STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA CARA SECARA HIRARKI DENGAN :

Post on 12-Jan-2016

245 views 3 download

description

- PowerPoint PPT Presentation

Transcript of STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA CARA SECARA HIRARKI DENGAN :

MANAJEMEN RISIKO TERHADAP MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PELUANGPELUANG DENGAN Strategi DENGAN Strategi preventifpreventif

SEBELUM RISIKO TERJADI HARUS ADA CARA-CARA SEBELUM RISIKO TERJADI HARUS ADA CARA-CARA PREVENTIF YANG DILAKUKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA PREVENTIF YANG DILAKUKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO TIDAK TERJADI. STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN RISIKO TIDAK TERJADI. STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN APABILA PROBABILITAS RISIKO BESAR.APABILA PROBABILITAS RISIKO BESAR.STRATEGI PREVENTIF AKAN MEMBUAT STRATEGI PREVENTIF AKAN MEMBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO-2 YANG BERADA PADA KUADRAN I SEHINGGA RISIKO-2 YANG BERADA PADA KUADRAN I BERGESER KE KUADRAN iiI DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI BERGESER KE KUADRAN iiI DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI KUADRAN II BERGESER KE KUADRAN IVKUADRAN II BERGESER KE KUADRAN IV

STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA CARA SECARA HIRARKI DENGAN :

1. Melakukan rekayasa teknik ( pendekatan teknik )

2. Membuat/ Memperbaiki Sistem dan Prosedur dan mengembangkan SDM lewat pendekatan administrasi

3. Pemakaian APD

MANAJEMEN RISIKO TERHADAP MANAJEMEN RISIKO TERHADAP DAMPAKDAMPAK dengan STRATEGI dengan STRATEGI MITIGASIMITIGASI

STRATEGI MITIGASI ADALAH STRATEGI PENANGANAN STRATEGI MITIGASI ADALAH STRATEGI PENANGANAN RISIKO YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERKECIL DAMPAK RISIKO YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERKECIL DAMPAK

YANG DITIMBULKAN DARI RISIKOYANG DITIMBULKAN DARI RISIKOUpaya Upaya Memperkecil DAMPAK Memperkecil DAMPAK terjadinya dengan menggunakan terjadinya dengan menggunakan

STRATEGI MITIGASI, STRATEGI MITIGASI, SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO-2 SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO-2 YANG BERADA PADA KUADRAN iI BERGESER KE KUADRAN I YANG BERADA PADA KUADRAN iI BERGESER KE KUADRAN I DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI KUADRAN IV BERGESER KE DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI KUADRAN IV BERGESER KE

KUADRAN III KUADRAN III

STRATEGI MITIGASI DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA CARA, DIANTARANYA :

1. Diversifikasi Strategi ini adalah dengan menempatkan asset di

beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah, tidak akan menghabiskan semua aset yang dimiliki.

2. Penggabungan ( Merger ) Contoh Merger beberapa bank saat reformasi yang colaps ( bangkrut ) bergabung membentuk Bank Mandiri. Saat ini Bank Mandiri hampir setara dengan BCA.

3. Pengalihan risiko ( dengan asuransi, outsourcing,dll) Asuransi : Dengan mengasuransikan harta perusahaan yang dampak risikonya besar berarti sudah mengalihkan dampak risiko tersebut kepada pihak asuransi. Dengan asuransi tidak akan mengurangi probabilitas terjadinya risiko tetapi akan mengurangi dampak dari risiko tersebut. Outsourcing : adalah cara lain untuk mentransfer kerugian kepada pihak lain jika terjadi risiko yaitu dengan cara outsource, yaitu cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakan sehingga kita tidak menanggung kerugian seandainya pekerjaan yang dilakukan gagal.

CONTOH HUBUNGAN RISK CONTOH HUBUNGAN RISK ASSESSMENT DENGAN ASSESSMENT DENGAN

pengendalian risiko pengendalian risiko di BEBERAPA perusahaandi BEBERAPA perusahaan

DITERAPKAN DI PT.SEMEN GRESIKDITERAPKAN DI PT.SEMEN GRESIK (PERSERO), Tbk.) (PERSERO), Tbk.)

Tabel 2. peta risiko dan pengendalianTabel 2. peta risiko dan pengendalian

4,5

5,0

3,5

4,0

2,5

3,0

1,5

2,0

1,0

0,5

0,00,5 5,04,5

4,0

3,53,02,52,01,51,0

Hindari Risiko

Terima Risiko

Pindahkan Risiko

Tangani dengan pengendalian

Likelhood

Konsekuensi

keterangan : keterangan :

konsekuensi konsekuensi Skore 1 : Tidak ada cedera, kerugian material kecil Skore 1 : Tidak ada cedera, kerugian material kecil

(tidak cedera) (tidak cedera) Skore 2 : Cedera ringan/P3K, kerugian materi sedang Skore 2 : Cedera ringan/P3K, kerugian materi sedang

(cedera ringan) (cedera ringan) Skore 3 : Hilang hari kerja, kerugian cukup besar (hilang Skore 3 : Hilang hari kerja, kerugian cukup besar (hilang

hari kerja ) hari kerja ) Skore 4 : Cacat, kerugian materi besar ( cacat ) Skore 4 : Cacat, kerugian materi besar ( cacat )

Skore 5 : Kematian, kerugian materi sangat besar Skore 5 : Kematian, kerugian materi sangat besar ( Kematian ) ( Kematian )

LIKELHOOD (PElUANG) LIKELHOOD (PElUANG) 5 5 : Hampir pasti akan terjadi/ almost certain : Hampir pasti akan terjadi/ almost certain

4 : Cenderung untuk terjadi 4 : Cenderung untuk terjadi 3 : Mungkin dapat terjadi 3 : Mungkin dapat terjadi

2 : Jarang kemungkinan terjadi/ unlikely 2 : Jarang kemungkinan terjadi/ unlikely 1 : Jarang terjadi ( rare ) 1 : Jarang terjadi ( rare )

Penjelasan :Penjelasan :

1. risk retention ( Terima risiko ) 1. risk retention ( Terima risiko ) pada risiko yang tingkatnya rendah pada risiko yang tingkatnya rendah (tingkat kemungkinan rendah dan tingkat (tingkat kemungkinan rendah dan tingkat keparahan kecil ), misalnya kerusakan keparahan kecil ), misalnya kerusakan pada peralatan yang tidak membahayakan. pada peralatan yang tidak membahayakan. Risiko dalam hal ini umumnya dapat Risiko dalam hal ini umumnya dapat dikelola atau diatasi oleh perusahaan. dikelola atau diatasi oleh perusahaan.

