Skripsi Asri

Post on 18-Jul-2015

392 views 0 download

Transcript of Skripsi Asri

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Olahraga adalah sesuatu aktivitas fisik yang dilakukan dengan cara dan aturan tertentu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tangguh. Olahraga melalui aktivitas fisik merupakan dasar membentuk, membina serta mendapatkan kesegaran jasmani dan rohani yang sehat, kuat serta terampil dalam menghadapi pekerjaan sehari-hari. Olahraga adalah bagian dari kehidupan manusia seutuhnya, pemerintah memandang perlu memberi perlindungan terhadap

perkembangan olahraga di Indonesia melalui ; undangan-undang RI No.3 Tahun 2005 Tentang system keolahragaan Nasional Bab II pasal 4 disebutkan bahwa : Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, nilai moral akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina

persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh pertahanan nasional serta meningkatkan harkat dan martabat kehormatan bangsa. Berdasarkan kutipan diatas, jelaslah bahwa olahraga merupakan alat untuk meningkatkan kualitas manusia yang perlu dilakukan

pembinaan dikalangan masyarakat melalui pendidikan formal maupun

1

2

non formal baik di sekolah maupun di luar sekolah Pendidikan jasmani dan olahraga diberikan disekolah berdasarkan kurikulum pendidikan, salah satu materi yang diberikan adalah sepakbola. Cabang olahraga sepakbola merupakan cabang olaraga yang paling favorit diantara cabang olaraga yang ada, maka oleh sebab itu perru dikelola secara sistematis dengan menggunakan sumber daya manusia yang profesional serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan juga didukung oleh lembaga-lembaga yang terkait. Dengan sumber daya manusia yang dimiliki, lembaga pendidikan akan mampu memberikan sepakbola. Unsur utama permainan sepakbola salah satunya adalah kekuatan otot tungkai. Kekuatan otot tungkai yang baik sangat diperlukan untuk menguasai teknik dasar sepakbola seperti, mengoper dan menerima bola menggiring menendang bola kegawang, dalam bertahan dan menyerang. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai sangat diperlukan dalam olahraga sepakbola. Dengan kualitas kekuatan otot tungkai yang baik, seorang pemain akan mampu menguasai teknik bermain, sehingga akan bisa mengontrol jalannya permainan dan mampu mengahadapi tekanan dari lawan. serta kemampuan mengubah kecepatan dan gerak tipuan. Terdapat berbagai cara untuk melakukan tendangan dalam kontribusi terhadap pengembangan prestasi olaraga

permainan sepakbola, yang semua caranya memerlukan kekuatan otot

3

tungkai yang maksimal. Menurut pengamatan penulis, pembinaan sepakbola dikelas olahrag SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci belum mendapatkan prestasi. Adapun yang menjadi penyebab hal diatas diantaranya adalah rendahnya kondisi fisik pemain sepakbola, terutama dari segi kekuatan otot tungkai dalam melakukan tendangan. Dibuktikan dalam permainan sepakbola para siswa kelas olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci dalam menggiring bola sering terjatuh serta dalam mengoper bola banyak salah sasaran. Malahan sering operan bolanya dipotong lawan. Rendahnya kekuatan otot tungkai yang dimiliki siswa, juga mempengaruhi terhadap tendangan volley, karena kekuatan otot tungkai adalah kuda-kuda dalam tendangan volley, kekuatan otot tungkai yang baik akanmempengaruhi tendangan volley yang baik, sehingga dalam posisi apapun dapat melakukan tendangan volley dengan kuat dan tepat kearah sasaran. Hal ini disebabkan kurangnya latihan yang diberikan terutama latihan pada kekuatan otot tungkai. Kelas olahraga merupakan bentuk dari kerjasama dinas

pendidikan serta dinas pemuda dan olahraga, dalam rangka membina atlet-atlet usia dini guna mengembangkan prestasi olahraga di Indonesia khususnya sepakbola. Di Indonesia terdapat 200 kelas olahraga, dimana kelas tersebut diselenggarakan oleh provinsi-provinsi yang ada di Indonesia. Setiap provinsi mendapatkan 2 kelas olahraga atau lebih, tergantung dari hasil

