Post on 17-Jan-2022
SKRIPSI
PERLAKUAN METODE DIRECT COSTING TERHADAP
PENETAPAN TARIF KAMAR RUMAH SAKIT
“BHAYANGKARA MAKASSAR”
A.HERAWATI10573 02567 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
MOTTO
Ku olah kata, ku baca makna, ku ikat dalam alinea,
ku bingkai dalam bab sejumlah lima.
Jadilah mahakarya gelar
sarjana ku terima.
Belajarlah dari masalah lalu, hiduplah masa sekarang,
dan rencanakan untuk hari esok.
Pedang terbaik yang kamu miliki adalah kesabaran
tanpa batas.
Selalu jadi diri sendiri, tidak peduli apa yang mereka
katakana dan jangan pernah jadi orang lain.
Meskipun mereka tampak lebih
baik dari anda
Skripsi ini saya persembahkan :
Saya swndiri,
Mama and papa
Adik q,
Sahabat_sahabatq,
Almamaterku.
ABSTRAK
ANDI HERAWATI, 10573 02567 11, Perlakuan Metode Direct Costing
Terhadap Penetapan Tarif Kamar Rumah Sakit Umum Bhayangkara Makassar,
dibimbing oleh Dr.H.Andi Rustam, SE.,MM.Ak.CA (Pembimbing I) dan Ismail
Rasulong, SE.,MM (Pembimbig II).
Kata Kunci : Biaya Rata-Rata, Biaya Tetap, Biaya variabel, dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
Penelitian in bertujuan untuk membandingkan / menghitung biaya rata-rata
yang dikeluarkan rumah sakit pada pada pasien rawat inap kelas I berdasarkan
metode direct costing dengan tarif yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah
daerah. Hal ini menjadi sangat penting mengingat tarif yang dikenakan rumah
sakit diatur oleh pemerintah daerah dimana tarif tersebut dimaksudkan agar pasien
dapat menjangkau tarif yang diberlakukan sedangkan di satu sisi manajemen
rumah sakit mengeluarkan tarif operasional Rumah sakit sendiri dalam
memberikan pelayanan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal.
Objek penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Bhayangkara Makassar
yang berlokasi di kota Makassar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data dilakukan dengan mengolah data primer
yakni data mengenai semua biaya-biaya operasional rumah sakit yang terjadi pada
periode sebelumnya, kemudian diolah berdasarkan pendekatan teoritis, yakni
dengan membagi biaya-biaya tersebut berdasarkan perilakunya ke dalam kategori
biaya tetap dan biaya variabel.
Berdasarkan hasil analisis data, di simpulkan bahwa hasil dari perhitungan
biaya rata-rata rumah sakit umum perpasien adalah sebesar Rp 376.801,-.
Sedangkan tarif yang diberlakukan rumah sakit sesuai dengan peraturan daerah
sebesar Rp 300.000,-.
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat
rahamat, hidayah, dan izinNyalah penulis bisa menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Perlakuan Metode Direct Costing Dalam Menetapkan Tarif Kamar
Rumah Sakit “Bhayangkara Makassar”. Serta salawat dan taslim penulis
haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga penulis, terkhusus kedua
orang tua penulis, Ayahanda A. Wali dan Ibunda Hj.Martawati yang senantiasa
mendoakan yang terbaik untuk penulis, penulis sebagai seorang anak telah banyak
mengecewakannya, dan belum mampu memberikan kebanggaan yang cukup
besar. Bagi penulis, sangat begitu bersyukur dan bangga memiliki orang tua
seperti kalian, orang tua terbaik di dunia. Dan betapa sangat bersyukurnya
dilahirkan sebagai anak kalian begitu besar dukungan moril dan materi yang telah
kalian berikan kepada ananda. Atas semua yang ayahanda dan ibunda berikan
penulis selaku ananda berterima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk kalian.
Adik tercinta penulis, A.Sukwan Walinga yang tidak henti-hentinya
mendoakan serta memotivasi penulis untuk bisa menyelesaikan strata 1 penulis,
yang saat ini berada di kampung halaman, maaf telah mengecewakan dinda sebab
baru bisa menyelesaikan strata 1 kakak sekarang.
Selain dari keluarga penulis, ada begitu banyak orang yang berperan dalam
kehidupan dan perkuliahan penulis, yang telah membantu penulis sampai ke tahap
penulisan skripsi ini, memberikan bantuan dan spirit sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan. Karena itu, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib M.pd. selaku rector Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung MA.selaku dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si, Ak. CA selaku ketua jurusan akuntansi
yang sekaligus selaku Penasehat Akademik selama penulis menempuh
pendidikan di Unismuh Makassar,
4. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM.Ak.CA dan Bapak Ismail Rasulong SE.
MM selaku dosen pembimbing yang dengan ketulusan hati dan kesabaran
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Staf dan dosen-dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar,
yang saya yakin terus mendoakan kami menjadi yang terbaik selaku
mahasiswa tingkat akhir.
6. Staf karyawan dan karyawati RSU Bhayangkara Makassar yang telah banyak
membantu memberikan informasi dan data-data yang diperlukan penulis,
7. Buat Kak Nurhikmah Syarir SE, dan Susnita Sari SE, terima kasih atas
bantuannya untuk penyelesaian skripsi penulis,
8. Buat teman-teman terbaikku Rohana, Sri Reski Yunus, Nurisna, Yulianti
Pratiwi, serta Fadli terima kasih atas support, motivasi,serta bantuannya
selama ini,
9. Semua teman-teman angkatan 2011, khususnya untuk kelas AK-5-2011 yang
telah membuat saya bahagia pernah menjadi “bagian dari kalian”, terima
kasih atas doa dan kenangan selama 4 tahun bersama.
Berhasilnya penyusunan skripsi ini menandai berakhirnya suatu dimensi
perjuangan yang penuh dengan makna dan kenangan dalam menimba ilmu di
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar dan selanjutnya akan menjadi titik awal bagi penulis untuk dapat
berbuat yang terbaik bagi masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dengan ketidak sempurnaan penulis, penulis sangat menghargai kritik dan
saran demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bernilai ibadah di sisi
Allah SWT serta memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Waalaikumsalam WR.WB
Makassar,5 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan penelitian ......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
A. Pengertian dan Klasifikasi BIaya ................................................ 6
B. Biaya dan Hubunganya dengan Volume ..................................... 14
C. Pembebanan Biaya ...................................................................... 15
D. Perbandingan Metide Full Costing dengan Metode
Variabel Costing......................................................................... 15
E. Manfaat dan Kelemahan Metode Variabel Costing ................... 17
F. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ...................................... 20
G. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit dalam Pelaksanaan Standar... 24
H. Kerangka Pikir............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 30
A. Lokasi dan Waktu Penelitan........................................................ 30
B. Jenis Penelitian ............................................................................ 30
C. Subjek Penelitian ......................................................................... 31
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 31
E. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................... 32
F. Metode Analisis Data .................................................................. 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN....................................... 35
A. Sejarah Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ............................. 35
B. Struktur Organisasi………………………………………………39
C. Visi dan Misi Rumah Sakit Bhayangkara .................................. 40
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 47
A. Penentuan Pengakumulasian Biaya............................................. 47
B. Indikatot Pelayanan Rumah Sakit ............................................... 60
C. Identifikasi Biaya Rata-Rata Per pasien, Biaya overheat tetap dan
variabel ........................................................................................ 52
D. Perhitungan Biaya Rata-Rata ...................................................... 55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 57
A. Kesimpulan.................................................................................. 57
B. Saran ............................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58
LAMPIRAN....................................................................................................... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri, dewasa ini semakin banyak bermunculan penyakit
yang bisa menyebabkan terganggunya kesehatan. Di satu sisi, aktivitas manusia
yang semakin padat menuntut kondisi fisik yang prima. Oleh karena itu, orang
semakin menyadari arti pentingnya kesehatan, disinilah peran sentral rumah sakit
sebagai salah satu fasilitas kesehatan seperti yang dipaparkan oleh WHO (World
Health Organization) bahwa rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medik. Arti pentingnya rumah sakit juga diatur dalam UU RI No.
44 Tahun 2009 dimana disebutkanbahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit tidak hanya berfungsi untuk memberikan pelayanan medis
tetapi juga menyelenggarakan kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan,
pelayanan penunjang medis dan nonmedis, pelayanan kesehatan kemasyarakatan,
rujukan, pendidikan, penelitian, pengembangan, administrasi umum dan
keuangan.
2
Rumah sakit adalah salah satu contoh organisasi berorientasi
nonprofit.Tujuan utama dari rumah sakit adalah memberikan pengobatan,
perawatan kepada pasien, dan pelayanan kesehatan yang bersifat sosial.
Berdasarkan kondisi tersebut maka rumah sakit dituntut untuk dapat
memanfaatkan tekhnologi dan berbagai tenaga ahli di bidang kesehatan,
komunikasi, dan informasi, dan bidang pelayanan transportasi yang mendukung
jasa pelayanan kesehatan sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik.
Pada organisasi yang orientasinya profit, atau yang bertujuan mencari laba
akan berusaha menekan jumlah biaya yang dikeluarkan. Begitu pula dengan
organisasi yang berorientasi nonprofit juga tetap berusaha untuk meningkatkan
penjualan dengan tujuan kelangsungan operasional organisasi, kepuasaan
konsumen, memberikan pelayanan sebesar-sebesar sumber daya yang dimiliki
organisasi.
Perhitungan harga pokok pada awalnya diterapkan dalam perusahaan
manufaktur, akan tetapi dalam perkembangannya perhitungan harga pokok telah
diadaptasi oleh perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan sector nirlaba. Dalam
pasal 3 Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 560/MENKES/SK/IV/2003
tentang pola Tarif Perjan Rumah Sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dari
setiap jenis pelayanan dan kelas perawatan, yang memperhitungkan kemampuan
ekonomi masyarakat, standar biaya dan atau bench marking dari rumah sakit yang
tidak komersil.
3
Rumah sakit milik pemerintah, yang lebih dikenal sebagai Rumah Sakit
Umum, mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
danterjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Untuk mencapai
misi tersebut, rumah sakit perlu menyediakan berbagai macam fasilitas seperti
alat-alat kesehatan yang modern, tenaga ahli, kamar rawat inap pasien yang
higienis, makanan yang bergizi, obat-obatan, dan barbagai fasilitas penunjang
lainnya.
Bentuk pelayanan optimal rumah sakit dapat ditentukan melalui indikator
Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM bidang kesehatan telah diatur dalam
format standar SPM memuat 3 materi pokok yaitu, rincian kewenangan, jenis
pelayanan, dan indikator pencapaian atau penyelesaian dan aktivitas pelayanan
kesehatan yang dilakukan. Standar pelayanan minimal kesehatan merupakan
standar pelayanan publik untuk menjamin minimum pelayanan kesehatan yang
berhak diperoleh masyarakat dari Pemerintah, salah satunya lewat Rumah Sakit
Umum Daerah.
Dalam memberikan pelayanan, rumah sakit menetapkan suatu tarif
tertentu. Besar tarif biasanya akan berbanding lurus dengan tingkat pelayanan
yang diberikan. Tarif rumah sakit sendiri telah ditetapkan oleh pemerintah yang
tertuang dalam SK Menteri Kesehatan atau Peraturan Daerah. Adanya otonomi
4
daerah memberikan wewenang bagi pemerintah daerah untuk menetapkan standar
rumah sakit umum di daerah tersebut. Penggunaan akuntansi sektorpublik
diperlukan untuk mengetahui tarif yang seharusnya diberikan kepada masyarakat
atas jasa yang mereka terima sehingga dapat menutupi pengeluaran. Rumah sakit
mempunyai beberapa sumber pendapatan. Dan pendapatan terbesar rumah sakit
berasal dari pelayanan rawat inapnya.
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk perusahaan jasa yang bertujuan
untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi para konsumennya (pasien).
Pelayanan rumah sakit pada saat ini merupakan bentuk upaya pelayanan
kesehatan yang bersifat sosio-ekonomi, yaitu usaha yang walaupun bersifat sosial
namun diusahakan juga agar bisa mendapat surplus keuangan dengan cara
pengelolaan yang profesional dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi,
maka dewasa ini banyak didirikan klinik-klinik dan rumah sakit baru. Hal ini
menyebabkan adanya persaingan antar rumah sakit dalam memperebutkan pangsa
pasar calon pasien menjadi lebih ketat.
Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut dan mencapai surplus,
salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh rumah sakit adalah dengan
menetapkan tarif sewa kamar dengan tepat, dimana salah satu variabel penting
dalam penentuan tarif sewa adalah informasi biaya operasionalnya. Tarif terdiri
dari unit cost ditambah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Unit cost (biaya satuan) adalah seluruh biaya yang dibebankan dalam
melaksanakan kegiatan produksi atau menghasilkan jasa atau kegiatan tertentu
dibagi dengan jumlah satuan produk atau jasa yang dihasilkan (Supriyono, 1999).
5
Di dalam penentuan unit cost dapat menggunakan salah satu dari dua
metode penentuan harga pokok per unit atau unit cost yaitu full costing atau
variabel costing. (Supriyono,1999)
Metode full costing membebankan semua elemen biaya operasional tetap
maupun biaya operasional variabel ke dalam unit cost. Oleh karena itu elemen
biaya operasional dalam penentuan unit cost terdiri atas biaya operasional tetap
dan biaya operasional variabel. Menurut Supriyono (1999) metode ini bermanfaat
di dalam pelaporan hasil operasional dalam jangka waktu relatif panjang (minimal
satu tahun).
Metode variabel costing membebankan biaya operasional ke dalam harga
pokok jasa per unit atau unit cost terbatas pada biaya operasional yang bersifat
variabel. Menurut Supriyono (1999) metode variabel costing memiliki kelemahan-
kelemahan seperti berikut ini.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
mencoba melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan
judul:
“Penerapan Metode Direct Costing dalam Menetapkan Tarif Kamar Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar”
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang timbul
adalah :”Bagaimana penerapan metode direct costing dalam menetapkan tarif
kamar pada RSU.Bhayangkara Makassar?
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan yang hendak dicapai ini adalah untuk
mengetahui tarif sewa kamar berdasarkan perlakuan metode direct costing yang
dapat di terapkan dalam RSU. Bhayangkara Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini di lakukan
dengan memberikan manfaat kepada:
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan mengenai tarif kamar dengan menggunakan metode direct
costing
2. Bagi Pihak Instansi, penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dalam menentukan tarif kamar serta sebagai pembanding dengan
harga yang di tetapkan saat ini.
3. Bagi pihak lain/pembaca, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi
penulis selanjutnya.
7
7
BAB II
KAJIAN PUSTIDAKA
A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya
1. Pengertian Biaya
Menurut Arkinson dan Kaplan (2009:33) pengertian biaya adalah sebagai
berikut:
“Biaya adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untukmendapatkan sekarang atau masa depan. Oleh karena itu, sementara biayamerefleksikan arus keluar sumber-sumber seperti kas, atau komitmenkeuangan untuk membayar di masa depan. Arus keluar tersebutmendapatkan manfaan-manfaat yang dapat digunakan untuk membuatproduk yang dapat dijual untuk menghasilkan suatu manfaat kas.”
Menurut Hansen dan Women (2006:40) mendefinisikan biaya sebagai
berikut:
“Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untukmendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat iniatau di masa dating bagi organisasi.Dikatidakan sebagai ekuivalen kaskarena sumber nonkas dapat ditukar dengan baran yang diinginkan. Jadikita dapat menganggap biaya sebagai ukuran dollat dari sumber daya yangdigunakan untuk mencapai tujuan tertentu.”
Mulyadi (2005:8) mengemukakan biaya dalam arti luas, yaitu:
“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukurdalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untukmencapai tujuan.
Menurut Suwadjono (2000:45) biaya sebagai penurunan aset atau
timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Menurut
Sofyan (2002:59) biaya menurut Committee on Terminology adalah semua biaya
yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.APB
mendefinisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross
8
dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima
yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan.
FASB mendefinisikan expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan
aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode
yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa,
atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
Selanjutnya menurut Hongren, Foster, dan Datar (2000:28):“Cost as
resource sacrificed or forgone to achieve a specific objective”. Istilahcost acapkali
digunakan dalam arti yang sama dengan istilah expense.Untuk dapat
membedakan secara jelas antara cos tdan expense untuk menghindari kekeliruan
yang sering terjadi, maka dikemukakan dalam SAK (2000), yaitu menggunakan
istilah biaya sebagai padanan costdan istilah beban sebagai padanan expense. Cost
adalah pengorbanan sumber daya ekonomi tertentu untuk memperoleh sumber
ekonomi lainnya. Sedangkan expense adalah pengorbanan sumber daya ekonomi
untuk memperoleh penghasilan (revenue).
Definisi di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa cost
merupakan sejumlah nilai yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa,
dimana pengorbanan tersebut diukur dengan berkurangnya harta atau
bertambahnya kewajiban pada saat perolehan. Expense didefinisikan sebagai
harga pokok yang memberikan manfaat ketika manfaat itu digunakan. Dengan
kata lain, costyang telah memberikan manfaat dicatat sebagai expense dan
dicantumkan dalam laporan rugi laba, sedangkan cost yang akan memberikan
manfaat di masa akan datang dicatat sebagai aktiva (asset) dan dicantumkan
9
dalam neraca. Jelaslah bahwa antara cost danexpense memiliki perbedaan yang
mendasar ditinjau dari segi manfaat yang akan diterima pada masa yang akan
datang. Oleh karena itu manajemen perusahaan harus mengerti dan memahami
secara tepat perbedaan antara kedua istilah tersebut, sebab bilamana manajemen
tidak mampu membedakannya, maka akan mempengaruhi manajemen dalam
membuat perencanaan dan pengendalian.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu
manfaat yaitu peningkatan laba baik pada masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya yang tepat merupakan hakekat bagi manajemen untuk
mengumpulkan dan menggunakan informasinya dengan cara selektif
mungkin. Menurut Polimeni dan Fanbozi (1991:13), biaya diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Unsur Produk
Unsur biaya suatu produk, atau komponen yang utuh terdiri dari bahan-
bahan, buruh langsung dan biaya overhead pabrik. Penggolongan ini
menyediakan manajemen dengan keperluan informasi untuk mengukur suatu
pendapatan dan menetapkan harga suatu produk. Adapun unsur produk di
kelompokkan sebagai berikut:
10
1. Bahan-bahan. Ini merupakan unsur yang penting yang dipakai di dalam
produksi untuk diubah menjadi barang jadi dengan penambahan upah
langsung dan biaya overhead. Harga pokok dari bahan ini dibagi ke dalam
bahan baku dan bahan penolong.
2. Bahan baku. Semua bahan yang dapat di kenal dan produksi produk jadi yang
dapat dengan mudah ditelusuri kepada produk jadi tersebut dan
mencerminkan bagian harga pokok utama di dalam memproduksi produk
jadi tersebut.
3. Bahan penolong. Semua bahan yang melekat di dalam produksi suatu produk
selain dari bahan baku (bahan langsung).
4. Upah buruh. Buruh merupakan usaha mental dan fisik yang dicurahkan
di dalam produksi suatu produk. Biaya upah buruh dibagi ke dalam
upah langsung dan upah tidak langsung.
b. Hubungannya dengan Produksi
Biaya dapat dikelompokkan sesuai dengan hubungannya dengan
produksi. Penggolongan ini sangat erat sekali dengan unsur biaya dari suatu
produk (bahan-bahan, upah buruh dan biaya overhead pabrik) dan tujuan
pengawasan. Dua kategori yang didasarkan atas hubungannya dengan produksi
adalah biaya utama dan biaya konversi.Biaya Utama (Prima Cost). Biaya utama
adalah biaya yang terdiri dari bahan baku dan upah langsung yang berhubungan
dengan produksi.
11
c. Hubungannya dengan Volume
Biaya akan berubah-ubah sejalan dengan perubahan volume produksi.
Memahami perilakunya merupakan hal yang sangat penting bagi penyiapan
anggaran dan analisa pelaksanaan. Menurut kategori ini, biaya dikelompokan
sebagai berikut
1. Biaya variabel adalah biaya di mana total biaya cenderung berubah sesuai
dengan perubahan volume atau hasil.
2. Biaya tetap adalah biaya di mana total biaya relatif tetap sampai dengan
tingkat output tertentu.
3. Semi variabel. Biaya ini memiliki sifat tetap dan sifat variabel, karena itu
biaya ini sering disebut sebagai biaya campuran (mixed cost)
4. Biaya penutupan. Biaya penutupan terdiri dari biaya tetap yang masih
harus dibebankan meskipun tidak ada produksi.
d. Departemen di mana dilakukan pembebanan
Suatu departemen adalah suatu divisi fungsi utama dari suatu bisnis.
Penetapan biaya perdepartemen membantu manajemen mengawasi biaya
overhead dan mengukur pendapatan. Berbagai departemen berikut ini dapat di
jumpai di berbagai perusahaan industri.
1. Departemen Produksi. Departemen ini secara langsung berhubungan dengan
produksi barang dan meliputi berbagai departemen yang terlibat untuk
mengkonversi atau memproses barang.
12
2. Departemen Jasa. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung
dengan produksi suatu barang. Fungsinya memberikan berbagai jasa
untuk departemen lainnya.
e. Bidang fungsi
Biaya yang dikelompokkan menurut fungsi dikumpulkan sesuai
dengan aktivitas yang dikerjakan. Semua biaya yang terjadi di perusahaan industri
dibagi ke dalam biaya produksi, pemasaran, administrasi, serta keuangan.
Dan didefinisikan sebagai berikut:
1. Biaya Produksi. Biaya ini berhubungan dengan produksi dari suatu barang.
Biaya produksi terdiri dari jumlah biaya bahan baku, biaya upah
langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya Pemasaran. Biaya yang berhubungan dengan pemasaran barang
hasil produksi. Biaya pemasaran meliputi sewa kendaraan dan biaya supir.
3. Biaya Administrasi. Biaya yang dibebankan dalam rangka pembimbingan,
pengawasan dan pelaksanaan kerja suatu perusahaan dan meliputi gaji
yang dibayarkan kepada manajemen dan staf tata usaha.
4. Biaya Keuangan (Financial Cost). Biaya yang berhubungan untuk
memperoleh dana untuk menjalankan perusahaan.
f. Periode Pembebanan terhadap Pendapatan
Cost dapat juga dikelompokkan berdasarkan kapan mereka dibebankan
kepada pendapatan. Adakalanya biaya dicatat pertama-tama sebagai harta/aktiva
dan kemudian sebagai biaya sewaktu mereka dipakai atau habis waktunya.
Pengelompokan harga perolehan ke dalam kategori yang berkaitan dengan
13
periode mana mereka bermanfaat membantu manajemen di dalam pengukuran
pendapatan di dalam membandingkan biaya terhadap penghasilan dalam periode
yang wajar. Dua kategori yang digunakan adalah:
1. Biaya produk (Product Cost). Biaya ini secara tidak langsung dapat
diidentifikasikan dengan suatu produk, yang antara lain terdiri dari biaya
bahan baku, upah langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak
memberikan manfaat sampai produk itu dijual dan karena itu disimpan
menurut tingkat penyelesaian dari produk tersebut.
2. Biaya Periode (Periode Cost). Biaya yang tidak berhubungan secara
langsung dengan suatu produk tidak diinvestarisasi. Bila harga perolehan atas
dasar waktu mempunyai manfaat hanya satu periode, ia disebut
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) sebab ia secara langsung
diperbandingkan terhadap pendapatan di dalam periode di mana harga
perolehan itu di bebankan.
g. Biaya Kesempatan
Karena sumber kekayaan perusahaan sering terbatas, perencanaan yang
tepat adalah sangat penting. Biaya dan manfaat diharapkan dari berbagai
keputusan melibatkan investasi jangka panjang yang seharusnya di analisa
secara hati-hati oleh manajemen. Manajemen sebaiknya memasukkan analisa
biaya kesempatan untuk setiap keputusan. Biaya kesempatan (opportunity cost)
didefinisikan sebagai nilai manfaat yang dapat diukur yang dapat diperoleh
dengan memilih serangkaian tindakan alternatif.
