Post on 02-Aug-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang maju dan berhasil sangat penting bagi kehidupan
manusia, karenanya tinggi derajat seseorang tergantung taraf pendidikannya, hal
ini sebagai mana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat
11 sebagai berikut:
ع� ف�� �ر� �ن� الل�ه ي ذ�ي و�ا ال�� �م� ام�ن�� �ك �ن� م�ن ذ�ي �م� و�ال�� �لع�ل وا و�ت��� ات� أ ج�� د�ر�
�م�ا و�الله� �و�ن� ب �ع�م�ل �ر� ت �ي ب خ�
Demikian juga dalam surah Az-Zumar ayat 9, Allah SWT berfirman.
�و�ى ه�ل� .... ق�ل� ت �س� �ن� ي �ذ�ي �م�و�ن� ال �ع�ل �ن� ي �ذ�ي � و�ال �م�و�ن� ال �ع�ل .....ي
Berdasarkan ayat-ayat di atas jelaslah perbedaan antara orang yang
berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan, terutama
dalam menghadapi kemajuan zaman yang penuh dengan pertentangan dan
cobaan, untuk menghadapi semua itu maka media pendidikanlah yang dianggap
salah satu media yang ampuh, selain keimanandan ketaqwaan tentunya.
Berkenaan dengan maksud di atas salah satu cara untuk mencerdaskan
bangsa, hal ini senada degan tujuan pendidikan nasional yang terutama dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
1
1
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Karakteristik kurikulum yang mencakup didalamnya penuyusunan
kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum seperti pembagian
tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan program atau rencana pengajaran
tahunan, persiapan harian dan mingguan, dan sebagainya memerlukan
manajemen yang terorganisir.
Guru adalah pendidikan profesional dan ilmuan dengan tugas utama
mentranformasika, mengembanmgakn, dan menyeberluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengambdian kepada
masyarakat.
Dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat 1 tersebut di atas jelaslah terlihat adanya pemikiran yang dapat
mengembangkan suatu iklim belajar mengajar dimana iklim itu dapat
menumbuhkan kondisi yang bersikap dan berprilaku terampil.
Pengembangan sporadis di beberapa pesantren utama telah mengambil
bentuk kegiatan pokok, Pertama, pengembangan yang mengambil bentuk
berdirinya beberapa sekolah non-agama (seperti SMP dan SMA) disamping
sekolah-sekolah agama tradisional yang telah ada di pesantren. Bentuk yang
kedua adalah kegiatan pokok berupa penyempurnaan kurikulum campuran
“Agama dan Umum” yang telah berada beberapa puluh tahun dan kemudian
1 Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.
2
dikembangkan dalam lembaga-lembaga kependidikan tingkat tinggi yang berupa
fakultas-fakultas agama.2
Dalam kegiatan belajar mengajar tentu hasil mengajar tentu hasil yang
ingin dicapai adalah sebuah keberhasilan. Keberhasilan dalam pembelajaran
tidak terlepas dari peran aktif seorang guru, yang menyumbangkan kemampuan
dan ilmunya dalam mencerdaskan anak didik, karena guru merupakan faktor
penting dalam keberhasilan pendidikan sesuai yang diterangkan dalam Undang-
Undang tentang Sistem Pendidikan nasional bahwa: ”Pendidikan merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbing dan
pelatihan”.3
Adapun karakteristik yang ada di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid
Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar pembelajaran dengan
menggunakan kitab kuning dan buku paket umum. Dalam pelaksanaan
pembelajaran guru membaca kitab dan menterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia dan menjelaskan, sedangkan siswa mendengarkan dan menyimak
serta mencatat apa yang telah dijelaskan oleh guru.
Dalam upaya ini guru sangat menentukan sejauh mana kurikulum itu
akan berhasil pelaksanaannya di sekolah. Karena itu dapat dilihat bahwa
perwujudan kurikulum di sekolah dapat dikaitkan sebagai kurikulum tidak resmi.
Maka dapat dipahami bahwa membina kurikulum bukan pekerjaan yang
mudah, semua yang terkait dengan pembinaan terhadap diri siswa harus
2 Abdurrahman Wahid. Bunga Rampai Pesantren, (CV. Dharma Bhakti, 1989), h.158-159.
3 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjend Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), h. 51.
3
dipikirkan matang-matang agar hasil ang diperoleh dapat bermanfaat dalam
kehidupan anak didik.4
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang karakteristik
kurikulum pesantren, dengan judul Karakteristik Pengajaran Agama Islam
Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.
B. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalah pahaman dan untuk memudahkan dalam
memahami maksud dari judul diatas. Berikut ini dijelaskan beberapa istilah
yang terdapat dalam judul diatas, yakni :
1. Karakteristik
Karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai sifat khas sesuai
dengan perwatakan tertentu.5 Jadi yang dimakusud dengan krakteritis
disini adalah ciri-ciri khusus pengajaran agama Islam Kurikulum
Pesantren, seperti menggunakan kitab kuning, kurikulum lebih banyak
pendidikan agama, siswa dituntut untuk melaksanakan ibadah.
2. Pengajaran
Pengajaran berasal dari kata ajar yang berarti nasehat, cara-cara
atau petunjuk yang disampaikan kepada orang agar diketahui atau
dituruti.6 Jadi yang dimaksud dengan Pengajaran adalah proses belajar
mengajar untuk menyampaikan materi kepada siswa.
4 Ahmad, dkk, Pegembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke.11, h. 161-162.
5 Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), h.327.6 Santoso, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: CV.Pustaka Agung, tth), h.21
4
3. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pedidikan.7
4. Pesantren
Pesantren adalah asrama tempat para santri memperdalam ilmu/
mengaji.8
5. Guru
Guru adalah orang yang kerjanya mengajar, perguruan, sekolah,
gedung tempat belajar, perguruan tinggi , universitas.9 Guru adalah
pendidik profesioal dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.10
6. Madrasah
Madarasah adalah sekolah atau perguruan berdasarkan agama
Islam.11
Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah ciri khusus
kurikulum Pondok Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar
C. Rumusan Masalah
7 Aditya Nagara, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998), h.358
8 Ibid. h.446.9 Dese Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), h. 161.10 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosesn, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2008)., h..311 Ibid. h.380.
5
Beranjak dari latar belakang masalah dan penegasan judul diatas maka
penulis dapat merumuskan permaslahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di
Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul
Kabupaten Banjar?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran
Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid
Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan pendidikan yang akan
dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam
Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik
Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah
Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.
E. Signifikansi Penelitian
Hasil dari penelitian ini berguna :
1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi usaha meningkatkan karakteritik
kurikulum pesantren di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.
6
2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis, khususnya
dalam masalah yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
3. Sebagai bahan bacaan dan memperkaya khazanah perpustakaan STAI
Darussalam Martapura.
4. Sebagai bahan study dan perbandiangan untuk penelitian lebih lanjut.
F. Alasan Memilih Judul
Ada beberapa alasan yang melatar belakangi penulisan untuk menulis
judul diatas:
1. Pelaksanan karakterisik kurikulum pesantren pada Di Madrasah
Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar
di perlukan, karena Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar menggunakan pesantren.
2. Karakteritik kurikulum pesantren adalah cara yang efektif digunakan pada
Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul
Kabupaten Banjar yang menggabungkan antara kurikulum umum dengan
kurikulum pesantren.
3. sistem karakteritik kurikulum pesantren adalah strategi meningkatkan belajar
mengajar di sekolah, maka terlaksana atau tidaknya sistem ini sangat
tergantung pada pihak guru sebagai orang yang memegang kendali dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
G. Sistematika Penulisan
7
Dalam penulisan skripsi ini, penulis bagi kedalam lima bab
pembahasan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang, penegasan judul,
perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian,
signifikasi penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Tinjauan teoritis berisi tentang Pengertian Pondok Pesantren,
Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren, Kurikulum
Pesantren Sebagai Kebutuhan Maysarakat
BAB III Metode penelitian, yang terdiri dari populasi dan sampel
penelitian, sumber data, teknik pengolahan data dan analisa
data.
BAB IV Laporan hasil penelitian, mencakup gambaran umum
lokasi penelitian penyajian data, dan analisis data.
BAB V Penutup, mencakup tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
8
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pengajaran
Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar
mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di
dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam ciri setiap
pribadi anak didik.
Pengajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan.
Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang
megajar dan anak yangbelajar. Perpaduan dari kedua unsur manusia ini lah
terjadi interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.
Di sana semua komponen tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum
pegajaran dilaksanakan.12
Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaliknya dilakukan untuk
menciptakan kondisi belajar megajar yang dapat mengantarkan anak didik ke
tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar
yang menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih
banyak mendatangkan kegiatan pengajaran yang kurang harmonis. Anak
didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi
ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.
