Post on 14-Apr-2018
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
1/29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa keadaan permukaan bumi ini tidaklah
rata. Keadaan permukaan bumi terdiri dari pegunungan, perbukitan dan lembah.
Maka untuk dapat menggambarkan keadaan bumi yang tidak rata ini, diperlukan
suatu alat pengukuran.
Ada dua macam alat pengukuran untuk mengukur beda tinggi antara dua
titik, yaitu water pass dan theodolit. Pada dasarnya, proses kerja kedua alat ini
adalah sama. Tetapi ada beberapa hal yang membedakan antara kedua alat ini.
Dalam mengukur beda tinggi antara dua titik, water pass hanya mampu
mengukur dengan arah horizontal saja. Sedangkan theodolit, selain bisa
mengukur dengan arah horizontal juga dapat mengukur dengan arah vertikal.
Adapun komponen- komponen dalam theodolit tidak jauh berbeda
dengan water pass. Perbedaannya hanya pada penggerak sumbu horizontal dan
vertikal terdapat sekrup pengunci. Dan nivo pada theodolit ada dua buah. Dan
untuk memperjelas arah pengukuran terhadap tiang ukur, dapat dilihat melalui
vizier.
Pada water pass apabila beda tinggi antara dua titik terlalu tinggi
sehingga pesawat tidak dapat meraih fokus tiang ukur pada jarak tertentu.
sedangkan pada theodolit dapat menggunakan sumbu vertikalnya intuk
mengukur ketinggian yang ekstrim sekalipun.
Pada laporan praktikum ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang
theodolit.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penggunaan alat theodolit dengan tepat?
2. Bagaimana cara untuk melakukan identifikasi pada setiap jenis pengukuran?
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
2/29
C. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan mahasiswa mengetahui caracara penggunaan alat ukur
sudut (Theodolit) dengan tepat pada pekerjaan pengukuran di lapangan atau
di lokasi pekerjaan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Diharapkan hal ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
melakukan identifikasi setiap jenis pengukuran, yaitu : jarak, beda tinggi, dan
sudut yang diperlukan untuk penggambaran kerangka dasar pemetaan.
D. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami cara-cara penggunaan alat theodolit dengan
tepat.
2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi jenis pengukuran, yaitu jarak, beda
tinggi dan sudut yang diperlukan untuk penggambaran kerangka dasar
pemetaan.
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
3/29
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengukuran Poligon
Poligon adalah rangkaian garis khayal diatas permukaan bumi yang
merupakan garis lurus yang menhubungkan titik-titik dan merupakan suatu
objek pengukuran atau poligon adalah rangkaian segi banyak untuk pembuatan
peta.
Ada dua macam cara yang dilakukan pada pengukuran poligon yaitu :
a. Pengukuran jarak mendatar
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan pita ukur ( rol
meter ) dan dengan melalui pembacaan benang pada alat ukur theodolit untuk
mengenali jarak optis.
Gambar 2.1
Pengukuran Jarak Mendatar
b. Pengukuran sudut mendatar
Pengukuran sudut mendatar adalah selisih dua arah yang berlainan .
Ada dua macam sudut mendatar/sudut horizontal dalam ilmu ukur tanah.
1. Sudut arah ( ) yaitu selisiah antara arah B
Gambar 2.2
Sudut Arah
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
4/29
2. Sudut Jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara geografis, maka
arah utara diambil sebagai sumbu Y suatu salib sumbu atau sudut yang
dibentuk searah jarum jam atas sudut yang ditentukan.
Y
A
O X
Gambar 2.3Sudut Jurusan
Besarnya Sudut Yo A :
Gambar 2.4
Besar Sudut Jurusan
( dab )2 = ( Xb - Xa )2 + ( Yb - Ya )
2
H = ( Xb - Xa ) = dab sin
Y = ( Yb - Ya ) = dab cos
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
5/29
B. Bentuk-Bentuk Poligon
1. Poligon Tertutup, Poligon yang titik awalnya merupakan titik akhir
pengukuran Poligon tersebut.
