Post on 01-Oct-2021
SKRIPSI
PENGARUH QUIZIZZ SEBAGAI MEDIA PENILAIAN FORMATIF
BERBASIS WEB 2.0 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Lathifa Utami Dewi
NIM 11150162000067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
PENGARUH QUIZIZZ SEBAGAI MEDIA PENILAIAN FORMATIF
BERBASIS WEB 2.0 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR
Lathifa Utami Dewi, “Pengaruh Quizizz sebagai Media Penilaian Formatif
Berbasis Web 2.0 terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Periodik
Unsur”. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Proses Pendidikan di Indonesia pada abad ke-21 ini mengalami pergeseran sesuai
perkembangan zaman. Penilaian menggunakan metode konvensional berupa paper
test dianggap monoton dan tidak bervariasi sehingga siswa tidak bersemangat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan Quizizz sebagai
media penilaian formatif berbasis web 2.0 berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada materi Sistem Periodik Unsur. Metode penelitian ini yaitu Quasi Experiment
dengan Nonequivalent control group design. Sampel pada penelitian ini adalah
siswa kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 5 sebagai kelas kontrol
yang berjumlah masing-masing 42 siswa. Instrumen yang digunakan berupa tes
pilihan ganda. Teknik analisis data dalam penelitian ini berbantu SPSS versi 24.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Quizizz pada penilaian
formatif materi Sistem Periodik Unsur memberikan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan yang menggonakan metode paper test hal ini dibuktikan dengan hasil
uji hipotesis Independet Sample T Test yang menunjukkan adanya perbedaan rata-
rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam hasil posttest materi Sistem
Periodik Unsur. Manfaat dari penelitian ini yaitu agar siswa dapat merasakan
pengalaman menyenangkan dalam melaksanakan penilaian, selain itu mengurangi
beban guru dalam melaksanakan penilaian karena mempermudah guru dalam
pengkoreksian dan penginputan hasil belajar.
Kata Kunci: Quizizz, penilaian formatif, hasil belajar, sistem periodik unsur.
v
ABSTRACT
QUIZIZZ EFFECT AS A MEDIA 2.0 WEB-BASED FORMATIVE
ASSESSMENT OF STUDENT LEARNING OUTCOMES OF ELEMENTS
PERIODIC SYSTEM
Lathifa Utami Dewi, "Quizizz Effect as a Media 2.0 Web-Based Formative
Assessment of Student Learning Outcomes of Element Periodic System".
Chemistry Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.
The Education Process in Indonesia in 21st century has been shifting according to
the times. Using conventional assessment methods such as paper test is considered
monotonous and not varied, it makes students are not excited. This study aims to
determine whether using of Quizizz as formative 2.0 web-based assessment media
effect on student learning outcomes in Element Periodic System. This research
method is Quasi Experiment with Nonequivalent control group design. The samples
in this study were students of class X IPA 2 as an experimental class and X IPA 5
as the control class, totaling 42 students of each class. The instrument that used are
multiple-choice test. Data analysis techniques in this study assisted by SPSS version
24. The results of this study indicate that using Quizizz in the formative assessment
of Element Periodic System provides higher learning outcomes than those using
paper test method. This is evidenced by the results of hypothesis testing Independet
Sample T Test which indicates the average difference between the control class and
the experimental class in results posttest Elements Periodic System. The benefits of
this research is that students can feel a pleasant experience in conducting
assessments, in addition to reducing the burden on teachers in conducting
assessments inputting correction and learning outcomes.
Keywords: Quizizz, formative assessment, learning outcomes, element periodic
system.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelasaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Quizizz sebagai Media Penilaian
Formatif Berbasis Web 2.0 Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Periodik Unsur”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini. Dengan tulus, penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Jakarta beserta staff dan jajarannya.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah.
3. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, serta selaku Validator
instrumen yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, arahan, semangat, serta saran dalam
penyusunan skripsi ini hingga akhir.
5. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan waktu, ilmu, bimbingan, perhatian, motivasi, arahan, semangat,
serta saran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
6. Salamah Agung, Ph.D., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan, waktu, serta motivasi kepada penulis selama perkuliahan
berlangsung.
vii
7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Kimia, yang telah mendidik, memberikan
ilmu, serta motivasi kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswa di
Jurusan Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Rizqy Nur Sholihat, M.Pd., yang sudah bersedia menjadi validator instrumen
penelitian, dan memberikan arahan kepada penulis.
9. Orang tua tercinta yaitu Bapak Purwanto dan Ibu Teti Supriatini yang selalu
memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi, dan telah menjadi sosok
inspirasi dan kekuatan untuk selalu berjuang dan melakukan yang terbaik
dalam hal apapun.
10. Pemerintah Kota Depok khususnya Dinas Pendidikan yang telah
mempercayakan dan memberikan penulis Beasiswa Pendidikan dan kebutuhan
hidup selama 8 semester.
11. Hari Suharto, S.Pd., selaku guru mata pelajaran kimia di sekolah tempat penulis
penelitian, yang telah memberikan kesempatan, arahan, serta motivasi.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Kimia angkatan 2015, khususnya
Munirotus Sa’adah, Zaqiyatul Ningsih, Jihan Nisa Amini, Nurul Anjarwati,
Muthia Alvita, Rizkia Suci, Yurista Ayu, Via Fitriani, Nurmadani, Alusty, Tia
Permata Hati, Aditya Ratu, Annisa Nur Asifa, Aulia Nurul, Roihatul Janah,
Husnul Khotimah, Rizqa, Lilis, Dimas Ryandi, Willy Wiranata, Bima Putra,
Abdul Rifki, Nurul Iman, Pardiana, yang telah memberikan waktu,
kesempatan, dan motivasi selama masa studi.
13. Teman-teman yang sudah mendampingi dan membantu saat penelitian yaitu
Ghiska, Jihan, Sa’adah, dan Zaqi.
14. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Dedi dan Bu Evi, yang telah berbagi
waktu, kesabaran, dukungan, motivasi, dan semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
15. Teman-teman terdekat selama event BBW yaitu Fitri, Citra, Hana, Indri, Naza,
Raisya, Deta, Eva, Mei, Ari, Fadhil, dan Imanuel, yang sudah memberikan
dukungan, dan semangat saat menunggu kepastian jadwal sidang.
16. Adik-adik kelas X IPA 2, X IPA 5 yang sudah bersedia menjadi subjek
penelitian dan membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.
viii
17. Serta semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih
memiliki kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi siswa
dan guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk generasi
mendatang. Aamiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 6 Februari 2020
Lathifa Utami Dewi
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................... 6
A. Deskripsi Teoritik ......................................................................................... 6
1. Quizizz ...................................................................................................... 6
2. Penilaian ................................................................................................. 14
3. Web 2.0 .................................................................................................. 29
4. Hasil Belajar ........................................................................................... 31
5. Sistem Periodik Unsur ............................................................................ 37
B. Penelitian Relevan ...................................................................................... 49
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 50
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 54
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 54
x
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 54
C. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 55
D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 58
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 58
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 58
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 64
I. Hipotesis Statistik ....................................................................................... 66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 67
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 67
B. Pembahasan ................................................................................................ 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 80
A. Kesimpulan ................................................................................................. 80
B. Saran ........................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81
LAMPIRAN LAMPIRAN .................................................................................. 88
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Format Rubik Untuk Penilaian Projek ..................................... 27
Tabel 2.2 Tingkat Kognitif dan Indikatornya ....................................................... 36
Tabel 2.3 Daftar Unsur Triade Dobereiner ........................................................... 40
Tabel 2.4 Konfigurasi Elektron dari Beberapa Golongan Unsur .......................... 44
Tabel 2.5 Hubungan antara Konfigurasi Elektron dan Letak Unsur Pada SPU.... 45
Tabel 2.6 Nilai Jari-Jari Atom Golongan I A–VIII A ........................................... 47
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent control group design ........................ 55
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Sistem Periodik Unsur ............................. 59
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen . 67
Tabel 4.2 Persentase Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen.................................................................................................. 68
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................................................ 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................................................ 70
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ................................................ 71
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest .............................................. 71
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Awal Web Quizizz .............................................................. 7
Gambar 2.2 Tampilan Daftar Akun Quizizz ........................................................... 8
Gambar 2.3 Tampilan Log In .................................................................................. 8
Gambar 2.4 Tampilan Dashboard Quizizz .............................................................. 9
Gambar 2.5 Guru Dapat Membuat Meme untuk Jawaban Benar dan Salah .......... 9
Gambar 2.6 Pengaturan Quizizz ............................................................................. 9
Gambar 2.7 Memasukan Pin Untuk Bergabung Mengerjakan Kuis Pada Quizizz10
Gambar 2.8 Tampilan Jika Jawaban Benar ........................................................... 10
Gambar 2.9 Meme Jika Menjawab Benar ............................................................. 11
Gambar 2.10 Leader Board Quizizz...................................................................... 11
Gambar 2.11 Contoh Pembuatan Soal di Quizizz ................................................. 11
Gambar 2.12 Pilihan Kuis Dapat Dimainkan Live atau Sebagai Homework ....... 12
Gambar 2.13 Tampilan Pada Layar Laptop Guru Jika Quizizz Dimainkan Secara
Live ....................................................................................................................... 12
Gambar 2.14 Pengaturan Waktu Mengerjakan Kuis untuk Homework ............... 12
Gambar 2.15 Laporan Pengerjaan Kuis Siswa ...................................................... 13
Gambar 2.16 Peta Konsep Sistem Periodik Unsur ............................................... 38
Gambar 2.17 Tabel Periodik Unsur ...................................................................... 39
Gambar 2.18 Tabel Periodik Mendeleev .............................................................. 41
Gambar 2.19 Konfigurasi Elektron dan Tabel ...................................................... 43
Gambar 2.20 Keragaman Energi Ionisasi Pertama Terhadap Nomor Atom ...... 48
Gambar 2.21 Kerangka Berpikir ........................................................................... 52
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................ 57
Gambar 3.2 Tampilan Pretest Menggunakan Quizizz .......................................... 60
Gambar 3.3 Tampilan Quizizz Pada Kuis Kelas Eksperimen .............................. 61
Gambar 3.4 Tampilan Quizizz Pada Pekerjaan Rumah Siswa Kelas Eksperimen 61
Gambar 3.5 Tampilan Quizizz Posttest Kelas Eksperimen .................................. 62
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ..................................................................... 89
Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol.......................................................................... 101
Lampiran 3. Lembar Validasi Instrumen Hasil Belajar Materi Sistem Periodik
Unsur ................................................................................................................... 113
Lampiran 4. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ................................................. 140
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Instrumen ......................................................... 153
Lampiran 6. Hasil Uji Reabilitas Instrumen ....................................................... 159
Lampiran 7. Soal Instrumen Tes Penelitian ........................................................ 160
Lampiran 8. Hasil Pretest Kelas Eksperime ........................................................ 164
Lampiran 9. Hasil Pottest Kelas Eksperimen ...................................................... 165
Lampiran 10. Hasil Pretest Kelas Kontrol .......................................................... 166
Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Kontrol ......................................................... 167
Lampiran 12. Hasil Uji Deskriptif ...................................................................... 168
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
............................................................................................................................. 169
Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
............................................................................................................................. 170
Lampiran 15. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
............................................................................................................................. 171
Lampiran 16. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
............................................................................................................................. 172
Lampiran 17. Hasil Uji Uji Independet T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................................................ 173
Lampiran 18. Hasil Uji Independet T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................................................ 174
Lampiran 19. Laporan Pretest Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz ......... 175
Lampiran 20. Laporan Kuis Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz ............. 176
Lampiran 21. Laporan Pekerjaan Rumah Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz
............................................................................................................................. 177
xiv
Lampiran 22. Laporan Posttest Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz ........ 178
Lampiran 23. Dokumen Penelitian Kelas Eksperimen ....................................... 179
Lampiran 24. Dokumen Penelitian Kelas Kontrol .............................................. 180
Lampiran 25. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 181
Lampiran 26. Surat Izin Validasi ........................................................................ 182
Lampiran 27. Surat Izin Penelitian...................................................................... 184
Lampiran 28. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 185
Lampiran 29. Lembar Uji Referensi ................................................................... 185
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi,
artinya kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-perubahan
yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad
sebelumnya (Wijaya, Sudjimat, & Nyoto, 2016). Digitalisasi perangkat
komunikasi berkonvergensi dengan perangkat komputer menjadi ciri abad ke-
21 sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Revolusi digital
karena konvergensi tersebut menciptakan mesin-mesin yang mengganti atau
meningkatkan kemampuan otak manusia (Darmawan, 2011, hlm. 3).
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang merambah pada
aspek sosial budaya, politik, ekonomi, termasuk pendidikan (Yusri, 2016).
Era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan besar bagi para guru Indonesia,
mampukah para guru mengimplementasikan perkembangan teknologi ke
dalam proses pembelajarannya, sehingga para peserta didik menjadi kompeten
dan mampu berkompetisi sesuai perkembangan zaman. Mengintegrasikan
teknologi informasi dalam dunia pendidikan akan meningkatkan kualitas
pembelajaran (Anshori, 2017). Perbedaan mencolok antara Kurikulum 2013
dengan kurikulum lainnya adalah penekan ranah pembelajaran, dan salah satu
aspek yang mengalami perkembangan adalah penilaian (Setiadi, 2016).
Penilaian dalam proses belajar mengajar merupakan proses untuk
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengukuran
hasil belajar baik menggunakan instrument tes ataupun nontes, yang dimaksud
untuk memberi nilai tentang kualitas tertentu (Mudlofir & Rusydiyah, 2017,
hlm. 212). Terkait sistem evaluasi, guru masih menggunakan metode
konvensional berupa paper test, sehingga jika siswa belum memiliki
pemahaman dasar akan merasa kesulitan untuk memahami berbagai konsep
dan menjawab soal, dikarenakan soal-soal yang diberikan terkesan monoton
2
dan tidak bervariasi sehingga siswa menjadi tidak bersemangat (Rasydiana,
Hanafi, & Huda, 2019). Maka diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang bisa
diimplementasikan oleh para guru mengintegrasikan pengetahuan dan
teknologi dalam proses pembelajaran salah satunya dapat digunakan pada
proses penilaian hasil belajar berbasis teknologi.
Teknologi dapat mengurangi beban penilaian untuk guru dengan
menengahi proses penilaian (Johnson & Green, 2006). Digitalisasi bentuk
penilaian dapat meminimalkan kesalah entri data dan memudahkan
komunikasi dengan perangkat lain dan sistem dokumentasi terkait (Svarre,
Lunn, & Helle, 2016). Instrumen penilaian dengan menggunakan media
komputer diharapkan mampu mengatasi kejenuhan pada kegiatan penilaian
dan mengatasi rasa penasaran peserta didik terhadap nilai mereka (Anggraini
& Ruwanto, 2017).
Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik salah satunya dengan
cara memasukan unsur permainan (gamification) dalam proses penilaian hasil
belajar sehingga siswa lebih tertarik. Salah satu penilaian pembelajaran
berbasis online adalah Quizizz. Quizizz adalah permainan berbasis sistem
respon yang dimainkan dikelas secara real time, dalam Quizizz urutan
pertanyaan dapat diacak untuk setiap siswa, dengan Quizizz juga dapat
memberikan pekerjaan rumah untuk memberikan latihan kepada siswa (Bury,
2017). Quizizz menjadi salah satu media penilaian pembelajaran kimia yang
interaktif dan menyenangkan karena memiliki karakter permainan seperti
avatar, tema, meme, dan musik yang menghibur dalam proses pengerjaan kuis
(Zhao, 2019).
Pada saat pengerjaan kuis, siswa menjawab pertanyaan, peringkat mereka
ditampilkan di depan ruangan dan pada perangkat pribadi mereka, hal ini
dilakukan agar siswa termotivasi untuk menjawab benar dan memperoleh nilai
tertinggi (Rajendran, Naaim, & Yunus, 2019). Keunggulan lainnya adalah
Quizizz dapat dimainkan secara langsung di kelas (live) ataupun juga dapat
dikerjakan sebagai pekerjaan rumah (homework) (Bury, 2017). Quizizz
menjadi alat penilaian berbasis game yang penggunaannya sangat mudah
3
karena siswa cukup mengakses http://quizizz.com/join dan hanya perlu
memasukan kode permainan serta nama mereka, setelah itu mereka dapat
langsung mengerjakan soal-soal yang ada pada Quizizz.
Guru dapat menyesuaikan permainan dalam beberapa cara seperti
menyalakan latar belakang musik, peringkat berdasarkan tingkat koreksi saja
atau tingkat koreksi dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan kuis,
peringkat yang menampilkan seluruh siswa yang bermain atau hanya lima
terbaik, serta mengacak pertanyaan atau tidak (Zhao, 2019). Semakin cepat
siswa menjawab pertanyaan dengan benar, semakin banyak poin yang mereka
dapatkan. Poin akan ditampilkan diantara setiap pertanyaan, dan pemenang
utama akan ditampilkan di akhir (Rajendran, Naaim, & Yunus, 2019). Quizizz
menghasilkan laporan dalam bentuk excel berupa dokumentasi kinerja siswa
di kelas dan kemampuan individu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan guru melalui Quizizz (McKoy & Chung, 2016).
Sistem periodik unsur merupakan materi pada bab awal pelajaran kimia
kelas sepuluh di semester ganjil. Sistem periodik unsur menjadi salah satu
materi yang penting karena merupakan konsep dasar yang harus dikuasi oleh
pembelajar untuk mengetahui konsep-konsep kimia selanjutnya salah satunya
pada materi ikatan kimia. Topik sistem periodik unsur merupakan salah satu
topik yang mudah dan sederhana, tetapi dilihat dari hasil belajar siswa topik ini
merupakan topik yang sulit (Hendriayana, Mulyani, & Miswadi, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Albeta, Nofianti, & Rahmadani (2020),
hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kimia dan
motivasi belajar yang signifikan kelas yang diajarkan pembelajaran klasikal
dengan kelas yang diajarkan pembelajaran turnamen berbasis ICT dengan
Quizizz. Penelitian lain dilakukan oleh James P Grinias (2017) mengungkapkan
Quizizz digunakan untuk evaluasi pemahaman siswa, bermanfaat dan
menyenangkan dalam kuliah kimia analitik. Penelitian lainnya dilakukan oleh
Iwan Permana Suwarna (2018) menyatakan bahwa penugasan digital
menggunakan Quizizz dan Schoology meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa pada konsep hukum Newton dibandingkan kelas yang
4
berbasis cetak (konvensional). Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di
atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berujudul “Pengaruh Quizizz
sebagai Media Penilaian Formatif Berbasis Web 2.0 Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Periodik Unsur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, ada beberapa masalah yang akan diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan besar bagi para guru Indonesia,
untuk mengubah cara mendidik serta mengimplementasikan perkembangan
teknologi ke dalam proses pembelajarannya.
2. Pemanfaatan gadget lebih sering digunakan siswa untuk bermain game
dibanding digunakan siswa untuk membantu proses pembelajaran mereka
dimana mengintegrasikan pelajaran kimia dengan perkembangan teknologi.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini dapat dibahas dan tidak meluas, maka penulis membatasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penilaian yang digunakan adalah jenis penilaian formatif. Penilaian formatif
adalah penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauh manakah
proses pembelajaran telah berjalan sesuai yang direncanakan
2. Media penilaian formatif (formative assessment) berbasis web 2.0 yang
digunakan adalah Quizizz (http://quizizz.com).
3. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar ranah pengetahuan (kognitif)
berdasarkan taksonomi Bloom revisi.
4. Materi pelajaran kimia kelas X yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sistem periodik unsur.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
5
“Apakah Quizizz sebagai media penilaian formatif berbasis web 2.0
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem periodik unsur?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh penggunaan Quizizz sebagai media penilaian formatif berbasis web
2.0 terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem periodik unsur.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat baik siswa, guru, peneliti, dan peneliti lain.
1. Bagi Siswa
Melalui memasukan unsur permainan (gamification) dalam pembelajaran
yang menggunakan penilaian quizizz menjadikan proses penilaian tidak
membosankan, dan menarik minat siswa untuk mengerjakan soal-soal
penilaian.
2. Bagi Guru
Dapat melaksanakan penilaian jarak jauh, mempermudah penilaian,
mempermudah entri data hasil penilaian dan menjadikan pembelajaran
kimia di kelas lebih menyenangkan untuk siswa.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan bahan
referensi bagi peneliti lain untuk melakukan peneliyian yang lebih
mendalam.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Quizizz
a. Pengertian Quizizz
Quizizz adalah website yang dapat digunakan guru untuk melakukan
penilaian formatif dengan memberikan kuis untuk siswa dari segala usia
(Pitoyo, Sumardi, & Asib, 2019). Quizizz adalah aplikasi pendidikan
berbasis permainan, yang membawa kegiatan multipemain di ruang kelas
dan membuat latihan di kelas menjadi interaktif dan menyenangkan
(Zhao, 2019). Quizizz adalah permainan berbasis sistem respon yang
dimainkan dikelas secara real time, dalam Quizizz urutan pertanyaan
dapat diacak untuk setiap siswa, dengan Quizizz juga dapat memberikan
pekerjaan rumah untuk memberikan latihan kepada siswa (Bury, 2017).
Quizizz adalah pendekatan berbasis permainan untuk campuran
belajar yang telah diperkenalkan di beberapa bidang kehidupan,
khususnya bidang pendidikan (Rajendran, Naaim, & Yunus, 2019).
Quizizz adalah alat yang sama seperti web 2.0, yang populer dalam
bidang penilaian. Quizizz memiliki kelebihan dan kekurangam jika
dibandingkan dengan Kahoot. Perbandingan dari kedua aplikasi
didasarkan pada perbedaan menunjukkan penilaian yaitu penyajian
pertanyaan, umpan balik, perkembangan kecepatan dan metode
pertanyaan, teknik persyaratan, dan lainnya (Goksun & Gursoy, 2019).
b. Karakteristik dan Penerapan Quizizz
Tidak ada batasan jumlah pertanyaam dalam kuis, setiap pertanyaan
dapat memiliki gambar atau video yang terkait, dan dua sampai empat
pilihan ganda. Harus ada satu jawaban yang benar, dan batas waktu untuk
setiap pertanyaan dapat diatur dari 5 detik sampai 2 menit (Rajendran,
Naaim, & Yunus, 2019). Guru dapat memilih kuis dapat diatur sebagai
7
publik atau pribadi. Jika kuis bersifat publik, guru dapat memulai kuis di
kelas dengan berbagi kode permainan (yang dihasilkan secara otomatis
oleh situs) kepada peserta didik, selanjutnya peserta didik hanya perlu
memasukan kode permainan dan bergabung dengan perangkat mobile
mereka (Zhao, 2019).
Tidak seperti aplikasi pendidikan lainnya, Quizizz memiliki
karakteristik permainan seperti avatar, tema, meme, dan musik, yang
membuat siswa terhibur dalam proses pembelajaran (Zhao, 2019).
Implementasi penggunaan Quizizz oleh siswa di dalam kelas
menggunakan perangkat elektronik mereka (Setiawan, Wigati, &
Sulistyaningsih, 2019). Total pemain yang akan melakukan kuis
ditentukan oleh guru, dan guru memastikan siswa yang bergabung kuis
bukan penyusup, karena guru memastikan siswa yang bergabung kuis
dengan daftar hadir siswa (Pitoyo, Sumardi, & Asib, 2019).
Quizizz dapat diakses melalui http://quizizz.com. Untuk mendaftar
akun Quizizz dapat juga didaftarkan melalui akun google pengguna
dengan mengisi seluruh data yang diminta. Setelah akun berhasil dibuat,
pengguna dapat langsung login akun yang mereka punya.
Gambar 2.1 Tampilan Awal Web Quizizz
8
Gambar 2.2 Tampilan Daftar Akun Quizizz
Gambar 2.3 Tampilan Log In
Quizizz dapat digunakan pada perangkat smartphone, tablet, laptop,
atau komputer yang sudah terkoneksi internet sehingga guru bisa
memulai kuis dan peserta menjawab pertanyaan (Goksun & Gursoy,
2019). Guru dapat menyesuaikan permainan dalam beberapa cara seperti
menyalakan latar belakang musik, peringkat berdasarkan tingkat koreksi
saja atau tingkat koreksi dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
kuis, peringkat yang menampilkan seluruh siswa yang bermain atau
hanya lima terbaik, serta mengacak pertanyaan atau tidak (Zhao, 2019).
9
Gambar 2.4 Tampilan Dashboard Quizizz
Gambar 2.5 Guru Dapat Membuat Meme untuk Jawaban Benar
dan Salah
Gambar 2.6 Pengaturan Quizizz
10
Para siswa dapat bergabung dengan permainan dengan memasukan
pin dan nama mereka melalui link http://quizizz.com/join.
Gambar 2.7 Memasukan Pin Untuk Bergabung Mengerjakan Kuis
Pada Quizizz
Selesai menjawab pertanyaan, akan ada umpan balik langsung dalam
bentuk meme yang ditampilkan di layar, meme akan muncul dengan
kalimat “pekerjaan yang bagus” jika jawaban benar atau “coba lagi” jika
jawaban salah. Salah satu karakteristik khusus dari Quizizz adalah
adanya leaderboard, yang menunjukan peringkat siswa berdasarkan
kinerja mereka (Zhao, 2019). Semakin cepat siswa menjawab pertanyaan
dengan benar, semakin banyak poin yang mereka dapatkan. Poin akan
ditampilkan diantara setiap pertanyaan, dan pemenang utama akan
ditampilkan di akhir (Rajendran, Naaim, & Yunus, 2019).
Gambar 2.8 Tampilan Jika Jawaban Benar
11
Gambar 2.9 Meme Jika Menjawab Benar
Gambar 2.10 Leader Board Quizizz
Quizizz dapat dimainkan secara langsung dikelas (live) ataupun juga
dapat sebagai pekerjaan rumah (home work). Quizizz menghasilkan
laporan berupa dokumentasi kinerja siswa di kelas dan kemampuan
individu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
melalui Quizizz (McKoy & Chung, 2016).
Gambar 2.11 Contoh Pembuatan Soal di Quizizz
12
Gambar 2.12 Pilihan Kuis Dapat Dimainkan Live atau Sebagai
Homework
Gambar 2.13 Tampilan Pada Layar Laptop Guru Jika Quizizz
Dimainkan Secara Live
Gambar 2.14 Pengaturan Waktu Mengerjakan Kuis untuk
Homework
13
Gambar 2.15 Laporan Pengerjaan Kuis Siswa
c. Kelebihan dan Kekurangan Quizizz
Kelebihan Quizizz sebagai media penilaian formatif berbasis web
2.0 yaitu:
1. Pertanyaan dan pilihan jawaban disajikan secara individual pada
layar peserta dengan urutan yang bias diacak antar peserta
2. Setiap peserta dapat menjawab pertanyaan berikutnya jika sudah
menyelesaikan pertanyaan sebelumnya tanpa harus menunggu
peserta lainnya
3. Umpan balik yang didapatkan peserta berdasarkan jawaban benar
atau salah akan segera ditampilkan setelah mereka memberi respon
untuk setiap jawaban
4. Bisa digunakan pada perangkat smartphone, tablet, laptop, atau
komputer yang sudah terkoneksi internet sehingga guru bisa memulai
kuis dan peserta menjawab pertanyaan
5. Tidak ada batasan jumlah kata untuk pertanyaan dan jawaban
6. Jumlah pertanyaan dan pilihan jawaban tidak dibatasi
7. Pertanyaan dan pilihan jawaban dapat mencakup visual
8. Tersedia pratinjau saat membuat pertanyaan-pertanyaan kuis
(Goksun & Gursoy, 2019)
14
9. Quizizz terintegrasi dengan Google Classroom, sehingga keamanan
siswa ditingkatkan karena mereka log in dengan akun google mereka
10. Guru dapat mengakses laporan kuis siswa dan menganalisis kinerja
siswa secara keseluruhan atau individual (Medvedovska, Skarlupina,
& Turchyna, 2016).
Kekurangan Quizizz sebagai media penilaian formatif berbasis web,
yaitu:
1. Pemain tidak dapat berhenti setelah menjawab pertanyaan sebelum
seluruh pertanyaan di jawab (Medvedovska, Skarlupina, &
Turchyna, 2016).
2. Penilaian
a. Pengertian Penilaian
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari perencanaan serta pelaksanaan proses
pembelajaran oleh guru. Penilaian yang dilakukan dalam Kurikulum
2013 menggunakan acuan kriteria atau acuan patokan, acuan tersebut
berdasarkan apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
kedudukan peserta didik terhadap kelompoknya (Sani, 2016, hlm. 69).
Berdasarkan PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal
64 ayat (1), penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan
hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas (Tatang, 2012, hlm.
233-234). Untuk mengetahui seberapa penting suatu penilaian, maka kita
harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari penilaian itu sendiri.
Penilaian merupakan proses kegiatan untuk mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar baik
menggunakan instrumen tes dan non tes, yang dimaksudkan untuk
memberi nilai tentang kualitas tertentu (Mudlofir & Rusydiyah, 2017,
15
hlm. 212). Penilaian adalah aktivitas yang ditujukan untuk menentukan
nilai dalam pembelajaran (Tatang, 2012, hlm. 231). Menurut
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum, penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti
melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan
menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Penilaian adalah kegiatan
untuk mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik
atau buruknya, dan bersifat kualitatif (Arikunto, 2012, hlm. 3).
Menurut Nana Sudjana (2010, hlm. 3) penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
suatu kriteria tertentu, proses pemberian nilai tersebut dalam bentuk
interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan,
dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Sedangkan menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007, penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Dari uraian di atas, penilaian yang dimaksud oleh penulis yaitu
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik, sehingga dapat diketahui kemajuan yang didapatkan oleh
peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung dan dapat menjadi
dasar pengambilan suatu keputusan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di dalam kelas.
Kegiatan penilaian terbagi menjadi dua yaitu penilaian formatif dan
penilaian sumatif. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan
untuk mengetahui sejauh manakah proses pembelajaran telah berjalan
sesuai yang direncanakan (Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 212).
16
Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung untuk
memberikan umpan balik, agar diketahui kelemahan-kelemahan yang
memerlukan perbaikan, sehingga proses pembelajaran oleh guru dan
hasil belajar siswa menjadi lebih baik (Arifin, 2011, hlm. 35).