14
B. Biaya dan Hubungannya dengan Volume
Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan
dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan
dalam jumlah. Menurut Carter (2002:43) biaya dalam hubungannya dengan
volume dibagi atas :
1. Biaya Tetap. Bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan.
Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan
meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Tanggung jawab
pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada tingkat manajemen
menengah atau manajemen eksekutif dibandingkan dengan supervisor operasi.
2. Biaya Variabel. Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional
terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Dengan kata
lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan
dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biasanya biaya
variabel dapat dibebankan ke supervisor pada tingkat operasi tertentu. Biaya
variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
3. Biaya Semivariabel. Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap
dan biaya variabel. Jenis biaya ini disebut biaya semivariabel. Misalnya,
biaya listrik biasanya adalah biaya semivariabel. Listrik yang digunakan
untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena cahaya tetap
diperlukan tanpa mempedulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang
15
digunakan sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi
bergantung pada penggunaan peralatan.
C. Pembebanan Biaya
1. Full Costing
Menurut Samryn (2001:63), pendekatan full costing yang biasa juga
disebut sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi di mana
biaya-biaya diorganisir dan disajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi,
administrasi, dan penjualan.
2. Variabel Costing
Sedangkan variabel costing menurut Samryn (2001:64) adalah suatu
format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya di mana biaya-biaya
dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan
menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi, dan penjualan. Pendekatan ini juga
dikenal dengan istilah direct costing approach.
D. Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing
Metode full costing maupun variable costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi. Menurut Hilton (2008:257) perbedaan
pokok yang ada di antara metode tersebut adalah terletak pada perlakuan
terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Adanya perbedaan perlakuan
terhadap biaya produksi tetap ini akan mempunyai akibat pada perhitungan harga
produksi dan penyajian laporan rugi laba.
16
1. Perbedaan Metode Full Costing Dengan Metode Variabel CostingDitinjau Dari Sudut Penentuan Harga Pokok Produksi
Hilton (2008:257) memberikan definisi dan perbedaan penentuan harga
pokok produksi melalui metode full costing maupun variabel costing. Full costing
atau sering pula disebut abssorption atau conventional costing adalah metode
penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi,
baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dalam metode
full costing, biaya overhead dibebankan kepada produk yang diproduksi atas
dasar tarif yang ditentukan pada kapasitas normal atas dasar biaya overhead
pabrik sesungguhnya.Variable costing adalah metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variable saja ke dalam
harga pokok produk, metode ini dikenal dengan nama direct costing. Istilah
direct costing sebenarnya sama sekali tidak berhubungan dengan istilah direct
cost (biaya langsung), langsung atau tidak langsungnya suatu biaya tergantung
erat tidaknya hubungan biaya dengan obyek penentuan biaya.
2. Perbedaan Metode Full Costing dengan Metode Variable CostingDitinjau dari Sudut Penyajian Laporan Rugi Laba
Menururt Hilton (2008:261), ditinjau dari penyajian laporan rugi
laba, perbedaan pokok antara metode variable costing dengan full costing
adalah terletidak pada klasifikasi pos-pos yang disajikan dalam laporan rugi laba
tersebut.
Laporan rugi laba yang disusun dengan metode full costing
menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya
dengan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan (functional-cost
17
classification). Dalam laporan rugi laba variable costing tersebut biaya tetap
disajikan satu kelompok tersendiri yang harus ditutup dari laba kontribusi yang
diperoleh perusahaan, sebelum timbul laba bersih. Dengan demikian semua
biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri dalam laporan rugi laba.
E. Manfaat dan Kelemahan Metode Penentuan Variable Costing
1. Manfaat Variable Costing
Dengan menyajikan informasi biaya yang dikelompokkan sesuai dengan
perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan perusahaan.
Menurut Hilton (2008:263) manfaat laporan keuangan yang disusun berdasarkan
metode variable costing bagi manajemen :
a. Perencanaan laba jangka pendek
Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen
memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya
tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya
biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan
keputusannya. Oleh karena itu metode variable costing yang menghasilkan
laporan rugilaba yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari
informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk
perencanaan laba jangka pendek.
b. Pengendalian biaya
18
Variable costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk
mengendalikan period cost dibanding informasi yang dihasilkan oleh full costing.
Dalam full costing biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya
overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu
manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost tertentu yang dapat
dikendalikan.
Di dalam variable costing, period cost yang terdiri dari biaya yang
berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan
rugilaba sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Dengan dipisahkannya biaya
tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan rugi-laba variable
costing,manajemen dapat memperoleh informasi yang lebih relevan, sehingga
pengendalian biaya tetap dalam jangka waktu pendek dapat dilakukan oleh
manajemen.
c. Pembuatan keputusan
Penentuan harga pokok variabel dapat bermanfaat bagi manajemen dalam
menyajikan data relevan untuk pengambilan keputusan dalam jangka pendek.
Biaya tetap dalam jangka pendek jumlah totalnya tetap konstan, sedangkan
biaya variabel akan terpengaruh oleh alternatif pengambilan keputusan.
Olehkarena itu, umumnya dalam jangka pendek biaya variabel merupakan
biaya relevan, kecuali beberapa jenis elemen biaya tetap yang dapat dihindarkan
juga merupakan elemen biaya relevan.
2. Kelemahan Penentuan Variabel Costing
19
Setelah diuraikan manfaat informasi yang dihasilkan oleh metode variable
costing, berikut ini diuraikan kelemahan-kelemahan metode tersebut:
a. Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap sebenarnya
sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel dan
benar-benar tetap. Suatu biaya digolongkan sebagai suatu biaya variabel jika
asumsi berikut ini dipenuhi:
1) Bahwa barang atau jasa tidak berubah.
2) Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah.
3) Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi.
Sedangkan biaya tetap dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji
manajer produksi, pemasaran, dan keuangan.
2) Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya biaya
depresiasi dan sewa kantor yang dikontrakkan untuk jangka panjang.
b. Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang
lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat
umum harus dibuat atas dasar metode full costing. Menurut pendukung
full costing, jika biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan dalam
harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan akan menghasilkan
informasi harga pokok produk yang tidak wajar.
Biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya biaya overhead pabrik
variabel diperlukan untuk memproduksi dan oleh karena itu menurut
metode full costing, harus dibebankan sebagai biaya produksi. Metode
20
variable costing memang lebih ditujukan untuk memenuhi informasi bagi
kepentingan internal perusahaan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan mudah
oleh metode variable costing dengan cara mengubah laporan rugi-laba
variable costing ke dalam full costing.
c. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan
perubahan-perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatan
usahanya bersifat musiman, variable costing akan menyajikan kerugian yang
berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam
periodeperiode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal.
d. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan
harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah,
sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan
analisis keuangan.
F. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit.
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
kasehatan dan penelitian (Trisnantoro, 2004). Rumah sakit dibedakan menjadi
enam golongan berdasarkan kepemilikannya, yaitu sebagai berikut ini.
a. Rumah sakit milik Pemerintah
b. Rumah sakit milik militer
c. Rumah sakit milik Yayasan Keagamaan dan Kemanusiaan
d. Rumah sakit swasta milik dokter
21
e. Rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari keuntungan
f. Rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah sakit
menurut Sabarguna (2003:13) adalah:
“Rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan pemondokan yang
memberikan jasa pelayanan medik jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri
atas tindakan observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif untuk orang-orang
yang menderita sakit, terluka, dan untuk mereka yang mau melahirkan. Bisa juga
di samping itu menyediakan atau tidak menyediakan pelayanan atas dasar berobat
jalan kepada pasien-pasien yang bisa langsung pulang”.
Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Departemen Kesehatan
(1978), yaitu suatu kompleks atau ruangan yang dipergunakan untuk menampung
orang sakit dan atau bersalin atau kamar-kamar untuk orang sakit yang berada
dalam satu perumahan khusus, seperti rumah sakit bersalin, rumah sakit khusus,
dan rumah sakit lembaga masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa rumah sakit
adalah suatu kompleks atau rumah atau ruang untuk menampung orang sakit atau
bersalin yang memberikan pelayanan berobat jalan, rawat inap, dengan fasilitas
diagnostik dan terapi yang lengkap.
Dilihat dari bidang kegiatannya, rumah sakit bergerak di bidang jasa yaitu
22
jasa pelayanan medik. Menurut Sabarguna (2003:19), bahwa:
“Fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan bagi penderita melalui pelayanan rawat jalan dan
rawat inap yang bersifat spesialistik dan subspesialistik”.
Pelayanan medik yang dilakukan oleh rumah sakit mendapatkan imbalan,
baik dari masyarakat pemakai jasa rumah sakit maupun melalui pihak ketiga yaitu
asuransi, askes, atau perusahaan penjamin lainnya.Rumah sakit pemerintah dapat
berupa rumah sakit milik pemerintah pusat atau pemerintah daerah terdiri dari
rumah sakit umum, rumah sakit khusus yang meliputi rumah sakit jiwa, rumah
sakit kusta, rumah sakit tuberkulosa, paru-paru, rumah sakit bersalin dan lain-lain.
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat untuk semua jenis penyakit dari pelayanan dasar
sampai subspesialistik menurut kemampuannya. Rumah sakit merupakan suatu
lembaga yang padat karya, padat modal dan padat teknologi maupun waktu. Padat
karya karena rumah sakit bergerak di bidang jasa yang melibatkan banyak tenaga
kerja, yaitu di bidang medik, paramedik perawatan, paramedik non perawatan,
dan tenaga non medis. Padat modal dan teknologi karena rumah sakit yang baik
haruslah didukung dengan investasi yang besar dalam mencukupi pengadaan
fasilitas pelayanan seperti gedung, peralatan kedokteran yang canggih, obat-
obatan, tenaga dokter ahli, serta fasilitas penunjang lainnya (kendaraan, peralatan
kantor, dan lainnya).
23
Sedangkan padat waktu dikarenakan rumah sakit dalam memberikan
pelayanannya berlangsung selama 24 jam sehari dan tidak mengenal hari libur.
Sedangkan pengertian rawat inap menurut Departemen Kesehatan (1978), yaitu:
“Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik, dan atau pelayanan medik lainnya”. Pelayanan rawat inap
merupakan sumber utama pendapatan operasional pengendalian manajemen
rumah sakit. Oleh karena itu semakin besar rumah sakit maka semakin kompleks
permasalahan biayanya, maka diperlukan pengelolaan yang baik agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan dalam pembebanan biaya perawatan yang akan
mempengaruhi kepuasan pasien dan pada akhirnya membuat citra buruk rumah.
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh rumah sakit dalam pelaksanaan
pencatatan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pada prinsipnya
berpedoman pada Standar Akuntansi Keungan Indonesia. Dasar akuntansi yang
digunakan adalah dasar akrual (accrual basis) yang berarti tidak hanya
membukukan penerimaan dan pengeluaran kas saja, tetapi juga mengakui setiap
hak yang akan diterima dan mengakui kewajiban yang harus dibayar. Pada
umumnya akuntansi untuk perusahaan jasa seperti rumah sakit lebih
mementingkan pada akun pendapatan dan beban.
Pendapatan dan beban operasional rumah sakit sangat berkaitan erat dalam
penentuan tarif sewa kamar pada sebuah rumah sakit. Salah satu sumber
pendapatan di rumah sakit adalah pendapatan rawat inap. Pendapatan ini
merupakan hasil perkalian antara tarif sewa kamar dengan
24
jumlah hari hunian.
G. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit Dalam Pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimum Standar Pelayanan Minimum berisikan indikator-
indikator mulai dari penyediaan sumber daya, cakupan layanan dan mutu layanan,
yang digunakan sebagai alat ukur keberhasilan. Bagi rumah sakit, penetapan dan
pencapaian indikator-indikator SPM tersebut adalah hak untuk :
1. Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yangberlaku di rumah sakit
sesuai dengan kondisi atau keadaan yang ada di rumah sakit tersebut (hospital
by laws).
2. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala
peraturan rumah sakit.
3. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala
instruksi yang diberikan dokter kepadanya.
4. Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit
melalui panitia kredensial.
5. Rumah sakit berhak menuntu pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi
(termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain-lain).
6. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum.
Sedangkan kewajiban rumah sakit adalah :
1. Rumah sakit wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah.
25
2. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan
suku, ras, agama, seks, dan status sosial pasien.
3. Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan
kelas perawatan (duty of care).
4. Rumah sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas
perawatan (qualityof care).
5. Rumah sakit wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit UGD tanpa
meminta jaminan materi terlebih dahulu.
6. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan perawatan umum yang
dibutuhkan.
7. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan medik(medical
equipment) sesuai dengan standar yang berlaku.
8. Rumah sakit wajib menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam
keadaan siap pakai (ready for use).
9. Rumah sakit wajib merujuk pasien kepada rumah sakit lain apabila tidak
memiliki sarana prasarana, peralatan, dan tenaga yang diperlukan.
10. Rumah sakit wajib mengusahakan adanya sistem, sarana, dan prasarana
pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.
11. Rumah sakit wajib melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi
dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapat
perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya.
12. Rumah sakit wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang
bekerja di rumah sakit tersebut.
26
13. Rumah sakit wajib membuat standar dan prosedur tetap baik untuk pelayanan
medik, penunjang medik, dan non medik. Indikator Standar Pelayanan
Minimum
Standar Pelayanan Minimal RSUD bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat memberikan layanan
paripurna.
2. Memberikan pemberdayaan sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana RSUD agar dapat memberikan
peningkatan pelayanan kesehatan. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Umum Daerah
Kabupaten Pinrang adalah standar pelayanan berdasarkan kewenangan
yang telah diserahkan, yang harus dilaksanakan Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar dalam penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai instrument
pembinaan dan pengawasan pemerintah Kota Makassar kepada Rumah Sakit
Bhayangkara.
Standar pelayanan berisikan indikator-indikator kinerja yang
penetapannya harus memenuhi empat kriteria sebagai berikut :
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang
akan dinilai. Dengan demikian, indikator memiliki target pencapaian yang
realistis dan dapat dicapai sesuai dengan kemampuan minimum yang dimiliki
rumah sakit sesuai dengan kelasnya.
27
2. Dapat dipercaya (reliable),yaitu didasarkan pada data yang akurat dan
didokumentasikan sesuai dengan sistem informasi yang memadai.
3. Sensitif, yaitu cukup peka terhadap kebutuhan pengendalian dan pengambilan
keputusan perencanaan.
4. Spesifik, yaitu memiliki tujuan tertentu sehingga dapat menunjukkan obyek
penilaian yang jelas pada pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi.
Setiap indikator ditetapkan standar minimum pencapaiannya. Standar
minimum adalah suatu kondisi minimum yang mampu dicapai Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar dalam kurun waktu tertentu. Standar Pelayanan Rumah
Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit,
pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat
inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.
Indikator adalah merupakan variabel ukuran atau tolak ukur yang dapat
menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu untuk mengukur
kinerja rumah sakit. Ada beberapa indikator, yaitu:
1. Input, yang dapat mengukur bahan alat sistem prosedur atau orang yang
memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur
tetap, dan lain-lain.
2. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan misalnya
kecepatan pelayanan, ketetapan pelayanan, pelayanan yang ramah, dan lain-
lain.
3. Output, yang dapat menjadi tolak ukur hasil yang dicapai, misalnya jumlah
yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan lingkungan.
28
4. Outcome, yang dapat menjadi tolak ukur dan merupakan dampak dari hasil
pelayanan, misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap
pelayanan dan lain-lain.
5. Benefit adalah tolak ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
maupun penerima pelayanan atau pasien, misalnya biaya pelayanan yang lebih
murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
6. Impact, tolak ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya
angka kematian ibu dan bayi yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.
Selanjutnya indikator tersebut dijabarkan menjadi indikator kinerja
berdasarkan jenis pelayanan, antara lain : gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,
bedah sentral, KIA, ICU, radiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi, gizi,
UTDRS, rekam medik, pengelolaan limbah, administrasi dan manajemen,
ambulance, pemulangan jenazah, IPSRS, laundry, dan PPI (Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi). Atas kelompok-kelompok pelayanan tersebut, ditetapkan
jenis pelayanan yang merupakan area pengukuran, indikator kinerja sebagai tolak
ukur penilaian, standar minimum yang mampu dicapai dan target pencapaian pada
tahun dasar dan tahun pencapaiannya. Proyeksi pencapaian pada tahun dasar yang
ditetapkan pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar didasarkan pada hasil
pengukuran tahun 2011 sedangkan tahun pencapaian standar minimum ditetapkan
pada tahun 2012 sampai 2016.
29
H. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1.Kerangka Pikir
RSU.BHAYANGKARAMAKASSAR
Metode directcosting
Penentuan tarifkamar per unit
Alokasi biaya
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian dilakukan di salah satu rumah sakit di Makassar
yaitu “RSU Bhayangkara Makassar” yang beralamatkan Jln. H. Mappaoddang,
Kec.Tamalate. Sedangkan waktu penelitian diperkirakan selama dua bulan yaitu
bulan April sampai Mei 2015.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif analisis adalah metode analisis yang digunakan untuk memproleh
gambaran yang jelas, sistematik, dan akurat mengenai suatu objek penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi, menyiapkan, mengelola
data lalu dianalisis dan dihasilkan kesimpulan dan pembuatan saran.
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu
berupa data-data yang diwujudkan dengan angka-angka hasil perhitungan atau
pengukuran yang berhubungan dengan biaya, harga pokok produk dan rugi laba
perusahaan.
C. Subyek Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah
pemilik “RSU Bhayangkara Makassar”, dimana informasi–informasi yang
31
dibutuhkan Peneliti diperoleh melalui pemilik yang sekaligus sebagai Manajer
Perusahaan dan Para Staff di RumahSakit itu sendiri.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Dimana data
kuantitatif adalah data yang dapat di ukur dengan satuan angka antara lain biaya
bahan baku, biaya bahan baku penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik tetap, biaya tenaga kerja tak
langsung serta biaya-biaya administrasi dan umum dari pemilik RSU
Bhayangkara Makassar, sedangkan data kualitatif yaitu data yang diperoleh
dalam bentuk penjelasan dan uraian dari pemilik dan staf RSU Bhayangkara
Makassar.
2. Sumber Data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung penelitian dari manajer dan
staf “RSU Bhayangkara Makassar” yang diberi wewenang untuk
memberikan data yang diperlukan berupa biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi baik melalui wawancara maupun pengamatan langsung
dengan manajer dan staf “RSU Bhayangkara Makassar.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber
lainnya dan berkaitan atau relevan dengan objek yang diteliti seperti
32
kepustakaan, buku-buku literature dan catatan kuliah serta laporan
keuangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data yang harus
disesuaikan dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan sehingga
diperlukan metode pengumpulan yang tepat untuk memperoleh data yang
dibutuhkan. Oleh karena itu untuk memperoleh data peneliti menggunakan beberapa
metode pengumpulan data yaitu:
1. Metode wawancara (interview)
Interview atau wawancara menurut Narbuko dan akhmadi (2005:83)
adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan.
Sedangkan Burhan Bungin (2010:62) mengartikan wawancara atau
interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
Spedoman (guide) wawancara.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
33
diteliti, dan juga peneliti ingin hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil (sugiono,2010:137)
Dalam hal ini peneliti melakukan Tanya jawab sepihak secara langsung
dengan manager dan karyawan perusahaan yang di tunjuk untuk memberikan
informasi seputar aktivitas-aktivitas selama produksi berlangsung serta jenis dan
jumlah biaya yang di keluarkan selama proses produksi berlangsung.
2. Metode Dokumentasi
Menurut Yatim Riyanto (2007,82), metode observasi merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.
Sedangkan Narbuko dan achmadi (2005,70) mengartikan Observasi (pengamatan)
adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Dalam metode dilakukan secara langsung untuk memperoleh data dari
perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung terhadap proses produksi “RSU Bhayangkara
Makassar) sehingga mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
F. Metode Analisis Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi dan variabel yang timbul di
masyarakat, yang menjadi obyek penelitian, berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian
34
membandingkannya dengan kondisi, situasi ataupun variabel yang diterapkan oleh
obyek penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan analisis tarif rumah sakit saat ini.
2. Menetapkan metode biaya berdasarkan activity based costing dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengindentifikasi biaya dana aktivitas sumber daya. Langkah pertama
dalam merancang activity based costing system. Adalah melakukan
analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dana
aktivitas rumah sakit.
b. Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas. ABC menggunakan
penggerak biaya konsumsi sumber daya untuk membebankan biaya
sumber daya keaktivitas. Karena aktivitas memicu timbulnya biaya dari
sumber daya yang digunakan dalam operasi, suatu rumah sakit harus
memilih penggerak biaya konsumsi sumber daya berdasarkan hubungan
sebab-akibat.
c. Membebankan biaya aktivitas pada obyek biaya. Langkah terakhir
adalah membebankan biaya aktivitas atau tempat penampungan biaya
aktivitas pada output be\rdasarkan penggerak biaya konsumsi aktivitas.
35
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Berawal dari perintah lisan Pangdak XVIII Sulselra Brigjen Imam Supoyo
kepada Kapten Polisi dr. Adam Iman Santosa pada tanggal 2 November 1965, untuk
menempati dan memfungsikan bekas Sekolah Polisi Negara Djongaya menjadi
Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar.
Satu bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 1 Desember 1965 mulai
difungsikan Poliklinik Umum dan bagian Kebidanan. Saat itu juga Lettu Polisi dr.
Zainal Arifin yang bertugas di poliklinik Poltabes Makassar mulai aktif di Poliklinik
Umum dan dr. Abadi Gunawan di bagian Kebidanan Rumah Sakit Kepolisian
Makassar. Pada tanggal 1 September 1966 mulai difungsikan bangsal laki-laki,
bangsal wanita dan bangsal anak-anak.
Pada tanggal 1 Januari 1967 bagian rontgen difungsikan. Tanggal 2 November
1968 diusulkan pendidikan SPK C dengan lama pendidikan 2 (dua) tahun, oleh dr.
Adam Iman Santosa dan diteruskan oleh Pangdak VIII Brigjen Pol. Johny Anwar ke
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sehingga bulan Juni 1969 Pendidikan
SPK C angkatan I dimulai atas izin Depkes RI
Tanggal 1 September 1969 dilakukan renovasi gudang kaporlap SPN Jongaya
menjadi ruang pertemuan personil Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara. Tanggal 10
Januari 1970 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara diakui secara resmi oleh Mabes
36
Polri dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol : B/117/34/SB/1970 yang
ditandatangani oleh Wakapolri Inspektur Jenderal Polisi T.A. Aziz, yang berbunyi
sesuai teks aslinya sebagai berikut :
Menarik Surat Saudara tanggal 29 April 1969 No. Pol. : 346/Kes/III/69, dengan
ini dipermaklumkan, bahwa kami sangat menghargai usaha tersebut dalam rangka
meningkatkan kesedjahteraan, chususnja dalam perawatan kesehatan
anggota/pegawai sipil dan keluarganja, sekaligus merupakan pengisian dari pada
fungsi dan organisasi seksi kesehatan Komdak XVIII/Sulselra. Mengenai pembinaan
selandjutnja dilaksanakan melalui Direktorat Kesehatan Mabak meurut ketentuan-
ketentuan jang berlaku dan menjesuaikan dengan kemampuan keuangan jang ada.
Dengan demikian Rumah Sakit tersebut setjara resmi kami njatakan menjadi
:”Rumah Sakit Kepolisian R.I.” dan merupakan formasi organik dari Seksi
Kesehatan Komdak XVIII/Sulselra.
Tanggal 10 Desembar 1979 SPK C secara resmi ditutup dan diganti dengan
nama SPK Gaya Baru, yang hanya berlangsung selam 2 (dua) tahun yakni tahun
1979-1980, dan pada tahun 1980 SPK Gaya Baru berubah menjadi SPK dengan masa
pendidikan 3 (tiga) tahun, dan pada tahun 1984 menerima anggota Polri dari seluruh
Indonesia untuk dididik menjadi tenaga kesehatan.
Perkembangan fisik Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar dimulai
pada tanggal 7 Oktober 1971 dengan diresmikannya ruang Disdokkes dan Rumah
Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar oleh Kapolda Sulsel.
