Post on 11-Jan-2017
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP(ANDAL)
RENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL
BOJONEGARA
Lokasi:Desa Argawana
Kecamatan Pulo AmpelKab. Serang - Provinsi Banten
2016
PT. NUSANTARA GAS SERVICEGedung Cyber 2 Lt. 32, Jl. Rasuna Said Blok X5 No.13Jakarta Selatan 12950
KESATU
KEDUA
Rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara di DesaArgawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Seralg, Provinsi Bantenoleh PT. Nusantara Gas Service , dinyatakan layak ditinjau dari aspeklingkungan hidup.
Rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara di l)esaArga'uvana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Bantenoleh PT. Nusantara Gas Service, sebagaimana daiam diktum KESATU,meliputi:
Tahap Pra Kontruksi1. Pemanfaatan lahan.
Luas lahan 300.000 *z (30 Ha), dengan rincian penggunaanlahan adalah sebagai berikut:
No Area Luas Lahar{m2l
Luas Lahan?erbangun
{m2}
Luas LahauTerbuka
A Fasilitas1 Area ofTank 53.646 11.07B 42.5682 Area of Flare 18.430 o 18.430aJ Area of Vaoorizer 6.859 6.859 04 Area of Process 8.267 2.800 5.467
ttL
5 Area of SeanuaterIntake 7.398 3.631 3.767
6 Area af SawaterChannel and Attfall 3.123 3.123 0
7 Area of Major HpingRctck
7.7tl o 7 .711
R Area of AdmistratiueBuildinq 25.s05 i3.373 12.t32
I Area of Main ContralBuildinq 4.035 4.035 0
10 Area of Fire Station 2.712 2.7 12 0i1 Area of Maintainance
Warkshop andWarehause
2.178 2.t78 0
t2 Area of Sub Statiortand oower qenerator 6.7 t6 6.716 0
13 Area of lt[eteringStation 2.604 2.604 o
l1 Area of Utilitu 5.243 5.243 015 Truck Loading Area
{Future)33.43s o 33.435
16 Phqse-II ReseruedArea 26.s68 0 26.568
Jumlah N A 2t4.43'o 64.3s2 150.078o.Persentase lTol No. A 71,478 21.45 50.53
B Baaguaan
1AdmiristrationBuildinq 990 990 0
2 Center Control Room 1.855 1.855 0J Jet:tu Control Room 374 374 0+ Main Substatiort t.624 1.620 05 Maintenqnce
Warkshop &Warehouse
1.062 1.062 0
6 Power House 2.3r2 2.312 07 Main Entrance Gate
House#3t44 144 0
8 Ma.in Entran.ce, Gate,House#4
60 60 0
a- \)-9. Main.
No Area Luas Lahanlm2l
Luas LahaaTerbangun
Im2l
Luas LahaaTerbuka
[m2llvlain Entrarrce CateHouse#5
BOG Baosterssor Shelter
Jumlah No. B
Persentase No. B
Jumlah Luas Lahan TotalNo. A+B+C+
oo
12,95
0,00
300.ooo 113.709 186.291
0
62,14
2. Pengurusanlzin dan Koordinasi.
Tahap Kontruksi3. Rekrutment tenaga ke{a konstruksi diperkirakan mencapai 406
(empat ratus enam) orang sesuai dengan klasi{ikasi danketerampilan.
4. Mobilisasi peralatan dan material melalui jalur laut dan darat.
5. Pembangunan Ba.se Camp, dengan bangunan non peffnanenyang akan dibangun disekitar lokasi kegiatan.
6. Kebutuhan air dipasok dari PDAM dan untuk kebutuhankonstruksi konsumsi air diperkirakan sebesar 16.4'2A Llhan.
7. Persiapan Lahan.Penataan lahan meliputi penataan lahan yang telah bersih dariberbagai bangunan terdahulu, ditata sesuai dengan tata letakbangunan -yang akan didirikan. Penataan lahan meliputi galianuntuk pondasi, pengurugan untuk meninggikan lahan,penggalian untuk saluran drainase, serta kegiatan pekeq'aantanah lainnya.
8. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang.Pekerjaaan struktur dan infrastruktur bangunan untuk saranautama dan penunjangnya akan dilakukan secara bertahapselama sekitar 3 tahun yang meliputi :
a. Persiapan : Penyiapan Sarana Pendukung KonstruksiPekerjaan persiapan sarana pendukung konsffuksi adalahmembuat sarana - prasarana untuk mendukung penempatantenaga kerja, peralatan dan material konstruksi, yaitu:1. PemLruatan sarana kerja seperti tool kit, gudang, area
kerja, kantor, kantin, tempat istirahat, workshop,basecamp, cancrete batctting plant dan area penyimpananbarang.
, Jumlah Persentase {ozo}
@-
BOG Compressor lt 768 I 768
instrurnent Air SgstemShelter
14 I Diesel Firewater Pttmp
Chloirtstor Shelter10.493 10.493 ' O
C I Jalaa {Beton dan I 38.864 i 38.864
Jumlah No. C
Terbuka Hijau I gO.ZfSJumlah Ito.D t tZ
I
-4-
2. Pembuatan..........
YAA n4 0
10 0
11 605 605 o
tz. 275 i-fzi.,
13 Fire Erutine Shelter 312 312 060 60 0
15 32 32
Persentase lTol No. B 3.50 3,50
o
38.864 3a.a64 o12,95
D o 36.213o 12,O7
Persentase l%l Ho. D 11.98 11,57
lOO,OO 37,90
b.
C,
2. Pembuatan prasarana seperti jalan masuk dan areal parkirkendaraan serta areal penempatan material.
3. Sumber listrik sementara.Penggunaan listrik sementara akan dipasok dari gensetdan sumber listrik dari jaringan PLN ]'ang akan disediakanoleh kontraktor.
4. Pembuatan drainase sementara.Sarana pendukung seperti bengkel, kantar, kantar selanriti,tangka, ARV, Kompresor, Pompa, Meterirtg, Substation,lapangan parkir, jalan lingkungan dan saluran drainase.PemLrangunan tangki dan fasilitasn5,a.1. Konstruksi Tangki.
Desain tangki secara umum adalah sebagai berikut :
- Kapasitas ke{a: 160.000 m3.- Tipe tangki = full containment.- Diameter dalam tangki : 78 M- Kontainer beton :
Atap: Beton bertulangDinding: Beton pratekan
- Pondasi tiang parlcang: Cast in- Rancangan Tekanan Gas:
i\{aksimum : 0,29 kg/cm2GMinirnum : - 0,05 kglcrn2G
Desain umum LNG density:0,47OTemperature: - 165 oC 65 uC
Material tangki terdiri dari:a. Inner Shell: 97o Ni baja.b. Outer shell: baja karbon dan beton bertulang.
2. Pekerjaan Fasilitas Pendukung di Tapak Terminal LNG:Fasilitas pendukung pada tapak Terrninal LNG, seperli:a. Flare, tipe eievated flare, kapasitas maksimum 71.000
kg/jam, pilot fuel tekanan 4,5 kg/crrtr-b. Fasilitas pompa: pompa LNG tekanan rendah kapasitas
400 m:fJam, tekanan 17,4 kglCrrP, pompa LNGtekanan tinggi kapasitas 360 ms/Jam, tekanan 99,7kgl cm2.
c. Fasilitas regasifikasi, tipe regasilikasi open RackVaporizer (ORV) sebanyak 3 unit kapasitas masing-masing 150 ton/jam, tekanan operasi 7A kg/clr.2.
d. Fasilitas Kompressor Gas, kapasitas 9,0 tonljam BOGtekanan 8 kg/crr.'2 dan kapasitas 9,0 ton/jam BOGbooster tekanan 70 kg/crr.2 .
e. Fasilitas Kelistrikan, sumber tenaga utama dari 5 unitgas engine pawer generator kapasitas masi:rg-masingsekitar 9,8MW.
f. Fasilitas meteing sgstem, ga.s meterirug system tipeultrasonic tekanan operasi 60-70 kg/cmz.
g. Fasilitas fire and safety.h. Fasilitas dan utilitas operasi.i. Fasilitas air bersih.
d. Pemasangan Pipa Operasi Gas.Pekerjaan perpipaan yang akan meliputi perpipaan unloadingdari dermaga ke Tanki LNG, return line FOG dari Tanki LNGke dermaga, perpipaan Regasifikasi dari Tanki LNG ke ORVdan perpipaan gas dari ORV ke Metering Sgstem. Pipadiletakan diatas tanah tidak ditimbun. Jenis pipa yang akandibangun adalah:
Place RC
-5-
Standar DesainDasar
NFPA 59A'-2013
1. Pipa.
Data TangkiLNG
9.
1. Pipa unloading dari Jetty ke Tanki LNG ukuran 44"sepanjang sekitar 1.500 m, dibangun diatas pondasi pipadiatas tanah.
2. Return line BOG dari Tanki LNG ke Jetty ukuransepanjang sekitar i.500 m dibangun diatas pondasidiatas tanah.
3. Pipa regasifikasi dari Tanki LNG ke ORV ukuransepanjang sekitar 600 m dibangun diatas pondasi
,28"
pipa
20"pipa
diatas tanah.4. Pipa gas dari ORV ke Metering Sgstem ukuran 30"
sepanjang sekitar 8O0 m.5. Pipa pemadam kebakaran ukuran 16".6. Pipa udara tekan untuk sgstenz control.7. Pipa Nitrogen untuk keperluan Purging.8. Pekerjaan pipe rack, pipe support, pipe hanger.
Pembangunan DermagaPekerjaan derrnaga meliputi:a. Pekerjaan platform (Jettg Head) ukural 30 m x 50 m, elevasi
+6,5M LWS, pada kedalaman laut -L4 M -LWS. Platformdengan konstruksi beton dan disangga oleh tiang pancangbaja {steel pilel dan direncanakan dapat disandari oleh kapalLNG yang mampu mengangkut ukuran 216.000 ms LNG.
b. Pekeq'aan Breasting Dolphiry 4 unit @ sekitar 10 m x 10 m.c. Pekerjaan Mooring Dolphin,6 unit @ sekitar 8 m x B m.d. Pekeq'aan Trestle, lebar sekitar 14,7 meter panjang sekitar
1.196 meter.e. Pekerjaart Catwalk. lebar sekitar I,2 m.
Bleuasi ptatform +6,5 MLWS, jetty dilengkapi dengan 4 buahbreasting dolphin dan 6 buang mooring dolphin yang masing-masing dengan kontruksi beton tiang pancang baja. Platformdan breasting dolphin dilengkapi dengan fender untukperedam benturan kapai dan bollard untuk pengikat kapal.Sedangkarr mooring dolphin hanya dilengkapi dengan trollarcl.Platform, breastingdolphin, mooringdoiphin dihubungkandengan catwalk atau gangway sebagai jalan inspeksi.
f. Temporary Jetty dan Temporary yard handling.
Pengerukan.a. Volume pengerukan.
Pembangunan alur kapai lship channe\ dar. pembuatan kolamputar lfirning basin) meliputi pengerukan (dredgingj darikedalam laut yang ada menjadi kedalam laut -14 meter.Jumlah volume kerukan {dredging uolume} diperkirakanmencapai 2.100.000 m3.
b. Metode Pengerukan.Berdasarkan kondisi lokasi yang akan dikeruk tipe kapal,yangsesuai adalah TSHD dan CSD dan simple grab dredger. UntukCSD dan TSHD hampir seluruh material langsungdimasukann ke dalam Hopper, sedangkan air yang terhisapakan mengalir melalui saluran agar material ikutanterendapkan sepanjang saluran tersebut, sedangkan air akanmengalir kembali ke laut, sehingga kekeruhan dapat menjadiminimal.
c. l,okasi dumping area.Lokasi pembuangan material kerukan (dumping area)direncanakan berada disebeirah utara Pulau Panjang dengankedalaman lebih dari 2O m dan luas 10O Ha, BerdasarkanRekomendasi dari KSOP Kelas I Banten Surat No.PP.2O7 I i / 1 /KSOP.BIn- 15 dengan titik kordinat:
10.
-6-
1. 50
1. 50 52'35,04" S dan 1060 10' 18,66" E.2. 50 52'35,16" S dan 1060 09'29,88" E.3. 50 53'23,88" S dan 1060 10' 18,78" tr.4. 50 53'24,OO" S dan 1060 09'30,00" B.
Tahap Operasional11. Pengadaan tenaga kerja tahap operasional.
Rekrutment tenaga keda tahap operasional sebanyak i00(seratus) orang sesuai dengan klasifikasi dan kebutuhan yangdikelompokkan dalam 2 bagian, yaitu:a. Kelompok pegawai tetap F"l. Nusantara Gas Service unit
terminal LNG.b. Kelompok pegawai outsourcing.
12. Operasionai unit regasifikasi.a. Bahan baku.
Kandungan kimia dalarn LNG yang akan diterima adalah sebagai
berikut:
No Komponen Banyaknya Kandungan (9'o)
1 Methana Lebih dari 83 %2. Buthana Kurans dari 2,50 %aJ, Pentana dan Turunannya Kuranq dari 4,25 "/o4, Nitrogen Ktrrang dari 1,50 o./n
b. Sumber LNG yang akan digunakan.LNG didatangkan dari kilang LNG dalam negeri atau importdari luar negeri yang diangkut dengan kapal LNG kapasitas70.000 - 216.000 m3 dan dibongkar di dermaga (JetW) PT.Nusantara Gas Service.
c. Proses regasifikasi.Secara umum proses operasional unit regasifikasi terdiri daritreberapa tahap utama, yaitu:1. Pemuatan LNG dari kapal LNG ke tangki'2. Penyimpanan LNG dalam tangki.3. Regasifikasi LNG.4. Sending out gas hasil regasi{ikasi.
