Post on 21-Jul-2015
1
Komentar Umum
Saya berterima kasih dengan Skripsi mbak Titis, sebab dengan
adanya skripsi seperti ini menjadikan saya sedikit banyak lebih
tahu, bagaimana penelitian itu. Sebab skripsio mbak Titis saya
diskusikan secara bersama antara Saya, pak Taufiq, pak Sutopo.
Sekali lagi sedikit banyak saya tambah mengerti.
Kesimpulan dari diskusi kami :
Dari segi penelitian (orang-orang yang memang berkecimpung
dalam penelitian), Penelitian (baca : skripsi) sejenis ini, yaitu
membandingkan sebelum dan sesudah dengan/melalui questioner
dengan
jawaban Sangat setuju, Setuju dst-nya
Responden yang sama dan dilakukan pada saat/waktu
yang relatif sama (satu waktu)
tidak bisadiuji (hasilnya tidak bisa dipertanggungjawab-kan).
(ketika ujian waktu itu khan ada pertanyaan dari saya
“apakah pelanggan yang diquest bisa tahu kondisi sebelum
ada pasar modern, dan apakah pelanggan yang diquest
diyakini udah menjadi pelanggan sebelum ada pasar
modern ?”)
Kalau ingin mengetahui kondisi sebelum dengan kondisi sesudah,
sebaiknya :
Data yang diuji berupa angka minimal 6 bulan sebelum
dan 6 bulan sesudah pasar modern berdiri, atau
Quest yang dilakukan harus minimal 6 bulan sebelum dan
6 bulan sesudah pasar modern berdiri, atau
Pada saat yang sama, tetapi quest diajukan pada pasar
yang ada toko modern Dan pasar yang tidak ada pasar
Modern.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi unit-
unit usaha. Didalam sistem pengendalian, penilaian kinerja merupakan usaha yang
dilakukan untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dibandingkan dengan tolak ukur
yang telahditerapkan. Dimana unit-unit usaha masih banyak menggunakan sistem
penilaian kinerjanya berdasarkan aspek keuangan karena hal ini mudah dilakukan.
Padahaldalam menghadapi dunia bisnis yang semakin kompleks penilaian
berdasarkanaspek keuangan sudah tidak memadai lagi, dikarenakan adanya
kelemahan dalam sistempenilaian yang berdasarkan tolak ukur keuangan tersebut.
Kelemahannya adalah terbatas dengan waktu, mengungkapkan
prestasikeuangan yang nyata tanpa dengan adanya suatu pengharapan yang dapat
dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya prestasi itu sendiri, dan
Untuk memperbaiki skripsi mbak Titis, saya usulkan Definisi Operasional
Variabel diperbaiki, sehingga questionernya nyambung (saya beri komentar
pada halaman definisi operasional)
3
ketidakmampuan dalam mengukur kinerja harta tak tampak (intangible asset) dan
harta intlektual (sumberdaya manusia)perusahaan atau unit usaha.Denganadanya
kekurangan model akuntansi keuangan, maka diciptakan suatu metodependekatan
yang menilai kinerja perusahaan yang diukur dengan mempertimbangkan 4
perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan penilaian aspek
keuangandengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced
Scorecard.Dengan menerapkan metode Balanced Scorecarddiharapkan akanmampu
mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat inidengan
tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang.Seperti
yang telah disebutkan diatas, Balanced Scorecarddiklasifikasikankedalam 4
prespektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnisinternal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan. Keempat prespektif ini menawarkansuatu keseimbangan antara tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaituhasil yang diinginkan, pemicu kinerja,
dan tolak ukur kinerja.
Sejalan dengan era globalisasi, maka pemerintah telah mengijinkan
munculnya toko modern untukberdampingan dengan pasar tradisional. Dalam
Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, disebutkan bahwa toko modern
merupakan toko yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Departement Store dan
4
Hypermarket ataupun grosir. Sedangkan Pasar Tradisional adalah pasar milik
Pemerintah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dengan tempat usaha berupa toko,
kios, los dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil dan dalam jual beli
dengan cara tawar menawar. Upaya tersebut mendapat tanggapan positif dari para
pengusaha toko modern yang saat ini telah berterbaran di berbagai kota utama di
Indonesia sejak tiga dekade terakhir.
Namun harapan untuk hidup berdampingan antara toko modern dengan pasar
tradisional nampaknya tidak mudah untuk diwujudkan. Hal ini disebabkan jarak
antara pasar tradisional dan toko modern khususnya pada studi kasus yang dilakukan
oleh peneliti bahwa jarak pasar Mangkang dengan toko modern ± 300 meter dimana
peraturan tersebut tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Perda Kabupaten
Semarang No. 5 tahun 2010 pasal 30 ayat 1huruf b, paling sedikit berjarak 5 Km
(lima kilometer) untuk pendirian Pusat Perbelanjaan, sedangkan pendirian toko
modern harus memperhatikan jarak antara hypermarket dengan Pasar Tradisional
yang telah ada sebelumnya .
Dimana hal tersebut menyebabkan beberapa pedagang mengeluh karena
mulai ditinggal oleh para pembeli dan bahkan hasil penjualannya (kinerja) mengalami
penurunan yang sangat drastis.Permasalahan menurunnya penjualan (kinerja)pasar
tradisional umumnya tidak memiliki kreatifitas atau strategi untuk mempertahankan
dan meningkatkan kinerjanya, sehinngga karyawan yang ada cenderung tidak
5
produktif dan bahkan semakin berkurang.Menurut hasil survey yang dilakukan
penulis sebelumnyabahwa pasar tradisional tidak melakukan strategi apapun,
misalnya mencari supplier yang lebih murah, menambah produk yang lebih
menguntungkan atau melakukan pengluaran biaya untuk mempertahanan kinerjanya.
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu
perusahaanatau organisasi.Berdasarkan fenomena tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa kinerja pasar tradisional dalam aspek keuangan dan non keuangan mengalami
penurunan karena munculnya toko modern. Kondisi ini tentunya akan menarik untuk
dikaji, karena hingga saat ini belum ada penelitian yang sejenis di kota Semarang.
Penelitian ini berjudul“PenilaianKinerja Pasar Tradisional Sebelum Dan Sesudah
Adanya Toko Modern Dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada
Pasar Tradisional Mangkang Semarang)”.
1.2. Perumusan Masalah
Dengan menjamurnya toko modern di kota Semarang baik secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja pasar tradisional. Untuk itu diperlukan
suatu metode penilaian kinerja yang menggabungkan kinerja keuangan dan non
keuangan yang disebut dengan Balanced Scorecard. Berdasarkan latar belakang
diatas permasalahan pokok yang hendak dibahas dalam penelitian ini adalah “Kinerja
Pasar Tradisional sebelum dan sesudah adanya Toko Modern dengan menggunakan
metode Balanced Scorecard”.
6
1.3. TujuanPenelitian
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, tujuan dilakukan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kinerja pasar tradisional sebelum dan sesudah adanya
toko modern apabila dinilai dengan menggunakanmetode Balanced Scorecard.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian inidiharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan penulis dalam Balanced Scorecard, sehingga
penulis dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dalam
perkuliahan dengan pengalaman di lapangan.
2. Bagi Pihak Pasar Tradisional
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pasar tradisional
untuk menilai kinerja keuangan dan non keuangan dapat diterapkan di
masa yang akan datang.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lainyang
berkepentingan untuk memberikan informasi yangberkenaan dengan
7
penilaian kinerja dengan menggunakanBalancedScorecard dan sebagai
bahan acuan penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penilaian Kinerja
2.1.1. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai
tujuan organisasi. Mulyadi dan Setyawan (2001 :227) mendefinisikan penilaian
kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Oleh karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh
sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas
perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.
Setiap organisasi mengharapakan kinerja yang memberikan kontribusi untuk
menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang unggul di kelasnya.
Pengertian kinerja menurut Suyadi Prawirosentono (dikutip Chamdan,2005:
7) yaitu: performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang
8
atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika.
Kinerja menurut Helfert (dikutip Chamdan, 2004 : 2) adalah suatu tampilan
keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil
atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam
memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki.
Dari beberapa definisi di atas disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah
tindakan penilaian yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang
ada pada perusahaan. Hasil penilaian tersebut kemudian digunakan sebagai umpan
balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana
dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian.
2.1.2. Tujuandan ManfaatPenilaianKinerja
Mulyadi dan Setiawan (2001 : 227) menerangkan penilaian kinerja
mempunyai tujuan utama yaitu untuk memotivasikaryawan dalam mencapai sasaran
organisasi dan dalam mematuhi standar perilakuyang telah ditetapkan sebelumnya,
agar membuahkan tindakan dan hasil yangdiinginkan oleh organisasi. Standar
9
perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan
dalam anggaran organisasi. Adapun tujuan umum penilaian kinerja adalah:
1. Untuk menentukan kontribusi suatu bagian dari perusahaan terhadap organisasi
secara keseluruhan.
2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kinerja masing-masing manajer.
3. Memotivasi para manajer untuk mengoperasikan divisinya secara konsisten
sehingga sesuai dengan tujuan utama perusahaan.
Menurut Mulyadidan Setyawan (2001 : 228), manfaat sistem penilaian
kinerja yangbaik adalah sebagai berikut:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
personel secara maksimal. Motivasi adalah prakarsa dilaksanakannya suatu
tindakan secara sadar dan bertujuan. Dari aspek perilaku, motivasi berkaitan
dengan sesuatu yang mendorong orang untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Motivasi personel berarti membangkitkan dorongan dalam diri setiap personel
memahami sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Memaksimalkan
motivasi personel atau karyawan inilah yang menjadi tujuan utama penilaian
kinerja.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel.
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel. Agar
10
memotivasi personel, penghargaan yang diberikan kepada personel perlu
didasarkan atas hasil penilaian kinerja personel.
3. Menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personel. Jika
manajemen perusahaan tidak mengenal kekuatan dan kelemahan personel yang
dimilikinya, sulit untuk manajemen untuk mengevaluasi dan memilih program
pelatihan personel yang sesuai dengan kebutuhan personel untuk itu perusahaan
kenyediakan kriteria seleksi dan program pelaatihan untuk mengembangkan
personelnya agar mereka selalu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan berkembang.
4. Menyediakan umpan balik bagi personel. Dalam perusahaan, manajemen puncak
mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada manajemen menengah dan
manjemen bawah. Berdasarkan hasil penilaian kinerja ini, manajemen puncak
memberikan penilaian atas kinerja manajer bawahannya. Dilain pihak, penilaian
kinerja ini memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan manajemen
menengah tentang bagaimana manajemen puncak menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Penghargaan dapat
digolongkan kedalam dua kelompok, yakni penghargaan intrinsik dan
penghargaan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik berupa rasa puas diri yang
diperolah seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
dan telah mmencappai sasaran tertentu. Penghargaan ekstrinsik berupa
kompensasi yang diberikan kepada personel, baik yang berupa kompensasi
langsung yakni berupa gaji atau upah pokok, honorarium, pembagian laba,
11
kompensasi tidak langsung berupa asuransi kecelakaan, biaya tunjangan, maupun
kompensasi nonmoneter yang berupa fasilitas mewah, gelar istimewa atau
sebagainya yang didasarkan atas kenerja personel.
