Post on 24-Dec-2015
description
PROPOSAL PENELITIAN
PENGENDALIAN PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo,
Hypothenemus hampei) DENGAN MENGGUNAKAN
FEROTRAP
Disusun Oleh
RATNO GUNAWAN(11/14399/BP-S.Agr)
Dosen Pembimbing :
1. Ir. Samsuri Tarmadja, MP2. Ir. Paidi
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
i
RENCANA PENELITIAN
Pengendalian Penggerek Buah Kopi (PBKo, Hypothenemus
Hampei) Dengan Menggunakan Ferotrap
Disusun Oleh :
RATNO GUNAWAN11/14399/BP
Rencana penelitian ini diajukan pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Stiper Yogyakarta untuk Memenuhi Persyaratan Penelitian
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Yogyakarta, Februari 2015
Dosen Pembimbing I Ketua Jurusan
(Ir. Samsuri Tarmadja, MP) (Dr. Y.Th. Maria Astuti, M.Si)
Dosen Pembimbing II
(Ir. Paidi)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana atas
Hidayah dan RidhoNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Samsuri Tarmadja, MP Selaku dosen pembimbing pertama.
2. Ir. Paidi Selaku dosen pembimbing kedua.
3. Dr. Y.Th. Maria Astuti, M.Si Selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian,
Institut Pertanian STIPER yogyakarta.
4. Ir. Enny Rahayu, MP Selaku Dekan Fakultas Pertanian, Institut pertanian
STIPER yogyakarta.
5. Dr. Ir. Purwadi, MS Selaku Rektor Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.
6. Kedua orang tua yang tak henti memberikan semangat dan doa.
7. Kepada semua pihak dan seluruh rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian proposal penelitian ini.
Demikian proposal penelitian ini saya buat dengan harapan dapat bermanfaat
bagi saya pada khususnya, dan pembaca yang berminat pada umumnya.Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan yang akan datang.
Yogyakarta, Februari 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISIHalama
n
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Perumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
A. Kacang Tanah..................................................................................................5
B. Pengolahan Tanah............................................................................................7
C. Dosis Pupuk.....................................................................................................9
D. Hipotesis........................................................................................................12
III. METODE PENELITIAN.................................................................................13
A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................13
B. Alat dan Bahan..............................................................................................13
C. Rancangan Penelitian.....................................................................................13
D. Pelaksanaan Penelitian..................................................................................14
E. Parameter Pengamatan...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
LAMPIRAN...........................................................................................................21
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang berumur pendek,
cepat menghasilkan. Dari tanaman kacang tanah yang diambil hasilnya adalah
polongnya yang terbenam di dalam tanah. Biji kacang tanah banyak
mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Terutama
kandungan 25-30% protein, dan 40-50% minyak. Seperti kita ketahui bahwa
dalam tubuh manusia protein berfungsi sebagai bahan pembangun sel-sel baru
atau pengganti sel-sel yang rusak. Berbeda dengan kedelai, kacang tanah dapat
langsung dimakan begitu saja setelah direbus atau digoreng sebagai makanan
ringan. Misalnya kacang rebus, kacang asin, dan kacang atom. Selain itu dapat
pula diolah menjadi bahan bumbu pecel, sebagai bahan sayuran dan dipabrik
sebagai bahan pembuat keju (Sugeng, 1983).
Berbagai usaha untuk meningkatkan hasil telah banyak ditempuh,
meliputi berbagai perbaikan cara bertanam, penggunaan varietas unggul yang
dianjurkan (Gajah, Kidang, Banteng, dan Macan), populasi tanaman yang
sesuai, berbagai dosis pupuk NPK serta kombinasinya, perlindungan tanaman
dari serangan hama dan penyebab penyakit, serta pengendalian gulma. Namun
demikian kenaikan hasil masih belum dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Dengan masih sangat terbatasnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
protein hewani, maka usaha untuk meningkatkan produksi kacang-kacangan
perlu mendapat perhatian (Suprapto, 1989).
1
Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat
bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan
penyusun tanah tersebut masing-masing berbeda komposisinya untuk setiap
jenis tanah, kadar air dan perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang
dinamis, tanah dapat berubah keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-
sifatnya meliputi sifat fisik, sifat kimia dan sifat mekanis.
