Post on 26-Jun-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi khususnya media massa di era globalisasi saat
ini dituntut untuk selalu maju mengikuti perubahan zaman. Salah satunya
dengan munculnya televisi sebagai sarana penyampai informasi setelah surat
kabar dan radio. Televisi sebagai media yang terakhir muncul belakangan
dibandingkan dengan media-media lainnya, ternyata telah memberikan nilai
yang sangat spektakuler dalam interaksi sosial manusia. Kemampuan televisi
dalam menarik perhatian khalayak telah menjadi panutan baru (news religius)
bagi kehidupan manusia (Kuswandi, 1996 : 22-23). Dan kedatangan media
televisi di Indonesia pertama kali dipelopori oleh TVRI pada tahun 1962
sebagai satu-satunya stasiun televisi milik pemerintah di negeri ini. Namun
seiring dengan perkembangan dunia pertelevisian sejak tahun 1990-an banyak
bermunculan stasiun televisi swasta baru. Keadaan ini terjadi sebab
pemerintah memberikan deregulasi dalam bidang pertelevisian atau
swastanisasi pertelevisian di Indonesia yang salah satunya ditandai dengan
berdirinya stasiun televisi swasta yang pertama yaitu RCTI.
Dan sejak mengudara pada tahun 1990-an RCTI banyak menyajikan
sepaket acara menarik mulai dari paket acara berita, hiburan, pendidikan,
agama/religius, dan sebagainya Diantara paket acara yang di siarkan oleh
stasiun televisi RCTI, paket hiburan yang banyak mendapat perhatian lebih
dari khalayak. Karena dalam paket tersebut banyak memberikan pilihan
2
program-program acara yang menarik mulai dari sinetron, film, kuis, acara
musik, talk show, infotainment, dan lainnya. Di sini infotainment yang
mendapat tempat khusus di hati pemirsa, oleh sebab itu semenjak
kemunculannya pada tahun 1997 RCTI juga menayangkannya lebih dari satu
kali yaitu mulai dari pagi, siang, dan sore setiap harinya. Terkait semakin
maraknya tayangan infotainment, maka dalam Kongres Nasional Persatuan
Wartawan Indonesia pada 9 Februari 2005 di Pekanbaru, pekerja infotainment
dinyatakan resmi tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Dengan begitu sekarang ini infotainment resmi termasuk dalam dunia
jurnalistik dengan nama Jurnalistik Infotainment.
Tayangan infotainment sendiri dinyatakan termasuk kegiatan jurnalistik
karena di dalamnya terdapat aktivitas meliput, membuat, dan
menyebarluaskan peristiwa yang bernilai berita (news) serta pandangan
khalayak melalui saluran media massa baik cetak maupun elektronik. Di mana
hal itu merupakan hakekat pokok kegiatan jurnalistik. Hanya saja berbeda
dengan aktifitas jurnalistik pada umumnya, jurnalistik infotainment lebih
bersifat berita hiburan karena menyajikan berbagai informasi tentang artis,
aktris/aktor dan subyek dunia hiburan lainnya, termasuk tempat-tempat
hiburan.
Terkait maraknya tayangan infotainment di televisi, RCTI sebagai
stasiun televisi swasta tertua juga tidak mau ketinggalan. Alhasil, beberapa
tayangan infotainment pun diproduksi RCTI di antaranya Cek & Ricek, Kabar
Kabari, Go Spot, desas desus dan Silet. Namun diantara tayangan infotainment
3
yang lain, tayangan infotainment Silet memiliki format yang paling berbeda
karena tayangan ini mengkategorikan dirinya sebagai tayangan investigasi.
Selain itu tayangan yang disiarkan mulai dari hari senin sampai minggu
dengan jam tayang senin sampai jumat selama setengah jam yaitu pukul
11.30-pukul 12.00 WIB sedangkan khusus pada hari sabtu dan minggu tayang
selama satu jam yaitu mulai pukul 11.00-pukul 12.00 WIB. Silet hadir untuk
mengupas tuntas kisah dari kasus para selebritis tanah air. Namun seiring
dengan waktu akhirnya sekarang infotainment Silet mengalami perubahan jam
tayang dengan menetapkan jam siarannya setiap hari menjadi satu jam yaitu
mulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB.
Bukan hanya itu saja Silet juga selalu berhasil membuat selebritis angkat
bicara tentang persoalan yang telah mereka hadapi, bahkan tidak jarang
sampai menguraikan air mata. Selain itu terkadang juga mengangkat masalah
sosial masyarakat yang dikaitkan dengan selebritis, sehingga tayangannya
selalu lain dari infotainment lain. Bahkan ke-khas-an Silet juga terlihat dari
motto-nya yaitu “Mengangkat hal yang dianggap tabu menjadi layak dan
pantas untuk diperbincangkan”. Bahkan presenter utama Silet yaitu Fenny
Rose berhasil tiga kali menjadi presenter infotainment favorit dalam ajang
penghargaan Panasonic Award di Indoensia serta yang terbaru penghargaan
yang diterima yaitu terpilihnya kembali Fenny Rose menjadi presenter
infotainment terfavorit dalam ajang yang sama pada tahun 2007. Karena itulah
peneliti memilih tayangan infotainment Silet di RCTI sebagai obyek dalam
penelitian ini. Ditambah lagi, sebagaimana dilansir dari www.Pintunet.com
4
bahwa tayangan Silet di RCTI menjadi tayangan infotainment terbaik 2007
mengalahkan tayangan infotainment Go Show TPI, Cek & Ricek RCTI, E…ko
Ngegosip Trans TV, KISS Indosiar.
Hal itu menjadi menarik sebab di tengah maraknya tayangan
infotainment, pada bulan Agustus 2006 justru muncul “fatwa haram” yang
ditujukan kepada tayangan infotainment oleh Nahdhatul Ulama (NU).
Alasannya, semua tayangan infotainment termasuk Silet, tidak seharusnya
ditayangkan lagi sebab kurang sesuai dengan norma-norma masyarakat
Indonesia, khususnya di sini Islam. Karena menurut NU, tayangan seperti
infotainment lebih banyak mudharat (akibat negatif) di banding manfaatnya.
Bahkan apabila diteruskan bukan tidak mungkin akan merusak mental
masyarakat karena selalu disuguhi informasi aib seseorang serta berbagai
kejelekan si artis yang seharusnya tidak dijadikan konsumsi publik.
Dan di dalam Al-Quran pun sudah dijelaskan melalui surat-surat serta
ayat-ayat tentang ahlak manusia di dunia. Salah satunya dalam surat An Nuur
ayat 11, 15, dan 19 yang mengatakan bahwa “Sesungguhnya orang-orang
yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah
kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik
bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar;
(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan
kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan
5
kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah
adalah besar; Dan sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita)
perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman,
bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui,
sedang, kamu tidak mengetahui".
Berangkat dari ke-kontras-an dua fenomena tersebut, di mana ketika
tayangan infotainment sedang marak dan disukai oleh semua kalangan
masyarakat justru menerima “fatwa haram” terhadap tayangan tersebut. Maka
peneliti ingin meneliti motif atau dorongan mahasiswa, dalam hal ini
mahasiswa FAI UMM angakatan 2005 yang menyaksikan tayangan
infotainment Silet. Di sini mahasiswa FAI dipilih sebagai responden karena
sesuai dengan background pendidikan mereka yaitu agama Islam, maka
peneliti berasumsi bahwa mereka tahu persis bagaimana tayangan
infotainment (Silet) di mata Islam. Jadi mahasiswa FAI yang dijadikan
responden adalah mereka yang pernah menyaksikan tayangan infotainment
Silet. Hal itu menarik karena meski sudah ada fatwa haram dengan segala
alasan dari ajaran Islam tapi kenapa mereka tetap menyaksikan tayangan
infotainment tersebut. Untuk itu peneliti mengangkat judul sebagai berikut :
MOTIF MAHASISWA MENYAKSIKAN TAYANGAN INFOTAINMENT
SILET DI RCTI STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS AGAMA
ISLAM ANGKATAN 2005 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas serta penetapan judul yang telah dipilih, maka
secara spesifik yang menjadi rumusan masalah adalah: apa motif mahasiswa
menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah peneliti dapat
mengetahui motif yang mendasari mahasiswa FAI angkatan 2005
menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI..
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, menambah
pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai masukan, sumbangan
pemikiran yang berkaitan dengan motif mahasiswa menyaksikan
tayangan infotainment Silet di RCTI.
b. Sebagai wahana untuk menambah bahan bacaan dan perbandingan di
masa yang akan datang khususnya yang berhubungan dengan ilmu
komunikasi terutama konsentrasi jurnalistik.
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan dari hasil penelitian yang telah dicapai ini bisa dijadikan
sebagai kontribusi panduan bagi stasiun televisi RCTI untuk lebih memilih
setiap program acara yang akan ditayangkan salah satunya adalah
tayangan infotainment Silet. Sehingga bisa dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyiarkan paket acara hiburan
7
E. Definisi Konseptual dan Operasional
E. 1. Definisi konseptual
Untuk membantu peneliti dan pembaca dalam memahami konsep
penelitian ini, maka diperlukan beberapa konsep untuk didefinisikan. Adapun
definisi konsepnya adalah:
1. Infotainment Silet di RCTI
Semenjak kemunculan tayangan Silet pada tanggal 21 Oktober 2002,
Silet merupakan sebuah tayangan infotainment investigasi yang menyiarkan
berita artis secara eksklusif. Tayangan ini hadir setiap hari, mulai dari hari
senin sampai minggu. Pada hari senin sampai jumat tayang selama setengah
jam yaitu pukul 11.30 – pukul 12.00 WIB sedangkan khusus pada hari sabtu
dan minggu tayang selama satu jam yaitu mulai pukul 11.00 sampai pukul
12.00 WIB. Akan tetapi semenjak November 2007, infotainment Silet sudah
mengalami perubahan jam tayang yaitu dengan menyiarkan tayangan tersebut
menjadi satu jam setiap harinya mulai dari pukul 11.00 WIB sampai pukul
12.00 WIB. Dengan motto-nya yaitu “Mengangkat hal yang dianggap tabu
menjadi layak dan pantas untuk diperbincangkan” Silet hadir untuk mengupas
tuntas kisah dan kasus para selebritis tanah air.
Dengan gaya bahasa yang puitis, Silet menjadikan hal-hal yang tabu
menjadi layak dan patut diperbincangkan. Infotainment yang mampu
membahas dunia selebritis setajam Silet ini sanggup menghadirkan nara
sumber yang sulit ditemui sekali pun. Dengan reputasinya, Silet selalu berhasil
membuat selebritis angkat bicara tentang persoalan yang tengah mereka
8
hadapi bahkan tidak jarang sampai menguraikan air mata. Investigasi yang
mendalam juga turut menjadikan Silet berbeda dari tayangan infotainment
lainnya. Tidak heran jika acara yang dipandu Fenny Rose dan Donna Arsita
ini selalu dinantikan kehadirannya dan menjadi unggulan diantara tayangan
infotainment lainnya.
2. Motif menyaksikan infotainment Silet
Motif merupakan dorongan dari dalam diri seseorang yang berorientasi
pada pemuasan kebutuhan. Karena itu motif tidak harus dipersepsikan secara
sadar sebab motif yang mendasari prilaku seseorang untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dalam hal ini motif yang dimaksud adalah motif intrinsik dan ekstrinsik.
Motif intrinsik adalah motif ataupun motivasi yang datang dari dalam diri
individu itu sendiri ketika ia ingin memenuhi kebutuhannya. Motif ini terjadi
tanpa adanya dorongan dari luar. Sedangkan motif ekstrinsik yaitu motif
ataupun motivasi yang berasal dari luar diri individu, dimana tingkah laku
yang ditunjukkan oleh individu disebabkan oleh dorongan dari luar.
3. Mahasiswa FAI
Mahasiswa FAI yang dimaksud adalah mahasiswa/mahasiswi yang
sedang menempuh atau menyelesaikan proses belajar tentang keagamaan
Islam di Universitas Muhammadiyah Malang. Responden yang akan diteliti
merupakan mahasiswa/mahasiswi FAI, baik dari Jurusan Tarbiyah maupun
Syari’ah. Dan lebih spesifik lagi mahasiswa yang akan menjadi responden
yaitu mahasiswa/mahasiswi FAI angkatan 2005. Karena jumlah mahasiswa
9
angkatan 2005 sudah dianggap cukup mewakili sebagai responden yang akan
diteliti.
E. 2. Definisi operasional
Sebagai petunjuk untuk mempertegas fokus penelitian, maka dalam
definisi operasional ini ditentukan indikator dari motif intrinsik dan ekstrinsik
secara lebih spesifik. Berikut adalah indikator-indikator penenlitian ini:
1. Motif intrinsik.
a) Adanya kebutuhan responden akan hiburan yang mendorong untuk
menyaksikan tayangan infotainment Silet, ketertarikan tentang
tayangan tersebut, serta adanya rasa senang dengan menyaksikan
tayangan infotainment Silet
b) Keingintahuan responden akan informasi tentang dunia entertainment
diantaranya dengan menyaksikan tayangan tersebut sesering mungkin.
c) Karena sudah menjadi kebiasaan (habit) untuk menyaksikan tayangan
infotainment Silet (kecanduan), sehingga akan merasa kecewa jika
ketinggalan tayangan tersebut, karena itu responden akan melakukan
cara-cara tertentu supaya tidak ketinggalan tayangan infotainment
Silet.
2. Motif ekstrinsik.
a) Karena kemasan tayangan infotainment Silet, diantaranya meliputi
bagaimana penampilan presenter saat memandu acara infotainment
Silet. Ketertarikan akan tema yang sedang dibahas, dan mengenai
background dari studio tayangan tersebut.
10
b) Karena faktor lingkungan. Responden pada saat menyaksikan
tayangan infotainment Silet dipengaruhi oleh apa dan siapa, keinginan
untuk merubah cara berpenampilan mengikuti selebriti yang di
idolakannya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Televisi Sebagai Komunikasi Massa
A. 1. Pengertian televisI
Menurut Effendi (2003 : 174) televisi terdiri dari istilah “tele” yang
berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh” nya
diperoleh dari prinsip radio sedangkan “penglihatan” nya diperoleh melalui
gambar. Karena itu televisi merupakan hasil dari perpaduan antara radio
(broadcast) dan film (moving picture).
Sedangkan menurut Sumadiria (2006 : 128) televisi adalah satu jenis
dari bentuk media massa yang paling canggih dilihat dari sisi teknologi yang
digunakan, dan paling mahal dilihat dari segi investasi yang ditanamkan.
Menurut (Wahyudi, 1986 : 3-4 dalam Sumadiria, 2006 : 128-130)
televisi sebagai media komunikasi massa memiliki lima ciri pokok
diantaranya :
a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis.
b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta
komunikasi.
c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak
terbatas dan anonim.
d. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Khalayak
televisi tidak berada di suatu wilayah, tetapi tersebar di berbagai
wilayah dalam lingkup lokal, regional, dan bahkan internasional.
13
3. Kesinambungan
a. Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui
keberadaan khusus (sub culture) serta perkembangan
budaya baru.
b. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai budaya.
4. Hiburan
a. Menyediakan hiburan, sarana relaksasi dan pengalih
perhatian.
b. Meredakan ketegangan sosial.
c. Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang
politik, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan juga
bidang agama (Mc Quail, 1989).
A. 3. Kekurangan dan kekuatan televisi
Menurut Kuswandi (1996 : 23) ada beberapa kekurangan dan
kekuatan yang dimiliki oleh televisi diantaranya adalah :
1. Kekurangan televisi
a) Karena bersifat “transitory” maka isi pesannya tidak dapat di
memori oleh pemirsa.
b) Media televisi terikat oleh waktu tontonan.
c) Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial serta pengawasan sosial
secara langsung dan vulgar. Hal ini terjadi karena faktor
penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang
heterogen.
14
d) Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis
massa.
2. Kekuatan televisi
a) Media televisi menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi
telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang
dipancarkan melalui satelit.
b) Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar.
c) Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat
cepat.
d) Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal
ini disebabakan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak.
