Post on 18-Jan-2020
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU
DI SMA NEGERI 10 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Annisa Silviani
11150182000054
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Annisa Silviani (NIM 1150182000054), Strategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan mengetahui strategi kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Selanjutnya di analisis
dengan 3 alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian inimenunjukan bahwa: (1) proses kebijakan kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru sudah berjalan baik. berpedoman pada
Undang-undang dan peraturan pemerintah. (2) Strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan
peningkatan profesionalisme guru, supervisi akademik, evaluasi kinerja guru,
melanjutkan pendidikan pasca sarjana, mengikutsertakan guru dalam seminar dan
workshop di luar sekolah. (3) strategi kepala sekolah dalam meningkatakan
profesionalisme guru sudah berjalan baik. dilihat dari hasil kegiatan supervisi
akademik kepala sekolah dan penilain kinerja guru. (4) hambatan kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru yaitu waktu kegiatan belajar mengajar
berbenturan dengan kegiatan peningkatan profesionalisme guru. (5) faktor pendukung
dalam meningkatkan profesionalisme guru yaitu semangat guru yang ingin mengikuti
kegiatan peningkatan profesionalisme guru.
Kata kunci: Strategi Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru
ii
ABSTRACT
Annisa Silviani (NIM 1150182000054), Principal's Strategy in Improving Teacher Professionalism
at SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Undergraduate Program Thesis (S-1) Tarbiyah and Teacher
Training Faculty, Syarif Hidayatullah Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to describe and find out the principal's strategy in increasing teacher
professionalism at SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. This study uses a qualitative method. Data
collection was carried out through observation, interview and document study techniques.
Furthermore, it was analyzed with 3 activities, namely data reduction, data presentation, and drawing
conclusions.
The results of this study show that: (1) the principal's policy process in improving teacher
professionalism has gone well. based on government laws and regulations. (2) Principal's strategy in
increasing teacher professionalism by carrying out training to improve teacher professionalism,
academic supervision, evaluation of teacher performance, continuing post graduate education,
involving teachers in seminars and workshops outside of school. (3) the principal's strategy in
increasing teacher professionalism has gone well. seen from the results of the principal's academic
supervision activities and assessment of teacher performance. (4) the obstacle of school principals in
increasing teacher professionalism, namely the time of teaching and learning activities clash with the
activities of increasing teacher professionalism. (5) supporting factors in increasing teacher
professionalism, namely the enthusiasm of teachers who want to take part in increasing teacher
professionalism.
Keywords: Principal Strategy, Teacher Professionalism
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas segala Rahmat,
Karunia dan Anugerah-Nya kepada penulis Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Melalui segenap usaha, do’a, serta penantian yang tidak sebentar, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tentu dengan bantuan, arahan, bimbingan,
serta motivasi dari berbagai pihak. Penulis sampaikan rasa terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa perkuliahan maupun semasa
menyelesaikan skripsi ini. dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing, mengarahkan
memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
5. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil Dosen Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing,
mengarahkan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
iv
6. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.
7. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang
baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
8. Kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, Guru, staff dan siswa SMA
Negeri 10 Tangerang Selatan yang telah meluangkan waktu dan tempat serta
bersedia sebagai informan selama penulis melakukan penelitian.
9. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Ahmad Nasrullah dan Ibunda Karlin atas
segala do’a, kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasehat, serta dukungan moral
maupun materil. Hingga tak mudah untuk menggambarkan seberapa besar
perjuangannya yang telah diberikan kepada penulis.
10. Kaka tersayang Anis Purwanti, yang sedia meluangkan waktu, pikiran dan
tenaganya. Selalu ada untuk mendengarkan, memberikan motivasi,
menghibur, dan memberikan dukungan kepada penulis, menjadi tempat paling
utama yang dituju ketika penulis sedang merasa up and down.
11. Teman-teman seperjuangan HMI MP 2015 (Denjaw, Anis, Azizah, Rere,
Selfiari, Eza, Aziz, Irfan, Riza, Satria, Fuad) yang telah memberikan do’a,
dukungan, semangat dan pengalaman berharga dalam menjalani masa
perkuliahan.
12. Seluruh keluarga besar HMI Manajemen Pendidikan, yang telah memberikan
banyak sekali pengalaman yang tidak penulis dapatkan di dalam kelas serta
selalu mendukung, memberikan semangat dan do’a kepada penulis.
13. Teman-teman KKN GEMPAR 077 2018 yang sudah menjadi rentetan
perjalan hidup penulis khususnya Meliana Pratiwi, Vedita Akbar dan
Anggraeni Abdul Rachman, Nur Fitriyah yang telah sedia menjadi keluarga
kesekian bagi penulis, tempat mencurahkan kesedihan maupun kebahagiaan,
memberikan semangat, dukungan serta do’a untuk penulis.
v
14. Teman Kostan sekamar Rizkia Suci Hadiyanti yang telah menemani penulis
selama 4 tahun ini, teman seperjuangan menghadapi kehidupan perkuliahan
yang tidak mudah dan penuh perjuangan.
15. Sahabat tercinta (Vani Febri, Tyas Wulan, Sri Wahyuni, Siti Futihat,
Faddillah Oktaviani, Rima Nur, Dian Amelia, Iis Rahmawati, Latifah) yang
telah memberikan bantuan, semangat dan membuat hari-hari perkuliahan
menjadi berwarna dan penuh kenangan.
16. Teman-teman “MABEST” (Atika, Lae, Fanny, Umay, Mahe, Boim, ghufron,
Towi, Abi, Bobby, Ifa) yang bersedia jadi teman pertama penulis di jurusan
yang telah memberikan cerita selama penulis menjalani perkuliahan.
17. Sahabat “USE”, Putri Saraswati, Iqoh Shidqoh, Windia Indri dan Dhea Aulia
yang selalu menemani penulis selama 7 tahun terakhir, memberikan semangat,
menghibur serta memberikan do’a untuk penulis.
18. Teman-teman seperjuangan MP 2015, yang telah berjuang bersama, saling
membantu, saling menyemangati, saling mendoakan, dan memberikan hari-
hari yang berwarna selama perkuliahan.
19. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
namun tak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat
dan terimakasih penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi sederhana ini sangat jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Aamiin ya Rabbal’alamin
Jakarta, 10 Agustus 2019
Penulis
Annisa Silviani
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................x
DAFTAR BAGAN ................................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Identifikasi masalah ...................................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 8
A. Strategi Kepala Sekolah ................................................................................................ 8
1. Pengertian Strategi .................................................................................................... 8
2. Unsur-unsur Strategi ................................................................................................. 9
3. Jenis-jenis Strategi .................................................................................................. 13
4. Tujuan Strategi ........................................................................................................ 17
B. Profesionalisme Guru .................................................................................................. 19
1. Pengertian Profesionalisme Guru ............................................................................ 19
2. Unsur-unsur Profesionalisme Guru ......................................................................... 20
3. Prinsip Profesionalisme Guru ................................................................................. 21
4. Tujuan Profesionalisme Guru ................................................................................. 23
C. Bentuk-bentuk Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru24
1. Program Pelatihan ................................................................................................... 25
vii
2. Supervisi Akademik ................................................................................................ 26
3. Program Pemberdayaan Guru ................................................................................. 27
4. Evaluasi Kinerja Guru ............................................................................................. 28
D. Penelitian Relevan ...................................................................................................... 30
E. Kerangka Berfikir ....................................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 34
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................................... 34
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................................. 35
C. Sumber dan Jenis Data ................................................................................................ 35
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 36
E. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 38
F. Kisi-kisi Instrumen ...................................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................................. 48
A. Gambaran Umum SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ............................................... 48
1. Profil SMA Negeri 10 Tangerang Selatan .............................................................. 48
2. Sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan ..................... 49
3. Visi dan Misi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan .................................................. 50
4. Struktur Organisasi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ........................................ 52
5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 10 Tangerang Selatan.. 53
6. Data Rombongan Belajar ........................................................................................ 54
7. Data Peserta Didik SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ......................................... 55
8. Prestasi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ........................................................... 55
9. Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ...................... 55
10. Kondisi Lingkungan SMA Negeri 10 Tangerang Selatan .................................. 57
B. Deskripsi Data dan Analisis Data ............................................................................... 57
1. Kebijakan Tentang Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru ..................... 58
2. Profesionalisme guru yang telah dimiliki ............................................................... 59
3. Bentuk-bentuk Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi
Profesionalisme Guru ...................................................................................................... 64
viii
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Peningkatan Kompetensi
Profesionalisme Guru ...................................................................................................... 80
C. Temuan Penelitian .......................................................................................................... 82
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 83
A. Simpulan ..................................................................................................................... 83
B. Saran ........................................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................... 89
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………… 34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
……………………………………………………………………………………… 40
Tabel 3.3Kisi-kisi Instrumen Observasi KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) ……. 42
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Strategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru …………………………………….... 43
Tabel 3.5 Daftar Ceklis Studi Dokumen……………………………………………. 45
Tabel 4.1 Profil SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ………………………………. 48
Tabel 4.2 Tenaga Pendidik SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan……………... 53
Tabel 4.3 Tenaga Kependidikan SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan………... 54
Tabel 4.4 Data Rombongan Belajar ……………………………………………….. 55
Tabel 4.5 Data Peserta Didik ………………………………………………………. 55
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana ……………………………………………………. 56
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja guru ……………………………….. 79
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka Berfikir ……………………………………...……………… 33
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Struktur Ogranisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ……………….. 52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-1 Surat Bimbingan Skripsi ...................................................................... 90
Lampiran- 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 91
Lampiran- 3 Surat Keterangan Penelian .................................................................. 92
Lampiran- 4 Hasil Observasi ................................................................................... 93
Lampiran-5 Hasil Wawancara Studi Pendahuluan .................................................. 103
Lampiran- 6 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ...................................................... 105
Lampiran- 7 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum ............ 112
Lampiran- 8 Hasil Wawancara Kepala Tata Usaha ................................................. 119
Lampiran- 9 Hasil Wawancara Guru ....................................................................... 122
Lampiran-10 Hasil Wawancara Siswa ..................................................................... 142
Lampiran- 11 Hasil Studi Dokumen ........................................................................ 155
Lampiran-12 Prestasi Sekolah ................................................................................ 157
Lampiran- 13 Rencana Kegiatan Sekolah ............................................................... 170
Lampiran- 14 Rencana Perangkat Pembelajaran ..................................................... 172
Lampiran- 15 Data Guru dan Staff .......................................................................... 201
Lampiran- 16 Hasil Supervisi Akademik ................................................................ 207
Lampiran- 17 Undangan Workshop ........................................................................ 210
Lampiran- 18 Sertifikat Seminar ............................................................................. 211
Lampiran-19 Data Guru Yang Melanjutkan Pasca sarjana ..................................... 212
Lampiran- 20 Output Evaluasi Kinerja Guru .......................................................... 213
Lampiran- 21 Sertifikat Pelatihan ............................................................................ 215
xiii
Lampiran- 22 Uji Referensi ..................................................................................... 217
Lampiran- 23 Biodata Penulis ................................................................................. 224
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, dunia ditandai oleh berbagai perubahan secara cepat dan
bersifat global. Pada era globalisasi ini diperlukan adanya sumber daya manusia
yang berkualitas dan berkompeten. Sumber daya manusia tersebut dihasilkan dari
kegiatan pendidikan yang bermutu dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam
memimpin dan mengembangkan sekolah.
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan
pendidikan yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan sekolah yang
dipimpinnya. Berhasil atau tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah,
sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola komponen
sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan.1 Kemampuan kemampuan
sekolah tersebut terutama dalam pengetahuan dan pemahaman tentang
manajemen dan kepemimpinan, karena tidak jarang kegagalan pendidikan dan
pembelajaran disekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang
manajemen dan kepemimpinan yang harus dilakukan.2
Sebagai orang yang memiliki tanggungjawab dan pengendali pendidikan di
sekolah, serta berpengaruh dalam menentukan kegiatan belajar mengajar di
sekolah, pemimpin harus mampu meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga
1 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, Strategi dan
Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 12-13. 2 Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013).
h.5.
2
2
kependidikan yang berada dalam lingkup sekolah agar tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan.3
Selain sangat pentingnya seorang kepala sekolah dalam pengembangan
kualitas pendidikan, salah satu unsur penting lainnya dalam penyelenggara
pendidikan adalah guru, karena guru adalah yang menciptakan proses
pembelajaran yang baik dan terarah kepada peserta didik.4 Tanpa adanya peran
guru maka proses kegiatan belajar mengajar (KBM) akan terganggu atau bahkan
tidak terlaksana. Oleh karena itu, peran guru sangat penting untuk menciptakan
keberhasilan pendidikan.
Di samping sangat pentingnya pendidikan pada saat ini justru kualitas
pendidikan bangsa ini sangat memprihatinkan, rendahnya kualitas SDM tenaga
kependidikan yang belum memenuhi harapan dalam Undang-undang No.14
Tahun 2005 pasal 8 tentang Guru dan Dosen “Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.5
Sebagaimana yang disampaikan menurut Syarifudin Yunus:
“Dari 3,9 juta guru yang ada saat ini, masih terdapat 25% guru yang belum
memenuhi syarat kualifikasi akademik, dan 52% guru belum memiliki sertifikat
profesi. Di sisi lain, seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki
standar kompetensi yang mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional”.6
Dari data tersebut ditunjukan bahwa masih banyak guru yang belum
memenuhi kualifikasi dan tersertifikasi pendidik, dan kompetensi yang dimiliki
3 Ibid., h. 27.
4 Ahmad Susanto, Op.cit, h. 117.
5 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 8 tentang Guru dan Dosen.
6 Syarifudin Yunus, “Mengkritisi Kompetensi Guru”, diakses dari http://m.detik.com ,pada
tanggal 18 Januari 2019 Pukul 14.00.
3
belum terpenuhi yang di sebutkan dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun
2005 pasal 10 tentang Guru dan Dosen, “Kompetensi Guru meliputi: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.7 Kondisi tersebut juga
terjadi di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan, masih ada guru yang belum
memenuhi kualifikasi, tersertifikasi pendidik dan kemampuan kompetensi
profesional guru masih rendah, hal ini ditemui pada guru dalam bidang studi
muatan lokal, guru yang melakukan proses kegiatan belajar mengajar belum
sesuai dengan disiplin ilmu guru atau tidak linear dengan keahliannya.8
Guru merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan dalam proses
pembelajaran di sekolah, oleh karena itu kepala sekolah seharusnya
memperhatikan dan mengembangkan profesionalisme guru, agar dalam
menjalankan tugasnya mempunyai produktivitas yang tinggi dan penuh tanggung
jawab.9 Pada dasarnya tenaga pendidik sudah memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang di peroleh dalam pendidikan pra jabatan,
namun seiring perkembangan waktu dan zaman guru dihadapkan beberapa
permasalahan yang terjadi, untuk itu perlu adanya program kegiatan yang
dilakukan sekolah untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi guru.
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah mempunyai tugas yang sangat
berat dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah, harus menyiapkan tenaga-
tenaga yang terampil dan berkualitas, untuk menjadikan tenaga pendidik yang
terampil dan berkualitas perlu adanya strategi dalam meningkatkan
profesionalisme guru. Menurut Aida dkk strategi kepala sekolah dalam
7 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 8. Op.cit.
8 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, Bapak Nursalim, 21 September 2018
pukul 15.03 WIB. 9 Muhammad Nur Hidayatullah, “Peran Kepala Madrasah dalam Mengembangkan
Profesionalisme Guru di MTS Mu’allimin Rowoseneng Kandang Temanggung”, Tesis Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. h.19
4
meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan mengadakan program kerja
seperti pelatihan, mengadakan workshop, mengadakan seminar, mengadakan
KKG (Kelompok Kerja Guru), menyediakan bahan ajar, buku referensi yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, memberikan izin guru untuk melanjutkan
kuliah dan melakukan pembinaan melalui supervisi pendidikan.10
Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesionalisme guru, kepala
sekolah di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan memberikan pelatihan-pelatihan,
mengikutsertakan guru dalam workshop, mengikutsertakan guru dalam seminar,
melakukan supervisi pendidikan, mengajurkan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dan melakukan evaluasi kinerja guru. Namun, dari
program kerja yang telah dilaksanakan belum menghasilkan guru yang
profesional, pencapaian dari program peningkatan profesionalisme guru belum
sepenuhnya teraplikasikan, karena kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk menghasilkan perubahan dalam diri guru disebabkan dengan
keterbatasan aspek penalaran dan kesadaran dari guru tersebut sehingga
pencapaian dari kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme guru ini belum
sepenuhnya meningkat dan masih dalam proses perbaikan.11
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki sejumlah tugas
dan tanggung jawab yang dalam pencapaian tujuan pendidikan sekolah. Agar
dapat menjalankan fungsinya secara optimal, kepala sekolah dituntut untuk selalu
aktif dalam menjalin hubungan kerja sama yang baik antara personal sekolah
untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien.12
Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjadikan guru
sebagai tenaga kependidikan profesional dalam membenahi pendidikannya,
10
Aida Nirwana, Murniati, Yusrizal, “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kompetensi Profesional Guru pada SD Negeri Kota Banda Aceh”, Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Vol. 4, No.2, November 2014. h. 41. 11
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, Bapak Nursalim, Op.cit., 12
Nurhusna Razali, Cut Zahri Harun, Sakdiah Ibrahim, “Strategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Profesional Guru pada SMA Negeri 1 Indrapuri Kabupaten aceh besar”, Jurnal
Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Vol. 4, No. 2,
November 2014. h. 51.
5
melaksanakan proses belajar mengajar dan pengembangan kurikulum.
Strategi kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan profesional guru sehingga keberhasilan proses belajar
mengajar disekolah dapat tercapai dengan baik.13
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan ”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan dapat diamati beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru
2. Rendahnya Kompetensi Profesionalisme Guru
3. Disiplin ilmu sebagian guru belum sesuai dengan bidang ajar
4. Rendahnya penguasaan materi guru dalam KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, luasnya
permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka perlu kirannya penulis
memfokuskan penelitian pada belum optimalnya program kerja kepala sekolah
dalam bentuk pelatihan peningkatkan profesionalisme guru dan rendahnya
kompetensi profesionalisme guru.
13
Aida Nirwana, Murniati, Yusrizal, Op.Cit,.h. 35.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang judul maka peneliti dapat rumusan masalah
sebagai berikut :
Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru
di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
Untuk menjelaskan bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan.
Manfaat
1. Manfaat Akademis
Dapat dijadikan informasi dalam pengembangan mutu pembelajaran
Meningkatkan Profesionalisme Guru di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta sebagai sarana bagi
penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian dan
penulisan karya ilmiah
2. Manfaat Praktis :
a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan rekomendasi Bagi Kepala
Sekolah atau pengelola pendidikan dalam melaksanakan tugas serta
strategi meningkatkan profesionalisme guru dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan.
b. Sebagai informasi dan masukan bagi guru untuk dapat meningkatkan
kinerja supaya lebih baik lagi.
c. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya dan para calon kepala sekolah agar dapat
7
gambaran umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan
meningkatkan profesionalisme guru.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi Kepala Sekolah
1. Pengertian Strategi
Dalam menjalankan sebuah program, dibutuhkan strategi yang tepat
untuk menjalankannya. Dengan strategi yang tepat, program yang sedang
dijalankan diharapkan dapat berjalan secara optimal dan sesuai dengan
harapan. Untuk lebih memahami tentang strategi, penulis akan memaparkan
definisi mengenai strategi dari beberapa ahli, sebagai berikut:
Iban Sofyan mendefinisikan strategi merupakan suatu perencanaan yang
cermat dari segala kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat mencapai
sasaran sesuai dengan yang diharapkan.14
Sedangkan Menurut Sedarmayanti,
strategi merupakan tindakan yang bersifat senantiasa mengikat, terus-
menerus, dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
pelanggan dimasa depan.15
Menurut Fauzi Farchan strategi adalah suatu perencanaan yang dimiliki
skala yang luas dan terintegrasi dalam rangka pencapaian misi dan tujuan
organisasi dengan menciptakan keunggulan bersaing untuk mengatasi
perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di masa datang. Strategik
manajemen sumber daya manusia menjadi suatu keharusan untuk
diterapkan perusahaan/organisasi didalam mengimbangi teknikal
manajemen sumber daya manusia sehingga sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan/organisasi sulit untuk diimitasi oleh Pesaing.16
14
Iban Sofyan, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h. 3. 15
Sedarmayanti, Manajemen Strategi, (Bandung; PT. Refika Aditama, 2014). h. 2. 16
Fauzi Farchan, “Strategi MSDM Sebuah Cara Menciptakan Kinerja Organisasi Dalam
Mencapai Keunggulan Bersaing”, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Fakultas Ekonomi Universitas
Wiralodra Indramayu, Volume. 4, Number. 1, December 2017. h. 45.
Sjarifuddin Hasan mengatakan bahwa strategi sebagai “suatu alat untuk
mencapai tujuan lembaga/organisasi yang bersifat antara lain: a) menyeluruh
(comprehensive), mencangkup seluruh aspek dalam perusahaan; b) kesatuan
(unified) seluruh bagian atau unit dalam sebuah perusahaan; c) integral
(integrated)”.17
Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana dan tindakan
untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi bisa terinspirasi lewat
kelemahan dan kekuatan lembaga/organisasi. Setiap pelaksanaan kegiatan,
sebaiknya dilakukan evaluasi agar dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
atau permasalahan-permasalah yang timbul selama kegiatan itu berlangsung.
Sehingga dapat disusun strategi untuk mengatasi kelemahan dan masalah pada
kegiatan selanjutnya serta mempertahankan kekuatan yang sudah dimiliki
dalam lembaga/organisasi.
2. Unsur-unsur Strategi
Unsur merupakan hal yang penting dalam proses manajemen strategi
untuk menciptakan tujuan lembaga/organisasi dapat tercapai. Untuk lebih
jelas, penulis akan memaparkan unsur-unsur stategi menurut beberapa ahli
sebagai berikut:
a. Formulasi Strategi
Menurut Crown Dirgantoro formulasi strategi adalah aktivitas-
aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Aktivitas-aktivitas
tersebut bisa dikelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu: a) Analisis
strategi; b) Perencanaan strategi; c) Pemilihan strategi.18
Dalam buku
Crown Dirgantoro tidak dijelaskan satu persatu mengenai ketiga
formulasi strategi tersebut. Oleh karena itu, penulis menganalisis
17
Sjarifuddin Hasan, Manajemen Strategik, (Jakarta, 2013), Cet. 1. h. 13. 18
Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik, (Jakarta, PT. Grasindo, 2004), Cet. 2. h. 82.
penjabaran tentang ketiga strategi tersebut menurut pandangan beberapa
ahli sebagai berikut:
Menurut Jusuf Udayana dalam bukunya, analisis strategi terdapat 2
macam yaitu;
“Analisis internal merupakan peninjauan peluang dan kelemahan
oraganisasi/perusahaan dalam melaksanakan tugasnya, khususnya
menyangkut sumber daya keuangan, fisik dan manusia. Sedangkan
yang dimaksud analisis eksternal menyangkut analisis kondisi-
kondisi yang terdapat di lingkungan eksternal yang dihadapi sebuah
organisasi atau perusahaan. Analisis eksternal menganalisis situasi
jarak jauh, situasi industry, dan lingkungan beroperasi perusahaan”. 19
Menurut Suyadi Prawirosentono dalam bukunya, menjelaskan
bahwa “perencanaan strategi merupakan menganalisis secara strategik
atas kekuatan dan kelemahan yang ada, selanjutnya dilihat peluang
(opportunity) yang ada dan harus diraih”.20
Selanjutnya, Menurut Musa
Hubeis dalam bukunya, “langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-
pilihan strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang
mencapai misi, sasaran dan tujuan perusahaan yang diddukung oleh
anggran dan prosedur”.21
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, sebelum
melakukan strategi, perlu adanya formula untuk menentukan strategi apa
yang digunakan agar tepat sasaran, kita perlu mengetahui apa saja
kelebihan dan kekurangan yang ada dalam organisasi/lembaga sehingga
kita dapat merencanakan serta merancang startegi yang tepat untuk
mencapai tujuan organisasi/lembaga secara optimal.
19
Jusuf Udaya, dkk, Manajemen Stratejik, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013) cet.1. h. 12. 20
Suyadi Prawirosntono dan Dewi Primasari, Manajemen Strategik & Pengambilan Keputusan
Koorporasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014). h.10. 21
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing
Organisasi, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008). h. 26.
b. Implementasi Strategi
Implementasi adalah proses merealisasikan perencanaan yang sudah
direncanakan. Abd Rahman rahim berpendapat bahwa implementasi
strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dalam
tindakannya melalui pengembanagan program, anggaran dan prosedur.22
Dalam nada yang sama, Musa Hubeis mengatakan bahwa dalam
pengimplementasian strategi perlu dilakukannya penetapan tujuan
tahunan, perumusan kebijakan, memotivasi pekerja, alokasi sumber daya
manusia serta sumber daya keuangan dan teknologi.23
Suyadi Prawirosentono dan Dewi Primasari juga mengatakan
bahwa dalam pelaksanaan atau implementasi strategi perlu adanya
pendayagunaan dan pengalokasian sumber daya manusia, peralatan, dan
dana lembaga/organisasi dengan tepat guna dan tepat sasaran. Terkhusus
sumber daya manusia yang ditugaskan menjalankan strategic
organisasi/perusahaan tersebut, serta perlu adanya pemberian reward and
punishment untuk memotivasi para sumber daya manusia agar
melaksanakan tugasnya secara optimal.24
Dalam menjalankan strategi tentunya tidak jarang muncul
permasalahan-permasalahan yang dijumpai dalam mengimplementasikan
strategi, pemimpinlah yang memotivasi staff untuk tetap fokus melakukan
tindakan strategi yang sudah terencana agar tercapainya tujuan
lembaga/organisasi tersebut. dalam implementasi strategi hal yang paling
penting adalah kualitas dari sumber daya manusia karena mereka adalah
sebagai penggerak strategi yang sudah direncanakan dengan baik. Untuk
itu, perlu adanya suatu reward and punishment untuk menciptakan
22
H. Abd. Rahman Rahim dan Enny Radjab, Manajemen Strategi, (Makassar, Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2016). h. 14 23
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Op. Cit,. h. 27. 24
Suyadi Prawirosntono dan Dewi Primasari, Op. Cit,. h. 14.
pelaksanaan manajemen strategi yang optimal sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dari kegiatan manajemen
strategi, evaluasi dilakukan dalam rangka menilai sejauh mana strategi
yang sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan
atau sebaliknya. Untuk itu penulis akan mengkaji lebih dalam evaluasi
strategi menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Menurut Musa Hubeis, evaluasi strategi merupakan proses untuk
melihat keberhasilan strategi yang telah direncanakan dan dilakukan.
Dalam proses evaluasi strategi, ada beberapa hal yang harus dilakukan
lembaga/organisasi, yaitu: meninjau kembali kelemahan dan kekuatan
yang terjadi saat ini, adanya pengukuran kemampuan kinerja apakah
sudah sesuai dengan standar yang telah ditetepkan, melakukan perbaikan-
perbaikan untuk perkembangan lembaga/organisasi.25
Suyadi Prawirosentono dan Dewi Primasari juga berpendapat
bahwa evaluasi berarti menilai hasil kerja secara keseluruhan, menilai
seluruh variabel internal dan eksternal yang mempengaruhi strategik.
Evaluasi tersebut termasuk membuat koreksi yang terjadi agar sesuai
dengan rencana strategik.26
Sedangkan menurut Mutakallin dalam jurnalnya, “Evaluasi
merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu
juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam
implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan
untuk dimulai kembali”.27
25
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Op.Cit,. h. 28. 26
Suyadi Prawirosntono dan Dewi Primasari, Op. Cit,. h. 15. 27
Mutakallim, Pengawasan, Evaluasi dan Umpan Balik Stratejik, Jurnal Filsafat Pendidikan
UIN Alauddin Makassar, Volume V, Nomor 2, Juli -Desember 2016,. h.358.
Dari penjelasan para ahli diatas, Evaluasi merupakan hal yang
sangat penting untuk keberlangsungan seuatu organisasi/lembaga, karena
menyangkut perkembangan internal dan ekternal organisasi/lembaga
selama masa beroperasi, evaluasi juga bersifat perbaikan untuk
meningkatkan kualitas seluruh komponen-komponen yang menjadi
penggerak serta pendukung operasioanal suatu organisasi/lembaga
tersebut.
Dari beberapa penjelasan para ahli diatas disimpulkan bahwa unsur-
unsur strategi ada 3 yaitu: 1) formulasi strategi, 2) implementasi strategi,
3) evaluasi strategi. Unsur strategi merupakan hal yang harus dilakukan
untuk menciptakan strategi yang berpengaruh positif dan menciptakan
perubahan pada lembaga/organisasi agar terciptanya tujuan
lembaga/oraganisasi secara optimal. Dalam menentukan formulasi
dibutuhkan pengamatan yang mendalam serta menyeluruh dan
menetapkan strategi yang akan digunakan haruslah tetap sesuai dengan
kelebihan dan kekurangan serta peluang yang ada dalam
lembaga/oraganisasi tersebut. Dalam pelaksanaan impelementasi strategi
harus sesuai dengan yang telah direncakan sebelumnya dan setelah
strategi dilakukan perlu adanya evaluasi untuk memperbaiki dan
mengembangkan lembaga/oraganisasi.
3. Jenis-jenis Strategi
Jenis-jenis strategi disini diarakan kepada strategi kepemimpinan, khususnya
kepala sekolah. berikut jenis-jenis strategi dari beberapa ahli;
a. Strategi Struktural
Juliansah Noor mengatakan struktural merupakan susunan
komponen-komponen (unit kerja) dalam organisasi yang menunjukan
adanya pembagian kerja dan fungsi yang berbeda-beda tersebut
diintegrasikan (koordinasi).28
Sondang P. Siagian juga mengatakan bahwa
dalam struktural tergambar hierarki kekuasaan dan kewenangan yang
berlaku; tergambar hubungan antara satu satuan kerja dengtan satuan-
satuan yang lainnya; memaparkan jaringan informasi; saluran
komunikasi; menggambarkan cara membagi tugas dan tanggungjawab
satuan-satuan kerja yang ada dalam organisasi tersebut.29
Menurut Djunawir Syafar, “Struktural dalam sebuah organisasi
merupakan kekuasaan tertinggi yang mencakup hak kelembagaan secara
keseluruhan di bawah naungan Rektor, Dharma Wanita Persatuan,
Dharma wanita bidang Pendidikan, manajer, sekretaris, bendahara,
kemudia Kepala Sekolah dan wakil Kepala Sekolah dan bidang-bidang
lainnya”.30
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, strategi
struktural merupakan hal yang berkaitan dengan hubungan antara tugas
dan wewenang untuk mengontrol bagaimana koordinasi yang dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Strategi Fungsional
Dalam strategi fungsional, organisasi/lembaga memiliki struktural
oraganisasi, yang dimana memiliki fungsi yang berbeda-beda serta tugas
dan tanggungjawab yang berbeda.
Muhammad Ismail berpendapat strategi fungsional berupa rencana-
rencana jangka pendek organisasi/lembaga. Strategi fungsional kerap
berupa kebijakan departemental. Sebagai contoh strategi fungsional
28
Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen Tinjauan Filosofis dan Praktis, (Jakarta: PT.
Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet.1. h. 132. 29
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2018). Cet. 12. h.
39. 30
Djunawir syafar, Birokrasi, Perilaku dan Budaya Organisasi dalam Lembaga Pendidikan
Islam Roudlotul Athfal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 2, November 2017/1439. h. 281.
bidang pemberdayaan SDM, administrasi dan keuangan, penelitian dan
pengembangan, pemasaran, operasi/produksi dan lain-lain.31
Crown Dirgantoro juga mengatakan bahwa, strategi fungsional
ditepatkan secara lebih terperinci serta memiliki lingkup yang pendek.
Pada tingkatan ini strategi yang ditetapkan memiliki tujuan, diantaranya
adalah mengkomuniasikan sasaran-sasaran jangka pendek dan melakukan
evaluasi terhadap tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai
sasaran jangka pendek, menciptakan lingkungan yang kondusif yang
mendorong tercapainya tujuan organisasi/lembaga.32
Strategi fungsional adalah upaya mewujudkan strategi kepala
sekolah berdasarkan fungsi-fungsi yang ada disekolah. Masing-masing
fungsi atau bidang yang ada disekolah merumuskan secara rinci apa yang
akan dilakukan bersama bidang/fungsi lain untuk mengimplementasikan
strategi.33
Dapat disimpulkan bahwa strategi fungsional merupakan strategi
jangka pendek yang bersifat lebih terperinci dari berbagai rangkaian
struktural, yang mempunyai tugas dan fungsinya yang berbeda namun
memiliki tujuan yang sama untuk menjadikan organisasi/lembaga tersebut
berkualitas dan diakuioleh masyarakat.