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah
yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman atau menciptakan keadaan tanah olah yang siap
tanam.Pengolahan tanah berkaitan erat dengan produksi tanaman, terutama
dalam menyiapkan struktur tanah yang cocok untuk pertumbuhan.Pengolahan
tanah, selain dapat menggemburkantanah juga berpengaruh terhadap fisik dan
mekanis tanah. Pengaruh ini memberikan akibat perubahan udara dan air
dalam tanah, juga memberikan pembatas mekanis pada perkembangan akar
dengan lapisan keras pada tanah.
Pengolahan tanah berkaitan erat dengan produksi tanaman terutama
dalam menyiapkan struktur tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah dapat menciptakan media yang baik bagi perkembangan
akar.Hal tersebut berpengaruh terhadap kerapatan isi dan tingkat kekerasan
tanah.Tetapi pengolahan tanah secara berlebihan yang dilakukan secara terus
menerus selama jangka waktu yang panjang dapat memicu terjadinya
erosi,sehingga mengakibatkan kesuburan tanah menjadi rendah (Yunus, 2004).
2
Pemupukan adalah penambahan bahan yang mengandung senyawa
organik maupun anorganik kedalam tanah untuk meningkatkan kesuburan
tanah sehingga unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi.
Pemupukan yang dilakukan antara lain berupa pupuk yang mengandung unsur
N, P, dan K yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman dan
ketersediannya dalam tanah terbatas. Pupuk yang digunakan antara lain pupuk
Urea, TSP, dan KCl (Effendi, 1984).
B. Perumusan Masalah
Petani Indonesia menanam tanaman kacang tanah sebagai tanaman
palawija untuk pemanfaatan lahan kosong setelah panen tanaman utama atau
ditanam dengan tumpangsari, sehingga kondisi tanah kurang efektif untuk
budidaya kacang tanah yang berdampak pada hasil produksi tanaman kacang
tanah yang rendah, maka perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui
adanya hubungan antara pengolahan tanah dan dosis pupuk terhadap produksi
tanaman kacang tanah. Dari penelitian ini diharapkan akan didapatkan
perpaduan yang paling tepat antara pengolahan tanah dan dosis pupuk NPK
untuk meningkatkan hasil tanaman kacang tanah.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat pengolahan tanah yang paling baik bagi pertumbuhan
dan hasil budidaya kacang tanah.
2. Mengetahui Dosis pupuk NPK yang paling tepat untuk meningkatkan
produksi tanaman kacang tanah.
3
3. Mengetahuiada tidaknya interaksi perlakuan bermacam pengolahan tanah
dan perbedaan dosis pupuk NPKyang paling baik terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman kacang tanah.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan menambah
informasi dan pengetahuan bagi pembaca khususnya petani tentang pengolahan
tanah dan dosis pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil
dalam budidaya tanaman kacang tanah.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kacang Tanah
Kacang tanah telah dibudidayakan di Indonesia sejak awal abad ke-17,
kemungkinan dimasukkan ke Indonesia oleh orang Portugis atau orang Cina.
Karena cara bertanamnya yang relatif mudah dan tidak terlalu mendapat
banyak gangguan hama dan penyakit, akibatnya tanaman kacang tanah cepat
menyebar ke seluruh Nusantara (Sumarno, 1986).
Varietas kacang tanah yang pertama masuk ke Indonesia adalah
varietas tipe menjalar. Ini terjadi kira-kira antara tahun 1521-1529 atau setelah
tahun 1579-1610 ketika orang Spanyol melakukan pelayaran ke kepulauan
Maluku. Kacang tanah tipe ini diketahui telah ditanam di Maluku sejak tahun
1709.
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, kacang tanah diklasifikasikan
seperti berikut ini.
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Species : Arachis hypogaea
5
Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe: tipe
tegak (bunch type) dan tipe menjalar (runner type).
Kacang tanah tipe tegak percabangannya kebanyakan lurus atau sedikit miring
ke atas. Umumnya petani lebih suka yang bertipe tegak sebab umurnya pendek,
100-120 hari, sehingga lebih cepat panen. Lagi pula, buahnya hanya pada ruas-
ruas yang dekat rumpun sehingga masaknya bisa bersamaan.