2.2. Pasar
2.2.1. 2.2.1. Pengertian Pasar
Menurut Perda Kabupaten Semarang, pasal 1 No. 5 tahun 2010 tentang
retribusi pelayanan pasar, menyebutkan pasar adalah area tempat jual beli barang
dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan,
pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
2.2.2. 2.2.2. Jenis Pasar Menurut Transaksinya
Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional
dan toko modern.
1. Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko,
kios, los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
12
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
2. Toko modern
Toko modern adalah pasar dengan sistem pelayanan mandiri, menjual
berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket,
Department Store, Hypermarket dan grosir.
2.3. Balanced Scorecard
2.3.1. PengertianBalanced Scorecard
Istilah balanced scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dan
scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced) dapat diartikan dengan kinerja
yang diukur secara berimbang dari 2 sisi yaitu sisi keuangan dan non keuangan,
mencakup jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan
eksternal, sedangkan pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang
digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun
untuk perencanaan di masa yang akan datang.
Definisi tersebut pengertian sederhana dari balanced scorecard adalah kartu
skor yang digunakan untuk menilai kinerja yang diukur dengan memperhatikan
keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan
jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal. Balanced scorecard
merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan
13
empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal serta proses pebelajaran dan pertumbuhan. Dari
keempat perspektif tersebut dapat dilihat bahwa balanced scorecard menekankan
perspektif keuangan dan non keuangan.
Anthony and Govindarajan ( 2003: 173) menyatakan Balanced
Scorecardmerupakan salah satu alat penilaian kinerja yang menekankan pada
keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berlainan satu sama lain dalam
usaha untuk mencapai keselarasan tujuan sehingga mendorong karyawan bertindak
demi kepentingan terbaik perusahaan.
Hansen dan Mowen ( 2009 : 366 ) menyatakan bahwa, “Balanced Scorecard
adalah sistem manajemen strategi yang mendefinisikan sistem akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan visi
dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat
perspektif, yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur).
2.3.2. Perspektif Dalam Balanced Scorecard
Didalam penilaian kinerja dapat diukur dengan pendekatan balanced
scorecard. Dimana balanced scorecard terdapat empat perspektif Balanced
Scorecard yang dikaitkan dengan strategiperusahaan yaitu ; (1) perspektif keuangan
(shareholders-pemegang saham), (2)prespektif pelanggan (customer), (3) perspektif
proses bisnis internal (internalbusinessprocess) dan (4) perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan (learning and growth).
14
1. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja jangka pendek dan jangka
panjang. Perspektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan secara
keseluruhan dari ketiga perspektif lainnya. Jadi, tujuan dan ukuran perspektif lain
harus dihubungkan dengan tujuan keuangan. Menurut Hansen dan Mowen
(2009:372) perspektif keuangan memiliki tiga ukuran strategis, antara lain :
a. Pertumbuhan Pendapatan
Tujuannya menaikkan jumlah produk baru dengan ukuran persentase
pendapatandari produk baru, menciptakan aplikasi baru bagi produk yang
sudah ada dengan ukuran persentase pendapatan dari aplikasi baru,
mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru dengan ukuran persentase
pendapatan dari sumber baru, serta pengapdopsian strategi penetapan harga
baru dengan ukuran profitabilitas produk dan pelanggan.
b. Penurunan Biaya
Tujuannya menurunkan biaya produk per unit dengan ukuran biaya
produk per unit, menurunkan biaya pelanggan per unit dengan ukuran biaya
pelanggan per unit, serta menurunkan biaya jalur distribusi dengan ukuran
biaya per jalur distribusi.
c. Penggunaan Aset
Perbaikan pemanfaatan aset adalah tujuan utama yang diukur dengan
laba atas investasi dan nilai tambah ekonomi.
15
Gambar 2.1
Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Keuangan
Tujuan Ukuran
Pertumbuhan pendapatan :
Menaikkan jumlah produk baru
Membuat aplikasi baru
Mengembangkan pelanggan dan
pasar baru
Mengadopsi strategi penetapan
harga baru
Penurunan biaya :
Menurunkan biaya produk per
unit
Menurunkan biaya pelanggan per
unit
Menurunkan biaya jalur distribusi
Pemanfaatan aset :
Memperbaiki pemanfaatan aset
Persentase pendapatan dari
produk baru
Persentase pendapatan dari
aplikasi baru
Persentase pendapatan dari
sumber baru
Profitabilitas produk dan
pelanggan
Biaya produk per unit
Biaya pelanggan per unit
Biaya per jalur distribusi
Laba atas investasi
Nilai tambah ekonomi
Sumber : Hansen, Mowen, Managerial Accounting, (2009:372)
16
2. Perspektif Pelanggan
Hansen dan Mowen (2009) menjelaskan perspektif pelanggan adalah sumber
komponen dari tujuan keuangan. Perspektif ini mendefinisikan dan memilih
pelanggan dan segmen pasar di mana perusahaan memutuskan untuk bersaing.
Pada perspektif pelangganterdapat lima tujuan utama menurut Hansen dan
Mowen ( 2009:373), yaitu:
a. Pangsa Pasar
Mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tetentu yang dikuasai
olehperusahaan.
b. Retensi Pelanggan
Digunakan untuk mengukur seberapa banyak perusahaan
berhasilmempertahankan pelanggan-pelanggan lama. Peningkatan retensi
pelangganberhubungan dengan tingkat loyalitas pelanggan terhadap produk
perusahaan.
c. Akuisisi Pelanggan
Mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-
pelangganbaru.
d. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan yaitu respon atau tanggapan yang diberikan
parakonsumen setelah terpenuhinya kebutuhan mereka akan sebuah
17
produkataupun jasa. Digunakan untuk mengukur seberapa jauh pelanggan
merasapuas terhadap layanan perusahaan.
e. Peningkatan Profitabilitas Pelanggan
Digunakan untuk mengukur seberapa keuntungan yang berhasil
diperolehperusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan.
Profitabilitaspelanggan yaitu nilai pelanggan bagi perusahaan melalui
loyalitas pelanggan,pertumbuhan, promosi, dan wawasan pelanggan
terhadap produk perusahaan.
Gambar 2.2
Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Pelanggan
Tujuan Ukuran
Utama :
Meningkatkan pangsa pasar
Meningkatan retensi pelanggan
Meningkatkan akuisisi pelanggan
Meningkatkan kepuasan
pelanggan
Meningkatkan profitabilitas
pelanggan
Nilai kinerja :
Menurunkan biaya
Menurunkan biaya pasca pembelian
Memperbaiki fungsi produk
Memperbaiki kualitas produk
Meningkatkan keandalan
pengiriman
Pangsa pasar (persentase pasar)
Persentase pertumbuhan bisnis
dari pelanggan yang ada
Persentase pelanggan yang
kembali
Jumlah pelanggan baru
Tingkat dari survei pelanggan
Profitabilitas pelanggan
Harga
Biaya pasca pembelian
Tingkat dari suvei pelanggan
Persentase barang dikembalikan
Persentase pengiriman tepat
waktu
Jadwal yang tidak terpenuhi
18
Memperbaiki citra dan reputasi
produk
Tingkat dari survei pelanggan
Sumber : Hansen, Mowen, Managerial Accounting, (2009:373).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Hansen dan Mowen (2009) perspektif proses bisnis internal menjelaskan
proses internal yangdiperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan.
Pada perspektif ini, menurut Hansen dan Mowen (2009:374) terdapatrantai nilai
proses yang terdiri dari tiga proses, yaitu:
a. Proses Inovasi
Tujuan proses inovasi meliputi peningkatan jumlah produk baru,
peningkatan persentase pendapatan dari produk yang dimiliki dan penurunan
waktu untuk mengembangkan produk baru. Proses inovasi mengantisipasi
keperluan yang timbul dan potensial daripelanggan dan menciptakan produk
dan jasa baru untuk memuaskankebutuhan itu.
b. Proses Operasional
Tujuan proses operasional yaitu meningkatkan kualitas proses,
meningkatkan efisiensi proses, dan menurunkan waktu proses. Proses
operasional menghasilkan dan memberikan produk dan jasa yang telahada
kepada pelanggan. Proses ini dimulai dengan pesanan pelanggan danberakhir
dengan pengiriman produk atau jasa.
c. Proses PascaPenjualan
19
Peningkatan kualitas, peningkatan efisiensi, dan penurunan waktu
pemrosesan juga merupakan tujuan yang dibutuhkan pada proses pelayanan
pascapenjualan. Proses pascapenjualan memberikan jasa pelayanan yang
cepat tanggap danpenting bagi pelanggan setelah produk atau jasa telah
dikirim.
Gambar 2.3
Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Proses Bisnis Internal
Tujuan
Ukuran
Inovasi :
Meningkatkan jumlah produk
baru
Meningkatkan julah produk yang
dimiliki
Menurunkan waktu
pengembangan produk baru
Operasional :
Meningkatkan kualitas proses
Meningkatkan efisiensi proses
Menurunkan waktu pemrosesan
Jumlah produk baru versus yang
direncanakan
Persentase pendapatan dari
produk yang dimiliki
Waktu pemasaran (dari awal
hingga akhir)
Biaya kualitas
Hasil output
Persentase unit cacat
Tren biaya unit
Output/input
Waktu siklus
MCE
20
Pelayanan pasca penjualan :
Meningkatkan kualitas pelayanan
Meningkatkan efisiensi pelayanan
Menurunkan waktu pelayanan
Pertama langsung berhasil
Tren biaya
Output/input
Waktu siklus
Sumber : Hansen, Mowen, Managerial Accounting, (2009:378).
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Hansen dan Mowen (2009) mendefinisikan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan (infrastruktur) merupakansumber kemampuan yang diperlukan oleh
organisasi untuk memperoleh pertumbuhanjangka panjang dan perbaikan
Menurut Hansen danMowen (2009:378), perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan ini memiliki tiga tujuanutama, yaitu:
a. Peningkatan Kemampuan Karyawan
Tiga pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah
tingkat kepuasan karyawan, presentase pergantian karyawaan, dan
produktivitas karyawan. Dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan
karyawan, perusahaan biasanya memberikan pelatihan kepada karyawan.
Pemberian pelatihan kepada karyawan ini dapat memberikan keahlian baru.