B. Macam-macam Komponen Pengajaran
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan pengajaran megandung
12 Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Banjarmasin: Rineka Cipta, 1995), h.37.
9
9
sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegaitan
belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.
1. Tujuan
Tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa
tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian
dalam menentukan kearah mana kegiatan pengajaran itu akan dibawa.
Tujuan dalam pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai
normative. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai
yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan
mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan
sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.13
Ny. Dr. Roestiyah. N.K mengatakan bahwa suatu tujuan
pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance)
murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan
pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu
hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekdar suatu
proses dari pengajaran itu sendiri.14
2. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar
tidak akan berjalan. Karena itu guru yang akan megajar pasti memiliki
dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak
13 Ibid. h.4214 Ibid. H.42-43.
10
didik.15
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar megajar adalah initi kegiatan dalam pendidikan.
Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan
melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan
menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. 16
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru
tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu
pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli
psikologis dan pendidikan.17
5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesutu yang dapat
digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi,
yaitu alat sebagai perlengkap, alat sebagai pembantu mempermudah
usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.18
6. Sumber Pelajaran 15 Ibid. h.43.16 Ibid. h.4417 Ibid. h.46.18 Abu Ahmad dan Widodo Supriyono, Psikologi Beljaar, (jakarta: Rinek Cipta, 1991),
h.47.
11
Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah
sebagai sesuatu yang dapat diperguanakan sebagai tempat di mana bahan
pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan
demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah
ilmu pengertahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab
pada hakikatnyabelajar adalah untuk mendpaatkan hal-hal baru
(perubahan).19
7. Evaluasi
Roestiyah N.K mengatakan bahwa evaluasi kegiatan
mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang
bersagkutan degan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan
hasil eblajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar.20
C. Karakteritik Pengajaran
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pengajaran tidak terlepas
dari karakteristik tetrentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut:
1. Pengajaran memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam
suatu perkembangan tertentu.
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai degan suatu penggarapan materi yang
khusus.
19 Syaiful Bahri Djamrah, op.cit, h.48.20 Ibid, h.50.
12
4. Ditandai dalam aktivitas anak didik
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing
6. Dalam kegiatan belajar megajarmembutuhkan disiplin
7. Ada batas waktu
8. Evaluasi, dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian penting
yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksananakn kegaitan
pengajaran.21
D Pengertian Pondok Pesantren
Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi
yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling mempengaruhi.
Sebagian besar pesantren berkembang dari adanya dukungan masyarakat,
dan secara sederhana muncul atau berdirinya pesantren merupakan inisiatif
masyarakat baik secara individual maupun kolektif. Begitu pula sebaliknya
perubahan sosial dalam masyarakat merupakan dinamika kegiatan pondok
pesantren dalam pendidikan dan kemasyarakatan.
Berdasarkan kondisi pesantren yang sedemikian rupa, maka konsep
pesantren menjadi cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik dan
melakukan perubahan sosial terhadap masyarakat. Dampak yang jelas adalah
terjadi adalah terjadi perubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Dengan demikian pondok pesantren berubah
tampil sebagai lembaga pendidikan yang bergerak dibidang pendidikan dan
sosial. Bahkan lebih jauh dari itu pesantren menjadi konsep pendidikan
21 Ibid.h.39-41.
13
sosial dalam masyarakat Muslim baik di desa maupun di kota.22
Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
tertua di Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran
slam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Sejarah perkembangan pondok pesantren menunjukan bahwa lembaga ini
tetap eksis dan konsisten menunaikan fungsinya sebagai pengajaran ilmu-
ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) sehingga dari pesantren lahir para kader
ulama, guru agama, mubaligh yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Pondok adalah rumah untuk sementara waktu; untuk merendahkan
diri; Madrasah atau asrama (tempat mengaji, belajar agama Islam dsb).
Pondok berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti hotel, asrama, rumah,
dan tempat tinggal sederhana. Setiap pesantren pada umumnya memiliki
pondokan. Pondok dalam pesantren pada dasarnya merupakan dua kata yang
sering penyebutannya tidak dipisahkan menjadi "Pondok Pesantren", yang
berarti keberadaan pondok dalam pesantren merupakan wadah
penggemblengan, pembinaan dan pendidikan serta pengajaran ilmu
pengetahuan.23
Pengertian Pondok Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan
pe- dan akhiran -an berarti tempat tinggal santri.
Pesantren adalah lembaga pendidikan yang bercirikan adanya kyai,
pondokan dan santri yang mukmin.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia "pesantren adalah sebagai
22 M. Bahri Ghazali, MA, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002), hal. 13
23 Ibid. h.19.
14
asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji".
Drs. H. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. Dilihat dari katanya pesantren
berasal dari kata "santri" mendapatkan awalan pe dan akhiran an, yang
berarti tempat untuk tempat tinggal. Sedangkan kata pondok dalam bahasa
Indonesia berarti kamar dengan bangunan yang sederhana. Pondok dalam
bahasa Arab bisa berarti funduq yang berarti kamar tidur atau tempat untuk
tempat tinggal yang terbuat dari bambu.
Santri adalah model manusia yang terbaik dalam umat Rasulullah
SAW, sebagaimana yang disyariatkan dalam sebuah Hadits: "Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan yang mengajarkan nya.
Menurut Nurcholish Madjid ada dua pendapat berkaitan dengan
istilah pesantren. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa "santri"
berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sanskerta yang artinya
melek huruf, kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri
sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa dari kata cantrik, berarti seseorang
yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap.24
Melihat pengertian di atas penulis mengartikan pesantren sebagai
tempat pendidikan Islam baik formal ataupun non-formal, sebagaimana
tempat untuk beribadah dan mencari ilmu kepada guru atau kyai yang
dijadikan sebagai figur dan moral force bagi seluruh penghuni pondok dan
juga kepada masyarakat di sekelilingnya.
E. Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren
24 Anonim, “Apa Itu ondok Pesantren” http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01
15
Setiap bangunan yang kokoh dan kuat haruslah mempunyai dasar
pijakan yang kokoh dan kuat pula, agar bangunan tersebut dapat berdiri
tegak. Demikian pula suatu usaha, kegiatan dan tindakan sadar dan disengaja
harus mempunyai dasar sebagai tempat berpijak yang kokoh. Oleh sebab itu
pendidikan Islam sebagai pendidikan yang berusaha membentuk manusia-
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau
lebih jauh lagi menciptakan "insanul kamil", tentunya harus mempunyai
landasan yang kokoh pula, agar semua kegiatan yang tercakup dalam
dimensi pendidikan Islam selalu terjalin dan tetap tegak di dunia ini.
Pesantren memiliki tujuan yang secara esensial, adalah tujuan
pendidikan Islam itu sendiri, yaitu mewujudkan manusia-manusia yang
mampu merealisasikan 'ubudiyah kepada Allah dalam kehidupan pribadi dan
bermasyarakat serta agar menjadi manusia yang mampu menjalankan fungsi
dan perannya sebagai kholifah dimuka bumi. Tujuan pendidikan pesantren
tersebut dapat diperinci dalam sasaran umum dan khusus. Secara umum
tujuan pendidikan di pesantren adalah :
1. Pembentukan kepribadian Muslim
2. Mencetak da'i yang handal
Adapun sasaran khususnya adalah membentuk santri yang memiliki
karakteristik:
1. Bersih aqidahnya (salimu al-Aqidah)
2. Shohih ibadahnya (Shohu al-Ibadah)
3. Kokoh kepribadian / akhlaqnya (Matinu al-Khuluq)
4. Kuat fisiknya (Qowiyu al-Jism)
16
5. Tajam / terdidik pemikirannya (Mutsaqol fikr)
6. Efisien mengatur waktunya (Haris 'Ala Waqtihi)
7. Mampu berusaha dan mandiri (Qodir 'Ala al-Kasb)
8. Bermanfaat bagi sesama (Nafi' Li Ghoirih).
Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan
kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka
bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada
Tuhan.25
Dengan sasaran seperti yang tercantum yang di atas, di harapkan
setelah menyelesaikan tugas belajarnya di pesantren, santri memiliki sifat
Tafaqqohu fi al-Dien yakni memiliki pemahaman aqidah yang benar dan
menyeluruh sehingga mampu menjadi lambang kekuatan dan mampu
mereformasikan diri dan lingkungannya melalui gerakan da'wah yang
terorganisasi menuju ke pembaharuan Islam yang memiliki target:
1. Membentuk kepemimpinan Islam
2. Membentuk opini publik yang Islami
3. Mempersiapkan iklim yang kondusif di dunia Islam agar da'wah subur
Tujuan dan sasaran pendidikan Pesantren tersebut dapat
direalisasikan sesuai dengan orientasi pendidikan di Pesantren. Pesantren
adalah lembaga strategis bagi kaderisasi Sumber Daya Manusia (SDM).
