5 TINJAUAN PUSTAKA Sorbet Salah satu jenis makanan penutup ...
-
Upload
trinhtuong -
Category
Documents
-
view
227 -
download
1
Transcript of 5 TINJAUAN PUSTAKA Sorbet Salah satu jenis makanan penutup ...
5
TINJAUAN PUSTAKA
Sorbet
Salah satu jenis makanan penutup beku yang terbuat dari sari buah-buahan
yang segar adalah sorbet. Sorbet relatif banyak dipilih karena memiliki kandungan
lemak relatif rendah dan tidak menggunakan susu segar sebagai bahan utamanya.
Produk ini cocok untuk dikonsumsi bagi yang sedang berdiet apabila tanpa
ditambahkan gula dan diganti dengan menggunakan gula diet (Winneke, 2008).
Sorbet merupakan jus buah ataupun air manis lainnya yang dibekukan
seperti ice cream, namun tidak mengandung susu, teksturnya lebih kasar dari ice
cream. Sorbet berbahan dasar jus buah, sorbet terbuat dari bahan-bahan yang
sederhana, yaitu buah yang ditambahkan gula pasir dan air. Gula pasir dapat
digantikan dengan madu, gula bubuk, atau sampel sirup (Nurani, 2010).
Jenisfrozen dessert yang terbuat dari sari buah-buahan segarmaupun dari
susu sangat beragam. Adapun klasifikasi dari frozen dessert, antara lain:
1. Es krim, terdiri atas dua bagian, yaitu:
a. Es krim standar
Memiliki berbagai macam rasa, yaitu rasa vanila, coklat, buah, permen
maupun kacang. Memiliki kadar lemak 8-12%.
b. Es krim spesial
Berbeda dengan es krim standar, es krim spesial mengandung lemak
susu, telur, dan buah yang lebih banyak dengan warna yang lebih cerah.
Universitas Sumatera Utara
6
2. Ice milk
Ice milk erupakan suatu produk yang berasal dari campuran susu, gula dan
bahan tambahan lain. Untuk meningkatkan rasa maka sering ditambahkan coklar,
dengan kadar lemak 2-6%.
3. Milk sorbet
Milk sorbet merupakan sari buah yang dibekukan dengan penambahan
gula dan susu. Kadar lemak kurang dari 2% dan asam yang tidak kurang dari
0,4%.
4. Sorbet
Sorbet merupakan salah satu produk frozen dessert yang terbuat dari sari
buah yang dibekukan ditambah dengan gula dan zat penstabil serta tidak memiliki
kandungan lemak.
5. Novelties
Novelties merupakan produk frozen dessert yang terdiri dari dua atau tiga
frozen dessert dengan lapisan coklat.
(Eckles dan Macy, 1973).
Jenis-jenis produk olahan es krim, sherbet, dan yang lainnya sangat
disukai oleh masyarakat. Produk-produk ini pada umumnya dikonsumsi sebagai
makanan penutup setelah mengkonsumsi makanan utama karena memiliki rasa
yang manis dan menyegarkan. Kandungan lemak pada es krim cukup tinggi
sehingga menyebabkan banyak orang enggan mengkonsumsi es krim
(Rachman, dkk., 1995).
Universitas Sumatera Utara
7
Hidangan penutup merupakan hidangan yang disajikan setelah hidangan
utama atau sering disebut dengan hidangan pencuci mulut. Adapun beberapa
syarat hidangan penutup, yaitu memiliki rasa yang manis dan menyegarkan,
memiliki porsi yang tidak terlalu besar, serta memiliki tampilan yang menarik
sehingga dapat menggugah selera makan. Beberapa jenis hidangan pembuka ialah
seperti puding, cake, dan produk olahan es seperti sorbet (Yanti, 2012).
Syarat mutu sorbet secara khusus belum tercantum pada standar nasional
Indonesia, namun pada Tabel 1 dipaparkan syarat mutu es krim yang dapat
dijadikan pedoman sebagai syarat mutu pada pembuatan produk sorbet.
Tabel 1. Syarat mutu es krim No Kriteria uji Satuan persyaratan 1. Keadaan 1.1 penampakan - normal 1.2 bau - normal 1.3 rasa - normal 2. Lemak %b/b Minimal 5,0 3. Gula dihitung sebagai
sakarosa %b/b Minimal 8,0
4. Protein %b/b Minimal 2,7 5. Jumlah padatan %b/b Minimal 3,4 6. Bahan tambahan makanan 6.1 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995 6.2 Pemanis buatan - Negatif 6.3 Pemantap/pengemulsi Sesuai SNI 01-0222-1995 7. Cemaran logam 7.1 Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 1,0 7.2 Tembaga (Cu) Mg/kg Maks. 20,0 8. Cemaran arsen (As) Mg/kg Maks. 0,5 9. Cemaran mikroba 9.1 Angka lempeng total koloni/gram Maks.