Melalui penilaian formatif, guru dapat meninjau tingkat pemahaman
siswa, mendapatkan informasi berharga tentang pembelajaran siswa, dan
menggunakan informasi tersebut untuk merubah metode pengajaran
mereka (Anamalai, 2019). Penilaian formatif memiliki potensi untuk
menjadi penghubung pengajaran, pembelajaran, media, dan umpan balik
berkualitas berupa tulisan dan lisan (Voinea, 2018). Penilaian formatif
dirancang untuk membantu pembelajaran dengan menghasilkan
informasi umpan balik yang bermanfaat bagi siswa selama proses
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar (Evans, Zeun, & Stanier,
2013).
Penilaian formatif bukanlah sesuatu yang terjadi sesekali, karena
tidak terpisahkan untuk proses pengambilan keputusan yang terjadi
sepanjang waktu pengajaran (Iliya, 2014). Penilaian formatif
didefiniskan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran dimana mereka mendapatkan umpan balik untuk
meningkatkan pembelajaran (Higgins, Grant, & Thompson, 2010).
Komponen utama penilaian formatif adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan siswa dalam mengekspresikan dan mengkomunikasikan
pemahaman dan keterampilan mereka melalui dialog kelas
2. Siswa memahami tujuan dan memiliki pemahaman tentang hasil
belajar mereka
3. Umpan balik memberikan saran meningkatkan hasil belajar
4. Siswa terlibat dalam penilaian diri sehingga mereka mengambil
bagian dalam mengidentifikasi apa yang perlu mereka lakukan untuk
meningkatkan hasil belajar
17
5. Dialog antara guru dan siswa yang mendorong refleksi pada
pembelajaran
6. Guru menggunakan informasi pembelajaran yang sedang
berlangsung untuk menyesuaikan pengajaran sehingga semua siswa
memiliki kesempatan untuk belajar (Iliya, 2014).
Manfaat dari hasil penilaian formatif bermanfaat bagi guru dan
peserta didik. Manfaat hasil penilaian formatif untuk guru antara lain:
1. Guru akan mengetahui pencapaian peserta didik, jika guru
mengetahui tingkat keberhasilan kelompok peserta didik dalam
menguasai materi pelajaran, apakah harus diulang atau tidak
2. Guru dapat memperkirakan hasil belajar penilaian formatif dari
kesatuan-kesatuan kecil materi pelajaran
3. Hasil beberapa penilaian formatif dapat digunakan sebagai bahan
memperkirakan penilaian sumatif (Arifin, 2011, hlm. 35).
Sedangkan manfaat hasil penilaian formatif untuk peserta didik
antara lain:
1. Dalam belajar berkelanjutan, hasil penilaian formatif dimaksudkan
agar peserta didik dapat mengetahui apakah mereka sudah
mengetahui susunan tingkat bahan pelajaran atau belum
2. Melalui penilaian formatif peserta didik akan mengetahui butir-butir
soal mana yang sudah dikuasai dan butir-butir soal mana yang belum
dikuasai
3. Hasil penilaian formatif dapat menjadi umpan balik yang berguna
untuk peserta didik, sehingga diketahui bagian yang harus dipelajari
kembali (Arifin, 2011, hlm.35).
Sedangkan, penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana siswa dapat berpindah dari satu unit ke unit
lainnya (Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 212-213). Penilaian sumatif
adalah penilaian yang dilakukan jika suatu pengalaman belajar atau
seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai, ujian akhir semester dan
18
ujian nasional termasuk ke dalam penilaian sumatif (Arifin, 2011,
hlm.36). Fungsi utama penilaian sumatif yaitu:
1. Menentukan nilai akhir siswa dalam periode tertentu, seperti nilai
ujian akhir semester, ujian akhir tahun atau nilai akhir ujian sekolah,
yang dituliskan pada buku laporan pendidikan
2. Memberikan keterangan kecakapan atau keterampilan siswa dalam
periode tertentu
3. Memperkirakan berhasil atau tidaknya siswa dalam pelajaran dengan
jenjang yang lebih tinggi (Arifin, 2011, hlm.36).
b. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah untuk
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan
penguasaan kompetensi, menetapkan program perbaikan atau pengayaan
berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki proses
pembelajaran (Sani, 2016, hlm. 71). Tujuan penilaian hasil belajar dalam
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Pasal 4 yaitu:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk
menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata
pelajaran
3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.
Tujuan penilaian menurut Tatang S (2012, hlm. 234) terbagi menjadi
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penilaian yaitu sebagai
berikut:
1. menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2. memperbaiki proses pembelajaran; dan
19
3. sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar peserta didik
Sedangkan tujuan khusus yang dikehendaki adalah:
1. mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik
2. mendiagnosis kesulitan belajar
3. memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar mengajar
4. penentuan kenaikan kelas
5. memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan
memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian
memiliki tujuan untuk berbagai pihak diantaranya untuk siswa, guru, dan
sekolah. Tujuan penilaian untuk siswa yaitu memberikan informasi
kepada siswa sejauh mana pencapaian belajar setelah proses
pembelajaran berlangsung (Arikunto, 2012, hlm. 14). Tujuan penilaian
untuk guru yaitu memberikan informasi apakah materi yang diajarkan
dan metode mengajar yang digunakan sudah tepat atau belum (Arikunto,
2012, hlm. 15). Tujuan penilaian untuk sekolah adalah untuk mengetahui
apakah kondisi belajar yang diciptakan sekolah sudah sesuai harapan
atau belum, memberikan informasi mengenai tepat tidaknya kurikulum
yang ada untuk diterapkan di sekolah, serta hasil penilaian setiap
tahunnya dapat digunakan sebagai pendoman bagi sekolah (Arikunto,
2012, hlm. 16).
c. Fungsi Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh guru berfungsi untuk memantau
kemajuan dari hasil proses dan hasil belajar peserta didik, dan
mendeteksi kebutuhan untuk perbaikan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara berkesinambungan (Sani, 2016, hlm. 73). Fungsi
penilaian hasil belajar lainnya yaitu bahan pertimbangan untuk
menentukan kenaikan kelas, umpan balik perbaikan proses
pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan evaluasi
terhadap kinerja siswa (Tatang, 2012, hlm. 234). Secara umum penilaian
20
berfungsi untuk menemukan kesulitan belajar siswa, memantau
ketercapaian siswa berdasarkan ketuntasan minimum, sebagai
pertanggungjawaban kepada sekolah, guru, orangtua, siswa dan
masyarakat, sebagai umpan balik siswa dan guru, serta alat
mengendalikan dan menjamin kualitas pembelajaran yang dilaksanakan
guru dan siswa (Supardi, 2015, hlm. 15).
Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi
dalam sistem pendidikan, maka fungsi penilaian yaitu:
1. penilaian bersifat selektif, artinya sebagai cara guru menyeleksi siswa
2. penilaian berfungsi diagnostik, artinya guru dapat mengetahui
kebaikan serta kelemahan siswa dan penyebabnya
3. penialaian berfungsi sebagai penempatan, artinya hasil penilaian akan
menentukan dengan pasti kelompok mana siswa ditempatkan
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan, artinya guru dapat
mengetahui sejauh mana suatu program pembelajaran berhasil
diterapkan (Arikunto, 2012, hlm. 18-19).
d. Prinsip Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian harus mempertahankan prinsip-prinsip
berikut ini:
1. Sahih (valid), didasarkan dari data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur
2. Objektif, artinya didasarkan prosedur dan kriteria yang jelas, tanpa
adanya subjektivitas
3. Adil, artinya tidak menguntungkan dan merugikan peserta didik
serta tidak membedakan berdasarkan latar belakangnya
4. Terpadu, yaitu proses penilaian merupakan komponen yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran
5. Terbuka, yaitu dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh
pihak yang berkepentingan
21
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya mencakup semua aspek
kopetensi untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik
(Supardi, 2015, hlm. 21)
7. Sistematis, yaitu dilakukan secara terencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku
8. Menggunakan acuan kriteria, yaitu didasari oleh ukuran pencapaian
kopetensi yang ditetapkan
9. Akuntabel yaitu hasil penilaian dapat dipertanggung jawabkan
10. Bermakna, artinya mudah dipahami, bermanfaat, dan dapat
ditindaklanjuti oleh guru, siswa, orang tua, serta masyarakat (Tatang,
2012, hlm. 235).
e. Karakteristik Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang
berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yaitu:
1. belajar tuntas,
2. penilaian autentik,
3. berkesinambungan,
4. berdasarkan acuan patokan,
5. menggunakan teknik penilaian yang bervariasi (Sani, 2016, hlm. 73).
Suatu proses penilaian memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Belajar tuntas, artinya siswa dapat mencapai kopetensi yang
ditentukan
2. Autentik, artinya penilaian ini dilakukan untuk mengukur apa yang
diketahui siswa dan juga apa yang dapat dilakukan oleh siswa
3. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara terus-
menerus dengan tujuan mendapatkan gambaran mengenai hasil
belajar siswa (Sumantri, 2015, hlm. 232).
f. Jenis-Jenis Penilaian
Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam yaitu
sebagai berikut:
22
1. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan siswa dan faktor penyebabnya, penilaian ini
dilaksanakan untuk bimbingan belajar, pengajaran remedial dan
sebagainya.
2. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan
seleksi, seperti ujian masuk ke lembanga pendidikan tertentu.
3. Penilaian penempatan adalah penilaian yang berorientasi pada
kesiapan siswa menghadapi program belajar baru (Sudjana, 2010,
hlm. 5).
Penilaian pendidikan sebagai proses pemngumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa mencakup:
1. Penilaian autentik, yaitu penilaian secara komperhensif untuk
menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian bersifat
alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
2. Penilaian diri, yaitu penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri
untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang sudah
ditetapkan
3. Penilaian berbasis portifolio, yaitu penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai seluruh proses belajar siswa.
4. Ulangan, yaitu penilaian yang dilakukan untuk mengikur pencapaian
kopetensi siswa, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar
5. Ulangan harian, yaitu penilaian yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kopetensi aspek pengetahuan setelah menyelesaikan
satu subtema
6. Ulangan tengah semester, yaitu penilaian untuk mengukur kopetensi
siswa setalah 8-9 minggu melaksanakan kegiatan pembelajaran
7. Ulangan akhir semester, yaitu penilaian yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kopetensi siswa di akhir semester (Sumantri,
2015, hlm. 233-234).
23
g. Prosedur Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil belajar, ada
beberapa langkah yang dapat digunakan, yaitu:
1. Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran, sehingga memberikan arah
terhadap penyusunan alat-alat penilaian
2. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan
silabus mata pelajaran, karena penguasaan materi pengajaran sesuai
dengan tujuan pengajaran merupakan isi penilaian hasil belajar.
3. Menyusun alat-alat penilaian baik tes maupun nontes sesuai dengan
tujuan pengajaran
4. Menggunakan hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian
tersebut (Sudjana, 2010, hlm. 9-10).
h. Penilaian Terhadap Tiga Ranah
Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai
kemajuan belajar peserta didik meliputi penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
1. Penilaian Ranah Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu. Sikap
juga sebagai ekspresi pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku yang
diharapkan (Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 223). Penilaian
afektif yaitu upaya sistematis untuk menilai tingkat pencapaian
belajar siswa berkaitan tentang kecenderungan untuk bertindak,
berpikir, berpersepsi dalam menghadapi objek (Supardi, 2015, hlm.
37). Komponen afektif adalah penilaian seseorang terhadap suatu
objek. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai ranah
sikap peserta didik, antara lain sebagai berikut:
24
a) Observasi
Pengamatan terhadap sikap dan perilaku terkait dengan
matapelajaran dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung seperti, ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin
tahu, kejujuran, disiplin, dan lain-lain (Mudlofir & Rusydiyah,
2017, hlm. 223).
b) Pertanyaan Langsung
Memberikan pertanyaan langsung dapat dilakukan seperti
menanyakan kepada siswa terhadap suatu objek. Berdasarkan
jawaban yang diberikan, akan tergambar apakah siswa suka atau
tidak suka, menerima atau menolak, dan lainnya (Supardi, 2015,
hlm. 40).
c) Penilaian Diri (Self Assessment)
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan
terhadap kemajuan proses belajar. Penilaian diri berperan penting
dimana pusat pembelajaran berada peserta didik yang didasarkan
pada konsep belajar mandiri. Penilaian diri oleh peserta didik di
kelas (Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 224).
Langkah-langkah penilaian diri peserta didik di kelas sebagai
berikut:
1. Menjelaskan tujuan penilaian diri kepada peserta didik
2. Menemukan kompetensi yang dinilai
3. Menentukan kriteria penilaian yang digunakan
4. Merumuskan format penilaian, berupa daftar tanda cek, atau
skala penilaian (Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 224-225).
d) Penilaian Teman Sebaya
Penilaian teman sebaya merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta saling menilai terkait pencapaian
kompetensi. Teknik penilaian teman sebaya dilakukan dengan
melakukan observasi terhadap temannya. Instrumen yang
digunakan berupa observasi, skala penilaian, dan daftar centang
25
yang digunakan berupa aspek sikap dan perilaku temannya dalam
mengerjakan suatu pekerjaan (Sani, 2016, hlm. 88).
2. Penilaian Ranah Pengetahuan
Penilaian pengetahuan yang ada pada Kompetensi Inti 3 (KI-3)
dilakukan dengan mengukur penugasan peserta didik yang
mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
berbagai tingkatan proses berpikir (Latip, 2018, hlm. 107).
Pembelajaran pengetahuan atau kognitif merupakan kegiatan
pembelajaran yang menghendaki peserta didik berpikir dari yang
paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks (Supardi,
2015, hlm. 152). Berdasarkan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015
pasal 8, mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi
penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Ada beberapa
cara yang dapat digunakan untuk menilai ranah pengetahuan peserta
didik, antara lain sebagai berikut:
a) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Respon peserta didik
dalam menjawab soal tidak selalu dalam bentuk menulis jawaban,
tetapi juga bisa dalam bentuk lain seperti menggambar, memberi
tanda, dan sebagainya (Sani, 2016, hlm. 88-89). Tes pilihan
ganda adalah tes untuk mengumpulkan data pencapaian
pengetahuan yang jawabannya sudah disediakan yang terdiri dari
pilihan yang salah dan jawaban yang benar (Latip, 2018, hlm.
107).
b) Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
guru secara ucapan sehingga peserta didik merespon pertanyaan
tersebut secara ucapan juga (Sumantri, 2015, hlm. 236). Tes lisan
26
bertujuan untuk menumbuhkan sikap berpendapat, percaya diri,
serta kemampuan berkomunikasi secara efektif (Latip, 2018, hlm.
109). Tes lisan ini lebih baik dipersiapkan guru terlebih dahulu
sebelum memasuki kelas dan guru menulis daftar pertanyaan
yang akan ditanyakan pada siswa (Sani, 2016, hlm. 89).
Respon peserta didik terhadap pertanyaan yang diberikan
oleh guru dapat berupa kata, frasa, kalimat, maupun paragraf yang
diucapkan (Sumantri, 2015, hlm. 236). Setelah melakukan tes
lisan, hasil yang diperoleh perlu dianalisis sehingga guru dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik, selain itu agar
guru dapat memutuskan apakah perlu atau tidak dilakukan
remedial atau pengayaan (Latip, 2018, hlm. 110).
c) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh guru berupa
pekerjaan rumah baik secara individu maupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya (Sumantri, 2015, hlm. 236). Fungsi
dari penugasan adalah untuk penilaian setelah proses
pembelajaran (assessment of learning). Sebagai metode,
penugasan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang
diberikan sebelum dan selama proses pembelajaran (Latip, 2018,
hlm. 110).
3. Penilaian Ranah Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan bertujuan untuk mengetahui
penguasaan keterampilan peserta didik dapat digunakan untuk
mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan dunia nyata
(Latip, 2018, hlm. 111). Penilaian kompetensi keterampilan melalui
penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan kompetensi tertentu menggunakan tes praktik,
proyek, dan penilaian portofolio (Sani, 2016, hlm. 89). Kompetensi
keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
27
kongkret (Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 230). Kompetensi
keterampilan peserta didik, dapat dinilai dengan:
a) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta
peserta didik melakukan suatu tugas pada situasi yang
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan (Sumantri, 2015,
hlm. 236). Penilaian kinerja, penekanan penilaian dapat
dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang
ditekankan pada produk disebut penilaian produk, sedangkan
penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian
praktik (Latip, 2018, hlm. 112). Penilaian kinerja cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti praktikum di
laboratorium, praktik ibadah, presentasi, praktik olahraga,
bermain perna, bernyanyi, membaca puisi, dan lain sebagainya
(Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 230).
b) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Tugas
tersebut berupa rangkaian kegiatan dari perencanaan,
pengolahan, penyajian data, dan pelaporan (Latip, 2018, hlm.
113). Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
(Sumantri, 2015, hal. 236).
Untuk menilai setiap tahap penilaian projek perlu disiapkan
kriteria penilaian atau rubik.
Tabel 2.1 Contoh Format Rubik Untuk Penilaian Projek Aspek
Yang
Dinilai
Kriteria dan Skor
1 2 3 4
Persiapan Jika
memuat
tujuan,
Jika
memuat
tujuan,
Jika
memuat
tujuan,
Jika
memuat
tujuan,
28
Aspek
Yang
Dinilai
Kriteria dan Skor
1 2 3 4
topik, dan
alasan
topik,
alasan, dan
tempat
penelitian
topik,
alasan,
tempat
penelitian,
dan
responden
topik,
alasan,
tempat
penelitian,
responden,
dan daftar
pertanyaan Pelaksana
an Jika data
diperoleh
tidak
lengkap,
tidak
terstruktur,
dan tidak
sesuai
tujuan
Jika data
diperoleh
kurang
lengkap,
kurang
terstruktur,
dan kurang
sesuai
tujuan
Jika data
diperoleh
lengkap,
kurang
terstruktur,
dan kurang
sesuai
tujuan
Jika data
diperoleh
lengkap,
terstruktur
, dan
sesuai
tujuan
Pelaporan
secara
tertulis
Jika
pembahas
an data
tidak
sesuai
tujuan
penelitian
dan
membuat
simpulan
tapi tidak
relevan
dan tidak
ada saran
Jika
pembahas
an data
kurang
sesuai
tujuan
penelitian,
membuat
simpulan,
dan saran
tapi tidak
relevan
Jika
pembahas
an data
kurang
sesuai
tujuan
penelitian,
membuat
simpulan
dan saran
tapi
kurang
relevan
Jika
pembahas
an data
sesuai
tujuan
penelitian
dan
membuat
simpulan
dan saran
yang
relevan
(Mudlofir dan Rusydiyah, 2017, hlm. 233)
c) Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta
didik secara individu dalam periode tertentu untuk suatu mata
pelajaran (Mudlofir & Rusydiyah, 2017, hlm. 235). Portofolio
digunakan oleh guru dan siswa untuk memantau perkembangan
pengetahuan dan keterampilan secara terus-menerus. Dengan itu,
portofolio memberikan gambaran secara penyeluruh mengenai
proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik (Sumantri, 2015,
29
hlm. 237). Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item
dalam portofolio harus memiliki satu kegunaan bagi peserta didik
dan orang yang mengamatinya (Latip, 2018, hlm. 114). Karya dari
peserta didik yang dapat dijadikan dokumen portofolio, diantaranya
yaitu puisi, karangan, surat, gambar, dan komposisi musik.
3. Web 2.0
a. Pengertian Web 2.0
Web 2.0 mengacu pada generasi kedua dari web, dimana dapat
bertukar informasi, dengan layanan web berpusat pada pengguna
mempromosikan keterhubungan sosial, media, dan berbagai informasi,
dan kolaborasi antara individu-individu dan organisasi (Wilson, Lin,
Longstreet, & Sarker, 2011). Web 2.0 adalah seperangkat alat yang
memungkinkan jaringan pembentukan grup muncul dengan cepat yang
mencakup banyak media, yang menghubungkan individu-individu yang
memungkinkan membentuk jejaring sosial dan saling berhubungan
(Fuch, 2008, hlm. 102). Web 2.0 adalah teknologi platform partisipatif,
dimana orang tidak hanya menikmati konten tetapi dapat berpartisipasi
dan menghasilkan konten baru (Darwish, 2011).
Web 2.0 adalah jaringan platform yang menjangkau semua
perangkat yang terhubung, dan memanfaatkan secara intrinsik
keunggulan platform yang semakin banyak orang menggunakannya serta
mencampur data dari berbagai sumber (Dooley, Jones, & Iverson, 2012).
Teknologi web 2.0 lebih interaktif daripada model tradisional penyediaan
informasi atau pembuatan layanan digital (Sivarajah, Irani, &
Weerakkody, 2015). Saat ini, web 2.0 mengubah cara berurusan dengan
internet, terutama dengan teknologi tertentu seperti jejaring sosial, pesan
instan, dan situs berbagi video (Darwish, 2011, hlm. 205). Sarana Web
2.0 dalam kelas mendukung dan bahkan menarik perhatian para siswa
untuk menjadi pencipta dan mengembangkan keterampilan pemecahan
30
masalah bukan hanya mencari informasi, tetapi juga menilai kegunaan
dan akurasinya (Ramirez, 2013, hlm. 139-140).
Dari uraian di atas mengenai definisi web 2.0, maka web 2.0 yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kedua dari pengembangan web
yang dirancang untuk memudahkan seseorang untuk berkomunikasi,
berbagi informasi dan berkolaborasi yang digunakan untuk membangun
jaringan sosial yang menghubungkan pengguna dengan serangkaian
aplikasi yang memungkinkan secara online seperti media sosial, blog,
dan komunitas berbasis web.
b. Macam-Macam Penilaian Formatif Berbasis Web 2.0
Berikut ini adalah macam-macam penilaian formatif berbasis web
2.0 :
1. Kahoot
Kahoot adalah permainan gratis berbasis sistem respon yang
dimainkan secara real time. Kahoot menampilkan beberapa
pertanyaan dan pilihan jawaban pada layar besar dan siswa menjawab
melalui perangkat web yang memungkinkan. Pada Kahoot
memungkinkan siswa untuk bermain kuis yang sama beberapa kali,
Kahoot juga memungkinkan untuk membuat survei dan diskusi
melalui platform (Medvedovska, Skarlupina, & Turchyna, 2016).
2. Quizizz
Quizizz memungkinkan membuat multi pemain kuis yang bisa
diakses melalui perangkat apapun. Permainan Quizizz tidak
memerlukan proyektor karena pemain dapat melihat pertanyaan dan
pilihan jawaban pada layar mereka sendiri. Urutan pertanyaan dapat
diacak untuk setiap siswa, agar menghindari kecurangan. Guru dapat
melihat kinerja kelas secara keseluruhan atau secara individu
(Medvedovska, Skarlupina, & Turchyna, 2016).
31
3. Plickers
Salah satu alat sistem respon kelas. Guru dapat dengan cepat
mengetahui pengetahuan siswa melalui pertanyaan pilihan ganda atau
pertanyaan benar-salah. Siswa diberi satu set kode QR pada kartu
indeks besar. Setiap kartu kode digunakan untuk melihat grafik
tanggapan siswa, rekaman jawaban dari seluruh kelas, dimana kartu
ini dapat dipindai di dalam ruang kelas (Medvedovska, Skarlupina, &
Turchyna, 2016).
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, salah satu tanda seseorang telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya yang bersifat
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Siregar & Nara, 2011, hlm. 3).
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan (Basleman & Mappa, 2011, hlm. 12).
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman yang berlangsung dalam periode waktu yang cukup panjang
untuk memperoleh hasil belajar (Purwanto, 2013, hlm. 85). Secara
umum, belajar yaitu tahapan perubahan seluruh tingkah laku dari
individu yang menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2013, hlm. 90).
Belajar adalah usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya (Ahmadi &
Supriyono, 2004, hlm. 128). Belajar adalah aktivitas yang membawa
perubahan yang didapatkannya kecakapan baru karena adanya usaha
yang dilakukan (Suryabrata, 2014. Hlm. 232). Belajar adalah
memperteguh kelakuan melalui pengalaman sehingga terjadi perubahan
32
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya (Hamalik,
2003, Hlm. 27-28).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses seseorang
meengalami perubahan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
melalui interaksi dengan lingkungannya.
Setelah mengetahui entang pengertian belajar, selanjutnya akan
dibahas tentang pengertian dari hasil belajar. Menurut Nana Sudjana
(2010, hlm. 3) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotor. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik
yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan
keterampilan setelah mengikuti rangkaian pembelajaran atau pelatihan
(Hamalik, 2003, hlm. 30). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah memiliki pengalaman belajar (Sudjana,
2010, hlm. 22). Hasil belajar adalah unjuk kerja (performance) siswa
mampu mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Siregar
& Nara, 2011, hlm. 144).
Dari uraian di atas mengenai teori hasil belajar, maka hasil belajar
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses untuk melihat
pencapaian belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada
suatu materi pelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan oleh guru.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi
antara individu dengan lingkungannya dimana dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar sangat penting karena dapat membantu peserta didik
mendapatkan hasil belajar yang sebaik-baiknya. Secara global faktor
yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari tiga macam yaitu, faktor
33
yang berasal dari dalam diri (faktor internal) dan faktor yang berasal dari
luar diri (faktor eksternal), dan faktor pendekatan belajar (approach of
learning) (Syah, 2013, hlm. 129).
1. Faktor Internal
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) seperti penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan lain sebagainya (Ahmadi & Supriyono, 2004,
hlm. 138).
b. Faktor kematangan fisik maupun psikis
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal)
meliputi dua aspek yaitu aspek fisioligis (bersifat jasmaniah) dan
aspek psikologis (bersifat rohaniah).
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai kebugaran tubuh dapat memengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-
organ khusus seperti tingkat kesehatan indera pendengaran
dan penglihatan memengaruhi kemampuan siswa menyerap
informasi dan pengetahuan suatu pelajaran di kelas (Syah,
2013, hlm. 130).
2) Aspek Psikologis
a) Intelegensi Siswa
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Anak yang
sangat cerdas dan berbakat (talented child) memiliki IQ
>140, sementara anak yang memiliki kecerdasan di bawah
rata-rata memiliki IQ < 70 (Syah, 2013, hlm. 131).
b) Sikap Siswa
Sikap adalah kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek
orang, barang, dam sebagainya baik positif atau negatif.
Sikap positif siswa terhadap guru dan mata pelajaran akan
34
memudahkan siswa mengikuti proses pembelajaran,
sebaliknya sikap negatif siswa terhadap guru dan mata
pelajaran akan membuatnya kesulitan dalam belajar (Syah,
2013, hlm. 132).
c) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan
suatu tugas tanpa banyak bergantung pada upaya
pendidikan dan pelatihan. Bakat akan memengaruhi hasil
belajar pada bidang tertentu. (Syah, 2013, hlm. 133).
d) Minat Siswa
Minat dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar siswa pada bidang studi tertentu. Jika seorang siswa
menaruh minat yang besar dalam suatu bidang studi tertentu
makan ia akan memusatkan perhatiannya terhadap materi
pelajaran tersebut dibanding siswa lainnya, sehingga
memungkinkan mendapatkan prestasi yang diinginkan
(Syah, 2013, hlm. 134).
e) Motivasi Siswa
Motivasi adalah dorongan yang berasal dari diri
seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan. Dorongan
mencapai prestasi, memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang berguna di masa depan adalah beberapa contoh
motivasi belajar siswa (Syah, 2013, hlm. 134).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam belajar adalah faktor yang muncul dari
luar diri untuk belajar. Menurut Sumadi Suryabrata (2014, hlm. 233-
234). Faktor eksternal terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Faktor-Faktor Nonsosial dalam Belajar
Faktor-faktor nonsosial yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar peserta didik seperti letak gedung belajar yang kondusif
35
tidak terlalu dekat dengan jalan ramai, dan alat-alat yang dipakai
untuk belajar memenuhi syarat dengan mempertimbangkan
didaktis, psikologis, dan pedagogis.
b. Faktor-Faktor Sosial dalam Belajar
Faktor sosial adalah faktor manusia baik hadir secara
langsung atau tidak langsung. Faktor kehadiran seseorang secara
langsung dapat mengganggu proses belajar dan hasil belajar,
seperti saat melaksanakan proses ujian terdapat banyak siswa lain
yang bercakap-cakap di luar kelas, maka mampu memudarkan
konsentrasi.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang
digunakan siswa untuk menunjang efektivitas dan efisieni proses
belajar. Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap proses
belajar dan hasil belajar. Siswa yang terbiasa mengaplikasikan
pendekatan deep mungkin sekali meraih hasil belajar yang lebih
berkualitas (Syah, 2013, hlm. 136).
Dari sekian banyak faktor yang memengaruhi proses dan hasil
belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor-Faktor Stimulus Belajar
Stimulus belajar adalah segala hal di luar individu untuk
mengadakan perbuatan belajar. Yang termasuk ke dalam faktor
stimulus belajar adalah banyaknya bahan pelajaran, kesulitan
bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya
tugas, dan suasana lingkungan eksternal yang harus dipelajari
oleh pelajar (Ahmadi & Supriyono, 2004, hlm. 139).
b. Faktor-Faktor Metode Belajar
Metode belajar yang digunakan guru sangat memengaruhi
metode belajar yang digunakan oleh siswa. Adapun faktor-faktor
metode belajar seperti kegiatan berlatih, over learning atau drill,
36
resitasi belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar
dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan
modalitas indra, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi
insentif (Ahmadi & Supriyono, 2004, hlm. 141-143).
c. Faktor-Faktor Individual
Faktor-faktor individu meliputi kematangan, faktor usia,
perbedaan jenis kelamani, pengalaman sebelumnya, kapasitas
mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan
motivasi (Ahmadi & Supriyono, 2004, hlm. 144-146).
c. Indikator Hasil Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi seluruh
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh data hasil belajar siswa
dengan mengetahui garis besar indikator yang berkaitan dengan jenis
prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar
menurut Benjamin S.Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga
ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Arikunto, 2013,
hlm. 130). Dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu ranah dalam
teori hasil belajar yaitu pada ranah kognitif. Berikut ini adalah tabel
karakteristik dari hasil belajar ranah kognitif:
Tabel 2.2 Tingkat Kognitif dan Indikatornya
Tingkat Kognitif Indikator
a. Mengingat Kegiatan mengenali, membuat daftar,
menggambarkan, menyebutkan
b. Pemahaman Menerangkan ide atau konsep. Berupa
kegiatan menginterpretasi, merangkum,
mengelompokkan, menerangkan
c. Penerapan Menggunakan informasi dalam situasi lain.
