Post on 01-Nov-2020
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPTEN INDRAMAYU
TAHUN 2016-2021
PEMETINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN
2017
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021 i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah Inayah
dan RidhoNya, Rencana Strategis (Revisi) Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu tahun 2016 – 2021 telah selesai disusun.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dalam
setiap satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus menyusun
Rencana Strategis (Renstra) untuk kurun waktu 5 tahun kedepan.
Sejalan perubahan kebijakan Bupati Indramayu terkait
dengan pergantian pejabat struktural Kepala Dinas Kesehatan,
maka perlu dilakukan perubahan atau revisi Rencana Strategis
yang telah direncanakan sebelumnya.
Substansi Rencana Strategis ini memuat Latar Belakang,
Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, Gambaran Pelayanan di
Bidang Kesehatan, Isu-isu Strategis di bidang Kesehatan, Rencana
Program, Indikator Kinerja dan Pagu Indikatif Program.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tim
Penyusun : Sekretaris, Kepala Bidang, Kasubag dan Kasie
dilingkup Dinas Kesehatan yang telah mencurahkan pemikirannya
dalam penyusunan Rencana Strategis ini.
Rencana Strategis ini diharapkan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan urusan wajib pemerintah yang dilaksanakan dan
menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Indramayu dibidang
kesehatan.
ii
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021
Kami menyadari Renstra ini mungkinkan untuk terdapat
kekurangan, oleh sebab itu saran dan masukan yang konstruktif
sangat diharapkan untuk penyempurnaan program kegiatan
kesehatan di Kabupaten Indramayu.
Indramayu, April 2016
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu,
dr.H. DEDI ROHENDI, MARS
Pembina Utama Muda
NIP. 19600810 198911 1 001
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 – 2021 iii
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR…………………………………………………. i DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………. 1-2 1.2. Landasan Hukum ……………………………… 2
1.3. Maksud dan Tujuan …………………………... 2-3
1.4. Sistimatika Penulisan …………………………. 3-4 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN..... 5
2.1. Tugas, Fungsi dan Strukstur Organisasi
Dinas Kesehatan ……………………………….. 5-16 2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan …………….. 15-17
2.3. Jenis Pelayanan Dinas Kesehatan………….. 17-18
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Dinas Kesehatan …………………. 18-20 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
DAN FUNGSI ……………………………………………. 21
3.1. Evaluasi Masa Lalu ……………………………. 21 3.1.1. Hasil-hasil yang dicapai lima tahun
Sebelumnya …………………………….. 21-31
3.2. Analisis Masalah dan isu strategis terkait Dengan Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 31-32
3.2.1. Analisis Lingkungan Strategis…….. 32-35
BAB IV VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, ................................................………………………. 36
4.1. Visi dan Misi …………………………………… 36-37
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Dinas Kesehatan……………………………….. 39-48 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 49
5.1. Program ………….……………………………… 49 5.2. Kegiatan …………………………………………. 49-52
5.3. Indikator Kinerja ………………………………. 52-53
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD …………………………………………………… 54-70
BAB VII PENUTUP ……………………………………………….. 61
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mewujudkan cita-
cita tersebut perlu upaya pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan, kemandirian, adil dan
merata, serta lebih mengutamakan perhatian dan
memberikan mafaat pada penduduk rentan, antara lain ibu,
bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (
SPPN ), mengamanatkan agar setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) harus menyusun Rencana
Strategis (RENSTRA) . Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai
dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan serta berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2016 – 2021 Kabupaten Indramayu.
2
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang
bersifat indikatif yang memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung
oleh Dinas Kesehatan maupun dengan mendorong peran
aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2016-2021.
Renstra ini selanjutnya dipergunakan dalam penyusunan
Rencana Kerja (Renja) dan Anggaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu setiap tahunnya (2016 – 2021)
1.2. Landasan Hukum
Landasan Hukum yang terkait dengan Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu antara lain :
1.2.1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional .
1.2.2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
1.2.3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
1.2.4. Undang-Udang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
1.2.5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi.
1.2.6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah.
1.2.7. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu.
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu Tahun 2016 – 2021 dimaksudkan untuk
3
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
memberikan arah sekaligus acuan bagi seluruh komponen
pelaku pembangunan kesehatan di Kabupaten Indramayu
dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan sesuai dengan visi,
misi dan arah pembangunan kesehatan di daerah yang
terintegrasi dan berkesinambungan.
Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Tahun 2016 – 2021
adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan satu acuan dalam penyusunan rencana
kerja pembangunan kesehatan selama kurun waktu 2016
– 2021;
2. Menetapkan indikator sebagi ukuran dalam melakukan
evaluasi kinerja tahunan setiap program dan kegiatan;
3. Mensinergikan program dan kegiatan dilingkungan Dinas
Kesehatan. Kabupaten Indramayu.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Renstra Dinas Kesehatan ini adalah
sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistimatika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan
4
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Dinas Kesehatan
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS
DAN FUNGSI
3.1. Evaluasi Masa Lalu
3.1.1. Hasi-Hasil yang dicapai lima tahun
sebelumnya
3.2. Analisis Masalah dan isu Strategis terkait
dengan Tugas dan Fungsi Dinas
Kesehatan
3.2.1. Analisis Lingkungan Strategis (
SWOT )
BAB IV VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Visi dan Misi
4.2. Tujuan dan Sasaran Dinas Kesehatan
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA , SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF
A. Program
B. Kegiatan
C. Indikator Kinerja
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021 5
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 37 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu, bahwa tugas pokok dan fungsi Dinas
Kesehatan adalah sebagai berikut :
2.1.1. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu
Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang diberikan kepada Daerah di bidang
kesehatan.
2.1.2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas
Kesehatan mempunyai fungsi :
2.1.2.1. Perumusan kebijakan teknis dibidang
kesehatan;
2.1.2.2. Pelaksanaan kebijakan di bidang
kesehatan;
2.1.2.3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang kesehatan;
2.1.2.4. Pelaksanaan administrasi Dinas di bidang
kesehatan;
2.1.2.5. Pelaksanaan pengelolaan UPTD;
2.1.2.6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya;
Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
terdiri dari:
6
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
2.2.1 Kepala Dinas
2.2.2 Sekretariat, membawahkan :
2.2.2.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2.2.2.2. Sub Bagian Keuangan;
2.2.2.3. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
2.2.3 Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit,
membawahkan:
2.2.3.1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
2.2.3.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
2.2.3.3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
2.2.4. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan :
2.2.4.1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
2.2.4.2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat;
2.2.4.3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
2.2.5. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan :
2.2.5.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional;
2.2.5.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
2.2.5.3. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Sarana
Pelayanan Kesehatan;
2.2.6. Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan :
2.2.6.1. Seksi Alat Kesehatan dan Kefarmasian;
2.2.6.2. Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
2.2.6.3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
2.2.7. UPT
2.2.8. Kelompok Jabatan Fungsional
7
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Bidang Tugas Unsur-Unsur Organisasi
2.3.1. Kepala Dinas, Mempunyai Tugas :
memimpin, mengoordinasikan, dan mengendalikan
Dinas dalam melaksanakan urusan pemerintahan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada
Daerah di bidang kesehatan. Untuk menyelenggaran
tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Dinas
mempunyai fungsi :
2.3.1.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang
kesehatan;
2.3.1.2. Pelaksana kebijakan di bidang kesehatan;
2.3.1.3. Pelaksana evaluasi dan pelaporan di bidang
kesehatan;
2.3.1.4. Pelaksana administrasi Dinas di bidang
kesehatan;
2.3.1.5. Penyelenggaraan koordinasi, konsultasi,
dan kerjasama di bidang kesehatan;
2.3.1.6. Pelaksana pengelolaan UPT;
2.3.1.7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
2.3.2. Sekretaris, Mempunyai Tugas :
tugas membantu Kepala dalam memimpin,
mengoordinasikan, dan mengendalikan tugas-tugas di
bidang umum dan kepegawaian, keuangan, serta
perencanaan dan evaluasi. Untuk menyelenggarakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretaris
mempunyai fungsi :
2.3.2.1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, penyusunan rencana dan program
8
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
kerja, serta pengelolaan pelayanan
kesekretariatan;
2.3.2.2. Perumusan kebijakan teknis dan
pengoordinasian penyusunan rencana dan
program kerja Dinas;
2.3.2.3. Penyusunan rencana strategis, rencana
kerja, dan perjanjian kinerja Dinas;
2.3.2.4. Pengkoordinasian penyusunan rencana
anggaran Dinas;
2.3.2.5. Penyelenggaraan dan pengelolaan tata usaha,
kearsipan, perpustakaan, perundang-
undangan, kerumahtanggaan, kepegawaian,
keuangan, dan perlengkapan;
2.3.2.6. Pengelolaan data dan sistem informasi
kesehatan;
2.3.2.7. Pengelolaan dan pelaporan aset Dinas;
2.3.2.8. Penyelenggaraan kehumasan dan
keprotokolan lingkup Dinas;
2.3.2.9. Pelaksanan evaluasi dan pelaporan tugas
pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
2.3.2.10. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan tugas Dinas;
2.3.2.11. Penyusunan bahan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah, laporan akuntabilitas
kinerja, dan laporan pertanggungjawaban
Bupat;
2.3.2.12. Pengkoordinasian penyusunan laporan
keuangan Dinas;
2.3.2.13. Pengkoordinasian dan fasilitasi kegiatan
Bidang;
9
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
2.3.2.14. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Kepala terkait dengan tugas dan fungsinya.
2.3.3. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit,
Mempunyai Tugas :
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan
dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, dan kesehatan
jiwa. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud Bidang Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit mempunyai fungsi :
2.3.3.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular, dan
kesehatan jiwa;
2.3.3.2. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular, dan
kesehatan jiwa;
2.3.3.3. Pembinaan teknis di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, dan
kesehatan jiwa;
2.3.3.4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di
bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan
dan pengendalian penyakit menular,
10
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular, dan kesehatan jiwa;
2.3.3.5. Pelaksaaan koordinasi, konsultasi, dan
kerjasama di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
2.3.3.6. Pelaksaaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa;
2.3.3.7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Kepala terkait dengan tugas dan fungsinya.
2.3.4. Bidang Kesehatan Masyarakat, Mempunyai tugas :
Melaksanakan tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, serta
kesehatan kerja dan olahraga. Untuk menyelenggarakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang Promosi
Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan mempunyai
fungsi :
2.3.4.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang
kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi
kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, serta kesehatan kerja
dan olahraga;
2.3.4.2. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi
11
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, serta kesehatan kerja
dan olahraga;
2.3.4.3. Pembinaan teknis di bidang kesehatan keluarga,
gizi masyarakat, promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, serta kesehatan kerja dan olahraga;
2.3.4.4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di
bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat,
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, serta kesehatan kerja
dan olahraga;
2.3.4.5. Pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan
kerjasama di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, serta
kesehatan kerja dan olahraga;
2.3.4.6. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, kesehatan lingkungan, serta
kesehatan kerja dan olahraga;
2.3.4.7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Kepala terkait dengan tugas dan fungsinya.
