Post on 30-Jun-2015
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 9 :1. ADRIAN CHRISTO INDRAMAN2. AGUS DARMAWAN JAMAL3. RESKI APRILIA
Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi
1. Memiliki masa kerja terbatas2. Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar3. Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour)
yang berpendidikan relatif rendah4. Memiliki intensitas kerja yang tinggi
K3 DAN ASPEK HUKUM
4. Memiliki intensitas kerja yang tinggi5. Bersifat multidisiplin dan multi crafts
Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya
6. Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja)
Klasifikasi Proyek Konstruksi
1. Proyek Konstruksi Bangunan Gedumg (Building Construction)
Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan sebagainya. Dari segi biaya dan teknologi terdiri dari yg berskala rendah, menengah, dan tinggi.
K3 DAN ASPEK HUKUM
rendah, menengah, dan tinggi.
2. Proyek Bangunan Perumahan (Residential Construction/Real Estate)
Proyek pembangunan ini dari rumah yang sangat sederhana sampai rumah mewah, dan rumah susun. Di Indonesia pengawasan di bawah Sub Dinas Cipta Karya.
Klasifikasi Proyek Konstruksi
3. Proyek Konstruksi Teknik Sipil/Proyek
Umumnya proyek yang masuk jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat infrastruktur seperti proyek bendungan, proyek jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan, dan lain-lain.
K3 DAN ASPEK HUKUM
dan lain-lain.
4. Proyek Konstruksi Industri (Insustrial Construction)
Proyek konstruksi yang termasuk dalam jenis ini biasanya proyek industri yang membutuhkan spesifikasi dari persyaratan khusus seperti untuk kilang minyak, industri berat, industri dasar, pertambangan, nuklir dan sebagainya.
Jenis Bahaya Konstruksi
1. TerbenturKecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak atau ditampar sesuatu yang bergerak.
2. MembenturKecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak terkena atau bersentuhan dengan beberapa objek.
K3 DAN ASPEK HUKUM
atau bersentuhan dengan beberapa objek.
3. Terperangkap (caught in, caught on, caught between)Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki pekerja tersangkut diantara papan-papan yang patah di lantai. Contoh dari caught on adalah kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja terkena pagar kawat. Sedangkan contoh dari caught between adalah kecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki dari pekerja tersangkut bagian mesin yang bergerak.
Jenis Bahaya Konstruksi4. Jatuh dari ketinggianKecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.5. Jatuh dari ketinggian yang samaBeberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa tergelincir, tersandung, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.6. Pekerjaan yang terlalu beratKecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan
K3 DAN ASPEK HUKUM
Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan pekerja seperti mengangkat, menaikkan, menarik benda atau material yang dilakukan diluar batas kemampuan.7. Terkena aliran listrikLuka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhan anggota badan dengan alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.8. TerbakarKondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak dengan percikan bunga api, atau dengan zat kimia yang panas.
Sebab Kecelakaan Konstruksi
1. Faktor ManusiaSangat dominan dilingkungan konstruksi.Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda.Pengetahuan tentang keselamatan rendah.Perlu penanganan khusus
K3 DAN ASPEK HUKUM
Pencegahan :
Pemilihan Tenaga KerjaPelatihan sebelum mulai kerjaPembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung
Sebab Kecelakaan Konstruksi
2. Faktor Lingkungan
Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya suara bising yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja.Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja,
K3 DAN ASPEK HUKUM
Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan efektivitas kerja.Cuaca (panas, hujan)
Pencegahan:Dianjurkannya menggunakan penutup telinga dan masker pada pekerja.
Sebab Kecelakaan Konstruksi
3. Faktor Teknis Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat, penggalian, pembangunan, pengangkutan dan sebagainya.Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan (substandards condition).
K3 DAN ASPEK HUKUM
memenuhi standar keselamatan (substandards condition).
Pencegahan:Perencanaan Kerja yang baikPemeliharaan dan perawatan peralatanPengawasan dan pengujian peralatan kerjaPenggunaan metoda dan teknik konstruksi yang amanPenerapan Sistim Manajemen Mutu
Strategi Penerapan K3 diProyek Konstruksi
1. Kebijakan K32. Administratif dan Prosedur3. Identifikasi Bahaya4. Project Safety Review5. Pembinaan dan Pelatihan
K3 DAN ASPEK HUKUM
5. Pembinaan dan Pelatihan6. Safety Committee (Panitia Pembina K3)7. Promosi K38. Safe Working Practices9. Sistem Ijin Kerja10. Safety Inspection
Strategi Penerapan K3 diProyek Konstruksi
11. Equipment Inspection12. Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)13. Keselamatan Transportasi14. Pengelolaan Lingkungan15. Pengelolaan Limbah dan B3
K3 DAN ASPEK HUKUM
15. Pengelolaan Limbah dan B316. Keadaan Darurat17. Accident Investigation and Reporting System18. Audit K3
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Penanganan masalah kecelakaan kerja juga didukung oleh adanya UUNo. 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Berdasarkan UU ini,jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) adalah perlindungan bagitenaga kerja dalam bentuk santunan uang sebagai pengganti sebagianpenghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibatdari suatu peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
K3 DAN ASPEK HUKUM
dari suatu peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerjaberupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, tua dan meninggaldunia. Jamsostek kemudian diatur lebih lanjut melalui PP No. 14/1993mengenai penyelenggaraan jamsostek di Indonesia. Kemudian, PP inidiperjelas lagi dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-05/MEN/1993, yang menunjuk PT. ASTEK (sekarang menjadi PT.Jamsostek), sebagai sebuah badan (satu-satunya) penyelenggarajamsostek secara nasional.
Alat Pelindung Diri
1. Kaca mata pengamanan
2. Pelindung Wajah
3. Masker
2. Safety Shoes
K3 DAN ASPEK HUKUM
2. Pelindung Wajah 2. Safety Shoes
Alat Pelindung Diri
Perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiridan orang di sekelilingnya.Adapun bentuk peralatan dari alat pelindung:
1.Safety helmet 2. Safety belt 3. Penutup telinga
K3 DAN ASPEK HUKUM
1.Safety helmet 2. Safety belt 3. Penutup telinga
PENUTUP
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Masih kurangnya pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dari para pekerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.
K3 DAN ASPEK HUKUM
kesehatan kerja.2. Dengan adanya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja dapat sedikit terhindar dari kecelakaan dan penyakit kerja.Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada dapat dikatakan belum terealisasikan dengan baik.3. Menghindarkan setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerjadengan melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan, pengawasandan inspeksi, untuk memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja
SARAN
1. Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa aman dan nyaman.
K3 DAN ASPEK HUKUM
2. Perusahaan harus lebih lagi mensosialisasi- kan program K3 untuk meningkatkan dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan komitmen pekerja terhadap perusahaan.
PENUTUP
K3 DAN ASPEK HUKUM