Post on 27-Apr-2019
STUDI KOMPARASI HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK
MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TIPE SSCS DAN CPS MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KOTA BENGKULU
SKRIPSI
OLEH:
FELLA FERDIALURI
A1G010017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA BENGKULU
2014
STUDI KOMPARASI HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK
MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TIPE SSCS
DAN CPS MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SISWA KELAS
IV SD NEGERI 01 KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
OLEH:
FELLA FERDIALURI
A1G010017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fella Ferdialuri
NPM : A1G010017
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya, isi dari skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang
lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan
mengikuti tata cara dan etika penulisan karya tulis ilmiah yang lazim.
Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya, dan saya sanggup menerima konsekwensinya di
kemudian hari.
Bengkulu, 24 Juni 2014
Yang menyatakan,
Fella Ferdialuri
A1G010017
Motto
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai dari suatu
urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang lain. Dan hanya kepada
Tuhanmu hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Alam Nasyrah: 6-8)”
“Janganlah putus asa, karena perubahan itu tidak bisa secepat yang engkau harapkan.
Engkaupun pasti akan menghadapi banyak rintangan yang bisa melemahkan semangat, maka
janganlah engkau mau dikalahkannya.
(Ardh Abdullah Al-Qari)”
“Masa depan bukanlah sesuatu yang kita tunggu, tapi sesuatu yang harus kita ciptakan”
(FL)
Persembahan
Alhamdulillah, puji syukur atas anugerah Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
yang tiada ternilai untukku menuntut ilmu yang Insya Allah akan sangat bermanfaat untuk
sesama dan akhiratku. Lika-liku perjuangan yang telah dilewati atas izin-Mu yang akan
menjadi penghargaan ketika kesuksesan telah menyapaku. Atas karunia ini kupersembahkan
karya kecil ini kepada mereka yang kucintai:
a. Orang tuaku tercinta Ibunda Siti Maryani, SH., Bapak Slamet Saeran yang tak bosan-
bosannya memberikan semangatnya, curahan kasih sayang serta doa tulus yang tiada
hentinya demi tercapainya keberhasilanku. Semoga Allah SWT selalu memberi
kebahagiaan kepada keduanya.
b. Kakakku tersayang Hega Junistira, yang selalu menyemangatiku, bersedia mengalah demi
kebaikanku dan semoga kita menjadi anak yang selalu berbakti dan dapat dibanggakan
oleh orang tua.
c. Bapak Bepe dan Ummi Reni Rofika yang selalu memotivasiku serta memberikan
pengalaman-pengalaman yang sangat berguna dalam jalanku menuju kesuksesan.
d. Sahabat-sahabatku, Sagita, Nanda, Nining, Ririn, dan Zelvi yang telah memberikan
cerita baru dalam lembaran hidupku, bersama kalian kulewati hari-hari dengan penuh
canda, tawa dan air mata.
e. Keluarga besar MPAC (kak Fiki, Kak Ade, Kak Endo, Kak Eki, Ayuk Ce, Nady, Iyan,
Zendro, Ita, Euis, dan Feby) terima kasih atas kebersamaan dan kebahagiaan yang kita
ciptakan bersama. Semoga kebersamaan kita ini tidak akan pudar walau kita telah
memperoleh kesuksesan masing-masing nantinya
f. Teman-teman seperjuangan di pendidikan PGSD angkatan 2010 khususnya kelas A yang
tak dapat kutuliskan dikertas ini namun nama kalian terukir dihati, terima kasih atas
pengalaman dan kenangan indahnya kebersamaan selama ini. Semoga tali silaturahmi kita
tidak pernah putus, selalu semangat dan sukses untuk kita bersama.
ABSTRAK
Ferdialuri, Fella. 2014. Studi Komparasi Hasil Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model Pembelajaran PBL tipe SSCS dan tipe CPS melalui
Pendekatan Scientific Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu. Prof.
Dr. Endang Widi Winarni, M.Pd., Drs. Syahril Yusuf, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar
Pembelajaran Tematik dengan menerapkan model PBL tipe SSCS dan PBL tipe
CPS melalui pendekatan Scientific. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen dengan menggunakan matching pretest-posttest comparison group
design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Kota Bengkulu.
Sampel penelitian diambil menggunakan teknik cluster random sampling
sehingga diperoleh kelas IVA yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen
I dan kelas IVB yang berjumlah 25 siswa sebagai kelas eksperimen II. Instrumen
penelitian berupa tes hasil belajar aspek pengetahuan, lembar penilaian aspek
sikap, dan lembar penilaian aspek keterampilan. Berdasarkan hasil uji hipotesis
menggunakan Uji-t dua sampel independen, diperoleh hasil belajar aspek
pengetahuan thitung 0,79 < ttabel 2,02 pada taraf signifikan 5%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan
yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model PBL tipe SSCS
dan tipe CPS melalui pendekatan scientific. Uji-t yang dilakukan pada hasil
belajar aspek sikap diperoleh thitung 0,44 < ttabel 2,02 pada taraf signifikan 5%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek
sikap yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model PBL tipe
SSCS dan tipe CPS melalui pendekatan scientific. Uji-t yang dilakukan pada hasil
belajar aspek keterampilan di lembar observasi diperoleh thitung 0,27 < ttabel 2,02
dan pada penilaian portofolio diperoleh thitung -0,2 < ttabel 2,02 pada taraf signifikan
5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar
aspek keterampilan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran
model PBL tipe SSCS dan tipe CPS melalui pendekatan scientific.
Kata Kunci : Pembelajaran Tematik, PBL tipe SSCS dan CPS, Scientific,
Hasil Belajar.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Studi Komparasi
Hasil Pembelajaran Tematik Menggunakan Model Problem Based Learning
Tipe SSCS dan CPS Melalui Pendekatan Scientific pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 01 Kota Bengkulu”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.
Kebanggaan dan kebahagiaan yang tiada ternilai bagi peneliti atas
rampungnya penelitian skripsi ini. Mengingat pada saat mempersiapkan,
mengolah hingga menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan,
pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak yang semuanya itu sangat besar
artinya bagi penyelesaian skripsi ini, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc., Akt., Rektor Universitas Bengkulu
yang telah memfasilitasi administrasi akademik.
2. Bapak Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu yang telah memfasilitasi administrasi
akademik.
3. Bapak Dr. Manap Soemantri, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu yang telah memfasilitasi administrasi perizinan dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. V. Karjiyati, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Bengkulu yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Prof. Dr. Endang Widi Winarni, M.Pd., Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing, menginspirasi serta
memberikan motivasi-motivasi dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahril Yusuf, M.Pd., Pembimbing Pendamping yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing, menginspirasi serta
memberikan motivasi-motivasi dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Dra. Dalifa, M.Pd., Penguji I yang telah memberikan masukan dan arahan
kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Resnani, M.Si., Penguji II yang telah memberikan masukan dan
arahan kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu yang telah membekali peneliti dengan
berbagai ilmu.
10. Ibu Rohayati Daud, M.Pd., Kepala SD Negeri 01 Kota Bengkulu yang telah
memberikan bantuan selama penelitian.
11. Ibu Desi Andriani, M.TPd dan Bapak Nopri Pardianson, S.Pd., guru kelas IV
A dan IV B SD Negeri 01 Kota Bengkulu yang telah memberikan
kesempatan serta bantuan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
12. Keluarga besar SD Negeri 01 Kota Bengkulu yang semuanya telah membantu
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan lancar.
13. Semua pihak yang telah membantu baik pikiran, tenaga, materi dan semangat
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuannya.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya bagi mahasiswa PGSD FKIP Unib.
Bengkulu, Mei 2014
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ....................................................................................... 10
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 32
C. Asumsi ............................................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 35
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 38
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 39
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43
G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Homogenitas Sampel ..................................................... 56
2. Pembakuan Instrumen Penelitian .................................................. 57
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian..................................................... 60
4. Pengujian Prasyarat ....................................................................... 83
5. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 91
B. Pembahasan........................................................................................ 96
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 105
B. Saran .................................................................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 107
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 109
LAMPIRAN ..................................................................................................... 110
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pengantar Izin Penelitian dari Prodi ................................. 110
Lampiran 2. Surat Pengantar Izin Penelitian dari Dekan ............................... 111
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Diknas ............................................... 112
Lampiran 4. Uji Homogenitas Sampel Penelitian .......................................... 113
Lampiran 5. Soal Uji Coba Instrumen (Seri A) ............................................. 114
Lampiran 6. Soal Uji Coba Instrumen (Seri B).............................................. 115
Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen (Seri A) ........................................... 116
Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen (Seri B) ............................................ 118
Lampiran 9. Uji Validitas Soal....................................................................... 120
Lampiran 10. Uji Reliabilitas Soal ................................................................... 121
Lampiran 11. Taraf Kesukaran ........................................................................ 122
Lampiran 12. Daya Beda Butir Soal ................................................................ 123
Lampiran 13. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ............................................ 124
Lampiran 14. Soal Pretest ................................................................................ 126
Lampiran 15. Kunci Jawaban Soal Pretest ...................................................... 127
Lampiran 16. Nilai Pretest Kedua Kelas Sampel ............................................ 129
Lampiran 17. Uji Normalitas Data Pretest Kelas IV A ................................... 130
Lampiran 18. Uji Normalitas Data Pretest Kelas IV B ................................... 131
Lampiran 19. Uji Homogenitas Data Pretest pada Kedua Sampel .................. 132
Lampiran 20. Uji Hipotesis Data Pretest pada Kedua Sampel ........................ 133
Lampiran 21. RPP Kelas Eksperimen I............................................................ 134
Lampiran 22. RPP Kelas Eksperimen II .......................................................... 150
Lampiran 23. Soal Posttest .............................................................................. 165
Lampiran 24. Kunci Jawaban Soal Posttest ..................................................... 166
Lampiran 25. Nilai Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Kedua Kelas Sampel .. 168
Lampiran 26. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Kelas IVA ........... 169
Lampiran 27. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Kelas IVB ........... 171
Lampiran 28. Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Model
PBL tipe SSCS Kelas IV A ...................................................... 173
Lampiran 29. Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Model
PBL tipe CPS Kelas IV B ......................................................... 174
Lampiran 30. Uji Homogenitas Hasil Belajar Aspek Pengetahuan pada Kedua
Sampel ...................................................................................... 175
Lampiran 31. Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Pengetahuan pada Kedua
Sampel ...................................................................................... 176
Lampiran 32. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 177
Lampiran 33. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 178
Lampiran 34. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 180
Lampiran 35. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 181
Lampiran 36. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 183
Lampiran 37. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 184
Lampiran 38. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 186
Lampiran 39. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 187
Lampiran 40. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 189
Lampiran 41. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 190
Lampiran 42. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 192
Lampiran 43. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 193
Lampiran 44. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Kelas IVA .............................. 195
Lampiran 45. Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Kelas IVB .............................. 196
Lampiran 46. Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Sikap Model Pembelajaran
PBL tipe SSCS Kelas IVA ....................................................... 197
Lampiran 47. Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Sikap Model Pembelajaran
PBL tipe CPS Kelas IVB .......................................................... 198
Lampiran 48. Uji Homogenitas Hasil Belajar Aspek Sikap Pada Kedua
Kelas Sampel ............................................................................ 199
Lampiran 49. Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Sikap Pada Kedua Kelas
Sampel ...................................................................................... 200
Lampiran 50. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan
Model Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ..................... 201
Lampiran 51. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan
Percobaan Model Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ... 202
Lampiran 52. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan
Model Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ....................... 204
Lampiran 53. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan
Percobaan Model Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ...... 205
Lampiran 54. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir serta Pengukuran Model Pembelajaran
PBL tipe SSCS Kelas IVA ....................................................... 207
Lampiran 55. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir serta Pengukuran Model Pembelajaran
PBL tipe SSCS Kelas IVA ....................................................... 208
Lampiran 56. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir serta Pengukuran Model Pembelajaran
PBL tipe CPS Kelas IVB .......................................................... 210
Lampiran 57. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir serta Pengukuran Model Pembelajaran
PBL tipe CPS Kelas IVB .......................................................... 211
Lampiran 58. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan
Hasil Percobaan Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Kelas IVA ................................................................................. 213
Lampiran 59. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat
Laporan Hasil Percobaan Model Pembelajaran PBL
tipe SSCS Kelas IVA................................................................ 214
Lampiran 60. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan
Hasil Percobaan Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Kelas IVB ................................................................................. 216
Lampiran 61. Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat
Laporan Hasil Percobaan Model Pembelajaran PBL
tipe CPS Kelas IVB .................................................................. 217
Lampiran 62. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Model Pembelajaran
PBL tipe SSCS Kelas IVA ....................................................... 219
Lampiran 63. Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Model Pembelajaran
PBL tipe CPS Kelas IVB .......................................................... 220
Lampiran 64. Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Keterampilan Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 221
Lampiran 65. Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Keterampilan Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 222
Lampiran 66. Uji Homogenitas Hasil Belajar Aspek Keterampilan Pada
Kedua Kelas Sampel................................................................. 223
Lampiran 67. Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Keterampilan Pada Kedua
Kelas Sampel ............................................................................ 224
Lampiran 68. Lembar Penilaian Portofolio ...................................................... 225
Lampiran 69. Nilai Portofolio Aspek Kemampuan Memilih Gambar yang
Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya Dorong Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 226
Lampiran 70. Deskripsi Portofolio Aspek Kemampuan Memilih Gambar
yang Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya Dorong Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 227
Lampiran 71. Nilai Portofolio Aspek Kemampuan Memilih Gambar yang
Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya Dorong Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 229
Lampiran 72. Deskripsi Portofolio Aspek Kemampuan Memilih Gambar
yang Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya Dorong Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 230
Lampiran 73. Nilai Portofolio Aspek Kemampuan Estetika Kliping
Model Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ..................... 232
Lampiran 74. Deskripsi Portofolio Aspek Estetika Kliping Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 233
Lampiran 75. Nilai Portofolio Aspek Kemampuan Estetika Kliping
Model Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ....................... 235
Lampiran 76. Deskripsi Portofolio Aspek Estetika Kliping Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 236
Lampiran 77. Nilai Portofolio Aspek Kemampuan Penggunaan Bahasa
Model Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ..................... 238
Lampiran 78. Deskripsi Portofolio Aspek Penggunaan Bahasa Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ................................ 239
Lampiran 79. Nilai Portofolio Aspek Kemampuan Penggunaan Bahasa
Model Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ....................... 241
Lampiran 80. Deskripsi Portofolio Aspek Penggunaan Bahasa Model
Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ................................... 242
Lampiran 81. Penilaian Portofolio Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Kelas IVA ................................................................................. 244
Lampiran 82. Penilaian Portofolio Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Kelas IVB ................................................................................. 245
Lampiran 83. Uji Normalitas Aspek Keterampilan pada Penilaian Portofolio
Model Pembelajaran PBL tipe SSCS Kelas IVA ..................... 246
Lampiran 84. Uji Normalitas Aspek Keterampilan pada Penilaian Portofolio
Model Pembelajaran PBL tipe CPS Kelas IVB ....................... 247
Lampiran 85. Uji Homogenitas Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada
Penilaian Portofolio Kedua Kelas Sampel ............................... 248
Lampiran 86. Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada
Penilaian Portofolio Kedua Kelas Sampel ............................... 249
Lampiran 87. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Model PBL tipe SSCS... 250
Lampiran 88. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Model PBL tipe CPS ..... 253
Lampiran 89. Nilai r Product Moment ............................................................. 257
Lampiran 90 Harga Z – Score. ......................................................................... 258
Lampiran 91 Harga Krisis Chi-Squar (X2) ...................................................... 259
Lampiran 92. Harga Distribusi F ..................................................................... 260
Lampiran 93. Harga Kritis t ............................................................................. 261
Lampiran 94. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian ............. 262
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peran Guru dalam Model Pembelajaran SSCS ............................. 20
Tabel 2.2 Skenario Pembelajaran CPS .......................................................... 24
Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 37
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Homogenitas Sampel ............................................ 56
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ......................................... 58
Tabel 4.3a Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri ....................................... 68
Tabel 4.3b Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan .............................. 69
Tabel 4.3c Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama ........................... 70
Tabel 4.4a Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan ........... 74
Tabel 4.4b Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir Serta Pengukuran ........................................ 75
Tabel 4.4c Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan Hasil
Percobaan ..................................................................................... 76
Tabel 4.5a Hasil Belajar Keterampilan Portofolio Aspek Kemampuan
Memilih Gambar yang Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya
Dorong ........................................................................................... 79
Tabel 4.5b Hasil Belajar Keterampilan Portofolio Aspek Estetika Kliping ... 80
Tabel 4.5c Hasil Belajar Keterampilan Portofolio Aspek Penggunaan
Bahasa ........................................................................................... 81
Tabel 4.6 Hasil Belajar Aspek Pengetahuan ................................................. 82
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pretest pada Kedua Kelas Sampel ............... 84
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Pretest pada Kedua Kelas Sampel ........... 85
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Aspek Sikap pada Kedua
Kelas Sampel ................................................................................. 85
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Aspek Sikap pada Kedua
Kelas Sampel ................................................................................. 86
Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada
Kedua Kelas Sampel ..................................................................... 87
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada
Kedua Kelas Sampel ..................................................................... 88
Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada
Penilaian Portofolio Kedua Kelas Sampel .................................... 88
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada
Penilaian Portofolio Kedua Kelas Sampel .................................... 89
Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Posttest pada kedua Kelas Sampel............... 90
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Data Posttest pada kedua Kelas Sampel ........... 90
Tabel 4.17 Uji Hipotesis Data Pretest pada Kedua Kelas Sampel .................. 92
Tabel 4.18 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Sikap pada Kedua Kelas
Sampel ........................................................................................... 93
Tabel 4.19 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada Kedua
Kelas Sampel ................................................................................. 94
Tabel 4.20 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada Lembar
Penilaian Portofolio Kedua Kelas Sampel .................................... 95
Tabel 4.21 Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Pengetahuan pada Kedua
Kelas Sampel ................................................................................. 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan besar dalam pembangunan suatu bangsa.
Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat mencerdaskan kehidupan bangsanya dan
mengembangkan manusia seutuhnya. Melalui pendidikan pulalah manusia dapat
memacu peningkatan kepribadian ke arah yang lebih dewasa baik jasmani
maupun rohani. Dengan kata lain, pendidikan tidak saja membentuk manusia
menjadi cerdas, berilmu dan terampil tetapi juga memiliki prilaku yang dilandasi
oleh budi pekerti luhur serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga manusia mempunyai moral yang baik. Sesuai dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa penyelenggaraan
pendidikan diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan
menjadi faktor penentu bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia
sepanjang zaman. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi manusia.
Sehubungan dengan itu, pemerintah terus-menerus berupaya
meningkatkan aspek pembinaan dan kualitas pendidikan. Salah satu cara
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memperbaharui kurikulum yang ada.
Kurikulum sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
inovasi pendidikan yang ada karena dengan kurikulum diharapkan dapat
mengubah dan memperbaiki cara belajar dan penyampaian materi kepada peserta
didik. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dimulai
pada tahun 2006. Kemendikbud (2013: 80) menjelaskan tujuan dari kurikulum
2013, yaitu untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia.
Pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 untuk diterapkan pada
semua jenjang sekolah termasuk sekolah dasar (SD). Penerapan kurikulum ini
dilakukan secara bertahap dan di beberapa sekolah yang ada di Bengkulu
khususnya telah melaksanakan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini siswa
dituntut untuk berpikir kritis, dapat melihat mana yang baik dan tidak baik serta
dapat mengambil keputusan yang dapat memajukan hidup mereka dan hidup
orang lain. Ada banyak komponen yang melekat pada kurikulum 2013 ini. Hal
yang paling menonjol adalah pada proses pembelajarannya.
Pada penerapan kurikulum 2013, sistem pembelajarannya menggunakan
pembelajaran tematik integratif. Menurut Kemendikbud dalam Husamah (2013:
19) pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema. Dalam pembelajaran tematik integratif, lebih ditekankan pada
keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif, sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Dengan pembelajaran tematik integratif,
peserta didik tidak hanya dituntut secara kognitif saja, melainkan terdapat empat
Kompetensi Inti (KI) yang harus dicapai oleh siswa yaitu, KI-1 untuk kompetensi
inti sikap spiritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3 untuk
kompetensi inti pengetahuan dan KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.
Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
Scientific. Pendekatan Scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik
yang ilmiah. Menurut Kemendikbud (2014: 36-41) pendekatan Scientific dalam
pembelajarannya meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan
mengasosiasi (menalar), mencoba, serta menyajikan dan mengkomunikasikan
hasil. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengarahkan siswa untuk mencari,
menggali, dan menemukan konsep secara bermakna sehingga siswa akan terlatih
untuk terampil berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti di SD Negeri 01
Kota Bengkulu, proses penerapan kurikulum 2013 ini belum maksimal di mana
guru masih memahami dan menerapkan pendekatan pembelajaran kurikulum
sebelumnya. Dalam proses pembelajaran, guru telah menerapkan pembelajaran
tematik integratif namun guru belum menerapkan pendekatan Scientific. Guru
seringkali masih menerapkan pendekatan ataupun strategi-strategi yang belum
mengacu pada pendekatan Scientific. Dalam hal ini, guru masih memulai
pembelajaran dengan menjelaskan materi pembelajaran. Segala informasi yang
akan dipelajari siswa semuanya diberikan oleh guru, sehingga kegiatan belajar
mengajar menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Hal ini
membawa dampak buruk bagi siswa, yaitu siswa menjadi kurang aktif dalam
pembelajaran dan juga siswa tidak dapat mengembangkan pemikirannya dalam
berpikir kritis, logis dan sistematis seperti yang diharapkan dalam kurikulum
2013.
Untuk mencapai tujuan dari kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan Scientific pada pembelajaran tematik integratif ini, maka banyak
sekali model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran yang
dapat melatih siswa untuk berpikir ilmiah, kritis, logis dan sistematis serta
melibatkan langsung siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada
disekitar siswa. Di antara model-model pembelajaran yang ada, maka peneliti
memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tipe Search, Solve,
Create, Share (SSCS), karena model ini dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis siswa dan pemahamnnya terhadap konsep ilmu.
Model PBL tipe SSCS melibatkan siswa dalam menyelidiki sesuatu,
membangkitkan minat bertanya serta memecahkan masalah-masalah nyata. Model
PBL tipe SSCS ini juga dapat membantu siswa untuk terlatih berpikir secara logis,
meningkatkan keaktifan dan daya kreativitas dalam proses penyelesaian
permasalahan serta keterampilan komunikasi siswa dalam mengutarakan
permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah dalam penyelesaian masalah
tersebut.
Selain model PBL tipe SSCS, terdapat pula model pembelajaran yang juga
dapat melatih siswa untuk dapat berpikir kritis, logis dan sistematis serta
melibatkan langsung siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di
sekitar siswa yaitu model pembelajaran PBL tipe CPS (Creative Problem
Solving). Pembelajaran dengan menggunakan PBL tipe CPS dapat menciptakan
suatu pembelajaran di mana siswa diberikan suatu permasalahan yang harus
dipecahkan sendiri oleh siswa secara kreatif.
Model PBL tipe CPS merupakan model pembelajaran yang melakukan
pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti
dengan penguatan keterampilan. Ketika siswa diberikan suatu permasalahan,
siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan suatu masalah untuk memilih
dan mengembangkan tanggapannya. Keterampilan memecahkan masalah ini dapat
memperluas proses berpikir siswa. Dengan model PBL tipe CPS, siswa dapat
memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Hasil Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model Pembelajaran PBL tipe SSCS dan tipe CPS melalui
Pendekatan Scientific Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar aspek sikap antara siswa yang
mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL Tipe SSCS dan
CPS melalui pendekatan Scientific di Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar aspek keterampilan antara siswa yang
mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL Tipe SSCS dan
CPS melalui pendekatan Scientific di Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan antara siswa yang
mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL Tipe SSCS dan
CPS melalui pendekatan Scientific di Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu?
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Model PBL tipe SSCS adalah model pembelajaran yang di dalam
pembelajarannya dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyelesaikan
masalah dan memotivasi siswa untuk menggunakan beberapa keterampilan
berpikirnya. Keterampilan berpikir tersebut mencakup mengumpulkan
informasi atau data, merangkum dan menganalisis informasi atau data untuk
memecahkan masalah sehingga mendorong siswa menjadi pemikir yang handal
dan mandiri.
2. Model PBL tipe CPS adalah model pembelajaran yang dapat menciptakan
pembelajaran di mana siswa menerima masalah yang dapat merangsang siswa
menyelesaikannya secara kreatif sehingga dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Guru hanya berperan sebagai motivator dalam menyelesaikan
masalah.
4. Pendekatan Scientific adalah suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah guru
melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring
sehingga siswa terlatih untuk berpikir kritis dan belajar mandiri.
5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar
berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku meliputi aspek
sikap, keterampilan dan pengetahuan.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar aspek sikap antara siswa yang
mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL tipe SSCS dan CPS
melalui pendekatan Scientific di Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu.
2. Untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar aspek keterampilan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL tipe
SSCS dan CPS melalui pendekatan Scientific di Kelas IV SD Negeri 01 Kota
Bengkulu.
3. Untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL tipe
SSCS dan CPS melalui pendekatan Scientific di Kelas IV SD Negeri 01 Kota
Bengkulu.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diberikan melalui penelitian ini, yaitu:
manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi guru berupa model-model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik dan sebagai
upaya untuk peningkatan serta pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti
di bidang pendidikan.
c. Hasil penelitian dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Memberikan pengalaman dan bekal dalam merencanakan pembelajaran
tematik dengan menggunakan model pembelajaran PBL Tipe SSCS dan CPS
melalui pendekatan Scientific.
2) Sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori yang didapat
semasa kuliah.
b. Bagi Guru SD Negeri 01 Kota Bengkulu dan guru SD lain yang memiliki
karakteristik sama.
1) Membantu guru mencari solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
siswa pada pembelajaran tematik.
2) Sumber informasi bagi guru mengenai model pembelajaran PBL tipe SSCS dan
CPS melalui pendekatan Scientific.
3) Menjadi bahan referensi bagi guru mengenai model pembelajaran PBL tipe
SSCS dan CPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4) Meningkatnya kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang
inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
c. Bagi Siswa
1. Dapat menciptakan pembelajaran tematik yang menyenangkan dan bermakna
dengan menggunakan model pembelajaran PBL tipe SSCS dan CPS melalui
pendekatan Scientific.
2. Mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran tematik dengan
menggunakan model pembelajaran PBL tipe SSCS dan CPS melalui
pendekatan Scientific.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun
kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan autentik. Sedangkan menurut Hadi Subroto dalam
Trianto (2010: 82), pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali
dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok
bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara
spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan
beragam pengalaman belajar siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna.
Lebih lanjut Ahmadi dan Amri (2014: 90) menjelaskan bahwa
pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Jadi, pembelajaran tematik integratif adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada
siswa.
Pelaksanaan pembelajaran tematik berawal dari tema sebagai pemersatu
berbagai mata pelajaran yang telah dipilih/dikembangkan oleh guru yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Menurut Ahmadi dan Amri (2014: 83), tema
adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
sehingga tema inilah yang menjadi penggerak mata pelajaran lainnya dalam
keutuhan suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, pembuatan tema diharapkan
memperhatikan kondisi peserta didik, lingkungan sekitar dan kompetensi guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sukandi dalam Trianto (2010: 84) bahwa
pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa, dan
ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik
dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta
didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Teori pendukung untuk pembelajaran tematik ini dimotori para tokoh psikologi
Gestalt, termasuk Jean Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Menurut Suryosubroto (2009: 136) pembelajaran Tematik memiliki
beberapa keunggulan, antara lain: (1) menyenangkan, (2) pengalaman dan
kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, (3)
hasil belajar akan bertahan lebih lama dan bermakna, dan (4) menumbuhkan
keterampilan sosial. Sementara keunggulan pembelajaran tematik menurut Mamat
dalam Prastowo (2013:142) adalah (1) mampu meningkatkan pemahaman
konseptual siswa terhadap realitas yang sesuai dengan tingkat perkembanganyya,
(2) memungkinkan siswa mampu mengeksplorasi pengetahuan melalui
serangkaian proses pembelajaran, (3) mampu meningkatkan keeratan hubungan
antar siswa, (4) membantu guru dalam meningkatkan profesionalismenya.
Berdasarkan keunggulan-keunggulan pembelajaran tematik di atas, dapat
dikatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang sesuai dengan
usia perkembangan dan kebutuhan anak. Dalam proses pembelajarannya pun siswa
terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga apa yang ia pelajari akan tertanam
dalam dirinya. Selain itu juga, pembelajaran tematik tidak hanya mengembangkan
kemampuan kognitifnya saja melainkan keterampilan siswa juga perlu dikembangkan
seperti keterampilan sosial.
Pembelajaran tematik pun dapat meningkatakan pemahaman konseptual siswa
karena setiap siswa selalu memanipulasi objuk dan berinteraksi dengan orang lain,
pada saat itu siswa memperoleh informasi yang relevan, kemudian memadukan
dengan pengetahuan dan pemahaman yang telah ia miliki sebelumnya. Dari proses
itulah siswa mengembangkan pengalaman, membangun pengetahuan dan
mengembangkan konsep baru tentang suatu realitas. Oleh karena itu, pembelajaran
tematik amapu mengeksplorasi pengetahuan siswa, meningkatkan hubungan antar
siswa serta dapat meningkatkan profesionalisme guru.
b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif
Menurut Kemendikbud (2013: 193) fungsi dan tujuan pembelajaran
tematik integratif adalah (1) Mudah memusatkan perhatian dan mengembangkan
berbagai kompetensi mata pelajaran pada satu tema atau topik tertentu, (2)
memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan lebih
merasakan manfaat serta makna belajar, (3) mengembangkan kompetensi
berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi peserta didik, (4) lebih bergairah dalam belajar karena mereka
dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, (5) guru dapat menghemat waktu, (6)
budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dari penjelasan di atas, sangat jelas bahwa dengan pembelajaran tematik
siswa akan lebih mudah untuk memahami dan mendalami materi pembelajaran
yang tergabung di dalam tema-tema serta dapat menambah semangat dan motivasi
belajar siswa karena materi yang dipelajari adalah materi yang berhubungan
dengan keadaan nyata siswa. Selain itu, budi pekerti dan moral siswa dapat
ditumbuh kembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman (2012: 258), pembelajaran tematik memiliki
karakteristik, yaitu; (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman
langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) Hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, (7) menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan.
Sementara Sukayati dalam Prastowo (2013: 149) menyatakan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik adalah “(1) pembelajaran berpusat pada siswa,
(2) menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, (3) belajar melalui
pengalaman, (4) lebih memperhatikan prosesdaripada hasil, (5) sarat dengan
muatan keterkaitan.”
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, dimana proses pembelajaran
yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus
mampu memperkaya pengalaman belajar siswa. Pembelajaran tematik
memberikan pengalaman langsung sehingga guru perlu menciptakan kondisi yang
kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna. Dalam
pembelajaran tematik pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas dikarenakan
tema yang dikaji berasal dari berbagai mata pelajaran dan saling terkait sehingga
pemisahan mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Proses pembelajaran dalam
pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran,
sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran tematik juga bersifat fleksibel dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya,
bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana
sekolah dan siswa berada. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pelaksanaan
pembelajaran tematik pun tidak terjadwal secara ketat antarmata pelajaran.
Mengingat bahwa usia awal sekolah dasar adalah usia dimana siswa masih ingin
bermain maka prinsip belajar sambil bermain merupakan prinsip belajar yang
tepat untuk dilaksanakan.
d. Tahapan Pembelajaran Tematik Integratif
Langkah guru yang akan membelajarkan materi dengan menggunakan
pembelajaran tematik integratif antara lain: (1) memilih/menetapkan tema, (2)
melakukan analisis kurikulum (SKL, KI dan KD) serta membuat indikator, (3)
melakukan pemetaan kompetensi dasar, indikator dan tema, (4) membuat jaringan
kompetensi dasar, (5) menyusun silabus tematik integratif, (6) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik integratif. (Kemendikbud, 2013: 197).
1) Memilih/ menetapkan tema
Pembelajaran tematik integratif diawali dengan memilih dan menetapkan tema
selama satu tahun. Guru harus memilih tema yang akan dibelajarkan terlebih
dahulu. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan kondisi daerah, sekolah, peserta
didik dan guru diwilayahnya.
2) Melakukan analisis kurikulum (SKL, KI dan KD) serta membuat indikator
Setelah memilih dan menetapkan tema selama satu tahun, kemudian guru
menganalisis semua Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti
(KI) serta Kompetensi Dasar (KD) yang ada dari berbagai mata pelajaran.
Kemudian guru membuat indikator dari masing-masing kompetensi dasar yang
telah dianalisis.
3) Melakukan pemetaan kompetensi dasar, indikator dan tema
Setelah indikator terbuat maka guru melakukan pemetaan kompetensi dasar
dan indikator tersebut dikaitkan dengan tema yang tersedia dan kemudian
dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih memudahkan proses
penyajian pembelajaran dan indikator mana saja yang dapat disajikan secara
terpadu diberikan tanda check list (√).
4) Membuat jaringan kompetensi dasar
Setelah dilakukan pemetaan kompetensi dasar, indikator dengan tema dalam
satu tahun dan telah terpetakan maka selanjutnya adalah membuat jaringan
kompetensi dasar dan indikator dengan cara menurunkan hasil check list (√)
dari pemetaan ke dalam format jaringan KD dan indikator.