2.3.5. Bidang Sumber Daya Kesehatan, Mempunyai Tugas :
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan dan
jaminan kesehatan, serta sumber daya manusia
kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok
12
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
sebagaimana dimaksud Bidang Kesehatan Keluarga
mempunyai fungsi:
2.3.5.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang alat
kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan dan
jaminan kesehatan, serta sumber daya manusia
kesehatan;
2.3.5.2. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang alat
kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT), kefarmasian, pembiayaan dan
jaminan kesehatan, serta sumber daya manusia
kesehatan;
2.3.5.3. Pembinaan teknis di bidang alat kesehatan,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT),
kefarmasian, pembiayaan dan jaminan
kesehatan, serta sumber daya manusia
kesehatan;
2.3.5.4. Pelaksanan bimbingan teknis dan supervisi di
bidang alat kesehatan, Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian,
pembiayaan dan jaminan kesehatan, serta
sumber daya manusia kesehatan;
2.3.5.5. Pelaksanaan koordinasi, konsultasi, dan
kerjasama di bidang alat kesehatan, Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian,
pembiayaan dan jaminan kesehatan, serta
sumber daya manusia kesehatan;
2.3.5.6. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang alat kesehatan, Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), kefarmasian,
13
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
pembiayaan dan jaminan kesehatan, serta
sumber daya manusia kesehatan;
2.3.5.7. Pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala
terkait dengan tugas dan fungsinya.
2.3.6. Bidang Pelayanan Kesehatan, Mempunyai Tugas :
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan,
serta pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan
kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud Bidang Pelayanan Kesehatan
mempunyai fungsi:
2.3.6.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang
pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan
rujukan, serta pembinaan dan pengendalian
sarana pelayanan kesehatan;
2.3.6.2. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan
rujukan, serta pembinaan dan pengendalian
sarana pelayanan kesehatan;
2.3.6.3. Pelaksanaan teknis di bidang pelayanan
kesehatan primer, pelayanan kesehatan
tradisional, pelayanan kesehatan rujukan, serta
pembinaan dan pengendalian sarana pelayanan
kesehatan;
2.3.6.4. Melaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di
bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan
14
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
rujukan, serta pembinaan dan pengendalian
sarana pelayanan kesehatan;
2.3.6.5. Pengendalian koordinasi, konsultasi, dan
kerjasama di bidang pelayanan kesehatan
primer, pelayanan kesehatan tradisional,
pelayanan kesehatan rujukan, serta pembinaan
dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
2.3.6.6. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang pelayanan kesehatan
primer, pelayanan kesehatan tradisional,
pelayanan kesehatan rujukan, serta pembinaan
dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan;
2.3.6.7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Kepala terkait dengan tugas dan fungsinya.
2.3.7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
2.3.7.1. UPT adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas
yang melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu;
2.3.7.2. UPT dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala.
2.3.8. Kelompok Jabatan Fungsional.
2.3.8.1. Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan
Dinas mempunyai tugas menunjang tugas Dinas
sesuai dengan keahliannya masing-masing;
2.3.8.2. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang
tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok
15
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala;
2.3.8.3. Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi
dalam Sub-sub Kelompok sesuai dengan
kebutuhan dan masing-masing dipimpin
oleh tenaga fungsional senior;
2.3.8.4. Jumlah tenaga fungsional ditentukan
berdasarkan sifat, jenis, dan beban kerja yang
ada.
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Komposisi SDM bidang Kesehatan di Kabupaten
Indramayu sampai tahun 2015 adalah sebanyak 1.319
orang dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel.2.1
Ketenagaan yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu tahun 2015
No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan
1 Dokter Umum 66
2 Dokter Gigi 8
3 Sarjana Kesehatan
Masyarakat
82
4 Farmasi 20
5 Bidan 384
6 Perawat 510
7 Ahli Gigi 6
8 Sanitarian 35
9 Analis Kesehatan 13
10 Perawat Gigi 7
11 Dokter PTT 7
12 Bidan PTT 181
Jumlah
1,319
16
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
2.2.2. Sumber Daya Aset
Di Kabupaten Indramayu setiap Kecamatan telah
tersedia Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas),
Puskesmas Pembantu ( Pustu ), Pos Kesehatan Desa (
Poskesdes ) dan Pondok Bersalin Desa ( Polindes ).
Dari 31 Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu
saat ini terdapat :
- Puskesmas sebanyak 49 Unit terdiri dari :
10 puskesmas dengan tempat perawatan (DTP),
39 Puskesmas Non Perawatan
- Puskesmas Pembantu sebanyak 67unit
- Puskesmas Keliling ( Pusling ), sebanyak 55 unit
- Polindes, sebanyak 33 unit
- Posbindu, sebanyak 310 unit
- Posyandu, sebanyak 2.323 unit
- Poskestren, sebanyak 7 unit
- Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Dasar (PONED) sebanyak 18 ,
- Pada tahun 2015 jumlah Puskesmas Dengan
Tempat Perawatan bertambah 13 unit, sehingga
menjadi 23 unit Puskesmas DTP. Namun karena
peralatan kesehatan belum terpenuhi, sehingga 13
unit Puskesmas DTP pada tahun 2015 belum bisa
dioperasionalkan dan akan dipenuhi pada tahun
anggaran 2016 melalui dana DAK.
2.2.3. Pembiayaan Dinas Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan dari tahun 2011 sampai tahun
2015 sedikit demi sedikit bertambah. Walaupun
demikian jika dibandingkan dengan proporsi anggaran
17
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
terhadap APBD Kabupaten masih rendah. Proporsi
tersebut sebagai berikut :
Tabel 2.2
Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan terhadap APBD
Kabupaten Indramayu Tahun 2011 s/d. 2015
TAHUN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Anggaran
Kesehatan
Total APBD
Kabupaten
%
2011 82410.867.222 1.576.200.193.194 5,23
2012 111.452.514.480 2.010.516.069.000 5,54
2013 148.107.450.664 2.092.669.279.000 7,08
2014 147.793.682.479 2.252.428.485.000 6,56
2015 258.499.920.650 2.578.254.652.554 10,03
2.3. Jenis Pelayanan Dinas Kesehatan
2.3.1. Jenis/ Fungsi Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu merupakan
instansi yang memiliki fungsi pelayanan sebagai motor
penggerak pembangunan di bidang Kesehatan.
Pembangunan Kesehatan meliputi :
a. Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
b. Kesehatan Keluarga
c. Pelayanan Kesehatan
d. Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan
2.3.2. Sasaran
Sasaran pembangunan kesehatan adalah masyarakat
yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu terutama
kelompok rentan, yaitu mulai dari bayi, balita, wanita
usia subur, ibu hamil, ibu melahirkan, dan manula.
Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
18
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Indramayu sampai tahun 2015 dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Masih tingginya angka kematian bayi ( AKB )
b. Masih tingginya angka kematian balita ( AKABA ),
46 kasus
c. Masih tingginya angka kematian ibu ( AKI ), 57
kasus
d. Masih tingginya angka kesakitan :
d.1. Kasus baru TB Paru tahun 2015 sejumlah 777
orang
d.2. Balita dengan Pneumonia, sebanyak 17.293
balita
d.3. Kasus HIV ditemukan sebanyak 414 kasus
d.4. Kasus diare tahun 2015 sebanyak 48.287
kasus
d.5. Penemuan kasus baru kusta pada tahun 2015
sebanyak 269 orang
d.6. Masih ditemukan Penyakit Menular yang
dapat dicegah dengan Imunisasi ( PD3I ), yaitu
Penyakit Campak, pada tahun 2015 ditemukan
sebanyak 2018 kasus;
d.7. Masih tingginya kasus Demam Berdarah (
DBD ), sebanyak 644 kasus.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dalam
menjalankan tugas dan fungsinya di bidang Kesehatn
tentunya tidk terlepas dari berbagai permasalahan
yang dihadapi baik internal maupun eksternal, namun
permasalahan- permasalahan tersebut harus dihadapi
19
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
dan dipandang sebagi tantangan dan peluang dalam
meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. Tantangan
yang dirasakan terkait dengan pelayanan pada Dinas
Kesehatan adalah sudah menjadi realitas yang ada
bahwa pembangunan kesehatan di Kabupaten
Indramyu harus dapat bergerak dengan cepat sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Selaras
dengan perkembangan pembangunan kesehatan
tingkat Provinsi maupun Nasional, maka
pembangunan kesehatan di tingkat Kabupaten
Indramayu harus dapat menyesuaikan.
Berdasarkan analisa terhadap permasalahan internal
maupun eksternal antara lain :
1. Adanya anggaran yang cukup besar untuk
menunjang kegiatan program kesehatan,
walaupun ada kebijakan untuk melakukan
efesiensi dan efektivitas
2. Telah adanya Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
bidang Kesehatan sehingga pelayanan harus
mengacu pada ketentuan SPM tersebut
3. Belum memadainya tingkat pendidikan tenaga
kesehatan, sehingga perlu adanya peningkatan
kemampuan tenaga dan perlu adanya distribusi
tenaga yang merata sesuai dengan
kompetensinya.
4. Adanya kebijakan prgram JKN masyarakat
miskin yang terintegrasi ke BPJS, sehingga perlu
koordinasi yang matang dengan BPJS.
5. Adanya sistem informasi kesehatan yang
berjenjang dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan
20
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Kabupaten sampai ke pusat, sehingga
memerlukan koordinasi dan pembinaan sampai
ke tingkat Puskesmas.
6. Masih tingginya masalah kesehatan yang ada,
antara lain Angka kematian ibu, angka kematian
bayi dan balita , masih timbulnya wabah demam
berdarah ( DBD ) dan penyakit tidak menular
7. Tingkat pengetahuan dan pendidikan
masyarakat yang relatif masih rendah dan masih
rendahnya kualitas lingkungan bersih.
21
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 – 2021 21
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Evaluasi Masa Lalu
3.1.1. Hasil- Hasil yang dicapai lima tahun sebelumnya
a. Upaya Kesehatan :
Kesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu (AKI) di
tingkat kabupaten tidak tersedia karena jumlah ibu bersalin
tidak mencapai angka 100.000. Untuk menggambarkan
angka kematian ibu, digunakan jumlah kematian
berdasarkan pencatatan dan pelaporan rutin dimana sejak
tahun 2011 masih mengalami fluktuasi.
Jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2011
sebanyak 58 kasus, pada tahun 2012 sebanyak 44 kasus,
pada tahun 2013 terdapat 46 kasus, pada tahun 2014
terdapat 54 kasus dan pada tahun 2015 sebanyak 53 kasus.