4

verifikasi yang dilakukan oleh pihak direktorat jendral pendidikan Indonesia. Di provinsi Riau sendiri terdapat 2 kelas olahraga,yang mana salah satunya terdapat di kabupaten pelalawan yakni SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci, dan satunya lagi di SMP Negeri 1 Bangkinang

kabupaten Kampar. Berdasarkan uraian diatas penulis perlu melakukan pembuktian melalui penelitian dengan judul Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai

Terhadap Kemampuan Tendangan Volley Permainan Sepakbola Siswa Kelas VIIi Olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci.

1.1.2 Masalah Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang, bahwa faktor-faktor kondisi fisik yang menghasilkan tendangan volley sangat dibutuhkan, dengan demikian penulis mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut : 1. Bagaimana kekuatan otot tungkai siswa kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci ? 2. Bagaimana kemampuan tendangan volley permainan sepakbola siswa kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci ? 3. Bagaimana kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley permainan sepakbola kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci ?

5

1.2

Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi keuatan otot tungkai terhadap kemampuan

tendangan volley siswa kelas Kerinci. 1.2.2. Kegunaan Penelitian

VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan

Hasil penelitian ini diharapkan penulis akan berguna bagi : a. Pemain, untuk menambah kondisi fisik yang wawasan tentang bagi faktor-faktor peningkatan

berperan

penting

prestasi sepakbola. b. Fakultas, sebagai sumber bacaan diperpustakaan FKIP

Universitas Islam Riau. c. Penulis, untuk melengkapi tugas dalam menyelesaikan

pendidikan program S1 pada Universitas Islam Riau.

1.3

Ruang Lingkup Penelitian 1.3.1. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah, terbatasnya kemampuan, tenaga dan waktu yang tersedia maka peneliti membatasi masalah ; yakni bagaimana kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley permainan sepakbola siswa kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci.

6

1.3.2. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kekeliruan dalam penafsiran istilah pada

pembahasan tentang, kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley, maka penulis memperjelas beberapa istilah yang terdapat dalam judul yaitu : a. b. Kontribusi adalah sumbangan terhadap kegiatan yang dilakukan. Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan seseorang untuk

mempergunakan otot tungkai dalam bekerja ataupun menerima beban secara maksimal. c. Tendangan volley adalah kemampuan seseorang dalam menendang bola sebelum bola tersebut jatuh ketanah

1.4

Anggapan Dasar, Hipotesis dan Teori 1.4.1. Anggapan Dasar Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan anggapan dasar : Semakin baik kekuatan otot tungkai maka semakin baik pula kemampuan tendangan volley permainan sepakbola

siswa kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci. 1.4.2. Hipotesis Beranjak dari anggapan dasar maka penulis merumuskan

hipotesis, bahwa : Terdapat kontribusi yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley permainan

sepakbola siswa kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkala Kerinci.

7

1.4.3. Teori a. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan otot tungkai merupakan salah satu factor kondisi fisik yang sangat di butuhkan dalam berolahraga khususnya sepakbola. Menurut M. Sajoto, (1988:9) Kekuatan adalah :

komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekeria. Selanjutnya Ismaryati, (2008:111) Mengatakan : kekuatan adalah tenaga konstraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal untuk mengatasi suatu tahanankekuatan olahraga, merupakan unsur yang sangat penting dalam aktifitas karena kekuatan merupakan daya penggerak, dan

pencegah cedera. Selain itu kekuatan memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain misalnya power, kelincahan dan kecepatan. Terdapat beberapa diketahui, yaitu kekuatan macarn tipe kekuatan yang khusus, harus

umum, kekuatan

kekuatan

maksimum, daya tahan kekuatan, kekuatan absolute dan kekuatan relative. Dengan mengetahui tipe kekuatan kita dapat melatihnya secara efektif. Misalnya dengan mengetahui berat badan dan

kekuatan, kita dapat membandingkan kekuatan setiap atlet, dan ini merupakan petunjuk apakah seorang atlet dapat melakukan

beberapa keterampilan.

