Post on 14-Aug-2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Bukit Jimbaran merupakan daerah dengan suhu yang tinggi dan
struktur geologi tanah yang berkapur dan bersifat basa. Vegetasi yang mampu
bertahan dengan kondisi ini salah satunya adalah vegetasi semak. Semak merupakan
tanaman berkayu dengan ketinggian 0,1-3m, memiliki batang yang tidak berair dan
habitatnya bersifat kosmopolit (Anonim, 2009a). Semak dapat dibedakan dengan
pohon yaitu dilihat dari cabangnya. Semak memiliki cabang yang banyak
dibandingkan dengan pohon.
Untuk mengetahui penyebaran vegetasi semak pada daerah terbuka dan
daerah naungan (canopy) maka perlu dilakukan analisis vegetasi. Analisis vegetasi
adalah suatu kumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis (biasanya)
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Analisa vegetasi merupakan cara mempelajari
susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan (Anonim,2009b). Analisis vegetasi yang perlu dilakukan adalah analisis
vegetasi semak dengan menerapkan parameter-parameter vegetasi antara lain,
frekuensi (kekerapan), densitas (kerapatan), dominansi, frekuensi relatif, densitas
relatif, dominansi relatif, nilai penting, indeks diversitas, indeks similaritas dan pola
penyebaran jenis. Analisis vegetasi ini menggunakan metode kuadrat secara acak
atau random. Jenis kuadrat yang digunakan adalah list kuadrat, yaitu dengan
menghitung semua spesies yang ada dalam plot/kuadrat. Dimana digunakan 6 plot,
dengan masing-masing plot berukuran 5 m x 5 m dengan mengamati jenis tanaman,
jumlah jenis, jumlah individu, dalam plot dan luas penutup (crown cover).
Untuk menghitung vegetasi di dalam plot, digunakan ketentuan bahwa
individu-individu yang ada dalam batas plot akan dihitung satu individu jika lebih
dari setengah bagian dari tanaman tersebut berada di dalam plot dan tumbuhan yang
membentuk kelompok atau rumpun, maka satu kelompok atau satu rumpun akan
dihitung sebagai satu individu (Sundra, 2006).
1
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui penyebaran vegetasi semak pada daerah terbuka dan
daerah naungan (canopy), dengan menerapkan parameter-parameter vegetasi antara
lain : Frekuensi (kekerapan), Densitas (kerapatan), Dominasi, Frekuensi Relatif,
Densitas Relatif, Dominansi Relatif, Nilai Penting (Importance value), Indeks
Diversitas, Indeks Similaritas dan Pola Penyebaran Jenis.
1.3 Manfaat
Berdasarkan hasil praktikum dan studi pustaka dapat diinformasikan tentang
penyebaran vegetasi semak pada daerah terbuka dan daerah naungan (canopy), serta
jenis-jenis semak yang tumbuh pada daerah Bukit, Jimbaran dengan menerapkan
parameter-parameter vegetasi antara lain : Frekuensi (kekerapan), Densitas
(kerapatan), Dominansi, Frekuensi Relatif, Densitas Relatif, Dominansi Relatif, Nilai
Penting (Importance Value), Indeks Diversitas, Indeks Similaritas dan Pola
Penyebaran Jenis.
2
II. MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum analisis vegetasi semak yaitu di kawasan Kampus
Universitas Udayana Bukit Jimbaran pada dua stasiun yaitu stasiun terbuka dan
stasiun ternaung (canopy).
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran, tali rafia, hard
board, kertas lotore yang sudah ditentukan absis (X) dan ordinat (Y), patok besi,
sasak (alat pengepres tumbuhan) dan alat-alat tulis.
Bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah jenis-jenis semak yang
terdapat di Bukit Jimbaran.
2.3 Cara Kerja
Pertama-tama ditentukan areal/stasiun penelitian, kemudian stasiun dibagi
menjadi dua lokasi yaitu daerah terbuka dan daerah ternaung (canopy). Untuk analisis
vegetasi semak digunakan metode kuadrat (Quadrat Sampling Technique) yang
dilakukan secara acak/random. Sistem pengacakan plot dilakukan dengan cara lotre
yaitu menggunakan kertas digulung yang sudah ditentukan jarak kedepan (X) dan
jarak ke samping (Y). Pada masing-masing lokasi baik lokasi terbuka maupun lokasi
ternaung dibuat masing – masing 6 plot, dengan ukuran plot semak = 5m x 5m.
