Skenario Kasus Luka Berat Finish

Post on 31-Oct-2014

129 views 5 download

Transcript of Skenario Kasus Luka Berat Finish

SKENARIO KASUS LUKA BERAT

Perkelahian antara andi dan anton ternyata berlanjut ke meja hijau. Andi yang bekerja

sebagai pragawan merasa sangat dirugikan oleh anton. Cerita bermula dari pemukulan

yang dilakukan anton menggunakan sepotong kayu tepat di pipi kanan dan dahi andi.

Meskipun luka robek yang terjadi akibat kekerasan tersebut telah mendapat perawatan,

namun jaringan parut yang tersisa menimbulkan masalah dikemudian hari. Andi merasa

separuh hidupnya sudah tidak akan punya arti lagi seperti semula. Sangat bisa dimaklumi,

produser mana yang mau menerima andi sebagai peragawan kalau mukanya tidak layak

lagi. Setelah berkonsultasi dengan pengacaranya, andi memutuskan untuk memperkarai

masalah perkelahiannya ke proses pengadilan. Penyidik memulai memanggil para saksi

dan meminta rekam media di rumah sakit.

Pertanyaan:

c. Apakah dokter yang merawat Andi dapat dijadikan saksi? Berikan contoh keterangan

saksi yang dapat diungkapkan dokter pada kasus di atas!

d. Apakah dokter yang merawat Andi dapat dijadikan ahli? Berikan contoh keterangan

ahli secara lisan yang diberikan oleh dokter pada kasus tersebut!

e. Buatlah pemberitaan dan kesimpulan visum et repertum pada kasus perlukaan di atas!

Perhatikan Pasal 90 KUHP!

Jawab:

c. Iya, dokter tersebut dapat dijadikan saksi karena dokter tersebut secara langsung

melihat, mengamati dan melakukan tindakan kepada korban. Contoh keterangan saksi

yang dapat diungkapkan dokter pada kasus di atas:

“ditemukan luka terbuka di pipi kanan dan dahi korban dengan ciri-ciri tepi tidak rata,

memar dan lecet disekitar luka, terdapat jembatan jaringan, dan akar rambut tidak

tepotong, kemudian dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur hingga lukanya

merapat.

d. Iya, dokter tersebut dapat dijadikan ahli karena dokter tersebut memiliki keterampilan

khusus dalam memeriksa dan merawat korban, contoh keterangan ahli secara lisan

yang diberikan oleh dokter pada kasus tersebut:

“ditemukan luka terbuka di pipi kanan dan dahi korban dengan ciri-ciri tepi tidak rata,

memar dan lecet disekitar luka, terdapat jembatan jaringan, dan akar rambut tidak

tepotong. Luka tersebut ditimbulkan oleh kekerasan benda tumpul. Kemudian

dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur, yaitu luka dibersihkan dengan

menggunakan air yang steril, lalu luka dirapikan tepinya dan kemudian luka tersebut

dijahit hingga merapat. Namun pada akhirnya, luka tersebut akan membekas sebagai

jaringan parut”.

e. Pemberitaan dan kesimpulan Visum Et Repertum pada korban hidup:

Pemberitaan memuat semua keterangan pemeriksaan yang terdiri dari:

1. Fakta awal pemeriksaan : Keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan

luka/penyakit, panatalaksanaan luka/penyakit.

2. Fakta selama perawatan : idem

3. Fakta akhir perawatan : idem

Contoh pemberitaan:

“Pada awal pemerikasaan orang tersebut, saya temukan seorang laki-laki, usia

kurang lebih dua puluh empat tahun, berat tujuh puluh kilogram dengan status

gizi baik, tampak sadarkan diri.

Pada orang tersebut ditemukan luka terbuka di pipi kanan dan dahi kiri. Pada luka

di pipi kanan, ujung pertamanya terletak tiga sentimeter sebelah kanan garis

tengah tubuh dan tujuh sentimeter di bawah garis mendatar yang melewati

pertengahan kedua mata. Sedangkan ujung kedua terletak sepuluh sentimeter

sebelah kanan garis tengah tubuh dan tiga sentimeter di bawah garis mendatar

yang melewati pertengahan kedua mata. Pada luka di dahi kiri, ujung pertamanya

terletak dua sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh dan tiga sentimeter di atas

garis mendatar yang melewati pertengahan kedua mata. Sedangkan ujung kedua

terletak enam sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh dan enam sentimeter di

atas garis mendatar yang melewati pertengahan kedua mata.

Ukuran luka pada pipi kanan sebelum ditautkan, panjang delapan koma enam

sentimeter, lebar tiga sentimeter. Ketika dirapatkan panjang luka menjadi delapan

koma sembilan sentimeter. Sedangkan ukuran luka pada dahi kiri sebelum

ditautkan, panjang lima sentimeter, lebar dua sentimeter. Ketika dirapatkan

panjang luka menjadi lima koma tiga sentimeter. Kedua luka tersebut memiliki

tepi yang tidak rata, terdapat memar dan lecet disekitar luka, adanya jembatan

jaringan pada luka, dan akar rambut tidak tepotong.

Selama perawatan, keadaan umum dan tanda vital orang tersebut masih seperti

keadaan saat awal pemeriksaan. Pada orang tersebut dilakukan perawatan sesuai

dengan prosedur, yaitu luka dibersihkan dengan menggunakan air yang steril, lalu

luka dirapikan tepinya dan kemudian luka tersebut dijahit hingga merapat. Namun

pada akhirnya, luka tersebut akan membekas sebagai jaringan parut”.

Bagian kesimpulan berisi pendapat dokter terhadap hasil pemeriksaan, berisikan:

1. Identitas korban

2. Jenis luka : Luka robek

3. Jenis kekerasan dan alat penyebab : Kekerasan benda tumpul/pukulan dengan

menggunakan sepotong kayu.

4. kualifikasi luka : Luka berat (Pasal 90 KUHP).

Contoh kesimpulan:

“Dari fakta-fakta yang ditemukan dari pemerikasaan orang tersebut, maka saya

simpulkan bahwa telah diperiksa seorang laki-laki, usia kurang lebih dua puluh

empat tahun, berat lima puluh kilogram dengan status gizi baik, tampak sadarkan

diri. Pada orang tersebut ditemukan luka robek di pipi kanan dan dahi akibat

kekerasan benda tumpul atau akibat pukulan dengan menggunakan sepotong

kayu. Luka tersebut akhirnya meninggalkan jaringan parut. Keadaan ini

menyebabkan orang tersebut tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan

pekerjaan yang merupakan mata pencahariannya.

Pasal 90 KUHP, Luka berat berarti:

jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

yang merupakan mata pencariannya;

kehilangan salah satu pancaindera;

mendapat cacat berat;

menderita sakit lumpuh;

terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;

gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.