8

Tipe kekuatan, menurut Ismaryati (2008:112) Mengatakan : (a) kekuatan umum adalah kekuatan system otot secara keseluruhan (b) Kekuatan khsusu, merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan gerakan tertentu pada cabang olahraga (c) kekuatan maksimum adalah daya tertinggi yang dapat ditampilkan oleh system saraf otot selama kontraksi secara sadar yang maksimal. Ini ditunjukkan oleh beban terberat yang dapat diangkat dalam satu kali usaha, jika diekspresikan dalam presentase maksimum adalah 100%. Karena kekuatan maksimum adalah beban yang dapat diangkat dalam satu kali angkatan, maka kekuatan maksimum disebut juga sebagai satu repetisi maksimum 1 RM. (d) daya tahan kekuatan ditampilkan dalam serangkaian gerak yang bersinambung mulai dari bentuk menggerakkan beban ringan berulangulang. Daya tahan kekuatan di kelompokkan menjadi tiga : l. kerja singkat (insensitas kerja tinggi, dia atas 30 detik) 2. kerja sedang (intensitas sedang yang dapat berakhir sampai 4 menit) durasi kerja lama (intensitas kerja rendah). (e) Kekuatan absolute merupakan kemampuan atlet untuk melakukan usaha yang maksimal tanpa memperhitungkan berat badannya. Kekuatan ini misalnya ditunjukkan pada tolak peluru, angkatan pada kelas berat di cabang angkat berat.(f) Kekuatan relative, adalah kekuatan yang ditunjukkan dengan pertandingan antara kekuatan absolute dengan berat badan. Dengan demikian kekuatan relative bergantung pada berat badan, semakin berat badan seseorang semakin besar peluangnya untuk menampilkan kekuatannya. Kekuatan relative sangat penting pada cabang olahraga senam dan cabang dibagi ke dalam kategori berdasar berat badan. Selanjutnya Widiastuti, (2005: 9,10) mengatakan : secara fisiologis kekuatan otot adalah kemanpuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan melawan tahanan satu kali kontraksi secara maksimal otot

atau beban. Secara

mekanis kekuatan

didefenisikan sebagai (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam sauatu kontraksi maksimal.

9

Untuk mempersiapkan kekuatan otot berkontraksi, energi berasal dari metabolisme makanan yang digunakan untuk

rnembuat persenyawaan kimia yang terdapat dalam otot, dalam glikogen dan atau tanpa oksigen yang disebut juga system

aerobic dan anaerobic maka terjadilah pembakaran dalam otot yang akan menghasilkan energi sehingga dapat beraktifitas. Bagaimana energi ini digunakan untuk kerja fisiologis khususnya kerja mekanis seperti pada kontraksi otot. Energi yang dilepaskan saat pemecahan zat makanan tidak dapat langsung digunakan terlebih untuk melakukan satu kegiatan. ikatan Namun kimiawi akan diubah yang disebut

dahulu menjadi

dengan Adenosine Tripospate atau ATP yang disimpan didalam otot. Apabila ATP ini dipecah, maka energinya baru dapat kita gunakan untuk setiap aktivitas fisik yang dilakukan. Dalam tubuh manusia, maka berenergi digunakan untuk membentuk ATP. ATP merupakan ikatan kimiawi atau juga bisa disamakan dengan energy potensial yang apabila dipecah ia dapat melepaskan energi yang dapat digunakan untuk kontraksi otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontraksi otot : 1. Suhu : Peningkatan suhu dalam batas tertentu akan

meningkatkan kekuatan kontraksi 2. Panjang awal : Panjang awal adalah panjang otot sebelum kontraksi, semakin besar panjang awal maka semakin besar