Selanjutnya masing-masing plot dihitung dan dicatat jumlah jenis, jumlah
individu, luas penutup (crown cover) dengan rumus : CC =
Keterangan :
CC = Crown cover ( luas tajuk)
D1 = Diameter 1 ( Panjang penutup)
D2 = Diameter 2 (lebar penutup)
3
Setiap individu atau jenis yang belum diketahui namanya, dijadikan
herbarium untuk dideterminasi dengan menggunakan literatur atau atlas yang ada.
2.4 Analisis Hasil
Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dan ditentukan parameter-
parameter vegetasinya sebagai berikut :
a. Frekuensi = Jumlah kuadrat dari jenis yang ditemukan Jumlah plot yang diambil
b. Densitas = Jumlah individu suatu jenis Total area kuadrat
c. Dominansi = Luas penutupan (cover) suatu jenis
Total area kuadrat (luas daerah cuplikan)
d. Frekuensi Relatif = Frekuensi suatu jenis x 100% Total frekuensi seluruh jenis
e. Densitas Relatif = Densitas suatu jenis x 100% Total densitas seluruh jenis
f. Dominansi Relatif = Dominansi suatu jenis x 100% Total dominansi seluruh jenis
g. Nilai Penting = Frekuensi Relatif + Densitas Relatif + Dominansi Relatif
h. Indeks Diversitas dapat ditentukan dengan rumus :
Keterangan :
H = Indeks Diversitas ( indeks keanekaragaman jenis)
n1 = Nilai penting dari suatu jenis
N = Nilai penting dari seluruh jenis
i. Indeks Similaritas (I S)
Indeks Similaritas dapat ditentukan dengan rumus :
2W IS = X 100% A + B
4
Keterangan
I S : Indeks Similaritas = Indeks kesamaan jenis dari dua area/stasiun yang
berbeda
W : Jumlah jenis terkecil yang sama dari dua area yang berbeda
A : Jumlah jenis pada stasiun A
B : Jumlah jenis pada stasiun B
j. Pola Penyebaran Individu
Pola Penyebaran Individu suatu jenis dinyatakan dengan rumus :
Pola Penyebaran Jenis =
Keterangan :
X = Jumlah individu dari masing-masing jenis
N = Jumlah jenis
= Jumlah rata-rata dari jenis yang diketemukan
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan didapat grafik sebagai berikut :
Grafik 1. Jumlah Terdapat Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
2
4
1
2
3
1 1 1
3
1
2
1 1
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang
Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Jumlah Terdapat
Grafik 2. Jumlah Individu Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
2
106
1
7
1 1 1
46
2 2 1
5
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang
Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Jumlah Individu
Grafik 3. Crown Cover Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
21242.296
198612.065
18496.3663367.846
136012.289
33.166 551.266 86.546
164125.886
6973.204 13266.500176.625 4126.156
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Crown Cover (cm2)
6
Grafik 4. Frekuensi Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
0.333
0.666
0.166 0.166
0.500
0.166 0.166 0.166
0.500
0.166
0.333
0.166 0.166
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang
Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Frekuensi
Grafik 5. Densitas Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
0.333
1.6671.000
0.166 0.166 0.166 0.166 0.166
7.667
0.333 0.333 0.1660.833
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang
Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Densitas
Grafik 6. Dominansi Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
3540.383
33102.011
3082.728561.308
22668.715
5.528 91.878 14.424
27354.314
1162.2012211.083 29.438 687.693
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang
Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Dominansi
7
Grafik 7. Frekuensi Relatif Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
9.09
18.2
4.54 4.54
13.66
4.54 4.54 4.54
13.66
4.54
9.09
4.54 4.54
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Frekuensi Relatif
Grafik 8. Densitas Relatif Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
2.351
11.7717.061
1.1728.233
1.172 1.172 1.172
54.138
2.351 2.351 1.1725.882
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang
Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Densitas Relatif
Grafik 9. Dominansi Relatif Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
37.64635.029
3.2620.594
23.985
0.005 0.097 0.015
28.943
1.230 2.339 0.031 0.728
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Dominansi Relatif
8
Grafik 10. Nilai Penting Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
15.187
64.995
14.863
6.306
45.878
5.717 5.809 5.727
96.741
8.12113.780
5.74311.150
Gamal Kem Galing-galing
Terong Kopok-kopokan
Seg-sega Alang-alang
Bayam Indigosetasumatrana
Mimosagigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Nilai Penting
Grafik 11. Indeks Diversitas Jenis Semak di Daerah Terbuka Bukit Jimbaran
0.066 0.144 0.064 0.035 0.125 0.033 0.0332
51
0.158 0.042 0.0601 0.032 0.052
Gamal Kem Galing-
galing
Terong Kopok-
kopokan
Seg-sega Alang-alang Bayam Indigoseta
sumatrana
Mimosa
gigantea
Widuri Sikejut Meniran
Nama Jenis
Indeks Diversitas
Pola Penyebaran Semak Terbuka = 1,866
Pola Penyebaran Semak Tertutup = 1,428
Perhitungan Semak dilampirkan.