Berupa kegiatan menerapkan, melaksanakan,
menggunakan, melakukan
d. Menganalisis
Mengelola informasi untuk memahami sesuatu
dan mencari hubungan. Berupa kegiatan
37
Tingkat Kognitif Indikator
membandingkan, mengorganisasi, menata
ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan
e. Mengevaluasi Menilai suatu keputusan atau tindakan. Berupa
kegiatan memeriksa, membuat hipotesa,
mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian
f. Menciptakan Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara
memandang terhadap sesuatu. Berupa kegiatan
mendesain, membangun, merencanakan,
menemukan
(Kusaeri, 2014, hlm. 36)
5. Sistem Periodik Unsur
Penyusunan unsur kimia secara sistematik dimulai pada abad
kesembilan belas (Listyarini, 2017, hlm. 3.4). Pada awalnya unsur-unsur
disusun berdasarkan massa atom relatif oleh Dobereiner, Newland,
Mendeleyev. Hingga akhirnya ditemukan bahwa kemiripan sifat unsur
didasarkan oleh nomor atom yang menjadi dasar lahirnya sistem periodik
modern (Syukri, 1999, hlm. 155). Jika unsur disusun dalam tabel periodik
berdasarkan nomor atom, menentukan tempat dari suatu unsur pada tabel
periodik dan setiap unsur dengan sifat yang sama dijumpai dalam golongan
yang sama, dan nomor atom tersebut menentukan macam-macam sifat
kimia dan sifat fisika suatu unsur (Brady, 1999, hlm. 131). Dalam sistem
periodik modern, unsur-unsur dibagi atas golongan dan periode (Syukri,
1999, hlm. 155).
Sebagian unsur memiliki nama yang khusus, demikian juga nomor
golongannya. Sebagai contoh unsur golongan I A (selain Hidrogen) dikenal
dengan nama logam Alkali, unsur golongan II A dikenal dengan logam
Alkali Tanah, unsur golongan VII A dikenal sebagai Halogen, dan golongan
0 disebut gas mulia (juga kadang disebut gas inert) karena unsur ini sangat
sukar bereaksi (Brady, 1999, hlm. 133). Dengan mengetahui letak suatu
unsur, maka kita akan mengetahui sifat-sifat unsur diantarnya jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, dan keeloktronegatifan menurut golongan
38
serta periodenya. Unsur-unsur yang berada pada golongan atau periode yang
sama akan memiliki sifat yang mirip (Syukri, 1999, hlm. 155). Dibawah ini
adalah peta konsep dari Sistem Periodik Unsur:
Gambar 2.16 Peta Konsep Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-
masing unsur. Untuk mempelajari unsur-unsur yang begitu banyak
diperlukan suatu cara agar mudah untuk mengenali sifat-sifatnya. Sistem
periodik unsur-unsur merupakan suatu sistem yang sangat baik untuk
mempelajari kecenderungan sifat unsur dan beberapa sifat lainnya
(Sudarmo, 2013, hlm. 57).
39
Gambar 2.17 Tabel Periodik Unsur
Sususnan unsur dalam sistem periodik yang sekarang digunakan adalah
daftar periodik model panjang yang lebih dikenal dengan tabel periodik
unsur-unsur. Pada tabel periodik ini (Gambar 2.17), unsur-unsur yang
berada dalam deret horizontal disebut periode, sedangkan pada kolom
vertikal disebut golongan. Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan
akan memiliki sifat yang mirip. Tabel periodik unsur disusun pertama kali
oleh Mendeleyev dan telah mengalami banyak perubahan dan perbaikan,
susunan unsur pada tabel ini didasarkan urutan nomor atom. Sedangkan
tabel periodik yang disusun berdasarkan massa atom diajukan oleh Lotar
Meyer (Purwatiningsih, 2015, hlm. III-15).
a. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
1. Triade Dobereiner
Pada tahun 1817, Johan D. Dobereiner mencari hubungan antara
massa atom relatif unsur dengan sifat-sifatnya. Dobereiner
menemukan beberapa kelompok dari tiga unsur yang memiliki sifat
yang mirip, contohnya:
40
Litium Kalsium Klor
Natrium Strontium Brom
Kalium Borium Iod
Kelompok dari tiga unsur tersebut disebut triad. Triad adalah tiga
unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar),
sehingga unsur kedua kira-kira sama dengan rata-rata Ar unsur
pertama dan ketiga (Syukri, 199, hlm. 155)
Tabel 2.3 Daftar Unsur Triade Dobereiner
I II III IV V VI VII
Li
6,94
Ca
9,01
S
10,9
Cl
12
N
14
O
16
F
19
Na
23
Sr
24,3
Se
27
Br
28,1
P
31
S
32,1
Cl
35,5
K
39,1
Ba
40,1
Te
47,9
I
52,0
Mn
54,9
Fe
55,9
dst
Contoh:
Li = 6,94 Maka Ar Na = 𝐴𝑟 𝐿𝑖+𝐴𝑟𝐾
2 =
6,94+39,10
2
Na = 22,99 22,99 ~ 23,02
K = 39,10
2. Teori Oktav Newlands
Pada tahun 1864 kimiawan Inggris John Newlands
memperhatikan bahwa jika suatu unsur yang ada, disusun menurut
massa atom, maka setiap unsur kedelapan memiliki sifat-sifat yang
mirip dengan unsur pertama. Newlands menyebutkan hubungan
istimewa ini sebagai hukum oktaf. Namun, hukum oktaf tidak cocok
untuk unsur-unsur setelah Kalsium, dan karya Newlands tidak
diterima oleh masyarakat ilmiah (Chang, 2005, hlm. 230).
3. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869 kimiawan Rusia Dmitri Mendeleev dan
kimiawan Jerman Lothar Meyer secara terpisah mengusulkan
penyusunan tabulasi unsur-unsur berdasarkan keteraturannya, sifat
41
yang berulang secara periodik (Chang, 2005, hlm. 230). Klasifikasi
ini didasarkan pada pandangan kuno mengenai hukum berkala. “Jika
unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot atom, seperangkat sifat
akan terulang secara berkala” (Petrucci, 2011, hlm. 241).
Penataan secara tabel dari unsur-unsur berdasarkan hukum
berkala dinamakan tabel berkala. Dalam tabel berkala Mendeleev
unsur-unsur ditata dalam 12 baris mendatar dan delapan kolom tegak
atau golongan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sub golongan yang
sama pada Gambar 2.20 memiliki sifat fisik dan kimia yang serupa,
dan sifat-sifat ini berubah secara berangsur dari atas ke bawah bagian
golongan (Petrucci, 1987, hlm. 244). Berikut ini adalah tabel berkala
Mandeleev tahun 1871:
Gambar 2.18 Tabel Periodik Mendeleev
Penggolongan yang disusun oleh Mendeleev lebih baik
dibandingkan Newlands karena:
1. Mendeleev menggolongkan unsur-unsur dengan lebih tepat
menurut sifat-sifatnya
2. Adanya kemungkinan meramal sifat-sifat beberapa yang belum
ditemukan (Chang, 2005, hlm. 230).
42
Namun, versi awal tabel periodik jelas memiliki ketidak
konsistenan, misalnya seperti massa atom argon (39,95 sma) lebih
besar dari massa atom kalium (39,10 sma). Jika unsur-unsur ini
semata-mata berdasarkan kenaikan massa atom, argon akan
menempati posisi yang ditemapati kalium pada tabel periodik modern.
Hal ini dan perbedaan lainnya menyarankan adanya beberapa sifat
mendasar lainnya selain massa atom yang merupakan dasar sifat
periodik yang teramati. Sifat ini akhirnya ditemukan berkaitan dengan
nomor atom (Chang, 2005, hlm. 230). Kemudian, konsep mengenai
nomor atom diajukan oleh Moseley pada tahun 1913, yang akhirnya
menata kemabali tabel berkala berdasarkan nomor atomnya (Petrucci,
1987, hlm. 245).
4. Sistem Periodik Unsur Modern
Pada tahun 1913, seorang fisikawan muda Inggris bernama
Henry Moseley menemukan keterkaitan antara nomor atom dan
frekuensi sinar-x yang dihasilkan dari penembakan unsur yang sedang
dikaji dengan elektron berenergi tinggi. Dengan sedikit pengecualian,
Moseley menentukan bahwa urutan kenaikan nomor atom sama
dengan urutan kenaikan massa atom (Chang, 2005, hlm. 230). Pada
mulanya tabel berkala menempatkan pasangan unsur tidak berurutan.
Kemudian konsep mengenai nomor atom diajukan oleh Moseley
tahun 1913, yang akhirnya menata kembali tabel berkala berdasarkan
kenaikan nomor atomnya (Petrucci, 1987, hlm. 245).
Tabel berkala modern berbentuk panjang. Sub golongan terpisah
satu sama lain. Berikut ini adalah sifat-sifat tabel berkala bentuk
panjang:
1. Baris mendatar pada tabel yang disusun berdasarkan kenaikan
nomor atom dinamakan periode
2. Kolom-kolom tegak yang berisi unsur-unsur serupa disebut
golongan
43
3. Periode pertama hanya terdiri dari dua unsur yaitu hidrogen dan
helium. Kemudian diikuti oleh dua periode yang berisi 8 unsur dari
litium sampai neon, dan dari natrium sampai argon. Periode keempat
dan kelima terdiri dari 18 unsur dari kalium sampai kripton, dan dari
rubidium sampai xenon. Periode keenam terdiri dari 32 unsur.
4. Terdapat 14 unsur dari periode 6 ditempatkan di bagian bawah
tabel. Unsur tersebut dari mulai lantanum (Z=57) sampai hafnium (Z=
72) dinamakan deret lantanoid
5. Deret periode ketujuh atau terakhir tidak lengkap, tetapi diduga
akan berbentuk panjang. 14 unsur dari periode ketujuh, ditaruh pada
bagian bawah tabel dinamakan deret aktinoid
6. Unsur-unsur golongan A dikenal dengan unsur-unsur wakil
(representatif elemen), dan unsur-unsur golongan B serta deret
lantanoid dan aktinoid disebut dengan unsur-unsur transisi (Petrucci,
1987, hlm. 245).
b. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik Unsur
Susunan unsur dalam sistem periodik yang sekarang digunakan
adalah tabel periodik unsur-unsur. Susunan unsur pada tabel periodik
unsur didasarkan pada urutan nomor atom. Pada tabel periodik unsur
(Gambar 2. 21), unsur-unsur dalam deret mendatar dinamakan perioda,
sedangkan kolom vertikal dinamakan golongan.
Gambar 2.19 Konfigurasi Elektron dan Tabel
44
Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan akan memiliki sifat-
sifat yang mirip satu sama lain. Pada gambar 2.21 terlihat bahwa perioda
pertama terisi dua unsur, perioda kedua dan ketiga terisi masing-masing
delapan unsur, sedangkan perioda keempat dan kelima terisi 18 unsur,
sedangkan perioda keenam berisi tiga puluh dua unsur, dan perioda
ketujuh berisi sembilan belas unsur. Bilangan 2, 8, 18, 32 adalah bilangan
yang menunjukkan jumlah elektron maksimal dalam orbital dengan
tingkat energi n=1, n=2, n=3, dan n=4 (Purwatiningsih, 2015, hlm.III-
15).
Dalam tabel 2.7, diberikan tiga golongan unsur yang diambil dari
tabel unsur periodik dan konfigurasi elektron yang dicantumkan. Atom-
atom gas mulia dengan pengecualian atom helium yang hanya
mempunya dua elektron, mempunyai kulit terluar dengan delapan
elektron, yaitu konfigurasi ns2 np6 (dimana n adalah bilangan kuantum
utama tertinggi). Semua atom dari golongan IA mempunyai elektron
tunggal di kulit terluar pada orbital s, dalam hal ini ns1. Atom-atom unsur
golongan VIIA mempunyai tujuh elektron di kulit terluar, yaitu dengan
konfigurasi ns2 np5.
Tabel 2.4 Konfigurasi Elektron dari Beberapa Golongan Unsur
Golongan Unsur Konfigurasi
0 He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
1s2
1s2 2s22p6
1s2 2s22p6 3s23p6
1s2 2s22p6 3s23p63d104s24p6
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2
5p6
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2
5p6 5d10 6s2 6p6
IA H
Li
Na
K
Rb
Cs
Fr
1s1
[He] 2s1
[Ne] 3s1
[Ar] 4s1
[Kr] 5s1
[Xe] 6s1
[Rn] 7s1
VIIA F
Cl
[He] 2s22p5
[Ne] 3s23p5
45
Golongan Unsur Konfigurasi
Br
I
At
[Ar] 3d104s24p5
[Kr] 4d105s25p5
[Xe] 4f145d106s26p5
(Petrucci, 1987, hlm. 246).
Jumlah elektron valensi yang sama menentukan kemiripan perilaku
kimia diantara unsur-unsur dalam setiap golongan. Tetapi kita harus
berhati-hati dalam meramalkan sifat-sifat golongan 3A hingga 6A,
sebagai contoh, unsur-unsur dalam golongan 4A memiliki konfigurasi
elektron terluar yang sama yaitu ns2 np4 tetapi memiliki keragaman dalam
sifat kimia diantara unsur-unsurnya: Karbon termasuk nonlogam, silikon
dan germanium adalah metaloid, serta timah dan timbal adalah logam
(Chang, 2005, hlm. 232).
Hubungan antara konfigurasi elektron dan letaknya pada sistem
periodik unsur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5 Hubungan antara Konfigurasi Elektron dan Letak Unsur
Pada SPU
Konfiguras
Elektron Valensi
Letak Unsur pada SPU
Golongan Periode
ns1 IA n
ns2 IIA n
ns2np1 IIIA n
ns2np2 IVA n
ns2np3 VA n
ns2np4 VIA n
ns2np5 VIIA n
ns2np6 VIIIA n
ns2 (n-1)d1 IIIB n
ns2 (n-1)d2 IVB n
ns2 (n-1)d3 VB n
ns2 (n-1)d4 VIB n
ns2 (n-1)d5 VIIB n
ns2 (n-1)d6 VIIIB n
ns2 (n-1)d7 VIIIB n
ns2 (n-1)d8 VIIIB n
ns1 (n-1)d10 IB n
ns2 (n-1)d10 IIB n
46
c. Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur
Adapun sifat-sifat keperiodikan unsur pada tabel periodik unsur
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Unsur Logam dan Non Logam
Unsur di alam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu unsur logam dan unsur non logam. Unsur-unsur logam
mempunyai sifat kemampuan mengubah bentuk tanpa pecah jika
ditempa dengan pemukul (hammer), bersifat mudah ditempa
(lentur), dan penghantar arus listrik yang baik (Brady, 1999, hlm.
120-121). Lebih dari 70% unsur-unsur adalah logam, terdapat
kesamaan sifat diantara logam tersebut, namun perbedaannya pun
sangat banyak (Brady, 1999, hlm. 121). Logam juga memiliki sifat
fisik yang berbeda seperti kekerasan dan titik leleh. Unsur yang
memiliki titik leleh tertinggi adalah tungsten (3.4000C) sedangkan
unsur yang memiliki titik leleh paling rendah adalah merkuri -38,90C
yang pada temperatur kamar (250C) logam ini berbentuk cair (Brady,
1999, hlm. 122).
Unsur-unsur bukan logam adalah atom-atom yang dapat
mencapai konfigurasi elektron gas mulia melalui perolehan sedikit
elektron (Petrucci, 1987, hlm. 249). Unsur-unsur bukan logam pada
umumnya mempunyai sifat tidak menghantarkan listrik dan panas,
beberapa unsur bukan logam pada suhu kamar berwujud gas
(misalnya N2 dan O2), beberapa unsur berwujud padat rapuh
(misalnya S dan Si), satu zat yang cair yaitu brom. Dari sifat
kimianya, unsur bukan logam cenderung menarik satu elektron atau
lebih (Petrucci, 1987, hlm. 76).
2. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti sampai ke suatu tempat yang
mempunyai peluang terbesar untuk menemukan elektron di kulit
terluarnya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
kulit elektron dalam suatu atom (makin bawah letak suatu unsur
47
dalam satu golongan) makin besar ukuran atom tersebut (Petrucci,
1987, hlm. 251). Berikut adalah tabel nilai jari-jari atom unsur-unsur
utama dari golongan IA sampai golongan VIII A.
Tabel 2.6 Nilai Jari-Jari Atom Golongan I A–VIII A
H
0,30
He
1,20
Li
1,23
Be
0,89
B
0,80
C
0,77
N
0,74
O
0,74
F
0,72
Ne
1,60
Na
1,57
Mg
1,36
Al
1,25
Si
1,17
P
1,10
S
1,04
Cl
0,99
Ar
1,91
K
2,03
Ca
1,74
Ga
1,25
Ge
1,22
As
1,21
Se
1,14
Br
1,14
Kr
2,00
Rb
2,16
Sr
1,91
In
1,50
Sn
1,40
Sb
1,41
Te
1,37
I
1,33
Xr
2,20
Cs
2,30
Ba
1,98
Tl
1,55
Pb
1,46
Bi
1,52
Po
–
At
–
Rn
–
(Purwantiningsih, 2015, hlm. III-17)
Dalam satu periode, jari-jari atom menurun dari kiri ke kanan
(Petrucci, 1987, hlm. 252). Karena elektron di kulit bagian dalam
tetap sedangkan muatan inti efektif bertambah, sehingga gaya tarik
intik terhadap elektron terluar semakin kuat yang menyebabkan
jarak elektron kulit terluar dengan inti makin dekat.
3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang harus diserap oleh atom gas
agar elektron yang tarikannya paling kecil dapat dipisahkan secara
sempurna (Petrucci, 2011, hlm. 255). Besarnya energi ionisasi suatu
unsur ditentukan oleh dua faktor, yaitu muatan inti dan jari-jari atom.
Jika muatan inti semakin besar, maka gaya tarik elektrostatik inti
makin kuat, akibatnya makin tinggi energi ionisasi suatu unsur,
sedangkan semakin besar jari-jari atom suatu unsur, maka energi
ionisasi unsur tersebut semakin rendah (Purwantiningsih, 2015, hlm.
III-19-III.20). Secara umum, dalam satu periode energi ionisasi
meningkat dari kiri ke kanan, sedangkan dalam satu golongan dari
atas ke bawah energi ionisasinya semakin rendah (Purwatiningsih,
2015, hlm. III-19).
48
Gambar 2.20 Keragaman Energi Ionisasi Pertama Terhadap
Nomor Atom
4. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah perubahan entalpi yang terjadi ketika
satu atom netral dalam fase gas menerima elektron dari jarak tak
terhingga (Purwatiningsih, 2015, hlm.III-21). Apabila sebuah atom
dalam keadaan gas menerima sebuah elektron, maka gaya tarik inti
tersebut menyebabkan atom melepasenergi (AE<0) (Purwatiningsih,
2015, hlm.III-21). Secara umum, dalam satu periode dari kiri ke
kanan nilai afinitas elektron akan semakin positif, afinitas elektron
logam-logam secara umum lebih rendah daripada nonlogam (Chang,
2005, hlm. 244).
5. Elektronegativitas
Elektronegativitas adalah kecenderungan suatu atom untuk
menarik elektron dari atom lain yang selanjutnya elektron tersebut
digunakan secara bersama oleh dua atom yang bersenyawa
(Purwatiningsih, 2015, hlm.III-21). Umumnya atom-atom yang
memiliki jari-jari kecil memiliki kecenderungan untuk menarik
elektron lebih besar, dengan kata lain atom kecil lebih bersifat
49
elektronegatif bersenyawa (Purwatiningsih, 2015, hlm.III-21).
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegativitas semakin
kecil, sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar
(Purwatiningsih, 2015, hlm.III-21-III-22).
B. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang relevan yang telah dilakukan mengenai penilaian
quizizz dan hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wilda Albeta, Nofianti, & Sri
Rahmadani (2020), berjudul “Peranan Turnamen Berbasis ICT dengan
Aplikasi Quizizz terhadap Pembelajaran Kimia”, yang dimuat dalam Jurnal
Pendidikan Kimia Universitas Riau, 5(1). Hasil penelitian ini adalah
terdapat perbedaan hasil belajar kimia dan motivasi belajar yang signifikan
antara kelas yang diajarkan pembelajaran klasikal dengan kelas yang
diajarkan pembelajaran turnamen berbasis ICT menggunakan Quizizz.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Setiawan, Sri Wigati, & Dwi
Sulistyaningsih (2019), berjudul “Implementasi Media Game Edukasi
Quizizz untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X IPA 7 SMAN 15 Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020”, yang dimuat dalam Seminar Nasional Edusainstek.
Hasil penelitian ini adalah implementasi Quizizz meningkatkan hasil belajar
matematika sistem persaman linear tiga variabel antara pretest dan posstest
pada materi sistem persaman linear tiga variabel dengan metode eliminasi
dan determinan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh James P. Grinias (2017), berjudul “Making
a Game Out of It: Using Web-Based Competitive Quizezz for Quantitative
Analysis Content Review”, yang dimuat dalam Journal Of Chemical
Education. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan game berbasis kuis
kompetitif berbasis web memanfaatkan sistem respon siswa untuk
meninjau ujian komprehensif, selain itu membantu dan menyenangkan
siswa dalam kelas kimia analisis kuantitatif.
50
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fang Zhao (2019), yang berjudul “Using
Quizizz to Integrate Fun Multiplayer in The Classroom”, yang dimuat
dalam International Journal of Higher Education, 8(1). Hasil penelitian ini
yaitu dengan menggunakan Quizizz meningkatkan pengalaman belajar
siswa, selain itu siswa yang menggunakan Quizizz memberikan skor
evaluasi yang lebih tinggi dan Quizizz memberikan dampak positif pada
keterlibatan siswa dan hasil belajar siswa di kelas akuntansi.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Gwo-Jen Hwang & Hsun-Fang Chang
(2011) yang berjudul “A Formative Assessment-Based Mobile Learning
Approach to Improving The Learning Attitudes and Achievements of
Students”, yang dimuat dalam Computers and Education volume 56. Hasil
penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan prestasi belajar dan minat,
serta sikap siswa.
C. Kerangka Berpikir
Menurut UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi yang harus dimiliki guru antara lain adalah kemampuan memyusun
alat evaluasi hasil belajar siswa yang pelaksanaannya diutamakan penilaian
autentik. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan untuk
mengetahui sejauh manakah proses pembelajaran telah berjalan sesuai yang
direncanakan. Dengan informasi yang didapatkan dari hasil penilaian formatif,
dapat menjadi umpan balik untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Dalam
penerapannya, penilaian hasil belajar di sekolah masih menggunakan metode
paper test, soal-soal yang diberikan terkesan monoton dan tidak bervariasi
sehingga siswa menjadi tidak bersemangat.
Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik salah satunya dengan
cara memasukan unsur permainan (gamification) dalam proses penilaian hasil
belajar sehingga siswa lebih tertarik. Quizizz adalah aplikasi pendidikan
berbasis permainan (gamification), yang membawa kegiatan multipemain di
ruang kelas dan membuat latihan di kelas menjadi interaktif dan
menyenangkan. Pengaruh Quizizz sebagai penilaian formatif berbasis web
51
pada skripsi ini menitikberatkan pada topik Sistem Periodik Unsur. Diharapkan
dengan adanya penggunaan Quizizz sebagai formative assessment dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Periodik Unsur.
Sesuai uraian tersebut, berikut merupakan kerangka berpikir untuk penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 2.21 berikut ini:
52
Gambar 2.21 Kerangka Berpikir
Menurut UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi yang harus dimiliki guru antara lain adalah kemampuan
memyusun alat evaluasi hasil belajar siswa yang pelaksanaannya
diutamakan penilaian autentik.
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui
sejauh manakah proses pembelajaran telah berjalan sesuai yang
direncanakan.
Penilaian menggunakan metode
konvensional berupa paper test (tes
kertas), soal-soal yang diberikan
terkesan monoton dan tidak
bervariasi sehingga siswa menjadi
tidak bersemangat.
Dengan informasi yang
didapatkan dari penilaian
formatif, dapat menjadi umpan
balik untuk siswa memperbaiki
hasil belajar
Memasukan unsur permainan (gamification)
dalam proses penilaian hasil belajar sehingga
siswa lebih tertarik
Pengunaan Web Quizizz sebagai media penilaian formatif,
memberikan informasi secara cepat mengenai pencapaian
kompetensi siswa dan statistiknya setelah pengerjaan kuis.
Pengunaan Web Quizizz sebagai media penilaian formatif mempengaruhi hasil
belajar siswa pada topik Sistem Periodik Unsur
53
D. Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh yang signifikan akibat penggunaan Quizizz sebagai
media penilaian formatif terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem
periodik unsur.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Tangerang Selatan, yang berlokasi
di Jalan Pendidikan No. 49, Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15441. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2019/2020 yaitu pada 17 September – 3 Oktober 2019.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment
(eksperimen semu). Pada dasarnya eksperimen semu sama seperti
eksperimen murni, yang berbeda adalah dalam pengontrolan variabel yang
dilakukan terhadap satu variabel yang dipandang paling dominan
(Sukmadinata, 2011, hlm. 59). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
Quizizz sebagai penilaian formatif berbasis web terhadap hasil belajar
siswa pada materi sistem periodik unsur. Sampel dibagi dua bagian, yaitu
kelas eksperimen yang diberikan perlakuan penilaian formatif
menggunakan Quizizz, dan kelas kontrol menggunakan media
konvensional (paper test).
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian Nonequivalent
control group design. Desain penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dipilih salah satunya berdasarkan
teknik non probability sampling yaitu purposive sampling yang
merupakan cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada
pertimbangan atau tujuan tertentu (Arifin, 2011, hlm. 221). Dua kelas
tersebut menerima materi yang sama yaitu Sistem Periodik Unsur dengan
perlakuan yang berbeda saat penilaian formatif . Pada awal penelitian,
55
siswa pada kelas kontol dan kelas eksperimen diberikan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan media penilaian formatif berbasis web yaitu Quizizz, dan kelas
kontrol kelas kontrol menggunakan media konvensional (paper test).
Desain penelitian ini digambarkan dalam tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent control group design
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2
Keterangan:
X1: perlakuan penilaian formatif menggunakan Quizizz
X2 : perlakuan penilaian formatif tanpa menggunakan Quizizz
Y1 : Pemberian Pretest
Y2 : Pemberian Posttest
C. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur dari penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu, Observasi,
Persiapan Penelitian, dan Pelaksanaan Penelitian. Berikut alur prosedur
penelitian yang telah dibuat penulis:
1. Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut ini:
a. Menentukan permasalahan
b. Mengumpulkan literatur, baik literatur dari buku, jurnal, dan internet
c. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui media penilaian apa saja
yang digunakan sekolah
d. Menyusun instrumen penelitian yaitu intrumen berupa tes hasil belajar
materi sistem periodik unsur
e. Menguji validitas instrumen kepada ahil dan memperbaiki instrumen
sesuai saran ahli
f. Melakukan uji empirik instrumen hasil belajar materi sistem periodik
unsur kepada siswa kelas XI IPA
g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
56
2. Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Menyebarkan soal pretest materi sistem periodik unsur kepada siswa
kelas eksperimen dan kontrol
b. Mengajarkan materi Sistem Periodik Unsur
c. Menyebarkan soal posttest materi sistem periodik unsur pada kelas
kontrol (X IPA 5) menggunakan media kertas dan kelas eksperimen (X
IPA 2 dan 3) menggunakan web Quizizz.
3. Penyelesaian Penelitian
Tahap penyelesaian penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
b. Menulis hasil dan pembahasan
c. Menarik kesimpulan
Adapun skema prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut ini:
57
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Menarik Kesimpulan
Analisis Data
Revisi
Merumuskan Masalah
Mengumpulkan Studi Literatur
Membuat Instrumen Penelitian
Soal Pilihan Ganda
Materi Sistem Periodik
Melakukan Uji Empirik Instrumen Soal Objektif
Materi Sistem Periodik Unsur Kepada Siswa Kelas XI
IPA
Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Valid
Pengambilan Data
Nilai Pretest dan Posttest
Soal Sistem Periodik
Temuan Data
Soal Valid
58
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010, hlm. 61). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMAN 1 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020. Adapun
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
(Sugiyono, 2010, hlm. 62). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X IPA 2 yang terdiri dari 42 siswa sebagai kelas eksperimen dan X IPA
5 yang terdiri dari 42 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purpossive sampling, yaitu teknik sampling yang
digunakan oleh peneliti jika peneliti memiliki pertimbangan tertentu dalam
penentuan sampel dengan tujuan tertentu (Riduwan, 2010, hlm. 63).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dijawab oleh
responden (Arifin, 2011, hlm. 226). Tes merupakan instrumen alat ukur
untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas
pertanyaan dalam instrumen, peserta memberikan penampilan maksimalnya
(Purwanto, 2014, hlm. 63-64). Tes hasil belajar Tes dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi Sistem Periodik
Unsur. Tes objektif pilihan ganda diberikan kepada siswa kelas kontrol dan
eksperimen saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diajarkan materi
Sistem Periodik Unsur.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tes Objektif Pilihan Ganda
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda
dengan 5 alternatif pilihan jawaban yaitu a, b, c, d, dan e. Soal instrumen
59
berisi 33 butir soal pilihan ganda. Tes objektif pilihan ganda digunakan
karena dapat digunakan untuk menguji penguasaan materi dengan cakupan
banyak dan dapat digunakan untuk mengukur berbagai jenjang kognitif
sesuai Taksonomi Bloom, namun dengan keuntungan penskoran lebih
mudah dan cepat (Sani, 2016, hlm. 183). Soal dibuat berdasarkan
kompetensi yang hendak dicapai dalam materi Sistem Periodik Unsur.
Adapun kisi-kisi instrumen soal tes objektif pilihan ganda dengan materi
Sistem Periodik Unsur, dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Sistem Periodik Unsur
Indikator Soal Tingkat Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4 C5
3.3.1
Menjelaskan
sejarah
perkembangan
sistem periodik
1, 2,
3*,
6*
4, 5* 6
3.3.2Menentukan
konfigurasi
elektron suatu
unsur dalam tabel
periodik
7*, 8, 9*
,10, 11,
12
6
3.3.3
Menentukan pola
konfigurasi
elektron untuk
setiap golongan
dalam tabel
periodik
13*,
14*,15*,
16*,
17*, 18*
6
4.3.1
Menentukan
golongan dari
suatu unsur
dalam tabel
periodik unsur
19*,
20*,
21*,
22*,
23*, 24*
6
4.3.2
Menentukan
periode dari
suatu unsur
dalam tabel
periodik unsur
25*,
26*,
27*, 28,
29*, 30*
6
3.4.1
Menganalisis
31*,
32*,
6
60
Indikator Soal Tingkat Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4 C5
kemiripan sifat-
sifat
keperiodikan
unsur dalam
golongan dan
periodenya
33*,
34*,
35*,
36*
4.4.1
Menganalisis
kemiripan dan
sifat
keperiodikan
unsur
berdasarkan data
yang disajikan
41* 39*,
40*42*
37*,
38
6
* Soal Valid
Penggunaan Quizizz dalam penelitian pada kelas eksperimen dilakukan
beberapa kali yaitu saat pretest, saat proses pembelajaran di pertemuan ke dua,
pemberian pekerjaan rumah, dan posttest. Adapun tujuannya adalah untuk
melihat progres kemajuan hasil belajar siswa dari sebelum diberi perlakuan,
saat diberi perlakuan, dan setelah diberi perlakuan. Adapun penggunaan
Quizizz dalam penelitian ini, dapat dilihat sebagai berikut:
1. Digunakan untuk Pretest Siswa Kelas Eksperimen
Gambar 3.2 Tampilan Pretest Menggunakan Quizizz
61
Quizizz digunakan pada saat prerest untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa kelas eksperimen mengenai materi sistem periodik unsur. Nilai
rata-rata pretest siswa kelas eksperimen hanya 20,29.