A. 4. Daya tarik televisi
Keberadaan televisi sebagai media komunikasi massa telah memiliki
daya tarik yang kuat bagi khalayak, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas
manusia sebelum muncul televisi berubah total. Adanya beberapa unsur
penunjang seperti kata-kata, musik, sound effect dan juga adanya unsur visual
yang berupa gambar semakin mendorong khalayak untuk melakukan
perubahan tersebut. Semua unsur-unsur penunjang yang dimiliki oleh televisi
diberikan agar khalayak merasa terpuaskan dengan kemunculan televisi.
Sebagai sarana pemuas akan hadirnya televisi, maka banyak pengelola
stasiun televisi berusaha menampilkan tayangan yang menghibur ke hadapan
pemirsa. Dengan banyaknya program acara yang tersaji di televisi, khalayak
menjadikkan media televisi sebagai “agama baru” bagi mereka. Seperti yang
15
diungkapkan oleh Kuswandi (1996 : 23), media televisi menjadi panutan baru
(news religius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi sama saja
dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung. Dan satu hal yang paling
berpengaruh dari daya tarik televisi ialah bahwa informasi atau berita-berita
yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak
perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.
B. Audience Televisi
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa ini sangat beragam,
mereka berbeda dalam cara berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang
diterima, pengalaman dan orientasi hidupnya. Tetapi masing-masing individu
ini juga bisa saling mereaksi satu sama lain terhadap pesan yang diterima
(Nurudin, 2003 : 96).
Masih (dalam Nurudin 2003 : 97-98), menurut Hiebert dan kawan-
kawan audience dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima
karakter yaitu:
1) Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
2) Audience cenderung besar. Luas di sini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.
3) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial.
4) Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
5) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.
Teori Individual Differences Perspective menggambarkan khususnya
perilaku audience. Proses ini berlangsung berdasarkan ide dasar dari stimulus-
16
response. Di sini tidak ada audience yang relatif sama, pengaruh media massa
pada masing-masing individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologis
individu itu yang berasal dari pengalaman masa lalu.
Sedangkan dalam teori Sosial Categories Perspective mengambil posisi
bahwa ada perkumpulan sosial pada masyarakat yang didasarkan pada
karakteristik umum seperti jenis, kelamin, umur, pendidikan, pendapatan,
kesempatan dan seterusnya
Menurut Frank Biocca (dalam Syahputra, 2006 : 89) memaparkan ada
lima ciri audience aktif yaitu :
1. Selectivity, mempunyai pilihan selektif dalam menggunakanmedia.
2. Utilitarianisme, penggunaan media ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu.
3. Itentionality, secara implisit mengakui penggunaan isi media untuk maksud tertentu.
4. Involvement, audience secara aktif mengikuti, berpikir tentang dan menggunakan media.
5. Impervious to influence, sangat tidak mudah terbujuk oleh media itu sendiri.
Sedangkan menurut Norman H. Andeson (dalam Syahputra, 2006 :
89) mengatakan bahwa sebenarnya semua informasi memiliki potensi untuk
mempengaruhi sikap seseorang. Informasi juga akan membentuk persepsi
audience ketika menerima informasi tersebut.
Dan dampak dari media televisi yang berhasil menampilkan realitas
sosial akan bisa membuat pemirsa bisa menilai diri sendiri, mental, moral,
perilaku, wawasan, cita-cita dan sebagainya (Kuswandi, 1996 : 22).
17
C. Jurnalistik Infotainment
Wujud dari perkembangan dan kemajuan dunia pertelevisian salah
satunya ditandai dengan kemunculan jurnalistik infotainment. Istilah
infotainment sendiri memiliki arti suatu kemasan acara yang bersifat
informatif namun dibungkus dan disisipi dengan entertainment untuk menarik
perhatian khalayak sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat
diterima. Jadilah infotainment seperti formula ajaib yang dapat menyihir
pemirsa untuk betah duduk berlama-lama di depan layar kaca televisi
(Syahputra, 2006 : 66).
Carpini dan Williams (2001) menyebut beberapa alasan pokok penyebab
maraknya infotainment. Antara lain, perubahan struktural industri penyiaran
dan telekomunikasi, integrasi vertikal dan horizontal industri media, tekanan
pencapaian ekonomi, munculnya pekerja media yang hanya memiliki
keterikatan minim pada kode-kode etik jurnalistik, dan cara pandang bahwa
lapangan jurnalisme dan hiburan itu sama saja
(www.mediaindonesiaonline.com).
Akan tetapi. pada awal kemunculan infotainment tahun 1997, tayangan
ini belum diakui sebagai karya jurnalistik. Karena jika dilihat dari unsur
pemberitaan jurnalistik, infotainment belum memenuhi syarat kejurnalistikan
Hal ini disebabkan karena infotainment hanya mengedepankan berita gosip
para pelaku entertainment yang belum diketahui faktanya.
Namun pada tanggal 9 Februari 2005 di Pekanbaru yang juga bertepatan
dengan Hari Pers Nasional, para pekerja infotainment resmi diputuskan
18
tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Keputusan tersebut
berangkat dari asumsi, apa yang dikerjakan oleh para pekerja infotainment
termasuk dalam kegiatan kewartawanaan. Wartawan infotainment dalam
tugasnya juga melakukan peliputan, pembuatan berita untuk kemudian
ditayangkan di media-media televisi. (www.kampus.com/pikiran rakyat).
Bukan hanya itu saja, dalam salah satu fungsi jurnalistik juga terdapat fungsi
untuk menghibur serta terdapat unsur 5W+1H (what, why, where, when, who
dan how) dan itu juga terdapat dalam berita infotainment.
Berangkat dari hal tersebut, tidak salah juga apabila infotainment
akhirnya resmi diangkat menjadi saudara baru dalam keluarga kejurnalistikan.
Hal itu sesuai dengan hakekat jurnalistik pada umumnya yang memiliki arti,
proses kegiatan meliput, membuat dan menyebarluaskan peristiwa yang
bernilai berita (news) serta pandangan khalayak melalui saluran media massa
baik cetak maupun elektronik. Sedangkan pers sendiri mempunyai arti
karyawan yang melakukan secara kontinuitas pekerjaan atau kegiatan atau
usaha yang sah yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan, dan
penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan
sebagainya untuk perusahaan pers, radio, televisi dan film (Romli, 2001 : 69-
70).
Dari paparan diatas, infotainment memang layak digolongkan sebagai
produk jurnalistik, karena intinya adalah informasi atau berita seputar hiburan,
yakni informasi tentang artis, aktor atau aktris, dan subyek dunia hiburan
lainnya, termasuk tempat-tempat hiburan (www.eramuslim.com/konsultasi
19
jurnalistik). Sedangkan menurut Syahputra dalam Jurnalistik Infotainment
(2006 : 68), para ahli komunikasi dan media menyebutkan infotainment
sebagai soft journalism, jenis jurnalisme yang menawarkan berita-berita
sensasional, lebih personal, dengan selebritis sebagai perhatian liputannya.
D. Pendekatan Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)
Terkait dengan permasalahan penelitian yang akan diangkat, dimana
lebih menekankan pada pendekatan media, maka dipilihlah teori Uses and
Gratification (kegunaan dan kepuasan). Menurut Herbert Blumer dan Elihu
Katz sebagai orang yang pertama kali mengenalkan teori Uses and
Gratifications mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif
untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Artinya, teori Uses and
Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif
untuk memuaskan kebutuhanya ( Nurudin, 2003 : 181).
Bradley S. Geenberg (dalam Liliweri, 1991) dalam tulisannya
merumuskan tujuan penggunaan media massa, terutama televisi adalah:
a. For Learning. Televisi dipergunakan untuk proses pemahaman terhadap pengetahuan.
b. As Habit. Orang menonton dikarenakan kebiasaan yang berhubungan (correlation) dengan ketertarikan dan kesenangan.
c. For Arousel. Melampiaskan ketiadakenakan hati. d. For Companionship. Untuk membunuh rasa sepi. e. To Relax. Sekedar untuk santai. f. To Forget. Untuk melupakan problem atau masalah. g. To Pass Time. Karena jenuh, tidak ada perbuatan yang
lebih baik.
Selanjutnya Jalaludin Rahmat (2000 : 207) menyatakan bahwa
penggunaan media massa itu sebenarnya didorong oleh motif-motif tertentu.
20
Ada berbagai macam kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa. Kita
ingin mencari kesenangan, media memberi hiburan, kita kesepian, media
massa dapat berfungsi sebagai sahabat.
Menurut Winarso (2005 : 44-50) ada beberapa peneliti telah
mengkalsifikasikan bermacam-macam teori Uses&Gratifications media
kedalam empat sistem kategori diantaranya adalah :
1. Pengetahuan (cognition), bahwa tindakan yang diambil oleh
khalayak adalah untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu
sesuai dengan kebutuhannya.
2. Pelepasan (diversion), kebutuhan dasar manusia yang lain adalah
hiburan yang meliputi usaha pembebasan dari rasa kebosanan,
relaksasi, pelepasan emosional dari emosi dan energi yang
terpendam.
3. Kegunaan sosial (social utility), media dapat dijadikan sebagai
seperangkat kebutuhan sosial yang bersifat menyeluruh antar
individu.
4. Penarikan diri (withdrawal), bahwa manusia kadang-kadang perlu
untuk melarikan diri dari aktivitas-aktivitas tertentu dengan
menggunakan media bukan hanya untuk relaksasi melainkan juga
untuk tujuan-tujuan yang digambarkan sebagi penggunaan untuk
menarik diri.
Setiap orang menggunakan media secara sadar, dilakukan dengan
berbagai alasan, motivasi, tujuan, sebab media berfungsi menghibur, memberi
21
informasi, menjual, mendidik, membekali aktualisasi diri dalam pergaulan,
membentuk sikap dan perilaku individu itu sendiri.
Menurut Katz dan Blumler&Gurevitch (1974) (dalam Winarni, 2003 :
92-93) mengasumsikan teori Uses&Gratifications kedalam lima asumsi dasar
yaitu :
a. khalayak dianggap aktif, artinya sebagian besar dari penggunaan
media diasumsikan mempunyai tujuan.
b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota
khalayak.
c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya.
d. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari satu yang
diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti
untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi
tertentu.
e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan
sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Dengan kata lain, asumsi teori ini mengatakan bahwa audience/penonton
itu sebenarnya aktif dalam menentukan pilihan sesuai dengan apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan. Sebab itu teori ini digunakan oleh peneliti
untuk mengetahui motif apa yang dilakukan audience terhadap media dan
bukan sebaliknya yang mengatakan bahwa audience itu pasif.
22
E. Motif
Motif pada hakekatnya merupakan terminologi umum yang memberikan
makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan (Muslimin, 2004 :
290). Sedangkan menurut Giddens (dalam James Lull, 1998 : 121), motif
adalah implus atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia
sepanjang lintasan kognitif atau prilaku ke arah pemuasan kebutuhan. Motif
tidak harus dipersepsikan secara sadar. Ia lebih merupakan “keadaan
perasaan”.
Dan motif tidak hanya merupakan dorongan fisik tetapi juga orientasi
kognitif elementer yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Sebab motif
Seseorang dari waktu ke waktu mengalami perubahan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dari khalayak. Semakin sesuai pesan komunikasi
dengan motif seseorang maka semakin besar kemungkinan pesan yang bisa
diterima oleh khalayak.
Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif karena
tingkah laku dan perbuatan manusia yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya. Tingkah laku yang disebut tingkah laku secara refleks dan
yang berlangsung secara otomatis, mempunyai maksud tertentu walaupun
maksud tersebut tidak senantiasa sadar bagi manusia. Motif-motif manusia
dapat bekerja secara tidak sadar bagi manusia (Gerungan, 1991 : 140).
23
Berbagai aktifitas kita sehari-hari sering terkait oleh adanya motif, untuk
itu E. Koswara dalam bukunya, mengklasifikasikan motif menjadi beberapa
macam yaitu:
1. Motif bawaan, tingkah laku manusia yang timbul dari hal-hal bersifat naluriah (instingatif) seperti dorongan untuk makan, minum dan biologis.
2. Motif yang timbul karena dipelajari (learning), bersumber dari hasil pengamatan inderawi.
3. Motif interaksi sosial, situasi sosial atau kelompok memiliki pengaruh besar terhadap corak, arah dan intensitas tingkah laku individu.
4. Motif hedonisme, tingkah laku manusia selalu digerakkan ke arah pencapaian rasa senang.
5. Motif pertumbuhan, manusia terutama dimotivasi oleh keinginan atau kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan diri yang optimal melalui potensi yang dimiliki.
Sedangkan dari segi asalnya, W. A. Gerungan (1991 : 142-143)
menyebutkan:
a. Motif biogenetis, motif yang berkembang pada diri orang dan berasal
dari organismenya sebagai mahkluk biologis.
a. Motif sosiogenetis adalah motif-motif yang dipelajari orang dan
berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan
berkembang.
b. Motif teogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari interaksi antara
manusia dengan tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan
dalam kehidupannya sehari-hari dimana ia berusaha merealisasi
norma-norma agama tertentu.
Bahwa motif sebenarnya memunculkan adanya suatu perubahan
terhadap suatu perbuatan yang sifatnya disadari oleh individu yang
24
bersangkutan. Berbagai aktifitas kita sehari-hari sering terkait oleh adanya
motif. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi suatu penggerak,
alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
manusia berbuat sesuatu (Gerungan, 1983 : 142).
Motivasi
Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Motivasi
dapat dipandang sebagai suatu istilah umum yang mengarah pada pengaturan
tingkah laku individu, dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan
dari dalam dan insentif (semacam hadiah) dari lingkungan mendorong
individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya dan atau untuk berusaha
menuju tercapainya tujuan yang diharapkan (Ardhana, 1963 : 165). Motif dan
motivasi merupakan dua komponen yang sangat penting yang membuat
manusia mengerjakan suatu aktivitas.
Menurut Mc Cleland (1987 : 95), ada perbedaan antara motif dan
motivasi. Motif adalah potensi yang dimiliki seseorang sedangkan motivasi
adalah aktualisasi dari motif yang potensial dalam perbuatan nyata. Secara
alami manusia memiliki motif untuk ingin mengetahui dan mengerti tentang
keadaan di sekitarnya. Motif ini merangsang rasa ingin tahu, memotivasi diri
individu untuk malakukan eksplorasi dengan lingkungan. Motif dan motivasi
merupakan dua komponen yang sangat penting yang membuat manusia
mengerjakan suatu aktivitas.
25
Sedangkan menurut Thournburg (dalam Prayitno, 1989 : 12), jenis atau
bentuk motivasi adalah :
1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam individu
atau keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari
dalam diri individu. Ini berarti bahwa tingkah laku dari individu
terjadi tanpa faktor dari lingkungan atau dengan kata lain individu
terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa ada
faktor dari luar.
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar individu,
dimana tingkah laku yang ditunjukkan oleh individu disebabkan oleh
dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang
aktif berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dinamakan
ekstrinsik karena tujuan individu melakukan kegiatan adalah untuk
mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas.
.Jadi, motivasi merupakan suatu proses psikologi yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada
diri seseorang. Dan motivasi sebagai proses psikologi timbul diakibatkan oleh
faktor didalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor
diluar diri yang disebut ekstrinsik (Muslimin, 2004 : 287).
Karena itu, ketika khalayak mempunyai keinginan menyaksikan
tayangan di media massa televisi, sebenarnya keinginan tersebut muncul dari
adanya suatu motif tertentu terhadap tayangan tersebut. Khalayak
menggunakan media televisi karena didorong oleh motif-motif tertentu, hal ini
26
dikarenakan ada berbagai kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh media. Motif-
motif di sini yang di maksud adalah motif ekstrinsik maupun motif intrinsik
yang dimiliki oleh khalayak. Adapun motif khalayak untuk menyaksikan suatu
tayangan di televisi adalah karena ingin mengetahui serta memperoleh
informasi yang sedang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif yang berarti bahwa penelitian yang dilakukan
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status
variabel yang diteliti yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2002 : 6). Karenanya dalam penelitian
deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis.
Karena peneliti hanya ingin mendiskripsikan bagaimana data yang
diperoleh oleh peneliti yang berupa konsep jawaban detail dari responden itu
akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul tanpa
melakukan perbandingan dengan data yang lain.
B. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian dan menurut
Sugiyono (2002 : 57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi FAI
angkatan 2005 dari Jurusan Tarbiyah maupun Syari’ah yang berada di
lingkungan UMM dengan jumlah mahasiswa 52 orang. Jumlah mahasiswa
sebanyak 52 responden tersebut diperoleh setelah dilakukannya pra penelitian.
