Post on 07-Dec-2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Anemia
Sasaran : Pasien dan keluarga serta pengunjung yang ada di Ruang Hemodialisa
Tempat : Ruang Hemodialisa
Hari/Tanggal : Jumat, 2 Oktober 2015
Pukul : 10.00-selesai
Waktu : 45 menit
Pengajar : Mahasiswa profesi Keperawatan
A. Latar Belakang
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi
kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dengan mengekskresikan zat terlarut dan
air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui
glomerolus diikuti dengan reabsorbsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah sesuai
di sepanjang tubulus ginjal (Sudoyo, dkk; 2007). Kelebihan zat terlarut dan air akan
diekskresikan keluar tubuh dalam urine melalui sistem pengumpul urine. Gagal ginjal
kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal
yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Gejala gagal ginjal
kronik yaitu kurang nafsu makan, mual, dan muntah, pembengkakan tangan, kaki,
wajah, dan sekitar mata, letih, lemas, dan lesu. Laju filtrasi flomerulus akan menurun
dengan progresif seiring dengan rusaknya nefron (Schmidt dkk, 2009).
Hubungan antara gagal ginjal kronik dengan anemia sudah diketahui sejak awal
abad 19. Anemia pada penyakit ginjal kronik muncul ketika klirens kreatinin turun kira-
kira 40 ml/mnt/1,73m2 dari permukaan tubuh. Anemia akan lebih berat apabila fungsi
ginjal menjadi lebih buruk lagi, tetapi apabila penyakit ginjal telah mencapai stadium
akhir, anemia relative akan menetap. Anemia pada Gagal Ginjal Kronis terutama
diakibatkan oleh berkurangnya produksi Eritropoietin. Eritropoetin merupakan hormon
yang dapat merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah. Anemia
yang terjadi pada gagal ginjal kronis biasanya jenis normokrom normositer dan non
regeneratif. Anemia merupakan kendala yang cukup besar bagi upaya
mempertahankan kualitas hidup pasien GGK. Anemia yang terjadi dapat mengganggu
sejumlah aktifitas fisiologis sehingga dapat meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas (Baldy, 2002; Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 2001).
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Hubungan antara gagal ginjal
kronik dengan anemia dan kurangnya upaya dalam mencegah penyakit ini merupakan
alasan utama Anemia pada pasien Hemodialisa tidak ditanani dengan benar. Oleh
karena itu, berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat pentingnya untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penyakit anemia dan cara
mengatasinya.
B. Tujuan Instruksional
Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang penyakit
Anemia
Khusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat:
1. Menyebutkan pengertian, faktor risiko, tanda dan gejala klinis penyakit
anemia
2. Mengetahui cara pencegahan penyakit anemia
3. Mengetahui komplikasi penyakit anemia
C. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian penyakit anemia
2. Faktor risiko penyakit anemia
3. Tanda dan gejala klinis penyakit anemia
4. Pencegahan penyakit anemia
5. Komplikasi penyakit anemia
D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu
(menit)
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 5 Pembukaan:
Membuka kegiatan
dengan mengucapkan
salam
Meperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang
akan diberikan
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
2 20 Pelaksanaan:
Menjelaskan pengertian
penyakit anemia
Menyebutkan faktor risiko
penyakit anemia
Menyebutkan tanda dan
Mendengarkan dan
memperhatikan
gejala klinis penyakit
anemia
Menyebutkan cara
pencegahan penyakit
anemia
Menjelaskan komplikasi
dari penyakit anemia
4 20 Penutup:
Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
Menanyakan pada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan
reinforcement kepada
peserta penyuluhan yang
dapat menjawab
pertanyaan
Mengucapkan terimakasih
atas peran serta peserta
Mengucapkan salam
penutup
Mengajukan
pertanyaan
Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan
Menjawab salam
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media :
- Power Point
- Leaflet
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
Persiapan sebelum penyuluhan
Pembagian tugas untuk materi penyuluhan
Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan
2. Evaluasi proses
Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Kriteria penilaian yang digunakan adalah jumlah peserta yang aktif berpendapat
atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi dengan jumlah
seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian hasilnya dikalikan
100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan:
a. Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan
pendapat mengenai penyakit anemia sesuai dengan kemampuan masing-
masing peserta
b. Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan
jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawat
H. Materi (Terlampir)