2. Digunakan untuk Kuis pada Pertemuan Kedua
Gambar 3.3 Tampilan Quizizz Pada Kuis Kelas Eksperimen
Quizizz pada saat pertemuan kedua digunakan untuk kuis setelah siswa
diberikan materi sejarah perkembangan sistem periodik dan konfigurasi
elektron. Nilai rata-rata yang diperoleh pada saat kuis di pertemuan kedua
ini adalah 58,70.
3. Digunakan untuk Pekerjaan Rumah (Homework) Siswa Kelas Eksperimen
Gambar 3.4 Tampilan Quizizz Pada Pekerjaan Rumah Siswa Kelas
Eksperimen
Quizizz pada pertemuan ketiga digunakan peneliti untuk memberikan
pekerjaan rumah kepada siswa, selain itu diharapkan dengan soal-soal yang
62
diberikan siswa dapat mempersiapkan diri untuk posttest pada pertemuan
keempat.
4. Digunakan untuk Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Gambar 3.5 Tampilan Quizizz Posttest Kelas Eksperimen
Quizizz pada pertemuan keempat digunakan peneliti untuk posttest
pada kelas eksperimen. Soal yang diberikan sesuai dengan topik pada
materi system periodic unsur yaitu sejarah perkembangan sistem periodik
unsur, konfigurasi elektron, dan sifat keperiodikan unsur. Nilai rata-rata
yang diperoleh kelas eksperimen pada saat posttest adalah 87,52.
G. Uji Coba Instrumen
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi
persyaratan tes. Terdapat dua syarat psikometris yang harus dipenuhi oleh
sebuah instrumen yaitu validitas dan reabilitas (Purwanto, 2014, hlm. 62).
1. Uji Validitas
Validitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh sebuah alat ukur untuk
mengukur secara tepat keadaan yang diukur (Purwanto, 2014, hlm. 62).
Validitas menunjuk pada hasil dari penggunaan isntrumen bukan pada
instrumennya (Sukmadinata, 2011, hlm. 228). Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan berbantu perangkat lunak SPSS (Statistical
Product Service Solution) versi 24.0.
63
Instrumen butir soal hasil belajar pada materi sistem periodik unsur
diujicobakan kepada 67 siswa kelas XI IPA SMAN 1 Tangerang Selatan.
Data uji coba instrumen tersebut kemudian ditabulasi dengan tujuan untuk
menghitung hasil uji coba. Uji coba dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.
Jika diketahui n = 67, maka nilai rtabel dengan taraf kesalahan 5% sebesar
0,2404. Jika koefisien korelasi setiap butir soal lebih besar dari 0,2404 maka
butir soal instrumen tersebut dinyatakan valid.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Hasil Belajar Siswa
Materi Sistem Periodik Unsur
No Butir Soal r hitung r tabel 5% Keterangan
1 0,129 0,2404 Tidak Valid
2 0,158 0,2404 Tidak Valid
3 0,47 0,2404 Valid
4 0,076 0,2404 Tidak Valid
5 0,455 0,2404 valid
6 0,545 0,2404 valid
7 0, 325 0,2404 valid
8 0,043 0,2404 Tidak Valid
9 0,302 0,2404 Valid
10 0,003 0,2404 Tidak Valid
11 0,19 0,2404 Tidak Valid
12 0,138 0,2404 Tidak Valid
13 0,549 0,2404 Valid
14 0,585 0,2404 Valid
15 0,617 0,2404 Valid
16 0,496 0,2404 Valid
17 0,725 0,2404 Valid
18 0,485 0,2404 Valid
19 0,594 0,2404 Valid
20 0,577 0,2404 Valid
21 0,455 0,2404 Valid
22 0,318 0,2404 Valid
23 0,332 0,2404 Valid
24 0,401 0,2404 Valid
25 0,431 0,2404 Valid
26 0,504 0,2404 Valid
27 0,338 0,2404 Valid
28 0,233 0,2404 Tidak Valid
29 0,5 0,2404 Valid
30 0,631 0,2404 Valid
31 0,483 0,2404 Valid
64
No Butir Soal r hitung r tabel 5% Keterangan
32 0, 359 0,2404 Valid
33 0,345 0,2404 Valid
34 0,41 0,2404 Valid
35 0,372 0,2404 Valid
36 0,435 0,2404 Valid
37 0,405 0,2404 Valid
38 0,182 0,2404 Tidak Valid
39 0,307 0,2404 Valid
40 0,389 0,2404 Valid
41 0,283 0,2404 Valid
42 0,408 0,2404 Valid
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat keajegan atau ketepatan hasil pengukuran.
Suatu instrumen dikatakan memiliki reabilitas yang memadai jika instrumen
tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya
sama atau relatif sama (Sukmadinata, 2011, hlm. 229-230). Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan bantuan perangkat lunak SPSS
(Statistical Product Service Solution) versi 24.0. Hasil uji reabilitas sebesar
0,877 dimana berdasarkan katagori uji reabilitas pada Tabel 3.6 di bawah
ini, nilai tersebut menyatakan bahwa instrumen hasil belajar siswa materi
sistem periodik unsur memiliki ketepatan yang sangat tinggi.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian, terutama jika diinginkan kesimpulan dan kesahihan tentang masalah
yang diteliti. Jika data yang diperoleh masih mentah maka data kurang
mempunyai arti.
1. Deskripsi Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskriptif data dari masing-
masing variabel. Pendeskripsian data yang dilakukan adalah nilai tertinggi,
nilai terendah, nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai yang sering
muncul (modus), dan standar deviasi pada nilai pretest dan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
65
2. Uji Normalitas
Menurut Kadir (2015, hlm. 143) “sebelum pengujian hipotesis
dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data”. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu set data sudah sesuai
dimodelkan oleh distribusi normal atau tidak (Riadi, 2016, hlm. 105) .
Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Software
SPSS versi 24.0. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Dalam menarik kesimpulan uji
normalitas Kolmogorov Smirnov, kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika sig < α (0,05), H0 ditolak, Distribusi populasi tidak normal
Jika sig > α (0,05), H0 diterima, Distribusi populasi normal (Riadi, 2016,
hlm. 122).
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan teknik statistik yang
digunakan pada uji korelasi. Bila data terdistribusi normal maka digunakan
teknik statistik parametris, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal
maka digunakan teknik statistik nonparametris (Sugiyono, 2010, hlm. 75).
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data yang diperoleh
homogen atau tidak. Homogenitas dari suatu data berarti data tersebut
memiliki variasi atau keragaman nilai sama (Kadir, 2015, hlm. 159).
Pengujian homogenitas data hasil penelitian dengan menggunakan Software
SPSS versi 24.0. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas Levene. Dalam menarik kesimpulan uji homogenitas
Levene adalah sebagai berikut:
Jika sig < a (0,05), maka Ho ditolak, H1 dierima, maka variabel x berasal
dari populasi yang tidak homogen
Jika sg> a (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak, maka variabel x berasal
dari populasi yang homogen (Riadi, 2016, hlm. 139-140).
66
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat normalitas dan
homogenitas. Karena pada uji normalitas, data terdistribusi normal maka
dianalasisis dengan teknik statistik parametirik. Uji hipotesis yang
dilakukan adalah uji-t. Uji-t yang dihitung dengan taraf signifikansi α =
0,05.
Jika thitung > ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung < ttabel, maka H0 ditolak
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik berdasarkan hipotesis yang telah ditetapkan adalah:
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan akibat penggunaan Quizizz
sebagai media penilaian formatif terhadap hasil belajar siswa pada materi
sistem periodik unsur.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan akibat penggunaan Quizizz sebagai
media penilaian formatif terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem
periodik unsur.
67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Adapun data hasil penelitian yang diperoleh dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sebagai berikut:
1. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan perhitungan statistik, maka diperoleh nilai pemusatan dan
penyebaran dari data nilai pretest dan posttest disajikan pada Tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Data Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Nilai
Tertinggi
39 55 88 100
Nilai
Terendah
9 9 52 36
Rata-rata 23,38 20,29 71,71 87,52
Median 20 21 70 94
Modus 18 21 67 100
Standar
Deviasi
6,279 10,286 8,463 16,431
Berdasarkan data Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest
kelas kontrol yaitu 23,38 dengan nilai tertinggi 39 dan terendah 9.
Sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen yaitu 20,29 dengan nilai
pretest tertinggi 55 dan terendah 9. Nilai rata-rata posttest kelas kontrol
yaitu 71,71 dengan nilai tertinggi 88 dan terendah 52. Sedangkan nilai rata-
rata posttest kelas eksperimen yaitu 87,52 dengan nilai tertinggi 100 dan
terendah 36. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil posttest
kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan perolehan nilai
rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol.
68
2. Data Hasil Belajar Berdasarkan Kemampuan Kognitif Siswa
Kemampuan kognitif siswa berdasarkan instrumen soal hasil belajar
pada materi sistem periodik unsur, untuk setiap jenjangnya dapat dilihat
pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Persentase Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Jenjang
Kognitif
Pretest (%) Posttest (%)
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
C1 42,86 26,2 58,70 86,90
C2 21,4 23,8 40,48 88,10
C3 20,70 24,40 73,90 88,30
C4 16,90 20,60 71,20 86,00
C5 14,30 23,80 57,10 83,30
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen pada saat pretest dan posttest untuk setiap jenjang kognitif
mengalami peningkatan. Jika dilihat hasil belajar pada saat posttest dimana
siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen sudah mendapatkan pembelajaran
materi sistem periodik unsur, jenjang kognitif menerapkan (C3)
memperoleh persentase tertinggi yaitu pada kelas kontrol sebesar 73,9% dan
kelas eksperimen sebesar 88,30%. Dapat disimpulkan, kedua kelas ini
berada pada level MOTS atau Middle Order Thinking Skill (Widana, 2017,
hlm. 7).
3. Hasil Analisis Data Tes
a. Uji Prasyarat Analisis Statistik
Uji prasyarat analisis statistik dilakukan sebelum pengujian
hipotesis. Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun hasil ujian prasyarat analisis
yang dilakukan sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil
pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen
terdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas kedua data
69
digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov berbantuan software SPSS
24 dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Kesimpulan diambil
berdasarkan kriteria pengujian normalitas, yaitu jika taraf
signifikansi SPSS > 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika
taraf signifikansi SPSS < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Hasil pengujian data pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas
ekperimen dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Jenis
Tes Kelas
Kolmogorov-Smirnov Keterangan
Statistik df Sig.
Pretest Kontrol 0,142 42 0,054 Normal
Eksperimen 0,190 42 0,056 Normal
Posttest Kontrol 0,122 42 0,119 Normal
Eksperimen 0,227 42 0,110 Normal
Berdasarkan data Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai
signifikansi data pretest kelas kontrol sebesar 0,054 dan kelas
ekperimen sebesar 0,056. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
signifikansi SPSS dari pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
lebih besar dari taraf signifikansi (α) = 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
berdistribusi normal. Selanjutnya, nilai signifikansi data posttest
kelas kontrol sebesar 0,119 dan kelas ekperimen sebesar 0,110. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi SPSS dari posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen lebih besar dari taraf signifikansi (α) =
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil
pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
memiliki varians yang homogen atau tidak (heterogen). Untuk
menguji homogenitas kedua data digunakan uji Levene Statistic
70
dengan software SPSS 24. Hasil pengujian homogenitas data pretest
dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik
Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pretest Posttest
Levene Statistic 5,156 9,206
df1 1 1
df2 82 82
Sig. 0,228 0,231
Taraf Siginifikansi (α) 0,05
Kesimpulan Homogen Homogen
Berdasarkan data Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sigifikansi data
pretest sebesar 0,228 dan nilai signifikansi data posttest sebesar
0,231. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi kedua data
tersebut lebih besar dari taraf siginifikansi (α= 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa pretest serta posttest pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen memiliki variansi yang homogen.
b. Uji Hipotesis
Hasil uji prasyarat analisis statistik menunjukkan bahwa data pretest
kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal, serta data
posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.
Kemudian kelas kontrol dan ekperimen memiliki varians yang homogen
pada saat pretest dan posttest. Oleh karena itu, pengujian hipotesis yang
dilakukan menggunakan analisis statistik parametrik, yaitu uji
Independent Sample T Test melalui software SPSS 24. Uji ini dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata nilai pretest dan
posttest.
1) Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Ekperimen
Hasil pengujian hipotesis pretest pada kelas kontrol dan
ekperimen dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
71
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest
Statistik Uji-t Pretest Kesimpulan
Kontrol Eksperimen Sig > α (Maka H0
diterima, artinya
tidak terdapat
perbedaan
perbedaan rata-rata
yang signifikan
antara pretest kelas
kontrol dengan
kelas eksperimen)
N 42 42
α 0,05
Sig (2-tailed) 0,100
Nilai sig (2-tailed) sebesar 0,100 jika dibandingkan dengan α,
hasilnya adalah Sig > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai pretest pada kelas kontrol
dengan nilai pretest pada kelas eksperimen.
2) Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Ekperimen
Hasil pengujian hipotesis posttest pada kelas kontrol dan
ekperimen dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest
Statistik Uji-t Pretest Kesimpulan
Kontrol Eksperimen Sig < α (Maka H0
ditolak dan H1
diterima, artinya
terdapat perbedaan
rata-rata yang
signifikan antara
posttest kelas
kontrol dengan
kelas eksperimen)
N 42 42
α 0,05
Sig (2-tailed) 0,000
Nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 jika dibandingkan dengan α,
hasilnya adalah Sig < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai posttest pada kelas kontrol
dengan nilai posttest pada kelas eksperimen.
72
B. Pembahasan
Hasil belajar siswa pada materi sistem periodik unsur diukur menggunakan
tes objektif pilihan ganda, yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran.
Tes objektif pilihan ganda diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan Quizizz sebagai media penilaian formatif. Data diperoleh dari
pretest, kuis, pekerjaan rumah dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pembahasan terhadap data hasil penelitian berikut diuraikan berdasarkan aspek
hasil belajar siswa yang teramati, yaitu aspek pengetahuan atau kognitif.
Penggunaan Quizizz dalam penelitian ini digunakan sebanyak empat kali
yaitu digunakan untuk pretest, kuis, pekerjaan rumah, dan posttest. Quizizz
digunakan saat pretest bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
terhadap materi sistem periodik unsur. Pada pertemuan kedua, Quizizz
digunakan untuk kuis, setelah peneliti memberikan pengajaran untuk topik
perkembangan sistem periodik unsur dan konfigurasi elektron. Pada pertemuan
ketiga, Quizizz digunakan peneliti untuk memberikan pekerjaan rumah kepada
siswa. Diharapkan dengan soal-soal yang diberikan, dapat membuat siswa
berlatih dan mempersiapkan untuk posttest pada pertemuan selanjutnya.
Penggunaan Quizizz pada pertemuan keempat yaitu digunakan untuk posttest,
setelah kelas eksperimen diberikan pengajaran beberapa topik dan juga
perlakuan dengan menggunakan Quizizz sebagai media penilaian formatif
untuk setiap pertemuannya.
Dalam penelitian ini, Quizizz digunakan secara live saat pembelajaran di
kelas sebanyak tiga kali yaitu pretest, kuis, dan posttest, sedangkan digunakan
untuk home work satu kali. Penggunaan Quizizz sangatlah mudah, peneliti
hanya perlu memberikan kode akses agar para siswa dapat bergabung untuk
mengerjakan soal. Siswa hanya perlu membuka link www.quizizz.com pada
perangkat mereka yang sudah terkoneksi dengan internet. Mereka hanya perlu
memilih fitur join lalu memasukan kode akses, selanjutnya mereka dapat
mengerjakan soal-soal yang sudah disediakan. Untuk setiap jawaban yang
mereka berikan, aka nada umpan balik secara langsung apakah jawaban mereka
73
benar atau salah. Pada akhir pengerjaan, mereka akan mengetahui skor yang
mereka dapatkan, persentasi keberhasilan pengerjaan soal, serta peringkat
mereka di dalam kelas.
Berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata pretest kelas eksperimen yaitu
20,29 sedangkan rata-rata pretest kelas kontrol yaitu 23,38. Berdasarkan hasil
uji prasyarat diketahui bahwa data hasil pretest dari kedua kelas berdistribusi
normal dan homogen. Data pretest kemudian dianalisis dengan menggunakan
uji Independent sample T Test sebagai uji hipotesis untuk melihat perbedaan
kemampuan awal sampel yang diteliti. Hasil uji Independent sample T Test
pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,100
> (α = 0,05), artinya bahwa sampel yang tidak terdapat perbedaan rata-rata
yang signifikan.
Setelah melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
kelas eksperimen dan kontrol, dilakukanlah proses pembelajaran. Pada kelas
eksperimen di pertemuan kedua, setelah proses pembelajaran berlangsung
dilakukanlah kuis menggunakan Quizizz. Kuis ini bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah pemberian materi sejarah sistem periodik unsur dan
konfigurasi elektron. Dengan menggunakan prosedur pengerjaan kuis secara
live dengan Quizizz, guru memberikan kode kepada siswa agar mereka dapat
mengerjakan kuis yang ada.
Diperoleh skor rata-rata siswa kelas eksperimen pada kuis ini adalah
sebesar 58,70. Artinya mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar
38,41 jika dibandingkan nilai rata-rata saat pretest. Adanya peningkatan hasil
belajar menjadi salah satu tujuan penilaian formatif yang tercapai. Melalui
penilaian formatif, guru dapat meninjau tingkat pemahaman siswa,
mendapatkan informasi berharga tentang pembelajaran siswa, dan
menggunakan informasi tersebut untuk merubah metode pengajaran mereka
(Anamalai, 2019).
Melalui penilaian formatif peserta didik akan mengetahui butir-butir soal
mana yang sudah dikuasai dan butir-butir soal mana yang belum dikuasai
(Arifin, 2011, hlm.35). Hasil kuis siswa menjadi informasi, kopetensi apa saja
74
yang sudah tercapai dan apa saja yang harus di perbaiki. Penilaian formatif
dirancang untuk membantu pembelajaran dengan menghasilkan informasi
umpan balik yang bermanfaat bagi siswa selama proses pembelajaran dan
peningkatan hasil belajar (Evans, Zeun, & Stanier, 2013).
Hasil belajar siswa pada materi sistem periodik unsur berdasarkan tingkat
kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.2. Hasil menunjukkan bahwa kelas
eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol untuk setiap jenjang
kognitifnya pada nilai posttest. Peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang
kognitif mengingat (C1) yang terjadi di kelas eksperimen sebesar 26,20%
menjadi 86,90% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 42,86% menjadi
58,70%. Jenjang kognitif mengingat (C1) didefenisikan sebagai mengingat
pengetahuan dalam memori yang digunakan untuk mengambil definisi, fakta,
daftar, atau membaca informasi yang dipelajari sebelumnya (Wilson L. O.,
2016). Indikator hasil belajar materi sistem periodik pada jenjang kognitif C1
yaitu menjelaskan sejarah perkembangan sistem periodik unsur, dimana siswa
dituntut hanya sebatas memanggil kembali kognisi yang sudah ada dalam
memori mengenai bagaimana sistem periodik unsur berkembang sesuai
penemuan para ahli.
Peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif memahami (C2)
yang terjadi di kelas eksperimen sebesar 23,80% menjadi 88,10%, sedangkan
pada kelas kontrol sebesar 21,40% menjadi 40,48%. Jenjang kognitif
memahami (C2) ketika siswa mampu membangun hubungan antara
pengetahuan baru yang diperoleh dan pengetahuan sebelumnya (Anderson &
Krathwhol, 2001, hlm. 70). Indikator hasil belajar materi sistem periodik pada
jenjang kognitif C2 yaitu menjelaskan sejarah perkembangan sistem periodik
unsur, dimana siswa menghubungkan pengetahuan sistem periodik unsur yang
dibuat seorang ahli dengan ahli lainnya, dan dapat menemukan perbedaan
mendasar atas penyusunan tersebut.
Peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif menerapkan (C3)
yang terjadi di kelas eksperimen sebesar 24,40% menjadi 88,30%, sedangkan
pada kelas kontrol sebesar 20,70% menjadi 73,90%. Jenjang kognitif
75
menerapkan (C3) memiliki dua subkatagori yaitu melaksanakan dan
mengimplementasikan. Melaksanakan merujuk pada penggunaan pengetahuan
yang dibangun melalui tugas yang sudah dikenal, sedangkan implementasi
mengacu pada menggunakannya dalam pemecahan masalah pada tugas yang
tidak dikenal (Radmehr & Drake, 2018). Indikator hasil belajar materi sistem
periodik unsur pada jenjang C3, menentukan konfigurasi elektron, menentukan
pola konfigurasi, menentukan golongan dan periode dari suatu unsur. Artinya,
pada jenjang kognitif C3, jika siswa sudah memahami aturan konfigurasi
elektron, maka siswa akan mampu melakukannya juga jika dihadapkan dengan
situasi yang berbeda seperti beragam nomor atom unsur, disajikan konfigurasi
ion dimana harus menentukan golongan atau periode unsur netralnya, dan lain
sebagainya.
Peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif menganalisis (C4)
yang terjadi di kelas eksperimen sebesar 21,00% menjadi 86,00%, sedangkan
pada kelas kontrol sebesar 16,90% menjadi 71,20%. Jenjang kognitif
menganalisis (C4) merupakan proses pemecahan pengetahuan menjadi
beberapa bagian dan memikirkan bagaimana dari setiap bagiannya
berhubungan dari struktur secara keseluruhan, siswa menganalisis dengan cara
membedakan, mengorganisir, dan menghubungkan (Soozandehfar & Adeli,
2016). Indikator hasil belajar sistem periodik unsur pada jenjang kognitif C4
adalah menganalisis kemiripan sifat-sifat keperiodikan unsur dalam golongan
dan periode. Maka siswa diharuskan mampu untuk mengorganisir dan
menghubungkan perbedaan sifat-sifat keperiodikan suatu unsur jika
segolongan dan seperiode.
Peningkatan hasil belajar jenjang kognitif mengevaluasi (C5) yang terjadi
di kelas eksperimen 23,80% menjadi 83,30%, sedangkan pada kelas kontrol
sebesar 14,30% menjadi 57,10%. Jenjang kognitif mengevaluasi (C5) yaitu
kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan pemikiran mendalam,
kritik, dan penilaian (Nayef, Yaacob, & Ismail, 2013). Indikator hasil belajar
sistem periodik unsur pada jenjang kognitif C5 yaitu menganalisis kemiripan
dan sifat keperiodikan unsur berdasarkan data yang disajikan. Dalam jenjang
76
kognitif C5, dari kemampuan menganalisis dan berujung pada berpikir kritis,
hingga akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat menentukan
kemiripan dan sifat keperiodikan unsur berdasarkan data yang disajikan.
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jenjang kognitif menerapkan (C3)
memperoleh persentase tertinggi jika dibandingkan dengan jenjang kognitif
lainnya. Jenjang kognitif menerapkan (C3) pada kelas eksperimen yaitu
sebesar 88,30% dan pada kelas kontrol sebesar 73,9%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas ini berada pada level MOTS atau Middle
Order Thinking Skill (Widana, 2017, hlm. 7). Karakteristik soal pada jenjang
kongnitif C3 adalah mengukur kemampuan menggunakan pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural, selain itu siswa harus mampu
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk diguanakan pada konsep
lain atau menyelesaikan permasalahan kontekstual (Fanani, 2018).
Karakteristik lainnya adalah menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata,
dan siswa diminta untuk memahami konsep kunci sehingga tetap
melakukannya walaupun dihadapkan pada situasi yang berbeda (Hyder, 2016).
Jenjang kognitif menerapkan (C3) memperoleh persentase tertinggi karena
para siswa di kelas eksperimen dan kontrol lebih mampu mengerjakan soal-
soal dengan indikator menentukan konfigurasi elektron jika diketahui nomor
atom atau golongan serta periodenya, selain itu menentukan konfigurasi ion,
yang artinya mereka mampu melakukan pengetahuan prosedural. Indikator
lainnya adalah menentukan pola konfigurasi, serta menentukan golongan dan
periode dari suatu unsur jika diketahui nomor atom, konfigurasi elektron atau
konfigurasi ionnya. Pada indikator ini mereka sudah mampu untuk
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki untuk digunakan pada konsep
lain.
Selanjutnya, pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji
statistik parametrik yaitu uji Independent sample T Test berbantu software
SPSS 24.0. Hasil uji Independent sample T Test posttest, diperoleh nilai
signifikansi (2-tailed) adalah 0,000 < (α = 0,05), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang
77
signifikan antara nilai posttest kelas eksperimen dengan nilai posttest kelas
kontrol karena pengaruh penggunaan Quizizz sebagai media penilaian formatif
berbasis web.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Albeta, Nofianti,
& Rahmadani (2020), hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil
belajar kimia dan motivasi belajar yang signifikan kelas yang diajarkan
pembelajaran klasikal dengan kelas yang diajarkan pembelajaran turnamen
berbasis ICT dengan Quizizz. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hassan & Yusof (2019) hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa yang
menggunakan Quizizz dengan siswa yang menggunakan penilaian multimedia
pada perkuliahan desain pangkalan data. Hasil penelitian tersebut juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyanti, Santosa, & Dewi (2019) yang
menunjukkan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok
kontrol, dan pengaruh Quizizz mendominasi aspek literal recognition.
Hwang & Chang (2011) menyatakan penggunaan penilaian formatif
berbasis mobile learning tidak hanya menaikan minat belajar siswa dan sikap,
tetapi juga meningkatkan hasil belajar siswa. Umpan balik yang diperoleh
siswa kelas eksperimen menggunakan Quizizz saat pretest dan kuis, digunakan
untuk memperbaiki hasil belajar mereka pada saat posttest. Siswa kelas
eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 38,41 jika
dibandingkan nilai rata-rata saat pretest. Selain itu, mengalami peningkatan
hasil belajar saat posttest sebesar 67,23 jika dibandingkan pada saat pretest.
Artinya tujuan penilaian formatif dalam penelitian ini sudah terlaksana, seperti
pernyataan Evans, Zeun, & Stanier (2013) yang menyatakan penilaian formatif
dirancang untuk membantu pembelajaran dengan menghasilkan informasi
umpan balik yang bermanfaat bagi siswa selama proses pembelajaran dan
peningkatan hasil belajar.
Hasil penelitian dalam skripsi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Asıksoy & Sorakın (2018) hasil penelitian menunjukkan bahwa,
dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol, hasil belajar (posttest) fisika
78
siswa kelompok eksperimen meningkat dibandingkan saat pretest karena
menggunakan Quizizz sebagai media untuk tanya-jawab individu. Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan,
Wigati, & Sulistyaningsih (2019) menyatakan implementasi Quizizz untuk
meningkatkan hasil belajar matematika sistem persaman linear tiga variabel
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada hasil belajar untuk setiap
siklusnya antara pretest dan posstest pada materi sistem persaman linear tiga
variabel dengan metode eliminasi dan determinan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, baik faktor
internal ataupun faktor eksternal. Menurut Suryabrata (2014, hlm. 233), faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah faktor
nonsosial dalam belajar yang meliputi letak gedung dan alat-alat yang dipakai
untuk belajar. Ada sejumlah teknologi dan perangkat lunak yang membantu
guru untuk digunakan sebagai penilaian formatif selama proses pembelajaran
yang meningkatkan pembelajaran dan penilaian (Elmahdi, Hattami, Fawzi,
2018). Alat penilaian formatif terbaik juga membantu siswa merefleksikan dan
menilai diri sendiri, mencari tahu dimana mereka berada dan kemana mereka
harus pergi belajar, terdapat aplikasi penilaian formatif untuk diskusi hingga
kuis, jejak pendapat, dan tanggapan siswa terhadap pelajaran (Anamalai, 2019)
Quizizz adalah website yang dapat digunakan guru untuk melakukan
penilaian formatif dengan memberikan kuis untuk siswa dari segala usia
(Pitoyo, Sumardi, & Asib, 2019). Quizizz menjadi salah satu alat penilaian
yang memasukan unsur permainan (gamification) dalam pendidikan, para guru
menggunakan Quizizz di kelas karena dapat memindahkan tugas dan
pengilangan menjadi kegiatan yang menghibur dan menarik partisipasi siswa
(Ceker & Ozdamlı, 2017). Gamification menggabungkan konten, permainan,
dan teknologi yang bertujuan untuk memotivasi pengalaman belajar di kelas
(Ribeiro, Silva, & Mussi, 2018). Guru dapat memantau proses serta
mengunduh laporan hasilnya setelah kuis selesai dikerjakan, dan memberikan
umpan balik secara langsung pada siswa sehingga mereka dapat mengevaluasi
79
ketercapaian kompetensi serta dapat keterpahaman siswa. Dari laporan
pengerjaan posttest kelas eksperimen menggunakan Quizizz, mengalami
kenaikan hasil belajar sebesar 64,14 jika dibandingkan pretest. Hasil penelitian
yang dilakukan peneliti juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Haris, Talip, dan Hasan (2019) yang menyatakan permainan kartu yang
dihubungkan dengan Quizizz digunakan untuk melatih keterpahaman siswa
dan juga dapat digunakan sebagai penguat memori pada mata kuliah ilmu
teknik.
