Studi Daerah Rawan Gelombang Ti Nggi Di Indonesia19d Fix Puslitbang Bmkg

Post on 18-Feb-2016

15 views 0 download

description

Studi Daerah Rawan Gelombang Ti Nggi Di Indonesia19d Fix Puslitbang Bmkg

Transcript of Studi Daerah Rawan Gelombang Ti Nggi Di Indonesia19d Fix Puslitbang Bmkg

PUSLITBANG-BMKG

Gambar 1. Route pelayaran internasional, Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Katulistiwahttp:// kapetkhatulistiwa.com

1. Transportasi laut

2. Eksplorasi sumber daya laut

3. Penangkapan ikan

4. Rekreasi

5. Pembangunan di sektor kelautan

Sensitif terhadapperubahan /dinamika yg terjadidi permukaan laut

ARTI PENTING LAUT INDONESIA

• Mengetahui karakteristik gelombang laut diperairan Indonesia.

• Mengetahui daerah-daerah rawan gelombangtinggi di perairan Indonesia.

1. Acuan informasi peringatan dini gelombang tinggi2. Kebijakan dan perencanaan kegiatan kelautan,

seperti; Operasi pelayaran untuk transportasi dan

penangkapan ikan. Perencanaan pembangunan wilayah pesisir. Deteksi awal untuk pemanfaatan potensi energi

gelombang laut. Pembangunan wilayah pesisir dan laut.

• Daerah rawan gelombang tinggi (frekuensigelombang tinggi > 2 meter).

• Variasi bulanan tinggi gelombang rata-ratadan tinggi gelombang maksimum rata-rata.

Wilayah Penelitian

Posisi 12 LU – 15 LS dan 90 BT -141 BT

Data gelombang produk Windwaves-05 periode 2000-2010, Interval waktu : per enam jam, Resolusi : 10x10’(+18,5x18,5 km)

Input Windwaves-05 Arah dan kecepatan angin 10 meter, resolusi 1 x 1°

(+111x111 km), interval per enam jam 00,06,12,18 UTC.(Sumber : NCEP-NOAA).

Bathimetri, Resolusi 5 x 5’ (+9x9 km) Tahun 2010.(Sumber : NGDC)

Data Pendukung

Indeks Nino 3.4 : Anomali SPL bulanan. (120o–170oE dan 5oS–5oU)

Data Index Nino 3.4 (2000-2010),NCEP-NOAA

Indeks IODM :Anomali SPL (100S -100N ; 500-700E) - anomali SPL (100S - 00; 900 - 1100E).

Data Index IODM (2000-2010), Jamstec

Peta dasar Rupa BumiIndonesia (RBI) digital 2010.(Bakosurtanal).

Identifikasi daerah gelombang tinggiGuide the marine Meteorological Services, Third edition, WMO-No.471 (2001).

Information about waves less than two metres high is normally notrequired for ocean-going ships. Information about areas wherewaves are, or are expected to be, two metres or higher is important,since a large number of ships are affected by these waves.

Gelombang tinggi didefinisikan sebagai gelombang dengantinggi signifikan (Hs) dua meter atau lebih.

Daerah rawan gelombang tinggi

• Daerah dianggap rawan gelombang tinggi, jika frekuensitinggi gelombang signifikan (Hs) > 2 meter lebih dari 20%.

• Tingkat potensi kerawanan daerah rawan gelombang tinggidibedakan menjadi empat, dengan klasifikasi sebagai berikut:

(a) Rawan rendah (20 - 40 %)

(b) Rawan sedang (40 % - 60 %)

(c) Rawan tinggi (60 % - 80 %)

(d) Rawan sangat tinggi (> 80 %)

Alur pengolahan data dan penelitian

Input Model Windwaves-05

DataGlobal Angin Reanalysis 00,06,12,18UTC, periode 2000-2010

Data Bathimetri

Setting Model Windwaves-05

Periode tahun : 2000 – 2010 Domain : 30° LU – 30° LS, 75° BT – 155° BT Res. Spasial : 10 x 10 menit (+18.5 x 18.5 km) Res Temporal : tiap 6 jam

Proses Running Model Windwaves-05

1.Arah dan Kecepatan Angin2.Tinggi gelombang signifikan (Hs)

Raw data angin dan gelombang per 6 jam, resolusi 10x10 menit pada setiap titik griddomain 12° LU – 15° LS, 90° BT – 141° BT

(Hsmax)

Rata-rata bulanan tinggi gelombangSignifikan (Hs) dan Maksimum

(Hsmax)

Frekuensi bulanan tinggigelombang > 2 m

Arah dan kecepatan angin

Korelasi tinggi gelombangterhadap Index ENSO dan DM

Peta Bulanan:1.Arah dan Kecepatan Angin2.Rata-rata tinggi gelombang signifikan (Hs)3.Rata-rata tinggi gelombang maksimum (Hsmax)4.Frekuensi tinggi gelombang signifikan > 2m

KESIMPULAN DAN SARAN

Peta spasial daerah rawangelombang tinggi dantingkat kerawanannya

Peta spasial korelasi tinggigelombang dengan ENSOdan IODM

Post Processing denganArcView GIS3.3

Identifikasi tingkat kerawanandi wilayah penelitian

Analisa variasi spasial dan temperolgelombang tinggi, daerah rawan

gelombang tinggi dan tingkatkerawanannya

(Hsmax)