10

kekuatan kontraksil. Olahraga sepakbola termasuk olahraga anaerobic, dengan cirri-cirinya yaitu : dilakukan dengan

intensitas tinggi, dalam waktu singkat. Penyediaan sejumlah besar energi yang sangat cepat ini mengandalkan dari ATP yang tersimpan dalam otot yang aktif selama melakukan kegiatan. Dari beberapa pendapat diatas bahwa semakin baik kekuatan otot tungkai seseorang pemain maka akan menyebabkan kualitas tendangan seorang pemain tersebut akan semakin baik dan akan bekerja optimal. Kekuatan otot tungkai merupakan faktor kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam keberhasilan bermain sepakbola. Untuk mendapatkan power, kondisi fisik yang merupakan gabungan antara kekuatan dan kecapatan mengharuskan dimilikinya kualitas otot tungkai yang baik karena sesuai dengan fungsinya kekuatan sebagai tenaga pengegrak, makin tinggi kwalitas kekuatan otot tungkai makin baik kualitas tendangan volley seorang

pemain. b. Hakikat Tendangan Volley Inti dari bermain sepakbola adalah menendang bola kegawang. Untuk dapat melakukan tendangan ke gawang, seorang pemain sehingga harus menguasai keterampilan dasar menendang bola mampu melakukan tendangan volley secara akurat,

11

selanjutnya tendangan volley dapat diasah dengan berbagai teknik tendangan dari berbagai posisi dilapangan. Sujarwadi, Dwi Sarjiyanto (2010:2) sepakbola adalah olahraga yang terpopuler dijagad raya ini. Hampir semua orang bisa memainkan olahraga yang mengandalkan kaki, untuk bisa

memainkan sikulit budar diperlukan beberapa teknis dasar seperti menendang, mengoper, menggiring dan menghentikan bola. Danny (2007:67) mengatakan : agar berhasil menendang bola seorang pemain perlu mengembangkan keterampilan

menggiring dan mengontrol bola. Cara yang paling tepat untuk mengembangkan tekhnik tendangan volley adalah dengan melatih tendangan volley berkali-kali menggunakan tekhnik yang benar. Mempelajari tekhnik dasar dengan latihan berulangulang kali, menumbuhkan naluri terhadap gerak bola sehingga seseorang dapat mengendalikan bola dengan kaki, paha, kepala, sehingga dapat diteruskan pada tendangan sambil salto,

tendangan instep drive, full volley, half volley, side volley dan swerving atau menikung. Josep A.Lucbacher (2010:11) mengatakan : keberhasilan seorang pemain sebagai pencetak goal tergantung beberapa faktor. Kemampuan untuk melakukan tendangan dengan kuat dan akurat dengan menggunakan kedua kaki adalah factor yang sangat

12

penting. Kualitas seperti antisipasi, kemantapan, dan ketenangan dibawah tekanan lawan juga tak kalah penting. Josep keterampilan A.Lucbacher menendang (2010:11) ada beberapa bola jenis

atau

menembak

diantaranya:

tembakan instep drive, full volley, half volley, dan swerving atau menikung. Pada gambar dibawah dijelaskan cara melakukan tendangan yang telah disebutkan diatas. 1. Tendangan Instep Drive Cara melakukan tendangan Instep Drive (menendang bola yang sedang menggelinding atau tidak menggelinding) adalah: Gambar 1. Tendangan Instep Drive

Persiapan Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis Letakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping bola Tekuk kaki tersebut

13

Rentangkan keseimbangan

tangan

kesamping

untuk

menjaga

Tarik kaki yang akan menendang kebelakang Luruskan kaki tersebut Fokus perhatian pada bola

