Sebagai Salah Satu Jenis Peraturan Perundang

Post on 03-Jul-2015

307 views 4 download

Transcript of Sebagai Salah Satu Jenis Peraturan Perundang

Nama : Lidya Rahmawati

Npm : 110110060115

Tugas : ilmu peundang-undangan

Dosen : Miranda Risang Ayu, S.H.,LL.M.,Ph.D.

Sebagai salah satu jenis peraturan perundang-undangan di indonesia :

UUD 1945 menempati kedudukan yang tertinggi dalam susunan hierarki peraturan

perundang-undangan. Sesuai dengan pasal 7 ayat (1) Undang-undang No. 10 tahun

2004. Sebab undang-undang adalah salah satu jenis peraturan perundang-undangan

yang dibentuk DPR dengan persetujuan bersama dengan presiden.

Peraturan pemerintah pengganti undang-undang adalah bentuk peraturan perundnag-

undangan yang ditetapkan oleh presiden tanpa didahului oleh persetujuan (bersama)

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hak presiden untuk menetapkan Perpu hanya dapat

dilakukan atau dilaksanakan dalam hal ihwal kegentingan memaksa. Istilah Perpu itu

sendiri sepenuhnya adalah kreasi ciptaan UUD 1945 yang ditentukan dalam pasal 22

ayat (1) UUD 1945. Perpu yang ditetapkan presiden merupakan peraturan perundang-

undangan yang bersifat darurat.

Peraturan pemerintah tidak ada peraturan pemerintah tanpa undang-undang yang

menjadi dasarnya sejalan dengan hal ini pasal 5 ayat (2) UUD 1945. Kewenangan

presiden dalam menetapkan PP merupakan salah satu wujud dari fungsi presiden

sebagai kepala pemerintahan,yakni kepala kekuasaan eksekutif dalam negara, sehingga

dalam rangka menjalankan undang-undang ,Presiden mempunyai kekuasaan untuk

menetapkan PP.

Peraturan Presiden dikenal dengan nama keputusan presiden (Keppres) yang bersifat

mengatur. Ketika keluar Undang-undang No. 10 tahun 2004 tentang pembentukan

peraturan perundang-undangan , istilah keputusan diubah menjadi alasan pembentuk

Undang-undang adalah agar jelas wujud kehendak hukum presiden. Perpres merupakan

pernyataan kehendak di bidang ketatanegaraan dan tata pemerintahan yang dibentuk

oleh presiden dan berisi pengaturan dan tata pemerintahan yang dibentuk oleh presiden

dan berisi pengaturan (regeling).

Regeling Beleidsregel Beschikking Vonnis

1. Bersifat mengatur dan mengikat secara umum (algemeen bindende).2. Bersifat abstrak-umum (tidak ditujukan kepada individu tertentu).

3.Bersumber dari kekuasaan legislatif (legislative power).

4. Berlaku terus menerus (dauerhaftig).

5. Mempunyai bentuk/format tertentu (baku).

1.  Mengikat secara umum.2.  Bersifat abstrak-umum atauabstrak-individual.

3.  Bersumber dari kekuasaan eksekutif (executive power).

4.  Berlaku terus menerus (dauerhaftig).

5.  Kadangkala formatnya tidak baku.

1. Ditujukan kepada individu (-individu)tertentu.2. Bersifat final dan

kongkrit, nyata.

3. Bersumber dari kekuasaan eksekutif(executive power).

4. Berlaku sekali selesai (einmahlig).

5.Kadangkala formatnya tidak baku.

1.Ditujukan kepada individu (individu) tertentu.2.Bersifat kongkrit.

3.Bersumber dari kekuasaan judisial (judicial power).

4.Berlaku sekali selesai, sesuai dengan waktu yang ditentukan.

5.Formatnya telah dibakukan.

Penyebutan peraturan presiden(perpres), pengganti keputusan presiden yang bersifat

peraturan(regeling), adalah lebih tepat. Alasannya, istilah keputusan merupakan penetapan

(beschikking), bersifat individual, nyata, dan sekali-selesai (final, einmahlig). Ketentuan

ini menggambarkan terjadinya pergeseran kekuasaan legislatif dari tangan Presiden.

Sebelumnya, Presidenlah yang memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan

persetujuan DPR. Sekarang, kekuasaan membentuk Undang-undang berdasarkan pasal 20

ayat (1) baru, justru berada di Dewan Perwakilan Rakyat, sedangkan dalam ayat di atas,

Presiden hanya dinyatakan berhak mengajukan RUU kepada DPR. Pembatasan dan

pencegahan dari tindakan sewenang-wenang presiden dalam membentuk undang-undang.