9
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan tentang analisis vegetasi semak di daerah
terbuka dan ternaung di kawasan Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran,
didapatkan 13 spesies semak untuk daerah terbuka yaitu Gamal (Gleresidia sepium),
Kem (Fleucortia rucam), Galing-galing, Terong (Solanum melongena), Kopok-
kopokan (Eupatorium inulifolium), Seg-sega, Alang-alang (Imperata cylindrica),
Bayam (Amaranthus spinosus), Indigoseta sumatrana, Mimosa gigantean, Widuri
(Calontropis gigantea), Sikejut (Mimosa pudica), dan Meniran. Sedangkan untuk
daerah ternaung ditemukan adanya Gamal (Gleresidia sepium), Jarak (Jatropha
curcas), Kem (Fleucortia rucam), dan Kopok-kopokan (Eupatorium inulifolium).
Pada daerah terbuka frekuensi kemunculan tertinggi yaitu pada spesies
Fleucortia rucam atau Kem, dan frekuensi terendah yaitu Galing-galing, Terong,
Seg-sega, Alang-alang, Bayam, Mimosa gigantean, Meniran, dan Sikejut. Frekuensi
terendah dengan nilai frekuensi 0,166 menandakan bahwa spesies-spesies tersebut
tingkat kemunculannya pada daerah Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran
sangat kecil. Untuk densitas (kerapatan) didapatkan nilai terbesar untuk jenis
Indigoseta sumatrana yakni sebesar 7,667. Hal itu berarti Indigoseta sumatrana
memiliki tingkat kerapatan yang terbesar dibandingkan jenis-jenis semak lainnya. Ini
didukung pula oleh nilai densitas relatif dari Indigoseta sumatrana yaitu sebesar
54,138 yang merupakan nilai densitas relatif paling tinggi.
Untuk dominansi didapatkan nilai terbesar 33102,011 untuk Kem (Fleucortia
rucam) sedangkan nilai terkecilnya adalah 5,528 untuk Seg-sega. Hal ini berarti luas
penutup untuk Kem (Fleucortia rucam) merupakan yang paling besar dari seluruh
plot dan Seg-sega memiliki luas penutup yang paling kecil dari seluruh plot (Anonim,
2009c). Dari hasil tersebut, maka didapatkan nilai dominansi relatif terbesar adalah
35,029 % dan nilai dominansi relatif terkecil adalah 0,005%.
Dari penjumlahan nilai frekuensi relatif, densitas relatif, dan dominansi relatif
maka, didapatkan jenis vegetasi semak yang memiliki nilai penting paling besar
adalah Indigoseta sumatrana dengan nilai penting sebesar 96,741 sedangkan jenis
10
vegetasi yang memiliki nilai penting paling kecil adalah Seg-sega dengan nilai
penting sebesar 5,717, hal itu menandakan jenis semak Indigoseta sumatrana
memiliki frekuensi relatif, densitas relatif, dan dominansi relatif yang besar
dibandingkan dengan jenis vegetasi semak pada tempat terbuka lainnya.
Sedangkan pada vegetasi semak tertutup terdapat 4 jenis vegetasi antara lain:
Gamal (Gleresidia sepium), Jarak (Jatropha curcas), Kem (Imperata cilindrica), dan
Kopok-kopokan (Eupatorium inulifolium). Frekuensi tertinggi diantara 4 jenis ini
adalah pada spesies Gamal (Gleresidia sepium) dan Jarak (Jatropha curcas),
sedangkan frekuensi terkecil adalah pada Kopok-kopokan (Eupatorium inulifolium).
