Post on 26-Dec-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu bangunan memiliki berbagai macam system sebagai penunjang aktifitas
di dalamnya. Tentunya dalam suatu perancangannya mengacu pada fungsi dan
kegunaan untuk mendukung aktivitas oleh civitas di dalamnya.
Dalam suatu perancangan proyek banyak aspek aspek yang harus kita ketahui
sebagai seorang arsitek. Aspek-askpek tersebut bias saja meliputi ; desain, struktur
dan kontruksi, manajemen, san system utilitas yang terkait. Karena dengan
pengetahuan itu kita akan mampu menghasilkan suatu perancangan yang tepat
sasaran sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
Dalam hal ini salah satu system utilitas akan kami angkat yaitu mengena
system komunikasi dalam bentuk audio dan visual di dalam kaitannya dalam
bangunan. Dengan pemahaman mengenai system-sistem dan perangkatnya, maka
kita sebagai seorang arsitek akan mampu membuat suatu rancangan dengan
memperhatikan aspek-aspek tersebut sehingga akan menghasilkan suatu
rancangan yang tepat fungsi dan kegunaannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Saja ruang lingkup system komunikasi dalam bentuk audio pada
banguan?
1.2.2Apa Saja ruang lingkup system komunikasi dalam bentuk visual pada
banguan?
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui system komunikasi dalam bentuk audio pada bangunan
1.3.2 Untuk mengetahui system komunikasi dalam bentuk visual pada bangunan
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan ini menggunakan metode penulisan dengan kepustakaan
melalui web browser. Dimana kita mencari sumber dari internet dan
mengaplikasikannya dalam pembuatan makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. SISTEM KEAMANAN TERHADAP TINDAK KRIMINAL
2.1 CCTV (Closed Circuit Television)
Pengertian kamera CCTV atau kepanjangannya Closed Circuit Television adalah
sebuah kamera video digital yang difungsikan untuk memantau dan mengirimkan sinyal
video pada suatu ruang yang kemudian sinyal itu akan diteruskan ke sebuah layar
monitor. Fungsi kamera CCTV adalah untuk memantau keadaan dalam suatu tempat,
yang biasanya berkaitan dengan keamanan atau tindak kejahatan, jadi apabila terjadi hal-
hal kriminal akan dapat terekam kamera yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan
bukti.
Biasanya kamera CCTV dipasang pada tempat-tempat umum seperti bank,
bandara, hotel, tempat atm, dll. Pada saat-saat tertentu kamera CCTV akan sangat
berguna sebagai barang bukti, seperti ketika terjadi bencana besar atau peristiwa-
peristiwa penting yang tidak sempat dipantau oleh manusia.
3
2.1.1 Perangkat CCTV
1. BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang
pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung
dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke
monitor CCTV.
Konstance BNC
2. Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk
mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapa
tipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11.
gambar kabel coaxial
4
Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang
direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel dibawah
Gambar Penampang kabel Coaxial
3. Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk
memasang konektor BNC pada kabel coaxial.
5
Gambar Tang Crimping
4. Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke
adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yang
digunakan adalah NYA (2×1,5mm) maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel
power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high impact conduit.
5. Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan
kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12
Volt DC. Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun
24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.
6
6. Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed
Dome, kamera IP, kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/zoom). Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran anda. Jika anda membutuhkan
sebuah kamera yang perlu diperhatikan adalah mempelajari spesifikasi kamera
CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format
lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2″,
1/3″dan 1/4″), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang
berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya, Varifocal lens yang
berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang kamera dan bisa diatur secara
manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.
Jenis Kamera CCTV
7
7. DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil
rekaman video yang telah terpantau oleh kamera CCTV. Besar kecilnya
kapasitas penyimpanan hasil rekaman tergantung pada harddisk yang
terpasang (pada umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang diupgrade
hingga 1 Terabyte). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF,
MPEG-4 dan avi. Dan biasanya input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel
kamera.
Gambar DVR
8. Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang
menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhan gambar
dari kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-
kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda (satu
tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3 dan matrik 4×4).
8
Gambar Monitor CCTV
Setelah anda mengetahui peralatan atau material yang telah disebutkan, di bawah ini merupakan
gambaran sistemnya.