Strategi fungsional dalam dunia pendidikan juga memiliki peran
yang sama, mempunyai struktural organisasi sekolah yang memiliki tugas
dan tanggungjawab yang berbeda. Untuk itu, perlu dilakukannya
optimalisasi tugas dan tanggungjawab disetiap dimensi struktur organisasi
sekolah untuk menciptakan kualitas pendidikan.
31
Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet , Manajemen Strategis Perspektif Syariah,
(Jakarta; Khairul Baayan, 2003). h. 73. 32
Crown Dirgantoro, Op.Cit,. h. 70. 33
Yosal Iriantara, Manajemen Humas Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013). h.
78-79.
c. Strategi Transformasional
Pada dasarnya, pemimpin dalam suatu organisasi/lembaga tidak
dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/lembaga sendiri.
Pemimpin membutuhkan staff yang membantunya dalam menjalankan
operasional organisasi/lembaga tersebut. Burns dalam buku Raihani
mengatakan bahwa, strategi transformasional memberikan motif bagi para
pengikutnya untuk meraih tujuan-tujuan pemimpin dan pengikut secara
lebih efektif.34
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad juga mengatakan bahwa,
dalam strategi ini pemimpin ini menyebabkan pengikut melakukan lebih
dari yang diharapkan mereka lakukan dan pengikut itu mengetahui serta
percaya bahwa pemimpin tidak akan mengambil keuntungan dari
mereka.35
Sedangkan Avin Fadilla Helmi dan Iman Arisudana
mengatakan bahwa, tranformasional pemimpin berkaitan dengan
hubungan relasional yang digunakan akan menumbuhkan kepercayaan
bagi pengikut,yang merupakan modal bagi tumbuh dan berkembangnya
berbagi pengetahuan.36
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, Strategi
Transformasional merupakan sebuah bentuk strategi pemimpin dalam
menyemangati serta memotivasi bawahan agar bekerja secara optimal
untuk terciptanya tujuan yang ingin di capai. Strategi transformasional
juga membangkitkan pengetahuan bawahan dan semangat mereka agar
turut serta secara terus menerus berfikir kedepan dan pantang menyerah.
34
Raihani, Kepemimpinan Sekolah Transformasional, (Yogyakarta: PT. LKIS Printing
Cemerlang, 2010). h. 32 35
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kpemimpinan Kepala
Sekolah, (Bandung:Alfabeta, 2014). h. 232. 36
Avin Fadilla Helmi dan Iman Arisudana, Kepemimpinan Transformasional, Kepercayaan dan
Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi, Jurnal Psikologi Fakultas PsikologiUniversitas Gadjah Mada
Volume 36, NO. 2, Desember 2009: 95 – 105, h. 100.
Kepala sekolah sebagai seseorang yang mempengaruhi tenaga pendidik
dengan memotivasi untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
untuk lebih baik lagi dari apa yang biasa dilakukan, dengan kata lain
kepala sekolah dapat meningkatakan kepercayaan diri tenaga pendidik.
Dari uraian ketiga bentuk strategi di atas dapat dipahami bahwa, strategi
kepemimpinan diatas masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Seorang pemimpin yang menjadi penentu berhasil tidaknya
suatu lembaga/organisasi dalam memanfaatkan sumber daya manusia,
sehingga dapat menggerakan, memberdayakan dan mengarahkan sumber daya
manusia secara sungguh-sungguh agar terciptanya kualitas pencapaian SDM
yang berkualitas. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mengerti benar
dan mampu dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
4. Tujuan Strategi
Berikut ini tujuan strategi menurut para ahli antara lain:
Menurut Nanang Fattah, strategi adalah “game plan” (rencana tujuan)
manajemen untuk;
a. Menarik dan menyenangkan pelanggan
b. Menjaga posisi pasar
c. Melakukan operasional
d. Bersaing dengan sukses
e. Mencapai tujuan organisasi37
Michael A. Hitt dkk dalam bukunya juga berpendpat bahwa, tujuan
strategi adalah kekuatan-kekuatan sumber daya, kapabilitas dan kompetensi
37
Nanang Fattah, Manajemen Stratejik Berbasis Nilai, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2016). h. 70.
inti internal untuk mencapai tujuan perusahaan dalam lingkungan
persaingan.38
Sedangkan, menurut Abd. Rahman Rahim dan Enny Radjab tujuan
menajemen strategi adalah:
a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif
dan efisien
b. Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta
melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi, jika terdapat
penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
c. Senantiasa memperbaharui strategi yang dirumuskan agar sesuai
dengan perkembangan lingkungan eksternal
d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman bisnis yang ada.
e. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan
selera konsumen39
Dari pemaparan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan strategi yaitu: 1) mencapai tujuan organisasi/lembaga, 2)
mengevaluasi kinerja organisasi/lembaga agar pelaksanaannya optimal
sesuai dengan perkembangan lingkungan, 3) menarik dan menyenangkan
konsumen/pelanggan dengan memberikan inovasi sesaui dengan selera
konsumen/pelanggan, 4) senantiasa memperbaharui strategi yang
dirumuskan agar sesuai dengan situasi dan perkembangan lingkungan
ekternal organisasi/lembaga.
Strategi merupakan hal yang penting untuk menentukan rencana yang
dalam pencapaian tujuan organisasi secara optimal. Dengan adanya strategi
mampu menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan masalah dan
mengembangkan serta menciptakan kualitas sumber daya manusia dan
lembaga/organisasi.
38
Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, dan Robert E. Hoskisson, Manajemen Strategis Daya
Saing & Globalisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2001). h. 26. 39
H. Abd. Rahman Rahim dan Enny Radjab, Op.Cit,. h.6.
B. Profesionalisme Guru
1. Pengertian Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru merupakan kualitas dari suatu keahlian dalam
bidang pendidikan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang. Adapun guru
yang profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas.
Menurut Alben Ambarita, profesionalisme berasal dari kata profesi yang
berarti jabatan. Orang yang profesional adalah orang yang mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara mumpuni, baik secara konseptual
maupun aplikatif. Guru yang professional adalah guru yang memiliki
kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru.40
Menurut Supardi yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman, guru
professional yaitu 1) guru yang mempunyai komitmen pada siswa dan
proses pembelaran, 2) guru menguasai secara mendalam bahan ajar
dan cara mengajar kepada siswa, 3) guru bertanggungjawab memantau
hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, 4) guru mampu
berfikir sistematis tentang apa yang dilakukan dan belajar dari
pengalamannya, 5) guru seyogyanya merupakan bagian dari
masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.41
Menurut Aida Nirwana dalam jurnalnya, profesionalisme guru
merupakan kemampuan guru untuk melakukan tugas pokonya sebagai
pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi professional merupakan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencangkup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keimluan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.42
40
Alben Ambarita, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015),h. 158 41
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru professional, (Bandung: Refika Aditama, 2012).
Cet. 1. h. 48 42
Aida Nirwana, Murniati, Yusrizal, Op.Cit,. h. 35.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa,
Profesionalisme guru merupakan tugas mengajar yang merupakan profesi
moral. Di samping harus memiliki kedalaman ilmu pengetahuan dengan
metode-metode pengajaran yang dapat dipahami dan menyenangkan bagi
siswa sehingga dapat mendorong kreativitas siswa, serta melakukan evaluasi
terhadap hasil belajar siswa. Guru profesional tidak hanya mentransfer ilmu,
tetapi juga berbudi pekerti dan dapat menjadi contoh bagi siswa.
2. Unsur-unsur Profesionalisme Guru
Profesionalisme sangat dibutuhkah dalam penunjang kelancaran guru
dalam menjalankan tugasnya. Untuk mencapai guru yang profesional dalam
pelaksanakaannya dibutuhkan unsur-unsur yang menjadi penunjang
terciptanya profesionalisme guru. berikut ini unsur-unsur profesionalisme
menurut M. Dhofir adalah sebagai berikut:
a. Mengandung Unsur Pengabdian
Setiap orang yang mengaku menjadi pengemban dari suatu profesi
tertentu harus benar-benar yakin bahwa dirinya memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat tersebut. Setiap saat ia harus siap untuk memperlihatkan atau
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya kepada
masyarakat yang membutuhkannya.
b. Mengandung Unsur Idealisme
Dalam profesi itu tercakup pengertian pengabdian pada sesuatu
yang luhur dan idealis, seperti mengabdi untuk tegaknya keadilan,
kebenaran, meringankan beban penderitaan sesama manusia, dan
sebagainya. Dengan demikian, setiap orang yang menganggap dirinya
sebagai anggota dari suatu profesi harus benar-benar mengetahui
pengabdian apa yang akan diberikannya kepada masyarakat melalui
perangkat pengetahuan dan keterampilan khusus yang dimilikinya.
c. Mengandung Unsur Pengembangan
Setiap bidang profesi mempunyai kewajiban untuk
menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara
terus-menerus. Secara teknis profesi tidak boleh berhenti atau mandek 43
43
M. Dhofir, Karakter Guru Profesional, Jurnal STAI Salahuddin Pasuruan ,tanpa tahun.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas adalah guru merupakan sebuah
profesi yang menentukan kualitas sumber daya manusia dan masa depan
bangsa, untuk itu guru dituntut harus professional dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya. unsur-unsur profesionalisme guru merupakan hal
yang mutlak yang harus dilakukan untuk menciptakan guru yang profesional.
Seiring perkembangan waktu, zaman semakin maju guru juga dituntut untuk
terus memperbaiki kualitas dari segi ilmu maupun kepribadian, untuk itu perlu
adanya pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh seorang guru
untuk menciptakan kemajuan dan kualitas pendidikan agar terus lebih baik.
3. Prinsip Profesionalisme Guru
Guru merupakan pendidik yang sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan kegiatan belajar. Profesionalisme guru sangat dibutuhkan
dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, Profesi guru dan profesi dosen merupakan
bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai
berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas;
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja;
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajarsepanjang hayat;
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.44
44
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
Op.Cit,.
Jamil Suprihatiningrum juga berpendapat dalam rumusan yang berbeda,
yaitu; a) Komitmen tinggi, b) Tanggung jawab, c) Berfikir sistematis, guru
harus berifiki sistematis atas apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalaman, d) Penguasaan materi, e) Menjadi bagian dari masyarakat
professional, seorang professional harus aktif bersama professional lain, yang
tergabung dalam wadah organisasi atau assosiasi, f. mandiri untuk
melaksanakan tugasnya, g) Teacher Research, guru professional dituntut
untuk melakukan penelitian, h) Publication, guru dituntut untuk menulis
karya ilmiah, i) Professional Organization, guru yang aktif dalam organisasi
profesi. 45
Sedangkan Alben Ambarita menjelaskan dalam rumusan yang berbeda
pula, yaitu: a) tingkat berfikir abstrak yang tinggi, b) Komitmen, c) Tanggung
Jawab, d) melibatkan diri secara aktif mengikuti berbagai kegiatan sekolah e)
Kemandirian guru. 46
Dapat disimpukan dari beberapa pendapat para ahli, Guru merupakan
sentral dari proses pembelajaran, berhasil atau tidaknya proses pembelajaran
dilihat dari segi kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran. Guru di wajibkan memiliki komitmen,
tanggungjawab, penguasaan materi, melakukan kegiatan-kegiatan
pengembangan profesionalisme guru demi menciptakan pendidikan yang
berkualitas. mengembangkan kompetensi guru. Tanpa adanya unsur-unsur
yang telah dijelaskan diatas pada diri seorang guru, maka guru tersebut belum
memenuhi kriteria sebagai guru professional.
45
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi
Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016). Cet. III. h. 78-80. 46
Alben Ambarita, Op.Cit,. h. 159-160.
4. Tujuan Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru tidak lahir secara instan, perlu adanya kegiatan-
kegiatan yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, yang menerangkan bahwa tenaga pendidik
professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggungjawab.47
Guru merupakan ujung tombak dari pencapaian pendidikan yang
berkualitas. Jamil Suprihatiningrum, Guru dituntut untuk ikut mereformasikan
pendidikan, memanfaatkan semaksimal mungkin sumber-sumber belajar
diluar sekolah, merombak struktur hubungan guru dan siswa, menggunakan
teknologi modern dan menguasai IPTEK serta kerjasama dengan komunitas
lingkungan.48
Guru juga sebagai media langsung transfer ilmu kepada peserta didik,
menjadi salah satu faktor utama terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Ahmad Susanto juga berpendapat bahwa, terciptanya mutu pembelajaran di
sekolah dikarenakan kompetensi guru yang dimilikinya mampu dimanfaatkan
dan dikelola dengan baik.49
Terciptanya pembelajaran yang efektif dengan
melakukan proses perencanaan yang sistematis, pelaksanaan pembelajaran
dari perencanaan yang sudah memenuhi standar, dan mengevaluasi siswa,
sehingga terciptanya mutu di sekolah.
Guru yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan,
pengajaran dan pelatihan yang efektif dan efisien. Guru yang professional
47
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Op.
Cit,. 48
Jamil Suprihatiningrum, Op.Cit,. h. 74. 49
Ahmad Susanto, Op.Cit,. h. 125.
diyakini mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam
kerangka pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.50
Dengan
terciptanya mutu pelajaran disekolah yang diciptakan oleh guru, secara tidak
langsung berdampak kepada sasaran pendidikan. Mutu pendidikan akan
tercipta dari kualiatas sumber daya dan penyelenggaraan pendidikan yang
dilaksanakan secara efektif dan terkonsep dengan baik sesuai dengan
kebutuhan konsumen pendidikan.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan
profesionalisme guru yaitu: 1) melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, 2) meningkatkan sistem pendidikan,
3) terciptanya mutu pembelajaran di sekolah, 4) terciptanya mutu sekolah.
profesionalisme sangat dibutuhkan dalam terciptanya pendidikan berkualitas.
Guru memiliki tanggungjawab yang besar dalam mentransfer ilmu kepada
peserta didik. Guru di tuntut harus professional mampu merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi peserta didik dengan sebaik-baiknya dengan
memperhatikan perkembangan zaman yang semakin maju. Guru merupakan
salah satu sumber daya manusia pendidikan yang berperan penting dalam
meningkatan mutu sekolah itu sendiri yang berpengaruh secara langsung
dalam proses pembelajaran.
C. Bentuk-bentuk Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru
Kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah, memiliki tanggung jawab
terhadap kemajuan sekolah dan profesionalisme guru. Usaha kepala sekolah
untuk peningkatan kompetensi profesional guru dapat menunjang pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah memotivasi guru dalam bentuk
50
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2013) Cet ke-4. h. 41.
bimbingan, saran teguran dan dorongan dengan memberikan pemahaman kepada
guru tentang perlunya peningkatan kompetensi professionalisme guru.51
Dalam menciptakan guru yang profesional tentu diperlukan adanya
strategi untuk menjalankan program peningkatan profesionalisme guru, berikut
merupakan program peningkatan profesionalisme guru menurut beberapa ahli;
1. Program Pelatihan
Menurut Mangkuprawira dalam Mawardi, pelatihan merupakan proses
mengajarkan pengetahuan dan keterampilan dan sikap tertentu tertentu agar
pegawai semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik.52
Pelatihan berkenaan dengan proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan formal, pelalihan
juga lebih mengedepankan praktek dari pada teori.
Rusdin juga berpendapat dalam dunia pendidikan perlunya program
pelatihan berbasis kompetensi karena mengingat masih ada guru yang
masih belum memenuhi persyaratan/standar kompetensi professional
guru. program Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam kompetensi
professional memberikan berbagai jenis pelatihan dibidang penulisan
karya ilmiah, teknik transformasi informasi ilmu pengetahuan,
penguasaan software/hardware dan teknik konseling, atas dasar
pelatihan itulah para guru dapat mengembangkan kompetensinya. 53
Sedangkan, menurut Sedarmayanti pelatihan merupakan penambahan
pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap bertujuan untuk
mempersipkan pegawai yang akan segera diberi tugas mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan standar kerja yang telah ada dalam lembaga.54
51
Riza Rosita, Djailani AR, Khairuddin, “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kompetensi Profesional Guru Pada Sd Negeri Unggul Montasik”, Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana UIN Syi’ah Kumala, Volume 4, No. 1, Februari 2016. h. 134. 52
Mawardi, “Desain Pengembangan Keprofesian Guru Berkelanjutan Berbasis E-
Learning”,Jurnal Program Studi PGSD – FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 53
Rusdin, Pendidikan Dan Pelatihan Sebagai Sarana Peningkatan Kompetensi Guru Di Smp
Negeri 02 Linggang Bigung, Jurnal Administrative Reform, Vol. 5, No. 4, Desember 2017. h. 207. 54
Sedarmayanti Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Refika Aditama, 2016)
Cet.5,. h. 164.
Dapat disimpulkan bahwa program pelatihan sangatlah penting untuk
menunjang keberhasilan pendidikan, diharapkan dengan adanya pelatihan
guru mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Dalam
pelatihan tersebut lebih mengedepankan praktek dari pada teori, diharapkan
guru mampu melaksanakan program pelatihan tersebut dalam tugas dan
fungsinya sebagai guru.
2. Supervisi Akademik
Supervisi pendidikan merupakan proses pengawasan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan guru di kelas, dimaksudkan untuk mengamati
kegiatan belajar mengajar.
Menurut Ahmad susanto, “supervisi akademik merupakan kegiatan
pembinaan yang direncanakan dengan memberi bantuan teknis kepada guru
dalam melakukan proses pembelajaran atau mendukung proses pembelajaran
yang bertujua untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya sehingga terciptanya pembelajaran secara
efektif”.55
E.Mulyasa juga berpendapat, supervisi akademik adalah bantuan
professional kepada guru, melalui siklus perencanaan yang sistematis,
pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera. Tujuan
utama supervisi akademik adalah untuk meningkatkan kemampuan
professional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik.56
Sedangkan Kompri berpendapat bahwa “supervisi adalah suatu usaha
menstimulasi, mengkordinasi, membimbing secara kontinu pertumbuhan
guru-guru di sekolah baik secara individu maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran”.57
55
Ahmad Susanto, Op.Cit,. h. 221. 56
E. Mulyasa, Op.Cit,. h. 249. 57
Kompri, Manajemen Sekolah orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, (yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2015),h. 243.
Dari penjabaran para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi
merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan kepala sekolah untuk
meningktakan profesionalisme guru. kegiatan supervisi berupa kegiatan
pembinaan dalam pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan guru dalam menjalankan tanggungjawabnya yang
berkaitan dengan kompetensi mengajarnya.
3. Program Pemberdayaan Guru
Pemberdayaan guru merupakan salah satu program kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas guru, sehingga diharapkan mampu menjalankan
tugasnya secara optimal. Menurut Ahmad Susanto dalam bukunya,
Pemberdayaan guru sebagai upaya yang dilakukan untuk menggerakkan
kekuatan, tenaga, dan tanggungjawabnya dengan baik. dalam rangka
mewujudkan visi misi sekolah, untuk itu perlu adanya pemberdayaan tenaga
kependidikan secara optimal.58
Berikut merupakan bentuk program pemberdayaan guru yaitu:
a. Mengadakan Workshop, dengan diadakannya workshop diharapkan dapat
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan
kompetensi maupun kariernya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam
kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
penulisan RPP dan sebagainya.59
b. Pendidikan Pasca Sarjana, salah satu cara untuk menjadi seorang
profesional yang efektif adalah dengan masuk program pasca sarjana di
universitas terdekat, Melanjutkan pendidikan berarti upaya untuk
58
Ahmad Susanto, Op.Cit,. h. 33 59
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, Konsep, Strategi dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012). h. 136.
mempertahannkan sertifikasinya dan meningkatkan ilmu pengetahuan agar
tidak ketiggalan zaman.60
c. Seminar, pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan
publikasi ilmiah juga dapat menjadi bentuk pembinaan berkelanjutan bagi
peningkatan profesi guru. kegiatan ini memberikan peluang bagi guru
untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaiatan
dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. 61
Dapat disimpukan bahwa, pemberdayaan guru merupakan program yang
dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi professional guru,
kepala sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap guru agar
berkembang secara optimal dalam menjalankan tugasnya dan kepala sekolah
harus berusaha mendorong keterlibatan guru untuk berpartisipasi dalam setiap
kegiatan disekolah. Dalam program pemberdayaan guru kepala sekolah
biasanya melakukan adanya workshop, seminar dan memotivasi guru untuk
melanjutkan pendidikan pasca sarjana.
4. Evaluasi Kinerja Guru
Evaluasi Kinerja guru merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki
kinerja guru yang telah dilakukan selama pelaksanaan tugasnya. Menurut
Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditrnya, penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama
guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya.62
Menurut Ahmad Susanto, untuk keberhasilan kinerja perlu dilakuakn
evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameterdan
indikator yang ditetapkan dan diukur secara efektif dan efisien seperti
60
Forrest W. Parkay, Menjadi Seorang Guru, (Jakarta: PT. Indeks, 2011). h. 237 61
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Prfesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013). h. 32. 62
Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditrnya.
produktivitas, efektifitas penggunaan waktu, dana yang dipakai serta bahan
yang tidak terpakai.63
Sedangkan menurut Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto menjelaskan
evaluasi kinerja dalam pendidikan merupakan upaya sistematis untuk
mengumpulkan, menyusun, mengelola dan menafsirkan data, fakta dan
informasi yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab tenaga pendidikan
dengan menyimpulkan nilai atauperingkat kompetensi pegawai dalam satu
jenis bidang keahlian keprofesian pendidikan.64
Dapat disimpulkan dari pendapat ahli diatas bahwa, evaluasi kinerja guru
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki guru serta
memperbaiki kinerja-kinerja yang belum optimal dalam pelaksanaan tugas
dan tanggungjawab guru, hal ini sangat penting untuk mengembangkan
kemampuan guru dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Dari beberapa bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 4 program yang harus
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru yaitu: 1)
program pelatihan, 2) supervisi akademik, 3) program pemberdayaan guru
melalui: workshop, seminar dan melanjutkan pendidikan pasca sarjana, 4)
evaluasi kinerja guru. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya guru
dituntut untuk bisa menciptakan pendidikan yang bermutu dengan kemampuan
yang dimilikinya, guru professional tidak tercipta secara instan, perlu adanya
program-program penunjang yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
kompetensi professional guru, bentuk-bentuk peningkatan profesionalisme guru
bersifat secara terus-menerus, dan berkelanjutan. Seiring perkembangan zaman
dan kebutuhan konsumen pendidikan pada saat ini, guru harus terus-menerus
63
Ahmad Susanto, Op.Cit,. h. 75. 64
Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan,
(PT. Raja Grafindo, 2016),. h. 148.
mengembangkan diri agar lebih menguasai pengetahun, keterampilan, keahlian
dan wawasan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen pendidik dan memenuhi standar
pendidikan nasional yang berlaku, maka dari itu diharapkan mampu terciptanya
kualitas sekolah yang mampu mewujudkan tujuan dari pendidikan.
D. Penelitian Relevan
Untuk menghindari publikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap
penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penulusuran penelitian terdahulu,
diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti,
yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Mu’min dari Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011 dengan judul “Peranan Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDI Al-Ihsan
Bambu Apus Pamulang” Dalam penelitian ini di temukan. penelitian ini
menggunakan 2 metode, yaitu kuantitatif dan kualitatif, penelitian ini
memfokuskan pada peran kepala sekolah sebagai educator, manager,
supervisior, leader, inovator, motivator dalam meningkatkan profesionalisme
guru. Sedangkan, penelitian yanga akan penulis lakukan menggunakan
metode kualitatif dan memfokuskan penelitian pada strategi apa saja yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru.
hasil dari penelitian ini adalah secara menyeluruh peran kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zohanda Fahmi dari Universitas
Islam Negeri Sumatra Utara Medan pada tahun 2017 dengan judul “Upaya
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan
Agama Islam di Madrasah tsanawiyah Negeri Stabat” dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, penelitian ini memfokuskan pada upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru dan kendala-
kendala yang terjadi selama pelaksanaan program peningkatan
profesionalisme guru. Sama dengan yang akan penulis lakukan
menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti akan memfokuskan
penelitian pada strategi apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru. hasil dari penelitian kepala sekolah
melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan kompetensi
profesional guru.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Dewi Puspita Sari, dari Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015 dengan judul
“Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di SMPN 03 Tangerang Selatan” dalam penelitian ini
memfokuskan pada efektivitas penerapan kompetensi professional guru
dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, maka perhitungan menggunakan angka.
penelitian yang akan penulis lakukan menggunakan metode kualitatif dan
memfokuskan penelitian pada strategi apa saja yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru. hasil dari penelitian
kepala sekolah melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan
kompetensi profesional guru seperti mengadakan pelatihan,
mengikutsertakan guru dalam seminar dan workshop, menganjurkan guru
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,melakukan
supervisi pendidikan, dan melakukan evaluasi kinerja guru.
E. Kerangka Berfikir
Kepala sekolah adalah pimpinan pendidikan mempunyai peranan penting
dalam mengembangkan lembaga pendidikan. Disamping itu kepala sekolah juga
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan kualitas di
lembaga tersebut, sehingga pemimpin atau kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap kelangsungan lembaga yang dipimpinnnya termasuk bagaimana
usahanya untuk mengembangkan profesioanl guru. namun, kondisi yang terjadi
saat ini belum optimalnya kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru, rendahnya kompetensi profesionalisme guru, belum
sesuainya disiplin ilmu guru dengan bidang ajar. Adapun hasil yang diharapkan
adalah terwujudnya kemajuan serta kualitas pendidikan yang bermutu dengan
melalui guru yang professional.
Profesionalisme guru merupakan tingkat kemampuan profesional guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, sebab pendidik harus memiliki
kemampuan seperti penguasaan materi, disiplin, penguasaan dalam penyampaian
materi pembelajaran, pendidik di harapakan dapat mengembangkan metode
pembelajaran. Sesuai yang diminati oleh peserta didik untuk itu dalam
menerapkan kompetensi profesioal guru, kepala sekolah sangat berperan penting
untuk memfasilitasi semua yang menunjang profesional guru. Dengan
membandingkan kondisi nyata dengan harapan yang dijelaskan, masih terlihat
kesenjangan belum optimalnya strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru, untuk itu perlu dilakukan atau perlu
dicarikan solusi dengan menjalankan program pelatihan, supervisi akademik,
program pemberdayaan guru melalui workshop, melanjutkan pendidikan pasca
sarjana dan seminar serta evaluasi kinerja guru.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Kondisi nyata
1. Belum optimalnya kebijakan kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru
2. Rendahnya Kompetensi Profesionalisme Guru
3. Disiplin ilmu sebagian guru belum sesuai dengan bidang ajar
4. Rendahnya penguasaan materi guru dalam KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar)
Masalah
Belum optimal strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru
Strategi
Program Pelatihan, Supervisi Akademik, Program Pemberdayaan Guru,
Mengadakan Workshop, Melanjutkan Pendidikan Pasca Sarjana,
Seminar dan Evaluasi Kinerja Guru.
1.
Hasil
Profesionalisme guru yang menciptakan peningkatan mutu pendidikan.
Input
Proses
Output
F
E
E
D
B
A
C
K
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan yang berada
di Jalan Tegal Rotan Raya Sektor 9, Bintaro, Sawah Baru, Ciputat, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15413.
Tabel 3.1
Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Waktu Penelitian
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1 Observasi
pendahuluan
2 Pengesahan
proposal
3 Perbaikan bab 1, 2
dan 3
4
Penyusunan
instrumen
penelitian
5 Penyerahan izin
penelitian
6 Pengumpulan data
7 Pengolahan data
dan analisis data
8
Penyusunan
laporan hasil
penelitian
35
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
Deskriptif. Alasan pendekatan ini dipilih karena persoalan yang dimiliki
harusdijelaskan dengan kualitatif deskriptif dalam situasi, permasalahan,
fenomena-fenomena, layanan atau program yang ada, mengungkap dan
memahami bagimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru. penulis dalam penelitian ini akan menjelaskan keadaan
secara apa adanya yang terjadi di sekolah. Jadi, data-data yang telah diperoleh
penulis melalui hasil observasi, wawancara dan studi dokumen akan dituliskan
secara sistematis dalam bentuk deskriptif.
C. Sumber dan Jenis Data
Sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih dari orang-orang
yang memiliki power dan otoritas pada situasi dan bidang/obyek yang diteliti,
sehingga mampu membukakan pintu kemana saja peneliti akan melakukan
pengumpulan data.65
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian
ini adalah:
1. Kepala Sekolah
2. Wakil kepala sekolah, berfokus pada bidang akademik
3. Guru, berfokus pada 5 orang guru yang meliputi 2 dari bidang
MIPA, 2 dari bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, dan 1 dari bidang
Agama.
4. Kepala Tata Usaha
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan r&d, (Bandung: Alfabeta, 2011),h.
293.
36
5. Siswa, berfokus pada 6 orang siswa yang meliputi, XI IPS 2 orang,
XI IPA 1 orang, XII IPS 1 orang dan XII IPA 2 orang.
Jenis data yang digunakan data primer, yaitu data yang diperoleh dari
sumbernya, baik dari wawancara maupun observasi dan data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan
penelitian maupun istansi yang tekait lainnya, data–data ini diperoleh dari
berbagai tulisan atau informasi lainnya yang telah ada sebelumnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian, untuk memperoleh keakuratan data ada
beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu: observasi, wawancara
dan studi dokumen. Berikut penjelasannya:
1. Observasi
Nasution menyatakan bahwa “Observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.66
situasi sosial,
yang terdiri atas tiga komponen yaitu :
a) Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang
berlangsung.
b) Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran
tertentu.
c) Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi
sosia yang sedang berlangsung.67
Dengan metode observasi ini peneliti mengamati secara langsung
berbagai aktifitas dan kegiatan yang berlangsung serta melihat kenyataan atau
hal-hal yang berkaitan dengan gambaran umum, seperti RPP (Rencana
66
Sugiono,Ibid,. h. 226.
67 Ibid., h. 228.
37
Pelaksanaan Pembelajaran) dan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dalam
rangka untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA Negeri 10
Tangerang Selatan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi dengan orang lain, dan
bagaimana mengolah pandangan yang mungkin berbeda. Secara garis besar
ada dua macam pedoman wawancara. yaitu:
a. Wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan.
b. Wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
secara terperinci sehingga menyerupai check-list.68
Wawancara yang dilakukan peneliti dalam penelitian adalah
wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data seperti perencanaan, pelaksanaan, faktor pendukung dan
penghambat, hasil yang dicapai serta evaluasi dari bentuk-bentuk strategi
kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMAN 10
Tangerang Selatan. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara dan
pengumpulan data, penulis telah menyiapkan instrument penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis.
Dalam wawancara penulis melakukan tanya jawab dengan narasumber
yang berkaitan dengan penelitian ditujukan kepada sumber data peneliti yang
berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru.
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013), h. 270.
38
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan dapat merupakan catatan harian, profil
sekolah, peraturan dan kebijakan sekolah. Studi dokumentasi digunakan
untuk memperoleh tentang visi dan misi, tujuan sekolah, data guru, data
peserta didik, data sarana prasarana, jadwal berbagai kegiatan, relevansi
program dan dukungan masyarakat serta prestasi akademik dan non
akademik sekolah dan manfaat program kegiatan operasional sekolah.
Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian
sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data
tersebut dapat dipahami bukan saja oleh peneliti, akan tetapi oleh orang lain yang
ingin mengetahui hasil penelitian tersebut. Berikut merupakan teknik analisis
data menurut Sugiono:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi selanjutnya adalah penyajian data, dalam
penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian,
bagan, hubungan antar katagori dan sejenisnya. Yang paling sering
39
digunakan untuk penyajian data kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
3. Penarikan Kesimpulan (Verivication)
Setelah data terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir dalam
menganalisis data adalah menarik kesimpulan. Data yang terkumpul dari
hasil pengamatan, wawancara dan pemanfaatan dokumen yang berkaitan
dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru. 69
Skema 3.1 Sumber Sugiyono (2011), Komponen dalam Analisis Data (Interactive model)
69
Sugiyono, Op.Cit., h. 247-252.
Conclusions:Drawing
verifying
Data Display
Data Collection
Data Reduction
40
F. Kisi-kisi Instrumen
1. Kisi-kisi Observasi
a. Kisi-Kisi Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
No.