30.000 9.2 Salmonella koloni/25 gram Negatif 9.3 Listeria sp koloni/25 gram Negatif
Sumber: SNI 01-3713-1995
Universitas Sumatera Utara
8
Air Kelapa
Tanaman kelapa (Cocos nucifera) sebagai tanamantropis sudah sejak
dahulu dikenal serta diusahakan oleh rakyat Indonesia. Air kelapa padadasarnya
merupakanbahanbuanganterutama di lingkungan kehidupan masyarakat umum di
pedesaan. Sebenarnya air kelapa mempunyai potensi yang cukup penting bagi
industri. Hal ini dapat dilihat dari pengolahan air kelapa tua menjadi produk
bernilai ekonomi tinggi seperti nata de coco, cuka, jeli, minuman isotonik, ragi,
alkohol, dextran, anggur dan lain-lain (Mahmud dan Ferry, 2005).
Kandungan zat gizi dari air kelapa, yaitu protein, lemak, gula,sejumlah
vitamin, asam amino, dan hormon pertumbuhan. Sedangkan unsur mineral utama
adalah kalium. Kandungan gula maksimal, yaitu 3 gram per 100 ml air kelapa,
tercapai pada bulan keenam umur buah, kemudian menurun dengan semakin
tuanya kelapa. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa, dan
sorbitol. Gula-gula tersebut yang menyebabkan air kelapa muda terasa lebih
manis dibandingkan air kelapa tua (Organisasi, 2006).
Perubahan komposisi air kelapa selama proses pematangan buah dapat
dibagi kedalam tiga tahap. Tahap pertama meliputi terjadinya akumulasi gula
pereduksi, sedangkan daging buah belum terbentuk. Tahap kedua ditandai dengan
mulai terbentuknya daging buah, air kelapa menurun, tetapi berattotal meningkat,
sukrosa mulai terbentuk dan gravitasi spesifikasi meningkat. Pada tahap
berikutnya terjadi peningkatan kandungan daging buah (Tenda, 1992). Secara
umum, kelapa memiliki komposisi gizi seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Universitas Sumatera Utara
9
Tabel 2. Komposisi gizi kelapa dalam 100 g bahan
Komponen Kelapa Muda (%) Kelapa Tua (%) Air 95,010 91,230 Lemak 0,120 0,150 Abu/ Mineral
0,630 1,060
Protein 0,130 0,290 Karbohidrat 4,110 7,270
Sumber: Tenda (1992)
Karbohidrat yang paling penting dalam air kelapa yaitu gula. Air kelapa
yang berasal dari buah kelapa yang berumur menjelang tua mengandung sukrosa,
dan akan berubah menjadi gula invert, bila kelapa itu menjadi tua. Pada umumnya
air kelapa dari buah yang tua mengandung kadar gula sekitar 5 %, mengandung
sejumlah vitamin dalam jumlah kecil, terutama asam askorbat (vitamin C), asam
nikotinat, asam panthotenat, biotin, riboflavin dan asam folat serta tiamin
(Sailah, 1981).
Labu Kuning
Labu kuning (Cucurbita mochata) bukan merupakan tanaman asli
Indonesia, tetapi berasal dari Benua Amerika, yaitu Peru dan Meksiko.Labu
kuning banyak dijumpai di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia,
Afrika dan negara Eropa.Tanaman labu kuning sudah dikenal dan dibudidayakan
sejak bertahun-tahun sebelum masehi, bahkan satu bangsa Indian memanfaatkan
sebagai makanan utama (Widawati dan Damayanti, 2000).
Di Indonesia produksi labu kuning cukup melimpah setiap tahunnya. Hal
ini membuktikan bahwa labu kuning memiliki potensi besar untuk dibudidayakan
di Indonesia dan produksinya meningkat dari tahun ke tahun. Labu kuning
berperan sebagai sumber provitamin A nabati berupa β-karoten. Kandungan
provitamin A dalam labu kuning sebesar 767 μg/g bahan(Gardjito, dkk.,2005).