5) Menyusun silabus tematik integratif
Setelah membuat jaringan KD dan indikator, selanjutnya guru menyusun
silabus tematik. Di dalam silabus tematik ini memberikan gambaran secara
menyeluruh tema yang telah dipilih akan disajikan beberapa minggu dan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian tema tersebut.
6) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik integratif
Setelah membuat silabus tematik, maka langkah guru selanjutnya adalah
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik. Didalam RPP
tematik ini diharapkan dapat tergambar bagaimana proses penyajian berbagai
konsep mata pelajaran yang disatukan dalam tema secara menyeluruh.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Moffit dalam Rusman (2012: 241) Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensi dari materi pembelajaran. Sedangkan Nursalam dan Efendi
dalam Putra, (2013: 66) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah
merupakan lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk
belajar, sebelum mempelajari sesuatu, siswa diharuskan mengidentifikasi suatu
masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus.
Dari pengertian di atas, maka PBL dirancang dengan tujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa yang melibatkan proses mental
yang dihadapkan pada kompleksitas suatu permasalahan yang ada di dunia nyata.
Dengan demikian, siswa diharapkan memiliki lebih banyak kemampuan daripada
hanya sekedar konsep yang dihapal, mulai dari kemampuan dalam memecahkan
masalah, kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif, kemampuan bekerja
sama melalui kelompok, kemampuan interpersonal dan komunikasi serta
kemampuan pencarian dan pengelolaan informasi.
Menurut Ngalimun (2012: 89) PBL memiliki karakteristik, yaitu; (1)
belajar dimulai dengan suatu masalah, (2) memastikan bahwa masalah yang
diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan
pelajaran diseputar masalah, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada
siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka
sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, (6) menuntut siswa untuk
mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk
atau kinerja.
Winarni (2012: 66) menjelaskan bahwa model PBL ini memiliki beberapa
tipe, diantaranya (a) Pemecahan masalah model Search, Solve, Create, Share
(SSCS). (b) Pemecahan masalah model Creative Problem Solving (CPS). (c)
Pemecahan masalah melalui penerapan dalan kehidupan nyata.
a. Pemecahan Masalah Model Search, Solve, Create, Share (SSCS)
1) Pengertian model Search, Solve, Create, Share (SSCS)
Menurut Pizzini dalam Winarni, (2012: 67) menyatakan bahwa
pembelajaran pemecahan masalah model Search, Solve, Create, Share (SSCS)
dalam pembelajaran dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyelesaikan
masalah dan memotivasi siswa untuk menggunakan beberapa keterampilan
berpikirnya. Keterampilan berpikir tersebut mencakup mengumpulkan informasi
atau data, merangkum dan menganalisis informasi atau data untuk memecahkan
masalah sehingga akan mendorong siswa menjadi pemikir yang handal dan
mandiri. Model pembelajaran mengacu pada langkah penyelesaian masalah yang
dimulai pada penyelidikan masalah, merencanakan pemecahan, mengkonstruksi
pemecahan masalah dan mengkomunikasikan penyelesaian yang diperolehnya.
Menurut Pizzini (1991: 6) keunggulan dari model PBL tipe SSCS adalah
(1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahankan masalah secara
langsung, (2) mempelajari dan memperkuat konsep-konsep ilmu, (3)
menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi, (4) mengembangkan metode
ilmiah dengan memanfaatkan IPTEK, (5) mengembangkan minat dan
keterampilan siswa, (6) memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung
jawab dalam proses pembelajarannya, (7) bekerja sama dengan orang lain, (8)
menyampaikan ide dalam bahasa yang baik dan keterampilan lain secara holistik.
2) Langkah-langkah Pembelajaran SSCS
Pelaksanaan pembelajaran SSCS menurut Winarni (2012: 67) terdiri dari
empat tahap, yaitu (1) Search, tahap yang membantu siswa untuk menghubungkan
konsep-konsep yang tersimpan di dalam ingatan siswa dan relevan dengan konsep
yang terkandung dalam permasalahan. (2) Solve, tahap dimana siswa mencari
jawaban atas permasalahan yang muncul. (3) Create, siswa mampu menghasilkan
suatu produk inovatif yang berupa solusi dari permasalahan yang muncul. (4)
Share, siswa mampu menyampaikan buah pikirnya melalui berbagai komunikasi
dan interaksi, menerima dan memproses umpan balik yang tercermin pada
jawaban permasalahan.
Melalui proses pembelajaran model SSCS ini, peserta didik akan mampu
menjadi seorang eksplorer mencari penemuan terbaru, inventor mengembangkan
ide atau gagasan untuk mampu menjadi penguji baru yang inovatif, desainer
mengkreasi rencana dan model baru, pengambilan keputusan, berlatih bagaimana
menetapkan pilihan yang bijaksana, dan sebagai komunikator mengembangkan
metoda dan teknik komunikasi untuk bertukar pendapat dan berinteraksi.
3) Peran Guru dalam Model SSCS
Dalam pembelajaran menggunakan model SSCS, guru berperan dalam
membentuk siswa untuk memperoleh kemampuan pemikiran kritis dan
kemampuan memecahkan masalah. Siswa diberikan kegiatan-kegiatan yang dapat
membuat siswa berpikir secara kritis dan mampu memecahkan masalah secara
aktif serta siswa harus didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan serta
diberikan bimbingan oleh guru.
Model SSCS memberikan kerangka kerja ilmiah yang dibuat untuk
memperluas keterampilan dalam penggunaan konsep ilmu pengetahuan. Model ini
membantu guru untuk berpikir kreatif dalam upaya menciptakan siswa agar
mampu berpikir secara kritis. Menurut Lie dalam Azizahwati (2008: 18) peran
guru dalam SSCS adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Peran Guru dalam SSCS
Tahapan Peran Guru
Search
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengarahkan siswa untuk memahami konsep serta
membimbing siswa dalam pemecahan masalah.
Solve
Mendorong siswa dalam melaksanakan rencana
kegiatan pemecahan masalah dengan cara
mengidentifikasi, mengumpulkan alternatif-alternatif
yang mungkin dapat digunakan dalam pemecahan
masalah, serta menganalisisnya.
Create
Mengarahkan siswa dalam mendeskripsikan,
mendesain atau menciptakan agar bisa
mengkomunikasikan hasil dan kesimpulan dari
permasalahn yang di dapat.
Share
Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
yang diperoleh dan meluruskan jawaban yang belum
tepat.
Berdasarkan uraian diatas, langkah-langkah pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran menurut
Winarni (2012: 67) terdiri dari tahap search, tahap solve, tahap cretae dan tahap
solve serta disempurnakan oleh pendapat Lie dalam Azizahwati (2008: 18) yang
menyatakan bahwa peran guru dalam tahap search yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan membimbing siswa, pada tahap solve yaitu mendorong siswa
dalam melaksanakan rencana kegiatan, pada tahap create yaitu mengarahkan
siswa dalam mengkomunikasikan hasil yang telah di dapat serta pada tahap share
yaitu membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil yang di peroleh.
b. Pemecahan Masalah Model Creative Problem Solving (CPS)
1) Pengertian Model Creative Problem Solving (CPS)
Model Creative Problem Solving (CPS) merupakan model pembelajaran
yang lebih menekankan pada kreativitas sebagai kemampuan dasar siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang
menciptakan sesuatu yang baru berupa gagasan atau karya nyata.
Menurut Winarni (2012: 68) CPS merupakan suatu pembelajaran dimana
siswa menerima masalah yang dapat merangsang siswa menyelesaikannya secara
kreatif sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui model
pembelajaran ini siswa dilatih untuk dapat berpikir tingkat tinggi. Siswa ditantang
untuk dapat menyelesaikan suatu permsalahan yang ada di sekitar siswa.
Dalam proses pembelajaran CPS menurut Huda (2013: 298) Guru hanya
berperan untuk mengarahkan siswa dalam upaya pemecahan masalah secara
kreatif. Selain itu, guru juga bertugas untuk menyediakan materi pelajaran atau
topik diskusi yang dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif dalam
memecahakan masalah. Jadi, dalam pembelajaran CPS guru hanya berperan
sebagai motivator dan membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah.
Keunggulan pembelajaran CPS menurut Winarni (2012: 71) adalah; (1)
mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi
ajar, (2) memberikan tantangan pada siswa, (3) melibatkan siswa secara aktif
dalam belajar, (4) membantu siswa belajar bagaimana memindahkan pengetahuan
mereka ke dalam persoalan dunia nyata dan mengembangkan pengetahuan baru
untuk kepentingan persoalan berikutnya, (6) mengembangkan keterampilan
berpikir kritis siswa dan kemampuan mereka mengadaptasikan situasi
pembelajaran baru. (7) membantu siswa mengevaluasi pemahamannya dan
mengidentifikasi alur berpikirnya.
Strategi dalam pembelajaran pemecahan masalah secara kreatif menurut
Fredericsen dalam Winarni (2012: 68) adalah sebagai berikut.
1) Inkubasi
Prinsip penting dalam pemecahan masalah secara kreatif adalah
menghindari tergesa-gesa untuk dapat memecahkan masalah. Sebaiknya
mengikuti waktu inkubasi yaitu merenung sejenak dan berpikir reflektif terhadap
masalah yang dihadapi dan memikirkan beberapa pemecahan alternatif sebelum
memilih tindakan tertentu.
2) Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan
Dalam pemecahan masalah secara kreatif siswa didorong untuk tidak
tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan siswa diminta untuk
mempertimbangkan semua kemungkinan yang terjadi sebelum mencoba
memecahkan suatu permasalahan. Dalam hal ini dapat digunakan metode
brainstorming atau curah pendapat di mana siswa dapat memberikan idenya
sebanyak mungkin dan dari ide-ide yang ada kemudian ide-ide tersebut dievaluasi
untuk dapat menemukan pemecahan masalah yang akan digunakan.
3) Iklim yang sesuai
Dalam pemecahan masalah secara kreatif, lingkungan yang santai bahkan
segar sangat diperlukan. Selain itu, siswa juga harus merasa ide-ide yang
diberikannya akan diterima dengan baik.
4) Analisis
Salah satu metode yang disarankan dalam pemecahan masalah secara
kreatif adalah dengan menganalisis dan mendaftar karakter utama atau unsur-
unsur spesifik dari suatu masalah yang akan diselesaikan.
5) Keterampilan-keterampilan berpikir
Dalam hal ini siswa akan diajarkan strategi-strategi khusus untuk
pendekatan pemecahan masalah secara kreatif yaitu, memikirkan ide-ide yang
tidak umum, mencetuskan banyak ide, merencanakan, memetakan kemungkinan-
kemungkinan, memadukan fakta-fakta, merumuskan masalah secara jelas.
6) Umpan balik
Agar siswa terampil dalam pemecahan masalah secara kreatif maka siswa
harus diberikan umpan balik dengan memberikan banyak latihan-latihan kepada
siswa dengan berbagai macam bentuk masalah.
Sesuai dengan keunggulan model pembelajaran di atas, maka dapat
dikatakan bahwa penerapan model pebelajaran PBL tipe CPS dapat memberikan
keuntungan bagi siswa dimana dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran, melatih siswa untuk berpikir kritis dengan memberikan ide-ide
yang beragam dalam pemecahan masalah, membantu siswa dalam
mengambangkan pengetahuan baru yang didapatnya, dan memberikan
pengalaman langsung kepada siswa melalui pemecahan masalah.
2) Langkah-langkah Pembelajaran Model CPS
Langkah-langkah pembelajaran CPS menurut Winarni (2012: 72) adalah:
(1) penemuan fakta, (2) penemuan masalah, berdasarkan fakta-fakta yang telah
dihimpun, ditentukan masalah/pertanyaan kreatif untuk dipecahkan, (3) penemuan
gagasan, menjaring sebanyak mungkin alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah, (4) penemuan jawaban, penentuan tolak ukur atas kriteria pengujian
jawaban yang diharapkan, (5) penentuan jawaban, diketemukan kebaikan dan
kelemahan gagasan, kemudian menyimpulkan masing-masing masalah yang
dibahas. Lebih lanjut Winarni (2012: 72) menjelaskan tentang skenario
pembelajaran CPS sebagai berikut.
Tabel 2.2 Skenario Pembelajaran CPS
Tahap Creative
Problem
Solving
Langkah-langkah
pembelajaran
Aktivitas dan Prestasi
pembelajaran
(1) (2) (3)
Kegiatan Awal
Penemuan fakta 1. Memberikan pertanyaan
pemandu, bercerita dan
meminta siswa
mengemukakan tanggapan
untuk menanamkan
pengetahuan dan
pemahaman siswa pada
suatu konsep.
2. Menjelaskan tujuan dan
kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan.
Menanggapi pertanyaan,
mengemukakan
pengetahuan dan
pemahaman yang
berhubungan dengan
konsep.
Kegiatan Inti Penemuan
masalah
1. Memberikan masalah-
masalah yang berkaitan
dengan materi pelajaran
1. Melakukan tanya jawab
tentang materi yang
akan dipelajari.
yang akan dipelajari.
Penemuan
gagasan
2. Siswa di dalam kelompok
menyampaikan tanggapan
atau pendapat untuk
memecahkan masalah dari
guru.
2. Melakukan pengamatan,
percobaan dan diskusi
untuk memperoleh
pengalaman langsung
sesuai petunjuk dan
arahan.
Penemuan
jawaban
3. Siswa berpikir dan mencari
alternatif jawaban yang
benar untuk memecahkan
masalah.
3. Melakukan
perbandingan dan
analisis terhadap
pendapat-pendapat
yang telah diberikan
oleh anggota kelompok
untuk mencari jawaban
yang relatif benar.
Penentuan
jawaban
4. Guru memberi masukan
terhadap pendapat anak dan
memberikan pengertian
tentang penyelesaian yang
benar.
4. Melakukan penyaringan
konsep yang benar dan
salah serta
mengungkapkan
kelemahan dan
kelebihan.
Refleksi Meminta siswa melakukan
pengulangan dengan tanya
jawab tentang materi yang
telah dipelajari dan
menyimpulkan materi
pelajaran.
Dengan bimbingan guru,
siswa melakukan
pengulangan dan
menyimpulkan materi
pelajaran.
Kegiatan Penutup Posttest dilakukan dengan
memberikan soal pada akhir
pembelajaran.
Siswa mengerjakan soal
evaluasi akhir.
Berdasarkan uraian diatas, langkah-langkah pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran menurut
Winarni (2012: 72) terdiri dari penemuan fakta melalui pertanyaan pemandu atau
bercerita, penemuan masalah dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, penemuan gagasan melalui kerja kelompok, penemuan
jawaban dimana siswa berpikir dan mencari alternatif jawaban dalam
memecahkan masalah dan penentuan jawaban di mana guru memberikan masukan
atau pemantapan terhadap pendapat siswa..
3. Pendekatan Scientific
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Hal ini
diyakini sebagai jalan menuju perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja
yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran
induktif dimana dalam penalaran induktif suatu fenomena atau situasi dipandang
secara spesifik untuk kemudian menarik kesimpulan secara keseluruhan.
Pendekatan induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang
lebih luas.
Proses ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena
atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Dalam proses ilmiah, proses pencarian harus berbasis
pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris dan terukur dengan
prinsip-prinsip penalaran spesifik. Oleh karena itu, proses ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasi dan menguji hipotesis. Proses ilmiah ini dapat disebut dengan
pendekatan Scientific.
Menurut Putra, (2013: 41) pendekatan scientific ialah langkah-langkah
yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh suatu kesimpulan ilmiah.
Sehingga penggunaan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi
searah guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi,
bukan diberi tahu.
Pendekatan scientific menurut Sudarwan dalam Kemendikbud (2013: 200)
memiliki ciri-ciri yaitu, penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Sehingga, proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific harus dipandu nilai-
nilai, prinsip-prinsip atau kriteria ilmiah.
Menurut Kemendikbud (2013: 200) proses pembelajaran disebut ilmiah
jika memenuhi kriteria, yaitu: (1) substansi atau materi pembelajaran berbasis
pada fakta atau fenomena, teori dan konsep yang dapat dijelaskan dengan logika
atau penalaran tertentu sehingga dapat di pertanggungjawabkan, (2) guru
mendorong peserta didik untuk dapat berpikir kritis, analistis, hipotetik serta
mampu mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespon
substansi atau materi pembelajaran, (3) tujuan pembelajaran dirumuskan secara
sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Selain itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat menciptakan
pembelajaran yang mengacu pada standar proses dimana di dalamnya terdapat
proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Guru juga harus mengedepankan
kondisi peserta didik yang berprilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak
mengamati, menanya, menalar, mencoba serta menyajikan dan
mengkomunikasikan.
Menurut Kemendikbud (2014: 37-41) pendekatan Scientific di dalam
pembelajaaran disajikan sebagai berikut.
a. Mengamati (Observing)
Dalam kegiatan ini lebih diutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.
Kegiatan ini memiliki keungggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek
secara nyata, peserta didik senang dan mudah pelaksanaannya. Kegiatan
mengamati sangat bermanfaat bagi siswa dalam pemenuhan rasa ingin tahunya.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
mengamati siswa dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek
yang diamati dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
b. Menanya (Questioning)
Pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya melainkan juga dapat
dalam bentuk pertanyaan. Guru yang efektif adalah guru yang mampu
menginspirasi siswanya untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan sikap,
keterampilan dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
guru membimbing siswa belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan siswa, ketika itu pula guru mendorong siswanya untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik.
c. Mengumpulkan Informasi dan Mengasosiasi/ Menalar (Associating)
Menalar adalah kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Menalar dalam proses
pembelajaran menekankan pada guru dan siswa merupakan pelaku aktif,
namun siswa harus lebih aktif daripada guru.
d. Mencoba (Eksperimenting)
Agar peserta didik mampu memperoleh hasil yang nyata dan otentik, maka
peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi
atau substansi yang sesuai. Dalam kegiatan ini siswa harus memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuannya serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya sehari-hari.
e. Menyajikan dan Mengkomunikasikan (Communicating)
Kegiatan ini merupakan kegiatan interaksi sesama manusia yang dirancang
dengan baik dan sengaja untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan
bersama. Dalam kegiatan ini, siswa harus lebih aktif sedangkan guru hanya
sebagai motivator. Selain itu, siswa berinteraksi dengan empati, saling
menghormati dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan
siswa menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku meliputi
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan. Menurut Winarni (2012: 138),
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Artinya, hasil belajar merupakan pencapaian
seorang siswa yang telah melakukan pembelajaran sehingga membuat siswa yang
sebelumnya tidak mengerti menjadi mengerti. Dalam implementasi kurikulum
2013, Kemendikbud (2014: 18) menyatakan bahwa pendalaman taksonomi dalam
proses pencapaian kompetensi memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude),
keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).
Ranah sikap (attitude) berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup
watak, perilaku seperti perasaan, minat, sikap, dan emosi. Ranah sikap (attitude)
terdiri dari lima aspek yaitu: (1) menerima (accepting); (2) menanggapi
(responding); (3) menilai (valuing); (4) mengelola (organizing/internalizing); dan
(5) menghayati (characterizing/actualing). Kelima aspek sikap tersebut bersifat
berjenjang, artinya dalam menentukan ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam
menjawab stimulus yang datang dari luar dirinya siswa harus mampu menerima
stimulus termasuk dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki, mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah laku siswa dalam keterpaduannya siswa mengembangkan
nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimiliki dicapai dengan kesediaan
menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
Ranah keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah keterampilan (skill) terdiri dari
empat aspek yaitu: (1) menirukan ; (2) memanipulasi; (3) pengalamiahan; dan (4)
artikulasi. Keempat aspek keterampilan tersebut bersifat berjenjang, artinya untuk
menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku
saja melainkan mengembangkan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan,
gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan
dengan mengamati suatu gerakan lalu mulai memberikan respons serupa dengan
yang diamati. Koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang
tepat dengan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara
gerakan-gerakan yang berbeda dilakukan secara rutin dengan menuntut tingkah
laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun
psikis.
Ranah pengetahuan (knowledge) berkaitan dengan penguasaan konsep,
ide, pengetahuan faktual, dan berkenaan dengan keterampilan-keterampilan
intelektual. Anderson dan Krathwohl dalam Winarni (2012: 139-140) membagi
ranah pengetahuan meliputi dua dimensi, yaitu kognitif produk dan kognitif
proses. Dalam kurikulum 2013 kognitif produk untuk sekolah dasar meliputi
pengetahuan faktual dan konseptual. Adapun kognitif proses dalam kurikulum
2013 terdiri dari enam aspek, yaitu: (1) ingatan (knowing/remembering); (2)
pemahaman (understanding); (3) penerapan (appllying); (4) analisis (analyzing);
(5) evaluasi (evaluating); dan (6) kreasi atau mencipta (creating). Keenam aspek
pengetahuan tersebut bersifat berjenjang, artinya mengkonstruk makna dari
berbagai informasi yang ditangkap panca indera dilakukan melalui mengenali dan
mengingat kembali waktu, kejadian, dan peristiwa penting.
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran
tematik melalui pendekatan Scientific. Pendekatan Scientific digunakan bertujuan
untuk melatih siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikirnya melalui
kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring dalam
semua mata pelajaran. Dari tuntutan ini harapannya adalah implementasi dari
pendekatan scientific dapat membuat siswa terampil dalam berpikir dan terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa dapat terampil berpikir dan
aktif dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan model PBL
tipe SSCS dan CPS, karena kedua model ini memiliki karakteristik pembelajaran
yang sama yaitu sama-sama memecahkan masalah sehingga siswa dapat berpikir,
bersikap dan memahami konsep lebih baik. Adapun langkah-langkah pada model
PBL tipe SSCS meliputi 4 tahap yaitu: tahap search, pada tahap ini guru meminta
seorang siswa untuk mendorong dan meanrik kursi, sementara siswa lainnya
mengamati apa yang dilakukan temannya kemudian siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai hal tersebut. Tahap solve, pada tahap ini siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok dan dalam kelompok tersebut siswa melakukan
percobaan. Tahap create, pada tahap ini setiap kelompok menuliskan hasil
percobaan yang telah mereka lakukan. Tahap share, pada tahap ini siswa
mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas. Sedangkan langkah-langkah
model PBL tipe CPS, yaitu: 1) penemuan fakta, pada tahap ini guru mengaitkan
apersepsi berupa video dengan materi pembelajaran. 2) Penemuan masalah, pada
tahap ini salah seorang siswa diminta untuk menarik dan mendorong kursi
sementara siswa lainnya mengamati apa yang dilakukan temannya didepan kelas
kemudian siswa dan guru bertanya jawab mengenai hal tersebut. 3)Penemuan
gagasan, pada tahap ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan siswa
melakukan percobaan. 4) Penemuan jawaban, pada tahap ini siswa menuliskan
hasil dari percobaannya dalam bentuk laporan dan 5) penentuan jawaban, pada
tahap ini siswa mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas, kemudian
guru memberikan masukan terhadap pendapat-pendapat siswa serta memberi
pemantapan materi pembelajaran. Kedua model ini tentu akan menghasilkan hasil
belajar yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang berbeda
yang kemudian dalam penelitian ini akan dilihat sejauh mana perbandingannya.
Keterkaitan antara pendekatan scientific dengan PBL tipe SSCS dan CPS
serta hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor disajikan pada bagan 2.1.
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu
Pendekatan Scientific
Kemampuan Awal Siswa
Pembelajaran dengan model PBL tipe
SSCS melalui Pendekatan Scientific
Pembelajaran dengan model PBL tipe
CPS melalui Pendekatan Scientific
Langkah-langkah Pembelajaran PBL
tipe SSCS melalui pendekatan
Scientific
1. Apersepsi
2. Kegiatan inti
a. Tahap Search (Experimenting +
Questioning + Observing +
Associating)
b. Tahap Solve (Associating +
Comunicating + Ekperimenting)
c. Tahap Create (Associating +
Comunicating)
d. Tahap Share (Comunicating +
Associating)
3. Penutup (menyimpulkan materi,
evaluasi, refleksi)
Langkah-langkah Pembelajaran PBL
tipe CPS melalui pendekatan Scientific
1. Apersepsi
2. Penemuan fakta (Questioning +
Observing)
3. Penemuan masalah (Experimenting +
Observing + Questioning +
Associating)
4. Penemuan gagasan (Associating +
Eksperimenting + Comunicating)
5. Penentuan jawaban (Associating +
Comunicating)
6. Penentuan jawaban (Associating +
Comunicating)
7. Penutup (menyimpulkan materi,
evaluasi, refleksi)
Hasil Belajar Tematik (Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan)
C. Asumsi
Peneliti memiliki asumsi: (1) implementasi kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran tematik melalui pendekatan scientific dapat memfasilitasi siswa
dalam proses pembelajaran yang ilmiah. (2) Model PBL tipe SSCS
menekankan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dan
memotivasi siswa untuk menggunakan keterampilan berpikirnya sehingga akan
meningkatkan hasil belajar (sikap, keterampilan dan pengetahuan). (3) Model
PBL tipe CPS menekankan pada pembelajaran di mana siswa menerima
masalah yang dapat merangsang siswa menyelesaikannya secara kreatif dengan
memberikan ide-ide yang ada yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar (sikap, keterampilan dan
pengetahuan).
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban atau anggapan sementara dari penelitian yang
kebenarannya perlu dibuktikan melalui fakta-fakta secara empiris. Hipotesis
yang akan diuji dalam penelitian ini ada 3 rumusan hipotesis nol (Ho), yaitu
sebagai berikut.
1. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek sikap antara siswa yang
mengikuti pembelajaran tematik model PBL tipe SSCS dan CPS
melalui pendekatan Scientific di kelas IV SD Negeri 01 Kota
Bengkulu.
2. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek keterampilan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran tematik model PBL tipe SSCS
dan CPS melalui pendekatan Scientific di kelas IV SD Negeri 01
Kota Bengkulu.
3. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan antara siswa
yang mengikuti pembelajaran tematik model PBL tipe SSCS dan
CPS melalui pendekatan Scientific di kelas IV SD Negeri 01 Kota
Bengkulu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
eksperimen yang bertujuan untuk menguji hipotesis dengan rancangan penelitian
di mana kedua kelas sampel diberi perlakuan berbeda. Pada kelas sampel pertama
(kelas eksperimen I) siswa belajar dengan menggunakan model PBL tipe SSCS
dan pada kelas sampel kedua (kelas eksperimen II) siswa belajar dengan
menggunakan model PBL tipe CPS. Penelitian ini merupakan salah satu jenis
penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur hubungan sebab akibat. Desain
penelitian yang digunakan adalah matching pretest-posttest comparison group
design dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Kelas Eksperimen I O X1 O
Kelas Eksperimen II O X2 O
Keterangan :
X1 = Model PBL tipe SSCS
X2 = Model PBL tipe CPS
O = pretest dan postest untuk kelas eksperiman I dan kelas eksperimen II
(Sukmadinata, 2010: 208)
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Kota Bengkulu yang
beralamatkan di Jl. Prof. Dr. Hazairin, SH. Penelitian ini dimulai pada tanggal 07
April sampai dengan 21 April 2014.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu tahun ajaran
2013/2014 yang berjumlah 54 siswa. Kelas yang digunakan sebagai populasi
adalah sebanyak 2 kelas yaitu kelas IV A yang berjumlah 30 siswa dan IV B yang
berjumlah 24 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sugiyono (2012: 62) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel populasi dimana
keseluruhan populasi menjadi sampel yaitu kelas IV SD Negeri 01 Kota
Bengkulu. Dalam menentukan kelas eksperimen I dan eksperimen II dilakukan
secara cluster random sampling. Menurut Winarni (2011: 106) teknik cluster
random sampling digunakan jika dijumpai populasi yang heterogen dimana sub
populasi merupakan suatu kelompok yang mempunyai sifat heterogen, sedangkan
dalam stratifikasi sampel tiap sub populasinya homogen. Dalam penelitian ini
kelas eksperimen I adalah kelas IVA dan untuk kelas eksperimen II adalah kelas
IVB. Sedangkan untuk sampel uji instrument dalam penelitian ini ialah kelas IVC
di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Oprasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ialah objek penelitian yang berkenaan dengan apa
yang akan diteliti. Menurut Winarni (2011: 21) variabel diartikan sebagai sesuatu
yang mempunyai variasi nilai yang dapat diartikan sebagai suatu atribut, sifat,
nilai atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen atau terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model PBL tipe
SSCS melalui pendekatan Scientific pada kelas eksperimen I dan model PBL tipe
CPS melalui pendekatan Scientific pada kelas eksperimen II.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya varibel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pembelajaran tematik. Hasil
belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah nilai hasil post-tes, nilai hasil
observasi siswa aspek sikap dan keterampilan.
c. Variabel Kontrol
Sugiyono (2012: 6) variabel kontrol adalah faktor-faktor yang di kontrol
untuk menetralisirkan pengaruh-pengaruh variabel luar terhadap hubungan
variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain, variabel kontrol bertujuan
untuk melengkapi, memperdalam dan memperluas hubungan variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru dalam
pembelajaran, materi, kemampuan siswa dan intensitas waktu belajar kedua kelas
satu sama lain.
2. Defenisi Operasional
a. Studi perbandingan (komparasi) adalah penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan perbedaan antara dua atau lebih dari dua kelompok atau
variabel yang diteliti. Hasilnya dianalisis secara deskriptif dan inferensial untuk
melihat ada atau tidaknya perbedaan antara aspek atau variabel yang diteliti.
b. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Tema dalam penelitian ini ialah
tema 8 “Lingkungan Tempat Tinggalku” dengan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, Matematika dan Bahasa Indonesia.
c. Model PBL tipe SSCS adalah model pembelajaran yang dalam
pembelajarannya dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk menylesaikan
masalah dan memotivasi siswa untuk menggunakan beberapa keterampilan
berpikirnya. Pembelajaran PBL tipe SSCS meliputi 4 tahap yaitu: tahap search,
pada tahap ini guru meminta seorang siswa untuk mendorong dan meanrik
kursi, sementara siswa lainnya mengamati apa yang dilakukan temannya
kemudian siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai hal tersebut.
Tahap solve, pada tahap ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan
dalam kelompok tersebut siswa melakukan percobaan. Tahap create, pada
tahap ini setiap kelompok menuliskan hasil percobaan yang telah mereka
lakukan. Tahap share, pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil laporannya
di depan kelas.
d. Model PBL tipe CPS adalah suatu metode menciptakan pembelajaran di mana
siswa menerima masalah yang dapat merangsang siswa menyelesaikannya
secara kreatif sehingga dapat digunakan alam kehidupan sehari-hari. Langkah-
langkah pembelajaran CPS adalah: 1) penemuan fakta, pada tahap ini guru
mengaitkan apersepsi berupa video dengan materi pembelajaran. 2) Penemuan
masalah, pada tahap ini salah seorang siswa diminta untuk menarik dan
mendorong kursi sementara siswa lainnya mengamati apa yang dilakukan
temannya didepan kelas kemudian siswa dan guru bertanya jawab mengenai
hal tersebut. 3)Penemuan gagasan, pada tahap ini siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dan siswa melakukan percobaan. 4) Penemuan jawaban,
pada tahap ini siswa menuliskan hasil dari percobaannya dalam bentuk laporan
dan 5) penentuan jawaban, pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil
percobaannya di depan kelas, kemudian guru memberikan masukan terhadap
pendapat-pendapat siswa serta memberi pemantapan materi pembelajaran.
e. Pendekatan Scientific adalah suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah guru
melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi dan mengasosiasi
(menalar), mencoba serta menyajikan dan mengkomunikasikan sehingga siswa
terlatih untuk berpikir kritis dan belajar mandiri.
f. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar
berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku meliputi sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Hasil belajar yang diteliti berupa hasil belajar
aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan.
D. Instrumen Penelitian
1. Tes (Hasil Belajar Aspek Pengetahuan)
Lembar tes bertujuan untuk mengukur hasil belajar aspek pengetahuan.
Lembar tes yang digunakan dalam penellitian ini berupa tes tertulis yang
berbentuk essay. Soal tes diberikan kepada semua sampel sesuai dengan konsep
yang diberikan selama perlakuan berlangsung. Lembar tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar pada ranah pengetahuan. Sebelum lembar tes diberikan
kepada sampel, lembar tes diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba lembar tes
dilakukan pada siswa kelas IV C SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Uji coba lembar
tes dilakukan pada kelompok yang sedang atau yang telah mempelajari materi
yang akan dijadikan penelitian. (Soal uji coba pada lampiran 5 dan 6 halaman 114
dan 115). Setelah lembar tes di uji cobakan, lembar tes tersebut akan diuji
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda soal.
2. Non Tes (Hasil Belajar Aspek Sikap dan Keterampilan)
Lembar non tes bertujuan untuk melihat atau mengetahui bagaimana
aktivitas atau kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar
non tes digunakan untuk melihat hasil belajar siswa pada aspek sikap dan
keterampilan. Hasil belajar aspek sikap dalam penelitian ini meliputi sikap
percaya diri, sikap cinta lingkungan dan sikap menghargai sesama. Sedangkan
hasil belajar aspek keterampilan meliputi keterampilan melakukan percobaan,
keterampilan menentukan titik 0 cm dan titik akhir serta pengukuran,
keterampilan membuat laporan. Dalam penelitian ini lembar non tes yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar aspek sikap terdiri dari lembar observasi
dan lembar penilaian diri, sedangkan pada aspek keterampilan terdiri dari
penilaian proyek dan portofolio.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah tes dan non tes.