Gambar Sistem CCTV
Kabel ini terdiri dari 3 jalur, yaitu: Kuning=Video, Putih=Audio, dan Merah=Adaptor.
Konektor Adaptor berbeda dari Konektor Video maupun Audio, jadi akan terhindar dari
kesalahan pasang.
Jika pada camera dilengkapi output audio, pemasangan kabel cctv akan seperti ini:
9
Pada camera kebetulan menggunakan konektor RCA dan tidak memerlukan tambahan
konektor, namun pada Equipment harus ada tambahan berupa konektor BNC-RCA, dikarenakan
Equipment menggunakan konektor BNC pada input/Output Video.
Dan jika pada camera tidak dilengkapi output audio, pemasangan kabel cctv akan seperti
ini: Pada camera & Equipment harus ada tambahan berupa konektor BNC-RCA, dikarenakan
Equipment & beberapa Type camera (umumnya CCD camera) menggunakan konektor BNC
pada input/Output Video. Konektor Putih (audio) tidak dipakai dan dibiarkan saja, usahakan
jangan digunting atau dipotong, walaupun tidak dipakai, paling tidak dapat menjadi cadangan
jika sewaktu-waktu konektor Kuning (video) bermasalah.
CCTV sekarang seringkali kita jumpai di setiap area publik seperti misalnya mall,
kampus, perkantoran, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Manfaat dari CCTV sendiri akan terasa
berguna sebagai alat bantu keamanan, dimana setiap kegiatan yang terjadi bisa kita pantau secara
live kapan dan dari mana saja, bisa juga kita manfaatkan untuk merekam kejadian sebagai barang
bukti dikemudian hari. Mungkin saja anda adalah pemilik usaha yang seringkali kehilangan,
contohnya mungkin kehilangan sepeda motor, atau rumah kemalingan tapi anda tidak
mempunyai bukti. CCTV dalam hal ini bisa sangat membantu anda. Sayangnya harga dan
instalasi CCTV umum-nya untuk produk yang *asli* harganya tergolong cukup mahal untuk
sebuah service seperti itu. Rata-rata umumnya biaya instalasi CCTV mencapai ber-juta-juta
Rupiah.
2.1.2 Jenis Kamera CCTV
Kamera CCTV, seperti yang kita telah ketahui merupakan alat yang
digunakan untuk memonitoring. Untuk dapat mengetahui kamera CCTV yang
10
sesuai dengan kebutuhan anda, di artikel kali ini kami akan membahas mengenai
jenis-jenis kamera CCTV yang ada.
1. Dome Camera
Sesuai dengan namanya - Dome Camera - kamera ini berbentuk seperti
kubah. Designnya yang simple menjadikannya jenis kamera yang paling popular
dan sering digunakan dalam pemasangan CCTV, karena kamera ini relatif sangat
mudah untuk dipasang. Posisi mata kamera yang tidak terlihat karena tehalang
oleh lapisan dome, membuat orang tidak dapat mengetahui arah mana yang
sedang disorot oleh kamera tersebut. Kamera jenis ini cocok digunakan untuk
pemasangan di dalam ruang, baik di dalam rumah ataupun di ruang kantor.
2. Standard Box Camera
Berbentuk seperti kotak, kamera ini sering digunakan untuk pemasangan
baik indoor maupun outdoor. Jenis kamera ini bisa juga digunakan untuk
11
kebutuhan surveillance jarak jauh. Apabila pemasangan di outdoor dengan posisi
yang bisa di jangkau oleh tangan, sebaiknya di tambahkan sebuah pelindung,
sehingga dapat mencegah pengrusakan terhadap kamera tersebut.
3. Vandal Proof Camera
Vandal proof camera berarti kamera tersebut anti pengrusakan. Dibuat
dengan bahan yang di rancang khusus untuk dapat melindungi kamera dari
benturan. Cocok untuk pemasangan di indoor.
4. Waterproof Camera
Kamera ini biasanya untuk pemasangan outdoor. Berbentuk bullet camera
– kamera yang bentuknya seperti peluru. Design casingnya dirancang khusus agar
dapat menahan air hujan, debu, dan temperatur yang extreme.