Kacang tanah tipe menjalar cabang-cabangnya tumbuh ke samping
tetapi ujungnya mengarah ke atas. Panjang batang utamanya antara 33-66 cm.
Tipe ini umurnya antara 6-7 bulan, kira-kira 180-210 hari. Tiap ruas yang
berdekatan dengan tanah akan menghasilkan buah sehingga masaknya tidak
bersamaan.
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah sebagai
bahan pangan dan industri . Tanaman ini biasanya ditanam di sawah atau
tegalan secara tunggal atau ganda dalam sistem tumpang sari. Sebagai bahan
pangan, biji kacang ini banyak mengandung lemak dan protein(Suprapto,
2002).
Sebagai bahan pangan dan makanan ternak yang bergizi tinggi,
kacang tanah mengandung lemak, protein, karbohidrat, serta Vitamin A, B, C,
D, E, dan K. Di samping itu,kacang tanah juga mengandung bahan-bahan
mineral, seperti Ca, Cl, Mg, P, K, dan S. Kacang tanah dapat dikonsumsi dalam
berbagai bentuk, antara lain sebagai bahan sayur, saus, digoreng, atau direbus.
Sebagai bahan industri dapat dibuat keju, mentega, dan minyak. Daun kacang
6
tanah serta hasil sampingan dari pembuatan minyak, dalam bentuk bungkil,
dapat dipergunakan untuk makanan ternak dan pupuk (Suprapto, 1989).
Salah satu peneliti kacang tanah Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dalam berbagai kesempatan
menyampaikan bahwa kacang Tanah varietas Takar 1 dan Takar 2 mampu
berproduksi hingga mencapai 3 ton polong kering/ha. Kedua varietas ini juga
sangat adaptif bila ditanam di lahan marginal seperti lahan kering masam yang
saat ini luasannya mencapai 25 juta ha. Produksi varietas ini lebih tinggi dari
rata-rata produksi nasional, saat ini masih mencapai 1,3 - 1,5 ton/ha, karena
tahan terhadap penyakit layu yang dapat menurunkan produktivitas dan tahan
terhadap penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan.
Untuk mencukupi kebutuhan industri dan pasar dalam negeri, data
BPS pada tahun 2012 melaporkan bahwa di Indonesia masih mengimpor
kacang tanah sebesar 125.636 ton, sedangkan produksi kacang tanah pada
tahun 2012 baru mencapai 907.000 ton yang dihasilkan dari luas lahan
pertanaman kacang tanah 713.000 ha. Luasan lahan kering masam di Indonesia
saat ini mencapai 25 juta ha bila 0,25% saja atau setara dengan 62.500 ha
ditanami kacang tanah varietas Takar 1 dan Takar 2 yang memang cocok untuk
lahan kering masam hasilnya dapat menutupi kebutuhan impor kacang tanah
(Anonim, 2014).
B. Pengolahan Tanah
Pada pembudidayaan tanaman, pengolahan tanah sangat diperlukan
jika kondisi kepadatan tanah, aerasi, kekuatan tanah dan dalamnya perakaran
7
tanaman tidak lagi mendukung untuk penyediaan air dan perkembangan
akar.Masalah pengolahan tanah, berkaitan erat dengan produksi pertanian
terutama dalam menyiapkan struktur tanah yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman.Pengolahan yang dilakukan pada tanah selain memberikan pengaruh
penggemburan juga berpengaruh terhadap fisik dan kimia tanah.Pengaruhini
memberikan akibat perubahan udara dan air dalam tanah, juga memberikan
pembatas mekanis pada perkembangan akar dengan lapisan keras pada tanah.
Untuk mendapatkan hasil tanaman yang memuaskan, maka harus
diciptakan keadaan fisik tanah yang baik bagi pertumbuhannya. Keadaan fisik
yang baik akan dapat diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah yang
efektif, guna mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Produksi tanaman dapat berkurang secara langsung, pada kondisi
tanah yang tidak menguntungkan dapat berakibat pada terhambatnya
pertumbuhan. Untuk dapat tumbuh baik dan berproduksi tinggi, tanaman tidak
hanya membutuhkan hara yang cukup dan seimbang, tetapi juga memerlukan
lingkungan fisik tanah yang cocok supaya akar tanaman dapat berkembang
dengan bebas, proses-proses fisiologi bagian tanaman yang berada didalam
tanah dapat berlangsung dengan baik dan tanaman berdiri tegak, tidak mudah
rebah.