Aspek yang
diamati
Dimensi
Status
Keterangan Sesuai Tdk
sesuai
1. Tujuan
Pembelajaran
a. Kesesuaian tujuan
dengan indikator
pencapaian
kompetensi
b. Kata kerja
operasional yang
digunakan dapat
diamati dan diukur
2. Materi
Pembelajaran
a. Kesesuaian materi
pembelajaran dengan
kurikulum yang
berlaku (K13/KTSP)
b. Kerincian materi
belajar
c. Lampiran bahan ajar
3. Strategi
Pembelajaran
a. Model, pendekatan,
dan metode
41
pembelajaran
b. Langkah-langkah
dalam kegiatan
pembelajaran
4. Pemilihan
Media
Pembelajaran
Media pembelajaran
yang digunakan (alat
peraga, PPT, Video,
Audio, Visual)
5. Pemilihan
Sumber
Belajar
Sumber belajar yang
digunakan (Buku Teks,
Jurnal-jurnal, buku
referensi (kamus), UUD,
alat peraga)
6. Evaluasi
peserta didik
a. Kesesuaian penilaian
dengan
tujuan/indikator
b. Jenis penilaian
(tertulis/ tdk tertulis)
c. Bentuk penilaian
7. Pelaksanaan
pengayaan
dan remedial
a. Tugas individu
b. Tugas kelompok
c. Diskusi
42
b. Kisi-kisi
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Observasi KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
No Aspek Pelaksanaan
Sesuai
Tdk
sesuai
I MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar
2. melakukan kegiatan apersepsi
3.
Berdoa sebelum memulai
pelajaran
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. menujukan penguasaan materi pembelajaran
4. mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
5. menyampaikan materi dengan jelas, sesuai
dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan
6. mangaitkan materi dengan realitas kehidupan
B Pendekatan/Stategi Pembelajaran
7. melaksanakan pembelajaran sesuai Dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa
43
8. melaksanakan pembelajaran secara rutut
9. menguasai kelas
10. melaksanakan pembelajaran yang Bersifat
Kontekstual
11. melaksanakn pembelajaran Yang
memungkinkan tubuhnya kebiasaan positif
12. melaksanakan pembelajaran sesuai Dengan
alokasi waktu yang direncanakan
13.
Mengembangkan metode
pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif
dan menyenangkan.
III PENUTUP
14. Merangkum dan menyimpulkan materi
pembelajaran (melibatkan siswa dan
membimbing, memberikan umpan balik)
15. Melakukan refleksi dan tindak lanjut
(meriview konsep, evaluasi diri, beri tugas,
informasi pertemuan berikutnya).
2. Kisi-kisi wawancara
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Wawancara Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme
Guru di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Variabel Dimensi Sub Dimensi Sumber
Data
Profesionalisme
guru
1. Konsep
profesionalisme
guru
1.1 Pengertian
1.2 Karakter
1.3 Prinsip
profesionalisme
guru
Kepala
sekolah,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Tata Usaha,
Guru, siswa
44
Strategi kepala
Sekolah dalam
meningkatkan
profesionalisme
guru
1. Program Pelatihan 1.1 Perencanaan
1.2 Pelaksanaan
1.3 Faktor
pendukung dan
penghambat
1.4 Hasil yang
dicapai
1.5 Evaluasi
Kepala
sekolah,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Tata Usaha,
Guru
2. Supervisi
Akademik
2.1 Perencanaan
2.2 Pelaksanaan
2.3 Faktor pendukung
dan Penghambat
2.4 Hasil yang
dicapai
2.5 Evaluasi
Kepala
sekolah,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Tata Usaha,
Guru
3. Workshop 3.1 Perencanaan
3.2 Tujuan
3.3 Format
Pelaksanaan
3.4 Materi
3.5 Faktor pendukung
dan Penghambat
3.6 Hasil yang
dicapai
3.7 Evaluasi
Kepala
sekolah,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Tata Usaha,
Guru
4. Melanjutkan
Pendidikan Pasca
Sarjana
4.1 Kebijakan
melanjutkan
pendidikan pasca
sarjana
4.2 Tujuan
4.3 Sumber
pembiayaan
4.4 Format
pendorong
pemilihan prodi
Kepala
sekolah,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Tata Usaha,
Guru
45
5. Seminar 5.1 Perencanaan
5.2 Format
Pelaksanaan
5.3 Materi seminar
5.4 Faktor pendukung
dan Penghambat
5.5 Hasil yang
dicapai
5.6 Evaluasi
Kepala
sekolah,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Tata Usaha,
Guru
6. Evaluasi Kinerja
guru
6.1 Mekanisme
Pelaksanaan
(terbuka/tertutup)
6.2 Waktu
pelaksanaan
6.3 Bentuk
pelaksanaan
(tertulis/ lisan/
melalui ujian
praktek)
6.4 Hasil yang
dicapai
Kepala
sekolah,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Tata Usaha,
guru
3. Kisi-kisi Studi Dokumen
Tabel 3.5
Daftar Ceklis Studi Dokumen
No.
Jenis Dokumen
Objek
Status
Keterangan
Ada Tidak
Ada
1. Profil Sekolah a. Visi, Misi, Tujuan
b. Sejarah Sekolah
c. Struktur Organisasi
d. Prestasi sekolah
2. Program Kerja a. Rencana Kerja
Sekolah
b. Rencana Anggaran
Kerja Sekolah
c. Laporan
46
Pelaksanaan
Program Sekolah
d. Program Komite
e. Laporan kegiatan
Komite
f. RPP
g. Absensi
h. Notulen Rapat
3. Data Guru dan
Staf
a. Guru PNS
b. Guru bantu
sementara
c. Kepala Tata Usaha
d. Staff Tata Usaha
e. Tenaga Kebersihan
f. Petugas Keamanan
4. Data Siswa Jumlah siswa Laki-laki dan
Perempuan
5. Data sarana dan
Prasarana
a. Investasi Tanah
b. Bangunan
c. Ruang Kelas
d. Ruang Guru
e. Ruang Kepala
sekolah
f. Ruang pertemuan/
rapat
g. Ruang TU
h. Ruang UKS
i. Masjid/ Mushalla
j. Lab. Komputer
k. Lab. Bahasa
l. Lab. Ipa
m. Aula
n. Dapur
o. Kamar Mandi Guru/
karyawan
6. Bentuk strategi
peningkatan
profesionalisme
guru
a. Pelatihan
1) Proposal
kegaiatan
2) Laporan
kegiatan
pelaksanaan
b. Supervisi akademik
47
1) Laporan
pelaksanaan
kegiatan
c. Workshop
1) Proposal
kegiatan
2) Laporan
kegiatan
pelaksanaan
d. Seminar
1) Proposal
kegiatan
2) Laporan
kegiatan
pelaksanaan
e. Melanjutkan studi
pasca sarjana
1) Data guru yang
melanjutkan
pasca sarjana
f. Evaluasi kinerja
1) Laporan
pelaksanaan
kinerja guru
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
1. Profil SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Tabel 4.1 Profil SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMAN 10 KOTA TANGERANG SELATAN
2) NPSN : 20613553
3) Jenjang Pendidikan : SMA
4) Status Sekolah : Negeri
5) Alamat Sekolah : Jl. Raya Tegalrotan No.91 Bintaro Sektor 9 Ciputat
RT / RW : 3 / 7
Kode Pos : 15413
Kelurahan : Sawah Baru
Kecamatan : Kec. Ciputat
Kabupaten/Kota : Kota Tangerang Selatan
Provinsi : Prov. Banten
Negara : Indonesia
6) Posisi Geografis : -6.2819 Lintang
106.7225 Bujur
b. Data Pelengkap
1) SK Pendirian Sekolah : 421/Kep.134-Huk/2006
2) Tanggal SK Pendirian : 2006-04-26
4) SK Izin Operasional : 421/Kep.134-Huk/2006
5) Tgl SK Izin Operasional : 2006-04-26
11) Luas Tanah Milik (m2) : 7200
c. Kontak Sekolah
1) Nomor Telepon : 74862423
2) Nomor Fax : 74862423
3) Email : sman.10kotatangsel@gmail.com
4) Website : http://sman10kotatangsel.sch.id
Sumber: Profil SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
49
2. Sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
SMA Negeri 10 Ciputat didirikan pada tanggal 27 Juni 2006, dengan
Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang mengeluarkan
Nomor:421/Kep.208-Huk/2006 yang berisi tentang pendirian sekolah negeri
baru dikecamatan Ciputat. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tanggal
27 Juni 2006 sebagai hari lahirnya SMA Negeri 10 Ciputat .Sebagai sekolah
baru , tentu saja SMA Negeri 10 Ciputat belum memiliki gedung sendiri. Untuk
sementara SMA Negeri 10 Ciputat melaksanakan kegiatan Pembelajaran di
SMP PGRI 2 Ciputat yang terletak di Jalan Cendrawasih KM.4 Desa Sawah
Lama, Ciputat Tangerang 15413.
Pada tahun pertama berdiri (2006/2007) SMA Negeri 10 Ciputat
menerima siswa baru sejumlah 75 siswa yang dibagi dalam 2 rombongan
belajar, sedangkan pada tahun kedua (2007/2008) diterima sejumlah 105 siswa
yang dibagi dalam 3 rombongan belajar. Staf pengajar pada tahun pertama
banyak didatangkan dari SMA Negeri 1 Ciputat sebagai sekolah pembinanya.
Pada tanggal 8 Pebruari 2008, SMAN 5 Ciputat pindah ke gedung baru
yang terletak di Kelurahan Sawah Baru , Kampung Tegal Rotan Ciputat. Sejak
saat itu alamat SMAN 10 Ciputat mengalami perubahan yaitu : Jl Raya
Tegalrotan Bintaro Sektor 9 15413. Pada tahun pelajaran 2008/2009 SMAN 10
Ciputat menerima 111 siswa (3 kelas).
Seiring berdirinya Kota Tangerang Selatan yang memisahkan diri dari
Kabupaten Tangerang, maka bulan Juni 2009 terjadi pula perubahan nama
SMA Negeri 5 Ciputat menjadi SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, di
50
tahun pelajaran 2009/2010 SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Menerima
155 siswa (4 kelas).70
3. Visi dan Misi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
a. Visi
Visi tidak lain merupakan citra moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan dimasa mendatang. Namun demikian, visi sekolah
harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional.
“ Terwujudnya Peserta Didik Yang berwawasan Teknologi, Berahklak
Mulia, Cerdas, dan Berbudaya Lingkungan”
b. Misi
Untuk merealisasikan visi sekolah, dikembangkan misi sekolah sebagi
berikut:
1) Meningkatakan pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa
2) Menumbuhkan budaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan santun)
3) Menerapkan kedisiplinan dalam menegakkan peraturan dan tata tertib
4) Menumbuh kembangkan kepekaan sosial dan solidaritas
5) Menumbuh kembangkan budaya gemar membaca, belajar dan
meneliti
6) Menumbuh kembangkan budaya demokrasi dalam setiap aspek
kehidupan sekolah
7) Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk belajar
dan bekerja
8) Menyelenggarakan program pembelajaran berbasis ICT dan
Enterpreneur
70
Profil website SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, di akses dari http://sman10kotatangsel.sch.id pada tanggal 17 Juli 2019 Pukul 10.00 WIB.
51
9) Meneyelenggarakan program pembelajaran pengembangan bahasa
inggris, bahasa jepang
10) Menyelenggarakan program bimbingan belajar dan pemantapan materi
pembelajaran
11) Menyelenggarakan program pengembangan bimbingan penyuluhan
dan pelayanan siswa
12) Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat
13) Menjalin hubungan yang baik antara warga sekolah, stakeholder dan
masyarakat dengan semangat kekeluargaan
14) Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran
15) Mengembangkan seni budaya bangsa khususnya budaya local
(Daerah)
16) Melakukan penghematan Sumber Daya Alam (Listrik, Air dan ATK)71
71
Dokumen Buku Pedoman Tata Tertib Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
tahun 2019.
52
4. Struktur Organisasi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Berikut ini bagan struktur organisasi SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan.
Bagan 4.1 Struktur Ogranisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Sumber: Dokumen SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
Di atas merupakan bagan struktur organisasi yang bertanggungjawab
dalam kegiatan tahun ajaran 2019-2020 di SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan. Struktur ini terdiri dari kepala sekolah sebagai penangggungjawab
terhadap berjalannya kegiatan operasional sekolah. Kepala sekolah dibantu
Komite Sekolah Kepala Sekolah
Koordinator Pelaksana Tata
Usaha
Wakasek
Kurikulum
Wakasek
Kesiswaan
Wakasek Sarana
Prasarana
Wakasek Humas
Koor.
Perpustakaan
Koor. Lab
IPA
Koor.
Bahasa
Koor.
Komputer
Koor.
Lingkungan
Hidup
Koor.
Ekstrakulikuler
Guru Mata Pelajaran Koordinator BK
Koor.
BK X
Koor.
BK XI Koor.
BK XII
Siswa
53
oleh wakil bidang kurikulum, wakil bidang kesiswaan, wakil bidang Sarana
dan prasarana dan wakil bidang humas. Kepala sekolah membawahi 7
koordinator yang terdiri dari koor perpustakaan, koor lab IPA, koor Lab.
Bahasa, koor Lab.Komputer, koor lingkungan hidup, koor ekstrakulikuler,
koor BK (Bimbingan Konseling) dan guru mata pelajaran. Khusus untuk koor
BK membawahi koor BK X, koor BK XI dan koor BK XII.
5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Tenaga pendidik dan kependidikan adalah sumber daya sekolah yang
sangat berperan dalam menentukan kualitas atau mutu sekolah. Berdasarkan
hasil studi dokumen, SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan memiliki tenaga
pendidik sebanyak 38 pendidik, yang memiliki kualifikasi akademik S2
sebanyak 7 orang, yang terdiri dari S1 sebanyak 31 orang. Sedangkan, tenaga
kependidikan sebanyak 20 orang, memiliki kualifikasi akademik S1 sebanyak
10 orang, SMA sebanyak 5 orang, SMP sebanyak 4 orang dan tidak lulus SD 1
orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Tenaga Pendidik SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
No.
Tenaga Pendidik
Jumlah
1.
PNS
24
2.
HONORER
14
Total
38
Sumber: Diolah Dari Profil SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
54
Tabel 4.3 Tenaga Kependidikan SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
No.
Tenaga Kependidikan
Jumlah
1.
Tenaga Administrasi
9
2.
Tenaga Perpustakaan
1
3.
Tenaga keamanan
3
4.
Tenaga kebersihan
7
Total
20
Sumber: Diolah Dari Profil SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
6. Data Rombongan Belajar
Pada SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan jumlah rombel yang
terdaftar dalam dapodik 22 rombel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 4.4 Data Rombongan Belajar
No. Rombongan Belajar Tahun Pelajaran
2019/2020
1. Kelas X 7
2. Kelas XI 8
3. Kelas XII 7
Jumlah 22
Sumber: Profil SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
55
7. Data Peserta Didik SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Pada SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan jumlah siswa yang
terdaftar dalam dapodik 798 siswa, yang terdiri dari 383 siswa laki-laki dan 415
siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Data Peserta Didik
Tingkat
Pendidikan L P Total
Tingkat 10 140 123 263
Tingkat 11 126 156 282
Tingkat 12 117 136 253
Total 383 415 798
Sumber: Profil SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
8. Prestasi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
SMA Negeri 10Kota Tangerang Selatan memiliki prestasi yang
banyak sekali, baik dalam bidang olahraga dan kegiatan non akademik lainnya.
Prestasi yang dimiki siswa SMA Negeri 10 Kota tangerang Selatan sangat
banyak, tertuama dalam bidang olahraga sekolah ini mendapat juara di tigkat
nasional, selain itu sekolah ini juga berprestasi dalam bidang seni. Rincian
prestasi siswa SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan terlampir dalam
lampiran.
9. Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Melihat dari hasil pengamatan saya di sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan ini sudah sangat baik dan sudah tercukupi. Sekolah ini juga
sudah dilengkapi sarana dan prasarana yang modern sesuai dengan
56
perkembangan zaman. Sekolah sudah mempunyai 2 Lab.Komputer dan
tersedianya wifi untuk layanan dan internet.
Berdasarkan data profil sekolah, maka dapat dikemukakakn mengenai
sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan,
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana
No Nama Prasarana Jumlah Keterangan
1 Kantin Sekolah 1 Baik
2 Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
3 Lab. Bahasa 1 Baik
4 Lab. Komputer 2 Baik
5 Lab. Ipa 0 -
6 Lapangan Serba Guna 1 Baik
7 Perpustakaan 1 Baik
8 Ruang BP/BK 1 Baik
9 Ruang Kantor Guru 1 Baik
10 Ruang Koperasi 1 Baik
11 Ruang TU 1 Baik
12 WC Guru Laki-laki 1 Baik
13 WC Guru Perempuan 1 Baik
14 WC Siswa Laki-laki 2 Baik
15 WC Siswa Perempuan 2 Baik
16 Ruang Kelas 22 Baik
17 Aula 0 Baik
18 Dapur 1 Baik
19 Ruang Pertemuan/rapat 1 Baik
20 Musallah 1 Baik
21 Ruang UKS 1 Baik
22 Ruang Osis 1 Baik
23 Lapangan Parkir 1 Baik
24 Gudang 1 Baik
25 Komputer 22 Baik
26 Proyektor 1 Baik
Sumber: Profil SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
57
Berdasarkan data di atas dan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan memiliki sarana dan prasarana yang
sudah memadai. Sekolah sangat memfasilitasi kegiatan belajar, hal ini dapat
dilihat dari ruang kelas yang berjumlah 22 ruang yang sesuai dengan jumlah
rombongan belajar (Rombel) peserta didik.
10. Kondisi Lingkungan SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
a. Kondisi Fisik
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian tergambarkan bahwa
sekolah terdiri dari bangunan 2 lantai dilengkapi dengan fasilitas yang
cukup memadai, letak daratan sekolah cukup tinggi sehingga tidak mudah
untuk terkena musibah banjir. Di dalam lingkungan sekolah terdapat
banyak pohon-pohon hijau sehingga membuat suasana sekolah sejuk,
memperindah lingkungan sekolah dan dapat dijadikan objek/ media
belajar. Lingkungan sekolah tertata dengan rapih, bersih dan nyaman.
b. Kondisi Non Fisik
Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian tergambarkan bahwa
letak sekolah secara geografis jauh dari kendaraan angkutan umum karena
berada didalam permukiman penduduk, berada jauh dari jalan raya dan
berada di pemukimana pendudukan yang sepi dan tidak terlalu padat
sehingga dalam proses belajar mengajar (KBM) akan mudah dilakukan
karena tidak ada kebisingan banyak kendaraan.
B. Deskripsi Data dan Analisis Data
Dari hasil penelitian dengan pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi dan studi dokumen, dan selanjutnya penulis mengolah dan
mendeskripsikan data-data yang telah didapatkan di lapangan. Adapun pihak-
pihak yang diwawancarai adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
58
kurikulum, kepala tata usaha, guru IPA, guru IPS, guru Agama dan peserta didik
dari jurusan IPA dan IPS.
1. Kebijakan Tentang Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru
Kebijakan peningkatan kompetensi profesional guru memang sesuatu hal
yang perlu dilakukan mengingat tentang Undang-Undang No.14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, mengevaluasi, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal.72
Sebagai implikasi dari Undang-Undang No.14
Tahun 2005, guru harus menjalani berbagai macam proses program
peningkatan kompetensi profesional baik dalam ruang lingkup nasional maupun
ruang lingkup sekolah. Untuk itu, sekolah ini mengadakan program pelatihan,
supervisi akademik, evaluasi kinerja guru, mendelegasikan guru dalam kegiatan
workshop dan semnir dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
untuk meningkatkan profesionalisme guru agar tercapainya tujuan
pembelajaran. Sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan hak kepada guru
untuk mendapatkan fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang profesinya dan memperoleh pelatihan dan pengembangan
profesionalisme guru.73
Dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
melakukan kegiatan peningkatkan profesionalisme guru didasari dengan
Undang-undang pemerintah Republik Indonesia. Dengan kata lain sekolah
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan peraturan-peraturan yang
dilegalkan oleh Negara.
72
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Op.Cit,. 73
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,.
59
2. Profesionalisme guru yang telah dimiliki
Kompetensi guru profesional pada dasarnya mencangkup kemampuan
guru dalam menjalankan tugasnya yaitu sebagai perancang pembelajaran,
pengarah pembelajaran, pengelola pembelajaran, evaluator dan pelaksana
kurikulum. Berdasarkan hasil studi dokumen penulis, sebagian besar guru SMA
Negeri 10 Kota Tangerang Selatan berlatar belakang pendidikan, terhitung 23
orang guru berlatar belakang sarjana pendidikan (S1), 5 orang guru berlatar
belakang master pendidikan pendidikan (S2), 7 orang guru berlatar belakang
diluar pendidikan namun masih dalam ruang lingkup bidang ahlinya, dan 1
orang guru berlatar belakang diluar master pendidikan (S2). Dilihat dari segi
latar belakang pendidikan sebagian besar guru SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan mengajar dalam ruang lingkup dibidang ahlinya.
Hal ini juga dikatakan oleh Bapak Nursalim sebagai Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum bahwa,
“Guru di sekolah ini sebagaian besar mengajar sesuai dengan bidang
keahliannya, ada beberapa guru yang tidak mengajar dibidang
keahliannya seperti mata pelajaran muatan lokal, yang mencangkup
BTQ, Prakarya dan Kewirausahaan. Selain itu, Beberapa sebagian tidak
sesuai dengan bidang keahliannya. Karena memang kekurangan tenaga
pendidik dalam bidang tersebut, untuk sementara waktu guru yang
mengajar bukan dari bidang keahliannya tersebut.meskipun demikian,
tenaga pendidik (guru) mampu untuk mengajar mata pelajaran
tersebut”.74
Sebelum mengajar, tenaga pendidik (guru) SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan selalu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar
kegiatan belajar lebih terarah. Dari 5 orang guru yang penulis wawancarai,
semua pendidik sebelum mengajar membuat RPP. Dalam pelaksanaannyanya
guru selalu beracuan dengan RPP yang sudah dibuatnya sebelum memulai
74
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,.
60
pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh ibu Sri Pujiati selaku guru mata
pelajaran Matematika, mengatakan bahwa:
“sebelum melakukan pembelajaran saya pasti menyusun RPP, untuk
rencana pembelajaran yang akan kita ajarkan nanti, biasanya pembuatan
RPP 1 semester untuk sekali dan ketika nanti mau mengajar tinggal
dilihat saja dari RPP yang sudah 1 semester disesuaikan dengan tanggal
ngajar nya. Jadi, memang sudah menjadi tugas guru membuat RPP dan
untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah saya
buat sebelumnya.”75
Hal senada juga disampaikan oleh ibu Ulfiati Rahma, selaku guru mata
pelajaran Biologi yaitu, “setiap guru disini sebelum melakukan pembelajaran
perlu adanya membuat RPP yang dibuat ada yang persemester dan ada yang
langsug dibuat 1 tahun dan pada saat proses pembelajaran kita wajib membawa
RPP penggalan (separuh RPP yang akan kita ajarkan) dan melakukan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah saya buat”.76
RPP di buat harus mengacu pada kurikulum yang diterapkan yaitu
kurikulum 2013. Menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, bahwa salah satu ciri RPP yang sesuai dengan
kurikulum 2013 adalah pada proses pembelajaran terdiri atas kegiatan saintifik
(5M), yakni kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi
data, serta mengkomunikasi.77
Berdasarkan hasil studi dokumen dapat dilihat
bahwa RPP yang di buat oleh bapak Santoso sudah sesuai dengan kurikulum
2013. Di dalam perencanaan pembelajaran tersebut terdapat kegiatan
menganalisis, menerapkan, mengolah, menalar dan menyaji pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan saintifik dengan tanya jawab,
wawancara, diskusi dan bermain peran.
75
Wawancara dengan Sri Pujiati, Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, (Rabu, 17 Juli 2019) di Ruang Guru. 76
Wawancara dengan Ulfiati Rahma, Guru Mata Pelajaran Biologi SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, (Rabu, 17 Juli 2019), di Ruang Guru. 77
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
61
Selain itu, profesionalisme guru dapat dilihat dari bagaimana
penguasaaan dan penerapan metode belajar yang berbeda-beda sesuai dengan
materi yang diajarkan. Seperti yang dijelaskan oleh ibu Siti Wardah yaitu;
“Saya menggunakan metode yang berbeda-beda dan tergantung dengan materi
yang akan dibahas, biasayanya saya menggunakan metode praktek, ceramah
plus tanya jawab dan diskusi kelas dengan membentuk kelompok”.78
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Hanna Susanti Guru Mata
Pelajaran Ekonomi yang mengatakan bahwa “Saya menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi, biasanya saya menggunakan metode diskusi,
ceramah plus tanya jawab, presentasi siswa agar lebih berani menjelaskan dan
mengeksplor pengetahuan sendiri.“79
Lalu untuk menghindari kejenuhan dalam
belajar guru juga melakukan berbagai macam cara yaitu dengan melakukan
games sederhana atau ice breaking seperti yang dijelaskan oleh bapak M. Fahry
Sugali, sebagai berikut: “Biasanya agar siswa tidak jenuh, ketika mengajar saya
diselingi dengan games kecil atau ice breaking yang masih mencangkup
tentang materi pelajaran agar anak-anak semangat”.80
Hal ini juga di perkuat dari hasil pengamatan penulis dalam kegiatan
belajar mengajar mata pelajaran Geografi dengan pengajar bapak Santoso,
dalam hal ini penulis melihat bahwa bapak Santoso selaku guru SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan membuat RPP sebelum melakukan pembelajaran dan selalu
di bawa disaat mengajar dan melakukan kegiatan belajar sesuai dengan RPP
yang telah beliau buat. Beliau menggunakan metode yang berbeda-beda dalam
setiap melakukan pembelajaran, sebagian metode yang digunakan seperti
metode diskusi, ceramah plus tanya jawab dan mengilustrasikan pelajaran
78
Wawancara dengan Siti Wardah, Guru Mata Pelajaran Agama SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, (Rabu, 17 Juli 2019) di Ruang Guru. 79
Wawancara dengan Hanna Susanti, Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, (Rabu, 17 Juli 2019), di Ruang Guru. 80
Wawancara dengan Muhammad fahry Sugali, Guru Mata Pelajaran PPKN SMA Negeri 10
Kota Tangerang Selatan, (Rabu, 17 Juli 2019), di Ruang Guru.
62
dalam bentuk gambar di papan tulis sehingga siswa dapat memahaminya
dengan mudah.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas guru yang paling berperan dalam
berjalannya pembelajaran yang efektif dan mampu mencapai tujuan dari
pembelajaran tersebut. Menurut Muhammad Fajar Faturrahman siswa kelas XI
IPS mengatakan bahwa,
“Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) guru menyampaikan materi
dengan jelas, namun terkadang ada juga guru yang penjelasannya terlalu
cepat sehingga lumayan sulit untuk dipahami oleh siswa, tetapi siswa
sering kali meminta menjelaskan ulang materi yang belum dipahami oleh
siswa. Penyampaian materi yang disampaikan juga tidak terlalu monoton,
terkadang diselingi candaan-candaan kecil yang membuat suasana kelas
tidak terlalu serius dan tegang”.81
Hal ini juga dikatakan oleh Diah Ayu Ratna Wulandari, siswi kelas XI
IPA, ia mengatakan bahwa,
“Dalam mengajar guru menyampaikan materi dengan baik dan mudah
dipahami, dalam penyampaian materi guru tidak hanya menggunakan
buku teks atau jurnal, guru juga sering menggunakan alat peraga dan
video sehingga siswa dapat secara langsung melihat, mengamati dan
memahami materi yang disampaikan. Metode pembelajaran biasanya
digunakan bervariasi misalnya, guru menjelaskan materi setelah itu
dibikin kelompok untuk berdiskusi, atau sering juga melakukan
eksperimen dengan menggunakan alat-alat lab, tidak hanya itu biasanya
juga dalam belajar kita mengamati kasus dalam bentuk video atau alat
peraga. Tidak monoton dan membuat kita senang dalam belajar”.82
Hal ini diperkuat dari hasil pengamatan penulis dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) mata pelajaran Fisika dengan pengajar bapak Mukhlas, dalam
hal ini penulis melihat bahwa bapak Mukhlas selaku guru SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan, menggunakan metode diskusi dan di presentasikan oleh
perwakilan kelompok dan dilanjutkan tanya jawab dengan siswa. Sebelum
81
Wawancara dengan Muhammad Fajar Faturrahman, Siswa SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, (Kamis, 3 Juli 2019), di Halaman Sekolah. 82
Wawancara dengan Diah Ayu Ratnawulandari, Siswi SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, (Kamis, 3 Juli 2019) di Halaman Sekolah.
63
melakukan diskusi kelompok bapak Mukhlas memberikan sedikit penjelasan
kepada siswa. Dalam waktu siswa berdiskusi, bapak Mukhlas memantau dan
mendatangi masing-masing kelompok untuk memastikan apakah mereka
mengerti terhadap apa yang didiskusikan, dan di akhir pelajaran memberikan
kesimpulan dari materi yang dibahas.
Guru SMAN 10 Kota Tangerang Selatan tidak hanya melakukan
evaluasi pembelajaran di akhir pertemuan dalam jangka waktu per minggu, per
bulan dan di akhir pembelajaran. Evaluasi dilakukan dengan tujuan agar guru
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Kemudian bagi siswa yang nilainya belum mencukupi standar KKM akan
diberikan remedial. Hal ini seperti yang disampaikan oleh ibu Sri Pujiati,
“Kalau evalausi pembelajaran siswa disetiap minggu biasanya saya
memberikan memberikan PR (Pekerjaan Rumah), latihan soal,
mengadakan ulangan harian dalam jangka waktu biasanya seminggu,
per 2 minggu, sebulan, per 3 bulan biasanya di isi dengan evaluasi
pembelajaran dengan itu, dan ketika diakhir pemebalajaran/akhir
semester dan ada nilai siswa belum mencapai target KKM diadakan
remedial.”83
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa, guru SMA Negeri 10
Kota Tangerang Selatan secara garis besar dari latar belakang pendidikan S1,
mengajar sesuai dengan bidang ahlinya. Sebelum melaksanakan
pembelajaranpun di wajibkan untuk membuat RPP agar pembelajaran terstrukr
dan terarah maksud dan tujuannya. Metode yang digunakan pun dalam belajar
bervariasi dan berbeda-beda tidak monoton dan dapat mengurangi rasa jenuh
pada siswa. Guru menjelaskan materi pelajaran pun mudah dipahami dan
dimengerti oleh para siswa.
83
Wawancara dengan Sri Pujiati, Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit
64
3. Bentuk-bentuk Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi
Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru tidak instan terbentuk dalam diri seorang guru,
perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan profesionalisme guru,
untuk itu sekolah melakukan program-program dalam rangka meningkatkan
profesionalisme guru.
SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan melakukan program-program
peningkatan profesionalisme guru yang dilakukan di sekolah seperti: program
pelatihan yang dilakukan sekolah dan di luar sekolah, supervisi akademik,
mengikutsertakan guru dalam kegiatan seminar dan workshop pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah atau dari instansi lainnya, anjuran untuk
melanjutkan pendidikan pasca sarjana dan evaluasi kinerja guru.
a. Pelatihan
SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan memiliki program-
program dalam peningkatan profesionalisme guru yang sudah dijalankan
oleh sekolah, salah satunya adalah pelatihan-pelatihan yang di harapakan
mampu memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas untuk para
guru. Menurut Bapak Nursalim, selaku Waka Bidang Kurikulum
mengatakan bahwa,
“Program pelatihan dalam meningkatkan profesionalisme guru
dilakukan dalam beberapa penyelenggaraan, yaitu: Dinas
Pendidikan dan tingkat sekolah dalam pelatihan yang diadakan
sekolah seperti upaya meningkatkan guru dalam pemahaman
kurikulum yang sedang dijalankan sekolah mencangkup membuat
RPP, Soal-soal latihan dan ujian siswa, Penilaian hasil belajar siswa
dan menyampaikan laporan dengan secara digital menggunakan
sistem berbasis komputer.”.84
84
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,.
