wakif atau ahli waris Wakif
apabila Wakif sudah meninggal dunia.
(3) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama
setempat, laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
89
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
dilakukan Nazhir melalui Kantor Urusan Agama terdekat,
Kantor Departemen Agama, atau perwakilan BWI di
Propinsi/Kabupaten/Kota
(4) Apabia Nazhir dalam jangka waktu satu tahun sejak AIW
dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA
baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau
ahli warisnya berhak mengusulkan kepada BWI untuk
pemberhentian dan penggantian Nazhir
Selama belum terbentuk Kantor Perwakilan BWI di tingkat
kabupaten/kota, maka untuk pelaporan tentang berhentinya anggota
seluruh nadhir dan penggantian nadhir ditangani oleh PPAIW di Kantor
Urusan Agama kecamatan tempat tanah wakaf terletak. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 01 tahun 1978 tentang
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan
Tanah Milik, pada pasal 9 ayat (4)
“Bilamana jumlah anggota nadhir kelompok karena
berhentinya salah seorang anggota atau lebih berakibat tidak
memenuhi syarat sebagai diatur dalam pasal 8 ayat (1)
peraturan ini, anggota nadhir lainnya berkewajiban
mengusulkan penggantinya untuk disahkan oleh Pejabat
Pembuat Akta Ikrar Wakaf”.
Pengurus nadhir yang masih ada, mengajukan susunan pengurus
nadhir baru kepada kepala kantor urusan agama kecamatan tempat
tanah wakaf berada dengan persyaratan
a. Surat hasil musyawarah pergantian nadhir diketahui oleh wakil
lembaga penerima wakaf (mauquf ‘alaih) dan wakil wakif atau
ahliwarisnya.
b. Foto copy KTP dan KK seluruh nadhir
90
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
c. Akte Notaris pendirian badan hukum (khusus untuk nadhir
organisasi atau badan hukum)
d. Surat pengantar dari kepala desa tempat tanah wakaf.
e. Surat atau dokumen lain yang diperlukan seperti foto copy surat
keterangan kematian atau pernyataan dari nadhir yang
mengundurkan diri.
Setelah diadakan pemeriksaan secukupnya oleh KUA, maka
diterbitkan surat keterangan pergantian nadhir oleh Kepala KUA selaku
PPAIW dan surat pengesahan nadhir baru dengan format W5 untuk
nadhir perorangan dan W5a untuk nadhir organisasi atau badan hukum.
Selanjutnya nadhir baru atau yang diberi kuasa mendatarkan
pergantian nadhir kepada kantor pertanahan dengan formulir
permohonan peralihan hak dan membayar biaya sesuai dengan aturan
yang berlaku. Apabila ternyata seluruh nadhir sudah meninggal atau
mengundurkan diri, maka lembaga penerima wakaf (mauquf ‘alaih)
atau wakif/ahli warisnya yang mendaftarkan ke KUA setempat.
Pertanyaan 10 :
Akta ikrar wakaf sudah dibuat sangat lama sampai puluhan tahun
yang lalu, apakah masih berlaku ? Bagaimana kalau akta ikrar wakaf
hilang ?
Jawaban :
Akta Ikrar Wakaf lama masih berlaku dan harus segera diproses
sertipikasi tanah wakafnya , walaupun mengandung unsur tidak tertib
secara administrasi. Bila akta ikrar wakaf hilang memohon salinan
kepada pejawab yang menerbitkan akta ikrar wakaf dan segera
91
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
didaftarkan dan diproses sertipikasi tanah wakafnya sesuai dengan
peraturan yang ada.
Uraian / Penjelasan
Sesuai dengan peraturan pertanahan termasuk juga perwakafan
tanah, sesaat setelah diterbitkannya Akta Ikrar Wakaf, maka nadhir
atau kuasanya hendaknya segera didaftarkan ke kantor pertanahan
(BPN) setempat, sehingga administrasi perwakafan dapat lebih tertib.
Namun pada masa-masa yang lalu karena kelalaian nadhir dan
sumberdaya aparat yang terkait masih kurang dan terbatas, atau
karena jarak yang jauh dan alat transportasi yang kurang memadahi,
tertib administrasi yang diharapkan tidak bisa terwujud dengan
maksimal.
Menurut pengalaman penulis dalam membantu sertipikasi tanah
wakaf, akta ikrar wakaf yang sudah sangat lama masih bisa digunakan
untuk pendaftaran tanah wakaf di kantor pertanahan (BPN). Namun
tentunya lebih banyak persyaratan yang harus dipenuhi bila wakif
atau nadhirnya ada yang meninggal dunia, sehingga harus lebih telaten
dan bersabar untuk melengkapi tambahan persyaratan. Hal ini bisa
dikonsultasikan dengan pihak terkait.