Pengoperasian Dermaga.Pengoperasian dermaga utama terdiri dari pengendalian kegiatandermaga selama sandar, unioading dan lepas sandar daridermaga. Aktivitas operasional kapal dan pengawalan oieh tugboat termasuk pengendalian la1u lintas bagi kapal-kapal nelayandan kapal barang industry yang ada disekitar lokasi kegiatan,sedangkan untuk dilaut terbuka akan dikontrol oleh kapai itusendiri.
Pemeiiharaan Fasilitas Terminal LNG dan l)errnaga.Kegiatan pemeliharaan LNG Receiving Terminal Bojonegara danperbaikan program kerja di setiap unit kegiatan dilakukan untukmenjamin kelancaran dalam pengoperasian Terminal LNG.Berikut kapasitas terminal LNG yang akan diselenggarakan:
Kapasitas Terminal 1n nnn fna /lrarirvra / rru r
Senrl out : Natural gas disalurkan melalui pipa
Ketersediaan : Berkelanjutan (24 jam/hali,,365 hariltahun)
Sen'ice life : 2O tahun untuk peralatan utama.
15. Pemeliharaan Alur Pelayaran.Pemeliharaan juga dilakukan untuk alur kapal dan pemeliharaankolam putar dengan kegiatan pengerukan (dreriging) bertujuanuntuk menjaga kedalaman alur kapal dan kolam putar daripendangkalan akibat sedimentasi dan pembuangan ke lokasidumping area seperti berikut ini:
a. V'oiume
13.
14.
-7-
KBTIGA
a. Volume Pengerukan.Pengerukan di dalam kegiatan pemeliharaal alur pelayarandilakukan untuk menjaga kedalaman alur kapal (Ship Channel)dan kolam putar (turning Basin) aman untuk operasional kapal.Kedalaman laut di area a-lur kapal dan kolam putar di jaga untuk- 14 meter. Volume materal pengerukan akan lebih rendah dibandingkan pada saat kontruksi.
b. Lokasi dumping area.Lokasi pembuangan material akan mempertimbangkankesesuaian lokasi, volume material dredging, serta arahan dariinstitusi terkait.
16. Rencana Tanggap Darurat {RTD) atau Emergenc--v Response Plan(ERP). Rencana tanggap darurat akan dijelaskan berdasarkandokumen hazard and operatibiiity (HAZOP), laporan studipenilaian dampak kesehatanlsocial/lingkungan (ESHIA) danpanduan keselamatan kesehatan kerja dan iindunganlingkungan (EHSi IFC.
17. Pengendalian/deteksi kemungkinan kebocoran gas.a. Pembuangan gas ke flare.b. Pembuangan rron-flare pembuangan gas ke non flare.c. Pembuangan gas engine generator
Tahap Pasca Operasi18. Mobilisasi dan demobilisai Alat dan material pasca operasi.
19. Pembongkaran bangunan dan fasilitas penunjangnya termasukpengalihan kepemilikan kegiatan ataupun pembongkarannyasesuai dengan peraturan - peraturan yang ditetapkan olehinstansi berwenang yang berlaku saat itu.
'2A. Pembongkaran Dermaga.
Berdasarkan hasil prakiraan dampak dari aspek fisik-kimia, Lriologi,sosial-ekonomi, dan budaya pada tahap kontruksi, operasi dan pascaoperasi, terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan, diperolehdampak penting yang ditimbulkan dari rencana kegiatan meliputi:
Tahap Kontmksi1. Penurunan kualitas udara (debu lokal), dari kegiatan mobilisasi
alat berat dan material;2. Peningkatan kebisingan, dai kegiatan rnobilisasi alat berat dan
material;3. Teq'adinya peningkatan air larian (run ofll, dari kegiatan
pematangan lahan, Pembangunan Fasilitas utama dan saranapenunjang;
4. Penurunan kualitas air, dari kegiatan pengerukan danpembuangan hasii kerukan dan pembailgunan dermaga;
5. Peningkatan sedimentasi, dari kegiatan pengerukan danpembuangan hasil kerukan serta pembangunan dermaga;Terganggunya kelancaran lalu lintas Laut, dari kegiatanpengerukan dan pembuangan hasil kerukan serta pembangunandermaga:Terganggunlra kelancaran ialu lintas darat akibat bangkitan dantarikan dari kendaraan pengangkut alat dan material konstruksi,dari kegiatan mobilisasi dan demobiiisasi alat berat dan materialkonstruksi;Terganggunya ekosistem perairan akibat menurun nya kualitasair, dari kegiatan pengerukan dan pembuairgan hasii kerukan,serta pembangunan dermaga;
9. Matapencaharian, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,pengerukan dan pembuangan hasil kerukan, dan pembangunandermaga;
6.
7.
B.
-8-1 0. Timbulnya..........
10. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, mobilisasi dan demobilisasi alat beratdan material konstruksi, persiapan lahan, pembangunan fasilitasutama dan sarana penunjang, pengerukan dan pembuangan hasilkerukan, pembangunan der:naga, pelepasan tenaga kerja,
11. Teriadinya konflik sosiai, dari kegiatan Kegiatan PengadaanTenaga Kerja, Mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan materialkonstruksi, persiapan lahan, pembangunan fasilitas utama dansarana penunjang, pengerukan dan pernLruangan hasil kerukan,pembangunan dermaga, pelepasan tenaga kerja;
12. Gangguan kesehatan lingkungan yang Lrerasal dari penurunankuaiitas udara, dari kegiatan Mobilisasi dan demobilisasi alatberat dan material;
13. Peningkatan morbiditas sebagai dampak turunan darimengganggu kesehatan lingkungan, dari kegiatan mobilisasi dandemobilisasi alat berat dan material;
Tahap Operasi:1. Penurunan kualitas udara dari kegiatan proses regasifikasi2. Penumnan kualitas air akibat peningkatan TSS, dari kegiatan
pemeliharaan alur pelayaran;3. Perubahan gelombang, dari kegiatan pemeliharaan alur pelayaran;4. Terl'adinya abrasi, dari kegiatan pemeliharaan alur pela-varan;5. Peningkatan sedimentasi, dari pemeliharaan alur pelayaran;6. Terganggunya kelancaran lalu lintas laut, dari kegiatan
pengoperasian dermaga dan pemeiiharaan alur peiayaran;7. Terganggunya ekosistem perairan akibat peningkatan TSS, dari
kegiatan pemeliharaan alur pelayaran;8. Mata pencaharian, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja, proses
regasi{ikasi, pengoperasian dermaga, pemeliharaan alurpelayaran;
9. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, proses regasifikasi, pengoperasiandermaga, pemeliharaan fasilitas tennrnal LNG dan dermaga,pemeliharaan alur pelayaran;
10. Te4'adinya konflik sosial, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, pemeliharaan fasilitasterminal LNG dan dermaga, pemeliharaan alur pelayaran;
Tahap Pasca Operasi1. Penurunan kualitas udara, dari kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi alat dan material, pembongkaran fasilitas utama dansarana penunjang;
2. Peningkatan kebisigan, dari kegiatan mobilisasi dan demobilisasialat dan material;
3. Penurunan kualitas air akibat peningkatan TSS, dari kegiataupembongkaran dermaga;
4. Peningkatan sedimentasi, dari kegiatan pembongkaran dermaga;5. Terganggunva kelancaran laiu lintas laut, dari kegiatan
Pembongkaran dermaga;6. Terganggunya keiancaran lalu lintas darat, dari kegiatan
mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material;7. Terganggu n5ra ekosistem perairan akibat peningkatan TSS, dari
ke giatan pembongkaran jetty;8. Mata Pencaharian, dari kegiatan pembongkaran dermaga;9. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dari kegiatan,
pelcpasan tenaga kerja, mobilisasi dan demobilisasi alat berat danuraterial, pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang,pembongkaran dermaga;
-9-
10. Terjadinya..........
10.
11.
Terl'adinrza konflik sosiai, dari kegiatan pelepasan tenaga kerja,mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material,pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang,pembongkaran dermaga;Gangguan kesehatan iingkungan yang berasal dari penurunankuattas udara, dari kegiatan ivlobiiisasi dan demobiiisasi aiatberat dan material;
12. Peningkatan morbiditas sebagai dampak turunan darimengganggu kesehatan lingkungan, dari kegiatan mobilisasi dandemobilisasi alat berat dan material;
Untuk menanggulangi dampak penting sebagaimana dimaksud dalamdiktum KtrTIGA, P'i' Nusantara Gas Service wajib, melakukanpengelolaan:
Tahap Kontruksi:11. Penurunan kualitas udai:a (dehru lokal), dari kegiatan mobilisasi
alat berat dan material, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah perumahan
sehingga paparan debu di lingkungan perumahan terbatas;b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saat
mengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, terutama di sekitar pemukiman;
c. Untuk memastikan tidak ada kendaraan konstruksi membawatanah atau bahan dari lokasi ke jalan di daerah pemukiman.
d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau
Peningkatan kebisingan, dari kegiatan mobilisasi alat berat danmaterial, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Melakukan pengelolaan jika tingkat kebisingan -yang
dihasilkan dari kendaraan menlzebabkan peningkatan,yangmelebihi baku mutu tingkat kebisingan di lingkungan;
b. Memperiamtrat laju kendaraan pengangkut alat dan materialkonstruksi, terutama di daerah pemukiman, melaluipemasangan tanda dan pembatasan kecepatan sesuai denganperaturan
Terjadinya peningkatan air larian (run ofJl, dari kegiatanpematangan lahan, pembangr-lnan fasilit-as utama dan saranapenunjang, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Melokalisir air larian dengan pembuatan saluran darinase di
sekeliling area pembangunan dan dihubungkan dengan bakbak pengendapan yang memakai saringan;
b. Memelihara saluran drainase dan kolam pengendap secaraberkala agar alirannya lancar.
Penurunan kualitas air akibat peningkatan TSS, penir-rgkatansedimentasi, dan terganggunlza biota air akibat menurun nva kualitasair dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan danpembangunan dermaga, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut- langsung tidak
dipermukaan;c. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan dan
pembuangan hasil kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbulensi kapal bisa diminimalisir;
d. I\4elakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara konsisten;
e. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal denganmenggunakan saringan agar TSS .yang masuk ke laut dapatdiminimalisir;
f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara berkala agar bekerja optima-l;
g. Memasang..........- 10-
KEBMPAT
2.
-J.
4.
5.
g. Memasang silt screen di sekitar areal pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relative kecil
terhadap lingkungan vang sesuai dengan alat pengerukan dankondisi;
i. Melakukan pengujian kualitas air, parameter TSS danmelaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali.
Terganggunt'a kelancaran lalu lintas Laut, dari kegiatan pengerukandan pembuangan hasil kerukan serta pembangunan dermaga,dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Mengatur kecepatan kapal pengeruk ketika melakukan kegiatan
pengerukan dan pembuangan hasil kerukan;b. Memberikan informasi kegiatan pengerukan dan pembuangan
hasil kerukan serta pembangunan Dermaga ke masyarakatsekitar terlebih dahulu sebelum dilakukan kegiatan.
Terganggunya kelancaran lalu lintas akibat balgkitan dan tarikandari kendaraan pengangkut alat dan material konstruksi, darikegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan materialkonstruksi, dengan cara:a. Mengatur jam masuk dan keluar kerja pegawai dalam w'aktu yang
tidak bersamaan;b. Mengelola sistem angkutan pegawai, sehingga pegawai dapat
terfasilitasi dengan angkutan massal, baik dengan angkutankaryawan maupun angkutan umum;
c. Memastikan setiap mobil barang pengangkut material konstruksimelaksanakan standar aman pengangkutan banang, sehinggamaterial yang diangkut tidak membahayakan operasional lalulintas di jalan;
cl. Menjaga kelancaran di jalan dengan seperti menempatkanpetugas pengatur lalu lintas untrrk mengatrlr kendaraan masukdan keluar dari area kegiatan.
Mata pencaharian, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,pengerukan dan pembuangan hasil kerukan, serta pembangunandermaga, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut cara:a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai lokasi
dumping yang baru kepada petani keramba Desa Pulopanjangdan nelayan Desa Pulopanjang & Argawana;
b. Memberikan informasi dan penjeiasan mengenai kegiatankonstruksi khususnya pengerukan dan pembuangan pasir lautkepada mas-yarakat khususnya nelayan dan petani budidaya didua desa fiadwal, bentuk aktivitas, lokasi pengerukan dandumping, lamanya akvitias berlangsung dan progresskegiatan);
c. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelavan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan/petani kerambasckitar di dua desa;
d. Prioritas penduduk lokal dalam pengadaan tenaga keq'akonstruksi berdasarkan kualifikasi dan kebutuhan proyek;
e. Memberikan kesempatan bagi wiraswasta 1okal (pemilikkantin/'u'l,arung setempat) dalam pengadaan kebutuhankonsumsi pekerja konstruksi (sesuai kebutuhan dan standardperusahaan).