65
Dengan nada yang sama, hal ini juga disampaikan oleh ibu Sri
Pujiati selaku Guru Mata Pelajaran Matematika bahwa, “yang saya tahu
ada pelatihan-pelatihan seperti kurikulum 2013, pelatihan pengenalan alat
labolaturium, pelatihan penyusunan RPP 2013”85
Dalam ilmu manajemen sebelum melakukan kegiatan sekolah
tentunya ada perencanaan sebagai pedoman atau acuan dasar dalam
melaksanakan kegiatan. hal ini juga dilakukan oleh SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan sebelum melakukan perencanaan. Seperti yang dikatan
oleh bapak Ahmad Nana Mahmur sebagai Kepala Sekolah, “Sebelum
melakukan kegiatan kita perlu mengetahui apa saja yang dibutuhkan guru
untuk melakukan tugasnya, disusun panitia kecil yang dinaungi oleh saya
untuk melaksanakan kegiatan tersebut”.86
Hal ini juga diperkuat oleh bapak Nursalim yang mengatakan bahwa,
” Sebelum melakukan kegiatan pelatihan dilakukan adanya analisis
kebutuhan yang guru butuhkan, misalnya penerapan kurikum 2013
yang beberapa tahun belakangan ini baru diterapkan dan masih baru,
perlu pengetahuan yang lebih banyak untuk guru dalam beradaptasi
dan melaksanakan kurikulum 2013 untuk iu kita perlu mengadakan
pelatihan tentang kurikulum 2013. Setelah itu dibentuk sebuah panitia
untuk mengurusi atau melengkapi hal-hal yang akan dibutuhkan dalam
kegiatan tersebut dan setelah kegiatan berakhir perlu adanya evaluasi
kegiatan untuk meningkatkan kegiatan selanjutnya”.87
Untuk mewujudkan kegiatan yang sesuai dengan apa yang
diharapkan perlu adanya perencanaan yang matang dan sistematis, agar
terwujudnya hal tersebut sebelum melakukan kegiatan perencanaan
dituangkan dalam proposal kegiatan sebagai bentuk rancangan kerja dan
85
Wawancara dengan Ulfiati Rahma, Guru Mata Pelajaran Biologi SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,. 86
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Rabu 7 Agustus 2019, Ruang Kepala Sekolah. 87
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Loc.Cit,.
66
membantu kegiatan agar berjalan efisien. Dalam suatu kegiatan selain
perencanaan juga perlu dibuat proposal kegiatan sebagai bentuk pedoman
kegiatan secara tertulis agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang sudah
direncanakan. SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan memang
melakukan suatu proses perencanaan dalam melakukan kegiatan tersebut,
namun yang belum terpenuhi di sekolah adalah pihak penyelenggara tidak
membuat proposal kegiatan sebagai bentuk pedoman secara tertulis untuk
dijadikan acuan dalam menjalankan kegiatan tersebut.
Setelah melakukan perencanaan rangkaian kegiatan selanjutnya
adalah pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan dilakukan di sekolah dengan
memanfaatkan fasilitas sekolah yang ada. tingkat kefektifannya
pelaksanaan pelatihan–pelatihan guru dalam rangka meningkatkan
profesionalisme guru di SMAN 10 Tangerang Selatan sangat efektif dan
berpengaruh bagi bagi perkembangan pengetahuan guru.
Berdasarkan hasil studi dokumenyang telah dilakukan, menunjukan
bahwa salah seorang guru mengikuti kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, dengan materi
pelatihan Implementasi Pendidikan Karakter dan Penilaian Kurikulum
2013 Revisi 2018 dan Pembutan Soal HOTS Berbasis Online yang
diselenggarakan pada tanggal 14,15, 22 September 2018 dengan waktu 33
jam. Hal ini terbukti salah seorang guru memiliki sertifikat kegiatan
tersebut, sebagaimana terbukti dengan adanya foto sertifikat kegiatan
tersebut terlampir dalam lampiran.
Pelatihan-pelatihan yang sudah dilaksanakan tentu saja agar
terwujudnya kualitas SDM yang mumpuni, baik dalam pengetahuan
maupun skill (kemampuan) dan penentuan sikap setelah melakukan
pelatihan. Pelatihan diharapkan mampu memberikan manfaat bagi guru
dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini dikatakan oleh
67
ibu Sri Pujiati sebagai guru mata pelajaran Matematika bahwa, “Menurut
saya sejauh ini sudah berjalan efektif, program-program yang
diselenggarakan sangat berguna, dengan adanya program-program tersebut
dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan saya dalam mengajar
dan saya bisa mengikuti seiring perkembangan zaman tentang pendidikan
yang up to date saat ini”. 88
Hal serupa juga dikatakan oleh bapak Fahry Sugali sebagai guru mata
pelajaran PPKN, mengatakan bahwa, “sudah berjalan efektif dan sangat
berpengaruh khususnya bagi saya yang masih sebagai guru pemula sangat
membantu sekali, sehingga membuat saya tidak kesulitan dalam membuat
RPP, dan menghadapi siswa dan terbantu dari pengetahuan-pengetahuan
yang terdapat dalam pelatihan tersebut”.89
Setelah kegitan itu berlangsung perlu adanya evaluasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan kegiatan yang akan diadakan selanjutnya
agar berjalan lebih baik dari yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan ini
sekolah melakukan kegiatan evaluasi dari kegiatan-kegiatan pelatihan
tersebut. hal ini dikatakan oleh Bapak Ahmad Nana Mahmur sebagai
kepala sekolah, “Sesudah melakukan kegiatan tersebut ada yang namanya
evaluasi dimana evaluasi ini memperbaiki hal yang belum baik dan
meningkatkan sesuatu yang kurang dari kegiatan yang sudah dilakukan
tersebut”.90
Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebelum
melakukan kegiatan tersebut sekolah melakukan perencanaan sesuai
dengan kebutuhan guru saat ini, namun sekolah tidak membuat proposal
88
Wawancara dengan Sri Pujiati, Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit 89
Wawancara dengan Muhammad Fahry Sugali, Guru Mata Pelajaran PPKN SMA Negeri 10
Kota Tangerang Selatan, Op.Cit,. 90
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
68
kegiatan sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelatihan. Dalam
pelaksanaannya menggunakan fasilitas-fasilitas sekolah yang ada. pelatihan
yang telah dilakukan sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan
pengetahuan serta wawasan yang lebih luas bagi guru agar terciptanya
tujuan pendidikan. Setelah dilakukan pelaksanannya untuk meningkatkan
dan memperbaiki pelatihan-pelatihan tersebut diadakannya evaluasi.
b. Supervisi Akademik
Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik,
kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
Sebelum melakukan kegiatan supervisi perlu adanya rencana atau
jadwal supervisi yang akan dilakukan secara berkala. Dalam merencanakan
supervisi akademik, sekolah melakukan supervisi akademik 6 bulan sekali
untuk guru. seperti yang dijelaskan oleh bapak Ahmad Nana “Rencananya
dilakukan setiap 6 bulan sekali bagi 1 guru, namun pelaksanaan nya tidak
menentu, misalnya bulan ini guru siapa berapa orang yang akan di
supervisi dan kegiatannya berkala tidak 1 hari secara keseluruhan guru
karena mengingat dari banyak nya guru dan waktu yang tersedia juga tidak
banyak jadi dilakukan secara berkala”.91
Dalam melakukan supervisi akademik kepala sekolah mendorong guru
untuk kreatif dan inovatif, dibantu oleh Wakil-wakil Kepala Sekolah agar
pelaksanaannya berjalan efektif dan memberikan dampak positif terhadap
guru. Hal ini dikatakan oleh Bapak Ahmad Nana sebagai kepala sekolah
mengatakan bahwa,
91
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Ibid,.
69
“Dalam pelaksanaannya, saya dibantu oleh wakil-wakil saya untuk
mensupervisi guru-guru di sekolah ini, saya melakukan supervisi melalui
CCTV atau langsung datang ke kelas”.92
Hal ini diperkuat oleh Bapak Nursalim sebagai wakil kepala sekolah
bidang kurikulum mengatakan,
“Dalam pelaksanaan supervisi akademik sekolah selama ini berjalan
baik, sekarang juga jauh lebih mudah dengan adanya teknologi cctv,
bisa dipantau melalui cctv lebih mudah dan praktis serta tidak
menggunakan tenaga yang banyak untuk melakukan supervis. Namun,
saya juga melakukan supervisi secara langsung karna bisa berinteraksi
langsung bersama guru dan siswa di kelas dalam kegiatan KBM”.93
Dalam pelaksanaan supervisi akademik sudah berjalan secara efektif
dan bermanfaat bagi para guru. Hal ini di katakan oleh Ibu Sri Pujiati selaku
sebagai guru mata pelajaran Matematika, “Supervisi akademik dilakukan
dalam jangka waktu per 1 semester sekali, Sejauh ini supervisi yang sudah
dilakukan berjalan efektif, supervisi yang dilakukan memberikan dampak
yang sangat positif, dapat membantu saya memperbaiki cara mengajar dan
membantu guru dalam mengajar”.94
Hal ini diperkuat dari hasil studi dokumen, dilihat dari data hasil
supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan dibantu oleh
wakil-wakil kepala sekolah, ditemukan bahwa dari 37 guru yang di supervisi
yang terdiri dari 10 orang guru dinyatakan baik dan 27 guru dinyatakan amat
baik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini menyatakan bahwa supervisi
yang dilakukan kepala sekolah berjalan baik.
Setelah melakukan kegiatan supervisi pendidikan dilakukan kegiatan
evaluasi yang hanya melibatkan kepala sekolah dan wakasek yang
92
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Loc.Cit,. 93
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,. 94
Wawancara dengan Sri Pujiati, Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit
70
membantunya. Hal ini dikatakan oleh bapak Ahmad Nana sebagai kepala
sekolah, “Dalam evaluasi supervisi disetiap selesai menjalankan kegiatan
tersebut, saya dan wakil-wakil saya yang membantu, mengadakan briefing
melaporkan dari apa yang supervisi, ketika ada guru yang kurang dalam
pelaksanaan KBM maka dilakukan pembimbingan atau pengarahan untuk
memperbaiki sesuatu hal yang belum tepat dalam mengajar”.95
Dapat disimpulkan bahwa supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dilakukan sekali dalam 1 semester bagi setiap guru. Kepala sekolah
dibantu oleh wakil-wakilnya untuk mensupervisi guru. kegiatan supervisi
guru dilakukan melalui memantau CCTV dan melakukan kunjungan kelas.
kegiatan supervisi tersebut berdampak positif terhadap guru-guru, hasil dari
kegiatan supervisi sangat baik dilihat dari data umpan balik kegiatan supervisi
kepala sekolah. Setelah melakukan supervisi dilakukan evaluasi atau briefing
yang dihadiri kepala sekolah dan wakil-wakil kepala sekolah yang membantu
keberlangsungan kegiatan supervisi tersebut.
c. Pemberdayaan Guru
Pemberdayaan guru merupakan suatu proses memberikan kemampuan
kemampuan agar mampu memberikan pertimbangan terkait baik atau
tidaknya cara mengajar, kemudian mampu mengambil keputusan sendiri
untuk menyelesaikan permasalahan mengajar yang dihadapinya sehingga
bisa bekerja dengan kinerja yang lebih baik lagi. Untuk itu kepala sekolah
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan melakukan sebagai berikut;
1) Mengikutsertakan guru dalam Workshop
Inisiatif dan kreatifitas yang mengarah kepada perkembangan
dan kemajuan sekolah adalah tugas dan tanggungjawab seorang kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, karena guru yang
berperan langsung dalam keberhasilan suatu pembelajaran dikelas.
95
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
71
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru,
sekolah melakukan beberapa kegiatan, salah satunya adalah
mengikutsertakan guru dalam workshop, sebagaimana di ungkapkan
oleh Ahmad Nana sebagai kepala sekolah, bahwa: “Tergantung dari
tema workshop itu apa, misalnya tema workshop tentang IPS yang
didelegasikan ya guru IPS, tema workshop tentang pendidikan
keagamaan yang didelegasikan guru agama”.96
Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa sekolah
telah mengirim guru untuk mengikuti kegiatan workshop sebagai
bentuk untuk meningkatkan profesionalisme guru dan guru yang diutus
sesuai dengan tema yang diangkat dari penyelenggara workshop.
Hasil studi dokumen yang dilakukan, menunjukan salah satu
undangan workshop yang ditunjukkan salah satu guru untuk mengikuti
acara workshop yang diselenggarakan Dinas Pendidikan san
Kebudayaan Provinsi Banten dengan materi workshop Penilaian
Kinerja Guru (PKG) dan Mengisi DUPAK untuk Guru Bimbingan dan
Konseling. Hal ini terbukti dari undangan workshop terlampir dalam
lampiran.
Dalam pelaksanaan kegiatan workshop yang pernah diikuti oleh
guru-guru SMAN 10 Tangerang Selatan sudah berjalan efektif dan
sangat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan guru. hal ini
dijelaskan oleh Ibu Ulfiati Rahma mengatakan bahwa, “Selama yang
saya ikuti sudah berjalan sangat baik, sangat bermanfaat bagi saya
untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar”.97
96
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan,Ibid,. 97
Wawancara dengan Ulfiati rahma, Guru Mata Pelajaran Biologi SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
72
Hal ini juga dikatakan oleh Ibu Siti wardah, “Menurut saya
workshop yang pernah saya lakukan sudah berjalan efektif dan sangat
berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan bisa mengembangkan
pengetahuan yang sudah saya tahu”.98
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, guru-guru
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan sering mengikuti kegiatan worshop
sebagai perwakilan sekolah yang sesuai dengan bidang ahlinya dan
sudah berjalan sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan guru. Kegiatan jadwal workshop tersendiri tidak ada jadwal
rutin dalam pelaksanaannya, kegiatan ini tidak menentu, jadi tergantung
pihak yang menyelenggarakannya.
2) Mengikutsertakan guru dalam seminar
Mengikutsertakan guru dalam seminar juga sebagai bentuk
kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru,. kegiatan ini memberikan peluang kepada guru
dalam berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan
dengan hal-hal terkini yang ter update. Seminar biasanya diadakan
untuk membahas suatu masalah secara ilmiah, dan peserta yang
berpartisipasi adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
Dalam pelaksanaan seminar ini tidak jauh beda dengan
pelaksanaan workshop, karena memang sekolah hanya mendapatkan
undangan kegiatan seminar dan sekolah hanya bertanggugjawab untuk
mendelegasikan guru-guru dengan jumlah yang sudah ditentukan
sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti seminar. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Bapak Nursalim, mengatakan bahwa: “sama saja
seperti workshop untuk pendelegasian sesuai dengan tema yang
98
Wawancara dengan Siti Wardah, Guru Mata Pelajaran Agama SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
73
diangkat sesuai dengan bidang ahli guru”.99
Hal ini juga diperkuat oleh
bapak Ahmad Nana sebagai kepala sekolah, “Seperti halnya workshop,
sesuai dengan tema yang diangkat dari kegiatan seminar tersebut”.100
Materi yang disampaikan dalam kegiatan seminar tergantung
dari tema dalam seminar tersebut. baik sekolah atau guru tidak bisa
merekomendasikan tema yang akan dibahas. Dalam pelaksanaan
seminar tentu saja memiliki dampak positif bagi para guru, hal ini
dijelaskan oleh Ibu Hanna Susanti sebagai guru mata pelajaran
ekonomi mengatakan bahwa, “Beberapa kali saya ikut seminar
berjalan efektif dan bermanfaat bagi saya untuk memperdalam ilmu
pengetahuan yang saya miliki dan bisa menerapkannya dalam tugas
saya sebagai guru.”101
Berdasarkan hasil studi dokumen, salah satu guru memiliki
sertifikat seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan materi seminar Pendidik di Era
Kemajuan Teknologi. Seritifikat seminar tersebut terlampir dalam
lampiran.
Dalam nada yang sama Ibu Sri Pujiati sebagai guru mata
pelajaran Matematika mengatakan bahwa, “Saya juga beberapa kali
sering mengikuti seminar sebagai pendelegasian dari sekolah, sejauh
ini seminar yang saya ikuti sudah berjalan efektif dan sangat
berpengaruh positif dari diri saya sendiri, menambah wawasan dan
pengetahuan baru”.102
99
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,. 100
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,. 101
Wawancara dengan Hanna Susanti, Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,. 102
Wawancara dengan Sri Pujiati, Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
74
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa
narasumber, dapat disimpulkan bahwa kegiatan seminar membantu
dalam meningkatkan profesionalisme guru menambah pengetahuan
guru terkait hal-hal yang sedang berkembang pada masa nya atau lebih
up to date. Pelaksanaannya tidak menentu dan tidak semua guru di
delegasikan dalam acar seminar tersebut.
3) Melanjutkan pendidikan pasca sarjana
Dorongan kepala sekolah terhadap guru sangatlah berarti, jika
diperhatikan oleh kepala sekolah, hal ini akan mendorong semangat
mereka akan bertambah dan sebaliknya jika kepala sekolah acuh tak
acuh terhadap guru, maka guru akan kurang semangat karena tidak ada
dorongan dan dukungan dari kepala sekolah.
Kepala sekolah SMAN 10 Tangerang Selatan menganjurkan
guru untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana atau jenjang yang
lebih tinggi lagi guna meningkatkan pengetahuandan keterampilannya
dalam belajar mengajar. Hal ini dtegaskan oleh bapak Ahmad Nana
sebagai kepala sekolah, “Sebenarnya melanjutkan pendidikan pasca
sarjana atau kejenjang yang lebih tinggi lagi, bukan lagi merupakan
anjuran yang hanya dari sekolah saja, dari pemeritah pun sudah ada
anjuran seperti itu untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam
menjalankan tugasnya”. 103
Hal yang sama dikatakan oleh bapak Nursalim, mengatakan
bahwa:
“Disini ada himbauan untuk melanjutkan pendidikan, menurut
saya sangat bagus, untuk meningkatan kualitas guru dalam
mengajar, menambah wawasan yang lebih luas dan dapat
memperdalam materi yang akan diajarkan dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Di sekolah ini ada beberapa guru yang
103
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
75
sedang melanjutkan pendidikan/ studinya dalam rangka
meningkatkan kualitas guru dan untuk kenaikan pangkat
juga”.104
Dengan nada yang sama dijelaskan oleh Muhammad Fahry Sugali,
mengatakan bahwa:
“Disini sangat dianjurkan untuk guru-guru disini melanjutkan
jenjang ke S2, untuk menambah wawasan guru. ada beberapa
guru yang sedang melanjutkan S2 disini tetapi belum banyak
karena mungkin banyak faktor yang menyebabkan guru
melanjutkan pendidikan S2 mengingat dengan situasi dan
kondisi guru tersebut, contohnya mungkin seperti biaya untuk
melanjutkan pendidikan S2”.
Hal ini juga diperkuat dari hasil studi dokumen yang telah dilakukan,
dari 38 guru SMAN 10 Kota Tangerang Selatan terdapat 7 orang guru yang
sudah selesai menempuh pendidikan S2 dan 3 orang guru sedang
menempuh pendidikan s2. Sedangkan 28 orang guru memiliki pendidikan
terakhir S1.
Dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pasti
membutuhkan biaya, untuk itu biaya melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi sepenuhnya ditanggung oleh guru itu sendiri, tidak ada
dukungan anggaran apapun dari sekolah. Seperti yang dikatakan oleh
bapak Ahmad Nana sebagai Kepala sekolah, “Kalau untuk pembiayaan itu
menggunakan biaya dari pribadi guru yang sedang melanjutkan pendidikan
tersebut, tidak anggaran untuk itu.” 105
Dalam mengambil jurusan untuk melanjurkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi lagi, dianjurkan untuk memilih jurusan yang sesuai
dengan bidang pendidikan sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh bapak
Ahmad Nana sebagai Kepala sekolah, “Sekolah menganjurkan untuk
104
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Loc.Cit,. 105
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
76
melanjutkan pendidikan sesuai dengan bidangnya atau selinear, misalnya
guru Matematika melanjutkan pedidikannya dalam bidang Matematika.
Namun keputusannya tergantung pada guru tersebut, mau melanjutkan
pendidikan dalam bidang apa”.106
Dari pemaraparan tersebut dapat disimpulkan bahwa SMAN 10
Kota Tangerang Selatan sangat menganjurkan guru untuk melanjutkan
pedidikan yang lebih tinggi lagi untuk meningkatkan pengetahuan guru
dalam menjalankan tugasnya. Hal ini hanya berupa himbauan bagi para
guru, dan diharapkan untuk memilih jurusan yang sesuai dengan bidang
pendidikan sebelumnya. Namun, hak dan wewenang penuh seluruhnya
tergantung bagaimana guru tersebut.
d. Evaluasi Kinerja Guru
Evaluasi kinerja guru merupakan salah satu program kegiatan
dalam meningkatkan profesionalisme guru. evaluasi kinerja guru adalah
bentuk tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan guru. Evaluasi guru dilakukan
dalam bentuk lisan dan tertulis. Evaluasi kinerja guru secara tertulis
merupakan penilaian guru yang dinilai dalam bentuk angka dan aspek
penilaiannya berupa kompetensi guru yaitu; kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Sedangkan evaluasi kinerja guru dalam bentuk lisan adalah evaluasi yang
dilakukan berkala, dalam bentuk rapat/briefing untuk mengetahaui
sejauhmana kinerja yang telah dilakukan guru apakah butuh arahan,
perbaikan atau butuh peningkatan untuk menjadikan guru yang lebih baik
lagi dalam menjalankan tugasnya.
106
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Ibid,.
77
Evaluasi kinerja guru merupakan salah satu program yang
dilakukan SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan dalam meningkatakan
profesionalisme guru. Bentuk evaluasi berupa rapat besar supervisi dan
briefieng. Dilakukan secara berkala dalam jangka waktu 2 minggu, 1 bulan,
dan per3 bulan biasanya diisi dengan briefing dan untuk rapat besar
dilakukan dalam jangka waktu 1 kali selama 1 semester. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Bapak Nursalim yaitu, “Dilakukan tidak hanya sekali,
Per 2 minggu, perbulan, per 3 bulan, dan per 6 bulan/ persemester”.107
Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja guru berbentuk tulis dan
tulisan. Sebagaimana juga dikatakan oleh Bapak Ahmad Nana, sebagai
berikut:
“Bentuk evaluasi ada yang tertulis dan tidak tertulis, untuk evaluasi
tertulis dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun berupa nilai/ angka
selama guru menjalankan tugasnya tersebut. dan untuk bentuk lisan
biasaya setiap 2 minggu, per 1 bulan, per 3 bulan diadakan briefing
untuk mengetahui perkembangan guru dan per 6 bulan diadakan
rapat besar bersama guru-guru untuk mengetahui sejauhmana
keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnyaserta memecahkan
masalah-masalah yang dialami guru”.108
Dalam nada yang sama bapak Nursalim, menjelaskan sebagai
berikut:
“Dalam mengevaluasi kinerja guru, yang pertama kami melihat dari
bentuk tertulis dilihat dari sejauhmana guru membuat RPP dan
melaksanakan kegiatan dari RPP yang telah dibuatnya. Kami juga
mengevaluasi guru dalam mengajar dilihat dari kegiatan supervisi
akademik yang kepala sekolah lakukan apakah ada yang perlu
diperbaiki atau perlu ditingkatkan dari kegiatan tersebut dan aspek
penilaian lainnya. Yang ke 2 kami juga mengevaluasi kinerja guru
dari bentuk lisan, mendengarkan hal-hal yang menjadi penghambat
atau bahkan mendengerkan masalah yang terjadi selama proses
107
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,. 108
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
78
mengajar dan memberikan solusi terbaik untuk memecahkan hal-hal
tersebut secara musyawarah”.109
Dalam nada yang sama Sri Pujiati menjelaskan bahwa,
“Dalam evaluasi kinerja guru tidak hanya dilakukan sekali, dalam
jangka waktu 2 minggu sekali, perbulan, per 3 bulan dan per
semester. Dalam 2 minggu, perbulan dan per 3 bulan, biasanya
diadakan briefing tentang kondisi kelas seperti apa dan bagaimana,
membicarakan perkembangan peserta didik dan kinerja guru, dan
dalam jangka waktu 1 semester diadakan rapat besar guru-guru
untuk membahas tentang masalah-masalah dan perkembangan yang
terjadi pada guru dan siswa”.110
Dari hasil studi dokumen, nilai rata-rata evaluasi kinerja guru
adalah 86.75. Nilai tertinggi ditunjukkan oleh guru nomor 01 dengan hasil
akhir 90.00 dari 9 guru lainnya. Aspek penilaian tertinggi adalah sasaran
kerja karyawan dengan nilai rata-rata 87.7 dan aspek penilaian terendah
adalah komitmen dengan nilai rata-rata 83.7. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja guru SMAN 10 Kota tangerang selatan sudah baik dengan
terwujudnya tujuan dan sasaran kerja guru. Untuk lebih jelas berikut adalah
hasil rekapitulasi sampel 10 guru SMAN 10 Kota Tangerang Selatan:
109
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,. 110
Wawancara dengan Sri Pujiati, Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
79
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja guru
No. Aspek
penilaian
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 Rata-
rata
1. Sasaran kerja
karyawan
94.00
x
60%
90.00
x
60%
88.00
x
60%
87.00
x
60%
85.00
x
60%
88.00
x
60%
83.00
x
60%
87.00
x
60%
89.00
x
60%
86.00
x
60%
87.7
Jumlah 56.40 54.00 52.80 52.20 51.00 52.80 49.80 52.20 53.40 51.60
1. Orientasi
pelayanan
82 80 83 85 80 88 90 81 87 89 84.5
2. Integritas 90 88 85 80 83 87 88 82 88 85 85.6
3. Komitmen 83 80 82 83 83 84 87 84 84 87 83,7
4. Disiplin 82 84 81 84 82 86 88 85 84 88 84.4
5. Kerjasama 83 87 86 86 84 88 86 88 85 86 85.9
6. Kepemimpinan - - - - - - - - - - -
Jumlah 420 419 417 418 412 433 439 420 428 435 511.8
Rata-rata 84 83.8 83.4 83.6 82.4 86.6 87.8 84 85.6 87 85.3
Nilai prilaku
kerja
84 x
40 %
83.8
x
40%
83.4
x
40%
83.6
x
40%
82.4
x 40
%
86.6
x 40
%
87.8
x 40
%
84 x
40 %
85.6
x 40
%
87 x
40 %
Jumlah 33.60 33.52 33.36 33.44 32.96 34.64 35.12 33.60 34.24 34.80
Nilai Prestasi
Kerja
90.00
87.52 86.16 85.64 83.96 87.44 84.92 87.80 87.64 86.40 86.75
Sumber: Data Guru
Dari beberapa penjelasan evaluasi kinerja guru diatas dapat
disimpulkan bahwa, evaluasi kinerja yang dilakukan oleh kepala
sekolah melalui 2 bentuk tertulis dan lisan, evauasi dalam bentuk
tertulis dengan menilai aspek seperti dalam pembuatan RPP, dalam
mengajar dan aspek penilaian lainnya. Sedangkan evaluasi yang
dilakukan oleh kepala sekolah dalam bentuk lisam adalah briefing di
per 2 minggu, per 1 bulan, per 3 bulan yang di pimpin oleh wakil-
wakil kepala sekolah dan per 6 bulan rapat dipimpin langsung oleh
kepala sekolah dalam kegiatan tersebut membicarakan terkait program
dan kinerja yang sudah terjadi serta membahas permasalahan yang
timbul dan solusi pemecahan masalah, serta mempertahankan dan
meningkatkan kinerja yang dianggap sudah baik.
80
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Peningkatan Kompetensi
Profesionalisme Guru
Serangkaian kegiatan yang dilakukan sekolah secara tidak langsung pasti
memiiki faktor pendukung dan penghambat yang terjadi dalam pelaksanaan
program peningkatan profesionalisme guru. Faktor pendukung merupakan
sesuatu yang bersifat menyokong, menunjang dan membantu dari kegiatan
program peningkatan profesionalisme guru. menurut bapak Nursalim sebagai
Wakil Kepala sekolah Bidang Kurikulum mengatakan bahwa, “faktor
pendukung dari pelaksanaan program peningkatan profesionalisme guru,
Pemerintah mendukung dalam kegiatan program peningkatan profesionalisme
guru dan semangat dari para peserta dan sekolah yang sangat antusias untuk
meningkatkan profesionalisme guru”.111
Hal senada juga dikatakan oleh bapak Ahmad Nana sebagai kepala sekolah,
bahwa kegiatan workshop dan seminar peserta dibiayai oleh pemeritah dengan
mengajukan SPPD sesusai selesai kegiatan tersebut dan semangat guru masih
mau untuk mengikuti acara tersebut.112
Sedangkan faktor penghambat merupakan sesuatu hal yang bisa
membuat kegiatan peningkatan profesionalisme tidak lancar. Menurut bapak
Nursalim sebagai Wakil Kepala sekolah Bidang Kurikulum mengatakan bahwa,
“faktor yang menghambat dari program peningkatan profesionalisme
yaitu, manajemen sekolah tidak memberikan bantuan finansial/
tunjangan bagi guru yang mengikuti program pelatihan, karena melihat
dari zaman sekarang apapun dan kemanapun membutuhkan biaya,
contoh: untuk mengikuti pelatihan peserta (guru) pasti membutuhkan
biaya makan dan transport, namun semua itu belum dipenuhi oleh
sekolah dan faktor penghambat lainnya yaitu masalah waktu, dimana
111
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,. 112
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
81
terkadang dalam pelaksanaan pelatihan bertepatan dengan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) yang menyebabkan terjadi KBM itu sendiri
terhambat oleh kegiatan pelatihan tersebut.113
Hal senada juga dikatan oleh bapak Ahmad Nana bahwa,
“setiap peserta membutuhkan dana finansial untuk menghadiri acara
tersebut karena mengingat untuk menempuh perjalanan ke acara
tersebut membutuhkan biaya dan sebelum kegiatan tersebut selesai guru
untuk sementara menggunakan uang nya sendiri, guru tidak selalu
memiliki perekonomian yang bagus terkadang ketika keadaan
perekonomiannya sedang tidak baik faktor ini menjadi penghambat
untuk guru dalam mengikuti kegiatan tersebut. serta sebagian guru
terkadang enggan mengikuti kegiatan-kegiatan peningkatan
profesionalisme dengan jangka waktu berhari-hari karena
mengkhawatirkan jauh dari keluarga”.114
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, banyak kegiatan
pelatihan, workshop dan seminar dalam rangka meningkatakan profesionalisme
guru baik dari sekolah itu sendiri dan dari pemerintah langsung. Namun, yang
jadi kendala saat ini adalah keterbatasan biaya yang menjadi penghambat
kesejahteraan guru dalam mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme guru
serta waktu pelaksnaan kegiatan tersebut yang bersamaan dengan kegiatan
belajar mengajar (KBM) sehingga membuar guru meninggalkan tugasnya untuk
mengajar di kelas.
113
Wawancara dengan Nursalim, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan, Op.Cit,. 114
Wawancara dengan Ahmad Nana Mahmur, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan, Op.Cit,.
82
C. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data yang telah dipaparkan, terdapat
beberapa temuan hasil penelitian terkait strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
sebagai berikut:
1. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru diantaranya
program pelatihan, supervisi akademik, evaluasi kinerja guru, melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mengikutsertakan guru dalam
kegiatan seminar dan workshop.
2. Kelemahan dalam program pelatihan. SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
belum melakukan perencanaan secara tertulis atau dalm bentuk proposal
sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatan pelatihan.
3. Hambatan dalam pelaksanaan peningkatan profesionalisme guru yaitu
dukungan finansial yang belum memadai untuk melaksanakan program
peningkatan profesionalisme guru. Hambatan lainnya jadwal kegiatan
peningkatan profesionalisme guru yang bentrok dengan kegiatan belajar
mengajar.
4. Faktor Pendukung dalam kegiatan peningkatan profesionalisme guru yaitu
semangat guru untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas diri dalam
menjalankan tugasnya sebagai bentuk pendukung dari kegiatan peningkatan
profesionalisme guru.
83
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru di SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan sebagai berikut:
1. Secara umum program peningkatan profesionalisme guru dan kemampuan
profesionalisme guru sudah baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan data hasil
supervisi akademik menunjukan rata-rata guru mempunyai nilai amat baik,
yang terdiri dari 27 orang guru dikatakan amat sangat baik dan 10 orang guru
dikatakan baik, selain itu juga dapat dibuktikan dengan hasil rekapitulasi
evaluasi kinerja 10 orang guru dengan perolehan rata-rata nilai 86.75.
2. Kegiatan pelatihan yang dilakukan SMAN 10 Kota Tangerang Selatan sudah
berjalan dengan baik, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di sekolah dengan memanfaatkan
fasilitas yang ada di sekolah dan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun.
Kegiatan ini berdampak positif bagi guru dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan guru dalam menjalankan tugasnya.