Gambar 2.5
Poligon Tertutup
2. Poligon Terbuka terbagi atas tiga macam yaitu:
a. Poligon Lepas adalah Poligon yang hanya satu titiknya diketahui
koordinatnya.
Gambar 2.6
Poligon Lepas
b. Poligon Terikat adalah Poligon yang titik awal dan titik akhirnya
diketahui koordinatnya.
Gambar 2.7
Poligon Terikat
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
6/29
c. Poligon terikat sempurna adalah Poligon yang dua titik dan dua titik
akhirnya yang diketahui koordinatnya.
Gambar 2.8
Poligon Terikat Sempurna
C. Teori Azimuth
Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang
meridian acuan. Dalam pengukuran tanah datar, Azimuth biasanya diukur dari
utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai
selatan sebagai arah acuan.
Gambar 2.9
Azimuth
Ada tiga macam azimuth yaitu :
1. Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya
dengan titik sasaran;
2. Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan
titik sasaran;
3. Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik
sasaran.
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
7/29
D. Hubungan antara sudut poligon dan azimuth
a. Poligon terbuka
Gambar 2.10Hubungan Poligon Terbuka dengan Azimuth
Dimana :
1 = 1 2 = 0 + 1 360
2 = 2 3 = 1 + 2 360
= 0 + 1 + 2 3 x 360
3 = 3 1 = 2 + 3 180
4 = 4 5 = 3 + 4 180
n = 0 ( ) ( n + 1 ) 180 f
f = Koreksi Sudut
b. Poligon tertutup
7
d 6
6
d 5
5
d 4
4d 3
3
d 1
2 11
d 7 7
6
5
4 3
Gambar 2.11
Hubungan Poligon Tertutup dengan Azimuth
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
8/29
1 7 = Azimuth matahari
1 2 = 1 7 + 1
2 3 = 1 7 + 1 + 2 - 180
3 4 = 1 7 + 1 + 2 + 3 2 . 180
4 5 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 3 . 180
5 6 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 4 . 180
6 7 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 5 . 180
7 1 = 1 7 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 6 . 180
Dalam penyusunan azimut terlebih dahulu sudut-sudut poligondikoreksi , yaitu seluruh sudut dalam dijumlahkan dan jumlah segi banyak
tersebut adalah :
Tetapi biasanya dalam pengukuran di lapangan tidak terpenuhi maka
besarnya kesalahan penutup kita cari dengan rumus :
= ( n 2 ) x 180 f
Untuk menghilangkan kesalahan menutup sudut ( f ) Kita harus
koreksi sudut sudut poligon dengan jalan memberi rata besar kesalahan
kepada masing-masing titik poligon .Bila kesalahan penutup sudut ( + f )
Positif maka koreksi kita kurungkan .
Bila kesalahan penutup sudut ( - f ) , negatif , maka koneksinya kita
tambahkan.
Setalah semua sudut sudut poligon dikoreksi kemudian kita susun
azimutnya dengan rumus :
Jika hitungan kita berlawanan
arah jarum jam
= ( n 2 ) x 180
n = ( n 1) + n
180
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
9/29
Jika hitungan kita searah jarum
jam.