Dengan kata lain merupakan suatu lembaga untuk mewujudkan manusia
yang solih menurut pandangan Islam dengan dua bentuk spesialisasi ulama
dalam bidang syari'at dan ulama dalam bidang ilmu kauniyah.
25 Zamakhsari Dhofier. Tradisi Pesantren Studi tentang pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1984), hal. 21
17
Karakteristik kurikulum dalam pesantren yang terfokus pada ilmu
agama seperti di atas, tidak lepas dari tujuan pondok pesantren itu sendiri.
Adapun tujuan pondok pesantren dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut.
Tujuan umum pesantren adalah membimbing anak didik untuk
menjadi manusia yang berkepribadian Islami yang dengan ilmu agamanya ia
sanggup menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu
dan amalnya.
Tujuan khusus pesentren adalah mempersiapkan para santri untuk
menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang
bersangkutan, serta mengamalkannya dalam masyarakat. Dewasa ini,
kalangan pesantren (termasuk pesantren salaf) mulai menerapkan sistem
Madrasah. Kelas-kelas dibentuk secara berjenjang dengan tetap memakai
kurikulum dan materi pelajaran dari kitab-kitab kuning, dilengkapi pelatihan
ketrampilan seperti menjahit, mengetik, dan bertukang. Sistem ini
kurikulumnya masih sangat umum tidak secara jelas dan terperinci. Tetapi,
yang jelas semua pelajaran tersebut telah mencakup segala aspek kebutuhan
santri dalam sehari semalam.20 Kurikulum yang berkaitan dengan materi
pengajian berkisar pada ilmu-ilmu agama dengan segala bidangnya seperti
disebut sebelumnya. Kendati demikian, tidak berarti ilmu-ilmu keislaman
yang diajarkan di pesantren-pesantren sama dan seragam. Pada umumnya,
setiap pesantren mempunyai penekanan atau ciri tersendiri dalam hal-hal
ilmu yang diberikan. Oleh karena itu, sulit bahkan mustahil menyamaratakan
sistem dan kurikulum pesantren seperti yang pernah diusulkan.26
26 Anonim, op.cit.
18
F. Kurikulum Pesantren Sebagai Kebutuhan Maysarakat
Kurikulum sebagai bagian dari kebutuhan pendidikan masyarakat
merupakan rancangan pendidikan yang diarahkan untuk keberhasilan belajar
mengajar guru dan peserta didik, sehingga keberadaan kurikulum dapat
mempengaruhi tujuan sosial budaya yang sedang dibangun dalam
lingkungan masyarakat. Masyarakat juga mampu mengevaluasi jalannya
pendidikan yang berkembang dalam sebuah lembaga pendidikan seperti
madrasah, sekolah atau pesantren.
Realitas pendidikan yang telah ada mengacu kepada pendidikan
Islam sebagai sumber munculnya pengetahuan (wawasan), sehingga
pendidikan Islam mampu mengangkat citra moral dan membangkitkan
semangat juang masyarakat dari pra-kemerdekaan sampai pasca-
kemerdekaan. Abad terdahulu muncul sebuah pesantren sebagai lembaga
pendidikan tertua di Indonesia yang membina dan mengembangkan ajaran
agama Islam. Hal ini dapat kita lihat pada lulusan dari pesantren yang
banyak berkecimpung dalam masyarakat sebagai abdi-abdi agama, banyak
mereka menjadi Kyai/ Ulama, intelektual muslim, asatidz, ilmuwan dan
sebagainya.
Meskipun pada Konggres Pesantren pada th. 1970 di Solo telah
terungkap daftar panjang keluhan yang semuanya berhubungan dengan
kurangnya penilaian terhadap pesantren, bahwa pesantren tidak lain hanya
merupakan penampungan dari anak-anak yang gagal dalam melanjutkan
pendidikan di sekolah umum, sehingga terkesan terpaksa memasuki
19
pendidikan di pesantren. Masyarakatpun jarang memasukkan anak-anaknya
kepesantren dengan tulus ikhlas supaya dapat dibentuk menjadi masyarakat
yang taat beribadah atau untuk dididik menjadi seorang kyai/ ulama. Oleh
karena itu dunia pesantren dianggap hanya dapat memberikan konsumsi
kehidupan akherat saja
Untuk dapat menanggulangi keluhan masyarakat tersebut lalu
pesantren memberikan jalur-jalur kegiatan dalam pesantren melalui berbagai
pendidikan di bidang keagamaan, berbangsa dan bermasyarakat yang
diharapkan dapat mendidik para santri sesuai dengan kebutuhan masyarakat
lingkungan santri serta dengan cara pengembangan kurikulum pesantren
yang benar-benar diminati masyarakat. Untuk dapat membuat kurikulum
yang tepat dan serasi dengan tujuan pendidikan maka harus dimulai dari
menganalisa tujuan pendidikan itu.Tujuan pendidikan senantiasa berupaya
mengungkapkan corak diri bernilai tinggi. Tujuan umum pendidikan sering
dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang dewasa
anggota masyarakat yang mandiri dan produktif.27
Maka bagaimana masyarakat dapat diberdayakan demi kelangsungan
hidup yang bahagia, sejahtera dan selamat. Disebabkan masyarakat bersifat
dinamis sehingga akan dapat mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan
adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan demikian, segala
perubahan itu sedikit banyak mempengaruhi cara hidup dan cara berpikir
manusia.28
27 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 59
28 S. Nasution, M.A., Asas-asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm.161
20
Pendidikan Islam sangat mewarnai dunia Islam pada umumnya dalam
segala bentuk kehidupan manusia, terlebih dalam lingkungan masyarakat
tertentu, yaitu pendidikan yang terarah dan usaha sadar dalam rangka
pengembangan potensi manusia kepada nilai-nilai Islam. Demikian menurut
Mukti Ali, ”bahwa agama mempengaruhi jalannya masyarakat dan
pertumbuhan masyarakat mempengaruhi pemikiran terhadap agama”.29
Dengan demikian pendidikan Islam mengembangkan da’wah Islam
terhadap masyarakat atau kepada umat Islam. Hal ini dapat kita tinjau di
pondok pesantren Miftahussholihin Brayut. Kurikulum yang dikembangkan
oleh pesantren ini dapat menelorkan kualifikasi lulusan yang lebih unggul di
mata masyarakat. Pesantren ini telah mendapat dukungan dari masyarakat
dalam mencetak santri berkualitas terutama bagi sarana dakwah dan
peningkatan kader Da’i dan keuntungan lain yang diperoleh alumnusnya.
Dari sinilah pendidikan Islam ditanamkan oleh Pondok Pesantren
Miftahussholihin yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan spiritual
mereka. Maka dari pada itu maju mundurnya pendidikan pesantren ini
ditentukan oleh besar kecilnya animo dan motivasi dari masyarakat yang
mau berinteraksi kepadanya dengan baik.
Madrasah yang berada di Pondok Pesantren Miftahussholihin
mengelola sistem yang berlaku di sekolah-sekolah umum, tetapi
pelajarannya ditekankan kepada pelajaran agama dimana perkembangannya
menunjukkan signal yang signifikan dari tahun ke tahun, baik dari faktor
manusia maupun faktor pendidikan atau dari sarana-prasarana yang
29 Mukti Ali dalam Imam Bawani., Tradisionalisme Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya,1993, hlm. 36
21
memadai.
Pesantren-pesantren yang berkembang pada masa pra kemerdekaan
sebagian besar bersifat tradisional, artinya sistem pendidikan menggunakan
sistem sorogan dan terbatas pada materi-materi kitab-kitab klasik dan
santrinya tidak dibedakan berdasarkan kelas. Hanya ada beberapa pesantren
yang melakukan perubahan dengan sistem modern, yaitu santri-santri
dikelompokkan dalam kelas dengan materi yang bervariasi termasuk ada
tambahan materi ketrampilan.30
Keberadaan Pondok Pesantren Miftahussholihin berarti telah
memberikan sumbangan dalam pembangunan pendidikan di bidang agama.
Di samping kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan bakat
anak didik, agar keterampilan dalam segala bidang yang relevan dengan
tugas kehidupan bermasyarakat dapat berhasil bahkan mampu berdakwah
dengannya yang hasilnya lebih efektif dari pada hanya dengan berkhutbah
saja. Pendidikannya-pun tidak bersifat dikotomis, dimana mengajarkan
pengetahuan agama seperti; Tafsir, Qur’an-Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, juga
menambahkan kurikulum lembaga pendidikannya pengetahuan umum,
seperti; ilmu alam, ilmu hayat, ilmu pasti, sejarah, tata negara, ilmu bumi,
ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan sebagainya.