Dari 57 mahasiswa FAI yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini
28
hanya 52 mahasiswa sebab hanya 52 mahasiswa tersebut yang telah
memenuhi kriteria penelitian yaitu mereka yang pernah menyaksikan tayangan
infotainment Silet di RCTI.
Peneliti memeilih menggunakan responden dari mahasiswa FAI
angkatan 2005 karena jumlah dari keseluruhan mahasiwa FAI 2005 telah
cukup mewakili jika dibandingkan dengan angkatan sebelumnya. Mahasiswa
angkatan 2005 merupakan jumlah yang terbanyak apabila dibandingkan
dengan angkatan sebelumnya yaitu mencapai 57 mahasiswa.
C. Sampel
Sampel adalah sebagian atau keseluruhan wakil dari populasi yang akan
diteliti. Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan responden
yang pernah menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI sebagai
sampel. Jadi teknik yang digunakan adalah total sampling yaitu peneliti dalam
hal ini menjadikan seluruh populasi sebagai subyek pengumpulan data.
Sehingga jumlah sampel yang ditetapkan peneliti sebesar 52 responden dari
jumlah populasi yaitu sebanyak 52 responden.
Sebab setelah melakukan pra penelitian peneliti mengetahui dari 57
responden terdapat 5 responden yang menjawab tidak pernah menyaksikan
tayangan infotainmnet Silet. Sedangkan sisanya sebanyak 52 responden
menyatakan pernah menyaksikan tayangan infotainment Silet. Karena itu
peneliti hanya meneliti dan menggunakan data dari 52 responden yang pernah
menyaksikan tayangan infotainment Silet, 52 responden tersebut terdiri atas 25
responden dari Tarbiyah dan 27 responden dari Syari’ah. Penetapan tersebut
29
dilakukan pada mahasiswa yang pernah menyaksikan tayangan infotainment
Silet saja.
D. Responden Penelitian dan Lokasi Penelitian
D. 1. Responden penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih responden penelitiannya adalah
para mahasisiwa/mahasiswi Fakultas Agama Islam (FAI) angkatan 2005 yang
kuliah di UMM dengan memiliki kriteria sebagai berikut:
Mahasiswa/mahasiswi FAI angkatan 2005 yang pernah menyaksikan
tayangan infotainment Silet..
Untuk mendapatkan responden penelitian dengan kriteria yang tersebut
di atas, maka peneliti melakukan pra penelitian terlebih dahulu. Dan pada saat
peneliti menyebarkan kuesioner pada responden sudah di ketahui berapa
jumlah responden yang pernah menyaksikan tayangan infotainment Silet. Dan
jumlah responden tersebut yang akan dijadikan sebagai sampel.
D. 2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Malang pada saat mahasiswa/mahasiswi angkatan 2005 ada
jadwal mengikuti perkuliahan.
E. Teknik Pengumpulan Data
E. 1. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dipakai bertujuan untuk menemukan
motif ekstrinsik dan intrinsik pada mahasiswa FAI UMM dalam menyaksikan
tayangan Silet di RCTI. Data yang diperoleh adalah dengan menyebarkan
30
kuesioner kepada responden. Adapun kuesioner menurut Arikunto (1992: 124)
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia ketahui.
Adapun penelitian ini akan menggunakan jenis kuesioner daftar
pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka, yaitu kuesioner yang jawabannya
sudah ditentukan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka
(Singarimbun dan Handayani dalam Singarimbun dan Effendi, 1995: 177-178)
Sehingga nantinya akan diketahui pula apa alasan responden memilih jawaban
dari pilihan jawaban yang sudah ditentukan. Sehingga hasil dari kuesioner
yang berupa penilaian, pendapat, dan tanggapan responden merupakan data
utama atau jawaban mengenai motif menyaksikan tayangan Silet yang
disampaikan secara tertulis oleh responden.
Berikut contoh bentuk pertanyaan jenis kombinasi tertutup dan terbuka:
1. ……………………………………………………….. a. ………….. b. …………. c. ………….
Alasan ………………………………………………….. 2. ………………………………………………………..
Jawaban :……………………………………………….. 3. ………………………………………………………. a. ……………. b…………….. c. ……………
E. 2. Dokomentasi
Teknik dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
31
seseorang. Penelitian ini berhubungan dengan data-data yang tertulis dari
lokasi, dimana peneliti melakukan penelitian. Utamanya mengenai data yang
berkaitan dengan deskripsi wilayah dimana responden bernaung sebagai
mahasiswa/mahasiswi FAI serta data mengenai profil tayangan infotainment
Silet di RCTI.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknis analisis statistik deskriptif, yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2002:112).
Setelah data yang diperlukan terkumpul kemudian peneliti melakukan
pengolahan data dengan menghitung presentase dari hasil kuesioner yang telah
diisi/disebarkan kepada responden (menjadi berupa statistik/angka). Setelah
itu, hasil presentase (statistik/angka) tersebut akan dianalisis lebih lanjut
dengan cara mendeskripsikannya.
32
BAB IV
PROFIL OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Kemunculan infotainment Silet di layar kaca RCTI sebagai pelopor
tayangan infotainment yeng berbau investigasi ikut menambah deretan jenis
hiburan di televisi. Sebagai pelopor tayangan infotainment investigasi, Silet
sudah mendapat kepercayaan dari para khalayak, ini terbukti dengan
terpilihnya infotainment Silet sebagai tayangan infotainment terbaik tahun
2007 mengalahkan acara infotainment lainnya. Karena itu infotainment Silet
juga turut andil dengan bermunculannya acara infotainmnet yang memiliki
format sama dengan tayangan Silet tersebut. Dengan banyaknya tayangan
hiburan yang berbau gosip, maka NU mengeluarkan fatwa haram terhadap
tayangan infotainment. Karena selama menyaksikan tayangan tersebut
khalayak akan terbuai dengan informasi yang biasanya kurang sesuai dengan
kenyataan sesungguhnya.
Walaupun begitu, acara infotainment tetap dicari oleh penggemarnya
sebagai hiburan. Begitu pula dengan mahasiswa/mahasiswi FAI juga
membutuhkan adanya suatu hiburan. Meskipun mereka berstatus sebagai
mahasiswa/mahasiswi FAI, yang pada dasarnya lebih memahami tentang
ajaran Islam tetapi mereka tetap membutuhkan suatu tayangan yang
menghibur. Karena sebagai khalayak mereka juga memanfaatkan televisi
sebagai media penghibur. Dengan adanya media televisi mereka akan
terdorong untuk menyaksikan tayangan entertainment sebagai media
33
penghibur. Karena pada saat mereka membutuhkan informasi tentang hiburan,
tayangan infotainment juga akan menjadi salah satu pilihannya. Dan setelah
dikeluarkannya fatwa haram terhadap tayangan infotainment sebagai
mahasiswa/mahasiswi FAI apakah akan berpengaruh terhadap pemilihan
hiburan yang akan disaksikan.
Hal itu kemudian menjadi alasan kenapa penelitian ini dilakukan pada
mahasiswa FAI, Sebab sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka
tentunya mereka akan memahami seperti apa tayangan infotainment
khususnya tayangan infotainment Silet di mata mereka. Sehingga mahasiswa
FAI termotivasi untuk menyaksikan tayangan Silet di RCTI
B. Profil Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang
B. 1. Sejarah Fakultas Agama Islam
Fakultas Agama Islam (FAI) adalah salah satu fakultas di lingkungan
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ketika Universitas
Muhammadiyah Malang berdiri sebagai cabang Universitas Muhammadiyah
Jakarta pada tahun 1964, salah satu jurusan yang pertama berdiri adalah
Jurusan Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam Fakultas Pendidikan dan
Pengajaran (sekarang FKIP). Dengan demikian, Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) merupakan salah satu cikal bakal berdirinya Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sebagai organisasi keagamaan Islam yang bersifat modernis dan
sekaligus sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang bergerak
dibidang sosial dan pendidikan, para tokoh Muhammadiyah mencita-citakan
34
manusia ideal yaitu manusia yang mampu mengemban visi dan misi
Muhammadiyah. Manusia ideal itu dikonsepkan dalam bahasa yang sederhana
tetapi memiliki makna yang mendalam yaitu “ulama yang intelek dan intelek
yang ulama”. Atas dasar itulah Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Malang didirikan.
Pada waktu berdiri pada tahun 1968, terjadi peristiwa bersejarah
dimana Jurusan Pendidikan dan Pengajaran Universitas Muhammadiyah
Malang resmi berdiri sendiri, terlepas dari Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Dan pada tahun 1970 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Pendidikan dan Pengajaran Islam berubah namanya menjadi Fakultas
Tarbiyah.
Pada masa ini, berdasarkan adanya pembinaan dan penertiban
administrasi perguruan tinggi agama swasta yang dilakukan oleh Departemen
Agama, yang tidak membenarkan fakultas-fakultas agama berinduk pada
perguruan tinggi di luar wilayah kopertais yang bersangkutan, maka atas
prakarsa Majelis Pendidkan dan Pengajaran Muhammadiyah Wilayah
(Mapendapwil) Jawa Timur, di adakan musyawarah kerja perguruan Tinggi
Muhammadiyah yang ada di wilayah Jawa Timur dan memutuskan bahwa
Universitas Muhammadiyah Malang khususnya Fakultas Tarbiyah ditunjuk
sebagai perguruan tinggi induk yang memiliki semacam filial/fakultas jauh di
berbagai daerah seperti:
a. Fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah (FIAD) di Surabaya.
b. Fakultas Tarbiyah IAIM Kediri.
35
c. Fakultas Tarbiyah IAIM di Ponorogo.
d. Fakultas Tarbiyah Blitar dan Surabaya.
Pada tahun akademik 1984/1985, didirikan Fakultas Syari’ah, namun
sejak tahun 1993 Fakultas Syari’ah dan Fakultas Tarbiyah digabung menjadi
Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) dan akhirnya menjadi Fakultas Agama
Islam (FAI).
Pada tahun akademik 1984/1985, didirikan Fakultas Syari’ah, namun
sejak tahun 1993 Fakultas Syari’ah dan Fakultas Tarbiyah digabung menjadi
Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) dan akhirnya menjadi Fakultas Agama
Islam (FAI).
Dalam rangka membangun kualitas perguruan tinggi yamg
sesumgguhnya (the real university), dari waktu ke waktu, Fakultas Agama
Islam melakukan terobosan dengan mengembangkan proses prmbelajaran dan
kelembagaan. Sejak tahun 1990, FAI UMM mengembangkan program
pembelajaran bahasa Arab secara intensif pada tahun pertama perkuliahan.
Program ini membekali mahasiswa dengan kemampuan bahasa Arab sebagai
alat untuk mempelajari secara mendalam ilmu-ilmu keislaman. Sejak tahun
1998, dilaksanakan program kembaran (twinning program) antara Jurusan
Syari’ah dengan Fakultas Hukum, sehingga mahasiswa yang mengikuti
program ini bisa meraih dua gelar dalam waktu yang relatif singkat (5 tahun).
Dan Jurusan Tarbiyah sampai saat ini mengembangkan program Komunikasi
Dakwah untuk memberikan kemampuan khusus kepada mahasiswa.
36
Program-program tersebut didukung oleh sarana belajar, antara lain
laboratorium bahasa arab, laboratorium pendidikan agama, laboratorium
Syari’ah dan hukum Islam, laboratorium komputer, pusat studi Islam dan
filsafat, perpustakaan studi Islam (kitab-kiab klasik dan kontemporer
berbahasa arab).
B. 2. Visi Fakultas Agama Islam
a. Menjadi Fakultas yang kokoh dan berpengaruh dalam bidang studi Islam
di Indonesia.
b. Mempunyai pusat-pusat studi keislaman, dan program-program
pendidikan unggulan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
c. Menjadi lembaga yang kondusif untuk pendidikan dan pengamalan
agama Islam.
B. 3. Misi Fakultas Agama Islam
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu agama bagi
mahasiswa Strata 1.
b. Mengadakan penelitian-penelitian untuk pengembangan pemikiran dan
ilmu-ilmu agama Islam.
c. Melakukan dakwah Islam dan pengabdian pada masyarakat.
B. 4. Produk Fakultas Agama Islam
Berdasarkan visi dan misi di atas, Fakultas Agama Islam bertujuan
mengantarkan mahasiswa menjadi sarjana yang berkompetensi pada tiga hal:
a. Ahli dalam bidang Agama Islam, komitmen pada Islam dan
menjalankan ajaran-ajarannya.
37
b. Penggerak bidang keagamaan di masyarkat umum dan berbagai
sektor kehidupan serta kelembagaan.
c. Tenaga profesional dalam bidang keagamaan tertentu yang menjadi
konsentrasi studinya.
B. 5. Struktur Organisasi Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Malang
Struktur Organisasi
Markas Dakwah dan Khidmat Mujtama’k
Pusat Kajian dan
Publikasi
Kaur . TU TU
Kajur Tarbiyah Sekjur Tarbiyah
Lab. P3i
Lab. Bahasa Arab
Kajur Syari’ah Twinning Program
Sekjur Syari’ah Twinning Program
Senat Fakultas
Dekan PD I PD II PD III
Dosen Wali Klmpk Dosen
Dosen Wali Klmpk Dosen
Lab. Syari’ah dan Hukum
Islam
38
Pimpinan dan Staf Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
Dekan : Drs. Khozin, M.Si
PD I : Drs. Sunarto, M.Ag
PD II : Drs. Faridi, M.Si
PD III : Drs. M. Nurul Humaidi, M.Ag
Kajur Tarbiyah : Drs. Romlah, M.Ag
Kajur Syari’ah : Drs. Muhammad Sarif, M.Ag
Ka. Lab. Bahasa Arab : Drs. Abdul Haris, MA
Ka. MKDM : Azhar Muttaqin, M.Ag
Ka. Lab. P3i : Saiful Amin, S.Ag
Ka. Lab. Syariah : Idaul Hasmah, S.Ag
Ka. Kajian dan Penerbitan : Drs. Agus Purwadi
Kaur TU : Sri Wahyudi, S.Sos
I. Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
a. Visi
1. Menjadi pusat keunggulan dalam bidang kajian keislaman dan
kependidikan Islam.
2. Menjadi wadah pembentukan insan akademis yang profesional,
memiliki integritas moral dan intelektual yang mampu
memerankan diri sebagai pengemban misi keilmuan dan keislaman
yang berwawasan ke-Indonesiaan dan kemodernan.
39
b. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan tingkat Sarjana Strata Satu (S-1)
yang berbasis riset sebagai pijakan pengembnagan kajian
keislaman dan kependidikan Islam.
2. Mengembangkan kemampuan metodologis kepada mahasiswa
Strata Satu (S-1) untuk melakukan kajian dan penelitian di bidang
keislaman dan kependidikan.
3. Mengembangkan keahlian dan ketrampilan mahasiswa yang
mendukung profesi di bidang kependidikan.
c. Tujuan
Jurusan Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam FAI UMM bertujuan untuk
melahirkan Sarjana Strata Satu (S-1) yang memiliki integritas intelektual dan
moral sesuai dengan bidangnya, dengan kualifikasi :
1. Menguasai ilmu-ilmu keislaman baik yang normatif maupun
empirik-historis dan melaksanakannya dalam kehidupan pribadi
dan masyarakat.
2. Menguasai ilmu-ilmu kependidikan Islam, baik pada tataran
konsep, teorotok maupun praktis.
3. Menguasai dasar-dsar metodologi untuk mengembangkan ilmu-
ilmu keislaman dan kependidikan Islam.
40
II. Jurusan/Program Studi Ahwalal-Syakhshiyyah (Syari’ah)
a. Visi
Menjadi lembaga pengajaran ilmu syari’ah, hukum dan perundang-
undangan untuk reformasi hukum nasional dengan cara mencetak sarjana
hukum Islami dan kader ulama tarjih dan pengembangan pemikiran Islam.
b. Misi
Membantu mahasiswa menjadi tenaga ahli yang profesional di bidang
Syari’ah dan atau hukum yang dapat mengembangkan keahliannya secara
teoritis metodologis dan mampu menerapkan secara empiris.
c. Tujuan
Program Studi Syari’ah FAI UMM bertujuan untuk menghasilkan
sarjana-sarjana muslim yang memiliki integritas keilmuan, keimanan dan
ketaqwaan dengan kualifikasi :
1. Memiliki kemampuan ynag profesional untuk menganalisa dan
memecahkan masalah-masalah keagamaan dan hukum dalam
masyarakat serta dsapat mengembangkan ilmu kesyari’ahan dan
hukum dengan pendekatan interdisipliner.
