Post on 16-May-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS X KEUANGAN
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
TRI SWANDAYANI
NIM K7407147
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS X KEUANGAN
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
TRI SWANDAYANI
NIM K7407147
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M.Pd Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
NIP. 19630520 1989031 005 NIP. 19691229 2005012 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M . .......................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. .......................
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd. .......................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M .......................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Tri Swandayani. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada mata pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta berjumlah 47 siswa. Obyek penelitian pada penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan siswa. Sumber data yang digunakan dalam antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) observasi dan interpretasi, (6) refleksi, dan (7) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 8 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Learning Together. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Partisipasi siswa dalam kelompok menunjukkan peningkatan sebesar 10,64% dari siklus I sebesar 68,79% menjadi 79,43% pada siklus II, (2) Partisipasi siswa dalam kelas meningkat sebesar 12,76% dari siklus I sebesar 70,21% menjadi 82,97% pada siklus II, (3) Peningkatan pencapaian hasil belajar siswa sebesar 14,66% dari siklus I sebesar 74,47% menjadi 89,13% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Tri Swandayani. THE IMPROVEMENT OF ACCOUNTING SUBJECT LEARNING ACHIEVEMENT USING LEARNING TOGETHER TYPE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL IN THE FINANCE X GRADERS OF SMK KRISTEN 1 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2011.
The objective of research is to find out the improvement of learning achievement using the Learning Together Type of Cooperative Learning Model in accounting subject of the Finance X Graders of SMK Kristen 1 Surakarta in the school year of 2010/2011.
This study employed a classroom action research with cycle strategy. The subject of research was the Finance X Graders of SMK Kristen 1 Surakarta consisting of 47 students. The object of research was a variety of activity occurring in the classroom during learning process. This research was carried out in the collaboration between the author, classroom teacher and by involving the students. The data sources employed were informant, place or location, event, document and archive. Techniques of collecting data used were observation, interview, test, and documentation. The research procedure included: (1) problem identification, (2) preparation, (3) action plan arrangement, (4) action implementation, (5) observation, (6) reflection, and (7) report writing. The process of research was carried out in two cycles, each of which consisted of four stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing and interpreting, and (4) analyzing and reflecting. Each cycle was implemented in 4 meetings; the time allotment for each meeting was 8 x 45 minutes.
Based on the research conducted, it can be concluded that there is an improvement of student learning achievement by the application of Learning Together learning model. It is reflected in some indicators as follows: (1) Student participation in group indicates an increase by 10.64% from 68.79% in cycle I to 79.43% in cycle II, (2) Student participation in the classroom increases by 12.76% from 70.21% in cycle I to 82.97% in cycle II, (3) The improvement of student learning achievement reaches 14.66% from 74.47% in cycle I to 89.13% in cycle II. Those improvements occur after the teacher takes the following attempts: (1) applying Learning Together type of cooperative learning model, (2) Teacher makes Lesson Plan before teaching so that the teaching-learning proceeds in directed and programmed manner, (3) teacher carries out an evaluation on the learning implementation to improve the student learning achievement. Thus, it can be concluded that the Learning Together type of cooperative learning model application can improve student participation and learning achievement in accounting subject.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. “
{ Q.S Al-Insyirah 6-7 }
“ Dalam pendidikan kehidupan pikiran berangsur secara bertahap
dari percakapan–percakapan ilmiah menuju teori–teori intelektual,
menuju perasaan spiritual, dan kemudian sampai pada Tuhan “
{ Kahlil Gibran }
“ Kesuksesan adalah hasil usaha kerja keras, ketekunan, kesabaran, kebenaran
dalam tindak dan berfikir.
Akhirnya menyerahkan segala sesuatu Kepada Yang Maha Kuasa “
{ R.A. Kartini }
“ Suatu kegagalan atau keberhasilan yang didapat bukanlah sebuah takdir
melainkan suatu pilihan “
{ Penulis }
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur mendalam kepada Allah SWT , skripsi ini
penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih dan
terimakasih penulis kepada:
- Ibu dan Ayah yang teramat penulis hormati dan sayangi, terima
kasih atas doa, bimbingan, nasehat dan kasih sayang yang terus
menerus mengalir sehingga skripsi ini selesai dengan lancar.
- Kakak-kakak tersayangku, Mbak Wenny, Mas Andri, Mas
Untung, Mbak Linda sertasemua keponakanku yang selalu
memberi senyum kebahagiaan.
- Pemacu semangatku, Fajar Budiyono yang selalu setia
menemani dan mendukung dalam suka maupun duka.
- Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd dan Ibu Sri Sumaryati S.Pd,
M.Pd terimakasih untuk kesabarannya membimbing penulis.
- Teman-teman senasib seperjuangan Mahmudah, Umi, Nurul,
Sapto, Erlin, dan semua teman-teman kelas Akuntansi A dan B
yang membantu penyelesaian skripsi ini.
- Sahabatku Ritha, Rini, Riza, Via dan juga mbak Donita, mbak
Mia, mbak Dina atas semangatnya walau dari jauh. Serta teman
kost PALUPI terutama Indah Arsita dan Teteh Yani yang
selalu memberikan tawa dan semangat.
- Ibu Setia Pratiwi, S.Pd serta keluarga besar SMK Kristen 1
Surakarta yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
- Teman-teman PPL 2010 SMK Kristen 1 Surakarta.
- Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia rancangan-Nya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan
dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan bijaksana.
4. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini hingga
selesai.
5. Ibu Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, nasehat dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
7. Ibu Setia Pratiwi, S.Pd, selaku guru akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta dan
siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik, membimbing dan memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Ibu dan ayah tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini,
penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran penulis
nantikan dengan hormat.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
1. Manfaat Teoretis ........................................................................ 7
2. Manfaat Praktis .......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan .................................................................................. 8
a. Pengertian Pendidikan .......................................................... 8
b. Tujuan Pendidikan ................................................................ 9
2. Proses Belajar Mengajar ........................................................... 9
a. Pengertian Belajar ................................................................ 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................ 11
3. Model Pembelajaran .................................................................. 12
a. Pengertian Model Pembelajaran .......................................... 12
b. Jenis Model Pembelajaran ................................................... 12
4. Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 13
a. Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 13
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif .............................. 13
2) Macam-macam Tipe Pembelajaran Kooperatif .............. 15
3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif ..................................... 17
b. Tipe Learning Together ......................................................... 19
1) Pengertian Tipe Learning Together ................................. 19
2) Unsur-unsur Tipe Learning Together .............................. 20
3) Langkah-langkah Tipe Learning Together...................... 21
5. Hasil Belajar ............................................................................... 21
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 21
b. Pengukuran Hasil Belajar ...................................................... 22
6. Mata Pelajaran Akuntansi ......................................................... 23
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 24
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 29
1. Tempat Penelitian .................................................................... 29
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 29
B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 30
1. Subjek Penelitian....................................................................... 30
2. Objek Penelitian ....................................................................... 30
C. Sumber Data .................................................................................... 30
D. Pendekatan Penelitian ................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
1. Wawancara ................................................................................ 35
2. Observasi .................................................................................. 36
3. Dokumentasi ............................................................................. 36
4. Tes ............................................................................................. 36
F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 36
G. Proses Penelitian ............................................................................ 38
1. Rancangan Siklus I.................................................................... 38
2. Rancangan Siklus II ................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 42
1. Riwayat Singkat ....................................................................... 42
2. Keadaan Lingkungan Belajar ................................................... 44
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah .................................. 44
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi
PadaKompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan
Jasa di Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta .................. 45
1. Ditinjau dari Segi Siswa .......................................................... 45
2. Ditinjau dari Segi Guru ............................................................ 46
C. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 47
1. Siklus I ....................................................................................... 47
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ............................................ 47
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................ 50
c. Observasi dan Interpretasi .................................................... 55
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ............................. 57
2. Siklus II ..................................................................................... 58
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ......................................... 58
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .......................................... 62
c. Observasi dan Interpretasi ................................................... 67
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II .......................... 69
D. Pembahasan ................................................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 74
B. Implikasi .......................................................................................... 75
1. Implikasi Teoritis ..................................................................... 75
2. Implikasi Praktis........................................................................ 76
C. Saran ............................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ............................. 29
Tabel 2. Indikator Ketercapaian ..................................................................... 39
Tabel 3. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I.................. 56
Tabel 4. Partisipasi dan Ketuntasan Belajar pada Siklus II .......................... 68
Tabel 5. Peningkatan Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar ................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ....................................................... 28
Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ............................... 32
Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa pada SiklusI ..................................................................... 56
Gambar 4. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa pada Siklus II ................................................................. 68
Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ............................ 72
Gambar 6. Guru Menjelaskan Materi ........................................................... 155
Gambar 7. Siswa Bertanya dan Guru Memberi Pengarahan ...................... 155
Gambar 8. Peneliti Membantu Memberi Pengarahan pada Siswa .............. 156
Gambar 9. Siswa Mengerjakan Soal dengan Kelompok
Masing-masing .......................................................................... 156
Gambar 10. Siswa Berdiskusi dengan Kelompok Masing-masing ............... 157
Gambar 11. Siswa Saling Membagi Tugas dengan Kelompoknya ............... 157
Gambar 12. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi .................................... 158
Gambar 13. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi .............................................. 158
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1........................................................................ 81
Lampiran 2. Daftar Nilai Awal Siswa ................................................................ 83
Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa................................... 85
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 93
Lampiran 5. Materi Ajar Siklus I ....................................................................... 98
Lampiran 6. Soal diskusi Learning Together siklus I ....................................... 103
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal diskusi Learning Together siklus I ............ 104
Lampiran 8. Soal Evaluasi Learning Together Siklus I .................................... 106
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal evaluasi Learning Together siklus I ......... 107
Lampiran 10.Daftar Partisipasi Siswa pada Siklus I ......................................... 109
Lampiran 11. Daftar Nilai Siswa pada Siklus I ................................................. 112
Lampiran 12. Catatan Lapangan 2 ..................................................................... 114
Lampiran 13. Lembar Pengamatan .................................................................... 119
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 121
Lampiran 15. Materi Ajar SiklusII ..................................................................... 126
Lampiran 16. Soal diskusi Learning Together siklus II ................................... 129
Lampiran 17. Kunci Soal diskusi Learning Together siklus II ........................ 130
Lampiran 18. Soal Evaluasi Learning Together Siklus II ................................ 131
Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Learning Together Siklus II...... 132
Lampiran 20. Daftar Partisipasi Siswa pada Siklus II....................................... 134
Lampiran 21. Daftar Nilai Siswa pada Siklus II................................................ 137
Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 ..................................................................... 139
Lampiran 23. Lembar Pengamatan .................................................................... 143
Lampiran 24. Hasil Wawancara Setelah Penerapan Learning Together ......... 144
Lampiran 25. Daftar Hadir Siswa Siklus I dan Siklus II .................................. 151
Lampiran 26. Daftar Kelompok Siswa Siklus I dan Siklus II .......................... 153
Lampiran Dokumentasi ....................................................................................... 154
Lampiran. Perijinan ............................................................................................. 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional adalah salah
satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Masa
depan bangsa selain ditentukan oleh sumber alam juga ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusia itu sendiri. Upaya untuk membentuk sumber daya manusia
(SDM) yang cerdas dan berkualitas serta berkepribadian baik adalah bagian dari
misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Sesuai
dengan yang diamanatkan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak, serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai amanat Undang-undang di atas jelaslah bahwa tugas seorang guru
tidak hanya menyampaikan ilmu saja tetapi juga diharapkan mampu
meningkatakan mutu pendidikan secara menyeluruh mencakup aspek moral,
akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni.