Khususnya pengajaran bahasa ditempuh dengan metode langsung
(Direct Method) yang diarahkan kepada penguasaan bahasa secara aktif
dengan cara memperbanyak latihan (drill), baik lisan maupun tulisan pada
hari-hari tertentu.
30 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 156
22
G. Karakteristik Pondok Pesantren
Pondok pesantren atau pesantren dalam sejarah Indonesia, khususnya
dalam bidang pendidikan Islam, memiliki peran yang amat signifikan.
Pesantren merupakan institusi pembentuk kebudayaan Islam di Indonesia.
Keberadaannya cukup mengakar di tengah masyarakat Indonesia. Selain
sebagai agen pencerahan iman bagi santri dan umat Islam di lingkungannya
masing-masing, pesantren juga berperan sebagai agen transformasi kultural
yang dapat membawa pesan-pesan solidaritas dan perdamaian.
Pengajaran alif-ba-ta-tsa yang menjadi tradisi di pesantren, misalnya,
merupakan gerbang untuk memasuki budaya yang berbeda dengan budaya
masyarakat yang ada. Lantaran itu, masyarakat Indonesia pada masa lalu
secara tidak langsung terdorong untuk menguasai bahasa Arab yang menjadi
salah satu lingua franca atau bahasa komunikasi di berbagai kota pelabuhan
Nusantara dan kawasan kerajaan-kerajaan di sepanjang pantai Samudera
Hindia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat berkiprah dan
berinteraksi dengan masyarakat dari bangsa lain. Dengan dasar alif-ba-ta-tsa
tadi interaksi ulama dan masyarakat Nusantara pada umumnya menjadi
semakin luas. Dampaknya, banyak anggota masyarakat yang melakukan
ibadah haji ke Mekah, Arab Saudi. Melalui "interaksi internasional" itu
pulalah para ulama semakin memiliki kedalaman pandangan dan pemikiran
keagamaan dalam kacamata nasional maupun dunia.
Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan
keagamaan Islam. Istilah pondok diperkirakan berasal dari bahasa Arab,
23
yaitu tunduk yang berarti rumah penginapan atau hotel. Dalam konteks
masyarakat Jawa, pemahaman tentang pesantren serupa dengan padepokan
yang di dalam lingkungannya terdapat komplek perumahan untuk tempat
tinggal para santri (murid). Perumahan itu biasanya berupa petak-petak
kamar selayaknya asrama. Pada umumnya komplek pesantren terdiri dari
rumah kiai, masjid, pondok tempat tinggal santri, dan ruangan belajar.
Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa pesantren berasal dari kata santri.
Awalan pe- dan akhiran -an pada kata pesantren bermakna "tempat tinggal
para santri". Sementara itu, istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang
berarti guru mengaji. Pengertian lain tentang istilah santri berasal dari
bahasa India, yaitu shastri yang mengacu pada orang yang tahu buku-buku
suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-
buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku ilmu dan pengetahuan. Dua
pengertian tentang pesantren dari bahasa Tamil dan India itu berasal dari
ilmuwan asing, yaitu Profesor Johns dan C.C. Berg.31
Dalam pandangan Abdurrahman Wahid, pesantren merupakan
lingkungan kehidupan yang unik secara lahiriah. Di lingkungan pesantren
biasanya berdiri beberapa buah bangunan, yaitu rumah pengasuh, surau atau
masjid, tempat belajar-mengajar atau madrasah yang berkonotasi sekolah,
dan asrama tempat tinggal santri. Istilah pengasuh di Jawa disebut kiai; di
Sunda disebut ajengan; di Madura disebut nun atau bendara yang disingkat
ra; di Aceh disebut tengku, di Sumatera Utara atau Tapanuli disebut syaikh,
di Minangkabau disebut buya, di Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan,
31 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1982), h.18.
24
Kalimantan Timur, atau Kalimantan Tengah disebut tuan guru, dan beragam
sebutan lagi di berbagai daerah di Nusantara. Sementara itu, kata santri
dipinjam dari bahasa Sansekarta dengan perubahan pengertian. Berdasar
pola kehidupannya sehari-hari yang sangat berbeda dengan pola hidup
masyarakat di luarnya, pesantren dapat dikatakan sebagai subkultur.
Misalnya, komunitas pesantren menandai waktu tidak dengan istilah pagi,
siang, sore atau malam seperti dipakai masyarakat umum, tetapi dengan
istilah berdasarkan siklus shalat lima waktu seperti subuh, dhuhur, ashar, dan
maghrib.32 Simpulnya, keunikan pesantren sebagai subkultur yang dimaksud
Abdurrahman Wahid tersebut menyangkut tata nilai, cara dan pandangan
hidup, serta hirarki kekuasaan tertentu di antara santri (murid) dan pengasuh
(kiai/guru) serta masyarakat sekitarnya. Namun, tidak berarti komunitas
pesantren terpisah atau memisahkan diri dari lingkungan masyarakat di
sekitarnya. Pesantren merupakan sumber penting bagi pendidikan humaniora
di perdesaan. Sebagaimana istana, pesantren dapat menjadi pusat kegiatan
atau kreatifitas masyarakat. Tradisi pesantren di Jawa, misalnya, yang
memiliki bentuk tersendiri merupakan sebuah subkultur dalam kebudayaan
Jawa. Pola ini tentunya tidak jauh berbeda dengan tradisi pesantren di luar
Jawa. Apalagi, usia tradisi pesantren setara dengan usia masuknya Islam ke
Indonesia. Oleh sebab itu, pesantren menjadi bagian dari mata rantai
pendidikan Islam universal. Selain dari sumber-sumber lokal, pesantren juga
mendapat pasokan ilmu dan pengetahuan dari sumber-sumber asing.33
32 Abdurrahman Wahid, 1985, "Pesantren sebagai Subkultur," (Jakarta: LP3ES, 1985), h.39-40.
33 Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Edisi Paripurna, (Yogyakarta: Tiara
25
Istilah pondok, pesantren, dan santri sendiri masih banyak
diperdebatkan oleh kalangan peneliti pesantren, tetapi polemik itu berkisar
masalah definisi dan asal-usul kata. Substansi pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam di Nusantara yang bersifat konsentrasi atau spesial tidak
menjadi keraguan.
Pesantren dengan segala kemajemukan sistem pendidikan dan
institusionalisasinya telah membuka ruang belajar yang luas bagi rakyat saat
pendidikan hanya dapat dinikmati kalangan elit. Eksistensi pesantren
terbukti dalam rentang sejarah yang cukup panjang. Sebagai lembaga
pendidikan, pesantren dapat menembus ruang-masa yang berat, yaitu zaman
penjajahan yang kejam dan zaman kemerdekaan yang penuh konflik.
Pengalaman itulah yang membentuk karakter atau ciri khas pesantren yang
tidak dimiliki lembaga pendidikan nonpesantren. Dalam sepanjang masa
perjalanannya pesantren tetap diminati dan menjadi pilihan utama bagi
generasi muda muslim. Pesantren telah membentuk citra tersendiri karena
ketahanan karakternya.
Karakteristik pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier34 dapat dilihat
dari pola umum pendidikan Islam tradisional, tradisi rihlah (perjalanan
mencari ilmu), dan sistem pengajaran. Karakter yang lain dari pesantren
yang disebut sebagai great traditions atau tradisi yang agung, seperti barokah
dan pahala-pahala. Fenomena lain dari pesantren yang menjadi khas adalah
jiwanya, yaitu ruh yang mendasari dan meresapi seluruh kegiatan yang
Wacana, 2006), h.55-56.
34 Zamakhsyari Dhofier, op. cit., hlm. 18-43.
26
dilakukan oleh segenap civitas akademika pesantren. Ruh tersebut terumus
dalam prinsip yang disebut panca jiwa35 pesantren, yaitu 1) keikhlasan; 2)
kesederhanaan; 3) persaudaraan; 4) mandiri; dan 5) merdeka atau otonom.
Selain itu, terdapat elemen-elemen yang harus dimiliki sebuah
pesantren, yaitu pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, kiai
sebagai pendiri dan pimpinan, dan tentu saja santri sebagai siswa penuntut
ilmu. Khusus istilah kiai terdapat banyak makna, antara lain 1) sebutan
untuk alim ulama atau cerdik pandai dalam agama Islam; 2) sebutan untuk
guru ilmu ghaib atau dukun; 3) sebutan untuk kepala distrik di Kalimantan
Selatan; 4) sebutan untuk benda-benda bertuah, seperti senjata, gamelan,
kereta, dan lain-lain; dan 5) sebutan untuk hewan-hewan bertuah, seperti
harimau, buaya, dan lain-lain. Dalam bahasa Jawa, istilah kiai digunakan
sebagai gelar kehormatan untuk benda-benda keramat, untuk panggilan
hormat pada orangtua umumnya, dan gelar untuk orang yang ahli agama
Islam atau pemimpin pesantren. Namun, ada pula orang yang ahli dalam
agama Islam dan memiliki amalan-amalan ibadah yang kuat serta
berpengaruh di masyarakat juga disebut kiai, meski tidak memimpin
pesantren, seperti Kiai Ali Yafie, Kiai Abdul Muchith Muzadi, Kiai Yasin
Yusuf, atau Kiai Zainuddin MZ. Menurut Hanun Asrohah,36 karakter utama
pesantren Indonesia terletak pada pembelajaran kitab kuning yang
kebanyakan merupakan karya ulama Nusantara. Kecuali pembelajaran kitab
35 Wahib Wahab, "Pendidikan Pesantren: Antara Tantangan dan Harapan (Ikhtiar Pemberdayaan Pendidikan Pesanten)," (Pasuruan: PP. Ar-Raudloh, 2006),h-
36 Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren: Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2002), h.xii.