Jumlah ibu bersalin di Kabupaten Indramayu pada tahun
2011 sebanyak 38.413 dengan bantuan persalinan melalui
tenaga kesehatan sebanyak 33.352 dan tenaga dukun 717.
Sedangkan pada tahun 2012 Jumlah ibu bersalin sebanyak
37.646 dengan bantuan persalinan melalui tenaga
kesehatan sebanyak 35.169 dan tenaga dukun 434 orang,
pada tahun 2013 jumlah ibu bersalin sebanyak 36.054
dengan bantuan persalinan melalui tenaga kesehatan
sebanyak 35.689 dan tenaga dukun bayi sebanyak 365
pada tahun 2014 dengan bantuan persalinan melalui tenaga
kesehatan 34.355 dan tenaga dukun 471 pada tahun 2015
dengan bantuan persalinan melalui tenaga kesehatan 32690
atau 79,45% dan yang ditolong oleh non tenaga kesehatan
sebanyak 331 atau 0,80 %. Penyebab kematian ibu di
Kabupaten Indramayu Tahun 2012, yaitu : Perdarahan
22
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
sebanyak 5 orang atau 11,36 %, Eklampsi sebanyak 21
orang atau 47,73 %, Infeksi sebanyak 3 orang atau 6,82 %,
dan 15 orang atau 34,09 % meninggal oleh penyebab
lainnya. Penyebab kematian ibu di Kabupaten Indramayu
Tahun 2013, yaitu : Perdarahan sebanyak 5 orang atau
10,9 %, Eklampsi sebanyak 26 orang atau 56,5 %, Infeksi
sebanyak 2 orang atau 4,3 %, dan 15 orang atau 32,6 %
meninggal oleh penyebab lainnya. Untuk tahun 2014
penyebab kematian ibu di Kabupaten Indramayu yaitu :
Pendarahan sebanyak 7 orang atau 13,9 %, Eklampsi
sebanyak 24 orang atau 44,4 %, Infeksi sebanyak 2 orang
atau 3,7 %, dan 21 orang atau 38,8 % meninggal oleh
penyebab lainnya, jadi total kasus kematian ibu tahun 2014
terdapat 54 kasus.
Untuk tahun 2015 penyebab kematian ibu di
Kabupaten Indramayu yaitu : Pendarahan sebanyak 10
orang atau 18,5 %, Eklampsi sebanyak 24 orang atau 44,4
%, Infeksi sebanyak 3 orang atau 3,7 %, Abortus 2 kasus
atau 3,7 %, Gangguan peredaran darah 1 orang atau 1,8 %
dan 14 orang atau 25,9 % meninggal oleh penyebab lainnya,
jadi total kasus kematian ibu tahun 2015 terdapat 54 kasus.
Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun terakhir,
Angka Kematian Bayi ( AKB ) masih fluktuatif naik turun
walaupun pada dua tahun terakhir kecenderungannya
menurun.
Pada tahun 2011 sebanyak 350 kasus, pada tahun
2012 menurun menjadi 316 kasus, pada tahun 2013
mencapai 354 kasus , pada tahun 2014 mencapai 308 kasus
dan pada tahun 2015 sampai dengan Oktober 2015 mecapai
256 kasus, begitu juga Angka kematian anak balita ( AKAB )
juga masih fluktuatif bahkan pada tahun 2015 kelihatannya
23
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
ada kecenderungan naik lagi. Berdasarkan pencatatan dan
pelaporan kasus kematian anak balita yang dilaporkan
PUSKESMAS, tahun 2011 sebanyak 16 balita dan tahun
2012 sebanyak 20 balita, pada tahun 2013 sebanyak 9
balita, tahun 2014 sebanyak 13 balita dan untuk tahun
2015 sampai bulan Oktober 2015 angka kematian Balita
sebanyak 15 kasus disebabkan : Diare 1 kasus atau 6,6 %,
Pneumonia sebanyak 1 kasus atau 6,6 % dan Penyebab
lainnya sebanyak 13 kasus atau 86,6 %.
Status Gizi Balita. Status gizi balita di Kabupaten
Indramayu ditunjukkan dengan besarnya balita yang kurang
gizi. Berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita yang
dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 yang bertujuan
untuk mengetahui status gizi balita sebagai cermin dari
status gizi masyarakat dengan tingkat partisipasi balita yang
ditimbang sebanyak 115.371 dari 140.466 balita yang ada di
Kabupaten Indramayu (82,1%) terdapat 536 (0,40%) balita
dengan berat badan sangat kurang, 9.299 (6,95%) balita
dengan berat badan kurang, 1.069 balita (0,80%) dengan
berat badan lebih dan 122.803 (91,84%) balita dengan berat
badan normal. Pada tahun 2012 dengan tingkat partisipasi
balita yang ditimbang sebanyak 136.510 balita
menunjukkan bahwa terdapat 746 balita (0,55%) dengan gizi
lebih, 126.408 (6,95%) balita dengan gizi baik, dan 8.888
(6,51%) balita dengan gizi kurang serta 468 (0,34%) balita
dengan gizi buruk. Pada tahun 2013 dengan tingkat
partisipasi balita yang ditimbang sebanyak 82,15% balita
dengan prosentase balita gizi buruk sebesar 0,47%. Pada
tahun 2014 dengan tingkat partisipasi balita yang ditimbang
sebanyak 82,14% balita dengan prosentase balita gizi buruk
sebesar 0,34 %. Dan tahun 2105 dengan tingkat partisipasi
24
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
balita yang ditimbang sebanyak 123.639 balita atau 81,73%
dengan balita gizi buruk sebanyak 728 balita atau 0,59 %,
gizi kurang sebanyak 8395 balita atau 6,79 %, gizi baik
sebanyak 112.640 balita atau 91,10 % dan gizi lebih
sebanyak 1.876 balita atau 1,52 %.
Penyakit Menular. Berdasarkan angka kesakitan,
jumlah kasus penyakit menular di Kabupaten Indramayu
pada tahun 2011 adalah sbb: BTA (+) 995, pneumonia
balita 14.529, diare 54.330, kusta 257, DBD 167. Pada
tahun 2012 sbb: TBC 1.061, Pnemonia Balita 13.443, Diare
55.751, kusta 163 dan DBD sebanyak 264 kasus. Sampai
dengan bulan Desember 2013 ditemukan 316 Kasus positif
HIV/AIDS dengan jumlah penderita yang masih hidup
sebanyak 278 orang dimana 64,55 % adalah perempuan
dan 35,44 % laki-laki. Berdasarkan data kasus HIV/AIDS
faktor resiko tertinggi melalui hubungan seks yaitu 88 %.
Pada tahun 2014 306 Kasus positif HIV/AIDS dengan
jumlah penderita yang masih hidup sebanyak 288 orang
dimana 62 % adalah perempuan dan 38 % laki-laki.
Pada tahun 2015, Kasus positif HIVyang dilayani konseling
dan Test HIV sebanyak 682, dan kasus AIDs sebanyak 352
orang, sedangkan yang sedang mendapatkan pengobatan
sebanyak 681 orang.
Penyehatan Lingkungan. Upaya kesehatan
lingkungan ditujukan untuk mewujudkan lingkungan yang
sehat baik fisik maupun sosial. Lingkungan yang sehat
mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi serta fasilitas umum. Berdasarkan data yang ada ,
pada tahun 2015 kondisi cakupan desa/ kelurahan siaga
aktif 100 %, Prosentase Posyandu Purnama Mandiri 24,40
%, Prosentase Rumah Tangga ber PHBS 74%, Institusi
25
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Bebas Rokok 73 %, Prosentase tempat-tempat umum sehat
34,87 %, Tempat pengolahan makanan bersertifikat laik
sehat sebanyak 18,75 %, Akses masyarakat terhadap air
bersih sebanyak 75%, Prosentase keluarga yang
menggunakan jamban sehat sebanyak 70,20 % dan
Prosentase Rumah Sehat sebanyak 70,60 %. ( data
diperoleh dari Hasil study EHRA 2015 Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu )
Apabila melihat data pola penyakit masyarakat di
Kabupaten Indramayu secara umum menunjukkan bahwa
pada tahun 2015 penyakit yang diderita masih didominasi
oleh infeksi yang berkaitan dengan lingkungan yang kurang
baik, dan penyakit degeneratif yang berhubungan dengan
kebiasaan atau gaya hidup, aktifitas fisik dan konsumsi
makanan yang kurang seimbang.
Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Untuk
Pelayanan Kesehatan Dasar di Kabupaten Indramayu
setiap Kecamatan telah tersedia Pusat Kesehatan
Masyarakat ( Puskesmas), Puskesmas Pembantu ( Pustu ),
Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes ) dan Pondok Bersalin Desa
( Polindes ). Dari 31 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Indramayu saat ini Jumlah puskesmas terdapat 49 Unit
terdiri dari 10 puskesmas dengan tempat perawatan (DTP),
67 puskesmas pembantu, 55 puskesmas keliling, 33
polindes, 310 posbindu, 2.323 posyandu dan 7 poskestren
serta puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Dasar (PONED) sebanyak 18 , Pada tahun 2015 jumlah
Puskesmas Dengan Tempat Perawatan bertambah 13 unit,
sehingga menjadi 23 unit Puskesmas DTP. Namun karena
peralatan kesehatan belum terpenuhi, sehingga 13 unit
Puskesmas DTP pada tahun 2015 belum bisa
26
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
dioperasionalkan dan akan dipenuhi pada tahun anggaran
2016 melalui dana DAK. Semua puskesmas telah memiliki
laboratorium sederhana, namun perlu penambahan alat
laboratorium yang memadai dan akan dipenuhi pada tahun
anggaran 2016 melalui dana DAK. Dari jumlah puskesmas
yang ada masih belum optimal bila dibandingkan dengan
jumlah penduduk Kabupaten Indramayu, dimana jumlah
ideal puskesmas adalah yaitu 1 : 30.000 jiwa, sehingga
untuk mencapai jumlah ideal masih dibutuhkan 8
puskesmas lagi. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang
bila mengacu pada standar pelayanan kesehatan (SPM) yang
ditetapkan oleh kementrian kesehatan.
Untuk Pelayanan Rujukan Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat maka layanan kesehatan di
Kabupaten Indramayu telah tersedia Rumah Sakit sebanyak
8 Unit yang terdiri dari 2 RSUD (RSUD Indramayu dan
RSUD Sentot), 1 Rumah Sakit milik BUMN (RS Pertamina
Balongan), 4 Rumah Sakit Swasta (RSPMC, RS Zam-zam, RS
AL Irsyad dan RS MM) dan 1 RS milik TNI/POLRI (RS.
Bhayangkara).
b. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.