2. Memiliki keahlian advokasi hukum dan keagamaan untuk
masyarakat melalui lembaga formal dan non formal baik secara
individual maupun kolektif.
3. Memiliki kepekaan sosial yang tertinggi dan mampu memberikan
solusinya secara tepat.
41
4. Memiliki semangat untuk berperan serta memajukan kehidupan
masyarakat.
Sumber : Buku panduan akademik dan papan struktur organisasi di TU FAI
C. Profil Mahasiswa Fakultas Agama Islam
Sebagai salah satu Fakultas yang bernaung dalam Universitas
Muhammadiyah Malang, FAI merupakan Fakultas yang akan dijadikan
pilihan oleh para mahasiwa/mahasiswi yang ingin memperoleh serta
memperdalam keilmuan mereka tentang agama Islam. Selain itu alasan
mereka memilih FAI kerena ingin meneruskan pendidikan tentang keislaman
yang telah diperoleh ketika mereka belajar dibangku sekolah.
Mahasiswa yang memilih kuliah di Fakultas Agama Islam sebagian
besar memiliki latar belakang pendidikan yang berbasis agama Islam. Rata-
rata mahasiswa memulai pendidikan mereka dari Sekolah Dasar (SD) sampai
Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan latar belakang pendidikan
keislaman. Jenjang pendidikan yang dipilih mereka diantaranya adalah MI,
MTs N, MAN/MA, Tsanawiyah, pondok pesantren serta sekolah-sekolah yang
didirikan oleh Muhammadiyah seperti SD, SLTP, SMU Muhammadiyah.
Karena berbekal pendidikan yang sebelumnya telah mereka miliki inilah,
mereka tetap memilih FAI sebagai jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk
memperdalam serta menambah pengetahuan keilmuan mereka soal kaislaman.
Namun ada juga beberapa mahasiswa yang berbasik pendidikan sekolah
umum seperti SD, SLTP dan SMU umum. Walaupun mereka jebolan dari
42
sekolah umum tetapi antusias mereka tetap tinggi untuk tetap belajar di
Fakultas Agama Islam sebagai tempat mempelajari mengenai ilmu Islam.
Meskipun para mahasiswa FAI berasal dari berbagai macam daerah di
seluruh Indonesia akan tetapi tujuan mereka memilih masuk Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) dengan motivasi yang hampir serupa yaitu
karena mereka ingin membina dirinya sendiri sesuai dengan ciri khas kampus
ini. Yang dimaksud dengan khas kampus UMM yakni kampus yang
berpondasikan keislaman serta keilmuan. Dari berbagai keragaman yang
dimiliki oleh mahasiswa FAI, sebenarnya sebagian besar dari mahasiswa
tersebut sudah berusia pasca remaja yang artinya mereka telah mengalami
perubahan baik perubahan fisik, mental maupun rohaninya. Sedangkan
sebagian besar lagi tergolong sudah dewasa dan matang. Sehingga mereka
bisa menetukan sendiri Fakultas yang bagaimana yang cocok untuk dirinya.
Fakultas Agama Islam sendiri memiliki dua Jurusan yang harus dipilih
oleh mahasiswa yaitu Jurusan Syari’ah dan Jurusan Tarbiyah. Bagi mahasiswa
yang ingin memperdalam ilmu pengajaran tentang keislaman mereka akan
memilih Jurusan Tarbiyah. Sebab Jurusan Tarbiyah cocok bagi mahasiswa
yang ingin menjadi guru agama Islam. Sedangkan bagi mahasiswa yang ingin
mengetahui tentang hukum-hukum agama Islam mereka akan memilih Jurusan
Syari’ah. Karena Jurusan Syari’ah ini sesuai dengan mahasiswa yang ingin
mengetahui tentang segala macam hukum-hukum Islam.
Dapat dibayangkan para mahasiswa/mahasiswi FAI mengikuti
perkuliahan dengan berbusana rapi yang mencerminkan bahwa mereka
43
memang benar-benar seorang muslim yang taat pada agama. Para mahasiswa
Tarbiyah mengikuti perkulihan setiap hari mulai dari hari senin sampai hari
kamis dengan jadwal perkuliahan yang padat yaitu mulai pukul 07.00 sampai
pukul 13.50 WIB. Sedangkan bagi mahasiswa Syari’ah memulai perkuliahan
mereka setiap hari pula yaitu dimulai dari hari senin sampai hari jum’at.
Dengan jam perkuliahan yang cukup padat juga yaitu mulai pukul 07.00
sampai pukul 16.55 WIB.
Dari dua jurusan yang dimiliki oleh FAI terdapat 52 mahasiswa yang
terdiri dari 25 mahasiswa Syari’ah dan 27 mahasiswa Tarbiyah. Jurusan
Syari’ah memiliki 17 jumlah mahasiswa laki-laki dan 8 mahasiswa perempuan
sedangkan Jurusan Tarbiyah memiliki 17 mahasiswa laki-laki dan 10
mahaiswa perempuan. Dan yang menjadi keinginan setelah mereka lulus dari
Fakultas Agama Islam adalah mereka ingin mengaplikasikan pendidikan yang
telah diperolehnya dengan cara menjadi orang yang sukses dengan
mengabdikan diri pada masyarakat. Salah satunya dengan menjadi praktisi
hukum, hakim, dan menjadi tenaga pendidik yang profesional sesuai dengan
ilmu yamg mereka peroleh.
Sunber : Dari menyebarkan angket
D. Profil Program Acara Infotainment Silet di RCTI
Program acara infotainment adalah salah satu bagian dari beberapa
program-program acara di RCTI yang menjadi unggulan bagi stasiun televisi
tersebut. Dan dari salah satu program infotainment di RCTI, program acara
infotainment Silet yang dipriduksi oleh Indigo Entertainment termasuk di
44
dalamnya. Program tayangan infotainment Silet merupakan sebuah acara gosip
yang memberitakan seputar kehidupan pribadi serta segala seluk beluk
mengenai karir keselebritisan aktor/artis di tanah air secara investigasi.
Semenjak kemunculan infotainment Silet pada tanggal 21 0ktober 2002
sampai sekarang keberadaan infotainment Silet tetap menjadi utama bagi
pemirsa televisi. Hal ini terbukti dengan bertambahnya usia infotainment Silet
semakin banyak pula award yang di peroleh diantaranya dalam ajang
Panasonic Award pada tanggal 1 Desember 2006 dan 2007 sebagai program
acara infotainment terbaik, dinobatkan sebagai acara infotainment terbaik
tahun 2007 berdasarkan penilaian konsumen di PintuNet.com dan
dinobatkannya Fenny Rose dalam ajang Panasonic Award selama tiga kali
berturut-turut yang menjadi presenter infotainment terfavorit. Dan
penghargaan yang baru-baru ini diterima adalah dinobatkannya kembali Fenny
Rose sebagai presenter infotainment terbaik dalam Panasonic Award tahun
2007.
Selama lima tahun program acara infotainment Silet sudah menemani
pemirsa setia stasiun televisi RCTI. Acara yang dipandu oleh dua presenter
yaitu Donna Arsinta dan Fenny Rose ini menjadi pelopor terbentuknya
infotainment investigasi. Dengan beckground studio yang dibuat klasik serat
tata bahasa yang tegas dan puitis semakin menambah sensasi tersendiri bagi
pemirsa. Tayangan yang disiarkan setiap hari yaitu pada hari senin-jum’at
pukul 11.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB dan pada hari sabtu-minggu pukul
11.00 WIB sampai pukil 12.00 WIB yang kini berubah jam tayang menjadi
45
setiap hari selama satu jam yaitu mulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 12.00
WIB memiliki motto yaitu “Mengangkat hal yang dianggap tabu menjadi
layak dan pantas untuk diperbincangkan”.
Sesuai dengan motto dari infotainment Silet, maka tayangan ini
berhasil menghadirkan nara sumber yang sulit ditemui dan mampu membahas
dunia selebritis setajam Silet sesuai dengan logo yang dimiliki oleh
infotainment Silet. Dengan reputasinya, Silet selalu berhasil membuat
selebritis angkat bicara tentang persoalan yang tengah mereka hadapi bahkan
tidak jarang sampai menguraikan air mata. Bukan hanya itu saja Silet juga
berhasil menguak tentang persoalan-persoalan yang disembunyikan oleh para
selebritis. Dan dengan usia lima tahun ini semakin memantapkan tayangan
infotainment Silet sebagai tayangan infotainment investigasi.
Keberhasilan dari tayangan infotainment Silet ini tidak lepas dari
campur tangan Indigo Entertainment sebagai rumah produksi yang menaungi
tayangan tersebut. Berkat kerja keras dari tim produksi, tayangan infotainment
Silet bisa bertahan sampai lima tahun dan memperoleh banyak penghargaan
dibandingkan dengan tayangan infotainment yang lain.
Sumber : Tayangan infotainment Silet di RCTI
46
BAB V
PENYAJIAN dan ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan menyajikan hasil penelitian yang telah diperoleh
oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner. Pengambilan atau pengumpulan
data penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para
responden. Pengambilan data dengan melalui kuesioner tersebut bertujuan
untuk memperoleh gambaran serta jawaban akhir dari permasalahan yang
diangkat oleh peneliti baik melalui data kuesioner maupun dokumentasi.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa teknik
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1992 : 124). Adapun penelitian ini
akan menggunakan jenis kuesioner daftar pertanyaan kombinasi tertutup dan
terbuka, yaitu kuesioner yang jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian
disusul dengan pertanyaan terbuka (Singarimbun dan Handayani dalam
Singarimbun dan Effendi, 1995: 177-178)
Sedangkan jumlah populasi yang akan dijadikan sampel adalah
responden yang memiliki kriteria-kritaria tertentu yaitu mereka yang pernah
menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI. Karena itu peneliti
menggunakan teknik purposive sampling.
Dan oleh sebab itu, untuk menganalisis data yang telah diperoleh
melalui penyebaran kuesioner maka peneliti akan menggunakan teknik
analisis data yang disebut statistik deskriptif. Jadi data yang sudah diperoleh
47
oleh peneliti akan diolah dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan
data yang terlah terkumpul sebagaimana adanya
A. Penyajian Data
A. 1. Pertanyaan awal
Pertanyaan awal yang dimaksud disini adalah suatu pengelompokan
pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Dan pertanyaan awal tersebut
dilakukan pada saat pra penelitian. Point pertanyaan pada pertanyaan awal ini
berisi mengenai pertanyaan pembuka untuk megetahui responden pernah
menyaksikan tayangan infotainment Silet atau tidak. Pengelompokan
pertanyaan awal ini dilakukan guna membantu responden untuk menjawab
pertanyan yang ada dalam pertanyaan inti. Serta membantu peneliti untuk
mengetahui berapa jumlah responden yang termasuk dalam kriteria penelitian
yaitu responden yang pernah menyaksikan tayangan infotainment Silet di
RCTI.
Motif merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seseorang.
Melalui motif banyak keinginan manusia yang bisa terwujud salah satunya
adalah sebagai hiburan. Lewat media massa motif ekstrinsik maupun intrinsik
yang mendorong khalayak untuk melakukan sesuatu bisa terwujud sesuai
dengan tujuan yang diinginkannya. Dengan adanya media massa khalayak
akan terdorong atau termotivasi untuk memilih program tayangan seperti apa
yang sesuai dengan kebutuhannya. Seperti kebutuhan akan adanya hiburan
serta informasi yang menghibur, dari situ responden akan termotivasi untuk
memilih tayangan yang mengandung unsur entertainment.
48
Dari kesemua tayangan, tayangan infotainment yang paling merajai
program-program acara di media massa sebagai pemuas kebutuhan akan
hiburan. Dan tayangan Silet dipilih sebagai perwujudan akan tersampaikannya
rasa keingintahuan responden tentang dunia hiburan. Karena itu untuk
mengetahui motif awal mahasiswa saat menyaksikan tayangan infotainment
Silet terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan motif yang mendorong
responden menyaksikan tayangan tersebut yaitu Apakah Anda pernah
menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI. Dari pertanyaan tersebut
akan diketahui berapa jumlah responden yang tertarik terhadap tayangan
infotainment dan berapa yang tidak, dan kemungkinan ada atau tidak tingkat
pengaruh atau perubahan terhadap motif menyaksikan tayangan tersebut.
Berikut data yang diperoleh melalui pertanyaan yang diambil pada saat pra
penelitian, berdasarkan kuesioner yang telah diajukan kepada 57 responden
mahasiswa FAI angkatan 2005
Tabel 1
Responden Pernah Menyaksikan Tayangan Infotainmnet Silet di RCTI
No Kategori F %
1.
2.
Pernah
Tidak
Jumlah
52
5
57
91,73
8,77
100
Sumber: Pertanyaan pra penelitian
Dari tabel di atas bisa dilihat data yang diperoleh melalui pra penelitian
bisa diketahui bahwa responden yang menjawab pernah menyaksikan
tayangan infotainment Silet sebanyak 52 atau 91,73 persen responden
49
sedangkan yang menjawab tidak pernah menyaksikan sebanyak 5 atau 8,77
persen responden.
Meskipun ada 5 atau 8,77 persen yang menjawab tidak pernah
menyaksikan tayangan infotainment Silet tetap tidak mempengaruhi jumlah
responden yang pernah menyaksikan tayangan tersebut sebanyak 52 atau
91,73 persen responden. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu fungsi media
massa masih tetap berlaku bagi khalayak yaitu selain sebagai tempat untuk
mendapatkan informasi juga sebagai sarana hiburan. Dari fungsi media massa
tersebut responden akan termotivasi untuk menyaksikan tayangan
infotainment untuk tujuan pemenuhan kepuasan dirinya.
A. 2. Identitas responden.
Sebagaimana telah diungkap dalam bab sebelumnya bahwa yang
menjadi poplasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FAI angkatan 2005
UMM, baik dari Jurusan Tarbiyah maupun Jurusan Syari’ah. Mahasiswa FAI
yang dijadikan sampel berjumlah 52 responden dari jumlah populasi 57
responden seluruhnya. Diantaranya terdapat 17 mahasiswa dan 10 mahasiswi
dari Tarbiyah sedangkan dari Syari’ah terdapat 22 mahasiswa dan 8
mahasiswi. Namun hanya 52 responden yang dijadikan sampel sebab hanya
mereka sudah memenuhi kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini
yaitu dengan menyatakan bahwa mereka pernah menyaksikan tayangan
infotainment Silet di RCTI.
Sedangkan 5 mahasiswa lainnya dari Jurusan Syari’ah, mereka
menyatakan tidak pernah menyaksikan tayangan infotainment Silet, maka dari
50
itu mereka tidak menjadi responden dalam penelitian ini. Karena itu yang
menjadi sampel hanya berjumlah 52 responden. Sehingga ada 17 mahasiswa
dan 10 mahasiswi Jurusan Tarbiyah yang menyatakan pernah menyaksikan
tayangan infotainment Silet di RCTI. Sedangkan dari Jurusan Syari”ah hanya
ada 17 mahasiswa dan 8 mahasiswi yang menyatakan pernah meyaksikan
taayangan infotainment Silet.
Sebelum menganalisis lebih jauh mengenai penjabaran dari isi
kuesioner yang diajukan, maka peneliti ingin mengungkapkan identitas
responden yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner tersebut.
Berdasarkan lingkungan penelitian yang diambil adalah mahasiswa FAI, maka
terdapat dua Jurusan yaitu Syariah dan Tarbiyah. Berikut adalah tabel
mengenai data diri para responden.
Tabel 2
Jurusan Reasponden
No Kategori F %
1.
2.
Tarbiyah
Syari’ah
Jumlah
27
25
52
51,92
48,08
100
Sumber: Identitas responden
Dari keterangan tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat menyaksikan
tayangan infotainment Silet dari responden Tarbiyah lebih banyak
dibandingkan Syari’ah yaitu sebanyak 27 responden atau 51,92 persen.