27
kuning, keempat elemen yang terdapat di lingkungan pesantren di atas juga
terdapat di lembaga pendidikan sejenis di Timur Tengah. (Bersambung)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliatian ini adalah
lapangan (Field Research).
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitain ini adalah 5 orang guru mata pelajaran PAI
28
Madrasah Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten
Banjar.
Kemudian, yang menjadi objek penelitian ini adalah Karakteristik
Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh
Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.
C. Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data
Data yang akan digali dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu data pokok dan data penunjang:
a. Data pokok
1) Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum
Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, meliputi :
a) Tujuan Pengajaran
b) Prosedur pengajaran
c) Kegiatan belajar mengajar
d) Aktivitas anak didik
e) Bimbingan Guru dalam mengajar
f) Disiplin pengajaran
g) Batas waktu pengajaran
h) Evaluasi pengajaran
c. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik
Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah
29
29
Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten
Banjar:
1) Faktor Latar Belakang Pendidikan guru
2) Faktor Pengalaman guru
3) Faktor Sarana dan Prasarana
4) Faktor Lingkungan
b. Data penunjang
Data ini merupakan data pelengkap yaitu yang bersifat
mendukung data pokok, meliputi:
1) Gambaran umum lokasi penelitian, letak geografis, sejarah singkat
berdirinya Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar
2) Keadaan sarana dan prasarana sekolah
3) Keadaan guru, keadaan staf tata usaha dan keadaan murid
2. Sumber Data
Untuk mendapatkan data tersebut diatas penulis menggalinya
melalui sumber data sebagai berikut:
a. Responden: guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten
Banjar
b. Informan : yaitu Siswa, Kepala Sekolah, dan staf tata usaha.
c. Dokumen, berupa catatan-catatan yang memuat Karakteristik
Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah
Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten
30
Banjar
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa
teknik, yaitu:
a. Wawancara
Teknik ini menggunakan sebagai teknik pokok untuk
memperoleh data Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum
Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan
Astambul Kabupaten Banjar.
b. Observasi
Teknik ini digunakan untuk memperkuat data yang telah di
gali melalui teknik wawancara, yakni dengan mengadakan
pengamatan langsung kelokasi penelitian meliputi penelitian
pengamatan Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum
Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan
Astambul Kabupaten Banjar
c. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan
meliputi gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.
Untuk lebih ringkasnya mengenai data, sumber data dan
teknik pengumpulan data inidapat dilihat pada matriks berikut ini:
MATRIKSDATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
31
No DATA Sumber Data TPD
1. Data yanga berkenaan dengan Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.a) Tujuan Pengajaran b) Prosedur pengajaran c) Aktivitas belajar mengajar d) Aktivitas anak didik e) Bimbingan Guru dalam Mengajar f) Disiplin penganjaran g) Batas waktu pengajaran h) Evaluasi pengajaran
GuruGuruGuru
Guru, SiswaGuru
GuruGuruGuru
WawancaraWawancara, WawancaraWawancaraWawancara
WawancaraWawancaraWawancara
2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar: a. Faktor Latar Belakang
Pendidikan gurub. Faktor Pengalaman guruc. Faktor Sarana dan Prasaran
d. Faktor Lingkungan
GuruGuruGuru
Kepala Madrasah
Wawancara Wawancara Wawancara, Observasi
Wawancara, Observasi
3. Gambaran umum lokasi Kepala Sekolah Wawancara, Observasi,
DokomentasiD. Kerangka Dasar Penelitian
Dalam penelitian ini data yang digali adalah tentang Karakteristik
Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh
Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar yang disajikan
sebagai variabel terikat (dependent variable), dilambangkan dengan "Y",
sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama
Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran
Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar di jadikan variabel bebas
(endependent variable), yang di lambangkan dengan "X".
32
Hubungan antara kedua variable tersebut dapat digambarkan dalam
skema berikut ini :
SKEMA
Variabel bebas Variabel terikat(Independent Variabel) (Dependent Variabel)
X1
X2
X3
X4
Keterangan :
Y : Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di
Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul
Kabupaten Banjar.
X : Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama
Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid
Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar:
X1 : Faktor Latar Belakang Pendidikan guru
X2 : Faktor Pengalaman guru
X3 : Faktor Sarana dan Prasarana
X4 : Faktor Lingkungan
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
33
Y
a. Editing
Pada tahap ini dilakukan pengolahan kembali data yang
terkumpul baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi
untuk mengetahui apakah jawaban yang telah terisi lengkap atau
kurang dan apakah dapat di pergunakan atau tidak.
b. Interprestasi data
Dalam pengambilan kesimpulan akhir terhadap data yang telah
diperoleh.
2. Analisis data
Setelah data di sajikan diinterprestasikan, selanjutnya dilakukan
analisis data dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif,
kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode indukatif
yaitu pengambilan kesimpulan dari yang bersifat khusus kepada yang
bersifat umum.
F. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang penulis lakukan, yaitu
1. Tahap pendahuluan
a. Mengadakan penjajakan awal terhadap lokasi penelitian
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing
c. Mengajukan desain proposal skripsi
2. Tahap persiapan
a. Melakukan seminar proposal
b. Mengkonsultasikan hasil seminar dengan dosen pembimbing
c. Membuat pedoman wawancara
34
d. Mohon surat riset
3. Tahap pelaksanaan
a. Menyampaikan surat riset kepada pihak-pihak yang
bersangkutan
b. Mengadakan observasi dan wawancara dengan responden
informasi
c. mengumpulkan data
d. Mengolah data, menganalisis
4. Tahap penyusunan laporan
a. Melaksanakan penyusunan laporan hasil penelitian yang ditulis dalam
bentuk skripsi
b. Mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing.
c. Setelah skripsi di koreksi maka siap diajukan ke sidang munaqasah
skripsi
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya MTs. Syekh Khalid
Sekolah Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran berdiri atas
prakarsa Guru H. Anang Masyuni bersama guru H. Syarkawi. Madrasah
Tsanawiyah syekh Khalid terletak di Jl. Niaga RT. 01 RW. 01 Pingaran
Ilir Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Madrasah Tsanawiyah
Syekh Khalid terdiri atas dua bangunan utama. Bangunan pertama bediri
35
pada tahun 1983. Adapun latar belakang berdirinya Madrasah ini atas
swadaya masyarakat dan pemerintah pada tahun 1984 dibangun kembali
lokal baru, dengan tujuan untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan
baik umum maupun Agama pada penerus-penerus (keturunan) dimasa
yang akan datang agar berguna bagi dirinya, orang lain dan orang yang
beraa disekitarnya, masyarakat agama bangsa maupun negara dengan
nomor statistik sekolah 2126 30306031 atau 303052 89.
Adapun batasan-batasan Madrasag Tsanawiyah syekh Khalid
Pingaran adalah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan persawahan
b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan beraspal (sungai Martapura)
c. Sebelah barat berbatasan dengan tanah masyarakat
d. Sebelah timur berbataan dengan rumah penduduk.
2. Keadaan Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid lokasi Jl. Niaga RT. 01 RW.
01 memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti ruang belajar, lapangan
dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Keadaan sarana dan fasilitas MTs. Syekh Khalid Tahun Ajaran 2010/2011
No Sarana dan Fasilitas Jumlah (buah)1.2.3.4.5.6.7.
Ruang Kepala Sekolah Ruang Dewan Guru Ruang Tata Usaha Ruang Perpustakaan Ruang Belajar Mushalla Lapangan
1111611
36
36
8. WC 1 Sumber data: Domumen tata usaha MTs. Syekh Khalid
3. Keadaan Guru dan Staf Administrasi
Adapun jumlah guru pada Madrasah Tsanwiyah Syekh Khalid
berjumlah 29 orang, yang terdiri dari 1 orang guru tetap (PNS) dan 28
orang guru tidak tetap (honorer).
