Studi Analisis Dan Desain Galian Untuk Basement_Sidang

Post on 10-Feb-2016

31 views 8 download

description

Studi Analisis Dan Desain Galian Untuk Basement (S1 Teknik Sipil ITB)

Transcript of Studi Analisis Dan Desain Galian Untuk Basement_Sidang

Created by :

Bobby Setiawan S.

15010081

DAFTAR ISI

• Latar Belakang

• Rumusan Masalah

• Tujuan

• Studi Lokasi Proyek

• Tinjauan Literatur

• Metodologi

• Studi Kasus

• Hasil dan Analisis

• Kesimpulan dan Saran

LATAR BELAKANGINDONESIA

BANGUNAN BERTINGKAT

BASEMENT

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN

Studi percancangan DPT dengan metode Braced Excavation

Studi stabilitas DPT terhadap kondisi short term dan long term

Menentukan dimensi tulangan DPT

Menentukan daya dukung Struts sebagai perkuatan DPT

TINJAUAN LITERATUR

KORELASI N-SPT

Gambar 2.6. Hubungan antara kohesi (c) dan nilai N-SPT untuk tanah kohesif

(Terzaghi and Peck,1976)

Tabel II. 3 Korelasi empiris antara nilai N SPT dengan unconfined compressive

strength (qu) dan berat jenis tanah jenuh (γsat) untuk tanah kohesif. (Soil Mechanics,

Lambe & Whitman, from Terzaghi and Peck 1948, International Edition 1969)

Gambar Hubungan antara Modulus tanah (Es) dan nilai N-SPT/CPT

untuk berbagai jenis tanah (Bowles-Foundation Analysis and Design)

Tabel Typical values of coefficient of permeability

(Bowles-Foundation Analysis and Design)

TEKANAN LATERAL TANAH

Gambar II. 8 Tekanan Tanah At Rest

(Principles of Geotechnical Engineering, Braja M. Das, 5th Edition, 2002)

Gambar II. 9 Tekanan Tanah Aktif

(Principles of Geotechnical Engineering, Braja M. Das, 5th Edition, 2002)

Gambar II. 11 Tekanan Tanah Pasif.

(Principles of Geotechnical Engineering, Braja M. Das, 5th Edition, 2002)

HORISONTAL DEFORMATION

Tabel II. 7 Hubungan ketinggian dengan pergeseran horizontal pada kondisi aktif

(Foundation Design: Principles and Practices, Donald P. Coduto, 2nd Edition, 2001)

Tabel II. 8 Hubungan ketinggian dengan pergeseran horizontal pada kondisi pasif

Foundation Design: Principles and Practices, Donald P. Coduto, 2nd Edition, 2001)

DINDING PENAHAN TANAH

Cantilever WallGravity Wall

Relieving Platform

Counterfort Wall

DINDING PENAHAN TANAH

Crib Wall

Gabbion Wall

Sheet Pile Walls

DINDING PENAHAN TANAH

Diaphragm WallsSecant Bored Piles Walls

Contiguous Bored Piles Walls

DINDING PENAHAN TANAH YANG DIGUNAKAN

Gambar II. 15 Tiang Bentonite

Gambar II. 16 Pengeboran diantara Tiang Bentonite

Gambar II. 17 Proses Penggalian Panel

ANGKA KEAMANAN

Gambar II. 18 Heave pada dasar galian (Geotechnical Engineering Circular No.4: Ground

Anchors and Anchored Systems, P.J.Sabatini, D.G. Pass, R.C. Bachus 1999)

Gambar II. 20 Piping Pada Tanah Pasir

(Principles of Foundation Engineering, Braja M. Das, 4thEdition, 1998)

DEFORMASI IZIN

Tabel IV. 4 Kriteria Angka Keamanan di Provinsi DKI Jakarta

Tabel IV. 5 Kriteria Defleksi Izin di Provinsi DKI Jakarta

METODOLOGIPerumusan Masalah

NOT OK

OK (Input PLAXIS)