Didalam tanah, akar tanaman tumbuh dan memanjang pada ruangan
diantara padatan tanah. Ruangan ini dikenal sebagai ruang pori tanah.
Pergerakan air dan hara tanaman terjadi lewat ruang pori ini demikian juga
dengan respirasi akar tanaman juga dapat berlangsung karena adanya ruangan
8
pori. Struktur tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman lewat pengaruhnya
terhadap perkembangan akar tanaman dan terhadap proses-proses fisiologi
akar tanaman. Proses fisiologi akar tanaman yang dipengaruhi oleh struktur
tanah termasuk absorbs hara, absorbs air dan respirasi. Disamping itu struktur
tanah juga berpengaruh terhadap pergerakan hara, pergerakan air dan sirkulasi
O2 dan CO2 di dalam tanah (Yunus, 2004).
Apabila lahan yang akan ditanami tidak ditumbuhi rumput liar,
pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam. Pengolahan tanah menggunakan
bajak sebaiknya diulang dua kali, kemudian diteruskan dengan penggaruan
agar bongkahan tanah menjadi remah. Bongkahan-bongkahan tanah dapat
mempersulit penanaman dan pertumbuhan biji (Suprapto, 2002).
Pengolahan tanah 2 kali memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan pengolahan tanah 1 kali cangkul dan tanpa pengolahan
tanah (TOT) terhadap hasil kacang tanah (Arachis hypogaea). Pengolahan
tanah 2 kali cangkul memberikan hasil tertinggi pada parameter rata-rata
bobot 100 g biji kering, rata-rata presentasi polong berisi dan rata-rata hasil
biji kering per petak. Hal ini disebabkan olah tanah 2 kali dengan cangkul
sangat efisien untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah khususnya pada
presentase polong berisi, dengan meningkatnya jumlah pori makro, aerasi
menjadi lebih baik dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan akar
sehingga tanaman dapat menyerap hara dan air dalam jumlah yang
cukup(Tahjiri, 2013).
9
C. Dosis Pupuk
Pupuk yang diberikan untuk menambah unsur hara bagi tanaman
kedalam tanah ada 2 macam ditinjau dari bahan bakunya, yaitu pupuk organik
dan pupuk anorganik. Persentase kandungan unsur hara dalam pupuk
anorganik relatif lebih tinggi sehingga petani cenderung menggunakan pupuk
ini. Namun belakangan ini harga pupuk anorganik semakin naik sehingga
menambah beban biaya bagi petani. Selain itu pupuk anorganik hanya
berfungsi untuk meningkatkan kesuburan kimia tanah saja, yaitu sebagai
penambah unsur tanpa diimbangi dengan fungsi perbaikan sifat fisik dan
biologi tanah seperti pada pupuk organik. Oleh karena itu, perlu dicarikan
pemecahannya, yaitu mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik
(Sutanto, 2002).
Pemupukan NPK yang diberikan secara langsung terhadap tanaman
kacang tanah umumnya tidak dapat meningkatkan hasil. Pupuk lebih baik
diberikan pada tanaman pada musim sebelumnya, sehingga tanaman kacang
tanah memperoleh sisa pupuk yang tertinggal dalam tanah. Tanaman kacang
tanah sangat efisien dalam menyerap zat hara yang telah tersedia dalam tanah.
Percobaan-percobaan pemupukan pada tanaman kacang tanah di
seluruh dunia memberikan data yang tidak dapat dijadikan pegangan guna
anjuran dosis pemupukan. Namun pada tanah yang miskin hara Phospat,
pemupukan P dapat meningkatkan hasil. Demikian pula pada tanah yang
miskin hara N, dan bintil akar belum banyak terbentuk, pemupukan N dari
10
Urea atau ZA dapat meningkatkan hasil, tetapi pemupukan dengan hara K
belum pernah dilaporkan dapat menambah hasil (Sumarno, 1986).