2. risk transfer ( pindahkan risiko )2. risk transfer ( pindahkan risiko ) sebagai contoh terjadinya peristiwa sebagai contoh terjadinya peristiwa peledakan atau bencana fatal lainnya peledakan atau bencana fatal lainnya yang meskipun jarang terjadi tetapi yang meskipun jarang terjadi tetapi berakibat secara serius (tingkat berakibat secara serius (tingkat kemungkinan rendah dan keparahan kemungkinan rendah dan keparahan kecil). Dalam keadaan seperti ini kecil). Dalam keadaan seperti ini umumnya dilakukan pengalihan risiko, umumnya dilakukan pengalihan risiko, misalnya melalui asuransui.. misalnya melalui asuransui..

3. RISK REDUCTION (tangani dengan 3. RISK REDUCTION (tangani dengan pengendalian) pengendalian)

ATAU MENGURANGI RISIKO PADA KASUS YANG ATAU MENGURANGI RISIKO PADA KASUS YANG RELATIF SERING TERJADI TETAPI AKIBATNYA RELATIF SERING TERJADI TETAPI AKIBATNYA TIDAK MEMBAHAYAKAN ( TINGKAT TIDAK MEMBAHAYAKAN ( TINGKAT KEMUNGKINA KEMUNGKINA TINGGI, TINGKAT KEPARAHAN RENDAH ), TINGGI, TINGKAT KEPARAHAN RENDAH ), MISALNYA KECELAKAAN KERJA YANG MISALNYA KECELAKAAN KERJA YANG BERAKIBAT CEDERA RINGAN. PENERAPAN BERAKIBAT CEDERA RINGAN. PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN BIASANYA TEKNOLOGI PENGENDALIAN BIASANYA DILAKUKAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI DILAKUKAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI RISIKO RISIKO

4. RISK AVOIDANCE (hindari risiko )4. RISK AVOIDANCE (hindari risiko ) PADA KEMUNGKINAN DAN KEPARAHAN PADA KEMUNGKINAN DAN KEPARAHAN KEJADIAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA YANG BERSIFAT FATAL, KECELAKAAN KERJA YANG BERSIFAT FATAL, PENGGUNAAN BAHAN KIMIA YANG SANGAT PENGGUNAAN BAHAN KIMIA YANG SANGAT BERACUN ( TINGKAT KEMUNGKINAN DAN BERACUN ( TINGKAT KEMUNGKINAN DAN TINGKAT KEPARAHAN TINGGI), PERLU TINGKAT KEPARAHAN TINGGI), PERLU MENGHINDARI ATAU MENGHILANGKAN MENGHINDARI ATAU MENGHILANGKAN PROSES PROSES PRODUKSI YANG BERBAHAYA ATAU PRODUKSI YANG BERBAHAYA ATAU MEMPERTIMBANGKAN MEMINDAHKAN RISIKO MEMPERTIMBANGKAN MEMINDAHKAN RISIKO TERSEBUT BILA MEMUNGKINKAN. TERSEBUT BILA MEMUNGKINKAN.

DITERAPKAN di PT. DITERAPKAN di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati, 2009Perak Grati, 2009

tabel 3. Panduan estimasi tingkat risikotabel 3. Panduan estimasi tingkat risiko

Tingkat risiko dan tindakan yang dilakukan Tingkat risiko dan tindakan yang dilakukan ((PT. Indonesia PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati, 2009)Power Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati, 2009)

tabel 4. Risk level dan tindakan dan skala waktu tabel 4. Risk level dan tindakan dan skala waktu

TRIVIALTidak memerlukan tindakan lebih lanjut dan tidak memerlukan catatan atau dokumen

TOLERABLE RISK

MODERATE RISK

SUBSTANSIAL RISK

Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan perlu diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko perlu diterapkan untuk jangka waktu tertentu

Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kepada jalan keluar yang lebih menghemat biaya atau peningkatan yang tidak memerlukan biaya tambahan yang besar. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar

Pekerjaan tidak dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Perlu dipertimbangkan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mereduksi risiko. Dimana risiko ada dalam pelaksanaan pekerjaan, maka tindakan segera dilakukan

UNTOLERABLE RISK

Pekerjaan tidak dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko telah direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko dengan sumber daya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan

RISK LEVEL TINDAKAN DAN SKALA WAKTU

TINGKAT RISIKO DAN TINGKAT RISIKO DAN PELAKSANA/PEMILIKPELAKSANA/PEMILIK

risiko risiko

Tentukan tingkat risiko bahaya secara kualitatif ( Low, Medium atau High ) di ruang kuliahmu saat

ini dan di Lab K3 ?

Tidak penting kecil Sedang Besar Fatal

jarang L

L L M M

Kemungkinan kecil L M M S S

Cukup mungkin L M S S H

Sangat mungkin M M S

H H

Hampir pasti M L S H H

TINGKAT RISIKO DAN PELAKSANA/PEMILIK RISIKO

Salah satu contoh Matriks Rangking Risiko Impact

Probability

Ket : L = Low, M = Medium, S = Significant, H = High

Perangkingan yang dilakukan di atas hanya untuk keperluan Perangkingan yang dilakukan di atas hanya untuk keperluan menetapkan prioritas penanganan serta pembagian menetapkan prioritas penanganan serta pembagian

weWenang pelaku saja, misalkan sbb :weWenang pelaku saja, misalkan sbb :

Risiko yang Risiko yang LowLow : akan ditangani secara rutin oleh : akan ditangani secara rutin oleh pelaksana pelaksana yang bersangkutanyang bersangkutan

Risiko yang Risiko yang mediummedium : : Manajer Manajer yang bersangkutan sudah yang bersangkutan sudah harus turun tanganharus turun tangan

risiko yang risiko yang significantsignificant : : general manager general manager yang bersangkutan yang bersangkutan sudah harus turun tangansudah harus turun tangan

risiko yang risiko yang highhigh, , top management top management sudah harus ikut turun sudah harus ikut turun tangantangan

PENERAPAN DI LAPANGANPENERAPAN DI LAPANGAN

Di pt.semen gresik, manajemen risiko berada di bawah Di pt.semen gresik, manajemen risiko berada di bawah direksi ( ESELON II )direksi ( ESELON II )

DI DEPARTEMEN KEUANGAN, SEBAGAI PELAKSANA DI DEPARTEMEN KEUANGAN, SEBAGAI PELAKSANA RISIKO ATAU PEMILIK RISIKO ( PERMENKEU PASAL 2 RISIKO ATAU PEMILIK RISIKO ( PERMENKEU PASAL 2

AYAT 3) ADALAH UNIT ESELON IiAYAT 3) ADALAH UNIT ESELON Ii

Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT.Semen Gresik

ORGANISASI PENGELOLA RISIKO MILIK

PT.SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk

Dengan menelaah upaya-upaya pengendalian

risiko di atas, selain penurunan risiko yang menjadi tujuan utama pengendalian risiko oleh perusahaan, terkadang ditemukan masalah dari setiap upaya pengendalian risiko tersebut. Dengan kata lain setiap aktivitas kegiatan terkadang menimbulkan masalah baru.