Universitas Sumatera Utara
10
Labu kuning merupakan salah satu bahan pangan yang awet atau tahan
lama. Bahan pangan ini akan tetap awet apabila disimpan di tempat yang bersih
dan kering, serta tidak ada luka pada buah tersebut. Jika ada luka, labu kuning
akan mengeluarkan semacam gas yang bisa memicu terjadinya berbagai macam
perubahan di dalam buah. Labu kuning dapat disimpan selama tiga bulan tanpa
ada perubahan (Soedarya, 2006).
Komposisi Kimia Labu Kuning
Labu kuning memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap seperti
karbohidrat, protein,vitamin A,B1 dan C. Karena kandungan gizinya yang
lengkap, labu kuning dapat menjadi sumber gizi yang sangat potensial dan
harganya terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkannya (Yoko, 1996).
Berikut ini adalah kandungan gizi dari labu kuning yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi zat gizi labu kuning segar per 100 g bahan
Kandungan Satuan Jumlah
Kalori kal 29,00 Karbohidrat gram 6,60 Protein gram 1,10 Lemak gram 0,30 Kalsium mg 45,00 Zat Besi mg 1,40 Vitamin A SI 180,00 Vitamin B1 mg 0,08 Vitamin C gram 52,00 Air gram 91,20 BDD(bahan yang dapat dikonsumsi) % 77,00 Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan Gizi Depkes RI 2000
Universitas Sumatera Utara
11
Manfaat Labu Kuning
Salah satu cara pemanfaatan labu kuningialah diolah menjadi tepung labu
kuning, yang selanjutnya disubstitusi dengan tepung terigu atau sumber pati
lainnya dalam berbagai pembuatan produk pangan fungsional, seperti dalam
pembuatan roti, kue, mie dan lain-lain.Pengolahan buah labukuning menjadi
tepung mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan buahsegarnya, yaitu sebagai
bahan baku industri pengolahan lanjutan, daya simpan yang lama karena kadar air
yang rendah dan digunakan sebagai sumber pangan fungsional karena
mengandung betakaroten yang berfungsi sebagai antioksidan (Sinaga,2011).
Khasiat lain dari labu kuning ialah sebagai obat alternatif yang bersifat
alami sehingga aman untuk dikonsumsi tubuh apabila digunakan untuk
menyebuhkan berbagai macam penyakit, seperti untuk pengobatan gangguan
kesuburan, reaksi alergi, gangguan kantung kemih, mengatasi diabetes, hipertensi
dan banyak penyakit lainnya yang dapat merugikan bagi manusia (Sudarto, 1993).
Nenas DiIndonesia nenas (Anenas comosus) merupakan komoditi prioritas utama
karena memiliki potensi ekspor, terutama bagi industri pengolahan buah. Produksi
nenas secara nasional meningkat tajam sejak tahun 2005 hingga tahun 2007
dengan rata-rata 64,3%. Pada umumnya nenas diminati untuk dikonsumsi secara
langsung dalam bentuk segar, akan tetapi diperlukan waktu yang lama dalam
pengupasan kulit luar nenas tersebut (Nasution, dkk., 2010).
Dari seluruh bagian buah nenas segar, hanya 53% dari buah nenas yang
dapat dikonsumsi. Buah nenas mengandung asam sebesar 0,72%, dimana asam
tersebut terdiri dari asam sitrat sebesar 83% dan asam malat sebesar 13%. Rasa
Universitas Sumatera Utara
12
yang dihasilkan dari buah nenas disebabkan oleh berbagai komponen volatil dan
non volatil, dan sebagian besar aroma yang dihasilkan dari nenas disebabkan oleh
senyawa 2,5 dimetil-4-hidroksi-3(2H)-furanon. Nenasjuga merupakan salah satu
buah yang merupakan sumber utama karotenoid bagi manusia.Pigmen karotenoid
merupakan pigmen dominan yang terdapat dalam buah nenas, dimana pigmen
inilah yang menyebabkan warna kuning pada buah nenas (Buttery, dkk., 2001).