Selain itu, persentase karyawan yang dibutuhkan di area-area kunci tertentu
dengan keahlian yang dimintamenandakan kemampuan organisasi untuk
memenuhi tujuan tiga perspektiflainnya.
b. Peningkatan Motivasi dan Pelibatan Karyawan
21
Karyawanseharusnya tidak hanya memiliki ketrampilan yang
diperlukan, tetapi juga memiliki kebebasan, motivasi, dan inisiatif untuk
menggunakan keahlian yang dimiliki secara efektif. Jumlah saran per
karyawan dan jumlah saran yang dilaksanakan per karyawan adalah ukuran
motivasi dan pemberdayaan. Perusahaan biasanya memberikan umpan balik
kepada para karyawannya agar lebih termotivasi untuk melaksanakan tugas
yang diberikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
c. Peningkatan Kemampuan Sistem Informasi
Peningkatan kemampuan sistem informasi berarti memberikan
informasi yanglebih akurat dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka
dapat memperbaiki proses dan melaksanakan proses baru secara efektif.
Gambar 2.4
Ringkasan Tujuan dan Ukuran Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Tujuan Ukuran
Peningkatan kemampuan karyawan
Tingkat kepuasa karyawan
Persentase pergantian karyawan
Produktivitas karyawan
(pendapatan per karyawan)
Jumlah jam pelatihan
Rasio strategis cakupan pekerjaan
(persentase kebutuhan kritikal
22
Peningkatan motivasi dan pelibatan
Peningkatan kemampuan sistem
informasi
pekerjaan yang dipenuhi)
Saran per karyawan
Saran per karyawan yang
dilaksanakan
Persentase proses dengan
kemampuan merespon baik dalam
waktu nyata
Persentase karyawan menghadapi
pelanggan dengan akses online ke
informasi pelanggan dan produk
Sumber : Hansen, Mowen, Managerial Accounting, (2009:379).
2.3.3. KeunggulanBalanced Scorecard
Terdapat beberapa keunggulan balanced scorecard. Balanced
scorecardmanjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda secara signifikan
dengansistem manajemen strategik dalam manajeman tradisional. Mulyadi dalam
bukunyabalanced scorecard, menyatakan bahwa keunggulan balanced scorecard
terletak padafokusnya yaitu bukan hanya pendekatan keuangan yang diperhatikan
melainkan juganon keuangan.Keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam
sistem perencanaanstrategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang
memiliki karakteristiksebagai berikut:
1. Komprehensif
23
Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakupdalam perencanaan
strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas padaperspektifkeuangan, meluas
ke tiga perspektif yang lain: pelanggan, prosesbisnis internal, serta pembelajaran
dan pertumbuhan. Perluasan perspektifrencana strategik ke perspektif non
keuangan tersebut menghasilkanmanfaat sebagai berikut:
a. Menjadikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangkapanjang.
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yangkompleks.
Kekomprehensifan sasaran strategik merupakan respon yang sesuai
untukmemasuki lingkungan bisnis yang komleks. Dengan mengarahkan sasaran-
sasaran strategik ke empat prespektif, rencana strategik perusahaanmencakup
lingkup yang luas, yang memadai untuk menghadapi lingkunganbisnis yang
kompleks. Jika sasaran strategik hanya diarahkan ke perspektifkeuangan, lingkup
rencana strategik yang dihasilkan akan terlalu sempit,sehingga tidak memadai
untuk menghadapi lingkungan bisnis yangkompleks.
2. Koheren
Balanced scorecard mewajibkan personal membangun hubungansebab
akibat diantara berbagai strategik. Kekoheran juga dituntut saatmenjabarkan
inisiatif strategik ke dalam program serta perencanaan labajangka pendek.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistemperencanaan
strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuanganberjangaka panjang.
4. Terukur
24
Sasaran strategik yang digunakan merupakan sasaran yang dapatdiukur
sehingga mudah diwujudkan
2.4. Kerangka Pemikiran
Balanced Scorecard sebagaisuatu sistem yang menerjemahkan strategi
perusahaan ke dalam empat perspektifyang dapat digunakan untuk mengukur
penilaiankinerja perusahaan.
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
Penilaian kinerja dengan
konsep balanced scorecard
pada pasar tradisional
Perspektif
keuangan
Perspektif
pelanggan
Perspektif
proses bisnis
internal
Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup dan Objek Penelitian
3.1.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus yaitu pengumpulan data dengan
mengambil beberapa elemen dan kemudian masing-masing elemen diteliti,
kesimpulan yang ditarik hanya berlaku untuk elemen-elemen yang diselidiki saja.
Penelitian ini dilakukan pada pasar tradisional (pasar Mangkang) dengan data
Kinerja pasar tradisional
26
elemen-elemen yang menjadi tolak ukur dalam penilaian kinerja dengan konsep
Balanced Scorecard .
3.1.2. Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan pasar tradisional sebagai obyek penelitiannya
karena pasar tradisional (pasar Mangkang)berorientasi pada pelayanan kepada
masyarakat. Maka diperlukan suatu penilaian kinerja yang tepat untuk diterapkan
pada pasar tradisional ini agar dapat menilai kinerja pasar tradisional apakah sudah
dapat dikatakan baik sesuai dengan yang diharapkan pemerintah daerah serta
masyarakat.
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan ukuran yang terkandung dalam keempat
perspektif Balanced Scorecard , yaitu:
1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective )
Perspektif keuangan merupakan ukuran yang sangat penting dalam
merangkum kinerja dari tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran kinerja
Kalau Njenengan mempertahankan Questioner, Maka definisi operasional harus dirubah
(beberapa ukuran yang njenengan sebutkan dalam definisi operasional harus dihapuskan, karena
tidak ada dalam pertanyaan (questioner)
Contoh: pertanyaan dalam Perspektif keuangan hanya berkisar Pendapatan, maka definisi
operasional yang digunakan hanya pendapatan
27
keuangan memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh
organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya. Perspektif keuangan dalam
penelitian ini meliputi pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya, serta
penggunaan aset.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan ukuran yang dilihat dari jumlah pelanggan
yang dimiliki dan tingkat kepuasan pelanggan. Pengukuran kinerja yang dinilai
dari jumlah pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan terdiri dari:
a. Pangsa Pasar
Pangsa pasar ini menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit
bisnis di pasar tertentu. Hal itu diungkapkan dalam bentuk-bentuk jumlah
pelanggan, uang yang dibelanjakan atau volume satuan yang terjual.
Pangsa Pasar, Retensi pasar, Akuisisi Pelanggan, hanya diketahui oleh
penjual, oleh karenanya Questionernya mestinya ditujukan ke penjual
28
b. Retensi Pelanggan
Mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan
dengan konsumen. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya
persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini dengan
cara membandingkan jumlah pelanggan tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya.
c. Akuisisi Pelanggan
Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru.
Akuisisi ini dapat diukur dengan membandingkan banyaknya jumlah
pelanggan baru atau jumlah penjualan kepada pelanggan baru di segmen yang
ada.
d. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk
atau kriteria tertentu. Ukuran kepuasan pelanggan ini akan memberikan
umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melaksanakan bisnisnya.
e. Profitabilitas Pelanggan
Kepuasan pelanggan dan profitabiltas pelanggan, bisa diketahui
(bersumber/yang diquestioner) penjual maupun pelanggan
29
Profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil
diraih oleh badan usaha dari hasil penjualan produk pada target pasar yang
dilayani.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses internal merupakan sarana menciptakan nilai pelanggan.
Memberikan penilaian atas gambaran proses yang telah dibangun dalam
melayani masyarakat. Perspektif proses internal diperlukan untuk mencapai
tujuan pelanggan dan keuangan.Dalam hal ini penelitian difokuskan pada inovasi
yang telah dilakukan oleh pedagang, baik yang terkait dengan jenios produk yang
dijual (inovasi produk), usaha-usaha untuk lebih memperkenalkan produk yang
dihasilkan kepada pelanggan (Promosi); Inovasi untuk menarik pelanggan
Dan, kalau njenengan mempertahankan Questioner yang telah dibuat maka
demensi SELAIN kepuasan pelanggan harus dihapuskan
Sehingga poin 2 berbunyi :
2. Perspektif pelanggan.
Perspektif pelanggan merupakan ukuran yang dilihat dari jumlah
pelanggan yang dimiliki dan tingkat kepuasan pelanggan.
Perspektif pelanggan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dari pelanggan pasar
30
(pemberian garansi), usaha untuk memperoleh harga beli yang bersaing (lebih
murah).
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran adalah sumber kemampuan yang
memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan tiga perspektif lainnya.
Tolak ukur yang digunakan adalah peningkatan produktivitas karyawan
(pendapatan per karyawan), tingkat kepuasan karyawan dan peningkatan
komitmen karyawan.
5. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tindakan penilaian yang dilakukan terhadap
berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil penilaian
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana
perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
pengendalian.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk
penelitian deskriptif kualitatif yang pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam
bentuk studi kasus.Menurut Burhan Bungin dalam bukunya penelitian kualitatif
(2007 : 68), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengkritik
kelemahan penelitian kuantitatif, serta bertujuan untuk menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di
31
masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang
kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti, yang berasal dari
sumber pertama yang dikumpulkan secara langsung terhadap permasalahan yang
diteliti, data primer dalam penelitian ini dapat melalui tanggapan responden terhadap
kuisioner yang mengenai perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Sampel adalah bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005).Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random samplingdimana suatu
teknik sampling yang dipilih secara acak.
Populasi untuk kepuasan pedagang pasar tradisional Mangkang yang masuk
kriteria adalah 100 pedagang dan diambil sampel sebanyak 50 responden yang terdiri
dari :
1.Pedagang kios (10 responden) ,
2.Pedagang los (30 responden), dan
3.Dasaran Terbuka (10 responden).
32
Populasi untuk kepuasan pelanggan pasar tradisional Mangkang yang masuk
kriteria adalah 100 pelanggan dan diambil sampel sebanyak 50 responden.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data maka peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data antara lainsebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi yaitu cara pengumpulan data atau informasi dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap aktifitas obyek yang akan diteliti.
2. Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan (Quistioner), yaitu sumber data yang diperoleh dengan
cara menyebarkan daftar pertanyaan/angket sesuai kebutuhan informasi yang
diinginkan kepada responden/ orang yang menjadi objek penelitian untuk
mendapatkan jawaban. Yang diukur menggunakan skala likert (Likert Scale)
dengan rentang skala 1 sampai dengan 5 yang dimulai dari:
STS : Sangat Tidak Setuju dengan skala (1)
TS : Tidak Setuju dengan skala (2)
N :Netral dengan skala (3)
S : Setuju dengan skala (4)
SS : Sangat Setuju dengan skala (5)
33
3. Wawancara
Wawancara (Interview), yaitu sumber data yang diperoleh dengan cara
mengadakan tanya jawab langsung dengan orang yang menjadi obyek penelitian
untuk memperoleh gambaran yang jelas.
3.6. Metode Analisis
Dalam suatu penelitian data yang berhasil dikumpulkan harus diusahakan
kebenarannya. Adapun pengujian metode analisis yang akan dilakukan penulis pada
kuesioner responden untukmendapatkan hasil data yang objektif adalah:
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2005:45) uji validitas adalah untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apa yang hendak diukur.
Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan
rtabel, dalam hal ini adalah jumlah sampel.
Hasil r hitung ≥ r tabel = valid
Hasil r hitung < r tabel = tidak valid
Hasil validitas dapat dilihat pada Output Alpha Cronbach pada kolom
Correlated Item - Total Correlation. Kemudian dilakukan perbandingan antara
nilai Correlated Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r table.
34
Ghozali (2005:45) menyatakan jika r hitung > r tabel dan nilai positif, maka
butir pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2005:41) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
Nurgiyanto (dikutip Citrawati, 2004:354) alat untuk mengukur reliabilitas
adalah Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila
Hasil α > 0,6 = reliabel
Hasil α < 0,6 = tidak reliabel
3. Uji t berpasangan
Uji t berpasangan (uji beda dua sampel), digunakan untuk menguji
perbedaan kondisi sebelum dan sesudah aktivitas tertentu atau perlakuan yang
berbeda terhadap sampel yang sama/berbeda.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.1.1 Identitas Pasar Tradisional Mangkang
Pasar tradisional Mangkang merupakan pasar yang dibawah naungan UPTD
Karangayu, dengan identitas :
Nama Pasar : Pasar Mangkang
Status Tanah :Tanah milik Pemerintah Kota Semarang
Status Sertifikat : Bersetifikat, Keterangan Rencana Kota (KRK)
Luas Tanah : 2737 m²
Golongan Pasar : Pasar Wilayah
Cabang Dinas : UPTD Pasar Wilayah Karangayu
Alamat : Jalan Walisongo kode pos 50186
Kelurahan : Wonosari
36
Kecamatan : Ngaliyan
Kota : Semarang Jawa Tengah
Tahun Operasional : 1976 / 1977
Tahun Pembangunan (Rehab) : 1998 – 1999
Luas Tanah : 2.293,80 m²
Luas Lahan : Lantai I : 2.260,5 m²
Lantai II : 774,25 m²
4.1.2. Visi Pasar Tradisional Mangkang
Terwujudnya pasar tradisional modern yang sehat menuju masyarakat
sejahtera.
4.1.3. Misi Pasar Tradisional Mangkang
1. Mewujudkan pembangunan pasar percontohan tradisional modern.
2. Mewujudkan optimalisasi kualitas dan kuantitas tempat berdagang, serta
pemberdayaan fasilitas perpasaran lain, dan mewujudkan peran aktif
pedagang dalam kegiatan pengelolaan pasar.
3. Mewujudkan daya saing pasar tradisional terhadap keberadaan pasar/toko
modern.
4. Mewujudkan peningkatan pendapatan sebagai penopang PAD dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dalam rangka pencapaian
tingkat BEP (minimal mendekati titik nol).
37
4.1.4. Tujuan Pasar Tradisional Mangkang
1. Terwujudnya rintisan pembangunan pasar tradisional modern yang sehat,
dan pemenuhan kebutuhan tempat- tempat usaha bagi para pedagang
khususnya ekonomi lemah, dan tersedianya tempat belanja sesuai dengan
harapan masyarakat.
2. Terjaminannya pemahaman hubungan pola kerjasama berbagai pihak terkait
dalam system pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian keberadaan
maupun kompetisi yang sehat pada Pengaturan, Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, PKL maupun Pasar/toko modern.
3. Terwujudnya kedisiplinan para pelaku pasar sesuai peran masing-masing.
4. Meningkatnya pelayanan dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana pasar
secara konseptual, terpadu dan seimbang, serta optimalnya tempat-tempat
dasaran yang kosong, maupun pemberdayaan potensi sumber daya fasilitas
perpasaran lain guna peningkatan pendapatan.
5. Tercapainya tingkat BEP .
4.1.5. Struktur Organisasi Pasar Tradisional Mangkang
Pelaksanaan kegiatan suatu perusahaan sangat di tentukan oleh bentukatau
struktur organisasi dari perusahaan itu sendiri. Dengan adanya strukturorganisasi,
maka setiap orang akan bekerja secara terarah dan terkendali sesuaidengan
kemampuan dimana ditempatkan. Struktur organisasi menggambarkanpembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, sehingga tujuanperusahaan yang
38
telah ditetapkan dapat tercapai. Berikut adalah struktur organisasi pasar tradisional
Mangkang Semarang :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pasar Tradisional Mangkang
UPTD
Karang Ayu
Koordinator Pelaksana Pasar
Tradisional Mangkang
(Rudi Priyatno)
Juru Pungut
(Waluya)
Juru Pungut
(Muhtadi)
Pembersih
(Kel. Swadaya
Masyarakat)
KAMTIB
Jaga Malam
39
Sumber : Pasar Mangkang Semarang (2014)
Berdasarkan struktur organisasi diatas maka tugas masing-masing bagian dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Koordinator Pelaksana : mengkoordinasi lapangan Pasar Mangkang
b. Juru Pungut : mendata pedagang, memungut retribusi harian, retribusi listrik, dan
retribusi bulanan dan juga melaksanakan K3 (kebersihan, keindahan dan
ketertiban)
c. Pembersih : dikelolah oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dimana
membuang sampah dari sumber sampah ke TPS setempat
d.Kamtib : menjaga keamanan dan ketertiban yang menginduk kepada dinas
e. Jaga malam : menjaga fasilitas pasar milik pemerintah.
4.2. Penilainan Kinerja dari Empat Perspektif Balanced Scorecard
Pasar tradisional Mangkang merupakan salah satu dari pasar milik
pemerintah yang berada di Semarang khususnya dibawah naungan UPTD Karang
Ayu. Pasar Mangkang selama ini belum pernah melakukan penilaian kinerja dengan
menggunakan konsep Balanced Scorecard. Dimana hasil dari penilaian kinerja
menggunakan balanced scorecard adalah sebagai berikut :
4.2.1. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja jangka pendek dan jangka
panjang. Perspektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan secara
40
keseluruhan dari ketiga perspektif lainnya. Jadi, tujuan dan ukuran perspektif lain
harus dihubungkan dengan tujuan keuangan.
Perspektif keuangan merupakan ukuran yang sangat penting dalam
merangkum kinerja dari tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran kinerja
keuangan memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh
organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya. Perspektif keuangan dalam
penelitian ini meliputi pertumbuhan pendapatan yang diukur dari pendapatan itu
sendiri, penurunan biaya yang diukur dari penjualan, serta penggunaan aset yang
diukur dari laba yang diperoleh.
Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan maka dilakukan pengambilan
sampel.Data yang diperoleh dari menyebarkan kuisioner bersifat kualitatif dan
kemudian diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Untuk mengubah sifat data
tersebut dibuat skor jawaban sebagai berikut :
1. Jika memilih Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
2. Jika memilih Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
3. Jika memilih Netral (N) diberi nilai 3
4. Jika memilih Setuju (S) diberi nilai 4
5. Jika memilih Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
Jumlah kuisoner mengenai kinerja keuangan yang dibagikan ke pedagang
pasar Mangkang sebanyak 50 dan semuanya memenuhi syarat untuk diolah,
sedangkan total pertanyaan adalah sebanyak 3 (tiga) pertanyaan. Untuk pengujian
validitas dengan metode Corrected Item-Total Correlationdilakukan dengan
41
menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Sedangkan untuk pengujian beda
rata-rata menggunakan uji Paired Samples T Test untuk menguji perbedaan dua
sampel berhubungan juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
windows
Hasil uji validitas dengan menggunakan metode Corrected Item-Total
Correlation didapat hasil kinerja keuangan pasar tradisional sebelum adanya toko
modern dan sesudah adanya toko modern. Dari output tersebut dapat diketahui nilai
korelasi antar tiap item dengan skor total item yang sudah dikoreksi. Nilai korelasi ini
dibandingkan dengan r tabel pada signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data
(n) = 50 atau df = 48, maka didapat r tabel sebesar 0,279 (lihat pada lampiran 13).
Dimana didapat hasil kinerja keuangan pasar tradisional sebelum adanya
toko modern menggunakan metode corrected item-total correlation sebagai berikut :
item1 didapat 0,900>0,279
item2 didapat 0.933 > 0,279
item3 didapat 0,917 > 0,279
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel.(Lihat pada
lampiran 1).
Sedangkan hasil kinerja keuangan pasar tradisional sesudah adanya toko
moder menggunakan metode corrected item-total correlationsebagai berikut :
item1 didapat 0,865 > 0,279
item2 didapat 0,925 > 0,279
item3 didapat 0.900 > 0,279
42
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel. (lihat pada
lampiran 2).
Untuk mengetahui apakah instrumen kinerja keuangan pasar tradisional
sebelum adanya toko modern dan sesudah adanya toko moderndinyatakan reliable
atau handal, maka dilakukan analisis reliabilitas dan diketahui bahwa nilai cronbach’s
alpha> 0,6.
Dari uji hasil reliabilitas dapat diketahui nilai reliabilitas (Cronbach’s Alpha)
kinerja keuangan pasar tradisional sebelum adanya toko modern sebesar 0,961 (lihat
pada lampiran 1) dan kinerja keuangan pasar tradisional sesudah adanya toko modern
sebesar 0,952 (lihat pada lampiran 2). Karena nilai keduanya diatas 0,6 maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian tersebut reliabel.
Hasil uji t berpasangan digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel data
yang berhubungan. Dalam menganalisis data digunakan alat analisis Paired Samples
T Testuntuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan pasar tradisional
sebelum adanya toko modern dengan kinerja keuangan pasar tradisional sesudah
adanya toko modern.
Dari output dapat diketahui bahwa untuk output pertama menjelaskan
tentang statistik data, yaitu rata-rata, jumlah data, standar devisiasi, dan standar error.
Untuk output kedua menjelaskan tentang korelasi antar variabel, dapat diketahui nilai
korelasi antara sebelum adanya toko modern dengan sesudah adanya toko modern
adalah 0,494 dengan signifikansi 0,000 (lihat pada lampiran 3) danoutput ketiga
menjelaskan tentang uji Paired Samples T Test, dimana pengujian menggunakan uji
43
dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%, dan output didapat nilai t hitung adalah
7,050 (lihat pada lampiran 3) dan hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,010
(lihat lampiran 14)
Kesimpulannya karena t hitung > t tabel (7,050 >2,010) maka Ho ditolak,
artinya ada perbedaan kinerja keuangan pasar tradisional sebelum dan sesudah
adanya toko modern. Pada tabel Paired Samples Testterlihat rata-rata untuk sebelum
adanya toko modern adalah 12,64 dan sesudah adanya toko modern adalah 10,00
yang artinya rata-rata sebelum adanya toko modern lebih tinggi dibandingkan dengan
sesudah adanya toko modern. Dengan ini maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan pasar tradisional mengalami penurunan setelah adanya toko modern.(lihat
lampiran 3)
4.2.2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan sumber komponen dari tujuan keuangan.
Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar di mana
perusahaan memutuskan untuk bersaing
Perspektif pelanggan merupakan ukuran yang dilihat dari jumlah pelanggan
yang dimiliki dan tingkat kepuasan pelanggan. Pengukuran kinerja yang dinilai dari
jumlah pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan terdiri daripangsa pasar, retensi
pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan, peningkatan profitabilitas
pelanggan
44
Untuk mengukur tingkat kinerja pelanggan maka dilakukan pengambilan sampel.
Data yang diperoleh dari menyebarkan kuisioner bersifat kualitatif dan kemudian
diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Untuk mengubah sifat data tersebut
dibuat skor jawaban sebagai berikut :
1. Jika memilih Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
2. Jika memilih Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
3. Jika memilih Netral (N) diberi nilai 3
4. Jika memilih Setuju (S) diberi nilai 4
5. Jika memilih Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
Jumlah kuisoner mengenai kinerja pelanggan yang dibagikan ke pedagang
pasar Mangkang sebanyak 50 dan semuanya memenuhi syarat untuk diolah,
sedangkan total pertanyaan adalah sebanyak 4 (empat) pertanyaan. Untuk pengujian
validitas dengan metode Corrected Item-Total Correlationdilakukan dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Sedangkan untuk pengujian beda
rata-rata menggunakan uji Paired Samples T Test untuk menguji perbedaan dua
sampel berhubungan juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
windows
Hasil uji validitas dengan menggunakan metode Corrected Item-Total
Correlation didapat hasil kinerja pelanggan pasar tradisional sebelum adanya toko
modern dan sesudah adanya toko modern. Dari output tersebut dapat diketahui nilai
korelasi antar tiap item dengan skor total item yang sudah dikoreksi. Nilai korelasi ini
45
dibandingkan dengan r tabel pada signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data
(n) = 50 atau df = 48, maka didapat r tabel sebesar 0,279 (lihat pada lampiran 13).
Dimana didapat hasil kinerja pelanggan pasar tradisional sebelum adanya
toko modern menggunakan metode corrected item-total correlation sebagai berikut :
item1 didapat 0,626> 0,279
item2 didapat 0.630> 0,279
item3 didapat 0,771> 0,279
item4 didapat 0,797 > 0,279
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel. (Lihat pada
lampiran 4)
Sedangkan hasil kinerja pelanggan pasar tradisional sesudah adanya toko
modern menggunakan metode corrected item-total correlationsebagai berikut :
item1 didapat 0,453> 0,279
item2 didapat 0,656> 0,279
item3 didapat 0.486> 0,279
item4 didapat 0,709 > 0,279
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel (lihat pada
lampiran 5).
Untuk mengetahui apakah instrumen kinerja pelanggan pasar tradisional sebelum
adanya toko modern dan sesudah adanya toko modern dinyatakan reliable atau
handal, maka dilakukan analisis reliabilitas dan diketahui bahwa nilai cronbach’s
alpha > 0,6.
46
Dari uji hasil reliabilitas dapat diketahui nilai reliabilitas (Cronbach’s Alpha)
kinerja pelanggan pasar tradisional sebelum adanya toko modern sebesar 0,854(lihat
pada lampiran 4) dan kinerja pelanggan pasar tradisional sesudah adanya toko
modern sebesar 0,738 (lihat pada lampiran 5) karena nilai keduanya diatas 0,6 maka
dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian tersebut reliabel.
Hasil uji t berpasangan digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel data
yang berhubungan. Dalam menganalisis data digunakan alat analisis Paired Samples
T Testuntuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja pelanggan pasar tradisional
sebelum adanya toko modern dengan kinerja pelanggan pasar tradisional sesudah
adanya toko modern.
Dari output dapat diketahui bahwa untuk output pertama menjelaskan
tentang statistik data, yaitu rata-rata, jumlah data, standar devisiasi, dan standar error.
Untuk output kedua menjelaskan tentang korelasi antar variabel, dapat diketahui nilai
korelasi antara sebelum adanya toko modern dengan sesudah adanya toko modern
adalah 0,196 dengan signifikansi 0,174 (lihat pada lampiran 6) dan output ketiga
menjelaskan tentang uji Paired Samples T Test, dimana pengujian menggunakan uji
dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%, dan output didapat nilai t hitung adalah
5,551(lihat pada lampiran 6) dan hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,010
(lihat lampiran 14)
Kesimpulannya karena t hitung > t tabel (5,551>2,010) maka Ho ditolak,
artinya ada perbedaan kinerja pelanggan pasar tradisional sebelum dan sesudah
adanya toko modern. Pada tabel Paired Samples Testterlihat rata-rata untuk sebelum
47
adanya toko modern adalah 15,18 dan sesudah adanya toko modern adalah 13,18
yang artinya rata-rata sebelum adanya toko modern lebih tinggi dibandingkan dengan
sesudah adanya toko modern. Dengan ini maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
pelanggan pasar tradisional mengalami penurunan setelah adanya toko modern (lihat
lampiran 6).
4.2.3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses internal merupakan sarana menciptakan nilai pelanggan.
Memberikan penilaian atas gambaran proses yang telah dibangun dalam melayani
masyarakat. Perspektif proses internal diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan
dan keuangan.
Perspektif proses bisnis internal menjelaskan proses internal yangdiperlukan
untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan (HansenMowen, 2009) yang diukur
dari proses inovasi, proses operasional, dan proses pasca penjualan
Untuk mengukur tingkat kinerja proses bisnis internal maka dilakukan
pengambilan sampel. Data yang diperoleh dari menyebarkan kuisioner bersifat
kualitatif dan kemudian diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Untuk
mengubah sifat data tersebut dibuat skor jawaban sebagai berikut :
1. Jika memilih Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
2. Jika memilih Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
3. Jika memilih Netral (N) diberi nilai 3
48
4. Jika memilih Setuju (S) diberi nilai 4
5. Jika memilih Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
Jumlah kuisoner mengenai kinerja proses bisnis internal yang dibagikan ke
pedagang pasar Mangkang sebanyak 50 dan semuanya memenuhi syarat untuk
diolah, sedangkan total pertanyaan adalah sebanyak 6 (enam) pertanyaan. Untuk
pengujian validitas dengan metode Corrected Item-Total Correlationdilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Sedangkan untuk pengujian
beda rata-rata menggunakan uji Paired Samples T Test untuk menguji perbedaan dua
sampel berhubungan juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
windows
Hasil uji validitas dengan menggunakan metode Corrected Item-Total
Correlation didapat hasil kinerja proses bisnis internal pasar tradisional sebelum
adanya toko modern dan sesudah adanya toko modern. Dari output tersebut dapat
diketahui nilai korelasi antar tiap item dengan skor total item yang sudah dikoreksi.
Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel pada signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi
dan jumlah data (n) = 50 atau df = 48, maka didapat r tabel sebesar 0,279 (lihat pada
lampiran 13).
Dimana didapat hasil kinerja proses bisnis internal pasar tradisional sebelum
adanya toko modern menggunakan metode corrected item-total correlation sebagai
berikut :
item1 didapat 0,784> 0,279
item2 didapat 0.680> 0,279
49
item3 didapat 0,801> 0,279
item4 didapat 0,586 > 0,279
item5 didapat 0,525 > 0,279
item6 didapat 0,506 > 0,279
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel. (Lihat pada
lampiran 7)
Sedangkan hasil kinerja proses bisnis internal pasar tradisional sesudah
adanya toko moder menggunakan metode corrected item-total correlationsebagai
berikut :
item1 didapat 0,403> 0,279
item2 didapat 0,549> 0,279
item3 didapat 0.363> 0,279
item4 didapat 0,409 > 0,279
item5 didapat 0,481 > 0,279
item6 didapat 0,457 > 0,279
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel (lihat pada
lampiran 8)
Untuk mengetahui apakah instrumen kinerja proses bisnis internal pasar
tradisional sebelum adanya toko modern dan sesudah adanya toko modern dinyatakan
reliable atau handal, maka dilakukan analisis reliabilitas dan diketahui bahwa nilai
cronbach’s alpha > 0,6.
50
Dari uji hasil reliabilitas dapat diketahui nilai reliabilitas (Cronbach’s Alpha)
kinerja proses bisnis internal pasar tradisional sebelum adanya toko modern sebesar
0,814(lihat pada lampiran 7)kinerja proses bisnis internal pasar tradisional sesudah
adanya toko modern sebesar 0,645 (lihat pada lampiran 8) karena nilai keduanya
diatas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian tersebut reliabel.
Hasil uji t berpasangan digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel data
yang berhubungan. Dalam menganalisis data digunakan alat analisis Paired Samples
T Testuntuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja proses bisnis internal pasar
tradisional sebelum adanya toko modern dengan kinerja proses bisnis internal pasar
tradisional sesudah adanya toko modern.
Dari output dapat diketahui bahwa untuk output pertama menjelaskan
tentang statistik data, yaitu rata-rata, jumlah data, standar devisiasi, dan standar error.
Untuk output kedua menjelaskan tentang korelasi antar variabel, dapat diketahui nilai
korelasi antara sebelum adanya toko modern dengan sesudah adanya toko modern
adalah 0,442 dengan signifikansi 0,001 (lihat pada lampiran 9). Dan output ketiga
menjelaskan tentang uji Paired Samples T Test, dimana pengujian menggunakan uji
dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%, dan output didapat nilai t hitung adalah
4,207 (lihat pada lampiran 9) dan hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,010
(lihat pada lampiran 14)
Kesimpulannya karena t hitung > t tabel (4,207>2,010) maka Ho ditolak,
artinya ada perbedaan kinerja proses bisnis internal pasar tradisional sebelum dan
sesudah adanya toko modern. Pada tabel Paired Samples Testterlihat rata-rata untuk
51
sebelum adanya toko modern adalah 25,32 dan sesudah adanya toko modern adalah
23,54 yang artinya rata-rata sebelum adanya toko modern lebih tinggi dibandingkan
dengan sesudah adanya toko modern. Dengan ini maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja proses bisnis internal pasar tradisional mengalami penurunan setelah adanya
toko modern (lihat pada lampiran 9).
4.2.4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran adalah sumber kemampuan yang
memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan tiga perspektif lainnya. Tolak
ukur yang digunakan adalah peningkatan produktivitaspedagang (pendapatan per
pedagang), tingkat kepuasan pedagang dan peningkatan komitmen pedagang.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur) mendefinisikan
sumber kemampuan yang diperlukan oleh organisasi untuk memperoleh
pertumbuhanjangka panjang dan perbaikan (Hansen Mowen, 2009).