Pelaksanaan 2. Luruskan bahu dan pinggul Sentakkan kaki yang akan menendang hingga lurus Tendang bagian tengah bola

Tendangan Full Volley Tendangan full volley menedang bola sebelum jatuh ketanah Gambar 2. Tendangan Full Volley

Persiapan Bergerak ketitik arah bola akan jatuh Tekukkan lutut kaki yang menahan keseimbangan Tarik kaki yang akan menendang ke belakang Luruskan kaki tersebut

14

Fokus pada bola

Pelaksanaan 3. Lutut kaki yang akan menendang berada di belakang bola Sentakkan kaki kedepan mulai dari lutut Kaki tetap kuat Tendang bagian tengah bola

Tendangan Half Volley Tendangan half volley adalah menendang bola setelah pantulan pertama. Gambar 3. Tendangan Half Volley

Persiapan Bergeraklah kearah bola jatuh Tekuk kaki yang akan menendang ke belakang Luruskan dan kutkan kaki tersebut Fokus pada bola

Pelaksanaan Lutut dan kaki yang akan menendang dibelakang bola

15

4.

Sentakkan kaki yang akan menendang Tendang bagian tengah bola yang telah memantul

Tendangan Side Volley Tendangan side volley adalah menendang bola yang jatuh disamping badan. Gambar 4. Tendangan side volley

Persiapan Putar tubuh hingga menyamping Angkat kaki yang akan menendang kesamping tubuh Tarik kaki kebelakang tekukkan pada lutut Luruskan kaki tersebut kedepan

Pelaksanaan Putar tubuh setengah kearah bola Sentakkan kaki yang akan menendang Tendang bagian tengah bola Arahkan bahu kearah target

16

5.

Tendangan Swerving atau menikung Tendangan swerving adalah menendang setengah bagian bola. Gambar 5. Tendangan Swerving atau menikung

Persiapan Dekati bola dari belakang Tekukkan lutut kaki tersebut Tarik kaki yang akan menendang Fokuskan penglihatan pada bola tersebut

Pelaksanaan Daya gerak kedepan Tending bagian samping bola dengan kaki bagia luar atau dalam Jaga keseimbangan kaki tersebut

17

c.

Kontribusi Volley

Kekuatan

Otot

Tungkai

dan

Tendangan

Kekuatan otot tungkai adalah merupakan salah satu factor kondisi fisik yang sangat dibutuhkan dalam berolahraga

khususnya bermain sepakbola. Perlunya kekuatan otot tungkai yang baik, memingkinkan seorang pemain sepakbola dapat

mempergunakan otot-ototnya terutama menendang bola, menggiring bola, menguasai atau mempertahankan bola atau merebut bola dari lawan. Untuk pengembangan system otot dan kemampuan jantung dan paru-paru diperlukan sesi latihan secara terus menerus sehingga meningkatnya kemampuan anaerobic. Untuk mendapatkan power otot tungkai, kondisi fisik yang merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan

mengharuskan dimilikinya kwalitas otot tungkai yang baik karena sesuai dengan fungsinya kekuatan sebagai penggerak, makin tinggi kwalitas kekuatan otot tungkai maka semakin baik seorang pemain dalam melakukan tendangan volley secara akurat. Agar dapat menendang bola dengan akurat perlu

penguasaan teknik dasar menendang dan dilakukan dengan latihan berulang-ulang serta kekuatan otot tungkai yang baik, sehingga latihan menendang yang dilakukan berkali-kali tidak berpengaruh pada kelelahan otot, kualitas otot tungkai yang kurang baik akan

18

mudah mengalami kekalahan otot, sehingga akan mengurangi banyaknya latihan serta kwalitas tendangan tidak akan maksimal. Kwalitas energi .yang otot tungkai juga dipengaruhi otot, oleh suplay dalam

tersedia dalam

kesanggupan

menyediakan energi yang harus disediakan secara terus menerus, yang berasal dari metabolisme makanan yang digunakan untuk membentuk persenyawaan kimia yang ditimbun dalam otot. Dengan memiliki kekuatan otot yang baik maka tenaga atau daya yang dikeluarkan oleh otot tungkai akan dapat

menggerakkan tungkai untuk menendang bola dengan baik, maka semakin besar aksi yang dikeluarkan oleh otot tungkai ketahanan makin besar pula daya dorong yang berlawanan dari gaya aksi, sehingga akan didapat tendangan yang akurat.