Seorang guru dituntut menguasai berbagai kemampuan sebagai guru yang
professional. Tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman
teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Hal ini penting karena
seorang guru dalam pembelajaran tidak hanya sekedar menyampaikan materi
semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang disampaikan dapat
mudah dipahami siswa dan kegiatan pembelajaran juga menyenangkan. Apabila
guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik, maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, sehingga hasil belajarnya tidak
maksimal. Ketuntasan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat dipengaruhi
oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode
pembelajaran. Namun, dalam pembelajaran dibutuhkan juga partisipasi dari siswa
sebagai dasar pengembangan materi karena pembelajaran pasif akan menghambat
kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap untuk
diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama dibangku
sekolah. SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan yang mempunyai visi dan misi yang unggul dalam meningkatkan
prestasi. SMK Kristen 1 Surakarta mempunyai 4 bidang keahlian yaitu keuangan,
administrasi, tata niaga dan multimedia.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang
dilakukan peneliti selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2010
berlangsung, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada kelas X
Keuangan seperti terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah. Siswa cenderung
lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru karena tidak tersedianya Buku
Paket atau buku pendamping lainnya. Selain itu, peralatan dan media
pembelajaran yang dipakai sangat terbatas dan lebih cenderung manual. Kelas
masih berfokus pada guru, proses pembelajaran masih banyak yang tidak
melibatkan siswa sehingga siswa kurang kreatif. Guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan
dimana guru sebagai pusat informasi menerangkan materi dan siswa duduk manis
mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan, serta hanya sedikit
diselingi tanya jawab maupun diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Permasalahan lain yaitu ketuntasan hasil belajar siswa SMK Kristen 1
Surakarta kelas X Keuangan dalam Mata Pelajaran Akuntansi masih rendah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan hanya 69,89. Selain itu, dari 47 siswa
kelas X Keuangan, hanya 27 siswa atau sebesar 57,45% yang memenuhi KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi
perusahaan jasa yaitu 73, sisanya 20 siswa atau sebesar 42,55% belum memenuhi
KKM tersebut. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas
siswa juga masih mengerjakan didalam kelas sebelum pelajaran akuntansi
dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam
mengikuti pelajaran Akuntansi.
Model pembelajaran kooperatif adalah merupakan salah satu model
pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam pembelajaran
kooperatif, interaksi siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilaksanakan
secara lebih optimal. Dengan adanya interaksi yang baik maka akan
meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga hasil belajar akan
meningkat. Interaksi ditandai dengan tujuan saling tergantung dengan individu
yang lain. Bila dalam suatu kelompok siswa diberi tugas, tetapi hanya satu siswa
saja yang mengerjakan semua tugas tersebut dan yang lain tidak mendukungnya,
ini bukan suatu kelompok kooperatif. Semua siswa dalam kelompok kooperatif
perlu mengetahui materi yang sedang dikerjakan dan memberikan kontribusi agar
seluruh kelompok berhasil. Karena model pembelajaran ini adalah model yang
menekankan aspek kerja sama dalam memecahkan suatu persoalan. Sebuah model
pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dari teman sebayanya dalam
sebuah kelompok kooperatif.
Berbagai model atau strategi pembelajaran dikembangkan para ahli untuk
mengoptimalkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dari berbagai model
pembelajaran kooperatif, Learning Together adalah tipe pembelajaran kooperatif
yang diyakini cocok dengan situasi siswa yang cenderung belajar lebih efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dalam kelompok atau belajar secara bersama-sama. Tipe pembelajaran ini
menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai salah satu sumber
belajar dan peran aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuan secara individual
dan sosial. Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dilakukan dengan
membagi siswa menjadi kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam
siswa kemudian diberi satu pelajaran atau worksheet dimana mereka harus belajar
dan melengkapinya bersama-sama. Tidak ada kompetisi antar kelompok, sehingga
metode ini sangat cocok digunakan untuk mengatasi masalah yang dikemukakan
di atas, yakni : pembagian kelompok presentasi yang tidak merata dan kegiatan
diskusi kelompok yang kurang optimal, sehingga menyebabkan proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa kurang maksimal.
Tipe pembelajaran Learning Together juga dapat diterapkan untuk semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, karena tipe ini adalah
termasuk tipe yang paling sederhana dibandingkan tipe pembelajaran kooperatif
lain. Sehingga tipe ini juga cocok diterapkan untuk Mata Pelajaran Akuntansi di
SMK. Dalam Mata Pelajaran Akuntansi sangat dibutuhkan adanya ketelitian dan
kesabaran. Maka, seorang guru akuntansi dituntut tidak hanya menyampaikan
materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat
melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, salah satunya adalh menggunakan
model pembelajaran kooperaif tipe Learning Together.
Untuk mengantisipasi agar masalah tersebut tidak berkelanjutan, maka
guru harus terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai pendekatan yang
bervariasi. Pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar
diantaranya dengan menempatkan siswa belajar berkelompok, dengan begitu
siswa dapat berfikir sendiri dan bekerja sama dengan siswa lain sehingga akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit karena tidak jarang
banyak siswa yang masih malu dan canggung untuk bertanya. Guru dapat
menciptakan proses pengajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dengan pembelajaran yang tepat dan
tentunya menyenangkan. Selain sistem pendidikan yang perlu diperbaharui lagi,
proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu dikembangkan untuk mencapai
kompetensi peserta didik, agar hasil belajar yang dicapai siswa dapat optimal.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Learning Together Pada Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1
Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa cenderung lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru karena
tidak tersedianya Buku Paket atau buku pendamping lainnya.
2. Sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang dipakai masih sangat
terbatas dan lebih cenderung manual.
3. Kelas masih berfokus pada guru, proses pembelajaran masih banyak yang
tidak melibatkan siswa sehingga siswa kurang kreatif.
4. Siswa umumnya kurang antusias mengikuti pembelajaran karena kesulitan
memahami konsep yang diberikan guru, yang hanya menggunakan metode
ceramah, penugasan dan hanya sedikit diselingi tanya jawab maupun diskusi.
5. Hasil belajar yang dapat dilihat dari prestasi belajar belum menunjukkan hasil
yang maksimal, hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kelas untuk Mata
Pelajaran Akuntansi masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas,
maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
belajar siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011
pada mata pelajaran Akuntansi dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together.
Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti serta untuk
mendapatkan hasil penelitian yang lebih berguna, maka penelitian ini membatasi
masalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa dalam penguasaan
pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Peneliti membatasi pada hasil belajar yang dilihat dari
peningkatan prestasi belajar siswa dan partisipasi siswa setelah mengikuti
pembelajaran.
2. Learning Together
Learning Together merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang
melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan 4 sampai dengan 5 orang yang heterogen menangani tugas
tertentu. Kelompok-kelompok tersebut menyerahkan satu hasil kelompok.
Mereka menerima pujian dan ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok
tersebut.
3. Mata Pelajaran Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada
suatu entitas (badan usaha) dalam suatu periode tertentu yang digunakan oleh
pihak-pihak yang berkaitan untuk pemgambilan keputusan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan, apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
learning together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X
Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka secara umum tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada
mata pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif,
serta mendorong calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih
mendalam mengenai dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan
pertimbangan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan variasi bagi guru
akuntansi maupun guru mata pelajaran lain dalam memilih metode
pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Bagi Siswa
Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan
sikapnya. Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih
menyenangi belajar yang bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan
terampil bertanya dan menjelaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan yang berkualitas merupakan faktor yang sangat vital dalam
meningkatkan kemajuan suatu bangsa, karena masa depan seseorang sangat
tergantung pada pendidikannya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui proses
pengajaran. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya (2006:24)
menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan
perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik.”
Sejalan dengan definisi tersebut, pengertian pendidikan menurut
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan pengertian pendidikan menurut kedua ahli tersebut,
pendidikan diharapkan mampu mengembangkan dimensi manusia Indonesia
seutuhnya yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan,
kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek tersebut bermuara
pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan
melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup, menyesuaikan
diri dan berhasil di masa depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
banyak unsur atau komponen didalamnya, dimana masing-masing unsur
saling berkaitan membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan.
Apabila salah satu komponen tidak ada atau kurang maka pelaksanaan
pendidikan tidak akan efektif dan efisien. Jadi, pendidikan melibatkan
komponen-komponen sebagai sarana pendukung pelaksanaan pendidikan.
Unsur-unsur pendidikan menurut Tirtahardja, dkk (2005: 51) meliputi:
subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik),
interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), ke arah
mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), pengaruh yang diberikan
dalam bimbingan (materi pendidikan), cara yang digunakan dalam bimbingan
(alat dan metode), dan tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung
(lingkungan pendidikan).
b. Tujuan Pendidikan
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan bangsa. Dengan
demikian upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah menjadi bagian dari
strategi pembangunan nasional yang sangat penting dan dilandasi serta dengan
perangkat perundang-undangan yang mantap.
Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu upaya yang dilaksanakan
oleh pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 (2003:7) yang berbunyi :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Proses Belajar Mengajar
Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah kegiatan utama dari pendidikan.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sedangkan
mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik bertugas untuk
memberikan sejumlah pengetahuan dan bimbingan kepada peserta didiknya ke
arah yang lebih baik, sedangkan peserta didik berusaha mencapai tujuan itu
dengan bantuan dan bimbingan dari pendidik. Dalam proses belajar mengajar
tersebut terjadi komunikasi antar peserta didik dan pendidiknya atau sering
disebut dengan interaksi pendidikan. Komponen PBM terdiri dari siswa, guru,
tujuan, bahan dan materi, metode, media dan evaluasi. Komponen-komponen
tersebut sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan PBM. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah proses interaksi
antara guru dan siswa yang didukung seluruh komponen proses belajar mengajar
dan berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan pengajaran.
Dalam PBM interaksi yang terjadi berfokus pada kegiatan dari peserta
didik. Peserta didik adalah pelaksana primer dalam pendidikan. Peserta didik
adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan
orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Kegiatan yang dilakukan oleh
peserta didik adalah belajar. Maka, interaksi pendidikan juga berfokus pada
kegiatan belajar dari peserta didik.
a. Pengertian Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tak pernah lepas dari proses
belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan setiap orang untuk
mengembangkan dirinya. Aktivitas ini berlangsung sejak seseorang dilahirkan
dan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Kata belajar mengandung berbagai
makna, maka dari itu arti dari kata belajar mempunyai banyak definisi sesuai
dengan sudut pandang penyusunnya. Menurut Slameto (1995: 2) belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Sejalan dengan pengertian tersebut Gage dalam Ratna Wilis Dahar
(1989:11) menyatakan belajar adalah “suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya akibat pengalaman. Sedangkan belajar dalam arti luas
adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan, dan penilaian mengenal sikap, nilai-nilai
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi
atau pengalaman yang terorganisasi”.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para ahli diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
yang terjadi pada diri seseorang yang disebabkan karena adanya hasil dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Adanya kemauan dan juga
kemampuan untuk berubah akan menjadikan seseorang dapat secara bebas
untuk mengeksplorasi, memilih dan menetapkan suatu keputusan atau pilihan
dalam kehidupannya. Seseorang dapat menjadi lebih dewasa karena adanya
perubahan-perubahan yang terjadi selama proses belajar dalam kehidupannya
tersebut.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan
belajar dipengaruhi juga oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari
luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa disebut faktor internal, sedangkan
faktor dari luar diri siswa disebut faktor eksternal.
Ngalim Purwanto (2007:102) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar ada dua golongan, yaitu:
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang sering kita sebut dengan faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individualistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor
yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal pada penelitian ini adalah sikap dan aktivitas siswa.
Sedangkan faktor eksternal meliputi guru, media belajar, bahan ajar dan
pendekatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together.
3. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar tugas seorang guru adalah membantu
siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah
dan efektif di masa yang akan datang, karena hal ini adalah merupakan tujuan
dari kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan model
pembelajaran yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut
Winataputra yang dikutip oleh Sugiyanto (2008: 7) menjelaskan bahwa:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut, model pembelajaran berfungsi
sebagai pedoman. Bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar,
model pembelajaran yang akan dipakai berpengaruh penting dalam aktivitas
pembelajaran di dalam kelas. Maka, untuk dapat mencapai tujuan belajar yang
diharapkan sebaiknya seorang guru dapat memilih dengan bijak model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas terutama kondisi
siswa, karena kondisi di dalam kelas setiap sekolah pasti sangat beragam dan
tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan untuk berbagai kondisi..
b. Jenis Model Pembelajaran
Dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa, ada banyak model
pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli. Namun, tidaklah berarti
semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini
disebabkan karena tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap mata
pelajaran. Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
masing-masing model pembelajaran. Anita Lie (2008: 23) menyebutkan tiga
macam model pembelajaran yaitu model kompetensi, model individual, dan
model pembelajaran kooperatif.