E. Hubungan antara sisi poligon dan koordinat
1
2
3 6
5
1
2
3
4
5
d 1 d 2 d 3 d 4 d 5
6
U UU U U
Gambar 2.12
Hubungan antara sisi Poligon dengan Koordinat
Titik 2 Titik 3
x2 = x1 + d1 sin 1 x3 = x2 + d2 sin 2
y2 = y1 + d1 cos 1 y3 = y2 + d2 cos 2
Titik 4
x4 = x3 + d3 sin 3 = x1 + d1 sin 1 + d2 sin 2 + d3 sin 3
y4 = y3 + d3 cos 3 = x1 + d1 cos 1 + d2 cos 2 + d3 cos 3
Titik n
xn = x1 + ( d sin 1 ) ----------- xn x1 = ( d sin 1 )
yn = y1 + ( d cos 1 ) ----------- yn y1 = ( d cos 1 )
n = ( n 1) - n 180
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
10/29
Dari hasil pembahasan hubungan antara sudut poligon dan azimut
serta hubungan antara sisi poligon dan koordinat , maka dapat disimpulkan
tiga syarat geometri poligon yaitu :
1. ( akhir - awal ) + 180
2. d sin ( akhir - awal )
3. d cos ( y akhir - y awal )
Tetapi umumnya hasil pengukuran sudut dan jarak yang terjadi tidak
memenuhi syarat diatas , maka itu didapat :
1. ( akhir - awal ) + n. 180 + f
2. d sin ( akhir - awal ) + fx3. d cos ( y akhir - y awal ) + fy
dimana : f = Kesalahan pada sudut yang diukur
f x = Kesalahan pada proyeksi sumbu x
f y = Kesalahan pada proyeksi sumbu y
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
11/29
BAB III
METODE PENGUKURAN
A. Sistem Pengukuran
Agar suatu pengukuran sudut dapat dilakukan dengan tepat sistem
sumbu-sumbu pada suatu theodolitharus memenuhi syarat-syarat berikut :
1. LL VV, Sumbu nivo tabung (alhidade) tegak lurus pada sumbu pertama,
2. ZZ HH, Garis bidik tegak lurus pada sumbu kedua,
3. HH VV, Sumbu kedua tegak lurus pada sumbu pertama,
4. Sumbu nivo indeks harus sejajar dengan garis bidik yang distel horizontalatau indeks yang automatis harus bekerja.
B. Teknik Pengukuran
Pengukuran Kerangka Poligon Memanjang
Pengukuran kerangka Poligon memanjang digunakan apabila titik yang
akan dicari koordinatkoordinatnya terletak memanjang sehingga membentuk
segi banyak (Poligon). Maka Poligon haruslah diawali dengan titik yang telah
diketahui koordinatnya dan untuk dapat ditentukan sudutsudut jurusan sisi
Gambar 3.1Sistem pengukuran sumbu-sumbu pada Theodolit
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
12/29
A
B
C
D
E
U
A (x,y)
B
C
D
E
Poligon, haruslah di titik awal digunakan arah , sedang jarakjarak antara titik
titikPoligon diukur langsung. AdapunPoligon memanjang terbagi dua :
1. Poligon memanjang tertutup yaitu teknik pengukuranPoligon yang berputar
mengelilingi suatu bidang, dimana titik awal pengukuran merupakan titik
akhir pengukuran.
Gambar 3.2
Kerangka Poligon memanjang tertutup
2. Poligon memanjang terbuka yaitu teknik pengukuran Poligon dimana titik
awal pengukuran bukan merupakan titik akhir pengukuran
Gambar 3.3
Kerangka Poligon memanjang terbuka
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
13/29
C. Lokasi Dan Waktu Praktikum
Lokasi praktikum kelompok 2 yaitu di hutan dibelakang kantin didepan
auditorium mokodompit.
Waktu praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 21 Maret 2012
Waktu : 13.20 WITA dan berakhir pada pukul 14.49 WITA
D. TIM PENGUKUR
Kelompok IV : 1. Wa Ode Muslimah E1B1110142. Munawir Muin E1B111010
3. Ibrahim Dwi Putra E1B111015
4. Abd. Rafli Rifai G. E1B111013
5. Salisman E1B111012
6. Sirwan E1B111009
E. Alat dan Bahan Yang Digunakan
Alat Theodolitlengkap:
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
14/29
Gambar 3.4
Theodolit
1. Theodolit
Theodolit sebagai alat ukur universal yang disamping dapat
mengukur sudut horizontaldan sudut vertical juga dapat menentukan beda
tinggi. Alat ukur theodolit secara umum memiliki bagian-bagian sebagai
berikut :
a. Pegangan,
b. Alat pembidik, berfungsi untuk membidik secara kasar sasaran bidik.
