SUNDAIU WENING WARASTRI. Penggunaan Data Citra...

Post on 13-Mar-2019

220 views 0 download

Transcript of SUNDAIU WENING WARASTRI. Penggunaan Data Citra...

SUNDAIU WENING WARASTRI. Penggunaan Data Citra Penginderaan Jauh uutuk Mengetahui Sebarau Biomassa Lamun di Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Dibimbiug oleh SYAMSUL BAHRI AGUS dan NAN1 HENDIARTI.

Kondisi ekosistem padang lamun di perairan pesisir Indonesia telah mengalami kerusakan sekitar 30% - 40%. Di pesisir Pulau Jawa kondisi ekosistem padang lalnun telah mengalami gangguan yang cukup serius, diperkirakan sekitar 60% uadang la~nun telah mengalami kerusakan akibat pembuangan limbah dan krtumbuhan penduduk. Perlu dilakukan pemantauan secara rutin terhadap ekosistem lamun sehingga kelestarian dari ekosistem ini dapat tetap terjaga. Salah satu cara untuk melakukan pelnantauan adalah dengan melihat perubahan luas area vegetasi lalnun dengan teknologi penginderaan jauh.

Pengambilan sampel dan survey lapang dilakukan pada bulan Juni dan November 2008 di Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengambilan data training area sebanyak 44 titik yang terbagi menjadi 4 zona pengelompokan. Pengolahan ini terdiri dari 6 tahap yaitu pengolahan awal @re-processing) citra, penajaman citra untuk vegetasi lamun, klasifikasi supervised, analisis data lapang, analisis regresi dan analisis spasial peta tematik. Pengolahan awal terdiri dari proses pemulihan citra melalui koreksi geometrik clan penajaman citra dengan metode izistogran? adjusment. Penajaman citra untuk vegetasi lamun menggunakan formula NDVI yang digabung dengan hasil klasifikasi supervised. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk analisis regresi dalam mencari hubungan antara nilai NDVI dan nilai biomassa lamun insitu.

Lamun jenis Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata dan Thalassia hemprichii merupakan jenis lamun yang ditemukan pada pengambilan data dan Enhalus acoroides merupakan jenis lamun yang paling dominan ditemukan.

Hasil biomassa lamun insitu yang diperoleh dari 44 training area pengamatan di Gugus Pulau Pari memiliki nilai kisaran 0 gbk/m2 hingga 169,16 gbk/m2 dengan rata-rata nilai biomassa sebesar 64,76 gbk/m2.

Grafik spektral dari perairan di sekitar lamun di Gugus Pulau Pari pada citra FORMOSAT 2 akuisisi 29 Agustus 2007 menunjukkan pola dominan dari reflektansi tertinggi pada rentang panjang gelombang merah (630 - 690 nm) dan terendah pada panjang gelombang inframerah dekat (760 - 900 nm).

Citra FORMOSAT 2 dapat digunakan untuk mengetahui sebaran biomassa larnun dengan rnenggunakan rumus NDVI. Citra FORMOSAT memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan Landsat 7IETM+ dalam penentuan sebaran biomassa lamun karena FORMOSAT 2 memiliki resolusi spasial yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan dari pengolahan citra FORMOSAT 2 di Gugus Pulau Pari diketahui terjadi pengurangan luas area lamun sebesar 84.224 m2. Pengurangan tertinggi pada rentang biomassa 0 - 32 gbk/m2 sebesar 71.232 m2 dan penambahan luas area tertinggi pada rentang biomassa 62 - 91 gbk/m2 sebesar 77.248 m2.