Dalam model pembelajaran kompetensi, siswa belajar dalam suasana
persaingan. Tidak jarang guru memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana
memotivasi siswa dalam memenangkan kompetensi dengan sesama
pembelajar. Tujuan utama evaluasi dalam model pembelajaran kompetensi
adalah menempatkan anak didik dalam urutan mulai dari yang paling baik
sampai dengan yang paling jelek.
Model pembelajaran yang kedua yaitu pembelajaran individu. Dalam
pembelajaran ini, anak didik belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan
kemampuan mereka sendiri. Penilaian dalam model ini dilakukan dengan cara
pengajar menetapkan standar untuk setiap siswa. Jadi kelulusan siswa tidak
ditentukan nilai rata-rata teman sekelas melainkan usaha anak didik sendiri
dan standar dari pengajar. Model pembelajaran ini sudah diterapkan di
Amerika Serikat. Di Indonesia jalur pendidikan formal belum menerapkan
model ini kecuali Universitas Terbuka dengan sistem modulnya.
Model pembelajaran yang ketiga adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kooperatif sangat cocok jika diterapkan dalam pembelajaran. Namun belum
banyak pendidik yang mengetahiu mengenai model pembelajaran ini.
Sehingga perlu dikaji lebih dalam mengenai pembelajaran kooperatif.
4. Pembelajaran Kooperatif
a. Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui
penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan
pelajaran artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam
sekelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Apabila salah satu
anggota kelompok belum paham, maka teman sekelompoknya harus
membantu temannya dalam memahami bahan pelajaran tersebut.
Robert E. Slavin (2009:4) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu
satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang
mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman
masing-masing.
Anita Lie (2008:18) menjelaskan bahwa yang diperkenalkan dalam
metode pembelajaran cooperatif learning bukan sekedar kerja
kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya. Jadi sistem pengajaran
cooperatif learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsur pokok
model pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan positif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan
proses kelompok.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur
kelompoknya yang bersifat heterogen. Setiap siswa mempunyai
kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa
dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan
saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar
yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan
strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal.
Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat
menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model
pembelajaran gotong royong, yaitu: saling ketergantungan positif,
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota,
evaluasi proses kelompok. Dengan model pembelajaran ini diharapkan
siswa menjadi semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai
konsep atau teori, pengetahuan dan ketrampilan serta bekerja sama dengan
siswa lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan
belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk
menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.
2) Macam-macam Tipe Pembelajaran Kooperatif
Seorang guru yang professional hendaknya mempunyai
pengetahuan tentang strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi
ataupun model pembelajaran yang diketahuinya bisaatau cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di ruang kelas. Meski
demikian, seorang guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pembelajaran saja. Guru harus mengetahui model pembelajaran yang pasti
akan bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-
hari di dalam kelas. Guru bisa memilih dan juga memodifikasi sendiri
model-model pembelajaran yang tepat agar lebih sesuai dengan kondisi
kelas. Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa teknik
atau tipe pembelajaran yaitu:
a) Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas
empat orang yang berbeda - beda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan
latar belakang etniknya. Guru menyanpaikan pelajaran, lalu siswa
bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim
telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis
mengenai materi secara sendiri-sendiri.
b) Teams Games- Tournament (TGT).
Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru
dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis
dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan game akademik
dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.
Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”,
dimana ketiga peserta dalam satu meja ini adalah para siswa yang
memiliki rekor nilai terakhir yang sama.
c) Jigsaw II.
Jigsaw II adalah adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson (1978).
Dalam teknik ini siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama,
yaitu empat orang, dengan latar belakang yang berbeda seperti STAD
dan TGT. Para siswa ditugaskan membaca materi dan tiap anggota tim
ditugaskan secara acak mencari ‘ahli’ dalam aspek tertentu dari tugas
membaca tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim
berbeda bertemu untuk mendiskusikan topic yang sedang mereka bahas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topic mereka itu
kepada teman satu timnya.
d) Team Accelerated Instruction (TAI).
Sama dengan STAD dan TGT menggunakan bauran kemampuan empat
anggota yang berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja
terbaik. Bedanya TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan
pengajaran yang individual. TAI dirancang khusus untuk mengajarkan
matematika kepada siswa kelas 3-6 (atau siswa pada kelas lebih tinggi
yang belum siap meneria materi aljabar lengkap).
e) Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC).
CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca
dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan
juga pada sekolah menengah. Dalam CIRC, guru menggunakan novel
atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita. Siswa ditugaskan
untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian
kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama
lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita
naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan
terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata.
f) Group Investigation (Kelompok Investigasi).
Dalam metode ini para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya
sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini
kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh
seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi dan
melakukan kegiatan untuk mempersiapkan laporan kelompok.
g) Learning Together (Belajar Bersama).
Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri
atas empat atau lima orang dengan latar belakang yang berbeda
mengerjakan lembar tugas. Kelompok- kelompok ini menerima satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil
kerja kelompok.
h) Complex Instruction (Pengajaran Kompleks).
Fokus utama dari complex instruction adalah pada membangun respek
terhadap semua kemampuan yang dimiliki para siswa, dan guru
menunjukkan bagaimana tiap siswa punya kelebihan dalam sesuatu
yang akan membantu keberhasilan kelompok.
i) Stucture Dyadic Methods (Metode Struktur Berpasangan).
Didalam metode ini ada peningkatan, dimana dua orang murid saling
mengajarkan. Siswa saling bergantian menjadi guru dan murid untuk
mempelajari berbagai macam prosedur atau mencari informasi dari teks.
(Robert E. Slavin, 2009: 10-26)
3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif dapat dicapai dengan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas
maupun siswa. Masing-masing model pembelajaran mempunyai tujuan
yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuan dari penerapan suatu model
pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
mengajar. Sama halnya seperti model pembelajaran yang lain, model
pembelajaran kooperatif juga dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan dikembangkannya model pembelajaran kooperatif antara lain
adalah:
a) Hasil belajar akademik
Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis
penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para
pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Disamping itu, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan
baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas akademik.
b) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras, agama, budaya, kelas sosial, kemampuan dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi
siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan
saling bergantung pada tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dengan kolaborasi. Keterampilan
sosial penting , sebab saat ini banyak anak muda yang kurang dalam
keterampilan sosial. (Ibrahim dalam Isjoni, 2007:27).
b. Tipe Learning Together
1) Pengertian Tipe Learning Together
Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together merupakan salah
satu model pembelajaran yang sederhana. Metode ini dikembangkan dan
diteliti oleh David dan Roger Johnson beserta rekan-rekan mereka di
University of Minnetosa. Robert E. Slavin (2009: 48-56) menjelaskan
bahwa Learning Together dari model pembelajaran kooperatif a la David
dan Roger Johnson mungkin merupakan yang paling banyak digunakan
dari semua metode kooperatif, dan telah dievaluasi dalam sejumlah besar
kajian. Kajian-kajian terhadap tipe Learning Together tanpa tanggung
jawab individual membuahkan hasil yang sering kali berbeda-beda. Salah
satu kajian yang dilakukan oleh Johnson, Johnson, & Scott (1978)
menemukan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok individualistik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sementara kajian yang lain yang dilakukan oleh Johnson, Johnson, Scott,
& Ramolae (1985) menemukan tidak ada perbedaan. Serangkaian kajian di
Nigeria yang dilakukan oleh Peter Okebuka (1984, 1985, 1986a, b)
menemukan beberapa pengaruh positif dan negatif dibandingkan dengan
kondisi yang individualistik dan kompetitif.
Sebaliknya, kajian-kajian terhadap Learning Together yang
melibatkan tanggung jawab individual cukup konsisten dalam
menunjukkan pengaruh positif yang signifikan. Terbukti pada
pembelajaran individual dari anggota kelompok menghasilkan
pembelajaran yang lebih baik dibandingkan metode individualistik atau
kontrol.
Learning Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif
yang melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok
beranggota 4 sampai 6 orang menangani tugas tertentu. Kelompok-
kelompok tersebut menyerahkan 1 hasil kelompok. Mereka menerima
pujian dan ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok tersebut.
Secara umum, Learning Together dapat diuraikan sebagai berikut:
guru memotivasi siswa untuk saling ketergantungan satu sama lain secara
positif, saling berinteraksi, memiliki tanggung jawab secara individu dan
sosial serta melakukan kerja kelompok. Sebagai contoh, siswa yang
mengajukan pertanyaan kepada guru akan dikembalikan kepada
kelompoknya untuk menemukan jawabannya. Penskoran didasarkan pada
kinerja individual dan kesuksesan kelompoknya, tetapi individu–individu
dan kelompok-kelompok tidak bersaing dengan yang lainnya (tidak ada
kompetisi antar kelompok). Learning Together melibatkan tanggung
jawab individu terhadap pencapaian siswa.
Learning Together juga mempunyai kelemahan, yakni: tipe ini
terkadang mempunyai tanggung jawab individual yang rendah. Dalam
teorinya satu orang siswa dapat melakukan seluruh pekerjaan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
memberi tahu jawabannya kepada yang lain. Akan tetapi tipe ini lebih baik
dan memberikan pengaruh positif terhadap siswa dibandingkan metode
individualistik atau kontrol.
2) Unsur-unsur Tipe Learning Together
Ada beberapa unsur-unsur yang ditekankan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Seperti dikemukakan
oleh Robert E. Slavin (2009:250) yang menyatakan bahwa Learning
Together menekankan empat unsur, yaitu:
a) Interaksi tatap muka: Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang).
b) Interpendensi positif: Para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok.
c) Tanggung jawab individual: Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya.
d) Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil: Para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka.
3) Langkah-langkah Tipe Learning Together
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Learning Together
dalam Peningkatan Profesionalitas Guru (2010:29) menjelaskan setiap
kelompok heterogen beranggota empat-lima siswa untuk membahas materi
secara bersama-sama, setiap kelompok bekerja sama untuk membahas
suatu materi. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pembahasan dan
menerima penghargaan berdasarkan apa yang dihasilkan oleh kelompok
tersebut. Model ini menekankan pada kegiatan-kegiatan untuk
pembentukan untuk pembentukan kebersamaan kelompok sebelum bekerja
dan diskusi dalam kelompok tentang seberapa baik mereka bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, bagi
siswa tentunya perubahan yang dimaksud adalah berupa pengetahuan dan
kecakapan baru maupun penyempurnaan dari hasil belajar yang telah
dicapai sebelumnya. Sebagai individu yang sedang belajar mempunyai
kepentingan agar berhasil dalam belajar. Berhasil atau tidaknya suatu
proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Nana
Sudjana (2009: 3) “Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai siswa selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu
dan tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur
subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan
unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari
sejumlah aspek dan hasil belajar akan tampak pada perubahan aspek-aspek
tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian,
kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani,
budi pekerti, dan sikap.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian
hasil belajar, peranan tujuan pembelajaran yang berisi kemampuan dan
tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting
sebagai dasar dan acuan penilaian.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek , yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikimotoris berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang berupa
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,
kaharmonisan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan
interpretative.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam
penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar yang diperoleh dapat
berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan cita-cita. Hasil belajar
juga dapat diketahui dengan menentukan nilai hasil belajar dari peserta
didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil belajar
terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotoris.
b. Pengukuran Hasil Belajar
Upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan adalah dengan cara evaluasi hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ranah
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek
pertama, kedua dan ketiga termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan
aspek keempat, kelima dan keenam termasuk kognitif tingkat tinggi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek
penilaian hasil belajar.
Peneliti ingin meneliti hasil belajar yang berdasarkan pedoman
diatas, yaitu hasil belajar yang berorientasi pada proses dan produk. Proses
merupakan suatu kegiatan untuk menuju hasil, sedangkan hasil merupakan
produk dari suatu kegiatan. Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah
partisipasi siswa dalam PBM dan prestasi belajar siswa. Partisipasi siswa
dalam PBM dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan
tugas belajarnya dan bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila
tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Sedangkan prestasi belajar
dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM yang
telah ditentukan sekolah.
6. Mata Pelajaran Akuntansi
Akuntansi merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada siswa
tingkat menengah atas terutama siswa SMK jurusan akuntansi. American
Accounting Association dalam Alam S (2004:2) mendefinisikan pengertian
akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan
informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan
keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi
keuangan tersebut.”
American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam
Agus Suranto, dkk (2005:2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah “seni
dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau
sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya.”