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga keqja, mobilisasi dan demobilisasi alat beratdan material konstruksi, persiapan lahan, pembangunan fasilitasutama dan sarana penunjarlg, pengerukan dan pembuangan hasilkenlkan, pembangunan dermaga, pelepasan tenaga kerja, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai lokasi
dumping yang traru kepada nelayan Desa Pulopanjang &Argawana;
6.
7.
8.
- 11-
b. Memberikan.
C.
Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatankonstruksi khususnya pengerukan dan pembuangan pasir lautkepada masyarakat khususn5,,a nela.yan dan petani budidaya didua desa ffadwal, bentuk aktivitas, lokasi pengerukan dandumping, lamanya akvitias berlangsung dan progresskegiatani;Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelayan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayanlpetani kerambasekitar di dua desa;
d. Mengutamakan penduduk lokal dalam pengadaan t.enaga ker-iakonstruksi berdasarkan kualifikasi dan kebutuhan proyek;
e. Memberikan kesempatan bagi wiraswasta lokal (pemilikkantin/w,arung setempat) dalam pengadaan kebutuhankonsumsi pekerja konstruksi (sesuai kebutuhan dan standardperusahaan);
f. fuIelaksanakan program CSR sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Te{adiny',a konflik sosial, dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi,persiapan lahan, pembangunan fasilitas utama dan saranapenunjang, pengerukan dan pembuangan hasii kerukan,pembangunan dermaga, pelepasan tenaga ke4'a, denganmeiakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan
konstruksi .yang akan dilakukan agar masvarakat memahamidan dapat mengambil peluang kerja baru dari pembangunan;
b. Mempt'ioiitaskan penrluduk setempat sebagai pekeija sejaulimungkin, sesuai dengan persyaratan;
c. Melakukan komunikasi aktif dengan apparat setempat;d. Berkoordinasi dengan Dinas Tenaga kerja Kabupaten serang;Gangguan kesehatan lingkungan dan peningkatan morbiditasyang berasal dari penurunan kualitas udara, dari kegiatanMobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah perumahan
sehingga paparan debu di lingkungan perumahan terbatas;b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saat
mengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, terutama di sekitar pemukiman;
c. Untuk memastikan tidak ada kendaraan konstruksi membawatanah atau bahan dari lokasi ke jalan di daerah pemukiman;
d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau;
e. Berkaioborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Serangatau Dinas Kesehatan Provinsi Banten, membuat programhidup sehat bagi lingkungan sekitar.
Tahap Operasi:1. Untuk mengurangi kosentrasi polutan dari emisi gas flare dan non
flare untuk memenuhi baku mutu lingkungan dengan melakukankegiatan sebagai berikut:a. Melakukan pemeliharaan rut-in terhadap fasilitas pembakaran
(gas engine, firefighting engine, dan flare stack);b. Menghindari kelebihan jam operasi dari gas engine.
2. Llntuk mengurangi dampak peningkatan TSS, dari kegiatanpemeliharaan alur pelayaran, yaitu melakukan kegiatan untukmemenuhi baku mutu lingkungan dengan melakukan kegiatansebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut langsung tidak
dipermukaant .. Mengurangi....,.....
b.
9.
10.
-L2-
c. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan danpembuangan hasii kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbuiensi kapal bisa diminimalisir;
d. Melakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara stabil;
e. Iviembuang air laut yang terhisap ke atas kapai cienganmenggunakan saringan agar TSS yang masuk ke laut dapatdirninimatsir;
f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara berkala agar bekerja optimal;
g. Memasang silt screen di sekitar areal pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relative kecil
terhadap lingkungan yang sesuai dengan alat pengerukan dankondisi.
3. Untuk mengurangi dampak perubahan gelomtrang, dari kegiatanpemeliharaan alur pelayaran, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:a. Membatasi kecepatan kapal pengangkut material di laut serta
kecepatan scraper;b. Mengoptimalkan penggunaan kapal keruk -yang memiliki
dampak relatif kecil terhadap lingkungan;c. Memeriksa peralatan pngerukan dan pembangunan dermaga
secara berkala agar bekerja optimai;d. Melakukan kegiatan pengerukan secara bertahap, sehingga
tidak terjadi perbedaan elevasi yang ekstrim antara elevasisebelum dilakukan pengerukan dan setelah dilakukanpengerukan, dimana saat ini kedalaman perairan adaiah 10-20m di bawah permukaan laut.
4. Untuk mengurangi dampak tedadinya abrasi, daripemeliharaan alur pelayaran, dengan cara:
kegiatan
a. Melakukan penghijauan area yang rawan terjadinya abrasi;b. Ikut serta dalam menjaga keberadaan terumbu karang dengan
instansi terkait maupun dengan masyarakat setempat sepertikegiatan transpalasi terumbu karang sehingga area sekii.arpengerrrkan menjadi lebih baik;
c. Membangun revetment jika peningkatan laju abrasi tidak bisadi atasi oleh penghijauan.
Untuk mengurangi dampak peningkatan sedimentasi, daripemeliharaan alur pelayaran untuk memenuhi baku mutulingkungan dengan cara sebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air laut hasil kerukan, ke dasar laut langsung tidak
dipermukaan;c. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal menggunakan
penyaring agar TSS yang masuk ke laut dapat diminimalisir;d. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan dan
pembuangan hasil kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbulensi kapal bisa diminimalisir;
e. Memasang silt screen di sekitar areal pengerukan di laut;f. Melakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermaga
secara stabii;g. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relatif kecil
terhadap lingkungan yang sesuai dengan alat pengerukan dankondisi, contohnya kapal keruk TSHD;
h. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara berkala agar trekerja optimal.
Terganggunya kelancaran lalu lintas laut, dari kegiatanpengoperasian dermaga dan pemeliharaan alur pelayaran, dengancara sebagai berikut:a. Mengatur kecepatan kapal pengeruk ketika melakukan
kegiatan pengerukan;
5.
6.
- 13-b. Memberitahukan
7.
b. Memberitahukan kegiatan pengerukan ke masyarakat sekitarsebelum dilakukan kegiatan.
Terganggunya ekosistem laut akibat peningkatan TSS, darikegiatan pemeliharaan alur pelayaran, dengan meiakukankegiatan sebagai berikuta:a. ivlemasang buoyl tanda agar dikenaii oleh kapai lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut iangsung tidak
dipermukaan;c. Mengurangi kecepatan kapai pada saat pengerukan dan
pembuangan hasil kerukan agar kekeruhan yang ditimbulkanturbulensi kapal bisa diminimalisir;
d. Meiakukan aktivitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara stabil
e. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal menggunakanpenyaring agar TSS yang masuk ke laut dapat diminimalisir;
f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara trcr"kala agar trekerl'a optirrral.
g. Memasang sitt screerL di sekitar areal pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relatif
kecil terhadap lingkungan yang sesuai dengan alatpengerukan dan kondisi, contohnya kapal keruk TSHD;
Matapencaharian dan timbulnya konJlik sosial, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, proses regasilikasi, pengoperasiandermaga, pemeliharaan alur pelayaran, dengan melakukankegiatan sebagai berikut:a. Pengadaan tenaga kerja provek.
1) Prioritas penduduk lokal dalam pengadaan tenaga kerjatahap operasi berdasarkan kuaiifikasi dan kebutuhanproyek;
2j Bekerja sama dengan dinas tenaga kerja serta aparatdesa/kecamatan setempat dalam proses perekrutantenaga kerja;
3) Transparansi kualifikasi dan kebutuhan tenaga kerja,transparansi proses perekrutan sehingga meminimalisirkecemburuan/kecurigaan warga yang tidak diterimabekerja di proyek;
4) Memberikan kesempatan bagi wirasu,asta lokal (pemilikkantin/warung setempat) dalam pengadaan kebutuhankonsurnsi pekerja konstruksi (sesuai kebutuhan danstandard pemsahaan).
b. Aktivitas laut (nelayan dan petani keramba -rumput laut danikan).1) Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatan
operasi khususnya operasional dermaga danpemeliharaan alur kapal kepada masyarakat khususn_vanelayan dan petani budidaya di dua desa fiadwal, bentukaktivitas, lokasi jalur operasi dermaga dan pemeliharaanalur kapal, lamanya akvitias berlangsung);
2l Bekerja sama dengan tokoh mas-yarakat/tokohnelayan/aparat desa/kecamatan setempat dalammelakukan sosialisasi dan pendekatan yang pro aktifkepada nelayan/petani keramba di dua desa;
3) Program CSR yang sesuai kebutuhan warga dankemampuan perusahaan misalnva dalam bidangkesehatan,pendidikan, dan bantuan sarana prasaranaumum Lainnya.
9. Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dari kegiatanpengadaan tenaga kerja, proses regasifrkasi, pengoperasiandermaga, pemeliharaan fasilitas terminal LNG dan dermaga,pemeliharaan alur pelayaran, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:
a. Memberikan.
8.
-14-
a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatanoperasi khususnya proses regasifikasi, operasional dermagadan pemeliharaan alur kapal kepada masyarakat khususnyanelayan dan petani budidaya di dua desa fiadwal, bentukaktivitas, lokasi jalur operasi dermaga dan pemeliharaan alurkapal, iamanya akijfitas beriangsung);
b. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelayan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam meiakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan/petani keramba didua desa;
c. Melaksanakan program CSR sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Tahap Pasca Operasi1. Penurunan kualitas udara, dari kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi alat dan material, pembongkaran fasilitas utama dansarana penunjang, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah perumahan
sehingga paparan debu di lingkungan perumahan terbatas;b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saat
mengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, terutama di sekitar pemukiman;
c. Untuk mernastikan tidak ada kendai:aan konstruksi membawatanah atau bahan dari lokasi ke jalan di daerah pemukiman.
d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau
'2. Peningkatan kebisingan, dari kegiatan mobilisasi dan demobilisasialat dan material, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Melakukan pengelolaan dengan meredam kebisingan, jika
tingkat kebisingan yang dihasiLkan dari kendaraanmenyebabkan peningkatan kebisingan yang meiebihi baku;
b. Memperlambat laju kendaraan pengangkut alat dan materialbongkaran, terutama di daerah pemukirnan, melaluipemasangan tanda dan pembatasan k-ecepat-an.
3. Untuk menurunkan dampak peningkatan TSS, peningkatansedimentasi dan terganggunya ekosistem iaut akibat menurunnya kualitas air dari kegiatan pembongkaran dermaga, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memasang buoy/ tanda agar dikenali oleh kapal lain;b. Membuang air hasil kerukan, ke dasar laut lalgsung tidak
dipermukaan;c. Mengurangi kecepatan kapal pada saat pengerukan dan
pembuangan hasil kerukan agar kekemhan yang ditimbulkanturbuiensi kapal bisa diminirnalisir;
d. Melakukan aktifitas pengerukan dan pembangunan dermagasecara stabil
e. Membuang air laut yang terhisap ke atas kapal menggunakanpenyaring agar TSS yang masuk ke laut dapat diminimalisir;
f. Memeriksa peralatan pengerukan dan pembangunan dermagasecara Lrerkala agar bekerja optimal.
g. fuIemasang silt screen di sekitar areai pengerukan di laut;h. Menggunakan kapal keruk yang memiliki dampak relatif
kecil terhadap lingkungan yang sesuai dengan alatpengerukan dan kondisi, contohnya kapal keruk TSHD.
4. Terganggunya kelancaran lalu lintas laut, dari kegiatanPembongkaran dermaga, dengan melakukan kegiatan sebagaiberikut:a. Mengatur kedatangan dan kecepatan kapal pengangkut
material hasil bongkaran;b. Memberikan informasi kegiatan kepada masyarakat disekitar
kegiatan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
- 15-
5. Terganggunya..
5. Terganggunya kelancaran 1alu lintas darat, dari kegiatanmobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memastikan semua kendaraan _yang mengangkut material
bongkaran menerapkan peraturan keselamatan terhadappengiriman materiai, yang ciiangkut tidak membahayakan iaiulintas operasional di jalan;
b. Menjaga kelancaran di jalan dengan mengamtril langkah-langkah seperti menempatkan petugas pengatur la1u lintasuntuk mengatur kendaraan masuk dan keluar dari lokasikegiatan.
Mata Pencaharian, dari kegiatan pembongkaran dermaga, denganmelakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memberikan infor:rnasi dan penjelasan mengenai kegiatan
pembongkaran dermaga kepada masyarakat khususnyanelayan budidaya di dua desa fiadwai, bentuk aktivitaspembongkaran, lokasi pembongkaran derrnaga, lamanyaakvitias berlangsung) ;
b. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelayan/aparatdesa/kecamatan setempat dalam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan di dua desa.
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat, dan terjadinyakonflik sosial dari kegiatan, pelepasan tenaga kerja, mobilisasidan demobilisasi alat berat dan material, pembongkaran fasilitasutama dan sarana penunjang, pembongkaran dermaga, denganmelakukan kegiatansebagai berikut:a. Memberikan informasi dan penjelasan mengenai kegiatan
pembongkaran dermaga kepada masyarakat khususn_v*aneiayan dan petani budidaya di dua desa fiadwal, bentukaktivitas pembongkaran, lokasi pembongkaran dermaga,lamanya akti{itas berlangsung) ;
b. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat/tokoh nelat,an/aparatdesa/kecamatan setempat da-lam melakukan sosialisasi danpendekatan yang pro aktif kepada nelayan/petani keramba didua desa;
c. Meminimaiisir peningkatan debu dan kebisingan pada saatkegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat clan materialsehingga tidak menimbulkan kekhawatiran warga sekitarproyek khususnya mengenai kebisingan dan debu akibatmobilisasi dan demoLrilisasi alat berat. {dengan melaksanakanpengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan lalu lintasdarat seprli yang disebutkan di atas);
d. Pemberian pesangon yang layak tragi pekerja yang telah selesaimasa kerjanya.