Oleh karena itu diperlukan upaya manajemen risiko yang didasari oleh ciri khas dari definisi manajemen risiko ( yaitu merupakan proses, sangat dinamis dan dapat memberikan umpan

balik atau feed back ) dalam pengendalian risiko dan masalah-masalah yang

menyertainya

PENERAPAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MANAJEMEN RISIKO DALAM strategi preventif dan mitigasi DALAM strategi preventif dan mitigasi (sesuai ciri khas manajemen (sesuai ciri khas manajemen risiko )LEWAT PROSES SBB :risiko )LEWAT PROSES SBB :

1. Komitmen dan Kebijakan 2. Perencanaan ( Plan ) 3. Penerapan ( Do ) 4. Pengukuran dan evaluasi ( Check) 5. Peninjauan Ulang ( Act ) Peningkatan Berkelanjutan

Model Prinsip Penerapan Manajemen Risiko (MR)

Model Prinsip Penerapan Manajemen Risiko (MR)

Komitmen dan

Kebijakan

Perencanaan ( Plan )

Penerapan dan Operasi (Do)

Checking & Corrective Action

(Check)

PeningkatanBerkelanjutan

Peninjauan Ulang &

Peningkatanoleh manajemen

Peninjauan Ulang & Peningkatan

oleh manajemen

( Act )

“Sekarang, mari kita bicara pentingnya manajemen risiko di perusahaan”

“Perusahaan perlu mendefinisikan kebijakan manajemen risiko serta menjamin komitmennya terhadap penerapan manajemen risiko ”

“Perusahaan perlu mendefinisikan kebijakan manajemen risiko serta menjamin komitmennya terhadap penerapan manajemen risiko ”

Prinsip 1

Pengusaha & atau pengurus menunjukkan komitmennya melalui:

• Membuat peraturan Penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan • Diadakan unit Compliance Office For Risk Management yang bertugas melaksanakan audit terhadap penerapan manajemen risiko• Diadakan unit Manajemen Risiko yang bertugas menerapkan dan mengembangkan manajemen risiko di perusahaan

Kepemimpinan dan komitmen Kepemimpinan dan komitmen

Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT.Semen Gresik

ORGANISASI PENGELOLA RISIKO MILIK

PT.SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk

Organisasi/Unit MROrganisasi/Unit MR

Integrasi dan relevasi– Apakah kebijakan mencakup dan sesuai dengan :

Pernyataan visi dan misi perusahaan Keseluruhan sistem manajemen Kegiatan, produk dan jasa

Pertanggungjawaban– Apakah kebijakan MR menetapkan tanggung jwb

dlm hal ; kemampuan utk meninjau ulang komitmen

kebijakan; menyertakan penanggungjawab MR penetapan tujuan & sasaran utk menekan kec.

kerja Mengalokasikan sumber daya utk memenuhi

tujuan & sasaran

Penetapan Kebijakan Manajemen Risiko Penetapan Kebijakan Manajemen Risiko

Konsultasi– Apakah kebijakan memberikan kesempatan konsultasi

dg : karyawan ; manajemen; kontraktor & subkontraktor;

pemasok; klien; ahli independen

Pencegahan– apakah kebijkan mencakup kepatuhan terhadap :

Perundangan K3 yang relevan Peraturan yg terkait kriteria lain yang tidak selalu ,mempunyai

pemenuhan terhadap hukum tetapi mempunyai aturan yang penting

Contoh Visi & Misi Perusahaan PT. Semen Gresik yang mendukung program K3VISIMenjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang mampumemberikan nilai tambah bagi stakeholders dengan mengedepankansinergi dan daya saing.MISI– Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yangberorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yangramah lingkungan.– Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional denganmenjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindakproaktif, efisien serta inovatif dalam berkarya.– Memiliki kemampuan bersaing dalam pasar semen domestik daninternasional.– Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untukmeningkatkan keuntungan secara berkesinambungan.– Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan stakeholdersterutama pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar.

Contoh Kebijakan Perusahaan PT.Semen Gresik

Kebijakan Perusahaan Semen Gresik :– Senantiasa memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen sertamengutamakan mutu dan pengiriman tepat waktu.– Menekan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas danutilisasi produksi, mengembangkan fasilitas distribusi & transportasi,mengamankan bahan baku dan energi untuk mengoptimalkan profit marginguna mempertahankan pertumbuhan usaha secara berkesinambungan.– Mengembangkan sinergi group melalui penyelarasan proses bisnis dansumber daya dalam upaya peningkatan daya saing dan/atau dampak positifPerusahaan.– Mengelola dan mengendalikan seluruh kegiatan yang dapat memberikanmanfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan senantiasamenaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, melakukanpengelolaan lingkungan yang lebih baik, termasuk upaya pencegahanpencemaran, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan selalumemperhatikan dampak penting, risiko dan praktek terbaik Good CorporateGovernance (GCG) dalam mewujudkan perusahaan bertaraf Internasional.

Contoh Kebijakan K3 PT. Macmahon Contoh Kebijakan K3 PT. Macmahon

KEBIJAKAN LINGKUNGANKEBIJAKAN LINGKUNGANKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (LK3)KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (LK3)

PT. KAYABA INDONESIAPT. KAYABA INDONESIA

PT. Kayaba Indonesia adalah produsen Shock Absorber yang berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung (Jakarta) dan Kawasan Industri MM 2100 (Bekasi). Kami bertekad untuk menjadi Perusahaan yang terbaik dalam hal Cost & Quality di Asia Pasific dan mengimplementasikan Sistem Manajemen LK3 untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan resiko K3 dari seluruh aktifitas kerja.