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka secara garis besar
pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan
yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam suatu periode tertentu
yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk pengambilan sebuah
keputusan.
Dilihat dari sudut kegiatan usahanya perusahaan secara garis besar
dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: perusahaan jasa, perusahaan dagang,
dan perusahaan manufaktur/industri. Untuk SMK kelas X Keuangan
mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan
dagang.
Karakteristik yang sangat menonjol dari mata pelajaran akuntansi
adalah banyak hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan pada hampir
setiap pokok bahasan. Sehingga untuk mata pelajaran akuntansi harus
memahami konsep, siswa juga dituntut untuk terampil dan teliti dengan cara
mempraktikkannya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian
terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah yang
dilakukan oleh Hinomarus Masu dan Muntari. Hinomarus Masu (2008) dalam
penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar
Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang
Timur Yogjakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Learning Together untuk meningkatkan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
proses pembelajaran dan hasil belajar Akuntansi pokok bahasan Jurnal telah
mencapai indikator keberhasilan (target) yang telah ditentukan, yaitu: partisipasi
siswa dalam diskusi kelas yang semula 3% menjadi 6,5%, interaksi antar siswa
dalam kelompok kooperatif dari kondisi awal 50% meningkat menjadi 84%,
kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja siswa mencapai 93% dan
kemampuan siswa dalam merangkum presentasi guru mencapai 55%.
Muntari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Strategi
Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap
Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan
kemempuan Matematika Berbeda”. Hasil menunjukkan: (1) tidak ada perbedaan
dalam pemahaman konseptual antara kelompok siswa yang belajar dengan
menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dan kelompok siswa yang belajar
dengan menerapkan strategi pembelajaran langsung (F=2,177, p=0,142>0,05); (2)
kemampuan matematika yang berbeda menberikan pengaruh yang berbeda
terhadap pemahaman konseptual siswa (F=12,855, p=0,000>0,05). Siswa yang
memiliki kemampuan matmatika tinggi lebih baik pemahaman konseptualnya bila
dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah; (3) tidak ada
pengaruh interaksi dalam penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan
matematika siswa terhadap pencapaian pemahaman konseptual kimia (F=0,150,
p=0,699>0,05); (4) penerapan strategi pembelajaran kooperatif dan strategi
pembelajaran langsung memberikan pengaruh berbeda dalam pencapaian
algoritmik siswa (F=59,537, p=0,000<0,05). Strategi pembelajaran kooperatif
lebih unggul bila dibandingkan dengan strategi pembelajaan langsung dalam
pencapaian pemahaman algoritmik kimia siswa; (5) kemampuan matematika yang
berbeda memberikan pengaruh yang berbeda dalam pencapaian algoritmik kimia
(F=19,485, p=0,000<0,05). Siswa yang memiliki kemampuan matematika lebih
tinggi lebih baik pemahaman algoritmiknya dibandingkan dengan siswa yang
memiliki kemampuan matematika rendah; (6) tidak ada pengaruh interaksi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan matematika siswa terhadap
pencapaian pemahaman algoritmik kimia (F=0,531, p=0,467>0.05).
Materi Pelajaran yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh
Hinomarus Masu adalah pokok bahasan jurnal. Penelitian ini menggunakan objek
yang berbeda dalam menggunakan materi pelajaran, yaitu pencatatan perusahaan
jasa (jurmal umum) pada siklus I dan pemindahbukuan (posting) dari jurnal ke
buku besar pada siklus II dengan variabel yang sama yaitu kualitas proses dan
hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Muntari menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe learning together dibandingkan dengan pendekatan
pembelajaran langsung pada pemahaman konseptual dan algoritmik kimia siswa
SMA dengan kemampuan matematika yang berbeda. Hasil yang diperoleh adalah
pembelajaran kooperatif learning logether lebih unggul daripada pembelajaran
langsung. Penelitian tersebut menguatkan peneliti untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mata pelajaran akuntansi di
Sekolah Menengah Kejuruan.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai
pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk
mencapai hasil belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang
sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Selaras dengan
judul penelitian yang diambil, yaitu: ”Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Akuntansi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning
Together Pada Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2010/2011”.
Kemampuan peserta didik sangatlah beragam,. Untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar yang optimal, diperlukan
interaksi timbal balik positif antara guru dengan siswa melalui metode
pembelajaran yang tepat. Pada saat mengajar hal utama yang dibutuhkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
guru yaitu kemampuan dalam memilih dan juga menerapkan metode mengajar
yang baik. Metode mengajar yang baik adalah metode yang tepat dalam upaya
mencapai hasil belajar yang memuaskan, sedangkan metode yang tepat adalah
yang bisa menumbuhkan pemahaman dari dalam diri siswa. Salah satu upaya
dalam memperoleh pemahaman siswa adalah antara lain dengan merangsang
keaktifan siswa dengan meningkatkan partisipasi dan interaksi siswa agar daya
pikir siswa bekerja secara optimal. Sebab, pada setiap kelas walaupun mata
pelajarannya sama, tidaklah memiliki karakter yang sama dan permasalahan yang
sama pula.
Permasalahan yang dihadapi SMK Kristen 1 Surakarta dalam
pembelajaran akuntansi adalah hasil belajar yang masih belum optimal, salah satu
faktor penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang
dapat meningkatkan partisispasi dan hasil belajar siswa terhadap materi
akuntansi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti
menawarkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together sehingga
akan terbentuk suasana belajar yang lebih hidup dengan diskusi dan tanya jawab
sekaligus dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran
akuntansi. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning
Together diharapkan hasil belajar siswa X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta
dapat meningkat karena minat dan pemahaman terhadap pembelajaran akuntansi
pun meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berdasarkan alur penalaran diatas, maka digambarkan kerangka berpikir
sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka serta
kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas X
Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”
1. Partisipasi siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung
2. Interaksi antar siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung
3. Ketuntasan belajar rendah.
Pembelajaran Konvensional
Hasil belajar siswa rendah/ kurang maksimal
Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif
Learning Together
Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif learning
together
1. Partisipasi siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung
2. Interaksi antar siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung
3. Ketuntasan belajar meningkat
Hasil belajar siswa meningkat Penelitian Tindakan Kelas
Proses Belajar Mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta yang
beralamatkan di Jalan Ahmad Yani No. 2 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh
Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMK
Kristen 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. SMK Kristen 1 Surakarta belum pernah dipergunakan sebagai subjek
penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
b. Hasil belajar akuntansi kelas X Keuangan yang belum optimal, guru masih
menggunakan metode ceramah dan hanya sedikit tanya jawab. Perlu
dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe
Learning Together dengan harapan hasil belajar siswa meningkat.
2. Waktu Penelitian
Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai pertengahan bulan
Januari 2011 sampai pertengahan bulan Juli 2011. Waktu ini meliputi kegiatan
persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian
Jenis Kegiatan Jan Feb Maret April Mei Juni Jul 1.Persiapan Penelitian a.Penyusunan Judul b.Penyusunan proposal c.Perijinan d.Perencanaan Tindakan 2.Implementasi Tindakan a.Siklus I b.Siklus II 3.Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kelas X Keuangan. Pada kelas ini
ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar
khususnya mata pelajaran Akuntansi pada Perudsahaan Jasa. Karena di SMK
Kristen 1 Surakarta kelas akuntansi hanya ada satu kelas, maka peneliti
mengambil kelas X Keuangan ini dengan jumlah siswa 47 siswa pada semester
genap tahun ajaran 2010/2011.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran
b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together.
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
e. Materi pelajaran : Pencatatan dan Pembukuan Perusahaan Jasa.
f. Hasil proses pembelajaran
C. Sumber Data
Sumber data merupakan sumber dimana data diperoleh. Dalam memilih
sumber data, peneliti harus berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan
dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data penelitian ini dikumpulkan dari
berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah
guru mata pelajaran akuntansi perusahaan jasa kelas X Keuangan yaitu Ibu
Setia Pratiwi, S.Pd beserta siswa kelas X Keuangan tahun pelajaran
2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Tempat atau lokasi
Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang
kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian
ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan Akuntansi untuk perusahaan jasa.
4. Dokumen atau arsip
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting dalam
penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya
dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa, yaitu
siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
D. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research), karena kelas merupakan bagian
kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah. Suharsimi
Arikunto (2008: 2) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk
pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Definisi menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3), ”Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama dengan
arahan dari guru yang dilakukan siswa”.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui 4 langkah utama
yang berkaitan, yaitu: (1)Perencanaan Tindakan, (2)Pelaksanaan Tindakan,
(3)Observasi, dan (4)Refleksi. Disini, peneliti menggunakan model PTK yang
dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi (2008: 74). Untuk lebih jelas mengenai tahapannya, lihat bagan berikut:
Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 74)
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
Refleksi I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Permasalahan baru
Hasil refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Keterangan :
Rincian kegiatan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Perencanaan Tindakan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan
secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif).
Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila
dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan
harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa
pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding
dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri,
karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung
mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan
dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu
implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus
ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana
tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat.
Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu
diperhatikan.
Tahap 3: Pengamatan Tindakan
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan
menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu
serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas,
dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa,
antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang
dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang
telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan
maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis
statistika dapat digunakan.
Tahap 4: Refleksi Terhadap Tindakan
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan semua data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam
PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan
atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka
dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi
kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga
permasalahan dapat teratasi. Tahapan ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, atau untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan semua data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris yaitu reflection, yang
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini
sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu
ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang
dirasakan sudah berjalan baik dan pada bagian mana yang dirasa belum berjalan
dengan baik. Jadi kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis,
pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam
perencanaan siklus selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam
uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut.
Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi
selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk
siklus. Hasil refleksi dan evaluasi di tiap siklus menjadi penentu apakah penelitian
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan, sedangkan untuk mendapatkan data perlu digunakan teknik pengumpulan
data sehingga dapat diperoleh data yang valid dan dapat dipercaya. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah
dengan:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti terhadap guru kelas X Keuangan yaitu Ibu
Setia Pratiwi dan juga pada para siswa mengenai proses pembelajaran yang
selama ini dilakukan dan bagaimana respon/hasil yang timbul dari suatu proses
tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin
dimana pewawancara memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang
dibuat, namun cara menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kebijaksanaan dari pewawancara. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan ini
adalah berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran di
dalam kelas yang selama ini dilakukan.
2. Observasi
Observasi (pengamatan) dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati
proses pembelajaran dikelas pada saat guru tengah memberikan materi pelajaran.
Observasi hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat
apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Data-
data yang dihasilkan dari kegiatan observasi adalah berupa catatan lapangan yang
mendeskripsikan proses pembelajaran pada saat observasi/survey awal, siklus I,
dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga memuat refleksi yang dilakukan
penulis terhadap pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam proses pelaksanaan
pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini
adalah berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran.
4. Tes
Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tertulis
dan praktek atau lisan dengan mempresentasikan pekerjaan mereka di depan
kelas. Data yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tabel pengamatan berupa
hasil belajar atau nilai ujian siswa dan skor penilaian keaktifan yang digunakan
sebagai indikator ketercapaian hasil penelitian.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Menganalisis masalah dengan mengacu pada teori-teori yang relevan.
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian.
b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP.
c. Penyusunan soal evaluasi.
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe learning together, yakni untuk
menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi sehingga
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akhirnya meningkatkan pula
hasil belajar akuntansi siswa. Hal ini diukur dari tingkat partisipasi siswa
dalam diskusi kelas, interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif dan
ketuntasan hasil belajar siswa.
5. Tahap Observasi dan Interpretasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan (interpretasi metode). Semua hal yang berkaitan dengan
hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
6. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan. Dalam hal ini, guru pelaksana
merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati
kegiatannya dalam tindakan.
7. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang
telah dilakukan selama penelitian berlangsung. Dalam kegiatan ini pertama-
tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan
dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau
teoritis.
G. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
hasil belajar akuntansi siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta melalui
pengoptimalan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Learning
Together. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam
satu unit sebagai satu siklus. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini
direncanakan terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap
yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan
Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Adapun kedua siklus tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan
perencanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, yaitu meliputi :
1) Menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa
sesuai dengan tingkat kemampuan, yaitu siswa yang tergolong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kemampuan rendah, sedang, atau tinggi, dan membagi siswa secara
heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan lima sampai
dengan enam orang.