5. Infra Red Camera
Tingkat pencahayaan yang kurang di malam hari menyebabkan perlunya
pemasangan kamera yang menggunakan Infra Red. Semakin banyak titik infra red
di dalam kamera, maka akan semakin jelas pencitraan gambar yang ditangkap
oleh kamera.
12
6. PTZ Camera / Speed Dome Camera
Speed Dome Camera adalah kamera serba lengkap yang memiliki lensa
zoom hingga puluhan kali dan mekanisme pan tilt berupa motorservo yang
gerakannya halus. Reeiver telemetrynya sudah di tempatkan di dalam (built-in).
7. IP Camera
Kamera yang mengirimkan discrete streaming video melalui kabel UTP.
Umumnya dilengkapi dengan IP Address. Dengan adanya IP Camera, kita dapat
langsung mengakses hasil rekaman melalui jaringan LAN/WAN tanpa harus
menggunakan tambahan converter.
13
8. Covert Camera / Hidden Camera
Sesuai dengan namanya, kamera ini merupakan kamera CCTV yang
dimaksudkan untuk penggunaan yang tersembunyi, agar orang-orang tidak
mengetahui keberadaan kamera tersebut. Bentuknya bermacam-macam, ada yang
seperti smoke detector, jam dinding, lampu, bahkan pemancar air.
14
2.1.3 CARA PEMASANGAN CCTV STANDART
Berikut point-point yang perlu diperhatikan:
1. Pengaturan Letak
Pilih daerah yang hendak diawasi CCTV, gunakan camera yang sesuai dengan
kebutuhan anda.
Potong cable sesuai dengan jarak yang dibutuhkan.
2. Pemasangan konektor RCA
Connector BNC dan RCA ini memiliki fungsi yang berbeda, untuk BNC
digunakan untuk mengkoneksika camera dengan DVR, sedangkan RCA biasa
digunakan untuk mengkoneksikan DVR dengan Video-IN pada TV.
Berikut adalah gambar cara pemasangan connector BNC pada cable CCTV:
Untuk RCA, gunakan BNC to RCA converter, tinggal dipasangkan pada kepala
BNC.
15
3. Pemasangan Kamera
Pasang body camera pada titik yang sudah ditentukan, sebelum benar-benar
dipatenkan letaknya sebaiknya ditest terlebih dahulu daerah tampilan cameranya
menggunakan TV dan kabel RCA dari camera langsung ke TV.
Camera memiliki 2-3 jenis kabel input yaitu: BNC Video, Adaptor, Audio
Contoh kabel camera dengan input BNC dan Adaptor.power in.
4. Pemasangan DVR
Buka tutup body DVR pasangkan HARDDISK sesuai dengan tempatnya, berikut
gambar pemasangan HARDDISK SATA:
16
Setelah terpasang dengan baik, tutup kembali dan jalankan DVR. Untuk settingan
DVR bisa membaca langsung pada buku panduan DVR. Setting Recording harap
diperhatikan agar rekaman dapat berjalan dengan baik.
Untuk setting isnternet dan handphone, silahkan memperhatikan pada bagian
setting Networking secara detail.
2.1.4 Penerapan pada High Rise Building
CCTV pada high rise building biasanya dipasang pada tiap sudut pada sebuah
ruangan dan koridor pada bangunan tersebut terutama ruangan ruangan yang bersifat
service dan memuat barang barang penting . Tetapi biasanya CCTV tidak terpasang pada
ruangan ruangan berjenis private seperti misalnya ruang tidur pada hotel,kamar mandi .
2.2 Visitor Management System
Visitor Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk
melakukan management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada high
rise building, perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang berfungsi untuk
17
mengurangi resiko yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur kriminal, terorisme, dan
tindakan yang bersifat negatif lainya.
Visitor Management System merupakan salah satu cara untuk mencegah sesuatu
yang tidak diinginkan, yang ditempatkan pada porsi membantu system keamanan dan
pengamanan sebuah instansi yang sudah ada sebelumnya, tetapi tidak untuk
menggantikan yang sudah ada.
Bentuk Visitor Management System ini, sangat fleksibel untuk disesuaikan
dengan situasi dan kondisi dengan instansi anda, mulai dengan hanya system tunggal
mandiri, sampai dengan system yang amat luas dan diintegrasikan dengan kemajuan
teknologi saat ini, baik berupa internet atau intranet, face recognition, biometrics, dan lain
sebagainya.