Untuk lebih jelasnya mengenai data tentang keadaan guru dan
karyawan di MTs. Syekh Khalid Tahun ajaran 2010/2011. dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Keadaan guru MTs. Syekh Khalid Tahun Ajaran 2010/2011
No NamaPendidikan
TerkahirJabatan Mata Pelajaran
1. H. Ahmad Bijuri D2 Kamad B.Arab, Alquran
2. Asnawi Aliyah Wakamad/
Guru
Faraidh, Akhlak
3. M. Nawawi Aliyah Bendahara/
Guru
Nahwu, Sharaf,
Fiqh
4. H. Ag. Jumain Aliyah Guru Tafsir Alquran
5. H. Mahlan Aliyah Guru Tauhid, Mantik
6. Taberani Aliyah Guru Yshul Fiqh,
Ushul Hadis
7. Mu’minin Aliyah Guru Ushul Fiqh,
37
Ushul Hadis
8. Ag. Salman, S.Md D 3 Guru SKI, Tarikh,
Fiqih
9. H. Ag. Mulkan D3 Guru Nahwi
10. Abdurrahman Aliyah Guru Hadis, Ushul
Hadis
11. Rusnani Helmi, S.Ag S1 Guru MTK
12. Suryani, S.Pd S1 Guru MTK
13. H. Salman, Am.Pd S1 Guru MTK
14. Ahyani, S.Pd.I S1 Guru B. Arab
15. Pahruji, S.Ag S1 TU/guru Qur’an hadis,
Fiqih
16. Zainal Muttaqin, M.A S2 Guru SKI, Tarikh
17. Ahmad Munsyi Aliyah Guru B. Arab
18. Siti Hani, S.Pd S1 Guru B. Inggris
19. Munawarah, S.Pd S1 Guru IPS
20. Helmiah, S.Ag S1 Guru Fiqih
21. Ernawati, S.Ag S1 Guru Quran Hadis
22. Ikrimah, S.Ag S1 Guru PKN, Geografi
23. Maryati, S.Pd S1 Guru B. Indonesia
24. H. Rusda H.A.Ma S1 Guru B.Inggris
25. Rusnawati, S.HI S1 Guru Akidah Akhlak
26. Mardhiah H.S.Pd S1 Guru Biologi
27. Yayuk S, S.Pd S1 Guru Fisika
28. H. Ikmali Aliyah Guru Nahwu Wadhih
29. A’Nawawi S1 TU/Guru IPS
Sumber Data: Dokumen Tata Usaha MTs. Syekh Khalid
4. Keadaan Tata Usaha dan Staf Administrasi
Tata usaha dan stafnya sangat berperan dalam membantu jalannya
sebuah lembaga pendidikan atau sekolah, sehinga proses belajar mengajar
akan berjalan dengan lancar. Tata usaha pada Madrasah Tsanawiyah
Syekh Khalid yang berlokasi di Jalan Niaga RT. 01 RW. 01 Pingaran Ilir
38
berjumlah 4 orang terdiri dari satu orang kepala tata usaha dan 3 orang
stafnya serta 1 orang penjaga sekolah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.3 Keadaan Tata Usaha dan Staf Administrasi
No Nama Jabatan
1.
2.
3.
4.
5.
Fahruji, S.Ag
A. Mawati
Munawarah, S.Pd.I
Masrah
Abd. Wahab
Kepala TU
Sekretaris
Bendahara I
Bendahara II
Penjaga Sekolah
5. Keadaan Ruang Kelas dan Siswa
Madrasah Tsanwiyah Syekh Khalid Pingaran lokasi l. Niaga
RT.01/01 mempunyai ruang kelas sebanyak 6 buah lokal terdiri dari kelas
1 sebanyak 2 buah, dengan jumlah siswa 51 orang, kelas II sebanyak 2
ruang dengan jumlah siswa 64 orang, dan kelas III sebanyak 2 ruang
dengan jumlah siswa 55 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Keadaan Ruang Kelas dan Siswa MTs. Syekh Khalid tahun Ajaran 2010/2011
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1
2
3
VII
VIII
IX
24
26
20
27
38
35
51
64
55
Sumber data: Dokumen tata usaha MTs. Syekh Khalid
39
B. Penyajian Data
1. Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren
Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul
Kabupaten Banjar, meliputi :
a. Tujuan Pengajaran
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
diperoleh data bahwa tujuan pengajaran adalah untuk menyiapkan
generasi yang berilmu, cerdas dan kreatif serta menjunjung tinggi
nilai-nilai agama Islam.
b. Prosedur Pengajaran
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
diperoleh data bahwa prosedur pengajaran yang dilaksanakan dengan
cara pengkajian terlabih dahulu materi yang akan diajarkan,
menyiapkan RPP, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
ditutup dengan evaluasi.
c. Aktivitas Belajar Mengajar
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
diperoleh data bahwa aktivitas belajar menggunakan strategi
pengajaran dengan cara menjelaskan menulis, memberi makna dan
memanggil siswa untuk mengerjakan soal di muka kelas dan PR
dirumah.
d. Aktivitas Anak didik
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
40
diperoleh data bahwa aktivitas anak didik dalam belajar adalah
membarisi, memaknai, mencatat dan membaca materi yang diajarkan
oleh guru.
e. Bimbingan Guru dalam Mengajar
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
diperoleh data bahwa guru selalu memberikan bimbingan kepada
siswa dalam belajar.
f. Disiplin Pengajaran
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
diperoleh data bahwa guru pengajar Agama Islam selalu disiplin
dalam memberikan pengajaran.
g. Batas waktu Pengajaran
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
diperoleh data bahwa batas waktu pengajaran dalam satu minggu
sekitar 32 jam.
h. Evaluasi Pengajaran
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
diperoleh data bahwa evaluasi pengajaran yang dilaksanakan berupa
ulangan-ulangan, penjelasan-penjelasan kembali kepada siswa.
2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran
Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid
Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar:
a. Faktor Latar Belakang Pendidikan guru
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam
41
adalah data bahwa latar belakang pendidikan SDN, MIS, MTs dan
Aliyah PP Darussalam Martapura. Dengan latar belakang Pendidikan
dari lembaga pendidikan Islam, berarti guru memiliki konsep dan
pengalaman mengenai materi pengajaran Agama Islam sehingga
dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terjadi kesulitan baik dari
konsep maupun dalam pelaksanaan praktik ibadah.
b. Faktor Pengalaman guru
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di
peroleh data bahwa pengalaman guru dalam mengajar selama 20
tahun. Pengalaman yang sangat lama ini menjadi guru telah memiliki
keterampilan yang sangat baik dalam memberikan pembelajaran
dikelas, guru telah mampu menggunakan strategi pembelajaran sesuai
dengan kondisi kelas dan psikologi siswa. Sehingga siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat lebih fokus dan
mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di
peroleh data bahwa sarana dan prasaran cukup memadai untuk
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Dari hasil observasi diketahui bahwa saran dan prasarana
sekolah cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran
ahama Islam, adapun sarana tersebut antara lain ruang belajar yang
tersedia sebanyak 6 ruang yang digunakan untuk kegiatan belajaran
42
megajar untuk siswa dari kelas 1 sampai kelas 3, ruang perpustakaan
yang digunakan siswa untuk menambah pegetahuan khususnya mata
pelajaran fiqih dan tersedianya mushalla untuk kegiatan Ibadah atau
praktek materi pelajaran fiqih seperti wudhu dan shalat.
d. Faktor Lingkungan
Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di
peroleh data bahwa lingkungan sangat mendukung, karena suasana
lingkungan lebih religius dan aktivitas keagamaan sering
dilaksanakan.