Desain Akhir DPT Konstruksi Galian

STUDI KASUS

STUDI LOKASI PROYEK

Nama Gedung: Indonesia Financial Center Tower II

Fungsi Bangunan: Gedung perkantoran

Lokasi: Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23, Jakarta

Selatan, DKI Jakarta 12920

Luas Lahan: 50.000 m2

Jumlah Lantai: 48 lantai bangunan utama dan 6

lantai basement

DENAH LOKASI PROYEK

Gambar IV. 3 Penampang Melintang Pondasi Gedung

Indonesia Financial Center (IFC) Tower 1 dan 2

Gambar IV. 5 Penampang Gedung Indonesia Financial

(IFC) Tower 2

DATA BH

Tabel IV. 1 Kedalaman Setiap Lapisan Tanah pada Lokasi

Proyek

ID Name Depth [m]Thickness

[m]

1 Med Stiff Clay 0.00-8.00 8

2 Soft Clay 8.00-14.00 6

3 Stiff Clay 14.00-20.00 6

4 Very Stiff Clay 20.00-26.00 6

5 Hard Clay 26.00-35.00 9

6 Hard Clay Bottom 35.00-90.00 55

PARAMETER TANAH

Parameter Tanah

Kekuatan(Strength)

Kohesi (cref)

Sudut geserdalam (Фu)

Kekakuan(Stiffness)

Modulus Elastisitas (Eref)

Poisson’s Ratio ()

PARAMETER TANAH

Kekuatan (Strength)

•Undrained

•Cref = 4*N-SPT kN/m2

•Фu = 0o

•Drained

•Cref = 3-7 kN/m2

•Ф’ = [35.7o – 0.28(PI) + 0.00145 (PI2) ± 8]o

Kekakuan (Stiffness)

•Mohr Coulomb

• = 0.2-0.4 = 0.3

•Eu = 400 kN/m3 (untuk lapisan 1-4)

•Eu = 520 kN/m3 (untuk lapisan 5-6)

•Eref = 2/3*Eu

•Hardening Soil

•Eoed = Eref /1.25

•Eur = 3*Eref

Gambar IV. 6 Korelasi Nilai Eu/Su dengan Nilai OCR

(Duncan and Buchignani)

DATA PARAMETER TANAH

Tabel IV. 2 Data Parameter Tanah Undrained yang Mewakili

Depth gunsat gsat kx ky cref Ф (phi ) Eu Eref Eoed Eur

[m] [kN/m3] [kN/m3] [m/day] [m/day] [-] [kN/m2] [o] [kN/m3] [kN/m3] [kN/m3] [kN/m3]

1 Med Sti ff Clay UnDrained 8 6 3.41 10 15.5 0.001 0.001 0.3 24 0 9600 6400 5120 19200

2 Soft Clay UnDrained 6 3 3.75 8 15 0.001 0.001 0.3 18 0 7200 4800 3840 14400

3 Sti ff Clay UnDrained 6 23 4.1 10 15.5 0.001 0.001 0.3 96 0 38400 25600 20480 76800

4 Very Sti ff Clay UnDrained 6 23 3.91 10 16 0.001 0.001 0.3 96 0 38400 25600 20480 76800

5 Hard Clay UnDrained 9 35 2.4 10 16 0.001 0.001 0.3 140 0 72800 48533.333 38826.667 145600

6 Hard Clay Bottom UnDrained 55 40 2.35 10 16.5 0.001 0.001 0.3 160 0 83200 55466.667 44373.333 166400

OCRID Name Type N-SPT

DATA PARAMETER TANAH

Tabel IV. 3 Data Parameter Tanah Drained yang Mewakili

Depth gunsat gsat kx ky c' Ф' (phi ') Eu Eref Eoed Eur

[m] [kN/m3] [kN/m3] [m/day] [m/day] [-] [kN/m2] [o] [kN/m3] [kN/m3] [kN/m3] [kN/m3]