Rata-rata bulanan tinggi gelombangSignifikan (Hs) dan Maksimum

(Hsmax)

Frekuensi bulanan tinggigelombang > 2 m

Arah dan kecepatan angin

• Variasi tinggi gelombang

• Daerah rawan gelombang tinggi

Arah dan kecepatan Angin

Rata-rata tinggi gelombang (Hs)

Rata-rata tinggi gelombang maksimum (HsMax)

Gelombang Ekstrem (Absolut)

Desember Januari Februari

VARIASI TINGGI GELOMBANG PERIODE MONSUN ASIA (DJF)A

ngin

(kno

t)H

s(m

eter

)H

sM

aks

(met

er)

0 0.5 0.75 1.25 1.5 2 2.5 3 3.5 4 5 6 7 >

0 5 10 15 20 25 34 48 64 >

PERIODETRANSISI KE MONSUNAUSTRALIA (MAM)

Maret April MeiA

ngin

(kno

t)H

s(m

eter

)H

sM

aks

(met

er)

0 0.5 0.75 1.25 1.5 2 2.5 3 3.5 4 5 6 7 >

0 5 10 15 20 25 34 48 64 >

PERIODE MONSUN AUSTRALIA (JJA)

Juni Juli AgustusA

ngin

(kno

t)H

s(m

eter

)H

sM

aks

(met

er)

0 0.5 0.75 1.25 1.5 2 2.5 3 3.5 4 5 6 7 >

0 5 10 15 20 25 34 48 64 >

PERIODE TRANSISI KE MONSUN ASIA (SON)

September Oktober NopemberA

ngin

(kno

t)H

s(m

eter

)H

sM

aks

(met

er)

0 0.5 0.75 1.25 1.5 2 2.5 3 3.5 4 5 6 7 >

0 5 10 15 20 25 34 48 64 >

Variasi gelombang di beberapa lokasi

0

1

2

3

4

5

6

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 1. Laut Cina Selatan (109.00BT, 6.50LU)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 2. Samudera Pasifik (129.17BT, 5.83LU)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 3. Samudera Hindia (Bagian Barat Sumut) (92.67BT,3.00LU)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 4. Samudera Pasifik Utara Papua (134.67BT, 1.83LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 5. Laut Sulawesi (122.83BT, 2.33LU)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 6. Laut Maluku (126BT, 1.50 LU)

LAUTAN TERBUKA (UTARA EKUATOR)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 7. Selat Karimata (106.67 BT, 1.00LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 8. Selat Makasar (118.17BT, 1.17LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 9. Laut Jawa (113.67BT, 5.33LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 10. Laut Banda (130.50BT, 5.50LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 11. Laut Flores (121.33BT, 6.67LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 12. Laut Sawu (122.00BT, 9.50LS)

ANTAR PULAU

0

1

2

3

4

5

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 14. Samudera Hindia Selatan Selat Sunda (102.00BT,8.00LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 13. Laut Arafuru (135.33BT, 8.17LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 15. Samudera Hindia Selatan Jawa (112.33BT,10.50LS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tin

ggig

elo

mb

ang

(m)

Fre

kue

nsi

(%)

BULAN

TITIK 16. Laut Timor (126.33BT, 10.67LS)

Lautan terbuka Selatan Ekuator

DAERAH RAWAN GELOMBANG TINGGIPERIODE MONSUN ASIA (DJF)

Desember Januari Februari

Fre

kuen

si(%

)D

aera

hra

wan

0 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 >

PERIODE TRANSISI KE MONSUN AUSTRALIA (MAM)

Maret April Mei

Fre

kuen

si(%

)D

aera

hra

wan

0 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 >

PERIODE MONSUN AUSTRALIA (JJA)

Juni Juli Agustus

Fre

kuen

si(%

)D

aera

hra

wan

0 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 >

PERIODE TRANSISI KE MONSUN ASIA (SON)

September Oktober Nopember

Fre

kuen

si(%

)D

aera

hra

wan

0 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 >

1. Variasi spasial dan temporal gelombang dan daerah rawan gelombangtinggi di wilayah perairan Indonesia mempunyai pola yang berasosiasidengan siklus angin monsunal.

2. Secara umum variasi tinggi gelombang dan frekuensi gelombang tinggiterjadi dua puncak, yaitu pada periode Desember-Januari-Februari (DJF)dan Juni-Juli-Agustus (JJA).

3. Daerah rawan gelombang tinggi :

Pada periode DJF meliputi : Wilayah perairan yang berhubungan denganLaut Cina Selatan (Selat Karimata, Laut Natuna) dan Samudera Pasifik(Laut Sulawesi, Laut Maluku dan perairan utara Papua), Laut Jawa, LautFlores, Laut Banda, Laut Arafuru.

Periode JJA meliputi: Wilayah Laut Banda, Laut Arafuru dan perairan yangberada di Samudera Hindia (Laut Timor dan Laut Sawu).

Periode musim peralihan (M AM dan SON) umumnya wilayah perairanIndonesia tidak rawan gelombang tinggi, kecuali sebagian wilayah perairanyang berhubungan dengan laut terbuka, terutama di Samudera Hindiaselatan Jawa sampai Bengkulu

T E R I M A K A S I H