3. Dalam kegiatan belajar mengajar guru sangat menguasai materi dan
menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dimengerti. Hal ini dapat
dibuktikan dari pernyataan siswa bahwa mereka paham dan mengerti terhadap
materi pembelajaran yang diajarkan guru.
84
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut;
1. Untuk Kepala Sekolah
a. Sebaiknya membuat proposal sebelum melaksanakan kegiatan
pelatihan.Untuk meningkatkan profesionalisme guru, sebaiknya kepala
sekolah perlu meningkatkan mutu pelatihan, mutu supervisi akademik dan
mutu evaluasi kinerja guru.
b. Sebaiknya kepala sekolah mengadakan seminar dan workshop di sekolah
secara rutin sesuai dengan kebutuhan guru.
2. Untuk Guru
a. Guru hendaknya dapat memanfaatkan dukungan kepala sekolah dengan
baik dalam mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme guru seperti,
pelatihan, workshop, seminar, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi dan memperbaiki serta meningkatkan kinerja.
b. Guru hendaknya meningkatkan profesionalisme secara mandiri.
c. Sebaiknya guru membuat laporan kegiatan peningkatan profesionalisme
guru yang sudah diikuti sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan kepala sekolah.
3. Untuk Dinas Pendidikan
a. Sebaiknya meningkatkan volume pelaksanaan program-program
peningkatan profesionalisme guru sebagai wadah guru untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan.
b. Sebaiknya mencairkan dana SPPD guru dengan jangka waktu yang lebih
cepat.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Alben, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2013.
Danim, Sudarwan, Profesionalisasi dan Etika Prfesi Guru, Bandung: Alfabeta, 2013.
Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditrnya, di
download dari
http://jatim.kemenag.go.id/file/file/peraturantentangPNS/vsef1413864091.pdf
pada tanggal 10 April 2019 pukul 10.00 WIB.
Dirgantoro, Crown Manajemen Strategik, Jakarta, PT. Grasindo, 2004, Cet. 2.
E. Mulyasa, Manajemen& Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta, PT. Bumi
Aksara, 2013, Cet.3,.
Fadilla Avin Helmi dan Iman Arisudana, Kepemimpinan Transformasional,
Kepercayaan dan Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi, Jurnal Psikologi
Fakultas PsikologiUniversitas Gadjah Mada Volume 36, NO. 2, Desember
2009: 95 – 105.
Farchan, Fauzi, “Strategi MSDM Sebuah Cara Menciptakan Kinerja Organisasi
Dalam Mencapai Keunggulan Bersaing”, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam
Fakultas Ekonomi Universitas Wiralodra Indramayu, Volume. 4, Number. 1,
December 2017.
Fattah, Nanang, Manajemen Stratejik Berbasis Nilai, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2016.
Fathurrohman Pupuh dan Aa Suryana, Guru professional, Bandung: Refika Aditama,
2012. Cet. 1.
Forrest W. Parkay, Menjadi Seorang Guru, Jakarta: PT. Indeks, 2011. Hubeis Musa
dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing
Organisasi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008.
86
H. Abd. Rahman Rahim dan Enny Radjab, Manajemen Strategi, Makassar, Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2016.
Hasan, Sjarifuddin, Manajemen Strategik, Jakarta, 2013, Cet. 1.
Iriantara, Yosal, Manajemen Humas Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013.
Ismail Muhammad dan Muhammad Karebet, Manajemen Strategis Perspektif
Syariah, Jakarta; Khairul Baayan, 2003.
Karwati Euis dan Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah
Membangun Sekolah yang Bermutu, Bandung: Alfabeta,2013.
Mawardi, “Desain Pengembangan Keprofesian Guru Berkelanjutan Berbasis E-
Learning”,Jurnal Program Studi PGSD – FKIP Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
M. Dhofir, Karakter Guru Profesional, Jurnal STAI Salahuddin Pasuruan ,tanpa
tahun.
Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, dan Robert E. Hoskisson, Manajemen Strategis
Daya Saing & Globalisasi, Jakarta: Salemba Empat, 2001
Mudlofir, Ali, Pendidik Profesional, Konsep, Strategi dan Aplikasinya, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2012.
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mutakallim, Pengawasan, Evaluasi dan Umpan Balik Stratejik, Jurnal Filsafat
Pendidikan UIN Alauddin Makassar, Volume V, Nomor 2, Juli -Desember
2016.
Nirwana, Aida, Murniati, Yusrizal, “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kompetensi Profesional Guru pada SD Negeri Kota Banda Aceh”, Jurnal
Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
Vol. 4, No.2, November 2014.
Noor, Juliansyah, Penelitian Ilmu Manajemen Tinjauan Filosofis dan Praktis,
Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2013, Cet.1.
Nur Muhammad Hidayatullah, “Peran Kepala Madrasah dalam Mengembangkan
Profesionalisme Guru di MTS Mu’allimin Rowoseneng Kandang
87
Temanggung”, Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2016.
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
Prawirosntono Suyadi dan Dewi Primasari, Manajemen Strategik & Pengambilan
Keputusan Koorporasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.
Raihani, Kepemimpinan Sekolah Transformasional, Yogyakarta: PT. LKIS Printing
Cemerlang, 2010.
Razali Nurhusna, Cut Zahri Harun, Sakdiah Ibrahim, “Strategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Profesional Guru pada SMA Negeri 1 Indrapuri Kabupaten aceh
besar”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, Vol. 4, No. 2, November 2014.
Riza Rosita, Djailani AR, Khairuddin, “Strategi Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pada SDNegeri Unggul
Montasik”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana UIN Syi’ah Kumala,
Volume 4, No. 1, Februari 2016.
Rusdin, Pendidikan Dan Pelatihan Sebagai Sarana Peningkatan Kompetensi Guru Di
SMP Negeri 02 Linggang Bigung, Jurnal Administrative Reform, Vol. 5, No. 4,
Desember 2017.
Sagala, Syaiful Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung:
Alfabeta, 2013. Cet ke-4.
Salimukdin, Johan, Analisis Formulasi Strategi Bisnis Dalam Mengahadapi
Persaingan Industri Doorsmeer (Kasus: Penerapan Analisis Swot Pada Ritonga
Doorsmeer Duri-Riau), Jurnal JOM FISIP Vol. 3 No. 2 –Oktober 2016.
Sedarmayanti, Manajemen Strategi, Bandung; PT. Refika Aditama, 2014.
Sofyan, Iban, Manajemen Strategi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2018. Cet. 12.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta,
2011.
Suprihatiningrum, Jamil, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016). Cet. III.
88
Susanto Ahmad, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, Strategi dan
Implementasinya, Jakarta: Kencana, 2016.
Susanto, Ahmad Konsep, strategi, dan Impelementasi manajemen Peningkatan
Kinerja Guru, Jakarata; 2016.
Syafar, Djunawir, Birokrasi, Perilaku dan Budaya Organisasi dalam Lembaga
Pendidikan Islam Roudlotul Athfal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam Volume 2, Nomor 2, November 2017/1439.
Udaya Jusuf , dkk, Manajemen Stratejik, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013 cet.1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen, di download dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-
2005GuruDosen.pdf pada tanggal 8 April 2019 pukul 13.00 WIB.
Ulfatin Nurul dan Teguh Triwijayanto, Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang
Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016. Cet.1.
Yunus, Syarifudin, “Mengkritisi Kompetensi Guru”, DetikNews,Jakarta, 18 Januari
2019.
.
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
90
Lampiran-1 Surat Bimbingan Skripsi
91
Lampiran-2 surat izin penelitian
92
Lampiran- 3 Surat Keterangan Penelitian
93
Lampiran- 4 Hasil Observasi
LEMBAR OBSERVASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Hari/ Tanggal : Rabu, 24 Juli 2019
Nama Guru :Drs. Santoso
Guru Mata Pelajaran : Geografi
No.
Aspek yang
diamati
Dimensi
Status
Sesuai Tdk sesuai
1. Tujuan
Pembelajaran
c. Kesesuaian tujuan
dengan indikator
pencapaian
kompetensi
√
d. Kata kerja
operasional yang
digunakan dapat
diamati dan diukur
√
2. Materi
Pembelajaran
d. Kesesuaian materi
pembelajaran
dengan kurikulum
yang berlaku
(K13/KTSP)
√
e. Kerincian materi
belajar
√
f. Lampiran bahan
ajar
√
3. Strategi
Pembelajaran
c. Model, pendekatan,
dan metode
pembelajaran
√
d. Langkah-langkah
dalam kegiatan
pembelajaran
√
94
4. Pemilihan
Media
Pembelajaran
Media pembelajaran
yang digunakan (alat
peraga, PPT, Video,
Audio, Visual)
√
5. Pemilihan
Sumber Belajar
Sumber belajar yang
digunakan (Buku Teks,
Jurnal-jurnal, buku
referensi (kamus),
UUD, alat peraga)
√
6. Evaluasi peserta
didik
d. Kesesuaian
penilaian dengan
tujuan/indikator
√
e. Jenis penilaian
(tertulis/ tdk
tertulis)
√
f. Bentuk penilaian √
7. Pelaksanaan
pengayaan dan
remedial
d. Tugas individu √
e. Tugas kelompok √
f. Diskusi √
95
96
LEMBAR OBSERVASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Hari/ Tanggal :Rabu, 7 Agustus 2019
Nama Guru :Drs. Mukhlas
Guru Mata Pelajaran : Fisika
No.
Aspek yang
diamati
Dimensi
Status
Sesuai Tdk
sesuai
1. Tujuan
Pembelajaran
a. Kesesuaian tujuan dengan
indikator pencapaian
kompetensi
√
b. Kata kerja operasional yang
digunakan dapat diamati
dan diukur
√
2. Materi
Pembelajaran
c. Kesesuaian materi
pembelajaran dengan
kurikulum yang berlaku
(K13/KTSP)
√
d. Kerincian materi belajar
√
e. Lampiran bahan ajar √
3. Strategi
Pembelajaran
a. Model, pendekatan, dan
metode pembelajaran
√
97
b. Langkah-langkah dalam
kegiatan pembelajaran
√
4. Pemilihan Media
Pembelajaran
Media pembelajaran yang
digunakan (alat peraga, PPT,
Video, Audio, Visual)
√
5. Pemilihan Sumber
Belajar
Sumber belajar yang
digunakan (Buku Teks, Jurnal-
jurnal, buku referensi (kamus),
UUD, alat peraga)
√
6. Evaluasi peserta
didik
a. Kesesuaian penilaian
dengan tujuan/indikator
√
b. Jenis penilaian (tertulis/
tdk tertulis)
√
c. Bentuk penilaian √
7. Pelaksanaan
pengayaan dan
remedial
a. Tugas individu √
b. Tugas kelompok √
c. Diskusi √
98
99
LEMBAR OBSERVASI
KBM (KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR)
Hari/ Tanggal : Rabu, 24 Juli 2019
Nama Guru :Drs. Santoso
Guru Mata Pelajaran : Geografi
No Aspek Pelaksanaan
Sesuai
Tdk
sesuai
I MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. melakukan kegiatan apersepsi √
3.
Berdoa sebelum memulai
pelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menujukan penguasaan materi pembelajaran √
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain √
yang relevan
5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai √
dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan
6. Mangaitkan materi dengan realitas kehidupan √
B Pendekatan/Stategi Pembelajaran
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
100
karakteristik siswa
8. Melaksanakan pembelajaran secara rutut √
9. Menguasai kelas √
10. Melaksanakan pembelajaran yang Bersifat √
Kontekstual
11. Melaksanakn pembelajaran Yang √
memungkinkan tubuhnya kebiasaan positif
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai Dengan √
alokasi waktu yang direncanakan
13.
Mengembangkan metode
pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif
dan menyenangkan. √
III PENUTUP
14. Merangkum dan menyimpulkan materi
pembelajaran (melibatkan siswa dan
membimbing, memberikan umpan balik)
√
15. Melakukan refleksi dan tindak lanjut
(meriview konsep, evaluasi diri, beri tugas,
informasi pertemuan berikutnya).
√
101
LEMBAR OBSERVASI
KBM (KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR)
Hari/ Tanggal :Rabu, 7 Agustus 2019
Nama Guru :Drs. Mukhlas
Guru Mata Pelajaran : Fisika
No Aspek Pelaksanaan
Sesuai
Tdk
sesuai
I MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. melakukan kegiatan apersepsi √
3.
Berdoa sebelum memulai
pelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3. Menujukan penguasaan materi pembelajaran √
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain √
yang relevan
5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai √
dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan
6. Mangaitkan materi dengan realitas kehidupan √
B Pendekatan/Stategi Pembelajaran
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan √
102
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa
8. Melaksanakan pembelajaran secara rutut √
9. Menguasai kelas √
10. Melaksanakan pembelajaran yang Bersifat √
Kontekstual
11. Melaksanakn pembelajaran Yang √
memungkinkan tubuhnya kebiasaan positif
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai Dengan √
alokasi waktu yang direncanakan
13.
Mengembangkan metode
pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif
dan menyenangkan. √
III PENUTUP
14. Merangkum dan menyimpulkan materi
pembelajaran (melibatkan siswa dan
membimbing, memberikan umpan balik)
√
15. Melakukan refleksi dan tindak lanjut
(meriview konsep, evaluasi diri, beri tugas,
informasi pertemuan berikutnya).
√
103
Lampiran-5 Hasil Wawancara Studi Pendahuluan
BERITA WAWANCARA STUDI PENDAHULUAN
Nama : Nursalim, S.Pd
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal : 21 September 2018
Tempat : Ruang Wakil Kepala sekolah
1. Menurut bapak/ibu apakah di sekolah ini ada program program peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan memberikan pelatihan-pelatihan,
mengikutsertakan guru dalam workshop, mengikutsertakan guru dalam
seminar, melakukan supervisi pendidikan, mengajurkan melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan melakukan evaluasi kinerja guru.
Namun, dari program kerja yang telah dilaksanakan belum menghasilkan guru
yang profesional, pencapaian dari program peningkatan profesionalisme guru
belum sepenuhnya teraplikasikan, karena kegiatan tersebut membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk menghasilkan perubahan dalam diri guru
disebabkan dengan keterbatasan aspek penalaran dan kesadaran dari guru
tersebut sehingga pencapaian dari kegiatan untuk meningkatkan
profesionalisme guru ini belum sepenuhnya meningkat dan masih dalam
proses perbaikan
2. Menurut bapak/ibu Apakah guru di sini sudah dikatakan professional?
Jawab:
masih ada guru yang belum memenuhi kualifikasi, tersertifikasi pendidik dan
kemampuan kompetensi profesional guru masih dalam proses menuju hal
tersebut, hal ini ditemui pada guru dalam bidang studi muatan lokal, guru
yang melakukan proses kegiatan belajar mengajar belum sesuai dengan
disiplin ilmu guru atau tidak linear dengan keahliannya.
104
3. Menurut bapak/ibu apakah ada pedoman khusus untuk melaksanakan
krgiatan peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Tentunya mengacu pada UU No. 14 tahun 2005. Sebagai implikasi dari
Undang-Undang No.14 Tahun 2005, guru harus menjalani berbagai macam
proses program peningkatan kompetensi profesional baik dalam ruang lingkup
nasional maupun ruang lingkup sekolah. Untuk itu, sekolah ini mengadakan
program pelatihan, supervisi akademik, evaluasi kinerja guru, mendelegasikan
guru dalam kegiatan workshop dan semnir dan melanjutkan pendidikan ke
jenjnag yang lebih tinggi untuk meningkatkan profesionalisme guru agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Sekolah memiliki kewajiban untuk
memberikan hak kepada guru untuk mendapatkan fasilitas sarana dan
prasarana pembelajaran untuk menunjang profesinya dan memperoleh
pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru.
105
Lampiran- 6 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
BERITA WAWANCARA
Nama : Drs. H. Ahmad Nana Mahmur M.M.Pd
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir : S2
Tanggal : 7 Agustus 2019
Tempat : Ruang Kepala sekolah
1. Bagaimana menurut bapak/ibu karakter guru yang profesional?
Jawab:
Guru yang professional adalah guru yang mampu melakukan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik, merencanakan pembelajaran sebelum
melakukan pembelajaran, melaksanakan KBM dengan baik dengan
menguasai materi pembelajaran dan menggunakan metode yang tepat
sehingga mudah di serap oleh siswa dan menghasilkan siswa yang mengerti
atas apa yang telah dipelajari serta menyikapi siswa denganbaik.
2. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah guru di sekolah ini sudah dikatakan
professional?
Jawab:
Iya sudah, sebagaian besar guru melaksanakan tugas dan tanggung jawab nya
secara sangat baik, namun ada beberapa guru yang masih menuju ke arah
tersebut, seperti guru-guru yang baru belum memiliki pengalaman yang
banyak dan sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hal
tersebut.
106
3. Apa saja program yang dilakukan bapak/ibu dalam meningkatkan
profesionalisme guru?
Jawab:
Banyak program yang dilakukan, misalnya Supervisi Akademik untuk
memantau sejauhmana guru mampu memberikan pembelajaran yang baik.
lalu ada program pelatihan-pelatihan seperti pelatihan kurikulum K13,
menyusun RPP, pemanfaatan teknologi, bedah SKL dan masih banyak lagi.
Selanjutnya di sini ada pendelegasian untuk mengikuti kegiatan workshop dan
seminar-seminar dari intansi yang mengadakan kegiatan tersebut. lalu ada
evaluasi kinerja guru dimana kerja guru selama melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya di nilai, diperbaiki dan ditingkatkan dan melanjutkan
pendidikan pasca sarjana atau ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi
untuk memperdalam ilmu pengetahuan guru.
4. Bagaimana perencanaan program pelatihan peningkatan profesionalisme
guru?
Jawab:
Sebelum melakukan kegiatan kita perlu mengetahui apa saja yang dibutuhkan
guru untuk melakukan tugas nya, di susun panitia kecil yang di naungi oleh
saya untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
5. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan peningkatan profesionalisme
guru?
Jawab:
Pelaksanaan pelatihan di sekolah menggunakan fasilitas-fasilitas yang tersedia
di sekolah, memanfaatkan yang ada, pelaksanaan nya biasanya di ruang Lab.
Komputer agar memudahkan guru menggunakan fasilitas komputer sekolah
atau beberapa guru menggunakan laptonya masing-masing.
6. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dari program pelatihan
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
107
Ada beberapa faktor penghambat misalnya, setiap kegiatan pasti
membutuhkan finansial namun dari sekolah tidak memfasilitasi hal tersebut
dan kegiatan guru dalam mengajar pun terkadang terhambat oleh acara
tersebut menjadikan waktu siswa untuk belajar dengan guru terganggu.
Lalu faktor pendudkung nya, guru-guru yang selalu semangat untuk
mengikuti kegiatan tersebut.
7. Apa saja hasil yang dicapai dari program pelatihan peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
Pengetahuan guru jadi bertambah, yang sebelum nya tidak tahu atau kurang
mengerti menjadi mengerti untuk keberlangsungan guru dalam menjalankan
tugasnya dan silaturahmi sesama antar guru semakin erat.
8. Bagaimana evaluasi program pelatihan peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Sesudah melakukan kegiatan tersebut ada yang namanya evaluasi dimana
evaluasi ini memperbaiki hal yang belum baik dan meningkatkan sesuatu
yang kurang dari kegiatan yang sudah dilakukan tersebut.
9. Bagaimana perencanaan supervisi akademik dalam peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
Rencananya dilakukan setiap 6 bulan sekali bagi 1 guru, namun pelaksanaan
nya tidak menentu, misalnya bulan ini guru siapa berapa orang yang akan di
supervisi dan kegiatannya berkala tidak 1 hari secara keseluruhan guru karena
mengingat dari banyak nya guru dan waktu yang tersedia juga tidak banyak
jadi dilakukan secara berkala.
10. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik dalam peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
108
Dalam pelaksanaannya, saya dibantu oleh wakil-wakil saya untuk
mensupervisi guru-guru di sekolah ini, saya melakukan supervisi melalui
CCTV atau langsung datang ke kelas.
11. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dari supervisi akademik dalam
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Masalah yang paling menghambat adalah waktu, mengingat tugas saya yang
banyak dan menjabat di 2 sekolah menjadi semakin banyak dan bertanggung
jawab di sekolah ini dan sekolah lain dan kegiatan-kegiatan yang dari luar
sekolah, terkadang bentrok dengan kegiatan yang sudah direncanakan
akhirnya bergeser hari dan penjadwalan ulang. Faktor pendukungnya
mungkin sekarang sudah zaman yang semakin canggih ada yang namanya
CCTV mempermudah tugas saya dalam mensupervisi.
12. Apa saja hasil yang dicapai dari supervisi akademik dalam peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
Karena supervisi kegiatan yang bersifat memantau kegiatan guru dalam
mengajar dan memperbaiki sesuai yang tidak sesuai dengan yang seharusnya,
guru menjadi lebih baik dalam mengajar sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
13. Bagaimana evaluasi supervisi akademik dalam peningkatan profesionalisme
guru?
Jawab:
Dalam evalausi supervisi di setiap selelsai menjalankan kegiatan tersebut,
saya dan wakil-wakil saya yang membantumengadakan briefing melaporkan
dari apa yang supervisi, ketika ada guru yang tidak sesuai maka diaalkan
pembimbingan atau pengarahan untuk memperbaiki sesuatu hal yang belum
tepat dalam mengajar.
14. Guru mata pelajaran apa yang didelegasikan dalam kegiatan workshop?
109
Jawab:
Tergantung dari tema workshop itu apa, misalnya tema workshop tentang IPS
yang didelegasikan ya guru IPS, tema workshop tentang pendidikan
keagamaan yang didelegasikan guru agama.
15. Apa saja faktor penghambat dan pendukung kegiatan workshop dalam
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Faktor pendukungnya workshop dibiayai oleh pemeritah dengan mengajukan
SPPD sesusai selesai kegiatan tersebut dan semangat guru masih mau untuk
mengikuti acara tersebut. Faktor penghambat nya lagi-lagi finansial untuk
menghadiri acara tersebut karena mengingat untuk menempuh perjalanan ke
acara tersebut membutuhkan biaya dan sebelum kegiatan tersebut selesai guru
utuk sementara menggunakan uang nya sendiri, guru tidak selalu memiliki
perekonomian yang bagus terkadang ketika keadaan perekonomiannya sedang
tidak baik faktor ini menjadi penghambat untuk guru dalam mengikuti
kegiatan tersebut. kegiatan workshop biasanya tidak hanya sehari saja ada
yang beberapa hari dalam pelaksanaannya dan guru yang sudah berkeluarga,
terkadang enggan meninggalkan keluarganya untuk beberapa hari menghadiri
workshop.
16. Apa saja hasil yang dicapai dari kegiatan workshop dalam peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
Tentunya dalam kegiatan ini menjadikan guru memiiki pengalaman yang
lebih, pengetahuan yang semakin meluas untuk meningkatkan kompetensinya
sebagai guru.
17. Bagaimana kebijakan melanjutkan pendidikan pasca sarjana yang diterapkan
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
110
Sebenernya melanjutkan pendidikan pasca sarjana atau kejenjang yang lebih
tinggi lagi, bukan lagi merupakan anjuran yang hanya dari sekolah saja, dari
pemeritah pun sudah ada anjuran seperti itu untuk meningkatkan pengetahuan
guru dalam menjalankan tugasnya.
18. Dari mana sumber pembiayaan dalam anjuran melanjutkan pendidikan pasca
sarjana?
Jawab:
Kalau untuk pembiayaan itu menggunakan biaya dari pribadi guru yang
sedang melanjutkan pendidikan tersebut, tidak anggaran untuk itu.
19. Bagaimana cara pemilihan program studi yang tepat dalam melanjutkan
pendidikan pasca sarjana?
Jawab:
Sekolah menganjurkan untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan bidang
nya atau se linear, misalnya guru Matematika yaa melanjutkan pedidikannya
dalam bidang Matematika. Namun keputusannya tergantung pada guru
tersebut, mau melanjutkan pendidikan dalam bidang apa.
20. Guru mata pelajaran apa yang didelegasikan dalam kegiatan seminar?
Jawab:
Seperti halnya workshop, sesuai dengan tema yang diangkat dari kegiatan
seminar tersebut.
21. Apa saja faktor penghambat dan pendukung kegiatan seminar dalam
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Faktor pendukung nya, semangat guru yang masih mau mengikuti kegiatan
seminar tersebut dan biaya perjalanan dalam mengikuti acara tersebut dig anti
oleh pemerintah dengan membuat SPPD. Faktor penghambatnya, yaa itu tadi
uang SPPD menggunakan waktu yang cukup lama untuk dicairkan dan
menghambat kegiatan guru dalam proses KBM.
111
22. Bagaimana hasil yang dicapai dari kegiatan seminar dalam meningkatkan
profesionalisme guru?
Jawab:
Menambah wawasan dan pengetahuan guru, guru bisa bertukar pengalaman
sesama peserta yang lain.
23. Bagaimana mekanisme pelaksanaan (terbuka/ tertutup) evaluasi kinerja guru ?
Jawab:
Ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Biasanya pelaksanaan secara tertutup
dalam bentuk tertulis yang berupa angka/nilai guru dan pelaksanan dalam
bentuk terbuka dalam pelaksanaan evaluasi secara lisan.
24. Kapan waktu pelaksanaan evaluasi kinerja guru?
Jawab:
Waktu pelasanaan evaluasi kinerja guru dilakukan secara berkala, dilakukan
per 2 minggu, per bulan, per 3 bulan, per 6 bulan dan pertahun.
25. Bagaimana bentuk (tertulis/ lisan/ melalui ujian praktek) dari evaluasi kinerja
guru ?
Jawab:
Bentuk evaluasi ada yang tertulis dan tidak tertulis, untuk evaluasi tertulis
dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun berupa nilai/ angka selama guru
menjalankan tugasnya tersebut. dan untuk bnetuk lisan biasaya setiap 2
minggu, per 1 bulan, per 3 bulan diadakan briefing untuk mengetahui
perkembangan guru dan per 6 bulan diadakan rapat besar bersama guru-guru
untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan guru dalam menjalankan
tugasnyaserta memecahkan masalah-masalah yang dialami guru.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani Drs. Ahmad Nana Mahmur M.M.Pd
112
Lampiran- 7 Hasil Wawancara
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
BERITA WAWANCARA
Nama : Nursalim, S.Pd
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal : 15 Mei 2019
Tempat : Ruang Wakil Kepala sekolah
1. Bagaimana menurut bapak/ibu karakter guru yang profesional?
Jawab:
Guru yang professional adalah guru yang mampu menguasai materi yang akan
di ajarkan kepada siswa, menguasai kurikulum yang sedang berlaku,
menggunakan metode pelajaran yang tepat sehingga siswa dapat mudah
menyerap pelajaran, dan tentunya mempunyai pribadi yang baik.
2. Menurut bapak/ibu apakah guru-guru di sekolah ini sudah dikatakan sebagai
guru yang professional?
Jawab:
Segaian besar guru sudah mencapai hal tersebut, namun ada juga beberapa
guru sedang menuju hal tersebut terutama guru-guru baru yang belum
memiliki banyak pengalaman, karena untuk menuju hal tersebut
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan perubahan dalam
diri guru disebabkan dengan keterbatasan aspek penalaran dan kesadaran dari
113
guru tersebut. guru di sekolah ini sebagaian besar mengajar sesuai dengan
bidang keahliannya, ada beberapa guru yang tidak mengajar dibidang
keahliannya seperti mata pelajaran muatan lokal, yang mencangkup BTQ,
Prakarya dan Kewirausahaan. Beberapa sebagian tidak sesuai dengan bidang
keahliannya. Karena memang kekurangan tenaga pendidik dalam bidang
tersebut, untuk sementara waktu guru yang mengajar bukan dari bidang
keahliannya tersebut.meskipun demikian, tenaga pendidik (guru) mampu
untuk mengajar mata pelajaran tersebut.
3. Apa saja program-program peningkatan profesionalisme guru dilakukan
sekolah?
Jawab: program pelatihan dalam meningkatkan profesionalisme guru
dilakukan dalam beberapa penyelenggaraan, yaitu: Dinas Pendidikan dan
tingkat sekolah dalam pelatihan yang diadakan sekolah seperti upaya
meningkatkan guru dalam pemahaman kurikulum yang sedang dijalankan
sekolah mencangkup membuat RPP, Soal-soal latihan dan ujian siswa,
Penilaian hasil belajar siswa dan menyampaikan laporan dengan secara digital
menggunakan sistem berbasis komputer. Selain itu kami juga melakukan
supervisi akademik untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, dan diharapkan
mampu meningkatkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru.kami juga
menganjurkan para guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi lagi dengan didukung semangat dari kepala sekolah dan saling
mendukung antara guru yang satu dengan yang lainnya, kami juga
memberikan kesempatan bagi para guru untuk mengikuti kegiatan seminar
dan workshop pendidikan yang diselenggarakan pemerintah atau dari
instansi lainnya, dan kami juga melakukan evaluasi kinerja guru yang
dimana dalam pelaksanaan nya dilakukan dalam jangka waktu per 2 minggu,
perbulan, per 3 bulan, dan per 6 bulan/ persemester, hal ini dilakukan untuk
memantau perkembangan kinerja guru serta memecahkan masalah yang
114
sedang dihadapi guru/sekolah secara bersama-sama dengan menjunjung tinggi
musyawarah.
4. Bagaimana perencanaan program pelatihan peningkatan profesionalisme
guru?
Jawab:
Sebelum melakukan kegiatan pelatihan dilakukan adanya analisis kebutuhan
yang guru butuhkan, misalnya penerapan kurikum 2013 yang beberapa tahun
belakangan ini baru diterapkan dan masih baru, perlu pengetahuan yang lebih
banyak untuk guru dalam beradaptasi dan melaksanakan kurikulum 2013
untuk iu kita perlu mengadakan pelatihan tentang kurikulum 2013. Setelah itu
dibentuk sebuah panitia untuk mengurusi atau melengkapi hal-hal yang akan
dibutuhkan dalam kegiatan tersebut dan setelah kegiatan berakhir perlu
adanya evaluasi kegiatan untuk meningkatkan kegiatan selanjutnya.
5. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan peningkatan profesionalisme
guru?
Jawab:
Ada banyak sekali pelatihan yang dilakukan oleh sekolah, baik itu
menggunakan jasa pemateri dari luar atau dari internal sekolah itu sendiri. jika
menggunakan narasumber dari luar sekolah itu dalam jangka waktu 1 tahun
sekali.
6. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dari program pelatihan
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Faktor pendukung: Pemerintah mendukung dalam kegiatan program
peningkatan profesionalisme guru dan semangat dari para peserta dan sekolah
yang sangat antusias untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Faktor penghambat: manajemen sekolah tidak memberikan bantuan
finansial/ tunjangan bagi guru yang mengikuti program pelatihan, karena
melihat dari zaman sekarang apapun dan kemanapun membutuhkan biaya,
115
contoh: untuk mengikuti pelatihan peserta (guru) pastimembutuhkan biaya
makan dan transport, namun semua itu belum dipenuhi oleh sekolah dan
faktor penghambat lainnya yaitu masalah waktu, dimana terkadang dalam
pelaksanaan pelatihan bertepatan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
yang menyebabkan terjadi KBM itu sendiri terhambat oleh kegiatan pelatihan
tersebut.
7. Bagaimana evaluasi program pelatihan peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Kalau dari program pelatihan yang dilakukan sekolah tentunya diadakan
evaluasi untuk meningkatkan kegiatan pelatihan yang akan di adakan
selanjutnya dengan mengevaluasi apa saja yang harus dipertahankan dan apa
saja yang harus ditingkatkan.
8. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan supervisi akademik sekolah yang
dilakukan oleh kepala sekolah?
Jawab:
Dalam pelaksanaan supervisi akademik sekolah selama ini berjalan baik,
sekarang juga jauh lebih mudah dengan adanya teknologi cctv, bisa dipantau
melalui cctv lebih mudah dan praktis serta tidak menggunakan tenaga yang
banyak untuk melakukan supervis. Namun, saya juga melakukan supervisi
secara langsung karna bisa berinteraksi langsung bersama guru dan siswa di
kelas dalam kegiatan KBM.
9. Menurut bapak/ibu apa hasil yang dicapai dari kegiatan supervisi akademik
dalam peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Kita bisa melihat bagaimana kinerja guru dalam mengajar, apakah sudah
sesuai dengan RPP. Sejauh ini sudah berjalan baik dan berjalan efektif. Semua
guru melakukan KBM dengan sangat baik.
10. Apa tujuan kegiatan workshop dalam peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
116
Kalau workshop si di sekolah belum pernah mengadakan, hanya undangan
saja dari luar, kalo untuk tujuannya itu tergantung dari yang mengadakan
kegiatan workshop tersebut tapi yang jelas secara global tujuannyauntuk
meningkatkan pengetahun guru.