Komposisi Kimia Nenas
Buah nenas memiliki kandungan enzim bromelain sebagai salah satu
enzim fungsional karena bersifat proteolitik dan mampu menghidrolisis ikatan
peptida dari protein. Kandungan enzim bromelain di dalam buah nenas sebesar
62,5 U/mg. Enzim bromelain juga digunakan untuk melunakkan daging sebelum
diolah(Sangi, 2011). Komposisi kimiapada nenas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi kimia buah nenas per 100 g bahan Komposisi Jumlah Energi (kkal) 50,00 Karbohidrat (g) 13,52 Protein (g) 0,54 Lemak (g) 0,12 Serat pangan (g) 1,40 Vitamin A (IU) 58,00 Vitamin C (mg) 47,80 Vitamin E (mg) 0,02 Vitamin K (µg) 0,07 Asam Folat (µg) 18,00 Natrium (mg) 1,00 Kalium (mg) 109,00 Kalsium (mg) 13,00 Besi (mg) Air (g)
0,29 85,30
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan Gizi Depkes RI, 2000
Universitas Sumatera Utara
13
Manfaat Nenas
Nenas merupakan buah tropis non klimaterik yang banyak diproduksi di
Indonesia, buah ini mengandung asam buah tinggi yaitu asam sitrat dan asam
malat yang dapat berperan sebagai asidulan, meningkatkan kesegaran dan
mengurangi bau. Mengkonsumsi buah nenas dapat memperlancar proses
pencernaan, meningkatkan metabolisme karena mengandung sejumlah mineral
sehingga sesuai dijadikan sebagai minuman isotonik, serta kandungan
antioksidanvitamin C yang efektif berperan dalam menangkal radikal bebas tubuh
(Murdianto dan Syahrumsyah, 2012; Sortwell, dkk., 1996).
Buah nenas mempunyai khasiat diantaranya adalah mengurangi keluarnya
asam lambung yang berlebihan, membantu mencernakan makanan yang ada di
lambung, antiradang, peluruh kencing (diuretik), mengganggu pertumbuhan sel
kanker, membersihkan jaringan kulit yang mati, menghambat penggumpalan
trombosit (agregasi platelet), mengurangi rasa sakit pada sendi, memiliki sifat anti
penuaan, mempunyai aktifitas fibrinolitik, mempermudah buang air besar pada
penderita sembelit (konstipasi) karena adanya kandungan serat pada buah
nenas(Dalimartha,2000).
Bahan yang ditambahkan dalam pembuatan permen sorbet Gelatin
Bahan pembentuk gel yang umumnya digunakan secara komersial adalah
gelatin. Sifat dari gelatin ialah dapat berubah secara reversible dari bentuk sol
menjadi gel.Selain itu, gelatin juga mempunyai sifat tidak larut dalam air dingin,
tetapi jika kontak dengan air dingin akan mengembang, larut dalam air panas,
Universitas Sumatera Utara
14
gliserol asam asetat, dapat membentuk film, dapat mempengaruhi viskositas suatu
bahan serta dapat melindungi sistim koloid (Arthadana, 2001).
Sumber bahan baku gelatin impor pada umumnya berasal dari tulang dan
kulit sapi, babi, atau dari sumber lain yang tidak jelas informasinya. Menurut data
biosistem suatu perusahaan multinasional bahwa produk gelatin dunia pada tahun
1999 sebanyak 254.000 ton terdiri dari kulit jangat sapi sebanyak 28,7%, kulit
babi sebanyak 41,4%, serta kontribusi tulang sapi sebesar 29,8%, dan sisanya dari
ikan. Hal tersebut menimbulkan keraguan dalam kehalalannya terutama bagi
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia karena
babi merupakan hewan yang diharamkan untuk dikonsumsi, sedangkan
penggunaan sapi sebagai bahan baku gelatin menimbulkan kekhawatiran dalam
bidang kesehatan karena adanya wabah penyakit yang dibawa oleh ternak seperti
penyakit sapi gila dan anthrax (Wiyono, 2001).
Untuk mengatasi masalah tersebut sekaligus mengurangi ketergantungan
impor gelatin, dilakukan beberapa percobaan pembuatan gelatin dari kulit dan
tulang unggas. Sumber utama lain yang sangat potensial sebagai bahan baku
gelatin adalah kolagen yang berasal dari ikan. Tulang dan kulit ikan sangat
potensial sebagai sumber gelatin karena mencakup 10-20% dari total berat tubuh
ikan (Haug, dkk., 2003).
Fungsi utama penggunaan bahan penstabil pada produk es yaitu
menghasilkan produk yang lembut, mengurangi pembentukan kristal es yang
kasar selama penyimpanan, produk yang seragam dan memberikan daya tahan
yang baik terhadap pelelehan. Pada pembuatan dessert penambahan penstabil
sangat diperlukan. Kadar penstabil yang digunakan harus sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
15
kebutuhan dalam produk agar diperoleh tekstur yang lembut dan tidak mudah
meleleh (Padaga dan Sawitri, 2006).