19

1.5

Penentuan Sumber Data 1.5.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah siswa kelas olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Populasi Penelitian Siswa Putra Kelas VIIi Olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci No 1 Kelas Kelas Olahraga Jumlah Jumlah 32 Siswa 32 Siswa

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci 1.5.2. Sampel Penelitian Mengingat populasi tidak begitu besar, dalam batas kemampuan maka peneliti menetapkan seluruh populasi dijadikan sample (total sampling)

1.6

Pengumpulan Data 1.6.1. Metode Penelitian 1. 2. 3. Observasi Perpustakaan Pengukuran

20

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data A. Tes kekuatan otot tungkai B. Tes tendangan Volley a. Tes kekuatan Otot Tungkai (Tes Leg Dynamometer : Ismaryati : 2008:115) 1. Tujuan Tujuan tes ini untuk mengukur kekuatan otot tungkai 2. Alat yang diperlukan a. 3. Leg Dynamometer

Pelaksanaan a. Testi berdiri diatas Leg Dynamometer, tangan memegang handel, badan tegak, kaki ditekuk

membentuk sudut kurang lebih 45O. b. c. Panjang rantai di sesuaikan dengan kebutuhan testi Testi menarik handel dengan cara meluruskan lutut sampai berdiri tegak dilakukan 3 kali ulangan 4. Penilaian a. Dicatat jumlah berat yang terbanyak dari ketiga angkatan yang dilakukan

21

Sumber : Ismaryati (2008:115) C. Tes Tendangan Volley Tes tendangan Volley kesasaran ; Arsil (2009:121) 1. Tujuan Tes tendangan volley ini bertujuan untuk mengetahui hasil tendangan volley siswa kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci 2. Alat Yang Diperlukan a. b. c. d. e. Bola Stop watch Tembok Nomor-nomor Tali

22

3.

Pelaksanaan a. Teste berdiri dibelakang garis dengan bola siap ditendang b. Pada aba-aba peraksanaan teste kesasaran c. Bola yang memantur dari sasaran ditendang voiley kembali sebanyak-banyaknya kesasaran selama 30 detik. d. e. Dibelakang teste di siapkan 3 buah bola cadangan Tendangan sah apabila dilakukan dibelakang garis batas f. Jika bola tidak sampai panturannya kegaris batas tidak boleh ditendang dan harus diulang dari awar untuk meranjutkan sisa waktu yang ada g. h. Semua jenis menendang bola dibolehkan Tiap bola yang ditendang secara sah dan mengenai daerah sasaran diberi skor sasaran itu. i. Bila bola mengenai garis batas sasaran diberi skor sasaran yang tinggi j. Teste memperoleh 2 kali kesempatan menendang bora

4.

Penialaian Penilaian diambil dari Skor yang terbaik dilakukan teste. dari dua kali kesempatan yang

23

Gambar 7. Gambar Tes Tendangan Volley

Sumber : Arsil (2009:121)

1.6.3. Teknik Analisa Data Untuk menganalisa data yang diperoleh dipergunakan tekhnik statistic korelasi produk moment, yaitu untuk menentukan hubungan antar dua gejala interval yang sama. Untuk menguji hipotesis, maka peneliti menggunakan rumus produck mornent (r) sebagai berikut :