Pada saat pengambilan data, dipilih beberapa pengaturan kuis oleh
peneliti diantaranya, papan peringkat diaktifkan. Siswa menjawab pertanyaan,
peringkat mereka ditampilkan di depan ruangan dan pada perangkat pribadi
mereka, hal ini dilakukan agar siswa termotivasi untuk menjawab benar dan
memperoleh nilai tertinggi (Rajendran, Naaim, & Yunus, 2019). Pertanyaan
acak diaktifkan, hal ini dilakukan agar setiap siswa fokus kepada kuis mereka
masing-masing serta menghindari kecurangan. Meme diaktifkan untuk
memberikan hiburan setelah menjawaban setiap butir soal, baik itu jawaban
benar ataupun jawaban salah. Peringkat berdasarkan tingkat koreksi soal saja
atau tingkat koreksi soal dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan kuis
(Zhao, 2019). Pengaturan waktu pertanyaan dinonaktifkan, hal ini dilakukan
agar skor yang diberikan kepada siswa hanya berdasarkan jawaban benar atau
salah, sehingga skor siswa tidak dikurangi jika mereka menjawab benar namun
dengan waktu yang lama. Apabila fungsi dari waktu pertanyaan yang disajikan
diaktifkan maka memberikan 600 poin untuk jawaban benar, dan 0− 400 poin
berdasarkan kecepatan jawab, jawaban yang salah bernilai poin 0 (Rahayu &
Purnawarman, 2019).
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penggunaan Quizizz sebagai media penilaian formatif berbasis web
berpengaruh signifikan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
sistem periodik unsur. Dengan Quizizz sebagai media penilaian
menjadikan penilaian menyenangkan, siswa bersemangat, dan hasil belajar
meningkat.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan mencari referensi bagaimana
seharusnya penentuan waktu pada Quizizz untuk setiap soal nya.
2. Penggunaan media Quizizz di kelas membutuhkan persiapan yang matang
sebelum digunakan, dan juga harus siap dengan kendala teknis yang terjadi.
3. Peneliti yang akan menerapkan Quizizz sebagai media penilaian sebaiknya
lebih sabar dan mengatur siswa agar pembelajaran tetap berjalan dengan
tenang dan nyaman.
4. Tingkat kognitif mencipta (C6) tidak ada pada instrument hasil belajar
materi sistem periodik unsur dalam penelitian ini karena keterbatasan
Quizizz sebagai media penilaian fotmatif
5. Pengaturan pada pelaksanaan kuis Quizizz dapat disesuaikan dengan
kebutuhan setiap peneliti
81
DAFTAR PUSTAKA
Ahiakwo, M. J. (2016). Nigerian Students' Self Confidence In Responding to
Statements of Chemical Equilibrium Concepts and Principles. African
Journal of Chemical Education, 6(2), 110-122.
Ahmadi, A., & Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rieneka Cipta.
Albeta, S. W., Nofianti., & Rahmadani, S. (2020). Peran Turnamen Berbasis ICT
dengan Aplikasi Quizizz terhadap Pembelajaran Kimia. Jurnal Pendidikan
Kimia Universitas Riau, 5(1), 11-15.
Anamalai, T. R. (2019). A Comparative Study of Formative Assessment Tools.
Journal of Information System and Technology Management, 61-71.
Anggraini, S., & Ruwanto, B. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Ulangan
Harian Online Untuk Mengukur Penguasaan Materi Fisika dan Mengetahui
Respon Belajar Peserta Didik SMA. Jurnal Pendidikan Fisika, 6 (2), 155-
163.
Anshori, S. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai
Media Pembelajaran. Civil Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial
Budaya, 88-100.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Indonesia
Persada.
Baldwin, J. A., May, D. E., & Burns, D. J. (1999). The Development of a College
Biology Self-Efficacy Instrument for Nonmajors. Sci Ed, 83, 397-408
Basleman, A., & Mappa, S. (2011). Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Brady, J. E. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta: Binarupa
Aksara Publisher.
Bury, B. (2017). Testing Goes Mobile – Web 2.0 Formative Assessment Tools.
International Conference ICT for Language Learning.
82
Ceker, E., & Ozdamlı, F. (2017). What “Gamification” is and what it’s not.
European Journal of Contemporary Education 6(2), 221-228.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Darwish, A. (2011). The Impact of the New Web 2.0 Technologies in
Communication, Development, and Revolutions of Societies. Journal Of
Advances In Information Technology, 2 (4), 204-216.
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka
Cipta.
Dooley, J. A., Jones, S. C., & Iverson, D. C. (2012). Web 2.0 adoption and user
characteristics . Web Journal of Mass Communication Research, 42.
Evans, D. J., Zeun, P., & Stanier, R. A. (2013). Motivating Student Learning Using
a Formative Assessment Journey. Jorunal of Anatomy 224 (3).
Fanani, M. Z. (2018). Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS) dalam Kurikulum 2013. Edudeena, Volume 2(1), 57-76.
Fuch, C. (2008). Internet and Society (Social Theory in the Information Age). New
York: Routledge.
Göksün, D. O., & Gürsoy, G. (2019). Comparing Success and Engagement in
Gamified Learning Experiences Via Kahoot and Quizizz. Educational
Technology & Society, 1-21.
Grinias, J. P. (2017). Making a Game Out of It: Using Web-Based Competitive
Quizzes for Quantitative Analysis Content Review. Journal of Chemical
Education, A-D.
Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar . Jakarta: PT Bumi Aksara.
Haris, N. I., Talip, A., & Hasan, M. Z. (2019). Development And Evaluation Of
Immersive Card Games As Booster Memory In Engineering Science. Joint
Conference on Green Engineering Technology & Applied Computing.
Hassan, N. b., & Yusof, N. b. (2019). The Effect of Gamified Assessment on
Student’s Achievement, Motivation and Engagement in Database Design
Course . Journal on Technical and Vocational Education (JTVE), 4(3), 78-
91.
83
Hendriayana, A., Mulyani, S., & Miswadi, S, S. (2013). Pengembangan Software
Pembelajaran Mandiri (SPM) Materi Sistem Periodik Unsur dan Struktur
Atom. Journal of Innovative Science Education, 2(1). 42-48
Higgins, M., Grant, F., & Thompson, P. (2010). Formative Assessment: Balancing
Educational Effectiveness and Resource Efficiency. Journal for Education
in the Built Environment, 5(2), 4-24.
Hwang, G.-J., & Chang, H.-F. (2011). A Formative Assessment-based mobile
learning approach to imorproving a learning attitudes and achievement of
Student. Komputer & education, 56, hlm. 1023-1031.
Hyder, I. (2016). Bloom's Taxonomy (Cognitive Domain) in Higher Education
Setting: Reflection Brief . Journal of Education and Educational
Development 3(2), 288-300.
Iliya, A. (2014). Formative and Summative Assessment in Educational Enterprise.
Journal of Education and Practice , 111-117.
Isaacson, M. D., Michaels, M., Supalo, C., & Roth, A. (2016). An Examination of
Accessible Hands-on Science Learning Experiences, Self-confidence in
One’s Capacity to Function in the Sciences, and Motivation and Interest in
Scientific Studies and Careers. Journal of Science Education for Students
with Disabilities, 9(1), 68-75.
Johnson, M., & Green, S. (2006). On-Line Mathematics Assessment: The Impact
of Mode on Performance and Question Answering Strategies. The Journal
of Technology, Learning, and Assessmen, 4(5), 1-33.
Kusaeri. (2014). Acuan dan Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ae-Ruzz Media.
Latip, A. E. (2018). Evaluasi pembelajaran di SD dan MI: Perencanaan dan
Pelaksanaan Penilian Sikap Autentik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Listyarini, S. (2017). Kimia Dasar I. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
McKoy, M. S., & Chung, S. A. (2016). Back in the Game: Using gamification as
an engagement tool with Spanish Language learners at UTech, Jamaica. The
Journal of Arts Science and Technology, 9(8), 124-144.
84
Medvedovska, D., Skarlupina, Y., & Turchyna, T. (2016). Integrating Online
Educational Applications In Classroom. European Humanities Studies:
State and Society, 145-156.
Munandi, Y. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Nayef, E. G., Yaacob, N. R., & Ismail, H. N. (2013). Taxonomies of Educational
Objective Domain . International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences Volume 3 (9), 165-175.
Parwati, N. N., Suryawan, I. P., & Apsari, R. A. (2018). Belajar dan Pembelajaran
. Depok: Rajawali Pers.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 64 ayat (1)
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Pasar 4
Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013
Permendiknas No. 20 Tahun 2007
Perry, P. (2011). Concept Analysis: Confidence/Self-confidencenuf. Nursing
Forum Volume 46 (4), 218-230.
Petrucci, R. H. (2011). Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta
: Erlangga.
Pitoyo, M. S. (2019). Gamification based assessment: A Test Anxiety Reduction
through Game Elements in Quizizz Platform. International Online Journal
of Education and Teaching (IOJET), 6(3), 456-471.
Priyanti, N. W., Santosa, M. H., & Dewi, K. (2019). Effect of Quizizz Towards The
Eleventh-Grade English Students' Reading Comprehension In Mobile
Learning Context. LEJU, 2(2), 71-80
Purwanto, M. N. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Purwantiningsih. (2015). Kimia Dasar I. Bogor: IPB
Radmehr, F., & Drake, M. (2018). Revised Bloom’s Taxonomy and Major Theories
and Frameworks That Influence The Teaching, Learning, and Assessment
85
of Mathematics: a Comparison. International Journal of Mathematical
Education in Science and Technology.
Rahayu, I. S., & Purnawarman, P. (2018). The Use of Quizizz in Improving
Students’ Grammar Understanding through Self-Assessment . Education
and Humanities Research, volume 254, 102-106.
Rajendran, T., Naaim, N. A., & Yunus, M. M. (2019). Pupils’ Motivation And
Perceptions Towards Learning English Using Quizvaganza . International
Journal of Scientific and Research Publications, 9 (1), 220- 227.
Ramirez, L. L. (2013). Teknologi Pendidikan Bagi Para Pemimpin Sekolah.
Jakarta: PT Indeks.
Rasydiana, Hanafi, Y., & Huda, I. S. (2019). Pengembangan Tes Pembelajaran
Bahasa Arab Menggunakan Aplikasi Kahoot di MTsN 2 Kota Malang .
Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab V, 437-447.
Riadi, Adi. (2016). Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Ribeiro, L. A., Silva, T. L., & Mussi, A. Q. (2018). Gamification: A Methodology
to Motivate Engagement and Participation in a Higher Education
Environment . International Journal of Education and Research , 6 (4) ,
249-264.
Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Pemula.
Bandung: Alfabeta.
S, Tatang. (2012). Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sani, R. A. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan, 20 (2), 166-178.
Setiawan, A., Wigati, S., & Sulistyaningsih, D. (2019). Implementasi Media Game
Edukasi Quizizz untuk Menungkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X IPA SMAN 15 Semarang
Tahun Pelajaran 2019/2020. Seminar Nasional Edusainstek, 167-173.
86
Siregar, E., & Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.
Sivarajah, U., Irani, Z., & Weerakkody, V. (2015). Evaluating The Use and Impact
of Web 2.0 Technologies in Local Goverment. Goverment Information
Quarterly.
Soozandehfar, S. M., & Adeli, M. R. (2016). A Critical Appraisal of Bloom's
Taxonomy. American Research Journal of English and Literature Volume
2, 2-9.
Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, N. (2010). Penialian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumantri, M. S. (2015). Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Supardi. (2015). Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan
Psikomotor (Konsep dan Aplikasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suryabrata, S. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suwarna, I. P., & Fatimah. (2018). Implementation of Digital Assignments to
Improve High Order Thinking Skill (HOTs) Ability of Senior High School
Student In The Concept of Newton's Law. EDUSAINS, 10 (2), 335-340.
Svarre, T., Lunn, T. B., & Helle, T. (2016). Transforming paper-based assessment
forms to a digital format: Exemplified by the Housing Enabler prototype
app. Scandinavian Journal of Occupational Therapy, 1-10.
Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Rosdakarya.
Syukri. (1999). Kimia Dasar I. Bandung: Penerbit ITB.
Vogelzang, J., & Admiraal, W. F. (2017). Classroom Action Research on Formative
Assessment in a Context-Based Chemistry Course. Educational Action
Research, 25(1), 155-166.
87
Voinea, L. (2018). Formative Assessment As Assessment for Learning
Development. Journal of Pedagogy , 7-23.
Wilson, D. W., Lin, X., Longstreet, P., & Sarker, S. (2011). Web 2.0 : A Definition,
Literature Riview, and Directions for Future Research. AMCIS 2011
Proceedings-All Submissions, 1-10.
Wilson, L. O. (2016). Anderson and Krathwohl Bloom’s Taxonomy Revised :
Understanding the New Version of Bloom’s Taxonomy .
Yalaki, Y. (2010). Simple Formative Assessment, High Learning Gains in College
General Chemistry . Eurasian Journal of Educational Research, Issue 40,
17-31.
Yusri. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik di SMAN I
Dekai Kabupaten Yahukimo. Jurnal Ilmiah ILKOM 8 (1),49-56.
Zhao, F. (2019). Using Quizizz to Integrate Fun Multiplayer Activity in the
Accounting Classroom . International Journal of Higher Education, 8(1),
37-43.
88
LAMPIRAN
LAMPIRAN
89
Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Tangerang Selatan
Kelas/Semester : X/I
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Sistem Periodik Unsur
Alokasi Waktu : 9 JP (1x 45 menit, 3x 45 menit, 3x 45 menit, dan 2x 45 menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI III : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
3.3 Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola
konfigurasi elektron terluar untuk setiap
golongan dalam tabel periodik
3.3.1Menjelaskan sejarah perkembangan
sistem periodik
3.3.2 Menentukan konfigurasi elektron suatu
unsur dalam tabel periodik
3.3.3 Menentukan pola konfigurasi elektron
untuk setiap golongan dalam tabel
periodik
3.4 Menganalisis kemiripan sifat unsur dalam
golongan dan keperiodikannya
3.4.1 Menganalisis kemiripan sifat-sifat
keperiodikan unsur dalam golongan
dan periodenya
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Memahami sejarah perkembangan sistem periodik
2. Siswa dapat menentukan konfigurasi elektron suatu unsur dalam tabel periodik
3. Siswa dapat memahami pola konfigurasi elektron untuk setiap golongan dalam tabel periodik
4. Siswa dapat menentukan golongan dan periode dari suatu unsur dalam tabel periodik unsur
5. Siswa dapat menganalisis kemiripan sifat-sifat keperiodikan unsur dalam golongan dan
periodenya
6. Siswa dapat menganalisis kemiripan dan sifat keperiodikan unsur berdasarkan data yang
disajikan
90
D. Materi Pembelajaran
❖ Pertemuan Pertama
1. Materi Fakta
Penyusunan unsur-unsur kimia didasari oleh banyaknya unsur kimia yang memiliki
kemiripan satu dan lainnya, dan juga memiliki sifat fisika kimia yang teratur. Keteraturan
tersebut membuat para ahli mengembangkan sistem penyusunan unsur-unsur kimia yang
disebut Susunan Berkala Unsur-Unsur. Penyusunan unsur kimia secara sistematik dimulai
pada abad kesembilan belas (Listyarini, 2017, hlm. 3.1).
2. Materi Konsep
Pada awalnya unsur-unsur disusun berdasarkan massa atom relatif hingga akhirnya
ditemukan bahwa kemiripan sifat unsur didasarkan oleh nomor atom yang menjadi dasar
lahirnya sistem periodik modern (Syukri, 1999, hlm. 155). Berikut ini adalah perkembangan
sistem periodik unsur:
a. Triade Dobereiner
Pada tahun 1817, Johann Wolfgang Dobereiner mencari hubungan antara massa atom
relatif unsur dengan sifat-sifatnya. Dobereiner menemukan beberapa kelompok dari tiga
unsur yang memiliki sifat yang mirip.
Kelompok dari tiga unsur tersebut disebut triad. Triad adalah tiga unsur yang disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar), sehingga unsur kedua kira-kira sama
dengan rata-rata Ar unsur pertama dan ketiga.
Contoh:
Li = 6,94 Maka Ar Na = 𝐴𝑟 𝐿𝑖+𝐴𝑟𝐾
2 =
6,94+39,10
2
Na = 22,99 22,99 ~ 23,02
K = 39,10
b. Teori Oktav Newlands
Pada tahun 1864 kimiawan Inggris John Newlands memperhatikan bahwa jika suatu
unsur yang ada, disusun menurut massa atom, maka setiap unsur kedelapan memiliki sifat-
sifat yang mirip dengan unsur pertama. Newlands menyebutkan hubungan istimewa ini
sebagai hukum oktaf. Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataannya masih ditemukan
beberapa oktaf yang sisinya lebih dari delapan unsur, selain itu penggolongannya ini tidak
cocok untuk unsur dengan massa atom yang besar.
c. Tabel Periodik Mayer
Pada tahun 1869, ilmuan Jerman yaitu Julius Lothar Mayer mengemukakan gagasan
mengenai sistem periodik yang dibuatnya. Mayer mengamati hubungan antara kenaikan
massa atom dengan sifat unsur. Hasil pengamatannya disajikan dalam bentuk kurva volume
atom berbanding massa atom.
91
Kurva yang dibuat Mayer ini mematahkan teori yang dikemukakan oleh Newland, ia
berpendapat bahwa kemiripan sifat tidak hanya terjadi setelah unsur ke delapan. Mayer
membuat tabel periodiknya dalam bentuk kolom dan baris. Kolom vertikal merupakan unsur
yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom, sedangkan kemiripan sifat unsur terletah
pada baris yang sama.
d. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869 kimiawan Rusia Dmitri Mendeleev dan kimiawan Jerman Lothar
Meyer secara terpisah mengusulkan penyusunan tabulasi unsur-unsur berdasarkan
keteraturannya, sifat yang berulang secara periodik (Chang, 2005, hlm. 230). Klasifikasi ini
didasarkan pada pandangan kuno mengenai hukum berkala. “Jika unsur disusun berdasarkan
kenaikan bobot atom, seperangkat sifat akan terulang secara berkala” (Petrucci, 1987, hlm.
241). Dalam tabel berkala Mendeleev unsur-unsur ditata dalam 12 baris mendatar dan
delapan kolom tegak atau golongan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sub golongan yang
sama memiliki sifat fisik dan kimia yang serupa, dan sifat-sifat ini berubah secara berangsur
dari atas ke bawah bagian golongan (Petrucci, 1987, hlm. 244).
e. Sistem Periodik Modern
Pada tahun 1913, seorang fisikawan muda Inggris bernama Henry Moseley menemukan
keterkaitan antara nomor atom dan frekuensi sinar-x yang dihasilkan dari penembakan unsur
yang sedang dikaji dengan elektron berenergi tinggi. Dengan sedikit pengecualian, Moseley
menentukan bahwa urutan kenaikan nomor atom sama dengan urutan kenaikan massa atom
(Chang, 2005, hlm. 230). Pada mulaya tabel berkala menempatkan pasangan unsur tidak
berurutan. Kemudian konsep mengenai nomor atom diajukan oleh Moseley tahun 1913,
yang akhirnya menata kembali tabel berkala berdasarkan kenaikan nomor atomnya
(Petrucci, 1987, hlm. 245).
3. Materi Prosedural
a. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron digunakan untuk menentukan letak suatu unsur dalam tabel
periodik. Jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan suatu unsur, sedangkan
jumlah kulit menunjukkan periodenya. Selain menggunakan cara konfigurasi tersebut, untuk
penulisan konfigurasi elektron atom berelektron banyak, kita dapat menggunakan
konfigurasi yang berhubungan dengan subkulit. Konfigurasi elektron tersebut didasarkan
pada prinsip Aufbau, aturan Hund, dan prinsip larangan Pauli.
1) Aturan Membangun (Aufbau)
Aturan pengisian elektron ke dalam orbital-orbital dikenal dengan prinsip Aufbau
(bahasa Jerman, artinya membangun). Menurut aturan ini, elektron dalam atom harus
92
memiliki energi terendah, artinya elektron harus terlebih dahulu menghuni orbital
dengan energi terendah, lihat diagram tingkat energi orbital berikut.
Gambar 2. Aturan Aufbau
Dengan mengacu pada aturan aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi
elektron-elektron dalam orbital adalah sebagai berikut :
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < ….
2) Aturan Hund
Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom. Aturan ini menyatakan
sebagai berikut:
1. Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya
ketiga orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, elektron-elektron tidak
berpasangan sebelum semua orbital dihuni.
2. Elektron-elektron yang menghuni orbital-orbital dengan tingkat energi sama,
misalnya orbital pz, px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin
elektron searah.
↑↓ ↑
↑ ↑ ↑
4X = 1s2 2s2
↑↓
3) Larangan Pauli
Menurut Wolfgang Pauli, elektron-elektron tidak boleh memiliki empat bilangan
kuantum yang sama, maka elektron-elektron tersebut tidak boleh berada dalam orbital
yang sama pada waktu bersamaan. Akibatnya, setiap orbital hanya dapat dihuni
maksimum dua elektron dan arah spinnya harus berlawanan.
Sebagai konsekuensi dari larangan Pauli maka jumlah elektron yang dapat
menghuni subkulit s, p, d, f, dan seterusnya berturut-turut adalah 2, 6, 10, 14, ..., dan
seterusnya. Hal ini sesuai dengan rumus: 2 (2 l + 1).
↑↓ Benar
Salah
Salah
93
Dari laragan Pauli diperoleh:
1) Jumlah elktron maksimum dalam kulit = 2n2 dimana n = nomor kulit
2) Jumlah elektron untuk masing-masing suborbital yaitu:
s = 2 elektron (1 orbital)
p = 6 elektron (III orbital)
d = 10 elektron (V orbital)
f = 14 elektron (VII orbital)
b. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur Pada Tabel Periodik
Susunan unsur dalam sistem periodik yang sekarang digunakan adalah daftar periodik
model panjang yang lebih dikenal dengan tabel periodik unsur-unsur yang disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat-sifat unsur. Jumlah elektron pada
kulit terluar (elektron valensi) menentukan golongan dari unsur tersebut. Dari konfigurasi
elektron suatu unsur, kita dapat menentukan letak unsur tersebut dalam tabel periodik unsur
berada pada golongan dan periode ke berapa. Berikut ini adalah contoh menentukan letak
golongan dan periode suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya:
Contoh:
Tentukan letak unsur 18X dan 25Z dalam sistem periodik unsur.
Jawaban:
1) Tentukan terlebih dahulu konfigurasi elektron dari nomor atom unsur X
18X : 1s2 2s22p6 3s23p6
25Z: 1s2 2s22p6 3s23p6 4s23d5
2) Tentukan golongan berdasarkan elektron pada kulit terluar (elektron valensi)
18X : 1s2 2s22p6 3s23p6 (blok p: antara golongan III A—VIII A) berakhir pada 3p6 berarti
terletak pada golongan (2+6) A → golongan VIII A.
25Z: 1s2 2s22p6 3s23p6 4s23d5 (blok d : antara III B —II B) berakhir pada 4s23d5 berarti
terletak pada golongan (2+5) B → golongan VII B.
3) Tentukan periode unsur tersebut dari jumlah kulit elektronnya
18X : 1s2 2s2 2p6 3 s2 3p6 ; berada pada periode ke-3
25Z: 1s2 2s22p6 3s23p6 4s23d5 ; berada pada periode ke-4
❖ Pertemuan Kedua
1. Materi Fakta
Jika dihubungkan dengan letak unsur dalam sistem periodik unsur, sifat keperiodikan unsur
dapat dijelaskan sebagai berikut:
94
a. Unsur-unsur dalam golongan yang sama mempunyai kemiripan konfigurasi selektron
sehingga unsur yang segolongan memiliki sifat yang mirip.
b. Unsur-unsur yang terdapat dalam satu periode dari kiri ke kanan konfigurasi elektronnya
berubah secara teratur. Hal ini berakibat pada perubahan sifat unsur secara teratur sehingga
unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan mempunyai sifat yang berubah secara
teratur.
2. Materi Konseptual
a. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom merupakan jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar yang
ditempati elektron. Kecenderungan bahwa jari-jari atom :
b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas elektron yang terikat
paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Kecenderungan energi ionisasi
unsur-unsur dalam sistem periodik, dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
c. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom
menarik sebuah elektron dalam bentuk gas. Semakin besar afinitas elektron, semakin
besar pula kecemderungan atom tersebut menarik elektron dan menjadi ion negatif.
Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik, adalah sebagai
berikut:
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin pendek.
Hal ini karena muatan inti semakin bertambah sedangkan jumlah kulit
elektronnya tetap, akibatnya gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
kuat sehingga menyebabkan jarak elektron terluar dengan inti semakin
dekat.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom semakin
panjang. Hal ini karena semakin ke bawah, jumlah kulit semakin banyak,
akibatnya jarak elektron kulit terluar terhadap inti semakin jauh.
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin besar.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil.
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin
besar.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
95
d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan
elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan. Semakin besar nilai
keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom tersebut untuk menarik
pasangan elektron ikatan atau gaya tarik elektron dari atom tersebut semakin kuat. Skala
keelektronegatifan tidak memiliki satuan karena nilainya didasarkan kepada gaya tarik
suatu atom pada elektron, relatif terhadap gaya tarik atom lainnya pada elektron.
E. Model/ Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, Ekspositori, Penugasan, Gamification
Pendekatan : Saintifik
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
a. Media : Power Point, Peta Konsep, Video
b. Alat : Laptop, Projector, Papan Tulis, Spidol
c. Bahan Belajar : Buku Kimia Kelas X dan Internet
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
96
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (1 Jam Pelajaran) Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Pendahuluan • Mengucapkan salam
• Berdoa sebelum pembelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa
• Menjelaskan tujuan yaitu akan
melaksanakan pretest materi sistem
periodik unsur
• Menjawab salam
• Berdoa
• Menyiapkan diri
• Mendengar penjelasan guru
3 menit
Kegiatan Inti • Mengarahkan siswa membuka
http://quizizz.com
• Membagikan kode permainan
kepada siswa
• Mengawasi pretest yang sedang
berlangsung
• Membuka http://quizizz.com
• Log in menggunakan kode yang
sudah diberikan guru
• Mengerjakan soal pretest yang ada
pada Quizizz
40
menit
Kegiatan
Penutup • Menutup kegiatan dengan doa dan
salam
• Berdoa dan menjawab salam dari
guru
2 menit
Pertemuan Kedua (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Pendahuuan
Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan
salam dan meminta ketua kelas
memimpin doa untuk memulai
pembelajaran
• Memeriksa kehadiran peserta
didik
Orientasi
• Siswa menjawab salam dan berdoa
serta bersikap rapi.
• Siswa merespon pertanyaan dari
guru berhubungan dengan kondisi
dan absensi siswa.
10 Menit
Apersepsi
• Guru meninjau kembali ingatan
siswa mengenai materi
konfigurasi elektron
• Guru menampilkan gambar Tabel
Periodik Unsur Modern
• Guru memberikan pertanyaan
“Dalam SPU modern, jalur
mendatar (horizontal) dan
periodik disebut apa serta unsur-
unsur disusun berdasarkan apa?”.
Apersepsi
• Siswa mengingat kembali materi
konfigurasi elektron
• Siswa memperhatikan gambar
Tabel Periodik Unsur Modern
• Jawaban yang diharapkan dari
siswa: “Jalur mendatar pada SPU
modern disebut Periode dan
disusun berdasarkan kenaikan
nomor atom, dan jalur vertikal pada
SPU modern disebut Golongan dan
disusun berdasarkan kemiripan
sifat unsur”.
Motivasi
• Guru menyampaikan “Dengan
mempelajari sistem periodik
unsur memiliki banyak manfaat
diantaranya, mengetahui letak
suatu unsur dalam tabel
96eriodic beserta sifat
keperiodiknya.
• Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang
akan di bahas
Motivasi
• Siswa menyimak motivasi yang
diberikan oleh guru
Stimulus
• Guru menampilkan peta konsep
perkembangan Sistem Periodik
Unsur
Stimulus
• Siswa mengamati peta konsep yang
ditampilkan
97
Pertemuan Kedua (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Inti
• Guru menampilkan slide power
point tabel pola konfigurasi dan
letaknya dalam sistem periodik
unsur modern
• Guru menampilkan video
konfigurasi elektron
• Siswa memperhatikan slide power
point tabel pola konfigurasi dan
letaknya dalam sistem periodik
unsur modern
85
Menit
Mengidentifikasi Masalah
• Guru memfasilitasi kegiatan
diskusi dan meminta siswa
merumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi Masalah
• Siswa diharapkan mengajukan
pertanyaan “Apa tujuan dari
dibuatnya sistem periodik unsur?”
• Siswa diharapkan mengajukan
pertanyaan “Mengapa sekarang
yang digunakan adalah Sistem
Periodik Unsur Modern”.
• Siswa diharapkan mengajukan
pertanyaan “ Mengapa dengan
pola konfigurasi tersebut dapat
menentukan letaknya dalam sistem
periodik unsur?”
Mengumpulkan Data
• Guru mempersilahkan siswa
mencari informasi sebanyak-
banyaknya untuk menjawab
pertanyaan yang mereka ajukan
Mengumpulkan Data
• Siswa mengumpulkan berbagai
informasi mengenai perkembangan
Sistem Periodik Unsur
Memferifikasi
• Guru meminta siswa untuk
memferifikasi hasil diskusinya
dengan mencari sumber relevan
Memferifikasi
• Siswa memferifikasi hasil diskusi
dengan menyocokan dengan sumber
yang relevan dan mengasosiasikan
sehingga menjadi suatu kesimpulan
• Siswa membuat rangkuman
perkembangan Sistem Periodik
Unsur dan hubungan konfigurasi
elektron dengan letak unsur dalam
tabel periodik modern
Menyimpulkan
• Guru meminta siswa
menyimpulkan hasil diskusi
mereka
• Guru meminta perwakilan siswa
untuk mempresentasikan hasil
diskusinya
Menyimpulkan
• Setiap kelompok menyimpukan
hasil diskusi dan menuliskannya
• Perwakilan siswa
mempresentasikan hasil diskusinya
Kuis • Guru melakukan kegiatan kuis
menggunakan Web
http://quizizz.com
• Guru memberikan kode agar siswa
dapat bergabung mengerjakan kuis
• Siswa pada kelas eksperimen
mengerjakan kuis pada web
http://quizizz.com
30
Menit
Kegiatan
Penutup • Guru memberikan apresiasi
kepada hasil diskusi siswa
• Guru meriview kembali materi
yang baru dipelajari siswa
• Guru menginformasikan dan
memberikan tugas bacaan
mengenai materi pada
• Siswa bertepuk tangan sebagai
apresiasi untuk hasil diskusi
mereka
• Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai perkembangan sistem
periodik unsur
• Siswa berdoa dan menjawab salam
10 Menit
98
Pertemuan Kedua (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
pertemuan berikutnya yaitu Sifat
Keperiodikan Unsur
• Guru menutup pembelajaran
dengan Doa dan salam
Pertemuan Ketiga (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Awal
Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan
salam dan meminta ketua kelas
memimpin doa untuk memulai
pembelajaran
• Memeriksa kehadiran peserta
didik
Orientasi
• Siswa menjawab salam dan berdoa
serta bersikap rapi.