1. Tes
Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek
pengetahuan yang terdiri dari penilaian pretest dan posttest. Tes diberikan kepada
semua sampel sesuai dengan konsep yang diberikan selama perlakuan
berlangsung. Pendistribusian alat tes pada sampel dan waktu pelaksanaan
pengambilan data (penelitian) dilakukan sesuai dengan jadwal pembelajaran
tematik di sekolah.
a. Pre-test
Sudijono (2013: 69) menyatakan bahwa pretest dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan di
ajarkan telah dapat dikuasi oleh peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang
dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. (Data hasil
pretest pada lampiran 16 halaman 129)
b Post-test
Sudijono (2013: 70) menyatakan bahwa posttest atau tes akhir
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran
yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para
peserta didik. Soal tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang terpenting,
yang telah diajarkan kepada para peseta didik, naskah tes akhir dibuat sama
dengan naskah tes awal. Dengan demikian dapat diketahui apakah tes akhir lebih
baik, sama, ataukah lebih jelek daripada hasil tes awal. Jika hasil tes akhir itu
lebih baik dari pada tes awal, maka dapat diartikan bahwa program pengajaran
telah berjalan dan berhasil dengan sebaik-baiknya. (Data hasil posttest pada
lampiran 25 halaman 168)
2. Non Tes
Lembar non tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada
aspek sikap dan keterampilan. Lembar non tes dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar non tes aspek sikap terdiri dari lembar
observasi dan lembar penilaian diri, sedangkan lembar non tes aspek keterampilan
berupa lembar observasi dan penilaian portofolio.
a. Lembar Penilaian Aspek Sikap
1) Lembar Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati dan dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. (Data
hasil lembar observasi siswa dikelas pada halaman 140 dan 155)
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa penilaian diri. (Data hasil
penilaian diri pada halaman 142 dan 157)
b. Lembar Penilaian Aspek Keterampilan
1) Penilaian Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati dan dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Dalam
penelitian ini yang dinilai pada lembar observasi untuk aspek keterampilan ialah
keterampilan melakukan percobaan, keterampilan menentukan titik 0 cm dan titik
akhir serta pengukuran dan keterampilan membuat laporan percobaan. (Data hasil
penilaian proyek pada halaman 145 dan 160)
2) Penilaian Portofolio
Merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun
secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.
Penilaian portofolio digunakan untuk memantau perkembangan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. (Data hasil penilaian portofolio
pada lampiran 81-82 halaman 244-245)
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji
perbedaan dua rata-rata (uji t), yang bertujuan untuk melihat apakah ada
perbedaan antara hasil belajar dengan menerapkan model PBL tipe SSCS melalui
pendekatan scientific dan menerapkan model PBL tipe CPS melalui pendekatan
scientific.
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap hasil
belajar aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Pengolahan dan analisis
data yang dilakukan meliputi pembakuan instrumen penelitian, uji prasyarat,
analisis deskriptif dan pengujian hipotesis.
1. Pembakuan Instrumen Penelitian
Lembar tes yang digunakan dalam penelitian telah diuji cobakan pada siswa
kelas IV C SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Setelah lembar tes di uji cobkaan,
lembar tes tersebut diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda soal.
a. Uji Validitas
Sebuah tes valid bila tes dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Menurut Winarni (2011: 193) teknik yang digunakan untuk mengukur validitas
soal adalah teknik korelasi product moment angka kasar dengan rumus sebagai
berikut.
rxy = ( )( )
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan :
rxy = angka indeks korelasi r product moment
∑xy = jumlah hasil perkalianantara x dan y
∑x = jumlah nilai kelas X
∑y = jumlah nilai kelas Y
N = jumlah seluruh sampel
Interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
• 0,80 - 1,00 : validitas sangat tinggi
• 0,60 - 0,80 : validitas tinggi
• 0,40 - 0,60 : validitas cukup
• 0,20- 0,40 : validitas rendah
• 0,00 - 0,20 : validitas rendah atau Tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya/reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010: 221). Adapun
rumus yang digunakan yaitu :
[
] [
( )
]
Keterangan :
= reliabilitas instrumen
= banyaknya butir soal
= jumlah varian butir
= varian total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas
tes (r11) digunakan patokan sebagai beikut.
1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berartis tes hasil
belajar yang sedang di uji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas
yang tinggi (= reliabel).
2) Apabila r11 lebih kecil dari pada 0,70 berartis tes hasil belajar yang sedang di
uji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-
reliabel ) (Sudijono, 2013: 209).
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Jika banyak
subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar, maka taraf kesukaran tes
tersebut rendah. Sebaliknya, jika hanya sedikit dari subjek yang menjawab dengan
benar maka taraf kesukarannya tinggi. Menurut Winarni (2011: 179) taraf
kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:
P =
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran:
0,0 – 0,3 = sukar
0,3 – 0,7 = sedang
0,7 – 1,0 = mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Menurut adaptasi
Winarni (2011: 179) rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda
setiap butir tes adalah:
D =
-
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
JBA = banyaknya peserta kelompok atas yang memperoleh skor maksimal
JBB = banyaknya peserta kelompok bawah yang memperoleh skor maksimal
Kriteria daya beda:
0,0 – 0,2 = jelek
0,2 – 0,4 = cukup
0,4 – 0,7 = baik
0,7 – 1,0 = baik sekali
2. Uji Prasyarat Hipotesis
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris,
yaitu dengan menggunakan uji-t. Namun, sebelum dianalisis menggunakan uji-t,
dua sampel independent harus memenuhi dua persyaratan yaitu berdistribusi
normal dan bersifat homogen.
a. Uji Normalitas
Sugiyono (2011: 171-172) menyatakan bahwa penggunaan statistik
parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan,
maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Untuk
mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal
maka dapat digunakan rumus chi-kuadrat. Hipotesis nol (Ho) pengujian ini
menyatakan bahwa sampel data berasal dari populasi berdistribusi normal
melawan hipotesis tandingan (Ha) yang menyatakan bahwa sampel berasal dari
populasi berdistribusi tidak normal.
Menurut Arikunto (2010: 333) untuk menghitung uji normalitas dapat
menggunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut.
h
2
h02
f
)f(f
Dimana : 2 : Uji chi kuadrat
0f : Data frekuensi yang diperoleh dari sampel χ
hf : Frekuensi yang diharapkan dalam populasi
Hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan hitung2 dengan nilai
kritis tabel
2pada taraf signifikan 5% dengan kriterianya adalah Ho ditolak jika
hitung2 ≥
tabel2
dan Ho diterima jika hitung2 <
tabel2
.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians sama atau
tidak. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut.
Ho : μ12 = μ2
2
Ha : μ12 ≠ μ2
2
Ho adalah hipotesis yang menyatakan skor kedua kelompok memiliki varian
yang sama dan Ha adalah hipotesis yang menyatakan skor kedua kelompok
memiliki varian tidak sama.
Uji homogenitas dilakukan dengan menghitung statistik varian melalui
perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil antara kedua kelompok kelas
sampel. Sugiyono (2012: 140) menyatakan rumus yang digunakan sebagai
berikut:
terkecilVarian
terbesarVarianFhitung
Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung lebih kecil dari
pada tabelF pada taraf signifikan 5%. Secara metematis dituliskan Fhitung < Ftabel
pada derajat kebebasan (dk) pembilang (varian terbesar) dan derajat kebebasan
(dk) penyebut (varian terkecil).
3. Analisis Deskriptif
Arikunto (2009: 143) menyatakan bahwa analisis deskriptif cara yang
digunakan untuk mengurangi jumlah data ke dalam bentuk yang dapat diolah dan
menggambarkannya dengan tepat mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan, dan
sebagainya. Termasuk dalam analisis deskriptif antara lain adalah penyajian data
melalui tabel, perhitungan skor rata- rata (mean), perhitungan median,
perhitungan modus, perhitungan simpangan baku, serta hubungan antara nilai
mean, median dan modus.
a. Perhitungan Rata-Rata (mean)
Sudijono (2010: 87) menyatakan bahwa rumus yang digunakan untuk
menghitung rata-rata (mean) adalah:
n
fxx
Keterangan:
x = mean yang kita cari
∑fx = jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi pada tiap-tiap interval data
dengan nilai tengah dari tiap-tiap interval data.
n = jumlah data/ sampel
b. Perhitungan Median
Winarni (2011: 72) menyatakan bahwa rumus yang digunakan untuk
menghitung median adalah:
(
)
Keterangan:
Me = Median yang kita cari
Bb = Batas bawah kelas interval yang mengandung Me
p = Panjang kelas interval
n = Jumlah data/sampel
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang mengandung Me
fm = Frekuensi kelas interval yang mengandung Me
c. Perhitungan Modus
Winarni ( 2011: 70) menyatakan bahwa rumus yang digunakan untuk
menghitung modus adalah:
(
)
Keterangan:
Mo = Modus yang kita cari
Bb = Batas bawah kelas interval yang mengandung modus atau kelas interval
yang mempunyai frekuensi tertinggi
b1 = Selisih frekuensi yang mengandung modeus dengan frekuensi sebelum
b2 = Selisih frekuensi yang mengandung modus dengan frekuensi sesudahnya
p = Panjang kelas interval
d. Perhitungan Simpangan Baku (Standar Deviasi/ SD)
Sudijono (2010: 168) menyatakan bahwa rumus untuk menghitung
simpangan baku menggunakan rumus:
√
(
)
Keterangan:
SD = Standar deviasi
∑fx2 = Jumlah dari hasil perkalian antara nilai tengah yang telah dikaudratkan
dengan frekuensinya masing-masing.
∑fx = Jumlah dari hasil perkalian antara nilai tengah dengan frekuensinya
masing-masing.
N = Jumlah siswa
e. Hubungan Empiris antara Nilai Mean, Median, dan Modus
Supranto (1987: 108) menyatakan bahwa kurva dikatakan normal apabila
rata-rata = modus = median , kurva dikatakan positif apabila rata-rata > median >
modus dan kurva dikatakan negatif apabila rata-rata < median < modus. Untuk
mengetahui hubungan empiris antara nilai mean, median dan modus apabila kurva
diketahui agak menceng adalah:
Rata-rata – Modus = 3 (rata-rata – Median)
Sedangkan menurut Winarni (2011: 72) menyatakan bahwa untuk
mengetahui hubungan empiris antara nilai mean, median dan modus adalah:
Modus + 2 Mean = 3 Median
4. Analisis Inferensial
Jika diketahui data yang didapat adalah data yang homogen dan normal
maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t dua sampel independent. Menurut
Sugiyono (2011:196-197), bila n1 ≠ n2 dan varian homogen, maka pengujian
hipotesis dapat menggunakan rumus uji-t dengan pooled varian untuk dua sampel
independent sebagai berikut.
2121
2
22
2
11
21
n
1
n
1
2nn
s1ns1n
xxt
Keterangan :
t = Nilai t hitung 1X = Skor rata-rata kelompok 1
2X = Skor rata-rata kelompok 2
n1 = Jumlah sampel kelompok 1
n2 = Jumlah sampel kelompok 2
S12
= Varian kelompok 1
S22
= Varian kelompok 2
Jika nilai thitung > ttabel pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) =
n1 + n2 – 2, maka terdapat perbedaan yang signifikan dan HO ditolak. Jika nilai
thitung < ttabel pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2,
maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan HO diterima.
Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat disimpulkan apakah hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis
statistik dalam penelitian ini adalah Ho merupakan hipotesis yang menyatakan
rerata skor kelas eksperimen I (µ1) sama dengan rerata skor kelas eksperimen II
(µ2). Berarti tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara siswa
yang menerapkan model PBL tipe SSCS dibandingkan siswa yang belajar dengan
model PBL tipe CPS.
Ha adalah hipotesis yang menyatakan rerata skor kelas eksperimen I (µ1)
lebih besar dibandingkan dengan rerata skor kelas eksperimen II (µ2). Berarti
terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara siswa yang
menerapkan model PBL tipe SSCS melalui pendekatan scientific dibandingkan
siswa yang diajarkan dengan model PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific.
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho
berdasarkan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% , jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
dan jika thitung < ttabel Ho tidak dapat ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Homogenitas Sampel
Untuk menentukan sampel penelitian yang baik dan homogen, peneliti
mengambil data hasil belajar Tematik tema 6 pada kelas IVA dan IVB sebagai
kelas yang akan diuji homogenitas sampelnya. Setelah menganalisis data dan
pengujian homogenitas, maka diperoleh data bahwa kelas IVA dan IVB adalah
kelas yang homogen sehingga dapat dijadikan kelas sampel penelitian. Adapun
hasil uji homogenitasnya disajikan pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Data Hasil Uji Homogenitas Sampel
Data Kelas IVA Kelas IVB
Rata-rata 78,161 73,485
Varian 100,116 156,86
N 30 25
Df 29 24
F hitung 1,56
F tabel 1,90
Kesimpulan Homogen
(Sumber: hasil analisis data lampiran 4, halaman 113)
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh nilai rata-rata kelas IVA 78,161 dan nilai
rata-rata kelas IVB 73,485. Hasil penghitungan variannya diperoleh 100,116
untuk kelas IVA dengan jumlah siswa 30 orang dan 156,86 untuk kelas IVB
dengan jumlah siswa 25 orang, sehingga didapat nilai Fhitung sebesar 1,56 dengan
cara membagi varian terbesar dengan varian terkecil. Sedangkan untuk nilai Ftabel
diperoleh sebesar 1,90 pada taraf signifikan 5%. Suatu sampel akan dikatakan
homogen apabila FHitung < FTabel. Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa
FHitung < FTabel, yaitu 1,56 < 1,90 yang artinya kelas IVA dan kelas IVB homogen.
2. Pembakuan Instrumen Penelitian
a) Validasi Ahli
Sebelum instrumen digunakan, peneliti melakukan pembakuan instrumen
terlebih dahulu. Pembakuan instrumen dilakukan dengan uji ahli yaitu ibu Prof.
Dr. Endang Widi Winarni, M.Pd. Uji ahli yang dilakukan berupa soal berbentuk
essay dan rubrik penilaian.
Dari 4 butir soal yang telah diuji ahli, diketahui bahwa pada soal nomor 4
bahasa yang digunakan terlalu sulit untuk dipahami oleh siswa, sehingga dibuat
kembali soal versi B yang bahasanya lebih disederhanakan lagi sehingga lebih
mudah untuk dipahami siswa kelas IV. Soal disesuaikan dengan tingkat jenjang
kognitif yaitu C3 hingga C5 dengan penskoran yang berbeda tiap soalnya sesuai
dengan tingkat kesukaran tiap-tiap soal. Sedangkan pada rubrik penilaian, bahwa
kunci jawaban yang dibuat peneliti harus memiliki beberapa versi jawaban yang
benar dan relevan karena pada penelitian ini siswa dituntut untuk berpikir kreatif.
b) Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen ini dilakukan sebelum instrumen digunakan dengan
tujuan untuk melihat apakah instrumen tersebut layak atau tidak untuk digunakan
sebagai instrumen dalam penelitian ini. Pengujian instrumen penelitian ini
dilakukan pada kelompok yang sedang mempelajari atau yang telah mempelajari
materi yang akan dijadikan penelitian. Oleh karena itu, uji coba instrumen pada
penelitian ini dilaksanakan pada kelompok yang sedang mempelajari materi yang
akan dijadikan penelitian yaitu kelas IVC SD Negeri 71 Kota Bengkulu yang
berjumlah 33 siswa.
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa soal
yang berbentuk essay dengan dua versi soal yang berbeda yaitu soal versi A dan
soal versi B yang masing-masing versi soal berjumlah 4 butir soal. Kedua versi
soal tersebut diberikan kepada sampel uji coba instrumen yang berjumlah 33
siswa. Siswa diberikan hak untuk memilih soal versi mana yang akan
dikerjakannya. Berdasarkan hasil uji coba instrument diperoleh lebih dari
sebagian siswa memilih soal versi B, dikarenakan soal versi B lebih mudah untuk
memahami maksud dari soal tersebut dibandingkan dengan soal versi A dimana
siswa banyak yang kebingungan. Pengujian instrumen yang dilakukan peneliti
bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan
daya beda butir soal yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Pembakuan Instrumen Penelitian
No. Soal
Essay
Validitas Reliabilitas Taraf
Kesukaran Daya Beda
Nilai Status Nilai Status Nilai Status Nilai Status
1. 1 0,85 Valid 0,72 Reliabel 0,54 Sedang 1,11 Baik
Sekali
2. 2 0,42 Valid 0,72 Reliabel 0,80 Mudah 0,33 Cukup
3. 3 0,89 Valid 0,72 Reliabel 0,22 Sukar 0,80 Baik
Sekali
4. 4 0,72 Valid 0,72 Reliabel 0,28 Sukar 0,48 Baik
(Sumber: hasil analisis data lampiran 9-12 halaman 120-123)
Berdasarkan pada interprestasi besarnya koofisien korelasi product
moment, suatu soal akan dikatakan valid apabila rhitung > rtabel dan berada pada
rentang koofisisen korelasi antara 0,40-1,00 yang termasuk dalam kategori
validitas sedang sampai dengan validitas sangat tinggi. Sedangkan suatu soal
dikatakan tidak valid apabila rhitung < rtabel dan berada pada rentang koofisien
korelasi antara 0,00-0,39 yang termasuk dalam kategori validitas rendah.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa perhitungan
uji validitas dari 4 butir soal essai yang telah diujicobakan, diperoleh semua soal
valid dengan nilai rtabel sebesar 0,344 pada taraf signifikan 5%. Pada soal nomor 1
dan 3 diperoleh besar koofisien korelasinya yaitu 0,85 dan 0,89 sehingga
termasuk ke dalam kategori validitas sangat tinggi. Soal nomor 4 dengan
koofisien korelasi 0,72 termasuk ke dalam kategori validitas tinggi dan soal
nomor 2 dengan koofisien korelasi 0,42 termasuk ke dalam kategori validitas
cukup. (Data hasil analisis uji validitas pada lampiran 9 halaman 120).
Setelah dilakukan uji validitas maka soal yang valid akan diuji
realibitasnya. Berdasarkan pada interpretasi terhadap koofisien reliabilitas tes
(r11), suatu soal dikatakan reliabel apabila r11 ≥ 0,70 dan dikatakan tidak reliabel
apabila r11 < 0,70. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa
data r11 adalah sebesar 0,72 yang artinya instrumen penelitian ini reliabel dan
dapat digunakan. (Data hasil analisis uji reliabilitas pada lampiran 10 halaman
121).
Sedangkan dalam menentukan taraf kesukaran masing-masing butir soal
terlebih dahulu skor yang diperoleh diurutkan dari yang mendapat skor tertinggi
hingga yang mendapat skor terendah kemudian diambil kelompok atas daan
kelompok bawah. Suatu soal dikatakan sukar apabila berada pada indeks
kesukaran antara 0,0-0,3, dikatakan sedang apabila berada pada indeks kesukaran
antara 0,3-0,7 dan dikatakan mudah apabila berada pada rentang indeks kesukaran
antara 0,7-1,0.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa soal nomor
3 dan 4 yang berada pada rentang 0,0-0,3 termasuk ke dalam kategori sukar. Soal
nomor 1 yang berada pada rentang 0,3-0,7 termasuk ke dalam kategori sedang dan
soal nomor 2 yang berada pada rentang 0,7-1,0 termasuk ke dalam kategori
mudah. (Data hasil analisis taraf kesukaran pada lampiran 11 halaman 122).
Dalam menghitung daya beda butir soal, suatu soal dikatakan memiliki
daya beda baik jika memiliki kriteria daya beda pada rentang 0,2-1,0 atau berada
dalam kategori cukup, baik, dan baik sekali. Berdasarkan hasil analisis pada tabel
4.2, menunjukkan bahwa soal nomor 1 dan 3 yang berada pada rentang 0,7-1,0
termasuk ke dalam kategori baik sekali. Soal nomor 4 yang berada pada rentang
0,4-0,7 termasuk ke dalam kategori baik dan soal nomor 2 yang berada pada
rentang 0,2-0,4 termasuk ke dalam kategori cukup. (Data hasil analisis daya beda
butir soal pada lampiran 12 halaman 123).
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian
a. Deskripsi Data Hasil Uji Sampel Penelitian
Sebelum dilakukan pembelajaran, kedua kelas sampel terlebih dahulu
diberikan soal pretest. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama sebelum diberikannya
perlakuan. Apabila terdapat perbedaan antara kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II setelah diberikannya perlakuan yang berbeda pula antara kedua
kelas sampel tersebut, itu merupakan perbedaan yang murni akibat dari perlakuan
yang diberikan.
Berdasarkan soal pretest yang telah diberikan, pada kelas IVA sebagai
kelas eksperimen I yang berjumlah 30 siswa diperoleh jumlah nilai sebesar 1280,
dengan nilai maksimal sebesar 75, nilai minimal sebesar 35 dan selisih nilai 40
sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 42,7. Sedangkan pada kelas IVB sebagai
kelas eksperimen II yang berjumlah 25 siswa diperoleh jumlah nilai sebesar 965,
dengan nilai maksimal sebesar 75, nilai minimal sebesar 10 dan selisih nilai 65,
sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 39. (Data hasil analisis nilai pretest pada
lampiran 16 halaman 129).
b. Deskripsi Data Hasil Belajar Aspek Sikap pada Kedua Kelas Sampel
Aspek sikap yang diamati dalam penelitian ini adalah sikap percaya diri,
sikap cinta lingkungan dan sikap menghargai sesama. Data hasil belajar aspek
sikap diperoleh melalui lembar observasi dan lembar penilaian diri. Lembar
observasi berupa lembar pengamatan yang diisi oleh peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan lembar penilaian diri adalah lembar
penilaian yang diisi sendiri oleh siswa sesuai dengan keadaan atau kondisi nyata
siswa pada saat proses pembelajaran yang telah berlangsung.
1) Lembar Observasi terhadap Siswa di Kelas
Observasi ini dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu kelas IVA sebagai
kelas eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS
melalui pendekatan scientific dan kelas IVB sebagai kelas eksperimen II dengan
menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific.
Berdasarkan data yang diperoleh pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen
I pada sikap percaya diri, terdapat 7 siswa memperoleh skor 4 yang artinya tiga
deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 8 siswa memperoleh
skor 3 yang artinya dua deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat
11 siswa memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu deskriptor saja yang muncul
pada saat pembelajaran sehingga masih diperlukan bimbingan dan motivasi serta
4 siswa memperoleh skor 1 yang artinya tidak satupun deskriptor muncul pada
saat pembelajaran dan masih sangat memerlukan bimbingan serta motivasi lebih
lanjut.
Pada sikap cinta lingkungan, hanya 2 siswa memperoleh skor 4 yang
artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 9 siswa
memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, terdapat 16 siswa memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu
deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga masih diperlukan
bimbingan dan motivasi serta 3 siswa memperoleh skor 1 yang artinya tidak
satupun deskriptor muncul pada saat pembelajaran dan masih sangat memerlukan
bimbingan serta motivasi lebih lanjut.
Pada sikap menghargai sesama, hanya 2 siswa memperoleh skor 4 yang
artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 16 siswa
memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, serta terdapat 12 siswa memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu
deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga masih diperlukan
bimbingan dan motivasi. (Hasil analisis data aspek sikap pada lembar observasi
lampiran 21 halaman 140).
Sementara pada kelas IVB sebagai kelas eksperimen II, pada sikap percaya
diri, terdapat 7 siswa memperoleh skor 4 yang artinya tiga deskriptor telah muncul
pada saat pembelajaran, terdapat 12 siswa memperoleh skor 3 yang artinya dua
deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 4 siswa memperoleh
skor 2 yang artinya hanya satu deskriptor saja yang muncul pada saat
pembelajaran sehingga masih diperlukan bimbingan dan motivasi serta 2 siswa
memperoleh skor 1 yang artinya tidak satupun deskriptor muncul pada saat
pembelajaran dan masih sangat memerlukan bimbingan serta motivasi lebih
lanjut.
Pada sikap cinta lingkungan, hanya 3 siswa memperoleh skor 4 yang
artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 9 siswa
memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, terdapat 12 siswa memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu
deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga masih diperlukan
bimbingan dan motivasi serta 1 siswa memperoleh skor 1 yang artinya tidak
satupun deskriptor muncul pada saat pembelajaran dan masih sangat memerlukan
bimbingan serta motivasi lebih lanjut.
Pada sikap menghargai sesama, hanya 3 siswa memperoleh skor 4 yang
artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 14 siswa
memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, terdapat 6 siswa memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu
deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga masih diperlukan
bimbingan dan motivasi serta 2 siswa memperoleh skor 1 yang artinya tidak
satupun deskriptor muncul pada saat pembelajaran dan masih sangat memerlukan
bimbingan serta motivasi lebih lanjut. (Hasil analisis data aspek sikap pada
lembar observasi lampiran 22 halaman 155).
2) Lembar Penilaian Diri Siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas IVA sebagai kelas
eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui
pendekatan scientific dan kelas IVB sebagai kelas eksperimen II dengan
menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific,
diperoleh penilaian diri dari setiap kelas eksperimen.
Berdasarkan data yang diperoleh pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen
I pada sikap percaya diri aspek berani presentasi di kelas, terdapat 13 siswa yang
menjawab selalu diperoleh nilai 4, terdapat 6 siswa yang menjawab sering
diperoleh nilai 3, dan 11 siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2
sehingga masih diperlukan bimbingan dan motivasi. Pada aspek berani
berpendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan, terdapat 6 siswa yang
menjawab selalu diperoleh nilai 4, terdapat 14 siswa menjawab sering diperoleh
nilai 3, dan 10 siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 sehingga
masih diperlukan bimbingan dan motivasi. Sedangkan pada aspek mampu
membuat keputusan dengan cepat, terdapat 5 siswa yang menjawab selalu
diperoleh nilai 4, terdapat 12 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3, 12
siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 dan masih memerlukan
bimbingan dan motivasi, serta 1 siswa yang menjawab tidak pernah diperoleh
nilai 1 sehinggan masih sangat memerlukan bimbingan dan motivasi lebih lanjut.
Pada sikap cinta lingkungan aspek menjaga kebersihan lingkungan,
terdapat 7 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, 11 siswa yang menjawab
sering diperoleh nilai 3, dan 12 siswa menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2
sehingga masih diperlukan bimbingan dan motivasi. Pada aspek tidak membuang
sampah sembarangan, terdapat 7 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, 14
siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3, dan 9 siswa yang menjawab
kadang-kadang diperoleh nilai 2 sehingga masih memerlukan bimbingan dan
motivasi. Sedangkan pada aspek meletakkan barang sesuai tempatnya dengan
tidak merusak lingkungan, terdapat 10 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai
4, 9 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3, 9 siswa yang menjawab
kadang-kadang diperoleh nilai 2 sehingga masih memerlukan bimbingan dan
motivasi serta 2 siswa yang menjawab tidak pernah diperoleh nilai 1 dan masih
sangat memerlukan bimbingan dan motivasi lebih lanjut.
Pada sikap menghargai sesama aspek menghormati pendapat teman yang
berbeda suku, agama, ras, budaya dan gender, terdapat 12 siswa yang menjawab
selalu diperoleh nilai 4, terdapat 8 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3,
terdapat 9 siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 sehingga masih
memerlukan bimbingan dan motivasi, serta 1 siswa yang menjawab tidak pernah
diperoleh nilai 1 sehingga masih sangat memerlukan bimbingan dan motivasi
lebih lanjut. Pada aspek menerima kesepakatan meskipun berbeda pendapat,
terdapat 12 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, terdapat 9 siswa yang
menjawab sering diperoleh nilai 3, dan terdapat 9 siswa yang menjawab kadang-
kadang diperoleh nilai 2 sehingga masih memerlukan bimbingan dan motivasi.
Pada aspek menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain, terdapat
14 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, terdapat 11 siswa yang
menjawab sering diperoleh nilai 3, dan terdapat 5 siswa yang menjawab kadang-
kadang diperoleh nilai 2 sehingga masih memerlukan bimbingan dan motivasi.
(Hasil analisis data pada lampiran 21 halaman 142).
Sementara pada kelas IVB sebagai kelas eksperimen II, pada sikap percaya
diri aspek berani presentasi di kelas, terdapat 1 siswa yang menjawab selalu
diperoleh nilai 4, terdapat 6 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3,
terdapat 17 siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 sehingga
masih memerlukan bimbingan dan motivasi, serta 1 siswa yang menjawab tidak
pernah diperoleh nilai 1 sehingga masih sangat memerlukan bimbingan dan
motivasi lebih lanjut. Pada aspek berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, terdapat 1 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, terdapat 6
siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3, terdapat 17 siswa yang menjawab
kadang-kadang diperoleh nilai 2 dan masih memerlukan bimbingan dan motivasi
serta 1 siswa yang menjawab tidak pernah sehingga masih sangat memerlukan
bimbingan dan motivasi. Pada aspek mampu membuat keputusan dengan cepat,
terdapat 3 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, 2 siswa yang menjawab
sering diperoleh skor 3, dan 20 siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh
nilai 2 sehingga masih diperlukan bimbingan dan motivasi.
Pada sikap cinta lingkungan aspek menjaga kebersihan lingkungan
terdapat 4 siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, 8 siswa yang menjawab
sering diperoleh nilai 3, 12 siswa yang menjawab kadang-kadang dan masih
memerlukan bimbingan dan motivasi serta 1 siswa yang menjawab tidak pernah
sehingga masih sangat memerlukan bimbingan dan motivasi lebih lanjut. Pada
aspek tidak membuang sampah sembarangan, terdapat 2 siswa yang menjawab
selalu diperoleh nilai 4, terdapat 13 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3,
9 siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 dan masih memerlukan
bimbingan dan motivasi, serta 1 siswa yang menjawab tidak pernah diperoleh
nilai 1 sehingga masih sangat memerlukan bimbingan dan motivasi. Pada aspek
meletakkan barang sesuai tempatnya dengan tidak merusak lingkungan, terdapat 7
siswa yang menjawab selalu diperoleh nilai 4, 10 siswa yang menjawab sering
diperoleh nilai 3, dan 8 siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2
sehingga masih memerlukan bimbingan dan motivasi lebih lanjut.
Pada sikap menghargai sesama aspek menghormati pendapat teman yang
berbeda suku, agama, ras, budaya dan gender, terdapat 7 siswa yang menjawab
selalu diperoleh nilai 4, 10 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3, dan 8
siswa yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 sehingga masih
memerlukan bimbingan dan motivasi. Pada aspek menerima kesepakatan
meskipun berbeda dengan pendapat, terdapat 4 siswa yang menjawab selalu
diperoleh nilai 4, 14 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3, 6 siswa yang
menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 dan masih memerlukan bimbingan
dan motivasi serta 1 siswa yang menjawab tidak pernah sehingga masih sangat
memerlukan bimbingan dan motivasi. Pada aspek menerima kekurangan dan
memaafkan kesalahan orang lain, terdapat 8 siswa yang menjawab selalu
diperoleh nilai 4, 9 siswa yang menjawab sering diperoleh nilai 3, dan 8 siswa
yang menjawab kadang-kadang diperoleh nilai 2 sehingga masih memerlukan
bimbingan dan motivasi. (Hasil analisis data pada lampiran 22 halaman 157).
Berdasarkan penjelasan di atas, hasil belajar aspek sikap percaya diri pada
kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3a
Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 95 91
Nilai Terendah 38 38
Rata-rata (mean) 69 71
Median 67,5 62,7
Modus 53,5 59
Simpangan Baku 16,64 12,23
(Sumber: hasil analisis data lampiran 32-35 halaman 177-182)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3a, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I yaitu 95 dan pada kelas
ekperimen II yaitu 91, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I dan
kelas ekperimen II yaitu 38. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), diperoleh
pada kelas eksperimen I yaitu 69 dan kelas eksperimen II yaitu 71. Ditinjau dari
nilai median, kelas ekperimen I memperoleh nilai yaitu 67,5 dan kelas eksperimen
II yaitu 62,7. Ditinjau dari nilai modus kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu
yaitu 53,5 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai yaitu 59. Sedangkan
ditinjau dari simpangan baku, kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu 16,64
dan kelas eksperimen II yaitu 12,23.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva positif.
Selanjutnya untuk hasil belajar aspek sikap cinta lingkungan pada kedua
kelas sampel disajikan pada tabel 4.3b berikut ini.
Tabel 4.3b
Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 88 91
Nilai Terendah 41 50
Rata-rata (mean) 63,5 65,5
Median 64,5 62,8
Modus 61,3 58,25
Simpangan Baku 11,24 10,84
(Sumber: hasil analisis data lampiran 36-39 halaman 183-188)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3b, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I yaitu 88 dan pada kelas
ekperimen II yaitu 91, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas eksperimen I
yaitu 41 dan pada kelas ekperimen II yaitu 50. Jika ditinjau dari nilai rata-rata
(mean), diperoleh pada kelas eksperimen I yaitu 63,5 dan untuk kelas eksperimen
II yaitu 65,5. Ditinjau dari nilai median, kelas ekperimen I memperoleh nilai yaitu
64,5 dan kelas eksperimen II memperoleh nilai yaitu 62,8. Ditinjau dari nilai
modus kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu 61,3 dan kelas eksperimen II
memperoleh nilai 58,25. Sedangkan apabila ditinjau dari simpangan baku, kelas
eksperimen I memperoleh nilai yaitu 11,24 dan kelas eksperimen II memperoleh
nilai yaitu 10,84.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva positif.
Sementara hasil belajar aspek menghargai sesama pada kedua kelas
sampel disajikan pada tabel 4.3c berikut ini.