Untuk mewujudkan misi tersebut, kami berkomitmen untuk :1. Mencegah pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja, penyakit

akibat kerja, dan melakukan Continual Improvement.2. Memenuhi peraturan perundangan LK3 dan persyaratan

lainnya yang relevan.3. Melakukan penghematan Sumber Daya Alam (SDA) dan

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)Konsisteni pelaksanaan Kebijakan LK3 menjadi dasar seluruh aktifitas

perusahaan serta menjadi tanggung jawab seluruh karyawan.Kebijakan LK3 ini akan direview secara berkala jika perubahan kondisi

dan dampak dari kegiatan, produk dan jasa.Kebijakan LK3 ini terbuka untuk masyarakat umum.

ttd/capIr. Janto PangestuPresident Director

ttd/capK. Ichinose

Vice President Director

Jakarta, 14 November 2003

Yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan adalah identifikasi sumber daya,penilaian & pengendalian risiko serta tinjauan awal

terhadap K3

Yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan adalah identifikasi sumber daya,penilaian & pengendalian risiko serta tinjauan awal

terhadap K3

Perencanaan meliputi :Perencanaan meliputi :identifikasi bahaya, penilaian & pengendalian resiko

dari kegiatan, produk Pemenuhan peraturan perundangantujuan dan sasaran yg smartmenggunakan indikator kinerja ukt penilaian kinerja

K3 dan infromasi keberhasilan pencapaian SMK3menetapkan sistem pertanggungjawaban dan sarana

pencapaian kebijakan K3perencanaan hasil yang terdefinisi dan terukur

PEMENUHANPEMENUHAN• Perundangan K3Perundangan K3• Standar K3Standar K3• Pedoman Teknis Pedoman Teknis

K3K3• Aturan K3 lainnyaAturan K3 lainnya

MANAJEMEN RISIKOMANAJEMEN RISIKO

• Identifikasi sumber Identifikasi sumber

bahayabahaya

• Penilaian risikoPenilaian risiko

• Pengendalian risikoPengendalian risiko

PROGRAM K3PROGRAM K3

SS MM AA RR TT Spesific Measureable Achieveable Reasonable Time bond Spesific Measureable Achieveable Reasonable Time bond

1. Identifikasi sumber bahaya dan penilaian 1. Identifikasi sumber bahaya dan penilaian risiko/ Tingkat Risiko (berdasarkan risk risiko/ Tingkat Risiko (berdasarkan risk

assessment) assessment) Contoh : Kasus di PT. Semen Gresik Contoh : Kasus di PT. Semen Gresik

Lokasi Lokasi : Produksi semen: Produksi semen Risiko Bahaya: Kebakaran Risiko Bahaya: Kebakaran

Likelhood Likelhood : 3: 3 Konsekuensi Konsekuensi : 4 : 4

Kesimpulan : Karakterisitk Risiko berada Kesimpulan : Karakterisitk Risiko berada pada posisi pada posisi SignificantSignificant..

2. Mengendalikan risiko2. Mengendalikan risiko Upaya pengendalian risiko dilaksanakan Upaya pengendalian risiko dilaksanakan

berdasarkan posisi risiko. Contoh bila pada berdasarkan posisi risiko. Contoh bila pada penilaian risiko skor Likelhood 3 dan skor penilaian risiko skor Likelhood 3 dan skor konsekuensi 4 maka karakteristik risiko konsekuensi 4 maka karakteristik risiko

termasuk significant. Terkait dengan termasuk significant. Terkait dengan pengendalian risiko maka Risiko berada pada pengendalian risiko maka Risiko berada pada

posisi Hindari risiko atau Risk Avoidance posisi Hindari risiko atau Risk Avoidance ( lihat Tabel 2 ). Maka Manajemen risiko ( lihat Tabel 2 ). Maka Manajemen risiko

dilakukan dengan menghindari atau dilakukan dengan menghindari atau menghilangkan proses produksi yang menghilangkan proses produksi yang

berbahaya atau mempertimbangkan memindahkan berbahaya atau mempertimbangkan memindahkan risiko tersebut bila memungkinkan. risiko tersebut bila memungkinkan.

Pengendalian risiko kebakaran berdasarkan analisa manajemen risiko sbb :O Melakukan pemeriksaan kondisi tanki CO2 dan sistem CO2 line secara berkala (L), o Investasi Pfiser feeder dengan menaikkan kapasitas dari 24 TPH menjadi 32 TPH (L), o Penggatian nozle di burner IDO (L).

3. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan3. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan Upaya pelaksanaan pengendalian yang Upaya pelaksanaan pengendalian yang dilakukan harus didasari oleh peraturan dilakukan harus didasari oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan ini mulai dari UU, Keputusan Prsiden, ini mulai dari UU, Keputusan Prsiden,

Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur. Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur.

Contoh-2 Peraturan yang berlaku Contoh-2 Peraturan yang berlaku terkait pengendalian kebakaranterkait pengendalian kebakaran

UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja – (Pasal-3: Syarat-syarat Keselamatan Kerja)

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan– Pasal 86: Setiap pekerja berhak memperoleh

perlindungan atas keelamatan dan kesehatan kerja

Permennaker 05/MEN/1996 tentang SMK3

Kepmen No. 51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisik

SE-Menaker No. SE-01/Men/1997 tentang NAB Faktor Kimia

Permenaker No. 4 Tahun 1980 Tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan api ringan

Instruksi Menaker RI No. 11 Tahun 1997 Tentang Pengawasan Khusus Penanggulangan Kebakaran

ALAT PEMADAM API RINGAN

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG• UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN• UKURAN API KECIL

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL • KONDISI BAIK • SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN

BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.

4. STANDAR-2 DAN PEDOMAN TEKNIS YANG DIKELUARKAN OLEH INSTANSI TERTENTU CONTOH : STANDAR -2 UNTUK PENGENDLAIAN KEBAKARAN

APARAPARSebagai sarana K3 (Safety Equipment) Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)

Pengandung Potensi BahayaPengandung Potensi Bahaya

STANDAR APARSTANDAR APAR

APAR Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2

dapat mendorong seluruh medianya(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik

Syarat :- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC) - Test pressure 1,5 x WP(65 oC)- Pengujian ulang tiap 5 tahun

Laporan

Standard Operating ProcedureStandard Operating Procedure

Mulai

Alarm I

TindaklanjutMintaKeputusan

Padam

Tidak

KPSD/GHMinta persetujuanEvakuasiKe Direksi

Evakuasi

Setuju

BerkumpulAbsensi

Alarm II&Paging

CariLENGKAPYa Tidak

Selesai

No. DescriptionPihak Ke III

(DPK, POLRI, MEDIS) DIREKSIPj

Lantai

Koordinator unit/timBalakar

Ketua Penanggulangan Situasi Darurat

Ya

1. Pegawai menemukan asap/api kecil di ruangan terindikasi oleh alarm lapor ke Security menindak lanjuti dan melaporkan ke TBK, selanjutnya minta persetujuan ketua dan pembina.

2. Team Balakar menghubungi ke DPK, POLRES Jaksel dan jajarannya, serta RS terdekat.

3. Security dan petugas lainnya menanggulangi kebakaran sampai DPK tiba.

4. KPSD menginstruksikan jajarannya untuk bergerak sesuai tugas masing-masing dan beritahukan pada seluruh penghuni bahwa gedung dalam keadaan darurat dan Alarm II dibunyikan.