1 Med Sti ff Clay UnDrained 8 6 3.41 10 15.5 0.001 0.001 0.3 5 26.12 9600 6400 5120 19200

2 Soft Clay UnDrained 6 3 3.75 8 15 0.001 0.001 0.3 3 24.84 7200 4800 3840 14400

3 Sti ff Clay UnDrained 6 23 4.1 10 15.5 0.001 0.001 0.3 5 27.18 38400 25600 20480 76800

4 Very Sti ff Clay UnDrained 6 23 3.91 10 16 0.001 0.001 0.3 5 27.18 38400 25600 20480 76800

5 Hard Clay UnDrained 9 35 2.4 10 16 0.001 0.001 0.3 7 27.16 72800 48533.333 38826.667 145600

6 Hard Clay Bottom UnDrained 55 40 2.35 10 16.5 0.001 0.001 0.3 7 26.83 83200 55466.667 44373.333 166400

OCRID Name Type N-SPT

KEDALAMAN PENETRASI DINDING

SFgeser =𝐹𝑝𝑎𝑠𝑖𝑓

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓=

2616

2009= 1.3021 > 1.25 (aman)

SFguling =𝑀𝑝𝑎𝑠𝑖𝑓

𝑀𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓=

8773.3

5285.5= 1.66 > 1.25 (aman)

0

3

6

9

12

15

18

21

24

27

30

33

-400 -200 0 200 400 600

De

pth

(m

)

σ' (kN/m2)

Tekanan Aktif Tekanan Pasif

Gambar IV. 7 Grafik Tekanan Lateral Aktif dan Pasif

terhadap Kedalaman

Kedalaman Secant Piles = 30 m

SPESIFIKASI DINDING PENAHAN TANAH

Material Beton K-300

Secant Pile

fc' 25

E 23500000 kN/m2

Berat Jenis 2400 kg/m3

Beton 24 kN/m3

Tanah 5 kN/m3

EA 139888354.7 kN/m

EI 1258951.92 kNm2/m

0.2

w 28.8 kN/m/m

SPESIFIKASI STRUTS

Material Baja

E

200000 MPa

2E+11 N/m2

2E+08 kN/m2

Profil yang digunakan 400x400

A218.7 cm2

0.02187 m2

EA 43740000 kN/m

PEMODELAN PLAXIS 2D

Gambar IV. 19 Potongan Melintang Penampang Tanah

pada PLAXIS 2D v8.5

Gambar IV. 31 Penampang Geometeri Tanah Setelah

Tahapan Galian Akhir

PEMODELAN PLAXIS 2D

GROUND WATER LEVEL

Gambar IV. 20 Posisi Ground Water Level

Gambar IV. 32 Posisi Ground Water Level Setelah

Tahapan Galian Akhir

GROUND WATER LEVEL

GENERATE MESH (VERY FINE)

Gambar IV. 16 Generate Mesh dalam Program PLAXIS

2D v8.5

STAGE CONSTRUCTION

Gambar IV. 21 Proses Konstruksi Galian ke-1 Gambar IV. 22 Proses Konstruksi Galian ke-2

STAGE CONSTRUCTION

Gambar IV. 23 Proses Pemasangan Struts ke-1 Gambar IV. 24 Proses Konstruksi Galian ke-3

STAGE CONSTRUCTION

Gambar IV. 25 Proses Pemasangan Struts ke-2 Gambar IV. 26 Proses Konstruksi Galian ke-4

STAGE CONSTRUCTION

Gambar IV. 27 Proses Pemasangan Struts ke-3 Gambar IV. 28 Proses Konstruksi Galian ke-5

STAGE CONSTRUCTION

Gambar IV. 29 Proses Pemasangan Struts ke-4 Gambar IV. 30 Proses Konstruksi Galian ke-6

HASIL DAN ANALISIS

MOHR COULOMB UNDRAINED

Gambar V. 1 Perpindahan yang Terjadi pada Fase Galian

ke-6 (elevasi -22 m)

