Post on 24-Apr-2015
DIKLAT ORIENTASI CALON PEGAWAI
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)
MEDAN
2013
PERALATAN PELABUHAN
PERALATAN APUNG
PERALATAN BONGKAR MUAT
PENGOPERASIAN
PERAWATAN
PERALATAN PELABUHAN Pelabuhan pada umumnya terletak diperbatasan antara laut dengan daratan atau terletak
di sungai atau danau.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas dan atau perairan dengan batas-batas tertentusebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakansebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muatbarang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitaskeselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagaitempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (UU No. 17 Th 2008 tentangPelayaran).
Untuk menunjang kegiatan pelabuhan dibutuhkan sarana atau peralatan yangdifungsikan untuk melayani sandar dan labuh kapal serta bongkar muat barang dipelabuhan, yang dapat dikategorikan dalam:
a. Kapal;
b. Peralatan Bongkar Muat.
KAPALPeralatan yang daerah operasinya di perairan dikategorikan sebagaiperalatan apung yang melayani keluar masuknya kapal;
A. KAPAL TUNDA (HARBOUR TUG)B. KAPAL PANDU (PILOT BOAT)C. KAPAL KEPIL (MOORING BOAT)
KAPAL TUNDA (HARBOUR TUG)
Kapal tunda dipakai sebagai sarana penunjang pemanduan dengan cara menarikatau mendorong kapal yang dipandu untuk sandar ke dermaga. Kegunaannyaadalah untuk mengurangi daya propulsi kapal yang dipandu karenapertimbangan keselamatan kapal dan fasilitas pelabuhan.
KAPAL
NO UKURAN KAPAL UNIT MINIMALTOTAL DAYA
MINIMAL (DK)
1 70 – 100 M 1 800
2 > 100-150 M 2 1.600
3 > 150 – 200 M 2 3.400
4 > 200 – 300 M 2 5.000
5 > 300 M 3 10.000
BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NO. PM.53 TAHUN 2011TANGGAL 18 MEI 2011
KAPAL PANDU (PILOT BOAT)
Personel Pandu adalah orang yang melayani kapal masuk atau kapalberangkat, menjemput atau mengantarkan kapal ke perairan hinggaposisi tertentu. Kenderaan yang digunakan untuk menjemput danmengantarkan personel pandu ke kapal yang akan dilayani disebut kapalpandu.
KAPAL KEPIL (MOORING BOAT)
Kapal ini disebut juga kapal tali tambat (mooring boat), karena tugasnyaadalah mengantar dan mengikatkan tali tambat kapal di bollard didermaga.
KAPAL
PERALATAN BONGKAR MUATPelayanan terhadap barang di pelabuhan pada dasarnya meliputi kegiatanmemindahkan barang (cargo) dari moda angkutan laut (kapal) ke kenderaanangkutan darat atau sebaliknya.
Pemindahan muatan antar moda transportasi dimaksud melalui serangkaian
kegiatan yang dibagi kedalam beberapa tahapan operasi yaitu :
1. Operasi kapal;
2. Operasi dermaga atau haulage atau quay transfer;
3. Operasi gudang dan lapangan;
4. Operasi penerimaan dan penyerahan.
Jenis peralatan yang dalam masing masing operasi tersebut ditentukan olehjenis, ukuran dan bentuk muatan yang selanjutnya diklasifikasikan pada jenisterminal muatan yaitu :
1. Terminal konvensional (terminal multi purpose)2. Terminal curah3. Terminal petikemas
PERALATAN BONGKAR MUATTERMINAL KONVENSIONAL
Mobile Crane; Forklift;
TERMINAL CURAH
Conveyor; Pipanisasi;
TERMINAL PETI KEMAS
Quayside Gantry Crane; Mobile Harbour Crane; Rubber Tyred Gantry Crane; Rail Mounted Gantry Crane; Straddle Carrier; Reach Stacker; Empty Container Handler (Top Loader, Side Loader) Tractor Terminal.