Bila akta ikrar wakaf hilang, maka perlu dicari datanya di arsip KUA
setempat, dan bisa diganti dengan membuat salinan akta ikrar wakaf
dan segera didaftarkan ke kantor pertanahan (BPN) sesuai dengan
peraturan yang ada. Namun bila data dan arsipnya tidak diketemukan,
maka menurut penulis, nadhir segera melaporkan dan mendaftarkan
ikrar wakaf ke kantor urusan agama dengan memohon Akta Pengganti
Akta Ikrar Wakaf, karena pada dasarnya perna diketahui bahwa tanah
wakaf tersebut sudah diwakafkan. Tentunya koordinasi dengan pihak
92
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
yang terkait perlu dilaksanakan sehingga sertipikasi tanah wakaf tidak
terbengkalai lagi.
Selanjutnya nadhir segera mendatarkan ke kantor pertanahan
setempat sesuai peraturan yang berlaku.
Pertanyaan 11 :
Sertipikat wakaf hilang atau rusak, bagaimana cara meminta duplikat
/ salinannya ?
Jawaban dan Uraian :
Untuk sertipikat wakaf yang hilang bila masih ada foto copynya
baik yang ada di nadhir atau arsip di kantor urusan agama setempat,
maka segera melaporkan kehilangan ke pejabat yang berwenang
menerima laporan kehilangan sesuai dengan aturan hukum yang
ada. Bila tidak ada fotocopy atau arsipnya sama sekali, maka harus
meminta konfirmasi kepada kantor pertanahan (BPN) setempat,
meminta data dan nomor sertipikat wakaf tersebut, selanjutnya
melaporkan kehilangan sertipikat kepada pejabat yang berwenang.
Langkah berikutnya mengajukan permohonan kepada kantor
pertanahan, disertai surat kehilangan, foto copy KTP dan Kartu Keluarga
Nadhir, surat pengantar dari kepala desa / kelurahan dan kantor urusan
agama setempat serta pesyaratan lain yang dibutuhkan dan biaya
sesuai dengan peraturan yang ada. Prosedur selanjutnya diserahkan
kepada kantor pertanahan setempat.
Untuk sertipikat yang rusak dan masih bisa dibaca sebagian, maka
langsung mengajukan permohonan salinan kepada kantor pertanahan
(BPN) setempat dengan membawa sertipikat yang rusak disertai foto
copy KTP dan Kartu Keluarga Nadhir, surat pengantar dari kepala
93
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
desa / kelurahan dan kantor urusan agama setempat serta pesyaratan
lain yang dibutuhkan dan biaya sesuai dengan peraturan yang ada.
94
Ta
nya
Jaw
ab H
uku
m W
aka
f da
n sep
uta
r tan
ah
wa
kaf
TAHAP-TAHAP WAKAF TANAH & SERTIPIKASI TANAH WAKAF
Calon Wakif ( yang hendak mewakafkan tanah ) atau ahli waris wakif (bila waki telah meninggal) bermusyawarah dengan keluarga, dan SEPAKAT WAKAF sebagai amal jariyah wakif dan keluarga.
Calon wakif atau wakil ahli waris bermusyawarah dengan lembaga / organisasi sosial agama ( ta'mir, pengurus lembaga) yang menerima manfaat wakaf dan menentukan nadzir (pengelola wakaf)
Hasil musyawarah dilaporkan kepada KDesa/Kelurahan tempat tanah wakaf dan dilanjutkan ke KUA (kantor urusan agama) kecamatan tempat tanah wakaf, membawa persyaratan (bukti kepemilikan , fotocopy KTP/KK wakif, nadzir dan syarat lain yang dibutuhkan)
Bila tanah wakaf dari ; Sertipikat Hak Milik/HGB yang diwakafkan sebagian / dipecah, Tanah Yasan / eks hak adat (petok), atau Tanah Negara (tidak tercatat di buku C desa, dikuasai lama oleh lembaga)
Bila tanah wakaf dari Sertipikat Hak Milik / HGB /Hak Pakai yang diwakafkan semua / keseluruhan (tidak dipecah) luas sesuai sertipikat
Nadzir mengajukan permohonan pengukuran / peta bidang / gambar ukur ke Kantor Pertanahan (BPN) setempat, dengan persyaratan fotocopy bukti kepemilikan atau tanah Negara (TN) dan KTP nadzir. (membayar biaya pengukuran)
Bila Peta Bidang / Gambar Ukur selesai dan luas riel sudah diketahui. Bila sertipikat dipecah dulu ke BPN atas nama wakif, kalau sudah selesai sertipikat pecahannya, baru ke KUA, untuk memohon Ikrar Wakaf
Pelaksanaan IKRAR WAKAF dan penerbitan AKTA IKRAR WAKAF (AIW) serta SALINAN AKTA IKRAR WAKAF atau AKTA PENGGANTI AIW bila wakif telah meninggal dunia di Kantor Urusan Agama (KUA) tempat tanah wakaf. Dihadiri oleh Wakif / wakil ahli waris, pengurus nadzir, dan pengurus lembaga yang menerima manfaat wakaf
Nadzir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf (sertipikat wakaf) ke Kantor Pertanahan (BPN) setempat sesuai aturan yang ada, dengan membawa Akta Ikrar Wakaf, SK Nadzir, Fotocopy KTP/KK wakif dan nadzir, mengisi formulir yang dibutuhkan dan lain-lain. Membayar biaya pemeriksaan, salinan, pendaftaran sesuai ketentuan ( lihat tahapan pendaftaran/sertipikasi tanah wakaf )
Dibuat oleh ; Bidang Hukum & Wakaf Pimpinan Daerah Dewan
Masjid Indonesia Kab. Gresik (www.dmi_gresik.co.id)
Catatan ; untuk HBG dan Hak Pakai perlu peningkatan atau pelepasan hak dulu & izin pemegang hak
95
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf96
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
Daftar Pustaka Daftar Pustaka Daftar Pustaka Daftar Pustaka Daftar Pustaka
1. Al Kabisi, Abid Abdullah Muhammad, Hukum Wakaf (terjemahan),
Jakarta Dompet Dlu’afa’, 2003.