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran. Beberapa perangkat yang disiapkan
dalam tahap ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
materi pencatatan perusahaan jasa dan model pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together, soal tes tertulis dan lembar observasi.
3) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
a) Kriteria hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan; kriteria
dan indikator keberhasilan siswa ditentukan bersama guru berdasarkan
situasi konkrit di kelas tempat penelitian berlangsung;
b) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas;
c) Instrumen observasi interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok
kooperatif ;
d) Instrumen observasi ketuntasan hasil belajar siswa.
4) Menetapkan indikator ketercapaian
Tabel 2. Indikator ketercapaian
Aspek yang diukur Persentase
Target Capaian
Cara mengukur
Partisipasi siswa dalam kelompok
70% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang bekerja secara aktif dalam kelompok.
Partisipasi siswa dalam kelas
80% Diamati dari keaktifan siswa bertanya dan menjawab saat guru memberikan penjelasan dengan menggunakan lembar observasi
Ketuntasan hasil belajar
80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 73 ke atas. Dikatakan tuntas jika jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 73 sebanyak 80% dari jumlah siswa di kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas X Akuntansi SMK Kristen
1 Surakarta. Skenario pembelajaran yang akan peneliti lakukan bersama guru
adalah sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tujuan pembelajaran dan garis
besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi
kelas. Karena aspek partisipasi siswa dalam diskusi kelompok turut
mempengaruhi hasil belajar maka peneliti juga perlu menjelaskan dan
menyampaikan pada siswa agar semua siswa terlibat dalam diskusi kelas
maupun dalam diskusi kelompok, baik dalam mengemukakan ide maupun
mengajukan pertanyaan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi
adanya monopoli diskusi oleh beberapa siswa.
2) Peneliti dan guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen
beranggotakan lima sampai dengan enam orang, dan membagikan lembar
kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa dalam kelompok
mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau
kegiatan tersebut.
3) Peneliti, guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja
kelompok secara bersama.
4) Peneliti dan guru memberi soal tertulis, dan siswa mengerjakannya secara
individual.
c. Observasi/ Pengamatan
Pada tahap ini peneliti dan guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan
mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara
lain:
1) Partisipasi siswa dalam diskusi kelas
2) Interaksi siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif
3) Hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis
dengan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti
dan guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran. Dengan
demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Akuntansi. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus II.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk perwujudan
tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga
mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat
SMK Kristen 1 Surakarta didirikan atas dasar inisiatif beberapa umat
Kristen di Surakarta, maka dalam musyawarah dicapai kesepakatan untuk
mendirikan sekolah lanjutan kejuruan. Atas dasar pertumbuhan keadaan
perekonomian yang memerlukan adanya peningkatan, maka perlu kiranya
diadakan spesialisasi tentang kejuruan dan telah disepakati pula untuk mendirikan
sekolah lanjutan atas bidang ekonomi.
Untuk mendirikan sekolah yang bercorak Kristen, diperlukan persetujuan
dari Pengurus Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan juga persetujuan dari
kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi (IDPE) Jawa Tengah di Semarang.
Atas ijin secara lisan, maka pada tanggal 1 Agustus 1958 didirikan SMEA Kristen
Surakarta dengan dasar corak Kristen. Dengan gedungnya pertama kali beralamat
di Banjarsari (menempati SD Kristen Banjarsari, tepatnya di jalan Bali Nomor
142 Surakarta).
Untuk kelangsungan hidup SMEA Kristen ini, maka pengelolanya
dibawah bimbingan panitia yang diketuai oleh Bapak D.Reksodarmajo dan Staff.
Sedangkan jalannya pelajaran diserahkan kepada Bapak Drs. Hartoyo sebagai
kepala SMEA Kristen Surakarta dan dibantu oleh Bapak Sucipto, BA. Pada tahun
1961, Bapak Hartoto mendapat tugas sebagai dosen UNDIP Semarang. Jabatan
kepala sekolah diserahkan kepada Bapak Sucipto, BA yang waktu itu menjabat
sebagai kepala SMEA Kristen 1 Surakarta. Karena peraturan pemerintah yang
menyatakan kepala sekolah negeri tidak boleh merangkap jabatan maka jabatan
kepala sekolah diserahkan kepada Bapak Suparjo,BA.
Tahun 1965 berdasarkan keputusan Menteri P dan K tanggal 11 Februari
Nomor 1757/05/1965, di SMEA Kristen mendapatkan bantuan pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
terhitung tanggal 1 Agustus 1964. Pada tahun 1968 diadakan pembaharuan
permohonan bantuan. Dengan SK Menteri P dan K RI tanggal 30 Agustus 1969
Nomor 7160/BAUM/Keu/01506/1969 diperbaharuilah bantuan pemerintah
terhadap SMEA Kristen 1 Surakarta.
Mulai tahun 1968 tanggungjawab panitia di serahkan kepada pengurus
PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen 1 Surakarta.
Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang
digaji langsung oleh PPKS. Selain itu pengurus PPKS memberikan subsidi
sebagian dari honorarium guru tidak tetap dari kelebihan jam mengajar. Sampai
tahun 2006 PPKS telah mengelola beberapa sekolah mulai dari
TK,SD,SMP,SMU, dan SMK. Dengan jumlah dua SMU dan 3 SMK, dimana 2
SMK berada di Kodya Surakarta dan 1 SMK di Simo, Boyolali.
Berdasarkan surat edaran dari Depdikbud tanggal 3 April 1997 Nomor
41007/A 45/UT/ 1997 tentang tindak lanjut keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 034,035 dan 036/1997 mengenai perubahan nomor status
SMP menjadi SLTP, SMA menjadi SMU, dan SMKTA menjadi SMK dan
ditegaskan oleh surat dari PPKS Nomor 33/C/IV/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang
perubahan nomor status, maka SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK
Kristen 1 Surakarta, dan sebagai catatan, pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah
mengangkat Bapak Medi Sunyoto, MPd menjadi pelaksana harian kepala SMK
Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir.
Sekarang ini SMK Kristen Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan dan juga Multimedia sebagai
program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta. SMK Kristen 1 Surakarta telah
mengalami masa pergantian kepala sekolah sebanyak 7 kali yaitu dari:
1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA.
2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA.
3. Tahun 1970 sampai dengan 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo.
4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
5. Tahun 1979 selama kira-kira dua puluh tahun dipegang oleh Dra. Kusminah.
6. Tahun 1999 sampai awal tahun 2011 oleh Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M.
7. Tahun 2011 sampai dengan sekarang oleh Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro
2. Keadaan Lingkungan Belajar
SMK Kristen 1 Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan
formal yang secara teknis memenuhi syarat sebagai lembaga pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dari letak lokasi yang strategis, sehingga mudah dijangkau kendaraan
umum. SMK Kristen 1 Surakarta terletak satu lokasi dengan SMP Kristen 4
Surakarta, tepatnya berada di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres, Surakarta.
Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga tengahnya
dapat dipakai sebagai tempat upacara, olahraga, bermain siswa. Di sisi lain, SMK
Kristen 1 Surakarta juga mengalami sedikit hambatan. Hambatan itu yaitu, suara
bising kendaraan karena letak SMK Kristen yang berada di samping jalan besar.
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah
a. Visi SMK Kristen 1 Surakarta
Mewujudkan Lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar Nasional
yang menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman,
pengharapan dan Kasih.
b. Misi SMK Kristen 1 Surakarta
1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi
pada mutu.
2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan
pemasaran.
3) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan
beriman.
c. Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta
1) Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan
setiap potensinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2) Menyiapkan siswa mampu memilih karier maupun berpotensi untuk
mengembangkan dirinya di era globalisasi.
3) Menyiapkan tenaga kerja tingkt menengah untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha/industri pada saat ini maupun di masa mendatang.
4) Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif,
produkrif dan kreatif serta inovatif.
d. Sasaran program SMA Kristen 1 Surakarta
1) Meningkatkan hasil PMB menjadi lebih mantap dari tahun sebelumnya.
2) Meningkatkan administrasi sekolah tenaga pendidikan serta PMB
3) Meningkatkan hubungan sekolah dengan dunia usaha/ industri dan
masyarakat untuk peningkatan pelaksanaan sistem ganda (PSG).
4) Meningkatkan Unit Produksi dalam rangka menggali Sumber dana dan
menjadi sasaran peningkatan ketrampilan.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi pada
Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di
Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a . Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran Mata Pelajaran
Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan
Jasa
Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi di kelas X Keuangan SMK
Kristen 1 Surakarta dapat dikatakan kurang aktif dan menyenangkan karena
siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi, masih
banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran akuntansi. Ketika guru
memberikan pertanyaan, jarang sekali ada siswa yang mau menjawab dan
akhirnya guru sendiri yang menjawab pertanyaan itu. Hal inilah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
menyebabkan siswa menjadi malas untuk aktif menjawab pertanyaan. Banyak
siswa yang tidak memanfaatkan kesempatan untuk lebih aktif bertanya ketika
guru memberikan kesempatan bertanya. Jika siswa tidak ada yang bertanya,
guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa. Hal inilah yang
menyebabkan siswa menjadi merasa jenuh karena pemberian soal latihan
tanpa dibahas penyelesaiannya. Tentu hal ini sangat berpengaruh pada hasil
belajar yang diperoleh siswa.
b . Siswa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri sehingga tidak
mengerjakan soal-soal latihan berdasar kemampuannya.
Kebiasaan siswa yang satu ini sangatlah buruk. Soal-soal latihan yang
diberikan guru setiap minggunya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja.
Siswa-siswa lain baru akan mengerjakan bila guru telah memberi peringatan
dan kebanyakan dari siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri. Para
siswa hanya mengandalkan teman yang telah mengerjakan. Hal ini akan
membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja akan sangat
menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian seorang diri. Pada
kenyataannya, ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.
c . Siswa kurang aktif baik dalam proses pembelajaran maupun dalam
mengerjakan tugas rumah
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa cenderung tidak
mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka
hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan
tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya
mereka belum paham. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide,
gagasan dan kreatifitas. Dalam mengerjakan tugas rumah juga masih ada
sebagian siswa yang tidak mengerjakan. Para siswa perlu peringatan lebih dari
satu kali untuk mengerjakan tugas rumah mereka. Hal ini menjadikan suasana
belajar yang kurang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Ditinjau dari Segi Guru
Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu
membangkitkan semangat siswa dan meningkatkan pemahaman mereka pada
mata pelajaran akuntansi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa. Penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang
menarik menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Meskipun guru telah memberi dorongan dan pendekatan secara pribadi kepada
siswa, namun keaktifan dan antusias siswa terhadap pembelajaran akuntansi
masih belum dapat ditingkatkan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 24 Februari 2011 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui
permasalahan dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta
kurangnya minat mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 28 Februari 2011, hari Rabu
tanggal 2 Maret 2011, hari Kamis tanggal 3 Maret 2011, dan hari Jum’at
tanggal 4 Maret 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
jasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning
Together, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian
memperkenalkan peneliti serta tujuan mengadakan penelitian.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan
mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
(3) Sosialisasi Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together
dan dilanjutkan mengulangi sedikit materi terdahulu lalu
diselingi dengan tanya jawab.
(4) Guru memberikan penjelasan materi dilanjutkan tanya jawab.
(5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kooperatif.
Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang dan kelompok berjumlah
9 kelompok.
(6) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah
diajarkan.
(7) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
b) Pertemuan kedua
(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian
dilanjutkan dengan presensi siswa.
(2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kondisi siswa maupun kondisi
kelas.
(3) Guru mengulas kembali tentang pertemuan sebelumnya dan
mempersilahkan para siswa untuk duduk sesuai dalam
kelompoknya masing-masing berdasar pembagian kelompok
pada pertemuan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
(4) Guru membagikan soal kepada tiap-tiap kelompok.
(5) Siswa diminta mendiskusikan soal kelompok dengan
kelompoknya masing-masing dan mempersiapkan untuk
presentasi didepan kelas pada pertemuan selanjutnya.
(6) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan
memberi penilaian.
(7) Guru memberitahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah
presentasi.
(8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
c) Pertemuan ketiga
(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian
dilanjutkan dengan presensi siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan
mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
(3) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan meminta
masing-masing kelompok untuk mempersiapkan presentasi
hasil diskusi kelompok.