11. Bagaimana pelaksanaan kegiatan workshop dalam peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
Sejauh ini kegiatan workshop Alhamdulillah berdampak positif bagi guru-
guru, menambah wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan tugas dan
tanggung jawab guru.
12. Apa saja materi yang dibahas dalam kegiatan workshop peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
Materi nya banyak tergatung tema nya apa, misalnya tema nya tentang Sains
dan yang dikirim atau di delegasikan itu guru-guru perwakilan bidang IPA
begitu pun dengan yang lain jika tema nya matematika yaa yang di
delegasikan guru mata pelajaran Matematika begitu pun seterusnya dengan
tema workshop yang lain. Guru-guru disini sudah banyak yang mengikuti
kegiatan workshop kecuali mungkin ada guru baru, karena belum ada
kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut, tetapi sebisa mungkin kita
mendelegassikan secara adil dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
13. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari kegiatan workshop dalam
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Setiap guru yang didelegasikan pati membutuhkan transportasi dan biaya
makan, namun dari pihak sekolah belum ada fasilitas untuk memenuhi hal
tersebut. namun sekarang pemerintah memfasilitasi kebutuhan tersebut
dengan membuat SPPD dan di ajukan ke Dinas Pendidikan lalu uang yang
terpakai dalam rangka kegiatan tersebut akan cair, tetapi membutuhkan waktu
117
yang cukup lama. Faktor pendukung nya itu semangat guru yang masih mau
mengembangkan diri dan mencari wawasan baru dan mendapat dukungan
penuh dari sekolah sehingga guru semangat dan senang serta memotivasi diri
untuk mengikuti kegiatan tersebut.
14. Apa hasil yang dicapai dalam kegiatan workshop dalam peningkatan
profesionalisme guru?
Jawab:
Setiap kegiatan workshop pasti mempunyai tujuan yang spesifik dan dilihat
dari tema yang dibahas, yang merasakan hasilnya mungkin yang menjadi
perwakilan sekolah untuk melaksanakan kegiatan tersebut. yang saya yakini
pasti memberikan dampak yang positif bagi peserta nya.
15. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang kebijakan melanjutkan pendidikan
pasca sarjana yang diterapkan dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru?
Jawab:
Disini ada himbauan untuk mlanjutkan pendidikan, menurut saya sangat
bagus, untuk meningkatan kualitas guru dalam mengajar, menambah wawasan
yang lebih luas dan dapat memperdalam materi yang akan diajarkan dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Di sekolah ini ada beberapa guru yang
sedang melanjutkan pendidikan/ studinya dalam rangka meningkatkan
kualitas guru dan untuk kenaikan pangkat juga.
16. Apa saja materi yang dibahas dalam seminar peningkatan profesionalisme
guru?
Jawab:
Sama dengan kegiatan workshop tadi, sesuai dengan tema yang dibahas, dan
pendelegasian guru sesuai dengan tema nya.
17. Bagaimana hasil yang dicapai dari kegiatan seminar dalam meningkatkan
profesionalisme guru?
Jawab:
118
Setiap kegiatan yang positif selalu meberikan dampak yang positif, saya juga
pernah mengikuti acara seminar itu memberikan wawasan dan pengetahuan
yang lebih luas bagi para peserta nya.
18. Bagaimana mekanisme pelaksanaan (terbuka/ tertutup) evaluasi kinerja guru ?
Jawab:
Dilakukan secara terbuka, berbentuk forum yang dihadiri oleh guru-guru dan
komponen lain nya yang bersangkutan dalam kegiatan tersebut.
19. Kapan waktu pelaksanaan evaluasi kinerja guru?
Jawab:
Dilakukan tidak hanya sekali, Per 2 minggu, perbulan, per 3 bulan, dan per 6
bulan/ persemester dan 1 tahun sekali.
20. Bagaimana bentuk (tertulis/ lisan/ melalui ujian praktek) dari evaluasi kinerja
guru ?
Jawab:
Dalam mengevaluasi kinerja guru, yang pertama kami melihat dari bentuk
tertulis dilihat dari sejauhmana guru membuat RPP dan melaksanakan
kegiatan dari RPP yang telah dibuatnya. Kami juga mengevaluasi guru dalam
mengajar dilihat dari kegiatan supervisi akademik yang kepala sekolah
lakukan apakah ada yang perlu diperbaiki atau perlu ditingkatkan dari
kegiatan tersebut dan aspek penilaian lainnya. Yang ke 2 kami juga
mengevaluasi kinerja guru dari bentuk lisan, mendengarkan hal-hal yang
menjadi penghambat atau bahkan mendengerkan masalah yang terjadi selama
proses mengajar dan memberikan solusi terbaik untuk memecahkan hal-hal
tersebut secara musyawarah.
119
Lampiran- 8 Hasil Wawancara Kepala Tata Usaha
BERITA WAWANCARA
Nama : Fajriyah, S.Pd
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Kepala Tata Usaha
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal : 26 April 2019
Tempat : Ruang Tata Usaha
1. Apa saja hal yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
guru?
Jawab:
Sekolah mengadakan pelatihan, pendelegasian seminar dan workshop dari
dinas atau dari luar sekolah, supervisi akademik, dan penilaian kinerja guru.
2. Menurut bapak/ibu apakah program pelatihan dalam meningkatkan
profesionalisme guru sudah berjalan efektif?
Jawab:
Sejauh ini sih menurut saya berjalan efektif yah dan Alhamdulillah selalu
lancar-lancar saja dalam pelaksanaannya dan memberikan manfaat bagi
peserta nya.
3. Apakah tata usaha memfasilitasi pembiayaan pelaksanaan program pelatihan
dalam meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
120
Kalau pelatihan dari sekolah yang ngadain itu pasti dibiayai oleh sekolah
dengan menggunakan anggaran BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
4. Apakah tata usaha memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai
dalam program pelatihan meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Sarana dan prasana di sekolah ini memang sudah cukup lengkap, untuk
melengkapi hal yang dibutuhkan dalam kegiatan pelatihan yang diadakan di
sekolah kita menganggarkan semua yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut.
5. Menurut bapak/ibu bagaimana pelaksanaan kegiatan workshop dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah efektif?
Jawab:
Saya kurang tau sih kalau untuk kegiatan di luar sekolah dan saya juga belum
pernah mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. tapi menurut saya setiap
kegiatan yang positif itu selalu memberikan manfaat untuk siapapun yang
terlibat di dalamnya.
6. Apakah tata usaha mendukug finansial dalam pelaksanaan kegiatan
workshop untuk meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Pendelegasian kegiatan workshop kalau dari sekolah secara pribadi sih tidak
ada, tetapi guru membuat SPPD yang diajukan ke dinas mengenai biaya
selama perjalanan dalam kegiatan tersebut dan akan di cairkan di kemudian
hari.
7. Apakah tata usaha memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai
dalam kegiatan workshop peningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Karena sekolah ini tidak pernah mengadakan workshop, kita hanya
mendelegasikan guru ke luar sekolah untuk kegiatan workshop jadi tidak ada
tanggungan dari tata usaha untuk memfasilitasi dalam bentuk sarana dan
prasarana dalam kegiatan workshop.
121
8. Menurut bapak/ibu bagaimana pelaksanaan seminar dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah efektif?
Jawab:
Sama sih untuk seminar peningkatan profesionalisme guru saya juga belom
pernah dijadikan sebagai delegasi sekolah, jadi saya tidak tahu persis seperti
apa kegiatan tersebut.
9. Apakah tata usaha memfasilitasi pembiayaan pelaksanaan program kegiatan
seminar?
Jawab:
Sama hal nya seperti workshop, seminar pun begitu kalau dari sekolah sendiri
tidak ada anggaran khusus untuk pembiayaan mengikuti seminar tersebut.
guru mengajukan SPPD dan akan di cairkan oleh dinas pendidikan.
10. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang anjuran melanjutkan pendidikan pasca
sarjana dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Sangat bagus si menurut saya, dapat menambah pengetahuan guru. namun
kembali lagi kepda indivisu guru tersebut. di sekolah ini pun ada beberapa
guru yang sedah menempuh pendidikan S2
11. Menurut bapak/ibu bagaimana pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru
apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Sejauh ini si berjalan efektif, dalam evaluasi kinerja guru memberikan solusi
terhadap masalah yang dialami guru dan dapat mengembangkan hal-hal lain
yang berkenaan dengan tugas guru.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani Fajriyah, S.Pd
122
Lampiran- 9 Hasil Wawancara Guru
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Sri Pujiati, M.Pd
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Matematika
Pendidikan Terakhir : S2
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Ruang Guru
1. Apakah ibu/bapak guru menyusun RPP sebelum melakukan kegiatan belajar?
Jawab:
Iya pasti menyusun RPP, untuk rencana pembelajaran yanga akan kita ajarkan
nanti, biasanya pembuatan RPP 1 semester untuk sekali dan ketika nanti mau
mengajar tinggal di lihat saja dari RPP yang sudah 1 semester disesuaikan
dengan tanggal ngajar nya. Jadi, memang sudah menjadi tugas guru membuat
RPP dan untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah saya
buat sebelumnya.
2. Apakah ibu/bapak guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP?
Jawab:
Tidak kesulitan, saya sudah terbiasa membuat RPP, karena saya juga
mengajar sudah lama sejak 1996 dan mengajar di sekolah ini sejak 2006.
3. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, inovatif dan menyenangkan?
Jawab:
Sekarang penerapan kurikulum 2013, yang dimana siswa harus banyak belajar
dirumah, diberi tugas perkelompok untuk pertemuan selajutnya agar lebih bisa
123
mengeksplor materi sendiri dan mempresentasikannya secara berkelompok
dengan menggunkaan power point. Sehingga siswa sudah mengerti sebelum
pembahasan materi pelajaran yang akan dipelajarkan di kelas dan saya
meluruskan serta menambahkan materi pelajaran dari apa yang didapat oleh
siswa dalam melakukan pembelajaran dirumah.
4. Dalam melaksanakan pembelajaran, metode apa yang bapak/ibu gunakan?
Jawab:
Biasanya saya menggunakan metode diskusi, untuk berbagi pengetahuan dari
siswa yang satu ke siswa yang lainnya, tidak hanya itu saya juga
menggunakan metode ceramah plus tanya jawab.
5. Bagaimana cara bapak/ibu mengevaluasi pembelajaran?
Jawab:
Kalau evalusi pembelajaran siswa disetiap minggu biasanya saya memberikan
memberikan PR (Pekerjaan Rumah), latihan soal, mengadakan ulangan harian
dalam jangka waktu biasanya seminggu, per 2 minggu, sebulan, per 3 bulanitu
biasanya di isi dengan evaluasi pembelajaran dengan itu, dan ketika diakhir
pemebalajaran/akhir semester dan ada nilai siswa belum mencapai target
KKM diadakan remedial.
6. Menurut bapak/ibu program apa saja yang dilakukan sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Mengadakan pelatihan, bimbingan teknis (Bimtek), MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran) dalam tingkt kota/provinsi dan nasional, supervisi
akademik, mendelegasikan guru dalam kegiatan seminar dan
workshop,anjuran melanjutkan pendidikan pasca sarjana, evaluasi kinerja
guru.
7. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti program kegiatan peningkatan
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
124
Jika dari sekolah saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, ketika dari
instansi luar yang menyelenggarakannya itu tergantung dengan tema yang
diangkat oleh instansi tersebut sesuai dengan bidang gurunya.
8. Bagaimana menurut bapak/ibu dari program pelatihan peningkatan
profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Menurut saya sejauh ini sudah berjalan efektif, program-program yang
diselenggarakan pun sangat berguna, dengan adanya program-program
tersebut dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan saya dalam
mengajar dan saya bisa mengikuti seiring perkembangan zaman tentang
pendidikan yang up to date saat ini.
9. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Supervisi akademik dilakukan dalam jangka waktu per 1 semester sekali,
Sejauh ini supervisi yang sudah dilakukan berjalan efektif, supervisi yang
dilakukan memberikan dampak yang sangat positif, dapat membantu saya
memperbaiki cara mengajar dan membantu guru-guru dalam mengajar.
10. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan workshop dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Beberapa kali saya mengikuti workshop seperti bedah SKL, cara penggunaan
kalkulator yang baik dan benar dan lain sebagainya dalam rangka untuk
meningkatkan profesionalisme guru, menurut saya sudah berjalan efektif dan
sangat membantu dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru, saya juga
dapat belajar hal yang belum saya ketahui dan menambah pengalaman yang
mermanfaat.
11. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan seminar dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
125
Jawab:
Saya juga beberapa kali sering mengikuti seminar sebagai pendelegasian dari
sekolah, sejauh ini seminar yang saya ikuti sudah berjalan efektif dan sangat
berpengaruh positif dari diri saya sendiri, menambah wawasan dan
pengetahuan baru.
12. Bagaimana menurut bapak/ibu anjuran kepala sekolah melanjutkan
pendidikan pasca sarjana dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Kepala sekolah sangat menganjurkan melanjutkan pendidikan untuk
memperbaiki kualitas diri guru, dengan adanya anjuran tersebut guru-guru
termotivasi untuk belajar lagi dan lagi untuk mmperbaiki kualitas diri sebagai
guru. namun di sekolah ini hanya dianjurkan saja berkenaan dengan biaya dan
kewenangan seutuhknya dikembaikan lagi kepada guru yang akan
melanjutkan pendidikan tersebut.
13. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Dalam evaluasi kinerja guru tidak hanya dilakukan sekali, dalam jangka
waktu 2 minggu sekali, perbulan, per 3 bulan dan per semester. Dalam 2
minggu, perbulan dan per 3 bulan, biasanya diadakan briefing tentang kondisi
kelas seperti apa dan bagaimana, membicarakan perkembangan peserta didik
dan kinerja guru, dan dalam jangka waktu 1 semester diadakan rapat besar
guru-guru untuk membahas tentang masalah-masalah dan perkembangan yang
terjadi pada guru dan siswa.
126
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Dra. Ulfiati Rahma
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Biologi
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Ruang Guru
1. Apakah ibu/bapak guru menyusun RPP sebelum melakukan kegiatan belajar?
Jawab:
Iya pasti, setiap guru disini sebelum melakukan pembelajaran perlu adanya
membuat RPP yang dibuat ada yang persemester dan ada yang langsug dibuat
1 tahun dan pada saat proses pembelajaran kita wajib membawa RPP
penggalan (separuh RPP yang akan kita ajarkan) dan melakukan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah saya buat.
2. Apakah ibu/bapak guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP?
Jawab:
Tidak merassa kesulitan, saya sejak 2006 sudah mengajar disini dan sudah
terbiasa dengan RPP, kita juga sudah menyesuaikan sesuai dengan kondisi
yang ada disekolah
3. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, inovatif dan menyenangkan?
Jawab:
Yakinkan kepada siswa bahwa kita sudah siap belajar, jangan dibuat tegang,
dibikin santai dan meyakinkan pada siswa bahwa kita harus belajar tentang
ini.
127
4. Dalam melaksanakan pembelajaran, metode apa yang bapak/ibu gunakan?
Jawab:
Disekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013 dimana menerapkan model
pembelajaran jigsaw (keaktifan siswa) biasanya saya menggunakan metode
diskusi dengan dibuat beberapa kelompok dalam kelas dan berdiskusi antara
siswa satu dengan siswa lainnya saling bertukar informasi yang diharapkan
mampu mendapatkan informasi yang lebih banyak dari proses diskusi
tersebut.
5. Bagaimana cara bapak/ibu mengevaluasi pembelajaran?
Jawab:
Dengan cara memberikan kuis pelajaran, latihan soal, post test, ulangan harian
lisan/ tertulis dan ketika masih ada siswa yang belum mencukupi kriteria nilai
akan dilakukan remedial.
6. Menurut bapak/ibu program apa saja yang dilakukan sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Yang saya tahu ada MGMP tingkat sekolah, kota provinsi maupun nasional,
pelatihan-pelatiahan seperti kurikulum 2013, pelatihan pengenalan alat
labolaturium, pelatihan penyusunan RPP 2013, supervisi akademik, evaluasi
kinerja guru, pendelegasian seminar dan workshop.
7. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti program kegiatan peningkatan
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Iya pasti pernah karena saya sudah lama mengajar disini, jika situasi dan
kondisi memungkinkan saya pasti ikut.
8. Bagaimana menurut bapak/ibu dari program pelatihan peningkatan
profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
128
Menurut saya sudah berjalan efektif dan manfaatnya yang sangat signifikan,
jadi lebih banyak pengetahuan tentang RPP, alat-alat laboraturium dan
sebegainya.
9. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Setau saya kepala sekolah juga mensupervisi kegiatan belajar mengajar, tetapi
secara langsung saya belum pernah di supervisi oleh kepala sekolah yang
sekarang, tetapi di supervisi langsung oleh pengawas dinas pendidikan yang
di tugaskan untuk mensupervisi di sekolah ini.
10. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan workshop dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Selama yang saya ikuti sudah berjalan sangat baik, sangat bermanfaat bagi
saya untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
11. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan seminar dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Untuk mengikuti seminar saya jarang, hanya beberapa kali saja dan itu hanya
tingkat MGMP saja yang diadakan dari Dinas Pendidikan dan sejauh yang
saya ikuti belum pernah merasakan yang tidak bermanfaat, semuanya efektif
dan berjalan baik-baik saja dan sangat amat bermanfaat.
12. Bagaimana menurut bapak/ibu anjuran kepala sekolah melanjutkan
pendidikan pasca sarjana dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Sebenernya sangat bagus, untuk meningkatkan kemampuan kita sebagi
gurutetapi saya tidak melanjutkan, karena sudah mengingat usia yang sudah
tidak lagi muda dan untuk pembiayaannya pun menggunakna biaya sendiri.
129
13. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Biasanya evaluasi kinerja guru dilakukan per semester dalam rapat besar yang
terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru-guru untuk
membahas tentang permasalahan yang terjadi, cara memecahkan masalah dan
mengembangkan sekolah agar lebih baik lagi.
130
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Muhammad Fahry Sugali, S.Pd
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Ruang Guru
1. Apakah ibu/bapak guru menyusun RPP sebelum melakukan kegiatan belajar?
Jawab:
Iya bikin RPP, biasanya langsung 1 tahun biar sekalian tidak memakan waktu
banyak.
2. Apakah ibu/bapak guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP?
Jawab:
Selama ini tidak mengalami kesulitan kerana sudah terbiasa.
3. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, inovatif dan menyenangkan?
Jawab:
Kita harus tau karakter dari masing-masing anak itu seperti apa, kita sebagai
guru yang menyesuaikan siswa. Biasanya agar siswa tidak jenuh, diselingi
dengan games kecil atau ice breaking yang masih mencangkup tentang materi
pelajaran agar anak-anak semangat, saya juga sering mengadakan diskusi agar
anak-anak lebih aktif dalam mencari informasi materi pelajaran.
4. Dalam melaksanakan pembelajaran, metode apa yang bapak/ibu gunakan?
Jawab:
131
Menggunakan metode ceramah plus tanya jawab kepada siswa dan terkadang
diskusi perkelompok.
5. Bagaimana cara bapak/ibu mengevaluasi pembelajaran?
Jawab:
biasanya saya menanyakan ulang atau merivew sedikit tentang materi
pelajaran yang lalu, mengadakan ulangan harian dan ketika ada siswa yang
nilai nya belum mencukupi akan dilakukan remedial.
6. Menurut bapak/ibu program apa saja yang dilakukan sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Karena saya belum terlalu lama mengajar disini, yang saya tahu itu ada
pelatihan-pelatihan seperti bagaimana cara menyusun RPP yang baik dan
benar, pelatihan pendekatan terhadap siswa, workshop, seminar, supervisi
akademik
7. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti program kegiatan peningkatan
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Pernah hanya beberapa kali saja belum terlalu banyak mengikuti acara seperti
iu karena saya masih baru mengajar disini.
8. Bagaimana menurut bapak/ibu dari program pelatihan peningkatan
profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Menurut saya sudah berjalan efektif dan sangat berpengaruh khususnya bagi
saya yang masih sebagai guru pemula sangat membantu sekali, sehingga
membuat saya tidak kesulitan dalam membuat RPP, dan menghadapi siswa
dan terbantu dari pengetahuan-pengetahuan yang terdapat dalam pelatihan
tersebut.
9. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
132
Jawab:
Supervisi akademik dilakukan per semester sekali, tidak terlalu sering karena
mengingat tugas kepala sekolah yang banyak. Sejauh ini sudah bejalan efektif
membantu saya sebagai guru baru memperbaiki cara mengajar.
10. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan workshop dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Saya belum pernah mengikuti workshop, jadi saya tidak mengetahuinya.
11. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan seminar dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Saya belum pernah mengikuti seminar, jadi saya tidak mengetahuinya.
12. Bagaimana menurut bapak/ibu anjuran kepala sekolah melanjutkan
pendidikan pasca sarjana dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Disini sangat dianjurkan untuk guru-guru disini melanjutkan jenjang ke S2,
untuk menambah wawasan guru. ada beberapa guru yang sedang melanjutkan
S2 disini tetapi belum banyak karena mungkin banyak faktor yang
menyebabkan guru melanjutkan pendidikan S2 mengingat dengan situasi dan
kondisi guru tersebut, contohnya mungkin seperti biaya untuk melanjutkan
pendidikan S2.
13. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Evaluasi kinerja guru dilakukan di akhir semester sebelum pembagian rapot,
sekaligus evaluasi peserta didik dan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah beserta wakil-wakil nya. Membicarakan permasalahan-permasalahn
yang terjadi dalam mengajar, mencarikan jalan keluar/solusi, dan
mengarahkan untuk meningkatkan lagi kualitas diri sebagai seorang guru.
133
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani M. Fahry Sugali, S.Pd
134
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Siti Wardah, S.Pd.I
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Agama
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Ruang Guru
1. Apakah ibu/bapak guru menyusun RPP sebelum melakukan kegiatan belajar?
Jawab:
Iya selalu membuat RPP pasti, dan biassanya RPP dibuat 1 semester sekali
atau 1 tahun sekali.
2. Apakah ibu/bapak guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP?
Jawab:
Tidak ada kesulitan, karena sudah terbiasa membuatnya saya sejak 2007
sudah terjun dalam dunia pendidikan,jadi untuk sekarang sudah hal yang
memang sudah biasa.
3. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, inovatif dan menyenangkan?
Jawab:
Kalau saya karena guru agama sebelum memulai pelajaran saya memberikan
materi kehidupan sehari-hari berupa pengalaman hidup yang membuat siswa
termotivasi dan biasanya juga saya melakukan tanya jawab dengan siswa agar
siswa lebih aktif dalam belajar.
4. Dalam melaksanakan pembelajaran, metode apa yang bapak/ibu gunakan?
Jawab:
135
Saya menggunakan metode yang berubah-ubah tidak mementu tergantung
dengan materi yang akan dibahas, biasayanya saya menggunakan metode
praktek, ceramah plus tanya jawab dan diskusi kelas dengan membentuk
kelompok.
5. Bagaimana cara bapak/ibu mengevaluasi pembelajaran?
Jawab:
Dengan mengadakan ulangan secara lisan maupun tulisan, dan jika ada siswa
yang nilai nya belum memenuhi standar akan diadakan remedial.
6. Menurut bapak/ibu program apa saja yang dilakukan sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Yang saya tahu ada sekolah mengadakan pelatihan-pelatihan, mendelegasikan
guru untuk workshop ,mendelegasikan guru untuk ikut seminar dan supervisi
akademik.
7. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti program kegiatan peningkatan
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Iya pernah seperti mengikuti pelatihan-pelatihan, workshop dan seminar.
8. Bagaimana menurut bapak/ibu dari program pelatihan peningkatan
profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Menurut saya sudah berjalan efektif, setiap pelatihan selalu berdampak baik
bagi diri saya pribadi, misalnya dalam pelatihan pembuatan RPP yang baik
dan benar dari pelatihan tersebut saya mendapatkan pengetahuan tentang cara
membuat RPP yang baik dan benar dan saya terapkan dari apa yang saya
dapatkan di kegiatan pelatihan tersebut.
9. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
136
Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan kepala sekolah setiap 1 semester
sekali dan pengawas dari dinas pendidikan juga melakukan supervise lumayan
rajin.
10. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan workshop dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Menurut saya workshop yang pernah saya lakukan sudah berjalan efektif dan
sangat berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan bisa mengembangkan
pengetahuan yang sudah saya tahu.
11. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan seminar dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Saya pernah mengikuti seminat tentang keagaamaan, menurut saya sudah
berjalan efektif, membahas secara detail tentang keagamaan membuat saya
semakin menambahpengetahuan tentang keagamaan.
12. Bagaimana menurut bapak/ibu anjuran kepala sekolah melanjutkan
pendidikan pasca sarjana dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Di sekolah ini ada anjuran untuk melanjutkan pendidikan, namun tergantung
dari individu guru-guru tersebut yang memutuskan untuk melanjutkan atau
tidak pendidikan nya.
13. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Evaluasi kinerja guru dilakukan biasanya per semester, evaluasi yang
dilakukan per semester tersebut dilakukan dengan pertemuan besar kepala
sekolah, wakil-wakil kepala sekolah sertaseluruh guru-guru yang mengajar di
sekolah membicarakan tentang penilaian siswa dan kinerja guru selama 1
semester apakah ada masalah dan diselesaikan serta dicarikan solusi nya, dan
137
biasanya juga per 2 minggu, perbulan dan per 3 bulan diadakan dalam bentuk
briefing membicarakan permasalahan yang terjadi selama jangka waktu
tersebut dan solusi untuk permasalahan yang ada.
138
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Hanna Susanti, S.Pd
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Ruang Guru
1. Apakah ibu/bapak guru menyusun RPP sebelum melakukan kegiatan belajar?
Jawab:
Iya bikin RPP sebelum KBM, biasanya bikin untuk jangka waktu 1 tahun,
sekalian sekali buat untuk 1 tahun.
2. Apakah ibu/bapak guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP?
Jawab:
Tidak, karena sudah terbiasa membuatnya dan surah sering juga ada pelatihan
pembuatan RPP jadi sudah terbiasa.
3. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, inovatif dan menyenangkan?
Jawab:
Biasanya si kalo untuk menyenangkan siswa agar suasana kelas tidak tegang
dan monoton, saya mengadakan games kecil yang tentunya di dasari dengan
nilai-nilai pelajaran. Saya juga mengadakan diskusi perkelompok agar siswa
aktif berkomunikasi bertukar informasi antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya. Terkadang saya juga memberikan ruang untuk siswa maju
untuk menjelaskan apa yang sudah di dapat dan dimengerti.
4. Dalam melaksanakan pembelajaran, metode apa yang bapak/ibu gunakan?
139
Jawab:
Saya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, biasanya saya
menggunakan metode diskusi, ceramah plus tanya jawab, presentasi siswa
agar lebih berani menjelaskan dan mengeksplor pengetahuan sendiri.
5. Bagaimana cara bapak/ibu mengevaluasi pembelajaran?
Jawab:
Dengan mengadakan kuis-kuis materi yang diajarkan, latihan soal, dan
melakukan ulangan harian.
6. Menurut bapak/ibu program apa saja yang dilakukan sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru?
Jawab:
Yang saya tahu ada pelatihan-pelatihan, pendelegasian seminar, pendelegasian
kelompok, supervisi akademik.
7. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti program kegiatan peningkatan
peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Iya pernah lumayan sering, jika tidak ada halangan saya pasti mengikuti acara
tersebut.
8. Bagaimana menurut bapak/ibu dari program pelatihan peningkatan
profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Menurut saya pelatihan yang sudah diikuti berjalan dengan efektif dan sangat
bermanfaat bagi diri saya pribadi, menambah pengetahun dan wawasan serta
pengalaman, memperbaiki dan mengembangkan sesuatu yang telah saya dapat
dari kegiatan tersebut.
9. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
140
Selama ini sudah berjalan efektif, supervisi dilakukan dalam jangka waktu
sekali dalam 1 semester.
10. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan workshop dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Workshop yang telah saya ikuti sejauh ini sudah bejalan baik dan sangat
efektif, membuat saya lebih mengembangkan kemampuan saya dan lebih
banyak mengetahui sesuatu hal yang berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawab saya sebagai seorang guru.
11. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan seminar dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru apakah sudah berjalan efektif?
Jawab:
Beberapa kali saya ikut seminar berjalan efektif dan bermanfaat bagi saya
untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang saya miliki dan bisa
menerapkannya dalam tugas saya sebagai guru
12. Bagaimana menurut bapak/ibu anjuran kepala sekolah melanjutkan
pendidikan pasca sarjana dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Kepala sekolah menganjuran melanjutkan pendidikan S2, menurut saya
sangat bagusuntuk meningkatkan kemampuan guru itu sendiri, tetapi balik
lagi kepada guru iu sendiri yang menjalankannya.
13. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang
dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru?
Jawab:
Biasanya setiap 2 minggu, 1 bulan, dan 3 per bulan ada briefing dan setiap per
semester ada rapat pertemuan seluruh guru, kepala sekolah dan wakil-wakil
kepala sekolah membahas permasalahan yang sedang dihadapi guru dan
memecahkan solusinya.
141
142
Lampiran-10 Hasil Wawancara Siswa
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Muhammad Fajar Faturrahman
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Siswa
Kelas : XI IPS 3
Tanggal : 04 Juli 2019
Tempat : Halaman Depan Kelas
1. Apakah menurut anda penyampaian materi yang disampaikan bapak/ibu guru
jelas dan mudah dipahami?
Jawab:
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) guru menyampaikan materi dengan
jelas, namun terkadang ada juga guru yang penjelasannya terlalu cepat
sehingga lumayan sulit untuk dipahami oleh siswa, tetapi siswa sering kali
meminta menjelaskan ulang materi yang belum dipahami oleh siswa
2. Dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) apakah metode pembelajaran yang
digunakan bapak/ibu guru menarik dan menyenangkan?
Jawab:
Metode pembelajaran yang digunakan random dan tidak moton menggunakan
satu metode pembelajaran, biasanya menggunakan metode pembelajaran
ceramah yang diiringi dengan diskusi, tugas dan latihan, setiap pertemuan
berbeda tidak monoton.
3. Apakah bapak/ibu guru memberikan tugas (baik tugas individu/kelompok)
kepada siswa/i?
Jawab:
143
Setiap pertemuan selalu diberikan tugas individu atau perkelompok, tugas
rumah atau tugas disekolah dan itu selalu diberikan, jadi siswa-siswa bisa
mempelajari lebih dalam terkait materi yang telah diajarkan dan dapat
mengulang-ngulang pelajaran sebelumnya.
4. Bagaimana sikap dan prilaku bapak/ibu guru terhadap siswa/I dalam
mengajar?
Jawab:
Baik dan tegas, ketika kita ketinggalan pelajaran yang dijelaskan guru mau
mengulang dan memberikan pengertian kembali sehingga kami dapat
mengerti dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Namun, tegas ketika kita
tidak mengerjaan Pekerjaan Rumah (PR) diberikan peringatan agar lebih giat
belajar dan mengerjakan PR yang diberikan. atau ada juga yang dihukum
dengan ditambahkan tugas karena tidak mengumpulkan PR.
5. Apakah bapak/ibu guru selalu memberi memotivasi siswa/i agar lebih giat
dalam belajar?
Jawab:
Ada beberapa guru yang sering memberikan motivasi agar giat belajar, dan
membangkitkan semangat dalam belajar.
6. Apa yang digunakan bapak/ibu guru yang dijadikan sebagai sumber belajar
(buku paket/LKS/Jurnal dll) dalam proses KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)?
Jawab:
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar sering menggunakan buku paket. Pernah
sesekali menggunakan jurnal penelitian atau browsing internet.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani M. Fajar Faturrahman
144
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Diyah Ayu Ratna Wulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa
Kelas : XI IPA 1
Tanggal : 04 Juli 2019
Tempat : Halaman Depan Kelas
1. Apakah menurut anda penyampaian materi yang disampaikan bapak/ibu guru
jelas dan mudah dipahami?
Jawab:
Ada beberapa guru yang yang saat menjelaskan mudah dipahami dan jelas,
dan ada di bebrapa mata pelajaran digantikan dengan guru PKL (Praktek
Kerja Lapangan), karena pengajarnya ganti-ganti jadi kurang jelas dan
lumayan susah dipahami karena beda orang beda penyampaian.
2. Dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) apakah metode pembelajaran yang
digunakan bapak/ibu guru menarik dan menyenangkan?