• Siswa merespon pertanyaan dari
guru berhubungan dengan kondisi
dan absensi siswa.
10 Menit
Apersepsi
• Menanyakan kepada siswa
mengenai pernyataan pada
pertemuan sebelumnya ”Jalur
vertikal pada SPU modern disebut
Golongan dan disusun berdasarkan
kemiripan sifat unsur. Lalu, apa
sajakah sifat-sifat keperiodikan
unsur tersebut”.
Apersepsi
• Jawaban yang diharapkan dari siswa
“Jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, dan
keelektronegatifan”
Motivasi
Guru menyampaikan “Dengan
mengetahui sifat-sifat unsur, kita
akan mengetahui kecenderungan
sifat unsur baik dalam satu
golongan atau satu periode”
• Guru memberi tahu tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari
• Guru meminta siswa membentuk
kelompok
Motivasi
• Siswa menyimak informasi yang
diberikan guru
Kegiatan
Inti
Stimulus
• Guru menampilkan slide power
point grafik sifat keperiodikan
unsur
• Guru menampilkan video sifat-sifat
keperiodikan unsur
Stimulus
• Siswa mengamati slide power point
grafik sifat keperiodikan unsur
• Siswa mengamati video yang
ditampilkan
Mengidentifikasi Masalah
• Guru mempersilahkan siswa
mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi Masalah
• Siswa diharapkan bertanya: “Apa saja
sifat-sifat keperiodikan unsur dan
Bagaimana keteraturan dari sifat-sifat
unsur dalam segolongan dan
seperiode”
Mengumpulkan Data
• Guru meminta siswa mencari
informasi untuk menjawab rumusan
pertanyaan yang mereka buat
Mengumpulkan Data
• Siswa mencari informasi dari sumber
yang relevan
99
Pertemuan Ketiga (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Mengelola Data
• Guru meminta siswa mendiskusikan
informasi yang sudah di dapat
Mengelola Data
• Siswa berdiskusi mengenai informasi
yang didapat agar dapat menjawab
pertanyaan yang mereka ajukan
100
Menit
Memferifikasi
• Guru meminta siswa untuk
membandingkan hasil diskusi
menganalisis keteraturan sifat
keperiodikan
• Guru meminta kelompok lain
memberikan tanggapan
Memferifikasi
• Siswa membandingkan hasil
diskusinya
• Kelomopok lainnya,
Menyimpulkan
• Guru meminta setiap kelompok
menulis hasil diskusi mereka
• Guru meminta satu perwakilan
siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi
• Guru menjelaskan kembali sifat-
sifat keperiodikan apa saja, dan
keteraturannya dalam golongan dan
periode.
Menyimpulkan
• Setiap kelompok menulis hasil
diskusi mereka
• Perwakilan siswa mempresentasikan
hasil diskusi mereka
Pemberian
Pekerjaan
Rumah
• Guru memberikan kode agar siswa
dapat mengerjakan pekerjaan rumah
• Guru memberi tahu tenggang waktu
untuk mengerjakan pekerjaan
rumah
• Mencatat kode quizizz
• Mencatat tenggang waktu pengerjaan
rumah
15 Menit
Kegiatan
Penutup • Guru menyudahi kegiatan penilaian
dengan mengakhiri kuis
• Guru menutup pembelajaran
dengan Doa dan salam penutup
• Siswa berdoa dan menjawab salam 10 Menit
Pertemuan Keempat (2 Jam Pelajaran) Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Pendahuluan • Mengucapkan salam
• Berdoa sebelum pembelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa
• Menjelaskan tujuan yaitu akan
melaksanakan posttest materi sistem
periodik unsur
• Menjawab salam
• Berdoa
• Menyiapkan diri
• Mendengar penjelasan guru
5 menit
Kegiatan Inti • Mengarahkan siswa membuka
http://quizizz.com
• Membagikan kode permainan
kepada siswa
• Mengawasi posttest yang sedang
berlangsung
• Membuka http://quizizz.com
• Log in menggunakan kode yang
sudah diberikan guru
• Mengerjakan soal posttest yang ada
pada Quizizz
75 menit
Kegiatan
Penutup • Menutup kegiatan dengan doa dan
salam
• Berdoa dan menjawab salam dari
guru
10 menit
100
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik Penilian : Tes Rulis
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda (Terlampir)
Ciputat, September 2019
Peneliti
Lathifa Utami Dewi
NIM. 11150162000067
101
Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Tangerang Selatan
Kelas/Semester : X/I
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Sistem Periodik Unsur
Alokasi Waktu : 9 JP (1x 45 menit, 3x 45 menit, 3x 45 menit, dan 2x 45 menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI III : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
3.3 Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola
konfigurasi elektron terluar untuk setiap
golongan dalam tabel periodik
3.3.1Menjelaskan sejarah perkembangan
sistem periodik
3.3.2 Menentukan konfigurasi elektron suatu
unsur dalam tabel periodik
3.3.3 Menentukan pola konfigurasi elektron
untuk setiap golongan dalam tabel
periodik
3.4 Menganalisis kemiripan sifat unsur dalam
golongan dan keperiodikannya
3.4.1 Menganalisis kemiripan sifat-sifat
keperiodikan unsur dalam golongan
dan periodenya
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Memahami sejarah perkembangan sistem periodik
2. Siswa dapat menentukan konfigurasi elektron suatu unsur dalam tabel periodik
3. Siswa dapat memahami pola konfigurasi elektron untuk setiap golongan dalam tabel periodik
4. Siswa dapat menentukan golongan dan periode dari suatu unsur dalam tabel periodik unsur
5. Siswa dapat menganalisis kemiripan sifat-sifat keperiodikan unsur dalam golongan dan
periodenya
6. Siswa dapat menganalisis kemiripan dan sifat keperiodikan unsur berdasarkan data yang
disajikan
102
D. Materi Pembelajaran
❖ Pertemuan Pertama
1. Materi Fakta
Penyusunan unsur-unsur kimia didasari oleh banyaknya unsur kimia yang memiliki
kemiripan satu dan lainnya, dan juga memiliki sifat fisika kimia yang teratur. Keteraturan
tersebut membuat para ahli mengembangkan sistem penyusunan unsur-unsur kimia yang
disebut Susunan Berkala Unsur-Unsur. Penyusunan unsur kimia secara sistematik dimulai pada
abad kesembilan belas (Silawati, 2017, hlm. 3.1).
2. Materi Konsep
Pada awalnya unsur-unsur disusun berdasarkan massa atom relatif hingga akhirnya
ditemukan bahwa kemiripan sifat unsur didasarkan oleh nomor atom yang menjadi dasar
lahirnya sistem periodik modern (Syukri, 1999, hlm. 155). Berikut ini adalah perkembangan
sistem periodik unsur:
a. Triade Dobereiner
Pada tahun 1817, Johann Wolfgang Dobereiner mencari hubungan antara massa atom
relatif unsur dengan sifat-sifatnya. Dobereiner menemukan beberapa kelompok dari tiga
unsur yang memiliki sifat yang mirip.
Kelompok dari tiga unsur tersebut disebut triad. Triad adalah tiga unsur yang disusun
berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar), sehingga unsur kedua kira-kira sama
dengan rata-rata Ar unsur pertama dan ketiga.
Contoh:
Li = 6,94 Maka Ar Na = 𝐴𝑟 𝐿𝑖+𝐴𝑟𝐾
2 =
6,94+39,10
2
Na = 22,99 22,99 ~ 23,02
K = 39,10
b. Teori Oktav Newlands
Pada tahun 1864 kimiawan Inggris John Newlands memperhatikan bahwa jika suatu
unsur yang ada, disusun menurut massa atom, maka setiap unsur kedelapan memiliki sifat-
sifat yang mirip dengan unsur pertama. Newlands menyebutkan hubungan istimewa ini
sebagai hukum oktaf. Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataannya masih ditemukan
beberapa oktaf yang sisinya lebih dari delapan unsur, selain itu penggolongannya ini tidak
cocok untuk unsur dengan massa atom yang besar.
c. Tabel Periodik Mayer
Pada tahun 1869, ilmuan Jerman yaitu Julius Lothar Mayer mengemukakan gagasan
mengenai sistem periodik yang dibuatnya. Mayer mengamati hubungan antara kenaikan
103
massa atom dengan sifat unsur. Hasil pengamatannya disajikan dalam bentuk kurva volume
atom berbanding massa atom.
Kurva yang dibuat Mayer ini mematahkan teori yang dikemukakan oleh Newland, ia
berpendapat bahwa kemiripan sifat tidak hanya terjadi setelah unsur ke delapan. Mayer
membuat tabel periodiknya dalam bentuk kolom dan baris. Kolom vertikal merupakan unsur
yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom, sedangkan kemiripan sifat unsur terletah
pada baris yang sama.
d. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869 kimiawan Rusia Dmitri Mendeleev dan kimiawan Jerman Lothar Meyer
secara terpisah mengusulkan penyusunan tabulasi unsur-unsur berdasarkan keteraturannya,
sifat yang berulang secara periodik (Chang, 2005, hlm. 230). Klasifikasi ini didasarkan pada
pandangan kuno mengenai hukum berkala. “Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot
atom, seperangkat sifat akan terulang secara berkala” (Petrucci, 1987, hlm. 241). Dalam tabel
berkala Mendeleev unsur-unsur ditata dalam 12 baris mendatar dan delapan kolom tegak atau
golongan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sub golongan yang sama memiliki sifat fisik dan
kimia yang serupa, dan sifat-sifat ini berubah secara berangsur dari atas ke bawah bagian
golongan (Petrucci, 1987, hlm. 244).
e. Sistem Periodik Modern
Pada tahun 1913, seorang fisikawan muda Inggris bernama Henry Moseley
menemukan keterkaitan antara nomor atom dan frekuensi sinar-x yang dihasilkan dari
penembakan unsur yang sedang dikaji dengan elektron berenergi tinggi. Dengan sedikit
pengecualian, Moseley menentukan bahwa urutan kenaikan nomor atom sama dengan
urutan kenaikan massa atom (Chang, 2005, hlm. 230). Pada mulaya tabel berkala
menempatkan pasangan unsur tidak berurutan. Kemudian konsep mengenai nomor atom
diajukan oleh Moseley tahun 1913, yang akhirnya menata kembali tabel berkala
berdasarkan kenaikan nomor atomnya (Petrucci, 1987, hlm. 245).
3. Materi Prosedural
a. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron digunakan untuk menentukan letak suatu unsur dalam tabel
periodik. Jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan suatu unsur, sedangkan
jumlah kulit menunjukkan periodenya. Selain menggunakan cara konfigurasi tersebut, untuk
penulisan konfigurasi elektron atom berelektron banyak, kita dapat menggunakan
konfigurasi yang berhubungan dengan subkulit. Konfigurasi elektron tersebut didasarkan
pada prinsip Aufbau, aturan Hund, dan prinsip larangan Pauli.
104
1) Aturan Membangun (Aufbau)
Aturan pengisian elektron ke dalam orbital-orbital dikenal dengan prinsip Aufbau
(bahasa Jerman, artinya membangun). Menurut aturan ini, elektron dalam atom harus
memiliki energi terendah, artinya elektron harus terlebih dahulu menghuni orbital
dengan energi terendah, lihat diagram tingkat energi orbital berikut.
Gambar 2. Aturan Aufbau
Dengan mengacu pada aturan aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi
elektron-elektron dalam orbital adalah sebagai berikut :
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < ….
2) Aturan Hund
Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom. Aturan ini menyatakan
sebagai berikut:
1. Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya
ketiga orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, elektron-elektron tidak
berpasangan sebelum semua orbital dihuni.
2. Elektron-elektron yang menghuni orbital-orbital dengan tingkat energi sama, misalnya
orbital pz, px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin elektron
searah.
↑↓ ↑
↑ ↑ ↑
Contoh:
4X = 1s2 2s2
3) Larangan Pauli
Menurut Wolfgang Pauli, elektron-elektron tidak boleh memiliki empat bilangan
kuantum yang sama. Aturan ini disebut Prinsip larangan Pauli. Makna dari larangan
Pauli adalah jika elektron-elektron memiliki ketiga bilangan kuantum (n, l, m) sama
Benar
Salah
Benar
↑↓ ↑↓
105
maka elektron-elektron tersebut tidak boleh berada dalam orbital yang sama pada waktu
bersamaan. Akibatnya, setiap orbital hanya dapat dihuni maksimum dua elektron dan
arah spinnya harus berlawanan.
Sebagai konsekuensi dari larangan Pauli maka jumlah elektron yang dapat
menghuni subkulit s, p, d, f, dan seterusnya berturut-turut adalah 2, 6, 10, 14, ..., dan
seterusnya. Hal ini sesuai dengan rumus: 2 (2 l + 1).
Dari laragan Pauli diperoleh:
1) Jumlah elktro maksimum dalam kulit = 2n2 dimana n = nomor kulit
2) Jumlah elektron untuk masing-masing suborbital yaitu:
s = 2 elektron (1 orbital)
p = 6 elektron (III orbital)
d = 10 elektron (V orbital)
f = 14 elektron (VII orbital)
c. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur Pada Tabel Periodik
Susunan unsur dalam sistem periodik yang sekarang digunakan adalah daftar periodik
model panjang yang lebih dikenal dengan tabel periodik unsur-unsur yang disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat-sifat unsur. Jumlah elektron pada
kulit terluar (elektron valensi) menentukan golongan dari unsur tersebut. Dari konfigurasi
elektron suatu unsur, kita dapat menentukan letak unsur tersebut dalam tabel periodik unsur
berada pada golongan dan periode ke berapa. Berikut ini adalah contoh menentukan letak
golongan dan periode suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya:
Contoh:
Tentukan letak unsur 18X dan 25Z dalam sistem periodik unsur.
Jawaban:
1) Tentukan terlebih dahulu konfigurasi elektron dari nomor atom unsur X
18X : 1s2 2s22p6 3s23p6
25Z: 1s2 2s22p6 3s23p6 4s23d5
2) Tentukan golongan berdasarkan elektron pada kulit terluar (elektron valensi)
18X : 1s2 2s22p6 3s23p6 (blok p: antara golongan III A—VIII A) berakhir pada 3p6 berarti
terletak pada golongan (2+6) A → golongan VIII A.
25Z: 1s2 2s22p6 3s23p6 4s23d5 (blok d : antara III B —II B) berakhir pada 4s23d5 berarti
terletak pada golongan (2+5) B → golongan VII B.
3) Tentukan periode unsur tersebut dari jumlah kulit elektronnya
18X : 1s2 2s22p6 3 s2 3p6 ; berada pada periode ke-3
25Z: 1s2 2s22p6 3s23p6 4s23d5 ; berada pada periode ke-4
106
❖ Pertemuan Kedua
1. Materi Fakta
Jika dihubungkan dengan letak unsur dalam sistem periodik unsur, sifat keperiodikan unsur
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Unsur-unsur dalam golongan yang sama mempunyai kemiripan konfigurasi selektron
sehingga unsur yang segolongan memiliki sifat yang mirip.
2. Unsur-unsur yang terdapat dalam satu periode dari kiri ke kanan konfigurasi elektronnya
berubah secara teratur. Hal ini berakibat pada perubahan sifat unsur secara teratur sehingga
unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan mempunyai sifat yang berubah secara
teratur.
3. Materi Konseptual
a. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom merupakan jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar yang
ditempati elektron. Kecenderungan bahwa jari-jari atom :
b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas elektron yang terikat
paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas.
c. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom
menarik sebuah elektron dalam bentuk gas. Afinitas elektron dapat digunakan sebagai
ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron. Semakin besar afinitas elektron,
semakin besar pula kecemderungan atom tersebut menarik elektron dan menjadi ion
negatif.
Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik, adalah sebagai
berikut:
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin pendek. Hal ini
karena muatan inti semakin bertambah sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap,
akibatnya gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat sehingga
menyebabkan jarak elektron terluar dengan inti semakin dekat.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom semakin panjang. Hal
ini karena semakin ke bawah, jumlah kulit semakin banyak, akibatnya jarak
elektron kulit terluar terhadap inti semakin jauh.
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin besar.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil.
107
d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan
elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan. Semakin besar nilai
keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom tersebut untuk menarik
pasangan elektron ikatan atau gaya tarik elektron dari atom tersebut semakin kuat. Skala
keelektronegatifan tidak memiliki satuan karena nilainya didasarkan kepada gaya tarik
suatu atom pada elektron, relatif terhadap gaya tarik atom lainnya pada elektron.
E. Model/ Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, Ekspositori, Penugasan, Gamification
Pendekatan : Saintifik
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
a. Media : Power Point, Peta Konsep, Video
b. Alat : Laptop, Projector, Papan Tulis, Spidol
c. Bahan Belajar : Buku Kimia Kelas X dan Internet
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin
besar.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.
• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
108
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (1 Jam Pelajaran) Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Pendahuluan • Mengucapkan salam
• Berdoa sebelum pembelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa
• Menjelaskan tujuan yaitu akan
melaksanakan pretest materi
sistem periodik unsur
• Menjawab salam
• Berdoa
• Menyiapkan diri
• Mendengar penjelasan guru
3 menit
Kegiatan
Inti • Membagikan soal pretest
kepada siswa
• Mengawasi pretest yang
sedang berlangsung
• Mengerjakan soal pretest yang
sudah diberikan
40
menit
Kegiatan
Penutup • Menutup kegiatan dengan doa
dan salam
• Berdoa dan menjawab salam dari
guru
2 menit
Pertemuan Kedua (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Pendahuuan
Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan
salam dan meminta ketua kelas
memimpin doa untuk memulai
pembelajaran
• Memeriksa kehadiran peserta
didik
Orientasi
• Siswa menjawab salam dan
berdoa serta bersikap rapi.
• Siswa merespon pertanyaan
dari guru berhubungan dengan
kondisi dan absensi siswa.
15
Menit
Apersepsi
• Guru meninjau kembali ingatan
siswa mengenai materi
konfigurasi elektron
• Guru menampilkan gambar
Tabel Periodik Unsur Modern
• Guru memberikan pertanyaan
“Dalam SPU modern, jalur
mendatar (horizontal) dan
vertikal disebut apa serta unsur-
unsur disusun berdasarkan
apa?”.
Apersepsi
• Siswa mengingat kembali
materi konfigurasi elektron
• Siswa memperhatikan gambar
Tabel Periodik Unsur Modern
• Jawaban yang diharapkan dari
siswa: “Jalur mendatar pada
SPU modern disebut Periode
dan disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom, dan
jalur vertikal pada SPU modern
disebut Golongan dan disusun
berdasarkan kemiripan sifat
unsur”.
Motivasi
• Guru menyampaikan “Dengan
mempelajari sistem periodik
unsur memiliki banyak manfaat
diantaranya, mengetahui letak
suatu unsur dalam tabel
periodik beserta sifat
keperiodiknya.
Motivasi
• Siswa menyimak motivasi
yang diberikan oleh guru
109
Pertemuan Kedua (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
• Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang
akan di bahas
Kegiatan
Inti
Stimulus
• Guru menampilkan peta
konsep perkembangan Sistem
Periodik Unsur
• Guru menampilkan slide
power point tabel pola
konfigurasi dan letaknya
dalam sistem periodik unsur
modern
• Guru menampilkan video
konfigurasi elektron
Stimulus
• Siswa mengamati peta konsep
yang ditampilkan
• Siswa memperhatikan slide
power point tabel pola
konfigurasi dan letaknya dalam
sistem periodik unsur modern
110
Menit
Mengidentifikasi Masalah
• Guru memfasilitasi kegiatan
diskusi dan meminta siswa
merumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi Masalah
• Siswa diharapkan mengajukan
pertanyaan “Apa tujuan dari
dibuatnya sistem periodik
unsur?”
• Siswa diharapkan mengajukan
pertanyaan “Mengapa
sekarang yang digunakan
adalah Sistem Periodik Unsur
Modern”.
• Siswa diharapkan mengajukan
pertanyaan “ Mengapa dengan
pola konfigurasi tersebut dapat
menentukan letaknya dalam
sistem periodik unsur?”
Mengumpulkan Data
• Guru mempersilahkan siswa
mencari informasi sebanyak-
banyaknya untuk menjawab
pertanyaan yang mereka
ajukan
Mengumpulkan Data
• Siswa mengumpulkan berbagai
informasi mengenai
perkembangan Sistem Periodik
Unsur
Memferifikasi
• Guru meminta siswa untuk
memferifikasi hasil diskusinya
dengan mencari sumber relevan
Memferifikasi
• Siswa memferifikasi hasil
diskusi dengan menyocokan
dengan sumber yang relevan
dan mengasosiasikan sehingga
menjadi suatu kesimpulan
• Siswa membuat rangkuman
perkembangan Sistem Periodik
Unsur dan hubungan
konfigurasi elektron dengan
letak unsur dalam tabel periodik
modern
110
Pertemuan Kedua (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Menyimpulkan
• Guru meminta siswa
menyimpulkan hasil diskusi
mereka
• Guru meminta perwakilan
siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusinya
Menyimpulkan
• Setiap kelompok
menyimpukan hasil diskusi dan
menuliskannya
• Perwakilan siswa
mempresentasikan hasil
diskusinya
Kegiatan
Penutup • Guru memberikan apresiasi
kepada hasil diskusi siswa
• Guru meriview kembali materi
yang baru dipelajari siswa
• Guru menginformasikan dan
memberikan tugas bacaan
mengenai materi pada
pertemuan berikutnya yaitu
Sifat Keperiodikan Unsur
• Guru menutup pembelajaran
dengan Doa dan salam
• Siswa bertepuk tangan sebagai
apresiasi untuk hasil diskusi
mereka
• Siswa menjawab pertanyaan
guru mengenai perkembangan
sistem periodik unsur
• Siswa berdoa dan menjawab
salam
10
Menit
Pertemuan Ketiga (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Awal
Orientasi
• Melakukan pembukaan dengan
salam dan meminta ketua kelas
memimpin doa untuk memulai
pembelajaran
• Memeriksa kehadiran peserta
didik
Orientasi
• Siswa menjawab salam dan
berdoa serta bersikap rapi.
• Siswa merespon pertanyaan dari
guru berhubungan dengan
kondisi dan absensi siswa.
10
Menit
Apersepsi
• Menanyakan kepada siswa
mengenai pernyataan pada
pertemuan sebelumnya ”Jalur
vertikal pada SPU modern
disebut Golongan dan disusun
berdasarkan kemiripan sifat
unsur. Lalu, apa sajakah sifat-
sifat keperiodikan unsur
tersebut”.
Apersepsi
• Jawaban yang diharapkan dari
siswa “Jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron, dan
keelektronegatifan”
Motivasi
• Guru menyampaikan “Dengan
mengetahui sifat-sifat unsur,
kita akan mengetahui
kecenderungan sifat unsur baik
dalam satu golongan atau satu
periode”
Motivasi
• Siswa menyimak informasi yang
diberikan guru
111
Pertemuan Ketiga (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
• Guru memberi tahu tujuan
pembelajaran dan materi yang
akan dipelajari
• Guru meminta siswa
membentuk kelompok
Kegiatan
Inti
Stimulus
• Guru menampilkan slide power
point grafik sifat keperiodikan
unsur
• Guru menampilkan video sifat-
sifat keperiodikan unsur
Stimulus
• Siswa mengamati slide power
point grafik sifat keperiodikan
unsur
• Siswa mengamati video yang
ditampilkan
60
Menit
Mengidentifikasi Masalah
• Guru mempersilahkan siswa
mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi Masalah
• Siswa diharapkan bertanya: “Apa
saja sifat-sifat keperiodikan unsur
dan Bagaimana keteraturan dari
sifat-sifat unsur dalam
segolongan dan seperiode”
Mengumpulkan Data
• Guru meminta siswa mencari
informasi untuk menjawab
rumusan pertanyaan yang
mereka buat
Mengumpulkan Data
• Siswa mencari informasi dari
sumber yang relevan
Mengelola Data
• Guru meminta siswa
mendiskusikan informasi yang
sudah di dapat
Mengelola Data
• Siswa berdiskusi mengenai
informasi yang didapat agar
dapat menjawab pertanyaan yang
mereka ajukan
Memferifikasi
• Guru meminta siswa untuk
membandingkan hasil diskusi
menganalisis keteraturan sifat
keperiodikan
• Guru meminta kelompok lain
memberikan tanggapan
menganalisis keteraturan sifat
keperiodikan
• Guru meminta kelompok lain
memberikan tanggapan
Memferifikasi
• Siswa membandingkan hasil
diskusinya
• Kelomopok lainnya,
Menyimpulkan
• Guru meminta setiap kelompok
menulis hasil diskusi mereka
• Guru meminta satu perwakilan
siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi
• Guru menjelaskan kembali sifat-
sifat keperiodikan apa saja, dan
keteraturannya dalam golongan
dan periode.
Menyimpulkan
• Setiap kelompok menulis hasil
diskusi mereka
• Perwakilan siswa
mempresentasikan hasil diskusi
mereka
112
Pertemuan Ketiga (3 Jam Pelajaran)
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian • Guru melakukan kegiatan
penilaian formatif. Untuk kelas
kontrol (menggunakan media
kertas)
• Siswa pada kelas kontrol
mengerjakan tes penilaian
formatif pada lembar yang
diberikan guru
50
Menit
Kegiatan
Penutup • Guru megambil lembar soal
setelah waktu habis
• Guru menutup pembelajaran
dengan Doa dan salam penutup
• Siswa berdoa dan menjawab
salam
5
Menit
Pertemuan Keempat (2 Jam Pelajaran) Alokasi
Waktu Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Pendahuluan • Mengucapkan salam
• Berdoa sebelum pembelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa
• Menjelaskan tujuan yaitu akan
melaksanakan posttest materi
sistem periodik unsur
• Menjawab salam
• Berdoa
• Menyiapkan diri
• Mendengar penjelasan guru
5
menit
Kegiatan
Inti • Membagikan lembar posttest
kepada seluruh siswa
• Mengawasi posttest yang
sedang berlangsung
• Mengerjakan soal posttest
75
menit
Kegiatan
Penutup • Mengarahkan siswa
mengumpulkan soal posttest
yang telah diisi
• Menutup kegiatan dengan doa
dan salam
• Mengumpulkan soal posttest dan
yang telah diisi
• Berdoa dan menjawab salam dari
guru
10
menit
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik Penilian : Tes Rulis
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda (Terlampir).
Ciputat, September 2019
Peneliti
Lathifa Utami Dewi
NIM. 11150162000067
113
Lampiran 3. Lembar Validasi Instrumen Hasil Belajar Materi Sistem Periodik Unsur
Instrumen Tes Hasil Belajar Materi Sistem Periodik Unsur
Petunjuk validasi instrumen tes hasil belajar materi sistem periodik unsur :
• Lembar validasi terdiri dari 8 kolom
• Kolom 1 berisi nomor , kolom 2 berisi Kompetensi Dasar, kolom 3 berisi Indikator, kolom 4 berisi butir soal, kolom 5
berisijawabanpilihan ganda, kolom 6 berisi jenjang kognitif, kolom 7a berisi Ya, kolom 7b berisi Tidak, dan kolom 8 berisi komentar
• Berikan tanda ceklis (√) pada kolom 6a jika jawaban sesuai
• Berikan tanga ceklis (√) pada kolom 6b jika jawaban tidak sesuai
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
1 3.3 Menjelaskan
konfigurasi elektron dan
pola konfigurasi
elektron untuk setiap
golongan dalam tabel
periodik
Menjelaskan sejarah
perkembangan sistem
periodik
Dalam perkembangan sistem
periodik, berikut ini adalah tokoh
yang menyusun sistem periodik
unsur, kecuali.....
A. Dmitri Mendeleev
B. Johann Wolfgang Dobereiner
C. JJ Thomson
D. John Newlands
E. Lothar Mayer
C
C1
2 Suatu unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom, dan unsur ke
delapan memiliki sifat-sifat yang
mirip, adalah penyusunan tabel
periodik yang dikemukakan oleh....
A. Henry Moseley
B. Lothar Mayer
C. Dmitri Mendeleev
D C1
114
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
D. John Newlands
E. JohannWolfgang Doberiner
3 Pada tahun 1869 kimiawan Rusia
Dmitri Mendeleev mengusulkan
penyusunan tabulasi unsur-unsur,
sehingga terbentuklah tabel
berkala. Penyusunan sistem
periodik Mendeleev didasarkan
pada.....
A. Kemiripan sifat
keperiodikannya
B. Kesamaan sifat dan diurutkan
massa atomnya
C. Nomor atom dan
keteraturannya
D. Unsur tengah memiliki rata-
rata massa unsur yang tepi
E. Kenaikan massa atom
E C1
4 Sifat-sifat dari suatu tabel berkala
diantaranya: baris mendatar tabel
disebut periode, dan kolom tegak
disebut golongan, serta unsur-unsur
transisi terdiri dari unsur golongan
B serta deret lantanoid dan
aktinoid.
Siapa penyusun tabel berkala
tersebut dan apa dasar dari tabel
berkala tersebut?.....
A. Lothar Mayer, didasarkan
pada kenaikan massa atom
C C2
115
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
B. Dmitri Mendeleev, didasarkan
kemiripan sifat
keperiodikannya
C. Henry Moseley, didasarkan
kenaikan nomor atom
D. John Newlands, didasarkan
kemiripan sifat unsur ke
delapan
E. Henry Moseley, didasarkan
kenaikan bobot atom
5 Ramalan Mendeleev terhadap
adanya unsur yang pada saat itu
belum ditemukan didasarkan
pada......
A. Sifat unsur yang sudah ada
sebelumnya
B. Perhitungan terhadap massa
atom
C. Penelitian laboratorium
terhadap unsur baru
D. Konfigurasi elektron atom
tersebut
E. Penemuan proton oleh
Moseley
B C1
6 Pada perkembangan sistem
periodik unsur, hal yang menjadi
perbedaan utama antara sistem
periodik unsur Mendeleev dengan
sistem periodik unsur modern
adalah...
A. Bentuk sistem periodik
C C1
116
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
B. Jumlah unsur dalam setiap
golongan
C. Dasar yang digunakan untuk
penyusunan unsur
D. Adanya ramalan tentang unsur
baru
E. Keperiodikan sifat unsur
7 Penyusunan unsur dilakukan
dengan mengurutkan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa
atomnya nenjadi tiga-tiga. Menurut
cara pengelompokan tersebut unsur
kedua adalah nilai rata-rata unsur
pertama ditambah unsur ketiga.
Teori perkembangan sistem
periodik tersebut disusun oleh.....