Berdasarkan data yang diperoleh Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Nusa Tenggara Barat melalui penelitian dengan 5 perlakuan
pemupukan yaitu P1= Urea 50 kg+NPK 100 kg/ha; P2= NPK 150 kg/ha; P3=
NPK 100 kg/ha; P4= Urea 50 kg/ha dan P5= Tanpa pupuk (kontrol) dengan
jarak tanam 40 x 15 cm. Hasil yang diperoleh analisa terhadap jumlah polong
per tanaman menunjukan hasil yang beda nyata, hasil terbaik ditunjukan pada
perlakuan P1 (37 polong,73 biji) kemudian disusul berturut-turut P2 (35
polong,75 biji), P3 (32 polong,55 biji), dan P4 (29 polong,40 biji) kemudian
P5/kontrol (27 polong,40 biji). Perlakuan pemupukan juga berpengaruh sangat
nyata terhadap produksi yang dihasilkan, hasil tertinggi ditunjukan pada
perlakuan P1 (2,248 ton/ha) kemudian disusul berturut-turut P2 (2,245 ton/ha),
P3 (2,133 ton/ha), dan P4 (1,994 ton/ha) kemudian P5/kontrol (1,660 ton/ha).
Tidak terjadi perbedaan nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah
cabang (Sudarto, Hardjono, dan Sajirun, 2013).
Apabila N diberikan secara berlebihan dapat mengurangi kadar gula
didalam biji, meningkatkan kerentanan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit, memperlambat pematangan dan membantu pertumbuhan vegetatif,
tanaman mudah rebah dan menurunkan kualitas (Soepardi, 1983).
Pupuk KCl mengandung unsur kalium (K), sangat berguna bagi
tanaman yaitu membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat
tubuh tanaman agar daun,bunga dan buah tidak mudah gugur, merupakan
11
sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit
(Lingga dan Marsono, 2007).
D. Hipotesis
1. Diduga pengolahan tanah dua kali cangkul(maximmum tillage) akan
memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah.
2. Diduga Pada perlakuan Tanpa Olah Tanah (TOT) akan membutuhkan
pupuk yang lebih banyak untuk dapat memberikan hasil yang optimal
terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah.
3. Diduga pada perlakuan Tanpa Olah Tanah (TOT) akan berdampak
padasaat pemanenan yang lebih sulitdanbanyak polong yang tertinggal
dalam tanah.
12
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Praktek dan Penelitian (KP2)
Instiper Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.Penelitian dilaksanakan selama ±100 hariyang dilakukan
pada bulan November 2014 – Pebruari 2015, dengan ketinggian tempat 118 m
dpl, dengan jenis tanah Regosol.Alasan memilih lokasi ini karena letaknya
yang strategis, akses transportasi mudah, dekat dengan sumber air, mudah
dijangkau dan mudah dalam pengontrolan.
B. Alat dan Bahan
Alatyang digunakan adalah : cangkul, parang, gembor, meteran, oven,
timbangan digital, alat tulis, tali raffia, bambu.
Bahan yang digunakan adalah :BenihKacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan
pupuk majemuk NPK Mutiara (16-16-16).
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode percobaan Rancangan Petak
Terbagi(Split Plot Design).Dengan menggunakandua faktor dan terdiri dari 6
ulangandiantaranya adalah :
Faktor pertama adalah macam pengolahan tanah (Main plot)yang terdiri atas 3
arasyaitu :
T0 = Tanpa Olah Tanah (Zerro tillage)
T1 = Pengolahan Tanah Satu Kali Cangkul(Minimmum tillage)
T2 = Pengolahan Tanah Dua Kali Cangkul(Maximmum tillage)
13
Faktor kedua adalah macam dosis pupukNPK Mutiara (Sub plot)yang terdiri
atas 3 arasyaitu :
P0 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,2 g/tanaman (50 Kg /Ha)
P1 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,4g/tanaman (100 Kg/Ha)
P2 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,6g/tanaman (150 Kg/Ha)
Dari kedua faktor tersebut diperoleh 3x3 =9 kombinasi perlakuan, yang
masing-masing diulang6 kali, sehingga diperoleh seluruhnya adalah 9 x 6 = 54
satuan percobaan dengan tanaman sample 3 tanaman sehingga jumlah tanaman
seluruhnya adalah 54 x 3 = 162 tanaman.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Sidik Ragam (Analisis of
Variance) pada jenjang nyata 5 %.Perlakuan yang berbeda nyata dianalisis
menggunakan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan jenjang nyata
5%.