Gambar V. 2 Pola Keruntuhan pada Fase Galian ke-6

(elevasi -22 m)

HARDENING SOIL UNDRAINED

Gambar V. 4 Pola Keruntuhan pada Fase Galian ke-6

(elevasi -22 m)Gambar V. 3 Perpindahan yang Terjadi pada Fase Galian

ke-6 (elevasi -22 m)

MOHR COULOMB DRAINED

Gambar V. 6 Pola Keruntuhan pada Fase Galian ke-6

(elevasi -22 m)

Gambar V. 5 Perpindahan yang Terjadi pada Fase Galian

ke-6 (elevasi -22 m)

MOHR COULOMB LONG TERM

Gambar V. 8 Pola Keruntuhan pada Fase Long TermGambar V. 7 Perpindahan yang Terjadi pada Fase Long

Term

HARDENING SOIL DRAINED

Gambar V. 10 Pola Keruntuhan pada Fase Galian ke-6

(elevasi -22 m)

Gambar V. 9 Perpindahan yang Terjadi pada Fase Galian

ke-6 (elevasi -22 m)

HARDENING SOIL LONG TERM

Gambar V. 11 Perpindahan yang Terjadi pada Fase Long

Term

Gambar V. 12 Pola Keruntuhan pada Fase Long Term

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05

De

pth

(m

)

Deformasi DPT (m)

Perpindahan Horisontal Dinding Basement Tiap Tahap Konstruksi

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

Gambar V. 13 Perubahan Perpindahan Horisontal pada Dinding Basement untuk Kondisi

Short Term dengan Material Model Mohr Coulomb

Gambar V. 14 Perubahan Perpindahan Vertikal pada Dinding Basement untuk Kondisi Short

Term dengan Material Model Mohr Coulomb

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-0.015 -0.01 -0.005 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025

De

pth

(m

)

Deformasi DPT (m)

Perpindahan Vertikal Dinding Basement Tiap Tahap Konstruksi

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12

De

pth

(m

)

Deformasi DPT (m)

Deformasi DPT vs Depth

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

Long Term

Gambar V. 15 Perubahan Perpindahan Horisontal pada Dinding Basement untuk Kondisi

Long Term dengan Material Model Mohr Coulomb

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-0.07 -0.06 -0.05 -0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0 0.01

De

pth

(m

)

Deformasi DPT (m)

Deformasi DPT vs Depth

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

Long Term

Gambar V. 16 Perubahan Perpindahan Vertikal pada Dinding Basement untuk Kondisi

Long Term dengan Material Model Mohr Coulomb

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-0.005 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045

De

pth

(m

)

Deformasi DPT (m)

Deformasi DPT vs Depth

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

Gambar V. 17 Perubahan Perpindahan Horisontal pada Dinding Basement untuk Kondisi

Short Term dengan Material Model Hardening Soil

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-0.01 -0.008 -0.006 -0.004 -0.002 0 0.002 0.004

De

pth

(m

)

Deformasi DPT (m)

Deformasi DPT vs Depth

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

Gambar V. 18 Perubahan Perpindahan Vertikal pada Dinding Basement untuk Kondisi

Short Term dengan Material Model Hardening Soil

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12

De

pth

(m

)

Deformas Horisontali DPT (m)

Deformas Horisontali DPT vs Depth

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

Long Term

Gambar V. 19 Perubahan Perpindahan Horisontal pada Dinding Basement untuk Kondisi

Long Term dengan Material Model Hardening Soil

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-0.09 -0.08 -0.07 -0.06 -0.05 -0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0

De

pth

(m

)

Deformasi DPT (m)

Deformasi DPT vs Depth

Galian 1

Galian 2

Galian 3

Galian 4

Galian 5

Galian 6

Long Term

Gambar V. 20 Perubahan Perpindahan Vertikal pada Dinding Basement untuk Kondisi

Long Term dengan Material Model Hardening Soil

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-800 -600 -400 -200 0 200 400 600