Gangguan kesehatan lingkungan ,yang berasal dari penurunankualitas udara, dari kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alatberat dan material. Melakukan kegiatan untuk menr.enuhi bakumutu lingkungan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Memperlambat laju kendaraan, terutama di daerah
perumahan sehingga paparan debu di lingkungan perumahanterbatas;
b. Memberikan terpal atau penutup plastik di truk saatmengangkut bahan atau tanah agregat, sehingga tidaktersebar di jalan, temtama di sekitar pemukiman;
c. Untuk memastikan tidak ada kendaraan pasca operasiurernbawa tanah atau bairan dari lokasi ke jalan di daerahpemukiman.
d. Menyiram jalan disekitar akses masuk lokasi kegiatanterutama pada musim kemarau'
6.
7.
8.
- 16-e. Berkaloborasi.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PT. NGS DAFTAR ISI
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xv
1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................................... I - 1
1.1.1. Status Studi AMDAL ............................................................................... I - 1
1.1.2. Lokasi Rencana Kegiatan .......................................................................... I - 2
1.1.3. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata
Ruang Setempat ....................................................................................... I - 2
1.1.4. Deskripsi Umum Rencana Kegiatan ........................................................ I - 7
1.1.5. Tahapan Rencana Kegiatan ....................................................................... I - 11
1.1.5.1. Tahap Pra Konstruksi .................................................................. I - 11
1.1.5.2. Tahap Konstruksi ........................................................................ I - 12
1.1.5.3. Tahap Operasi ............................................................................. I - 28
1.1.5.4. Tahap Pasca Operasi ................................................................... I - 36
1.1.6. Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Direncanakan ............................... I - 36
1.1.7. Alternatif yang akan Dikaji dalam AMDAL ............................................ I - 39
1.1.8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .................................................................... I - 39
1.2. Ringkasan Dampak Penting yang Dikaji/Ditelaah ................................................ I - 39
1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian ....................................................... I - 88
1.3.1. Batas Wilayah Studi ................................................................................. I - 88
1.3.1.1 Batas Proyek ................................................................................. I - 88
DAFTAR ISI PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten iv
1.3.1.2 Batas Ekologis .............................................................................. I - 88
1.3.1.3 Batas Sosial .................................................................................. I - 88
1.3.1.4 Batas Administratif ....................................................................... I - 88
1.3.2. Batas Waktu Kajian .................................................................................. I - 89
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
2.1. Fisik Kimia ........................................................................................................... II - 1
2.1.1. Iklim......................................................................................................... II - 1
2.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan ............................................................... II - 3
2.1.3. Geologi .................................................................................................... II - 8
2.1.3.1. Fisiografi ................................................................................... II - 8
2.1.4. Hidrogeologi ............................................................................................ II - 14
2.1.5. Kualitas Air.............................................................................................. II - 14
2.1.6. Hidrooceanografi ..................................................................................... II - 23
2.1.7. Ruang Wilayah Daratan Pesisir dan Perairan .......................................... II - 31
2.1.8. Komponen Transportasi .......................................................................... II - 33
2.2. Komponen Biologi ............................................................................................... II - 38
2.2.1. Flora Darat ............................................................................................... II - 38
2.2.2. Fauna ....................................................................................................... II - 40
2.2.3. Biota Air .................................................................................................. II - 42
2.3. Komponen, Sosial, Ekonomi dan Budaya ........................................................... II - 50
2.3.1. Kependudukan ......................................................................................... II - 50
2.3.2. Tingkat Pendapatan Penduduk ................................................................ II - 54
2.3.3. Status dan Kondisi Rumah Tinggal ......................................................... II - 55
2.3.4. Fasilitas Umum Sosial Ekonomi ............................................................. II - 56
2.3.5. Sumber Informasi Tentang Rencana Proyek ........................................... II - 61
PT. NGS DAFTAR ISI
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
v
2.3.6. Persepsi Mengenai Proyek ...................................................................... II - 61
2.3.7. Dampak Positif (Manfaat) dari Rencana Pembangunan Proyek ............. II - 62
2.3.8. Dampak Negatif (Kerugian/Resiko) dari Rencana Pembangunan
Proyek .................................................................................................... II - 62
2.3.9. Saran ........................................................................................................ II - 63
2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat ...................................................................... II - 64
2.4.1. Aspek Kesehatan Masyarakat ................................................................. II - 64
2.4.2. Sanitasi Lingkungan ................................................................................ II - 69
2.5. Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek ...................................................................... II - 74
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
3.1. Tahap Konstruksi ............................................................................................. III - 2
3.1.1. Penurunan Kualitas Udara .................................................................... III - 2
3.1.2. Peningkatan Kebisingan ......................................................................... III - 10
3.1.3. Peningkatan Air Larian (Run Off) .......................................................... III - 19
3.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan ....................................................... III - 25
3.1.6. Perubahan Gelombang ........................................................................... III - 44
3.1.7. Terjadinya Abrasi ................................................................................... III - 45
3.1.8. Peningkatan Sedimentasi ........................................................................ III - 46
3.1.9. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut .......................................... III - 48
3.1.10. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat ...................................... III - 49
3.1.11. Terganggunya Biota Air ....................................................................... III - 51
3.1.12. Mata Pencaharian ................................................................................. III - 54
3.1.13. Penurunan Pendapatan ......................................................................... III - 58
3.1.14. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat ............................. III - 60
3.1.15. Terjadinya Konflik Sosial .................................................................... III - 62
DAFTAR ISI PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten vi
3.1.16. Gangguan Kesehatan Lingkungan ........................................................ III - 65
3.1.17. Peningkatan Angka Kesakitan (Morbiditas) ......................................... III - 72
3.2. Tahap Operasi ................................................................................................... III - 81
3.2.1. Penurunan Kualitas Udara .................................................................... III - 81
3.2.2. Peningkatan Kebisingan ......................................................................... III - 83
3.2.2. Penurunan Kualitas Air .......................................................................... III - 86
3.2.4. Perubahan Arus....................................................................................... III - 93
3.2.5. Perubahan Gelombang ............................................................................ III - 98
3.2.6. Terjadinya Abrasi ................................................................................... III - 99
3.2.7. Peningkatan Sedimentasi ........................................................................ III - 100
3.2.8. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut .......................................... III - 102
3.2.9. Terganggunya Biota Air ......................................................................... III - 103
3.2.10. Mata Pencaharian ................................................................................. III - 107
3.2.11. Penurunan Pendapatan .......................................................................... III - 110
3.2.12. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat ............................. III - 112
3.2.13. Terjadinya Konflik Sosial ..................................................................... III - 114
3.3. Tahap Pasca Operasi ......................................................................................... III - 116
3.3.1. Penurunan Kualitas Udara .................................................................... III - 116
3.3.2. Peningkatan Kebisingan ......................................................................... III - 124
3.3.3. Penurunan Kualitas Air Permukaan ....................................................... III - 130
3.3.4. Peningkatan Sedimentasi ........................................................................ III - 136
3.3.5. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut .......................................... III - 137
3.3.6. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat ......................................... III - 138
3.3.7. Terganggunya Biota Air ......................................................................... III - 140
3.3.8. Mata Pencaharian ................................................................................... III - 144
3.3.9. Penurunan Pendapatan ............................................................................ III - 145
PT. NGS DAFTAR ISI
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
vii
3.3.10. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat ............................. III - 146
3.3.11. Terjadinya Konflik Sosial .................................................................... III - 148
3.3.12. Gangguan Kesehatan Lingkungan ........................................................ III - 150
3.3.13. Peningkatan Angka Kesakitan .............................................................. III - 155
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK
LINGKUNGAN
4.1. Telaahan Terhadap Dampak Lingkungan yang Diprakirakan Terjadi ..............IV - 1
4.1.1. Dampak yang Terjadi pada Ruang dan Waktu yang Sama ...................IV - 5
4.1.2. Komponen Kegiatan yang Paling Banyak Menimbulkan
Dampak ..................................................................................................IV - 7
4.1.3. Area yang Perlu Mendapat Perhatian ....................................................IV - 7
4.2. Arahan Pengelolaan Dampak Lingkungan ........................................................IV - 7
4.2.1. Tahap Konstruksi ...................................................................................IV - 8
4.2.2. Tahap Operasi ........................................................................................IV - 9
4.2.3. Tahap Pasca Operasi ..............................................................................IV - 9
4.3. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan ...............................................................IV - 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PT. NGS DAFTAR TABEL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Rencana Penggunaan Lahan ....................................................................... I - 7
Tabel 1.2.Aspek legal yang telah dimiliki oleh PT. NGS. ........................................... I - 11
Tabel 1.3.Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja Tahap Konstruksi ............................ I - 12
Tabel 1.4. Perkiraan Peralatan dan Material Konstruksi Terminal LNG .................... I - 14
Tabel 1.5. Informasi Umum Tangki ............................................................................ I - 18
Tabel 1.6. Spesifikasi LNG (Komposisi Sementara) ................................................... I - 29
Tabel 1.7. Kapasitas Terminal ..................................................................................... I - 33
Tabel 1.8. Jadwal Waktu Kegiatan .............................................................................. I - 39
Tabel 1.9. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang akan Dikaji/Ditelaah ............. I - 40
Tabel 1.10. Hasil Evaluasi Dampak Potensial ............................................................. I - 85
Tabel 1.11. Batas Waktu Kajian untuk Masing-masing Dampak Penting
Hipotetik ................................................................................................... I - 89
Tabel 2.1. Curah Hujan Stasiun Meteorologi Serang 2010 - 2014 ............................. II - 2
Tabel 2.2. Temperatur Serang Tahun 2010-2014 ....................................................... II - 2
Tabel 2.3. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien ...................................................... II - 4
Tabel 2.4. Hasil Analisis Kebisingan.......................................................................... II - 8
Tabel 2.5. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan
Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara ............................. II - 15
Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan
Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara ............................. II - 17
Tabel 2.7. Komponen Harmoniki Pasut ...................................................................... II - 23
Tabel 2.8. Hasil Perkiraan Gelombang dengan Metode Gumbel untuk
Perioda Ulang Tertentu ............................................................................ II - 26
Tabel 2.9. Kandungan Logam Berat dalam Sedimen ................................................. II - 27
Tabel 2.10. Profil Ruas Jalan Terkena Dampak ......................................................... II - 33
DAFTAR TABEL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten x
Tabel 2.11. Kapasitas Eksisting Ruas Jalan Terkena Dampak ................................... II - 34
Tabel 2.12. Volume lalu Lintas selama 14 Jam di Jl. Raya Bojonegara ..................... II - 35
Tabel 2.13. Prosentase Jenis Kendaraan di Jl. Raya Bojonegara ................................ II - 36
Tabel 2.14. V / C Ratio Ruas Jalan Terkena Dampak ................................................ II - 36
Tabel 2.15. Perhitungan Kapasitas Jalan Raya Bojonegara Depan Jalan
Akses Masuk ke Lokasi Industri .............................................................. II - 37
Tabel 2.16. Jenis Pohon Di Lokasi Tapak Proyek ..................................................... II - 39
Tabel 2.17. Jenis Tanaman Hias dan Semak yang Terdapat di Pekarangan
Penduduk di Sekitar Lokasi Tapak Proyek .............................................. II - 39
Tabel 2.18. Jenis Fauna Burung di Lokasi Tapak Proyek dan Sekitarnya .................. II - 41
Tabel 2.19. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Fitoplankton Di Perairan
Tapak Proyek ........................................................................................... II - 43
Tabel 2.20. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis zooplankton Di Perairan
Tapak Proyek ........................................................................................... II - 45
Tabel 2.21. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Benthos Di Perairan Sekitar
Tapak Proyek ........................................................................................... II - 46