Untuk mengukur tingkat kinerja pembelajaran dan pertumbuhan maka
dilakukan pengambilan sampel. Data yang diperoleh dari menyebarkan kuisioner
bersifat kualitatif dan kemudian diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Untuk
mengubah sifat data tersebut dibuat skor jawaban sebagai berikut :
1. Jika memilih Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1
2. Jika memilih Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
52
3. Jika memilih Netral (N) diberi nilai 3
4. Jika memilih Setuju (S) diberi nilai 4
5. Jika memilih Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5
Jumlah kuisoner mengenai kinerja pembelajaran dan pertumbuhan yang
dibagikan ke pedagang pasar Mangkang sebanyak 50 dan semuanya memenuhi syarat
untuk diolah, sedangkan total pertanyaan adalah sebanyak 3 (tiga) pertanyaan. Untuk
pengujian validitas dengan metode Corrected Item-Total Correlationdilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows). Sedangkan untuk pengujian
beda rata-rata menggunakan uji Paired Samples T Test untuk menguji perbedaan dua
sampel berhubungan juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
windows
Hasil uji validitas dengan menggunakan metode Corrected Item-Total
Correlation didapat hasil kinerja pembelajaran dan pertumbuhan pasar tradisional
sebelum adanya toko modern dan sesudah adanya toko modern. Dari output tersebut
dapat diketahui nilai korelasi antar tiap item dengan skor total item yang sudah
dikoreksi. Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel pada signifikansi 0.05
dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 50 atau df = 48, maka didapat r tabel sebesar
0,279 (lihat pada lampiran 13)
Dimana didapat hasil kinerja pembelajaran dan pertumbuhan pasar
tradisional sebelum adanya toko modern menggunakan metode corrected item-total
correlation sebagai berikut :
item1 didapat 0,782> 0,279
53
item2 didapat 0.843> 0,279
item3 didapat 0,773> 0,279
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel (lihat pada
lampiran 10).
Sedangkan hasil kinerja pembelajaran dan pertumbuhanpasar tradisional
sesudah adanya toko moder menggunakan metode corrected item-total
correlationsebagai berikut :
item1 didapat 0,567> 0,279
item2 didapat 0,749> 0,279
item3 didapat 0.352> 0,279
dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel (lihat pada
lampiran 11).
Untuk mengetahui apakah instrumen kinerja pembelajaran dan
pertumbuhanpasar tradisional sebelum adanya toko modern dan sesudah adanya toko
modern dinyatakan reliable atau handal, maka dilakukan analisis reliabilitas dan
diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha > 0,6.
Dari uji hasil reliabilitas dapat diketahui nilai reliabilitas (Cronbach’s Alpha)
kinerja pembelajaran dan pertumbuhan pasar tradisional sebelum adanya toko modern
sebesar 0,898(lihat pada lampiran 10) dan kinerja pembelajaran dan pertumbuhan
pasar tradisional sesudah adanya toko modern sebesar 0,722 (lihat pada lampiran 11).
Karena nilai keduanya diatas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam
penelitian tersebut reliabel.
54
Hasil uji t berpasangan digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel data
yang berhubungan. Dalam menganalisis data digunakan alat analisis Paired Samples
T Testuntuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja pembelajaran dan
pertumbuhanpasar tradisional sebelum adanya toko modern dengan kinerja
pembelajaran dan pertumbuhanpasar tradisional sesudah adanya toko modern.
Dari output dapat diketahui bahwa untuk output pertama menjelaskan
tentang statistik data, yaitu rata-rata, jumlah data, standar devisiasi, dan standar error.
Untuk output kedua menjelaskan tentang korelasi antar variabel, dapat diketahui nilai
korelasi antara sebelum adanya toko modern dengan sesudah adanya toko modern
adalah 0,527 dengan signifikansi 0,000 (lihat pada lampiran 12) dan output ketiga
menjelaskan tentang uji Paired Samples T Test, dimana pengujian menggunakan uji
dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%, dan output didapat nilai t hitung adalah
6,263 (lihat pada lampiran 12) dan hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,010
(lihat pada lampiran 14)
Kesimpulannya karena t hitung > t tabel (6,263>2,010) maka Ho ditolak,
artinya ada perbedaan kinerja pembelajaran dan pertumbuhan pasar tradisional
sebelum dan sesudah adanya toko modern. Pada tabel Paired Samples Testterlihat
rata-rata untuk sebelum adanya toko modern adalah 12,54 dan sesudah adanya toko
modern adalah 10,84 yang artinya rata-rata sebelum adanya toko modern lebih tinggi
dibandingkan dengan sesudah adanya toko modern. Dengan ini maka dapat
disimpulkan bahwa kinerja pembelajaran dan pertumbuhanpasar tradisional
mengalami penurunan setelah adanya toko modern.
55
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis dapat menarik
beberapakesimpulan dari setiap perspektif Balanced Scorecard yang digunakan
untukmengukur kinerja Pasar Tradisional Mangkang Semarang sebagaiberikut:
1. Perspektif Keuangan, dari beberpa kajian yang dilakukan untuk mengukur
perspektif keuangan semua mengalami penurunan setelah adanya toko modern.
Dimana penjualan mengalami penurunuan dari 0,900 menjadi 0,865, pendapatan
mengalami penurunan dari 0,933 menjadi 0,925, laba mengalami penurunan dari
0,917 menjadi 0,900 dan rata-rata dari semua ukuran kinerja keuangan mengalami
penurunan dari 12,64 menjadi 10,00 setelah adanya toko modern. Terkecuali
dengan pedagang yang berjualan selain bahan sembako atau kebutuhan pokok
lainnya karena tidak berpengaruh dengan adanya toko modern.
2. Perspektif Pelanggan, setelah dilakukan pengolahan data maka dapat dilihat bahwa
terjadi penurunan jumlah rata-rata pelanggan sejak berdirinya toko modern.
Dimana rata-rata jumlah pelanggan pasar tradisional Mangkang Semarang
sebelum adanya toko modern mencapai 15,18 dan sesudah adanya toko modern
mencapai 13,18. Hal ini disebabkan dimana pelanggan pada umumnya merasa
kualitas yang ditawarkan toko modern lebih bagus dan harga yang ditawarkan
56
tidak jauh beda dengan pasar tradisonal dan juga tempatnya lebih bersih, tertata,
lebih simpel, serta tidak terjadi tawar-menawar saat pembelian barang.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, inovasi yang dilakukan pedagang pasar
tradisional Mangkang masih kurang, ini bisa terlihat dari penurunan prosentase
0,784 menjadi 0,40, kurang melakukan promosi kepada pelanggan yang terlihat
dari penurunan prosentase 0,680 menjadi 0,549, tidak menambah produk yang
dijual setalah adanya toko modern karena pedagang takut merugi hal ini terlihat
dari penurunan jumlah produk dari prosentase 0,525 menjadi 0,48. Sehingga total
dari semua rata-rata penilaian perpspektif proses bisnis internal pasar tradisional
Mangkang mengalami penurunan dari 25,32 menjadi 23,54.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, umumnya merasa kurang puas dengan
hasil yang didapat oleh pedagang itu sendiri dimana penghasilan yang didapat
tidak sesuai dengan pengorbanan fisik dan waktu yang diberikan setelah adanya
toko modern yaitu dari prosentase 0,782 menjadi 0,567, dalam pengambilan
keputusan untuk memajukan unit usaha juga mengalami penurunan dari 0.843
menjadi 0,749, serta kerja keras yang dilakukan untuk memajikan unit usaha tidak
sesuai yakni dari 0,773 menjadi 0.352. Total rata-rata penilaian pembelajaran dan
pertumbuhan mengalami penurunan dari 12,54 menjadi 10,84 setelah adanya toko
modern.
Secara keseluruhan, setelah mengkaji keempat perspektif Balanced
Scorecarddisimpulkan penilaian kinerja pasar tradisional Mangkang
Semarangmengalami penurunan setelah berdirinya toko modern.
57
5.2. Saran
Agar pasar tradisional bisa bersaing dengan toko modern maka diperlukan
beberapa evaluasi diantaranyamenambah jumlah produk yang dijual sehingga banyak
varian yang ditawarkan kepada pelanggan atau konsumen, mencari supplier yang
lebih terjangkau, melakukan promosi, memperbaiki dan menjaga kualitas dari barang
yang hendak dijual kepada pihak pelanggan atau konsumen, memperbaikisarana dan
prasarana pasar tradisional,menambah fasilitas pasar tradisional serta kebersihan
pasar tradisional, mengajak peran aktif pedagang dalam pengelolaan pasar sehingga
mampu bersaing dengan toko modern.
58
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N, and Vijay Govindarajan, Sistem Pengendalian Manajemen,
Salemba Empat : Jakarta, 2003.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, Kencana Prenada Media Group : Jakarta, 2007.
Ghozali, Imam, Analisis Multivariate SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro :
Semarang, 2005.
Hansen, Don R and Mowen, Maryanne M., Managerial Accounting, Salemba Empat :
Jakarta, 2009.
Mulyadi, dan Johny Setiawan, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen :
Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan,Salemba Empat : Jakarta, 2001.
Pengertian dan Jenis Pasar http://iqbalhawari.wordpress.com/2012/01/24/ruang-
lingkup-bisnis/,(Diakses tanggal 31 Januari 2014 pukul 15.51 WIB)
Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Retribusi
Pelayanan Pasar,http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/doc/perdartrw/perda14 2011
kotasemarang.pdf, (diakses tanggal 31 Januari 2014 pukul 15.06 WIB).
Priyatno, Duwi, Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS, Mediakom : Jakarta,
2013.
Sugiyono,Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta : Bandung, 2005.