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan sebagai lahan penelitian dibersihkan dari
gulma dan tanaman pengganggu. Padasetiap perlakuan membutuhkan
bedengandengan luas 0,6m x 0,3 m, dengan jarak antar sub-plot20 cm,
jarak antar main plot 30 cm, dan jarak antar blok adalah 50 cm.
2. Perlakuan Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan sesuai dengan perlakuan yang
diteliti dalam penelitian ini. Adapun perlakuan pengolahan tanah tersebut
antara lain :
14
a) Tanpa Pengolahan Tanah (Zerro tillage)
Perlakuan tanpa pengolahan tanah (Zerro tillage) dilakukan tanpa
pengolahan tanah, hanya pembersihan gulma dan sisa tanaman serta
pembuatan parit sebagai batas antar bedengan.Penanaman benih
dilakukan menggunakan sistem penugalan dengan kedalaman 2-3 cm.
b) Pengolahan Tanah Satu kali Cangkul(Minimmum tillage)
Pengolahan tanah dilakukan dengan pembersihan gulma dan sisa
tanaman terlebih dahulu kemudian diolah sederhana dengan sekali
cangkul memotong tanah dengan kedalaman pencangkulan10 cm.
c) Pengolahan Tanah Dua Kali Cangkul (Maximmum tillage)
Pengolahan tanah dilakukan dengan2 kali cangkul yang pertama
memotong tanah dan membaliknya untuk membenamkan gulma dan
sisa tanaman, kemudian dilakukan pencangkulan kedua yaitu bertujuan
penghalusan tanah dari bongkahan tanah yang besar dari hasil
pengolahan tanah pertama agar menjadi butiran tanah yang lebih
halus/remahdengan kedalaman cangkul 20 cm.
3. Penentuan Jarak Tanam dan Pembuatan Lubang tanam
Jarak tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 cm x
20 cm, dalam satu bedeng seluas 0,18 m² terdapat 3 tanaman.Setelah itu
dibuat lubang tanam yang dimaksudkan sebagaitempatpenanaman benih
dan acuan untuk penempatan pupuk.
15
4. Penanaman
Penanaman benih kacang tanah dilakukan pada sore hari pada
lubang tanam yang tersedia , setiap lubang tanam ditanam dengan masing-
masing 1benih kacang tanah. Penanaman dilakukan seminggu setelah
pengolahan tanah dilaksanakan.
5. Pemeliharaan
a) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dilakukan bersamaan dengan penanaman,
kegiatan pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK
Mutiara(16-16-16) dengan dosis 0,2g per tanaman, 0,4g per tanaman
dan 0,6g per tanaman. Sesuai pada tempatnya masing-masing yang
telah ditentukan. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur pupuk
disamping barisan tanaman, berjarak 5 cm dari barisan tanaman.
b) Penyiraman
Penyiraman dilakukan sekali sehari pada sore hari dengan
menggunakan gembor.
c) Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian terhadap hama dan penyakit diantisipasi dengan
sistem pengontrolan secara rutin. Pengendalian hama dan penyakit
tanaman dilakukan secara manual yang dilakukan dengan cara
pengutipan langsung hamayang menyerang tanaman. Untuk
menghindari penyakit tanaman disemprot Dithane-M 45 dengan
konsentrasi 2 cc/liter setiap minggu.
16
d) Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual setiap hari yakni dengan
mencabutnya apabila ada gulma yang tumbuh di bedengan, hal ini
untuk menghindari terjadinya persaingan dalam penyerapan unsur hara
dan air.
e) Pembumbunan
Waktu pembumbunan dilakukan pada umur 37-42 HST.
Pembumbunan dilakukan untuk penggemburan tanah disekitar
perakaran tanaman kacang tanah agar tumbuh leluasa dan batang
tanaman tidak mudah rebah serta pembentukan polong maksimal.