Sampai tahun 2015 Prosentase Rumah Tangga ber
PHBS 74%, ini berarti menunjukan masih banyak rumah
tangga yang belum mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat ( PHBS) sekitar 26 % lagi, walaupun kita telah
gembira karena semua desa telah melakukan siaga aktif
(100%). Institusi Bebas Rokok 73 %, ini berarti kebiasaan
merokok masih banyak dilakukan orang-orang baik pegawai
maupun pengunjung di kantor-kantor pemerintahan, masih
sekirat 27 % lagi. Prosentase tempat-tempat umum sehat
34,87 %, ini menunjukkan tempat-tempat umum ( TTU )
27
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
yang sudah memenuhi standar kesehatan masih rendah,
dan lebih dari separuh tempat-tempt umum yang ada di
Indramayu masih belum memenuhi standar kesehatan.
Tempat pengolahan makanan bersertifikat laik sehat
sebanyak 18,75 %, ini berarti sebagian besar tempat
pengolahanan makananan yang ada di Kabupaten
Indramayu belum melakukan pensertifikatan laik sehat.
Akses masyarakat terhadap air bersih sebanyak 75% dan
masih sekitar 25 % masyarakat belum mendapatkan akses
air bersih yang layak. Prosentase keluarga yang
menggunakan jamban sehat sebanyak 70,20 %, berarti
masih sekitar 29,80 % lagi masyarakat Kabupaten
Indramayu belum menggunakan jamban sehat dan
Prosentase Rumah Sehat sebanyak 70,60 %, berarti masih
ada sekitar 29,40% kondisi rumah di Kabupaten Indramayu
belum memenuhi standar kesehatan. ( data diperoleh dari
Hasil study EHRA 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu )
c. Aksesibilitas Serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan.
Aksesibilitas obat ditentukan oleh ketersediaan obat
bagi pelayanan kesehatan. Sejak tahun 2011 tingkat
ketersediaan obat dan vaksin berangsur-angsur meningkat,
mulai dari pada tahun 2011 mencapai 60 %, tahun 2012
mencapai 75 %, tahun 2013 mencapai 77 %, tahun 2014
mencapai 81 % dan tahun 2015 mencapai 85 %.
Ketersediaan obat, perbekalan kesehatan dan vaksin di
Kabupaten Indramayu tersebut masih mendapat dukungan
baik dari Pemerintah Kabupaten berupa APBD untuk
pengadaan Obat, Pemerintah Provinsi berupa droping
bantuan obat program dan Pemerintah Pusat berupa
28
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
bantuan obat program dan anggaran DAK untuk pengadaan
obat dan perbekalan kesehatan, pengadaan kendaraan
operasional untuk distribusi obat ke Puskesmas, kendaraan
vaksin dan pembangunan/ rehabilitasi gudang Instalasi
Farmasi Kabupaten. Mulai tahun 2015 kebutuhan obat di
Kabupaten Indramayu juga ditunjang oleh Program
Pemerintah dengan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional ( JKN ) yang salah satu kegiatannya dapat
digunakan untuk kebutuhan obat essensial dan alat
kesehatan.
d. Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Jumlah Sumber Daya Manusia ( SDM) Kesehatan di
Kabupaten Indramayu dari tahun 2011 sampai sekarang
dapat dikatakan meningkat cukup baik, tahun 2011
sejumlah 1.392 orang, tahun 2012 sejumlah 1400 orang,
tahun 2013 sejumlah 1277 orang, tahun 2014 sejumlah
1320 orang dan pada tahun 2015 sejumlah 1319 orang.
Namun peningkatan jumlah SDM Kesehatan di Kabupaten
Indramayu tersebut belum menggambarkan kecukupan
kebutuhan tenaga kesehatan yang diperlukan di 49
Puskesmas, 67 Puskesmas Pembantu yang ada di
Kabupaten Indramayu. Hal disebabkan karena belum semua
tenaga ahli kesehatan terpenuhi, antara lain tenaga medis (
dokter, dokter gigi ), tenaga Sanitarian, tenaga Nutrisionis,
Tenaga Analis Kesehatan, dan tenaga farmasi dirasakan
belum semua Puskesmas terpenuhi. Apalagi dengan adanya
peningkatan status Puskesmas menjadi Puskesmas PONED
dan Puskesmas Dengan Tempat Perawatan. Kebijakan
pemerintah dengan moratorium dibidang Kepegawaian
menjadi kendala bagi penyediaan SDM bidang Kesehatan,
sementara program pemerintah dengan pelaksanaan
29
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Jaminan Pelayanan Kesehatan menuntut adanya SDM
Kesehatan yang cukup handal dan memenuhi persyaratan.
Komposisi SDM bidang Kesehatan di Kabupaten
Indramayu sampai tahun 2015 adalah sebagai berikut :
No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan
1 Dokter Umum 66
2 Dokter Gigi 8
3 Sarjana Kesehatan
Masyarakat
82
4 Farmasi 20
5 Bidan 384
6 Perawat 510
7 Ahli Gigi 6
8 Sanitarian 35
9 Analis Kesehatan 13
10 Perawat Gigi 7
11 Dokter PTT 7
12 Bidan PTT 181
Jumlah
1,319
e. Penelitian dan Pengembangan.
Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan
dimaksudkan untuk menyediakan informasi untuk
mendukung program kesehatan. Di Kabupaten Indramayu
kegiatan ini belum dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Kegiatan yang telah dilaksanakan baru sebatas riset
kepuasan pelanggan, pemantauan berkala dan pelaporan
kegiatan.
f. Pembiayaan Kesehatan.
Ketersediaan anggaran kesehatan di Kabupaten
Indramayu dari tahun 2011 sampai tahun 2015 berangsur-
angsur naik, walaupun sampai saat ini belum memenuhi
ketentuan yang diamanatkan oleh Undang-Undang No.36
30
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu 10 % dari APBD diluar
gaji.
Anggaran Pendapatan. Sejak diberlakukannya pembayaran
gratis untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas,
anggaran pendapatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Indramayu relatif kecil, jika dibandingkan dengan tahun
sebelum diberlakukannya Peraturan Daerah tentang
Pelayanan kesehatan gratis di seluruh wilayah Kabupaten
Indramayu. Pada tahun 2011 anggaran pendapatan bidang
Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
sebesar Rp. 5.271.329.500, tahun 2012 sebesar
Rp.5.364.286.000, tahun 2013 sebesar Rp.4.297.462.500,
tahun 2014 sebesar Rp.49.940.772.500,- dan tahun 2015
sebesar Rp.62.579.814.000,-
Anggaran Belanja. Sebaliknya untuk belanja bidang
kesehatan dasar di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
dari tahun ke tahun meningkat cukup signifikan, bahkan
mendekati 10 % dari APBD Kabupaten Indramayu diluar
gaji. Pada tahun 2011 anggaran belanja bidang Kesehatan
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sebesar Rp.
82.410.867.222, tahun 2012 sebesar Rp.111.452.514.480,
tahun 2013 sebesar Rp.148.107.450.664, tahun 2014
sebesar Rp.166.981.355.800,- dan tahun 2015 sebesar
Rp.181.766.680.000,-
Alokasi anggaran Dinas Kesehatan bersumber dari APBD
Kabupaten, Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat, dan
APBN ( DAK dan TP ).
Mulai tahun 2015 alokasi APBN cukup besar, yaitu berupa
anggaran DAK untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Kefarmasian, Biaya Operasional Kesehatan ( BOK
31
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
), Jaminan Persalinan ( Jampersal ) dan Jaminan Pelayanan
Kesehatan Nasional ( JKN ).
3.2. Analisis masalah dan isu strategis terkait dengan tugas
dan fungsi Dinas Kesehatan.
Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
sampai tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Masih tingginya angka kematian bayi ( AKB )
b. Masih tingginya angka kematian balita ( AKABA ), 46
kasus
c. Masih tingginya angka kematian ibu ( AKI ), 57 kasus
d. Masih tingginya penyakit menular seperti :
d.1. Kasus baru TB Paru tahun 2015 sejumlah 777 orang
d.2. Balita dengan Pneumonia, sebanyak 17.293 balita
d.3. Kasus HIV ditemukan sebanyak 414 kasus
d.4. Kasus diare tahun 2015 sebanyak 48.287 kasus
d.5. Penemuan kasus baru kusta pada tahun 2015
sebanyak 269 orang
d.6. Masih ditemukan Penyakit Menular yang dapat
dicegah dengan Imunisasi ( PD3I ), yaitu Penyakit
Campak, pada tahun 2015 ditemukan sebanyak
2018 kasus;
d.7. Masih tingginya kasus Demam Berdarah ( DBD ),
sebanyak 644 kasus.
d.8. Masih tingginya Masalah penyakit tidak menular,
yang di tandai dengan masih tingginya balita kurang
gizi di satu sisi dan di sisi lain adanya kecendrungan
mulai meningkatnya penyakit degeneratif
(jantung,hipertensi,diabetes dll) yang terkait dengan
kelebihan gizi sebagai akibat perubahan gaya hidup
32
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
dan pola makan dan penyakit yang berkaitan dengan
pencemaran.
e. Belum optimalnya pelayanan kesehatan karena
keterbatasan sarana, prasarana dan keterbatasan
sumber daya manusia di sarana pelayanan kesehatan;
f. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat
masih perlu ditingkatkan;
g. Fasililtas pelayanan kesehatan bagi penyandang cacat
dan lansia belum memadai.
3.2.1. Analisa lingkungan Strategis ( Analisis SWOT )
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dalam
menjalankan tugas dan fungsinya di bidang Kesehatn
tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan
yang dihadapi baik internal maupun eksternal, namun
permasalahan- permasalahan tersebut harus dihadapi
dan dipandang sebagi tantangan dan peluang dalam
meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu. Tantangan
yang dirasakan terkait dengan pelayanan pada Dinas
Kesehatan adalah sudah menjadi realitas yang ada
bahwa pembangunan kesehatan di Kabupaten
Indramyu harus dapat bergerak dengan cepat sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Selaras
dengan perkembangan pembangunan kesehatan
tingkat Provinsi maupun Nasional, maka
pembangunan kesehatan di tingkat Kabupaten
Indramayu harus dapat menyesuaikan.
Berdasarkan analisa terhadap permasalahan internal
maupun eksternal, maka kami tuangkan melalui
analisis SWOT.
33
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Tabel.II.1. Tabel Analisis SWOT
Analisis SWOT
Kekuatan ( Strength ) Kelemahan (
Weaknesses )
Peluang (
Oppurtunity )
Ancaman (
Threatths )
1. Anggaran yang
cukup besar dalam
menunjang
kegiatan program
1. Jumlah dan
jenis tenaga
kesehatan
belum
memenuhi
standar
pelayanan
kesehatan
1. Adanya
komitmen
yang cukup
dari
pemerintah
pusat,
propinsi dan
daerah
dalam
mendukung
program-
program
kesehatan
1. Tingkat
pengetahuan
dan
pendidikan
masyarakat
yang masih
rendah
2. Adanya Standar
Pelayanan
Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan
2. 2. Distribusi
tenaga kesehatan
yang belum
merata
2. Semakin
banyaknya
pelayanan
Kesehatan
swasta dan
peran sert a
masyarakat
dalam
pembangunan
kesehatan
2. Kualitas
lingkungan
bersih yang
masih rendah
3. Tingkat pendidikan
tenaga kesehatan
yang sudah
memadai
3. Belum semua
pekerjaan memiliki
Standar
Operasional
Prosedur.