37
Pembangunan tahap pertama tahun 1973 yang ditandai dengan diresmikannya
ruang perawatan Perwira (paviliun). Tahun 1977 dengan dukungan anggaran dari
Menhankam Pangab Jenderal M.Yusuf, dibangunlah sarana pendukung diagnostik
dan sarana pelayanan kesehatan.
Pembangunan tahap kedua tahun 1983 terdiri atas Ruang Perawatan Anak 2
(dua) lantai, Ruang Fisioterapi dan Gizi serta Ruang Gawat Darurat. Tahun 1996
diresmikan ruang Otopsi dan Musholla, tahun 1997 diresmikan Ruang ICU dan
Ruang Operasi, tahun 2000 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar
mendapat bantuan lunak dari Spanyol berupa peralatan kesehatan.
Perkembangan pembangunan selanjutnya adalah pembangunan koridor yang
menghubungakan ruang-ruang perawatan maupun poliklinik, gedung perawatan
Garuda dan Kasuari yang berlantai 2 (dua).
Tanggal 1 Januari 1999 Gedung Kantin Bhayangkara, Gedung Primkoppol dan
tambahan Masjid Bhayangkara diresmikan oleh Kadisdokkes Polda Sulsel Letkol Pol.
dr. S Budi Siswanto.
Tanggal 10 Oktober 2001 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar
berubah status menjadi Rumah Sakit tingkat II dengan Surat Keputusan Kapolri No.
Pol. : SKEP/1549/X/2001.
Untuk menghilangkan kesan bahwa Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara
hanya diperuntukkan bagi anggota Polri maka berdasarkan Surat Keputusan Kapolda
Sulsel No. Pol.:SKEP/321/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001 diputuskan penggantian
38
nama Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar menjadi Rumah Sakit
Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar yang diresmikan oleh Kapolda Sulsel
Irjen Pol. Drs. Firman Gani, sekaligus meminta restu kepada adik kandung.
Tanggal 14 Januari 2009, Depkes RI memberikan Sertifikat Akreditasi Rumah
Sakit Nomor : YM.01.10/III/125/09 dengan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar
yang berlaku tangal 14 Januari 2009 sampai dengan 14 Januari 2012 kepada Rumah
Sakit Bhayangkara Mappa Oudang sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah
memenuhi standar pelayanan yang meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan
Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan Rekam medis. Yang
ditandatangani atas nama Menteri Kesehatan Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik Farid W. Husain.
Peresmian Gedung IGD pada tanggal 18 Sepet 2009 oleh Kapolda Sulsel Irjen
Pol. Drs. Mathius Salempang. Pada tanggal 15 Juli 2009 Ketua Umum Bhayangkari
Ny. Nanny Bambang Hendarso meresmikan Renovasi Ruang Cendrawasih.
Peresmian Renovasi Ruang Perawatan Cendrawasih B pada tanggal 16 Desember
2009 oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. Adang Rochjana.
Peresmian Renovasi Ruang Intermediate Care Unit, USG, Treadmill dan Ruang
Makan Karyawan oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. Adang Rochjana tanggal 17
September 2010.
Tanggal 23 November 2010, Menteri Keuangan RI mengesahkan Penetapan
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar pada Kepolisian Negara
39
Republik Indonesia sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 440/KMK.05/2010, yang ditandatangani Menteri Keuangan Agus
D.W. Septowardojo.
Tanggal 8 Juni 2011 nomenklatur Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa
Oudang Makassar berubah nama menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
dengan kode Kemenkeu 646307.
Pada hari Jumat, tanggal 21 Oktober 2011 jam 14.00 WITA secara resmi
Kapolda Sulsel Inspektur Jenderal Polisi Drs. H. Johny Wainal Usman, MM
melalukan peletakan batu pertama dalam rangka dimulainya renovasi ruang:
Perawatan dan Bedah sentral serta ICU yang berlantai 3 (tiga).
Pada hari Selasa, tanggal 20 November 2013 telah diresmikan dan digunakan
Gedung Perawatan, Bedah Sentral dan ICU Serta Ruang Perkantoran Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. Burhanuddin Andi, S.H.,
M.H.
B. Struktur Organisasi
Pimpinan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Sejak berdirinya pada tanggal 2 November 1965, Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar telah mengalami beberapa kali pergantian Pimpinan/Kepala, yaitu :
1. Letkol Pol dr. Zainal Arifin, Sp. M (1969 – 1985)
2. Letkol Pol. dr. Ida Bagus Putra Djungutan, SP.B (1985 – 1991)
3. Letkol Pol dr. Roesman Roesli, Sp.PD (1991 – 1993)
40
4. Kombes Pol. drg. Peter Sahelangi, DFM (1993 – 2007)
5. Kombes Pol. dr. Syafrizal, MM (2007 – 2009)
6. Kombes Pol. dr. Didi Mintadi, Sp.JP (2009 – 2010)
7. Kombes Pol. dr. Purwadi, MS.,Mars (2010 – 2013)
8. Kombes Pol. dr. Budi Heryadi, MM (2013 - Sekarang
C. Visi dan Misi Rumah Sakit Bhayangkara
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara terbaik di kawasan Timur Indonesia dan
jajaran Polri, dengan Pelayanan Prima dan mengutamakan penyembuhan serta
terkendali dalam pembiayaan.
2. Misi
Misi Rumah sakit Bhayangkara adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dengan meningkatkan
kualitas disegala bidang pelayanan kesehatan, termasuk kegiatan kedokteran
kepolisian (forensik, perawatan tahanan, kesehatan kamtibmas dan DVI) baik
kegiatan operasional kepolisian, pembinaan kemitraan maupun pendidikan dan
latihan.
b. Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
anggaran secara transparan dan akuntabel.
c. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, bermoral dan memiliki budaya
organisasi sebagai pelayan prima.
41
d. Mengelola seluruh sumber daya secara efektif, efisien dan akuntabel guna
mendukung pelaksanaan tugas pembinaan maupun operasional Polri.
3. Nilai
Nilai-nilai yang dijunjung oleh rumah sakit Bhayangkara
a. Disiplin
b. Ekstra Pelayanan Prima
c. Kebersamaan
d. Akuntabilitas dan Transparansi
e. Prestasi Kerja
4. Motto
Motto Rumah Sakit Bhayangkara adalah sebagai berikut :
“Prima dalam pelayanan, utama dalam penyembuhan, terkendali dalam pembiayan”
5. Tujuan
a. Tersedianya pelayanan kesehatan spesialisasi yang lengkap dan sesuai dengan
standar akreditasi
b. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimalisir komplain guna
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar
c. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi
d. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM
42
e. Menjaga kuantitas SDM secara ideal sesuai dengan beban dan ancaman tugas
f. Meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja SDM
g. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dibidang keuangan
h. Terwujudnya pengelolaan seluruh sumber daya lainnya secara efektif, efisien dan
akuntabel.
6. Fasilitas dan Jenis Layanan
a. Mengembangkan pelayanan terpadu
Fokus pengembangan layanan terpadu pada berbagai jenis layanan kesehatan
sesuai dengan kemampuan rumah sakit yang bertujuan untuk memberikan
kemudahan, kecepatan, akurasi, pelayanan prima dan tetap mengutamakan
penyembuhan serta mengendalikan pembiayaan, sehingga fungsi sosial rumah sakit
tetap tidak terabaikan.
b. Pelayanan Kesehatan / Medik yang telah dimiliki rumah sakit lebih dari lima
kegiatan, terdiri atas :
1) Pelayanan Rawat Jalan, terdiri atas :
a) Klinik Umum
b) Klinik Gigi
c) Klinik KB dan KIA
d) Klinik Kecantikan
e) Spesialis Penyakit Dalam
f) Spesialis Anak
43
g) Spesialis Bedah
h) Spesialis Obsgyn
i) Spesialis Ortopedi
j) Spesialis Mata
k) Spesialis Paru
l) Spesialis THT
m) Spesialis Saraf
n) Spesialis Jantung
o) Spesialis Jiwa
p) Spesialis Kulit dan Kelamin
q) Radiologi
r) Spesialisasi Lainnya, yang tidak memiliki poliklinik (bedah urologi, bedah
digestif, bedah plastik, rehab medik, gizi klinik, dll)
2) Pelayanan Rawat Inap, terdiri atas :
a) Pelayanan Rawat Inap Kelas VVIP
b) Pelayanan Rawat Inap Kelas VIP
c) Pelayanan Rawat Inap Kelas I
d) Pelayanan Rawat Inap Kelas II
e) Pelayanan Rawat Inap Kelas III
f) Pelayanan Intensif Care Unit (ICU).
44
7. Klasifikasi dan Kapasitas Tempat Tidur
Tabel 1.
Klasifikasi dan Kapasitas Tempat Tidur Tahun 2014
NO NAMARUANGAN
TIPE KASEPJUMLAHVVIP VIP
AVIP
BVIP
CKELAS
IKELAS
IIKELAS
IIIICU
1 Garuda 1 8 1 - - - - - 102 Cendrawasih - 4 8 - - - - - 123 Merak - - 16 - - - - - 164 Maleo - - 4 4 - - 14 - 225 Merpati - - 1 1 1 10 - - 136 Bangau - - 1 - - 14 - - 157 Gelatik - - 1 - - 10 16 - 278 Kenari - - - - - 16 - - 169 Kasuari - - - 1 6 12 - - 19
10 Kakatua - - - - 2 20 - - 2211 Elang - - - - - 14 - - 1412 Rajawali - - - - - 14 - - 1413 Ketilang - - 2 - 1 4 8 - 1514 Parkit - - - - - 8 14 - 2215 Nuri - - 4 - 6 2 6 - 1816 ICU - - - - - - - 15 15
TOTAL 1 12 38 6 16 124 58 15 270
45
8 Alur Pelayanan Pasien
TKP
UR DOKKES POLRI
(YA) PULANG
(YA) PULANG
RUMAH SAKIT TKP
MENINGGAL (TIDAK) TERATASI
TERATASI
MENINGGAL (TIDAK)
MRS
PENGKAJIAN DANOBSERVASI
TRIAGE
TKP
RUMAH SAKITBHAYANGKARA
HIDUPRAWAT JENASAH
KASEP JENASAH
ADMINISTRASI
KELUARGA
(TIDAK) PEMBERIAN RESEP
RUANGAN
MRS
PULANG
MRS
46
9. Jumlah Tenaga Perawat / Bidan Berdasarkan Status
NO. NAMA RUANGANSTATUS
TOTALPOLRI PNS
KARYAWANBLU
1 URYANWAT 1 3 42 IGD 4 1 18 233 ICU 1 3 11 154 OK 10 6 5 215 CENDRAWASIH 2 8 106 MERAK 2 8 107 GARUDA 1 1 8 108 NURI 3 11 149 BANGAU 2 8 10
10 MALEO 1 1 8 1011 KENARI 2 8 1012 ELANG 1 8 913 RAJAWALI 1 9 1014 MERPATI 1 9 1015 GELATIK 2 9 1116 PARKIT 3 7 1017 KETILANG 2 8 1018 KASUARI 2 8 1019 KAKATUA 1 1 8 1020 POLIKLINIK 11 10 7 2826 DOKPOL 2 1 3
TOTAL 248
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengakumulasian Biaya
Unsur-unsur biaya dari kegiatan operasional pasien rawat inap kelas I Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar untuk selanjutnya dijadikan acuan dalam
pengakumulasian biaya. Adapun periode data yang penulis gunakan adalah satu tahun
2014. Unsur-unsur biaya rawat inap kelas I Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
adalah:
1. Biaya Makan Pasien. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk makan
dan minum pasien rawat inap.
2. Biaya Laundry. Biaya cucian untuk perlengkapan tempat tidur dan
perlengkapan kamar lainnya seperti seprey, gorden, selimut dan lain-lain
3. Jasa Pelayanan. Biaya yang dikeluarkan untuk jasa dokter dan para medis
dalam melakukan tindakan terhadap pasien.
4. Biaya Rekam Medik. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit dalam
memberikan pelayanan berupa dokumentasi hasil pemeriksan pasien.
5. Biaya Karcis. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit sebagai bagian dari
proses pendaftaran pasien untuk memperoleh pelayanan medis.
6. Biaya Bahan medis habis pakai. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit
untuk membeli bahan-bahan medis penunjang pelayanan kesehatan yang masa
pakainya relatif singkat.