A. Dmitri Mendeleev
B. Johann Wolfgang Dobereiner
C. JJ Thomson
D. John Newlands
E. Lothar Mayer
B C1
8 Unsur-unsur dalam sistem periodik
modern disusun berdasarkan ......
A. Kenaikan massa atom dan
kemiripan sifat
B. Kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat
C. Kenaikan jumlah proton dan
neutron
D. Kenaikan titik leleh dan titik
didih
E. Sifat kimia dan sifat fisis
B C1
117
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
9 Sistem periodik unsur sebagai
suatu sistem pengelompokan unsur
yang sistematis seperti sekarang ini
semula diawali oleh....
A. Avogadro, Newlands, dan
Dalton
B. Mendeleev, Pauli, dan Boyle
C. Dobrereiner, Newlands, dan
Mendeleev
D. Einstein, Thomson, dan Neils
Bohr
E. Thomson, Rutherford, dan
Neils Bohr
C C1
10 Menentukan
konfigurasi elektron
suatu unsur dalam
tabel periodik
Salah satu unsur non logam yaitu
Sulfur (S). Konfigurasi dari ion
16S2―adalah.......
A. 1s2 2s2 3p6 3s24p2
B. 1s2 2s3 2p6 3s1 4p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s23p6
D. 1s2 2s2 2p6 4s1 3p3
E. 1s2 2s2 2p5 3s23p3
C C3
11 Konfigurasi dari suatu unsur yang
terletak pada golongan VI B
periode 4 adalah.....
A. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 4d5
B. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d4
C. 1s2 2s2 2p6 3s24p6 4s2 3d6
D. 1s2 2s2 2p6 3s24p6 4s3 4d3
E. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s1 3d5
B C3
12 Konfigurasi dari suatu unsur X
yang terletak pada golongan III A
C C3
118
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
dan periode ke 3 dalam tabel
periodik unsur adalah......
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
B. 1s2 2s2 2p6 3s14p2
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
D. 1s2 2s2 2p6 3s3
E. 1s2 2s2 2p6 3s14p2
13 Suatu unsur Bromin dengan nomor
atom 35. Konfigurasi elektronnya
adalah.....
A. 1s2 2s2 3p6 3s2 3p6 4s2 4d9 4p6
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d104p6
C. 1s2 2s2 2p73s2 3p5 4s2 4d104p5
D. 1s22s1 2p6 3s33p6 4s2 3d104p5
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p64s2 3d104p5
E C3
14 Salah satu unsur yang terletak di
golongan transisi adalah tembaga
yang biasa digunakan untuk bahan
pembuatan uang logam. Tembaga
memiliki nomor atom 29, maka
konfigurasi elektronnya adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p7 4s1 3d9
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 4s2 3d10
E. 1s2 2s3 2p53s2 3p64s2 3d9
A C3
15 Klorin (Cl) memiliki kegunaan
salah satunya digunakan sebagai
desinfektan kolam renang.
Konfigurasi untuk ion 17Cl―
adalah......
A. 1s2 2s2 2p73s13p6
D C3
119
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
C. 1s2 2s2 2p6 3s03p6
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
16 Konfigurasi elektron yang paling
tepat untuk Ca2040 adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s24p6 5s2
5d10
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
C. 1s2 2s3 2p6 3s14p64s2
D. 1s2 2s3 2p5 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d2
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d2
B C3
17 Salah satu unsur transisi adalah
Kromium (Cr). Konfigurasi dari
24Cr2+ adalah.....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d6
D. 1s2 2s2 2p6 3s33p74s23d6
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p53d5
B C3
18 Unsur Besi (Fe) memiliki nomor
atom 26. Konfigurasi elektron dari
ion Fe3+adalah.....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d6
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
D. 1s2 2s2 2p73s33p6 4s2 3d7
E. 1s2 2s2 2p6 3s33p53d5
B C3
120
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
19 Menentukan pola
konfigurasi elektron
untuk setiap golongan
dalam tabel periodik
Pola konfigurasi yang paling tepat
untuk unsur-unsur pada golongan
alkali tanah adalah.....
A. 1s22s22p63s23p64s1
B. 1s22s22p63s23p64s2
C. 1s22s22p63s23p64s24p1
D. 1s22s22p63s23p64s24p2
E. 1s22s22p63s23p6 4s24p3
B C3
20 Golongan IA mempunyai elektron
tunggal di kulit terluar pada orbital
s, maka di bawah ini hubungan
antara konfigurasi elektron dan
nomor atom yang tepat adalah......
A. 11Na = 1s2 2s3 2p53s1
B. 11Na =1s2 2s2 2p6 3s1
C. 19K= 1s2 2s2 2p6 3s33p54s1
D. 37Rb = 1s2 2s2 2p6 3s33p6 4s2
3d104p5 5s1
E. 19K = 1s2 2s1 2p73s23p64s1
B C3
21 Golongan Alkali Tanah
mempunyai 2 elektron di kulit
terluar pada orbital s (ns2). Di
bawah ini hubungan antara
konfigurasi elektron dan nomor
atom yang tepat adalah......
A. 20Ca = 1s22s22p63s33p54s2
B. 12Mg = 1s12s32p63s2
C. 12Mg1s22s22p63s2
D. 20Ca = 1s22s12p63s33p64s2
E. 38Sr = 1s2 2s2 2p6 3s33p6 4s2
3d104p5 5s2
C C3
121
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
22 Atom-atom unsur golongan III A
mempunyai 3 elektron di kulit
terluar, yaitu dengan konfigurasi
ns2 np1. Di bawah ini hubungan
antara konfigurasi elektron dan
nomor atom yang tepat adalah......
A. Z = 31; 1s2 2s1 2p73s23p6 4s2 3d10
4p1
B. Z = 13 ; 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
C. Z = 13; 1s2 2s3 2p53s2 3p1
D. Z = 31; 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8
4p1
E. Z = 13; 1s2 2s3 2p5 3s2 3p1
B C3
23 Arsenik adalah salah satu unsur
golongan V A dengan nomor atom
33. Atom-atom unsur golongan V
A mempunyai 5 elektron di kulit
terluar, yaitu dengan konfigurasi
ns2 np3. Di bawah ini pola
konfigurasi yang tepat untuk unsur
Arsenik adalah....
A. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p3
B. 1s2 2s2 2p63s23p6 4s2 3d10 4p3
C. 1s2 2s2 2p7 3s23p6 4s2 3d94p3
D. 1s2 2s2 2p73s23p54s2 3d104p3
E. 1s2 2s2 2p73s23p64s13d104p3
B C3
24 Germanium (Ge) dalam tabel
periodik unsur, termasuk unsur
pada golongan IV A dengan nomor
atom 32. Atom-atom unsur
golongan IV A mempunyai 4
elektron di kulit terluar, yaitu
A C3
122
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
dengan konfigurasi ns2 np2.
Konfigurasi yang tepat untuk unsur
Germanium (Ge) adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2
B. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p2
C. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p5 4s2 3d10 4p2
D. 1s2 2s2 2p73s23p64s13d104p2
E. 1s2 2s2 2p73s23p64s23d94p2
25 Unsur Halogen mempunyai 7
elektron di kulit terluar, yaitu
dengan konfigurasi ns2 np5. Di
bawah ini hubungan antara
konfigurasi elektron dan nomor
atom yang tepat adalah......
A. Z=35 ;1s2 2s2 2p73s23p64s23d9
4p5
B. Z = 17 ; 1s2 2s1 2p73s23p5
C. Z = 35 ; 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p5
D. Z =17 ; 1s3 2s2 2p53s23p5
E. Z = 35 ; 1s2 2s1
2p73s23p64s23d104p5
C C3
26 Unsur-unsur pada golongan VI A
memiliki 6 elektron di kulit
terluarnya, yaitu dengan
konfigurasi ns2 np4. Konfigurasi
yang tepat untuk unsur Selenium
(34Se) adalah....
A. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p4
B. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p5 4s2 3d10 4p4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
D. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s1 3d10 4p4
C C3
123
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
E. 1s2 2s2 2p73s23p64s23d94p4
27 Unsur-unsur pada golongan gas
mulia adalah unsur-unsur yang
sudah stabil. Unsur gas mulia
memiliki 8 elektron di kulit
terluarnya, yaitu dengan
konfigurasi ns2 np6. Di bawah ini
hubungan antara konfigurasi
elektron dan nomor atom yang
tepat adalah......
A. Z= 18 ; 1s2 2s1 2p73s23p6
B. Z= 54 ; 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p6 5s24d105p6
C. Z = 36 ; 1s2 2s2
2p73s23p64s23d94p6
D. Z= 54 ; 1s2 2s3 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p6 5s1 4d105p6
E. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p6
B C3
28 4.3 Menentukan letak
suatu unsur dalam tabel
periodik berdasarkan
konfigurasi elektron
Menentukan
golongan dari suatu
unsur dalam tabel
periodik unsur
Suatu unsur memiliki nomor atom
26, tentukan konfigurasi elektron
dan golongannya pada tabel
periodik unsur....
A. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d6 ,
golongan VIII B
B. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d3 4p3,
golongan V B
C. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d6 ,
golongan VI B
D. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d6 ,
golongan II B
1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d6 , golongan
III B
A C3
124
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
29 Salah satu logam memiliki
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6
3s23p6 4s2 3d104p6 5s1. Logam
tersebut terletak pada golongan....
A. Golongan VII A
B. Golongan I A
C. Golongan V A
D. Golongan II A
E. Golongan III A
B C3
30 Unsur Antimon (51Sb) memiliki
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6
3s23p6 4s2 3d10 4p6 5s24d10 5p3.
Golongan dari unsur Antimon
adalah.....
A. III A
B. III B
C. V A
D. V B
E. II A
C C3
31 Suatu logam transisi memiliki
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6
3s23p6 4s2 3d10. Golongan dari
logam transisi tersebut adalah....
A. VIII B
B. VI B
C. IV B
D. II B
E. I B
D C3
32 Unsur X memiliki nomor atom 19,
tentukan konfigurasi elektron dan
golongannya pada tabel periodik
unsur....
E C3
125
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
A. 1s2 2s2 2p6 3s3 3p5 4s1,
Golongan IA
B. 1s2 2s0 2p8 3s23p6 4s1, ,
Golongan IA
C. 1s2 2s2 2p7 3s1 3p6 4s1, ,
Golongan IA
D. 1s2 2s3 2p6 3s23p5 4s1, ,
Golongan IA
E. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s1, ,
Golongan IA
33 Salah satu logam yang berasal dari
unsur transisi adalah Nikel (Ni).
Nikel memiliki nomor atom 28.
Konfigurasi elektron dan golongan
unsur Nikel adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 3d10 ;
Golongan VIII B
B. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d8 ;
Golongan VIII B
C. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d6 4p2;
Golongan VI B
D. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 3d7 4p3 ;
Golongan VII B
E. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d5 4p3 ;
Golongan V B
B C3
34 Konfigurasi dari suatu ion Y2―
adalah 1s2 2s2 2p6 3s23p6. Letak
atom netralnya pada tabel periodik
unsur berada pada golongan.....
A. VIII A
B. VII A
C. VI A
C C3
126
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
D. V A
E. IV A
35 Konfigurasi dari suatu ion X3+
adalah 1s2 2s2 2p6 3s23p6 3d5 . Letak
atom netralnya pada tabel periodik
unsur berada pada golongan.....
A. VI B
B. IV B
C. VIII B
D. II B
E. III B
C C3
36 Suatu atom memiliki nomor massa
80, dan memiliki jumlah neutron
45. Unsur tersebut terletak pada......
A. Golongan I A
B. Golongan II A
C. Golongan VI A
D. Golongan V A
E. Golongan VII A
E C3
37 Menentukan periode
dari suatu unsur
dalam tabel periodik
unsur
Konfigurasi elektron dari suatu ion
X2+ yaitu 1s2 2s2 2p6 3s23p6. Letak
atom netralnya pada tabel periodik
berada pada periode....
A. Periode 4
B. Periode 3
C. Periode 6
D. Periode 2
E. Periode 5
A C3
38 Suatu logam transisi memiliki
konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6
3s23p6 4s2 3d10 4p6 5s24d6. Periode
B C3
127
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
dari logam transisi tersebut
adalah.....
A. Periode 4
B. Periode 5
C. Periode 6
D. Periode 3
E. Periode 7
39 Suatu unsur memiliki konfigurasi
elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10,
maka nomor atom dan periode nya
pada tabel periodik adalah.....
A. Z= 22, periode 3
B. Z= 20, periode 4
C. Z= 30, periode 3
D. Z= 30, periode 4
E. Z= 22, periode 4
D C3
40 Unsur Belerang memiliki nomor
atom 16, tentukan konfigurasi
elektron dan periodenya pada tabel
periodik unsur....
A. 1s2 2s2 2p7 3s1 3p3, Periode 3
B. 1s2 2s2 2p6 3s3 3p3, Periode 3
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, Periode 3
D. 1s2 2s2 2p5 3s2 3p5, Periode 3
E. 1s2 2s2 2p5 3s2 3p5, Periode 3
C C3
41 Logam Kobalt memiliki nomor
atom 27. Konfigurasi elektron dan
periodenya pada tabel periodik
unsur adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d7,
periode 3
B C3
128
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
B. 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s2 3d7,
periode 4
C. 1s2 2s2 2p7 3s1 3p6 4s2 3d7,
periode 4
D. 1s2 2s2 2p6 3s3 3p5 4s2 3d7,
periode 3
E. 1s2 2s2 2p7 3s23p6 4s1 3d7,
periode 4
42 Unsur Mangan (Mn) memiliki
nomor atom = 25. Konfigurasi
elektron untuk unsur Mangan serta
letak periodenya adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d5 ;
Periode 4
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d7 ; Periode
3
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d5 ;
Periode 3
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4p23d5 ;
Periode 4
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p64s1 3d6 ;
Periode 4
A C3
43 Konfigurasi elektron dari ion
Zn2+adalah 1s2 2s2 2p6 3s23p6 3d10.
Unsur Zn terletak pada golongan
dan periode....
A. Golongan VIII B, Periode 3
B. Golongan II B, Periode 4
C. Golongan I B, Periode 4
D. Golongan VI B, Periode 4
E. Golongan III B, Periode 3
B C3
129
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
44 Salah satu unsur dilambangkan
dengan D. Pada tabel periodik
unsur, unsur D3170 terletak pada
periode.....
A. Periode 3
B. Periode 4
C. Periode 5
D. Periode 6
E. Periode 7
B C3
45 Konfigurasi elektron dari ion M2―
yaitu 1s2 2s2 2p6 3s23p6 4s23d10 4p6.
Nomor atom dan periode dari
Unsur netral M adalah.....
A. Z= 36, Periode 4
B. Z= 36, Periode 5
C. Z= 34, Periode 4
D. Z= 36, Periode 3
E. Z = 34, Periode 5
C C3
46 3.4 Menganalisis
kemiripan sifat unsur
dalam golongan dan
keperiodikannya
Menganalisis
kemiripan sifat-sifat
keperiodikan unsur
dalam golongan dan
periodenya
Beberapa unsur memiliki nomor
atom sebagai berikut:
19K ; 20L ; 16M ; 35N ; 18O
Urutan kelima unsur tersebut jika
disusunberdasarkan jari-jari atom
terkecil hingga terbesar berturut-
turut adalah ….
A. K-L-M-N-O
B. K-L-N-M-O
C. M-O-K-L-N
D. M-O-N-L-K
E. O-M-N-L-K
E C4
130
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
47 Diketahu beberapa atom unsur
dengan konfigurasi elektron
sebagai berikut:
X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
Z = 1s2 2s2 2p6 3s1
Pernyataan yang benar mengenai
ketiga unsur tersebut adalah....
A. Unsur Z memiliki energi
ionisasi paling rendah
B. Afinitas elektron unsur Y lebih
besar daripada unsur Z
C. Unsur Y memiliki sifat yang
mirip dengan unsur X
D. Jari-jari atom X lebih panjang
daripada jari-jari atom Z
E. Unsur X memiliki
keelektronegatifan paling
besar
B C4
48 Dibawah ini adalah grafik jari-jari
atom unsur-unsur pada periode
ketiga:
C C4
131
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
Penyimpangan jari-jari atom terjadi
pada unsur.....
A. 11Na
B. 12Mg
C. 13Al
D. 15P
E. 18Ar
49 Beberapa unsur memiliki nomor
atom sebagai berikut:
19K ; 20L ; 16M ; 35N ; 18O
Urutan kelima unsur tersebut jika
disusunberdasarkan kenaikan
energi ionisasi berturut-turut adalah
….
A. K-L-M-N-O
B. K-L-N-M-O
C. M-O-K-L-N
D. M-O-N-L-O
E. O-M-N-L-K
B C4
50 Perhatikanlah pasangan atom
berikut:
(1) 11Na ; 37Rb
(2) 9F ; 35Br
(3) 10Ne ; 54Xe
Berdasarkan letaknya dalam tabel
periodik unsur, atom yang memiliki
jari-jari atom lebih besar pada
masing-masing pasangan tersebut
adalah......
A. Rb ; Br ; dan Xe
B. Na ; Br ; dan Xe
C. Rb ; F ; dan Ne
A C4
132
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
D. Na ; F ; dan Ne
E. Rb ; F ; dan Xe
51 Terdapat unsur-unsur sebagai
berikut:
Unsur Nomor Atom
P 1
Q 3
R 11
S 19
T 37
Grafik yang menunjukan
kecenderungan sifat
keelektronegatifan unsur-unsur
tersebut adalah.....
A.
B.
C.
A C4
133
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
D.
E.
52 Amatilah grafik unsur dalam
periode yang sama berikut ini:
Dari grafik tersebut, unsur yang
paling sukar membentuk ion
negatif adalah....
A. 13Al
B. 14Si
C. 15P
D. 16S
E. 17Cl
A C4
53 Diketahui bagian dari tabel
periodik sebagai berikut:
B C4
134
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
Berdasarkan gambar diatas,
pernyataan yang tidak tepat
adalah....
A. Na merupakan logam paling
elektropositif
B. Cl memiliki keelektronegatifan
paling rendah
C. Al dan Si memiliki baik sifat
logam maupun sifat bukan
logam
D. Cl memiliki afinitas elektron
terbesar
E. Jari-jari atom Na adalah yang
terbesar
54 (1) 5B —6C —7N —8O
(2) 9F—17Cl—35Br—53I
(3) 14Si—15P—16S—17Cl
Kelompok unsur-unsur tersebut
yang disusun menurut naiknya
afinitas elektron adalah....
A. 1 dan 3
B. 2 dan 3
C. 1 dan 2
D. 1, 2, dan 3
E. Hanya 1
A C4
55 4.4 Menyajikan hasil
analisis data-data unsur
dalam kaitannya dengan
Menganalisis
kemiripan dan sifat
keperiodikan unsur
Diketahui energi ionisasi:
A = 120 kJ/mol
B = 141 kJ/mol
A C3
135
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
kemiripan dan sifat
keperiodikan unsur
berdasarkan data yang
disajikan
C = 176 kJ/mol
D = 131 kJ/mol
E = 215 kJ/mol
Dalam tabel periodik, unsur-unsur
tersebut segolongan. Jika unsur-
unsur tersebut disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom nya, urutan
yang benar adalah....
A. A, D, B, C, E
B. C, B, D, A, E
C. E, C, A, D, B
D. C, E, A, B, D
E. E, C, B, D, A
56 Jari-jari atom unsur golongan II A
secara acak adalah 160 pm ; 215 pm
; 112 pm ; 222 pm ; 197 pm. Dari
data tersebut yang merupakan jari-
jari atom Berilium (4Be) adalah....
A. 160
B. 215
C. 112
D. 222
E. 197
C C4
57 Energi ionisasi dari 12Mg dan 19K
masing-masing 738,1 kJ/mol dan
418,7 kJ/mol. Energi ionisasi untuk
20Ca adalah....
A. 899 kJ/mol
B. 589,5 kJ/mol
C. 780 kJ/mol
D. 386 kJ/mol
E. 380 kJ/mol
B C5
136
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
58 Jari-jari unsur golongan III A
secara acak sebagai berikut:
1,05 Å ; 2,00 Å; 1,80 Å ; 2,15 Å ;
1,50 Å. Dari data tersebut yang
merupakan jari-jari atom
Alumunium (13Al)adalah....
A. 1,05 Å
B. 2,00 Å
C. 1,80 Å
D. 2,15 Å
E. 1,50 Å
E C4
59 Unsur X, Y, dan Z adalah unsur-
unsur dalam satu golongan. Jika
energi ionisasi unsur tersebut
berturut-turut 419 kJ/mol, 403
kJ/mol, dan 496 kJ/mol, maka
urutan unsur tersebut dari atas ke
bawah adalah .....
A. X-Y-Z
B. X-Z-Y
C. Y-X-Z
D. Z-X-Y
E. Z-Y-X
D C3
60 Berikut adalah nilai Afinitas
elektron pada unsur-unsur
golongan VII A secara acakadalah
331,4 kJ/mol ; 327,9 kJ/mol ; 270
kJ/mol ; 352,4 kJ/mol ; 298,4
kJ/mol. Nilai afinitas elektron
unsur Bromium (35Br) adalah.....
A. 331,4 kJ/mol
B. 327,9 kJ/mol
B C5
137
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
C. 270 kJ/mol
D. 352,4 kJ/mol
E. 298,4 kJ/mol
61 Jika jari-jari atom unsur 3Li, 11Na,
19K, 4Be, dan 5B secara tidak
berturut-turut adalah 2,03 Å ; 1,23
Å; 1,57 Å ; 0,80 Å dan 0,89 Å.
Maka jari-jari atom 3Li adalah......
A. 1,57 Å
B. 1, 23 Å
C. 2,03 Å
D. 0, 89 Å
E. 0,80 Å
B C4
62 Data keelektronegatifan beberapa
unsur sebagai berikut
Unsur Keelektronegatifan
K 2,20
L 2,55
M 3,04
N 4,00
O 0,93
Unsur yang paling mudah mengikat
elektron dan unsur yang paling
elektropositif secara berturut-turut
adalah......
A. O dan M
B. N dan O
C. L dan N
D. M dan K
E. K dan L
B C3
138
No
(1) Kompetensi Dasar (2) Indikator (3) Butir Soal (4)
Jawaban
(5)
Jenjang
Kognitif
(6)
Kesesuaian (7) Komentar
(8) Ya (7a) Tidak
(7b)
63 Diketahui beberapa
keelektronegaatifan unsur dalam
satu periode O, P, Q, R, dan S
masing-masing secara berturut-
turut adalah 2,46 ; 1,45 ; 1,74 ; 2,83
; 1. Letak unsur dari kiri ke kanan
adalah......
A. R, O, Q, P, S
B. O, P, Q, R, S
C. P, R, S, Q, O
D. S, P, Q, O, R
E. Q, S, P, R, O
D C3
139
140
Lampiran 4. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
3.3.1 Menjelaskan
sejarah
perkembangan
sistem periodik
Mengingat tokoh yang
menyusun sistem periodik
unsur
1. Dalam perkembangan sistem periodik, berikut ini adalah tokoh yang menyusun
sistem periodik unsur, kecuali.....
A. Dmitri Mendeleev
B. Johann Wolfgang Dobereiner
C. JJ Thomson
D. John Newlands
E. Lothar Mayer
C C1
Menjelaskan
perkembangan sistem
periodik unsur yang
dikemukakan oleh salah
satu tokoh
2. Suatu unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, dan unsur ke delapan
memiliki sifat-sifat yang mirip, adalah penyusunan tabel periodik yang
dikemukakan oleh....
A. Henry Moseley
B. Lothar Mayer
C. Dmitri Mendeleev
D. John Newlands
E. Johann Wolfgang Doberiner
D C1
Menjelaskan dasar
penyusunan sistem
periodik unsur dari sistem
periodik Mendeleev
3. Pada tahun 1869 kimiawan Rusia Dmitri Mendeleev mengusulkan penyusunan
tabulasi unsur-unsur, sehingga terbentuklah tabel berkala. Penyusunan sistem
periodik Mendeleev didasarkan pada.....
A. Kemiripan sifat keperiodikannya
B. Kesamaan sifat dan diurutkan massa atomnya
C. Nomor atom dan keteraturannya
D. Unsur tengah memiliki rata-rata massa unsur yang tepi
E. Kenaikan massa atom
B C1
Menjelaskan Sistem
Periodik Unsur yang
4. Sifat-sifat dari suatu tabel berkala diantaranya: baris mendatar tabel disebut
periode, dan kolom tegak disebut golongan, serta unsur-unsur transisi terdiri dari C C2
141
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
disusun oleh seorang
tokoh dan dasar
penyusunannya
unsur golongan B serta deret lantanoid dan aktinoid. Siapa penyusun tabel
berkala tersebut dan apa dasar dari tabel berkala tersebut?.......
A. Lothar Mayer, didasarkan pada kenaikan massa atom
B. Dmitri Mendeleev, didasarkan kemiripan sifat keperiodikannya
C. Henry Moseley, didasarkan kenaikan nomor atom
D. John Newlands, didasarkan kemiripan sifat unsur ke delapan
E. Henry Moseley, didasarkan kenaikan bobot atom
Menjelaskan Sistem
Periodik Unsur yang
disusun oleh seorang
tokoh berdasarkan dasar
penyusunannya
5. Penyusunan unsur dilakukan dengan mengurutkan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atomnya nenjadi tiga-tiga. Menurut cara pengelompokan
tersebut unsur kedua adalah nilai rata-rata unsur pertama ditambah unsur ketiga.
Teori perkembangan sistem periodik tersebut disusun oleh.....
A. Dmitri Mendeleev
B. Johann Wolfgang Dobereiner
C. JJ Thomson
D. John Newlands
E. Lothar Mayer
B C1
Menjelaskan dasar
penyusunan sistem
periodik unsur modern
6. Unsur-unsur dalam sistem periodik modern disusun berdasarkan ......
A. Kenaikan massa atom dan kemiripan sifat
B. Kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat
C. Kenaikan jumlah proton dan neutron
D. Kenaikan titik leleh dan titik didih
E. Sifat kimia dan sifat fisis
B C1
3.3.2 Menentukan
konfigurasi
elektron suatu
unsur dalam tabel
periodik
Membuar konfigurasi dari
suatu ion negatif
7. Salah satu unsur non logam yaitu Sulfur (S). Konfigurasi dari ion 16S2―
adalah.......
A. 1s2 2s2 3p6 3s2 4p2
B. 1s2 2s3 2p6 3s1 4p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
D. 1s2 2s2 2p6 4s1 3p3
E. 1s2 2s2 2p5 3s2 3p3
C C3
142
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Membuar konfigurasi dari
suatu unsur yang sudah
diketahui golongan dan
periodenya
8. Konfigurasi dari suatu unsur yang terletak pada golongan VI B periode 4
adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4d5
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 4p6 4s2 3d6
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 4p6 4s3 4d3
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
B C3
Membuar konfigurasi dari
suatu unsur yang sudah
diketahui golongan dan
periodenya
9. Konfigurasi dari suatu unsur X yang terletak pada golongan IIIA dan periode
ke 3 dalam tabel periodik unsur adalah......
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
B. 1s2 2s2 2p6 3s14p2
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
D. 1s2 2s2 2p6 3s3
E. 1s2 2s2 2p6 3s14p2
C C3
Membuar konfigurasi dari
suatu unsur transisi
10. Salah satu unsur yang terletak di golongan transisi adalah tembaga yang biasa
digunakan untuk bahan pembuatan uang logam. Tembaga memiliki nomor atom
29, maka konfigurasi elektronnya adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p7 4s1 3d9
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 4s2 3d10
E. 1s2 2s3 2p5 3s2 3p64s2 3d9
A C3
Membuar konfigurasi dari
suatu unsur logam
11. Konfigurasi elektron yang paling tepat untuk Ca2040 adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 4p6 5s2 5d10
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
C. 1s2 2s3 2p6 3s1 4p6 4s2
D. 1s2 2s3 2p5 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2
B C3
143
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Membuat konfigurasi dari
suatu ion positif
12. Salah satu unsur transisi adalah Kromium (Cr). Konfigurasi dari 24Cr2+ adalah.....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s23d6
D. 1s2 2s2 2p6 3s3 3p7 4s23d6
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p53d5
B C3
3.3.3 Menentukan
pola konfigurasi
elektron untuk
setiap golongan
dalam tabel
periodik
Menentukan pola
konfigurasi dari suatu
logam alkali
13. Pola konfigurasi yang paling tepat untuk unsur-unsur pada golongan alkali tanah
adalah.....
A. 1s22s22p63s23p6 4s2
B. 1s22s22p63s23p6 4s1
C. 1s22s22p63s23p6 4s24p1
D. 1s22s22p63s23p6 4s24p2
E. 1s22s22p63s23p6 4s24p3
A C3
Menentukan hubungan
konfigurasi dengan nomor
atom suatu unsur pada
golongan IA
14. Golongan IA mempunyai elektron tunggal di kulit terluar pada orbital s, maka
di bawah ini hubungan antara konfigurasi elektron dan nomor atom yang tepat
adalah......
A. 11Na = 1s2 2s3 2p5 3s1
B. 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
C. 19K = 1s2 2s2 2p6 3s3 3p5 4s1
D. 37Rb = 1s2 2s2 2p6 3s3 3p6 4s2 3d10 4p5 5s1
E. 19K = 1s2 2s1 2p7 3s2 3p6 4s1
B C3
Menentukan konfigurasi
suatu unsur pada golongan
VA jika diketahui nomor
atomnya
15. Arsenik adalah salah satu unsur golongan V A dengan nomor atom 33. Atom-
atom unsur golongan V A mempunyai 5 elektron di kulit terluar, yaitu dengan
konfigurasi ns2 np3. Di bawah ini pola konfigurasi yang tepat untuk unsur
Arsenik adalah....
A. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p3
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p3
C. 1s2 2s2 3p7 3s2 4p6 4s2 3d9 4p3
D. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p5 4s2 3d10 4p3
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s1 3d10 4p3
B C3
144
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Menentukan konfigurasi
suatu unsur pada golongan
IVA jika diketahui nomor
atomnya
16. Germanium (Ge) dalam tabel periodik unsur, termasuk unsur pada golongan IV
A dengan nomor atom 32. Atom-atom unsur golongan IV A mempunyai 4
elektron di kulit terluar, yaitu dengan konfigurasi ns2 np2. Konfigurasi yang tepat
untuk unsur Germanium (Ge) adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2
B. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 3s2 3d8 4p2
C. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p5 3s2 3d10 4p2
D. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s1 3d10 4p2
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s2 3d9 4p2
A C3
Menentukan hubungan
konfigurasi dengan nomor
atom suatu unsur pada
golongan VII A
17. Unsur Halogen mempunyai 7 elektron di kulit terluar, yaitu dengan konfigurasi
ns2 np5. Di bawah ini hubungan antara konfigurasi elektron dan nomor atom
yang tepat adalah......