A. BENTUK
HIGH PROFILE
Pada tipe high profile, boom ditempatkan tergantung di sisi laut daristruktur crane dan dapat dilipat ke atas untuk membebaskannya dariperalatan navigasi kapal.
LOW PROFILE
Pada tipe low profile, boom ditarik ke depan sehingga memungkinkancrane melakukan trolley untuk bongkar muat container.
B. DESAINER DAN MANUFACTURER
Liebherr Container Crane, IMPSA, Kalmar Industries, ZPMC, MitsubishiHeavy Industries, TCM Corporation, Mitsui, Konecranes dan lain-lain.
C. UKURAN
Panamax (12–13 Rows)
Post Panamax (18 Rows)
Super Post Panamax (22 Rows)
1. QUAYSIDE GANTRY CRANE
2. MOBILE HARBOUR CRANE Mobile Harbour Crane adalah Jenis Shore Crane yang didesain khusus untuk keperluan
pelayanan bongkar muat di dermaga.
Sistem gantry menggunakan roda ban karet (wheel) memudahkannya dalam manouver.
Mobile Harbour Crane biasanya digunakan untuk melayani kegiatan bongkar muat pada terminaldi pelabuhan seperti seperti Terminal Container, Terminal Curah Kering dan Terminal Curah Batubara dan lain-lain.
Untuk keperluan pelayanan bongkar muat tersebut dibutuhkan peralatan tambahan sepertiSpreader untuk penanganan bongkar muat peti kemas, Grab untuk penanganan bulk, dan lain-lain.
3. RUBBER TYRED GANTRY CRANE Rubber Tyred Gantry Crane (RTG Crane) atau transfer crane yang oleh PACECO disebut
pula “transtainer” adalah tipe lain dari mobile gantry crane yang dilengkapi dengan roda ban
karet (rtg crane) sebagai alat angkat peti kemas yang bergerak di lapangan penumpukan
untuk melakukan stacking maupun unstacking dari tumpukan.
Pertama sekali dibangun pada sekitar tahun 1960-an oleh PACECO dan drott membangun
instalasi mesinnya pada tahun 1969.
Pada awal pembuatannya bentangan kaki dapat mengcover 2 row container, menggunakan
4 roda dengan ban berjumlah 8 atau 16 buah dengan kapasitas angkat 30, 35 dan 40 ton.
Rail Mounted Gantry Crane (RMGC) adalah seperti rubber tyred gantry crane
merupakan pengembangan dari industri crane yang telah ada.
Bentangan kaki pada beberapa row dapat melakukan stacking lebih dari 4 tier.
Pengoperasian rmgc di lapangan penumpukan (container yard) dan dapat
dikombinasikan dengan unit tactor trailer atau pada kebutuhan tertentu dengan
straddle carrier untuk operasi transfer container.
Pada tahun 1968 diproduksi 2 unit rmgc dari drott dan 3 unit diproduksi oleh
manufactur lainnya.
Pada tahun 1980 lebih dari 150 unit diproduksi dimana 46 unit oleh paceco, 13
unit oleh hitachi, 11 unit oleh nelcon, 9 unit krupp, 8 unit mannesmann, 6 unit dari
mitsubishi dan 5 unit dari drott.
4. RAIL MOUNTED YARD GANTRY CRANE
5. STRADDLE CARRIER Straddle carrier adalah peralatan yang digunakan untuk mengangkut container untuk berbagai
variasi intermoda dari container yard.
Straddle carrier sangat baik digunakan di container yard untuk penumpukan (stacking), pembongkaran (unstacking) dari dan ke chassis
Beberapa manufacturer mengembangkan desain straddle carrier untuk direct system dimanastraddle carrier digunakan untuk mengangkut container antara dermaga dan container yardserta melakukan penumpukan (stacking). Selain itu juga digunakan untuk pemindahan antarmoda (receipt/delivery) dan dari / ke cfs.
Selain itu ada juga straddle carrier yang didesain untuk relay system dimana straddle carrierdifungsikan untuk melakukan stacking di container yard.