3. semakin
banyaknya
UKBM sebagai
bentuk
peranserta
masyarakat
3. Masih ada
Budaya dan
adat istiadat
yang tidak
mendukung
pembaharuan
kesehatan
masih mengakar
di masyarakat
4. Adanya kebijakan
program JKN
maskin yang
terintegrasi ke
BPJS
4. Belum
maksimalnya
sosialisasi
informasi tentang
Program BPJS
4. Semakin
banyaknya
masyarakat
yang mengikuti
progam BPJS
4. Peserta BPJS
maskin dan
BPJS mandiri
masih tumpang
tindih dan
34
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
maskin mandiri. double data.
5. Adanya system
informasi
kesehatan yang
berjenjang dari
Puskesmas ke
Dinas Kesehatan
sampai ke tingkat
pusat
5. Belum adanya
sarana informasi
yang berbasis
wbsite secara
terpusat
5. Sudah
adanya aplikasi
informasi
online dari
beberapa
bidang di Dinas
Kesehatan
5. perlu
anggaran yang
cukup untuk
menyatukan
sistem informasi
kesehatan
bernasis
website.
Adapun kondisi lingkungan internal sebagaimana tabel berikut :
Faktor Strategis internal Keterangan
KEKUATAN :
1. Anggaran yang cukup besar dalam
menunjang kegiatan program
1. Adanya kebijakan penggunaan
anggaran kesehatan dengan
efesien dan efektif
2. Adanya Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan
2. Pelayanan kesehatan sesuai
dengan SPM
3. Tingkat pendidikan tenaga kesehatan
yang belum memadai
3. Peningkatan kualitas tenaga
kesehatan di Kabupaten
Indramayu
4. Adanya kebijakan program JKN maskin
yang terintegrasi ke BPJS
4. Perlunya peningkatan
koordinasi dengan BPJS
5. Adanya system informasi kesehatan yang
berjenjang dari Puskesmas ke Dinas
Kesehatan sampai ke tingkat pusat
5. Perlunya pembinaan berjenjang
sampai ke tingkat Kecamatan/
Puskesmas.
KELEMAHAN :
1. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan
belum memenuhi standar pelayanan
fasilitas kesehatan
1. Pemerataan sarana pelayanan
kesehatan dasar
2. Distribusi tenaga kesehatan yang belum
merata
2. Perlunya penempatan tenaga
kesehatan secara merata
3. Ketrampilan tenaga fungsional kesehatan
belum memadai
3. Perlunya peningkatan
pengawasan
4. Peranserta dan kemitraan belum terjalin
optimal
4. Optimalisasi informasi program
kesehatan
5. Sistem pengawasan dan pengendalian
program yang belum optimal
5. Penerapan SOP sesuai standar
6. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
belum seluruhnya sesuai dengan SOP
35
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
PELUANG :
1. Otonomi daerah memberikan
kewenangan lebih luas untuk
mengembangkan pelayanan kesehatn
lokal spsifik.
2. Komitmen yang kuat dari pemerintah
pusat, propinsi dan daerah untuk
mendukung program bidang kesehatan
3. Semakin banyaknya fasilitas pelayanan
kesehatan swasta dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dan peran serta
masyarakat dalam pembangunan
kesehatan
4. Semakin banyaknya UKBM sebagai
bentuk peranserta masyarakat dalam
bidang kesehatan
ANCAMAN :
1. Masih tingginya angka kmatian ibu,
angka kematian bayi balita
‘1. Perlu adanya dukungan dana
untuk program penyelamatan ibu
melahirkan dan bayi baru lahir
2. Adanya wabah penyakit DBD yang belum
dapat diatasi secara tuntas
‘2. Perlu upaya Promotif, Preventif
dan kuratif dalam pencegahan
endemis penyakit
3. Tingkat pengetahuan dan pendidikan
masyarakat yang masih rendah
3. Peningkatan pengetahuan
masyarakat dengan penyuluhan
kesehatan
4. Kualitas lingkungan bersih yang masih
rendah
4. Peningkatan kualitas
lingkungan bersih
5. Luas wilayah Kabupaten Indramayu
6. Laju pertumbuhan dan mobilisasi
penduduk yang cukup tinggi
36
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 – 2021 36
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Visi dan Misi Kabupaten Indramayu
A. Visi
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan
tujuan pembangunan daerah, yang dituangkan dalam visi
Kabupaten Indramayu yaitu : ”Terwujudnya Masyarakat
Indramayu Yang Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera
Serta Terciptanya Keunggulan Daerah’ (Indramayu
Remaja Tiga) dengan pengertian sebagai berikut :
Religius, diartikan bahwa masyarakat Indramayu
diharapkan memiliki tingkat pemahaman dan pengamalan
nilai-nilai agama secara baik dan benar sehingga dapat
tercermin dalam pola berfikir dan bertingkah laku sesuai
dengan nilai-nilai agama yang diyakininya.
Maju, diartikan bahwa masyarakat Indramayu cerdas,
terampil, bergerak dinamis, kreatif, inovatif serta tangguh
menghadapi tantangan.
Mandiri, diartikan bahwa segala sumber daya yang dimiliki
sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat
Indramayu, sehingga sesuai dengan nafas dan tujuan
hakiki penyelenggaraan Otonomi untuk Daerah.
Sejahtera, diartikan bahwa masyarakat Indramayu
memiliki rata-rata tingkat pendapatan yang memadai,
tingkat pendidikan yang cukup dan derajat kesehatan yang
baik, sehingga dapat hidup layak baik secara fisik maupun
non fisik.
Keunggulan Daerah, diartikan bahwa dengan segala
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh kabupaten Indramayu, melalului 3 (tiga) pilar
utama, yaitu pemerintah daerah (Local Government Sector),
37
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
sektor swasta (Privat sector) dan masyarakat (Society)
berupaya terus mendorong dan memfasilitasi
masyarakatnya dalam meningkatkan inovasi serta
kreatifitasnya yang diharapkan akan dapat menaikkan
daya saing daerah dan pada gilirannya akan mampu
meningkatkan keunggulan daerah.
B. Misi
Visi tersebut akan diwujudkan melalui 7 (tujuh) misi
yang terangkum dalam SAPTA KARYA MULIH HARJA.
Ketujuh misi itu adalah :
Misi Pertama, Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
Berbasis Ajaran Agama, Ilmu Pengetahuan,Teknologi
(IPTEK) Dan Budaya Lokal.
Tujuan : Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia.
Sasaran : Taraf pendidikan, derajat kesehatan, aksesibilitas
informasi, apresiasi budaya lokal, prestasi olahraga,
intensitas wisata/rekreasi, laju pertumbuhan
penduduk serta penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
Misi Kedua, Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat
Melalui Penguatan Lembaga Ekonomi Kerakyatan
Serta Keserasian Industri Dan Pertanian
Tujuan : Meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat
Sasaran : Pelaku wirausaha, serapan tenaga kerja, Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), ketahanan pangan
serta Neraca Perdagangan Daerah
Misi Ketiga, Mengembangkan Infra Struktur Wilayah Dan
Pengelolaan Lingkungan Secara Selaras, Lestari Dan
Optimal
38
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
Tujuan : Menyelaraskan tata ruang, keamanan dan
kelestarian lingkungan serta meningkatkan
kelayakan permukiman dan keprasaranaan.
Sasaran : Tata ruang, lingkungan hidup, bencana alam dan
permukiman dan prasarana wilayah, Meningkatkan
Kualitas Hidup
Misi Keempat, Meningkatkan Peran Masyarakat Dalam
Mewujudkan Keunggulan Daerah Yang Berbasis
Kearifan Lokal.
Tujuan : Meningkatkan pelayanan umum serta partisipasi
aktif dan pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan, serapan tenaga kerja
Sasaran : Pelayanan umum prima, partisipasi aktif dan
pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan dan
inovasi manajemen pembangunan.
Misi Kelima, Mengembangkan Reformasi Birokrasi, Dengan
Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih, Profesional
Dan Mengayomi Rakyat.
Tujuan : Meningkatkan kualitas SDM aparatur dalam
pelayanan prima dan penerapan good governance
Sasaran : Pelayanan prima dan kepuasan masyarakat.
Misi Keenam, Menguatkan Peran Pemerintah Desa Dalam
Pemberdayaan Masyarakat.
Tujuan : Mewujudkan peran pemerintah desa dalam upaya
pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat desa
Sasaran : Ketahanan masyarakat desa.
Misi Ketujuh, Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Tujuan : Meningkatkan sumber dan nilai pendapatan asli
daerah
Sasaran : Nilai Pendapatan Asli Daerah dan sumber
pendapatan asli daerah.
39
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
A. Tujuan
Untuk mendukung pencapaian Visi Pemerintah Kabupaten
Indramayu, yaitu ”Terwujudnya Masyarakat Indramayu
Yang Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera Serta
Terciptanya Keunggulan Daerah” dan Misi Pemerintah
Kabupaten Indramayu Sapta Karya Mulih Harja atau tujuh
kebijakan strategis dalam mengelola masyarakat kabupaten
Indramayu yang kaya raya dari sumber daya alamnya,didiami
oleh penduduk yang padat serta hidup makmur dan damai,
dimana misi yang pertama, yaitu : Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Berbasis Ajaran Agama, Ilmu
Pengetahuan, Teknologi (IPTEK) Dan Budaya Lokal; maka
tujuan pembangunan kesehatan adalah “Terwujudnya
Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas, Adil dan
Mandiri”. Untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan, maka ditetapkan indikator tujuan, yaitu :
Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH).
B. Sasaran
Sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Indramayu
adalah Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas, meningkatnya kemandirian masyarakat dalam
menjaga kesehatan dan lingkungannya serta meningkatnya
akuntabilitas kinerja, dengan indikator : Umur Harapan
Hidu (UHH) Menurunkan angka kematian (mortalitas),
menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka status
gizi, Presentasi penduduk yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan dasar di Puseksmas, meningkatnya perilaku
40
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
hidup bersih dan sehat di masyarakat serta meningkantnya
presentasi rumah sehat, Adapun indikator Sasaran tersebut
di atas yaitu :
B.1. Menurunkan Angka kematian (mortalitas)
Dampak yang diharapkan dari kebijakan
Peningakatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
adalah, menurunnya angka kematian ibu, dan angka
kematian bayi serta meningkatkan status gizi balita.
Pada saat ini status gizi balita sudah cukup baik yang
ditunjukkan dengan rendahnya balita gizi buruk
0,76% (indeks BB/TB), sehingga tinggal upaya untuk
mempertahankan agar tidak terjadi lonjakan dan
mengantisipasi munculnya KLB gizi buruk di masa
mendatang melalui sistem kewaspadaan dini dan
surveilans.
Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi
dilakukan melalui penurunan jumlah kematian ibu
melahirkan dan bayi hingga berkurang 2/3 dari
jumlah sekarang yang dititikberatkan pada faktor-
faktor penyebab kematian ibu dan bayi serta faktor-
faktor mendasar yang memiliki pengaruh terhadap
tingginya resiko kematian ibu dan bayi melalui :
a) Peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil dan
pemberian pelayanan sesuai standar serta rujukan
ibu hamil resiko tinggi.
b) Memperpendek jarak tempuh ibu hamil dan bayi
dengan pusat pelayanan kesehatan
rujukan/Rumah Sakit.
c) Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan
pemukiman untuk menurunkan resiko infeksi
41
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
pada ibu hamil dan kejadian ispa serta diare pada
bayi.
d) Peningkatan cakupan Fe3 bagi ibu hamil
e) Pemberian pelayanan kebidanan spesialistik yang
terjadwal di puskesmas.
f) Peningkatan status gizi ibu hamil dan balita.
g) Penatalaksanaan BBLR dan Balita Gizi Buruk
h) Perubahan perilaku/pola asuh di dalam keluarga
untuk memprioritaskan ibu hamil dan bayi dalam
mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam
dalam jumlah yang cukup.
i) Pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan KIA yang
sesuai standar di puskesmas dan mengembangkan
puskesmas PONED serta Rumah Sakit PONEK.
Kebijakan untuk meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan dilaksanakan dengan memenuhi
fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
baik dalam hal biaya maupun jarak tempuhnya.
Aspek keterjangkauan biaya pelayanan kesehatan
sangat dipengaruri oleh kesediaan dan kemampuan
masyarakat dalam membayar pelayanan kesehatan
yang didapatkan. Kesediaan atau kerelaan untuk
membayar pelayanan kesehatan tergantung
bagaimana kualitas pelayanan kesehatan yang
didapatkan masyarakat, semakin bagus pelayanan
kesehatan, maka akan semakin tinggi pula kesediaan
masyarakat untuk membayar. Adapun aspek
kemampuan membayar pelayanan kesehatan, sangat
tergantung dari penentuan tarif pelayanan kesehatan
dan tingkat ekonomi masyarakat. Untuk itu
42
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
diperlukan regulasi tentang tarif pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan kesehatan dasar serta
peningkatan perlindungan masyarakat melalui
jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat Kabupaten Indramayu.
Dengan luas wilayah kerja puskesmas rata-rata
sebesar 42km², berarti jarak tempuh paling jauh
masyarakat ke puskesmas adalah 6 – 7 km, dengan
adanya Pustu sebanyak 67 buah, maka jarak tempuh
terjauh ke pusat pelayanan kesehatan menjadi 4 km.
Sebuah jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar. Sementara untuk
memperoleh pelayanan kesehatan rujukan, rata-rata
terjauh jarak tempuh masyarakat sepanjang 17
km.Dengan demikian diperlukan adanya upaya untuk
memperpendek jarak tempuh masyarakat ke pusat
pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang menjadi
kebutuhan masyarakat, sangat ditentukan oleh
kecukupan tenaga kesehatan baik dalam jumlah
maupun jenisnya, ketersediaan alat dan sarana dan
pelayanan kesehatan, kondisi gedung serta komitmen
dan sikap petugas.
Dengan pendeknya jarak tempuh masyarakat dan
meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan akan
sangat mempengaruhi kemampuan dan kesediaan
masyarakat untuk membayar biaya pelayanan
kesehatan yang diperoleh melalui :
a) Pembangunan, rehabilitasi, relokasi dan perluasan
Puskesmas dan Puskesmas pembantu.
43
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
b) Pengembangan puskesmas santun lansia dan
wanita.
c) Rekruitmen, penataan dan distribusi pegawai yang
tepat sasaran.
d) Pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan
ketanggapan petugas dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan pemberian pelayanan
yang sesuai dengan SOP.
e) Modernisasi alat dan sarana yang ada di
puskesmas dan pustu.
f) Penjadwalan kunjungan dokter ke pustu dan
poskesdes/posyandu.
g) Meningkatkan kerjasama dan jejaring rujukan
antara pustu, puskesmas dan rumah sakit baik
pemerintah maupun swasta.
h) Akreditasi Puskesmas
i) Menyelenggarakan perijinan dan registrasi
pelayanan kesehatan swasta dan praktek tenaga
kesehatan.
B.2. Menurunkan angka kesakitan (morbiditas)
Kebijakan untuk Meningkatkan Pola Hidup Bersih dan
Sehat diarahkan kepada uapaya pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan. Masyarakat
semestinya ditempatkan sebagai mitra bukan sekedar
objek pembangunan. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan cara membantu masyarakat
untuk mengenali masalah kesehatannya secara
mandiri dan dapat segera melakukan antisipasi atau
tindakan apabila mengalami masalah kesehatan.
Proses pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
44
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
ditujukan agar masyarakat mengetahui dan
memahami kebutuhannya akan kesehatan bagi
dirinya sendiri dan mengetahui apa apa yang
diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatannya
melalui :
a) Mengembangkan program UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis masyarakat).
b) Meningkatkan cakupan PHBS
c) Meningkatkan jumlah desa siaga yang aktif.
d) Mengembangkan metode penyuluhan kesehatan
masyarakat.
e) Mengembangkan metode baru pemberdayaan
masyarakat, baik melalui pendampingan maupun
pengembangan kegiatan baru.
f) Meningkatkan kemitraan dengan organisasi sosial
bidang kesehatan dan organisasi profesi.
g) Mengembangkan program KADARZI
h) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
sistem kewaspadaan dini terhadap terjadinya KLB
dan bencana.
i) Menitik beratkan pembangunan kesehatan pada
upaya promotif dan preventif
Kebijakan untuk mencegah dan mengendalian
penyakit meliputi upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran penyakit antar daerah,
memantau dan mengawasi munculnya kembali
penyakit yang sudah berhasil dieliminasi sebelumnya
serta munculnya penyakit baru yang sebelumnya tidak
pernah ada yang diperberat dengan kecenderungan
meningkatnya penyakit degeneratif pada kelompok
45
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
usia produktif. Upaya pencegahan melalui sistem
informasi dini dan intervensi terhadap penyakit yang
ada di masyarakat merupakan kunci untuk mencegah
terjadinya KLB masalah kesehatan yang memerlukan
adanya kesiapsiagaan untuk kondisi tanggap darurat
melalui :
a) Memberdayakan fungsi TEK (Tim Epidemiologi
Kabupaten) dan TEPUS (Tim Epidemiologi
Puskesmas).
b) Pengembangan sistem pelaporan wabah secara
online.
c) Melakukan pemetaan kantong masalah kesehatan.
d) Meningkatkan kerjasama lintas batas masalah
penyakit.
e) Meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah
perbatasan/jalur lalu-lintas antar kota.
f) Pendokumenan penetapan standar KLB untuk
setiap kasus.
Kebijakan meningkatkan kesehatan lingkungan
merupakan salah satu faktor mendasar terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat di
Kabupaten Indramayu. Rendahnya akses dan
kepemilikan keluarga terhadap air bersih dan
jamban keluarga serta kebiasaan buang air di
sungai atau saluran irigasi menjadi salah satu
penyebab tingginya kejadian penyakit yang
berbasis lingkungan. Demikian juga dengan
tempat-tempat umum yang belum memenuhi
syarat kesehatan sangat berpengaruh terhadap
kualitas hidup manusia. Masih banyaknya
makanan/minuman yang mengandung bahan
46
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
berbahaya menjadi masalah kesehatan lingkungan
yang memerlukan perahtian serius karena kan
berdampak pada status kesehatan masyarakat
Indramayu untuk jangka panjang.
B.3. Meningkatnya kinerja akuntabilitas kinerja dinas
Kesehatan
Kebijakan, program dan kegiatan untuk melaksanakan
pembangunan kesehatan tidak akan optimal jika
aspek manajemen tidak diterapkan dengan baik.
a) Sumberdaya kesehatan khususnya sumber daya
manusia merupakan kunci dari keberhasilan
pembangunan kesehatan. Sebagai pelaku dan
penyelenggara pembangunan kesehatan,
kebutuhan akan sumber daya manusia yang
mencukupi dan berkualitas mutlak diperlukan.
Demikian halnya perbekalan kesehatan, seperti
penyediaan obat dan alat-alat kesehatan serta
sarana operasional juga menjadi faktor yang
penting dalam pembangunan kesehatan.
Profesionalisme dan komitmen tenaga kesehatan
merupakan faktor yang sangat penting untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan yang
terjangkau, merata, bermutu dan berkeadilan.
Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
bersifat pengobatan baik pelayanan dasar maupun
rujukan perlu didukung dengan kemudahan akses
baik dalam hal jarak maupun pembiayaannya.
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan transparan serta memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan yang
47
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
disandangnya memerlukan perilaku profesional
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
melalui :
1) Pelaksanaan pembagian tugas dan uraian tugas
yang jelas di seluruh unit pelaksana.
2) Pengembangan sistem informasi pegawai.
3) Melakukan analisa kebutuhan tenaga
kesehatan/menyusun road map pemenuhan
tenaga kesehatan.
4) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan
5) Sosialisasi undang-undang pelayanan publik
b) Meningkatkan fungsi pengawasan, akuntabilitas
dan transparansi
Untuk mewujudkan good governace dan clean
governance, diperlukan adanya pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan program secara internal
untuk menjaga agar program pembangunan
kesehatan benar-benar mempunyai dampak dan
langsung menyentuh kebutuhan masyarakat serta
dapat berjalan sesuai dengan perencaaan yang
telah dilakukan. Pengendalian program
pembangunan kesehatan dilaksanakan mulai dari
perencanaan hingga evaluasi program.
Transparansi program pembangunan kesehatan
dengan membuka diri untuk menerima masukan
dan kritik dari berbagai pihak dalam
penyelenggaraan program pembangunan
kesehatan. Kesediaan untuk memberikan
informasi secara objektif kepada masyarakat
mengenai program-program yang dilaksanakan
48
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
sehingga masyarakat dapat ikut mengawasi
program pembangunan kesehatan merupakan
bagian dari upaya transparansi. Upaya
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas
korupsi dapat dilakukan dengan meningkatkan
komitmen dari dalam melalui :
1) Perencanaan program kesehatan yang evidence
base berdasarkan data yang faktual dan valid.
2) Peningkatan kualitas pembinaan dan supervisi.
3) Survei kepuasan pasien terhadap kualitas
pelayanan kesehatan.