De

pth

(m

)

Momen (kNm/m)

Momen Tiap Tahap Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Gambar V. 21 Bending Moment

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-600 -400 -200 0 200 400 600

De

pth

(m

)

Tegangan Geser (kN/m)

Tegangan Geser Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-1000 -800 -600 -400 -200 0 200

De

pth

(m

)

Tegangan Aksial (kN/m)

Tegangan Aksial Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Gambar V. 22 Tegangan Geser Gambar V. 23 Tegangan Aksial

Kondisi Short Term dengan Material Model Mohr Coulomb

Gambar V. 24 Bending Moment Gambar V. 25 Tegangan Geser Gambar V. 26 Tegangan Aksial

Kondisi Long Term dengan Material Model Mohr Coulomb

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-1500 -1000 -500 0 500 1000 1500

De

pth

(m

)

Momen (kNm/m)

Momen Tiap Tahap Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Long Term

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-1000 -500 0 500 1000

De

pth

(m

)

Tegangan Geser (kN/m)

Tegangan Geser Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Long Term

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-500 -400 -300 -200 -100 0 100

De

pth

(m

)

Tegangan Aksial (kN/m)

Tegangan Aksial Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Long Term

Gambar V. 27 Bending Moment Gambar V. 28 Tegangan Geser Gambar V. 29 Tegangan Aksial

Kondisi Short Term dengan Material Model Hardening Soil

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-800 -600 -400 -200 0 200 400 600

De

pth

(m

)

Momen (kNm/m)

Momen Tiap Tahap Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-600 -400 -200 0 200 400 600

De

pth

(m

)

Tegangan Geser (kN/m)

Tegangan Geser Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-800 -600 -400 -200 0 200

De

pth

(m

)

Tegangan Aksial (kN/m)

Tegangan Aksial Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Gambar V. 30 Bending Moment Gambar V. 31 Tegangan Geser Gambar V. 32 Tegangan Aksial

Kondisi Long Term dengan Material Model Hardening Soil

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-1500 -1000 -500 0 500 1000 1500

De

pth

(m

)

Momen (kNm/m)

Momen Tiap Tahap Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Long Term

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-1000 -500 0 500 1000

De

pth

(m

)

Tegangan Geser (kN/m)

Tegangan Geser Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Long Term

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

-500 -400 -300 -200 -100 0 100

De

pth

(m

)

Tegangan Aksial (kN/m)