Tabel 2.22. Tabel Jumlah Penduduk ........................................................................... II - 50
Tabel 2.23. Jumlah Kampung, RT, RW di Kecamatan Puloampel ............................ II - 51
Tabel 2.24. Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kecamatan Pulo Ampel .......... II - 52
Tabel 2.25. Jumlah Penduduk Kecamatan Puloampel Berdasarkan Usia
Produktif ................................................................................................... II - 52
Tabel 2.26. Pekerjaan Responden ............................................................................... II - 54
Tabel 2.27. Total Pendapatan Keluarga Responden ................................................... II - 54
Tabel 2.28. Status Kepemilikan Rumah ...................................................................... II - 55
Tabel 2.29. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Untuk Setiap Tingkat
Pendidikan di Kecamatan Puloampel....................................................... II - 56
Tabel 2.30. Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Puloampel ..................... II - 57
PT. NGS DAFTAR TABEL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
xi
Tabel 2.31. Jenis, musim, dan alat tangkap ikan dan udang di Kabupaten
Serang ...................................................................................................... II - 57
Tabel 2.32. Keragaan Perikanan Tangkap di Kabupaten Serang Tahun 2013 ........... II - 58
Tabel 2.33. Jenis, musim, dan alat. Pendapatan Rata-rata Nelayan
Kabupaten Serang Tahun 2013 ................................................................ II - 58
Tabel 2.34. Keragaan Perikanan Budidaya Menurut Jenis data Kabupaten
Serang Tahun 2013 .................................................................................. II - 58
Tabel 2.35. Jenis, musim, dan alat Pendapatan Rata-rata Pembudidaya
Kabupaten Serang, Tahun 2013 ............................................................... II - 58
Tabel 2.36. Ukuran Perahu Nelayan sekitar Desa Argawana dan
Pulopanjang .............................................................................................. II - 59
Tabel 2.37. Daerah Tangkapan Ikan nelayan sekitar Desa Pulopanjang dan
Argawana ................................................................................................. II - 60
Tabel 2.38.. Hasil Tangkapan Ikan ............................................................................. II - 60
Tabel 2.39. Kisaran Pendapatan nelayan di sekitar tapak proyek .............................. II - 60
Tabel 2.40. Sumber Info Tentang Rencana Proyek .................................................... II - 61
Tabel 2.41. Persepsi Tentang Rencana Proyek ........................................................... II - 61
Tabel 2.42. Dampak Positif (Manfaat) Proyek ........................................................... II - 62
Tabel 2.43. Dampak Negatif (Resiko/Kerugian) akibat proyek ................................. II - 63
Tabel 2.44. Saran Terhadap Rencana Proyek ............................................................. II - 63
Tabel 2.45. Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Puloampel ................................... II - 66
Tabel 2.46. Jenis Penyakit yang Diderita Responden ................................................. II - 66
Tabel 2.47. Jenis Penyakit yang Diderita Anggota Keluarga .............................................. 67
Tabel 2.48. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kecamatan Puloampel
Tahun 2015 .............................................................................................. II - 67
Tabel 2.49. Tenaga Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Puloampel Tahun
2015 .......................................................................................................... II - 68
Tabel 2.50. Tujuan Berobat Responden ...................................................................... II - 68
DAFTAR TABEL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten xii
Tabel 2.51. Tujuan Berobat Anggota Keluarga .......................................................... II - 68
Tabel 2.52. Tipologi Lantai......................................................................................... II - 69
Tabel 2.53.Tipologi Rumah ........................................................................................ II - 70
Tabel 2.54. Sumber Penerangan Rumah ..................................................................... II - 70
Tabel 2.55. Sirkulasi Udara di Rumah ........................................................................ II - 70
Tabel 2.56. MCK untuk Keperluan Mandi ................................................................. II - 71
Tabel 2.57. MCK untuk Keperluan Cuci .................................................................... II - 71
Tabel 2.58. MCK untuk Keperluan Kakus ................................................................. II - 71
Tabel 2.59. Sistem Pengelolaan Sampah .................................................................... II - 72
Tabel 2.60. Sistem Pembuangan Air Limbah ............................................................. II - 72
Tabel 2.61. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Kemarau) ............................. II - 73
Tabel 2.62. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Hujan) .................................. II - 73
Tabel 2.63. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Hujan) ....................................... II - 74
Tabel 2.64. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Kemarau) .................................. II - 74
Tabel 3. 1. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari
Kendaraan Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material
Konstruksi ............................................................................................... III - 11
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Alat
Berat pada Kegiatan Penyiapan Lahan ................................................... III - 14
Tabel 3. 3. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar
Lokasi Kegiatan ...................................................................................... III - 17
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan
Adanya Kegiatan Penyiapan Lahan ........................................................ III - 20
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan
Adanya Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana
Penunjang Darat ...................................................................................... III - 23
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan
Adanya Kegiatan Penyiapan Lahan ........................................................ III - 27
PT. NGS DAFTAR TABEL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
xiii
Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan
Adanya Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana
Penunjang Darat ...................................................................................... III - 32
Tabel 3. 8. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar
Lokasi Kegiatan ...................................................................................... III - 83
Tabel 3. 9. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari
Kendaraan Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material
pada pasca operasi ................................................................................. III - 125
Tabel 3. 10. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari
Alat Berat pada Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan
Sarana Penunjang .................................................................................. III - 128
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan
Adanya Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan Sarana
Penunjang .............................................................................................. III - 132
Tabel 3.12. Hasil Prakiraan Dampak Penting .......................................................... III - 161
Tabel 4.1. Evaluasi Dampak Penting ........................................................................IV - 2
Tabel 4.2. Ringkasan Analisis Dampak ....................................................................IV - 12
DAFTAR GAMBAR
PT. NGS DAFTAR GAMBAR
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Peta Lokasi Kegiatan .............................................................................. I - 4
Gambar 1.2. Peta Peta RTRW Kab. Serang ................................................................ I - 5
Gambar 1.3. Layout PT. NGS ...................................................................................... I - 9
Gambar 1.4. Area Base Camp dan Sarana Penunjang Sementara ............................... I - 17
Gambar 1.5. Diameter Tangki ..................................................................................... I - 19
Gambar 1.6. Tanki LNG .............................................................................................. I - 20
Gambar 1.7. Jetty & LNGC Channel Arrangement ..................................................... I - 23
Gambar 1.8. Denah dan Potongan Platform. Mooring Dolphin, Breasting
Dolphin ................................................................................................. I - 24
Gambar 1.9. Potongan Trestle ..................................................................................... I - 25
Gambar 1.10. Rencana Lokasi Dumping Area ............................................................ I - 27
Gambar 1.11. Struktur Pegawai ................................................................................... I - 28
Gambar 1.12. Process Flow Diagram .......................................................................... I - 31
Gambar 1.13. Bagan Alir Proses Pelingkupan ............................................................ I - 87
Gambar 1.14. Batas Wilayah Studi .............................................................................. I - 91
Gambar 2. 1. Konsentrasi SO2 Berdasarkan Hasil Analisis ....................................... II - 5
Gambar 2. 2. Konsentrasi CO Berdasarkan Hasil Analisis ........................................ II - 5
Gambar 2. 3. Konsentrasi NO2 Berdasarkan Hasil Analisis ...................................... II - 6
Gambar 2.4. Konsentrasi TSP Berdasarkan Hasil Analisis ........................................ II - 7
Gambar 2. 5. Tingkat Kebisingan Berdasarkan Hasil Analisis .................................. II - 8
Gambar 2.6. Fisiografi Jawa Barat (menurut van Bemmelen, 1949) ......................... II - 9
Gambar 2.7. Peta Geomorfologi Foto Gunung Gede Serang ..................................... II - 10
Gambar 2.8. Peta geologi Gunung Gede Serang ........................................................ II - 11
DAFTAR GAMBAR PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten xvi
Gambar 2.9. Blok diagram yang menggambarkan posisi tapak proyek pada
busur belakang (dengan mengacu pada teori tektonik
lempeng) .............................................................................................. II - 12
Gambar 2.10. Zona Rawan Gempa Bumi ................................................................... II - 13
Gambar 2.11. Zona Rawan Tsunami .......................................................................... II - 13
Gambar 2.12. Kondisi Temperatur Air Berdasarkan Hasil Analisis ........................... II - 18
Gambar 2.13. Konsentrasi TSS Berdasarkan Hasil Analisis ...................................... II - 19
Gambar 2.14. Kondisi pH Berdasarkan Hasil Analisis ............................................... II - 19
Gambar 2.15. Konsentrasi Amonia Berdasarkan Hasil Analisis ................................ II - 20
Gambar 2.16. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis .................................. II - 21
Gambar 2.17. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis .................................. II - 22
Gambar 2.18. Konsentrasi Logam Berat Berdasarkan Hasil Analisis ........................ II - 22
Gambar 2.19. Salah satu profil penampang lapisan sedimen ..................................... II - 27
Gambar 2.20. Kondisi permukaan dasar laut menunjukkan bekas jangkar
(anchor scars) ...................................................................................... II - 28
Gambar 2.21. Peta mosaic dan hasil interpretasi di area rencana pengerukan ........... II - 29
Gambar 2.22. Peta Bathimetri ..................................................................................... II - 30
Gambar 2.23. Terumbu karang yang ditemukan di Pulo Panjang .............................. II - 49
Gambar 2.24. Lokasi Sebaran terumbu Karang, Mangrove dan lamun P.
Panjang ................................................................................................ II - 49
Gambar 2.25. Peta Situasi Sekitar ............................................................................... II - 75
Gambar 2.26. Peta Sampling....................................................................................... II - 76
Gambar 2.27. Kondisi Eksisting Lokasi Kegiatan ...................................................... II - 77
Gambar 2.28. Daerah tangkapan ikan ......................................................................... II - 78
Gambar 4.1. Evaluasi Dampak Penting ................................................................... IV - 4
DAFTAR LAMPIRAN
PT. NGS DAFTAR LAMPIRAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan Kerangka Acuan ................................................................... L - 1
Lampiran 2 Arahan Dokumen Lingkungan ................................................................. L - 2
Lampiran 3 Pemberian Pertimbangan Rencana Pemanfaatan Ruang .......................... L - 3
Lampiran 4 Izin Lokasi ................................................................................................ L - 4
Lampiran 5 Rekomendasi Rencana Dumping ............................................................. L - 5
Lampiran 6 Sertifikat Tanah ........................................................................................ L - 6
Lampiran 7 Sertifikat hak Guna Bangunan ................................................................. L - 7
Lampiran 8 Surat pernyataan Dari BJP Kepada NGS ................................................. L - 8
Lampiran 9 Izin Prinsip Penanaman Modal ................................................................ L - 9
Lampiran 10 Akta Pendirian Perusahaan .................................................................... L - 10
Lampiran 11 Tanda Daftar Perusahaan ....................................................................... L - 11
Lampiran 12 Hak Guna bangunan ............................................................................... L - 12
Lampiran 13 Hasil Analisis Laboratorium .................................................................. L - 13
Lampiran 14 Profil Perusahaan ................................................................................... L - 14
Lampiran 15 Berita Acara Pembahasan Dokumen ...................................................... L - 15
Lampiran 16 Saran, Masukan dan Tanggapan ............................................................ L - 16
BAB IPENDAHULUAN
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
PT. Nusantara Gas Service (PT. NGS) adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang
gas service yaitu pengelolaan fasilitas infrastruktur untuk penerimaan gas alam cair atau
Liquified Natural Gas (LNG), penyimpanan pada tangki serta pengiriman gas (send out
gas) kepada industri atau konsumen lain yang memerlukan. Sesuai rancangan desain yang
ditetapkan, proyek infrastruktur PT. NGS ini dinamakan LNG Receiving Terminal
Bojonegara yang merupakan fasilitas unit regasifikasi terpadu yang memiliki beberapa
fasilitas/ kegiatan utama yaitu:
1. Fasilitas Jetty/ Dermaga untuk penerimaan dari kapal
2. Fasilitas Tangki timbun LNG
3. Fasilitas Regasifikasi untuk melakukan regasifikasi LNG (bentuk liquid) menjadi
gas yang siap untuk disalurkan kepada konsumen melalui pipa tidak dalam lingkup
dokumen AMDAL ini.
Lokasi LNG Receiving terminal Bojonegara PT. NGS, berada di Desa Argawana,
Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Berdasarkan karakteristik
dan rancangan desain proyek LNG yang diterima adalah berasal dari dalam negri maupun
impor. Direncanakan lama pembangunan proyek sampai dengan operasi komersial
diperlukan waktu 36 (tiga puluh enam bulan). Dengan beroperasinya proyek LNG
Receiving Terminal Bojonegara akan dapat menambah pasokan energi untuk industri dan
kebutuhan di daerah Jawa Barat secara umum.
1.1.1. Status Studi AMDAL
Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara telah mendapatkan Ijin
Prinsip Penanaman Modal Asing Nomor 1740/1/IP/PMA/2014dari BKPM. Berdasarkan
surat rekomendasi tersebut kemudian dilakukan serangkaian studi yang meliputi survei
lokasi (desk study, geophysical survey serta geotechnical survey) dan Studi Kelayakan
(Feasibility Study/FS). Studi AMDAL yang dilakukan mengacu kepada hasil studi FS dan
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 2
Front End Engineering Design (FEED), sehingga hasil studi AMDAL menjadi salah satu
bahan masukkan didalam Detail Engineering Design (DED).