59
Lampiran : 1
Uji Validitas dan Reliabilitas Perspektif Keuangan Sebelum Adanya Toko Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 8.46 2.947 .900 .955
item2 8.36 2.929 .933 .930
item3 8.46 2.988 .917 .942
60
Lampiran : 2
Uji Validitas dan Reliabilitas Perspektif Keuangan Sesudah Adanya Toko
Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.952 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 6.74 3.258 .865 .957
item2 6.60 3.224 .925 .901
item3 6.66 3.494 .900 .930
61
Lampiran : 3
Uji T berpasangan Perspektif Keuangan
T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test [DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 sebelum adanya toko modern 12.64 50 2.554 .361
sesudah adanya toko modern 10.00 50 2.703 .382
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 sebelum adanya toko modern & sesudah
adanya toko modern
50 .494 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
sebelum adanya
toko modern -
sesudah adanya
toko modern
2.640 2.648 .374 1.888 3.392 7.050 49 .000
62
Lampiran : 4
Uji Validitas dan Reabilitas Perspektif Pelanggan Sebelum Adanya Toko Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3 item4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.854 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 11.52 3.193 .626 .847
item2 11.32 3.814 .630 .847
item3 11.34 2.923 .771 .781
item4 11.36 2.847 .797 .769
63
Lampiran : 5
Uji Validitas dan Reabilitas Perspektif Pelanggan Sesudah Adanya Toko Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3 item4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.738 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 9.90 1.480 .453 .616
item2 9.58 1.466 .656 .738
item3 10.04 1.509 .486 .591
item4 10.02 1.489 .709 .470
64
Lampiran : 6
Uji T berpasangan Perspektif Pelanggan
T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 sebelum adanya toko modern 15.18 50 2.327 .329
sesudah adanya toko modern 13.18 50 1.587 .224
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 sebelum adanya toko modern & sesudah
adanya toko modern
50 .196 .174
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair1 sebelum
adanya toko
modern -
sesudah
adanya toko
modern
2.000 2.548 .360 1.276 2.724 5.551 49 .000
65
Lampiran : 7
Uji Validitas dan Reliabilitas Perspektif Proses Bisnis Internal Sebelum Adanya Toko
Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3 item4 item5 item6
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.814 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 21.02 6.836 .784 .737
item2 21.18 6.232 .680 .762
item3 21.00 6.612 .801 .731
item4 20.79 8.088 .586 .808
item5 21.06 7.486 .525 .796
item6 20.82 8.110 .506 .799
66
Lampiran : 8
Uji Validitas dan Reliabilitas Perspektif Proses Bisnis Internal Sesudah Adanya Toko
Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3 item4 item5 item6
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.645 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 19.66 4.637 .403 .594
item2 19.74 4.074 .549 .535
item3 19.58 4.249 .363 .609
item4 18.74 5.747 .409 .699
item5 19.88 3.618 .481 .558
item6 19.00 4.531 .457 .577
67
Lampiran : 9
Uji T berpasangan Perspektif Proses Bisnis Internal
T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 sebelum adanya toko modern 25.32 50 3.126 .442
sesudah adanya toko modern 23.54 50 2.426 .343
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 sebelum adanya toko modern &
sesudah adanya toko modern
50 .442 .001
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
sebelum
adanya toko
modern-
sesudah
adanya toko
modern
1.780 2.992 .423 .930 2.630 4.207 49 .000
68
Lampiran : 10
Uji Validitas dan Reliabilitas Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sebelum
Adanya Toko Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.898 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 8.24 2.104 .782 .867
item2 8.38 2.077 .843 .817
item3 8.46 2.009 .773 .878
69
Lampiran : 11
Uji Validitas dan Reliabilitas Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sesudah
Adanya Toko Modern
RELIABILITY
/VARIABLES=item1 item2 item3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability [DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.722 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 7.40 1.551 .567 .604
item2 7.28 1.430 .749 .372
item3 7.00 2.000 .352 .844
70
Lampiran : 12
Uji T berpasangan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum adanya toko modern 12.54 50 2.102 .297
Sesudah adanya toko modern 10.84 50 1.811 .256
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum adanya toko modern&
sesudah adanya toko modern
50 .527 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Sebelum
adanya toko
modern–
sesudah
adanya toko
modern
1.700 1.919 .271 1.155 2.245 6.263 49 .000
71
Lampiran : 13 r Table α 0.50 (Pearson Product Moment)
N 1-tailed 2-tailed N 1-tailed 2-tailed 3 0.988 0.997 41 0.261 0.308 4 0.900 0.950 42 0.257 0.304 5 0.805 0.878 43 0.254 0.301 6 0.729 0.811 44 0.251 0.297 7 0.669 0.755 45 0.248 0.294 8 0.622 0.707 46 0.246 0.291 9 0.582 0.666 47 0.243 0.288 10 0.549 0.632 48 0.240 0.285 11 0.521 0.602 49 0.238 0.282
12 0.497 0.576 50 0.235 0.279 13 0.476 0.553 51 0.233 0.276 14 0.458 0.532 52 0.231 0.273 15 0.441 0.514 53 0.228 0.270 16 0.426 0.497 54 0.226 0.268 17 0.412 0.482 55 0.224 0.265 18 0.400 0.468 56 0.222 0.263 19 0.389 0.456 57 0.220 0.261 20 0.378 0.444 58 0.218 0.258 21 0.369 0.433 59 0.216 0.256 22 0.360 0.423 60 0.214 0.254 23 0.352 0.413 61 0.213 0.252 24 0.344 0.404 62 0.211 0.250 25 0.337 0.396 63 0.209 0.248 26 0.330 0.388 64 0.207 0.246 27 0.323 0.381 65 0.206 0.244 28 0.317 0.374 66 0.204 0.242 29 0.312 0.367 67 0.203 0.240 30 0.306 0.361 68 0.201 0.239 31 0.301 0.355 69 0.200 0.237 32 0.296 0.349 70 0.198 0.235 33 0.291 0.344 71 0.197 0.233 34 0.287 0.339 72 0.195 0.232 35 0.283 0.334 73 0.194 0.230 36 0.279 0.329 74 0.193 0.229 37 0.275 0.325 75 0.191 0.227 38 0.271 0.320 76 0.190 0.226 39 0.267 0.316 77 0.189 0.224 40 0.264 0.312 78 0.188 0.223 41 0.261 0.308 79 0.186 0.221 42 0.257 0.304 80 0.185 0.220
72
Lampiran : 14
Tabel T
d.f. TINGKAT SIGNIFIKANSI
dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1%
satu sisi 10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05%
1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619
2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599
3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924
4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408
8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041
9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781
10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437
12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318
13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221
14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140
15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015
17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965
18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922
19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883
20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850
21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819
22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792
23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768
24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,467 3,745
25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,450 3,725
26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,435 3,707
27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690
73
28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674
29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659
30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646
31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633
32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738 3,365 3,622
33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733 3,356 3,611
34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728 3,348 3,601
35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591
36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719 3,333 3,582
37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715 3,326 3,574
38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712 3,319 3,566
39 1,304 1,685 2,023 2,426 2,708 3,313 3,558
40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551
41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 3,301 3,544
42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 3,296 3,538
43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 3,291 3,532
44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 3,286 3,526
45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 3,281 3,520
46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 3,277 3,515
47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 3,273 3,510
48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 3,269 3,505
49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 3,265 3,500
50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 3,261 3,496
74
Lampiran : 15
Yth. Ibu/ Bapak Responden
Dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program
strata1 (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dharmaputra, kami
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul:
“PENILAIAN KINERJA PASAR TRADISIONAL SEBELUM DAN SESUDAH
ADANYA TOKO MODERN DENGAN PENDEKATAN BALANCED
SCORECARD (STUDI KASUS PADA PASAR TRADISIONAL MANGKANG
SEMARANG)”
Kami mohon kesediaan Ibu/ Bapak untuk mengisi daftar pertanyaan berikut ini. Atas
bantuan Ibu/ Bapak, kami sampaikan terima kasih.
Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Jenis Pedagangan :
5. Lama Berjualan :
Petunjuk:
Berilah Tanda (√)pada kolom- kolom jawaban disamping daftar pertanyaan sesuai
dengan pendapat pribadi Ibu/ Bapak.
- SS: Sangat Setuju (5)
- S: Setuju (4)
- N: Netral (3)
- TS: Tidak Setuju (2)
- STS: Sangat Tidak Setuju (1)
75
1. Perspektif Keuangan
a. Sebelum adanya toko modern
b. Sesudah adanya toko modern
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Penjualan relatif tidak stabil bahkan cenderung
turun setelah adanya toko modern
2. Pendapatan relatif tidak stabil bahkan cenderung
turun setelah adanya toko modern
3. Laba relatif tidak stabil bahkan cenderung turun
setelah adanya toko modern
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. penjualan relatif stabil bahkan cenderung naik
sebelum adanya toko modern
2. Pendapatan relatif stabil bahkan cenderung naik
sebelum adanya toko modern
3. Laba relatif stabil bahkan cenderung naik sebelum
adanya toko modern
76
2. Perspektif Pelanggan
a. Sebelum adanya toko modern
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Menurut saya pasar tradisional memberikan
pelayanan yang memuaskan sebelum adanya toko
modern
2. Menurut saya tarif harga yang diberikan pasar
tradisional sesuai dengan produk yang ditawarkan
sebelum adanya toko modern
3. Saya merasa puas dengan barang/jasa yang
ditawarkan oleh pasar tradisional sebelum adanya
toko modern
4. Secara keseluruhan saya merasa puas apabila
belanja di pasar tradisional sebelum adanya toko
modern.
77
b. Sesudah adanya toko modern
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Menurut saya pasar tradisional memberikan
pelayanan yang memuaskan sesudah adanya toko
modern
2. Menurut saya tarif harga yang diberikan pasar
tradisional sesuai dengan produk yang ditawarkan
sesudah adanya toko modern
3. Saya merasa puas dengan barang/jasa yang
ditawarkan oleh pasar tradisional sesudah adanya
toko modern
4. Secara keseluruhan saya merasa puas apabila
belanja di pasar tradisional sesudah adanya toko
modern.
78
3.Perspektif Proses Bisnis Intetnal
a. Sebelum adanya toko modern
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Sebelum adanya toko modern, Kami memberikan
inovasi terhadap barang atau jasa yang kami jual
2. Sebelum adanya toko modern, Kami melakukan
promosi untuk barang atau jasa yang kami tawarkan
3. Sebelum adanya toko modern, Kami memberikan
ganti rugi atau garansi setiap ada barang dagangan
yang rusak atau tidak sesuai
4.
5.
6.
Sebelum adanya toko modern, Kami mencari
supplier yang murah
Sebelum adanya toko modern, Kami menambah
produk(barang dagangan) yang kami jual
Sebelum adanya toko modern, Kami memberikan
pelayanan yang baik pada konsumen
79
b. Sesudah adanya toko modern
No. Pertanyaan SS S TS N STS
1. Sesudah adanya toko modern, Kami memberikan
inovasi terhadap barang atau jasa yang kami jual
2. Sesudah adanya toko modern, Kami melakukan
promosi untuk barang atau jasa yang kami tawarkan
3. Sesudah adanya toko modern, Kami memberikan
ganti rugi atau garansi setiap ada barang dagangan
yang rusak atau tidak sesuai
4. Sesudah adanya toko modern, Kami mencari
supplier yang murah
5.
6.
Sesudah adanya toko modern, Kami tidak
menambah produk(barang dagangan) yang kami
jual
Sesudah adanya toko modern, Kami memberikan
pelayanan yang baik pada konsumen
80
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
3.5.1.1.1. Sebelum adanya toko modern
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Sebelum adanya toko modern, jumlah penghasilan
yang saya terima sesuai dengan pengorbanan fisik
dan waktu yang saya berikan
2. Sebelum adanya toko modern, saya terlibat
langsung dalam pengambilan keputusan unit usaha
3. Sebelum adanya toko modern, saya bekerja keras
untuk memajukan unit usaha
3.5.1.1.2. Sesudah adanya toko modern
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Sesudah adanya toko modern, jumlah penghasilan
yang saya terima sesuai dengan pengorbanan fisik
dan waktu yang saya berikan
2. Sesudah adanya toko modern, saya terlibat
langsung dalam pengambilan keputusan unit usaha
3. Sesudah adanya toko modern, saya bekerja keras
untuk memajukan unit usaha
81
Lampiran : 16
Tabulasi Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan Sebelum dan Sesudah Adanya
Toko Modern
No.