Tegangan Aksial Tiap Tahap

Konstruksi

Galian 1 Galian 2 Galian 3

Galian 4 Galian 5 Galian 6

Long Term

Total Disp. Def Horisontal Def Vertikal M N Q

mm mm mm kNm/m kN/m kN/m

Galian 1 3.125 20.36 17.14 -10.98 119.83 -248.35 -43.93

Galian 2 2.801 32.66 31.66 -8.01 213.6 -246.86 -77.81

Galian 3 2.17 32.9 32.89 1.3 -505.3 -295.35 -164.75

Galian 4 1.492 38.08 38.08 0.803 -529.35 -411.54 251.14

Galian 5 1.26 60.74 56.35 -23.01 -941.58 -474.88 603.13

Galian 6 1.81 72.83 64.48 -34.26 -954.66 -437.58 530.08

Long Term 1.598 120.48 100.82 -66.47 1030 -437 769.43

Galian 1 6.5 21.02 18.21 -10.5 126.3 -257.92 -43.4

Galian 2 5.3 37.24 36.46 -7.59 248.21 -254.21 -77.25

Galian 3 5.07 36.95 36.88 2.63 -640.55 -334.81 -221.21

Galian 4 4.37 41.16 39.26 12.69 -599.29 -444.98 -286.33

Galian 5 3.67 46.95 42.87 19.56 -600.31 -773.5 418.56

Galian 6 3.06 48.63 44.3 20.49 -465.28 -872.2 386.58

Galian 1 3.087 20.74 19.38 -7.39 160.16 -261.61 -36.36

Galian 2 2.644 39.37 38.75 -6.94 290.55 -278.83 -60.24

Galian 3 2.074 34.76 33.95 -7.51 -474.02 -343.57 -146.8

Galian 4 1.542 39.55 37.3 -13.26 -577.9 -422.65 287.48

Galian 5 1.3 67.58 57.07 -36.52 -1180 -467.11 765.35

Galian 6 1.8 80.11 64.53 -47.81 1210 -433.35 697.33

Long Term 1.6 131.28 100.73 -84.72 1170 -427.37 782.07

Galian 1 6.35 12.33 9.8 -7.49 102.88 -281.67 -39.2

Galian 2 5.07 24.22 23.14 -7.14 230.32 -305.84 -79.79

Galian 3 4.482 26.68 26.27 -4.72 -576.87 -328.95 -212.62

Galian 4 3.91 29.84 29.84 0.734 -574.58 -415.55 260.77

Galian 5 3.289 36.51 36.44 2.49 -601.46 -672.33 452.78

Galian 6 3.172 38.67 38.59 2.89 -515.84 -720.23 454.64

Material Model Kondisi Type

MC

HS

Drained

SF

Undrained

Undrained

Drained

Tabel V. 2 Hasil Rekapitulasi Data Kedua Material Model Tiap Tahap Konstruksi

DIMENSI PENULANGAN DPT

Gambar V. 33 Penampang Secant Piles dari Software

PcaColumn

Gambar V. 34 Spesifikasi Secant Piles dari Software

PcaColumn

DIAGRAM GAYA DAN MOMEN

Gambar V. 35 Diagram Momen Sumbu x (Mx) – Momen

Sumbu y (My)

Gambar V. 36 Diagram Gaya (P) - Momen (M)

My (kN-m)

Mx (kN-m)

P = 0 kN

4000

-4000

4000-40001 2

P ( kN)

M (0°) (kN-m)

20000

-6000

4000-4000

(Pmax)

(Pmin)

1 2

SPESIFIKASI STRUTS

Profil IWF 400.400.13.21

fy 240 MPa

h 400 mm

b 400 mm

t1 (web) 13 mm

t2 (flange) 21 mm

rx 17.5 cm

ry 10.1 cm

Ix 66600 cm4

Iy 22400 cm4

A 218.7 cm2

Zx 3330 cm3

Zy 1120 cm3

E 200000 MPa

EA 3478000 kN/m

Tabel V. 3 Spesifikasi Profil Baja untuk Struts yang Digunakan

GAYA DALAM PADA STRUTS

Undrained

Fixed-end Node X Y F |F_max,comp||F_max,tens| EA Rotation Le Ls

Anchor [m] [m] [m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [°] [m] [m]

1 8697 130 87 -105.34955 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

2 9349 130 82 -222.60262 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

3 9547 130 77 -730.5238 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

4 8907 130 72 -411.43115 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

Mohr Coloumb

Drained

Fixed-end Node X Y F |F_max,comp||F_max,tens| EA Rotation Le Ls

Anchor [m] [m] [m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [°] [m] [m]

1 8697 130 87 -79.260004 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

2 9349 130 82 -144.85625 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

3 9547 130 77 -865.32975 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

4 8907 130 72 -517.69739 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

Mohr Coloumb

Long Term

Fixed-end Node X Y F |F_max,comp||F_max,tens| EA Rotation Le Ls

Anchor [m] [m] [m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [°] [m] [m]

1 8697 130 87 -127.3594 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

2 9349 130 82 -113.40343 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

3 9547 130 77 -675.75344 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

4 8907 130 72 -1158.5689 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

Mohr Coloumb

Didapatkan dari tabel diatas

bahwa gaya terbesar yang

dialami struts sebesar

1158.57 kN/m.