C. Analisis Data
1. Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren
Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul
Kabupaten Banjar, meliputi:
a. Tujuan Pengajaran
Dari penyajian data diketahui bahwa tujuan pengajaran adalah
untuk menyiapkan generasi yang berilmu, cerdas dan kreatif serta
menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Dengan adanya tujuan ini
diharapkan guru dapat meningkatkan aktivitas mengajarnya dan
menggunakan strategi dalam rangka meningkatkan kecerdasan siswa.
b. Prosedur Pengajaran
Dari penyajian data diketahui bahwa prosedur pengajaran yang
dilaksanakan dengan cara pengkajian terlabih dahulu materi yang akan
diajarkan, menyiapkan RPP, dan melaksanakan kegiatan belajar
43
mengajar yang ditutup dengan evaluasi. Adanya prosedur yang
seperti secara tidak langsung akan mempermudah guru dalam
memberikan pengajaran, dimana guru telah mempunyai persiapan
dalam memberikan pengajaran di kelas.
c. Aktivitas Belajar Mengajar
Dari penyajian data diketahui bahwa aktivitas belajar
menggunakan strategi pengajaran dengan cara menjelaskan menulis,
memberi makna dan memanggil siswa untuk mengerjakan soal di
muka kelas dan PR dirumah. Adanya aktivitas belajar megajar yang
seperti ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
siswa bagaimana menulis, memberi maksana dan menjawab soal dari
materi yang guru berikan.
d. Aktivitas Anak didik
Dari penyajian data diketahui bahwa aktivitas anak didik
dalam belajar adalah meberisi, memaknai, mencatat dan membaca
materi yang diajarkan oleh guru. Akativitas siswa yang seperni ini
dilakukan karena siswa semuanyamemiliki Kitab/buku yang diajarkan
oleh guru. Sehingga setiap guru membaca dan memberikan makna
maka siswa akan memperhatikan dan menyimaknya dan kemuadian
mencatat hal-hal yang penting.
e. Bimbingan Guru dalam Mengajar
Dari penyajian data diketahui bahwa guru selalu memberikan
bimbingan kepada siswa dalam belajar. Dengan adanya bimbingan ini
maka siswa yang kurang memahami materi pelajaran akan termotivasi
44
dalam memperbaiki kekuarangan dalam memahami materi pelajaran.
f. Disiplin Pengajaran
Dari penyajian data diketahui bahwa guru pengajar Agama
sialm selalu disiplin dalam memberikan pengajaran. Adanya
kedisiplinan ini akan memberikan taladan kepada untuk selalu
disiplin dalam mengikuti pelajaran, dan siswa akan selalu beruha
untuk siap dikelas sebelum guru datang ke kelas.
g. Batas waktu Pengajaran
Dari penyajian data diketahui bahwa batas waktu pengajaran
dalam satu minggu sekitar 32 jam. Adanya jumlah waktu sebanyak
32 jam per minggu, maka dirasa telah cukup memadai untuk
menyampaikan materi pengajaran Agama Islam pada satu mata
pelajaran seperti fiqih.
h. Evaluasi Pengajaran
Dari penyajian data diketahui bahwa evaluasi pengajaran yang
dilaksanakan berupa ulangan-ulangan, penjelasan-penjelasan kembali
kepada siswa. Adanya pelaksanaan ulangan maka secara tidak
langsung guru mengetahui sejauhmana prestasi siswa dalam
memahami materi pelajaran.
2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran
Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid
Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar:
a. Faktor Latar Belakang Pendidikan guru
Dari penyajian data diketahui bahwa latar belakang pendidikan
45
SDN, MIS, MTs dan Aliyah PP Darussalam Martapura. Dengan latar
belakang Pendidikan dari lembaga pendidikan Islam, berarti guru
memiliki konsep dan pengalaman mengenai materi pengajaran Agama
Islam sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terjadi
kesulitan baik dari konsep maupun dalam pelaksanaan praktik ibadah.
Seperti guru mampu menjelaskan dengan rinci menganai tata cara
berwudhu, tayamum dan sembahnyang serta bagaimana cara
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari hari.
b. Faktor Pengalaman guru
Dari penyajian data diketahui bahwa pengalaman guru dalam
mengajar selama 20 tahun. Pengalaman yang sangat lama ini menjadi
guru telah memiliki keterampilan yang sangat baik dalam memberikan
pembelajaran dikelas, guru telah mampu menggunakan strategi
pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas dan psikologi siswa.
Sehingga siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat lebih
fokus dan mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya. Pengalaman guru ini juga mempermudah guru
dalam mengatasi permasalahan-peramalahan yang dihadapi guru pada
saat pelaksanaan pembelajaran, karena guru memiliki banyak
alternatif pemacahan masalah dan mampu menentukan alternatif
pemacahan masalah belajar yang paling tepat.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Dari penyajian data diketahui bahwa sarana dan prasaran cukup
memadai untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Saran dan
46
prasarana sekolah cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran ahama Islam, adapun sarana tersebut antara lain ruang
belajar yang tersedia sebanyak 6 ruang yang digunakan untuk kegiatan
belajaran megajar untuk siswa dari kelas 1 sampai kelas 3, ruang
perpustakaan yang digunakan siswa untuk menambah pegetahuan
khususnya mata pelajaran fiqih dan tersedianya mushallaa untuk
kegiatan Ibadah atau praktek materi pelajaran fiqih seperti wudhu dan
shalat.
d. Faktor Lingkungan
Dari penyajian data diketahui bahwa lingkungan sangat
mendukung, karena suasana lingkungan lebih religius dan aktivitas
keagamaan sering dilaksanakan. Adanya dukungan lingkungan ini
akan lebih mengiatkan siswa untuk mengikuti pelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Karakteristik pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh
Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu dalam
memiliki tujuan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan
mencerdaskan siswa, menggunakan persiapan sebelum memberikan
pengajaran dengan menggunakan pengkajian terlebih dahulu, menggunakan
strategi pengajaran berupa membaca, memberikan makna, dan menjelaskan
47
materi yang ada di kitab, melakukan evaluasi dalam bentuk ulangan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik pengajaran Agama Islam
di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul
Kabupaten Banjar, yaitu Faktor Latar Belakang Pendidikan guru, yaitu
Aliyah Pondok Pesantren Darussalam, Faktor Pengalaman guru, yaitu
selama 20 tahun, Faktor Sarana dan Prasarana, cukup memadai dan
Faktor lingkungan, yaitu religius dan aktivitas keagaamaan sering
dilaksanakan.
B. Saran-Saran
1. Diharapkan kepada kepala sekolah agar dapat melangkapi media
pembelajaran, agar guru dapat memberikan pelajaran yang lebih kreatif
kepada siswa.
2. Daiharapkan kepada guru agar meningkatkan kembali kompetensi afektif
dan pasikomotrik agar kreativitas dalam pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik.
3. Diharapkan kepada para pembaca dapat menjadi skripsi ini sebagai salah
pengetahuan dalam menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan
48
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Wahid. Bunga Rampai Pesantren, (CV. Dharma Bhakti, 1989),
Abdurrahman Wahid, "Pesantren sebagai Subkultur," (Jakarta: LP3ES, 1985),
Aditya Nagara, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998)
Ahmad, dkk, Pegembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
Anonim, “Apa Itu ondok Pesantren” http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjend Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003),
49
Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997),
Dese Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003),
Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren: Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2002), h.xii
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995
Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Edisi Paripurna, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006),
M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002),
Mukti Ali dalam Imam Bawani, Tradisionalisme Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya,1993,
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2001
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosesn, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008).,
Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003),
Wahib Wahab, "Pendidikan Pesantren: Antara Tantangan dan Harapan (Ikhtiar Pemberdayaan Pendidikan Pesanten)," (Pasuruan: PP. Ar-Raudloh, 2006)
Zamakhsari Dhofier. Tradisi Pesantren Studi tentang pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1984),
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. Studi tentang Pandangan Hidup Kyai , (Jakarta: LP3ES, 1982),
50
50
OLEH
RAIHANAH
51
KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN
KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM MARTAPURA 2011 M / 1432 H
KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN
KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR
Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjanadalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
52
Oleh
RAIHANAHNPM. 06.12.0791
NIMKO. 06.11.11.0101.1131
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM
JURUSAN TARBIYAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MARTAPURA2011 M / 1432H
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Raihanah
NPM : 06.12.0791
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Jika dikemudian hari terbukti ia merupakan duplikat, plagiat datau dibuat oleh
53
orang lain secara keseluruhan atau sebagian besar, maka skripsi/makalah dan gelar
sarjana yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Martapura, Januari 2011
Yang membuat pernyataan,
RAIHANAH
TANDA PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul : KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR
Oleh : RaihanahNIM : 06.12.0791NIMKO : 06.11.11.0101.1131Mahasiswa : STAI Darussalam Martapura Program : Strata Satu (S-1) Jurusan : Tarbiyah Pendidikan Agama IslamTahun akademik : 2010 / 2011Tempat, tanggal lahir : Pingaran Ulu, 23 Januari 1985Alamat : Pingaran Ulu Rt.02 Rw.04 Kecamatan Astambul
Kabupaten Banjar
Setelah di teliti dan diadakan perbaikan seperlunya saya dapat menyetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Skripsi Jurusan
54
ii
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darussalam Martapura untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas dan syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana Pendidikan Islam.