Kalmar saat ini telah mengembangkan generasi ke-7 dari straddle carrier yang mampu bekerjaoptimum untuk setiap jenis operasi straddle carrier, mulai antar jemput sampai straddle carriertinggi – 4.
6. REACH STACKER Pada awal tahun 1980-an banyak dikembangkan jenis top loader, side loader, front loader
kemudian dikembangkan jenis reach stacker sebagai peralatan bongkar muat peti kemaskombinasi antara lift truck dengan mobile crane.
Di desain untuk fungsi stacking dan unstacking di lapangan penumpukan dimana fungsispreader dapat diputar sejauh 360o dengan menggunakan telescopic boom untukmemudahkan dalam operasional.
Lebih banyak digunakan pada terminal peti kemas dalam masa pengembangan.
Desainer dan manufacturer : Kalmar, Fantuzzi, Konecranes, Linde, Liebherr, Terex, dll
7. EMPTY CONTAINER HANDLER (TOP LOADER, SIDE LOADER)
Untuk menangani penumpukan peti kemaskosong (empty) di lapangan penumpukan dengandesain bervariatif dan saat ini ada yang mampumenghandle sampai dengan 8 Tier.
7. TRACTOR TERMINAL Terminal tractor dan trailer digunakan untuk operasi dermaga dan di indonesia umumnya
disebut head truck-chassis;
Pada tahun 1985 lebih dari 4000 unit beroperasi di pelabuhan peti kemas.
Pasangan peralatan head truck – chassis ini mempunyai manuver yang cepat di antara peralatan lainnya karena fungsi dari head truck-chassis ini adalah mengangkut peti kemas dari dermaga ke lapangan penumpukan dan sebaliknya.
Fungsi lainnya adalah untuk kegiatan receipt/delivery dan alat angkut peti kemas dari dan ke kapal ro-ro.
Desainer dan manufacturer seperti Ottawa, Doughlas Tugmaster, Ferrari, Terberg, Kalmar, dll
8. FORKLIFT Karena bersifat multipurpose, Forklift dioperasikan pada terminal
konvensional, terminal peti kemas, dan lain-lain.
Pada terminal konvensional biasanya digunakan untuk penanganan general cargo;
Pada terminal peti kemas biasanya digunakan untuk kegiatanpengisian/pembongkaran muatan /kargo peti kemas;
Fungsi lainnya untuk kegiatan pergudangan dan handling alt bantu kerja.
PENGOPERASIANA. KONDISI PERALATAN
Operasi peralatan yang aman dan lancar apabila peralatan dalam kondisi laik operasi dandigunakan dengan cara yang benar;
Kondisi laik operasi dapat dicek melalui pemeriksaan dokumen dan fisik.
15
Sertifikat Kelaikan
Cek Masa Berlaku
Periksa ulang Cek R/M TerbitSertifikat
LAIK OPERASI
Cek Kondisi Fisik
Syarat terpenuhi?
Cek R/M danoperasional
Lakukan perawatan
LAIK OPERASI
LAIK OPERASI
Tidak
Ya
Tidak
Ya
LANGKAH PEMERIKSAAN DOKUMEN DAN FISIK
PENGOPERASIANB. PERSIAPAN OPERASI
1. Pastikan kondisi peralatan laik operasi (pengecekan dokumen laikoperasi).
2. Kapasitas peralatan sesuai dengan kondisi kerja (kapasitas yang besarmengakibatkan pemborosan dan yang kecil menyebabkan kesulitandalam melaksanakan pekerjaan).
3. Penempatan operator yang tepat pada pekerjaannya (Denganpengalaman yang memadai akan menjamin terpeliharanya peralatan).
4. Melaksanakan prosedur pemeriksaan sebelum mengoperasikanperalatan (meliputi pemeriksaan kondisi peralatan dan operator).
5. Melengkapi dengan check list dan buku jurnal
check list : mencatat kelengkapan dan kinerja peralatan & sebagaibukti pertanggungjawaban serah terima peralatan.