6. Pemanenan
Kacang tanah dipanen pada umur ±100 HST, ciri umum kacang
tanah yang siap panen adalah sebagian besar daun pada tanaman mulai
mengering dan luruh. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mencabut
beberapa rumpun tanaman sebagai sample untuk dilihat ketuaannya. Polong
yang sudah tua ditandai dengan kulitnya yang keras, bijinya mengisi penuh,
dan kulit bijinya tipis.
17
E. Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati dan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Parameter Pertumbuhan
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh ujung
batang yang dilakukan seminggu sekali.
2. Berat Segar Tajuk (g)
Berat segar tajuk per tanaman ditimbang pada akhir penelitian.
3. Berat Kering Tajuk(g)
Berat kering tajuk per tanaman ditimbang setelah tanaman dioven selama
48 jam dengan temperatur 70o C hingga mencapai berat konstan dan
dilakukan pada akhir penelitian.
4. Berat Segar Akar (g)
Berat segar akar diamati diakhir penelitian, akar yang akan ditimbang
dibersihkan dari kotoran kemudian ditimbang.
5. Berat Kering Akar (g)
Berat kering akar diamati diakhir penelitian, akar tanaman dioven sampai
mencapai berat konstan kemudian ditimbang.
6. Jumlah Bintil akar aktif
Jumlah bintil akar aktif diamati dengan melihat dari warna bintil akar.
Bintil akar yang aktif berwarna merah/pink sedangkan yang tidak aktif
berwarna pucat.
18
b. Parameter Produksi Tanaman
1. Jumlah polongpertanaman (buah)
Jumlahpolong diamati diakhir penelitian, jumlah polong per
tanamanyang dihitung diambil dari sampel yang diamati.
2. Berat polong pertanaman (g)
Berat polong pertanaman, ditimbang setelah kacang tanah dipanen.
Dengan cara menimbang seluruh polong dalam satu rumpun tanaman.
3. Berat 100 biji (g)
Berat segarpolong diamati diakhir penelitian. Penimbangan ini dilakukan
dengan cara membersihkanpolong hasil panen dari kotoran kemudian
ditimbang berat per 100 biji.
4. Jumlah polong Isi
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitungpolong yang berisi >2
biji/polong padasetiap tanaman, pengamatan dilakukan setelah panen.
5. Jumlah polong hampa
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung polong hampa dan
polong yang berisi 1 biji/polong pada setiap tanaman, pengamatan
dilakukan setelah panen.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Kacang Tanah VarietasTakar produksi tinggi. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1711/. diakses pada 26 mei 2014 pukul 10:21 WIB.
Effendi, S. 1984. Bercocok tanam Jagung. CV Yasaguna. Jakarta.
Lingga P dan Marsono, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal.
Sudarto H dan M. Sajirun, 2013.Tanaman Palawija. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.
Sugeng, Hr. 1983. Bercocok Tanam Polowijo. C.V. Aneka. Semarang.
Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru. Bandung.
Suprapto, Hs. 1989. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapto, Hs. 2002. Bertanam Kacang Tanah.Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 591 hal.
Tahriji, S.2013. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIIP/article/viewFile/ 2443/2422.Diakses pada 26 Mei 2014 pukul 11:38 WIB
Yunus, Y. 2004. Tanah dan Pengolahan. Alfabeta. Bandung.
20
LAMPIRAN 1
LAY OUT PENELITIAN(Split Plot Design)
Ulangan III Ulangan I
T2 T1 T0 T1 T2 T0
Ulangan IV Ulangan V
T0 T2 T1 T1 T0 T2
Ulangan VI Ulangan II
T1 T0 T2 T0 T1 T2
Keterangan :
T0 = Tanpa Olah Tanah (Zerro tillage)
22
T1P0 T2P1T1P1T0P2T2P2T0P2
T1P2
T1P1 T0P1
T0P0T2P0
T2P1
T0P1
T0P0
T2P2
T2P0
T1P0
T1P2
T0P0 T2P1 T1P2 T1P0 T0P2 T2P2
T0P2 T2P0 T1P0 T1P1 T0P1 T2P0
T0P1 T2P2 T1P1 T1P2 T0P0 T2P1
T0P0T2P1 T1P1 T1P0
T0P2T1P0T2P2 T1P1 T2P2
T0P2
T0P1
T2P1
T2P0 T1P2 T0P1 T1P2 T2P0 T0P0
T1 = Pengolahan Tanah sekali cangkul (Minimmum tillage)
T2 = Pengolahan Dua kali cangkul (Maximmum tillage)
P0 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,2 g /tanaman (50 Kg /Ha)
P1 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,4 g /tanaman (100 Kg /Ha)
P2 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,6 g /tanaman (150 Kg /Ha)
23
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN KEBUTUHAN PUPUK PER TANAMAN.