c. Alat pencatat digital, berfungsi sebagai pembacaan sudut horizontaldansudut vertical.
d. Pengatur mikrometer, berfungsi untuk mengatur garis skala pembacaan
(nonius).
e. Klem penyetel tinggi, berfungsi untuk membuka dan mengunci
pergerakan verticalteropong.
f. Gelang penyetel jarak, berfungsi untuk titik fokus lensa yang berguna
untuk memperjelas obyekyang di bidik.
g. Okuler teropong, berfungsi untuk memperjelas nampaknya benang
sebagai standar pembacaan.
h. Sekrup penyetel tinggi, berfungsi untuk menggerakkan secara halus
teropong ke arah vertical.
i. Sekrup penyetel putaran, berfungsi untuk mengatur pergerakkan putaran
horizontalsecara halus.
j. Klem penyetel putaran, berfungsi untuk mengunci dan membuka
putaran alat kearah horizontal.
k. Pelat dasar berkaki tiga yang dapat dibuka.
l. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui kedataran alat.
m. Nivo tabung (alhidade), berfungsi untuk mengetahui kedataran alat.
n. Unting-unting optis, berfungsi untuk mengetahui ketetapan posisi alat
terhadap patok.
o. Tiga buahsekrup penyetel, berfungsi untuk mengatur kedudukan nivo.
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
15/29
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3.5
Bagian-Bagian Theodolit
2. Statif (kaki tiga)
Gambar 3.6
statif (kaki tiga)
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
16/29
Statifberfungsi sebagai penyangga theodolitdengan ketiga kakinya
dapat menyangga penempatan alat yang ada pada masing-masing ujung
yang runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur
tingginya sesuai dengan tanah tempat alat itu berdiri seperti tampak pada
gambar. Selain itu juga statifdilengkapi dengan sekrup pengunci theodolit,
agartheodolittidak bergeser dan jatuh.
3. Rambu Ukur
Gambar 3.7
Gambar Rambu Ukur
Rambu ukur mempunyai penampang segi empat panjang yang
berukuran kurang lebih 3-4 cm, lebar 10 cm, panjang 300 cm, dan bahkan
ada yang panjangnya mencapai 500 cm, ujung atas dan bawahnya diberi
sepatu besi. Bidang lebar dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi
tanda pada bagian-bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi
cat hitam dan merah dengan dasar putih, maksudnya bila dilihat dari jauh
tidak menjadi silau. Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan pengukuran
tinggi tiap patok utama dan jarak optis antara titik.
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
17/29
4. Pita Ukur (meter roll)
Gambar 3.8
Pita Ukur ( Roll Meter )
Pita ukur terbuat dari fiber glass dengan panjang 30-50 m dan
dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak antara patok yang satu dengan
patok yang lain.
5. Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan arah utara dalam pengukuran
sehingga dijadikan patok.
Gambar 3.9
Kompas
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
18/29
6. Payung
Gambar 3.10Payung
Payung disini digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar
matahari langsung dan dari hujan, karena lensa teropong pada pesawat
sangat peka terhadap sinar matahari dan juga apabila lensa teropong basah
maka akan mengganggu dalam pembacaan rambu ukur.
7. Patok
Gambar 3.11
Patok
Terbuat dari kayu dan mempunyai penampang berbentuk lingkaran
atau segi empat dengan panjang kurang lebih 30-50 cm dan ujung bawahnya
dibuat runcing, berfungsi sebagai suatu tanda dilapangan untuk titik utama
dalam pengukuran.