47
48
7. Biaya gaji petugas gizi. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk
membayar gaji kontrak petugas gizi.
8. Biaya gaji petugas kebersihan. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk
membayar upah harian petugas kebersihan.
9. Biaya Llstrik dan fasilitas dalam kamar perawatan. Biaya yang dikeluarkan
oleh rumah sakit untuk membayar pemakaian listrik
10. Biaya Air. Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk membayar
pemakaian air.
11. Biaya Sarana (fasilitas kamar). Biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit
untuk membayar fasilitas dalam kamar rawat inap
B. Indikator Penilaian Pelayanan Rumah Sakit
Menurut Direktorat Jenderal pelayanan Medik DEPKES RI pada buku
informasi RS Tahun 1998 bahwa untuk menilai tingkat keberhasilan atau
memberikan gambaran tentang keadaan pelayanan di RS biasanya dilihat dari
berbagai segi yaitu :
1. Tingkat pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan
2. Mutu Pelayanan
3. Tingkat efesiensi pelayanan
Untuk itu diperlukan indikator-indikator yang antara lain sebagai berikut :
49
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
Yaitu Prosentase pemakaian Tempat Tidur pada suatu satuan waktu tertenru.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari
tempat tidur suatu Rumas Sakit. Rumus
Jumlah Hari Perawatan RS x 100 %Jumlah TT x Jumlah hari dalam satu satuan waktu
36539 x 100 %158x 365
=63,36%
Nilai Parameter Dari BOR idealnya adalah 60 –85 %
b. Average Lenght Of Stay (Av LOS)
Yaitu Rata –Rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini dissampinh
memberikan gambarab tingkat efesiensi juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan trcer (perlu
pengamatan lebih lanjut. Rumus
Jumlah lama Perawatan Rumah SakitJumlah Pasien Keluar (H+M)
280089280
3 hari
Ideal dari LOS adalah 6 –9 hari
50
c. Bed Turn Over (BTO)
Yaitu frekuensi pemakaian TT, berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu
Tempat tidur di Rumah Sakit terpakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efesiensi daripada pemakaian tempat tidur.
Jumlah pasien Keluar (H+M)Jumlah Tempat Tidur
9280158
59 kali
Ideal BTO selama 1 tahun adalah 40 –50 Kali
d. Turn Over Interval (TOI)
Yaitu Rata–Rata, tempat tidur tidak ditempati saat terisi berikutnya, indikator
ini juga memberikan gambaran tentang tingkat efesiensi dari pada penggunaan
tempat tidur.
Jumlah (TT x Hari) -JHPJumlah pasien Keluar (H+M)
158 x 365-365399280
2 hari
Ideal Tempat Tidur Kosong adalah 1 –3 Hari
e. Gross Death Rate (GDR)
Yaitu angka kematian umum untuk tiap –tiap 1000 penderita keluar.
51
Jumlah Pasien mati seluruhnyaJumlah pasien Keluar (H+M)
3159280
1 orang
Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar
f. Net Death Rate
Yaitu Angka Kematian lebih dari 48 jam setelah dirawat untuk tiap–tiap 1000
penderita keluar, indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di Rumah
Sakit.
Jumlah Pasien Mati lebih dari 48 jam dirawatJumlah pasien Keluar (H+M)
1239280
1 orang
Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per
1000 penderita keluar.
52
Tabel 2.
Daftar Unsur-Unsur Biaya Rumah Sakit Bhayangkara Makassar tahun 2014
No Nama Biaya Total Biaya
1 Biaya Makan Pasien 457.991.000
2 Biaya Laundry 2.400.000
3 Jasa Pelayanan 188.991.700
4 Biaya Medis Habis Pakai 249.876.000
5 Biaya Gaji Petugas Gizi 16.229.200
6 Biaya gaji Petugas Kebersihan 3.319.000
7 Biaya Rekam Medis 15.034.600
8 Biaya Karcis 1.230.000
9 Biaya Listrik 255.287.200
10 Biaya Air 251.000.000
11 Biaya Sarana 4.364.500
TOTAL 1.445.723.200
C. Identifikasi Biaya Rata-Rata Per Pasien, Biaya Overhead Tetap danVariabel
Untuk menentukan biaya rata-rata rawat Inap kelas I Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar dengan metode variabel costing, penulis terlebih dahulu
menerapkan klasifikasi biaya dengan mengidentifikasi biaya tersebut apakah
53
termasuk biaya tetap atau biaya variabel menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan penambahan volume kegiatan.
Biaya rata-rata per pasien Rumah Sakit Bhayangkara Makassar merupakan
biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Biaya ini terdiri dari biaya tenaga keja langsung dan biaya overhead. Total
biaya per pasien rawat inap kelas I Rumah Sakit Bhayangkara Makassar sebagai
berikut:
Tabel 3
Biaya Operasional Rawat Inap Kelas I Rumah Sakit Bhayangkara MakassarTahun 2014
No Nama Biaya Jumlah
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Jasa Dokter dan Perawat Rp 188.991.700
Biaya Overhead Pabrik
1 Biaya Makanan Pasien Rp 457.991.000
2 Biaya Laundry Rp 2.400.000
3 Biaya Bahan Medis habis pakai Rp 249.876.000
4 Biaya gaji petugas gizi Rp 16.229.200
5 Biaya gaji petugas kebersihan Rp 3.319.000
6 Biaya Rekam Medic Rp 15.034.600
7 Biaya karcis Rp 1.230.000
54
8 Biaya listrik Rp 255.287.200
9 Biaya Air Rp 251.000.000
10 Biaya Sarana Rp 4.364.500
TOTAL Rp 1.445.723.200
Sedangkan penggolongan biaya overhead tetap dan overhead variabel
dilakukan berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan penambahan volume
kegiatan, apakah biaya overhead tersebut berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan atau tidak. Apabila biaya overhead tersebut berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan maka dikategori sebagai biaya variabel. Dan jika
sebaliknya maka akan dikategorikan sebagai biaya overhead tetap
Tabel 3Penggolongan Biaya Overhead
Unsur Biaya-biaya Total Biaya Biaya Overhead Tetap Biaya Overhead Variabel
Biaya Makanan Pasien Rp 457.991.000 √
Biaya Laundry Rp 2.400.000 √
By.Bahan Medis habis pakai Rp 249.876.000 √
By. Gaji Petugas Gizi Rp 16.229.000 √
By. Gaji Petugas kebersihan Rp 3.319.150 √
Biaya Rekam Medis Rp 15.034.600 √
55
Biaya Karcis Rp 1.230.000 √
Biaya Listrik Rp 255.287.200 √
Biaya Air Rp 125.500.000 √
Biaya Sarana Rp 4.364.500 √
TOTAL Rp 26.312.650 Rp 1.104.918.800
D. Perhitungan Biaya Rata-Rata
Karena penulis menggunakan variable costing maka biaya yang diperhitungkan ke
dalam biaya rata-rata adalah semua biaya yang bersifat variabel. Dengan demikian
harga biaya rata-rata menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya sebagai
berikut:
Rumah Sakit Bhayangkara MakassarLaporan Biaya Rata-Rata Rawat Inap Kelas I Periode I Januari–31 Desember 2014
Biaya Tenaga Kerja langsung :
-Jasa Pelayanan:
Dokter & perawat Rp 188.991.700
Biaya Overhead Variabel :
-Biaya Makan Pasien Rp 457.991.000,-
-Biaya Bahan Medis Habis Pakai Rp 249.876.000,-
-Biaya Listrik Rp 255.287.200,-
-Biaya Air Rp 251.000.000,-
56
-Biaya Rekam Medik Rp 15.034.600-
-Biaya Karcis Rp 1.230.000,-
Total Biaya rawat inap kelas I Rp1.230.418.800Rp 1.419.410.500
Dengan mengetahui total biaya rawat inap kelas I, maka kita dapat menghitung biaya
rata-rata yang diperlukan untuk operasional sebuah jenis kamar perhari perorang
sebagai berikut :
Harga pokok kamar perhari perorang:
Harga pokokrawat inap selama setahunJumlah hari rawat inap selama setahun
Rp1.419.410.5003767
= Rp. 376.801,-
Jadi menurut perhitungan biaya rata-rata berdasarkan variable costing maka harga
pokok kamar perhari perorang rawat inap kelas I Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar adalah sebesar Rp.376.801,-
65
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan penulis telah dikemukakan
sebelumnya maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan melakukan pengelompokan biaya-biaya maka dapat diketahui besarnya
biaya rata-rata per pasien kamar rawat inap kelas I Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar adalah sebesar Rp.376.801.
2. Pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar telah sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal yang dibuat oleh rumah sakit tersebut.
B. Saran
Berkut ini beberapa saran yang diusulkan penulis sehubungan dengan
perhitungan biaya rata-rata per pasien berdasarkan metode variable costing di Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar sebagai berikut :
1. Untuk menghadapi persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat, maka
pihak rumah sakit harus meningkatkan pelayanan kesehatan, fasilitas, dan
kemudahan agar pasien dapat merasa lebih nyaman.
2. Penentuan harga harus benar-benar dilakukan dengan sebaik-baiknya.
3. Sebaiknya pihak rumah sakit tidak boleh membeda-bedakan masyarakat dalam
pemberian pelayanan sehingga pasien maupun keluarga merasa nyaman dan
diperhatikan.
57
58
DAFTAR PUSTAKA
Arkinson, Anthny A., et al. Management Accounting, Fifth Edition, Diterjemahkanoleh Miranti KartikaDewi dengan judul Akuntansi Menejemen, Edisi 5. Jilid IJakarta :PT.Indeks, 2009.
Blocher, Edward J.,et al. Cost Management. Diterjemahkanoleh Tim PenerjemahPenerbit Salemba dengan Judul Manajemen Biaya: Penekanan Strategis, Edisi3. Buku 1. Jakarta: SalembaEmpat, 2011
Christianti, Feni. 2005. Evaluasi Penentuan Tarif Sewa Kamar Rumah Sakit BersalinNatalia Boyolali Tahun 2004. Tugas Akhir. Diploma III. Ekonomi Akuntansi.Universitas Sebelas Maret. Tidak di publikasikan.
Dhania Anggraeni Putri. 2011. “Analisis Penggunaan Metode Activity Based CostingSebagai Alternatif dalam Menentukan Tarif SPP SMP-SMA Pada YPI NasimaSemarang Tahun 2010”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Hansen dan Mowen, 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama
Hansen, Don R. Maryanne M Mowen. Management Acconting. Diterjemahkan olehTim penerjemah Penerbit Salemba dengan judul Akuntansi Manajemen, Edisi7. Buku 1. Jakarta: Salemba empat,2004.
Masyhudi AM. 2008. Analisis Biaya Dengan Metode Activity Based CostingKepaniteraan Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula DiRumahSakitPendidikan (StudiKasus Di RumahSakit Sultan Agung)”. ProgramPasca sarjanaUniversitas Diponegoro Semarang.
Mulyadi, 2006. Acitivity Based Cost System :Sistem Informasi Biaya untukPengurangan Biaya, Edisi 6. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Prawironegoro, Darsono.2005. Akuntansi Manajemen . Jakarta: DIADIT MEDIA.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:CV.Alfabeta.
Widiarni, Nova. 2006. Penentuan Unit Cost Kamar Rawat inap dengan Metode FullCosting Pada Rumah Sakit Bersalin Dentatama Sragen Tahun 2005. Tugas
59
Akhir. Diploma III. Ekonomi Akuntansi. Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan
Widianingsih, Sari. Tahun 2009. Peranan Biaya Untuk Menetapkan Tarif SewaKamar Rawat Inap Pada Rumah Sakit Persahabatan. Tugas Akhir. EkonomiAkuntansi. Universitas Gunadarm. Tidak di publikasikan.
Witjaksono, Armanto ; Akuntansi Biaya-Edisi Pertama; Graha Ilmu;.Yogyakarta;2006.
Yulian Danang Eko Saputro. 2010. Activity Based Costing Sebagai MetodePerhitungan Harga Pokok Prduksi di PT. Antar Surya Jaya”. FakultasEkonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
Yusuf, Kartika. 2012. Analisis Biaya Rata-Rata Rumah Sakit Terhadap Pasien RawatInap Kelas 1 Dan Kaitannya Dengan Standar Pelayanan SPM Pada RumahSakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang. Tugas Akhir. Ekonomi Akuntansi.Universitas Hasanuddin. Tidak di publikasikan.