Tabel 4.3c
Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 91 91
Nilai Terendah 45 50
Rata-rata (mean) 71 70
Median 71 68
Modus 71 62,5
Simpangan Baku 10,29 9,69
(Sumber: hasil analisis data lampiran 40-43 halaman 189-194)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3c, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu 91,
sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I yaitu 45 dan kelas
ekperimen II yaitu 50. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas
eksperimen I diperoleh nilai yaitu 71 dan pada kelas eksperimen II diperoleh nilai
yaitu 70. Ditinjau dari nilai median, kelas ekperimen I memperoleh nilai 71 dan
kelas eksperimen II memperoleh nilai 68. Ditinjau dari nilai modus kelas
eksperimen I memperoleh nilai 71 dan kelas eksperimen II memperoleh nilai 62,5.
Sedangkan apabila ditinjau dari simpangan baku, kelas eksperimen I memperoleh
nilai 10,29 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 9,69.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I menunjukkan kurva normal
sedangkan pada kelas eksperimen II tidak menunjukkan kurva normal. Hal ini
dapat dilihat dari posisi nilai data pada kelas eksperimen II yang menunjukkan
kurva positif.
c. Deskripsi Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada Kedua Kelas
Sampel
Data hasil belajar aspek keterampilan ini adalah data yang diperoleh dari
lembar observasi dan lembar penilaian portofolio. Lembar observasi berupa
lembar pengamatan yang diisi oleh peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung. Sementara lembar penilaian portofolio berupa tugas yang diberikan
kepada siswa. Dalam penelitian ini tugas portofolio yang diberikan yaitu membuat
kliping mengenai gaya tarik dan gaya dorong yang ada di lingkungan sekitar.
Aspek yang dinilai dari tugas portofolio dalam penelitian ini yaitu kemampuan
memilih gambar yang menunjukkan gaya tarik dan gaya dorong, estetika kliping
(kerapian, keindahan, dan kebersihan), serta penggunaan bahasa yang digunakan
dalam memberikan komentar terhadap gambar-gambar dalam kliping.
1) Lembar Observasi terhadap siswa di kelas
Observasi ini dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu kelas IVA dengan
menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui pendekatan scientific
dan kelas IVB dengan menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui
pendekatan scientific. Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu keterampilan
melakukan percobaan, keterampilan menentukan titik 0 cm dan titik akhir serta
pengukuran, dan keterampilan membuat laporan percobaan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen
I pada aspek keterampilan melakukan percobaan, terdapat 5 siswa memperoleh
skor 4 yang artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat
12 siswa memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, terdapat 12 siswa memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu
deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga masih diperlukan
bimbingan dan motivasi serta 1 siswa memperoleh skor 1 yang artinya tidak
satupun deskriptor muncul pada saat pembelajaran dan masih sangat memerlukan
bimbingan serta motivasi lebih lanjut.
Pada aspek keterampilan menentukan titik 0 cm dan titik akhir serta
pengukuran, terdapat 4 siswa memperoleh skor 4 yang artinya tiga deskriptor
telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 12 siswa memperoleh skor 3 yang
artinya dua deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, dan terdapat 14 siswa
memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu deskriptor saja yang muncul pada saat
pembelajaran sehingga masih diperlukan bimbingan dan motivasi.
Pada aspek keterampilan membuat laporan percobaan, hanya 2 siswa
memperoleh skor 4 yang artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, terdapat 8 siswa memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor
telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 17 siswa memperoleh skor 2 yang
artinya hanya satu deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga
masih diperlukan bimbingan dan motivasi serta 3 siswa memperoleh skor 1 yang
artinya tidak satupun deskriptor muncul pada saat pembelajaran dan masih sangat
memerlukan bimbingan serta motivasi lebih lanjut. (Hasil analisis data pada
lampiran 21 halaman 145).
Sementara pada kelas IVB sebagai kelas eksperimen II, pada aspek
keterampilan melakukan percobaan, terdapat 4 siswa memperoleh skor 4 yang
artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 10 siswa
memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, serta terdapat 11 siswa memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu
deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga masih diperlukan
bimbingan dan motivasi.
Pada aspek keterampilan menentukan titik 0 cm dan titik akhir serta
pengukuran, hanya 3 siswa memperoleh skor 4 yang artinya tiga deskriptor telah
muncul pada saat pembelajaran, terdapat 9 siswa memperoleh skor 3 yang artinya
dua deskriptor telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 11 siswa
memperoleh skor 2 yang artinya hanya satu deskriptor saja yang muncul pada saat
pembelajaran sehingga masih diperlukan bimbingan dan motivasi serta 2 siswa
memperoleh skor 1 yang artinya tidak satupun deskriptor muncul pada saat
pembelajaran dan masih sangat memerlukan bimbingan serta motivasi lebih
lanjut.
Pada aspek keterampilan melakukan percobaan, hanya 2 siswa
memperoleh skor 4 yang artinya tiga deskriptor telah muncul pada saat
pembelajaran, terdapat 4 siswa memperoleh skor 3 yang artinya dua deskriptor
telah muncul pada saat pembelajaran, terdapat 16 siswa memperoleh skor 2 yang
artinya hanya satu deskriptor saja yang muncul pada saat pembelajaran sehingga
masih diperlukan bimbingan dan motivasi serta 3 siswa memperoleh skor 1 yang
artinya tidak satupun deskriptor muncul pada saat pembelajaran dan masih sangat
memerlukan bimbingan serta motivasi lebih lanjut. (Hasil analisis data pada
lampiran 22 halaman 160).
Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar aspek keterampilan melakukan
percobaan pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4a
Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 25 25
Rata-rata (mean) 62,63 62,2
Median 66 65,45
Modus 77 70
Simpangan Baku 19,49 19,45
(Sumber: hasil analisis data lampiran 50-53 halaman 201-206)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.4a, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu
100, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I dan kelas ekperimen
II yaitu 25. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas eksperimen I
memperoleh nilai 62,63 dan kelas eksperimen II memperoleh nilai 62,2. Ditinjau
dari nilai median, kelas eksperimen I memperoleh nilai 66 dan kelas eksperimen
II memperoleh nilai 65,45. Ditinjau dari nilai modus kelas eksperimen I
memperoleh nilai 77 dan kelas eksperimen II memperoleh nilai 70. Sedangkan
ditinjau dari simpangan baku, kelas eksperimen I memperoleh nilai 19,49 dan
kelas eksperimen II memperoleh nilai 19,45.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva negatif.
Selanjutnya untuk hasil belajar aspek sikap keterampilan menentukan titik
0 cm dan titik akhir serta pengukuran pada kedua kelas sampel disajikan pada
tabel 4.4b.
Tabel 4.4b
Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik 0 Cm dan Titik Akhir
Serta Pengukuran
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 25 25
Rata-rata (mean) 61 59
Median 65 63
Modus 44 43,35
Simpangan Baku 18,73 19,2
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 54-57 halaman 207-212)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.4b, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu
100, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I dan kelas ekperimen
II yaitu 25. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas eksperimen I
diperoleh nilai 61 dan pada kelas eksperimen II diperoleh nilai 59. Ditinjau dari
nilai median, kelas ekperimen I memperoleh nilai 65 dan pada kelas eksperimen II
memperoleh nilai 63. Ditinjau dari nilai modus kelas eksperimen I memperoleh
nilai 44 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 43,35. Sedangkan ditinjau
dari simpangan baku, kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu 18,73 dan pada
kelas eksperimen II memperoleh nilai 19,2.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva negatif.
Sementara hasil belajar aspek keterampilan membuat laporan hasil
percobaan pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.4c.
Tabel 4.4c
Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan Hasil Percobaan
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 25 25
Rata-rata (mean) 51,36 51
Median 46,21 45,3
Modus 42,18 43,35
Simpangan Baku 15,25 17,29
(Sumber: hasil analisis data lampiran 58-61 halaman 213-218)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.4c, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu
100, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I dan kelas ekperimen
II yaitu 25. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas eksperimen I
memperoleh nilai 51,36 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 51.
Ditinjau dari nilai median, kelas ekperimen I memperoleh nilai yaitu 46,21 dan
pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 45,3. Ditinjau dari nilai modus kelas
eksperimen I memperoleh nilai yaitu 42,18 dan pada kelas eksperimen II
memperoleh nilai 43,35. Sedangkan ditinjau dari simpangan baku, kelas
ekperimen I memperoleh nilai yaitu 15,25 dan pada kelas eksperimen II
memperoleh nilai 17,29.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva positif.
2) Lembar Penilaian Portofolio
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas kelas IV A
sebagai kelas eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran PBL tipe
SSCS melalui pendekatan scientific dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen II
dengan menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan
scientific diperoleh penilaian portofolio dari setiap kelas eksperimen. Dalam
penelitian ini penilaian portofolio yang diamati adalah kemampuan siswa dalam
memilih gambar yang menunjukan gaya tarik dan gaya dorong, estetika kliping
dan penggunaan bahasa (tata bahasa dan struktur).
Berdasarkan data yang diperoleh pada kelas IV A sebagai kelas
eksperimen I pada aspek kemampuan memilih gambar yang menunjukkan gaya
tarik dan gaya dorong, terdapat 5 siswa mendapatkan nilai dengan kategori sangat
baik, 12 siswa mendapat nilai dengan kategori baik, 12 siswa mendapat nilai
dengan kategori cukup sehingga masih diperlukan bimbingan dan 1 siswa
memperoleh nilai dengan kategori kurang dan masih sangat memerlukan
bimbingan lebih lanjut.
Pada aspek estetika kliping, 4 siswa mendapat nilai dengan kategori
sangat baik, 12 siswa mendapat nilai dengan kategori baik dan 14 siswa mendapat
nilai dengan kategori cukup sehingga masih diperlukan bimbingan. Pada aspek
penggunaan bahasa, diperoleh 1 siswa mendapat nilai dengan kategori sangat
baik, 8 siswa mendapat nilai dengan kategori baik, 18 siswa mendapat nilai
dengan kategori cukup dan masih memerlukan bimbingan serta 3 siswa mendapat
nilai dengan kategori kurang sehingga masih diperlukan bimbingan lebih lanjut.
(Hasil analisis data pada lampiran 81 halaman 244).
Sementara pada kelas IV B sebegai kelas eksperimen II pada aspek
kemampuan memilih gambar yang menunjukkan gaya tarik dan gaya dorong
diperoleh data, 4 siswa mendapat nilai dengan kategori sangat baik, 10 siswa
mendapat nilai dengan kategori baik, dan 11 siswa mendapat nilai dengan kategori
cukup sehingga masih memerlukan bimbingan.
Pada aspek estetika kliping, 3 siswa mendapat nilai dengan kategori
sangat baik, 9 siswa mendapat nilai dengan kategori baik, 11 siswa mendapat nilai
dengan kategori cukup dan masih memerlukan bimbingan serta 2 siswa mendapat
nilai dengan kategori kurang sehingga masih sangat memerlukan bimbingan lebih
lanjut.
Pada aspek penggunaan bahasa, 2 siswa mendapat nilai dengan kategori
sangat baik, 4 siswa mendapat nilai dengan kategori cukup, 16 siswa mendapat
nilai dengan kategori cukup dan masih memerlukan bimbingan serta 3 siswa
mendapat nilai dengan kategori kurang sehingga masih sangat memerlukan
bimbingan lebih lanjut. (Hasil analisis data pada lampiran 82 halaman 245).
Berdasarkan penjelasan di atas, hasil belajar aspek keterampilan pada
penilaian portofolio kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5a
Keterampilan Portofolio Aspek Kemampuan Memilih Gambar yang
Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya Dorong
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 25 25
Rata-rata (mean) 57,43 59
Median 64,41 64
Modus 70 70
Simpangan Baku 18,54 19,69
(Sumber: hasil analisis data lampiran 69-72 halaman 226-231)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.5a, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu
100, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I dan kelas ekperimen
II yaitu 25. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas eksperimen I
memperoleh nilai yaitu 57,43 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 59.
Ditinjau dari nilai median, kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu 64,41 dan
pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 64. Ditinjau dari nilai modus kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II memperoleh nilai yang sama yaitu 70.
Sedangkan ditinjau dari simpangan baku, kelas eksperimen I memperoleh nilai
18,54 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 19,69.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva negatif.
Selanjutnya, hasil belajar aspek keterampilan portofolio pada estetika
kliping disajikan pada tabel 4.5b berikut ini.
Tabel 4.5b
Keterampilan Portofolio Aspek Estetika Kliping
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 25 25
Rata-rata (mean) 60 61
Median 66 65,3
Modus 70 70
Simpangan Baku 17,45 18,93
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 73-76 halaman 232-237)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.5b, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu
100, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I dan kelas ekperimen
II yaitu 25. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas eksperimen I
memperoleh nilai yaitu 60 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 61.
Ditinjau dari nilai median, kelas eksperimen I mendapat nilai 66 dan pada kelas
eksperimen II memperoleh nilai 65,3. Ditinjau dari nilai modus kelas eksperimen
I dan kelas eksperimen II memperoleh nilai yang sama yaitu 70. Sedangkan
ditinjau dari simpangan baku, kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu 17,45
dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 18,93.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva negatif.
Sementara hasil belajar pada keterampilan portofolio aspek penggunaan
bahasa pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.5c berikut ini.
Tabel 4.5c
Keterampilan Portofolio Aspek Penggunaan Bahasa
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 25 25
Rata-rata (mean) 55,26 54
Median 48,5 47,25
Modus 43 42
Simpangan Baku 17,98 19,2
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 77-80 halaman 238-243)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.5c, secara deskriptif
diperoleh nilai tertinggi pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu
100, sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I dan kelas ekperimen
II yaitu 25. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas eksperimen I
mendapat nilai yaitu 55,26 dan pada kelas eksperimen II mendapat nilai 54.
Ditinjau dari nilai median, kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu 48,5 dan
pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 47,25. Ditinjau dari nilai modus kelas
eksperimen I memperoleh nilai yaitu 43 dan pada kelas eksperimen II
memperoleh nilai 42. Sedangkan ditinjau dari simpangan baku, kelas eksperimen I
memperoleh nilai yaitu 17,98 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai
19,2.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data yang
menunjukkan kurva positif.
d. Deskripsi Data Hasil Belajar Aspek Pengetahuan pada Kedua Kelas
Sampel
Data hasil belajar aspek pengetahuan pada penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari soal posttest. Soal posttest ini diberikan kepada kedua kelas sampel
penelitian yaitu kelas IVA sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan model
pembelajaran PBL tipe SSCS melalui pendekatan scientific dan Kelas IVB
sebagai kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS
melalui pendekatan scientific. Data posttest ini memberikan gambaran hasil
belajar siswa dalam memahami pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan soal posttest yang telah diberikan, diperoleh deskripsi hasil
belajar aspek pengetahuan pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Deskripsi Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Nilai Tertinggi 95 100
Nilai Terendah 55 60
Rata-rata (mean) 77,4 80
Median 78,5 79,8
Modus 82,5 78,75
Simpangan Baku 10,69 11
(Sumber: hasil analisis data lampiran 25-27 halaman 168-172)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.6, secara deskriptif diperoleh
nilai tertinggi pada kelas eksperimen I yaitu 95 dan kelas eksperimen II yaitu 100,
sedangkan untuk nilai terendah pada kelas ekperimen I yaitu 55 dan kelas
ekperimen II yaitu 60. Jika ditinjau dari nilai rata-rata (mean), pada kelas
eksperimen I memperoleh nilai yaitu 77,4 dan pada kelas eksperimen II
memperoleh nilai 80. Ditinjau dari nilai median, kelas eksperimen I memperoleh
nilai yaitu 78,5 dan pada kelas eksperimen II memperoleh nilai 79,8. Ditinjau dari
nilai modus kelas eksperimen I memperoleh nilai yaitu 82,5 dan kelas eksperimen
II memperoleh nilai 78,75. Sedangkan ditinjau dari simpangan baku, kelas
eksperimen I memperoleh nilai yaitu 10,69 dan pada kelas eksperimen II
memperoleh nilai 11.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hubungan empiris antara posisi nilai
mean, median dan modus pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak
menunjukkan kurva normal. Hal ini dapat dilihat dari posisi nilai data pada kelas
eksperimen I yang menunjukkan kurva negatif dan pada kelas eksperimen II
menunjukkan kurva positif.
4. Pengujian Prasyarat
Uji prasyarat dilakukan untuk melihat bahwa data yang digunakan dalam
penilitian berdistribusi normal dan homogen. Hal ini dilakukan sebelum
penghitungan perbandingan uji hipotesis terhadap dua sampel. Adapun uji
prasyarat yang dilakukan berupa uji normalitas dan uji homogenitas data.
Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang
digunakan berdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan tes Chi Kuadrat, yang berarti bahwa suatu data dikatakan
berdistribusi normal jika hasil perhitungan diperoleh nilai 22
tabelhitung .
Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah sampel berasal
dari varian yang homogen. Uji homogenitas sampel dilakukan dengan
menggunakan uji-F. Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung<
Ftabel pada taraf signifikan 5% dimana derajat kebebasan (dk) pembilang (varian
terbesar) dan derajat kebebasan (dk) penyebut (varian terkecil). Uji normalitas dan
uji homogenitas dilakukan pada hasil belajar siswa aspek kognitif, afektif dan
psikomotor pada kedua kelas sampel.
a. Uji normalitas dan homogenitas data hasil uji sampel penelitian
Penghitungan uji normalitas dan homogenitas hasil uji sampel penelitian
dalam penelitian ini dilakukan pada data prettest kedua kelas sampel. Hasil
penghitungan uji normalitas dan homogenitas data pretest pada kedua kelas
sampel disajikan pada tabel 4.7 dan 4.8
Uji normalitas untuk data pretest pada kedua kelas sampel disajikan pada
tabel 4.7.
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data Pretest
Kelas 2
hitung 2
tabel Distribusi data
Eksperimen I (IVA) 4,39 7,81
Normal
Eksperimen II (IVB) 5,77 Normal
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 17-18 halaman 130-131)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.7, diperoleh nilai X2
Hitung
pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen I sebesar 4,39 dan X2
Hitung pada kelas
IVB sebagai kelas eksperimen II sebesar 5,77. Sedangkan nilai X2
Tabel sebesar
7,81 pada taraf signifikan 5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa X2
Hitung
< X2
Tabel yang artinya kedua kelas sampel penelitian sebelum diberikan perlakuan
berdistribusi normal.
Setelah dilakukan pengujian normalitas, kemudian data pretest pada kedua
kelas sampel diuji homogenitasnya. Hasil penghitungan uji homogenitas untuk
data pretest pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Uji Homogenitas Data Pretest
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-Rata 42,67 38,60
Varian 325,40 332,33
N 30 25
Df 29 24
F Hitung 1,02
F Tabel 1,90
Kesimpulan Homogen
(Sumber: hasil analisis pada lampiran 19 halaman 132)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.8, diperoleh nilai FHitung pada
kedua kelas sampel sebesar 1,02 dan nilai FTabel pada taraf signifikan 5% sebesar
1,90. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa FHitung < FTabel yaitu 1,02 < 1,90
yang artinya bahwa varian kedua kelas sampel sebelum diberikan perlakuan
berasa dari varian yang homogen.
b. Uji Normalitas Dan Homogenitas Hasil Belajar Aspek Sikap pada Kedua
Kelas Sampel
Penghitungan uji normalitas dan homogenitas hasil belajar aspek sikap
dalam penelitian ini dilakukan pada data lembar observasi dan lembar penilaian
diri kedua kelas sampel. Hasil penghitungan uji normalitas dan homogenitas data
hasil belajar aspek sikap pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.9 dan
4.10 berikut ini.
Tabel 4.9
Uji Normalitas Data Hasil Belajar Aspek sikap
Kelas 2
hitung 2
tabel Distribusi data
Eksperimen I (IVA) 6,03 7,81
Normal
Eksperimen II (IVB) 2,96 Normal (Sumber: hasil analisis data lampiran 46-47 halaman 197-198)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.9, diperoleh nilai X2
Hitung
pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen I sebesar 6, 03 dan nilai X2
Hitung pada
kelas IVB sebagai kelas eksperimen II sebesar 2,96. Sedangkan nilai X2
Tabel
sebesar 7,81 pada taraf signifikan 5%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa X2
Hitung < X2
Tabel yang artinya kedua kelas sampel penelitian berdistribusi
normal.
Setelah dilakukan pengujian normalitas pada kedua kelas sampel,
selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas pada kedua kelas sampel. Hasil dari
penghitungan homogenitas pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Uji Homogenitas Hasil Belajar pada Aspek Sikap
Data Kelas
Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Rata-rata 68 67
Varian 77,659 64,024
N 30 25
Df 29 24
F hitung 1,21
F table 1,94
Kesimpulan Homogen
(Sumber: hasil analisi data lampiran 48 halaman 199)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.10, diperoleh nilai FHitung
pada kedua kelas sampel sebesar 1,21 sedangkan nilai FTabel sebesar 1,94 pada
taraf signifikan 5%. Dari data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa FHitung < FTabel
yaitu 1,21 < 1,94 yang artinya varian kedua kelas sampel berasal dari varian yang
homogen.
c. Uji Normalitas dan Homogenitas Hasil Belajar Aspek Keterampilan
Kedua Kelas Sampel
Penghitungan uji normalitas dan homogenitas hasil belajar aspek
keterampilan dalam penelitian ini dilakukan pada data lembar observasi dan
lembar penilaian portofolio kedua kelas sampel.
1) Uji Normalitas dan Uji Homogenitas pada Lembar Observasi
Data hasil belajar aspek keterampilan yang telah diperoleh melalui
lembar observasi kemudian diuji normalitasnya. Hasil penghitungan uji
normalitas pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Uji Normalitas Data Hasil Belajar Aspek Keterampilan
Kelas 2
hitung 2
tabel Distribusi data
Eksperimen I (IVA) 4,98 7,81
Normal
Eksperimen II (IVB) 2,58 Normal
(Sumber: hasil analisis data lampiran 64-65 halaman 221-222)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.11, diperoleh nilai X2
Hitung
pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen I sebesar 4,98 dan nilai X2
Hitung pada
kelas IVB sebagai kelas eksperimen II sebesar 2,58. Sedangkan nilai X2
Tabel
sebesar 7,81 pada taraf signifikan 5%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa X2
Hitung < X2
Tabel yang artinya kedua kelas sampel penelitian berdistribusi
normal.
Setelah dilakukan pengujian normalitas pada kedua kelas sampel,
selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas pada kedua kelas sampel. Hasil dari
penghitungan homogenitas pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Uji Homogenitas Hasil Belajar pada Aspek Keterampilan
Data Kelas
Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Rata-rata 63 62
Varian 190,054 196,759
N 30 25
Df 29 24
F hitung 1,04
F table 1,94
Kesimpulan Homogen
(Sumber: hasil analisis data lampiran 66 halaman 223)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.12, diperoleh nilai FHitung
pada kedua kelas sampel sebesar 1,04 sedangkan nilai FTabel sebesar 1,94 pada
taraf signifikan 5%. Dari data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa FHitung < FTabel
yaitu 1,04 < 1,94 yang artinya varian kedua kelas sampel berasal dari varian yang
homogen.
2) Uji Normalitas dan Uji Homogenitas pada Lembar Penilaian Portofolio
Data hasil belajar aspek keterampilan yang telah diperoleh melalui
lembar penilaian portofolio kemudian diuji normalitasnya. Hasil penghitungan uji
normalitas pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Uji Normalitas Data Hasil Belajar Aspek keterampilan pada Penilaian
Portofolio
Kelas 2
hitung 2
tabel Distribusi data
Eksperimen I (IVA) 4,53 7,81
Normal
Eksperimen II (IVB) 5,76 Normal
(Sumber: hasil analisis data lampiran 83-84 halaman 246-247)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.13, diperoleh nilai X2
Hitung
pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen I sebesar 4,53 dan nilai X2
Hitung pada
kelas IVB sebagai kelas eksperimen II sebesar 5,76. Sedangkan nilai X2
Tabel
sebesar 7,81 pada taraf signifikan 5%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa X2
Hitung < X2
Tabel yang artinya kedua kelas sampel penelitian berdistribusi
normal.
Setelah dilakukan pengujian normalitas pada kedua kelas sampel,
selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas pada kedua kelas sampel. Hasil dari
penghitungan homogenitas pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Uji Homogenitas Hasil Belajar pada Aspek Keterampilan pada Penilaian
Portofolio
Data Kelas
Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Rata-rata 61 62
Varian 232,2 248,843
N 30 25
Df 29 24
F hitung 1,07
F table 1,94
Kesimpulan Homogen
(Sumber: hasil analisi data lampiran 85 halaman 248)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.14, diperoleh nilai FHitung
pada kedua kelas sampel sebesar 1,07 sedangkan nilai FTabel sebesar 1,94 pada
taraf signifikan 5%. Dari data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa FHitung < FTabel
yaitu 1,07 < 1,94 yang artinya varian kedua kelas sampel berasal dari varian yang
homogen.
d. Uji Normalitas dan Homogenitas Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Kedua
Kelas Sampel
Penghitungan uji normalitas dan homogenitas hasil belajar aspek
pengetahuan dalam penelitian ini dilakukan pada data hasil posttest kedua kelas
sampel. Hasil penghitungan uji normalitas pada kedua kelas sampel disajikan
pada tabel tabel 4.15.
Tabel 4.15
Uji Normalitas Data posttest
Kelas 2
hitung 2
tabel Distribusi data
Eksperimen I (IVA) 5,49 7,81
Normal
Eksperimen II (IVB) 3,59 Normal
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 28-29 halaman 173-174)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.15, diperoleh nilai X2
Hitung
pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen I sebesar 5,49 dan X2
Hitung pada kelas
IVB sebagai kelas eksperimen II sebesar 3,59. Sedangkan nilai X2
Tabel sebesar
7,81 pada taraf signifikan 5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa X2
Hitung
< X2
Tabel yang artinya kedua kelas sampel penelitian yaitu kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II berdistribusi normal.
Setelah dilakukan pengujian normalitas, kemudian data posttest pada
kedua kelas sampel diuji homogenitasnya. Hasil penghitungan uji homogenitas
untuk data posttest pada kedua kelas sampel disajikan pada tabel 4.16.
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Data posttest
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-Rata 77,17 80
Varian 108,07 125
N 30 25
Df 29 24
F Hitung 1,16
F Tabel 1,90
Kesimpulan Homogen
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 30 halaman 175)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.16, diperoleh nilai FHitung
pada kedua kelas sampel sebesar 1,16 dan nilai FTabel pada taraf signifikan 5%
sebesar 1,90. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa FHitung < FTabel yaitu 1,16
< 1,90 yang artinya bahwa varian kedua kelas sampel penelitian yaitu kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II berasal dari varian yang homogen.
5. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas
varian dengan hasil data kedua kelas sampel yaitu kelas IVA sebagai kelas
eksperimen I dan kelas IVB sebagai kelas eksperimen II berdistribusi normal dan
homogen, maka selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji-t. Pengujian hipotesis ini digunakan untuk melihat apakah ada
perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa aspek sikap, keterampilan dan
pengetahuan antara kelas IVA sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan
model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui pendekatan scientific dengan kelas
IVB sebagai kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe
CPS melalui pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik.
Kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho dalam pengujian hipotesis
yaitu apabila tHitung ≤ ttabel maka Ho tidak dapat ditolak yang artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II.
Begitu juga sebaliknya, apabila tHitung > tTabel maka Ho ditolak yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II. Dalam penghitungan uji-t ini, data yang digunakan adalah data uji
sampel penelitian (pretest), data aspek sikap berupa rata-rata dari hasil lembar
observasi dan penilaian diri, data aspek keterampilan berupa hasil dari lembar
observasi dan portofolio, serta pada aspek pengetahuan berupa hasil dari posttest.
a. Uji Hipotesis Data Uji Sampel Penelitian
Hasil penghitungan hipotesis terhadap kedua kelas sampel untuk data uji
sampel penelitian disajikan pada tabel 4.17.
Tabel 4.17
Uji-t Data Pretest
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 42,67 38,60
Varian 325,40 332,33
N 30 25
Df 53 53
t hitung 0,65
t table 2,02
Kesimpulan Ho yang diterima
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 20 halaman 133)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.17, diperoleh nilai nilai tHitung
pada kedua kelas sampel sebesar 0,65 sedangkan nilai tTabel sebesar 2,02 pada taraf
signifikan 5%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai tHitung < tTabel sehingga
Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
kemampuan awal siswa antara kelas IVA sebagai kelas eksperimen I dan kelas
IVB sebagai kelas eksperimen II.
b. Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Sikap
Hasil pengujian hipotesis terhadap kedua kelas sampel untuk data hasil
belajar aspek sikap disajikan pada tabel 4.18 berikut ini..
Tabel 4.18
Uji-t Hasil Belajar Aspek Sikap
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 68 67
Varian 77,659 64,024
N 30 25
Db 53 53
t hitung 0,44
t table 2,02
Kesimpulan Ho yang diterima
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 49 halaman 200)
Berdasarkan data pada tabel 4.18 di atas, diperoleh nilai tHitung pada kedua
kelas sampel sebesar 0,44 sedangkan nilai tTabel sebesar 2,02 pada taraf signifikan
5%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai tHitung < tTabel sehingga Ho
diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
siswa aspek sikap antara kelas IVA sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan
model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui pendekatan scientific dengan kelas
IVB sebagai kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe
CPS melalui pendekatan scientific.
c. Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Keterampilan
1) Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada Lembar Observasi
Aspek keterampilan yang diamati pada lembar observasi yaitu
keterampilan melakukan percobaan, keterampilan menentukan titik 0 cm dan titik
akhir serta pengukuran, dan keterampilan membuat laporan percobaan.
Adapun hasil pengujian hipotesis terhadap kedua kelas sampel untuk data
hasil belajar aspek keterampilan pada lembar observasi disajikan pada tabel 4.19
berikut ini.
Tabel 4.19
Uji-t Hasil Belajar Aspek Keterampilan
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 63 62
Varian 190,054 196,759
N 30 25
Db 53 53
t hitung 0,27
t table 2,02
Kesimpulan Ho yang diterima
(Sumber: hasil analisi data pada lampiran 67 halaman 224)
Berdasarkan data pada tabel 4.19, diperoleh nilai tHitung pada kedua kelas
sampel sebesar 0,27 sedangkan nilai tTabel sebesar 2,02 pada taraf signifikan 5%.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai tHitung < tTabel sehingga Ho diterima
yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa
aspek keterampilan pada lembar observasi antara kelas IVA sebagai kelas
eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui
pendekatan scientific dengan kelas IVB sebagai kelas eksperimen II yang
menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific.
2) Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada Penilaian Portofolio
Aspek keterampilan yang dinilai pada penilaian portofolio yaitu
kemampuan memilih gambar yang menunjukkan gaya tarik dan gaya dorong,
estetika kliping dan penggunaan bahasa.
Adapun hasil pengujian hipotesis terhadap kedua kelas sampel untuk data
hasil belajar aspek keterampilan pada lembar penilaian portofolio disajikan pada
tabel 4.20 berikut ini.
Tabel 4.20
Uji-t Hasil Belajar Aspek Keterampilan pada Lembar Penilaian Portofolio
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 61 62
Varian 232,2 248,843
N 30 25
Db 53 53
t hitung -0,24
t table 2,02
Kesimpulan Ho yang diterima
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 86 halaman 249)
Berdasarkan data pada tabel 4.20, diperoleh nilai tHitung pada kedua kelas
sampel sebesar -0,24 sedangkan nilai tTabel sebesar 2,02 pada taraf signifikan 5%.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai tHitung < tTabel sehingga Ho diterima
yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa
aspek keterampilan pada lembar penilaian portofolio antara kelas IVA sebagai
kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui
pendekatan scientific dengan kelas IVB sebagai kelas eksperimen II yang
menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific.
d. Uji Hipotesis Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Hasil pengujian hipotesis terhadap kedua kelas sampel untuk data hasil
belajar aspek pengetahuan disajikan pada tabel 4.21 berikut ini.
Tabel 4.21
Uji-t Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVA)
Rata-rata 77,17 80
Varian 108,07 125
N 30 25
Df 53
t hitung 0,79
t table 2,02
Kesimpulan Ho yang diterima
(Sumber: hasil analisis data pada lampiran 31 halaman 176)
Berdasarkan data pada tabel 4.21, diperoleh nilai tHitung pada kedua kelas
sampel sebesar 0,79 sedangkan nilai tTabel sebesar 2,02 pada taraf signifikan 5%.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai tHitung < tTabel sehingga Ho diterima
yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa
aspek keterampilan pada lembar observasi antara kelas IVA sebagai kelas
eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui
pendekatan scientific dengan kelas IVB sebagai kelas eksperimen II yang
menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific.
B. Pembahasan
1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Aspek Sikap
Aspek sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati dan mengamalkan. Berdasarkan hasil penelitian, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa aspek sikap antara
kelas IVA sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan model PBL tipe SSCS
melalui pendekatan scientific dengan kelas IVB sebagai kelas eksperimen II yang
menerapkan model PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific.
Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa aspek sikap antara kelas eksperimen I yang menerapkan model
pembelajaran PBL tipe SSCS dengan kelas eksperimen II yang menerapkan
model pembelajaran PBL tipe CPS. Hasil belajar aspek sikap berkenaan dengan
lima aspek, antara lain menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan
mengahayati. Menurut Nay dalam Winarni (2012: 156) sikap secara umum
memiliki tiga komponen, yaitu kognitif adalah keyakinan terhadap objek, sikap
adalah perasaan terhadap objek, dan konatif adalah kecenderungan untuk
bertindak dengan cara nyata untuk respek terhadap objek sikap. Dalam penelitian
ini sikap yang diamati adalah sikap percaya diri, cinta lingkungan, dan sikap
menghargai sesama..