2.2.1 Jenis Jenis Visitor Management System
2.2.1.1 Pen and paper visitor management system
Pen and paper visitor management system mencatat informasi dasar tentang
pengunjung ke bangunan publik atau situs dalam logbook. Informasi khas ditemukan
dalam entri berisi nama pengunjung, alasan kunjungan, tanggal dan check-in dan check-
out para pengunjung bangunan .
Penggunaan Pen and Paper Visitor management system sangat sering digunakan
pada bangunan bangunan high rise maupun bangunan public lainnya . Biasanya terletak
pada sebuah lobby ataupun lantai paling dasar dalam sebuah bangunan.Selain itu System
ini sering digunakan karena biaya operasional serta pembelian keperluan untuk system ini
sangat murah dan tidak memerlukan pelatihan khusus dalam penggunaannya .
Adapun juga kelemahan pada system ini yaitu prosedurnya yang lama karena
segala pengecekan informasi pengunjung ddilakukan secara manual.
2.2.1.2 Computer visitor management system
Computer visitor management system menggunakan jaringan komputer untuk
memonitor dan mencatat informasi pengunjung. Sebagai kekuatan pemrosesan komputer,
video digital dan mengumpulkan teknologi informasi telah membaik, sistem manajemen
18
pengunjung elektronik telah menambahkan foto ID kemampuan, mencari database, akses
pintu otomatis dan fungsi lainnya.
System ini meningkatkan sebagian besar poin negatif dari pen and paper system .
ID pengunjung dapat diperiksa terhadap database nasional dan lokal, serta in-house
database untuk masalah keamanan potensial.
Kelemahan dari system ini adalah biaya yang diperlukan cukup mahal
serta penggunaan perangkat dan software dari system ini cukup memerlukan
waktu yang lama untuk menguasainya
2.2.2 Penerapan pada High Rise Building
Visitor management system baik computer maupun pen and paper pada high rise
building biasanya terletak di lantai paling dasar / ground floor dari bangunan
tersebut.Biasanya terletak pada lobby dimana pada lobby lah akses yang paling awal
yang dilewati oleh para pengunjung dari bangunan tersebut .
2.3 Access Control
Sebuah sistem keamanan Access Control memungkinkan pemilik bangunan dan property
untuk melakukan lebih dari sekedar mengontrol masuk ke daerah yang diproteksi. Sistem ini
juga dapat membuat catatan history atau informasi secara elektronik mengenai siapa saja yang
masuk ke dalam ruangan yang sudah diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut
19
membantu pemilik usaha mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke ruangan pada waktu-waktu
tertentu.
2.3.1 Jenis Jenis Access Control
2.3.1.1 Metode Verifikasi menggunakan Mesin Kartu Strip Magnetic
Untuk jenis kartu ini memuat strip magnetic yang berisi informasi
mengenai informasi pemegang kartu. Untuk setiap pengguna kartu jenis ini
diberikan ID unik dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Contoh
jenis kartu ini mungkin adalah jenis kartu akses menuju kamar tidur pada sebuah
hotel. Saat ini penggunaan jenis kartu serta mesin tersebut pada sistem Access
Control sudah jarang ditemui, dikarenakan untuk verifikasi kartu ini harus digesek
pada bagian mesin, sedangkan teknologi pada saat ini sudah tergantikan dengan
metode swipe / tempel kartu dengan menggunakan Proximity Card / Smart Card
(Contoh Mesin yang menggunakan Strip Magnetic Card . Sumber Google.com)
2.3.1.2 Metode Verifikasi menggunakan Mesin Scanner Biometric
Jenis sistem ini mengharuskan pengguna / user untuk memasukan
informasi menggunakan aspek biologis yang melekat pada pengguna/ user.
Contoh dari jenis ini yang umum dan banyak digunakan adalah mesin Access
Control yang menggunakan verifikasi menggunakan Sidik Jari / Fingerprint dan
20
juga deteksi Wajah / Face ID. Selain itu ada juga mesin yang menggunakan
verifikasi yang lain seperti retina mata ataupun suara. Hanya saja untuk tipe mesin
ini masih membutuhkan investasi yang cukup tinggi baik dari segi biaya dan
pengadaannya.