(4) Guru meminta lima kelompok maju mempresentasikan hasil
diskusi kelompok secara bergantian dan diselingi tanya jawab.
(5) Guru dan peneliti memandu pelaksanaan presentasi dan
memberi penilaian.
(6) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir, guru dan
siswa merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi dan
presentasi.
(7) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan evaluasi/tes individual.
(8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d) Pertemuan Keempat
(1) Guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian dilanjutkan
dengan presensi siswa.
(2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan
diri mengerjakan evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan
pada pertemuan sebelumnya.
(3) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta siswa
mengerjakan secara mandiri.
(4) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru bersama peneliti
mengawasi agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan
kemampuan siswa.
(5) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis.
(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan
sebelum jam pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak
kesalahannya.
(7) Guru memberikan motivasi agar belajar materi selanjutnya
dan menutup pelajaran dengan salam penutup.
2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
mendiskusikannya bersama guru untuk materi kertas kerja dan laporan
laba rugi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning
Together.
3) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya
bersama guru. Instrumen berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari
hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen
nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengamati partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan
interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok kooperatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Senin tanggal
28 Februari 2011, hari Rabu tanggal 2 Maret 2011, hari Kamis tanggal 3
Maret 2011, dan hari Jum’at tanggal 4 Maret 2011 di ruang kelas X
Keuangan. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah kertas kerja
dan laporan laba rugi. Pada pertemuan pertama digunakan guru untuk
mempresentasikan materi secara jelas dan membentuk kelompok Learning
Together. Pada pertemuan kedua, siswa diminta mengerjakan soal yang
diberikan guru sesuai dengan langkah Learning Together. Pada pertemuan
ketiga digunakan untuk presentasi hasil kerja kelompok yang telah
dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat
digunakan guru bersama peneliti untuk mengadakan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti pembelajaran.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1 ) Pertemuan Pertama ( Senin, 28 Februari 2011)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa. Pada hari itu Wiwik Puspitasari tidak
masuk dikarenakan sakit. Setelah mengabsen, guru memperkenalkan
peneliti serta tujuan mengadakan penelitian tersebut. Guru memotivasi
siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang
jurnal penyesuaian dan langkah-langkah pengikhtisaran pada siklus
akuntansi. Guru menunjuk siswa yang ramai untuk menjawab
pertanyaan. Beberapa siswa seperti Yosua, Elma, Novita, dan Elisabet
menjawab pertanyaan. Suasana kelas menjadi agak tegang karena tidak
biasanya guru memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Namun
perubahan ini akan berdampak positif karena siswa akan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
memperhatikan, meski masih ada beberapa siswa yang tetap tidak
memperhatikan.
Setelah memberikan pertanyaan pada siswa, guru menjelaskan
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together. Hal ini bertujuan agar siswa tidak
mengalami kebingungan selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah penjelasan langkah-langkah pembelajaran Learning Together
selesai, guru melanjutkan pelajaran dengan memberikan penjelasan
mengenai materi kertas kerja dan laporan laba rugi. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mereka belum jelas. Ada
beberapa siswa yang bertanya seperti Kristin, Yerica dan Bella
mengenai bentuk-bentuk laporan laba rugi. Selain itu, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menjawab
pertanyaan dari siswa lain.
Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa
pada pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkah-
langkah pembelajaran Learning Together. Guru membagi siswa ke
dalam 9 kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Sehingga pada
pertemuan selanjutnya siswa dapat duduk sesuai dengan kelompoknya
masing-masing. Selain itu, siswa diminta belajar dan mempersiapkan
diri untuk diskusi pada pertemuan selanjutnya. Guru dan siswa
membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan. Setelah bel
berbunyi, guru menutup pelajaran dengan salam.
2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 2 Maret 2011)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru
mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum memulai
kegiatan belajar, guru meminta siswa mempersiapkan buku catatan dan
perlengkapan lainnya serta meminta siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya. Setelah itu guru mengulang secara singkat langkah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
langkah dari pembelajaran Learning Together untuk mengingatkan
siswa dan mengulas tentang materi pada pertemuan sebelumnya.
Kemudian guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok.
Guru meminta siswa untuk mendiskusikan soal dengan masing-masing
kelompoknya serta mempersiapkan diri untuk mempresentasikan
hasilnya pada pertemuan selanjutnya. Guru bersama peneliti
mengamati kegiatan diskusi kelas dan memberi penilaian.
Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk mengerjakan
telah selesai, guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok
mereka dan mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok pada pertemuan selanjutnya.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
3 ) Pertemuan ketiga ( Kamis, 3 Maret 2011)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru
mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Guru mengecek
kondisi siswa maupun kelas. Kemudian guru meminta siswa duduk
sesuai dengan kelompoknya dan dilanjutkan mengulas tentang
pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
hari itu adalah presentasi. Pada pertemuan itu guru meminta lima
kelompok yang presentasi dengan materi kertas kerja sebanyak 2
kelompok dan materi laporan laba rugi sebanyak 3 kelompok. Waktu
presentasi dibatasi tiap kelompok 10 - 15 menit. Guru memberikan
kesempatan kepada kelompok yang mau maju presentasi. Karena
mereka masih takut dan tidak ada yang mau maju, maka guru
menunjuk secara acak. Yang mendapat giliran maju pertama adalah
kelompok I. Setelah kelompok I mempresentasikan hasil, dibuka
waktu tanya jawab untuk kelompok yang lain yang ingin bertanya.
Hanya sedikit siswa yang bertanya dan itupun karena guru yang
memotivasi. Selanjutnya kelompok I mengambil undian untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menentukan kelompok yang maju selanjutnya. Yang mendapat giliran
kedua adalah kelompok III. Pada saat kelompok III mempresentasikan
hasil kerja mereka, jawaban mereka berbeda dengan kelompok I. Ada
siswa yang bertanya mengapa hasilnya berbeda. Setelah dibahas,
ternyata terjadi kesalahan yaitu akun modal masuk ke kolom laba rugi.
Setelah 2 kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, guru
membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai kertas kerja
dan memberikan pujian pada hasil kerja kelompok mereka.
Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi 3 kelompok
mengenai laporan laba rugi. Kelompok yang mendapat giliran adalah
kelompok II, V, dan VII . Kelompok II mempresentasikan laporan laba
rugi bentuk single step. Pada presentasi ini ada beberapa siswa yang
bertanya dan kelompok II mampu menjawab. Selanjutnya kelompok V
dan VII mempresentasikan secara bergantian laporan laba rugi bentuk
multiple step. Ada beberapa siswa yang bertanya cara menentukan
pendapatan dan beban di luar usaha, mereka juga bisa menjawab.
Setelah kegiatan presentasi selesai, guru membimbing siswa
untuk merumuskan kesimpulan mengenai laporan laba rugi dan
memberikan pujian untuk hasil kerja kelompok mereka. Guru juga
memberikan kesempatan lagi bagi siswa yang ingin bertanya. Ada
beberapa siswa bertanya kepada guru mengenai laba usaha dan laba di
luar usaha.
Guru memberikan informasi kepada para siswa bahwa
pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi yang dikerjakan secara
mandiri. Guru memotivasi siswa agar tetap belajar untuk menghadapi
evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan mengingatkan siswa agar
mengerjakan sendiri pada saat evaluasi berlangsung. Kemudian guru
menutup pelajaran dengan salam penutup.
4 ) Pertemuan Keempat ( Jum’at, 4 Maret 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan
mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan
evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan
sebelumnya. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi. Guru
mengawasi siswa agar mereka mengerjakan sesuai kemampuan
mereka sendiri. Kegiatan evaluasi berjalan dengan cukup baik. Hasil
evaluasi langsung dikumpulkan pada guru saat waktu mengerjakan
telah habis.
Sebelum jam pelajaran berakhir, guru membuat kesimpulan
dan sedikit memberikan jawaban dari evaluasi yang sudah diberikan
agar siswa mengetahui dimana letak kesalahannya pada saat
mengerjakan. Setelah itu guru memotivasi siswa untuk mempelajari
materi selanjutnya. Kemudian guru menutup pertemuan hari itu
dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti dan guru mata pelajaran
berkolaborasi.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan pada
siklus I, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam diskusi kelompok adalah sebesar
68,79% dan sisanya adalah sebesar 31,21% masih kurang kompak dan
tidak saling membantu dalam kelompoknya masing-masing. Hal ini
disebabkan karena siswa yang merasa kurang mampu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
mengerjakan tidak mau ikut berdiskusi dengan anggota kelompoknya
yang mampu.
2 ) Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dalam
forum kelas dari apersepsi sampai pelajaran berakhir adalah sebesar
70,21%. Sisanya sebesar 29,79% masih kurang aktif dalam forum
kelas. Hal ini disebabkan karena siswa yang masih takut dan malu
untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan baik dari guru ataupun
dari siswa lain. Selain itu, pada saat diskusi kelas masih banyak siswa
yang tidak memperhatikan.
3 ) Berdasarkan dari evaluasi hasil pekerjaan individu siswa, dapat
diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu (sudah memenuhi
KKM sebesar 73) dalam mengerjakan soal evaluasi yaitu pada materi
kertas kerja (neraca lajur) dan laporan laba rugi adalah sebesar 74,47%
dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi. Sisanya adalah sebesar
25,53% siswa nilainya masih belum mencapai 73 (belum memenuhi
KKM).
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat dalam tabel
dan grafik dibawah berikut ini:
Tabel 3. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I
Aspek yang dinilai Target
capaian Siklus I Keterangan
Partisipasi siswa dalam
kelompok 70 % 68,79 %
Belum
tercapai
Partisipasi siswa dalam
kelas 80 % 70,21 %
Belum
tercapai
Ketuntasan Hasil Belajar
(KKM=73) 80 % 74,47 %
Belum
tercapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
SIKLUS I
Jumlah
%
Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Partisipasi siswa dalam kelompok
Partisipasi siswa dalam kelas
Ketuntasan hasil belajar
Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan
analisis pada tindakan siklus I. Guru melaksanakan pelaksanaan tindakan
pada siklus I sesuai dengan perencanaan tindakan siklus I yang telah
direncanakan. Terdapat beberapa kelebihan saat pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together. Pada saat proses belajar mengajar
antusias siswa meningkat. Beberapa siswa aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai juga meningkat.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada
siklus I juga memiliki banyak kekurangan. Kekurangan tersebut ada pada
guru dan siswa. Guru kurang berperan dalam kegiatan diskusi kelas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
sehingga diskusi kelas hanya dimanfaatkan siswa yang aktif dan pandai
bicara. Pada saat evaluasi, guru kurang memperhatikan kondisi siswa yang
duduk dibarisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk
dibelakang kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa
siswa yang bertanya dan mencontek jawaban teman sebelahnya tanpa
diketahui guru. Dari siswa, masih banyak siswa yang kurang konsentrasi
dalam mengikuti pembelajaran, terutama saat apersepsi dan pemberian
materi dari guru. Serta belum maksimalnya siswa dalam menggunakan
waktu yang diberikan saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya
beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain diskusi tentang materi
pelajaran.
Pada saat pelaksanaan diskusi Learning Together, masih ada
beberapa siswa yang tidak mau berdiskusi dan bekerjasama dengan
kelompoknya. Pada saat presentasi mereka masih kurang percaya diri
untuk maju tanpa ditunjuk, sehingga guru yang menunjuk kelompok untuk
maju. Kegiatan presentasi masih kurang hidup karena siswa belum berani
bertanya dan berpendapat jika tidak dimotivasi guru. Pada saat
pelaksanaan evaluasi masih ada siswa mencontek. Dari segi ketuntasan
belajar, masih ada 12 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya
refleksi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dan juga
untuk meningkatkan pembelajaran agar menjadi lebih baik. Guru perlu
lebih aktif dan ikut terlibat dalam diskusi kelas. Ikut pula menyumbangkan
ide dalam memberi penguatan materi kepada siswa yang masih bingung
agar siswa benar-benar memahami materi pembelajaran yang
disampaikan. Setelah itu baru kemudian beralih ke konsep atau materi-
materi selanjutnya. Guru perlu meningkatkan kontrol dan pengawasan
kelas untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan menegur siswa yang
tidak memperhatikan. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pertanyaan untuk siswa yang tidak memperhatikan. Guru juga harus
meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap siswa dan selalu
memberikan motivasi ataupun penguatan agar siswa menjadi lebih aktif
dan percaya diri dalam bertanya dan berpendapat di dalam forum kelas
ataupun pada saat diskusi berlangsung. Pada saat evaluasi, guru perlu
lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada
saat kuis sehingga hal tersebut tidak memungkinkan bagi siswa yang
mencoba bertanya jawaban pada teman yang duduk disebelahnya.