Responde
n
Sebelum Adanya Toko
Modern Sesudah Adanya Toko Modern
P1 P2 P3 Jumlah P1 P2 P3 Jumlah
1 5 5 5 15 4 4 4 12
2 3 3 3 9 3 3 3 9
3 5 5 5 15 4 4 4 12
4 5 5 5 15 4 4 4 12
5 5 5 5 15 5 5 5 15
6 5 5 5 15 4 5 5 14
7 5 5 5 15 5 5 5 15
8 5 5 5 15 3 3 3 9
9 5 5 5 15 3 3 3 9
10 5 5 4 14 5 4 3 12
11 3 3 3 9 3 3 3 9
12 3 3 3 9 3 3 3 9
13 4 4 4 12 4 5 4 13
14 3 3 3 9 3 3 3 9
15 5 5 5 15 4 4 4 12
16 5 5 5 15 4 4 4 12
17 3 3 3 9 3 3 3 9
18 5 5 5 15 5 5 5 15
19 5 5 5 15 4 5 4 13
20 5 5 5 15 3 3 2 8
21 3 3 3 9 3 3 3 9
22 5 5 5 15 2 2 2 6
23 5 5 5 15 5 4 4 13
24 5 5 5 15 4 4 4 12
25 3 3 3 9 4 4 4 12
26 5 5 5 15 2 2 2 6
27 5 5 5 15 3 3 3 9
28 4 5 4 13 4 4 4 12
82
29 3 3 3 9 3 3 3 9
30 5 5 5 15 4 4 4 12
31 5 5 4 14 3 3 3 9
32 3 3 3 9 2 3 3 8
33 3 3 3 9 2 3 3 8
34 4 5 5 14 4 4 4 12
35 3 3 3 9 1 2 2 5
36 3 3 3 9 2 2 2 6
37 5 5 4 14 3 4 4 11
38 4 5 5 14 3 2 3 8
39 3 3 3 9 2 2 2 6
40 5 5 5 15 4 4 4 12
41 5 4 4 13 2 2 3 7
42 4 4 5 13 4 4 4 12
43 4 5 5 14 2 2 2 6
44 4 4 4 12 3 3 3 9
45 4 5 4 13 4 5 5 14
46 3 4 3 10 2 3 3 8
47 3 3 3 9 2 2 2 6
48 5 4 4 13 3 3 2 8
49 4 4 4 12 3 3 3 9
50 3 4 4 11 2 3 3 8
Total 632 Total 500
83
Lampiran : 17
Tabulasi Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Sebelum Adanya
Toko Modern
No.
Responden
Sebelum Adanya Toko
Modern
Sesudah Adanya Toko
Modern
P1 P2 P3 P4 JUMLAH P1 P2 P3 P4 JUMLAH
1 3 4 4 4 15 3 4 3 3 13
2 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
3 3 4 3 3 13 3 4 3 3 13
4 4 4 3 4 15 4 4 3 3 14
5 3 4 5 5 17 3 4 2 2 11
6 3 3 3 3 12 4 4 3 4 15
7 4 4 5 5 18 4 4 4 4 16
8 3 4 3 3 13 3 3 3 3 12
9 4 4 3 3 14 3 4 3 3 13
10 3 4 3 3 13 3 4 3 3 13
11 3 4 4 3 14 4 4 3 3 14
12 3 4 3 3 13 3 3 2 3 11
13 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
14 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12
15 5 5 5 5 20 4 4 4 4 16
16 4 4 4 4 16 2 4 4 3 13
17 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12
18 2 4 4 3 13 4 3 3 3 13
19 3 4 4 3 14 3 3 4 3 13
20 3 3 3 4 13 3 2 3 3 11
21 4 4 4 3 15 3 3 3 3 12
22 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12
23 4 3 4 3 14 2 4 3 3 12
24 4 5 5 5 19 4 4 3 3 14
25 4 3 4 4 15 4 4 3 3 14
26 4 4 4 4 16 2 4 2 3 11
27 3 3 3 3 12 3 4 3 3 13
28 4 4 4 4 16 3 4 3 3 13
84
29 5 4 4 4 17 3 4 3 3 13
30 3 4 3 4 14 4 4 4 4 16
31 3 4 3 4 14 3 4 3 3 13
32 5 5 4 5 19 4 4 3 3 14
33 4 4 5 5 18 3 4 2 2 11
34 5 4 4 4 17 4 4 3 4 15
35 4 4 5 5 18 4 4 4 4 16
36 4 4 3 3 14 3 3 3 3 12
37 3 4 4 4 15 3 4 3 3 13
38 4 4 5 5 18 3 4 3 3 13
39 3 3 3 3 12 4 4 3 3 14
40 3 4 4 4 15 3 3 2 3 11
41 3 3 3 3 12 4 4 4 4 16
42 4 4 4 4 16 3 3 3 3 12
43 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16
44 4 4 4 4 16 2 4 4 3 13
45 5 5 5 5 20 3 3 3 3 12
46 5 4 5 4 18 4 3 3 3 13
47 5 4 5 5 19 3 3 4 3 13
48 3 4 4 4 15 3 2 3 3 11
49 4 4 4 4 16 3 3 3 3 12
50 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12
Total 759 Total 659
85
Lampiran : 18
Tabulasi Penilaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Sebelum Adanya Toko
Modern
No.
Respo
nden
Sebelum Adanya Toko Modern Sesudah Adanya Toko Modern
P1 P2 P3 P4 P5 P6 JUM
LAH P1 P2 P3 P4 P5 P6
JUM
LAH
1 5 5 5 5 5 5 30 4 3 4 5 2 5 23
2 3 3 3 5 3 3 20 3 3 3 5 3 4 21
3 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
4 5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 5 4 5 26
5 4 3 5 5 4 5 26 4 4 4 5 2 4 23
6 3 3 4 5 5 4 24 5 4 4 5 2 4 24
7 4 4 5 5 5 4 27 4 4 5 5 5 5 28
8 5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 4 24
9 5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 4 24
10 3 3 4 5 4 4 23 4 4 2 5 2 4 21
11 4 3 3 4 4 4 22 4 3 3 4 4 4 22
12 4 2 4 4 3 5 22 4 3 4 5 2 5 23
13 3 2 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 24
14 3 3 3 5 3 3 20 3 3 3 5 3 4 21
15 5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 5 5 5 27
16 5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 4 24
17 3 3 3 5 3 3 20 3 3 3 5 3 4 21
18 5 5 5 4 5 5 29 4 4 2 4 4 4 22
19 4 4 3 5 4 4 24 4 4 2 5 4 4 23
20 5 5 5 5 5 5 30 3 2 3 5 3 5 21
21 4 3 3 5 3 3 21 4 2 2 5 2 3 18
22 4 2 5 4 4 5 24 4 2 5 4 2 4 21
23 5 5 5 4 4 5 28 3 4 4 4 2 3 20
24 4 4 4 4 4 5 25 4 4 4 4 3 5 24
25 3 3 3 4 4 4 21 3 4 3 5 3 4 22
26 5 5 5 5 4 4 28 3 3 3 5 3 4 21
27 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 30
28 5 5 5 5 4 4 28 4 4 3 4 3 4 22
86
29 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24
30 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24
31 5 5 4 5 4 4 27 3 3 3 5 3 3 20
32 4 3 4 4 5 5 25 3 3 3 4 4 4 21
33 4 3 3 4 4 4 22 4 4 4 5 5 5 27
34 3 3 3 5 5 5 24 4 4 4 5 4 5 26
35 4 4 4 4 2 5 23 3 4 4 5 4 4 24
36 4 5 4 4 3 4 24 3 3 4 4 3 5 22
37 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 24
38 4 4 4 4 4 4 24 3 3 4 5 3 5 23
39 3 3 3 5 3 4 21 3 3 3 5 3 5 22
40 5 5 4 4 3 4 25 4 4 4 5 4 4 25
41 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 4 5 25
42 3 3 3 5 3 5 22 3 3 4 4 3 4 21
43 5 5 5 5 5 4 29 4 4 4 5 4 5 26
44 4 4 4 4 4 4 24 3 4 4 5 4 5 25
45 4 5 5 5 4 5 28 3 3 5 5 3 5 24
46 4 4 4 4 4 4 24 3 3 4 4 3 4 21
47 3 3 3 5 5 3 22 3 3 4 4 3 4 21
48 4 4 4 5 4 4 25 4 4 4 4 4 4 24
49 4 4 4 5 3 4 24 3 3 5 5 3 5 24
50 4 4 4 5 4 4 25 3 4 4 4 4 4 23
Total 1256 Total 1166
87
Lampiran : 19
Tabulasi Penilaian Kinerja Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan Sebelum
Adanya Toko Modern
No.
Respon
den
Sebelum Adanya Toko Modern Sesudah Adanya Toko Modern
P1 P2 P3 Jumlah P1 P2 P3 Jumlah
1 5 5 5 15 2 5 5 12
2 3 3 3 9 3 3 3 9
3 5 5 5 15 4 5 5 14
4 5 5 4 14 4 4 4 12
5 5 4 3 12 2 2 5 9
6 5 3 3 11 1 2 5 8
7 5 5 5 15 5 5 5 15
8 5 5 5 15 4 4 4 12
9 5 5 5 15 4 4 4 12
10 5 5 5 15 2 3 3 8
11 4 3 3 10 4 3 3 10
12 4 4 4 12 3 4 5 12
13 4 4 4 12 4 4 4 12
14 3 3 3 9 3 3 3 9
15 5 5 5 15 4 4 5 13
16 5 5 5 15 4 2 4 10
17 3 3 3 9 3 3 3 9
18 4 4 4 12 4 4 4 12
19 4 4 4 12 2 3 3 8
20 5 4 5 14 3 3 4 10
21 4 4 3 11 4 4 3 11
22 4 4 2 10 3 3 3 9
23 5 5 5 15 2 3 4 9
24 5 4 5 14 3 4 5 12
25 5 4 4 13 3 3 4 10
26 5 5 5 15 3 3 3 9
27 5 4 5 14 3 3 4 10
28 5 5 4 14 4 4 4 12
88
29 3 3 3 9 3 3 3 9
30 5 5 5 15 4 4 4 12
31 5 5 5 15 4 4 4 12
32 4 4 4 12 4 4 4 12
33 4 4 4 12 4 4 4 12
34 4 4 4 12 4 4 4 12
35 3 3 4 10 3 3 3 9
36 4 4 4 12 3 3 3 9
37 5 5 5 15 4 4 4 12
38 3 3 3 9 3 3 4 10
39 3 3 3 9 3 3 3 9
40 4 5 4 13 4 4 3 11
41 4 4 4 12 3 4 3 10
42 3 3 3 9 3 3 3 9
43 5 5 5 15 4 5 5 14
44 4 4 4 12 4 4 4 12
45 5 5 4 14 4 4 4 12
46 4 4 4 12 3 3 3 9
47 3 4 4 11 3 3 3 9
48 4 4 4 12 5 4 4 13
49 4 4 4 12 4 4 5 13
50 5 4 4 13 4 4 4 12
Total 627 Total 540