(Contoh Scanner Biometric Fingerprint ,Sumber : Google.com)
2.3.1.3 Metode Verifikasi menggunakan Mesin Kartu Proximity / Smart card
Pada sistem ini biasanya user dapat memasukkan kode tertentu pada
keypad / reader untuk masuk ke ruangan ataupun wilayah yang diproteksi.
Keypad / Reader Elektronik ini tidak mudah untuk diutak-atik, karena untuk
memprogram sebuah kartu ke dalam sistem biasanya ada kode tertentu yang unik
dan berbeda antara mesin keypad yang satu dengan mesin keypad yang lainnya.
Akan tetapi perlu pengubahan kode akses secara periodik dari kode akses aslinya
(standar pabrik), untuk mencegah kebocoran informasi kode akses dari pihak-
pihak yang tidak berwenang dan berkepentingan. Berbeda dengan mesin yang
menggunakan strip magnetic, informasi user terkandung di dalam sebuah
microchip, sehingga cendrung lebih aman terhadap kerusakan akibat berdekatan
dengan benda-benda yang memiliki sifat magnetik. Selain itu penggunaan jenis
kartu ini hanya cukup mudah, hanya ditempelkan saja di depan keypad / reader,
tidak perlu digesek seperti halnya mesin yang menggunakan kartu magnetic.
21
(Contoh mesin yang menggunakan Smart Card.Sumber : Google.com )
2.3.2 Prinsip Kerja Accses Control
Sebuah sistem keamanan Access Control memiliki beberapa komponen
utama. Pusat kontrol yang terkomputerisasi dan berisi catatan untuk setiap orang
yang memiliki hak akses ke dalam bangunan atau bagian-bagian yang terdapat di
dalam ruangan. Pusat kendali berhubungan dengan entry point di seluruh gedung.
Poin ini dapat mencakup tidak hanya pintu, tetapi juga lift, pintu putar, gerbang
parkir dan sistem akses lainnya. Tidak ada batasan yang tetap untuk jumlah titik
yang dapat dipantau dengan cara ini.
Sistem Akses pada titik masuk yang sudah dilengkapi dengan scanner
elektronik berfungsi untuk memverifikasi informasi yang dimasukkan oleh
pengguna / user. Ketika Informasi dimasukkan ke dalam scanner (baik dengan
menggesekkan / menempelkan kartu akses atau memasukkan informasi biologis
seperti sidik jari, wajah, retina mata, dsb), reader kemudian mentrigger relay
informasi ke pusat kontrol. Komputer memverifikasi kredensial keamanan atau
menolak entri yang sesuai, dengan melakukan pencatatan log history pada sistem.
22
2.3.3 Manfaat Access Control
-Mengurangi biaya dalam penyewaan jasa security pada bangunan
-Membatasi area akses public,private dan service
-Dapat mencatat record akses ke dalam sebuah ruangan pada bangunan
-Melindungi daerah yang memerlukan proteksi tinggi
2.3.4 Penerapan pada High Rise Building
Pada High Rise Building Access control terpasang pada ruangan ruangan yang
bersifat privat misalnya sebuah kamar pada hotel.Kamar pada hotel saat ini ada yang
menggunakan smart card maupun menggunakan magnetic strip card yang diaplikasikan
pada sebuah gagang pintu elektrik khusus bernama hotel lock .
(Hotel Lock yang menggunakan magnetic strip card . Sumber : Google.com)
(Hotel Lock yang menggunakan smart card . Sumber : Google.com)
Untuk Biometric Snaner system sangat jarang sekali ditemukan dalam bangunan
high rise pada umumnya, kecuali bangunan dengan ruangan ruangan yang memuat benda
23
benda dan orang orang penting di dalamnya seperti misalnya pada ruang laboratorium
dan ruangan rapat para petinggi negara di luar negri.
2.4 Alarm Sytem
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan.
Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika
terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada
peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan.
Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
2.4.1 Penerapan pada High Rise Building
Alarm pada High Rise Building terpasang pada masing masing ruangan pada
bangunan , dengan tujuan agar sinyal alarm tersebut bias diketahui oleh seluruh pengguna
dan pengunjung bangunan tersebut .
2.5 Metal Detector
Sebuah metal detector adalah alat elektronik yang mendeteksi keberadaan logam di
dekatnya. Detektor logam berguna untuk menemukan inklusi logam tersembunyi dalam benda,
atau benda logam terkubur di bawah tanah. Mereka sering terdiri dari unit genggam dengan
probe sensor yang dapat menyapu tanah atau benda lainnya. Jika sensor mendekati sepotong
24
logam ini ditandai dengan nada perubahan dalam earphone, atau jarum bergerak indikator.
Biasanya perangkat memberikan beberapa indikasi jarak; semakin dekat logam, semakin tinggi
nada earphone atau lebih tinggi jarum berjalan. Jenis lain yang umum adalah stasioner "berjalan
melalui" detektor logam yang digunakan untuk pemeriksaan keamanan di titik-titik akses di
penjara, gedung pengadilan, dan bandara untuk mendeteksi senjata logam tersembunyi pada
tubuh seseorang.
2.5.1 Prinsip Kerja Metal Detector
Prinsip kerja metal detector adalah gelombang electromagnet yang membentuk
medan electromagnet pada satu atau beberapa koil. Ada beberapa buah koil yang
dimanfaatkan sebagai pemancar gelombang dan penerima gelombang, dimana pada
kondisi standart, gelombang yang diterima mempunyai standart tertentu dan ini yang
biasa disebut “balance” pada metal detector. Deskripsi tersebut bisa digambarkan seperti
dibawah.
Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi
terganggu dan standart wave analyzer akan memberitahukan bahwa ada ketidak
seimbangan gelombang. Metal detector memberitahu kita bahwa ada benda bersifat
logam yang lewat.
25
Untuk logam yang mempunyai sifat magnetic metal, medan electromagnet yang
diterima receiver akan bertambah. Sedangkan logam yang bersifat non magnetic metal,
maka medan electromagnet yang diterima receiver akan berkurang.
Ada 3 hal yang penting untuk menjadi acuan pengguna metal detector agar kita
tidak salah menilai atau menggunakan sebuah metal detector yaitu :
- Jenis metal kontaminan berdasar sifat intrinsic resistance metal. Semakin besar
intrinsic resistance dari metal maka semakin sulit terdeteksi. Karena itu standart acuan
metal kontaminasi sebuah metal detector harus ada minimal 2 jenis, yaitu metal yang
intrinsic resistance-nya paling kecil seperti Ferrous(Fe/Besi) dan metal yang intrinsic
resistance-nya paling besar seperti Stainless steel (SS) dan jenis SS yang biasa digunakan
adalah SS304 atau SS316.Ukuran sample kontaminasi metal tersebut pastinya untuk Fe
akan lebih kecil dibandingkan dengan SS. Bagaimana dengan jenis metal yang lain?
Bagaimana dengan tembaga atau aluminium atau kuningan dll? Untuk metal yang lain,
ukuran sample kontaminan tidak akan lebih besar daripada SS.
- Bentuk kontaminasi metal. Standart sample kontaminan metal pada metal
detector adalah berbentuk bola dengan diameter tertentu. Untuk kontaminan berbentuk
wire atau disc (lempengan) hal itu tergantung dari orientasi saat kontaminan tersebut
memasuki metal detector.
- Untuk metal detector yang mempunyai jenis koil melingkar diseluruh lubangnya
(coaxial type), berlaku hal berikut.
Sensitifitas untuk masing masing point sebagai berikut:
1=3=7=9 > 2=8=4=6 > 5
Point yang paling tidak sensitive adalah point 5.
26
Detektor logam pertama kalinya dikembangkan pada tahun 1960 dan digunakan
secara luas untuk prospeksi dan aplikasi industri lainnya . Penggunaan untuk mendeteksi
ranjau darat ,mendeteksi senjata seperti pisau dan senjata , prospeksi geofisika ,
arkeologi dan berburu harta karun . Detektor logam juga digunakan untuk industri
konstruksi untuk mendeteksi baja tulangan beton dan pipa dan kabel yang di pasang di
dinding dan lantai.