Jurnal : mencatat kondisi peralatan selama proses kerja danbagaimana terjadinya kerusakan.
16
PENGOPERASIANC. PENGAWASAN
Pengawasan/Supervisi berguna untuk :
mencegah penyimpangan teknis mencegah penyimpangan operasi mencari langkah-langkah meningkatkan optimalisasi operasi
peralatan.
Pengawasan dapat dilakukan sesuai tingkat urgensinya. Instrumenpengawasan dapat berupa :
1. Radio komunikasi
Pengawasan melalui monitoring pada peralatan yangdilengkapi dengan alat radio komunikasi.
2. Buku Jurnal
Pengawasan dilakukan dengan mempelajari isian buku jurnalyang wajib diisi oleh operator selama pengoperasian peralatan.
17
PENGOPERASIAN
18
D. PELAPORAN DAN EVALUASI …….(1)
Tujuan laporan kinerja peralatan :
Informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilankeputusan lanjut.
Keperluan penatausahaan/ administrasi dalam perusahaan.
Bentuk baku dari laporan kinerja peralatan berisi tentang :
Jumlah jam yang maksimal dalam satu periode yang
memungkinkan peralatan untuk beroperasi.
1. Possible Time :
Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan tidak
beroperasi perawatan terencana; perawatan emergensi;
menunggu suku cadang.
2. Down Time :
Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan siap untuk
dioperasikan (selisih dari PT – DT) juga dinyatakan dalam
persentase. AT(%) = AT/PT x 100%
3. Available Time :
Jumlah jam pengoperasian peralatan dalam satu periode
dinyatakan dalam persentase : Ut (%) = U/PT x 100%
4. Utilisasi :
PENGOPERASIAND. PELAPORAN DAN EVALUASI …….(2)
Kebijakan penetapan Possible Time (PT) dapat berbeda tergantung pada kondisi dan asumsiyang disepakati :
Asumsi PT = 21 jam 24 jam - 3 jam : pergantian shift; waktu makan dan lain-lain.
Asumsi PT = 24 jam pengaturan waktu makan dan shift diatur sedemikian rupa.
Asumsi PT = 16 jam 24 jam - 8 jam : waktu rata-rata untuk perawatan.
Asumsi PT = 12 jam untuk pelabuhan yang hanya beropeasi pada siang hari.
Perbedaan penetapan Possible Time (PT) mempengaruhi besaran Utilisasi (Utilisasimemperhatikan juga jumlah jam Utilisasi dan besaran PT).
19
Ut
AT
memerlukanpenambahan alat
kurangperawatan
sebagian alatharus direlokasi
PENGOPERASIAN
Contoh kasus :
Tabel Kinerja peralatan eksisting :
1. Kinerja peralatan A dan B masih dianggap cukup baik.2. Kinerja peralatan C dan D secara mencolok memperlihatkan kinerja buruk, dimana
AT dan Utililisasi rendah (tidak disebabkan minimnya permintaan pelayanan).3. Peralatan C (lewat umur ekonomis) sehingga memerlukan perawatan intensif, perlu
biaya perawatan yang besar (diusulkan dihapus dan diganti baru).4. Peralatan D (belum mencapai umur ekonomis) sehingga perlu dilakukan perawatan
intensif.
No Nama AlatPT DT AT Utilisasi
Jam Jam Jam % Jam %
1 A 3.822 1.529 2.293 60% 1.911 50%
2 B 3.822 1.147 2.675 70% 2.484 65%
3 C 3.822 3.440 382 10% 268 7%
4. D 3.822 3.058 764 20% 688 18%
20
D. PELAPORAN DAN EVALUASI …….(3)
PENGOPERASIAND. PELAPORAN DAN EVALUASI …….(4)
Contoh kasus :
Tabel Kinerja peralatan perbaikan :
- Peralatan C diusulkan dihapus dan diganti baru diharapkan AT : 10% menjadi90% dan Util. : 7% menjadi 65%.
- Peralatan D dilakukan perawatan intensif diharapkan AT : 20% menjadi 70% danUtil. : 18% menjadi 60%.