Sedangkan responden Syari’ah tingkat menyaksikan tayangan infotainment
tersebut lebih sedikit yaitu 52 responden atau 48,08 persen. Alasan ini
51
disebabkan karena responden dari Tarbiyah masih memiliki motif atau
dorongan untuk mencari hiburan, meskipun responden mengerti tentang ajaran
agama Islam tetapi berdasarkan latar belakang Jurusan yang diambil yaitu
berbasis pendidikan Islam maka, responden masih mempunyai dorongan
untuk menyaksikan tayangan gosip guna memenuhi kebutuhan akan hiburan.
Berbeda halnya dengan Jurusan Syari’ah yang memiliki latar belakang
Jurusan untuk mempelajari dan memahami tentang hukum-hukum Islam. Jadi
responden kurang tertarik untuk menyaksikan tayangan infotainment sebab
bagi responden tayangan tersebut hanya mempergunjingkan orang lain dan itu
menyalahi serta tidak diperbolehkan dalam ajaran hukum Islam.
Tabel 3
Jenis Kelamin
No Kategori F %
1.
2.
Laki-laki
Perempuan
34
18
65,38
34,62
Jumlah 52 100
Sumber : Identitas responden
Data dari tabel di atas menyebutkan bahwa ketertarikan responden
menyaksikan tayangan infotainment Silet lebih banyak di minati oleh
responden yang bergender laki-laki sebesar 34 atau 65.38 persen responden
sedangkan responden yang bergender perempuan lebih sedikit sebanyak 18
atau 34,62 persen responden. Dari sini bisa diketahui bahwa tidak semua
mereka yang bergender laki-laki tidak menyukai menyaksikan tayangan
infotainment. Dan bukan berarti hanya kaum perempuan yang gemar
52
menyaksikan tayangan infotainment sebab tayangan tersebut sangat di
identikkan dengan perempuan. Hal ini terwakili dari data yang telah di peroleh
peneliti, meskipun jumlah responden laki-laki lebih mendominasi dibanding
responden perempuan tetapi pada kenyataannya responden laki-laki mengakui
bahwa mereka juga menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI.
Dengan demikian membuktikan bahwa perkataan masyarakat pada
umumnya yang mengatakan kalau tayangan infotainment hanya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan khalayak perempuan dewasa di kelas menengah
kebawah itu tidak benar adanya. Sebab dari 34 atau 65,38 persen responden,
yang merupakan responden laki-laki menyatakan bahwa mereka juga pernah
menyaksikan tayangan infotainment di televisi meski tidak sesering yang
disaksikan kaum perempuan.
B. Analisis Data
B. 1. Pertanyaan Seputar Ketertarikan TerhadapTayangan Infotainment
Silet
Pertanyaan seputar ketertarikan responden terhadap tayangan Silet
yang dimaksud disini adalah suatu pengelompokan pertanyaan yang ada dalam
kuesioner. Point-point pertanyaan pada pertanyaan seputar ketertarikan
responden terhadap tayangan Silet ini berisi seputar pertanyaan mengenai
seluk beluk ketertarikan tayangan Silet di televisi dan seperti apa tanggapan
yang dilontarkan responden terhadap tayangan tersebut. Pengelompokan
pertanyaan seputar ketertarikan responden terhadap tayangan Silet ini
dilakukan guna membantu responden untuk mengenal tayangan infotainment
53
Silet lebih dalam lagi sehingga membantu responden untuk menjawab
pertanyan demi pertanyaan dalam point pertanyaan itu.
.Tayangan Silet adalah salah satu bentuk program acara yang dimuat
dalam televisi sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan seseorang terhadap
suatu motif tertentu. Kebutuhan menyaksikan tayangan infotainment Silet di
televisi merupakan bentuk tingkah laku manusia yang memiliki motivasi
tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Apalagi belakangan ini media televisi
sudah dipadati oleh berbagai macam tayangan infotainment.
Oleh sebab itu untuk mengetahui motif yang melatar belakangi
responden untuk tetap meilih dan menyaksikan tayangan infotainment Silet di
RCTI akan terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan yakni; berkaitan
dengan sejauh mana ketertarikan terhadap tayangan Silet di RCTI, alasan
mengapa responden tetap memilih tayangan infotainment Silet, Seberapa
sering menyaksikan tayangan infotainment Silet, di mana biasanya
menyaksikan tayangan infotainment Silet, seberapa sering ketinggalan
menyaksikan tayangan infotainment Silet, alasan responden selalu
menyaksikan tayangan infotainment Silet, tindakan yang dilakukan ketika ada
teman atau keluarga yang ingin menyaksikan tayangan lain, apakah responden
pernah kecewa ketika tidak bisa menyaksikan tayangan infotainment Silet,
tindakan yang diambil supaya tidak ketinggalan menyaksikan tayangan
infotainmnet Silet, bersama siapa biasanya responden menyaksikan tayangan
infotainment Silet, hari dan jam tayang tayangan infotainment Silet di RCTI,
54
penampilan presenter tayangan infotainment Silet, beckground studio tayangan
infotainment Silet.
Agar lebih jelas dalam mengetahui motif mahasiswa FAI menyaksikan
tayangan infotainment Silet di televisi, maka akan dilihat dalam indikator-
indikator dan tabel pada setiap variabel pertanyaan.
B. 1.1. Ketertarikan Terhadap Tayangan Infotainment Silet di RCTI.
Untuk mengetahui dan menyenangi tayangan yang disaksikan
diperlukan suatu kecintaan serta kedekatan dengan tayangan tersebut. Dari
rasa itu akan muncul suatu motivasi yang mendorong untuk menyaksikan
suatu tayangan infotainment di televisi. Ada beberapa indikator yang bisa
diketahui untuk mengetahui sejauh mana responden menyukai tayangan
infotainment Silet di RCTI, diantaranya yaitu; sangat menyukai, biasa saja, dan
kurang menyukai.
Tabel 4
Ketertarikan Responden Terhadap Tayangan Infotainment Silet di RCTI
No Kategori F %
1.
2.
3.
Sangat tertarik
Biasa saja
Kurang tertarik
4
36
12
7,69
69,23
23,08
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 1
Melalui tabel di atas dapat diketahui responden yang sangat tertarik
dengan tayangan infotainment Silet sebanyak 4 responden atau 7,69 persen.
Alasan responden sangat tertarik dengan tayangan tersebut sebab menurut
55
responden dengan menyaksikan tayangan infotainment Silet biar tidak kuper
dan tahu gosip-gosip artis. Alasan responden yang menjawab biasa saja
sebanyak 36 responden atau 69,23 persen. Karena responden menganggap
tayangan tersebut bisa digunakan sebagai hiburan sambil mengisi waktu
luang. sedangkan yang menjawab kurang tertarik sebanyak 12 responden atau
23,08 persen menganggap tayangan tersebut karena acara itu dianggap tidak
penting dan kurang baik karena membuka aib orang.
Dari keterangan diatas dapat diartikan bahwa paling banyak tingkat
ketertarikan responden terhadap tayangan infotainment dengan alasan biasa-
biasa saja sebesar 69,23 persen atau 36 responden. Hal ini sangat berkaitan
dengan motif audience, ketika audience menyaksikan tayangan infotainment
maka, akan timbul efek setelah menyaksikan tayangan tersebut yaitu berupa
interaksi audience dan tindakan audience terhadap isi tayangan di media.
Dalam teori komunikasi massa individual differences perspektif
menggambarkan bahwa prilaku audience tidak ada yang sama terhadap
pengaruh media massa tergantung pada masing-masing kondisi psikologis
individu saat menerima informasi tersebut.
B. 1.2. Frekuensi Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet di RCTI.
Ketika responden menyaksikan tayangan infotainment secara tidak
sadar mereka akan termotivasi untuk menyaksikan tayangan tersebut beberapa
kali lagi. Tindakan seseorang yang demikian merupakan suatu kondisi yang
menggambarkan bahwa tingkat keseringan responden pada saat menyaksikan
tayangan infotainment di pengaruhi oleh motif ketertarikan pada tayangan
56
tersebut. Dari sini dapat diketahui indikator-indikator yang menunjukkan
tingkat keseringan responden menyaksikan tayangan infotainment Silet yaitu
sebanyak; setiap hari (7 kali), 1-3 kali, 3-6 kali serta abstain khusus bagi
responden yang tidak memiliki pilihan jawab.
Tabel 5
Frekuensi Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet di RCTI dalam satu
minggu
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Setiap hari (7 kali)
1-3 kali
3-6 kali
Abstain
1
39
3
9
1,92
75
5,77
17,31
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 2
Tabel di atas telah menunjukkan bahwa jumlah responden yang
memiliki tingkat keseringan menyaksikan tayangan infotainment Silet dalam
satu minggu yaitu untuk responden yang menjawab setiap hari (7 kali)
sebanyak 1 responden atau 1,93 persen. Selanjutnya untuk responden yang
meiliki jawaban 1-3 kali sebanyak 39 responden atau 75 persen. Serta untuk
responden yang menjawab 3-6 kali sebanyak 3 responden atau 5,77 persen.
Sedangkan bagi responden yang memilih abstain atau tidak menentukan
pilihan jawaban sebanyak 9 responden atau 17,31 persen.
Frekuensi menyaksikan tayangan di televisi berpengaruh terhadap
seberapa besar atau kecilnya suatu tayangan itu bisa mengena di hati
57
pemirsanya. Ketika menyaksikan tayangan infotainment Silet responden
pernah menyaksikan tayangan itu sebanyak 1-3 kali dalam seminggu dengan
jumlah responden 39 atau 75 persen. Keadaan ini disebabkan karena adanya
motif umpan balik terhadap tayangan tersebut, artinya jika tayangan
infotainment Silet dirasa cukup menarik untuk disaksikan oleh responden,
maka mereka akan menyisahkan waktu sesering mungkin untuk menyaksikan
tayangan itu. Dan apabila informasi yang disampaikan tayangan infotainment
itu dirasa kurang memuaskan, maka umpan balik yang diberikan oleh
responden akan biasa-biasa saja. Karena itu tingkat keseringan responden
untuk menyaksikan tayangan infotainment Silet yang terbesar adalah 1-3 kali
dalam seminggu.
B. 1. 3. Tempat Untuk Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet.
Pada saat menyaksikan suatu acara di televisi seseorang akan memilih
tempat atau posisi yang nyaman untuk dirinya. Dengan kenyamanan tempat
atau posisi yang dipilih oleh responden nantinya akan mempengaruhi motif
mereka untuk tetap menyaksikan suatu tayangan sampai selesai. Tindakan ini
sangat wajar dilakukan responden ketika menyaksikan suatu tayangan sebab
suatu tayangan akan terasa lebih puas ditonton jika saat menyaksikannya
memperoleh tempat atau posisi yang tepat. Untuk itu perlu diketahui
indikator-indikator mengenai tempat dimana biasanya rseponden menyaksikan
tayangan infotainment Silet adalah di kamar kos sendiri, di ruang santai, di
kamar kos teman yang mempunyai televisi, di rumah, dirumah tetangga.
58
Tabel 6
Tempat atau Ruangan Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
Di kamar kos sendiri
Di ruang santai
Di kamar kos teman yang mempunyai
televisi
17
27
8
32,69
51,92
15,39
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 3
Dari tabel di atas menunjukkan kalau responden biasanya memilih
menyaksikan tayangan infotainment Silet di kamar kos sendiri sebanyak 17
responden atau 32,69 persen. Selanjutnya untuk responden yang menjawab di
ruang santai sebanyak 27 responden atau 51,92 persen. Dan bagi responden
yang memilih jawaban di kamar kos teman yang mempunyai televisi sebanyak
8 responden atau 15, 39 persen.
Di mana pun responden memilih tempat untuk menyaksikan tayangan
infotainment Silet pasti memiliki rasa kenyamanan tersendiri bagi yang
memilihnya. Akan tetapi jika responden memilih untuk menyaksikan tayangan
tersebut di ruang santai karena menurut mereka ruang itu yang paling cocok
untuk menikmati suatu tayangan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden
yang terbanyak memilih untuk menjawab menyaksikan tayangan infotainment
Silet di ruang santai sebanyak 27 responden atau 51,92 persen. Pilihan ini
didasari oleh adanya motif interaksi sosial artinya bahwa adanya suatu
kebersamaan di ruangan tersebut akan membawa pengaruh terhadap hubungan
59
sosial mereka yaitu dengan adanya suatu rasa kedekatan antar sesama
penonton tayangan itu.
B. 1. 4. Tingkat keseringan Ketinggalan Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet.
Banyak penyebab mengapa responden mempunyai pengalaman pernah
atau tidak ketinggalan untuk menyaksikan tayangan infotainment Silet.
Melihat berbagai macam bentuk penyebabnya, dari situ akan muncul motif
mengapa responden mempunyai pengalaman terhadap masalah penanyangan
acara infotainment itu. Karena itu kita lihat indikator-indikator mengenai
pengalaman tersebut yakni; sering, kadang-kadang, pernah, dan tidak.
Tabel 7
Seberapa Sering Ketinggalan Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Sering
Kadang-kadang
Pernah
Tidak
40
6
4
2
76,92
11,54
7,69
3,85
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 4
Tabel di atas menunjukkan bahwa ketika responden menyaksikan
tayangan infotainment Silet mereka sering ketinggalan untuk menyaksikannya
yaitu sebanyak 40 responden atau 76,92 persen. Alasan mereka sering
ketinggalan menyaksikan tayangan itu karena berbarengan dengan jadwal
kuliah mereka sehingga tidak sempat untuk menyaksikan televisi. Selanjutnya
60
untuk responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 6 responden atau
11,54 persen dengan alasan mereka sedang sibuk melakukan kegiatan lain
selain kuliah. Dan bagi responden yang menjawab pernah ketinggalan
menyaksikan tayangan itu sebanyak 4 responden atau 7,69 persen sebab
menurut mereka tayangan infotainment Silet mepet dengan waktu sholat.
Sedangkan responden yang menjawab tidak pernah ketinggalan untuk
menyaksikan tayangan infotainment sebanyak 2 responden atau 3,85 persen.
Dalam media massa khususnya televisi akan mempengaruhi
ketertarikan khalayak terhadap tayangan. Sudah jelas disebutkan bahwa ketika
menyaksikan tayangan infotainment Silet responden sering ketinggalan untuk
menyaksikannya yaitu sebanyak 40 responden atau 76,92 persen. Kejadian ini
di dorong oleh faktor motif individu yang dipengaruhi oleh pemikiran
psikologisnya. Motif individu akan mempengaruhi pribadi seseorang untuk
ikut menentukan kebutuhan mana yang lebih utama di jalankan.
B. 1. 5. Perasaan Responden Ketika Tidak Bisa Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet.
Perasaan yang timbul ketika menyaksikan tayangan di media televisi
akan mempengaruhi rasa kecintaan serta kesetiaan terhadap tayangan itu.
Seseorang akan memotivasi dirinya untuk selalu setia menyaksikan tayangan
tertentu apabila tayangan itu dirasa tidak mengecewakan bagi dirinya. Lalu
adakah perasaan kecewa yang muncul ketika responden tidak bisa
menyaksikan tayangan infotainment Silet, berikut indikator-indikator yang
muncul yaitu; merasa kecewa dan tidak merasa kecewa
61
Tabel 8
Perasaan Responden Ketika Tidak Bisa Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
Merasa kecewa
Tidak merasa kecewa
Abstain
3
48
1
5,77
92,31
1,92
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 5
Tabel di atas menunjukkan ketika responden tidak menyaksikan
tayangan infotainment Silet yang menjawab ”ya” mereka pernah merasa
kecewa sebanyak 3 atau 5,77 persen responden. Alasan mereka menjawab
pernah kecewa sebab mereka akan ketinggalan dengan gosip aktor/aktris
favoritnya. Sedangkan responden yang menjawab tidak pernah kecewa apabila
ketinggan menyaksikan tayangan itu sebanyak 48 atau 92,31 persen responden
dengan alasan karena menurut mereka tayangan infotainment bukan
merupakan suatu tayangan prioritas utama. Alasan ini dikarenakan tayangan
infotainment Silet hadir setiap hari jadi apabila mereka ketinggalan untuk
menyaksikan hari ini, mereka bisa melihat tayangan itu di lain hari.
Selanjutnya untuk responden yang memilih abstain karena tidak mempunyai
pilihan jawaban sebanyak 1 atau 1,92 persen responden.