1.1.2. Lokasi Rencana Kegiatan
Secara administratif lokasi Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara
berada di Desa Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi
Banten.Akses menuju lokasi proyek dapat dicapai melalui Jalan Raya Bojonegara - Pulo
Ampel yang menghubungkan wilayah Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Batas-batas
lokasi rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara adalah sebagai berikut:
- Sebelah Selatan : PT. Duta Sugar International, Permukiman penduduk Desa
Argawana
- Sebelah Utara : PLTGU Cilegon, PT. Gunanusa Utama Fabricator, PT. Cilegon
Fabicator
- Sebelah Barat : Industri dan Permukiman
- Sebelah Timur : Teluk Banten
1.1.3. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang Setempat
Lokasi rencana kegiatan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Serang Tahun 2011-2031, Pasal 43 ayat 2 Kawasan peruntukan
industri besar dan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b
dengan jenis kegiatan berupa Industri Logam Dasar/Hulu, Kimia Dasar, dan Industri
Maritim dengan luas kurang lebih 5.143 (lima ribu seratus empat puluh tiga) hektar,
meliputi
a. Kecamatan Bojonegara;
b. Kecamatan Pulo Ampel;
c. Kecamatan Anyar;
d. Kecamatan Mancak; dan
e. Kecamatan Kramatwatu
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 3
Apabila melihat lokasi rencana kegiatan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Pulo
Ampel, kegiatan tersebut sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kabupaten
Serang Tahun 2011-2031. Sesuai dengan arahan dari Dinas Tata Ruang, Bangunan dan
Perumahan Kabupaten Serang, melalui Surat No: 050/95/PRPTR/TR/DTRBP/2015 perihal
pemberian Pertimbangan Rencana Pemanfaatan Tata Ruang, bahwa rencana kegiatan dapat
dipertimbangkan hanya terbatas pada pembangunan terminal LNG dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Lokasi rencana kegiatan bukan merupakan lahan yang ditetapkan menjadi lahan
kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) kabupaten Serang
b. Bentuk dan lokasi rencana kegiatan tidak tumpang tindih dengan izin pemanfaatan
ruang lainnya
c. Wajib mengikuti dan atau sesuai dengan perundangan yang berlaku lainnya.
Peta lokasi kegiatan disajikan pada Gambar 1.1dan Rencana Tata Ruang dan Peta RTRW
Kabupaten Serang disajikan pada Gambar 1.2.
LOKASI KEGIATAN
Lokasi Kegiatan
I - 4
TELUK BANTEN
Keterangan:
Desa
Jalan
Sungai
Jetty
Permukiman
Hutan Lahan Kering
Perkebunan
Semak Belukar
Alang-alang
Sawah
106°30'0"E
106°30'0"E
106°0'0"E
106°0'0"E
105°30'0"E
105°30'0"E
105°0'0"E
105°0'0"E
6°0
'0"S
6°0
'0"S
6°3
0'0
"S
6°3
0'0
"S
7°0
'0"S
7°0
'0"S
Orientasi Peta:
. 1:60,000Skala:
1.5 0 1.50.75 Km
- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000
Sumber:
PETA LOKASI KEGIATAN
Gambar 1.1.:
ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL
BOJONEGARA
PT. NUSANTARA GAS SERVICES
BEJI
DUKUH
CANDI
PERES
BLACU
RAGAS
WADAS
KEPUH
SEMPU
KRAKAL
CIPEDE
BAKREI
JEMPIT
SITONG
PABEAN
CIBAGA
SALIRA
KENTIR
NYAMUK
BANJAR
CIAKAR
KIAMAR
JURANG
TALANG
CIKADU
KADONG
PABEAN
MASIGIT
G. GEDE
CIWARGA
G. IPIK
PENYAIR
BAKELORMERAPIT
PECINAN
MANGLID
CIKEBEL
MASIGIT
G. PEDA
P. KALI
G. KISK
CI KADU
KEBALEN
CIMAUNG
TANGGUL
CI BAKO
TANJUNG
KEPATEN
SEMBOJA
BERIGIL
BUKARAYA
G. JENGI
PAKUNCEN
CI PETEY
SUKADIRI
CINANGSI
G. PEUTE
PAKUNCEN
KEDURUNG
P. KUBUR
GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT
TG. KOPO
GONDARAN
CI KEBEL
GIRISAPA
ARGAWANA
UKIRSARI
G. SALAK
CIBUNTEL
PULOKALI
CI KOHOT
WADASARI
KERNADEN
SILODONG
CI RAGAS
CI MAUNG
KEDAWUNG
KOTABUMI
SUMURGEDE
PULOAMPEL
SUMURANJA
SOLOR LOR
SUMURWATU
KALIGANDU
P. SALIRA
MEKARSARI
MARGAGIRI
CI NANGKA
CI KUBANG
G. KEMBAR
TENGGULUN
PENGORENG
G. SANTRI
PANGRANGO
RAGASWATU
NURULIMAN
DARULIMAN
TG. PIATU
CIRANGGON
WANAKERTA
G. KUYANG
KERTASANA
G. KRUENG
CI NANGSI
TG. PUYUT
SUMURASEM
SUMURANJA
TENGKURAK
WATESTELU
P. TARAHAN
KEDUNGSOKA
G. KEDEPEL
G. TANJUNG
G. CIRAWAN
BOJONEGARA
KUBANGLELE
G. SERDANG
PASIRPUTIH
PLOSOAMPEL
KEDUNGSOKA
KALILANANG
SUMURWUNGU
RAGASAURAN
BANYUWANGI
PURWAKARTA
TG. AWURAN
KALI CANDI
PANYESEPAN
MANGUNREJA
BATULAWANG
CI RANGGON
KUBANGKEPUH
KUBANGLABAN
CI CARINGIN
PASARBUNDER
PULOPANJANGPENGARENGAN
KEDUNGINGAS
KARANGDALAM
G. GIRISAPA
TEGALBUNDER
CIORA WETAN
KALI GEDONG
PANGARENGANJEMPITSAWAH
LANGON TIGA
KOTAKMALANG
NANGKABUBUR
CI GONDARAN
KARANGKEPUH
BUJANGBAROS
DUKUHMALANGKAMPUNGPASAR
CIKUBANG DUA
G. PIATU DUA
KEJANGKUNGAN
GEMPOL KULON
LEUWEUNGSAWO
KARANGTENGAH
CIKEBEL ATAS
TANJUNGSAWAH
KUBANGLAMPIT
GEMPOL WETAN
CIORAGINGGANG
PULAU PANJANG
KALIKERANJANG
CIKEBEL BAWAH
SALIRA TENGAH
CIKUBANG LIMA
G. PIATU SATU
KEMBANGTANJUNG
SALIRAWARINGIN
SUMURANJA UTARA
KAMPUNGLUMALANG
SUMURANJA TENGAH
106°10'0"E
106°10'0"E
106°8'0"E
106°8'0"E
106°6'0"E
106°6'0"E
106°4'0"E
106°4'0"E
5°5
2'0
"S5°5
4'0
"S5°5
6'0
"S5°5
8'0
"S
5°5
2'0
"S5°5
4'0
"S5°5
6'0
"S5°5
8'0
"S
I - 5
Gambar 1.2 :
ANDAL
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 7
1.1.4. Deskripsi Umum Rencana Kegiatan
Luas lahan yang dibutuhkan untuk Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal
Bojonegara adalah sekitar 300.000 m2 (30 ha), lahan tersebut telah dibebaskan. Secara
umum tata guna lahan meliputi sarana dan prasarana sebagai berikut:
1) Pembangunan 2 (dua) buah tangki timbun LNG dan fasilitas Regasifikasi.
2) Pembangunan dermaga/jetty.
3) Pembangunan pipa gas untuk fasilitas Unloading.
4) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung.
Luas lahan yang tertutup bangunan adalah 11,37 ha (37,90%), lahan terbuka yang masih
bisa meresapkan air adalah 18,62 ha (62,10%), sedangkan khusus untuk area ruang terbuka
hijau (RTH) adalah 3,62 ha (12,07%), sehingga total luas lahan seluruhnya adalah 30 ha
(300.000 m2).
Tabel 1.1. Rencana Penggunaan Lahan
No Area Luas Lahan
(m2)
Luas Lahan
Terbangun
(m2)
Luas Lahan
Terbuka
(m2)
A Fasilitas
1 Area of Tank 53.646 11.078 42.568
2 Area of Flare 18.430 0 18.430
3 Area of Vaporizer 6.859 6.859 0
4 Area of Process Equipment 8.267 2.800 5.467
5 Area of Seawater Intake 7.398 3.631 3.767
6 Area of Sawater Channel and Outfall 3.123 3.123 0
7 Area of Major Piping Rack 7.711 0 7.711
8 Area of Admistrative Building 25.505 13.373 12.132
9 Area of Main Control Building 4.035 4.035 0
10 Area of Fire Station 2.712 2.712 0
11 Area of Maintainance Workshop and
Warehouse 2.178 2.178 0
12 Area of Sub Station and power
generator 6.716 6.716 0
13 Area of Metering Station 2.604 2.604 0
14 Area of Utility 5.243 5.243 0
15 Truck Loading Area (Future) 33.435 0 33.435
16 Phase-II Reserved Area 26.568 0 26.568
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 8
No Area Luas Lahan
(m2)
Luas Lahan
Terbangun
(m2)
Luas Lahan
Terbuka
(m2)
Jumlah No. A 214.430 64.352 150.078
Persentase (%) No. A 71,47 21,45 50,53
B Bangunan
1 Administration Building 990 990 0
2 Center Control Room 1.855 1.855 0
3 Jetty Control Room 374 374 0
4 Main Substation 1.620 1.620 0
5 Maintenance Workshop & Warehouse 1.062 1.062 0
6 Power House 2.312 2.312 0
7 Main Entrance Gate House#3 144 144 0
8 Main Entrance Gate House#4 60 60 0
9 Main Entrance Gate House#5 24 24 0
10 BOG Compressor Shelter 768 768 0
11 BOG Booster Compressor Shelter 605 605 0
12 Instrument Air System Shelter 275 275 0
13 Fire Engine Shelter 312 312 0
14 Diesel Firewater Pump Shelter 60 60 0
15 Chlorinator Shelter 32 32 0
Jumlah No. B 10.493 10.493 0
Persentase (%) No. B 3,50 3,50 0,00
C Jalan (Beton dan Paving) 38.864 38.864 0
Jumlah No. C 38.864 38.864 0
Persentase (%) No. C 12,95 12,95
D Ruang Terbuka Hijau 36.213 0 36.213
Jumlah No. D 36.213 0 36.213
Persentase (%) No. D 12,07 0,00 12,07
Jumlah Luas Lahan (m2) Total (No.
A+B+C+D) 300.000 113.709 186.291
Jumlah Persentase (%) Total (No.
A+B+C+D) 100,00 37,90 62,10
Sumber: PT. NGS, 2015
Luas Lahan Terbuka (Termasuk Ruang Terbuka Hijau) adalah seluas 18,62 ha atau sekitar
62,10% dari total area kegiatan seluas 30 ha). Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan
terbuka yaitu luas RTH dan luas lahan yang masih memungkinkan untuk penyerapan air
melebihi 30% dari total lahan.
I - 9
PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING
TERMINAL BOJONEGARA
Gambar 1.3.:
LAYOUT
Sumber:
PT. Nusantara Gas Service, Tahun 2015
Legenda :
Divisi Keterangan
Jalan Utama
Perkerasan
Perkerasan Kerikil
Pepohonan
Ruang terbuka Hijau
Pagar Terminal
Pagar Kantor
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 11
1.1.5. Tahapan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan terdiri dari tahap Prakonstruksi, Konstruksi dan Operasi. Masing-masing
tahapan diuraikan sebagai berikut:
1.1.5.1. Tahap Pra Konstruksi
Tahap pra konstruksi terdiri dari:
1) Pengadaan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal
Bojonegara oleh PT. NGS seluas 30 Ha ha adalah lahan yang telah dibebaskan oleh
PT. BJP dan PT. NGS akan membeli HGB dari PT BJP selama proyek dan akan
menjual kembali ke PT BJP setelah masa proyek.
2) Perizinan
Dalam rangka memenuhi aspek legal dari Rencana Pembangunan LNG Receiving
Terminal Bojonegara, maka PT. NGS telah melengkapi berbagai aspek legal dan
perizinan sebelum dilakukan studi AMDAL, serta akan memproses perizinan lanjutan
setelah Izin Lingkungan diterbitkan oleh Gubernur Banten sebelum kegiatan
konstruksi dilaksanakan.
Tabel 1.2.Aspek legal yang telah dimiliki oleh PT. NGS.
No. Nama Izin Nomor Tanggal Instansi Pemberi Izin
1. Arahan Dokumen
Lingkungan
B-
8308/Dep.I/LH/PDAL/07/2014
23 Juli 2014 Kementerian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia
2. Izin Prinsip
Penanaman
Modal Asing
1740/1/IP/PMA/2014 13 Juni
2014
Badan Kordinasi
Penanaman Modal
3. Akta Pendidrian
Perseroan
Terbatas
AHU-10.AHA.02.02.Tahun
2010
09 Februari
2010
Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI
4. Tanda Daftar
Perusahaan
Perseroan
Terbatas
09.03.1.19.92560 21 Juli 2014 Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan
Menengah dan
Perdagangan
5. Hak Guna
Bangunan
171 02 April
2015
Badan Pertanahan
Nasional Republik
Indonesia
6. Pemberian
Pertimbangan
Rencana
Pemanfaatan Tata
Ruang
050/95/PRPTR/TR/DTRBP/2015 09 Oktober
2015
Dinas Tata Ruang,
Bangunan dan Perumahan
Kabupaten Serang
Sumber: PT. NGS, 2015
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 12
1.1.5.2. Tahap Konstruksi
1) Pengadaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja konstruksi, mencakup tenaga kerja sipil dan bangunan, mekanikal,
elektrikal dan instrumentasi. Jumlah tenaga kerja selain sudah disiapkan oleh pihak
kontraktor, juga dapat diperoleh dari daerah sekitar proyek, terutama pekerja harian.
Perkiraan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan konstruksi diperkirakan 406
orang sesuai kualifikasi dan keahlian masing-masing. Berdasarkan jumlah dan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan tahap konstruksi diharapkan tenaga kerja
dari masyarakat setempat dapat terserap sekitar 150 orang. Proses perekrutan tenaga
kerja akan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku.