No Nama AlatPT DT AT Utilisasi
Jam Jam Jam % Jam %
1 A 3.822 1.529 2.293 60% 1.911 50%
2 B 3.822 1.147 2.675 70% 2.484 65%
3 C 3.822 382 3.440 90% 2.484 60%
4. D 3.822 1.147 2.675 70% 2.293 60%
21
PEMELIHARAANA. DEFINISI
Pemeliharaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan fungsiperalatan agar dapat tetap dimanfaatkan dalam waktu yang relatif lama (dalamperiode tertentu hingga mencapai tepat atau melampaui umur ekonomisnya).
Aktifitas dalam pemeliharaan:
B. PENYEBAB KERUSAKANPenyebab kerusakan :
1. Faktor alam : perubahan cuaca yang ekstrim, kelembaban udara, air laut
2. Faktor teknis : overload, cacat produk suku cadang, sistim pelumas yang
buruk.22
1. Memelihara :
2. Merawat :
3. Memperbaiki :
4. Mengganti :
untuk mengurangi pengaruh pelapukan, pengkaratan, dan keausandengan cara paiting, greasing, lubricating, dll:untuk mempertahankan alat berfungsi dgn baik dengan menggantibahan atau spare part fast moving;untuk mengembalikan fungsi normal alat antara lain denganmelakukan rekondisi komponen/ ganti suku cadang;untuk mempertahankan usia alat dengan melakukan pergantiankomponen lama dgn baru;
PEMELIHARAAND. KEGIATAN PEMELIHARAAN
MAINTENANCE
PLANNED MAINTENANCE SYSTEM
UNPLANNED MAINTENANCE SYSTEM
PREVENTIVE MAINTENANCE
PREDICTIVE MAINTENANCE
ROUTINE INSPECTION
SCHEDULE MAINTENANCE
PERIODIC MAINTENANCE
BREAKDOWN MAINTENANCECORRECTIVE
MAINTENANCE
Hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan tersebut :
Sifatnya fleksibel. Beberapa kegiatan dapat dilaksanakan menjadi satu kegiatan sekaligus atau
pada kondisi emergensi.
Kegiatan perawatan yang cukup luas. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpisah dengan
ditetapkan penanggung jawab, pos-pos anggaran dan sistim administrasinya.
E. EFFISIENSI DALAM PERAWATANEfisiensi perawatan adalah kegiatan untuk melaksanakan perawatan dengan biaya
minimal, peralatan dapat berada pada tingkat kesiapan tertentu yang masih memenuhi fungsinya
secara normal.
Kondisi yang ideal dalam mencapai efisiensi kegiatan perawatan :
1. Kegiatan perawatan dilakukan dengan perencaaan yang akurat.2. Kegiatan dilaksanakan secara sempurna (dapat menurunkan kegiatan perbaikan).3. Pergantian suku cadang terencana.
Kesempurnaan dalam kegiatan perawatan dipengaruhi oleh:
1. Kualitas SDM (SDM yang terampil);2. Pendanaan (Persediaan dana yang cukup);
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAANHal-hal yang menyebabkan peralatan tidak selalu mencapai kesiapan 100% :
1. Tingkat kesiapan >> Biaya perawatan >>.
2. Faktor keadaaan yang memaksa ke arah tersebut rendahnya permintaan pelayanan, tingkat resikooperasi yang minim.
3. Biaya pengadaan suku cadang setiap waktu mengalami peningkatan >> penggantian suku cadangharus dilakukan secara terencana.
Metode pengadaan suku cadang untuk menanggulangi kerusakan peralatan :
1. Metode Ready Stock
(+) Proses perbaikan dapat cepat dilakukan.
(- ) Membutuhkan biaya yang relatif besar.
2. Metode Zero Store System
(+) a. Biaya hanya dikeluarkan untuk pengadaan suku cadang yang akan digunakan.
b. Dana dapat dialokasikan untuk suku cadang yang tidak direncanakan/ emergensi.
c. Dana dapat digunakan untuk keperluan lain jika pengadaan suku cadang belum
dilaksanakan.