Ada kalanya sebuah informasi yang disiarkan tidak menimbulkan efek
yang sesuai dengan harapan para pembuat tayangan. Sebab dalam teori efek
terbatas menjelaskan bahwa rendahnya terpaan media massa menyebabkan
62
pengelolaan televisi sering yakin bahwa informasi yang disiarkan
mempengaruhi audience. Pendapat ini menganggap bahwa banyak orang yang
menyaksikan media televisi berarti informasi yang disampaikan mendapat
perhatian khusus dari khalayak. Namun data diatas menunjukkan sebaliknya
sebagian besar responden tidak kecewa ketika mereka tidak bisa menyaksikan
tayangan infotainment Silet dengan jumlah responden sebesar 48 atau 92,31
persen responden. Asumsinya bahwa meskipun sebagian besar responden
pernah menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI akan tetapi pada
kenyataannya mereka menyaksikan tayangan di televisi tersebut dengan tidak
begitu serius. Sehingga apabila responden ketinggalan untuk menyaksikan
tayangan tersebut mereka tidak akan merasa kecewa.
B. 1. 6. Tindakan yang Dilakukan Ketika Ada Teman atau Keluarga Lain
yang Ingin Menyaksikan Tayangan Lain.
Keberadaan seorang teman atau keluarga di samping kita akan
menambah suasana saat menyaksikan televisi lebih menyenangkan. Namun
apa yang terjadi apabila kehadiran keluarga atau seseorang akan menggangu
responden untuk menyaksikan tayangan yang di saksikannya. Dan motivasi
tindakan yang dilakukan oleh responden akan menimbulkan prilaku yang
berbeda-beda. Berikut merupakan indikator-indikator dari permasalah itu
yakni; mengalah dengan tidak menyaksikan tayangan tersebut, lihat di
tempat lain, menyaksikannya dengan bergantian saat iklan, menyuruh teman
atau keluarga ikut menyaksikan juga.
63
Tabel 9
Tindakan yang Dilakukan Ketika Ada Teman Atau Keluarga yang Ingin
Menyaksikan Tayangan Lain
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
5.
Mengalah dengan tidak menyaksikan
tayangan tersebut
Lihat di tempat lain
Menyaksikannya dengan bergantian
saat iklan
Menyuruh teman atau keluarga ikut
menyaksikannya juga
Abstain
20
6
19
2
5
38,46
11,54
36,54
3,85
9,61
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 6
Tabel di atas menunjukkan ketika responden memperoleh gangguan
saat menyaksikan tayangan infotainment Silet tindakan yang akan
dilakukannya adalah mengalah dengan tidak menyaksikan tayangan tersebut
sebanyak 20 responden atau 38,46 persen. Lalu untuk responden yang
mempunyai jawaban lihat di tempat lain sebanyak 6 responden atau 11,54
persen. Selanjutnya responden yang menjawab menyaksikannya dengan
bergantian saat iklan sebanyak 19 rseponden atau 36,54 persen. Dan
responden yamng memilih untuk menjawab menyuruh teman atau keluarga
ikut menyaksikannya sebanyak 2 responden atau 3,85 persen. Sedangkan bagi
64
responden yang tidak mempunyai pilihan jawaban atau abstain sebanyak 5
responden atau 9,61 persen.
Dalam komunikasi massa terdapat beberapa elemen yang
mempengaruhi suatu tayangan. Jika terjadi suatu hambatan dalam
menyaksikan tayangan diantaranya saat menyaksikan tayangan ada keluarga
atau teman yang ingin menyaksikan tayangan lain tindakan apa yang akan
responden lakukan. Salah satu tindakan yang akan dilakukan adalah mengalah
dengan tidak menyaksikan tayangan tersebut. Keadaan semacam ini sudah di
buktikan dengan banyaknya responden yang menjawab tindakan itu yakni
sebanyak 20 responden atau 38,46 persen. Peristiwa semacam ini disebut
dengan gangguan. Gangguan bukan hanya berasal dari kesalahan suatu sistem
tetapi gangguan juga bisa berasal dari luar yaitu pada saat menyaksikan
tayangan ada keluarga atau teman yang juga ingin menyaksikan tayangan lain.
Akibat dari gangguan itu responden akan termotivasi supaya mereka mengalah
dengan memilih tidak menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI.
B. 1. 7. Bersama Siapa Ketika Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet.
Kehadiran seseorang di tengah-tengah audience ketika menyaksikan
program acara di media massa khususnya televisi akan menjadi nilai
tersendiri. Ketika audience disuruh untuk memilih siapa seseorang yang akan
dijadikan teman untuk menyaksikan suatu tayangan mereka mempunyai
beberapa pilihan. Dan beberapa pilihan itu akan terlihat dari indikator-
indikator berikut; sendiri, bersama teman bermain, bersama teman di kost, dan
bersama keluarga
65
Tabel 10
Bersama Siapa Biasanya Responden Menyaksikan Tayangan Infotainment
Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Sendiri
Bersama teman bermain
Bersama teman di kost
Bersama keluarga
30
5
12
5
57,70
9,61
23,08
9,61
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 7
Menurut tabel di atas responden yang memilih menjawab tidak
memerlukan kehadiran seseorang atau sendiri sewaktu menyaksikan tayangan
infotainment Silet, itu sebanyak 30 atau 57,70 persen responden. Alasan
mereka mejawab itu karena menurut mereka menyaksikan sendiri masih bisa
dan tetap menyenangkan. Lalu responden yang memilih untuk menyaksikan
tayangan infotainment Silet bersama dengan teman bermain sebanyak 5
responden atau 9,61 persen. Dengan alasan mereka lebih merasa enjoy
menyaksikan infotainment bersama teman bermain. Kemudian bagi responden
yang suka menyaksikan tayangan itu bersama teman di kost sebanyak 12
responden atau 23,08 persen. Alasan para responden sebab mereka tinggal di
kost jadi menyaksikannya bersama teman-teman di kosan dan mereka bisa
ikut ngobrolin tema yang sedang di bahas. Selanjutnya untuk responden yang
lebih memilih untuk di menyaksikan tayangan itu bersama keluarga sebanyak
5 responden atau 9,61 persen. Dan alasan responden memilih menyaksikan
66
bersama keluarga sebab infotainment Silet tayangnya tepat dengan waktu
istirahat dan kumpulnya anggota keluarga.
Beberapa khalayak mengartikan kalau keberadaan atau kedatangan
seseorang akan menggangu keasyikannya ketika menyaksikan suatu tayangan.
Karena itu mereka memiliki kemauan atau motivasi dirinya untuk menikmati
tayangan tersebut seorang diri saja. Sebab menurut responden kehadiran
seseorang akan menjadi gangguan saat mereka menyaksikan tayangan
infotainment Silet. Dengan alasan itu maka, responden yang terbesar memilih
untuk menikmati tayangan tersebut untuk tidak ditemani seseorang atau
sendiri yaitu sebesar 30 atau 57,70 persen responden. Gangguan yang terjadi
pada saat menyaksikan tayangan itu bisa mengakibatkan hilangnya motivasi
atau tidak berminatnya seseorang untuk menyaksikan tayangan itu karena
adanya gangguan yang disebabkan oleh faktor dari luar. Jika gangguan sudah
muncul maka, informasi yang diterima oleh responden sudah tidak bisa
diterima dengan baik. Sehingga motivasi yang ada pada diri responden untuk
menyaksikan infotainment akan hilang.
B. 1. 8. Kesesuaian Hari dan Jam Penayangan Infotainment Silet di RCTI.
Setiap program acara yang ditayangkan di televisi mempunyai jadwal
mengenai jam serta hari penayangan suatu acara yang akan disiarkan.
Pemilihan hari dan jam penayangan suatu program acara akan disesuaikan
dengan keadaan sosial khalayak yang terjadi saat itu. Seperti pemilihan hari
serta jam penayangan infotainment Silet yang memilih menyiarkan acara
tersebut pada setiap hari selama satu minggu penuh serta pemilihan jam
67
tayangan di siang hari saat waktu istirahat. Dengan pemilihan waktu yang
tepat akan membuat khalayak semakin terdorong untuk menyaksikan
infotainment Silet karena tayangan itu dianggap bisa mengerti keadaan atau
situasi apa yang sedang dibutuhkan. Dengan begitu akan diperlukan indikator-
indikator dari waktu penayangan yang tepat suatu tayangan infotainment itu
diantaranya; sangat sesuai, sesuai, dan kurang sesuai.
Tabel 11
Kesesuaian Hari dan Jam Penayangan Infotainment Silet di RCTI
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Sangat sesuai
Sesuai
Kurang sesuai
Abstain
2
28
17
5
3,85
53,85
32,69
9,61
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 8
Dari sumber data diatas menunjukkan bahwa jumlah rseponden yang
menjawab penempatan hari dan jam tayang tayangan infotainment Silet sudah
sangat sesuai sebesar 2 responden atau 3,85 persen. Kemudian untuk
responden yang menyatakan bahwa waktu penayangan infotainment Silet
sudah sesuai sebanyak 28 responden atau 53,85 persen Dengan alasan bahwa
waktu tayangnya bertepatan saat istirahat siang yang berarti responden dalam
keadaan yang santai. Lalu untuk responden yang menjawab kurang setuju
dengan penempatan jam dan hari tayangan itu sebanyak 17 responden atau
32,69 persen. Menurut alasan para responden karena pada saat tayangan
68
tersebut tayang mereka masih mengikuti perkuliahan. Sedangkan bagi
responden yang tidak menentukan pilihan jawabannya atau abstain dengan
alasan yang tidak jelas sebesar 5 responden atau 9,61 peresn.
Dalam pemilihan waktu yaitu hari dan jam penayangan suatu tayangan
di televisi harus disesuaikan dengan kondisi yang sedang dialami oleh
khalayak saat itu. Karena fungsi televisi dalam komunikasi massa sebagai
motif hiburan menduduki posisi yang paling tinggi. Untuk itu tayangan
infotainment Silet memilih waktu penayangannya setiap hari dan pemilihan
jam tayang pada saat waktu istirahat atau siang hari. Dari sebab itu responden
terbesar menjawab bahwa pemilihan waktu tayangan infotainment Silet sudah
sesuai dengan besar prosentase 53,85 persen atau 28 responden. Alasan
pemilihan waktu ini sebab pada jam-jam prime time acara-acara hiburan
sangat diminati sebagai teman saat santai.dan istirahat siang hari. Ketika
kebutuhan akan suatu hiburan diperlukan maka, dengan sendirinya responden
termotivasi untuk mencari tahu serta mengingat-ingat waktu mengenai
tayangan yang menyiarkan mengenai hiburan.
B. 1. 9. Penampilan Presenter Tayangan Infotainment Silet.
Suatu tayangan akan semakin menarik jika tayangan tersebut memiliki
nilai lebih di bandingkan dengan tayangan yang lainnya. Contohnya dengan
pemilihan serta penunjukan presenter yang tepat akan menambah daya tarik
tersendiri tentang suatu tayangan di televisi. Penonton akan semakin
terdorong untuk menyaksikan tayangan apabila presenter dari suatu
tayangan itu memiliki penampilan yang indah untuk dilihat saat memandu
69
acara yang dibawakannya. Dan tidak salah apabila khalayak menyaksikan
suatu tayangan karena termotivasi untuk menyaksikan presenter dari
tayangan tersebut. Dari sini bisa diketahui indikator-indikatornya yakni;
penampilan menarik, tata rias wajah yang cantik, kata-kata yang diucapkan
puitis, serta pandai berimprovisasi.
Tabel 12
Penampilan Presenter Tayangan Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
5.
Penampilan menarik
Tata rias wajah yang cantik
Kata-kata yang diucapkan puitis
Pandai berimprovisasi
Abstain
7
2
11
31
1
13,46
3,85
21,15
59,62
1,92
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 9
Dari sumber data di atas memberitahukan bahwa responden yang
menjawab suatu tayangan akan mempunyai nilai yang lebih apabila memiliki
presenter yang berpenampilan menarik dengan jumlah responden sebesar 7
atau 23,46 persen responden. Selanjutnya untuk responden yang menyukai
presenter yang memiliki tata rias wajah yang cantik sebesar 2 atau 3,85 persen
responden. Kemudian bagi responden yang lebih suka untuk melihat presenter
tayangan yang suka mengucapkan kata-kata yang puitis sebesar 11 atau 21,15
persen responden. Lalu untuk responden yang tertarik melihat presenter yang
mempunyai kemampuan pandai dalam berimprovisasi sebesar 31 atau 59,62
70
persen responden. Dan responden yang memilih untuk abstain karena tidak
mempunyai pilihan jawaban dalam menentukan seperti apa penampilan
presenter dalam tayangan infotainment Silet sebesar 1 atau 1,92 persen
responden.
Setiap tayangan memiliki kelebihan untuk menarik responden agar
tertarik menyaksikan acara tersebut. Salah satunya dengan adanya presenter
sebagai pemandu acara tentunya akan menambah daya tarik program tayangan
itu. Menurut responden penampilan presenter suatu tayangan infotainment
harus pandai dalam berimprovisasi dengan besar prosentase 59,62 persen atau
31 responden dan jawaban tersebut merupakan pilihan jawaban yang terbesar.
Keadaan ini dilandasi oleh motif ekstrinsik yaitu responden akan semakin
termotivasi menyaksikan tayangan infotainment Silet karena keberadaan
seorang presenter yang pandai berimprovisasi setiap tayangan infotainment
Silet tayang.
B. 1. 10. Keseuaian Background Studio Tayangan Infotainment Silet Dengan
Tema.
Dalam point nomer 11 sudah dijelaskan mengenai nilai lebih yang
dimiliki oleh setiap tayangan di televisi. Selain pemilihan presenter yang
berkualitas untuk memberi nilai lebih, juga diperlukan penataan background
studio yang menarik dalam suatu tayangan. Dengan penataan background
studio yang sesuai dengan latar belakang program tayangan, maka akan
semakin menambah hidup suasana dari tayangan itu. Dengan ciri khusus yang
dimiliki oleh suatu tayangan akan memudahkan audience untuk mengingat
71
serta memilih tayangan yang sesuai dengan kebutuhannya. Karena motivasi
seseorang bisa saja muncul ketika menyaksikan suatu tayangan yang memiliki
penataan backgruond studio yang menarik. Dan berangkat dari situ akan
muncul indikator-indikator yang menyatakan apakah background dari
tayangan infotainment Silet sudah sesuai atau belum yaitu; sudah dan belum.
Tabel 13
Kesesuaian Beackground Studio Tayangan Infotainment Silet Dengan Tema.
No Kategori F %
1.
2.
3.
Sudah
Belum
Abstain
40
10
2
76,92
19,23
3,85
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 10
Menurut tabel di atas menjelaskan bahwasannya beckground studio
tayangan infotainment Silet sudah sesuai dengan karakter tayangan tersebut
dengan jumlah responden sebanyak 40 atau 76,92 persen responden . Menurut
responden beckground tayangan itu sudah sesuai karena sudah memiliki
tampilan yang berbeda dengan tayangan infotainment yang lain. Selain itu
tampilannya dikemas dengan warna hitam sesuai dengan tagline tayangan
infotainment Silet yaitu tajam setajam Silet. Selanjutnya soal responden yang
menjawab bahwa beckground dari infotainment Silet belum sesuai sebanyak
10 atau 19,23 persen responden. Alasan responden menjawab sebab menurut
mereka tayangan infotainment Silet dianggap sok misterius. Sedangkan
72
terdapat 2 responden atau 3,85 persen yang memilih untuk abstain atau tidak
mempunyai jawaban serta alasan yang jelas.
Memang dengan pemilihan serta penataan beckground studio yang
tepat akan memberikan warna tersendiri terhadap suatu tayangan. Hal ini
terbukti dengan adanya jumlah responden yang terbanyak yaitu sebesar 40
responden atau 76,92 persen yang menjawab bahwa infotainment Silet sudah
sesuai dalam penataan studionya. Dengan pengemasan tayangan yang berbeda
dari yang lain akan memberi kesan lebih pada tayangan tersebut. Jika
tayangan infotainment Silet dikemas dengan menarik dan responden
memberikan tanggapan yang positif sehingga menimbulkan adanya dorongan
untuk menyaksikan tayangan itu. Dan dorongan untuk menyaksikan
infotainment Silet berasal dari motif ekstrinsik yang mempengaruhi pola pikir
responden.