Lama atau masa kerja dari masing-masing kelompok pekerjaan bervariasi tergantung
volume dan jenis pekerjaan, yaitu 2 – 12 bulan selama masa konstruksi. Apabila
masing-masing kelompok pekerjaan telah selesai, maka masa kerja berakhir dengan
sendirinya.
Tabel 1.3.Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja Tahap Konstruksi
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH KUALIFIKASI
I Konstruksi Darat
A Konstruksi Sipil
- Ahli Teknik / Pengawas 5 S1 + Sertifikat
- Teknisi / Mandor 10 D3 - S1
- Precasting 20 SLA
- Tukang Kayu 10 SLA
- Pekerja Sipil , dll 90 SLA
- Operator Alat Berat 5 SLA + Sertifikat
- Surveyor 3 SLA + Sertifikat
Jumlah 143
B Pekerjaan Mekanikal
- Ahli Teknik / Pengawas 6 S1 + Sertifikat
- Teknisi / Mandor 10 D3 , S1
- Pekerja Pipa , dll 50 SLA
- Pekerja Rotating Equipment 6 SLA
- Pekerja Las ( Welder ) 10 SLA Sertifikat
- Operator Alat Berat 10 SLA Sertifikat
- Radiografi 3 SLA Sertifikat
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 13
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH KUALIFIKASI
Jumlah 95
C Listrik dan Instrumentasi
- Ahli Listrik / Pengawas 2 S1 + Sertifikat
- Ahli Instrument / Pengawas 2 S1 + Sertifikat
- Teknisi / Mandor Listrik 4 D3 , S1
- Teknisi / Mandor Instrument 6 D3 , S1
- Pekerja Listrik 15 SLA
- Pekerja Instrument 10 SLA
- Pekerja Telekomunikasi 4 SLA
Jumlah 43
II Pekerjaan Jetty / Laut
- Ahli Teknik Sipil / Pengawas 2 S1 + Sertifikat
- Ahli Mekanikal / Pengawas 1 S1 + Sertifikat
- Teknisi Sipil / Mandor 3 S1 , D3
- Teknisi Mekanikal / Mandor 2 S1 , D3
- Pekerja Sipil, dll 60 SLA
- Pekerja Mekanikal , dll 30 SLA
- Pekerja Listrik / Instrument 5 SLA
- Tukang Las / Welder 3 SLA + Sertifikat
- Operator Alat Berat 3 SLA + Sertifikat
- Penyelam / Diver 4 SLA + Sertifikat
- Surveyor 3 SLA + Sertifikat
- Work Boat 4 SLA + Sertifikat
- ABK Hammer Pontoon 5 SLA + Sertifikat
Jumlah 125
Total Pekerjaan Konstruksi 406
Sumber: PT. NGS, 2015
Kontraktor akan menyediakan basecamp untuk sebagian pekerja. Basecamp merupakan
akomodasi sementara untuk sebagian pekerja yang berasal dari luar lokasi kegiatan,
sedangkan pekerja yang merupakan tenaga kerja lokal (tinggal di sekitar lokasi
kegiatan) akan tetap tinggal di rumah mereka sendiri. Kebutuhan air untuk konstruksi
sebesar 16.420 L/hari (Hasil pendekatan Perhitungan Berdasarkan Kriteria Perencanaan
Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) & Pendekatan Perhitungan WHO) dengan
prakiraan jumlah limbah yang dihasilkan sebesar 80% adalah 12.992 l/hari. Pekerja
akan bekerja selama 8 jam per hari dengan waktu istirahat 1 jam dan 6 hari kerja dalam
seminggu. Dalam pekerjaan tertentu akan terdapat beberapa shift.
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 14
2) Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi
Mobilisasi peralatan termasuk alat berat, serta material konstruksi akan dilakukan
melalui moda angkutan darat dan laut.
Tabel 1.4. Perkiraan Peralatan dan Material Konstruksi Terminal LNG
NO JENIS UNIT JUMLAH KETERANGAN
A PERALATAN TERMINAL
1 Loading Arm buah 4 diangkut melalui laut
2 Pompa LNG buah 8 diangkut melalui laut
3 Pompa Air Laut u ORV buah 3 diangkut melalui laut
4 Boil Off Gas Compressor buah 2 diangkut melalui laut
5 Boil of Gas Booster Compressor buah 2 diangkut melalui laut
6 Open Rack Vaporizer buah 4 diangkut melalui laut
7 Fuel Gas Heater buah 2 diangkut melalui laut
8 Gas Power Generator unit 5 diangkut melalui laut
9 Gas Metering unit 3 diangkut melalui darat
10 Kompresor Angin Instrument unit 2 diangkut melalui darat
11 Fire Water Pump unit 3 diangkut melalui laut
B AKSESORIES TERMINAL
1 Distributed Control System ( DCS ) set 2 diangkut melalui darat
2 Motor Operated Valve ( MOV ) buah 4 diangkut melalui darat
3 Pressure Safety Valve ( PSV ) unit 15 diangkut melalui darat
4 Control Valve buah 24 diangkut melalui darat
5 Cryogenic Valve buah 70 diangkut melalui darat
6 Panel Listrik unit 3 diangkut melalui darat
7 Uninterupted Power Supply (UPS) unit 2 diangkut melalui darat
8 Travo Listrik unit 2 diangkut melalui darat
9 Gate Valve / Globe Valve buah 27 diangkut melalui darat
10 Check Valve buah 30 diangkut melalui darat
11 Orifice Meter buah 23 diangkut melalui darat
C PERALATAN KONSTRUKSI
1 Dump Truck buah 6 diangkut melalui darat
2 Crane unit 5 diangkut melalui darat
3 Plate Roller unit 2 diangkut melalui darat
4 Mixer / Molen unit 5 diangkut melalui darat
5 Welding Machine unit 10 diangkut melalui darat
6 Instrument Calibrator unit 5 diangkut melalui darat
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 15
NO JENIS UNIT JUMLAH KETERANGAN
7 Hydrostatic Test Water Pump unit 5 diangkut melalui darat
8 Topography unit 3 diangkut melalui darat
D Material Konstruksi
1 Material Urug ( pasir , batu ) m3 300.000 diangkut melalui darat
2 Batu Bata buah 60.000 diangkut melalui darat
3 Besi Baja untuk Tulangan Ton 900 diangkut melalui darat
4 Kayu m3 30 diangkut melalui darat
5 Pipa Carbon Steel m 1000 diangkut melalui laut
6 Pipa Cryogenic m 4000 diangkut melalui laut
7 Bahan Isolasi set 1 diangkut melalui darat
8 Cat Pipa set 1 diangkut melalui darat
9 Plat stainless steel 9% Ni Set 2 Diangkut melalui laut
10 Pipa Pilling ( tiang pancang ) buah 3000 Diangkut melalui laut
Sumber: PT. NGS, 2015
Pengangkutan material konstruksi melalui jalan raya akan menggunakan truk yang
disesuaikan dengan kapasitas jalan. Kegiatan mobilisasi material akan dilaksanakan
setiap hari dengan jumlah adalah rata - rata 15 truk/hari, tetapi bisa mencapai 50
truk/hari saat puncak kegiatan konstruksi. Kendaraan truk pengangkut barang yang
mudah tercecer wajib menutup kendaraan dengan penutup terpal agar tidak tercecer dan
menimbulkan debu.
3) Persiapan Lahan
Penataan lahan meliputi penataan lahan yang telah bersih dari berbagai bangunan
terdahulu, ditata sesuai dengan tata letak bangunan yang akan didirikan. Penataan lahan
meliputi galian untuk pondasi, pengurugan untuk meninggikan lahan, penggalian untuk
saluran drainase, serta kegiatan pekerjaan tanah lainnya.
4) Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
Area Prasarana Pendukung Konstruksi seperti tempat penyimpanan sementara material
konstruksi pada dasarnya berada di sebelah barat lokasi kegiatan dan berada di luar area
yang akan dibangun. Penempatan area pembuatan Basecamp dan Prasarana Pendukung
berada di ruang terbuka di luar lokasi 30 ha, tetapi masih dalam area lahan yang akan
dikembangkan dikemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 16
Pekerjaaan struktur dan infrastruktur bangunan untuk sarana utama dan penunjangnya
akan dilakukan secara bertahap selama sekitar 3 tahun yang meliputi :
a) Persiapan : Penyiapan Sarana Pendukung Konstruksi
Pekerjaan persiapan sarana pendukung konstruksi akan dimulai sebelum kegiatan
pembangunan fasilitas LNG adalah membuat sarana - prasarana untuk mendukung
penempatan tenaga kerja, peralatan dan material konstruksi, yaitu:
i) Pembuatan sarana direksi kit, gudang dan fasilitas sementara.
Pembuatan sarana sementara seperti area kerja, kantor, gudang, kantin, tempat
istirahat, workshop, basecamp, concrete batching plant dan area penyimpanan
barang, disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada areal yang telah terbuka,
kecuali pada tahap awal konstruksi di mana area konstruksi digunakan pada jangka
yang sangat pendek. Bangunan dan fasilitas sementara ini akan digunakan sehingga
tidak mengganggu dan mudah dilakukan pembongkaran apabila telah selesai
pekerjaan konstruksi.
ii) Pembuatan prasarana jalan masuk dan areal parkir kendaraan serta areal penempatan
material. Akses jalan masuk dapat memanfaatkan jalan yang sudah ada. Areal parkir
kendaraan dan areal penyimpanan sementara (lay down) juga dapat menggunakan
areal lapang yang sudah ada di lokasi prasarana konstruksi.
iii) Sumber Listrik Sementara
Penggunaan listrik sementara akan dipasok dari genset atau PLN yang akan
disediakan oleh kontraktor.
iv. Kebutuhan Air
Kebutuhan air akan dipasok dari PDAM melalui saluran yang ada di dekat jalan raya
Bojonegara (saluran air eksisting dari PDAM).
v. Pembuatan Drainase Sementara
Pembuatan drainase sementara untuk mencegah banjir dan genangan area dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Jaringan drainase direncanakan mampu menyalurkan air hujan ke titik saluran
seperti menuju laut di sebelah timur, dengan pertimbangan hujan maksimum
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 17
- Jaringan drainase dihubungkan dengan bak penangkap sedimen, untuk
mencegah material masuk ke badan air penerima
- Jaringan drainase sementara tidak akan bergabung dengan saluran drainase
utama yang akan dibangun dilokasi
- Semua penyimpanan material yang berada di luar (out door) harus mempunyai
saluran drainase yang baik
Gambar 1.4. Area Base Camp dan Sarana Penunjang Sementara
b) Bangunan Utama, Lapangan Parkir, Jalan Lingkungan dan Saluran Drainase
Pekerjaan pembangunan berbagai bangunan dan sarana pendukung dilakukan
berdasarkan tata letak bangunan yang telah ditentukan, serta terintegrasi dengan
jaringan jalan lingkungan dan saluran drainase serta taman/RTH. Jenis bangunan dan
sarana pendukung seperti Control room, kantor administrasi, kantor pemeliharaan,
bengkel, kantor pemadam, kantor security, tangki, ORV, Kompresor, Pompa, Metering,
Substation, dll.
Area Kegiatan
-Area Konstruksi
(30ha)
-Fasilitas Utama dan
Gedung
Wilayah Studi
- digunakan untuk fasilitas
sementara (termasuk
tempat kerja untuk
persiapan adukan beton,
pekerjaan sipil, pekerjaan
untuk dermaga dll),
bangunan dan fasilitas
sementara
- akan di bongkar setelah
tahap konstruuksi selesai
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 18
c) Pembangunan Tangki dan Fasilitasnya
i) Konstruksi Tangki
Tangki penyimpanan LNG didesain sesuai spesifikasi tangki dengan kapasitas tampung
2 x 160.000 m3. Perencanaan teknis tangki dilakukan sesuai standard internasional yang
telah mempertimbangkan aspek keselamatan antara lain API, NFPA. Peletakan dudukan
pondasi tangki diletakkan pada tanah yang sudah stabil. Kedalaman tiang pancang
sekitar 30 m untuk dudukan tanki ditentukan setelah dilakukan kajian geoteknik.
Pekerjaan pemancangan dilakukan dengan bored pile. Tangki yang akan dibangun
adalah tanki LNG dengan tipe Full Containment dan tipikal spesifikasi seperti gambar.
Desain tangki secara umum adalah sebagai berikut :
Tabel 1.5. Informasi Umum Tangki
Data Tangki LNG - Kapasitas : 160.000 m3
- Tipe penyimpanan tangki = full
containment
- Diameter dalam tangki : 78. m
- Kontainer beton :
Tipe atap : Beton Bertulang
- Pondasi tiang pancang :
Tipe tiang pancang :Cast in Place RC
- Rancangan Tekanan Gas :
Rancangan maksimum : 0,29 kg/cm2G
Rancangan minimum : -0,05 kg/cm2G
Gambaran Desain umum - Berat Jenis: 0,470 t/m3
- Desain Suhu : -165oC
Standar Desain Dasar Tangki LNG --- NFPA 59A—2013
*1) Diameter luar terluas 84 meter untuk dinding tangki luar dapat diterapkan
Acuan dimensi tangki LNG ditunjukkan sebagai berikut:
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 19
Gambar 1.5. Diameter Tangki
Material Tangki terdiri dari
- Shell batin: 9% Ni baja
- Outer shell: baja karbon
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 20
Gambar 1.6. Tanki LNG
Setelah pembangunan tangki, akan dilakukan Uji hidrostatik. Tes ini akan
menggunakan air laut yang dipompa ke dalam tangki lalu kemudian dibuang ke laut.