A. Z = 35 ; 1s2 2s2 3p6 3s2 3p6 4s2 3d9 4p5
B. Z = 17 ; 1s2 2s1 2p7 3s2 3p5
C. Z = 35 ; 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
D. Z = 17 ; 1s3 2s2 2p5 3s2 3p5
E. Z = 35 ; 1s2 2s1 2p7 3s2 3p6 4s2 3d104p5
C C3
Menentukan konfigurasi
suatu unsur pada golongan
VI A jika diketahui nomor
atomnya
18. Unsur-unsur pada golongan VI A memiliki 6 elektron di kulit terluarnya, yaitu
dengan konfigurasi ns2 np4. Konfigurasi yang tepat untuk unsur Selenium (34Se)
adalah....
A. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p4
B. 1s2 2s2 3p6 3s2 3p5 4s2 3d10 4p4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3s1 3d10 4p4
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s2 3d9 4p4
C C3
4.3.1 Menentukan
golongan dari
suatu unsur dalam
Menentukan konfigurasi
elektron dan golongan
dari suatu unsur jika
diketahui nomor atomnya
19. Suatu unsur memiliki nomor atom 26, tentukan konfigurasi elektron dan
golongannya pada tabel periodik unsur....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan VIII B
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3 4p3, golongan V B
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan VI B
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan II B
A C3
145
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
tabel periodik
unsur
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan III B
Menentukan golongan
dari suatu unsur jika
diketahui konfigurasi
elektronnya
20. Unsur Antimon (51Sb) memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
4p6 5s2 4d10 5p3. Golongan dari unsur Antimon adalah.....
A. III A
B. III B
C. V A
D. V B
E. II A
C C3
Menentukan golongan
dari suatu unsur logam
transisi jika diketahui
konfigurasi elektronnya
21. Suatu logam transisi memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10.
Golongan dari logam transisi tersebut adalah....
A. VIII B
B. VI B
C. IV B
D. II B
E. I B
D C3
Menentukan golongan
dari suatu unsur netral jika
diketahui konfigurasi ion
negatifnya
22. Konfigurasi dari suatu ion Y2― adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Letak atom netralnya
pada tabel periodik unsur berada pada golongan.....
A. VIII A
B. VII A
C. VI A
D. V A
E. IV A
C C3
Menentukan golongan
dari suatu unsur netral jika
diketahui konfigurasi ion
positifnya
23. Konfigurasi dari suatu ion X3+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 Letak atom netralnya
pada tabel periodik unsur berada pada golongan.....
A. VI B
B. IV B
C. VIII B
D. II B
E. III B
C C3
146
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Menentukan konfigurasi
elektron dan golongan
dari suatu unsur logam
transisi jika diketahui
nomor atomnya
24. Salah satu logam yang berasal dari unsur transisi adalah Nikel (Ni). Nikel
memiliki nomor atom 28. Konfigurasi elektron dan golongan unsur Nikel
adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 ; Golongan VIII B
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 ; Golongan VIII B
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 4p2 ; Golongan VI B
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4p3 ; Golongan VII B
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5 4p3 ; Golongan V B
B C3
4.3.2 Menentukan
periode dari suatu
unsur dalam tabel
periodik unsur
Menentukan periode dari
suatu unsur netral jika
diketahui konfigurasi ion
positifnya
25. Konfigurasi elektron dari suatu ion X2+ yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Letak atom
netralnya pada tabel periodik berada pada periode....
A. Periode 4
B. Periode 3
C. Periode 6
D. Periode 2
E. Periode 5
A C3
Menentukan nomor atom
dan periode suatu unsur
jika diketahui konfigurasi
elektronnya
26. Suatu unsur memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10, maka
nomor atom dan periode nya pada tabel periodik adalah.....
A. Z= 22, periode 3
B. Z= 20, periode 4
C. Z= 30, periode 3
D. Z= 30, periode 4
E. Z= 22, periode 4
D C3
Menentukan konfigurasi
elektron dan periode dari
suatu unsur transisi jika
diketahui nomor atomnya
27. Logam Kobalt memiliki nomor atom 27. Konfigurasi elektron dan periodenya
pada tabel periodik unsur adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7, periode 3
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7, periode 4
C. 1s2 2s2 3p6 3s1 3p7 4s2 3d7, periode 4
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 4p6 4s2 3d7, periode 3
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s1 3d7, periode 4
B C3
Menentukan golongan
dan periode dari suatu
28. Konfigurasi elektron dari ion Zn2+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10. Unsur Zn
terletak pada golongan dan periode.... B C3
147
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
unsur netral jika diketahui
konfigurasi ion positifnya
A. Golongan VIII B, Periode 3
B. Golongan II B, Periode 4
C. Golongan I B, Periode 4
D. Golongan VI B, Periode 4
E. Golongan III B, Periode 3
Menentukan periode suatu
unsur yang diketahui
massa atom dan nomor
atomnya
29. Salah satu unsur dilambangkan dengan D. Pada tabel periodik unsur, unsur D3170
terletak pada periode.....
A. Periode 3
B. Periode 4
C. Periode 5
D. Periode 6
E. Periode 7
B C3
Menentukan konfigurasi
dan periode suatu unsur
jika diketahui nomor
atomnya
30. Unsur Belerang memiliki nomor atom 16, tentukan konfigurasi elektron dan
periodenya pada tabel periodik unsur....
A. 1s2 2s2 3p6 3s1 3p3, Periode 3
B. 1s2 2s2 2p6 3s3 3p3, Periode 3
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, Periode 3
D. 1s2 2s2 2p5 3s2 4p5, Periode 3
E. 1s2 2s2 2p5 3s2 3p5, Periode 3
C C3
3.4.1
Menganalisis
kemiripan sifat-
sifat keperiodikan
unsur dalam
golongan dan
periodenya
Menganalisis sifat
keperiodikan jika
diberikan data konfigurasi
elektron dari beberapa
unsur
31. Diketahu beberapa atom unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut:
X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
Z = 1s2 2s2 2p6 3s1
Pernyataan yang benar mengenai ketiga unsur tersebut adalah....
A. Unsur Z memiliki energi ionisasi paling rendah
B. Afinitas elektron unsur Y lebih besar daripada unsur Z
C. Unsur Y memiliki sifat yang mirip dengan unsur X
D. Jari-jari atom X lebih panjang daripada jari-jari atom Z
E. Unsur X memiliki keelektronegatifan paling besar
E C4
Menganalisis
penyimpangan jari-jari
32. Dibawah ini adalah grafik jari-jari atom unsur-unsur pada periode ketiga:
C C4
148
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
atom jika diberikan
sebuah gambar grafik jari-
jari atom
Penyimpangan jari-jari atom terjadi pada unsur.....
A. 11Na
B. 12Mg
C. 13Al
D. 15P
E. 18Ar
Menganalisis jari-jari
atom yang paling besar
untuk setiap pasangan
unsur yang diberikan
33. Perhatikanlah pasangan atom berikut:
(1) 11Na ; 37Rb
(2) 9F ; 35Br
(3) 10Ne ; 54Xe
Berdasarkan letaknya dalam tabel periodik unsur, atom yang memiliki jari-jari
atom lebih besar pada masing-masing pasangan tersebut adalah......
A. Rb ; Br ; dan Xe
B. Na ; Br ; dan Xe
C. Rb ; F ; dan Ne
D. Na ; F ; dan Ne
E. Rb ; F ; dan Xe
A C4
Menganaisis grafik
keelektronegatifan jika
diberikan data beberapa
unsur dengan nomor
atomnya
34. Terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
Unsur Nomor Atom
P 1
Q 3
R 11
S 19
T 37
A C4
149
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Grafik yang menunjukan kecenderungan sifat keelektronegatifan unsur-unsur
tersebut adalah.....
A. B.
C. D.
E.
Menganalisis kenaikan
energi ionisasi jika
diberikan data nomor
atom dari beberapa unsur
35. Terdapat lima unsur yaitu K, L, M, N, dan O. Nomor atom masing-masing unsur
secara berurutan adalah 19, 20, 16, 35, 18. Urutan kelima unsur tersebut jika
disusun berdasarkan kenaikan energi ionisasi berturut-turut adalah ….
A. K-L-M-N-O
B. K-L-N-M-O
C. M-O-K-L-N
D. M-O-N-L-O
E. O-M-N-L-K
B C4
Menganalisis unsur yang
paling sukar membentuk
ion negatif dengan
36. Amatilah grafik unsur dalam periode yang sama berikut ini:
A
C4
150
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
diberikan gambar grafik
afinitas elektron
Dari grafik tersebut, unsur yang paling sukar membentuk ion negatif adalah....
A. 13Al
B. 14Si
C. 15P
D. 16S
E. 17Cl
4.4.1 dan sifat
keperiodikan
unsur berdasarkan
data yang
disajikan
Menganalisis hubungan
energi ionisasi dengan
kenaikan nomor atom jika
diberikan data energi
ionisasi dari beberapa
unsur segolongan
37. Diketahui energi ionisasi:
A = 120 kJ/mol
B = 141 kJ/mol
C = 176 kJ/mol
D = 131 kJ/mol
E = 215 kJ/mol
Dalam tabel periodik, unsur-unsur tersebut segolongan. Jika unsur-unsur
tersebut disusun berdasarkan kenaikan nomor atom nya, urutan yang benar
adalah....
A. A, D, B, C, E
B. C, B, D, A, E
C. E, C, A, D, B
D. C, E, A, B, D
E. E, C, B, D, A
A C5
Menganalisis jari-jari
atom Berilium jika
diberikan data jari-jari
38. Jari-jari atom unsur golongan II A secara acak adalah 160 pm ; 215 pm ; 112
pm ; 222 pm ; 197 pm. Dari data tersebut yang merupakan jari-jari atom
Berilium (4Be) adalah....
A. 160 pm
B. 215 pm
C C5
151
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
atom golongan IIA secara
acak
C. 112 pm
D. 222 pm
E. 197 pm
Menganalisis energi
ionisasi Ca jika diketahui
energi ionisasi dari Mg
dan K
39. Energi ionisasi dari 12Mg dan 19K masing-masing 738,1 kJ/mol dan 418,7
kJ/mol. Energi ionisasi untuk 20Ca adalah....
A. 899 kJ/mol
B. 589,5 kJ/mol
C. 780 kJ/mol
D. 386 kJ/mol
E. 380 kJ/mol
B C4
Menganalisis afinitas
elektron Br jika diberikan
data afinitas elektron
golongan VII A secara
acak
40. Berikut adalah nilai Afinitas elektron pada unsur-unsur golongan VII A secara
acak adalah 331,4 kJ/mol ; 327,9 kJ/mol ; 270 kJ/mol ; 352,4 kJ/mol ; 298,4
kJ/mol. Nilai afinitas elektron unsur Bromium (35Br) adalah.....
A. 331,4 kJ/mol
B. 327,9 kJ/mol
C. 270 kJ/mol
D. 352,4 kJ/mol
E. 298,4 kJ/mol
A C4
Menganalisis unsur yang
paling mudah mengikat
elektron dan unsur yang
paling elektropositif jika
diberikan data tabel
keelektronegatifan
41. Data keelektronegatifan beberapa unsur sebagai berikut:
Unsur Keelektronegatifan
K 2,20
L 2,55
M 3,04
N 4,00
O 0,93
Unsur yang paling mudah mengikat elektron dan unsur yang paling
elektropositif secara berturut-turut adalah...... A. O dan M
B. N dan O
C. L dan N
D. M dan K
B C4
152
Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
E. K dan L
Menganalisis jari jari
atom Li jika diberikan
data jari-jari atom secara
acak
42. Jika jari-jari atom unsur 3Li, 11Na, 19K, 4Be, dan 5B secara tidak berturut-turut
adalah 2,03 Å ; 1,23 Å; 1,57 Å ; 0,80 Å dan 0,89 Å. Maka jari-jari atom 3Li
adalah......
A. 1,57 Å
B. 1, 23 Å
C. 2,03 Å
D. 0, 89 Å
E. 0,80 Å
E C4
153
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Instrumen
154
155
156
157
158
159
Lampiran 6. Hasil Uji Reabilitas Instrumen
Warning # 849 in column 23. Text: in_ID
The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It could
not be mapped to a valid backend locale.
RELIABILITY
/VARIABLES=I3 I5 I6 I7 I9 I13 I14 I15 I16 I17 I18 I19 I20 I21 I22 I23 I24 I25 I26 I27 I29 I30 I31
I32 I33 I34 I35 I36 I37 I39 I40 I41 I42
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 66 98,5
Excludeda 1 1,5
Total 67 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,877 33
160
Lampiran 7. Soal Instrumen Tes Penelitian
SOAL INSTRUMEN TES PENELITIAN
MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR
1. Pada tahun 1869 kimiawan Rusia Dmitri
Mendeleev mengusulkan penyusunan
tabulasi unsur-unsur, sehingga terbentuklah
tabel berkala. Penyusunan sistem periodik
Mendeleev didasarkan pada.....
A. Kemiripan sifat keperiodikannya
B. Kesamaan sifat dan diurutkan massa
atomnya
C. Nomor atom dan keteraturannya
D. Unsur tengah memiliki rata-rata massa
unsur yang tepi
E. Kenaikan massa atom
2. Penyusunan unsur dilakukan dengan
mengurutkan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atomnya nenjadi tiga-tiga.
Menurut cara pengelompokan tersebut
unsur kedua adalah nilai rata-rata unsur
pertama ditambah unsur ketiga. Teori
perkembangan sistem periodik tersebut
disusun oleh.....
A. Dmitri Mendeleev
B. Johann Wolfgang Dobereiner
C. JJ Thomson
D. John Newlands
E. Lothar Mayer
3. Unsur-unsur dalam sistem periodik modern
disusun berdasarkan ......
A. Kenaikan massa atom dan kemiripan
sifat
B. Kenaikan nomor atom dan kemiripan
sifat
C. Kenaikan jumlah proton dan neutron
D. Kenaikan titik leleh dan titik didih
E. Sifat kimia dan sifat fisis
4. Salah satu unsur non logam yaitu Sulfur (S).
Konfigurasi dari ion 16S2― adalah.......
A. 1s2 2s2 3p6 3s2 4p2
B. 1s2 2s3 2p6 3s1 4p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
D. 1s2 2s2 2p6 4s1 3p3
E. 1s2 2s2 2p5 3s2 3p3
5. Konfigurasi dari suatu unsur X yang terletak
pada golongan IIIA dan periode ke 3 dalam
tabel periodik unsur adalah......
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
B. 1s2 2s2 2p6 3s14p2
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
D. 1s2 2s2 2p6 3s3
E. 1s2 2s2 2p6 3s14p2
6. Pola konfigurasi yang paling tepat untuk
unsur-unsur pada golongan alkali tanah
adalah.....
A. 1s22s22p63s23p6 4s2
B. 1s22s22p63s23p6 4s1
C. 1s22s22p63s23p6 4s24p1
D. 1s22s22p63s23p6 4s24p2
E. 1s22s22p63s23p6 4s24p3
7. Golongan IA mempunyai elektron tunggal
di kulit terluar pada orbital s, maka di bawah
ini hubungan antara konfigurasi elektron
dan nomor atom yang tepat adalah......
A. 11Na = 1s2 2s3 2p5 3s1
B. 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1
C. 19K = 1s2 2s2 2p6 3s3 3p5 4s1
D. 37Rb = 1s2 2s2 2p6 3s3 3p6 4s2 3d10 4p5 5s1
E. 19K = 1s2 2s1 2p7 3s2 3p6 4s1
8. Arsenik adalah salah satu unsur golongan V
A dengan nomor atom 33. Atom-atom unsur
golongan V A mempunyai 5 elektron di kulit
terluar, yaitu dengan konfigurasi ns2 np3. Di
bawah ini pola konfigurasi yang tepat untuk
unsur Arsenik adalah....
A. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p3
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p3
C. 1s2 2s2 3p7 3s2 4p6 4s2 3d9 4p3
D. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p5 4s2 3d10 4p3
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s1 3d10 4p3
9. Germanium (Ge) dalam tabel periodik
unsur, termasuk unsur pada golongan IV A
dengan nomor atom 32. Atom-atom unsur
golongan IV A mempunyai 4 elektron di
kulit terluar, yaitu dengan konfigurasi ns2
Nama:
Kelas:
161
np2. Konfigurasi yang tepat untuk unsur
Germanium (Ge) adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2
B. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 3s2 3d8 4p2
C. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p5 3s2 3d10 4p2
D. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s1 3d10 4p2
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s2 3d9 4p2
10. Unsur Halogen mempunyai 7 elektron di
kulit terluar, yaitu dengan konfigurasi ns2
np5. Di bawah ini hubungan antara
konfigurasi elektron dan nomor atom yang
tepat adalah......
A. Z = 35 ; 1s2 2s2 3p6 3s2 3p6 4s2 3d9 4p5
B. Z = 17 ; 1s2 2s1 2p7 3s2 3p5
C. Z = 35 ; 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
D. Z = 17 ; 1s3 2s2 2p5 3s2 3p5
E. Z = 35 ; 1s2 2s1 2p7 3s2 3p6 4s2 3d104p5
11. Unsur-unsur pada golongan VI A memiliki
6 elektron di kulit terluarnya, yaitu dengan
konfigurasi ns2 np4. Konfigurasi yang tepat
untuk unsur Selenium (34Se) adalah....
A. 1s2 2s2 2p7 3s3 3p6 4s2 3d8 4p4
B. 1s2 2s2 3p6 3s2 3p5 4s2 3d10 4p4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3s1 3d10 4p4
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s2 3d9 4p4
12. Suatu unsur memiliki nomor atom 26,
tentukan konfigurasi elektron dan
golongannya pada tabel periodik unsur....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan VIII
B
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3 4p3, golongan V
B
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan VI B
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan II B
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 , golongan III B
13. Unsur Antimon (51Sb) memiliki konfigurasi
elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
4d10 5p3. Golongan dari unsur Antimon
adalah.....
A. III A
B. III B
C. V A
D. V B
E. II A
14. Suatu logam transisi memiliki konfigurasi
elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10.
Golongan dari logam transisi tersebut
adalah....
A. VIII B
B. VI B
C. IV B
D. II B
E. I B
15. Konfigurasi dari suatu ion Y2― adalah 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6. Letak atom netralnya pada tabel
periodik unsur berada pada golongan.....
A. VIII A
B. VII A
C. VI A
D. V A
E. IV A
16. Konfigurasi dari suatu ion X3+ adalah 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 3d5 . Letak atom netralnya pada
tabel periodik unsur berada pada
golongan.....
A. VI B
B. IV B
C. VIII B
D. II B
E. III B
17. Salah satu logam yang berasal dari unsur
transisi adalah Nikel (Ni). Nikel memiliki
nomor atom 28. Konfigurasi elektron dan
golongan unsur Nikel adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 ; Golongan VIII B
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 ; Golongan VIII
B
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 4p2 ; Golongan
VI B
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4p3 ; Golongan VII
B
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5 4p3 ; Golongan
V B
18. Konfigurasi elektron dari suatu ion X2+ yaitu
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Letak atom netralnya
pada tabel periodik berada pada periode....
A. Periode 4
B. Periode 3
C. Periode 6
D. Periode 2
E. Periode 5
19. Suatu unsur memiliki konfigurasi elektron
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10, maka nomor
atom dan periode nya pada tabel periodik
adalah.....
A. Z= 22, periode 3
B. Z= 20, periode 4
C. Z= 30, periode 3
D. Z= 30, periode 4
E. Z= 22, periode 4
20. Logam Kobalt memiliki nomor atom 27.
Konfigurasi elektron dan periodenya pada
tabel periodik unsur adalah....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7, periode 3
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7, periode 4
C. 1s2 2s2 3p6 3s2 3p6 4s2 3d7, periode 4
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 4p6 4s2 3d7, periode 3
E. 1s2 2s2 2p7 3s2 3p6 4s1 3d7, periode 4
162
21. Salah satu unsur dilambangkan dengan D.
Pada tabel periodik unsur, unsur D3170 terletak
pada periode.....
A. Periode 3
B. Periode 4
C. Periode 5
D. Periode 6
E. Periode 7
22. Unsur Belerang memiliki nomor atom 16,
tentukan konfigurasi elektron dan
periodenya pada tabel periodik unsur....
A. 1s2 2s2 3p6 3s1 3p3, Periode 3
B. 1s2 2s2 2p6 3s3 3p3, Periode 3
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, Periode 3
D. 1s2 2s2 2p5 3s2 4p5, Periode 3
E. 1s2 2s2 2p5 3s2 3p5, Periode 3
23. Diketahu beberapa atom unsur dengan
konfigurasi elektron sebagai berikut:
X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
Z = 1s2 2s2 2p6 3s1
Pernyataan yang benar mengenai ketiga
unsur tersebut adalah....
A. Unsur Z memiliki energi ionisasi paling
rendah
B. Afinitas elektron unsur Y lebih besar
daripada unsur Z
C. Unsur Y memiliki sifat yang mirip
dengan unsur X
D. Jari-jari atom X lebih panjang daripada
jari-jari atom Z
E. Unsur X memiliki keelektronegatifan
paling besar
24. Dibawah ini adalah grafik jari-jari atom
unsur-unsur pada periode ketiga:
Penyimpangan jari-jari atom terjadi pada
unsur.....
A. 11Na
B. 12Mg
C. 13Al
D. 15P
E. 18Ar
25. Perhatikanlah pasangan atom berikut:
(1) 11Na ; 37Rb
(2) 9F ; 35Br
(3) 10Ne ; 54Xe
Berdasarkan letaknya dalam tabel periodik
unsur, atom yang memiliki jari-jari atom
lebih besar pada masing-masing pasangan
tersebut adalah......
A. Rb ; Br ; dan Xe
B. Na ; Br ; dan Xe
C. Rb ; F ; dan Ne
D. Na ; F ; dan Ne
E. Rb ; F ; dan Xe
26. Terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
Unsur Nomor Atom
P 1
Q 3
R 11
S 19
T 37
Grafik yang menunjukan kecenderungan
sifat keelektronegatifan unsur-unsur
tersebut adalah.....
A. B.
C.
C.
D. E.
27. Terdapat lima unsur yaitu K, L, M, N, dan
O. Nomor atom masing-masing unsur
secara berurutan adalah 19, 20, 16, 35, 18.
Urutan kelima unsur tersebut jika disusun
berdasarkan kenaikan energi ionisasi
berturut-turut adalah ….
A. K-L-M-N-O
B. K-L-N-M-O
C. M-O-K-L-N
D. M-O-N-L-O
E. O-M-N-L-K
163
28. Amatilah grafik unsur dalam periode yang
sama berikut ini:
Dari grafik tersebut, unsur yang paling
sukar membentuk ion negatif adalah....
A. 13Al
B. 14Si
C. 15P
D. 16S
E. 17Cl
29. Diketahui energi ionisasi:
A = 120 kJ/mol
B = 141 kJ/mol
C = 176 kJ/mol
D = 131 kJ/mol
E = 215 kJ/mol
Dalam tabel periodik, unsur-unsur tersebut
segolongan. Jika unsur-unsur tersebut
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom
nya, urutan yang benar adalah....
A. A, D, B, C, E
B. C, B, D, A, E
C. E, C, A, D, B
D. C, E, A, B, D
E. E, C, B, D, A
30. Energi ionisasi dari 12Mg dan 19K masing-
masing 738,1 kJ/mol dan 418,7 kJ/mol.
Energi ionisasi untuk 20Ca adalah....
A. 899 kJ/mol
B. 589,5 kJ/mol
C. 780 kJ/mol
D. 386 kJ/mol
E. 380 kJ/mol
31. Berikut adalah nilai Afinitas elektron pada
unsur-unsur golongan VII A secara acak
adalah 331,4 kJ/mol ; 327,9 kJ/mol ; 270
kJ/mol ; 352,4 kJ/mol ; 298,4 kJ/mol. Nilai
afinitas elektron unsur Bromium (35Br)
adalah.....
A. 331,4 kJ/mol
B. 327,9 kJ/mol
C. 270 kJ/mol
D. 352,4 kJ/mol
E. 298,4 kJ/mol
32. Data keelektronegatifan beberapa unsur
sebagai berikut:
Unsur Keelektronegatifan
K 2,20
L 2,55
M 3,04
N 4,00
O 0,93
Unsur yang paling mudah mengikat elektron
dan unsur yang paling elektropositif secara
berturut-turut adalah......
A. O dan M
B. N dan O
C. L dan N
D. M dan K
E. K dan L
33. Jika jari-jari atom unsur 3Li, 11Na, 19K, 4Be,
dan 5B secara tidak berturut-turut adalah
2,03 Å ; 1,23 Å; 1,57 Å ; 0,80 Å dan 0,89 Å.
Maka jari-jari atom 3Li adalah......
A. 1,57 Å
B. 1, 23 Å
C. 2,03 Å
D. 0, 89 Å
E. 0,80Å
164
Lampiran 8. Hasil Pretest Kelas Eksperime
165
Lampiran 9. Hasil Pottest Kelas Eksperimen
166
Lampiran 10. Hasil Pretest Kelas Kontrol
167
Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Kontrol
168
Lampiran 12. Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Pre Test
Eksperimen
42 9 55 20.29
10.286
Post Test
Eksperimen
42 36 100 87.52 16.431
Pre Test Kontrol 42 9 39 23.38 6.279
Post Test Kontrol 42 52 88 71.71 8.463
Valid N (listwise) 42
169
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptives
Kelas Statistic Std.
Error
Pretest Pretest
Kelas
Kontrol
Mean 20.29 .969
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower
Bound
18.33
Upper
Bound
22.24
5% Trimmed Mean 20.13
Median 19.50
Variance 39.429
Std. Deviation 6.279
Minimum 9
Maximum 39
Range 30
Interquartile Range 9
Skewness .466 .365
Kurtosis .568 .717
Pretest
Kelas
Eksperimen
Mean 23.38 1.587
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower
Bound
20.18
Upper
Bound
26.59
5% Trimmed Mean 22.72
Median 21.00
Variance 105.803
Std. Deviation 10.286
Minimum 9
Maximum 55
Range 46
Interquartile Range 10
Skewness 1.142 .365
Kurtosis 1.259 .717
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Pretest Kelas
Kontrol
.142 42 .054 .960 42 .146
Pretest Kelas
Eksperimen
.190 42 .056 .902 42 .169
a. Lilliefors Significance Correction
170
Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Posttest Posttest Kelas
Kontrol
Mean 71.71 1.306
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound 69.08
Upper Bound 74.35
5% Trimmed Mean 71.83
Median 70.00
Variance 71.624
Std. Deviation 8.463
Minimum 52
Maximum 88
Range 36
Interquartile Range 15
Skewness -.134 .365
Kurtosis -.718 .717
Posttest Kelas
Eksperimen
Mean 87.52 2.535
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound 82.40
Upper Bound 92.64
5% Trimmed Mean 89.40
Median 94.00
Variance 269.963
Std. Deviation 16.431
Minimum 36
Maximum 100
Range 64
Interquartile Range 17
Skewness -1.616 .365
Kurtosis 1.960 .717
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Posttest Posttest
Kelas
Kontrol
.122 42 .119 .966 42 .232
Posttest
Kelas
Eksperimen
.227 42 .110 .767 42 .229
a. Lilliefors Significance Correction
171
Lampiran 15. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
5.156 1 82 .228
ANOVA
Pretest
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
201.190 1 201.190 2.771 .100
Within Groups 5954.476 82 72.616
Total 6155.667 83
172
Lampiran 16. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Post Test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
9.206 1 82 .231
ANOVA
Post Test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
5248.762 1 5248.762 30.732 .000
Within
Groups
14005.048 82 170.793
Total 19253.810 83
173
Lampiran 17. Hasil Uji Uji Independet T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil
Pretest
Pretest Kelas Kontrol 42 20.29 6.279 .969
Pretest Kelas Eksperimen 42 23.38 10.286 1.587
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Hasil Pretest Equal
variances
assumed
5.156 .026 -1.665 82 .100 -3.095 1.860 -6.794 .604
Equal
variances
not assumed
-1.665 67.
832
.101 -3.095 1.860 -6.806 .616
174
Lampiran 18. Hasil Uji Independet T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Hasil Posttest Posttest Kelas Kontrol 42 71.71 8.463 1.306
Posttest Kelas Eksperimen 42 87.52 16.431 2.535
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Posttest
Equal variances
assumed
9.206 .003 -5.544 82 .000 -15.810 2.852 -21.483 -10.136
Equal variances
not assumed
-5.544 61.32
5
.000 -15.810 2.852 -21.512 -10.108
175
Lampiran 19. Laporan Pretest Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz
176
Lampiran 20. Laporan Kuis Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz
177
Lampiran 21. Laporan Pekerjaan Rumah Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz
178
Lampiran 22. Laporan Posttest Kelas Eksperimen Menggunakan Quizizz
179
Lampiran 23. Dokumen Penelitian Kelas Eksperimen
Gambar 4. Peneliti melakukan posttest
untuk mengukur kemampuan akhir siswa
menggunakan web Quizizz
Gambar 3. Siswa kelas eksperimen
sedang berdiskusi mengenai soal yang ada
pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
Gambar 1. Peneliti melakukan pretest
untuk mengukur kemampuan awal siswa
menggunakan web Quizizz
Gambar 2. Peneliti menjelaskan materi
Sistem Periodik Unsur kepada kelas
eksperimen
Gambar 5. Peringkat siswa saat
mengerjakaan soal pada Quizizz
ditampilkan pada leaderboard masing-
masing, dan peneliti dapat memantaunya
180
Lampiran 24. Dokumen Penelitian Kelas Kontrol
Gambar 1. Peneliti melakukan pretest
untuk mengukur kemampuan awal siswa
menggunakan paper test
Gambar 2. Peneliti menjelaskan materi
Sistem Periodik Unsur kepada kelas
kontrol
Gambar 3. Siswa kelas kontrol sedang
berdiskusi mengenai soal yang ada pada
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Gambar 4. Peneliti melakukan posttest
untuk mengukur kemampuan akhir siswa
menggunakan paper test
181
Lampiran 25. Surat Bimbingan Skripsi
182
Lampiran 26. Surat Izin Validasi
183
Lampiran 27. Surat Izin Validasi
184
Lampiran 27. Surat Izin Penelitian
185
Lampiran 28. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
186
Lampiran 29. Lembar Uji Referensi
187
188
189
190
191
192
193