 Namun, pada dasarnya UU dan Perpu tersebut memiliki persamaan dan perbedaan,

persamaan Perppu dengan Undang-undang yaitu baik Undang-Undang maupun Perpu

mengatur materi yang sama dan memiliki kekuatan yang sama, sedangkan perbedaan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) dengan Undang-undang

diantaranya:

1. Pembentukan Undang-Undang harus melalui kesepakatan bersama antara presiden

dengan DPR, sedangkan Perpu, lembaga pembentukannya yaitu Presiden (Presiden

dalam kapasitasnya sebagai kepala negara).

2. Undang-Undang tidak memiliki masa batas waktu dan akan terus berlaku jika

undang-undang tersebut belum, sedangkan Perpu sifatnya hanya sementara (paling

lama hanya 1 tahun, dan kemudian harus dikaji ulang oleh DPR, bisa kemudian

ditetapkan sebagai undang-undang ataupun tidak).

3. Undang-Undang dibentuk dalam keadaan yang normal (tidak sedang terjadi apa-

apa), sedangkan Perpu dibentuk karena diasumsikan negara sedang dalam keadaan

kacau atau abnormal.

4. Pengawasan Undang-Undang melalui mekanisme judicial review, sedangkan Perpu

pengawasannya melalui mekanisme political review.

Dan juga adanya maksud dalam Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 UU No 10/2004

dirumuskan, peraturan presiden adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat presiden.

Definisi tersebut sangat di pertanyakan sebab karena presiden juga mempunyai kewenangan

membentuk peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu) sebagai peraturan

perundang-undangan yang ditetapkan dalam hal kegentingan memaksa, dan peraturan

pemerintah (PP) sebagai peraturan perundang-undangan yang berfungsi untuk melaksanakan

suatu undang-undang. Dan dalam semua perbandingan adanya suatu konsekuensi yaitu

berupa Kewenangan presiden membentuk berbagai keputusan merupakan konsekuensi dari

ketentuan Pasal 4 Ayat (1) UUD 1945, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan

pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Sebagai penyelenggara pemerintahan,

presiden berwenang menetapkan peraturan pemerintah (PP) guna melaksanakan UU atau

menetapkan keputusan presiden (kini disebut peraturan presiden) sebagai pelaksanaan

peraturan pemerintah sehingga merupakan peraturan perundang- undangan

(wetgeving). Selain itu, presiden juga dapat menetapkan keputusan presiden (kini disebut

peraturan presiden) yang tidak merupakan delegasi dari UU dan peraturan pemerintah.

Keputusan presiden (peraturan presiden) ini biasa disebut keputusan presiden mandiri,

termasuk dalam peraturan kebijakan (beleidsregel, pseudo-wetgeving), bersumber dari

kewenangan diskresi (freies Emerssen). Meski dari kajian Ilmu Perundang-undangan kedua

keputusan itu dibedakan, tetapi dalam UU No 10/2004 keduanya disebut dengan istilah

peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat dilihat dari rumusan Pasal 1 angka 6 serta

dalam rumusan Pasal 11 dan penjelasannya. Pasal 11 menetapkan, peraturan presiden berisi

materi yang diperintahkan UU atau materi untuk melaksanakan peraturan pemerintah.

Penjelasannya menyatakan, sesuai kedudukan Presiden, menurut UUD RI Tahun 1945,

Peraturan Presiden adalah peraturan yang dibuat oleh Presiden dalam menyelenggarakan

pemerintahan negara sebagai atribusi Pasal 4 Ayat (1) UUD RI Tahun 1945. Peraturan

Presiden dibentuk untuk menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut perintah UU atau

Peraturan Pemerintah baik secara tegas maupun tidak tegas diperintahkan

pembentukannya. Rumusan itu menunjukkan, kedua keputusan presiden (peraturan presiden)

merupakan peraturan (regeling) yang bersifat umum, abstrak, dan berlaku terus-menerus

sehingga dapat mengikat setiap orang. Maka bisa dikatan bahwa peraturan perundang-

undangan ( regelings) adalah seperangkat peraturan yang dapat dilakukan oleh berbagai

lemabaga yang berwenang di dalam suatu negara yang harus tersusun secara hirarkis berdasar

bobot materi dan tingkat kewenangan lembaga yang membuatnya.

Daftar pustaka

Hamid S. Attamimi,Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Negara; Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan Presiden

yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu Pelita I – Pelita IV, Disertasi untuk

Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Pascasarjana Universitas

Indonesia ,Jakarta, 1990

Bagir Manan,dasar-dasar Perundang-undangan Di Indonesia,jakarta, Ind-hill. Co,1992

I Gde Pntja Aswata & Suprin Na’a, Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang-Undangan Di

Indonesia, Penerbit P.T Alumni, Bandung, 2008

Prof.DR. Jimly Asshiddiqie , SH. Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan

Keempat., Pusat studi hukum tata negara fakultas hukum universitas indonesia,2002 hlm 29

Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu perundang-undangan dasar-dasar dan

pembentukannya, Penerbit Kanisius,yogyakarta, 1998, Hal. 188-189.

Rosjidi Ranggawidjaja, pengantar ilmu perundang-undangan indonesia,Mandar

maju,Bandung, 1998