Sains dan tekhnologi masyarakat

Post on 22-Jun-2015

649 views 3 download

Transcript of Sains dan tekhnologi masyarakat

Assalamu’alaikum..wr..wb

FITRIA HANDAYANI NIM : 151 124 110

Sains dan tekhnologi masyarakat

TUJUANUntuk mengetahui kulit pisang memiliki

potensi menjadi baterai ramah lingkungan Untuk mengetahui apakah jenis kulit pisang

berpengaruh terhadap pembuatan bahan baku baterai kering

“ BATERAI KERING DARI KULIT PISANG”

BATRAI BIASA Baterai merupakan salah

satu sumber energi yang sekali habis pakai. Baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu: batang karbon sebagai anoda (kutub positif), seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif), dan pasta sebagai elektrolit (penghantar). Salah satu komponen baterai yang dapat diperbaharui adalah pasta baterai.

KULIT PISANG

a. kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit.

- potasium atau kalium (K+)b. Kulit pisang juga mengandung garam

sodium yang mengandung klorida (Cl) dalam jumlah sedikit.

reaksi :   K + Cl KCl

c.  Pisang juga mengandung magnesium (Mg) 15% dan seng (Zn) 2%

ALAT 1. Pisau 2. Gunting 3. Lidi 4. sendok 5. masker

Bahan 1. kulit pisang kepok2. Baterai bekas

ALAT DAN BAHAN

Prosedur percobaan

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Menggunakan masker sebelum melakukan percobaan. 3.Memotong kecil-kecil kulit pisang menggunakan pisau.

Membuka tutup baterai (+) menggunakan tang, hati-hati BATANG KARBON jangan sampai patah. 

Mengeluarkan semua isi karbon, pembatas antara positif dan negative jangan sampai robek atau rusak.

Memasukkan kulit pisang yang sudah dipotong.

Menutup kembali tutup baterai dengan rapi.

Mengcek aliran listrik pada baterai dari kulit pisang menggunakan voltmeter.

Jika bergerak menunjukan adanya aliran listrik pada baterai maka percobaan anda BERHASIL. 

Untuk lebih memastikan ada atau tidak nya aliran listrik pada baterai, gunakan tester lampu kecil.

Pembahasan Kulit pisang mempunyai tegangan listrik karena kulit pisang

mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl. KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik.

Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.

Dari hasil penelitian , diantara semua kulit pisang . Kulit pisang yang paling bagus adalah kulit pisang susu , karena kandungan pada kulit pisang susu 1 miligram , tetapi setelah diteliti lebih lanjut perbedaan jenis kulit pisang hanya ada pada ketahanan pada baterai dengan perbedaan waktu kurang dari 24 jam.

Dengan baterai kering yang menggunakan bahan baku kulit pisang memiliki rata-rata voltase 1,2 V dan baterai biasa 1,5 V. Dan dapat bertahan sampai 135 jam (5 hari 6 jam).

Data pelengkap lain, berupa data berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata kulit pisang yang digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Bayangkan saja, jika satu buah kulit pisang dapat menghasilkan 8 baterai, maka selain kita dapat menghemat membeli batu baterai juga akan mengurangi limbah kulit pisang itu sendiri. Bahkan dapat mengurangi penggunaan penggunaan batu baterai yang kurang ramah lingkungan.

KESIMPULAN

Selamat mencoba

Terimakasih