Post on 20-Nov-2014
description
Shop ‘till you drop
(?)Sekilas Tentang
Consumen Behavior
Arum Martikasari003
Reza Mehdi005
Riset sederhanaMelakukan pengamatan dan
mengajukan beberapa pertanyaan praktik konsumsi
(berbelanja/shopping) beberapa orang terdekat untuk melihat
kebiasaan mereka.
Berikut beberapa pertanyaan yang kami ajukan:
• Apakah makna kegiatan tersebut (berbelanja/shooping) selain sekedar membeli barang/produk buat mereka? Jelaskan.
• Apakah praktik konsumsi yang mereka lakukan memberi pengalaman khusus? Jelaskan.
• Apakah berkunjung ke tempat-tempat belanja memberikan pengalaman khusus bagi mereka? Seperti apa pengalaman itu? Jelaskan.
• Bagaimana pendapat anda jika di kaitkan dengan budaya konsumen?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian kami kembangkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:1.Apa arti shopping buat kamu?2.Shopping itu kebutuhan atau
hiburan?3.Apa alasan kamu shopping?4.Dengan siapa kamu biasanya
melakukan kegiatan shopping? Kenapa?
5.Apa yang biasa kamu beli ketika shopping?
6.Apa perttimbangan kamu ketika membeli sebuah barang?
7.Apa referensi kamu dalm shopping?
8. Apakah iklan mempengaruhi pemilihan (preferensi) kamu saat shopping?
9. Apakah punya budget khusus untuk shopping?
10.Berapa kali dalam sebulan kamu lakukan kegiatan shopping?
11.Apakah shopping memberikan pengalaman khusus?
12.Dimana kalian biasa shopping13.Apakah tempat-tempat shopping
yang kamu datangi membawa pengalaman khusus/menarik?
14.Apakah kamu pernah berbelanja karena terpaksa? Kenapa?
15.Apakah kamu berbelanja ke toko/tempat tertentu saja? Kenapa?
16.Apa yang kamu rasakan bila meninggalkan jadwal belanja?
17.Apakah barang yangyang kamu beli sudah pernah kamu miliki? Kenapa membeli lebih dari satu?
18.Seberapa sering kamu menggunakan barang yang dibelanjakan?
19.Apakah barang yang kamu beli mempermudah hidup?
20.Apakah kamu selalu memperhatikan kualitas dalam berbelanja?
Berikut kesimpulan yang kami dapatkan dari pengajuan
pertanyaan tersebut:
1.Arti shopping buat sebagian orang adalah belanja itu sendiri untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sebagian lain juga menyebutkan bahwa shopping itu bisa menghilangkan kejenuhan, apalagi kalau banyak diskonan.
2.Shopping itu kebutuhan dan hiburan.
3.Alasan Shopping adalah untuk memenuhi kebutuhan barang yang diperlukan serta untuk kegiatan refreshing membelanjakan uangnya.
3.Shopping dilakukan bersama teman, saudara, serta ibu yang sesuai dengan selera dalam berbelanja.
4.Belanja baju, kebutuhan sembako, sampai aksesoris menjadi aktivitas yang sering dilakukan.
5.Pertimbangan saat shopping adalah harga barang, kualitas barang, fungsi/kegunaan, merk, serta suka atau tidak suka terhadap barang tersebut.
6. Pertimbangan saat shopping adalah harga barang, kualitas barang, fungsi/kegunaan, merk, serta suka atau tidak suka terhadap barang tersebut.
7. Referensi dalam berbelanja diantaranya dari teman sendiri, majalah, internet, video klip music serta film.
8. Iklan di media massa tidak terlalu berpengaruh dalam memilih barang belanjaan sebagai referensi untuk memutuskan apa yang akan dibelanjakan, namun terkadang beberasa saja masih menjadi pertimbangan.
9.Tidak ada budget khusus untuk membeli barang belanjaan, karena sudah disesuaikan dengan penghasilan dan keperluan masing-masing.
10. Belanja tidak menentukan kapan waktunya secara rutinitas, karena disesuaikan ddengan kebutuhan pada saat itu.
11. Sebagian orang pernah mengalami pengalaman khusus/menarik saat berbelanja diantaranya saat berbelanja barang itu terlihat baik, dan saat dipakai ternyata barang itu tidak cocok baik dari kualitas, kebutuhan yang tidak terlalu mendesak, bahkan saat menemukan barang yang sama di tempat lain ternyata harga di tempat lain itu jauh lebih murah dengan kualitas yang sama.