Sikap percaya diri dilihat dengan beraninya siswa dalam berpendapat,
bertanya dan menjawab pertanyaan, membuat keputusan dengan cepat, dan
mempresentasikan hasil percobaan didepan kelas. Sikap percaya diri siswa
merupakan aspek menanggapi. Sikap cinta lingkungan dilihat dari siswa menjaga
kebersihan tempat duduk dan meja, tidak membuang sampah sembarangan dan
meletakkan barang sesuai dengan tempatnya. Sikap cinta lingkungan merupakan
aspek mengelola. Sedangkan sikap menghargai sesama dengan cara siswa
menghormati sesama temannya yang beda suku, agama, ras dan budaya. Siswa
menerima hasil kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya. Sikap
menghargai sesama merupakan aspek menghayati.
Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap
dengan menggunakan model pembelajaran PBL tipe SSCS dengan model
pembelajaran PBL tipe CPS disebabkan oleh kedua model pembelajaran tersebut
sama-sama menekankan siswa untuk terlibat secara aktif dalam mencari informasi
yang dapat diterapkan untuk dapat memecahkan masalah-masalah. Dengan siswa
terlibat aktif dalam proses pencarian informasi akan menutut siswa untuk dapat
berpikir kritis, sehingga diperlukan sikap percaya diri siswa dalam
mengemukakan pendapatnya, bertanya dan menjawab pertanyaan, serta membuat
keputusan dengan cepat dalam pemecahan masalah yang diberikan.
Selain itu, dalam melakukan kerja kelompok siswa dituntut untuk mampu
mengharagai pendapat orang lain agar terciptanya komunikasi yang baik di dalam
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Pizzini dalam Winarni (2012: 67)
menyatakan bahwa pembelajaran pemecahan masalah model SSCS dalam
pembelajaran dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyelesaikan
masalah dan memotivasi siswa untuk menggunakan beberapa keterampilan
berpikirnya dalam mengumpulkan informasi atau data, merangkum dan
menganalisis data atau informasi untuk memecahkan masalah, sehingga akan
mendorong siswa menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Winarni, 2009a (2012: 68) yang menyatakan model PBL tipe
CPS merupakan suatu pembelajaran dimana siswa menerima masalah yang dapat
merangsang siswa menyelesaikannya secara kreatif sehingga dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Aspek Keterampilan
Hasil belajar aspek keterampilan berkenaan dengan keterampilan dan
kemampuan bertindak yang terdiri dari empat aspek antara lain menirukan,
memanipulasi, pengalamiahan, dan artikulasi. Menurut Kemendikbud (2014: 22)
dalam aspek keterampilan manusia diharapkan memiliki pribadi yang
berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
maupun konkret. Oleh karena itu keterampilan yang diamati dalam penelitian ini
yaitu keterampilan dalam melakukan percobaan, keterampilan dalam menentukan
titik 0 cm dan titik akhir serta pengukuran dan keterampilan dalam membuat
laporan hasil percobaan.
Keterampilan dalam melakukan percobaan pada hasil belajar keterampilan
termasuk aspek menirukan yaitu siswa menyesuaikan konsep-konsep yang ada
dalam melakukan percobaan. Pada keterampilan menentukan titik 0 dan titik akhir
dan pengukuran termasuk dalam aspek memanipulasi yaitu siswa membentuk
pengetahuan mengenai titik 0 (titik A) dan titik akhit (titik D) serta pengukuran
keliling persegi panjang, mengoperasikan rumus dalam memecahkan masalah
yang berkaitan dengan keliling persegi panjang, kemudian siswa menarik
kesimpulan dalam penemuan rumus keliling persegi panjang. Keterampilan
membuat laporan percobaan dalam lembar kerja siswa pada hasil belajar
keterampilan tergolong dalam aspek pengalamiahan yaitu siswa mengoreksi hasil
laporan percobaan, mengemas laporan percobaan, serta mendemonstrasikan hasil
laporan percobaan di depan kelas. Hasil pembelajaran pada aspek keterampilan
diperoleh melalui lembar observasi dan penilaian portofolio.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa aspek
keterampilan pada penilaian proyek antara kelas IVA sebagai kelas eksperimen I
yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS melalui pendekatan
scientific dengan kelas IVB sebgai kelas eksperimen II yang menerapkan model
pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific.
Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa
aspek keterampilan pada penilaian proyek dengan menerapkan model
pembelajaran PBL tipe SSCS melalui pendekatan scientific dan menerapkan
model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific disebabkan
karena kedua model tersebut sama-sama menekankan siswa untuk terampil dalam
melakukan percobaan, terampil dalam menentukan titik 0 cm dan titik akhir serta
pengukuran dan terampil dalam membuat laporan hasil percobaan. selain itu,
kedua model tersebut di dalam proses pembelajaran menuntut siswa untuk
mengumpulkan dan mencari informasi secara aktif, bekerjasama dan kolaborasi
serta menyampaikan hasil informasi yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Pizzini (1991: 6) bahwa keunggulan dari model
PBL tipe SSCS adalah dapat mengembangkan minat dan keterampilan siswa,
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab dalam proses
pembelajarannya, bekerja sama dengan orang lain, dan menyampaikan ide dalam
bahasa yang baik dan keterampilan lain secara holistik.
3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Aspek Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa aspek
pengetahuan antara kela IVA sebagai kelas eksperimen I yang menerapkan model
pembelajaran PBL tipe SSCS melalui pendekatan scientific dengan kelas IVB
sebgai kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS
melalui pendekatan scientific.
Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar aspek
pengetahuan disebabkan karena pembelajaran pada kedua model ini diawali
dengan suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Melalui masalah
tersebut, siswa dilatih untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif dan terampil dalam memecahkan masalah kehidupan nyata. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan Delisle dalam Abidin (2014: 159) pembelajaran
berbasis masalah dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan
kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama
mereka mempelajari materi pembelajaran. Sama halnya dengan model PBL tipe
SSCS menurut Pizzini dalam Winarni (2012: 67) yang menyatakan bahwa
pembelajaran pemecahan masalah model SSCS dalam pembelajaran dapat
mempengaruhi siswa untuk menyelesaikan masalah dan memotivasi siswa untuk
menggunakan keterampilan berpikirnya.
Selain itu, tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
aspek pengetahuan dengan menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS dan
menerapkan model pembelajaran PBL tipe CPS melalui pendekatan scientific
disebabkan karena kedua model ini memiliki langkah-langkah pembelajaran yang
hampir sama. Penerapan pendekatan scientific pun dari kedua model tersebut
sama-sama terlaksana. Seperti observing pada model PBL tipe SSCS muncul pada
tahap search dan pada model PBL tipe CPS muncul pada tahap penemuan fakta
dan penemuan masalah. (Siswa melakukan observing pada foto 1.a, 2.c, 2.d, 2.g,
2.h halaman 250 dan 253). Pada tahap tersebut guru dan siswa memunculkan
suatu permasalahan dan guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai
permasalahan tersebut.
Dimulai dengan siswa mengamati video yang diputar oleh guru, kemudian
salah seorang siswa melakukan kegiatan mendorong dan menarik benda di depan
kelas sementara siswa lainnya mengamati apa yang dilakukan temannya didepan
kelas (observing). Melalui kegiatan ini siswa akan lebih mudah memahami
konsep yang akan dipelajarinya karena siswa mengalami sendiri melalui benda
nyata yang ada disekitar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarni (2009:
19) .... Observasi yang terorganisasi merupakan dasar bagi penyelidikan yang
lebih terarah. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit
dan abstrak jika disertai contoh konkret, contoh yang sesuai situasi dan kondisi
yang dihadapi dengan mempraktikkan sendiri upaya penemuan konsep melalui
kegiatan fisik dan mental.
Begitu pula questioning, pada model PBL tipe SSCS muncul pada tahap
search dan pada model PBL tipe CPS muncul pada tahap penemuan fakta dan
penemuan masalah. Setelah siswa mengamati video yang diputar oleh guru dan
mengamati temannya melakukan dorongan dan tarikan di depan kelas, kemudian
siswa dan guru melakukan tanya jawab (questioning) mengenai apa yang telah
siswa amati. (Siswa dan guru melakukan questioning pada foto 1.b, 2e dan 2f
halaman 250 dan 254).
Associating pada model PBL tipe SSCS muncul pada setiap tahapnya yaitu
search, solve, create dan share sementara pada model PBL tipe CPS muncul pada
tahap penemuan masalah, penemuan gagasan, penemuan jawaban, penentuan
jawaban. Associating muncul pada setiap tahap model PBL tipe SSCS dan CPS
dikarenakan pada setiap tahap kemampuan siswa menalar (associating) sangat
dituntut. Siswa diharapkan dapat memulai untuk menghubungkan konsep yang
telah ditemukan dengan konsep yang ada didalam pikirannya. Sesuai dengan
pendapat Keraf dalam Inggit (2013) bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir
dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju
kepada suatu kesimpulan. (Foto 1.c, 1.d, 1.e, 1.f, 1.i, 1.j, 2.e, 2.f, 2.g, 2.k, 2.o dan
2.q halaman 250-251 dan 254-256).
Experimenting pada model PBL tipe SSCS muncul pada tahap search dan
solve dan pada model PBL tipe CPS muncul pada tahap penemuan masalah dan
penemuan gagasan. Pada tahap search model PBL tipe SSCS dan penemuan
masalah model PBL tipe CPS, siswa melakukan kegiatan mendorong dan menarik
benda sementara pada tahap solve model PBL tipe SSCS dan penemuan gagasan
pada model PBL tipe CPS, siswa melakukan percobaan secara berkelompok. Pada
tahap ini sama-sama mempersiapkan dan melakukan kegiatan untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul. Guru membantu siswa untuk
menentukan metode atau langkah-langkah dalam melakukan percobaan. Pada
tahap ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Siswa di dalam kelompoknya
bersama-sama berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh
guru dengan cara mencoba sendiri (experimenting). (Foto 1.c, 1.d, 1.e, 1.f dan 2.k,
2.l, 2.m, 2.n pada halaman 250-251 dan 255)
Melalui kegiatan tersebut, siswa dituntut untuk dapat mengalami sendiri,
mencari dan menemukan konsep, serta dapat menarik kesimpulan dari apa yang
telah dilakukan. Sesuai dengan pendapat Djamarah dalam Widarmika (2012)
bahwa metode eksperimen merupakan cara penyajian di mana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari, sehingga dalam
proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau
proses sesuatu.
Comunicating pada model PBL tipe SSCS muncul pada tahap solve,
create, share dan pada model PBL tipe CPS muncul pada tahap penemuan
gagasan, penemuan jawaban serta penentuan jawaban. Pada tahap ini siswa dilatih
untuk dapat menyampaikan hasil yang diperoleh setelah melakukan percobaan
dalam bentuk tulisan sehingga diperoleh sebuah laporan hasil percobaan. (Foto
1.g, 1.h dan 2.o, 2.p pada halaman 251 dan 255). Kemudian hasil percobaan
dibahas bersama-sama atau disampaikan ke kelompok yang lain. Setiap kelompok
mempresentasikan atau memaparkan laporan hasil percobaannya di depan kelas.
(Foto 1.i, 1.j dan 2.q, 2.r, 2.s, 2.t pada halaman 252 dan 256).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian di SD Negeri 01 Kota Bengkulu
maka dapat disimpulkan bahwa.
1. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek sikap yang signifikan antara siswa
yang mengikuti model pembelajaran PBL tipe SSCS dengan CPS pada
pembelajaran Tematik di kelas IV SD 01 Kota Bengkulu.
2. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek keterampilan yang signifikan
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran PBL tipe SSCS dengan CPS
pada pembelajaran Tematik di kelas IV SD 01 Kota Bengkulu.
3. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan yang signifikan
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran PBL tipe SSCS dengan CPS
pada pembelajaran Tematik di kelas IV SD 01 Kota Bengkulu.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti
menyarankan:
1. Karena kedua model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk berpikir kritis
dan kretaif menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari
sehingga.guru dapat menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS dan CPS
melalui pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik
2. Guru dalam menerapkan model pembelajaran PBL tipe SSCS dan CPS melalui
pendekatan scientific harus kreatif dalam memilih masalah-masalah yang akan
digunakan sebagai materi pembelajaran agar siswa lebih tertantang dalam
menyelesaikannya.
3. Guru hendaknya lebih menyakinkan siswa untuk dapat bekerja sama dengan
anggota kelompoknya sehingga siswa dapat bersikap terbuka dan saling
menghargai dalam menyelesaikan tugas kelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama
Ahmadi, Iif Khoiru & Amri Sofan. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran
Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin Abdul Jabar. 2009. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
Tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud.
________2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemendikbud.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta. Aswaja
Pressindo.
Pizzini. 1991. SSCS Implementation HandBook. lowa City: University of lowa
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva
Press
Putra. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA
Press.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
________ 2010. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
_________2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata. 2010. Metonde Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Supranto, J. 1987. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Tim Penulis. 2014. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bengkulu: UNIB
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustakarya
Winarni, Endang, W. 2012. Inovasi Dalam Pembelajaran IPA. Bengkulu:Unit
Penerbitan FKIP Unib.
________2011. Penelitian Pendidikan. Bengkulu: FKIP Unib.
________2011. Statistik. Bahan Ajar. FKIP Unib
________2009. Mengajar IPA Secara Bermakna. Bengkulu: Unib Press
Sumber lain:
Azizahwati. 2008. Penguasaan Materi Kapita Selekta Fisika Sekolah II FKIP
UNRI Melalui Penerapan Model Pembelajaran Search, Solve, Create,
Share. http://ejournal.unri.ac.id/ diunduh pada tanggal 12 Februari 2014
Inggit tiara. 2013. Penalaran deduktif dan penalaran induktif.
http://inggitsoekarno.blogspot.com201303 penalaran-deduktif-dan-
penalaran.html diunduh pada tanggal 08 April 2014
Widarmika. 2012. Metode eksperimen. http://komangwidarmika.blogspot.com/
2012/12/metode-eksperimen.html. diunduh pada tanggal 08 April 2014
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Fella Ferdialuri. Lahir di Bengkulu
Utara pada tanggal 07 Februari 1993. Peneliti putri kedua dari
pasangan bapak Slamet Saeran dan Ibu Siti Maryani, SH,
memiliki satu saudara laki-laki. Peneliti bertempat tinggal di
Jalan Padat Karya Desa Karang Anyar 2 Kecamatan Arga
Makmur Kabupaten Bengkulu Utara dan beragama Islam.
Peneliti menempuh pendidikan secara formal di SD Negeri 07 Arga
Makmur dan lulus pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Arga Makmur dan lulus pada tahun 2007 dan melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 01 Arga Makmur dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun berikutnya
peneliti diterima sebagai mahasiswa di PGSD FKIP UNIB.
Tahun 2013, peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata periode ke 70
Universitas Bengkulu di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Pondok Kubang,
Kabupaten Bengkulu Tengah selama dua bulan (01 Juli s/d 31 Agustus 2013).
Kemudian peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan II di SD Negeri
01 Kota Bengkulu dari bulan September 2013 sampai bulan Januari 2014 dan
pada bulan April 2014 peneliti menyelesaikan penelitian di SD Negeri 01 Kota
Bengkulu.
Lampiran 4
Data Nilai Tema 6 Semester Genap Siswa Kelas IV SDN 01 kota Bengkulu
No. Nama Siswa IVA IVB
1. Siswa 1 90 80
2. Siswa 2 63 80
3. Siswa 3 73 92
4. Siswa 4 68 92
5. Siswa 5 74 70
6. Siswa 6 63 73
7. Siswa 7 88 79
8. Siswa 8 78 70
9. Siswa 9 80 72
10. Siswa 10 80 87
11. Siswa 11 85 79
12. Siswa 12 78 57
13. Siswa 13 69 80
14. Siswa 14 91 69
15. Siswa 15 66 70
16. Siswa 16 91 39
17. Siswa 17 68 67
18. Siswa 18 84 78
19. Siswa 19 96 90
20. Siswa 20 88 70
21. Siswa 21 89 80
22. Siswa 22 83 50
23. Siswa 23 91 80
24. Siswa 24 69 88
25. Siswa 25 95 80
26. Siswa 26 74
27. Siswa 27 91
28. Siswa 28 90
29. Siswa 29 88
30. Siswa 30 80
Jumlah 2423 1872
Rata-rata 78,16129032 73,4857143
Varian 100,116092 156,86
Fhitung 1,56
Ftabel 1,90
Ket. Homogen
Lampiran 5
SOAL UJI COBA INSTRUMEN
(Seri A)
Perhatikan sketsa gambar di bawah ini!
Keterangan:
Tanda panah A menggambarkan kursi di dorong sejauh 60 cm (panjang)
Tanda panah B menggambarkan kursi di tarik sejauh 40 cm (lebar)
Soal:
1. Hitunglah keliling garis yang dilalui kursi dengan panjang dan lebar yang telah diketahui!
2. Gambar kursi pada sketsa di atas menggambarkan perpindahan posisi kursi. Sebutkan
gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut?
3. Gambarlah 3 macam bentuk persegi panjang yang dapat dibentuk dengan ukuran keliling
tersebut!
4. Buatlah2 kesimpulan tentang sketsa gambar di atas!
B 40 cm
60 cm
A
Lampiran 6
SOAL UJI COBA INSTRUMEN
(Seri B)
Perhatikan sketsa gambar di bawah ini!
Keterangan:
Tanda panah A menggambarkan kursi di dorong sejauh 60 cm (panjang)
Tanda panah B menggambarkan kursi di tarik sejauh 40 cm (lebar)
Soal:
1. Setelah kursi ditarik dan didorong membentuk sebuah bangun datar, Hitunglah
keliling garis yang dilalui kursi dengan panjang dan lebar yang telah diketahui!
2. Gambar kursi pada sketsa di atas menggambarkan perpindahan posisi kursi. Sebutkan
gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut?
3. Gambarlah 3 macam bentuk persegi panjang yang dapat dibentuk dengan ukuran
keliling tersebut!
4. Ceritakan dengan bahasa yang baik dan benar berdasarkan sketsa diatas !
a. Berdasarkan gaya / bergesernya kursi.
b. Berdasarkan jarak perpindahan yang membentuk panjang dan lebar.
B 40 cm
60 cm
A
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN INSTRUMENT
(Seri A)
1. Diketahui : Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Ditanya : Keliling persegi panjang ?
Penyelesaian:
Kll = (2 x p) + (2 x l)
= (2 x 60cm) + (2 x 40 cm)
= 120 + 80 cm
= 200 cm
Kll = p + p + l + l
= 60 + 60 + 40 + 40
= 200 cm
Kll = 2 x (p + l)
= 2 x (60 + 40)
= 200 cm
Keterangan: apabila siswa menjawab salah satu dari jawaban diatas maka jawaban
benar.
2. Gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut ialah gaya dorong dan gaya
tarik
3. D C D C D C
A B A B
A B
Keterangan :
Jawaban disesuaikan dengan ketentuan keliling pesegi panjang = 200cm
20 cm
60 cm
75 cm 70 cm
90 cm
10 cm
15 cm
85 cm
4. Dari sketsa diatas dapat disimpulkan:
Gaya tarik dan gaya dorong dapat mengubah gerak benda
Rumus keliling persegi panjang ialah (2 x p) + (2 x l), 2 (p + l), p + p + l + l
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN INSTRUMENT
(Seri B)
1. Diketahui : Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Ditanya : Keliling persegi panjang ?
Penyelesaian:
Kll = (2 x p) + (2 x l)
= (2 x 60cm) + (2 x 40 cm)
= 120 + 80 cm
= 200 cm
Kll = p + p + l + l
= 60 + 60 + 40 + 40
= 200 cm
Kll = 2 x (p + l)
= 2 x (60 + 40)
= 200 cm
Keterangan: apabila siswa menjawab salah satu dari jawaban diatas maka jawaban
benar.
2. Gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut ialah gaya dorong dan gaya
tarik
3. 3. D C D C D C
A B A B
A B
Keterangan :
Jawaban disesuaikan dengan ketentuan keliling pesegi panjang = 200cm
20 cm
60 cm
75 cm 70 cm
90 cm
10 cm
15 cm
85 cm
4. a. Dari sketsa diatas dapat dilihat tanda panah A menggambarkan kursi didorong
sehingga mengubah gerak dan posisi kursi, sedangkan tanda panah B kursi ditarik
sehingga kursi berpindah tempat. Dapat kita simpulkan gaya tarik dan gaya dorong
dapat mengubah gerak benda sehingga kursi berpindah tempat.
b. Dari sketsa diatas dapat dilihat tanda panah A menggambarkan kursi didorong sejauh
60 cm dan membentuk panjang, sedangkan tanda panah B kursi ditarik sejauh 40 cm
dan membentuk lebar, selanjutnya kita tarik tanda panah A kebawah hingga
membentuk sudut 90° ditandai dengan garis putus-putus, sedangkan tanda panah B
kita tarik ke kiri hingga membentuk sudut 90° ditandai dengan garis putus-putus,
setelah dihubungakan terbentuk bangun datar persegi panjang dengan panjang 60 cm
dan lebar 40 cm.
Lampiran 9
Uji Validitas Soal
No. Nama Siswa Nomor Butir Soal
y y2 1 2 3 4
1 Siswa 1 20 10 0 10 40 1600
2 Siswa 2 0 10 10 0 20 400
3 Siswa 3 0 0 0 10 10 100
4 Siswa 4 20 10 20 10 60 3600
5 Siswa 5 0 10 10 5 25 625
6 Siswa 6 0 10 0 0 10 100
7 Siswa 7 20 10 20 10 60 3600
8 Siswa 8 20 10 20 20 70 4900
9 Siswa 9 20 10 20 15 65 4225
10 Siswa 10 20 10 20 25 75 5625
11 Siswa 11 20 5 10 5 40 1600
12 Siswa 12 0 10 10 0 20 400
13 Siswa 13 0 5 0 10 15 225
14 Siswa 14 20 5 0 5 30 900
15 Siswa 15 0 5 0 10 15 225
16 Siswa 16 20 10 20 10 60 3600
17 Siswa 17 0 5 0 10 15 225
18 Siswa 18 20 10 20 5 55 3025
19 Siswa 19 20 10 20 15 65 4225
20 Siswa 20 0 10 0 0 10 100
21 Siswa 21 20 10 30 15 75 5625
22 Siswa 22 0 10 0 0 10 100
23 Siswa 23 0 5 0 5 10 100
24 Siswa 24 0 10 0 5 15 225
25 Siswa 25 20 0 10 0 30 900
26 Siswa 26 20 10 10 15 55 3025
27 Siswa 27 0 10 0 10 20 400
28 Siswa 28 20 10 20 10 60 3600
29 Siswa 29 20 10 10 20 60 3600
30 Siswa 30 0 5 0 5 10 100
31 Siswa 31 20 5 0 5 30 900
32 Siswa 32 20 5 10 10 45 2025
33 Siswa 33 0 10 10 10 30 900
∑x 360 265 300 285 1210 60800
∑x2 7200 2425 5400 3725
∑xy 19500 10650 16900 13750
Rxy 0,85906 0,42249 0,89025 0,72417
Satus VALID VALID VALID VALID
r tabel 0,344
Lampiran 10
Uji Reliabilitas Soal
No. Nama Siswa
Nomor Butir Soal y y2
1 2 3 4
1 Siswa 1 20 10 0 10 40 1600
2 Siswa 2 0 10 10 0 20 400
3 Siswa 3 0 0 0 10 10 100
4 Siswa 4 20 10 20 10 60 3600
5 Siswa 5 0 10 10 5 25 625
6 Siswa 6 0 10 0 0 10 100
7 Siswa 7 20 10 20 10 60 3600
8 Siswa 8 20 10 20 20 70 4900
9 Siswa 9 20 10 20 15 65 4225
10 Siswa 10 20 10 20 25 75 5625
11 Siswa 11 20 5 10 5 40 1600
12 Siswa 12 0 10 10 0 20 400
13 Siswa 13 0 5 0 10 15 225
14 Siswa 14 20 5 0 5 30 900
15 Siswa 15 0 5 0 10 15 225
16 Siswa 16 20 10 20 10 60 3600
17 Siswa 17 0 5 0 10 15 225
18 Siswa 18 20 10 20 5 55 3025
19 Siswa 19 20 10 20 15 65 4225
20 Siswa 20 0 10 0 0 10 100
21 Siswa 21 20 10 30 15 75 5625
22 Siswa 22 0 10 0 0 10 100
23 Siswa 23 0 5 0 5 10 100
24 Siswa 24 0 10 0 5 15 225
25 Siswa 25 20 0 10 0 30 900
26 Siswa 26 20 10 10 15 55 3025
27 Siswa 27 0 10 0 10 20 400
28 Siswa 28 20 10 20 10 60 3600
29 Siswa 29 20 10 10 20 60 3600
30 Siswa 30 0 5 0 5 10 100
31 Siswa 31 20 5 0 5 30 900
32 Siswa 32 20 5 10 10 45 2025
33 Siswa 33 0 10 10 10 30 900
∑x 360 265 300 285 1210 60800
∑x2 7200 2425 5400 3725
∑xy 19500 10650 16900 13750
alfa2 99,1736 8,99908 80,9917 38,292
∑ alfa b2 227,456
∑ alfa2 t 497,98
r11 0,72432
Keterangan:
Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 maka tes hasil belajar yang
sedang di uji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang
tinggi
Lampiran 11
Taraf Kesukaran
No. Nama Siswa
Nomor Butir Soal y y2
1 2 3 4
1 Siswa 1 20 10 0 10 40 1600
2 Siswa 2 0 10 10 0 20 400
3 Siswa 3 0 0 0 10 10 100
4 Siswa 4 20 10 20 10 60 3600
5 Siswa 5 0 10 10 5 25 625
6 Siswa 6 0 10 0 0 10 100
7 Siswa 7 20 10 20 10 60 3600
8 Siswa 8 20 10 20 20 70 4900
9 Siswa 9 20 10 20 15 65 4225
10 Siswa 10 20 10 20 25 75 5625
11 Siswa 11 20 5 10 5 40 1600
12 Siswa 12 0 10 10 0 20 400
13 Siswa 13 0 5 0 10 15 225
14 Siswa 14 20 5 0 5 30 900
15 Siswa 15 0 5 0 10 15 225
16 Siswa 16 20 10 20 10 60 3600
17 Siswa 17 0 5 0 10 15 225
18 Siswa 18 20 10 20 5 55 3025
19 Siswa 19 20 10 20 15 65 4225
20 Siswa 20 0 10 0 0 10 100
21 Siswa 21 20 10 30 15 75 5625
22 Siswa 22 0 10 0 0 10 100
23 Siswa 23 0 5 0 5 10 100
24 Siswa 24 0 10 0 5 15 225
25 Siswa 25 20 0 10 0 30 900
26 Siswa 26 20 10 10 15 55 3025
27 Siswa 27 0 10 0 10 20 400
28 Siswa 28 20 10 20 10 60 3600
29 Siswa 29 20 10 10 20 60 3600
30 Siswa 30 0 5 0 5 10 100
31 Siswa 31 20 5 0 5 30 900
32 Siswa 32 20 5 10 10 45 2025
33 Siswa 33 0 10 10 10 30 900
∑x 360 265 300 285 1210 60800
∑x2 7200 2425 5400 3725
∑xy 19500 10650 16900 13750
Rata-rata 10,90909 8,030303 9,090909 8,636364
TK 0,545455 0,80303 0,227273 0,287879
Ket. Sedang Mudah Sukar Sukar
Lampiran 12
Daya Beda Butir Soal
No. Nama Siswa Nomor soal
y y2 1 2 3 4
1 10 20 10 20 25 75 5625
2 21 20 10 30 15 75 5625
3 8 20 10 20 20 70 4900
4 9 20 10 20 15 65 4225
5 19 20 10 20 15 65 4225
6 7 20 10 20 10 60 3600
7 16 20 10 20 10 60 3600
8 4 20 10 20 10 60 3600
9 28 20 10 20 10 60 3600
10 29 20 10 10 20 60 3600
11 18 20 10 20 5 55 3025
12 26 20 10 10 15 55 3025
13 32 20 5 10 10 45 2025
14 1 20 10 0 10 40 1600
15 11 20 5 10 5 40 1600
16 14 20 5 0 5 30 900
17 25 20 0 10 0 30 900
18 31 20 5 0 5 30 900
19 33 0 10 10 10 30 900
20 5 0 10 10 5 25 625
21 2 0 10 10 0 20 400
22 12 0 10 10 0 20 400
23 27 0 10 0 10 20 400
24 13 0 5 0 10 15 225
25 15 0 5 0 10 15 225
26 17 0 5 0 10 15 225
27 24 0 10 0 5 15 225
28 3 0 0 0 10 10 100
29 6 0 10 0 0 10 100
30 20 0 10 0 0 10 100
31 22 0 10 0 0 10 100
32 23 0 5 0 5 10 100
33 30 0 5 0 5 10 100
∑x 360 265 300 285 1210 60800
Jba 20 9,0625 15,63 12,5
JBb 2,353 7,0588 2,941 5
Ja 16 16 16 16
Jb 17 17 17 17
D 1,112 0,34 0,804 0,487
Ket BS C BS B
Lampiran 13
KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTTEST
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATA
PELAJARAN
JENJANG
KOGNITIF
NOMOR
SOAL BOBOT
3.14 Menentukan hubungan
antara satuan dan atribut
pengukuran termasuk luas dan
keliling persegi panjang.
Membentuk banyaknya persegi
panjang yang dapat dibentuk
dengan ukuran tali yang telah
disediakan serta menemukan
rumus keliling persegi panjang.
Matematika C3 1 10
3.3 Memahami hubungan
antara gaya, gerak, dan energi
melalui pengamatan, serta
mendeskripsikan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Menyimpulkan gaya dapat
mengubah gerak benda.
IPA C4 2 20
3.14 Menentukan hubungan
antara satuan dan atribut
pengukuran termasuk luas dan
Membentuk banyaknya persegi
panjang yang dapat dibentuk
dengan ukuran tali yang telah
Matematika C5 3 30
keliling persegi panjang. disediakan serta menemukan
rumus keliling persegi panjang.
3.1 Menggali informasi
dari teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan
cahaya dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah
kosakata baku.
Menyimpulkan isi teks laporan
tentang hasil percobaan gaya
dapat mengubah gerak benda
dengan bantuan guru dan
teman.
Bahasa
Indonesia
C5 4 40
Lampiran 14
Soal Pretest
Perhatikan sketsa gambar di bawah ini!
Keterangan:
Tanda panah A menggambarkan kursi di dorong sejauh 60 cm (panjang)
Tanda panah B menggambarkan kursi di tarik sejauh 40 cm (lebar)
Soal:
1. Setelah kursi ditarik dan didorong membentuk sebuah bangun datar, Hitunglah keliling
garis yang dilalui kursi dengan panjang dan lebar yang telah diketahui!
2. Gambar kursi pada sketsa di atas menggambarkan perpindahan posisi kursi. Sebutkan
gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut?
3. Gambarlah 3 macam bentuk persegi panjang yang dapat dibentuk dengan ukuran keliling
tersebut!
4. Ceritakan dengan bahasa yang baik dan benar berdasarkan sketsa diatas !
a. Berdasarkan gaya / bergesernya kursi.
b. Berdasarkan jarak perpindahan yang membentuk panjang dan lebar.
B 40 cm
60 cm
A
Lampiran 15
Kunci Jawaban Soal Pretest
5. Diketahui : Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Ditanya : Keliling persegi panjang ?
Penyelesaian:
Kll = (2 x p) + (2 x l)
= (2 x 60cm) + (2 x 40 cm)
= 120 + 80 cm
= 200 cm
Kll = p + p + l + l
= 60 + 60 + 40 + 40
= 200 cm
Kll = 2 x (p + l)
= 2 x (60 + 40)
= 200 cm
Keterangan: apabila siswa menjawab salah satu dari jawaban diatas maka jawaban
benar.
6. Gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut ialah gaya dorong dan gaya
tarik
7. D C D C D C
A B A B
A B
Keterangan :
Jawaban disesuaikan dengan ketentuan keliling pesegi panjang = 200cm
20 cm
60 cm
25 cm
75 cm
30 cm
70 cm
90 cm
10 cm
15 cm
85 cm
8. a. Dari sketsa diatas dapat dilihat tanda panah A menggambarkan kursi didorong
sehingga mengubah gerak dan posisi kursi, sedangkan tanda panah B kursi ditarik
sehingga kursi berpindah tempat. Dapat kita simpulkan gaya tarik dan gaya dorong
dapat mengubah gerak benda sehingga kursi berpindah tempat.
b. Dari sketsa diatas dapat dilihat tanda panah A menggambarkan kursi didorong sejauh
60 cm dan membentuk panjang, sedangkan tanda panah B kursi ditarik sejauh 40 cm
dan membentuk lebar, selanjutnya kita tarik tanda panah A kebawah hingga
membentuk sudut 90° ditandai dengan garis putus-putus, sedangkan tanda panah B
kita tarik ke kiri hingga membentuk sudut 90° ditandai dengan garis putus-putus,
setelah dihubungakan terbentuk bangun datar persegi panjang dengan panjang 60 cm
dan lebar 40 cm.