Martapura, Safar 1432 H Januari 2011 M
PENGESAHAN
Skripsi ini berjudul “KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM
KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH
KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN
BANJAR”, telah diujikan dalam Tim penguji skripsi Jurusan Tarbiyah Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Darussalam Martapura pada:
Hari :
Tanggal :
Dan dinayatakan Lulus dengan predikat:
Ketua STAI Darussalam Martapura
55
Pembimbing II
Drs. AbdussalamNIP. 161 191 017
Mengetahui : Ketua Jurusan Tarbiyah
Dra. Hj. Nurul Aini, M.PdNIK. 161 193 019
Pembimbing I
Drs. H.A.Hamdaini, BANIK. 161 200 024
iii
Drs. H.A.Fauzan Saleh, M.AgNIK: 161 187 003
TIM PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. ......................................... 1. ................(Ketua)
2. ......................................... 2. ………….(Sekretaris)
3. ......................................... 3. ………….(Anggota)
4. ......................................... 4. ………….(Anggota)
ABSTRAK
Raihanah, 2011, Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar,. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Jurusan Tarbiyah. Pembimbing Drs. H. A. Hamdaini, BA (I) Drs. Abdussalam (II)
Karakteritik, Pengajaran Agama Islam, Kurikulum Pesantren
Pengajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang megajar dan anak yangbelajar. Perpaduan dari kedua unsur manusia ini lah terjadi interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pegajaran dilaksanakan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk
56
iv
mengetahui Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, 2) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumenter. Teknik pengolahan data dan interprestasi data. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan dalam mengambil kesimpulan menggunakan metode indukatif.
Karakteritik guru pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan mencerdaskan siswa, menggunakan persiapan sebelum memberikan pengajaran dengan menggunakan pengkajian terlebih dahulu, menggunakan strategi pengajaran berupa membaca, memberikan makna, dan menjelaskan materi yang ada di kitab, melakukan evaluasi dalam bentuk ulangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteritik guru pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu Faktor Latar Belakang Pendidikan guru, yaitu Aliyah Pondok Pesantren Darussalam, Faktor Pengalaman guru, yaitu selama 20 tahun, Faktor Sarana dan Prasarana, cukup memadai dan Faktor lingkungan, yaitu religius dan aktivitas keagaamaan sering dilaksanakan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Raihanah
2. Tempat/ Tgl. Lahir : Pingaran Ulu, 23 Januari 1985
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Warga Negara : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Status Perkawinan : Belum Kawin
7. Alamat : Pingaran Ulu RT. 2 RW. 4
8. Pendidikan : a. SDN Pingaran Ulu 2000b. MTs Syekh KHalid Pengaran 2003c. MAN 4 Sungai Tuan 2006 d. S.1 Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI STAI
Darussalam Martapura
9. Oraganisasi : GMPP
57
v
10. Orang Tua :
a. AyahNama lengkap : H. AbdanPekerjaan : TaniAlamat : Pingaran Ulu
b. IbuNama : Hj. RahiyahPekerjaan : DagangAlamat : Pengaran Ulu
11. Saudara : Tiga orang (3 orang)
Martapura, Januari 2011
Yang membuat pernyataan,
Raihanah
KATA PENGANTAR
الرحيم الرحمن الله بسم�ح�م�د� �ل ب0 لله ا �ن� ر� �م�ي �لع�ال �ة� ا �م� و�الص�ال ال ف� ع�لى� و�الس� ر� �ش� � ا �ال ا
�اء� �ي �ب �م�ر� ن �ن� و�ال �ي ل �ا س� 0د�ن ي �ا س� �ن �ه� م�ح�م�د<, و�ع�لى� و�م�و�ال �ل �ه� ا ب و�ص�ح�
�ن� �ج�م�ع�ي �م�ا ا �ع�د� . ا بDengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya jualah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Rasulullah
SAW beserta keluarga, sahabat, dan sekalian pengikutnya.
58
vi
Skripsi ini berjudul " KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA
ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH
KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR”.
ini dibuat untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I) pada STAI Darussalam Martapura.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, untuk penulis mengucapkan terima kasih terutama
kepada :
1. Bapak Drs. H. A. Fauzan Saleh, M. Ag selaku Ketua Umum STAI
Darussalam Martapura yang berkenan menerima dan mengesahkan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Hj. Nurul Aini, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah
memberikan persetujuan dalam penelitian ini.
3. Ibu Drs. H.A. Hamdaini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing dan Drs.
Abdussalam selaku asisten Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, koreksi terhadap pembuatan skripsi, bimbingan serta motivasi.
4. Para Dosen STAI Darussalam Martapura khususnya Dosen Jurusan Tarbiyah
yang telah banyak memberikan pengetahuan dan wawasan.
5. Kepada Perpustakaan STAI Darussalam Martapura serta semua karyawan
yang telah banyak melayani penulis.
6. Kepada perpustakaan umum Kabupaten Banjar serta semua karyawan yang
banyak memberikan bantuan kepada penulis berupa literatur-literatur.
7. Kepala Madrasah, guru dan staf akademik Madrasah Tsanawiyah syekh
Khalid Pengaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar
59
vii
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta motivasi
kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga amal baik dan pengorbanan mereka mendapat pahala di sisi Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena itu saran
atau kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan. Semoga karya
tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Martapura, Januari 2011
Yang membuat pernyataan,
Raihanah
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ iTANDA PERSETUJUAN .................................................................... iiTANDA PENGESAHAN ..................................................................... iiiABSTRAKS ..................................................................................... ivDAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. viKATA PENGANTAR .......................................................................... viiDAFTAR ISI ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1A. Latar Belakang Masalah............................................. 4B. Penegasan Judul ......................................................... 6C. Perumusan Masalah.................................................... 6D. Tujuan Penelitian ....................................................... 6E. Signifikasi Penelitian ................................................. 6F. Alasan Memilih Judul................................................. 7G. Sistematika Penulisan ................................................ 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................... 9A. Pengertian Pengajaran................................................ 9
60
viii
B. Macam-macam Komponen......................................... 10C. Karakteritik Pengajaran ............................................. 12D. Pengertian Pondok Pesantren..................................... 13E. Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren .............. 16F. Kurikulum Pesantren Sebagai Kebutuhan
Masyarakat ........................................................19G. Krakteritik Pondok Pesantren..................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 29.....................................................................................
A. Jenis Penelitian ........................................................... 29B. Subyek dan Obyek Penelitian ................................... 29C. Data, dan Sumber Data dan Teknik Pengumpulan
Data ............................................................................ 29D. Kerangka Dasar Penelitian ......................................... 33E. Tehnik Pengolahan Data............................................. 34F. Prosedur Penelitian .................................................... 35
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN .................................. 36A. Gambaran Umum Hasil Penelitian ............................ 36B. Penyajian Data ........................................................... 40C. Analisis Data............................................................... 43
BAB V PENUTUP .......................................................................... 48A. Kesimpulan ................................................................ 48B. Saran-saran ................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
62
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan
Astambul Kabupaten Banjar
1. Mohon dijelaskan mengenai sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah
Syekh Khalid Pingaran?
2. Bagaimana keadaan guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Syekh
Khalid Pingaran?
3. Bagaimana keadaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid
Pingaran?
4. Apakah sarana dan prasarana di sini memang mencukupi untuk menunjang
proses belajar mengajar ?
63
B. Untuk Dewan Guru
1. Pendidikan apa saja yang pernah Bapak Jalani ?
2. Mata Pelajaran Apa yang Bapak/Ibu pegang/ajarkan di Madrasah
Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?
3. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bertugas sebagai guru di Madrasah
Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?
4. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan atau seminar yang
berhubuangan pendidikan?
5. Apakah Bapak/Ibu memiliki Tujuan Pengajaran?
6. Bagaimana Prosedur pengajaran yang Bapak/Ibu laksankaan ?
7. Bagaimana strategi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan Kegiatan belajar
mengajar ?
8. Apa saja aktivitas Aktivitas anak didik pada saat kegiatan belajar megajar?
9. Apakah Bapak/Ibu melakukan bimbingan kepada dalam mengajar?
10. Apakah Bapak/Ibu selalu disiplin dalam megajar ?
11. Berapa waktu yang tersedia dalam memberikan pengajaran mata pelajaran
yang Bapak/Ibu ajarkan ?
12. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan evaluasi pengajaran ? dalam bentuk apa
saja evaluasi pengajaran yang bapak/ibu gunakan ?
C. Siswa
1. Apakah adik menyukai mata pelajaran Agama Islam di Madrasah
Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?
2. Apakah adik memiliki kitab atau buku yang diajarkan di Madrasah
Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?
3. Apakah adik sering bertangkar dan tidak disiplin ?
5. Apakah guru selalu memberikan motivasi kerpada siswa agar rajin belajar?
64
PEDOMAN OBSERVASI
a. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Tsanawiyah Syekh
Khalid Pingaran
b. Bagaimana krakteristik guru dalam memberikan pengajaran mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam
c. Bagaimana aktivitas guru dan siswa
d. Bagaimana kondisi lingkungan Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran.
65
DOKUMENTASI
a. Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
b. Bagaimana keadaan guru Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
c. Bagaimana keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran
d. Bagaimana keadaan sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid
Pingaran
DAFTAR TERJEMAH
No Halaman Terjemah Surah/Riwayat1. 1 Allah Akan meninggikan orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
Al-Mujaadilah Ayat 11
2. 1 Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Az-Zumar Ayat 9
66