59
1
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
KATA PENGANTAR
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang berdiri sejak tahun 1965, yang manfaatnyasangat besar dalam mendukung tugas operasional kepolisian dan bahkan keluarga besar Polri danmasyarakat umum yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang cukup terjangkau baik dari segipembiayaan maupun kecepatan pelayanan yang diberikan, sesuai dengan motto kami yaitu ;LEBIH BAIK, LEBIH CEPAT, TERJANGKAU (Prima DalamPelayanan, Utama Dalam Penyembuhan, Terkendali DalamPembiayaan).
Selain fakta berdirinya Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, profil ini juga memuat tentangkinerja dari tahun 2010 – 2012 dimana terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam mendukungpelayanan bagi masyarakat Polri maupun masyarakat umum, demikian juga peningkatan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Rumah Sakit Bhayangkara Makassar baik secara kuantitatif maupunkualitatif, peningkatan pendapatan keuangan serta adanyastruktur baru yang secara resmi ditanda tangani oleh Kapolri JENDERAL Drs. TIMUR PRADOPO.Melaui PERATURAN KAPOLRI Nomor : 11 Tahun 2011 tanggal 30 Juni 2011 Tentang SUSUNANORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEPOLISIAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas pelayanan kesehatan, sehinggamanajemen Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, berupaya semaksimal mungkin untukmemberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, menyeluruh dan menitik beratkan pada pelayananprima dengan mempedomani visi, misi, nilai dan motto serta falsafah organisasi yang kami miliki.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan sertaperlindungan bagi kita semua dalam mengabdikan diri bagi nusa dan bangsa.
Makassar, Oktober 2013KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAKASSAR
dr. BUDI HERYADI., MMKOMBES POL NRP 65120808
2
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
KETERANGAN :1. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah masyarakat umum dan SPK Bhayangkara serta
Asrama Polisi2. Sebelah Timur berbatasan dengan Asrama polisi3. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah masyarakat umum dan jalan Mallombassang4. Sebelah Barat berbatasan dengan jalan Mappa Oudang
3
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
SEJARAH RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
1. Berawal dari perintah lisan PANGDAK XVIII SULSELRA BRIGJEN IMAM SUPOYO kepadaKapten Polisi dr. ADAM IMAN SANTOSA pada tanggal 2 Nopember 1965, untuk menempatidan memfungsikan bekas SEKOLAH POLISI NEGARA DJONGAYA menjadi RUMAH SAKITKEPOLISIAN BHAYANGKARA MAKASSAR.
2. Satu bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 1 Desember 1965 mulai difungsikan PoliklinikUmum dan bagian Kebidanan. Saat itu juga Lettu Polisi dr. ZAINAL ARIFIN yang bertugas diPoliklinik Poltabes Makassar mulai aktif di Poliklinik Umum dan dr. ABADI GUNAWAN di bagianKebidanan Rumah Sakit Kepolisian Makassar
3. Pada tanggal 1 Sepet 1966 mulai difungsikan bangsal laki-laki, bangsal wanita dan bangsalanak-anak.
4. Tanggal 1 Januari 1967 bagian rontgen difungsikan5. Tanggal 2 Nopember 1968 diusulkan pendidikan SPK C dengan lama pendidikan 2 (dua)
tahun, oleh dr. ADAM IMAN SANTOSA dan diteruskan oleh Pangdak VIII Brigjen Pol. JohnyAnwar ke Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sehingga bulan Juni 1969 PendidikanSPK C angkatan I dimulai atas ijin Depkes RI
6. Tanggal 1 Sepet 1969 dilakukan renovasi gudang kaporlap SPN Jongaya menjadi ruangpertemuan personil Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara.
7. Tanggal 10 Januari 1970 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara diakui secara resmi olehMabes Polri dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : B/117/34/SB/1970 yang ditandatanganioleh Wakapolri Inspektur Jenderal Polisi T.A.AZIZ, yang berbunyi sesuai teks aslinya sbb :Menarik Surat Saudara tanggal 29 April 1969 No. Pol. : 346/Kes/III/69, dengan inidipermaklumkan, bahwa kami sangat menghargai usaha tersebut dalam rangka meningkatkan
kesedjahteraan, chususnja dalam perawatan kesehatan anggota/pegawai sipil dan keluarganja,
sekaligus merupakan pengisian dari pada fungsi dan organisasi seksi kesehatan Komdak
XVIII/Sulselra.
4
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
Mengenai pembinaan selandjutnja dilaksanakan melalui Direktorat Kesehatan Mabak meurut
ketentuan2 jang berlaku dan menjesuaikan dengan kemampuan keuangan jang ada.
Dengan demikian Rumah Sakit tersebut setjara resmi kami njatakan menjadi :”Rumah Sakit
Kepolisian R.I.” dan merupakan formasi organik dari Seksi Kesehatan Komdak XVIII/Sulselra.8. Tanggal 10 Desembar 1979 SPK C secara resmi ditutup dan diganti dengan nama SPK Gaya
Baru, yang hanya berlangsung selam 2 (dua) tahun yakni tahun 1979 – 1980, dan pada tahun1980 SPK Gaya Baru berubah menjadi SPK dengan masa pendidikan 3 (tiga) tahun, dan padatahun 1984 menerima anggata Polri dari seluruh Indonesia untuk dididik menjadi tenagakesehatan.
9. Perkembangan fisik Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar dimulai pada tangga 7Oktober 1971 dengan diresmikannya ruang Disdokkes dan Rumah Sakit KepolisianBhayangkara Makassar oleh Kapolda Sulsel.
10. Pembangunan tahap pertama tahun 1973 yang ditandai dengan diresmikannya ruangperawatan Perwira (paviliun). Tahun 1977 dengan dukungan anggaran dari MenhankamPangab Jenderal M.Yusuf, dibangunlah sarana pendukung diagnostic dan sarana pelayanankesehatan.
11. Pembangunan tahap kedua tahun 1983 terdiri atas Ruang Perawatan Anak 2 (dua) lantai,Ruang Fisioterapi dan Gizi serta Ruang Gawat Darurat. Tahun 1996 diresmikan ruang Otopsidan Musholla, tahun 1997 diresmikan Ruang ICU dan Ruang Operasi, tahun 2000 Rumah SakitKepolisian Bhayangkara Makassar mendapat bantuan lunak dari Spanyol berupa peralatankesehatan.
12. Perkembangan pembangunan selanjutnya adalah pembangunan koridor yangmenghubungakan ruang-ruang perawatan maupun poliklinik, gedung perawatan Garuda danKasuari yang berlantai 2 (dua).
13. Tanggal 1 Januari 1999 Gedung Kantin Bhayangkara, Gedung Primkoppol dan tambahanMasjid Bhayangkara diresmikan oleh KADISDOKKES POLDA SULSEL LETKOL POL. dr. SBUDI SISWANTO
5
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
14. Tanggal 10 Oktober 2001 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar berubah statusmenjadi Rumah Sakit tingkat II dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/1549/X/2001.
15. Untuk menghilangkan kesan bahwa Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara hanyadiperuntukkan bagi anggota Polri maka berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Sulsel No.Pol.:SKEP/321/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001 diputuskan penggantian nama Rumah SakitKepolisian Bhayangkara Makassar menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa OudangMakassar yang diresmikan oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. FIRMAN GANI, sekaligusmeminta restu kepada adik kandung
16. Tanggal 14 Januari 2009, Depkes RI memberikan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor :YM.01.10/III/125/09 dengan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar yang berlaku tangal 14Januari 2009 sampai dengan 14 Januari 2012 kepada Rumah Sakit Bhayangkara MappaOudang sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar pelayanan yangmeliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, PelayananKeperawatan, dan Rekam medis. Yang ditandatangani atas nama Menteri Kesehatan DirekturJenderal Bina Pelayanan Medik FARID W. HUSAIN.
17. Peresmian Gedung IGD pada tanggal 18 Sepet 2009 oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL.Drs. MATHIUS SALEMPANG
18. Pada tanggal 15 Juli 2009 KETUA UMUM BHAYANGKARI NY. NANNY BAMBANGHENDARSO meresmikan Renovasi Ruang Cendrawasih
19. Peresmian Renovasi Ruang Perawatan Cendrawasih B pada tanggal 16 Desember 2009 olehKAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. ADANG ROCHJANA
20. Peresmian Renovasi Ruang Intermediate Care Unit, USG, Treadmill dan Ruang MakanKaryawan oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. ADANG ROCHJANA tanggal 17 Sepet2010
21. Tanggal 23 Nopember 2010, Menteri Keuangan RI mengesahkan Penetapan Rumah SakitBhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar pada Kepolisian Negara Republik Indonesiasebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
6
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
(PK – BLU), dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 440 / KMK.05 / 2010, yangditandatangani Menteri Keuangan AGUS D.W. SEPTOWARDOJO.
22. Tanggal 8 Juni 2011 nomenklatur Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassarberubah nama menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dengan kode Kemenkeu 646307.
23. Pada hari Jumat, tanggal 21 Oktober 2011 jam 14.00 wita secara resmi KAPOLDA SULSELINSPEKTUR JENDERAL POLISI Drs. H. JOHNY WAINAL USMAN, MM melalukan peletakanbatu pertama dalam rangka dimulainya renovasi ruang : Perawatan dan Bedah sentral sertaICU yang berlantai 3 (tiga).
24. Pada hari Selasa, tanggal 20 Nopember 2013 telah diresmikan dan digunakan GedungPerawatan, Bedah Sentral dan ICU Serta Ruang Perkantoran Rumkit Bhayangkara Makassaroleh Kapolda Sulsel IRJEN POL. Drs. BURHANUDDIN ANDI, S.H., M.H
PIMPINAN RUMKIT BHAYANGKARA MAKASSARSejak berdirinya pada tanggal 2 Nopember 1965, Rumah Sakit Bhayangkara Makassar telah
mengalami beberapa kali pergantian Pimpinan/Kepala, yaitu :1. Letkol Pol dr. ZAINAL ARIFIN, Sp.M (1969 – 1985)2. Letkol Pol. dr. IDA BAGUS PUTRA DJUNGUTAN, SP.B (1985 – 1991)3. Letkol Pol dr. ROESMAN ROESLI, Sp.PD (1991 – 1993)4. Kombes Pol. drg. PETER SAHELANGI, DFM (1993 – 2007)5. Kombes Pol. dr. SYAFRIZAL, MM (2007 – 2009)6. Kombes Pol. dr. DIDI MINTADI, Sp.JP (2009 – 2010)7. Kombes Pol. dr. PURWADI, MS.,MARS (2010 – 2013)8. Kombes Pol. dr. BUDI HERYADI, MM (2013 - Sekarang)
7
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
DENAH RUANG PERAWATAN :
KETERANGAN :
A Perawatan Cenderawasih K Ruang perawata Gelatik dan Merpatiserta CaSep
B Perawatan Merak L Garasi MobilC R. Garuda, R. Nuri, R. ICU, OKB, R.
Staf, AulaM Ruangan Gizi, Fisioterapi dan Logistik
D Ruang Gawat Darurat, Laboratorium,Koperasi
N Ruang makan personil dan kantin
E Ruang Askes PPRS, Rekam medic O Lantai satu Ruang perawatan Kasuaridan Lantai dua ruang PerawatanKakatua
F Ruang Poliklinik dan Perawatan Maleo P MasjidG Ruangan Rontgen dan poliklinik THT Q Lantai satu Ruangan Farmasi Dokkes,
dan Kompartemen Dokpol Rumkit sertaPoli Jiwa. Lantai dua Ruangan KabidDokkes dan staf serta ruangpertemuan.
H Lantai satu Poli Gigi dan Lantai 2Gudang Farmasi
R Ruangan SPK
AB
D
C
E F
GH
IK
J
MN O
P
Q
R
S
L
8
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
I Lantai satu perawatan Bangau danPerwatan Kenari, Lantai dua PerawatanElang dan Perawatan Rajawali.