B. 2. Pertanyaan yang Berkaitan Dengan Motif.
Pertanyaan berkaitan dengan motif yang dimaksud disini adalah suatu
pengelompokan pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Point-point pertanyaan
pada pertanyaan yang berkaitan dengan motif ini berisi seputar pertanyaan
mengenai segala macam motif yang melatar belakangi responden
menyaksikan tayangan Silet di televisi dan seperti apa perasaan yang timbul
pada responden setelah menyaksikan tayangan tersebut. Pengelompokan
pertanyaan yang berkaitan dengan motif ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar interest responden untuk menyaksikan tayangan infotainment
73
Silet. Karena pada point pertanyaan ini merupakan point untuk mengetahui
motif responden menyaksikan tayangan infotainment Silet.
Berbagai motif yang dimiliki oleh audience saat menyaksikan suatu
program tayangan di televisi membuat mereka selalu mempunyai keinginan
untuk tetap memanfaatkan media massa itu sebagai sarana yang efektif untuk
pemuas kebutuhan pribadinya. Audience memlandasi pribadinya dengan
pemilihan motif yang berbeda pada setiap ingin menyaksikan suatu program
tayangan. Jika responden ingin memenuhi kebutuhan akan hiburan maka,
mereka akan memiliki motif yang kuat untuk mencari program-program
tayangan yang menghibur. Salah satu contohnya dengan menyaksikan
tayangan infotainment bisa membebaskan seseorang dari rasa kelelahan
Dengan demikian akan diketahui motif–motif audience dalam
pemenuhan kebutuhan terhadap madia televisi melalui pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut: apa yang membuat responden terdorong untuk menyaksikan
tayangan infotainment Silet di RCTI, hal apa saja yang membuat tertarik untuk
menyaksikan tayangan infotainment Silet, apakah responden sudah merasa
senang dengan menyaksikan tayangan infotainment Silet, apa yang bisa
diperoleh setelah menyaksikan tayangan infotainment Silet, perubahan apa
yang dirasakan setelah menyaksikan tayangan infotainment Silet, tema yang
paling di sukai responden dari tayangan infotainment Silet, apakah semua
persoalan atau kisah selebritis boleh disiarkan/diceritakan secara umum,
kelebihan yang dimiliki infotainment Silet. Untuk selanjutnya mengenai motif
mahasiswa FAI menyaksikan tayangan infotainment Silet di televisi, maka
74
akan dilihat dalam indikator-indikator dan tabel pada setiap variabel
pertanyaan.
B. 2. 1. Motivasi Untuk Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet di RCTI.
Ketika individu sudah menentukan pilihan program tayangan mana
yang akan dijadikan rujukan saat membutuhkan hiburan maka, tayangan
tersebut sudah mampu untuk memuaskan kebutuhan individu tersebut. Tentu
saja dengan sendirinya seseorang tersebut dalam hal ini responden akan
memotivasi dirinya untuk menyaksikan infotainment pilihannya. Dari situ
akan muncul berbagai macam indikator-indikator yang mendorong individu
tersebut untuk menyaksikan program tayangan pilihannya diantaranya; untuk
mencari hiburan, untuk mengetahui informasi tentang dunia entertainment,
serta untuk mengisis waktu luang.
Tabel 14
Motivasi Responden Untuk Menyaksikan Tayangan Infotainment Silet di
RCTI
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Untuk mencari hiburan
Untuk mengetahui informasi tentang
dunia entertainment
Untuk mengisis waktu luang.
Abstain
18
15
17
2
34,61
28,85
32,69
3,85
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 11
75
Sesuai dengan data di atas bahwasannya responden terdorong untuk
menyaksikan tayangan infotainment Silet karena adanya kebutuhan responden
untuk mencari hiburan dengan jumlah prosentase sebesar 34,61 persen atau 18
responden. Kemudian untuk rseponden yang terdorong menyaksikan tayangan
infotainment Silet untuk mengetahui informasi tentang dunia entertainment
sebesar 15 responden atau 28,85 persen. Lalu untuk responden yang memiliki
alasan untuk mengisi waktu luang sebesar 17 responden atau 32,69 persen.
Sedangkan untuk responden yang memilih abstain karena tidak mempunyai
pilihan jawaban sebesar 2 responden atau 3,85 persen.
Keinginan responden untuk menentukan tayangan yang akan
disaksikannya dengan alasan untuk mencari hiburan sebesar 18 responden atau
34,61 persen merupakan pilihan jawaban terbesar. Alasan ini didorong oleh
adanya motif hedonisme yaitu tingkah laku yang dimiliki individu atau
manusia selalu digerakkan kearah pencapaian rasa senang dalam hal ini adalah
untuk mencari kebutuhan akan hiburan. Pada saat individu ingin melakukan
tindakan mereka dengan menyaksikan tayangan infotainment Stlet maka,
motivasi atau keinginan untuk mencari hiburan dengan menyaksikan tayangan
tersebut merupakan suatu pilihan yang tepat untuk pemuasan kebutuhan
dirinya. Serta sebagai bentuk dari terwujudnya pemenuhan akan suatu tujuan
tertentu yang ingin dicapainya.
B. 2. 2. Hal-Hal yang Menarik Pada Tayangan Infotainment Silet di RCTI.
Pemilihan program tayangan pada media televisi banyak ditemui
disetiap channel namun apakah program tersebut sudah cocok dengan
76
kebutuhan individu. Untuk membuat khalayak bisa memilih channel yang
tepat dengan tayangan yang sesuai kebutuhan akan hiburan di perlukan adanya
trik-trik agar khalayak tertarik untuk menyaksikannya. Dengan trik-trik khusus
yang dimiliki suatu tayangan akan membuat khalayak terdorong untuk
menyaksikan tayangan tersebut. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
membuat responden tertarik untuk menyaksikan tayangan infotainment Silet
diperlukan suatu indikator-indikator yakni; mengenai cerita aktor/aktrisnya
yang menarik, informasinya beragam, selalu up to date, dan informasinya
diungkap secara detail dan mendalam.
Tabel 15
Hal-Hal yang Membuat Menarik Tayangan Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Cerita aktor/aktrisnya yang menarik
Informasinya beragam
Selalu up to date
Informasinya diungkap secara detail
dan mendalam
8
12
11
21
15,38
23,08
21,16
40,38
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 12
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hal-hal yang bisa membuat
responden tertarik untuk menyaksikan tayangan infotainment Silet karena
dipengaruhi oleh faktor cerita aktor/aktrisnya yang menarik mendapat respon
dari responden sebesar 8 atau 15,38 persen responden. Kemudian untuk
responden yang memberi alasan mereka tertarik menyaksikan infotainment
77
Silet karena informasinya yang beragam sebanyak 12 atau 23,08 persen
responden. Selanjutnya responden yang memilih jawaban karena selalu up to
date sebanyak 11 atau 21,16 persen responden. Lalu responden yang memberi
alasan bahwa mereka tertarik menyaksikan infotainment Silet karena
informasinya diungkap secara detail dan mendalam sebesar 21 atau 40,38
persen responden.
Suatu program tayangan yang baik akan memberikan tambahan trik-
trik yang berbeda dalam setiap informasi yang disampaikan kepada
khalayaknya. Sehingga khalayak akan menjadikan suatu tayangan itu menjadi
sumber informasi yang bermanfaat bagi kebutuhan pribadinya. Begitu juga
dengan infotainment Silet yang selalu hadir dengan informasi yang selalu
diungkap secara detail dan mendalam. Responden memilih alasan itu dengan
jumlah prosentase terbesar sebanyak 40,38 persen atau 21 responden. Dengan
kelebihan yang dimiliki tayangan Silet itu maka tayangan tersebut memiliki
kekuatan lebih untuk membuat responden tetap termotivasi untuk selalu
menyaksikan tayangan tersebut. Motif yang dimiliki oleh responden itu
berasal dari motif intrinsik yakni responden akan memotivasi dirinya sendiri
untuk lebih menyukai dan memilih menyaksikan infotainment Silet karena
informasi yang disajikan diungkap secara detail dan mendalam. Motif intrinsik
ini muncul tanpa adanya dorongan dari pihak luar yang menyuruh responden
untuk tertarik dengan infotainment Silet.
78
B. 2. 3. Responden Sudah Merasa Senang Dengan Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet.
Tujuan utama audience menyaksikan televisi agar mereka bisa
memperoleh hiburan dari suatu tayangan tertentu yang disiarkan melalui
stasiun televisi tersebut. Pada waktu tujuan yang ingin dicapai itu bisa
terpenuhi maka, perasaan senang akan muncul dari dalam diri audience
setelah menyaksikan tayangan itu. Begitu pula saat responden memilih untuk
menyaksikan program tayangan infotainment berarti mereka saat itu memang
memerlukan informasi mengenai dunia hiburan. Dan program tayangan yang
menyajikan informasi mengenai hiburan salah satunya adalah infotainment
Silet. Dengan adanya program infotainment Silet itu apakah responden sudah
merasa senang setelah menyaksikannya atau akan ada perasaan lain yang
dirasakannya. Karena itu diperlukan adanya indikator-indikator yakni; sudah,
belum dan biasa-biasa saja.
Tabel 16
Responden Sudah Merasa Senang Dengan Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Sudah
Belum
Biasa-biasa saja
Abstain
12
4
35
1
23,08
7,69
67,31
1,92
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 13
79
Melalui sumber data yang diperoleh dari tabel di atas menjelaskan
bahwasannya ketika menyaksikan tayangan infotainment Silet responden yang
menjawab mereka sudah merasa senang sebanyak 12 responden atau 23,08
persen. Alasan mereka sudah merasa senang karena berita yang diulas secara
mendetail atau terfokus pada satu informasi. Jadi setelah menyaksikan
tayangan tersebut tidak stress lagi. Sedangkan responden yang menjawab
belum merasa senang saat menyaksikan infotainment Silet sebanyak 4
responden atau 7,69 persen. Namun untuk jawaban ini responden tidak
memberitahukan alasan mereka menjawab belum. Selanjutnya untuk
responden yang menanggapi biasa-biasa saja saat menyaksikan tayangan
tersebut sebanyak 35 responden atau 67,31 persen. Alasan responden
menjawab biasa-biasa saja sebab mereka menyaksikan infotainmnet Silet
hanya digunakan sebagai hiburan saja dan sebab lain karena banyak tayangan
infotainment sekarang yang meniru gaya ”Silet”. Dan untuk responden yang
menjawab abstain sebab mereka tidak mempunyai pilihan jawaban yang jelas
sebanyak 1 responden atau 1,92 persen.
Banyak reaksi yang dirasakan responden setelah menyaksikan suatu
tayangan tertentu. Seperti perasaan biasa-biasa saja yang paling banyak
muncul saat menyaksikan infotainmnet Silet yaitu sebanyak 35 responden atau
67,31 persen. Perasaan ini muncul akibat dari adanya teori Uses and
Gratifications yang menyatakan pengguna media dalam hal ini yaitu
responden berhak atau mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana
mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada
80
dirinya. Artinya responden berhak untuk mempunyai motif pemanfaatan serta
pemuasan terhadap media ketika mereka membutuhkannya dan responden
juga berhak untuk menyeleksi parasaan yang muncul saat menyaksikan
infotainment Silet yaitu perasan biasa-biasa saja mengenai tayangan tersebut.
B. 2. 4. Informasi yang Diperoleh setelah Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet.
Khalayak percaya bahwa dengan memanfaatkan media massa
masyarakat akan menjadi cerdas dan menunjuk media sebagai satu-satunya
faktor yang ikut mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Karena itu
khalayak menjadikan media televisi sebagai salah satu sumber dalam mencari
informasi yang terkini. Begitu pula waktu seseorang menyaksikan
infotainment di media televisi mereka yakin akan mendapatkan sesuatu yang
bermanfaat untuk dirinya. Dari sini akan ditemukan motif yang memperkuat
keinginan seseorang untuk memilih program tayangan infotainment sebagai
bagian dari pencapaian tujuan mereka. Berikut beberapa indikator-indikator
yang ada yaitu; bisa mengetahui kehidupan para selebritis, menambah bahan
obrolan dengan teman, bisa mengetahui kabar idola.
81
Tabel 17
Informasi yang Diperoleh Setelah Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
Bisa mengetahui kehidupan para
selebritis
Menambah bahan obrolan dengan
teman
Bisa mengetahui kabar idola
Abstain
29
14
8
1
55,77
26,93
15,38
1,92
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 17
Sesuai dengan tabel di atas setelah responden menyaksikan
infotainment Silet mereka akan mengetahui kehidupan para selebritis dengan
prosentase sebesar 29 atau 55,77 persen responden. Kemudian untuk
responden yang akan menambah bahan obrolan dengan teman setelah
menyaksikan infotainment Silet sebesar 14 atau 26,93 persen responden. Lalu
responden yang bisa mengetahui kabar idola dengan menyaksikan tayangan
tersebut sebesar 8 atau 15,38 persen responden. Sedangkan untuk responden
yang memilih abstain sebab tidak menemukan jawaban sebanyak 1 atau 1,92
persen responden.
Dalam setiap penayangan suatu acara pasti akan menyebarkan suatu
informasi yang terbaru bagi khalayaknya. Begitu pula dengan tayangan
infotainment dalam hal ini yaitu infotainment Silet juga akan menyebarkan
82
suatu informasi dalam setiap infonya. Ketika suatu tayangan disiarkan kepada
khalayak ramai maka, hal terpenting adalah mengenai fungsi informasi yang
akan disebarkan. Dari informasi yang disebarkan akan banyak berita yang bisa
ditangkap oleh responden. Dengan menyaksikan tayangan infotainment Silet
maka, secara langsung responden akan mengetahui informasi mengenai
kehidupan para selebritis. Jawaban ini merupakan prosentase yang terbesar
setelah menyaksikan tayangan infotainment Silet yaitu 29 atau 55,77 persen
responden. Hal ini berasumsi dari adanya teori Uses and Gratifications yang
menyatakan bahwa tayangan infotainment Silet selain berguna untuk
memuaskan kebutuhan responden juga memiliki kegunaan untuk
menyebarkan informasi. Dengan menyaksikan tayangan tersebut responden
akan mengetahui berita mengenai kehidupan para selebritis. Karena dalam
salah satu kriteria teori Uses and Gratifications juga menyebutkan bahwa teori
tersebut mempunyai kegunan untuk Pengetahuan (cognition), bahwa tindakan
yang diambil oleh khalayak adalah untuk memperoleh informasi mengenai
sesuatu sesuai dengan kebutuhannya.
B. 2. 5. Perubahan yang Dirasakan Setelah Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet di RCTI.
Media televisi merupakan salah satu alat yang dijadikan khalayak
sebagai media pembelajaran. Dari media televisi khalayak akan belajar
tentang dunia, kebiasaan, kebudayaan, kehidupan sosial dan sebagainya.
Melalui televisi pula banyak perubahan yang akan dilakukan oleh khalayak
mengenai pribadinya. Dengan adanya media televisi motif seseorang untuk
83
melakukan perubahan semakin kuat. Karena itu akan ada beberapa indikator-
indikator untuk mengetahui perubahan apa yang terjadi pada responden
setelah menyaksikan tayangan infotainment yakni; perubahan cara berpakaian,
lebih sering mengikuti perubahan trend model pakaian, perubahan pola
berpikir dan perubahan cara bergaul.
Tabel 18
Perubahan yang Dirasakan Setelah Menyaksikan Tayangan
Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4
5..
Perubahan cara berpakaian
Lebih sering mengikuti perubahan
trend model pakaian
Perubahan pola berpikir
Perubahan cara bergaul.
Abstain
2
7
24
11
8
3,85
13,46
46,16
21,15
15,38
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 18
Berdasarkan pada tabel di atas perubahan yang dirasakan responden
setelah menyaksikan tayangan infotainment Silet yaitu terjadi pada perubahan
cara berpakaian sebesar 2 responden atau 3,85 persen. Selanjutnya responden
yang mengalami perubahan dengan lebih sering mengikuti perubahan trend
model pakaian sebesar 7 responden atau 13,46 persen. Kemudian dengan
responden yang mengalami perubahan pola berpikir setelah menyaksikan
infotainment Silet sebesar 24 responden atau 46,16 persen. Dan perubahan
84
yang terjadi pada responden lainnya adalah perubahan pada cara bergaul
sebesar 11 responden atau 21,15 persen. Sedangkan responden yang memilih
abstain sebesar 8 responden atau 15,38 persen.