12. Belanja menyesuaikan jenis barang apa yang akan di beli. Kalau membeli peralatan sembako di tempat tradisional daripada di supermarket karena harga yang lebih terjangkau. Membeli pakaian mayoritas orang lebih percaya membeli di mal, butik, maupun distro.
13. Shopping karena terpaksa juga pernah dilakukan seseorang karena kebutuhan atau keinginan yang mendesak. Kebutuhan yang mendesak di saat anggota keluarga ada yang sakit dan harus dirawat di rumah sakit sampai biaya pengobatan, maka orang tersebut harus membelanjakan sebagian uangnya untuk memenuhi kebutuhan. Blanja terpaksa karena keinginan juga pernah dilakukan karena khawatir barang yang diinginkan tidak ada lagi di waktu mendatang.
14.Berbelanja jenis tertentu di tempat yang sudah menjadi langganan karena sudah paham dengan kondisi barang yang dibutuhkan maupun diinginkan.
15.Berbelanja barang dengan jenis yang sama dan memiliki lebih dari satu supaya dapat dipakai bergantian.
Kemudian simpulan hasil pertanyaan tersebut coba
kami kaitkan dengan konsep Budaya Konsumen dan
Perilaku Konsumen sebagai berikut:
Budaya konsumen adalah suatu tatanan sosial dimana perilaku menjual dan membeli
barang dan jasa dipandang bukan lagi
hanya sebagai perilaku sehari-hari yang sudah
biasa dikerjakan masyarakat, tetapi
lebih dari itu, sebagai sebuah pengaturan
sosial mengenai tanda dan makna.
Budaya Konsumen juga dapat diartikan pula sebagai budaya-budaya yang dilakukan oleh
seorang konsumen.
Budaya konsumen pada dasarnya merupakan cara berfikir atau memandang seseorang yang kemudian menginternalisasi dalam
kehidupannya karena dibiasakan yang akhirnya
populer dan menjadi budaya massa.
Lebih jauh lagi, untuk melihat pola budaya konsemen ini, dapat kita tilik dari perilaku
konsumen-nya (consumer behavior)
Menurut George E. Belch &Michael A. Belch (2010),
perilaku konsumen (consumer behavior) adalah proses dan kegiatan yang terlibat ketika
orang mencari, memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi
membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka.
a. Konsumen Individu, pilihan merek dipengaruhi oleh:1.Kebutuhan konsumen,2.Persepsi atas karakteristik merek, dan3.Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan
merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
b. Pengaruh Lingkungan, lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh:
1.Budaya Kelas sosial 2.Grup tatap muka 3.Faktor menentukan
yang situasional
c. Marketing strategy, merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam
1.Memberitahu dan mempengaruhi konsumen
2.Barang,3.Harga,4.Periklanan dan5.Distribusi produk
Proses Keputusan Konsumen
Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang terdorong untuk memenuhi kebetuhan tertentu pada waktu tertentu.
Menurut Maslow kebutuhan manusia
tersusun dalam hierarki, dari yang paling
mendesak sampai yang paling kurang
mendesak.Beberapa kebutuhan bersifat biogenis (muncul dari tekanan biologis) dan lainnya bersifat psikogenis (muncul dari tekanan psikologis).
Teori PsikoanalisisSigmun Freud (1856-1939) berasumsi bahwa
kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari
(subconscious) dan bahwa seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh.
Jan Callebaut mengusung pendekatan “penetapan posisi motivasional (motivational positioning) untuk bahwa merk sebuah barang mampu menjadi sekumpulan motif yang unik dalam diri konsumen.
Teori Herzberg (Fredrick Herzberg)
Herzberg mengembangkan ‘teori motivasi 2 faktor’ yang membedakan
antara faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan
(dissatisfier) dan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan (satisfier)
Ketidakberadaan dissatisfier tidaklah cukup; sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk memotivasi suatu pembelian.
Dampak Budaya Konsumen
KonsumerismeHedonisme
Kapitalis
• http://andinadwifatma.blogspot.com/2010/11/makna-iklan-dalam-budaya-konsumen.html
• http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/05/17/budaya-konsumen/