5. Setelah alarm II berbunyi sesuai persetujuan seluruh unit melaksana-kan evakuasi dan berkumpul tempat yang aman untuk absen.

6. Bila pada saat absen tidak lengkap, maka security segera mencari, apabila lengkap selesai.

5. Tujuan dan sasaran yang smart5. Tujuan dan sasaran yang smart Tujuan dibuat harus SMART dan sasaran Tujuan dibuat harus SMART dan sasaran

adalah arah dari tujuan adalah arah dari tujuan

Spesific Measureable Achieveable Reasonable Time bond Spesific Measureable Achieveable Reasonable Time bond

Contoh : Tujuan pengendalian kecelakaan kerja adalah menurunkan FR dan SR tahun 2010 menjadi 20% dari tahun sebelumnya.Sasaran pengendalian kecelakaan kerja adalah bagian produksi semen yang memiliki risiko tinggi terjadi kebakaran.

6. Menggunakan indikator kinerja dalam 6. Menggunakan indikator kinerja dalam evaluasi evaluasi

Indikator kinerja disebutkan dalam kei Indikator kinerja disebutkan dalam kei performance indikator ( KPI ) bersama performance indikator ( KPI ) bersama

indikator-indikator lainnya di perusahaan. indikator-indikator lainnya di perusahaan. Di perusahaan ada yang menerapkan KPI yang Di perusahaan ada yang menerapkan KPI yang

dibuat dalam empat perpspektif berdasarkan dibuat dalam empat perpspektif berdasarkan konsep manajemen Balanced ScorCard meliputi konsep manajemen Balanced ScorCard meliputi

perspektif finansial, pelanggan, proses perspektif finansial, pelanggan, proses produksi dan pertumbuhan-pembelajaran. produksi dan pertumbuhan-pembelajaran.

Kecelakaan kerja termasuk dalam perspektif Kecelakaan kerja termasuk dalam perspektif Proses produksi. Dari KPI inilah bisa Proses produksi. Dari KPI inilah bisa

dinilai keberhasilan suatu perusahaan atau dinilai keberhasilan suatu perusahaan atau kinerja perusahaan. kinerja perusahaan.

Contoh indikator kecelakaan kerja PT. Contoh indikator kecelakaan kerja PT. Semen Gresik tertera dalam KPI PT. Semen Semen Gresik tertera dalam KPI PT. Semen

Gresik dapat dilihat lengkap pada hal 4 Gresik dapat dilihat lengkap pada hal 4 penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko

oleh PT.Semen Gresik. oleh PT.Semen Gresik.

Prespektif

ada ada ada

ada ada ada

ada ada ada

KPI PT. Semen Gresik

Tema strategis

Peraturan dan pembinaan masyarakat yang efektif

Pembelajaran dan pertumbuhan

Proses produksi

Pelanggan

Finansial

KPITujuan strategis

Meningkatkan pembinaan masyarakat, lingkungan dan keselamatan kerja

1. Realisasi program kemitraan dan bina lingkungan

2. Kinerja lingkungan3. Tingkat kecelakaan fatal

7. Sistem Pertanggungjawaban7. Sistem Pertanggungjawaban Indikator yang tertulis dalam KPI harus Indikator yang tertulis dalam KPI harus

menjadi tanggungjawab satu unit pemilik menjadi tanggungjawab satu unit pemilik risiko. Karena indikator kecelakaan kerja risiko. Karena indikator kecelakaan kerja

termasuk dalam perspektif proses produksi termasuk dalam perspektif proses produksi maka indikator ini menjadi tangggung jawab maka indikator ini menjadi tangggung jawab

unit produksi tersebut yang dipimpin oleh unit produksi tersebut yang dipimpin oleh Direktur Distribusi. Unit inilah yang Direktur Distribusi. Unit inilah yang

akan selalu berusaha menurunkan angka akan selalu berusaha menurunkan angka kecelakaan kerja karena akan menjadi kecelakaan kerja karena akan menjadi

ukuran penampilan ( performance ) atau ukuran penampilan ( performance ) atau kinerja unit tersebut. Setiap tahun akan kinerja unit tersebut. Setiap tahun akan dinilai pencapaian target kinerja. Bila dinilai pencapaian target kinerja. Bila

berhasil mencapai target kinerja biasanya berhasil mencapai target kinerja biasanya di perusahaan akan diberikan reward berupa di perusahaan akan diberikan reward berupa

bonus kinerja. bonus kinerja.

8. Perencanaan hasil8. Perencanaan hasil Hasil yang ingin dicapai atau target yang Hasil yang ingin dicapai atau target yang ingin dicapai harus dicantumkan dalam ingin dicapai harus dicantumkan dalam

indikator kinerja. Dengan perencanaan hasil indikator kinerja. Dengan perencanaan hasil yang ingin dicapai ini maka akan yang ingin dicapai ini maka akan

mengarahkan energi dan pikiran personil di mengarahkan energi dan pikiran personil di unit tersebut, khususnya para unit tersebut, khususnya para

penanggungjawabnya untuk berupaya keras penanggungjawabnya untuk berupaya keras mencapainya. mencapainya.

Contoh : angka kecelakaan kerja tahun 2009 Contoh : angka kecelakaan kerja tahun 2009 berdasarkan perhitungan SF = 40 dan FR = berdasarkan perhitungan SF = 40 dan FR =

50, maka diharapkan target pada tahun 2010 50, maka diharapkan target pada tahun 2010 menurun 10% menjadi SF = 36 dan FR = 45 menurun 10% menjadi SF = 36 dan FR = 45

Soal Diskusi Kelompok, 1 kelompok 4-5 mahasiswa

Identifikasi kasus kecelakaan KA di pelintasan Margorejo, dan tentukan :a.Tingkat risikonyab.Komitmen dan kebijakan PT KAI dan pengendalian risiko tersebut ( prinsif 1 ) !c.Bagaimana perencanaannya ( prinsif 2 )!

Keterangan : kasus di atas bisa diganti dengan kasus lain yang kepemilikan datanya lengkap. Bisa dicari lewat internet.