GAYA DALAM PADA STRUTS

Undrained

Fixed-end Node X Y F |F_max,comp||F_max,tens| EA Rotation Le Ls

Anchor [m] [m] [m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [°] [m] [m]

1 8697 130 87 -195.66105 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

2 9349 130 82 -303.08836 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

3 9547 130 77 -813.67618 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

4 8907 130 72 -395.09653 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

Hardening Soil

Drained

Fixed-end Node X Y F |F_max,comp||F_max,tens| EA Rotation Le Ls

Anchor [m] [m] [m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [°] [m] [m]

1 8697 130 87 -66.03348 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

2 9349 130 82 -187.29084 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

3 9547 130 77 -1092.0919 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

4 8907 130 72 -558.14739 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

Hardening Soil

Long Term

Fixed-end Node X Y F |F_max,comp||F_max,tens| EA Rotation Le Ls

Anchor [m] [m] [m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [kN/m] [°] [m] [m]

1 8697 130 87 -96.652122 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

2 9349 130 82 -170.87086 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

3 9547 130 77 -884.16569 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

4 8907 130 72 -1173.3873 3.33E+14 3.33E+14 1159333.3 0 5 3

Hardening Soil

Didapatkan dari tabel

diatas bahwa gaya terbesar

yang dialami struts sebesar

1173.39 kN/m.

PENGECEKAN TEKUK PADA STRUTS

Flens

bf/(2.tf) 9.523809524

250 / fy 16.13743061 OK

Web

h/tw 30.76923077

665 / fy 42.92556542 OK

Untuk Profil Baja IWF:

Periksa kelangsingan penampang:

Flens:

bf2tf≤250fyWeb:

htw≤665fy

Arah sumbu lemah (sumbu y) :

λy = ky.Ly/ry 59.406

λcy = λy/π akar(fy/E)

0.655

ωx 1.232

Nn = Ag.fcr = Ag.fy/ωx

4261880.118 N

4261.88 kN

CEK :

Nu (Plaxis) 1173.387 kN/m

Spacing struts 3 m

Nu (Plaxis) 3520.162 kN

φc 0.85

Nu/(φc*Nn) 0.972 OK

Arah sumbu kuat (sumbu x) :

λx = kx.Lx/rx 34.286

λcx = λx/π akar(fy/E)

0.378

ωx 1.062

Nn = Ag.fcr = Ag.fy/ωx

4943062 N

4943.062 kN

CEK :

Nu (Plaxis) 1173.387 kN/m

Spacing struts 3 m

Nu (Plaxis) 3520.162 kN

φc 0.85Nu/(φc*Nn) 0.838 OK

Kondisi tumpuan jepit-rol, dengan nilai kdesain = 1.2

Lx = 5000 mm

Ly = 5000 mm

Jadi, profil WF 400.400.13.21 cukup untuk memikul beban tekan terfaktor sebesar 1173.387

kN/m yang mana beban/gaya ini merupakan gaya dalam terbesar yang dialami oleh Struts.

PENGECEKAN HEAVE

H1

D

D/2

Heave zone

H2

Gambar V. 37 Zona Heave (Das,2002)

D 8 m

D/2 4 m

g 15 kN/m3

gw 10 kN/m3

W' 480 kN/m

U' 242 kN/m

iav 0.75625

FS 1.983471 > 1.5 (OK)

Nilai angka keamanan

untuk heave yang diperoleh

sebesar 1.98, jadi dapat

disimpulkan bahwa galian

aman terhadap heave.

𝐹𝑆 =𝑊′

𝑈′𝑊′ = 0.5 𝐷2g ′ ; 𝑈′ = 0.5 𝐷2𝑖𝑎𝑣 g𝑤

PENGECEKAN BOILING

𝑖𝑐𝑟 =g′

g𝑤=15 𝑘 𝑁 𝑚3

10 𝑘 𝑁 𝑚3 = 1.50

𝐹𝑆𝑏𝑜𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 =𝑖𝑐𝑟𝑖𝑎𝑣

=1.5

0.756= 1.983

Nilai batas untuk FSboiling yang

disyaratkan adalah 1.5-2.0, jadi

dapat disimpulkan bahwa galian

aman terhadap boiling.