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
19/29
8. Alat Penunjang Lainnya
Gambar 3.12Kalkulator, Pulpen, Papan data
Alat penunjang lainnya seperti belangko data pengukuran, data
board, kalkulator, dan alat tulis lainnya, yang dipakai untuk memperlancar
jalannya praktikum.
F. Prosedur pelaksanaan praktikum
Dalam pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah pengukuranpoligon, (segi
banyak) dengan rangka poligon tertutup, prosedur pelaksanaannya dapat
dilakukan sebagai berikut.
1. Peninjauan lokasi pengukuran dan menentukan arah pengukuran.
2. Pemasangan patok dengan tinggi patok dari tanah 5-10 Cm dan jarak
antara patok diukur menggunakan pita ukur dengan jarak 50 meter. Jika
tidak memungkinkan untuk sampai batas toleransi dapat dilakukan
penambahan atau pengurangan jarak tersebut dan jika memungkinkan patok
diberi lebel atau tanda.
3. Sket situasi (lokasi) kedudukan patok pada blangko pengukuran.
4. Theodolit didirikan diatas titik/patok Po setelah Theodolit dipasang pada
piringan statifdansekrup pengunci pesawat dikencangkan.
5. Unting-unting optis diatur kedudukannya dengan mengatur kedudukan
kedua kaki statif hingga untung-unting optis berada tepat ditengah-tengah
atau dalam keadaan seimbang.
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
20/29
6. Seimbangkan kedudukan nivo kotak (alhidade) dengan memutar ketiga
sekrup penyetel atau cara lain dengan mengatur ketiga kaki-kaki statif
hingga gelembung udara pada nivo kotak berada ditengah-tengah atau dalam
keadaan seimbang.
7. Seimbangkan kedudukan nivo tabung (alhidade) dengan memutar salah satu
sekrup penyetel hingga gelembung udara pada nivo tabung berada ditengah-
tengah atau dalam keadaan seimbang.
8. Kompas diletakkan diatas teropong guna menentukan arah utara dan
mengatur skala horizontal pada nonius 00o 00 00 dengan teropong
membidik ke arah utara.9. Bak ukur didirikan dititik P1 dengan kedudukan verticalkesegala arah.
10. Theodolitdiputar searah jarum jam dan teropong membidik ketitik P1 dan
pada teropong terlihat pembacaan benang (Ba, Bt, Bb) serta pada alat
pencatat digital terdapat bacaan sudut horizontal sebagai pebacaan sudut
dari utara ke P1 dan sudut vertical.
11. Tinggi pesawat diukur dari permukaan tanah sampai tengah teropong
dengan menggunakan pita ukur.
12. Pindahkan pesawat ketitik selanjutnya, kemudian stel alat sedemikian rupa
lalu pengamatan dititik-titik selanjutnya dilakukan secara teratur seperti cara
diatas sampai ketitik akhir.
13. Pembacaan hasil pengukuran dicatat pada data formulir pengukuran
14. Lakukan hal yang sama pada patok-patok selanjutnya hingga pengukuran
selesai.
G. Kesalahan Yang Terjadi Dalam Pengukuran
Dalam melakukan pengukuran kita tidak luput dari kesalahan-kesalahan.
Kesalahan ini bersumber dari perorangan, (pengukur, penulis dan pemegang
rambu) alat ukur dan pengaruh dari luar.
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
21/29
Kesalahan dalam pengamatan dan pengukuran dapat dibagi dalam tiga
jenis :
1. Kesalahan Kasar (Mistake Blunders)
Kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati dalam melakukan
pengukuran atau kurang pengalaman dan pengetahuan dalam pengukuran.
Kesalahan ini bersumber pada pengukur dan pembantu ukur (penulis atau
pemegang rambu).
Contoh kesalahan :
- Salah baca : 39,61 dibaca 36,91
- Salah mencatat data ukuran- Salah dengar antara pencatat dan pengukur.