Lampiran 16
Nilai Pretest Kedua Kelas Sampel
Kelas IVA Kelas IVB
No Nama Nilai Pretest
No Nama Nilai Pretest
1 ATB 70
1 APN 40
2 AAR 10
2 ARD 20
3 ANH 30
3 BHI 50
4 AMR 40
4 DN 40
5 AGR 75
5 EAS 40
6 APY 25
6 GTM 60
7 AH 50
7 IAM 10
8 BFP 50
8 KTF 30
9 DNR 40
9 KSK 30
10 DYC 60
10 KSN 75
11 DF 20
11 KND 60
12 EAA 25
12 KAD 70
13 FBN 30
13 LPS 30
14 HFR 10
14 MFY 10
15 INA 45
15 MF 10
16 LTR 60
16 MFA 25
17 MAN 70
17 MHA 50
18 MAA 40
18 RA 25
19 MFC 60
19 RF 60
20 MF 30
20 SPK 50
21 MRA 65
21 SA 45
22 NAP 35
22 SRP 45
23 PK 50
23 TLS 30
24 RJ 20
24 TF 20
25 RKY 50
25 ZA 40
26 RPA 30
Jumlah 965
27 SR 40
Nilai Max 75
28 SN 60
Nilai Min 10
29 TSA 30
Selisih 65
30 ZH 60
Rata-rata 38,6
Jumlah 1280
SD 18,2300119
Nilai Max 75
Varian 332,333333
Nilai Min 10
Selisih 65 Rata-rata 42,6666667 SD 18,0389107 Varian 325,402299
Lampiran 17
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS IVA
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 10
Nilai Maksimum = 75
Range = Nilai Max - Nilai Min = 75 - 10 = 65 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 65/6 = 10,83333= 11
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah Fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas
luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2
(fo-
fh)^2/fh
9,5 -1,84 4671
1 10-20 15 4 60 225 900 764 2,29 1,71 2,92 1,27
20,5 -1,23 3907
2 21-31 26 7 182 676 4732 1583 4,75 2,25 5,07 1,07
31,5 -0,62 2324
3 32-42 37 5 185 1369 6845 2284 6,85 -1,85 3,43 0,50
42,5 -0,01 40
4 43-53 48 5 240 2304 11520 2217 6,65 -1,65 2,73 0,41
53,5 0,60 2257
5 54-64 59 5 295 3481 17405 1612 4,84 0,16 0,03 0,01
64,5 1,21 3869
6 65-75 70 4 280 4900 19600 787 2,36 1,64 2,69 1,14
75,5 1,82 4656
30 1242 12955 61002 27,74 2,26 5,10 4,39
Rata-rata = 42,67
Varian = 325,4023 SD = 18,0389 χ^2 hitung = 4,39 χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 18
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS IVB
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 10
Nilai Maksimum = 75
Range = Nilai Max - Nilai Min = 75 - 10 = 65 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 65/6 = 10,83333= 11
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
9,5 -1,60 4452
1 10-20 15 5 75 225 1125 1063 2,66 2,34 5,49 2,06
20,5 -0,99 3389
2 21-31 26 6 156 676 4056 1872 4,68 1,32 1,74 0,37
31,5 -0,39 1517
3 32-42 37 4 148 1369 5476 685 1,71 2,29 5,23 3,06
42,5 0,21 832
4 43-53 48 5 240 2304 11520 2107 5,27 -0,27 0,07 0,01
53,5 0,82 2939
5 54-64 59 3 177 3481 10443 1283 3,21 -0,21 0,04 0,01
64,5 1,42 4222
6 65-75 70 2 140 4900 9800 561 1,40 0,60 0,36 0,25
75,5 2,02 4783
25 936 12955 42420 18,93 6,07 36,88 5,77
Rata-rata = 38,60
Varian = 332,3333
SD = 18,23
χ^2 hitung = 5,77
χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%) Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 19
UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST PADA KEDUA KELAS SAMPEL
Data
Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 42,67 38,60
Varian 325,40 332,33
N 30,00 25,00
Df 29,00 24,00
F hitung 1,02
F tabel 1,90
Kesimpulan Homogen
Lampiran 20
UJI HIPOTESIS PRETEST PADA KEDUA KELAS SAMPEL
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 42,67 38,60
Varian 325,40 332,33
N 30,00 25,00
Db 53,00 53,00
t hitung 0,65
t tabel 2,02
Kesimpulan Ho yang di terima
Lampiran 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(MODEL PBL TIPE SSCS)
Satuan pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 01 Kota Bengkulu
Kelas/semester : IV (empat) /2 (dua)
Tema : Daerah Tempat Tinggalku
Sub tema : Lingkungan Tempat Tinggalku
Alokasi waktu : 1 x pertemuan (7 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, bentuk karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar
ILMU PENGETAHUAN ALAM
1.1 Bertambahnya keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi penelahaan fenomena alam secara mandiri maupun berkelompok.
3.3 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui pengamatan, serta
mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Menyajikan laporan tentang hasil percobaan gaya dan gerak menggunakan tabel dan
grafik.
MATEMATIKA
1.1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.14 Menentukan hubungan antara satuan dan atribut pengukuran termasuk luas dan
keliling persegi panjang.
4.16 Menyajikan hasil pengukuran panjang atau berat berdasarkan pembulatan yang
disajikan dalam bentuk tabel sederhana.
BAHASA INDONESIA
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugrah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern, dan tradisional,
perkembangan teknologi, energi, serta permasalahn sosial.
2.1 Memiliki kepedulian terhadap gaya, gerak, energi panas, bunyi, cahaya, dan energi
alternatif melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
C. Indikator
ILMU PENGETAHUAN ALAM
1. Menyimpulkan gaya dapat mengubah gerak benda.
2. Membuat laporan tentang hasil percobaan gaya dapat mengubah gerak benda.
MATEMATIKA
1. Menentukan banyaknya persegi panjang yang dapat dibentuk dengan ukuran tali yang
telah disediakan serta menemukan keliling persegi panjang.
2. Membuat gambar persegi panjang yang berbeda dengan menggunakan tali berukuran
sama.
BAHASA INDONESIA
1. Mengumpulkan informasi dari hasil percobaan dalam bentuk laporan dengan bantuan
guru dan teman.
2. Memproduksi teks laporan tentang hasil percobaan dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat membuat kesimpulan tentang gaya dapat
mengubah gerak benda dengan percaya diri.
2. Dengan penugasan, siswa dapat membuat laporan percobaan gaya dapat mengubah
gerak benda dengan menghargai sesama dan cinta lingkungan.
3. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat membentuk bangun persegi panjang serta
menemukan keliling bangun persegi panjang dengan percaya diri.
4. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menggunakan rumus keliling untuk
membuat persegi panjang yang berbeda menggunakan tali berukuran sama panjang
dengan percaya diri dan menghargai sesama.
5. Dengan penugasan dan melakukan percobaan, siswa dapat mengemas teks laporan
percobaan dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku dengan percaya diri.
6. Dengan tanya jawab tentang isi teks laporan hasil percobaan, siswa dapat
menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan percaya diri dan
menghargai sesama.
E. Materi Pelajaran
1. Gaya dapat mengubah gerak benda
2. Keliling persegi panjang
3. Teks laporan percobaan tentang gaya dapat mengubah gerak benda
F. Pendekatan, Model, Dan Metode
Pendekatan : Scientific
Model : PBL tipe SSCS
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Kerja kelompok, Percobaan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan
menanyakan kabar mereka.
2. Guru mengajak siswa untuk berdoa.
3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
4. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Guru memberikan apersepsi dengan menampilkan video
“Abang Tukang Bakso” dan mengajak semua siswa untuk
bernyanyi.
6. Siswa dan guru bertanya jawab tentang lagu “Abang Tukang
Bakso” yang sudah dinyanyikan bersama.
7. Guru menginformasikan Subtema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang “Lingkungan Tempat Tinggalku”
8. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan
dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari
kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat
dipahami.
20 menit
Kegiatan Inti 1. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi pembelajaran.
2. Salah seorang siswa diminta untuk mendorong dan menarik
benda-benda yang ada disekitar siswa seperti meja, kursi, buku,
kotak pensil, dan lain-lain di depan kelas. (experimenting/
search)
3. Siswa mengamati apa yang dipraktikkan oleh temannya di
depan kelas. (observing, questioning/ search)
160 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
4. Siswa dan guru melakukan bertanya jawab mengenai kegiatan
yang sudah dilakukan temannya di depan kelas. (questioning,
associating/ search)
5. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (setiap
kelompok beranggotakan 5-6 orang). (comunicating)
6. Siswa dalam kelompoknya memperoleh logistic pembelajaran
(LKS serta alat dan bahan) dengan tertib. (comunicating)
7. Setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk
di LKS. (eksperimenting, associating, comunicating/ solve)
8. Setiap kelompok menuliskan hasil percobaan yang telah
dilakukan. (associating, comunicating/ create)
9. Setiap kelompok membuat laporan tentang hasil percobaan.
(associating, comunicating/ create)
10. Salah satu kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya.
(comunicating/ share)
11. Kelompok menyajikan laporan hasil percobaan dengan
menggunakan Bahasa Indonesian lisan dan tulis.
(comunicating/ share)
12. Kelompok lain menanggapi laporan hasil percobaan kelompok
sebelumnya. (associating, comunicating/ share)
13. Guru memberikan pemantapan materi pelajaran. (associating)
Penutup 1. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan hasil
belajar hari ini.
2. Guru memberikan soal posttest kepada siswa.
3. Guru memberikan lembar penilaian diri kepada siswa.
4. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas di rumah yaitu
mengumpulkan foto-foto/gambar-gambar peristiwa gaya
dorong dan gaya tarik yang ada di lingkungan sekitar.
5. Guru mengajak siswa untuk berdoa.
30 menit
H. Sumber Dan Media
1. Sumber:
Buku guru dan siswa SD kelas IV tentang Tema “Daerah Tempat Tinggalku”
Kurikulum SD tahun 2013
2. Media:
Media 3 dimensi
Video
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap (percaya diri, cinta lingkungan, dan menghargai sesama)
b. Penilaian Keterampilan
Penilaian proyek
Penilaian portofolio (mengumpulkan foto-foto/gambar-gambar peristiwa gaya
dorong dan tarik yang ada di lingkungan sekitar)
c. Penilaian pengetahuan
Tes Tertulis (uraian)
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
1) Lembar observasi terhadap siswa di kelas
Minggu ke .... bulan .... 2014
Subtema: Lingkungan Tempat Tinggalku
Berilah dengan centang (√) pada kolom yang sesuai
No. Nama
Siswa
Perubahan Tingkah Laku
Percaya Diri Cinta Lingkungan Menghargai Sesama
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ATB √ √ √
2 AAR √ √ √
3 ANH √ √ √
4 AMR √ √ √
5 AGR √ √ √
6 APY √ √ √
7 AH √ √ √
8 BFP √ √ √
9 DNR √ √ √
10 DYC √ √ √
11 DF √ √ √
12 EAA √ √ √
13 FBN √ √ √
14 HFR √ √ √
15 INA √ √ √
16 LTR √ √ √
17 MAN √ √ √
18 MAA √ √ √
19 MFC √ √ √
20 MF √ √ √
21 MRA √ √ √
22 NAP √ √ √
23 PK √ √ √
24 RJ √ √ √
25 RKY √ √ √
26 RPA √ √ √
27 SR √ √ √
28 SN √ √ √
29 TSA √ √ √
30 ZH √ √ √
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
SB : Sangat Baik
Keterangan kategori kinerja:
Kurang : Jika tidak satupun deskriptor muncul
Cukup : Jika satu deskriptor muncul
Baik : Jika dua deskriptor muncul
Sangat Baik : Jika tiga deskriptor muncul
Deskriptor:
a. Percaya Diri (Menanggapi)
1. Berani presentasi di depan kelas.
2. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
3. Mempu membuat keputusan dengan cepat.
b. Cinta Lingkungan (Mengelola)
1. Menjaga kebersihan lingkungan.
2. Tidak membuang sampah sembarangan.
3. Meletakkan barang sesuai tempatnya dengan tidak merusak lingkungan.
c. Menghargai Sesama (Menghayati)
1. Menghormati pendapat teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender.
2. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya.
3. Menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain.
2) Lembar Penilaian Diri
Tema : Daerah Tempat Tinggalku
Sub Tema : Lingkungan Tempat Tinggalku
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari dengan kriteria sebagai berikut.
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan.
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Tabel 1. Rekapitulasi Lembar Penilaian Diri Aspek Sikap Percaya Diri
No. Nama
Siswa
Berani presentasi di
depan kelas
Berani berpendapat,
bertanya, atau
menjawab pertanyaan
Mampu membuat
keputusan dengan
cepat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ATB √ √ √
2 AAR √ √ √
3 ANH √ √ √
4 AMR √ √ √
5 AGR √ √ √
6 APY √ √ √
7 AH √ √ √
8 BFP √ √ √
9 DNR √ √ √
10 DYC √ √ √
11 DF √ √ √
12 EAA √ √ √
13 FBN √ √ √
14 HFR √ √ √
15 INA √ √ √
16 LTR √ √ √
17 MAN √ √ √
18 MAA √ √ √
19 MFC √ √ √
20 MF √ √ √
21 MRA √ √ √
22 NAP √ √ √
23 PK √ √ √
24 RJ √ √ √
25 RKY √ √ √
26 RPA √ √ √
27 SR √ √ √
28 SN √ √ √
29 TSA √ √ √
30 ZH √ √ √
Tabel 2. Rekapitulasi Lembar Penilaian Diri Sikap Cinta Lingkungan
No. Nama
Siswa
Menjaga kebersihan
lingkungan
Tidak membuang
sampah sembarangan
Meletakkan barang
sesuai tempatnya
dengan tidak merusak
lingkungan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ATB √ √ √
2 AAR √ √ √
3 ANH √ √ √
4 AMR √ √ √
5 AGR √ √ √
6 APY √ √ √
7 AH √ √ √
8 BFP √ √ √
9 DNR √ √ √
10 DYC √ √ √
11 DF √ √ √
12 EAA √ √ √
13 FBN √ √ √
14 HFR √ √ √
15 INA √ √ √
16 LTR √ √ √
17 MAN √ √ √
18 MAA √ √ √
19 MFC √ √ √
20 MF √ √ √
21 MRA √ √ √
22 NAP √ √ √
23 PK √ √ √
24 RJ √ √ √
25 RKY √ √ √
26 RPA √ √ √
27 SR √ √ √
28 SN √ √ √
29 TSA √ √ √
30 ZH √ √ √
Tabel 3. Rekapitulasi Lembar Penilaian Diri Sikap Menghargai Sesama
No. Nama
Siswa
Menghormati
pendapat teman
yang berbeda suku,
agama, ras, budaya
dan gender
Menerima kesepakatan
meskipun berbeda
dengan pendapatnya
Menerima kekurangan
daan memaafkan
kesalahan orang lain
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ATB √ √ √
2 AAR √ √ √
3 ANH √ √ √
4 AMR √ √ √
5 AGR √ √ √
6 APY √ √ √
7 AH √ √ √
8 BFP √ √ √
9 DNR √ √ √
10 DYC √ √ √
11 DF √ √ √
12 EAA √ √ √
13 FBN √ √ √
14 HFR √ √ √
15 INA √ √ √
16 LTR √ √ √
17 MAN √ √ √
18 MAA √ √ √
19 MFC √ √ √
20 MF √ √ √
21 MRA √ √ √
22 NAP √ √ √
23 PK √ √ √
24 RJ √ √ √
25 RKY √ √ √
26 RPA √ √ √
27 SR √ √ √
28 SN √ √ √
29 TSA √ √ √
30 ZH √ √ √
b. Penilaian Keterampilan
Lembar pengamatan terhadap siswa di kelas
Minggu ke .... bulan .... 2014
Subtema: Lingkungan Tempat Tinggalku
Berilah dengan centang (√) pada kolom yang sesuai
No. Nama Siswa
Kriteria
Keterampilan
Melakukan
Percobaan
Keterampilan
Menentukan Titik 0
Cm dan Titik Akhir
Serta Pengukuran
Keterampilan
Membuat Laporan
Percobaan
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ATB √ √ √
2 AAR √ √ √
3 ANH √ √ √
4 AMR √ √ √
5 AGR √ √ √
6 APY √ √ √
7 AH √ √ √
8 BFP √ √ √
9 DNR √ √ √
10 DYC √ √ √
11 DF √ √ √
12 EAA √ √ √
13 FBN √ √ √
14 HFR √ √ √
15 INA √ √ √
16 LTR √ √ √
17 MAN √ √ √
18 MAA √ √ √
19 MFC √ √ √
20 MF √ √ √
21 MRA √ √ √
22 NAP √ √ √
23 PK √ √ √
24 RJ √ √ √
25 RKY √ √ √
26 RPA √ √ √
27 SR √ √ √
28 SN √ √ √
29 TSA √ √ √
30 ZH √ √ √
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
SB : Sangat Baik
Keterangan kategori kinerja:
Kurang : Jika tidak satupun deskriptor muncul
Cukup : Jika satu deskriptor muncul
Baik : Jika dua deskriptor muncul
Sangat Baik : Jika tiga deskriptor muncul
Deskriptor :
a. Keterampilan Melakukan Percobaan (Menirukan)
1. Menyesuaikan konsep-konsep yang ada dengan percobaan yang akan dilakukan.
2. Menggabungkan konsep-konsep dalam melakukan percobaan.
3. Membangun pengetahuan dalam melakukan percobaan.
b. Keterampilan Menentukan Titik 0 Cm dan Titik Akhir Serta Pengukuran (Memanipulasi)
1. Membentuk pengetahuan mengenai titik 0 cm dan titik akhir serta pengukuran keliling
persegi panjang.
2. Mengoperasikan rumus dalam memecahkan masalah matematika yang berkaitan dengan
keliling persegi panjang.
3. Menarik kesimpulan dalam penemuan rumus keliling persegi panjang.
c. Keterampilan Membuat Laporan Percobaan (Pengalamiahan)
1. Mengoreksi laporan hasil percobaan.
2. Mengemas laporan hasil percobaan.
3. Mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas.
Bengkulu, April 2014
Guru Kelas IV A Praktikan
DESI ANDRIANI, M.TPd FELLA FERDIALURI
NIP. 198111012005022003 NPM. A1G010017
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama Anggota Kelompok : 1. ...............................................
2. ...............................................
3. ...............................................
4. ...............................................
5. ...............................................
Tujuan Percobaan:
1. Memperoleh kesimpulan hubungan antara gaya dan gerak benda.
2. Menemukan rumus keliling persegi panjang.
3. Melaporkan hasil percobaan dalam bentuk teks laporan.
Alat dan bahan:
1. Benda-benda yang dimiliki siswa
2. Meteran
3. Tali rafia
4. Spidol
Langkah-langkah:
a. Siapkan 1 buah benda yang menurut kalian menarik.
b. Letakkan benda tersebut di sudut salah satu ubin di kelas kalian.
c. Tandai posisi awal benda sebagai posisi 0 cm (titik A).
d. Tariklah benda tersebut dari titik A sejauh 3 ubin. Buatlah garis sesuai dengan
perpindahan benda tersebut dengan menggunakan spidol (titik B). Ukurlah panjang garis
tersebut menggunakan meteran. Catatlah hasil dari pengukuran kalian.
e. Doronglah benda kesamping kanan sejauh 2 ubin. Buatlah garis lagi mengikuti
perpindahan benda tersebut (titik C). Ukurlah panjang garis tersebut dan catat kembali
hasil dari pengukuran kalian.
f. Dorong kembali benda dari titik C sejauh 3 ubin. Buatlah garis lagi mengikuti perpindahan
benda tersebut (titik D). Ukurlah panjang garis tersebut dan catat kembali hasil dari
pengukuran kalian.
g. Hubungkan garis-garis tersebut hingga membentuk suatu bangun datar.
h. Perhatikan pada saat benda di dorong dan di tarik. Apa yang terjadi? Mengapa demikian?
Bangun datar apa yang terbentuk dari percobaan diatas?
i. Hitunglah keliling bangun datar tersebut!
j. Dari hasil keliling tersebut, buatlah bentuk bangun persegi panjang yang lain dengan
menggunakan tali rafia.
k. Gambarlah hasil percobaanmu!
l. Buatlah laporan hasil percobaan yang telah kamu lakukan dengan memilih dan memilah
kosakata baku!
m. Apa yang dapat kalian simpulkan dari percobaan diatas?
Lampiran 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(MODEL PBL TIPE CPS)
Satuan pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 01 Kota Bengkulu
Kelas/semester : IV (empat) /2 (dua)
Tema : Daerah Tempat Tinggalku
Sub tema : Lingkungan Tempat Tinggalku
Alokasi waktu : 1 x pertemuan (7 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, bentuk karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar
ILMU PENGETAHUAN ALAM
1.1 Bertambahnya keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi penelahaan fenomena alam secara mandiri maupun berkelompok.
3.3 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui pengamatan, serta
mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Menyajikan laporan tentang hasil percobaan gaya dan gerak menggunakan tabel dan
grafik.
MATEMATIKA
1.1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.
3.14 Menentukan hubungan antara satuan dan atribut pengukuran termasuk luas dan
keliling persegi panjang.
4.16 Menyajikan hasil pengukuran panjang atau berat berdasarkan pembulatan yang
disajikan dalam bentuk tabel sederhana.
BAHASA INDONESIA
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugrah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern, dan tradisional,
perkembangan teknologi, energi, serta permasalahn sosial.
2.1 Memiliki kepedulian terhadap gaya, gerak, energi panas, bunyi, cahaya, dan energi
alternatif melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
C. Indikator
ILMU PENGETAHUAN ALAM
1. Menyimpulkan gaya dapat mengubah gerak benda.
2. Membuat laporan tentang hasil percobaan gaya dapat mengubah gerak benda.
MATEMATIKA
1. Menentukan banyaknya persegi panjang yang dapat dibentuk dengan ukuran tali yang
telah disediakan serta menemukan rumus keliling persegi panjang.
2. Membuat gambar persegi panjang yang berbeda dengan menggunakan tali berukuran
sama.
BAHASA INDONESIA
1. Mengumpulkan informasi dari hasil percobaan dalam bentuk laporan dengan bantuan
guru dan teman.
2. Memproduksi teks laporan tentang hasil percobaan dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat membuat kesimpulan tentang gaya dapat
mengubah gerak benda dengan percaya diri.
2. Dengan penugasan, siswa dapat membuat laporan percobaan gaya dapat mengubah
gerak benda dengan menghargai sesama dan cinta lingkungan.
3. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat membentuk bangun persegi panjang serta
menemukan keliling bangun persegi panjang dengan percaya diri.
4. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menggunakan rumus keliling untuk
membuat persegi panjang yang berbeda menggunakan tali berukuran sama panjang
dengan percaya diri dan menghargai sesama.
5. Dengan penugasan dan melakukan percobaan, siswa dapat mengemas teks laporan
percobaan dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku dengan percaya diri.
6. Dengan tanya jawab tentang isi teks laporan hasil percobaan, siswa dapat
menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan percaya diri dan
menghargai sesama.
E. Materi Pelajaran
1. Gaya dapat mengubah gerak benda
2. Keliling persegi panjang
3. Teks laporan percobaan tentang gaya dapat mengubah gerak benda
F. Pendekatan, Model, Dan Metode
Pendekatan : Scientific
Model : PBL tipe CPS
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Kerja kelompok, Percobaan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan
kabar mereka.
2. Guru mengajak siswa untuk berdoa.
3. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
4. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Guru menampilkan video “Abang Tukang Bakso” dan mengajak
semua siswa untuk bernyanyi.
6. Siswa dan guru bertanya jawab tentang lagu “Abang Tukang Bakso”
yang sudah dinyanyikan bersama tadi.
7. Guru menginformasikan Subtema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang “Lingkungan Tempat Tinggalku”
8. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang
akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari
kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami.
20 menit
Kegiatan Inti 1. Guru mengaitkan apersepsi dengan materi pembelajaran. (penemuan
fakta)
2. Siswa mengamati benda-benda yang ada di sekitar siswa. (observing)
3. Salah seorang siswa diminta untuk mendorong dan menarik benda-
benda yang ada disekitar siswa seperti meja, kursi, buku, kotak
pensil, dan lain-lain di depan kelas. (experimenting/ penemuan
masalah)
4. Siswa lain mengamati apa yang dipraktikkan oleh temannya di depan
kelas. (observing, questioning/ penemuan masalah)
5. Siswa dan guru melakukan bertanya jawab mengenai kegiatan yang
sudah dilakukan temannya di depan kelas. (questioning, associating/
penemuan masalah)
6. Siswa diminta untuk mengamati bentuk benda yang telah didorong
dan ditarik. (observing/ penemuan masalah)
160 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
7. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai bentuk benda yang
diamati oleh siswa. (observing/ penemuan masalah)
8. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (setiap kelompok
beranggotakan 5-6 orang). (comunicating)
9. Siswa dalam kelompoknya memperoleh logistik pembelajaran (LKS/
alat) dengan tertib. (comunicating)
10. Setiap kelompok melekukan percobaan sesuai dengan petunjuk di
LKS (associating, experimenting, comunicating/ penemuan
gagasan.
11. Setiap kelompok membuat laporan tentang hasil percobaan.
(associating, comunicating/ penemuan jawaban)
12. Salah satu kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya.
(comunicating/ penentuan jawaban)
13. Kelompok lain menanggapi laporan hasil percobaan kelompok
sebelumnya. (associating, comunicating/ penentuan jawaban)
14. Guru memberi masukan terhadap pendapat siswa dan meluruskan
jawaban pada penyelesaian yang benar dari percobaan yang telah
dialkukan siswa. (penentuan jawaban)
15. Tanya jawab antara guru dan siswa mengenai materi pelajaran.
penentuan jawaban
16. Guru memberikan pemantapan materi pelajaran. (associating/
penentuan jawaban)
Penutup 1. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan hasil belajar hari
ini.
2. Guru memberikan soal posttest kepada siswa.
3. Guru memberikan lembar penilaian diri kepada siswa.
4. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas di rumah yaitu
mengumpulkan foto-foto/gambar-gambar peristiwa gaya dorong dan
gaya tarik serta bangun datar persegi panjang yang ada di lingkungan
sekitar.
5. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.
30 menit
H. Sumber dan Media
1. Sumber:
Buku guru dan siswa SD kelas IV tentang Tema “Daerah Tempat Tinggalku”
Kurikulum SD tahun 2013
2. Media:
Media 3 dimensi
Video
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap (percaya diri, cinta lingkungan, dan menghargai sesama)
b. Penilaian Keterampilan
Penilaian proyek
Penilaian portofolio (mengumpulkan foto-foto/gambar-gambar peristiwa gaya
dorong dan tarik yang ada di lingkungan sekitar)
c. Penilaian pengetahuan
Tes Tertulis (uraian)
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
1. Lembar observasi terhadap siswa di kelas
Minggu ke .... bulan .... 2014
Subtema: Lingkungan Tempat Tinggalku
Berilah dengan centang (√) pada kolom yang sesuai
No. Nama
Siswa
Perubahan Tingkah Laku
Percaya Diri Cinta Lingkungan Menghargai Sesama
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 APN √ √ √
2 ARD √ √ √
3 BHI √ √ √
4 DN √ √ √
5 EAS √ √ √
6 GTM √ √ √
7 IAM √ √ √
8 KTF √ √ √
9 KSK √ √ √
10 KSN √ √ √
11 KND √ √ √
12 KAD √ √ √
13 LPS √ √ √
14 MFY √ √ √
15 MF √ √ √
16 MFA √ √ √
17 MHA √ √ √
18 RA √ √ √
19 RF √ √ √
20 SPK √ √ √
21 SA √ √ √
22 SRP √ √ √
23 TLS √ √ √
24 TF √ √ √
25 ZA √ √ √
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
SB : Sangat Baik
Keterangan kategori kinerja:
Kurang : Jika tidak satupun deskriptor muncul
Cukup : Jika satu deskriptor muncul
Baik : Jika dua deskriptor muncul
Sangat Baik : Jika tiga deskriptor muncul
Deskriptor:
a. Percaya Diri
1. Berani presentasi di depan kelas.
2. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
3. Mampu membuat keputusan dengan cepat.
b. Cinta Lingkungan
1. Menjaga kebersihan lingkungan.
2. Tidak membuang sampah sembarangan.
3. Meletakkan barang sesuai tempatnya dengan tidak merusak lingkungan.
c. Menghargai Sesama
1. Menghormati pendapat teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender.
2. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya.
3. Menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain..
2. Lembar Penilaian Diri
Tema : Daerah Tempat Tinggalku
Sub Tema : Lingkungan Tempat Tinggalku
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari dengan kriteria sebagai berikut.
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan.
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Tabel 1. Rekapitulasi Lembar Penilaian Diri Sikap Percaya Diri
No. Nama
Siswa
Berani presentasi di
depan kelas
Berani berpendapat,
bertanya, atau
menjawab pertanyaan
Mampu membuat
keputusan dengan
cepat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 APN √ √ √
2 ARD √ √ √
3 BHI √ √ √
4 DN √ √ √
5 EAS √ √ √
6 GTM √ √ √
7 IAM √ √ √
8 KTF √ √ √
9 KSK √ √ √
10 KSN √ √ √
11 KND √ √ √
12 KAD √ √ √
13 LPS √ √ √
14 MFY √ √ √
15 MF √ √ √
16 MFA √ √ √
17 MHA √ √ √
18 RA √ √ √
19 RF √ √ √
20 SPK √ √ √
21 SA √ √ √
22 SRP √ √ √
23 TLS √ √ √
24 TF √ √ √
25 ZA √ √ √
Tabel 2. Rekapitulasi Lembar Penilaian Diri Sikap Cinta Lingkungan
No. Nama
Siswa
Menjaga kebersihan
lingkungan
Tidak membuang
sampah sembarangan
Meletakkan barang
sesuai tempatnya
dengan tidak merusak
lingkungan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 APN √ √ √
2 ARD √ √ √
3 BHI √ √ √
4 DN √ √ √
5 EAS √ √ √
6 GTM √ √ √
7 IAM √ √ √
8 KTF √ √ √
9 KSK √ √ √
10 KSN √ √ √
11 KND √ √ √
12 KAD √ √ √
13 LPS √ √ √
14 MFY √ √ √
15 MF √ √ √
16 MFA √ √ √
17 MHA √ √ √
18 RA √ √ √
19 RF √ √ √
20 SPK √ √ √
21 SA √ √ √
22 SRP √ √ √
23 TLS √ √ √
24 TF √ √ √
25 ZA √ √ √
Tabel 3. Rekapitulasi Lembar Penilaian Diri Sikap Menghargai Sesama
No. Nama
Siswa
Menghormati
pendapat teman
yang berbeda suku,
agama, ras, budaya
dan gender
Menerima kesepakatan
meskipun berbeda
dengan pendapatnya
Menerima kekurangan
daan memaafkan
kesalahan orang lain
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 APN √ √ √
2 ARD √ √ √
3 BHI √ √ √
4 DN √ √ √
5 EAS √ √ √
6 GTM √ √ √
7 IAM √ √ √
8 KTF √ √ √
9 KSK √ √ √
10 KSN √ √ √
11 KND √ √ √
12 KAD √ √ √
13 LPS √ √ √
14 MFY √ √ √
15 MF √ √ √
16 MFA √ √ √
17 MHA √ √ √
18 RA √ √ √
19 RF √ √ √
20 SPK √ √ √
21 SA √ √ √
22 SRP √ √ √
23 TLS √ √ √
24 TF √ √ √
25 ZA √ √ √
b. Penilaian Keterampilan
Lembar pengamatan terhadap siswa di kelas
Minggu ke .... bulan .... 2014
Subtema: Lingkungan Tempat Tinggalku
Berilah dengan centang (√) pada kolom yang sesuai
No. Nama Siswa
Kriteria
Keterampilan
Melakukan
Percobaan
Keterampilan
Menentukan Titik 0
Cm dan Titik Akhir
Serta Pengukuran
Keterampilan
Membuat Laporan
Percobaan
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 APN √ √ √
2 ARD √ √ √
3 BHI √ √ √
4 DN √ √ √
5 EAS √ √ √
6 GTM √ √ √
7 IAM √ √ √
8 KTF √ √ √
9 KSK √ √ √
10 KSN √ √ √
11 KND √ √ √
12 KAD √ √ √
13 LPS √ √ √
14 MFY √ √ √
15 MF √ √ √
16 MFA √ √ √
17 MHA √ √ √
18 RA √ √ √
19 RF √ √ √
20 SPK √ √ √
21 SA √ √ √
22 SRP √ √ √
23 TLS √ √ √
24 TF √ √ √
25 ZA √ √ √
Keterangan:
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
SB : Sangat Baik
Keterangan kategori kinerja:
Kurang : Jika tidak satupun deskriptor muncul
Cukup : Jika satu deskriptor muncul
Baik : Jika dua deskriptor muncul
Sangat Baik : Jika tiga deskriptor muncul
Deskriptor :
a. Keterampilan Melakukan Percobaan (Menirukan)
1. Menyesuaikan konsep-konsep yang ada dengan percobaan yang akan dilakukan.
2. Menggabungkan konsep-konsep dalam melakukan percobaan.
3. Membangun pengetahuan dalam melakukan percobaan.
b. Keterampilan Menentukan Titik 0 Cm dan Titik Akhir Serta Pengukuran (Memanipulasi)
1. Membentuk pengetahuan mengenai titik 0 cm dan titik akhir serta pengukuran keliling
persegi panjang.