””Agar penerapan berjalan Agar penerapan berjalan secara efektif, maka secara efektif, maka perusahaan harus perusahaan harus mengembangkan mengembangkan kemampuan dan kemampuan dan

mekanisme pendukung mekanisme pendukung untuk mencapai kebijakan, untuk mencapai kebijakan,

tujuan, dan sasaran tujuan, dan sasaran pengendalian risiko”pengendalian risiko”

””Agar penerapan berjalan Agar penerapan berjalan secara efektif, maka secara efektif, maka perusahaan harus perusahaan harus mengembangkan mengembangkan kemampuan dan kemampuan dan

mekanisme pendukung mekanisme pendukung untuk mencapai kebijakan, untuk mencapai kebijakan,

tujuan, dan sasaran tujuan, dan sasaran pengendalian risiko”pengendalian risiko”

A. PENGENDALIAN RISIKO A. PENGENDALIAN RISIKO Menentukan upaya pengendalian risiko Menentukan upaya pengendalian risiko berdasarkan hasil analisis risiko. berdasarkan hasil analisis risiko.

Beberapa upaya pengendalian risiko telah Beberapa upaya pengendalian risiko telah disebutkan sebelumnya. disebutkan sebelumnya.

Contoh : Contoh : Pengendalian DEBU DI INDUSTRI DILAKUKAN Pengendalian DEBU DI INDUSTRI DILAKUKAN DENGAN DENGAN REKAYASA TEKNIK REKAYASA TEKNIK YAITU DENGAN YAITU DENGAN MEMASANG ALAT PRESIPITATOR DEBU dan MEMASANG ALAT PRESIPITATOR DEBU dan menggunakan apd. menggunakan apd.

Contoh Alat Pelindung Diri DUNIA SAFETY

B. JAMINAN KEMAMPUAN

• Sumber daya

• Tanggung jawab• Motivasi & kesadaran

K3• Pelatihan &

kompetensi

Sumber daya Sumber daya

Dalam pelaksanaan manajemen risiko sumber Dalam pelaksanaan manajemen risiko sumber daya yang harus disiapkan antara lain : daya yang harus disiapkan antara lain :

a. Biaya/ anggaran a. Biaya/ anggaran Biaya untuk pelaksanaan pengendalian Biaya untuk pelaksanaan pengendalian

risiko harus masuk dalam anggaran risiko harus masuk dalam anggaran perusahaan. perusahaan.

B. SDM B. SDM SDM berupa pekerja yang disiapkan harus SDM berupa pekerja yang disiapkan harus

kompeten sesuai keahliannya dalam kompeten sesuai keahliannya dalam pengendalian risiko tersebut. pengendalian risiko tersebut.

C. Material and machine C. Material and machine Material dan mesin untuk pengendalian Material dan mesin untuk pengendalian

risiko harus disediakan risiko harus disediakan d. Waktu untuk pelaksanaan pengendalian d. Waktu untuk pelaksanaan pengendalian

risiko sudah ditentukan risiko sudah ditentukan

SDM & CARA KERJA

• Pelatihan & awareness K3• Prosedur kerja yang aman• Tanggung jawab• Job Safety Analysis• On the job training• Rapat K3• Keadaan darurat & P3K• P2K3• Pemeriksaan kesehatan• Ergonomi

Sarana

• Labelling system• Alat pelindung diri/APD• MSDS

ALAT/MESIN

• Pemeliharaan alat• Inspeksi alat• Sertifikasi peralatan• Rekayasa teknik• Tag Out & Lock Out• Sistem ijin kerja

Tanggungjawab Tanggungjawab

Dalam pelaksanaan pengendalian risiko telah Dalam pelaksanaan pengendalian risiko telah ada unit yang bertanggungjawab terhadap ada unit yang bertanggungjawab terhadap

kegiatan tersebut, termasuk juga bila kegiatan tersebut, termasuk juga bila pekaksanaannya gagal. Unit ini langsung pekaksanaannya gagal. Unit ini langsung

bertanggungjawab kepada Direktur bertanggungjawab kepada Direktur

nn

.

Motivasi dan kesadaran K3 Motivasi dan kesadaran K3

Para pelaksana pengendalian risiko memiliki Para pelaksana pengendalian risiko memiliki motivasi yang tinggi untuk mengendalikan motivasi yang tinggi untuk mengendalikan

risiko kecelakaan serta memeiliki kesadaran risiko kecelakaan serta memeiliki kesadaran yang tinggi dalam penanganan masalah K3. yang tinggi dalam penanganan masalah K3.

Pelatihan dan kompetensi Pelatihan dan kompetensi

Unit yang menangani pengendalian risiko Unit yang menangani pengendalian risiko telah mendapat pelatihan terkait telah mendapat pelatihan terkait

pengendalian risiko tersebut sehingga pengendalian risiko tersebut sehingga mereka memiliki kompetensi untuk melakukan mereka memiliki kompetensi untuk melakukan

kegiatan tersebut. Biasanya ditunjukkan kegiatan tersebut. Biasanya ditunjukkan dengan sertifikat yang dimiliki. dengan sertifikat yang dimiliki.

C. KEGIATAN PENUNJANG

• Komunikasi

• Pelaporan• Pendokumentasian

Komunikasi Komunikasi

Komunikasi risiko didefinisikan sebagai Komunikasi risiko didefinisikan sebagai proses pertukaran informasi secara proses pertukaran informasi secara

terus-menerus, baik langsung dan tidak terus-menerus, baik langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan langsung dengan pemberitaan yang benar dan

bertanggung jawab yang terbuka dan bertanggung jawab yang terbuka dan interaktif atau berulang di antara interaktif atau berulang di antara individu unit manajemen risiko. individu unit manajemen risiko.

Rapat Komite APD si PT. Newmont Rapat Komite APD si PT. Newmont Nusatenggara Nusatenggara

.

nn

.

Regu safety di Pertamina

SAFETY POSTER

PELABELAN BAHAN BERBHYPELABELAN BAHAN BERBHY

1 2 3 4

7

65

SAFETY SIGN

PelaporanPelaporan

Setiap kegiatan pengendalian risiko Setiap kegiatan pengendalian risiko dilaporkan oleh manajer risiko kepada dilaporkan oleh manajer risiko kepada

top manajemen perusahaan. Laporan dilakukan top manajemen perusahaan. Laporan dilakukan setiap bulan dalam rapat direksi. setiap bulan dalam rapat direksi.

Pendokumentasian Pendokumentasian

Setiap pelaksanaan kegiatan pengendalian Setiap pelaksanaan kegiatan pengendalian risiko didokumentasikan. Pendokumentasian risiko didokumentasikan. Pendokumentasian

dilakukan dalam sistem terkomputerisasi. dilakukan dalam sistem terkomputerisasi. Contoh pendokumentasian oleh PT.Semen Contoh pendokumentasian oleh PT.Semen

Gresik dapat dilihat pada hal 4 Gresik dapat dilihat pada hal 4 penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko

oleh PT.Semen Gresik. oleh PT.Semen Gresik.