Kesalahan ini dalam proses pengukuran tidak dibolehkan karena akan
mempengauhi keakuratan hasil pengukuran oleh karena itu dianjurkan
menggunakanself chackingdari pengamatan yang dibuat.
2. Kesalahan Sistematis (cummulative errors)
Kesalahan ini terjadi pada setiap kali pengukuran. Umumnya
kesalahan terjadi karena alat ukur itu sendiri (pesawat waterpass, pita ukur
dan rambu ukur)
Contoh kesalahan :
- Garis bidik tidak sejajar garis arah nivo.
- Pita ukur yang tidak mendatar.
- Panjang pita ukur yang tidak standar.
Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan perhitungan koreksi atau
mengkaligrasi alat/memperbaiki alat.
3. Kesalahan Yang Tidak Terduga/Acak (accidental)
Kesalahan ini terjadi karena hal-hal yang secara kebetulan tidak
diketahui dengan pasti dan tidak diperiksa. Contoh kesalahan :
- Lengkungnya permukaan bumi.
- Getaran tanah (resonansi).
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
22/29
- Melengkungnya sinar (refraksi)
- Panasnya sinar matahari dan getaran udara (odulasi)
Kesalahan ini akan baru terlihat apabila suatu besaran diukur
berulang-ulang dan hasinya tidak selalu sama antara satu dengan yang lain.
Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan melakukan obserfasi dan mengambil
nilai rata-rata sebagai hasil pengukuran.
G. Rumus-Rumus Yang Digunakan
Untuk perhitungan hasil pengukuranpoligon profil memanjang dan profil
melintang, perhitungan dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan Jarak Optis Patok Utama ( DOn)
Rumus :
Dimana :
DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)
Ba = Benang Atas Patok Utama (mm)
Bb = Benang Bawah Patok Utama (mm)
2. Perhitungan Sudut Horizontal ( )
Rumus :
Dimana :
= Jumlah Sudut Horizontal
n = Sudut Horizontal
DOn= ( Ba Bb ) x
= 1 + 2 + 3 + . . . .
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
23/29
3. Perhitungan Koreksi Sudut
a) Jumlah Kesalahan Terkoreksi (K )
Rumus :
Dimana :
K = Jumlah Kesalahan Terkoreksi
n = Banyaknya Titik Pengamatan
= Jumlah Sudut Horizontal
(n 2). 180 0 = Jumlah Sudut Teoritis
(n + 2) Untuk Data Sudut Luar
(n 2) Untuk Data Sudut Dalam
b) Koreksi Sudut Horizontal ( )
Rumus :
Dimana :
= Koreksi Sudut Tiap Titik Sudut Horizontal
K = Jumlah Kesalahan Terkoreksi
n = Banyaknya Titik Pengamatan
4. Perhitungan Azimuth Benar ( n )
Rumus :
Dimana :
n = Azimuth Benar Sudut Yang Dicari
n-1 = Azimuth Benar Titik Sebelumnya
= Koreksi Sudut Tiap Titik Sudut Horizontal
n = Sudut Horizontal Titik Yang Ditinjau
K = (n 2) .