2. Siklus II
Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Learning Together
pada mata pelajaran akuntansi berdasarkan refleksi pada Siklus I,
menunjukkan bahwa masih terdapat adanya kekurangan-kekurangan. Berikut
ini adalah langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together pada Siklus II:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Jum’at
tanggal 4 Maret 2011 di ruang Guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan hasil analisis dan refleksi
siklus I. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II
akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal
7 Maret 2011, Hari Rabu tanggal 9 Maret 2011, Hari Kamis tanggal 10
Maret 2011, dan Hari Jum’at 11 Maret 2011.
Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan berikut:
1 ) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata
pelajaran akuntansi dengan pembelajaran kooperatif tipe Learning
Together, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kondisi siswa maupun kelas.
(3) Guru menginformasikan hasil evaluasi pada pertemuan
sebelumnya dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar lebih
giat belajar.
(4) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan diselingi dengan
tanya jawab.
(5) Penjelasan Materi mengenai laporan perubahan modal dan
laporan neraca diselingi tanya jawab
(6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum mereka pahami. Ketika tidak ada
yang bertanya, guru akan bertanya kepada siswa yang
mendapat nilai kurang pada evaluasi sebelumnya.
(7) Guru memberikan soal dan siswa diberi kebebasan untuk
mengerjakan bersama teman sebangku agar mereka dapat
berdiskusi.
(8) Membahas soal bersama-sama agar siswa mengetahui letak
kesalahannya.
(9) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi
yang sudah diajarkan dan memberitahukan bahwa pertemuan
selanjutnya guru akan memberikan soal yang akan dikerjakan
siswa secara kelompok.
(10) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
b) Pertemuan Kedua
(1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
(3) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak
untuk menjawab soal agar siswa selalu siap dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
(4) Siswa diminta duduk sesuai kelompoknya pada siklus I.
(5) Guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok.
(6) Siswa diminta mendiskusikan soal kelompok dengan
kelompoknya masing-masing dan mempersiapkan untuk
presentasi didepan kelas pada pertemuan selanjutnya.
(7) Pada saat siswa berdiskusi dengan kelompok, guru berkeliling
sambil mengawasi mereka dan memberikan arahan bagi
kelompok yang mengalami kesulitan.
(9) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan
memberi penilaian.
(10) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok dan guru
memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya adalah
presentasi kelompok.
(11) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
c) Pertemuan Ketiga
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan
mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
(3) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan meminta
masing-masing kelompok untuk mempersiapkan presentasi
hasil diskusi kelompok.
(4) Guru meminta lima kelompok untuk maju mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara bergantian dan diselingi tanya
jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(5) Guru dan peneliti memandu pelaksanaan presentasi dan
memberi penilaian.
(6) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir, guru dan
siswa merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi dan
presentasi.
(7) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan evaluasi.
(8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
d) Pertemuan Keempat
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan
diri mengerjakan evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan
pada pertemuan sebelumnya.
(3) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta siswa
mengerjakan secara mandiri.
(4) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru mengawasi agar
hasil evaluasi benar-benar mencerminkan kemampuan siswa.
(5) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis.
(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang diberikan sebelum
pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak kesalahannya.
(7) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
2 ) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
mendiskusikannya bersama guru untuk materi laporan perubahan
modal dan laporan neraca dengan pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together.
3 ) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya
bersama guru. Instrumen tersebut berupa tes dan nontes. Instrumen tes
dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan dengan
mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung di dalam kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 7,9,10, dan 11
Maret 2011 di ruang kelas X Keuangan. Pertemuan dilaksanakan sesuai
dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan
I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih
diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan
tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada
pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah laporan perubahan modal dan
laporan neraca. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi dan
diselingi tanya jawab. Siswa duduk sesuai kelompok dan mengerjakan soal
untuk memperdalam pengetahuan mereka. Setelah selesai, soal dibahas
bersama-sama dalam forum kelas. Pada pertemuan kedua, siswa diminta
mengerjakan soal yang diberikan guru sesuai dengan langkah Learning
Together. Pada pertemuan ketiga diisi dengan presentasi hasil kerja
kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat
dilakukan evaluasi belajar siswa dari siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1 ) Pertemuan Pertama ( Senin, 7 Maret 2011)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa. Pada hari itu siswa masuk semua.
Setelah mengabsen, guru memotivasi siswa sebelum memulai
pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang materi sebelumnya
yaitu kertas kerja dan laporan laba rugi. Para siswa langsung
mengeluarkan buku catatan akuntansi dan perlengkapan belajar lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Ada beberapa siswa yang mau menjawab tanpa ditunjuk guru.
Beberapa siswa seperti Kristin, Marguirette, dan Diah D menjawab
pertanyaan guru. Guru mulai menjelaskan materi yaitu mengenai
laporan perubahan modal dan neraca. Pada pertemuan ini sudah
banyak siswa yang memperhatikan saat guru menjelaskan di depan
kelas. Suasana kelas menjadi lebih aktif karena siswa ada yang
bertanya dan ada yang mencoba menjawab pertanyaan siswa lain.
Sudah terjadi perubahan dari siklus I ke siklus II.
Setelah memberikan pertanyaan, guru meminta siswa
mengerjakan soal bersama dengan teman sebangkunya. Hal ini
bertujuan untuk memperdalam pemahaman materi bagi siswa dan
membiasakan siswa berdiskusi dan bertanya jika dia mengalami
kesulitan. Setelah selesai mengerjakan, guru membimbing siswa
membahas soal tersebut. Para siswa mulai aktif menjawab pertanyaan.
Dengan pembahasan ini diharapkan siswa menjadi tahu letak
kesalahan mereka sehingga tidak akan terulang lagi kesalahannya.
Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa
pada pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkah-
langkah pembelajaran Learning Together. Siswa diminta belajar dan
mempersiapkan diri untuk diskusi pada pertemuan selanjutnya. Guru
menutup pelajaran dengan salam.
2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 9 Maret 2011)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru
mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum
memulai kegiatan belajar, guru meminta siswa mempersiapkan buku
dan perlengkapan lainnya serta meminta siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya pada siklus I. Guru menunjuk siswa secara acak untuk
menjawab soal agar siswa selalu siap dalam memnyelesaikan suatu
permasalahan. Setelah itu guru mengulang secara singkat langkah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
langkah pembelajaran Learning Together untuk mengingatkan siswa.
Kemudian guru membagikan soal dan lembar jawab kepada masing-
masing kelompok. Guru meminta siswa untuk bekerjasama dengan
kelompoknya dan mempersiapkan diri mempresentasikan hasilnya
pada pertemuan selanjutnya. Tempat duduk kelompok dibuat berbeda
dengan pertemuan ketiga pada siklus I. Hal ini bertujuan agar siswa
tidak merasa jenuh. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, guru
berkeliling mengecek apakah ada kelompok yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal atau tidak.
Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk mengerjakan
telah selesai, guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja
kelompok mereka dan mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok pada pertemuan
selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.
3 ) Pertemuan ketiga ( Kamis, 10 Maret 2011)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru
mengabsen siswa, semua siswa masuk. Guru mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas. Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya
dan meminta masing-masing kelompok untuk mempersiapkan
presentasi hasil diskusi kelompok. Guru meminta lima kelompok
maju untuk mempresentasikan hasil kelompoknya. Dua kelompok
dengan materi laporan perubahan modal dan tiga kelompok lagi
dengan materi laporan neraca. Waktu presentasi dibatasi tiap
kelompok 10 - 15 menit.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang mau
maju presentasi. Kelompok yang menawarkan diri untuk maju
pertama kali adalah kelompok II. Setelah kelompok II
mempresentasikan hasil, dibuka waktu tanya jawab untuk kelompok
yang lain yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang bertanya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
kelompok II mampu menjawab. Selanjutnya guru menawarkan lagi
untuk kelompok yang mau maju. Namun tidak ada kelompok yang
bersedia untuk maju lagi. Sehingga kelompok II mengambil undian
kelompok yang akan maju. Kelompok yang mendapat giliran maju
kedua adalah kelompok IX. Pada saat kelompok IX
mempresentasikan hasil kerja mereka, ada siswa yang bertanya dan
kelompok IX menjawab pertanyaan. Setelah mereka menjawab ada
tambahan pendapat dari kelompok VII. Setelah dua kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, guru membimbing
siswa merumuskan kesimpulan mengenai laporan perubahan modal
dan memberikan pujian terhadap hasil kerja kelompok mereka.
Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi dari tiga
kelompok mengenai laporan neraca. Kelompok yang menawarkan diri
untuk maju pertama kali adalah kelompok I. Kelompok I
mempresentasikan laporan neraca dengan bentuk stafel. Pada
presentasi ini ada beberapa siswa yang bertanya. Karena masih ada
siswa yang tidak memperhatikan maka guru memberikan pertanyaan
dari siswa yang bertanya tersebut kepada siswa yang tidak
memperhatikan. Selanjutnya kelompok I mengambil dua kertas
undian. Kelompok yang mendapat giliran maju berikutnya adalah
kelompok VI dan kelompok III. Selanjutnya kelompok VI dan III
mempresentasikan secara bergantian laporan neraca dengan bentuk
skontro. Disini terjadi perbedaan jawaban antara kelompok VI dengan
kelompok III. Setelah dibahas bersama-sama dan dengan bimbingan
guru, ternyata terjadi kesalahan pada kelompok VI. Akun modal yang
dicantumkan oleh kelompok VI bukanlah modal akhir, melainkan
modal awal. Jawaban mereka masih salah karena kurangnya ketelitian
saat mengerjakan. Setelah kegiatan presentasi selesai, guru
membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
laporan neraca dan memberikan pujian terhadap hasil kerja kelompok
mereka masing-masing. Guru juga memberikan kesempatan bagi
siswa yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang meminta guru
menjelaskan kembali mengenai pengaruh laba dan rugi terhadap
laporan perubahan modal. Guru juga memberikan pertanyaan kepada
siswa yang tidak memperhatikan.
Setelah waktu sudah hampir habis, guru memberikan
informasi kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan
evaluasi dan memotivasi siswa agar tetap belajar untuk menghadapi
evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan salam.
4 ) Pertemuan Keempat ( Jum’at, 11 Maret 2011)
Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan
mengabsen siswa. Pada hari itu Lena Setyaningsih tidak masuk
karena sakit. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengisi tempat
duduk Lena di depan yang masih kosong. Siswa diminta
mengumpulkan semua buku dan catatan-catatan yang berkaitan
dengan materi yang akan dievaluasikan. Hal ini dimaksudkan agar
mereka mengerjakan sesuai kemampuan sendiri. Setelah itu guru
membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal kuis, sedangkan
guru mengawasi agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan
kemampuan siswa.
Kegiatan evaluasi berjalan dengan baik. Hasil evaluasi
langsung dikumpulkan kepada guru setelah waktu mengerjakan habis.
Guru membahas sedikit jawaban dari soal evaluasi hari itu agar siswa
tahu dimana letak kesalahannya. Guru menutup pelajaran dengan
salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti dan guru mata pelajaran
berkolaborasi.
Berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti terhadap pelaksanaan
proses belajar mengajar pada siklus II, diperoleh gambaran tentang
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu
sebagai berikut:
1 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam diskusi kelompok adalah sebesar
79,43% dan sisanya sebesar 20,57% kurang kompak dan tidak saling
membantu dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan karena siswa yang
merasa kurang mampu tidak mau berdiskusi dengan anggota
kelompoknya yang mampu.
2 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar di
dalam forum kelas dari apersepsi sampai selesai adalah sebesar
82,97%. Sisanya sebesar 17,03% masih kurang aktif dalam forum
kelas. Hal ini disebabkan karena siswa yang masih takut dan malu
untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan.
3 ) Berdasarkan evaluasi hasil pekerjaan para siswa, dapat diidentifikasi
bahwa siswa yang sudah memenuhi KKM (yaitu sebesar 73) dalam
mengerjakan evaluasi dengan materi laporan perubahan modal dan
neraca sebesar 89,13% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.