Prinsip 4 : checking & Corrective Prinsip 4 : checking & Corrective Action ( Check )Action ( Check )

Perusahaan perlu mengukur, memantau dan mengevaluasi pengendalian risiko yang dilakukan.

“Eh, Selamat pagi, pak Inspektor”

73

PRINSIF -2 CHECK PRINSIF -2 CHECK

• Personel berpengalaman dan berkeahlian

• Catatan terpelihara dan tersedia• Peralatan dan metode yang memadai• Tindakan perbaikan dan ketidak

sesuaian• Penyelidikan atas insiden• Temuan dianalisa dan ditinjau ulang

74

1. PEMERIKSAAN BAHAYA

2. PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA

3. PEMANTAUAN KESEHATAN

YANG PERLU DIPERKSA/ DIPANTAU ?

75

PEMERIKSAAN BAHAYA

76

a.Inspeksi Tempat Kerja dan Cara Kerja dilakukan secara teraturb.Inspeksi dilaksnakan oleh Auditor perusahaan ( Compliance Office For Risk Management)c.Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa

PEMERIKSAAN BAHAYA

77

d.Daftar periksa (chek list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat inspeksie.Laporan insfeksi diajukan kepada Direktur perusahaan sebagai pelaporan

78

PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA

79

Pemantauan KimiaPemantauan KimiaMetoda analisa tube detectorMetoda analisa tube detector

No. Jenis gas Reagen Perubahan warna

1. Ammonia Hg(NO3)2

Bromophenolblue

Abu – abu

Violet

2. Benzene Iodine pentoksida Hijau - coklat

3. Karbon dioksida Hidrazin Violet

4. Karbon disulfida Iodine pentoksida Hijau - coklat

5. Karbon monoksida Hidrazin Coklat

80

Analisa gas dengan metoda Analisa gas dengan metoda impinger impinger

Gas/uap Absorbent Reagen Metoda analisa

H2S Zn Ac, Cd, Ac Metilen blue Spektrofotometri

SO2 TCM Pararosaniline Spektrofotometri

NH3 H3BO4 Nessler Spektrofotometri

NO2 Pereaksi Saltman - Spektrofotometri

Debu Filter - Gravimetri

Debu Pb Filter - Gravimetri

TSP (Total Suspended Particulate)

Respirable Dust Inhalable Dust PM10 PM 2,5

METODA: GRAVIMETRI

82

PENGUKURPENGUKURAN PENERANGANAN PENERANGAN

ALAT LUX METER

LINGKUNGAN KERJA

• Pemantauan NAB berkala• Inspeksi tempat kerja• Higiene perusahaan

Alat Ukur NoiseAlat Ukur Noise

MODEL ALAT HEAT STRESS MONITOR

04/21/23

Lux Meter / Lighting Meter & UV Lux Meter / Lighting Meter & UV metermeter

ELF meter, EMF meterELF meter, EMF meter

Velocity meterVelocity meter

Direct ReadingDirect ReadingGas DetectorGas Detector

PORTABLE EQUIPMENT

91

Pemantauan RadiasiPemantauan Radiasi

Mekanisme deteksiMekanisme deteksiMekanisme Deteksi Contoh Detektor

1 Proses Ionisasi Geiger muller

2 Proses sintilasi NaI

3 Reaksi kimia Film badge

4 Proses Termoluminisensi

TLD

5 Perubahan biologi Darah

92

Bahan yang dapat berinteraksi dengan radiasi, berfungsi mengubah energi radiasi menjadi bentuk energi lain yang lebih mudah diamatiBahan Detektor Tanggapan

Gas Pancaran ElektronSintilasi Percikan Cahaya

Semikonduktor Pancaran ElektronEmulsi Foto Bayangan Hitam

93

Berbagai Jenis Personal Dosimeter

94

Berbagai Jenis Survey Meter

95

Berbagai Jenis skala surveymeter

96

Berbagai Jenis penunjukan surveymeter

97

UV radiometerUV radiometer

98

PEMANTAUAN KESEHATAN

99

PEMANTAUAN KESEHATAN

a.Sesuai dengan peraturan perundangan, kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada tempat kerja yang mengandung bahaya harus dipantau.

b.Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan dimana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.

100

c. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan.

d. Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan perundang-undangan

e. Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS

- Rutin dilakukan

- TK absen/perawatan krn skt lebih dr 4 minggu

- TK absen stlh kecelakaan kerja

- TK absen lebih dr 2 minggu krn kecelakaan apapun

- TK absen terkait penyakit tertentu (vertigo,sinkop,neoplasma,jantung,syaraf,infeksi kronis,kebiasaan buruk,gangguan jiwa)

- Adanya keluhan dr TK atau atas pengamatan Pengawas Keselamatan & Kesehatan Kerja

- Adanya penilaian Pusat Bina Hiperkes & Keselamatan Kerja (Balai Hiperkes & KK)

- Adanya pendapat/keluhan umum di masy.

Kesimpulan Hasil Px Khusus :

- Sehat- Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis

yg ditemukan- Perlu tindak lanjut dr segi pekerjaannya :

ada kelainan yg ditemukan dpt mengganggu keselamatan kerja

Pemeriksaan Kesehatan:Pemeriksaan Kesehatan:

Pemeriksaan Kesehatan:Pemeriksaan Kesehatan:

LAB KESEHATAN KERJALAB KESEHATAN KERJA

Contoh pemantauan oleh Dinas Tenaga Kerja dengan melakukan pengontrolan terhadap kondisi fisik dan kimia udara lingkungan kerja

Gambar : pengukuran kualitas udara oleh salah satu instansi kesehatan di salah satu pabrik rokok

- Tugas diskusi dalam kelas - Satu kelompok 4-5 orang Soal : Buatlah Risk Management untuk komponen

Check untuk risiko kecelakaan KA dan kendaraan bermotor di pelintasan Rel KA Margorejo Surabaya

a. Tentukan komponen K3 yang perlu dipantau ! b. Tentukan tujuan pemantauan ! c. Tentukan unit pemantau !