= K / n
n = n-1 n n = n-1 + n 180
0
Sudut Luar
n = n-1 n + 1800 Sudut Dalam
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
24/29
5. Perhitungan Jarak Proyeksi ( DPn )
Rumus :
Dimana :
DPn = Jarak Proyeksi (m)
DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)
= Sudut Vertikal Patok Utama
6. Perhitungan Jarak Horizontal ( DXn )
Rumus :
Dimana :
DXn = Jarak Horizontal Yang Ditinjau (m)
DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)
n = Azimuth Benar Sudut Yang Telah Dikoreksi
7. Perhitungan Jarak Vertikal ( DYn )
Rumus :
Dimana :
DYn = Jarak Vertikal Yang Ditinjau (m)
DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)
n = Azimuth Benar Sudut Yang Telah Dikoreksi
8. Perhitungan Koreksi Jarak Horizontal ( DXn )
Rumus :
DPn = DOn . Cos 2 ( 90 0
DXn = DPn . Sin n
DXn=DP
DPn
x
DYn = DPn . Cos n
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
25/29
Dimana :
DXn = Koreksi Jarak Sudut Horizontal (m)
DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)
DP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)
DX = Jumlah Jarak Sudut Horizontal (m)
9. Perhitungan Koreksi Jarak Vertikal ( DYn )
Rumus :
Dimana :
DYn = Koreksi Jarak Sudut Vertikal (m)
DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)
DP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)
DY = Jumlah Jarak Sudut Vertikal (m)
10. Perhitungan Koreksi Linier ( L )
Rumus :
Dimana :
L = Koreksi Linier (m)
DX= Jumlah Jarak Sudut Horizontal (m)
DY = Jumlah Jarak Sudut Vertikal (m)
DP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)
L =( ) ( )
P
2
Y
2
X
D
DD
DYn= DP
DPn
x
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
26/29
11. Perhitungan Koordinat Titik Terhadap Sumbu Horizontal ( Xn )
Rumus :
Dimana :
Xn = Koordinat Sumbu Horizontal Yang Ditinjau (m)
Xn-1 = Koordinat Sumbu Horizontal Titik Sebelumnya (m)
DXn-1 = Jarak Horizontal Titik Sebelumnya (m)
DXn = Koreksi Jarak Sudut Horizontal Titik Sebelumnya (m)
12. Perhitungan Koordinat Titik Terhadap Sumbu Vertikal ( Yn )
Rumus :
Dimana :
Yn = Koordinat Sumbu Vertikal Yang Ditinjau (m)
Yn-1 = Koordinat Sumbu Vertikal Titik Sebelumnya (m)
DYn-1 = Jarak Vertikal Titik Sebelumnya (m)
DYn = Koreksi Jarak Sudut Vertikal Titik Sebelumnya (m)
13. Perhitungan Beda Tinggi Patok Utama ( Hn )
Rumus :
Dimana :
Hn = Beda Tinggi Patok Utama (m)
Tpswt = Tinggi Pesawat (m)
DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)
= Sudut Vertikal Patok Utama
Bt = Benang Tengah (mm)
Xn = Xn-1 + DXn-1
Hn = Tpswt + DOn Sin 2 ( 90 0 )
Yn = Yn-1 + DYn-1 DYn-1
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
27/29
14. Perhitungan Koreksi Beda Tinggi Patok Utama ( H )
Rumus :
Dimana :
H = Koreksi Beda Tinggi Patok Utama (m)
H = Jumlah Beda Tinggi Patok Utama (m)
n = Banyaknya Titik Pengamatan
15. Perhitungan Tinggi Titik Patok Utama ( Pn )
Rumus :
Dimana :
Pn = Tinggi Titik Patok Utama (m)
Pn-1 = Tinggi Titik Patok Sebelumnya (m)
Hn-1 = Beda Tinggi Patok Sebelumnya (m)
H = Koreksi Beda Tinggi Patok Utama (m)
16. Perhitungan Luas Areal Pengukuran ( L )
Rumus :
Dimana :
L = Luas Areal Pengukuran ( m2 )
X = Koordinat Titik Terhadap Sumbu Horizontal (m)
Y = Koordinat Titik Terhadap Sumbu Vertikal (m)
Pn = Pn-1 Hn-1 H
L =( ) ( )
2
X.YY.X 1nn1nn +
H = n
H
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
28/29
17. Perhitungan Azimuth Benar ( ndet )
Rumus :
Dimana :
ndet = Azimuth Benar Detail Sudut Yang Dicari
n = Azimuth Benar Patok Utama
ndet = Sudut Horizontal Detail
n = Sudut Horizontal Patok Utama
ndet = n ndet
7/29/2019 Punya Muslimah Tugas Laporan Theodolit
29/29
BAB IV
ANALISIS DATA