KESIMPULAN DAN SARAN

DEFORMASI DINDING

Undrained Drained Undrained Drained

Def Def Def Def

Galian 1 18.21 17.14 9.64 19.38

Galian 2 36.46 31.66 22.76 38.75

Galian 3 36.88 32.91 26.26 33.95

Galian 4 39.26 38.08 29.83 37.3

Galian 5 42.87 56.35 36.43 57.07

Galian 6 44.3 64.48 38.58 64.53

Long Term 103.52 104.71

Type

Mohr Column Hardening Soil

Deformasi dinding yang terjadi masih kurang dari deformasi izin sebesar 110 mm.

SAFETY FACTOR (SF)

Undrained Drained Undrained Drained

SF SF SF SF

Galian 1 6.5 3.125 6.35 3.087

Galian 2 5.3 2.801 5.07 2.644

Galian 3 5.07 2.17 4.482 2.074

Galian 4 4.37 1.492 3.91 1.542

Galian 5 3.67 1.26 3.289 1.3

Galian 6 3.06 1.81 3.172 1.8

Long Term 1.598 1.6

Type

Mohr Column Hardening Soil

Nilai Safety Factor (SF) pada konstruksi galian akhir baik kondisi Short Term maupun Long Term > 1.5.

KESIMPULAN

• Kelayakan proses konstruksi galian dengan metode braced excavation

• Kedalaman penetrasi dinding sedalam 30 m dan dinding cukup stabil terhadap geser dan momen guling dengan

nilai SFgeser = 1.3 dan SFguling = 1.66

• Braced/struts merupakan profil IWF mutu BJ-37 dimensi 400.400.13.21 dan struts cukup kuat menahan gaya

dalam yang terjadi sebesar 1173.387 kN/m dan tidak terjadi tekuk.

• Galian ini aman terhadap heave dan boiling dengan nilai FSheave sebesar 1.983 dan FSboiling sebesar 1.983.

• Secant Bored Piles Walls memiliki D = 1200 mm.

• Dimensi tulangan dinding 28 D-32, cukup kuat untuk menahan bending moment sebesar 1210 kNm/m = 2300

kNm

SARAN

• Data untuk parameter tanah yang digunakan sebaiknya dikumpulkan selengkap-lengkapnya baik data pengujian

tanah di lapangan maupun laboratorium.

• Penggunaan korelasi-korelasi sebaiknya tidak banyak digunakan

Data dan parameter tanah yang digunakan

Tahapan konstruksi galian

• Pengecekan nilai safety factor dan deformasi dinding sebaiknya dilakukan tiap tahapan galian untuk mengetahui

apakah dinding tersebut sudah memerlukan perkuatan dinding (ground anchor/struts).

• Proses penggalian memiliki elevasi yang lebih rendah dibandingkan dengan elevasi pemasangan perkuatan

dinding, untuk lebih merepresentasikan proses konstruksi yang dilakukan di lapangan.

• Proses de-watering untuk tinggi MAT dibuat lebih rendah 1 meter (e-1m) agar lebih konservatif dalam

perhitungan dinding penahan tanah.

SARANDimensi penulangan DPT dan perkuatan DPT

• Pemodelan dinding penahan tanah sebagai suatu struktur kolom dengan menggunakan bantuan software lain

yang biasa digunakan oleh rekayasawan struktur (structure engineer) dan dikonsultasikan dengan mereka.

Lainnya

• Pemikiran logis yang diperlukan dalam merancang dan mendesain dinding penahan tanah beserta perkuatannya

dengan mengacu pada pengalaman-pengalaman yang terjadi di lapangan, dengan tidak mengesampingkan

perhitungan manual dan penggunaan software dalam mendesain-nya.