Pengaruh yang ditimbulkan dari menyaksikan media televisi sangat
berdampak besar pada perubahan yang terjadi dalam diri individu. Oleh
karena itu setelah menyaksikan tayangan infotainment Silet responden
merasakan adanya perubahan pada dirinya. Dengan kata lain tayangan tersebut
membawa informasi yang menyebabkan responden termotivasi untuk
melakukan suatu perubahan prilaku. Dan perubahan yang dialami responden
berupa perubahan pada pola berpikir mereka yang memiliki prosentase
terbesar sebanyak 46,16 persen atau 24 responden. Perubahan yang terjadi
pada responden ini merupakan jumlah yang terbesar dibanding dengan
perubahan lain yang dialami oleh responden. Perubahan pola berpikir para
responden ini didorong oleh sebuah teori kultivasi yaitu sebuah teori yang
mengasumsikan bahwa media televisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat
terhadap pilihan prilaku audience. Jadi artinya jika responden menyaksikan
infotainment Silet yang informasinya menyiarkan mengenai seluk beluk
kehidupan para selebritis maka, apabila tayangan tersebut memiliki kesesuaian
dengan apa yang dibutuhkan oleh responden sudah tentu mereka akan
termotivasi untuk melakukan perubahan. Dan perubahan yang di maksud
mengenai pola berpikirnya disesuaikan seperti para selebritis yang terlihat di
televisi.
85
B. 2. 6. Tema yang Paling Disukai dari Tayangan Infotainment Silet.
Setiap tayangan pada televisi selalu mempunyai tema-tema yang
berbeda dalam setiap penayangannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari
tayangan yang monoton sehingga khalayak saat menyaksikan suatu tayangan
tidak mengalami kejenuhan. Demikian juga yang dilakukan oleh infotainment
Silet yang selalu menghadirkan berbagai tema yang berbeda dalam setiap hari
penayangannya. Karena tujuan utama khalayak menyaksikan tayangan
tersebut untuk mencari hiburan dan menghilangkan rasa jenuh setelah
beraktivitas. Dari tema-tema tersebut responden tentunya mempunyai tema
yang paling disukai, yang nantinya memberikan dorongan untuk tetap
menyaksikan taynagn itu. Dengan adanya tema yang paling disukai responden
akan menciptakan indikator-indikator diantaranya adalah soal perceraian
selebritis, cerita eksklusif sang aktor/aktris, kisah asmara selebritis, dan cerita
mengenai masalah sosial.
Tabel 19
Tema yang Paling di Sukai Responden dari Tayangan Infotainment Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4
5..
Soal perceraian selebritis
Cerita eksklusif sang aktor/aktris
Kisah asmara selebritis
Cerita mengenai masalah sosial.
Abstain
6
14
11
20
1
11,54
26,93
21,15
38,46
1,92
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 19
86
Sesuai dengan sumber data di atas yang menyebutkan bahwasannya
tema yang paling disukai responden dari tayangan infotainment Silet berasal
dari bermacam-macam tema. Di antaranya responden yang menyukai tema
soal peceraian selebritis sebanyak 6 responden atau 11,54 persen. Kemudian
yang memilih menyukai tema mengenai cerita eksklusif sang aktor/aktris
sebanyak 14 responden atau 26,93 persen. Selanjutnya untuk responden yang
meyukai tema tentang kisah asmara selebritis sebanyak 11 responden atau
21,15 persen. Lalu untuk responden yang menyukai tema yang membahas soal
cerita mengenai masalah sosial sebesar 20 responden atau 38,46 persen,
Sedangkan untuk responden yang memilih untuk abstain dengan tidak
memberikan pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut sebesar 1 responden
atau 1,92 persen.
Media televisi melalui penyajiannya selalu selektif dalam pemilihan
mengenai tema-tema tayangannya, sehingga akan membentuk kesan-kesan
tertentu pada responden. Dari kesan yang ditimbulkan oleh suatu tayangan
dalam arti tayangan infotainment Silet akan menuntut responden untuk
mempunyai motif memilih tema yang paling disukai menurut pribadinya. Dan
tema yang paling besar disukai oleh responden adalah cerita mengenai
masalah sosial dengan prosentase 38,46 persen atau 20 responden. Keadaan
ini terjadi karena dalam diri pribadi setiap seseorang selalu memiliki motif
human interest yaitu suatu motif yang dimiliki seseorang tentang ketertarikan
terhadap peristiwa atau cerita-cerita mengenai kehidupan sosial seseorang.
Dengan motif human interest ini responden semakin tertarik untuk
87
menyaksikan tayangan-tayangan yang mempunyai cerita kehidupan sosial.
Sebab peristiwa atau cerita ini juga pernah terjadi pada kisah nyata di
kehidupan sesungguhnya, sehingga responden memiliki rasa empati yang
tinggi terhadap peristiwa atau cerita mengenai kehidupan sosial.
B. 2. 7. Kebebasaan Dalam Menyampaikan Persoalan Pribadi Selebritis pada
Madia Televisi.
Setiap program tayangan mempunyai kewajiban untuk menyiarkan
serta menyebarkan berbagai macam informasi kepada khalayak umum. Akan
tetapi informasi seperti apa yang bisa ditayangkan oleh infotainment, sehingga
audience dmemperoleh haknya untuk menikmati semua informasi yang datang
dari para selebritis. Padahal informasi mengenai kehidupan para selebritis
tidak semuanya bersifat positif dan kadang kala hal-hal yang bersifat pribadi
pun bisa diberitakan di media televisi yang seharusnya tidak menjadi
konsumsi umum. Oleh sebab itu adakah motif yang mendorong responden
untuk memperbolehkan persoalan/kisah selebritis dikomersialkan atau
disiarkan oleh media televisi dalam tayangan infotainmnet.sehingga haknya
untuk mendapatkan informasi tentang kehidupan selebritis bisa terpenuhi
Berikut merupakan indikator-indikator dari pertanyaan tersebut yaitu; boleh
dan tidak.
88
Tabel 20
Jika Semua Persoalan atau Kisah Pribadi Selebritis Disiarkan/Diceritakan
Secara Umum Pada Media Televisi
No Kategori F %
1.
2.
3.
Setuju
Tidak
Abstain
5
45
2
9,61
86,54
3,85
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 20
Dari data tabel di atas menjelaskan bahwasannya persoalan atau kisah
selebritis memang merupakan suatu informasi yang dibutuhkan oleh
responden sebagai sumber informasi hiburan. Namun apakah semua informasi
mengenai kisah selebritis boleh disiarkan secara umum oleh media televisi.
Menurut sejumlah responden sebanyak 5 responden atau 9,61 persen
mengatakan bahwa informasi mengenai kisah selebritis boleh disiarkan secara
umum. Karena responden mempunyai alasan ketika menjawab boleh yaitu
selama sang selebritis tidak keberatan kisahnya konsumsi publik maka, tidak
jadi masalah karena hal tersebut sudah menjadi resiko menjadi seleb.
Sedangkan untuk responden yang menjawab tidak boleh sebanyak 45
responden atau 86,54 persen. Alasan responden menyatakan bahwa kisah
selebritis tidak boleh disiarkan secara umum sebab hal teresbut merupakan
privasi seseorang yang seharusnya disimpan untuk pribadinya dan tidak pantas
untuk dipublikasikan secara umum. Karena dengan memperbolehkan
infotainment Silet menayangkan informasi yang bersifat pribadi seseorang
89
sama saja dengan membuka aib seseorang dan itu tidak diperbolehkan dalam
agama islam. Dan untuk responden yang memilih abstain dengan tidak
menentukan pilihan jawabannya sebanyak 2 responden atau 3,85 persen.
Keberadaan media televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat
umum memang sangat diperlukan dalam keseharian mereka. Namun semua
informasi yang disiarkan oleh suatu tayangan tidak boleh melupakan tentang
norma-norma yang berlaku dalam lingkungan suatu masyarakat. Begitu pula
dalam tayangan infotainment yang sebaiknnya juga mematuhi rambu-rambu
yang berlaku pada kehidupan masyarakat di sekitar. Karena hal tersebut
responden memilih untuk tidak bolek memperbolehkan kalau semua persoalan
atau kisah selebritis disiarkan secara umum. Prosentase dari jawaban yang
terbesar dipilih oleh responden ini adalah 86,54 persen atau 45 responden.
Pilihan jawaban yang dikemukakan oleh responden ini diperkuat oleh teori
normatif yaitu teori yang mengatakan bagaimana seharusnya media berperan
ketika serangkaian nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai sesuai dengan sifat
dasar nilai-nilai sosia tersebut. Artinya ketika seseorang yang dalam hal ini
yaitu responden sudah mulai merasa tidak nyaman dengan berbagai informasi
selebritis yang bersifar negatif dengan mengumbar masalah privasinya kepada
khalayak umum melalui madia televisi. Maka mereka akan memberlakukan
serangkaian nilai sosial yang berlaku. Salah satunya adalah organisasi islam
Nahdotul Ulama (NU) yang memiliki motif untuk mengeluarkan fatwa haram
terhadap tayangan infotainment. Sebab menurut NU informasi yang
ditayangkan oleh infotainment sudah menyalahi aturan dalam agama islam.
90
B. 2. 8. Kelebihan Tayangan Infotainment Silet Sehingga Banyak yang
Menyukai.
Semua program tayangan infotainment akan menawarkan berbagai
macam kelebihan-kelebihan yang dimilikinya untuk menarik perhatian semua
khalayak. Baik dari segi artistik studionya, pemilihan presenternya maupun
pemilihan model tayangan yang seperti apa supaya bisa menumbuhkan
motivasi khalayak terhadap tayangan tersebut. Tidak terkecuali tayangan
infotainmnet Silet yang juga memiliki jurus-jurus jitu untuk menarik perhatian
khalayak yang menjadi pangsa pasarnya. Berikut merupakan indikator-
indikatornya yaitu; adanya presenter yang berkualitas, informasi yang
disajikan berjanis investigasi, informasinya menggangkat masalah soaial, gaya
bahasa yang puitis, dan menyiarkan berita-berita artis secara eksklusif.
91
Tabel 21
Kelebihan yang Dimiliki Infotainmnet Silet
No Kategori F %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Adanya presenter yang memiliki daya
tarik.
Informasi yang disajikan berjanis
investigasi
Informasinya menggangkat masalah
sosial
Gaya bahasa yang puitis
Menyiarkan berita-berita artis secara
eksklusif.
Abstain
4
20
8
6
11
3
7,69
38,46
15,38
11,54
21,16
5,77
Jumlah 52 100
Sumber : Pertanyaan No. 23
Berdasarkan sumber data di atas menyebutkan bahwa kelebihan yang
dimiliki oleh tayangan infotinment Silet adalah adanya presenter yang
berkualitas dengan jumlah responden yang menjawab sebanyak 4 responden
atau 7,69 persen. Kemudian responden yang memilih jawaban bahwa
kelebihan infotainment Silet terletak pada informasi yang disajikan berjenis
investigasi sebanyak 20 responden atau 38,46 persen. Selanjutnya kelebihan
lain yang dimiliki infotainment Silet yaitu informasinya menganggkat masalah
sosiaol dipilih responden sebanyak 8 responden atau 15,38 persen. Lalu untuk
responden dengan pilihan jawaban karena gaya bahasa yang puitis sebanayk 6
92
responden atau 11,54 persen. Sedangkan bagi responden yang memandang
kelebihan infotainment Silet dari cara menyiarkan berita-berita artis secara
eksklusif sebanyak 11 responden atau 21,16 persen. Dan untuk responden
yang memilih untuk abstain dari pertanyaan ini sebanyak 3 responden atau
5,77 persen.
Berbagai macam bentuk kelebihan disuguhkan kepada khalayak
dengan harapan khalayak akan terpuaskan saat menyaksikan tayangan
tersebut. Melalui kelebihan-kelebihan yang disajikan oleh tayangan
infotainment Silet diharapkan supaya dengan mudah responden meneriam
informasi yang disampaikan tayangan tersebut. Dengan menentukan jenis
tayangan infotainment apa yang akan disajikan kepada masyarakat umum akan
mempermudah lagi khalayak dalam menentukan pemilihan program tayangan
sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh
infotainment Silet adalah mengenai informasi yang disajikan berjenis
investigasi sebanyak 20 responden atau 38,46 persen. Dan jumlah prosentase
ini merupakan pilihan jawanban yang terbesar dipilih oleh responden. Alasan
ini di landasi dari motif ekstrinsik yaitu motif yang datang dari luar diri
individu salah satunya melalui informasi yang disajikan oleh infotainment
Silet berjenis investigasi. Dari motif ekstrinsik inilah responden memilih untuk
menyaksikan tayangan infotainment Silet dari pada menyaksikan infotainment
yang lain.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI)
UMM khususnya angkatan 2005 merupakan audience yang aktif dalam
menentukan tayangan infotainment yang cocok untuk kebutuhan pribadinya.
Hal ini bisa dilihat dari pemilihan tayangan infotainment Silet yang dipilih
oleh responden untuk memenuhi kebutuhan tentang suatu informasi hiburan.
Karena hal tersebut, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif
mahasiswa FAI menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI. Motif
untuk menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI dapat
diidentifikasikan ke dalam point-point pertanyaan yang terbagi atas dua
indikator yaitu indikator dari variabel motif intrinsik yang meliputi kebutuhan
responden akan hiburan, ketertarikan tentang tayangan tersebut, serta adanya
rasa senang dengan menyaksikan tayangan infotainment Silet, keingintahuan
responden akan informasi tentang dunia entertainment. Dan indikator dari
motif ekstrinsik yaitu meliputi kemasan tayangan infotainment Silet,
diantaranya penampilan presenter, ketertarikan akan tema yang sedang
dibahas, mengenai background dari studio tayangan tersebut, dan karena
faktor lingkungan.
Dan sesuai dengan kuesioner yang dibagikan kepada 52 responden
FAI maka dari semua 52 responden tersebut dijadikan sebagai sempel. Yang
94
kemudian data dari sampel tersebut akan diolah serta dianalisis oleh peneliti
dengan menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil pengolahan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada 52 responden atau 91,23 persen yang pernah
menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI. Keadaan ini di pengaruhi
dari keinginan responden untuk memenuhi motif ekstrinsik dan intrinsik
dengan mencari informasi tentang hiburan. Sehingga motif yang mendasari
responden untuk memilih menyaksikan tayangan infotainment Silet karena
masing-masing individu tersebut ingin mencari pemuasan kebutuhan sesuai
dengan tujuannya yaitu kebutuhan akan hiburan.
Apabila dilihat dari latar belakang pendidikan responden yang berbasis
Islam tayangan infotainment Silet tidak begitu berpengaruh sebab tujuan
mereka menyaksikan tayangan infotainment Silet hanya untuk mencari
hiburan. Dan hal itu bisa dilihat dari jumlah prosentase sebesar 32,69 persen
atau 17 responden yang menyatakan alasan tersebut. Dan meskipun dengan
adanya fatwa haram yang datang dari Nahdatul Ulama (NU) juga tidak
berpengaruh sebab tujuan utama responden menyaksikan infotainment itu
karena untuk mencari hiburan.
Dari hal di atas juga menegaskan bahwa keberadaan teori Uses and
Gratifications juga diperlukan bagi mahasiswa FAI. Karena mahasiswa FAI
menggunakan tayangan infotainment Silet di RCTI sebagai alat pemuas yang
mempunyai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dalam hal
mencari hiburan.
95
B. Saran
Setelah menarik kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan,
maka terdapat saran yang dapat berguna serta bermanfaat antara lain:
1. Untuk membuat suatu tayangan yang bisa dimanfaatkan untuk semua
audience, hendaknya sebelum membuat suatu program tayangan dilakukan
riset atau survei terlebih dahulu untuk mengetahui program tayangan apa
yang sedang dibutuhkan oleh khalayak. Dan dengan tayangan tersebut apa
manfaat atau efisiensi yang akan diperoleh oleh khalayak.
2. Dan kepada peneliti yang lain, diharapkan supaya bisa menyempurnakan
penelitian ini dengan pemilihan program tayangan yang lebih spesifik lagi
tidak hanya pada program tayangan investigasi saja. Karena berbagai
program tayangan baru bermunculan seiring dengan perubahan pasar
mengenai minat tayangan yang digemari oleh khalayak di televisi.
Sehingga ada perkembangan dalam metode penelitian komunikasi dan
keilmuan.
.