2. Mengoperasikan rumus dalam memecahkan masalah matematika yang berkaitan dengan
keliling persegi panjang.
3. Menarik kesimpulan dalam penemuan rumus keliling persegi panjang.
c. Keterampilan Membuat Laporan Percobaan (Pengalamiahan)
1. Mengoreksi laporan hasil percobaan.
2. Mengemas laporan hasil percobaan.
3. Mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas.
Bengkulu, April 2014
Guru Kelas IV B Praktikan
NOPRI PARDIANSON, S.Pd FELLA FERDIALURI
NIP. 198311072009031006 NPM A1G010017
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama Anggota Kelompok : 1. ...............................................
2. ...............................................
3. ...............................................
4. ...............................................
5. ...............................................
Tujuan Percobaan:
1. Memperoleh kesimpulan hubungan antara gaya dan gerak benda.
2. Menemukan rumus keliling persegi panjang.
3. Melaporkan hasil percobaan dalam bentuk teks laporan.
Alat dan bahan:
1. Benda-benda yang dimiliki siswa
2. Meteran
3. Tali rafia
4. Spidol
Langkah-langkah:
1. Siapkan 1 buah benda yang menurut kalian menarik.
2. Letakkan benda tersebut di sudut salah satu ubin di kelas kalian.
3. Tandai posisi awal benda sebagai posisi 0 cm (titik A).
4. Tariklah benda tersebut dari titik A sejauh 3 ubin. Buatlah garis sesuai dengan
perpindahan benda tersebut dengan menggunakan spidol (titik B). Ukurlah panjang garis
tersebut menggunakan meteran. Catatlah hasil dari pengukuran kalian.
5. Doronglah benda kesamping kanan sejauh 2 ubin. Buatlah garis lagi mengikuti
perpindahan benda tersebut (titik C). Ukurlah panjang garis tersebut dan catat kembali
hasil dari pengukuran kalian.
6. Dorong kembali benda dari titik C sejauh 3 ubin. Buatlah garis lagi mengikuti
perpindahan benda tersebut (titik D). Ukurlah panjang garis tersebut dan catat kembali
hasil dari pengukuran kalian.
7. Hubungkan garis-garis tersebut hingga membentuk suatu bangun datar.
8. Perhatikan pada saat benda di dorong dan di tarik. Apa yang terjadi? Mengapa demikian?
Bangun datar apa yang terbentuk dari percobaan diatas?
9. Hitunglah keliling bangun datar tersebut!
10. Dari hasil keliling tersebut, buatlah bentuk bangun persegi panjang yang lain dengan
menggunakan tali rafia.
11. Gambarlah hasil percobaanmu!
12. Buatlah laporan hasil percobaan yang telah kamu lakukan dengan memilih dan memilah
kosakata baku!
13. Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan diatas?
Lampiran 23
Soal Posttest
Perhatikan sketsa gambar di bawah ini!
Keterangan:
Tanda panah A menggambarkan kursi di dorong sejauh 60 cm (panjang)
Tanda panah B menggambarkan kursi di tarik sejauh 40 cm (lebar)
Soal:
5. Setelah kursi ditarik dan didorong membentuk sebuah bangun datar, Hitunglah keliling
garis yang dilalui kursi dengan panjang dan lebar yang telah diketahui!
6. Gambar kursi pada sketsa di atas menggambarkan perpindahan posisi kursi. Sebutkan
gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut?
7. Gambarlah 3 macam bentuk persegi panjang yang dapat dibentuk dengan ukuran keliling
tersebut!
8. Ceritakan dengan bahasa yang baik dan benar berdasarkan sketsa diatas !
c. Berdasarkan gaya / bergesernya kursi.
d. Berdasarkan jarak perpindahan yang membentuk panjang dan lebar.
B 40 cm
60 cm
A
Lampiran 15
Kunci Jawaban Soal Pretest
1. Diketahui : Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Ditanya : Keliling persegi panjang ?
Penyelesaian:
Kll = (2 x p) + (2 x l)
= (2 x 60cm) + (2 x 40 cm)
= 120 + 80 cm
= 200 cm
Kll = p + p + l + l
= 60 + 60 + 40 + 40
= 200 cm
Kll = 2 x (p + l)
= 2 x (60 + 40)
= 200 cm
Keterangan: apabila siswa menjawab salah satu dari jawaban diatas maka jawaban
benar.
2. Gaya yang mempengaruhi perubahan posisi kursi tersebut ialah gaya dorong dan gaya
tarik
3. D C D C D C
A B A B
A B
Keterangan :
Jawaban disesuaikan dengan ketentuan keliling pesegi panjang = 200cm
20 cm
60 cm
25 cm
75 cm
30 cm
70 cm
90 cm
10 cm
15 cm
85 cm
4. a. Dari sketsa diatas dapat dilihat tanda panah A menggambarkan kursi didorong
sehingga mengubah gerak dan posisi kursi, sedangkan tanda panah B kursi ditarik
sehingga kursi berpindah tempat. Dapat kita simpulkan gaya tarik dan gaya dorong
dapat mengubah gerak benda sehingga kursi berpindah tempat.
b. Dari sketsa diatas dapat dilihat tanda panah A menggambarkan kursi didorong sejauh
60 cm dan membentuk panjang, sedangkan tanda panah B kursi ditarik sejauh 40 cm
dan membentuk lebar, selanjutnya kita tarik tanda panah A kebawah hingga
membentuk sudut 90° ditandai dengan garis putus-putus, sedangkan tanda panah B
kita tarik ke kiri hingga membentuk sudut 90° ditandai dengan garis putus-putus,
setelah dihubungakan terbentuk bangun datar persegi panjang dengan panjang 60 cm
dan lebar 40 cm.
Lampiran 25
Nilai Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (Posttest) Kedua Kelas Sampel
Kelas IVA Kelas IVB
No Nama Nilai Postest
No Nama Nilai Postest
1 ATB 70
1 APN 60
2 AAR 80
2 ARD 80
3 ANH 80
3 BHI 90
4 AMR 85
4 DN 90
5 AGR 75
5 EAS 85
6 APY 65
6 GTM 95
7 AH 85
7 IAM 65
8 BFP 90
8 KTF 80
9 DNR 70
9 KSK 90
10 DYC 65
10 KSN 100
11 DF 90
11 KND 70
12 EAA 80
12 KAD 95
13 FBN 65
13 LPS 60
14 HFR 90
14 MFY 80
15 INA 70
15 MF 85
16 LTR 85
16 MFA 85
17 MAN 60
17 MHA 70
18 MAA 80
18 RA 75
19 MFC 85
19 RF 65
20 MF 75
20 SPK 75
21 MRA 85
21 SA 90
22 NAP 60
22 SRP 85
23 PK 80
23 TLS 75
24 RJ 80
24 TF 85
25 RKY 85
25 ZA 70
26 RPA 55
Jumlah 2000
27 SR 95
Nilai Max 100
28 SN 80
Nilai Min 60
29 TSA 85
Selisih 40
30 ZH 65
Rata-rata 80
Jumlah 2315
SD 11,18033989
Nilai Max 95
Varian 125
Nilai Min 55
Selisih 40
Rata-rata 77,16666667
SD 10,39589884
Varian 108,0747126
Lampiran 26
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Kelas Eksperimen I Model PBL Tipe SSCS (IV A)
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 55
Nilai Maksimum = 95
Range = Nilai Max - Nilai Min = 95 - 55 = 40
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 40/6 = 6,66 = 7
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
f
fk
X
X²
f.X
f.x²
54,5 1 55-61 3 3 58 3364 174 10092
61,5
2 62-68 4 7 65 4225 260 16900
68,5
3 69-75 5 12 72 5184 360 25920
75,5
4 76-82 7 19 79 6241 553 43687
82,5
5 83-89 7 26 86 7396 602 51772
89,5
6 90-96 4 30 93 8649 372 34596
96,5
30 97 453 35059 2321 182967
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
77,4 – 82,5 = 3 (77,4 – 78,5)
- 5 = 3 (-1)
- 5 = - 3
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif
Lampiran 27
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Kelas Eksperimen II Model PBL Tipe CPS (IV B)
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Kelas IV B
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 60
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 60 = 40
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 40/6 = 6,6666 = 7
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X Ffx²
59,5 1 60-66 4 4 63 3969 252 15876
66,5
2 67-73 3 7 70 4900 210 14700
73,5
3 74-80 6 13 77 5929 462 35574
80,5
4 81-87 5 18 84 7056 420 35280
87,5
5 88-94 4 22 91 8281 364 33124
94,5
6 95-101 3 25 98 9604 294 28812
101,5
25 89 483 39739 2002 163366
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
80 – 78,75 = 3 (80 – 79,8)
1,25 = 3 (0,2)
1,25 = 0,6
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 28
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN KELAS EKSPERIMEN I MODEL PBL TIPE SSCS KELAS IV A
Banyak Data = 30 Nilai Minimum = 55 Nilai Maksimum = 95 Range = Nilai Max - Nilai Min = 95 - 55 = 40 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 40/6 = 6,66 = 7
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
54,5 -2,18 4854
1 55-61 58 3 174 3364 10092 509 1,53 1,47 2,17 1,42
61,5 -1,51 4345
2 62-68 65 4 260 4225 16900 1378 4,13 -0,13 0,02 0,00
68,5 -0,83 2967
3 69-75 72 5 360 5184 25920 2331 6,99 -1,99 3,97 0,57
75,5 -0,16 636
4 76-82 79 7 553 6241 43687 1314 3,94 3,06 9,35 2,37
82,5 0,51 1950
5 83-89 86 7 602 7396 51772 1880 5,64 1,36 1,85 0,33
89,5 1,19 3830
6 90-96 93 4 372 8649 34596 856 2,57 1,43 2,05 0,80
96,5 1,86 4686
30 2321 35059 182967 24,80 5,20 27,00 5,49
Rata-rata = 77,17
Varian = 108,0747
SD = 10,3959
χ^2 hitung = 5,49 χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%) Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 29
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN MODEL PBL TIPE CPS KELAS IV B
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 60
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 60 = 40
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 40/6 = 6,6666 = 7
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
59,5 -1,83 4664
1 60-66 63 4 252 3969 15876 795 1,99 2,01 4,05 2,04
66,5 -1,21 3869
2 67-73 70 3 210 4900 14700 1679 4,20 -1,20 1,43 0,34
73,5 -0,58 2190
3 74-80 77 6 462 5929 35574 2030 5,08 0,93 0,86 0,17
80,5 0,04 160
4 81-87 84 5 420 7056 35280 2326 5,82 -0,82 0,66 0,11
87,5 0,67 2486
5 88-94 91 4 364 8281 33124 1546 3,87 0,14 0,02 0,00
94,5 1,30 4032
6 95-101 98 3 294 9604 28812 694 1,74 1,27 1,60 0,92
101,5 1,92 4726
25 2002 39739 163366 22,68 2,33 5,41 3,59
Rata-rata = 80,00
Varian = 125
SD = 11,1803
χ^2 hitung = 3,59
χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%) Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 30
UJI HOMOGENITAS HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN PADA KEDUA
KELAS SAMPEL
Data
Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 77,17 80,00
Varian 108,07 125,00
N 30,00 25,00
Df 29,00 24,00
F hitung 1,16
F tabel 1,90
Kesimpulan Homogen
Lampiran 31
UJI HIPOTESIS HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN PADA KEDUA
KELAS SAMPEL
Data Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 77,17 80,00
varian 108,07 125,00
N 30,00 25,00
Db 53,00 53,00
t hitung 0,79
t tabel 2,02
Kesimpulan Ho yang di terima
Lampiran 32
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Kelas Eksperimen I (IVA) Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS
No. Nama
Siswa
Percaya Diri Jumlah
Skor
Nilai
Konversi Lembar
Observasi Penilaian Diri
1 ATB 4 3,6 3,8 95
2 AAR 2 2,3 2,15 53,75
3 ANH 4 2,3 3,15 78,75
4 AMR 3 4 3,5 87,5
5 AGR 3 3,3 3,15 78,75
6 APY 2 2 2 50
7 AH 3 3 3 75
8 BFP 2 2,3 2,15 53,75
9 DNR 2 2,3 2,15 53,75
10 DYC 1 2,6 1,8 45
11 DF 2 2 2 50
12 EAA 1 3,6 2,3 57,5
13 FBN 4 3,3 3,65 91,25
14 HFR 3 3,6 3,3 82,5
15 INA 3 2,3 2,65 66,25
16 LTR 2 4 3 75
17 MAN 4 2,6 3,3 82,5
18 MAA 4 2,3 3,15 78,75
19 MFC 1 3 2 50
20 MF 3 2,6 2,8 70
21 MRA 2 3,3 2,65 66,25
22 NAP 4 3,3 3,65 91,25
23 PK 2 3 2,5 62,5
24 RJ 2 2 2 50
25 RKY 3 2,6 2,8 70
26 RPA 3 4 3,5 87,5
27 SR 2 2,3 2,15 53,75
28 SN 4 3,3 3,65 91,25
29 TSA 2 2,3 2,15 53,75
30 ZH 1 2 1,5 37,5
Jumlah 2039
Rata-rata 68
Max 95
Min 38
Selisih 58
Varian 272,47
SD 16,507
Lampiran 33
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Kelas Eksperimen I (IV A) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 38
Nilai Maksimum = 95
Range = Nilai Max - Nilai Min = 95 - 38 = 57
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas =57/6 = 9,5 = 10
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X Ffx²
37,5 1 38-47 2 2 42,5 1806,25 85 3612,5
47,5
2 48-57 9 11 52,5 2756,25 472,5 24806,25
57,5
3 58-67 4 15 62,5 3906,25 250 15625
67,5
4 68-77 4 19 72,5 5256,25 290 21025
77,5
5 78-87 5 24 82,5 6806,25 412,5 34031,25
87,5
6 88-97 6 30 92,5 8556,25 555 51337,5
97,5
30 101 405 29087,5 2065 150437,5
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
69 – 53,5 = 3 (69 – 67,5)
15,5 = 3 (1,5)
15,5 = 4,5
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 34
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Kelas Eksperimen II (IVB) Model
Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama
Siswa
Percaya Diri Jumlah
Skor
Nilai
Konversi Lembar
Observasi Penilaian Diri
1 APN 3 2,6 2,8 70
2 ARD 4 2 3 75
3 BHI 3 2 2,5 62,5
4 DN 3 2 2,5 62,5
5 EAS 4 3,3 3,65 91,25
6 GTM 3 2 2,5 62,5
7 IAM 1 3,3 2,15 53,75
8 KTF 4 2,3 3,15 78,75
9 KSK 3 3 3 75
10 KSN 3 1,6 2,3 57,5
11 KND 2 2,3 2,15 53,75
12 KAD 2 2,3 2,15 53,75
13 LPS 4 2,3 3,15 78,75
14 MFY 4 2 3 75
15 MF 3 2 2,5 62,5
16 MFA 4 3,3 3,65 91,25
17 MHA 1 2 1,5 37,5
18 RA 3 2 2,5 62,5
19 RF 3 2,3 2,65 66,25
20 SPK 2 2,3 2,15 53,75
21 SA 3 2 2,5 62,5
22 SRP 2 2 2 50
23 TLS 4 2 3 75
24 TF 3 2,6 2,8 70
25 ZA 3 1,6 2,3 57,5
Jumlah 1639
Rata-rata 66
Max 91
Min 38
Selisih 54
Varian 159,91
SD 12,645
Lampiran 35
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Percaya Diri Kelas Eksperimen II (IV B) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 38
Nilai Maksimum = 91
Range = Nilai Max - Nilai Min = 91 - 38 = 53
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 53/6 = 8,83 = 9
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X f.x²
37,5
1 38-46 1 1 42 1764 42 1764
46,5
2 47-55 5 6 51 2601 255 13005
55,5
3 56-64 8 14 60 3600 480 28800
64,5
4 65-73 3 17 69 4761 207 14283
73,5
5 74-82 6 23 78 6084 468 36504
82,5
6 83-91 2 25 87 7569 174 15138
91,5
25 86 387 26379 1626 109494
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
65,04 – 59 = 3 (65,04 – 62,7)
6,04 = 3 (2,34)
6,04 = 7,02
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 36
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Kelas Eksperimen I (IVA) Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS
No.
Nama
Siswa
Cinta Lingkungan
Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
Lembar
Observasi Penilaian Diri
1 ATB 1 2,6 1,8 45
2 AAR 2 2,6 2,3 57,5
3 ANH 2 2,6 2,3 57,5
4 AMR 3 2,3 2,65 66,25
5 AGR 4 2,6 3,3 82,5
6 APY 3 3 3 75
7 AH 2 2 2 50
8 BFP 2 2 2 50
9 DNR 3 3,3 3,15 78,75
10 DYC 2 4 3 75
11 DF 2 2,6 2,3 57,5
12 EAA 2 3 2,5 62,5
13 FBN 2 3 2,5 62,5
14 HFR 3 2,6 2,8 70
15 INA 2 2,3 2,15 53,75
16 LTR 3 2,6 2,8 70
17 MAN 3 4 3,5 87,5
18 MAA 2 2,3 2,15 53,75
19 MFC 2 2 2 50
20 MF 1 4 2,5 62,5
21 MRA 2 2,6 2,3 57,5
22 NAP 3 2,6 2,8 70
23 PK 2 3,3 2,65 66,25
24 RJ 3 3 3 75
25 RKY 4 2,3 3,15 78,75
26 RPA 2 3,6 2,8 70
27 SR 3 4 3,5 87,5
28 SN 3 3,3 3,15 78,75
29 TSA 1 2,3 1,65 41,25
30 ZH 2 2,6 2,3 57,5
Jumlah 1950
Rata-rata 65
Max 88
Min 41
Selisih 46
Varian 154,526
SD 12,4308
Lampiran 37
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Kelas Eksperimen I (IV A) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 41
Nilai Maksimum = 88
Range = Nilai Max - Nilai Min = 88 - 41 = 47
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas =47/6 = 7,83 =
8
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F Fk X X² fX f.x²
40,5 1 41-48 2 2 44,5 1980,25 89 3960,5
48,5
2 49-56 5 7 52,5 2756,25 262,5 13781,25
56,5
3 57-64 8 15 60,5 3660,25 484 29282
64,5
4 65-72 6 21 68,5 4692,25 411 28153,5
72,5
5 73-80 6 27 76,5 5852,25 459 35113,5
80,5
6 81-88 3 30 84,5 7140,25 253,5 21420,75
88,5
30 102 387 26081,5 1959 131711,5
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
65,3 – 61,3 = 3 (65,3 – 64,5)
4 = 3 (0,8)
4 = 24
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 38
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Kelas Eksperimen II (IVB) Model
Pembelajaran PBL tipe CPS
No.
Nama
Siswa
Cinta Lingkungan Jumlah
Skor
Nilai
Konversi Lembar
Observasi Penilaian Diri
1 APN 3 2 2,5 62,5
2 ARD 2 2 2 50
3 BHI 3 2,6 2,8 70
4 DN 2 2 2 50
5 EAS 2 4 3 75
6 GTM 2 3 2,5 62,5
7 IAM 2 2,3 2,15 53,75
8 KTF 3 2,3 2,65 66,25
9 KSK 4 3 3,5 87,5
10 KSN 2 3,3 2,65 66,25
11 KND 2 3 2,5 62,5
12 KAD 1 3 2 50
13 LPS 3 3 3 75
14 MFY 3 2,6 2,8 70
15 MF 4 2,3 3,15 78,75
16 MFA 2 2 2 50
17 MHA 2 2 2 50
18 RA 3 3 3 75
19 RF 3 3,6 3,3 82,5
20 SPK 2 3 2,5 62,5
21 SA 2 3 2,5 62,5
22 SRP 3 2 2,5 62,5
23 TLS 3 3 3 75
24 TF 4 3,3 3,65 91,25
25 ZA 2 2,6 2,3 57,5
Jumlah 1649
Rata-rata 66
Max 91
Min 50
Selisih 41
Varian 144,438
SD 12,0182
Lampiran 39
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Cinta Lingkungan Kelas Eksperimen II (IV B) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 50 Nilai Maksimum = 91 Range = Nilai Max - Nilai Min = 91 - 50 = 41 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 41/6 = 6,83 = 7
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F Fk X X² f.X fx²
49,5 1 50-56 6 6 53 2809 318 16854
56,5
2 57-63 7 13 60 3600 420 25200
63,5
3 64-70 4 17 67 4489 268 17956
70,5
4 71-77 4 21 74 5476 296 21904
77,5
5 78-84 2 23 81 6561 162 13122
84,5
6 85-91 2 25 88 7744 176 15488
91,5
25 105 423 30679 1640 110524
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
65,5 – 58,25 = 3 (65,5 – 62,8)
7,25 = 3 (2,7)
7,25 = 8,1
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 40
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Kelas Eksperimen I (IVA) Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS
No.
Nama
Siswa
Menghargai Sesama Jumlah
Skor
Nilai
Konversi Lembar
Observasi Penilaian Diri
1 ATB 2 3,6 2,8 70
2 AAR 2 2 2 50
3 ANH 3 2 2,5 62,5
4 AMR 2 3 2,5 62,5
5 AGR 2 3,3 2,65 66,25
6 APY 3 2,6 2,8 70
7 AH 2 3 2,5 62,5
8 BFP 2 4 3 75
9 DNR 3 2 2,5 62,5
10 DYC 2 3,6 2,8 70
11 DF 3 2,6 2,8 70
12 EAA 2 4 3 75
13 FBN 3 3,6 3,3 82,5
14 HFR 4 2 3 75
15 INA 3 2 2,5 62,5
16 LTR 3 3,3 3,15 78,75
17 MAN 3 4 3,5 87,5
18 MAA 3 2,3 2,65 66,25
19 MFC 2 1,6 1,8 45
20 MF 2 2,6 2,3 57,5
21 MRA 3 2,6 2,8 70
22 NAP 3 3 3 75
23 PK 3 3,6 3,3 82,5
24 RJ 4 3,3 3,65 91,25
25 RKY 3 3,6 3,3 82,5
26 RPA 2 4 3 75
27 SR 3 4 3,5 87,5
28 SN 3 2,6 2,8 70
29 TSA 2 3,3 2,65 66,25
30 ZH 3 4 3,5 87,5
Jumlah 2139
Rata-rata 71
Max 91
Min 45
Selisih 46
Varian 120,53
SD 10,978
Lampiran 41
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Kelas Eksperimen I (IV A) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 45
Nilai Maksimum = 91
Range = Nilai Max - Nilai Min = 91 - 45 = 46
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas =46/6 = 7,66 = 8
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² fX f.x²
44,5 1 45-52 2 2 48,5 2352,25 97 4704,5
52,5
2 53-60 1 3 56,5 3192,25 56,5 3192,25
60,5
3 61-68 8 11 64,5 4160,25 516 33282
68,5
4 69-76 11 22 72,5 5256,25 797,5 57818,75
76,5
5 77-84 4 26 80,5 6480,25 322 25921
84,5
6 85-92 4 30 88,5 7832,25 354 31329
92,5
30 94 411 29273,5 2143 156247,5
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
Mo + 2M = 3 Me
71 + 2 (71) = 3 (71)
71 + 142 = 213
213 = 213
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I memenuhi kurva
normal.
Lampiran 42
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Kelas Eksperimen II (IVB) Model
Pembelajaran PBL tipe CPS
No.
Nama
Siswa
Menghargai Sesama Jumlah
Skor
Nilai
Konversi Lembar
Observasi Penilaian Diri
1 APN 2 3 2,5 62,5
2 ARD 3 3,3 3,15 78,75
3 BHI 3 2,3 2,65 66,25
4 DN 3 2,6 2,8 70
5 EAS 3 3,6 3,3 82,5
6 GTM 2 3 2,5 62,5
7 IAM 3 2,3 2,65 66,25
8 KTF 3 2,6 2,8 70
9 KSK 2 3 2,5 62,5
10 KSN 4 2,6 3,3 82,5
11 KND 1 3,6 2,3 57,5
12 KAD 2 2,6 2,3 57,5
13 LPS 3 3 3 75
14 MFY 3 2,6 2,8 70
15 MF 3 3 3 75
16 MFA 1 4 2,5 62,5
17 MHA 3 1,6 2,3 57,5
18 RA 3 3 3 75
19 RF 4 3,3 3,65 91,25
20 SPK 3 3,3 3,15 78,75
21 SA 3 2,6 2,8 70
22 SRP 4 2,3 3,15 78,75
23 TLS 2 2 2 50
24 TF 2 3,3 2,65 66,25
25 ZA 3 4 3,5 87,5
Jumlah 1756
Rata-rata 70
Max 91
Min 50
Selisih 41
Varian 104,56
SD 10,225
Lampiran 43
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Sikap Menghargai Sesama Kelas Eksperimen II (IV B) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 50
Nilai Maksimum = 91
Range = Nilai Max - Nilai Min = 91 - 50 = 41
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 41/6 = 6,83 = 7
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X f.x²
49,5 1 50-56 1 1 53 2809 53 2809
56,5
2 57-63 7 8 60 3600 420 25200
63,5
3 64-70 7 15 67 4489 469 31423
70,5
4 71-77 3 18 74 5476 222 16428
77,5
5 78-84 5 23 81 6561 405 32805
84,5
6 85-91 2 25 88 7744 176 15488
91,5
25 90 423 30679 1745 124153
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
70 – 62,5 = 3 (70 – 68)
7,5 = 3 (2)
7,5 = 6
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 44
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Kelas IVA
No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
Percaya Cinta
Lingkungan
Menghargai
Sesama Diri
1 ATB 3,8 1,8 2,8 8,4 70
2 AAR 2,15 2,3 2 6,45 54
3 ANH 3,15 2,3 2,5 7,95 66
4 AMR 3,5 2,65 2,5 8,65 72
5 AGR 3,15 3,3 2,65 9,1 76
6 APY 2 3 2,8 7,8 65
7 AH 3 2 2,5 7,5 63
8 BFP 2,15 2 3 7,15 60
9 DNR 2,15 3,15 2,5 7,8 65
10 DYC 1,8 3 2,8 7,6 63
11 DF 2 2,3 2,8 7,1 59
12 EAA 2,3 2,5 3 7,8 65
13 FBN 3,65 2,15 3,3 9,1 76
14 HFR 3,3 2,8 3 9,1 76
15 INA 2,65 2,15 2,5 7,3 61
16 LTR 3 2,8 3,15 8,95 75
17 MAN 3,3 3,5 3,5 10,3 86
18 MAA 3,15 2,15 2,65 7,95 66
19 MFC 2 2 1,8 5,8 48
20 MF 2,8 2,5 2,3 7,6 63
21 MRA 2,65 2,3 2,8 7,75 65
22 NAP 3,65 2,8 3 9,45 79
23 PK 2,5 2,65 3,3 8,45 70
24 RJ 2 3 3,65 8,65 72
25 RKY 2,8 3,15 3,3 9,25 77
26 RPA 3,5 2,8 3 9,3 78
27 SR 2,15 3,5 3,5 9,15 76
28 SN 3,65 3,15 2,8 9,6 80
29 TSA 2,15 1,65 2,65 6,45 54
30 ZH 1,5 2,3 3,5 7,3 61
JUMLAH 2040
Rata-rata 68
MAX 86
MIN 48
SELISIH 41
Varian 77,659044
SD 8,8124369
Lampiran 45
Nilai Hasil Belajar Aspek Sikap Kelas IVB
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Konversi Percaya
Diri
Cinta
Lingkungan
Menghargai
Sesama
1 APN 2,8 2,5 2,5 7,8 65
2 ARD 3 2 3,15 8,15 68
3 BHI 2,5 2,8 2,65 7,95 66
4 DN 2,5 2 2,8 7,3 61
5 EAS 3,65 3 3,3 9,95 83
6 GTM 2,5 2,5 2,5 7,5 63
7 IAM 2,15 2,15 2,65 6,95 58
8 KTF 3,15 2,65 2,8 8,6 72
9 KSK 3 3,5 2,5 9 75
10 KSN 2,3 2,65 3,3 8,25 69
11 KND 2,15 2,5 2,3 6,95 58
12 KAD 2,15 2 2,3 6,45 54
13 LPS 3,15 3 3 9,15 76
14 MFY 3 2,8 2,8 8,6 72
15 MF 2,5 3,15 3 8,65 72
16 MFA 3,65 2 2,5 8,15 68
17 MHA 1,5 2 2,3 5,8 48
18 RA 2,5 3 3 8,5 71
19 RF 2,65 3,3 3,65 9,6 80
20 SPK 2,15 2,5 3,15 7,8 65
21 SA 2,5 2,5 2,8 7,8 65
22 SRP 2 2,8 2,5 7,3 61
23 TLS 3 3 2 8 67
24 TF 2,8 3,65 2,65 9,1 76
25 ZA 2,3 2,3 3,5 8,1 68
JUMLAH 1678
Rata-rata 67
MAX 83
MIN 48
SELISIH 41
Varian 64,0237
SD 8,00148
Lampiran 46
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR ASPEK SIKAP MODEL PEMBELAJARAN PBL TIPE SSCS KELAS IV A
Banyak Data = 30 Nilai Minimum = 48 Nilai Maksimum = 88 Range = Nilai Max - Nilai Min = 88 - 48 = 40 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87= 6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 40/6 = 6,66 = 7
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
47,5 -2,33 4901
1 48-54 51 3 153 2601 7803 531 1,59 1,41 1,980 1,243
54,5 -1,53 4370
2 55-61 58 4 232 3364 13456 1666 5,00 -1,00 0,996 0,199
61,5 -0,74 2704
3 62-68 65 9 585 4225 38025 2465 7,40 1,61 2,576 0,348
68,5 0,06 239
4 69-75 72 5 360 5184 25920 2784 8,35 -3,35 11,236 1,345
75,5 0,85 3023
5 76-82 79 8 632 6241 49928 1482 4,45 3,55 12,631 2,841
82,5 1,65 4505
6 83-89 86 1 86 7396 7396 422 1,27 -0,27 0,071 0,056
89,5 2,44 4927
30 2048 142528 28,05 29,489 6,032
Rata-rata = 68
Varian = 77,659
SD = 8,812
χ^2 hitung = 6,032
χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 47
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR ASPEK SIKAP MODEL PEMBELAJARAN PBL TIPE CPS KELAS IV B
Banyak Data = 25 Nilai Minimum = 48 Nilai Maksimum = 83 Range = Nilai Max - Nilai Min = 83 - 48 = 35 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25= 5,613 = 6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 35/6 = 5,83 = 6
No Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas
luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
47,5 -2,44 4927
1 48-53 50,5 1 50,5 2550,25 2550,25 382 0,96 0,05 0,002 0,002
53,5 -1,69 4545
2 54-59 56,5 3 169,5 3192,25 9576,75 1281 3,20 -0,20 0,041 0,013
59,5 -0,94 3264
3 60-65 62,5 6 375 3906,25 23437,5 2511 6,28 -0,28 0,077 0,012
65,5 -0,19 753
4 66-71 68,5 6 411 4692,25 28153,5 1370 3,43 2,58 6,631 1,936
71,5 0,56 2123
5 72-77 74,5 7 521,5 5550,25 38851,75 1926 4,82 2,19 4,774 0,992
77,5 1,31 4049
6 78-83 80,5 2 161 6480,25 12960,5 754 1,89 0,12 0,013 0,007
83,5 2,06 4803
25 1688,5 115530,25 20,56 11,538 2,962
Rata-rata = 67
Varian = 64,024
SD = 8,0015
χ^2 hitung = 2,962
χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 48
UJI HOMOGENITAS HASIL BELAJAR ASPEK SIKAP PADA KEDUA KELAS
SAMPEL
Data
Kelas
Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Rata-rata 68 67
Varian 77,659 64,024
N 30,00 25,00
Df 29,00 24,00
F hitung 1,21
F tabel 1,94
Kesimpulan Homogen
Lampiran 49
UJI HIPOTESIS HASIL BELAJAR ASPEK SIKAP PADA KEDUA KELAS SAMPEL
Data
Kelas
Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Rata-rata 68 67
varian 77,659 64,024
N 30,00 25,00
Db 53,00 53,00
t hitung 0,44
t tabel 2,02
Kesimpulan Ho diterima
Lampiran 50
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan Kelas Eksperimen I
(IVA) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
No. Nama
Siswa
Keterampilan
Melakukan
Percobaan
Nilai
Konversi
1 ATB 4 100
2 AAR 2 50
3 ANH 3 75
4 AMR 4 100
5 AGR 3 75
6 APY 2 50
7 AH 3 75
8 BFP 3 75
9 DNR 2 50
10 DYC 3 75
11 DF 4 100
12 EAA 2 50
13 FBN 4 100
14 HFR 3 75
15 INA 2 50
16 LTR 2 50
17 MAN 4 100
18 MAA 1 25
19 MFC 2 50
20 MF 3 75
21 MRA 3 75
22 NAP 3 75
23 PK 2 50
24 RJ 2 50
25 RKY 3 75
26 RPA 3 75
27 SR 2 50
28 SN 3 75
29 TSA 2 50
30 ZH 2 50
Jumlah 2025
Rata-rata 68
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 394,4
SD 19,859
Lampiran 51
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan Kelas Eksperimen I (IV A) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 1 1 31 961 31 961
37,5
2 38-50 12 13 44 1936 528 23232
50,5
3 51-63 0 13 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 12 25 70 4900 840 58800
76,5
5 77-89 0 25 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 5 30 96 9216 480 46080
102,5
30 107 381 27151 1879 129073
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
62,63 – 77 = 3 (62,63 – 66)
- 14,37 = 3 (-3,37)
- 14,37 = -10,11
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 52
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan Kelas Eksperimen II
(IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama
Siswa
Keterampilan
Melakukan Percobaan
Nilai
Konversi
1 APN 3 75
2 ARD 2 50
3 BHI 2 50
4 DN 3 75
5 EAS 3 75
6 GTM 4 100
7 IAM 2 50
8 KTF 3 75
9 KSK 4 100
10 KSN 2 50
11 KND 2 50
12 KAD 2 50
13 LPS 3 75
14 MFY 1 25
15 MF 3 75
16 MFA 2 50
17 MHA 2 50
18 RA 3 75
19 RF 4 100
20 SPK 2 50
21 SA 2 50
22 SRP 3 75
23 TLS 4 100
24 TF 3 75
25 ZA 3 75
Jumlah 1675
Rata-rata 67
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 402,08
SD 20,052
Lampiran 53
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Melakukan Percobaan Kelas Eksperimen II (IV B) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² f.X fx²
24,5
1 25-37 1 1 31 961 31 961
37,5
2 38-50 10 11 44 1936 440 19360
50,5
3 51-63 0 11 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 10 21 70 4900 700 49000
76,5
5 77-89 0 21 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 4 25 96 9216 384 36864
102,5
25 90 381 27151 1555 106185
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
62,2 – 70 = 3 (62,2 – 65,45)
- 7,8 = 3 (-3,25)
- 7,8 = - 9,75
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 54
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik 0 cm dan Titik Akhir serta
Pengukuran Kelas Eksperimen I (IVA) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
No. Nama
Siswa
Keterampilan Menentukan Titik 0
cm dan Titik Akhir Serta
Pengukuran
Nilai
Konversi
1 ATB 4 100
2 AAR 2 50
3 ANH 4 100
4 AMR 3 75
5 AGR 3 75
6 APY 2 50
7 AH 3 75
8 BFP 3 75
9 DNR 2 50
10 DYC 3 75
11 DF 3 75
12 EAA 2 50
13 FBN 4 100
14 HFR 2 50
15 INA 2 50
16 LTR 3 75
17 MAN 4 100
18 MAA 2 50
19 MFC 2 50
20 MF 1 25
21 MRA 3 75
22 NAP 3 75
23 PK 2 50
24 RJ 2 50
25 RKY 3 75
26 RPA 3 75
27 SR 2 50
28 SN 3 75
29 TSA 2 50
30 ZH 2 50
Jumlah 1975
Rata-rata 66
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 365,6609
SD 19,12226
Lampiran 55
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik 0 cm dan Titik Akhir Serta Pengukuran Kelas Ekspermian I (IV A)
Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 1 1 31 961 31 961
37,5
2 38-50 13 14 44 1936 572 25168
50,5
3 51-63 0 14 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 12 26 70 4900 840 58800
76,5
5 77-89 0 26 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 4 30 96 9216 384 36864
102,5
30 111 381 27151 1827 121793
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
61 – 44 = 3 (61 – 65)
17 = 3 (-4)
17 = - 12
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 56
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik 0 cm dan Titik Akhir serta
Pengukuran Kelas Eksperimen II (IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama
Siswa
Keterampilan
Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir
Serta Pengukuran
Nilai
Konversi
1 APN 3 75
2 ARD 2 50
3 BHI 2 50
4 DN 3 75
5 EAS 3 75
6 GTM 4 100
7 IAM 1 25
8 KTF 3 75
9 KSK 3 75
10 KSN 2 50
11 KND 3 75
12 KAD 2 50
13 LPS 3 75
14 MFY 2 50
15 MF 2 50
16 MFA 3 75
17 MHA 2 50
18 RA 3 75
19 RF 4 100
20 SPK 1 25
21 SA 2 50
22 SRP 2 50
23 TLS 4 100
24 TF 2 50
25 ZA 2 50
Jumlah 1575
Rata-rata 63
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 422,9167
SD 20,56494
Lampiran 57
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Menentukan Titik 0 cm dan Titik Akhir Serta Pengukuran Kelas Eksperimen II (IVB)
Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 2 2 31 961 62 1922
37,5
2 38-50 11 13 44 1936 484 21296
50,5
3 51-63 0 13 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 9 22 70 4900 630 44100
76,5
5 77-89 0 22 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 3 25 96 9216 288 27648
102,5
25 97 381 27151 1464 94966
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
59 – 43,35 = 3 (59 – 63)
15,65 = 3 (-4)
15,65 = -12
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 58
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan Hasil Percobaan Kelas
Eksperimen I (IVA) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
No. Nama
Siswa
Keterampilan Membuat Laporan
Hasil Percobaan
Nilai
Konversi
1 ATB 2 50
2 AAR 2 50
3 ANH 3 75
4 AMR 2 50
5 AGR 4 100
6 APY 3 75
7 AH 3 75
8 BFP 2 50
9 DNR 1 25
10 DYC 2 50
11 DF 3 75
12 EAA 2 50
13 FBN 2 50
14 HFR 2 50
15 INA 2 50
16 LTR 2 50
17 MAN 2 50
18 MAA 2 50
19 MFC 1 25
20 MF 2 50
21 MRA 1 25
22 NAP 2 50
23 PK 2 50
24 RJ 2 50
25 RKY 2 50
26 RPA 3 75
27 SR 3 75
28 SN 2 50
29 TSA 3 75
30 ZH 3 75
Jumlah 1675
Rata-rata 56
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 288,075
SD 16,9728
Lampiran 59
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan Hasil Percobaan Kelas Eksperimen I (IV A) Model Pembelajaran PBL
tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 3 3 31 961 93 2883
37,5
2 38-50 18 21 44 1936 792 34848
50,5
3 51-63 0 21 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 8 29 70 4900 560 39200
76,5
5 77-89 0 29 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 1 30 96 9216 96 9216
102,5
30 133 381 27151 1541 86147
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
51,36 – 42,18 = 3 (51,36 – 46,21)
9,18 = 3 (5,15)
9,18 = 15,45
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 60
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan Hasil Percobaan Kelas
Eksperimen II (IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama
Siswa
Keterampilan Membuat
Laporan Hasil Percobaan
Nilai
Konversi
1 APN 2 50
2 ARD 2 50
3 BHI 3 75
4 DN 2 50
5 EAS 3 75
6 GTM 2 50
7 IAM 2 50
8 KTF 4 100
9 KSK 2 50
10 KSN 1 25
11 KND 2 50
12 KAD 2 50
13 LPS 2 50
14 MFY 1 25
15 MF 2 50
16 MFA 3 75
17 MHA 3 75
18 RA 2 50
19 RF 2 50
20 SPK 2 50
21 SA 2 50
22 SRP 2 50
23 TLS 1 25
24 TF 4 100
25 ZA 2 50
Jumlah 1375
Rata-rata 55
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 364,583
SD 19,0941
Lampiran 61
Deskripsi Hasil Belajar Aspek Keterampilan Membuat Laporan Hasil Percobaan Kelas Eksperiman II (IV B) Model Pembelajaran
PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 3 3 31 961 93 2883
37,5
2 38-50 16 19 44 1936 704 30976
50,5
3 51-63 0 19 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 4 23 70 4900 280 19600
76,5
5 77-89 0 23 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 2 25 96 9216 192 18432
102,5
25 112 381 27151 1269 71891
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
51 – 43,35 = 3 (51 – 45,3)
7,65 = 3 (5,7)
7,65 = 17,1
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 62
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Kelas Eksperimen I (IVA) Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS
No.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
Keterampilan
Melakukan
Percobaan
Keterampilan
Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir
Serta Pengukuran
Keterampilan
Membuat
Laporan
Percobaan
1 ATB 4 4 2 10 83
2 AAR 2 2 2 6 50
3 ANH 3 4 3 10 83
4 AMR 4 3 2 9 75
5 AGR 3 3 4 10 83
6 APY 2 2 3 7 58
7 AH 3 3 3 9 75
8 BFP 3 3 2 8 67
9 DNR 2 2 1 5 42
10 DYC 3 3 2 8 67
11 DF 4 3 3 10 83
12 EAA 2 2 2 6 50
13 FBN 4 4 2 10 83
14 HFR 3 2 2 7 58
15 INA 2 2 2 6 50
16 LTR 2 3 2 7 58
17 MAN 4 4 2 10 83
18 MAA 1 2 2 5 42
19 MFC 2 2 1 5 42
20 MF 3 1 2 6 50
21 MRA 3 3 1 7 58
22 NAP 3 3 2 8 67
23 PK 2 2 2 6 50
24 RJ 2 2 2 6 50
25 RKY 3 3 2 8 67
26 RPA 3 3 3 9 75
27 SR 2 2 3 7 58
28 SN 3 3 2 8 67
29 TSA 2 2 3 7 58
30 ZH 2 2 3 7 58
Jumlah 1575
Rata-rata 63
Max 83
Min 42
Selisih 41
Varian 190,0543
SD 13,78602
Lampiran 63
Nilai Hasil Belajar Aspek Keterampilan Kelas Eksperimen II (IVB) Model
Pembelajaran PBL tipe CPS
No.