Perhitungan Jumlah Tanaman /Ha
Jarak tanam : 20 x 20 cm
: 400 cm2 = 0,04 m2
Jumlah tanaman /ha : 1 ha = 10.000 m2
:1 Ha 10.000 m2
400 cm2 0,04 m2
: 250.000 tanaman /Ha
Kebutuhan pupuk NPK Mutiara per tanaman pada masing-masing dosis:
Dosis 50 Kg/Ha : 50.000 g/250.000 = 0,2 g /tanaman
Dosis 100 Kg/Ha : 100.000 g/250.000 = 0,4 g /tanaman
Dosis 150 Kg/Ha : 150.000 g/ 250.000 = 0,6 g /tanaman
24
LAMPIRAN 3
Varietas Tanaman Kacang Tanah
Nama Varietas : Gajah
Nomor Induk : 61
Asal : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21/ Spanish 18-38
Hasil rata-rata : 1,6 – 1,8 ton/Ha
Warna batang : Hijau
Warna daun : Hijau
Warna bunga : Kuning
Warna ginofora : Ungu
Warna biji : Merah muda
Tipe tumbuh : Tegak
Umur berbunga : 30 hari
Umur matang : 100 hari
Berat 100 biji : 53 gram
Kadar protein : 29%
Kadar lemak : 48%
Sifat-sifat lain : - tahan terhadap penyakit layu
- Peka terhadap penyakit karat dan bercak daun
- Rendemen biji dari polong : 60 - 70 %
Dilepas tahun : 1950
Diselidiki oleh : Balai Penyelidikan Teknik Pertanian, Bogor
25
LAMPIRAN 3
Varietas Tanaman Kacang Tanah
Nama Varietas : Macan
Nomor Induk : 62
Asal : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21/ Spanish 18-38
Hasil rata-rata : 1,5 – 1,8 ton/Ha
Warna batang : Hijau
Warna daun : Hijau
Warna bunga : Kuning
Warna ginofora : Ungu
Warna biji : Merah muda
Tipe tumbuh : Tegak
Umur berbunga : ± 30 hari
Umur matang : ± 100 hari
Berat 100 biji : 47 gram
Kadar protein : 30%
Kadar lemak : 47%
Sifat-sifat lain : - tahan terhadap penyakit layu
- Peka terhadap penyakit bercak dan karat daun
- Rendemen biji dari polong : 60 - 70 %
Dilepas tahun : 1950
Diselidiki oleh : Balai Penyelidikan Teknik Pertanian, Bogor
26
LAY OUT PENELITIAN(Split Plot Design)
U3T2 U3T1 U3T0 U1T1 U1T2 U1T0
U4T0 U4T2 U4T1 U2T1 U2T0 U2T2
Keterangan :
U1 – U4 = Ulangan 1 – Ulangan 4
T0 = Tanpa Olah Tanah (Zerro tillage)
T1 = Pengolahan Tanah sekali cangkul (Minimmum tillage)
T2 = Pengolahan Dua kali cangkul (Maksimum tillage)
P0 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,2 g /tanaman (50 Kg /Ha)
P1 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,4 g /tanaman (100 Kg /Ha)
P2 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,6 g /tanaman (150 Kg /Ha)
27
T2P0 T1P2 T0P1 T0P0T2P0T1P2
T0P1 T2P1T0P0T1P2T1P1T2P2
T1P0
T1P1T2P1
T2P2
T1P0
T0P2
T0P0
T0P2
T0P0
T0P1
T0P2
T2P2
T2P1
T1P1
T1P0
T1P1T1P0
T1P2
T2P0
T2P1
T2P0
T2P2
T0P1
T0P2