Prinsip 5 : PENINJAUAN ULANG Prinsip 5 : PENINJAUAN ULANG ( Review ) DAN PENINGKATAN ( Review ) DAN PENINGKATAN

OLEH PIHAK MANAJEMENOLEH PIHAK MANAJEMEN

1. “Perusahaan dalam hal ini Compliance Office For Risk Management perlu secara rutin meninjau ulang dan terus menerus

meningkatkan sistem manajemen risiko di perusahaan dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan”

1. “Perusahaan dalam hal ini Compliance Office For Risk Management perlu secara rutin meninjau ulang dan terus menerus

meningkatkan sistem manajemen risiko di perusahaan dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan”

Tinjauan Ulang & PeningkatanDilakukan oleh Compliance Office For Risk Management meliputi :

Evaluasi penerapan Manajemen Risiko

Tujuan, sasaran, & kinerja K3

Evaluasi kebutuhan untuk peningkatan Manajemen Risiko

Hasil audit Penerapan Manajemen Risiko

a PROSES TINJAUAN MANAJEMEN Proses tinjauan manajemen harus menjamin bahwa informasi yang berlaku terkumpulkan untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasinya. Tinjauan ini harus didokumentasikan. Tinjauan manajemen harus menanggapi kemungkinan kebutuhan akan perubahan pada kebijakan, sasaran dna unsur lain dalam penerapan manajemen risiko, dipandang dari hasil audit manajemen risiko, keadaan yang berubah dan komitmennya pada peningkatan yang berkelanjutan.

b. LINGKUP TINJAUAN MANAJEMEN Untuk memelihara peningkatan, kesesuaian dan keefektifan yang berkelanjutan dari manajemen risiko, dan dengan itun kinerjanya, manajemen perusahaan hendaknya meninjau dan menilai sistem manajemen risikonya pada selang waktu yang ditentukan. Lingkup tinjauan hendaknya lengkap, walau tidak semua unsur manajemen risiko perlu ditinjau sekakligus dan proses tinjauan dapat dilakukan pada suatu periode waktu. Tinjauahn kebijakan, sasaran dan prosedur hendaknya dilakukan oleh tingkatan manajemen yang menetapkannya. Pengamatan, kesimpulan dan rekomendasi hendaknya didokumentasikan untuk tindakan yang diperlukan. Tinjauan hendaknya mencakup : a. Hasil audit manajemen risiko b. Jangkauan tercapainya sasaran dan target c. Kesesuaian yang berkelanjutan dari penerapan manajemen risiko dalam hubungannya dengan keadaan informasi yang berubah. d. Kepedulian diantara pihak-pihak berkepentingan yang relevan.

c. PENJELASAN TINJAUAN PENERAPAN MANAJEMEN

RISIKO Manajemen perusahaan seharusnya pada selang waktu yang

tepat, melaksanakan tinjauan penerapan manajemen risiko untuk menjamin kesinambungan keefektifan dan kesesuaiannya. Tinjauan penerapan manajemen risiko seharusnya lengkapnya cukup luas untuk mengarahkan dimensi lingkungan dan semua kegiatan, produk atau jasa dari perusahaan, termasuk dampaknya pada kinerja finansial dan posisi persaingan yang mungkin ada.

Pengkajian manajemen risiko harus mencakup : 1) Tinjauan sasaran, target dan kinerja lingkungan kerja 2) Temuan audit manajemen risiko 3) Evaluasi keefektiofannya

4)Evaluasi kesesuaian kebijakan K3 dan kebutuhan

untuk perubahan dalam hal ada : - perubahan peraturan perundang-undangan - perubahan harapan dan persyaratan pihak terkait - Perubahan produk atau kegiatan perusahaan - Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi - Pelajaran yang diperleh dari peristiwa sekitar - Keinginjan pasar yang dikehendaki - Pelaporan dan komunikasi

d. ISI TINJAUAN MANAJEMEN RISIKO 1) Bagaimana manajemen risiko dikaji secara periodik 2) Bagaimana keterlibatan karyawan dalam pengkajian manajemen risiko danm tindak lanjutnya 3) Bagaimana pandangan pihak terkait dipertimbangkan dalam pengkajian manajemen risiko

2. PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN

Konsep penyempurnaan yang berkelanjutan diwujudkan dalam manajemen risiko. Hal ini dicapai dengan mengevaluasi lingkungan kinerja manajemen risiko secara berkelanjutan dibandingakn terhadap kebijakan K3 dan lingkungan, sasaran dan target K3 dan lingkungan untuk mengidentifikasi peluang penyempurnaan peningkatan.

a. PROSES PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN Proses penyempurnaan yang berkelanjutan seharusnya : 1) Mengidentifikasi daerah peluang untuk penyempurnaan

manajemen risiko menuju kinerja K3 dan lingkungan yang lebih baik.

2) Menentukan akar penyebab atau penyebab ketidaksesuaian atau ketidakefisienan penyimpangan.

3) Mengembangkan dan menerapkan rencana tindak koreksi dan pencegahan terhadap akar/penyebab

4) Memverifikasi keefektifan tindakan koreksi dan pencegahan 5) Mendokumentasikan tiap perubahan dan prosedur yang

dihasilkan dari proses penyempurnaan 6) Membuat perbandingan dengan sasaran dan target.

b ISU PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN Beberapa isu yang dipertimbangkan dalam tindakan

koreksi dan pencegahan serta penyempurnaan yang berkelanjutan seperti :

1) Proses apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengidentifikasi tindakan koreksi, pencegahan dan penyempurnaan ? 2) Bagaimana perusahaan memverifikasi bahwa tindakan koreksi, pencegahan dan penyempurnaan efektif dan tepat waktu ?

1. Terjadinya peristiwa kebakaran pada peralatan pabrik.2. Likelihood = 3 Konsekuensi = 43. Sebab: o Kondisi lingkungan: debu batu bara beterbangan, kurangnya water spray, kurangnya pembersihan o Kendala bahan, peralatan dan proses: pemakaian batu bara low calory, peyimpanan fine cole yang terlalu lama, kebuntuan di hopper, kebuntuan di cone bottom bin fine coal, isolasi kabel rusak, dan umpahan IDO kontak dg material panas.4. Rencana perlakuan: o Melakukan pemeriksaan kondisi tanki CO2 dan sistem CO2 line secara berkala (L), o Investasi Pfiser feeder dengan menaikkan kapasitas dari 24 TPH menjadi 32 TPH (L), o Penggatian nozle di burner IDO (L).

Contoh Peninjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen PT.Semen Gresik

Tentang Manajemen Risiko Pengendalian Kebakaran

Rekomendasi Implementasi Manajemen Risiko Selanjutnya 1. Reviu Risk Register secara Periodik,2. Membangun aplikasi manajemen risiko berbasis Teknologi Informasi,3. Pengintegrasian manajemen risiko mulai perencanaan stratejik sampai dengan bussiness continued planning.4. Evaluasi kelayakan rencana perlakukan untuk masing-masing risiko,5. Pengembangan ke arah Risk Base Audit.6. Evaluasi penerapan risk maturity level.

- Tugas diskusi dalam kelas

- Satu kelompok 4-5 orang

Soal : Lakukan review terhadap tugas yang

telah saudara buat dalam manajemen risiko kecelakaan KA dan kendaraan bermotor di pelintasan Rel KA Margorejo Surabaya

Terima Kasih Atas Perhatiannya