Nama
Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
Keterampilan
Melakukan
Percobaan
Keterampilan
Menentukan Titik
0 cm dan Titik Akhir
Serta Pengukuran
Keterampilan
Membuat
Laporan
Percobaan
1 APN 3 3 2 8 67
2 ARD 2 2 2 6 50
3 BHI 2 2 3 7 58
4 DN 3 3 2 8 67
5 EAS 3 3 3 9 75
6 GTM 4 4 2 10 83
7 IAM 2 1 2 5 42
8 KTF 3 3 4 10 83
9 KSK 4 3 2 9 75
10 KSN 2 2 1 5 42
11 KND 2 3 2 7 58
12 KAD 2 2 2 6 50
13 LPS 3 3 2 8 67
14 MFY 1 2 1 4 33
15 MF 3 2 2 7 58
16 MFA 2 3 3 8 67
17 MHA 2 2 3 7 58
18 RA 3 3 2 8 67
19 RF 4 4 2 10 83
20 SPK 2 1 2 5 42
21 SA 2 2 2 6 50
22 SRP 3 2 2 7 58
23 TLS 4 4 1 9 75
24 TF 3 2 4 9 75
25 ZA 3 2 2 7 58
Jumlah 1542
Rata-rata 62
Max 83
Min 33
Selisih 41
Varian 196,759259
SD 14,0270902
Lampiran 64
Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Keterampilan Kelas Eksperimen I (IVA) Model Pembelajaran PBL Tipe SSCS
Banyak Data = 30 Nilai Minimum = 42
Nilai Maksimum = 83
Range = Nilai Max - Nilai Min = 83 - 42 = 41
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87= 6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 41/6 = 6,83 = 7
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah Fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas luas
daerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
41,5 -1,58 4429
1 42-48 45 3 135 2025 6075 852 2,56 0,44 0,197 0,077
48,5 -1,07 3577
2 49-55 52 5 260 2704 13520 1489 4,47 0,53 0,284 0,064
55,5 -0,55 2088
3 56-62 59 8 472 3481 27848 1928 5,78 2,22 4,911 0,849
62,5 -0,04 160
4 63-69 66 5 330 4356 21780 1684 5,05 -0,05 0,003 0,001
69,5 0,48 1844
5 70-76 73 3 219 5329 15987 1545 4,64 -1,64 2,673 0,577
76,5 0,99 3389
6 77-83 80 6 480 6400 38400 956 2,87 3,13 9,809 3,420
83,5 1,51 4345
30 1896 123610 25,36 17,877 4,987
Rata-rata = 63
Varian = 184,866
SD = 13,5965
χ^2 hitung = 4,987 χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%) Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 65
Uji Normalitas Hasil Belajar Aspek Keterampilan Kelas Eksperimen II (IVB) Model Pembelajaran PBL Tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 42
Nilai Maksimum = 83
Range = Nilai Max - Nilai Min = 83 - 42 = 41
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25= 5,613 = 6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 41/6 = 6,83 = 7
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah Fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
41,5 -1,53 4370
1 42-48 45 4 180 2025 8100 932 2,33 1,67 2,789 1,197
48,5 -1,01 3438
2 49-55 52 3 156 2704 8112 1594 3,99 -0,98 0,970 0,243
55,5 -0,48 1844
3 56-62 59 6 354 3481 20886 1684 4,21 1,79 3,204 0,761
62,5 0,04 160
4 63-69 66 5 330 4356 21780 1963 4,91 0,09 0,009 0,002
69,5 0,56 2123
5 70-76 73 4 292 5329 21316 1476 3,69 0,31 0,096 0,026
76,5 1,08 3599
6 77-83 80 3 240 6400 19200 853 2,13 0,87 0,753 0,353
83,5 1,60 4452
25 1552 99394 21,26 7,820 2,582
Rata-rata = 62
Varian = 179,861
SD = 13,4112
χ^2 hitung = 2,582
χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%) Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 66
UJI HOMOGENITAS HASIL BELAJAR ASPEK KETERAMPILAN PADA KEDUA
KELAS SAMPEL
Data
Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 63 62
Varian 190,054 196,759
N 30,00 25,00
Df 29,00 24,00
F hitung 1,04
F tabel 1,94
Kesimpulan Homogen
Lampiran 67
UJI HIPOTESIS HASIL BELAJAR ASPEK KETERAMPILAN PADA KEDUA
KELAS SAMPEL
Data
Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 63 62
varian 190,054 196,759
N 30,00 25,00
Db 53,00 53,00
t hitung 0,27
t tabel 2,02
Kesimpulan Ho diterima
Lampiran 68
Lembar Penilaian Portofolio
Indikator penilaian portofolio:
1. Kemampuan Memilih Gambar yang menunjukan Gaya Tarik dan Gaya Dorong
SB = Menganalisis gambar serta memberi komentar pada setiap gambar dan gambar
yang diperoleh lebih dari 12 buah gambar gaya tari dan gaya dorong.
B = Menganalisis gambar serta memberi komentar pada setiap gambar dan namun
gambar yang diperoleh kurang dari 12 buah gambar gaya tarik dan gaya dorong.
C = Tidak memberi komentar pada gambar, namun gambar yang diperoleh lebih dari
12 buah gambar gaya tarik dan gaya dorong.
K = Tidak memberi komentar pada gambar, dan gambar yang diperoleh kurang dari
12 buah gambar gaya tarik dan gaya dorong.
2. Estetika Kliping
SB = Terbaca, bersih, indah dan rapi.
B = Terbaca, bersih, indah, namun tidak rapi.
C = Terbaca, indah, namun tidak bersih dan tidak rapi.
K = Terbaca, namuan tidak indah, tidak bersih, dan tidak rapi.
3. Penggunaan Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur)
SB = Menguasai tata bahasa; sedikit kesalahan penggunaan dan penyusunan kalimat dan
kata-kata.
B = Penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; sedikit kesalahan pada tata
bahasa.
C = Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; terdapat
kesalahan pada tata bahasa.
D = Tidak menguasai penggunaan dan penyusunan kalimat ; kesalahan pada tata
bahasa.
Lampiran 69
Nilai Hasil Belajar Aspek Kemampuan Memilih Gambar yang Menunjukkan Gaya
Tarik dan Gaya Dorong Kelas Eksperimen I (IVA) Model Pembelajaran PBL tipe
SSCS
No. Nama Siswa Kemampuan Memilih Gambar yang
Menunjukkan Gaya Tarik dan Dorong Nilai Konversi
1 ATB 2 50
2 AAR 1 25
3 ANH 3 75
4 AMR 2 50
5 AGR 4 100
6 APY 2 50
7 AH 3 75
8 BFP 2 50
9 DNR 1 25
10 DYC 3 75
11 DF 3 75
12 EAA 2 50
13 FBN 1 25
14 HFR 3 75
15 INA 1 25
16 LTR 2 50
17 MAN 3 75
18 MAA 1 25
19 MFC 3 75
20 MF 2 50
21 MRA 3 75
22 NAP 3 75
23 PK 3 75
24 RJ 3 75
25 RKY 3 75
26 RPA 4 100
27 SR 2 50
28 SN 3 75
29 TSA 2 50
30 ZH 3 75
Jumlah 1825
Rata-rata 61
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 460,489
SD 21,459
Lampiran 70
Deskripsi Portofolio Aspek Kemampuan Memilih Gambar yang Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya Dorong Kelas Eksperimen I
(IVA) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 5 5 31 961 155 4805
37,5
2 38-50 9 14 44 1936 396 17424
50,5
3 51-63 0 14 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 14 28 70 4900 980 68600
76,5
5 77-89 0 28 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 2 30 96 9216 192 18432
102,5
30 119 381 27151 1723 109261
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
57,43 – 70 = 3 (57,43 – 64,41)
-12,57 = 3 (-6,98)
- 12,57 = -20,94
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 71
Nilai Hasil Belajar Aspek Kemampuan Memilih Gambar yang Menunjukkan Gaya
Tarik dan Gaya Dorong Kelas Eksperimen II (IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama
Siswa
Kemampuan Memilih Gambar
yang Menunjukkan Gaya Tarik
dan Dorong
Nilai
Konversi
1 APN 2 50
2 ARD 3 75
3 BHI 3 75
4 DN 1 25
5 EAS 2 50
6 GTM 3 75
7 IAM 2 50
8 KTF 4 100
9 KSK 2 50
10 KSN 1 25
11 KND 4 100
12 KAD 3 75
13 LPS 2 50
14 MFY 2 50
15 MF 3 75
16 MFA 1 25
17 MHA 2 50
18 RA 2 50
19 RF 4 100
20 SPK 3 75
21 SA 3 75
22 SRP 3 75
23 TLS 2 50
24 TF 3 75
25 ZA 3 75
Jumlah 1575
Rata-rata 63
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 475
SD 21,7945
Lampiran 72
Deskripsi Portofolio Aspek Kemampuan Memilih Gambar yang Menunjukkan Gaya Tarik dan Gaya Dorong Kelas Eksperimen II
(IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata F fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 3 3 31 961 93 2883
37,5
2 38-50 9 12 44 1936 396 17424
50,5
3 51-63 0 12 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 10 22 70 4900 700 49000
76,5
5 77-89 0 22 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 3 25 96 9216 288 27648
102,5
25 96 381 27151 1477 96955
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
59 – 70 = 3 (59 – 64)
- 11 = 3 (-5)
- 11 = - 15
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 73
Nilai Hasil Belajar Aspek Estetika Kliping Kelas Eksperimen I (IVA) Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS
No. Nama Siswa Estetika Kliping Nilai Konversi
1 ATB 3 75
2 AAR 3 75
3 ANH 4 100
4 AMR 3 75
5 AGR 4 100
6 APY 2 50
7 AH 3 75
8 BFP 3 75
9 DNR 2 50
10 DYC 2 50
11 DF 2 50
12 EAA 1 25
13 FBN 2 50
14 HFR 2 50
15 INA 3 75
16 LTR 1 25
17 MAN 3 75
18 MAA 2 50
19 MFC 3 75
20 MF 1 25
21 MRA 3 75
22 NAP 3 75
23 PK 3 75
24 RJ 3 75
25 RKY 3 75
26 RPA 3 75
27 SR 2 50
28 SN 3 75
29 TSA 3 75
30 ZH 2 50
Jumlah 1925
Rata-rata 64
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 374,2816092
SD 19,34635907
Lampiran 74
Deskripsi Portofolio Aspek Estetika Kliping Kelas Eksperimen I (IVA) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 3 3 31 961 93 2883
37,5
2 38-50 9 12 44 1936 396 17424
50,5
3 51-63 0 12 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 16 28 70 4900 1120 78400
76,5
5 77-89 0 28 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 2 30 96 9216 192 18432
102,5
30 113 381 27151 1801 117139
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
60 – 70 = 3 (60 – 66)
- 10 = 3 (-6)
- 10 = - 18
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 75
Nilai Hasil Belajar Aspek Estetika Kliping Kelas Eksperimen II (IVB) Model
Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama
Siswa Estetika Kliping
Nilai
Konversi
1 APN 3 75
2 ARD 3 75
3 BHI 4 100
4 DN 2 50
5 EAS 3 75
6 GTM 4 100
7 IAM 1 25
8 KTF 3 75
9 KSK 3 75
10 KSN 2 50
11 KND 4 100
12 KAD 3 75
13 LPS 3 75
14 MFY 3 75
15 MF 2 50
16 MFA 2 50
17 MHA 3 75
18 RA 2 50
19 RF 3 75
20 SPK 1 25
21 SA 2 50
22 SRP 3 75
23 TLS 2 50
24 TF 2 50
25 ZA 2 50
Jumlah 1625
Rata-rata 65
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 416,6666667
SD 20,41241452
Lampiran 76
Deskripsi Portofolio Aspek Estetika Kliping Kelas Eksperimen II (IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 2 2 31 961 62 1922
37,5
2 38-50 9 11 44 1936 396 17424
50,5
3 51-63 0 11 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 11 22 70 4900 770 53900
76,5
5 77-89 0 22 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 3 25 96 9216 288 27648
102,5
25 93 381 27151 1516 100894
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
61 – 70 = 3 (61 – 65,3)
- 9 = 3 (-4,3)
- 9 = - 12,9
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
negatif.
Lampiran 77
Nilai Hasil Belajar Aspek Penggunaan Bahasa Kelas Eksperimen I (IVA) Model
Pembelajaran PBL tipe SSCS
No. Nama Siswa Penggunaan Bahasa Nilai Konversi
1 ATB 2 50
2 AAR 1 25
3 ANH 3 75
4 AMR 3 75
5 AGR 3 75
6 APY 2 50
7 AH 2 50
8 BFP 2 50
9 DNR 1 25
10 DYC 2 50
11 DF 2 50
12 EAA 2 50
13 FBN 4 100
14 HFR 3 75
15 INA 2 50
16 LTR 3 75
17 MAN 3 75
18 MAA 2 50
19 MFC 3 75
20 MF 1 25
21 MRA 3 75
22 NAP 3 75
23 PK 2 50
24 RJ 2 50
25 RKY 3 75
26 RPA 4 100
27 SR 3 75
28 SN 2 50
29 TSA 2 50
30 ZH 1 25
Jumlah 1775
Rata-rata 59
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 408,764
SD 20,2179
Lampiran 78
Deskripsi Portofolio Aspek Penggunaan Bahasa Kelas Eksperimen I (IVA) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87443=6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 4 4 31 961 124 3844
37,5
2 38-50 13 17 44 1936 572 25168
50,5
3 51-63 0 17 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 11 28 70 4900 770 53900
76,5
5 77-89 0 28 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 2 30 96 9216 192 18432
102,5
30 124 381 27151 1658 101344
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
55,26 – 43 = 3 (55,26 – 48,5)
12,16 = 3 (6,76)
12,16 = 20,28
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen I tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 79
Nilai Hasil Belajar Aspek Penggunaan Bahasa Kelas Eksperimen II (IVB) Model
Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama
Siswa Penggunaan Bahasa
Nilai
Konversi
1 APN 2 50
2 ARD 2 50
3 BHI 3 75
4 DN 1 25
5 EAS 2 50
6 GTM 2 50
7 IAM 3 75
8 KTF 3 75
9 KSK 2 50
10 KSN 1 25
11 KND 3 75
12 KAD 4 100
13 LPS 1 25
14 MFY 1 25
15 MF 2 50
16 MFA 3 75
17 MHA 3 75
18 RA 2 50
19 RF 2 50
20 SPK 2 50
21 SA 3 75
22 SRP 3 75
23 TLS 1 25
24 TF 4 100
25 ZA 2 50
Jumlah 1425
Rata-rata 57
Max 100
Min 25
Selisih 75
Varian 495,833
SD 22,2673
Lampiran 80
Deskripsi Portofolio Aspek Penggunaan Bahasa Kelas Eksperimen II (IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 25
Nilai Maksimum = 100
Range = Nilai Max - Nilai Min = 100 - 25 = 75
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,613 =6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 75/6 = 12,5 = 13
No Kelas
Interval
Batas
Nyata f fk X X² f.X f.x²
24,5
1 25-37 5 5 31 961 155 4805
37,5
2 38-50 10 15 44 1936 440 19360
50,5
3 51-63 0 15 57 3249 0 0
63,5
4 64-76 8 23 70 4900 560 39200
76,5
5 77-89 0 23 83 6889 0 0
89,5
6 90-102 2 25 96 9216 192 18432
102,5
25 106 381 27151 1347 81797
a. Mean (Rata-rata)
b. Median
(
)
(
)
(
)
( )
c. Modus
(
)
(
)
(
)
( )
d. Standar Deviasi
√
(
)
√
(
)
√ ( )
√
√
e. Hubungan empiris antara nilai mean, median dan
modus
M – Mo = 3 (M - Me)
54 – 42 = 3 (54 – 47,3)
12 = 3 (6,7)
12 = 20
Jadi, hubungan empiris antara posisi nilai mean, median
dan modus pada kelas eksperimen II tidak memenuhi kurva
normal, dilihat dari posisi nilai data menunjukkan kurva
positif.
Lampiran 81
Penilaian Portofolio Kelas Eksperimen I (IVA) Model Pembelajaran PBL tipe SSCS
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Kemampuan
Memilih Gambar
yang Menunjukkan
Gaya Tarik dan
Gaya Dorong
Estetika Kliping
(Terbaca, bersih,
indah dan rapi)
Penggunaan
Bahasa (Tata
Bahasa dan
Struktur)
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. ATB √ √ √
2. AAR √ √ √
3. ANH √ √ √
4. AMR √ √ √
5. AGR √ √ √
6. APY √ √ √
7. AH √ √ √
8. BFP √ √ √
9. DNR √ √ √
10. DYC √ √ √
11. DF √ √ √
12. EAA √ √ √
13. FBN √ √ √
14. HFR √ √ √
15. INA √ √ √
16. LTR √ √ √
17. MAN √ √ √
18. MAA √ √ √
19. MFC √ √ √
20. MF √ √ √
21. MRA √ √ √
22. NAP √ √ √
23. PK √ √ √
24. RJ √ √ √
25. RKY √ √ √
26. RPA √ √ √
27. SR √ √ √
28. SN √ √ √
29 TSA √ √ √
30. ZH √ √ √
Lampiran 82
Penilaian Portofolio Kelas Eksperimen II (IVB) Model Pembelajaran PBL tipe CPS
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Kemampuan
Memilih Gambar
yang Menunjukkan
Gaya Tarik dan
Gaya Dorong
Estetika Kliping
(Terbaca, bersih,
indah dan rapi)
Penggunaan
Bahasa (Tata
Bahasa dan
Struktur)
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. APN √ √ √
2. ARD √ √ √
3. BHI √ √ √
4. DN √ √ √
5. EAS √ √ √
6. GTM √ √ √
7. IAM √ √ √
8. KTF √ √ √
9. KSK √ √ √
10. KSN √ √ √
11. KND √ √ √
12. KAD √ √ √
13. LPS √ √ √
14. MFY √ √ √
15. MF √ √ √
16. MFA √ √ √
17. MHA √ √ √
18. RA √ √ √
19. RF √ √ √
20. SPK √ √ √
21. SA √ √ √
22. SRP √ √ √
23. TLS √ √ √
24. TF √ √ √
25. ZA √ √ √
Lampiran 83
UJI NORMALITAS ASPEK KETERAMPILAN PADA PENILAIAN PORTOFOLIO MODEL PEMBELAJARAN PBL TIPE SSCS KELAS IV A
Banyak Data = 30
Nilai Minimum = 33 Nilai Maksimum = 92 Range = Nilai Max - Nilai Min = 92 - 33 = 59 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 30 = 5,87= 6 Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 59/6 = 9,83 = 10
No Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas
luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh (fo-fh)^2 (fo-fh)^2/fh
32,5 -1,87 4693
1 33-42 37,5 5 187,5 1406,25 7031,25 824 2,47 2,53 6,391 2,585
42,5 -1,21 3869
2 43-52 47,5 4 190 2256,25 9025 1746 5,24 -1,24 1,533 0,293
52,5 -0,56 2123
3 53-62 57,5 7 402,5 3306,25 23143,75 1725 5,18 1,83 3,331 0,644
62,5 0,10 398
4 63-72 67,5 6 405 4556,25 27337,5 2336 7,01 -1,01 1,016 0,145
72,5 0,75 2734
5 73-82 77,5 5 387,5 6006,25 30031,25 1473 4,42 0,58 0,338 0,076
82,5 1,41 4207
6 83-92 87,5 3 262,5 7656,25 22968,75 601 1,80 1,20 1,433 0,795
92,5 2,07 4808
30 1835 119537,5 26,12 14,040 4,538
Rata-rata = 61
Varian = 232,2
SD = 15,238
χ^2 hitung = 4,538
χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%) Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 84
UJI NORMALITAS ASPEK KETERAMPILAN PADA PENILAIAN PORTOFOLIO MODEL PEMBELAJARAN PBL TIPE CPS KELAS IV B
Banyak Data = 25 Nilai Minimum = 33 Nilai Maksimum = 92 Range = Nilai Max - Nilai Min = 92 - 33 = 59 Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25= 5,613 = 6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 59/6 = 9,83 = 10
No
Kelas
Interval
Batas
Nyata
Nilai
Tengah fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score
Batas luas
deerah
Luas
Daerah fh fo-fh
(fo-
fh)^2 (fo-fh)^2/fh
32,5 -1,87 4693
1 33-42 37,5 3 112,5 1406,25 4218,75 768 1,92 1,08 1,166 0,608
42,5 -1,24 3925
2 43-52 47,5 6 285 2256,25 13537,5 1668 4,17 1,83 3,349 0,803
52,5 -0,60 2257
3 53-62 57,5 5 287,5 3306,25 16531,25 2137 5,34 -0,34 0,117 0,022
62,5 0,03 120
4 63-72 67,5 3 202,5 4556,25 13668,75 2366 5,92 -2,92 8,497 1,437
72,5 0,67 2486
5 73-82 77,5 4 310 6006,25 24025 1546 3,87 0,14 0,018 0,005
82,5 1,30 4032
6 83-92 87,5 4 350 7656,25 30625 700 1,75 2,25 5,063 2,893
92,5 1,93 4732
25 1547,5 102606,25 22,96 18,211 5,767
Rata-rata = 62
Varian = 248,843 SD = 15,774 χ^2 hitung = 5,767 χ^2 tabel = 7,81 (pada taraf signifikan 5%) Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
Lampiran 85
UJI HOMOGENITAS HASIL BELAJAR ASPEK KETERAMPILAN PADA
PENILAIAN PORTOFOLIO KEDUA KELAS SAMPEL
Data
Kelas
Eksperimen I (IVA) Eksperimen II (IVB)
Rata-rata 61 62
Varian 232,2 248,843
n 30,00 25,00
df 29,00 24,00
F hitung 1,07
F tabel 1,94
Kesimpulan Homogen
Lampiran 86
UJI HIPOTESIS HASIL BELAJAR ASPEK KETERAMPILAN PADA
PENILAIAN PORTOFOLIO KEDUA KELAS SAMPEL
Data Kelas
Eksperimen I (IV A) Eksperimen II (IV B)
Rata-rata 61 62
varian 232,2 248,843
N 30,00 25,00
Db 53,00 53,00
t hitung -0,24
t tabel 2,02
Kesimpulan Ho diterima
Lampiran 87
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN MODEL PBL TIPE SSCS PADA
KELAS IV A
1. Tahap Search
1. a 1.b
Guru menampilkan video lagu abang tukang bakso dan mengajak siswa untuk
bernyanyi bersama-sama lagu abang tukang bakso, lalu siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai lagu tersebut.
2. Tahap Solve
1.c 1.d
1.e 1.f
Siswa secara berkelompok melalukan percobaan
3. Tahap Create
1.g 1.h
Siswa secara berkelompok membuat laporan hasil percobaan yang telah dilakukan
4. Tahap Share
1.i 1. j
Foto i dan j, siswa melaporkan hasil laporan percobaan di depan kelas secara
bergantian
5. Penilaian/evaluasi
1.k 1.l
Foto k dan l, setelah proses pembelajaran selesai guru memberikan soal
evaluasi/posttest
Lampiran 88
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN MODEL PBL TIPE CPS PADA
KELAS IV B
1. Pendahuluan
2.a 2.b
2.c 2.d
Foto a, b, c, dan d, guru memulai pembelajaran dengan memeberikan apersepsi
berupa mengajak siswa bernyanyi lagu abang tukang bakso yang ditampilkan melalui
video
2. Penemuan Fakta
2.e 2.f
Foto e dan f, guru mengaitkan apersepsi dengan materi pembelajaran
3. Penemuan Masalah
2.g 2.h
Foto g dan h, guru meminta siswa untuk mendorong kursi dan menarik meja
sementara siswa lainnya memperhatikan yang dilakukan temannya di depan kelas
2.i 2.j
Foto i dan j, siswa dan guru bertanya jawab mengenai kegiatan yang dilakukan siswa
di depan kelas
4. Penemuan Gagasan
2.k 2.l
2.m 2.n
Foto k, l, m, dan n, siswa secara berkelompok melakukan percobaan
5. Penemuan Jawaban
2.o 2.p
Foto o dan p, siswa membuat laporan hasil percobaan berdasarkan dengan percobaan
yang telah dilakukan secara berkelompok
6. Penentuan Jawaban
2.q 2.r
Foto q dan r, siswa melaporkan laporan hasil percobaannya di depan kelas secara
bergantian
2.s 2.t
Foto s dan t, guru memberikan pemantapan materi pembelajaran dan memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum dipahami
7. Penilaian/evaluasi
2.u 2.v
Foto u dan v, setelah proses pembelajaran selesai guru memberikan soal
evaluasi/posttest
Lampiran 89
Lampiran 90
Lampiran 91
Lampiran 92
Lampiran 93
Lampiran 94