4) Publikasi pencapaian indikator kinerja program
kesehatan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 – 2021 49
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
A. Program
Untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan
dalam sasaran pembangunan jangka menengah bidang
kesehatan, dengan memperhatikan strategi pembangunan
dan mempertimbangkan kebijakan yang akan diambil, maka
program pembangunan kesehatan adalah :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
4. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi dan
Anak
5. Program Peningkatan Status Gizi Masyarakat
6. Program Peningkatan dan Pengembangan Promosi
Kesehatan
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
8. Program Pelayanan Kesehatan Dasar
9. Program Peningkatan Kualitas Sanitasi Dasar dan
Lingkungan
B. Kegiatan
Untuk mencapai sasaran dan tujuan sesuai dengan
kebijakan dan program yang telah ditetapkan, maka
kegiatan pembangunan kesehatan dalam kurun waktu
tahun 2016- 2021 adalah :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , meliputi
kegiatan :
a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dam
Listrik
50
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
b. Penyediaan Alat Tulis Kantor, Barang Cetakan dan
Penggandaan
c. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
undangan
d. Penyediaan Makanan dan Minuman
e. Rapat-rapat Koordinasi/ Konsultasi/ Kunjungan ke
Dalam Daerah dan Luar Daerah
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur,
meliputi kegiatan :
a. Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung
Kantor
b. Pemeliharaan rutin / berkalan gedung kantor
c. Pemeliharaan rutin/ berkala Kendaraan Dinas/
Operasional/ Mobil Jabatan
d. Pemeliharaan rutin/ berkala Perlengkapan dan
Peralatan Gedung Kantor
e. Pengadaan Tanah untuk Sarana Kesehatan
f. Pengadaan Mobil Kendaraan Dinas/ Operasional
3. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, meliputi
Kegiatan :
a. Pengumpulan Up-Dating Informasi Capaian Kinerja
Program dan Kegiatan
b. Sistem Informasi Kesehatan
4. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi dan
Anak, meliputi Kegiatan :
a. Peningkatan Immunisasi
b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Remaja
c. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak
Balita
51
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
d. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir
e. Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
f. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
g. Pelayanan Kesehatan Anak dengan Kecacatan dan
Terlantar
5. Program Peningkatan Status Gizi Masyarakat, meliputi
Kegiatan :
a. Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk
b. Pembinaan dan Peningkatan Gizi Masyarakat
c. Peningkatan Gizi Kelompok Rawan
6. Rogram Peningkatan dan Pengembangan Promosi
Kesehatan, meliputi Kegiatan :
a. Penetapan Kawasan Bebas Rokok dan Peningkatan
Derajat Kesehatan Masyarakat
b. Penyelenggaraan dan Pengembangan Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
c. Penyelenggaraan Kabupaten Sehat
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit,
meliputi Kegiatan :
a. Peningkatan Surveillans Epidemiologi dan
Penanggulangan Wabah
b. Penanggulangan Penyakit Menular Langsung
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber
Binatang
8. Program Pelayanan Kesehatan Dasar, meliputi Kegiatan :
a. Penyediaan Pelayanan Dasar di Puskesmas (
Operasional Puskesmas )
b. Penunjang Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ( JKN )
c. Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di Luar
Kuota Jamkesmas
52
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
d. Pengendalian dan Pengawasan Alat Kesehatan
e. Pelayanan Katarak
f. Peningkatan dan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
g. Pembinaan Kesehatan Jiwa dan Napza
h. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer
i. Pembinaan Kesehatan Tradisional
j. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan
k. Pengawasan, Pembinaan Sarana Pelayanan Kesehatan
l. Akreditasi Sarana Pelayanan Kesehatan
m. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
n. Akreditasi Tenaga Kesehatan
o. Peningkatan Kualitas SDM Kesehatan
p. Penataan Sarana dan Prasarana Kesehatan
q. Pelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular, Gigi
dan Mulut
r. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar ( DAK )
s. Pelayanan Kefarmasian ( DAK )
t. Jaminan Persalinan ( DAK )
u. Bantuan Operasional Kesehatan – BOK ( DAK )
9. Program Peningkatan Kualitas Sanitasi Dasar dan
Lingkungan, meliputi Kegiatan :
a. Peningkatan Kualitas Sanitasi Dasar dan Lingkungan
b. Pembinaan dan Pengawasan TTU-I dan TPM
C. Indikator Kinerja
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dari waktu ke waktu. Rencana Strategis disusun
berdasarkan kondisi saat ini dan bagaimana upaya harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan
53
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
kesehatan. Untuk mengukur apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum harus ditetapkan
indikator kinerja.
Indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Indramayu, mengacu kepada
indikator yang bersifat universal, yaitu indikator Umur
Harapan Hidup (UHH) yang juga merupakan salah satu
indikator untuk mengatahui tingkat kesejahteraan
masyarakat, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan indikator impact
yang dapat mengukur dampak dari seluruh program dan
kegiatan pembangunan kesehatan, baik yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan maupun institusi lainnya yang menunjang
pembangunan kesehatan. Indikator impact adalah hasil
akhir dari indikator outcome (indikator hasil/manfaat), dan
indikator outcome adalah hasil akhir dari indiaktor output.
Jika diterjemahkan dalam Renstra, indikator impact adalah
untuk mengukur keberhasilan dari tujuan pembangunan
kesehatan, indikator outcome untuk mengukur keberhasilan
program dan indikator output untuk mengukur keberhasilan
kegiatan. Semua indikator tersebut merupakan indiaktor
kinerja Dinas Kesehatan.
Untuk mengetahui indikator kinerja serta ukuran tingkat
pencapaiannya, dapat diketahui dari tabel berikut :
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021 54
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang mengacu pada
tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Indramayu adalah variabel yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan
memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Rencana Strategis
disusun berdasarkan kondisi saat ini dan bagaimana upaya harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Untuk mengukur apakah tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai atau belum harus ditetapkan indikator kinerja.
Indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Indramayu, mengacu kepada indikator
yang bersifat universal, yaitu indikator Umur Harapan Hidup
(UHH) yang juga merupakan salah satu indikator untuk
mengatahui tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)
Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan indikator impact
yang dapat mengukur dampak dari seluruh program dan kegiatan
pembangunan kesehatan, baik yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan maupun institusi lainnya yang menunjang
pembangunan kesehatan. Indikator impact adalah hasil akhir dari
indikator outcome (indikator hasil/manfaat), dan indikator outcome
adalah hasil akhir dari indiaktor output.
Jika diterjemahkan dalam Renstra, indikator impact adalah
untuk mengukur keberhasilan dari tujuan pembangunan
kesehatan, indikator outcome untuk mengukur keberhasilan
program dan indikator output untuk mengukur keberhasilan
55
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021
kegiatan. Untuk mengetahui indikator kinerja Dinas Kesehatan
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD serta ukuran
tingkat pencapaiannya, dapat diketahui dari tabel berikut :
Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta)
1 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
C B 65 B 75 BB 95 BB 110 A 115 A 130 A 130
Dinas Kesehatan
1 Pengumpulan Updating dan analisis data informasi program dan kegiatan
Tersusunnya laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
100% 100% 65 100% 75 100% 100 100% 150 100% 200 100% 250 100% 250
1 Angka kematian ibu (AKI) 146.99 146.54 2,150 128.1 2,400 109.47 2,700 95.28 3,000 82.77 3,350 70.00 3,700 70.00 3,700 Dinas Kesehatan
2 Angka kematian bayi (AKB) 6.79 6.76 5.89 5.12 4.45 3.85 3.32 3.32
1 Peningkatan pelayanan kesehatan ibu
% persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 85.90% 86% 350 88% 375 90% 400 92% 425 94% 450 96% 475 96% 475
% ibu hamil yang mendapatkan pelayanan minimal 4 kali K4-dengan 10 T
87% 89% 90% 91% 92% 93% 94% 95%
% komplikasi kebidanan yang ditangani 80% 82% 450 84% 475 86% 500 88% 525 90% 550 92% 575 95% 575
% ibu hamil dengan resiko yang dirujuk
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita
% Kunjungan neonatal pertama (KN1) 93.00% 94% 125 95% 150 96% 175 97% 200 98% 225 99% 250 99% 250
3 Peningkatan Imunisasi % bayi usia (0-12 bln) mendapat imunisasi dasar lengkap
80% 82% 350 83% 400 84% 450 85% 500 86% 550 87% 600 87% 600
% Desa dengan UCI 92% 92% 93% 94% 95% 96% 97% 98%4 Peningkatan gizi
kelompok rawan% ibu hamil yang mendapat tablet fe 90 tablet 83.30% 85% 450 86 500 87 600 88 700 89 850 90 1,000 90 1,000
Presentasi ibu hamil gakin mendapat PMT-P
39% 34% 44% 49% 53% 57% 61% 61%
5 Peningkatan Kesehatan Anak dan Remaja
% penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 100% 100 100% 125 100% 150 100% 175 100% 200 100% 225 100% 225
Jumlah puskesmas mampu PKPR
73% 74% 75% 77% 79% 81% 83% 85%
6 Pelayanan kesehatan anak dengan kecacatan
Jumlah anak dengan kecacatan yang dilakukan pelayanan kesehatan
600 650 150 700 175 750 200 800 225 850 250 900 275 900 275
7 Pembinaan kesehatan bagi anak terlantar
Jumlah anak terlantar yang dibina 500 600 175 650 200 700 225 750 250 800 275 850 300 850 300
8 Jaminan persalinan Jumlah ibu bersalin yang dijamin pembiayaannya 100% 3,000 100% 3,000 100% 3,250 100% 3,500 100% 3,750 100% 4,000 100% 4,000 100%
0.58% 0.50% 600 0.48% 700 46.00% 800 0.44% 950 0.42% 1,100 0.40% 1,250 0.40% 1,250 Dinas Kesehatan
8% 7.5% 7% 6.5% 6% 5.5% 5% 5%
2 3 4 5
Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Program Peningkatan Gizi Masyarakat
% berat badan balita sangat kurang
% Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Meningkatnya kinerja dinas kesehatan
Meningkatnya akuntabilitas kinerja
1 Predikat lakip Dinas Kesehatan ( B )
Tahun 2020 Tahun 2021
2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Umur Harapan Hidup (UHH) (70,75)
1
Terwujudnya kesehatan masyarakat yang berkualitas, adil dan mandiri
Tabel 5.1RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
DINAS KESEHATAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2016 - 2021
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PROGRAM DAN KEGIATANINDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) & KEGIATAN (OUTPUT)
DATA CAPAIAN
PADA TAHAUN
AWAL PERENCANA
AN
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PERIODE RENSTRA
SKPD PENANGGUNG
JAWABTahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta)
1 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 212 3 4 5
Tahun 2020 Tahun 2021
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PROGRAM DAN KEGIATANINDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) & KEGIATAN (OUTPUT)
DATA CAPAIAN
PADA TAHAUN
AWAL PERENCANA
AN
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PERIODE RENSTRA
SKPD PENANGGUNG
JAWABTahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Pembinaan dan Peningkatan Gizi Masyarakat
% rumah tangga dengan garam beryodium baik 73.37% 75% 200 78% 250 80% 300 83% 350 85% 400 85% 450 85% 450
2 Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk
Jumlah Pemberian MP-ASI pada anak usia 6-23 bulan gakin
150 175 400 200 450 225 500 250 600 275 700 300 800 300 800
37,9/100.000<49/100
.000160,850
<48/100.000
225,250 <47/100.