24

Keterangan: rxy x y x y x2 y2 xy N : Korelasi antara Variabel X dan y : Skor pada Variabel X : Skor pada Variabel Y : Jumlah Skor pada Variabel X : Jumlah Skor pada Variabel y : Jumlah dari Kuadrat Skor X : Jumlah dari Kuadrat Skor Y : Skor X kali skor Y : Jumlah Subjek

25

BAB II HASIL PENELITIAN

2.1. Deskriptif Data Untuk menjelaskan atau menguraikan beberapa factor yang berpengaruh terhadap tendangan volley dalam permaian sepak bola maka penulis mengemukakan deskriptif data sebagai sumber yang diolah lebih lanjut dengan metode analisa data. Berdasarkan judul yang telah dikemukakan diatas yaitu Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Tendangan Volley Permainan Sepak Bola Kelas VIIi Olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci. Dalam pengambilan data siswa dilakukan dua ters yaitu tes kekuatan otot tungkai dan tes tendangan volley. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan tes pengukuran otot tungkai dengan leg dynamometer (alat ukur kekuatan otot tungkai) dan tes pengukuran volley shit (tendangan volley). Sedangkan dalam menentukan skor-skor yang dicatat adalah siswa yang melakukan tes kekuatan otot tungkai dengan benar dari 3 kali kesempatan tes otot tungkai, sedangkan skor-skor yang dicatat pada tes tendangan volley adalah siswa yang melakukan tes tendangan volley dengan benar dari 2 kali kesempatan dengan waktu 30 detik 1 kali kesempatan.

26

2.1.1. Data Kekuatan Otot Tungkai Hasil deskriptif data tes kekuatan otot tungkai adalah sebagai berikut : > 71 sebanyak 1 orang atau 1 % daru jumlah responden, 66-70 sebanyak 6 orang atau 27,27% dari jumlah responden, dan dalam kategori cukup, 58-65 sebanyak 8 orang atau 36.36% dalam kategori sedang, 51-57 sebanyak 7 orang 31.81% dari jumlah responden dalam kategori kurang, < 50 sebanyak 0 orang atau 0% dari jumlah responden, dengan nilai rata-rata 61.72. apabila hasil persentase lebih besar dari hasil rata0rata dapat dikategorikan baik dan apabila hasil persentase lebih kecil dari hasil rata-rata dapat dikatakan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3 berikut ini : Tabel 3 : Norma Penilaian Hasil Tes Kekuatan Otot Tungkai Kelas VIIi Olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan kerinci. No 1 2 3 4 5 Klasifikasi Kategori Frekwensi (Orang) 1 6 8 7 0 22 61.72 Persentase (%) 1 27.27 36.36 31.81 0 100

>71 Baik Sekali 66-70 Baik 58-65 Sedang 51-57 Kurang 60 sebanyak 0 orang atau 0% dari jumlah responden, 60 sebanyak 9 orang atau 40.90% dari jumlah responden dalam kategori baik, 4 sebanyak 8 orang 36.36% dari jumlah responden dalam kategori sedang, 3 sebanyak 4 orang atau 18.18% dari jumlah responden dalam kategori kurang, < 2 sebanyak 1 orang atau 1 % dari jumlah responden, dalam kategori kurang sekali, dengan nilai rata-rata 26.63. apabila hasil persentase lebih besar dari hasil rata-rata dikategorikan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4 berikut ini. Table 4 : Norma penilaian tes tendangan volley kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci. No 1 2 3 4 5 Klasifikasi Kategori Frekwensi (Orang) 0 9 8 4 1 22 26.63 Persentase (%) 0 40.40 36.36 18.18 1 100

>60 Baik Sekali 60 Baik 4 Sedang 3 Kurang t table 0.423 hipotesa diterima artinya ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley sebesar 45.9%. Dibuktikan dengan hasil penelitian dengan kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley permaianan sepak bola sebesar 45.9% berarti kontribusi yang sangat kuat akan menghasilkan kemampuan tendangan volley yang baik, dan sebaliknya apabila kontribusi