Jawab:
Metode pembelajaran biasanya digunakan bervariasi misalnya, guru
menjelaskan materi baru dan setelah itu dibikin kelompok untuk berdiskusi,
atau sering juga melakukan eksperimen dengan menggunakan alat-alat lab
jika dibutuhkan, tidak hanya itu biasanya juga dalam belajar kita melihat suatu
studi kasus dalam bentuk video atau dalam bentuk alat peraga. Tidak monoton
dan membuat kita senang dalam belajar.
3. Apakah bapak/ibu guru memberikan tugas (baik tugas individu/kelompok)
kepada siswa/i?
Jawab:
145
Beberapa guru sering memberikan tugas disetiap pertemuan baik individu
maupun kelompok, terkhusus guru mata pelajaran IPA, agar lebih mendalami
dan mengulang-ngulang materi yang sudah dipelajari.
4. Bagaimana sikap dan prilaku bapak/ibu guru terhadap siswa/I dalam
mengajar?
Jawab:
Secara keseluruhan guru-guru disini baik-baik, tetapi tergantung ketika siswa
melakukan kesalahan guru juga menindaklanjuti kesalahan siswa tersebut,
seperti tidak mengerjakan PR guru akan tegas memberikan peringatan.
Terkadang diselingi juga dengan candaan atau games kecil.
5. Apakah bapak/ibu guru selalu memberi memotivasi siswa/i agar lebih giat
dalam belajar?
Jawab:
Ada beberapa guru yang beberapa kali memberikan motivasi, namun tidak
banyak guru yang melakukannya, lebih menekankan kepada materi yang
diajarkan.
6. Apa yang digunakan bapak/ibu guru yang dijadikan sebagai sumber belajar
(buku paket/LKS/Jurnal dll) dalam proses KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)?
Jawab:
Yang sering digunakan adalah buku paket, power point dan media audio
visual lainnya yang berkaitan dengan materi pembahasan pelajaran.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani Diyah Ayu R.W
146
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Abdul Rozak
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Siswa
Kelas : XI IPS
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Halaman Depan Kelas
1. Apakah menurut anda penyampaian materi yang disampaikan bapak/ibu guru
jelas dan mudah dipahami?
Jawab:
Kebanyakan guru dalam menyampaikan materi jelas dan mudah dipahami.
Terkadang ada juga yang lumayan sulit untuk dipahami, dan biasanya dibahas
ulang atau disuruh membaca ulang materi yang sedang dipelajari.
2. Dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) apakah metode pembelajaran yang
digunakan bapak/ibu guru menarik dan menyenangkan?
Jawab:
Macam-macam metode yang diajarkan guru, ada yang menjelaskan materi
plus tanya jawab dengan siswa, diskusi, langsung memberikan tugas,
merangkum materi. Setiap pertemuan selalu menggunakan metode yang
berubah-ubah tidak monoton.
3. Apakah bapak/ibu guru memberikan tugas (baik tugas individu/kelompok)
kepada siswa/i?
Jawab:
Iya sering memberikan tugas, tapi tidak disetiap pertemuan, kebanyakn tugas
diisi dengan tugas kelompok.
147
4. Bagaimana sikap dan prilaku bapak/ibu guru terhadap siswa/I dalam
mengajar?
Jawab:
Ada yang baik dan ada juga yang tegas, ketika siswa/i nya sulit untuk diatur
atau ketika siswa/i melakukan kesalahan.
5. Apakah bapak/ibu guru selalu memberi memotivasi siswa/i agar lebih giat
dalam belajar?
Jawab:
Ada beberapa guru yang sering memberikan motivasi yang memberikan
semangat belajar kepada siswa/i.
6. Apa yang digunakan bapak/ibu guru yang dijadikan sebagai sumber belajar
(buku paket/LKS/Jurnal dll) dalam proses KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)?
Jawab:
Dalam belajar biasanya menggunakan buku paket, atau menggunakan
rangkuman hasil tugas yang diberikan guru dipertemuan yang lalu dan tidak
pernah menggunakan jurnal penelitian.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani Abdul Rozak
148
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Fitriana Dewi
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa
Kelas : XII IPS 3
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Halaman Depan Kelas
1. Apakah menurut anda penyampaian materi yang disampaikan bapak/ibu guru
jelas dan mudah dipahami?
Jawab:
Beberapa guru jelas kak, dan mudah dipahami. Tidak jarang juga materinya
sulit dimengerti tetapi ditanyakan lagi kepada guru dan dijelaskan kembali
materi yang tidak dimengerti.
2. Dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) apakah metode pembelajaran yang
digunakan bapak/ibu guru menarik dan menyenangkan?
Jawab:
Biasanya si diskusi dengan teman kelompok, terkadang juga guru
menjelaskan plus tanya jawab dengan siswa. Metode yang digunakan
bermacam-macam tidak menentu tergantung guru yang mengajar dan materi
yang diajarkan.
3. Apakah bapak/ibu guru memberikan tugas (baik tugas individu/kelompok)
kepada siswa/i?
Jawab:
Iya memberikan tugas tetapi tidak terlalu sering, tugasnya lebih sering tugas
kelompok.
149
4. Bagaimana sikap dan prilaku bapak/ibu guru terhadap siswa/I dalam
mengajar?
Jawab:
Baik dan tegas. Mengajar sewajarnya tidak ada yang berprilaku berlebihan.
5. Apakah bapak/ibu guru selalu memberi memotivasi siswa/i agar lebih giat
dalam belajar?
Jawab:
Iya beberapa guru sering memberikan arahan kepada siswa/i, untuk
mengetahui yang baik dan yang tidak baik.
6. Apa yang digunakan bapak/ibu guru yang dijadikan sebagai sumber belajar
(buku paket/LKS/Jurnal dll) dalam proses KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)?
Jawab:
Biasanya menggunakan buku paket dan browsing google untuk lebih
menambah pengetahuan.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani Fitriana Dewi
150
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Arsyati S.V
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa
Kelas : XII IPA 1
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Halaman Depan Kelas
1. Apakah menurut anda penyampaian materi yang disampaikan bapak/ibu guru
jelas dan mudah dipahami?
Jawab:
Tergantung guru nya, ada beberapa guru yang bener-bener jelas dan dipahami
ada juga beberapa guru yang kurang jelas dalam menyampaikan materi,
misalnya terkadang ada guru yang masuk kelas menulis di papan tulis lalu
main laptop, kadang juga ada yang memberikan tugas dan langsung keluar
kelas dan merasa tertinggal dalam pelajaran tersebut.
2. Dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) apakah metode pembelajaran yang
digunakan bapak/ibu guru menarik dan menyenangkan?
Jawab:
Dari setiap guru berbeda-beda, ada yang diskusi, kerja kelompok dan
presentasi mencari tahu sendiri tentang materi yang dipelajari, praktek-praktek
dilapangan atau menggunakan alat-alat peraga lainnya yang mendukung
dalam pelajaran.
3. Apakah bapak/ibu guru memberikan tugas (baik tugas individu/kelompok)
kepada siswa/i?
151
Jawab:
Beberapa guru sering memberikan tugas, tapi ada juga yang jarang
memberikan tugas.
4. Bagaimana sikap dan prilaku bapak/ibu guru terhadap siswa/I dalam
mengajar?
Jawab:
Menurut saya, sikap semua guru sama aja tergantung siswanya, kalu siswanya
baik guru nyajuga baik, kalau siswanya bermasalah, sulit diatur dan tidak
hormat dengan guru, biasanya guru memperingati atau lebih tegas terhadap
siswa nya seperti itu.
5. Apakah bapak/ibu guru selalu memberi memotivasi siswa/i agar lebih giat
dalam belajar?
Jawab:
Tidak semua guru memberikan motivasi, namun dikelas saya wali kelas yang
sering memberikan motivasi agar semangat belajar dan arahan-arahan yang
memberikan pengetahuan diluar materi pelajaran.
6. Apa yang digunakan bapak/ibu guru yang dijadikan sebagai sumber belajar
(buku paket/LKS/Jurnal dll) dalam proses KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)?
Jawab:
Biasanya menggunakan paket dan menggunakan internet, membuka website-
website tentang pelajaran yang dimana untuk melengkapi bagian detail dari
pelajaran yang dibahas. Biasanya yang dilihat blog-blog pendidikan atau
jurnal penelitian.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani Arsyati S.V
152
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Nama : Elsa Evita
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa
Kelas : XII IPA 1
Tanggal : 17 Juli 2019
Tempat : Halaman Depan Kelas
1. Apakah menurut anda penyampaian materi yang disampaikan bapak/ibu guru
jelas dan mudah dipahami?
Jawab:
Beberapa guru ada yang jelas dan mudah dipahami, ada juga yang tidak jelas
dan biasanya ditanyakan ke guru (lebih ke konsul ber2) dan dijelaskan bagian
materi yang tidak dimengerti atau bertanya ke teman yang lebih mengerti
tentang materi pelajaran tersebut.
2. Dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) apakah metode pembelajaran yang
digunakan bapak/ibu guru menarik dan menyenangkan?
Jawab:
Biasanya guru mengunakan metode diskusi, menjelaskan plus tanya jawab
dengan siswa, praktek-praktek, menggunakan alat peraga, dan membuat
eksperimen. Setiap pertemuan beda-beda metode dan setiap guru juga
mempunyai metodenya masing-masing tidak selalu menggunakan metode
yang sama.
3. Apakah bapak/ibu guru memberikan tugas (baik tugas individu/kelompok)
kepada siswa/i?
Jawab:
153
Iya lumayan sering memberikan tugas, lebih sering memberikan tugas
kelompok dibandingkan tugas individu.
4. Bagaimana sikap dan prilaku bapak/ibu guru terhadap siswa/I dalam
mengajar?
Jawab:
Secara keseluruhan guru-guru disini baik, dan tegas ketika ada sesuatu hal
yang salah atau ada anak murid yang bermasalah.
5. Apakah bapak/ibu guru selalu memberi memotivasi siswa/i agar lebih giat
dalam belajar?
Jawab:
Lumayan jarang, tidak terlalu menekankan pada motivasi seperti itu,
langsung ke pokok materi pembahan yang diajarkan.
6. Apa yang digunakan bapak/ibu guru yang dijadikan sebagai sumber belajar
(buku paket/LKS/Jurnal dll) dalam proses KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar)?
Jawab:
Biasanya menggunakan buku paket, dan ketika ada materi yang tidak terlalu
detail yang ada dibuku paket dan disaat itu biasanya disuruh browsing google
untuk mencari detail materi pelajaran.
Peneliti Narasumber
Annisa Silviani Elsa Elvita
154
Lampiran- 11 Hasil Studi Dokumen
LEMBAR STUDI DOKUMEN
No.
Jenis Dokumen
Objek
Status
Keterangan
Ada Tdk
Ada
1. Profil Sekolah a. Visi, Misi, Tujuan √
b. Sejarah Sekolah √
c. Struktur Organisasi √
d. Prestasi sekolah √
2. Program Kerja a. Rencana Kerja Sekolah √
b. Rencana Anggaran
Kerja Sekolah
√
c. Laporan Pelaksanaan
Program Sekolah
√
d. RPP √
3. Data Guru dan
Staf
a. Guru PNS √ 24 orang
b. Guru Honorer/ guru
bantu
√ 14 orang
c. Kepala Tata Usaha √ 1 orang
d. Staff Tata Usaha √ 8 orang
e. Tenaga Kebersihan √ 7 orang
f. Petugas Keamanan √ 3 orang
4. Data Siswa Jumlah siswa Laki-laki
dan Perempuan
√ 798 siswa/i
5. Data sarana dan
Prasarana
a. Investasi Tanah √ Tanah milik
pemerintah.
b. Bangunan √ Baik
c. Ruang Kelas √ 22 ruang
keadaan baik
d. Ruang Guru √ Baik
e. Ruang Kepala sekolah √ Baik
f. Ruang pertemuan/
rapat
√ Baik
g. Ruang TU √ Baik
h. Ruang UKS √ Baik
155
i. Masjid/ Mushalla √ Baik
j. Lab. Komputer √ 2 ruang lab
keadaan baik
k. Lab. Bahasa √ Baik
l. Lab. Ipa √ Belum tersedia
m. Perpustakaan √ Baik
n. Aula √ Belum tersedia
o. Dapur √ Baik
p. Kamar Mandi Guru/
karyawan
√ Baik
6. Bentuk strategi
peningkatan
profesionalisme
guru
1) Pelatihan
a) Proposal kegaiatan
b) Laporan kegiatan
pelaksanaan
2) Supervisi akademik
a) Laporan
pelaksanaan
kegiatan
3) Workshop
a) Proposal kegiatan
b) Laporan kegiatan
pelaksanaan
4) Seminar
a) Proposal kegiatan
b) Laporan kegiatan
pelaksanaan
5)Melanjutkan studi pasca
sarjana
a) Data guru yang
melanjutkan pasca
sarjana
6) Evaluasi kinerja
a) Laporan
pelaksanaan kinerja
guru
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tidak
menggunakan
proposal
Hanya berupa
output
kegiatan
supervisi
Hanya berupa
undangan/
surat tugas
Hanya berupa
sertifikat
peserta
seminar
Hanya berupa
output
penilaian
kinerja guru
156
Lampiran-12 Prestasi Sekolah
DATA PIALA, MEDALI, DAN SERTIFIKAT PENGHARGAAN SMA
NEGERI 10 KOTA TANGERANG SELATAN
A. Piala
No. Nama Kejuaraan Tingkat Tempat Tahun
1 Juara 1 Pencak Silat
Putra
O2S 2013
2. Juara 3 Pencak Silat Putri O2S 2013
3. Juara 2 Atletik Lari 100
M Putra
O2S 2013
4. Juara 3 Design Poster
Putra
O2S 2013
5. Juara 2 Tenis Meja
Tungga Putri
O2S 2013
6. Juara 1 Kriya Putri FLS2N 2013
7. Juara 1 Bulutangkis
Tunggal Putra
O2S 2013
8. Juara 2 Pencak Silat
Tunggal Putri
O2S 2012
9. Juara 3 Atletik Lari 100
M Putri
O2S 2013
10 Juara 3 Atletik Lari 100
M Putra
O2S 2012
11. Juara 2 Sains Terapan OPSI 2012
12. Juara 3 Pencak Silat
Tunggal Putra
O2S 2013
13. Juara 1 Lomba Duta
SMANIO
Sekolah SMAN 10 Tangerang
Selatan
2015
14. Juara 3 Pencak Silat
Tunggal Putri
O2S 2013
15. Juara 1 Baca Al - Qur'an
Putra
FLS2N 2013
16. Juara 2 Vokal Putri FLS2N 2013
17. Juara 3 Atletik Loncat
Tinggi Putri
O2S 2013
18. Juara 1 Vokal Putra FLS2N 2013
157
19. Juara 3 Tenis Meja
Tunggal Putra
O2S 2013
20. Juara 3 Atletik Lompat
Jauh Putri
O2S 2013
21. Juara 2 Kriya Putra FLS2N 2013
22. Juara 2 Bulutangkis
Perorangan Tunggal
Putri
O2S 2013
23. Juara 3 Cipta Puisi FLS2N 2013
24. Juara 2 Karate 61 KG
Putra
O2S 2013
25. Juara Terbaik 3 Film
Pendek
Kepalangmerahan
Wira Palang Merah Bulan Sabit
Merah Internasional
26. Juara Terbaik 5 Tokoh
Jean Henry & Danent
Wira Palang Merah Bulan Sabit
Merah Internasional
27. Juara Terbaik 3
Kreativitas Madding
Wira Palang Merah Bulan Sabit
Merah Internasional
28. Juara 3 Basket Sekolah SMA Muhammadiyah 25 2013
29. Juara 3 Futsal Universitas Universitas
Muhammadiyah Jakarta
2014
30. Lomba Menata Perangko Kota DISHUB KOMINFO 2016
31. Juara 1 Lomba Cerdas
Tangkas IV
Wira UIN 2013
32. Juara 2 Basket Putra SMA/MA Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta
2014
33. Juara 3 Kompetisi
Konselor Sebaya PKPR
SMA 2013
34. Juara 2 Lomba Nasyid Umum 2015
35. Juara 3 Lomba Melukis
LLM
Badan Lingkungan Hidup
Daerah Kota Tangsel
36. Juara 2 Lomba Science Almode Cup
37. Juara Harapan 3 Solo
Vokal
SMA
Jabodetabek
SMAN 3 Tangerang
Selatan
2015/20
16
38. Juara 2 Monolog FLS2N SMA GUGUS IV
Tangerang Selatan
2016
39. Juara 2 Lomba Marawis SMP & SMA SMAN 7 Tangerang
Selatan
2015
40. Juara 2 Koran Dinding BPK PENABUR 2013
41. Juara 2 Seni Kriya Putra FLS2N SMA GUGUS IV
Tangerang Selatan
2016
158
42. Juara 2 Atletik Lari 100
M Putri
O2S 2012
43. Juara 1 Futsal Putri OSIS
CUP
SMA SMAN 10 Tangerang
Selatan
44. Juara 3 Design Poster
Putra
FLS2N SMA GUGUS IV
Tangerang Selatan
2016
45. Juara 2 Unjuk Bakat
Menyanyi Indonesia
Talent
Nasional 2015
46. Juara 1 Lomba
Menggambar/Melukis
SMA Badan Lingkungan Hidup
Daerah Kota Tangsel
2013
47. Juara 2 Lomba Futsal
Putra
SMA SMAN 10 Tangerang
Selatan
2015
48. Juara 1 Lomba Madding SMA SMAN 10 Tangerang
Selatan
2015
49. Juara 3 Futsal SMA 2015
50. Juara 3 Solo Vokal Putri FLS2N 2015
51. Juara 3 Atletik Antara
Pelajar
SMA 2014
52. Juara 3 Lomba Karate
Komite Putri
O2SN 2015
53. Juara 3 Futsal Jabodetabek SMAN 1 Tangerang
Selatan
2014
54. Juara 1 Futsal SMA SMAN 2 Pamulang 2007
55. Juara 2 Tenis Meja Putra Kelas SMAN 10 Tangerang
Selatan
2014/20
15
56. Juara Harapan 1 Tari
Saman
SMA UHAMKA
57. Juara 1 Futsal Putri Kelas SMAN 10 Tangerang
Selatan
2015
58. Juara 1 Tari Berpasangan FLS2N SMA GUGUS IV
Tangerang Selatan
2016
59. Juara 2 Atletik Lari Putra O2SN 2015
60. Juara 2 Lomba Padus Umum 2009
61. Juara 1 Lomba Atletik
Lari Putri
O2SN 2015
62. Juara 3 Lomba Cipta
Puisi
FLS2N 2015
63. Juara 3 Lomba Karate
Putri
O2SN 2015
64. Juara Harapan 1 Speech SMA SMAN 8 Tangerang 2011
159
Contest Selatan
65. Juara 2 Lomba Konselor
Remaja
Umum Dinas Kesehatan Jakarta
Selatan
2013
66. Juara 2 Baca Puisi FLS2N SMA GUGUS IV
Tangerang Selatan
2016
67. Juara 1 Umum Putra
Lomba Lari 10K Putra
Umum Dispora Tangerang
Selatan
2010
68. Juara 2 Lomba Basket SMA 2015
69. Juara 2 Futsal SMA
Jabodetabek
SMAN 6 Tangerang
Selatan
2014
70. Juara 3 Lomba Penulisan
Kreatif Kependudukan
Provinsi BKKBN 2014
71. Juara 2 Festival Maulid
Marawis
SMA SMAN 1 Tangerang
Selatan
2013
72. Juara 3 Saman SMA SMAN 86 Jakarta 2015
73. Peringkat 1 Lomba
Kader Kesehatan Remaja
SMA 2010
74. Juara Harapan 3 Festival
Marawis
Umum
75. Juara 2 Atletik Putri Lari
80 M
Pelajar Dispora Tangerang
Selatan
2012
76. Juara 1 Futsal Putra Umum STIE Ahmad Dahlan
Jakarta
2016
77. Juara 3 Lomba Catur
Putra
O2SN 2015
78. Juara 2 Akustik Band Jabodetabek SMAN 1 Tangerang
Selatan
2014
79. Juara 2 Akustik Band Jabodetabek Nepal Cup 2014/20
15
80. Juara 3 Lomba Kultum Umum Studi Islam Ramadhan 2010
81. Juara 1 Tunggal Putra SMA SMAN 2 Tangerang
Selatan
82. Juara 1 Lomba Kreasi
Busana Muslim Pentas
PAI
SMA/SMK 2017
83. Juara 3 Futsal Putra SMA/SMK STIE Ahmad Dahlan
Jakarta
84. Juara 1 Kategori B Putri
Hand Ball
Sparingtaiment
GOR Adiputra Ciomas
Bogor
2018
85. Top Score Kejuaraan Kejuaraan Banten 2017
160
Daerah Hand Ball Indoor
Putri
Daerah
86. Juara 3 Lomba Essay
Pekan Raya Ilmiah
HMPS
Pendidikan
Fisika
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2017
87. Juara 2 Blutatra 2.0 SMA
Jabodetabek
Universitas Budiluhur 2017
88. Juara 3 Clairvoyant Ke –
2
89. Juara 3 Putri Lomba
RICE
Jabodetabek Universitas Mercubuana
Pramuka Penegak
2018
90. Juara 1 Bulutangkis
Laurensia Cup
SMA SMA Santa Leurensia 2017
91. Juara Harapan 3 Tari
Saman
STICKes Pertamedika
Jakarta
2017
92. Juara 1 Futsal HUT
Madrasah Pembangunan
UIN
SMA/MA Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta
2017
93. OCEAN CUP Futsal
Competition
2016
94. Juara 2 Lomba Solo
Vokal NIO CUP
SMA SMAN 9 Tangerang
Selatan
2016
95. Juara 1 Bulu Tangkis
Tunggal Putra
O2SN Banten 2017
96. Juara 1 Bulu Tangkis
Tunggal Putri
O2SN
Tingkat
Provinsi
2017
97. NSC CUP 14 Juara 1
Badminton
SMA SMAN 1 Tangerang
Selatan
2018
98. Juara 2 Futsal Putra SMA SMAN 5 Tangerang
Selatan
2016
99. Champion Badminton
Labrakadabra 4
- -
100
.
Juara 1 Accoustic
Nelvitas Cup
SMA SMAN 4 Tangerang
Selatan
2016
101
.
Juara 1 Handball B Putra
Sparingtaiment
Daerah GOR Adiputra Ciomas
Bogor
2018
102
.
Juara 2 Speech Contest
English Festival
SMA
Jabodetabek
AMJ-PBI UIN
JAKARTA
2016
103
.
Juara 2 Sepak Bola Putra
Laurensia Cup
SMA SMA Santa Leurensia 2017
104 Juara 2 Futsal SMA 86 SMA SMAN 86 Tangerang
161
. CUP 4 Selatan
105
.
Juara 2 Mini Soccer SMA SMA Katholik Ricci 2017
106
.
Juara 1 Bulutangkis
MOSAIC CUP
SMA SMA Kristen Penabur
Bintaro Jaya
2017
107
.
Juara 2 Lomba
Badminton Putra
Classmeeting SMAN 10 Tangerang
Selatan
2015
108
.
Juara 3 Lomba Voli
Putra
Classmeeting SMAN 10 Tangerang
Selatan
2015
109
.
Juara 1 Bulutangkis
Double Putra REVEN
CUP
SMA SMAN 87 Jakarta 2017
110
.
Juara 1 Bulutangkis
Single REVEN CUP
SMA SMAN 87 Jakarta 2017
111
.
Juara 2 Turnamen
Bulutangkis Putra 3 on 3
UMUM Se-
Jawa Barat
Purwakarta 2016
112
.
Juara 1 Futsal SMA/MA
113
.
Juara 2 Vokal Group SMA
Jabodetabek
Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN
Jakarta
2010
114
.
Juara 3 Futsal HWFC
CUP
2018
115
.
Juara 3 Tunggal Putra
Kejukrot
Antar OPD
Tangsel
2017
116
.
Juara 2 Futsal Putra
SEMANIC CUP
SMA SMAN 3 Tangerang
Selatan
2017
117
.
Juara 3 Futsal Putra SMA SMAN 5 Tangerang
Selatan
2017
118
.
Juara Harapan Lomba
Cerdas Cermat
SMA
119
.
Juara 3 Putra Lomba
RICE
Jabodetabek Universitas Mercubuana 2018
120
.
Lomba Bulutangkis
Beregu Campuran
MOSAIC CUP
121
.
Juara 1 Badminton
Tunggal
Jabodetabek SMA Al - Azhar BSD 2017
122
.
Penghargaan Pelajar Anti
Korupsi
123
.
Juara 2 Beevolution Cup
Mini Soccer
SMA 2018
162
124
.
Juara 1 Lomba
Perorangan Ganda Putra
MOSAIC CUP
SMA SMA Kristen Penabur
Bintaro Jaya
2018
125
.
Juara 1 Beregu Putra
MOSAIC CUP
SMA SMA Kristen Penabur
Bintaro Jaya
2018
126
.
Juara 3 Futsal Putra
MOSAIC CUP
SMA SMA Kristen Penabur
Bintaro Jaya
2018
127
.
Juara 2 Bulutangkis
Double Putra REVEN
CUP
SMA SMAN 87 Jakarta 2017
128
.
Juara 2 Bultangkis Single
Putra REVEN CUP
SMA SMAN 87 Jakarta 2017
129
.
Juara Umum Kartini's
Day
SMA SMAN 10 Tangerang
Selatan
2017
130
.
Juara 2 Kompetisi
Konselor Sebaya PKPR
Kota 2014
131
.
Juara 3 Lomba Vokal
Grup LLM
Kota
132
.
Juara 2 Futsal SMA Universitas
Muhammadiyah Jakarta
FISIP
2019
133
.
Juara 1 Badminton NSC
CUP XV
SMA SMAN 1 Tangerang
Selatan
134
.
Juara 1 Badminton Umum Universitas Pembangunan
Jaya
2019
135
.
Juara 2 Badminton UMUM Universitas Pembangunan
Jaya
2019
136
.
Juara 2 Futsal Putra SMA SMAN 5 Tangerang
Selatan
2019
137
.
Juara 1 Bulutangkis
Ganda Putra
SMA SMAN 5 Tangerang
Selatan
2019
138
.
Juara Harapan 2 Blitatra
3.0
SMA 2018
139
.
Juara 1 Basket 3 ON 3
SJS CUP
SMA Saint John's School
Meruya
2018
140
.
Juara 2 Badminton UMUM MAN 4
141
.
Juara 3 Turnamen Futsal
Kessos UIN CUP
UMUM UIN 2018
142
.
Juara 3 Putra Kejuaraan
Daerah Handball
Daerah 2018
143 Juara 1 Bulutangkis SMA SMAN 87 Jakarta 2018
163
. Single REVEN CUP
144
.
Juara 1 Bulutangkis
Ganda Campuran
REVEN CUP
SMA SMAN 87 JAKARTA 2018
145
.
Juara 3 Sharial Expo
Futsal
Umum UIN JAKARTA 2018
146
.
Juara Duta Anak Provinsi 2018
147
.
Juara 3 Citizen Jurnalis
Putri
SMA/SMK/
MA
SMAN 90 JAKARTA 2019
148
.
Juara 2 Lomba Basket SMA Madrasah Aliyah UIN 2018
149
.
Juara Harapan 1 Saman Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah
2018
150
.
Juara 2 Student Action
Handball Championship
SMA/SMK Fakultas Ekonomi
Universitas Pakuan
151
.
Juara 3 Lomba Futsal
SEMANI CUP
SMA/MA 2018
152
.
Juara 3 Putri Festival
Olahraga Rekreasi
Masyarakat
Provinsi 2019
153
.
Juara 3 Liga Futsal SMA Fakultas Psikologi Jakarta 2018
154
.
Juara 3 Lomba
Badminton Next's Cup 2
SMA SMAN 10 Tangerang
Selatan
2018
155
.
Juara 2 Bulutangkis
Single
SMA SMAN 87 Jakarta 2018
156
.
Juara 2 Lomba
Badminton Next's Cup 2
SMA SMAN 10 Tangerang
Selatan
2018
157
.
Juara 2 Futsal AGRI
CUP
SMA
158
.
Juara 3 Bulutangkis
Ganda Campuran
SMA SMAN 87 Jakarta 2018
159
.
Juara 3 Futsal Kota
160
.
Juara Terfavorit 2
Gradasi Competition 2
SMA/SMK/
MA
SMAN 5 Tangerang
Selatan
2019
161
.
Juara 1 Lomba Gerak
Jalan
Kota 2018
162
.
Juara Harapan 3 Putra
Pramuka
SMA SMAN 90 Jakarta 2019
163 Juara Umum O2SN Provinsi 2018
164
.
164
.
Juara 1 Kategori SMA
Kompetisi Konselor
PKPR
Kota 2018
165
.
Juara Umum O2SN Kota 2018
166 Juara 2 Futsal SMA STIE AHMAD
DAHLAN JAKARTA
167 Juara 1 Lomba
Bulutangkis Tunggal
Putri
O2SN 2018
168
.
Juara 1 Badmintn Elvice
Part 3
SMA/SMK/
MA
MAN 2 JAKARTA 2018
169
.
Juara 3 Lomba Senam
Kesegaran Jasmani
SMA
170
.
Juara 3 Lomba Basket
MM 25 CUP 11TH
SMA SMA Muhammadiyah 25
Pamulang
171
.
Juara 1 Lomba
Bulutangkis Tunggal
Putra
O2SN 2018
172
.
Juara 1 Futsal Sharia
Ekonomi Festival
SMA UIN Jakarta 2018
173
.
Juara 3 Futsal Putra SMA/SMK STIKes WDH MASDA
CUP
2018
174
.
Juara 2 Purwa LKBB
PION ROUND 2
SKAKMAT
SMA/SMK SDN PONDOK RANJI
03
175
.
Juara 3 Lomba Gerak
Jalan
Kota 2018
176
.
Juara Madya 3 Gradasi
Competition
SMA/SMK/
MA
SMA Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan
2018
177
.
Juara Caraka 3 Formasi
Gerak dan Langkah
Sepulau Jawa SMAN 3 Tangerang
Selatan
178
.
Juara Bina 3 Gradasi
Comepetition
SMA
Sepulau Jawa
SMAN 5 Tangerang
Selatan
2019
179
.
Pasukan Terfavorit 2
Gradasi Competition
SMA
Sepulau Jawa
SMAN 5 Tangerang
Selatan
2018
180
.
Juara Harapan 3 Ratoeh
Jaroe
SMA SMAN 10 Tangerang
Selatan
181
.
Juara 2 Purwo Globe XI SMA Se-
Jawa Barat
SMAN 5 Depok
182 Juara Madya 1 Lomba SMA 2017
165
. Ketangkasan Baris
berbaris
183
.
Juara Bina 1 Logapaksa
Purna Paskibra Wira
Purna
2019
184
.
Juara 1 Madya 2 SMA SMA ISLAM PB
Soedirman Jakarta
2018
185
.
Juara 1 Bulutangkis
Tunggal Putra O2SN
Provinsi 2019
186
.
Juara 1 Bulutangkis
Tunggal Putri O2SN
Provinsi 2019
187
.
Juara Purwa 2
GRAFILAST
SMA
Sepulau Jawa
SMAN 12 Tangerang
Selatan
2018
188
.