(- ) a. terbatas pada agen suku cadang yang tersedia di dalam kota.
b. Membutuhkan sebuah mekanisme dengan sistim pengadaan yang cepat.
Dengan alasan efisiensi dalam biaya perawatan terkadang Manajemen mengambil keputusan dalam
memenuhi kebutuhan peralatan dengan cara KSO, Leasing, dan atau bentuk kerjasama lainnya.
25
PEMELIHARAANF. KEBIJAKAN PERAWATAN
Kebijakan perusahaan yang mengatur kegiatan perawatan peralatan disebut
Preventif Maintenance (PM), yang terbagi dalam :
tentang kegiatan memeliharan peralatan; kegiatan rutin dandilaksanakan oleh operator; anggaran diperuntukan untukpembelian raw material.
tentang kegiatan merawat peralatan; dilaksanakan olehmekanik; anggaran diperuntukan untuk pembelian rawmaterial dan suku cadang.
tentang kegiatan memperbaiki peralatan; untuk pekerjaan yangrelatif besar biasanya dilaksanakan oleh pihak II ataukontraktor; anggaran dimasukan dalam pos anggaranperbaikan.
tentang kegiatan mengganti komponen peralatan; pekerjaandilakukan oleh pihak II; dimasukan dalam pekerjaan investasitetapi tidak untuk mengganti baru sebuah unit peralatan; menggunakan anggaran perbaikan dan investasi.
26
1. PM Tkt I
2. PM Tkt II
3. PM Tkt III
4. PM Tkt IV
PEMELIHARAANG. USIA PERALATAN …….(1)
Beberapa hal yang menyebabkan berakhirnya usia peralatan :
1. Suku cadang tidak tersedia lagi dipasaran.
2. Komponen yang perlu diganti sekaligus sangat banyak terutama komponen utama.
Kerusakan komponen utama dapat dijadikan indikasi berahirnya usia peralatan, selain
mahal
terkadang sulit ditemukan di pasaran.
Prediksi usia peralatan diperlukan dalam mengusulkan pengadaan peralatan untuk
perhitungan biaya penyusutan.
27
PEMELIHARAANG. USIA PERALATAN …….(2)
Usia peralatan dapat dibagi 3 (tiga) jenis :
1. Usia Teknis Usia peralatan sampai tidak mungkin dioperasikan lagi setelah dilakukanberbagai usaha teknis untuk memperbaikinya.
2. Usia Ekonomis Usia peralatan sampai peralatan tersebut tidak dapat memberikan keun-tungan lagi karena biaya perawatan dan operasi >> pendapatannya.Terkadang perusahaan masih menggunakan peralatan tersebut denganpertimbangan :a. Masih memberikan dampak produktifitas peralatan lain sehingga
masih memberikan keuntungan. (subsidi silang).
b. Bertujuan untuk memenuhi misi perusahaan sebagai penyediapelayanan jasa kepelabuhanan untuk mempertahanakan kelancaranarus barang.
3. Usia Komparatip Usia peralatan sampai adanya peralatan lain sejenis yang dapatmemberikan keuntungan yang lebih besar.
28
PEMELIHARAANH. NILAI PERALATAN
Prediksi usia peralatan dibutuhkan untuk menghitung biaya penyusutanperalatan sampai tercapai umur ekonomisnya.
Besarnya nilai peralatan tiap tahunnya akan mengalami penyusutan hinggamencapai nilai nol pada akhir masa umurnya, tetapi dalam pembukuan nilaiakhir peralatan tersebut dicatat sebesar Rp 1,- untuk menunjukan peralatantersebut masih ada, yang disebut sebagai nilai/ harga buku.
Nilai buku berbeda dengan harga real peralatan tersebut apabila dijual.
Untuk menilai peralatan sesuai harga jualnya diperlukan nilai fisik yang hanyadiperlukan apabila peralatan akan dijual
29
TERIMA KASIH