Sisanya 10,87% siswa nilainya masih dibawah KKM. Siswa yang
tidak masuk yaitu Lena Setyaningsih dikarenakan sakit.
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada tabel
dan grafik di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Aspek yang dinilai Target
capaian Siklus II Keterangan
Partisipasi siswa dalam
kelompok 70 % 79,43 % Tercapai
Partisipasi siswa dalam
kelas 80 % 82,97 % Tercapai
Ketuntasan Hasil Belajar
(KKM=73) 80 % 89,13 % Tercapai
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SIKLUS II
Jumlah
%
Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Partisipasi siswa dalam kelompok
Partisipasi siswa dalam kelas
Ketuntasan hasil belajar
Gambar 4. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan
analisis pada tindakan siklus II. Guru melaksanakan pelaksanaan tindakan
pada siklus II sesuai dengan perencanaan tindakan siklus II yang telah
direncanakan peneliti. Terdapat beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Kelebihan itu adalah
meningkatnya antusias siswa baik dalam diskusi kelompok maupun saat
proses belajar mengajar. Siswa sudah melaksanakan diskusi Learning
Together dengan lebih baik. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai
juga meningkat. Pada saat presentasi juga sudah ada beberapa kelompok
yang maju tanpa ditunjuk.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada
siklus II juga memiliki kekurangan yang ada pada guru dan siswa.
Kekurangan yang ada pada guru adalah guru kurang memperhatikan
kondisi siswa setelah evaluasi dilaksanakan, sehingga suasana kelas
menjadi ramai dan ada beberapa siswa yang mengeluh karena tidak
mendengar dengan jelas informasi dari guru setelah evaluasi. Kekurangan
yang ada pada siswa adalah pada saat guru meminta siswa mengerjakan
soal dengan diskusi, masih ada beberapa siswa yang mengerjakan sendiri
dan tidak berdiskusi. Selain itu masih tetap ada beberapa siswa yang tidak
mau bekerja sama dengan kelompoknya. Dari ketuntasan belajar, masih
ada 5 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya
refleksi untuk memperbaiki kelemahan yang ada dan untuk meningkatkan
pembelajaran agar menjadi lebih baik. Tindakan refleksi yang dapat
dilakukan adalah guru perlu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan nyaman untuk siswa, sehingga mereka tidak tegang
saat belajar . Pada waktu evaluasi selesai guru menarik perhatian siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
agar mereka mau mendengar penjelasan guru. Sehingga mereka
mengetahui informasi yang diberikan guru. Hal yang harus selalu
ditingkatkan guru adalah meningkatkan pendekatan kepada siswa dan
selalu memberikan motivasi agar mereka lebih percaya diri untuk aktif.
Baik aktif dalam belajar, bertanya, berpendapat, maupun mengerjakan soal
yang diberikan guru agar pemahaman materi meningkat.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua tindakan siklus.
Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan
refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Dari hasil survei awal
ini, peneliti menemukan bahwa pembelajaran mata pelajaran Akuntansi Pada
kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa pada siswa kelas
X Keuangan masih kurang optimal dimana siswa kurang antusias mengikuti
pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya juga kurang maksimal. Oleh karena
itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Learning Together. Alasan peneliti memilih pembelajaran ini adalah karena
dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together diharapkan
siswa akan lebih paham ketika berdiskusi dengan temannya dan akan
meningkatkan hasil belajarnya.
Kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I
ini adalah kertas kerja/neraca lajur dan laporan laba rugi. Guru memberikan
materi kertas kerja dan menyusun laporan laba rugi. Hari berikutnya siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
diminta mengerjakan soal dengan langkah-langkah model pembelajaran tipe
Learning Together mengenai materi yang telah diajarkan. Namun, dari hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada siklus I masih terdapat
kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan diskusi, dimana ada beberapa
siswa yang tidak turut bekerjasama dalam kelompoknya. Selain itu, kesempatan
presentasi untuk tanya jawab banyak diabaikan para siswa yang tidak maju
presentasi. Dari hasil evaluasi masih ada beberapa siswa yang tidak tuntas (belum
memenuhi KKM sebesar 73). Karena itu, peneliti bersama guru mencari solusi
dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan
kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Setelah melakukan analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I dan
perencanaan tindakan siklus II, peneliti bersama guru secara kolaboratif
melaksanakan tindakan siklus II. Materi pembelajaran pada siklus II adalah
laporan perubahan modal dan laporan neraca. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses belajar mengajar pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil
maupun proses sudah menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang
berpartisipasi saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih
merespon apersepsi guru. Mereka sudah mulai berani bertanya dan berpendapat
tanpa harus ditunjuk oleh guru. Hasil evaluasi juga sudah menunjukkan
peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa mengerjakan soal dan dibahas
bersama dalam forum kelas. Sehingga mereka lebih memahami materi yang
dipelajari. Kegiatan presentasi juga menjadi lebih aktif dengan tanya jawab antar
kelompok dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan dibawah bimbingan guru.
Namun masih terdapat kekurangan pada siklus II yaitu masih ada beberapa siswa
saat diskusi kelompok mengerjakan sendiri dan tidak berdiskusi. Selain itu masih
tetap ada beberapa siswa yang tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya.
Sehingga masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru
untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat
dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat
dari partisipasi siswa dalam kelompok, partisipasi siswa dalam kelas dan
ketuntasan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi pada kompetensi
dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Learning Together dari siklus satu ke siklus yang berikutnya. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel dan juga grafik berikut ini:
Tabel 5. Peningkatan Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Aspek yang
dinilai
Target
Capaian Siklus I Siklus II Peningkatan Target
Partisipasi siswa
dalam kelompok 70 % 68,79% 79,43% 10,64% Tercapai
Partisipasi siswa
dalam kelas 80 % 70,21% 82,97% 12,76% Tercapai
Ketuntasan hasil
belajar (KKM 73) 80 % 74,47% 89,13% 14,66% Tercapai
Peningkatan partisipasi dan hasil belajar pada grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
SIKLUS I SIKLUS II
Jumlah
%
Grafik Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Partisipasi siswa dalam kelompok
Partisipasi siswa dalam kelas
Ketuntasan hasil belajar
Gambar. 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
Tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together berdampak baik
terhadap partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Pada
aspek partisipasi siswa dalam kelompok, dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 10,64%. Pada aspek partisipasi siswa dalam kelas, dari siklus
I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,76%. Sedangkan pada aspek
ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan yang paling besar, dari siklus I ke
siklus II meningkat sebesar 14,66%.
Berdasarkan tindakan pada siklus I dan siklus II, guru berhasil
melaksanakan pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Keberhasilan
tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator berikut: (1) Siswa terlihat antusias
dan bersemangat mengikuti pelajaran, (2) Siswa sudah mampu mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
kesulitan belajar dengan berdiskusi dengan teman yang lebih paham materi, (3)
Siswa sudah mampu memahami materi, (4) Pada setiap penyampaian materi, guru
selalu memberikan motivasi dengan pertanyaan yang membantu keaktifan siswa,
(5) Nilai dari hasil evaluasi yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan
dari siklus I dan siklus II.
Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Sehingga dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Learning
Together dapat meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar siswa. Pada
penelitian ini peningkatan yang paling besar yaitu pada indikator ketuntasan hasil
belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 14,66%. Hal ini sesuai dengan manfaat
dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yaitu memberi
kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain,
sehingga partisipasi siswa lebih optimal. Dengan partisipasi yang optimal siswa
akan mempunyai waktu berpikir yang cukup banyak dan memecahkan masalah
yang diberikan guru. Pada akhirnya dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas X Keuangan SMK
Kristen I Surakarta ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi
empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat
peningkatan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar dan peningkatan
hasil belajar Mata Pelajaran Akuntansi dengan penerapan Pembelajaran
Kooperatif tipe Learning Together pada siswa kelas X Keuangan SMK Kristen I
Surakarta.
Upaya tersebut terbukti meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran
Akuntansi Perusahaan Jasa pada siswa kelas X Keuangan SMK Kristen I
Surakarta. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa temuan di kelas, yaitu:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan diskusi
kelompok. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi
siswa pada saat kegiatan diskusi kelompok sebesar 10,64%. Partisipasi siswa
dalam kelompok pada siklus pertama sebesar 68,79%. Partisipasi siswa dalam
kelompok pada siklus kedua sebesar 79,43%.
2. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi
siswa di dalam kelas sebesar 12,76%. Partisipasi siswa dalam kelas pada
siklus pertama sebesar 70,21%. Partisipasi siswa dalam kelas pada siklus
kedua sebesar 82,97% .
3. Adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 14,66%.
Ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama sebesar 74,47%. Ketuntasan
belajar siswa pada siklus kedua sebesar 89,13%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
4. Peningkatan terbesar ada pada ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus kedua mencapai 89,13%. Hal ini sesuai dengan
manfaat dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yaitu
memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang lain, sehingga partisipasi siswa lebih optimal. Dengan partisipasi yang
optimal siswa akan mempunyai waktu berpikir yang cukup banyak dan
memecahkan masalah yang diberikan guru. Pada akhirnya dapat
meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan pada simpulan penelitian di atas, maka implikasi dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Implikasi Teoretis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari pihak guru maupun siswa.
Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan metode yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat belajar atau
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Faktor-faktor
tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan secara
maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki
kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi
tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki minat dan
motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan
efisien.
Selain itu, penggunaan pendekatan yang tepat dalam menerapkan suatu
metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas dan efektivitas
penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Hal ini akan berpengaruh pula pada motivasi dan keaktifan siswa pada saat
mengikuti pembelajaran sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang
berkualitas.
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara jelas bahwa kegiatan
pembelajaran akuntansi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Learning
Together dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran kooperatif tipe Learning Together menekankan
pada keaktifan siswa secara penuh, sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam
belajar melalui kegiatan diskusi. Selain itu, dengan adanya kegiatan diskusi dalam
pembelajaran lebih mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa melalui pengggunaan
pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. Siswa juga terlihat lebih berpartisipasi dalam kegiatan
diskusi. Disamping itu siswa juga merasa senang dengan adanya diskusi sehingga
tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hasil belajar siswa
yang tercermin dari hasil evaluasi juga mengalami peningkatan.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal dalam
pembelajaran akuntansi, seorang guru harus mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, minat, dan kondisi
lingkungan yang ada. Penilaian juga harus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan, melalui hasil belajar siswa, keaktifan dan partisipasi siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dalam
pembelajaran akuntansi
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
1. Bagi Guru
a. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, guru
hendaknya membagi kelompok secara heterogen berdasarkan tingkat
kemampuan/intelegensi siswa agar diskusi dapat berjalan secara optimal.
b. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, guru
hendaknya mengoptimalkan kegiatan belajar siswa saat berdiskusi maupun
saat presentasi dengan memberikan pengarahan dan melakukan pengawasan
terhadap siswa .
c. Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together yang telah berlangsung dalam upaya
memperbaiki kualitas pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Siswa memanfaatkan dengan baik penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Learning Together untuk berdiskusi memecahkan masalah dan saling
mengajari satu sama lain agar siswa paham akan materi yang dipelajari.
b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi
dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain.
c. Siswa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
d. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru menerangkan.
3. Bagi Sekolah
a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam
proses pembelajaran di kelas tercapai.
b. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain, maupun di sekolah lain.
Namun, dalam penerapannya harus menyesuaikan kondisi kelas maupun
sekolah masing-masing, karena setiap sekolah dan setiap kelas memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Maka dengan adanya penyesuaian tersebut
diharapkan dapat menciptakan pola pengajaran yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
82
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suranto. 2005. Prinsip-prinsip Akuntansi 1 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Alam, S. 2004. Ekonomi (untuk SMA dan MA kelas XI). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hinomarus Masu. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogjakarta. Jogjakarta. Universitas Sanata Dharma.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektifitas Belajar Kelompok). Bandung: Alfabeta.
Muntari. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan Kemampuan Matematika Berbeda. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga Robert E. Slavin. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).
Bandung: Nusa Media. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: PLPG. Suharsimi Arikunto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tim Pengembang Pelatihan PPG. 2010. Peningkatan Profesional Guru. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
UU No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS). www.google.co.id Diakses tanggal 17 Februari 2011.