000245,150
<46/100.000
272,075 <45/100.000
289,950 <45/100
.000305,325
<45/100.000
305,325 Dinas Kesehatan
<0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5%
1 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
% Rumah/ Bangunan bebas jentik 100% 100% 750 100% 800 100% 850 100% 900 100% 950 100% 1,000 100% 1,000
2 Penanggulangan penyakit menular langsung
% penemuan penderita TB BTA positif 100% 100% 500 100% 550 100% 600 100% 650 100% 700 100% 750 100% 750
% penemuan penderita kusta<5% <5% <5% <5% <5% <5% <5% <5%
Jumlah penderita HIV/AIDS <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5%
3 Peningkatan survailence epidemiologi dan penanggulangan wabah
% desa/ kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100% 100% 350 100% 400 100% 450 100% 500 100% 550 100% 600 100% 600
54.30% 54% 160,100 55% 224,450 56% 244,300 57% 271,175 58% 289,000 59% 304,325 59% 304,325 Dinas Kesehatan
0 6% 14% 24% 35% 45% 55% 55%
1 Bantuan biaya penunjang operasi katarak bagi maskin yang tidak mendapat bantuan kesehatan
Jumlah pasien dilakukan operasi katarak
150 140 150 200 250 250 300 300 400 380 450 400 500 400 500
2 Peningkatan dan pelayanan laboratorium kesehatan
% Pemeriksaan kualitas air dan makanan
100% 100% 150 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100% 400
3 Peningkatan manajemen dan akreditasi puskesmas
Jumlah puskesmas yang dibina untuk dilakukan akreditasi
49 49 100 49 150 49 200 49 250 49 300 49 350 49 350
4 Pengawasan pembinaan pelayanan kesehatan
Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang dilakukan survei/peninjauan/pembinaan
30 36 125 40 200 45 250 50 300 55 350 60 400 60 400
5 Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan
% Puskemas mampu melakukan LPLPO
100% 100% 150 100% 250 100% 300 100% 325 100% 350 100% 375 100% 375
6 Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di luar kuota jamkesmas
Presentasi masyarakat msikin diluar kuota JKN yang membutuhkan pelayanan di PPK rujukan
100% 100% 23,000 100% 63,000 100% 65,000 100% 75,000 100% 75,000 100% 75,000 100% 75,000
7 Penyediaan pelayanan dasar di Puskesmas (operasional puskesmas)
Presentasi kebutuhan operasional puskesmas terpenuhi 100% 100% 11,000 100% 18,000 100% 20,000 100% 22,000 100% 25,000 100% 28,000 100% 28,000
8 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar
Jumlah petugas kesehatan dilatih perkesmas 110 220 200 110 100 150 125 200 150 250 175 250 200 1,180 200
9 Pelayanan kesehatan khusus dan penyakit tidak menular
% hipertensi 0% 66% 150 60% 200 55% 250 50% 300 45% 350 40% 400 40% 400
3 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dasar
Presentasi Penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas ( 100% )
Program Pelayanan Kesehatan Presentasi penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
Presentasi Puskesmas Terakreditasi
% Positif Rate HIV/AIDS
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
% Angka kesakitan demam berdarah dengue (IR DBD)
56
Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta)
1 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 212 3 4 5
Tahun 2020 Tahun 2021
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PROGRAM DAN KEGIATANINDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) & KEGIATAN (OUTPUT)
DATA CAPAIAN
PADA TAHAUN
AWAL PERENCANA
AN
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PERIODE RENSTRA
SKPD PENANGGUNG
JAWABTahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
% Diabetes Militus 0% 7.4% 7% 6.5% 6% 5.5% 5% 5%10 Peningkatan Pelayanan
Kesehatan lansiaJumlah lansia dilakukan screning kesehatan 200 250 75 300 100 350 125 400 150 450 175 500 200 2,250 200
11 Penataan sarana dan prasarana kesehatan
Jumlah Puskesmas mampu PONED
18 0 10,000 2 15,000 2 17,500 3 20,000 3 22,500 3 25,000 31 25,000
Jumlah Puskesmas Rawat Inap
23 0 2 2 1 2 1 31
12 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar (DAK)
Jumlah Rehabilitasi Puskesmas, Pustu dan Jaringannya
80 91 25,000 60 27,000 75 30,000 50 32,000 50 34,000 65 35,000 471 35,000
13 Bantuan operasional kesehatan (BOK)
Bantuan operasional kesehatan di Puskesmas terpenuhi
100% 100% 15,000 100% 17,500 100% 20,000 100% 22,500 100% 25,000 100% 26,000 100% 26,000
14 Pelayanan kesehatan di Puskesmas (JKN)
Terpenuhinya pelayanan kesehatan tingkat pertamadari mulai promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat-obatan dan abhan medis habis pakai
100% 100% 65,000 100% 70,000 100% 75,000 100% 80,000 100% 85,000 100% 90,000 100% 90,000
15 Pelayanan kefarmasian % Obat sesuai dengan kebutuhan
100% 100% 10,000 100% 12,500 100% 15,000 100% 17,500 100% 20,000 100% 22,500 100% 22,500
16 Sistem Informasi Kesehatan
Jumlah puskesmas aktif menjalankan sistem informasi kesehatan (e-Pus)
0 10 60 25 70 35 100 45 125 49 150 49 200 49 200
4 Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan dan lingkungannya
1 Meningkatnya Perikaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat (71,45)
68.4% 71.4% 500 74.4% 450 77.4% 550 80.4% 650 83.4% 750 86.4% 850 86.4% 850 Dinas Kesehatan
1 Penetapan kawasan tanpa rokok dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
% Posyandu purnama
30% 30% 200 32% 250 34% 300 35% 350 37% 400 39% 450 39% 450
2 Penyelenggaraan dan pengembangan promosi kesehatan
% Rumah tangga ber PHBS75% 75% 150 77% 200 79% 250 81% 300 83% 350 85% 400 85% 400
2 Meningkatnya rumah sehat ( 72,50% )
11 11 300 21 400 31 500 41 600 51 650 61 750 216 750 Dinas Kesehatan
1 Peningkatan kualitas sanitasi dasar dan lingkungan
% keluarga yang menggunakan jamban sehat 69.20% 74% 200 78% 250 82% 300 86% 350 90% 400 90% 450 90% 450
% akses dan kualitas air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
85% 86% 88% 90% 92% 94% 96% 96%
2 Pengawasan makanan dan minuman
% Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) bersertifikat laik sehat
18.75% 40% 100 45% 150 50% 200 55% 250 60% 250 65% 300 65% 300
3 Pembinaan dan pengawasan TTU dan Industri
% Tempat Tempat Umum (TTU) dan industri yang memenuhi syarat kesehatan
34.87% 50% 125 55% 135 60% 150 65% 175 70% 200 75% 225 80% 225
100% 100% 1,910 100% 2,260 100% 2,565 100% 2,915 100% 3,245 100% 3,570 100% 3,570 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi Perkantoran
Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Presentasi PHBS di 5 tatanan
Program Penyehatan Lingkungan Presentasi desa ODF
Program Penunjang
56
Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta)
1 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 212 3 4 5
Tahun 2020 Tahun 2021
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN PROGRAM DAN KEGIATANINDIKATOR KINERJA PROGRAM
(OUTCOME) & KEGIATAN (OUTPUT)
DATA CAPAIAN
PADA TAHAUN
AWAL PERENCANA
AN
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PERIODE RENSTRA
SKPD PENANGGUNG
JAWABTahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Tersedianya jasa rekening telepon, air, listrik dan internet
100% 100% 1,500 100% 1,750 100% 2,000 100% 2,250 100% 2,500 100% 2,750 100% 2,750
2 Penyediaan alat tulis kantor, barang cetakan dan penggandaan
Terpenuhinya sistem pelayanan administrasi dan perkantoran
100% 100% 150 100% 175 100% 175 100% 200 100% 225 100% 225 100% 225
3 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Terpenuhinya sistem pelayanan administrasi dan perkantoran
100% 100% 10 100% 10 100% 15 100% 15 100% 20 100% 20 100% 20
4 Penyediaan makanan dan minuman
Terpenuhinya sistem pelayanan administrasi dan perkantoran
100% 100% 50 100% 75 100% 75 100% 100 100% 100 100% 125 100% 125
5 Rapat-rapat koordinasi/kunjungan ke dalam da luar daerah
Terkoordinasinya program/ kegiatan
100% 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100% 450 100% 450
100% 100% 845 100% 1,000 100% 1,175 100% 1,400 100% 1,575 100% 1,700 100% 1,700
1 Pengadaan perlengkapan dan peralatan gedung kantor
Terpenuhinya pengadaan dan peralatan gedung kantor
100% 100% 350 100% 350 100% 400 100% 400 100% 450 100% 450 100% 450
2 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Terpeliharanya gedung kantor 100% 100% 350 100% 450 100% 550 100% 750 100% 850 100% 950 100% 950
3 Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional/mobil jabatan
Terpeliharanya kendaraan dinas
100% 100% 75 100% 100 100% 125 100% 125 100% 150 100% 150 100% 150
4 Pemeliharaan rutin/ berkala perlengkapan dan peralatan gedung kantor
Terpeliharanya perlengkapan dan peralatan gedung kantor
100% 100% 70 100% 100 100% 100 100% 125 100% 125 100% 150 100% 150
KABUPATEN INDRAMAYU,
dr. H. Dedi Rohendi, MARSPembina Utama Muda
NIP. 19600810 198911 1 001
Program Peningkatan saranan dan prasarana aparatur
Meningkatnya kinerja aparatur
Indramayu, April 2016
KEPALA DINAS KESEHATAN
56
2016 2017 2018 2019 2020 20211 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Predikat Lakip Dinas Kesehatan C B B BB BB A A
2 Umur Harapan Hidup (UHH) 70.59 70.72 70.85 70.95 71.05 71.15 71.25
3 Angka kematian ibu (AKI) 146.99 146.54 128.1 109.47 95.28 82.77 70.00
4 Angka kematian bayi (AKB) 7.04 6.76 5.89 5.12 4.45 3.85 3.32
5Presentasi Penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat 68.04% 71.40% 74.4% 77.4% 80.4% 83.4% 86.4%
7 Rumah Sehat 65.01% 72.50% 74% 76% 78% 80% 82%
TABEL 5.2INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
NO INDIKATORKONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
10
A
71.25
70.00
3.32
100%
86.4%
82%
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PERIODE RPJMD