Penggunaan gelatin dalam pembuatan sorbet dapat menghambat
kristalisasi gula, mengubah cairan menjadi padatan yang elastis, memperbaiki
bentuk dan tekstur sorbet yang dihasilkan. Selain itu, gelatin juga tahan pada pH
rendah sehingga cocok untuk pembuatan produk sorbet yang umumnya memiliki
kandungan asam yang tinggi. Penambahan gelatin tentu saja dapat mempengaruhi
sifat fisik dan kimia dari produk tersebut. Salah satu faktor terpenting dalam
pembentukan gel adalah konsentrasi gelatin dalam campuran, karena gel hanya
akan terbentuk dalam batas tertentu (Herutami, 2002).
Jika konsentrasi gelatin terlalu rendah, maka gel akan menjadi lunak atau
tidak terbentuk gel, tetapi bila konsentrasi gelatin yang digunakan terlalu tinggi,
maka gel yang terbentuk akan kaku. Menurut Norland (1997), suhu yang optimal
untuk melarutkan gelatin berkisar 71oC dan jika suhu menurun sampai pada suhu
48,9oC maka gelatin akan membentuk gel.
Gelatin memegang peranan penting sebagai zat aditif yang mendukung
upaya pengawetan terhadap produk pangan dan juga banyak digunakan di industri
farmasi dan kosmetik. Fungsi gelatin yaitu sebagai pengatur stabilitas buih,
kekenyalan dan tekstur, menggantikan peranan lemak dan meningkatkan daya
leleh di mulut pada produk es krim dan jeli, pengikat air pada produk hewani,
sebagai bahan pengisi pada produk olahan susu, dan menjernihkan produk
minuman(Rahman, 2007).
Penggunaan gelatin sebagai zat penstabil pada produk es krim aktif pada
konsentrasi sebesar 0,5%. Gelatin juga dapat digunakan untuk melapisi bagian
Universitas Sumatera Utara
16
permukaan produk hewani dan buah-buahan untuk mencegah terjadinya
kerusakan fisik produk sehingga dapat memperpanjang umur simpan dari bahan
(Rahman, 2007).Gambar struktur kimia gelatin dapat dilihat pada Gambar 1.
OH
CH2 CH
CH2 CH2 CH2 CH2
CH2 N — CH NH CH2 NH N — CH
O= C— NH C C CH C NH CO CH – C C=O
O O R O R O
Glisin Prolin Glisin Hidroksiprolin
Gambar 1. Struktur kimia gelatin (Poppe, 1992)
Penambahan gelatin dalam produk pangan berfungsi meningkatkan mutu
tekstur produk melalui pembentukan gel sehingga gelatin dikenal sebagai gelling
agent dan foaming agent. Kualitas tekstur dengan penambahan gelatin terhadap
produk pangan dipengaruhi oleh tingginya nilai ºBloom atau kekuatan
pembentukan gel. Gelatin dengan konsentrasi nilai ºBloom yang lebih tinggi akan
menghasilkan produk dengan tekstur gel yang lebih keras dan padat, sedangkan
dengan konsentrasi yang lebih sedikit maka diperoleh tekstur produk yang lebih
lembut (Santoso, 2009).
Gula
Gula digunakan sebagai pemanis untuk meningkatkan palatabilitas
berbagai jenis makanan dan minuman. Selain itu, gula juga dapat dijadikan
sebagai bahan pengawet karena dalam konsentrasi tinggi dapat menghambat
pertumbuhan mikroba. Glukosa dan fruktosa bebas terdapat dalam madu dan
buah-buahan. utama adalah sukrosa dan laktosa. Sukrosa dapat ditemukan secara
Universitas Sumatera Utara
17
alami dalam buah-buahan, dan diproduksi secara komersial dari batang tebu, nira
kelapa atau nira aren (Sulaiman dan Sinuraya, 1994).
Penambahan gula dengan konsentrasi tinggi dapat menyerap dan mengikat
air sehingga mikroba tidak bebas menggunakan air untuk tumbuh dan
berkembang pada produk. Mikroba yang paling mengkontaminasi selai adalah
kapang dan kamir. Larutan gula yang pekat dapat menyebabkan tekanan osmotik
pada sel jasad renik. Air dari dalam sel terserap keluar sehingga kekurangan air
dan mengakibatkan jasad renik mati (Astawan, dkk., 2004).