2. Anwar Ibrahim, DR, Wakaf dalam Syari’at Islam, Makalah
Workshop Internasional Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui
Pengelolaan Wakaf Produktif pada tanggal 7 Januari 2002 di Batam
3. AI-Qardawi, Yusuf.: Fiqh al-Zakat, p. 43,. Vol. I and p. 851, Vol.
11: 1969
4. Abu Zahra Tanzim al Istam-li-’lmujtama’; Abu Saud, M, Main
Features of Islamic Economy (Arabic);
5. Asy-Syarqawi, Asy-Syarqawi ‘Ala At-Tahrir, (Kairo : Isa Al-halabi),
6. Al Bayyumi, Al Awqofwa Asisah Fi Mishro (Jeddah, Dar Asy Syuruq)
7. Asy-Syarbiny, Mughni AI-Muhtaj, (Kairo : Musthafa AI-Halaby)
8. Departemen Agama Rl, AI-Qur”an dan Terjemahannya
9. Dr. Az-Zuhali, Al Fiqhu Al Islam! Wa Adillatuhu (Damaskus : Dar
Al Fikri Al Mu’ashir
10. Farid Wajdi & Mursyid, Wakaf dan Kesejahteraan Umat,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007
11. Nawawi, Ar-Raudhah (Beirut: Dar AI-Kutub Al-’llmiah),
97
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf
12. Muh. Abu Zahroh, Muhadharat Fi Al-Waqfi (Kairo : Daru Al Fikri
Al-’Arabi),
13. Tim Peningkatan Zakat dan Wakaf Depag Rl, Perkembangao.
Pengelolaan Wakaf di Indonesia, Jakarta Direktorat
Pengembangan Zakat dan Wakaf Dirjen Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji, 2005
14. Tim Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji
Depag Rl, Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan, Jakarta Dirjen
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji, 2004
15. Tim Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji
Depag Rl, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta Dirjen
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji, 2005
16. Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf dan
Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang pelaksanaan
Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf
98
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf 99
Riwayat Penulis
Nasichun Amin lahir pada 28 Juli 1976 dari pasangan Nasichin dan
Maksummah. Pendidikan dasar ditempuh di daerah kelahiran Desa
Randuagung Kebomas Gresik, kemudian melanjutkan pendidikan ke
Ponpes Darul Ulum Rejoso Jombang (MTsN) dan Ponpes Mamba’ul
Ma’arif Denanyar Jombang (MAPK).
Tahun 1998, Nasichun Amin lulus dari Fakultas Syari’ah IAIN Sunan
Ampel Surabaya, diangkat menjadi PNS Departemen Agama tahun
2000 dan melanjutkan pendidikan ke Program Pasca Sarjana
Universitas Islam Lamongan lulus tahun 2003. Pengalaman beberapa
organisasi dialami sejak di pesantren , di perguruan tinggi sampai
dengan sekarang.
Menjabat Penghulu di Kantor Urusan Agama di Kab. Gresik sejak
diangkat PNS sampai sekarang telah berpindah tempat tugas di
beberapa kecamatan di wilayah Kab. Gresik dan menjadi Penghulu
Muda tahun 2008. Aktif di Dewan Masjid Indonesia, Pimpinan Daerah
Kab. Gresik sejak tahun 2002 sering diminta memberikan pelatihan
ta’mir masjid se Kab. Gresik dengan spesifikasi materi hukum wakaf
Tanya Jawab Hukum Wakaf dan seputar tanah wakaf96
dan sertipikasi tanah wakaf dan admiistrasi masjid serta pembinaan
remaja masjid.
Koordinator Bidang Hukum & Wakaf di DMI Kab. Gresik dan
Sekretaris Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU Cab. Gresik ini telah
menerbitkan beberapa buku diantaranya ; Panduan Pengelolaan
Masjid, Direktory Masjid, Panduan Calon Pengantin (Pegangan
SUSCATIN) dan beberapa artikel tentang hukum Islam seputar zakat,
wakaf, waris, nikah dan rujuk. Pengalaman dan tantangan di dalam
pelayanan masyarakat khususnya di urusan agama membuat penulis
ingin selalu menimba ilmu sebanyak mungkin dan menulis beberapa
konsep hukum yang praktis dan dapat dipahami masyarakat.