S Asrama Polisi
J Lantai satu Ruang Ketilang dan Lantaidua Ruang Parkit
VISI :Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara terbaik di kawasan Timur Indonesia dan jajaran Polri,dengan Pelayanan Prima dan mengutamakan penyembuhan serta terkendali dalampembiayaan.
MISI :1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dengan meningkatkan kualitas disegala
bidang pelayanan kesehatan, termasuk kegiatan kedokteran kepolisian (forensik, perawatantahanan, kesehatan kamtibmas dan DVI) baik kegiatan operasional kepolisian, pembinaankemitraan maupun pendidikan dan latihan.
2. Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan anggaransecara transparan dan akuntabel.
3. Meningkatkan kualitas SDM yg profesional, bermoral dan memiliki budaya organisasi sebagaipelayan prima.
4. Mengelola seluruh sumber daya secara efektif, efisien dan akuntabel guna mendukungpelaksanaan tugas pembinaan maupun operasional Polri.
NILAI :1. Disiplin2. Ekstra Pelayanan Prima3. Kebersamaan4. Akuntabilitas dan Transparansi5. Prestasi Kerja
9
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
MOTTO :Prima dalam pelayanan, utama dalam penyembuhan, terkendali dalam pembiayan
TUJUAN :1. Tersedianya pelayanan kesehatan spesialisasi yang lengkap dan sesuai dengan standar
akreditasi2. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimalisir komplain guna meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar3. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi4. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM5. Menjaga kuantitas SDM secara ideal sesuai dengan beban dan ancaman tugas6. Meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja SDM7. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dibidang keuangan8. Terwujudnya pengelolaan seluruh sumber daya lainnya secara efektif, efisien dan akuntabel.
FASILITAS DAN JENIS LAYANAN :1. Mengembangkan pelayanan terpadu
Fokus pengembangan layanan terpadu pada berbagai jenis layanan kesehatansesuai dengan kemampuan rumah sakit yang bertujuan untuk memberikan kemudahan,kecepatan, akurasi, pelayanan prima dan tetap mengutamakan penyembuhan sertamengendalikan pembiayaan, sehingga fungsi sosial rumah sakit tetap tidak terabaikan.
2. Pelayanan Kesehatan / Medik yang telah dimiliki rumah sakit lebih dari lima kegiatan, terdiriatas :a. Pelayanan Rawat Jalan, terdiri atas :
1) Klinik Umum2) Klinik Gigi3) Klinik KB dan KIA4) Klinik Kecantikan
10
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
5) Spesialis Penyakit Dalam6) Spesialis Anak7) Spesialis Bedah8) Spesialis Obsgyn9) Spesialis Ortopedi10) Spesialis Mata11) Spesialis Paru12) Spesialis THT13) Spesialis Saraf14) Spesialis Jantung15) Spesialis Jiwa16) Spesialis Kulit dan Kelamin17) Radiologi18) Spesialisasi Lainnya, yang tidak memiliki poliklinik (bedah urologi, bedah digestif,
bedah plastik, rehab medik, gizi klinik, dll)b. Pelayanan Rawat Inap, terdiri atas :
1) Pelayanan Rawat Inap Kelas VVIP2) Pelayanan Rawat Inap Kelas VIP3) Pelayanan Rawat Inap Kelas I4) Pelayanan Rawat Inap Kelas II5) Pelayanan Rawat Inap Kelas III6) Pelayanan Intensif Care Unit (ICU).
11
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
KLASIFIKASI DAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR :Tabel 1. Klasifikasi dan Kapasitas Tempat Tidur Tahun 2013
NO NAMA RUANGAN TIPE KASEP JUMLAHVVIP VIP A VIP B VIP C KELAS I KELAS II KELAS III ICU1 GARUDA 1 8 1 - - - - - 102 CENDRAWASIH - 4 8 - - - - - 123 MERAK - - 16 - - - - - 164 MALEO - - 4 4 - - 14 - 225 MERPATI - - 1 1 1 10 - - 136 BANGAU - - 1 - - 14 - - 157 GELATIK - - 1 - - 10 16 - 278 KENARI - - - - - 16 - - 169 KASUARI - - - 1 6 12 - - 19
10 KAKATUA - - - - 2 20 - - 2211 ELANG - - - - - 14 - - 1412 RAJAWALI - - - - - 14 - - 1413 KETILANG - - 2 - 1 4 8 - 1514 PARKIT - - - - - 8 14 - 2215 NURI - - 4 - 6 2 6 - 1816 ICU - - - - - - - 15 15
TOTAL 1 12 38 6 16 124 58 15 270
12
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
ALUR PELAYANAN PASIEN
MRS
TKP
UR DOKKES POLRI
TERATASI
RUMKIT TKP
TERATASI
PULANG
PULANG
MENINGGAL
MENINGGAL
RUMKIT BHAYANGKARA
TKP
TRIAGE
PENGKAJIAN & OBSERVASI
RAWAT JENASAH HIDUP
KASEP JENASAH PEMBERIAN TERAPI
PEMBERIAN RESEP
KELUARGA
ADMINISTRASI
PULANG RUANGAN
PULANG RUJUK
YA
YA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
13
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
14
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
15
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
Tabel 2. Data Kepegawaian Menurut Kualifikasi Pendidikan Tahun 2013
TAHUN 2010 2011 2012 2013
16
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
JENIS PELAYANAN PAGU REALISASI SISA %
BELANJA BARANG
Bel. Barang Operasional Lainnya 11.685.000 11.645.000 40.000 99,66
Belanja Untuk Menambah daya tahan tubuh 5.400.000 5.399.250 750 99,99
Belanja Barang Operasional Lainnya 340.800.000 340.572.842 227.158 99,93
Belanja Pengadaan Bahan Makanan 591.300.000 503.640.000 87.660.000 71,05
Belanja By. Pemeliharaan Latsin (Har Alkes) 75.000.000 75.000.000 0 100
Belanja By. Pemeliharaan Latsin (Har. Komp. Printerdan AC)
6.120.000 6.120.000 0 100
Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 17.000.000 17.000.000 0 100,00
Belanja By. Pemeliharaan Latsin (Roda 4) 24.000.000 24.000.000 0 100
Belanja Keperluan Perkantoran (ATK) 34.960.000 34.960.000 0 100
Belanja Barang Operasional Lainnya (Duk.Operasional)
130.200.000 `130.200.000 0 100
Belanja Pengadaan Bahan Makanan 153.300.000 153.200.000 0 100
Belanja Barang Operasional Lainnya (By. Lelang) 1.088.000 1.088.000 0 100
Honor output Kegiatan (Honor Panitia) 1.425.000 1.425.000 0 100
Total Belanja Barang RM 1.392.278.000 1.304.250.092 88.027.908 93,68
BELANJA PEGAWAI 11.803.077.000 12.038.473.857 (235.396.857) 101,99
17
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
JENISPELAYANAN
PAGU REALISASI SISA %
BELANJABARANG
23.948.684.000 22.512.751.531 1.435.932.469 94,00
BelanjaPemeliharaan
475.065.000 324.529.779 150.535.221 68,31
BelanjaPemeliharaan(Perawatan
Gedung)
939.935.000 939.935.000 0 100
Belanja Barang 21.825.684.000 20.840.980.995 984.703.005 95,49Belanja
PenyediaanBarang dan Jasa
BLU Lainnya
468.000.000 314.335.657 153.664.343 67,17
Belanja Perjalanan(By. Perjalanan
Dinas)
240.000.000 92.970.100 147.029.900 38,74
BELANJA GAJI 17.827.592.000 16.548.440.675 1.279.151.325 92,82Belanja Gaji dan
Tunjangan4.322.592.000 4.224.702.846 97.889.154 97,74
Belanja Jasa 13.505.000.000 12.323.737.829 1.181.262.171 91,25
BELANJAMODAL
14.985.243.000 14.137.107.899 848.135.101 94,34
Belanja ModalGedung danBangunan
7.923.833.000 7.374.157.400 549.675.600 93,06
Belanja ModalJalan, Irigasi dan
Jaringan
2.965.410.000 2.799.473.499 165.936.501 94,40
Belanja ModalPeralatan dan
Mesin
4.096.000.000 3.963.477.000 132.523.000 96,76
18
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
URAIAN 2013RAWAT JALAN Rp 2.579.627.960,00
Poli Umum Rp 90.436.000,00Poli Gigi Rp 472.114.000,00
Poli Spesialis Rp 742.895.960,00IGD Rp 1.092.264.000,00
Jasa Administrasi/Karcis/Pendaftaran Rp 181.918.000,00
URAIAN 2013
RAWAT INAP Rp 16.580.430.058,00
a. Perawatan Dewasa Rp 8.206.853.286,75
b. Perawatan Anak Rp 2.816.357.828,85
c. Perawatan Kebidanan Rp 2.194.772.003,45
d. Perawatan ICU Rp 3.362.446.938,95
19
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
URAIAN 2013
Penunjang Rp 14.922.781.574
a. Laboratorium Rp 1.513.711.000
b. Radiologi Rp 480.533.000
c. EKG Rp 9.867.500
d. Fisioteraphy Rp 153.945.000
e. Kamar Operasi Rp 1.959.192.250
f. Apotik Rp 10.122.323.984
g. Ambulance Rp 87.974.000
g. Gizi Rp 1.584.000
h. Narkoba Rp 567.165.840
j. Dokpol Rp 26.485.000
URAIAN 2013
PENDAPATAN HIBAH Rp 26.054.000,00
1 Penerimaan hibah Rp 26.054.000,00
2 Pengembalian hibah Rp -
20
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
URAIAN 2013
PENDAPATAN USAHA LAINNYA Rp 11.931.376.107,101 Jasa Lembaga Keuangan Rp 736.784.677,102 Diklat Rp 603.036.800,003 Sewa Parkir Rp 85.866.842,004 Sewa Kantin Rp 77.718.820,005 Sewa Koperasi Rp 13.319.804,00
6 Sewa ATM BRI Rp -
7 Sewa ATM BNI Rp 16.200.000,008 Sewa ATM BTN Rp 10.785.000,00
9 Sewa AKPER Rp 18.205.000,00
10 Sewa SMK Rp 18.205.000,00
11 PPN Rp 1.924.203.484,0012 PPh 22 Rp 256.029.645,00
13 PPh 21 Rp 267.320.090,00
14 Pengembalian Gaji karyawan Rp -
15 Pendapatan Lain - Lain Rp 1.119.580.945,00
16 Pendapatan Diterima dimuka Rp 6.784.120.000,00
TAHUN KELAS TOTALVIP I II III ICU
2010 13123 5445 42697 22877 2598 86740
2011 13576 5523 43125 23360 2356 879402012 13467 4689 39651 17556 2351 777142013 14296 4021 36355 18071 2038 74781
21
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang
ASET TETAP DAN ASET TIDAK TETAP T.A. 2013No. URAIAN JUMLAH (Rp.)
I Aset Tetap Tanah 33.934.860.800,- Peralatan dan Mesin 26.191.614.688,- Akumulasi penyusutan
peralatan & Mesin(18.392.832.882,-)
Gedung dan Bangunan 4.425.016.900,- Akumulasi penyusutan
gedung & bangunan(2.220.553.558,-)
Jaringan 3.076.611.933,- Akumulasi penyusutan
Jaringan(72.427.473,-)
Aset Tetap Lainnya 11.892.600,- Konstruksi dlm pengerjaan 11.822.195.500,- Aset tak berwujud lainnya 85.000.000,- Aset tetap yg tdk digunakan 1.773.880.900,- Akumulasi penyusutan
Aset tetap yg tdkdigunakan
(1.561.432.300,-)
II Aset Tidak Tetap Barang komsumsi 6.039.350,- Bahan untuk pemeliharaan 2.489.050,- Persediaan lainnya 4.073.864.783,-
JUMLAH 63.156.220.291,-
Demikianlah Profil Rumah Sakit Bhayangkara Makassar bidang pelayanan kesehatan tahun2013 semoga di tahun yang akan mendatang lebih meningkat.
22
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSSARJl. Mappaoudang No. 63 Makassar 90223 Tlp. (0411) 830841 / +6281 14103186 Fax. (0411) 877003
http://www.rumkitmappaoudang.com email : rumkitmappaoudang@gmail.com : RS Bhayangkara Maapaoudang