31

kekuatan otot tungkai yang rendah akan menghasilkan kualitas tendangan yang rendah. Selain factor kekuatan otot tungkai yang dapat mempengaruhi kemampuan tendangan volley dalam permainan sepak bola kelas VIIi Olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci, juga ada factor lain yang perlu mendapat perhatian dari pelatih atau guru olahraga terhadap prestasi di bidang sepakbola adalah sebagai berikut. 1. Latihan teknik yaitu menekankan pada penguasaan teknik dasar secara keseluruhan yang bertujuan mengembangkan kebiasaan gerak motoric, sehingga dapat merubah gerakan-gerakan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan volley 2. Latihan mengenal dan penguasaan alat, sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga lebih mudah menyesuaikan diri 3. Latihan mental dan teknik-teknik tendangan volley agar lebih cepat penguasaan gerak kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley.

32

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data, interpretasi hasil penelitian yang dilakukan maka kesimpulan penelitian sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan volley permainan sepak bola kelas VIIi Olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci 2. Terdapat kontribusi kekuatan otot tungkai sebesar 45.9% terhadap kemampuan tendangan volley permainan sepak bola kelas VIIi Olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci. 3.2. Saran 1. Untuk mendapat kemampuan tendangan volley yang baik, para pemain hendaknya melakukan latihan-latihan tendangan volley secara

sistematis dan terprogram dengan baik. 2. Selain factor kekuatan otot tungkai, perlu juga latihan fisik lain, seperti kecepatan kontraksi, data tahan dan koordinasi gerak untuk

mendapatkan tendangan volley secara maksimal. 3. Kepada peltih atau guru olahraga agar dapat memperhatikan program latihan yang dibuat lebih sistematis.

33

Lampiran.1 Hasil tes kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan volley kelas VIIi Olahraga permainan sepak bola SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci. No Nama Tes Kekuatan Otot Tungkai (x) 66 70 65 57 67 64 72 55 51 57 65 56 53 58 67 59 58 69 65 57 66 61 Tes Tendangan Voleey (y) 60 60 60 3 60 4 60 3 2 4 4 3 3 4 60 4 4 60 60 4 60 4

1 M.ZAINUDIN 2 RENALDIYANTO 3 WAHYU EKO.G 4 ROHID HABIBI 5 DIRGA INKA 6 BENI SAPUTRA 7 ERWIN ALIANSYAH 8 M.RISKI 9 JIMMI ROHIM 10 SAIFUL 11 JEKI HIDAYAT 12 ARDIANSYAH 13 TAAT PRIANTO 14 AL IRSAD 15 T.AFRIZAL 16 INS MAULANA 17 M.FAIZ 18 M.RIDHO 19 HARI 20 AMIKA YUDA 21 RANDI HANDIKA 22 HENRY Sumber : Data Olahan, 2012

34

Lampiran 2. Skor-skor kekuatan otot tungkai dan kemampuan tending volley permainan sepakbola kelas VIIi olahraga SMP Negeri 1 Pangkalan Kerinci. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 x 66 70 65 57 67 64 72 55 51 57 65 56 53 58 67 59 58 69 65 57 66 61 x = 13.58 y 60 60 60 3 60 4 60 3 2 4 4 3 3 4 60 4 4 60 60 4 60 4 y = 586 xy 3960 4200 3900 171 4020 256 4320 165 102 228 260 168 159 232 4020 236 232 4140 3900 228 2960 244 xy = 39221 X2 4356 4900 4225 3249 4489 4096 5184 3025 2601 3249 4225 3136 2809 3364 4489 3481 3364 4761 4225 3249 4356 3721 x2 = 84.554 Y2 3600 3600 3600 9 3600 16 3600 9 4 16 16 9 9 16 3600 16 16 3600 3600 16 3600 16 y2 = 46.968

Sumber : Data Olahan 2012