2.5.2 Jenis Jenis Metal Detector
2.5.2.1 Walk Through Metal Detector
Walk Through Metal Detector adalah alat yang dipasang di depan pintu
masuk gedung-gedung atau area penting, dimana walk through metal detector
berfungsi untuk mendeteksi setiap orang yang masuk apakah membawa barang-
barang berbahaya, khususnya barang berbahaya yang terbuat dari metal/logam,
seperti pistol, senjata tajam, bom, granat, dll.
Walkthrough Metal Detector mampu menjangkau hingga 33 zona (target
lokasi), hal ini memungkinkan alat ini dapat mendeteksi seluruh bagian dari
kepala hingga kaki, dari kiri hingga kanan dengan akurat. Sensitivitas sensor yang
tertanam pada setiap sisi dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Masing - masing
sisi gerbang dapat berfungsi sebagai transmitter dan receiver signal sehingga
dapat mendeteksi posisi metal secara tepat dan menghindari terjadinya false
27
alarm. Walthrough Metal Detector ini juga dilengkapi dengan digital filtering dan
anti-interference sehingga cocok ditempatkan pada area publik yang ramai tanpa
tergangu oleh berbagai external signal / gelombang.
Prinsip kerja walk through metal detector adalah gelombang
electromagnet yang membentuk medan electromagnet pada satu atau beberapa
koil. Ada beberapa buah koil yang dimanfaatkan sebagai pemancar gelombang
dan penerima gelombang, dimana pada kondisi standart, gelombang yang
diterima mempunyai standart tertentu dan ini yang biasa disebut “balance” pada
metal detector.
Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada
menjadi terganggu dan standart wave analyzer akan memberitahukan bahwa ada
ketidak seimbangan gelombang. Metal detector memberitahu kita bahwa ada
benda bersifat logam yang lewat.
2.5.2.2 Hand-Held Metal Detector
Hand-Held Metal Detector merupakan peralatan detector tangan yang digunakan
untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan yang terdapat pada pakaian/badan
yang terbuat dari bahan metal dan dapat membahayakan keselamatan seperti senjata api,
28
senjata tajam dan benda lain yang sejenis. Alat utamanya adalah sebuah koil (kumparan)
yang dialiri arus listrik sehingga menghasilkan medan magnet.
Prinsip kerjanya yaitu jika ada bahan logam yang terdeteksi makan nakan terjadi
perbedaan medan magnet antara logam yang satu dengan logam yang lain karena adanya
perbedaan potensial yang merupakan akibat dari adanya sumber tegangan sehingga
menyebabkan terjadinya alarm bunyi.
2.5.3 Penerapan pada High Rise Building
Metal Detector pada high rise building biasanya walk through metal detector
diletakkan pada tiap tiap main enterance pada sebuah bangunan ataupun handeld metal
detector yang dipegang oleh keamanan manusia (security) juga sama peletakannya yaitu
pada pintu masuk utama / main enterance. Untuk keamanan extra biasanya pada ruangan
bersifat private , contohnya meeting room juga terpasang salah satu dari jenis metal
detector tersebut .
BAB III
KESIMPULAN
System keamanan terhadap tindak criminal merupakan salah satu hal yang penting dalam
perancangan sebuah bangunan , baik bangunan berskala kecil seperti kantor dan rumah tinggal
maupun bangunan berskala besar seperti bangunan bangunan high rise dan bentang lebar , karena
system ini dapat mencegah dan menanggulangi tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh orang
yang tidak kita ketahui dan menimbulkan rasa aman dan nyaman terhadap seluruh pengguna
bangunan tersebut .
29
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
- http://kuncielektronik.com/blog/beberapa-alasan-tentang-pentingnya-access-control-untuk-
sistem-keamanan-bangunan-dan-property
- http://jualaccessdoor.blogspot.com/2014/05/lock-device.html
- http://en.wikipedia.org/wiki/Metal_detector
- http://aksesgedung.blogspot.com/
- http://www.anekasarana.com/tag/walkthrough-metal-detector-indonesia
- http://x-treamer.blogspot.com/2014/01/metal-detektor.html
- http://en.wikipedia.org/wiki/Visitor_management
- http://www.google.com
30