Selain sebagai bahan pemanis, gula juga merupakan pengawet apabila
digunakan pada konsentrasi tinggi, yaitu diatas 40%. Kandungan air pada bahan
yang diawetkan ditarik dari sel buah sehingga mikroba menjadi tidak dapat
tumbuh disana. Gula banyak digunakan untuk mengawetkan bahan makanan yang
berasal dari buah-buahan. Bentuk produk olahan yang menggunakan gula sebagai
pengawet antara lain sari buah, jam, jelly, marmalade, sirup, manisan basah,
manisan kering dan sebagainya (Satuhu, 1994).
Penambahan gula pada produk selain untuk menghasilkan rasa manis,
ialah untuk memperkaya cita rasa meskipun sifat ini sangatlah penting untuk
meningkatkan rasa manis pada produk. Sifat lain juga dimiliki oleh gula yaitu
untuk menyempurnakan rasa asam, citarasa, juga memberikan tekstur, seperti
kekentalan yang sesuai sehingga dapat lebih menarik untuk dikonsumsi(Buckle,
dkk., 2009). Berikut adalah komposisi kimia dari gula yang dapat dilihat pada
Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 5. Komposisi kimia gula putih dalam 100 g bahan Komponen Jumlah Kadar air (%) 10,32 Lemak (%) 0,15 Protein (%) 0,06 Total mineral (%) 5,04 Kalori (Kal) 364,00 Karbohidrat (g) 94,00 Kalsium (mg) 5,00 Fosfor (mg) 10,00 Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2000
Pemanasan Tujuan utama dilakukan blansir ialah sebagai perlakuan awal yang
mendukung peningkatan kualitas produk yang akan diolah lebih lanjut, akan tetapi
proses blansir umumnya lebih banyak diterapkan pada sayuran dibandingkan
buah-buahan, karena pemblansiran pada sayuran dapat menurunkan kekerasan
tekstur serta menurunkan bau langu pada beberapa sayuran. Proses blansir yang
banyak diterapkan blansir menggunakan air mendidih dan penguapan pada suhu
di bawah 100 ºC (Vaclavik dan Christian, 2008;Corcuera, dkk., 2004).
Proses pemanasan merupakan proses yang memiliki peranan penting
dalam upaya pengawetan dan peningkatan kualitas produk, namun tidak semua
proses pemanasan memberikan keuntungan terutama dalam kaitan terhadap
kandungan nutrisi kimia dalam produk yang rentan akan panas karena dapat
menyebabkan kerusakan pada nutrisi sehingga menyebabkan penurunan kualitas
produk (Latorre, dkk., 2012).
Pembekuan
Pembekuan adalah suatu proses pengolahan, dimana suhu produk atau
bahan pangan diturunkan dibawah titik beku, dan sejumlah air berubah bentuk
Universitas Sumatera Utara
19
menjadi kristal es. Perubahan bentuk air menjadi es mengakibatkan konsentrasi
padatan dalam bahan atau produk pangan meningkat dan mengakibatkan
penurunan aktivitas air. Pengawetan bahan atau produk pangan terjadi akibat suhu
rendah dan penurunan aktivitas air (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Proses pembekuan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
memperpanjang masa simpan pangan. Cara kerja pembekuan yaitu dengan
keadaan beku pada suhu -18 oC atau dibawah suhu tersebut dimana
mikroorganisme tidak mampu untuk tumbuh dan berkembang biak. Pembekuan
dilakukan untuk mempertahankan rasa dan nilai gizi karena dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme (Sulastri, 2009).
Proses kristalisasi es terbentuk karena pelepasan panas pada saat suhu air
diturunkan yang akan mengakibatkan pergerakan-pergerakan molekul air
diperlambat. Bila air didinginkan terus sampai suhu 40C suatu pola baru ikatan
hidrogen akan terbentuk, dan ketika panas dilepas lagi setelah suhu air mencapai
00C maka terbentuklah kristal es. Proses pengerasan dianggap cukup bila suhu
bagian tengah produk telah mencapai -180C (Winarno, 1997).
Titik beku suatu cairan merupakan suhu dimana cairan tersebut berada
dalam keadaan yang seimbang dengan bentuk padatnya. Suatu larutan dengan
tekanan uap yang rendah dari zat pelarut murni tidak akan seimbang dengan zat
pelarut yang padat pada titik beku normalnya. Sistem tersebut harus didinginkan
sampai suhu dimana larutan dan zat pelarut yang padat memiliki tekanan yang
sama(Desrosier, 2008).
Universitas Sumatera Utara