Post on 31-Oct-2014
SKENARIO KASUS LUKA BERAT
Perkelahian antara andi dan anton ternyata berlanjut ke meja hijau. Andi yang bekerja
sebagai pragawan merasa sangat dirugikan oleh anton. Cerita bermula dari pemukulan
yang dilakukan anton menggunakan sepotong kayu tepat di pipi kanan dan dahi andi.
Meskipun luka robek yang terjadi akibat kekerasan tersebut telah mendapat perawatan,
namun jaringan parut yang tersisa menimbulkan masalah dikemudian hari. Andi merasa
separuh hidupnya sudah tidak akan punya arti lagi seperti semula. Sangat bisa dimaklumi,
produser mana yang mau menerima andi sebagai peragawan kalau mukanya tidak layak
lagi. Setelah berkonsultasi dengan pengacaranya, andi memutuskan untuk memperkarai
masalah perkelahiannya ke proses pengadilan. Penyidik memulai memanggil para saksi
dan meminta rekam media di rumah sakit.
Pertanyaan:
c. Apakah dokter yang merawat Andi dapat dijadikan saksi? Berikan contoh keterangan
saksi yang dapat diungkapkan dokter pada kasus di atas!
d. Apakah dokter yang merawat Andi dapat dijadikan ahli? Berikan contoh keterangan
ahli secara lisan yang diberikan oleh dokter pada kasus tersebut!
e. Buatlah pemberitaan dan kesimpulan visum et repertum pada kasus perlukaan di atas!
Perhatikan Pasal 90 KUHP!
Jawab:
c. Iya, dokter tersebut dapat dijadikan saksi karena dokter tersebut secara langsung
melihat, mengamati dan melakukan tindakan kepada korban. Contoh keterangan saksi
yang dapat diungkapkan dokter pada kasus di atas:
“ditemukan luka terbuka di pipi kanan dan dahi korban dengan ciri-ciri tepi tidak rata,
memar dan lecet disekitar luka, terdapat jembatan jaringan, dan akar rambut tidak
tepotong, kemudian dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur hingga lukanya
merapat.
d. Iya, dokter tersebut dapat dijadikan ahli karena dokter tersebut memiliki keterampilan
khusus dalam memeriksa dan merawat korban, contoh keterangan ahli secara lisan
yang diberikan oleh dokter pada kasus tersebut:
“ditemukan luka terbuka di pipi kanan dan dahi korban dengan ciri-ciri tepi tidak rata,
memar dan lecet disekitar luka, terdapat jembatan jaringan, dan akar rambut tidak
tepotong. Luka tersebut ditimbulkan oleh kekerasan benda tumpul. Kemudian
dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur, yaitu luka dibersihkan dengan
menggunakan air yang steril, lalu luka dirapikan tepinya dan kemudian luka tersebut
dijahit hingga merapat. Namun pada akhirnya, luka tersebut akan membekas sebagai
jaringan parut”.
e. Pemberitaan dan kesimpulan Visum Et Repertum pada korban hidup:
Pemberitaan memuat semua keterangan pemeriksaan yang terdiri dari:
1. Fakta awal pemeriksaan : Keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan
luka/penyakit, panatalaksanaan luka/penyakit.
2. Fakta selama perawatan : idem
3. Fakta akhir perawatan : idem
Contoh pemberitaan:
“Pada awal pemerikasaan orang tersebut, saya temukan seorang laki-laki, usia
kurang lebih dua puluh empat tahun, berat tujuh puluh kilogram dengan status
gizi baik, tampak sadarkan diri.
Pada orang tersebut ditemukan luka terbuka di pipi kanan dan dahi kiri. Pada luka
di pipi kanan, ujung pertamanya terletak tiga sentimeter sebelah kanan garis
tengah tubuh dan tujuh sentimeter di bawah garis mendatar yang melewati
pertengahan kedua mata. Sedangkan ujung kedua terletak sepuluh sentimeter
sebelah kanan garis tengah tubuh dan tiga sentimeter di bawah garis mendatar
yang melewati pertengahan kedua mata. Pada luka di dahi kiri, ujung pertamanya
terletak dua sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh dan tiga sentimeter di atas
garis mendatar yang melewati pertengahan kedua mata. Sedangkan ujung kedua
terletak enam sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh dan enam sentimeter di
atas garis mendatar yang melewati pertengahan kedua mata.
Ukuran luka pada pipi kanan sebelum ditautkan, panjang delapan koma enam
sentimeter, lebar tiga sentimeter. Ketika dirapatkan panjang luka menjadi delapan
koma sembilan sentimeter. Sedangkan ukuran luka pada dahi kiri sebelum
ditautkan, panjang lima sentimeter, lebar dua sentimeter. Ketika dirapatkan
panjang luka menjadi lima koma tiga sentimeter. Kedua luka tersebut memiliki
tepi yang tidak rata, terdapat memar dan lecet disekitar luka, adanya jembatan
jaringan pada luka, dan akar rambut tidak tepotong.
Selama perawatan, keadaan umum dan tanda vital orang tersebut masih seperti
keadaan saat awal pemeriksaan. Pada orang tersebut dilakukan perawatan sesuai
dengan prosedur, yaitu luka dibersihkan dengan menggunakan air yang steril, lalu
luka dirapikan tepinya dan kemudian luka tersebut dijahit hingga merapat. Namun
pada akhirnya, luka tersebut akan membekas sebagai jaringan parut”.
Bagian kesimpulan berisi pendapat dokter terhadap hasil pemeriksaan, berisikan:
1. Identitas korban
2. Jenis luka : Luka robek
3. Jenis kekerasan dan alat penyebab : Kekerasan benda tumpul/pukulan dengan
menggunakan sepotong kayu.
4. kualifikasi luka : Luka berat (Pasal 90 KUHP).
Contoh kesimpulan:
“Dari fakta-fakta yang ditemukan dari pemerikasaan orang tersebut, maka saya
simpulkan bahwa telah diperiksa seorang laki-laki, usia kurang lebih dua puluh
empat tahun, berat lima puluh kilogram dengan status gizi baik, tampak sadarkan
diri. Pada orang tersebut ditemukan luka robek di pipi kanan dan dahi akibat
kekerasan benda tumpul atau akibat pukulan dengan menggunakan sepotong
kayu. Luka tersebut akhirnya meninggalkan jaringan parut. Keadaan ini
menyebabkan orang tersebut tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan
pekerjaan yang merupakan mata pencahariannya.
Pasal 90 KUHP, Luka berat berarti:
jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
yang merupakan mata pencariannya;
kehilangan salah satu pancaindera;
mendapat cacat berat;
menderita sakit lumpuh;
terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.