Juara 1 Bola SMA
IGNIGHT CUP 2019
SMA SMAN 10 Tangerang
SELATAN
2019
189 Juara 1 Bulutangkis NIO
CUP 2019
Jabodetabek 2019
B. Medali
No. Kejuaraan Medali Tingkat Tahun
1. Catur Cepat Tunggal Putra Medali
Emas
Nasional -
2. Catur Cepat Tunggal Putri Medali
Emas
Nasional -
3. POPDA Bulutangkis
Beregu Putra
Medali
Emas
Daerah 2016
4. POPDA Bulutangkis
Tunggal Putra
Medali
Emas
Daerah 2016
5. O2SN Juara 2 Lari 100 M
Putri
Medali
Perak
Nasional -
6. O2SN Juara 2 Karate
KATA Putra
Medali
Perak
Nasional -
7. O2SN Juara 2 Karate
KATA Putri
Medali
Perak
Nasional -
8. Asosiasi Bola Tangan
Indonesia
Medali
Perak
Kota -
9. Asosiasi Bola Tangan
Indonesia
Medali
Perak
Kota -
10. Asosiasi Bola Tangan
Indonesia
Medali
Perak
Kota -
11. Asosiasi Bola Tangan Medali Kota -
166
Indonesia Perak
12. Asosiasi Bola Tangan
Indonesia
Medali
Perak
Kota -
13. Asosiasi Bola Tangan
Indonesia
Medali
Perak
Kota -
14. Juara 3 Silat Tunggal Putri Medali
Perunggu
Nasional -
15. Juara 1 Bulutangkis
Tunggal Putra O2SN
Medali
Emas
Nasional 2018
16. Juara 1 Bulutangkis
Tunggal Putri O2SN
Medali
Emas
Nasional 2018
167
C. Sertifikat
No. Penghargaan Penerima Tingkat Tahun
1. Juara 2 Kerapihan Teknik Serang Hindar
Berpasangan Tangan Kosong Putri
Fadillah Nur
Indah Sari
Kota 2017
2. Penghargaan Sebagai Peserta Tari Saman
STIKes PERTAMEDIKA
Saman SMAN 10
Tangsel
UMUM 2017
3. Juara 2 BLUTATRA 2.0 Tari Tradisional SMAN 10
Tangerang
Selatan
Jabodetabek 2017
4. Penghargaan Sebagai Peserta Kawah
Kepemimpinan Pelajar
Lika Febriyasa Nasional 2019
5. Juara III beregu Putra cabang Olahraga
Bulutangkis
Jim Jason Kiazen
(Banten)
Nasional 2017
6. Juara 1 Beregu Putri Bulutangkis Putri Kusuma
Wardani
Nasional 2017
7. Juara 1 Beregu Putri Bulutangkis Regina Abella
Rullyanda
Nasional 2017
8. Juara 3 Beregu Putra Bulutangkis Muhammad
Farhan Ananto
Nasional 2017
9. Juara Harapan 3 Ratoeh Jaroe Competition SMAN 10
Tangerang
Selatan
UMUM 2017
10. Juara 1 Pertarungan Bebas IPSI Kelas C
Putri
Fadillah Nur
Indah Sari
Kota 2017
11. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Juuna Agustiani Kota 2016
12. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Marsha Adinda
Wardani
kota 2016
13. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Zalsya Arum
Tanjung
Kota 2016
14. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Balqis Lanisa Kota 2016
15. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Anisa Juliana
Lestari
Kota 2016
16. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Gisna Anisa
Cantika Kurnanda
Kota 2016
17. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Diandra Putri
Maharani
Kota 2016
18. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Khanza Risti
Kireinandita
Kota 2016
19. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Syakilla Andara
Putri
Kota 2016
20. Juara 2 Putri Handball Walikota Cup Oktavia Nabilah Kota 2016
168
Akbar
21. Penghargaan sebagai Peserta Festival
Kegiatan Iklim
Nispundi
Rangraeni
Nasional 2016
22. Penghargaan Sebagai Peserta Lawatan
Sejarah Nasional XIII
Nispundi
Rangraeni
Provinsi 2016
23. Penghargaan Sebagai Peserta Dalam
Lawatan Sejarah
Nispundi
Rangraeni
Nasional 2016
24. Penghargaan Sebagai Peserta Bimbingan
Teknis Laskar Lingkungan Muda
Nispundi
Rangraeni
Kota 2016
25. Apresiasi Sebagai Peserta Workshop
Penulisan Untuk Majalah Sekolah
Nispundi
Rangraeni
Jabodetabek 2016
26. Juara 2 Lomba Dagongan Beregu Putri
(Lomba Olahraga Masyarakat dan Rekreasi
Balqis Lanisa Kota 2016
27. Juara 2 Lomba Lari 100 M Putri O2SN Balqis Lanisa Nasional 2016
28. Juara 1 Bulutangkis Ganda Putra POPDA
VIII
Muhammad
Farhan Ananto
Provinsi 2016
29. Juara 1 Bulutangkis Beregu Putra POPDA
VIII
Muhammad
Farhan Ananto
Provinsi 2016
30. Juara 2 Bulutangkis Tunggal Putra POPDA
VIII
Muhammad
Farhan Ananto
Provinsi 2016
31. Juara 1 Atletik Lari 100 M Putri O2SN Balqis Lanisa Nasional 2015
32. Juara 1 Bidang Atletik O2SN Balqis Lanisa Nasional 2015
33. Penghargaan Sebagai Peserta Pelatihan
Menulis Angkatan I
Nispundi
Rangraeni
Kota 2015
Tangerang Selatan, 25 Juli 2019
Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan
Muklas, S.Pd
NIP : 197111062006041010
169
Lampiran- 13 Rencana Kegiatan Sekolah
RENCANA KEGIATAN SEKOLAH
SMAN 10 KOTA TANGERANG SELATAN
NO. Jabatan Program
1. Kepala Sekolah a. Pelatihan Guru (pelatihan K13, pelatihan RPP,
pelatihan guru prestasi, angka kredit dan
kenaikan pangkat)
b. Supervisi akademik
c. Evaluasi kinerja guru
2. Kurikulum a. Ulangan Tengah Semester
b. Ulangan Akhir Semester
c. UNBK
d. Ujian Kenaikan Kelas
e. Remedial
3. Kesiswaan a. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
b. Goes To Campus
c. Perpisahan Kelas XII
d. Peringatahn Hari Besar Islam
e. Peringatan Hari Besar Nasional
f. Kepramukaan
g. Pelantikan Bantara
h. Penerimaan Siswa Baru
i. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional
j. EDUFAIR CAMPUS
k. Pentas Seni (NEXCUP)
l. Penjaringan Kesehatan
m. Akreditasi
n. Razia Kelas
o. Razia Tata Tertib Sekolah
p. Upacara Bendera
q. Jumat Ibadah
r. Jumat Sehat dan Bersih
s. Laskar Lingkungan Muda
t. Pemilu OSIS dan MPK, Sertijab OSIS dan
170
MPK
u. Pembinaan Ekskul
4. Sarpras a. Penataan lingkungan sekolah yang bersih ,
mengacu kepada sekolah adiwiyata
b. Toilet dan Westafel Ideal
c. Kelas yang bersih dan nyaman
d. Renovasi ringan
5. Humas a. Kerjasama dengan kampus atau instansi lain
dalam bidang pendidikan, kesehatan dan
keamanan.
6. Tata Usaha a. Pembagian tugas secara bergilir dilihat dari
situasi dan kondisi
b. Mengatur keuangan sekolah
7. BK (Bimbingan
Konseling
a. Penjurusan siswa
b. Mengarahan SNMPTN< SBMPTN dan
Mandiri masuk perguruan Tinggi
c. Konsultasi bagi anak-anak yang bermasalah
171
Lampiran- 14 Rencana Perangkat Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Pengetahuan Dasar Geografi
Alokasi Waktu : 6 Minggu x 3 Jam pelajaran @ 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Memahami
pengetahuan dasar
geografi dan terapannya
dalam kehidupan sehari-
hari
Mendefinisikan tentang ruang lingkup pengetahuan geografi
Mengidentifikasikan tentang objek studi dan aspek geografi
Mengidentifikasi objek studi geografi
Mengidentifikasi prinsip-prinsip geografi
Mengidentifikasi aspek-aspek geografi
Mendeskripsikan tentang konsep esensial geografi dan contoh
terapannya
Mendeskripsikan aspek-aspek geografi
Mengklasifikasikan tentang konsep, objek, dan ruang lingkup geografi
Mencari informasi tentang konsep, objek, dan ruang lingkup geografi
melalui berbagai sumber/media
Menemukan data dan informasi tentang prinsip geografi dan contoh
terapannya
Mengeksprolasi temuan data dan informasi tentang prinsip geografi dan
contoh terapannya
Menunjukkan objek dan aspek geografi pada peta yang memperlihatkan
penerapan konsep dan prinsip geografi
Mentabulasikan hasil eksprolasi data dan informasi tentang pendekatan
172
geografi dan contoh terapannya
Menganalisis tabulasi data dan informasi tentang pendekatan geografi
dan contoh terapannya
Menganalisis hubungan antara suatu objek dengan objek lainnya di
permukaan bumi
Menguraikan hasil analisa data dan informasi tentang hubungan antara
suatu objek dengan objek lainnya di permukaan bumi
Menguraikan konsep geografi
Menguraikan perkembangan ilmu geografi
Mengasosiasikan uraian data dan informasi tentang hubungan antara
suatu objek dengan objek lainnya di permukaan bumi
Merumuskan ruang lingkup kajian geografi
Menjelaskan metode/pendekatan geografi
Menjelaskan perbedaan prinsip-prinsip geografi
Menjelaskan perbedaan aspek-aspek geografi
Menyimpulkan hasil asosiasi data dan informasi tentang hubungan antara
suatu objek dengan objek lainnya di permukaan bumi
Memberikan contoh aspek-aspek geografi dalam kehidupan sehari-hari
Mengaplikasikan metode/pendekatan geografi dalam mengkaji fenomena
geosfer
Menerapkan prinsip geografi dalam kajian gejala geosfer
4.1 Menyajikan contoh
penerapan pengetahuan
dasar geografi pada
kehidupan sehari-hari
dalam bentuk tulisan
Memverifikasi kesimpulan data dan informasi tentang hubungan antara
suatu objek dengan objek lainnya di permukaan bumi
Mempresentasikan hasil verifikasi data tentang keterampilan geografi
Mempresentasikan tulisan tentang ruang lingkup pengetahuan dan
keterampilan geografi yang dilengkapi contoh dalam kehidupan sehari-
hari
Mengkomunikasikan hasil analisisnya dalam bentuk tulisan yang
dilengkapi dengan gambar, tabel, atau grafik yang mendukung gagasan
yang ditulis
Menyampaikan hasil kesimpulannya tentang ruang lingkup pengetahuan
geografi, konsep esensial geografi, obyek studi, prinsip, pendekatan, dan
aspek geografi di depan kelas
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mendefinisikan ruang lingkup pengetahuan geografi
2. Mengidentifikasikan objek studi dan aspek geografi
3. Mengidentifikasi objek studi geografi
4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip geografi
5. Mengidentifikasi aspek-aspek geografi
6. Mengklasifikasikan tentang konsep, objek, dan ruang lingkup geografi
7. Menganalisis hubungan antara suatu objek dengan objek lainnya di permukaan bumi
8. Menguraikan hasil analisa data dan informasi tentang hubungan antara suatu objek dengan
objek lainnya di permukaan bumi
9. Menguraikan konsep geografi
10. Menguraikan perkembangan ilmu geografi
11. Mengasosiasikan uraian data dan informasi tentang hubungan antara suatu objek dengan objek
lainnya di permukaan bumi
173
12. Merumuskan ruang lingkup kajian geografi
13. Menjelaskan metode/pendekatan geografi
14. Menjelaskan perbedaan prinsip-prinsip geografi
15. Menjelaskan perbedaan aspek-aspek geografi
16. Memberikan contoh aspek-aspek geografi dalam kehidupan sehari-hari
17. Mengaplikasikan metode/pendekatan geografi dalam mengkaji fenomena geosfer
18. Menerapkan prinsip geografi dalam kajian gejala geosfer
19. Mempresentasikan tulisan tentang ruang lingkup pengetahuan dan keterampilan geografi yang
dilengkapi contoh dalam kehidupan sehari-hari
20. Mengkomunikasikan hasil analisisnya dalam bentuk tulisan yang dilengkapi dengan gambar,
tabel, atau grafik yang mendukung gagasan yang ditulis
21. Menyampaikan hasil kesimpulannya tentang ruang lingkup pengetahuan geografi, konsep
esensial geografi, obyek studi, prinsip, pendekatan, dan aspek geografi di depan kelas
D. Materi Pembelajaran
Pengetahuan Dasar Geografi
Ruang lingkup pengetahuan geografi.
Objek studi dan aspek geografi.
Konsep esensial geografi dan contoh terapannya.
Prinsip geografi dan contoh terapannya.
Pendekatan geografi dan contoh terapannya.
Keterampilan geografi.
Fakta : Ruang lingkup pengetahuan geografi
Konsep : Konsep esensial geografi dan contoh terapannya
Pengertian geografi
Perkembangan ilmu geografi
Konsep esensial geografi
Obyek studi Geografi
Prinsip : Prinsip geografi dan contoh terapannya
Prinsip persebaran
Prinsip timbal balik
Prinsip korologi
Prinsip penggambaran
Prosedur : Pendekatan geografi dan contoh terapannya
Metode/pendekatan keruangan
Metode/pendekatan kompleks kewilayahan
Metode/pendekatan ekologi
Aspek Geografi
Aspek fisik (alamiah): gejala-gejala alam yang timbul
Aspek sosial (kehidupan): dengan segala interaksi, penyebaran, maupun relasinya
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
174
lembar penilaian
Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.
Manusia dalam lingkungan: guru, pustakawan, laboran, dan penutur nativ.
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Audio: kaset dan CD.
Audio-cetak: kaset atau CD audio yang dilengkapi dengan teks.
Proyeksi visual diam: OUT dan film bingkai.
Proyeksi audio visual: film dan bingkai (slide) bersuara.
Audio visual gerak: VCD, DVD, dan W.
Visual gerak: film bisu.
Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.
Komputer.
G. Sumber Belajar Buku Geografi Siswa Kelas X, Kemendikbud, tahun 2013
Pengalaman peserta didik dan guru
H. Langkah-langkah Pembelajaran
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Objek studi dan aspek geografi
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
175
berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Objek studi dan aspek geografi dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Objek studi dan aspek geografi
● Pemberian contoh-contoh materi Objek studi dan aspek geografi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Objek studi dan aspek geografi
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Objek studi dan aspek geografi
→ Mendengar
Pemberian materi Objek studi dan aspek geografi oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
Objek studi dan aspek geografi
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Objek studi dan aspek geografi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
176
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Objek studi dan aspek geografi yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
materi Objek studi dan aspek geografi yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Objek
studi dan aspek geografi yang sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Objek studi dan aspek geografi yang
telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Objek studi dan aspek geografi
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Objek studi dan aspek geografi yang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan
rasa percaya diri Objek studi dan aspek geografi sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Objek studi dan aspek geografi
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
177
(pengolahan
Data)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Objek studi dan aspek geografi
→ Mengolah informasi dari materi Objek studi dan aspek geografi yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Objek studi dan aspek
geografi
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Objek studi dan aspek geografi
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Objek studi dan aspek geografi berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Objek studi dan aspek geografi
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Objek studi
dan aspek geografi dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Objek studi dan aspek geografi yang dilakukan
dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Objek studi dan aspek geografi
178
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Objek studi dan aspek geografi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa berkaitan dengan materi Objek studi dan aspek geografi yang akan selesai
dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Objek studi dan aspek geografi yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Objek studi dan aspek geografi berlangsung, guru mengamati sikap siswa
dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur,
tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran tentang materi Objek studi dan aspek geografi yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Objek studi dan aspek geografi yang baru
diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada
pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Objek studi dan aspek
geografi
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Objek studi dan aspek geografi kepada kelompok yang
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai BS JJ TJ DS
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
179
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,
kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1
Selama diskusi, saya ikut
serta mengusulkan
ide/gagasan.
50
250 62,50 C 2
Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan
kesempatan untuk berbicara.
50
3
Saya ikut serta dalam
membuat kesimpulan hasil
diskusi kelompok.
50
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
180
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1 Mau menerima pendapat
teman. 100
450 90,00 SB
2 Memberikan solusi terhadap
permasalahan. 100
3 Memaksakan pendapat sendiri
kepada anggota kelompok. 100
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
N
o Aspek yang Dinilai
Skala Jumla
h Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai 25 50 75 10
0
181
N
o Aspek yang Dinilai
Skala Jumla
h Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai 25 50 75 10
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
- Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata
bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
182
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru
bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
183
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator
yang Belum
Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Keterangan
1
2
3
4
5
6
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.
Mengetahui :
Kepala SMAN 10 Kota Tangsel Guru Mata Pelajaran,
Drs. H. Ahmad Nana Mahmur M,M.Pd Drs. Santoso
NIP.19601030 198403 1 005 NIP. 19660411 200701 1 007
Catatan Kepala Sekolah
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
........................................................
184
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 10 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XII / Ganjil
Materi Pokok : Rangkaian arus searah
Alokasi Waktu : 8 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menganalisis prinsip kerja peralatan
listrik searah (DC) berikut
keselamatannya dalam kehidupan
sehari-hari
Memahami arus listrik dan pengukurannya
Memahami Hukum Ohm
Menjelaskan arus listrik dalam rangkaian tertutup
Menganalisis hambatan sepotong kawat penghantar
Menganalisis rangkaian hambatan
Menganalisis gabungan sumber tegangan listrik
Memahami Hukum II Kirchoff
Menganalisis energi dan daya listrik
Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah
(DC) dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Melakukan percobaan prinsip kerja
rangkaian listrik searah (DC) dengan
metode ilmiah berikut presentasi hasil
percobaan
Membuat percobaan tentang rangkaian listrik
searah
Menyajikan hasil percobaan tentang rangkaian
listrik searah baik lisan maupun tulisan secara
sistematis
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Memahami arus listrik dan pengukurannya
Memahami Hukum Ohm
Menjelaskan arus listrik dalam rangkaian tertutup
Menganalisis hambatan sepotong kawat penghantar
185
Menganalisis rangkaian hambatan
Menganalisis gabungan sumber tegangan listrik
Memahami Hukum II Kirchoff
Menganalisis energi dan daya listrik
Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
Membuat percobaan tentang rangkaian listrik searah
Menyajikan hasil percobaan tentang rangkaian listrik searah baik lisan maupun tulisan secara
sistematis
D. Materi Pembelajaran
Rangkaian arus searah
• Arus listrik dan pengukurannya
• Hukum Ohm
• Arus listrik dalam rangkaian tertutup
• Hambatan sepotong kawat penghantar
• Rangkaian hambatan
• Gabungan sumber tegangan listrik
• Hukum II Kirchoff
• Energi dan daya listrik
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
Buku Fisika Siswa Kelas XII, Kemendikbud, Tahun 2016
Buku refensi yang relevan,
Lingkungan setempat
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
4. Pertemuan Ke-4 (4 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
186
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,
maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi Hambatan sepotong kawat penghantar dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Hambatan sepotong kawat penghantar
● Pemberian contoh-contoh materi Hambatan sepotong kawat penghantar untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Hambatan sepotong kawat penghantar
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Hambatan sepotong kawat
penghantar
→ Mendengar
187
Pemberian materi Hambatan sepotong kawat penghantar oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Hambatan sepotong kawat penghantar yang
sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
materi Hambatan sepotong kawat penghantar yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Hambatan sepotong kawat penghantar yang sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Hambatan sepotong kawat
penghantar yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
188
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Hambatan sepotong kawat penghantar
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Hambatan sepotong kawat penghantar yang
telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan
rasa percaya diri Hambatan sepotong kawat penghantar sesuai dengan
pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara
:
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
→ Mengolah informasi dari materi Hambatan sepotong kawat penghantar yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hambatan sepotong kawat
penghantar
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
189
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Hambatan sepotong kawat penghantar
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Hambatan
sepotong kawat penghantar dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Hambatan sepotong kawat penghantar yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Hambatan sepotong kawat penghantar
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Hambatan sepotong kawat penghantar yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Hambatan sepotong kawat
penghantar yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Hambatan sepotong kawat penghantar
yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Hambatan sepotong kawat penghantar berlangsung, guru mengamati
sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Hambatan sepotong kawat penghantar yang baru
dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Hambatan sepotong kawat penghantar yang
baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada
pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Hambatan
190
sepotong kawat penghantar
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Hambatan sepotong kawat penghantar kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
1. Pertemuan Ke-1 (4 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa
untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,
maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Arus listrik dan pengukurannya
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi Arus listrik dan pengukurannya dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
191
● Lembar kerja materi Arus listrik dan pengukurannya
● Pemberian contoh-contoh materi Arus listrik dan pengukurannya untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan Arus listrik dan pengukurannya
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Arus listrik dan
pengukurannya
→ Mendengar
Pemberian materi Arus listrik dan pengukurannya oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
Arus listrik dan pengukurannya
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Arus listrik dan pengukurannya
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Arus listrik dan pengukurannya yang sedang
dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai
referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang
materi Arus listrik dan pengukurannya yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
192
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Arus listrik dan pengukurannya yang sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Arus listrik dan pengukurannya
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Arus listrik dan pengukurannya
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Arus listrik dan pengukurannya yang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan
rasa percaya diri Arus listrik dan pengukurannya sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Arus listrik dan pengukurannya
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara
:
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Arus listrik dan pengukurannya
→ Mengolah informasi dari materi Arus listrik dan pengukurannya yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Arus listrik dan
pengukurannya
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
193
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Arus listrik dan pengukurannya
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Arus listrik dan pengukurannya berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
Arus listrik dan pengukurannya
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Arus
listrik dan pengukurannya dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Arus listrik dan pengukurannya yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Arus listrik dan pengukurannya
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Arus listrik dan pengukurannya yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Arus listrik dan pengukurannya
yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Arus listrik dan pengukurannya yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Arus listrik dan pengukurannya berlangsung, guru mengamati sikap
siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
194
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Arus listrik dan pengukurannya yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Arus listrik dan pengukurannya yang baru
diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada
pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Arus listrik dan
pengukurannya
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Arus listrik dan pengukurannya kepada kelompok
yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
4. Teknik Penilaian (terlampir)
d. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai BS JJ TJ DS
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
195
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri.
Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan
terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh
guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1
Selama diskusi, saya ikut
serta mengusulkan
ide/gagasan.
50
250 62,50 C 2
Ketika kami berdiskusi,
setiap anggota mendapatkan
kesempatan untuk berbicara.
50
3
Saya ikut serta dalam
membuat kesimpulan hasil
diskusi kelompok.
50
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud
dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format
penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1 Mau menerima pendapat
teman. 100
450 90,00 SB 2
Memberikan solusi terhadap
permasalahan. 100
3
Memaksakan pendapat
sendiri kepada anggota
kelompok.
100
196
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
e. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
No Aspek yang Dinilai Skala Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai 25 50 75 100
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
- Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.
f. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
197
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata
bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
5. Instrumen Penilaian (terlampir)
d. Pertemuan Pertama
e. Pertemuan Kedua
f. Pertemuan Ketiga
6. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
c. Remedial
198
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
4) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
5) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
6) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator yang
Belum
Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai Setelah
Remedial Keterangan
1
2
3
4
5
6
dst
d. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
5) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
6) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
7) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
8) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.
Mengetahui : Tangerang Selatan, 15 Juli
2019
Kepala SMA Negeri 10 Tangsel Guru Mata Pelajaran,
Drs. H. Ahmad Nana Mahmur M. M.Pd Muklas, S.Pd
NIP 19601030 198403 1 005 NIP 19711106 200604 1 010
199
Catatan Kepala Sekolah
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
............................................................
200
Lampiran- 15 Data Guru dan Staff
DAFTAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SMA NEGERI 10 KOTA TANGERANG SELATAN Kecamatan Kec. Ciputat, Kabupaten Kota Tangerang Selatan, Provinsi Prov. Banten
N
o Nama
Status
Kepega
waian
Jenis
PTK
Keterangan
Jenj
ang
Jurusan/P
rodi Sertifikasi Mengajar
1
Aditya
Firdaus
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Bahasa
Indonesia
2
Ahmad
Nana
Mahmur
Mulyana PNS
Kepala
Sekolah S2 lainnya
Matematik
a
3
Anita
Ekawati PNS
Guru
Mapel S1
Matematik
a
Matematik
a
Matematik
a (Umum)
4 Ardani
Tenaga
Honor
Sekolah
Petugas
Keaman
an
SMA
/
seder
ajat Umum
5
Aris
Stiadi
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1 Ekonomi
6
Baihatur
Ridwan
Tenaga
Honor
Sekolah
Pesuruh/
Office
Boy
Pake
t C Umum
7
Budi
Santoso PNS
Guru
Mapel S1
Hama dan
Penyakit
Tumbuhan Biologi
Biologi
Lintas
Minat,
Biologi
8 Cahri
Tenaga
Honor
Sekolah
Pesuruh/
Office
Boy
SMP
/
seder
ajat Umum
9
Dewi
Ariani PNS
Guru
Mapel S1
Matematik
a
Matematik
a
Matematik
a
1 Dwi PNS Guru S1 Bahasa Bahasa Bahasa
201
0 Antinings
ih
Mapel Indonesia Indonesia Indonesia
1
1
Dwi
Purnomo
Tenaga
Honor
Sekolah
Pesuruh/
Office
Boy
SMA
/
seder
ajat Umum
1
2
Eny
Retno
Dewi
Setyanin
gsih PNS
Guru
Mapel S1 Seni Tari Seni Tari
Seni
Budaya
1
3 Eva Dewi
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Manajeme
n
Akuntansi
1
4 Fajriah PNS
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Guru
Kelas
SD/MI
1
5
Fela
Lestia
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Perbankan
Syariah
1
6
Fikri
Azhari
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Administr
asi Negara
1
7
Hanna
Susanti PNS
Guru
Mapel S1 Ekonomi Ekonomi Ekonomi
1
8
Herman
Syukur
Waruwu
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Kelas S2
Pendidika
n Agama
Kristen
Pendidika
n agama
Kristen
1
9
Herni
Juwita PNS
Guru
Mapel S1 Sejarah Sejarah Sejarah
2
0 Indrijanti PNS
Guru
Mapel S1 Ekonomi
Ekonomi
(umum,
koperasi,
akuntansi) Ekonomi
2
1
Jul Frikli
Kurniawa
n
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Perpusta
kaan S2
Manajeme
n
Pendidika
202
n
2
2
Koesoem
astoeti PNS Guru BK S1
Kurikulum
dan
Teknologi
Pendidika
n
Bimbingan
dan
Konseling
(Konselor)
Bimbingan
dan
Konseling
(Konselor)
2
3
Lily
Vebrina
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1 Fisika
Fisika,
Prakarya
kewiraush
aan
2
4
Linda
Sahara PNS Guru BK S1
Bimbingan
dan
Konseling
(Konselor)
Bimbingan
dan
Konseling
(Konselor)
Bimbingan
dan
Konseling
(Konselor)
2
5
Lini Sri
Haryani PNS
Guru
Mapel S1
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
(PKn)
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
(PKn)
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
(PKn)
2
6
Mahwiya
h PNS
Guru
Mapel S1
Bahasa
Inggris
Bahasa
Inggris
Bahasa
inggris
2
7
Muhamm
ad Fahry
Sugali
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
(Pkn)
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
(PKn)
2
8 Muklas PNS
Guru
Mapel S1
Pendidika
n Teknik
Pembangu
nan Fisika Fisika
2
9 Mundirin
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1
Pendidika
n Agama
Islam
Pendidika
n Agama
Islam
3
0
Nurhadi
Muhamm
ad
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S2
Bahasa
Indonesia
Bahasa
indonesia
3
1 Nursalim PNS
Guru
Mapel S1
Ilmu
Pengetahu
an Sosial
(IPS) Sejarah Sejarah
3
2
Paisal
Cakrawil
Guru
Honor
Guru
Mapel S1
Pendidika
n Jasmani
Pendidika
n Jasmani
203
aga Sekolah dan
Kesehatan
dan
Kesehatan
3
3
Pinasthi
Tri
Ariyani
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1 Sosiologi
Sosiologi,
sejarah
3
4
Pritami
Elysa
Guru
Honor
Sekolah
Guru
TIK S1
Teknologi
Informasi
dan
Komunika
si (TIK)
Teknologi
Informasi
dan
Komunika
si (TIK),
prakarya
dan
kewirausa
haan
3
5
Rifa
Kusmiati
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S2 Kimia
Geografi,
kimia
3
6 Robi
Tenaga
Honor
Sekolah
Petugas
Keaman
an
SMA
/
seder
ajat Umum
3
7 Rohmat
Tenaga
Honor
Sekolah
Pesuruh/
Office
Boy
Putu
s SD Umum
3
8
Rostiana
Ambar
Sari
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1
Matematik
a
Matematik
a
3
9 Santoso PNS
Guru
Mapel S1 Geografi Geografi Geografi
4
0 Septian
Tenaga
Honor
Sekolah
Petugas
Keaman
an
SMA
/
seder
ajat Umum
4
1
Siti
Marfuah
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1
Muatan
Lokal
Seni
Budaya
4
2
Siti
Mariam
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1 Biologi
BTQ,
Biologi
4
3
Siti
Toyibah PNS
Guru
Mapel S1 Sosiologi Sosiologi Sosiologi
4 Siti Guru Guru S1 Pendidika
Pendidika
204
4 Wardah Honor
Sekolah
Mapel n Agama
Islam
n Agama
Islam
4
5
Sri
Jumiatun
Guru
Honor
Sekolah
Guru
Mapel S1
Bahasa
Jepang
Bahasa
jepang
4
6
Sri
Lestari PNS
Guru
Mapel S2
Pendidika
n Ilmu
Pengetahu
an Alam
(IPA) Kimia Kimia
4
7
Sri
Pujiati PNS
Guru
Mapel S2
Teknologi
Pembelaja
ran
Matematik
a
Matematik
a
4
8
Sri
Wahyuni
Tenaga
Honor
Sekolah
Pesuruh/
Office
Boy
Putu
s SD Umum
4
9 Sriyani
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Manajeme
n Sumber
Daya
Manusia
5
0
Susilowat
i Ariadi PNS
Guru
Mapel S1 Akuntansi
Ekonomi
(umum,
koperasi,
akuntansi)
Ekonomi,
Akuntansi
Syariah
5
1
Susrita
Yanti PNS
Guru
Mapel S1
Pendidika
n Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia
5
2
Totonafo
Ndraha
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Pendidika
n Agama
Kristen
5
3
Ulfa Riza
Sumarlin
Tenaga
Honor
Sekolah
Tenaga
Administ
rasi
Sekolah S1
Manajeme
n Sumber
Daya
Manusia
5
4
Ulfiati
Rahmah PNS
Guru
Mapel S1 Biologi Biologi Biologi
5
5 Undang PNS
Guru
Mapel S1
Pendidika
n Jasmani
dan
Kesehatan
Pendidika
n Jasmani
(OR dan
kesehatan)
Pendidika
n Jasmani
(OR dan
kesehatan)
5 Usep Tenaga Pesuruh/ SMP Umum
205
6 Suherma
n
Honor
Sekolah
Office
Boy
/
seder
ajat
5
7
Yana
Maulana
Tenaga
Honor
Sekolah
Pesuruh/
Office
Boy
SMP
/
seder
ajat Umum
5
8 Zuhairiah PNS
Guru
Mapel S1
Bahasa
Inggris
Bahasa
Inggris
Bahasa
Inggris
206
Lampiran- 16 Undangan Workshop
207
Lampiran-17 Sertifikat Seminar
208
Lampiran- 19 Data Guru Yang Melanjutkan Pasca sarjana
Data Guru Yang Sudah Menempuh Jenjang Pendidikan S2
No. Nama Jurusan
1. Ahmad Nana Mahmur Mulyana Matematika
2. Herman Syukur Waruwu Pendidikan Agama Kristen
3. Nurhadi Muhammad Bahasa Indonesia
4. Rifa Kusmiati Kimia
5. Sri Lestari Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)
6. Sri Pujiati Teknologi Pembelajaran
7. Jul Frikli Kurniawan Manajemen Pendidikan
Data Guru Yang Sedang Menempuh Jenjang Pendidikan S2
No. Nama Jurusan
1. Herni Juwita Sejarah
2. Mahwiyah Bahasa inggris
3. Hanna Susanti Ekonomi
209
Lampiran- 19 Output Evaluasi Kinerja Guru
210
211
Lampiran- 20 Sertifikat Pelatihan
212
213
Lampiran- 21 Uji Referensi
214
215
216
217
218
219
220
Lampiran- 23Biodata Penulis
Annisa Silviani Rizqy, lahir di
Bekasi, 17 Desember. Putri satu-
satunya dari pasangan Bapak Ahmad
Nasrullah dan Ibu Karlin. Tempat
Tinggal di Jl. Bahagia Utama II A,
Kavling Wisma Bahagia RT 004 RW
007 Bekasi Utara. Penulis
menempuh pendidikan diantaranya di
MI Attaqwa 02 Annur Bekasi, SMP
Attaqwa Pusat Bekasi, MAN 1 Kota Bekasi dan Jurusan Manajemen Pendidikan pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2019
dan lulus dengan menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penulis pernah aktif
dalam organisasi intra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa (HMJ) Manajemen
Pendidikan tahun 2016, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (DEMA-FITK) tahun 2017, Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (SEMA-FITK) tahun 2018. Penulis juga mengikuti organisasi ekstra kampus
seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Manajemen
Pendidikan/Manajemen Pendidikan Islam/Administrasi Pendidikan Seluruh Indonesia
(IMMAPSI).
Email: annisasirizqy@gmail.com.