Hal ini berarti pada vegetasi semak tertutup lebih sering dijumpai Gamal (Gleresidia
sepium) dan Jarak (Jatropha curcas) dibandingkan Kopok-kopokan (Eupatorium
inulifolium). Dan untuk dominansi dan densitas, Gamal (Gleresidia sepium) memiliki
nilai tertinggi dibandingkan dengan 3 spesies lainnya. Hal itu berarti Gamal
(Gleresedia sepium) memiliki jumlah individu terbanyak yang ditemui dalam 6 plot
Kopok-kopokan (Eupatorium inulifolium) memiliki jumlah individu yang paling
sedikit ditemukan di setiap plot dari keseluruhan 6 plot. Dari hasil tersebut, maka
didapatkan nilai densitas relatif terbesar adalah 75,199% dan densitas relatif terkecil
adalah 3,005%.
Dari penjumlahan frekuensi relatif, densitas relatif, dan dominansi relatif,
maka didapatkan jenis vegetasi semak pada daerah ternaung yang memiliki nilai
penting paling besar adalah Gamal (Gleresedia sepium) dengan nilai penting sebesar
199,203 sedangkan jenis vegetasi yang memiliki nilai penting paling kecil adalah
Kopok-kopokan (Eupatorium inulifolium) dengan nilai penting sebesar 16,992. Hal
itu menandakan jenis semak Gamal (Gleresedia sepium) memiliki frekuensi relatif,
densitas relatif, dan dominansi relatif yang besar dibandingkan dengan jenis vegetasi
semak pada tempat tertutup lainnya. Pola penyebaran jenis vegetasi semak di daerah
terbuka dan tertutup di bukit Jimbaran lebih dari satu yaitu 1,866 dan 1,428 yang
berarti pola penyebaran vegetasinya bersifat mengelompok. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan karena hanya semak jenis-jenis tertentu yang mampu
11
beradaptasi terhadap lingkungan yang ekstrim dan kurang menguntungkan seperti di
daerah bukit yang bersuhu panas dan sumber air yang sedikit. Disamping itu faktor
fisiologis dari tumbuhan semak juga berpengaruh terhadap penyebaran tumbuhan
semak.
12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Frekuensi, densitas, dominansi, frekuensi relatif, densitas relatif dan
dominansi relatif pada semak daerah terbuka yang paling besar adalah Kem
(Fleucortia rucam), dan yang paling kecil adalah Galing-galing, Terong, Seg-
sega, Alang-alang, Bayam, Mimosa gigantean, Meniran, dan Sikejut.
2. Frekuensi, densitas, dominansi, frekuensi relatif, densitas relatif dan
dominansi relatif pada semak daerah ternaung yang paling besar adalah
Gamal (Gleresidia sepium) dan yang paling kecil adalah Kopok-kopokan
(Eupatorium inulifolium).
3. Nilai penting terbesar untuk semak di daerah terbuka adalah Indigoseta
sumatrana dengan nilai penting sebesar 96,741 sedangkan jenis vegetasi yang
memiliki nilai penting paling kecil adalah Seg-sega dengan nilai penting
sebesar 5,717.
4. Nilai penting terbesar untuk semak di daerah ternaung adalah Gamal
(Gleresedia sepium) dengan nilai penting sebesar 199,203 sedangkan jenis
vegetasi yang memiliki nilai penting paling kecil adalah Kopok-kopokan
(Eupatorium inulifolium) dengan nilai penting sebesar 16,992.
5. Tingkat keanekaragaman untuk semak daerah terbuka cukup tinggi sehingga
dapat dijumpai beranekaragam jenis semak bila dibandingkan dengan daerah
ternaung yang hanya 4 jenis.
6. Pola penyebaran jenis vegetasi semak di daerah terbuka dan tertutup di Bukit
Jimbaran bersifat mengelompok.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009a. Vegetasi Pada Ruang Terbuka Hijau.Available at: http://teknik.ums.ac.id/kuliah/ruhiko/file/A5-PDF-
INAL%20buku%20teks%20ruhiko%20DIM/Fin%20A5bab%208%20vegetasi%20ars-25%20sept.pdf.
Opened: 07-12-2009.
Anonim, 2009b. Masyarakat Tumbuh-tumbuhan.Available at: http://tedbio.multiply.com/journal/item/3Opened: 07-12-2009.
Anonim, 2009c. Masyarakat Tumbuh-tumbuhan.Available at: http://dydear.multiply.com/journal/item/9/KeanekaragamanHayatiOpened: 07-12-2009.
Sundra, I.K. 2006. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA. Denpasar.
14