Dalam pengelolaan air hydrotest, perlu memperhatikan langkah-langkah pengendalian
dan pencemaran yang mempertimbangkan tambahan bahan kimia pada dasarnya tidak
digunakan (jika ada maka dipilih secara hati-hati dan sebagainya).
ii) Pekerjaan Fasilitas Pendukung di Tapak Terminal LNG:
Pekerjaan fasilitas pendukung pada tapak Terminal LNG, berupa:
a. Flare, tipe elevated flare, kapasitas maksimum 71.000 kg/jam, Pilot fuel tekanan 4,5
kg/cm2.
b. Fasilitas Pompa: pompa LNG tekanan rendah kapasitas 400 m3/Jam, tekanan 17,4
kg/Cm2, Pompa LNG tekanan tinggi kapasitas 360 m
3/Jam, tekanan 99,7 kg/cm
2.
c. Fasilitas Regasifikasi, tipe Regasifikasi Open Rack Vaporizer (ORV) sebanyak 3 unit
kapasitas masing-masing 150 ton/jam, tekanan operasi 70 kg/cm2.
d. Fasilitas Kompressor Gas, kapasitas 9,0 ton/jam BOG tekanan 8 kg/cm2 dan
kapasitas 9,0 ton/ jam BOG Booster tekanan 70 kg/cm2.
e. Fasilitas Kelistrikan, sumber tenaga utama dari 5 unit Gas Engine Power Generator
kapasitas masing-masing sekitar 9,8 MW.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 21
f. Fasilitas Metering System,Gas Metering System tipe ultrasonic tekanan operasi 60-70
kg/cm2
g. Fasilitas pemadam kebakaran dan fasilitas pengamanan.
h. Fasilitas operasi dan utilitas
i. Fasilitas Penyediaan Air Bersih
Air bersih diperlukan untuk keperluan domestik tenaga kerja dan operasi teknis
Terminal LNG, pemadam kebakaran dan lain-lain dengan kebutuhan sekitar 20
m3/hari yang diperoleh dari Perusahaan Air Minum Daerah Serang.
d) Pemasangan Pipa Operasi Gas
Pekerjaan Perpipaan yang akan diinstalasi meliputi perpipaan unloading dari dermaga ke
Tangki LNG, perpipaan return line BOG dari Tangki LNG ke dermaga, perpipaan
Regasifikasi dari Tangki LNG ke ORV dan perpipaan gas dari ORV ke Metering System.
Pipa diletakan diatas tanah tidak ditimbun. Jenis pipa yang akan dibangun adalah:
a. Pipa unloading dari Jetty ke Tanki LNG ukuran 44" sepanjang sekitar 1.500 m,
dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah.
b. Pipa return line BOG dari Tanki LNG ke Jetty ukuran 28‖ sepanjang sekitar 1.500 m
dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah
c. Pipa regasifikasi dari Tanki LNG ke ORV ukuran 20‖ sepanjang sekitar 600 m
dibangun diatas pondasi pipa diatas tanah
d. Pipa gas dari ORV ke Metering System ukuran 30‖ sepanjang sekitar 800 m.
e. Pipa untuk Fire Fighting ukuran 16‖
f. Pipa udara tekan untuk system control
g. Pipa Nitrogen untuk keperluan Purging
h. Pekerjaan pipe rack, pipe support, pipe hanger.
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 22
5) Pembangunan Dermaga
Fasilitas pendukung yang akan dibangun untuk mendukung Terminal LNG adalah
dermaga atau jetty yang tergolong Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk
sandar kapal LNG dalam rangka unloading LNG.
Pekerjaan dermaga meliputi:
1) Pekerjaan platform (Jetty Head) ukuran 30 mx 50 m, elevasi +6,5M LWS, pada
kedalaman laut -14 M LWS. Platform dengan konstruksi beton dan disangga oleh
tiang pancang baja (steel pile) dan direncanakan dapat disandari oleh kapal LNG
yang mampu mengangkut ukuran 216.000 m3 LNG.
2) Pekerjaan Breasting Dolphin, 4 unit @ sekitar 10mx 10m.
3) Pekerjaan Mooring Dolphin, 6 unit @ sekitar 8m x 8m.
4) Pekerjaan Trestle, lebar sekitar 14,7m panjang sekitar 1.100m
5) Pekerjaan Catwalk, lebar sekitar 1,2m.
Elevasi platform + 6,5MLWS, Jetty dilengkapi dengan 4 buah breasting dolphin dan
6 buah mooring dolphin yang masing-masing dengan konstruksi beton yang disangga
tiang pancang baja. Platform dan breasting dolphin dilengkapi dengan fender untuk
peredam benturan kapal dan bollard untuk pengikat kapal. Sedangkan mooring
dolphin hanya dilengkapi dengan bollard. Platform, breastingdolphin,
mooringdolphin dihubungkan dengan catwalk atau gangway sebagai jalan inspeksi.
Jetty eksisting dan/atau jetty sementara digunakan untuk bongkar muat alat - alat tahap
konstruksi. Setelah pemeriksaan mendetail pada jetty eksisting, jika diperlukan jetty lain,
kemudian jetty sementara akan dibangun dekat dengan eksisting jetty.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 23
Gambar 1.7. Jetty & LNGC Channel Arrangement
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 24
Gambar 1.8. Denah dan Potongan Platform. Mooring Dolphin, Breasting Dolphin
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 25
Gambar 1.9. Potongan Trestle
6) Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan
i) Volume pengerukan
Pembangunan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin)
meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang ada menjadi kedalam laut -14
meter. Jumlah volume kerukan (dredging volume) diperkirakan mencapai 2.100.000 m3.
Dari profil kontur dasar laut, Vvolume pengerukan tahap konstruksi (** 1) dihitung
dengan penjumlahan dari beberapa Δh (selisih ketinggian antara permukaan dasar laut
dan -14m) dikalikan dengan Δs (dalam area saluran kapal). Profil kontur dasar laut ini
didasarkan pada grafik batimetri. Setelah survey batimetri yang rinci telah dilakukan,
asumsi secara rinci akan diterapkan. Volume pengerukan tahap operasi akan
diasumsikan dengan survey rutin.
ii) Metode Pengerukan
Pengerukan dapat dilakukan dengan metoda penyedotan menggunakan pompa hidrolis
yang mampu menyedot material bercampur air (slurry), serta dibantu oleh cutterhead,
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 26
sehingga kekeruhan dapat diminimalkan, dibanding dengan tipe grab konvensional
lainnya. Contoh kapal keruk yang memiliki peralatan tersebut adalah tipe Grab, Cutter
Suction Dredger (CSD) dan Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD). Berdasarkan
survey geofisik yang telah dilakukan tentang karakteristik bebatuan di wilayah perairan
rencana aktivitas kegiatan LNG, karakteristik bebatuan tersebut hanya bisa dikeruk dengan
Cutter Section Dredger (CSD). Sehingga dalam proses pengerukan, selain menggunakan
tipe Grab, TSHD, juga tetap menggunakan CSD. Terkait CSD, TSHD, seluruh material
langsung dimasukkan ke dalam Hopper, sedangkan air yang ikut terhisap akan mengalir
melalui saluran agar material ikut terendapkan sepanjang saluran tersebut, sedangkan air
akan mengalir kembali ke laut, sehingga kekeruhan menjadi minimal.
iii) Lokasi dumping area
Lokasi pembuangan material kerukan (dumping area) direncanakan berada disebelah utara
Pulau Panjang pada kedalaman lebih dari 20 m dengan luas ± 100 hHa. Berdasarkan
Rekomendasi dari KSOP Kelas I Banten Surat No. PP.207/1/1/KSOP.Btn-15 dengan titik
kordinat:
a. 5° 52.35,04'S dan 106° 10.18,66'E
b. 5° 52.35,16'S dan 106° 09.29,88'E
c. 5° 53.23,88'S dan 106° 18.78'E
d. 5° 53.24,00'S dan 106° 09.30,00'E
Perizinan lokasi dumping akan ditempuh setelah izin lingkungan keluar, setelah melalui
kajian tersendiri untuk rencana lokasi dumping sebelum izin dikeluarkan.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 27
Gambar 1.10. Rencana Lokasi Dumping Area
7) Pasca konstruksi
Berakhirnya kegiatan konstruksi maka berakhir pula hubungan ketenaga kerjaan melalui
mekanisme yang telah ditaur sesuai peraturan yang berlaku. Seluruh peralatan dan material
konstruksi sisa dan seluruh limbah padat yang dihasilkan selama kegiatan konstruksi akan
diambil pihak ketiga. Sedangkan limbah yang tergolong limbah B-3 akan dikirimkan
kepada pihak ketiga yang memiliki Izin dari KLHK.
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 28
1.1.5.3. Tahap Operasi
1) Pengadaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja operasional LNG Receiving Terminal Bojonegara dikelompokkan dalam 2
bagian, yaitu
(1) Kelompok Pegawai Tetap PT. NGS unit Terminal LNG.
(2) Kelompok Pegawai Outsourcing.
Gambar 1.11. Struktur Pegawai
Jenis-jenis pekerjaan yang akan dibutuhkan dalam tahap ini di antaranya adalah Manager
Terminal, karyawan di departemen HSE, Dept. Operasi, Dept. Pemeliharaan, dan Dept.
Bagian Umum Lainnya. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja saat operasi sekitar 100 orang,
yang akan dipenuhi dari tenaga kerja setempat bila sesuai dengan klasifikasi dan persaratan
yang dibutuhkan dan tenaga kerja pendatang.
Air bersih diperlukan untuk keperluan tenaga kerja domestik dan operasi LNG Receiving
Terminal Bojonegara, pemadam kebakaran dan lain - lain. Kebutuhan total air diperoleh
dari PDAM dengan perkirakan 10% dari total persediaan air yang disupply untuk daerah
Bojonegara.
2) Operasional Unit Regasifikasi
a. Bahan Baku
(i) Sifat dan Keamanan Penggunaan LNG
Bahan baku untuk proses regasifikasi adalah LNG dengan senyawa kimia utamanya
adalah Metana (CH4). LNG akan mencair jika didinginkan sampai suhu sekitar -160 oC
dan disimpan di dalam tangki LNG.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 29
Dalam bentuk cair tersebut, maka gas alam akan menyusut volumenya sampai sekitar
600 kali, sehingga mudah dan aman untuk ditransportasikan. Jika LNG dikembalikan ke
suhu ruangan, maka akan kembali ke fase gas. Kandungan kimia dalam LNG yang akan
diterima adalah sebagai berikut :
Tabel 1.6. Spesifikasi LNG (Komposisi Sementara)
No. Komponen Banyaknya Kandungan (%)
1 Methana Lebih dari 83 %
2 Buthana Kurang dari 2,50 %
3 Pentana dan
Turunannya
Kurang dari 0,25 %
4 Nitrogen Kurang dari 1,50 %
Sumber : PT. NGS, 2015
LNG tidak mudah terbakar atau meledak. Komponen utama LNG yaitu Methane akan
mudah terbakar (flammable) jika konsentrasinya berada pada kisaran 5-15% jika hanya
ada oksigen. Sifat terbakarnya Methane unik, yaitu jika konsentrasi uap Methane < 5%,
maka menjadi bersifat non–flammable dan non-explosive, karena terlalu sedikit gas di
udara, sehingga kurang gas untuk membuatnya terbakar, sedangkan jika konsentrasi
Methane>15%, maka akan terdapat banyak Methane di udara, tetapi kurang oksigen,
sehingga campurannya menjadi bersifat non–flammable dan non-explosive. LNG
disimpan di dalam tangki yang didesain khusus.
(ii) Sumber LNG yang akan digunakan
LNG didatangkan dari kilang LNG dalam negeri atau impor dari luar negeri yang
diangkut dengan kapal LNG kapasitas 70.000 – 216.000 m3 dan dibongkar di dermaga
(Jetty) PT NGS.
b. Proses Regasifikasi
Secara umum proses operasional Unit Regasifikasi terdiri dari beberapa tahap utama, yaitu:
Pemuatan LNG dari kapal LNG ke Tangki,
Penyimpanan LNG dalam Tangki,
Regasifikasi LNG, dan
Sending out gas hasil regasifikasi
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 30
(i) Sistem Pembongkaran LNG (Unloading system)
LNG dari kilang diangkut dengan Kapal Tanker LNG kapasitas 70.000 – 216.000 m3
menuju dermaga (Jetty) PT NGS, kemudian LNG akan dipindahkan ke Tangki
menggunakan fasilitas pengalir berupa loading arm. Tipikal waktu pembongkaran LNG
tergantung pada kondisi seperti kapasitas LNG tanker, kapasitas pompa LNG dan
memerlukan waktu sekitar 12 jam. Setelah dibongkar, kemudian kapal tanker akan
meninggalkan terminal LNG. Diperkirakan untuk memenuhi kapasitas produksi gas akan
didatangkan sekitar10 (sepuluh) Kapal Tanker LNG setiap bulan.
Tahapan sistem bongkar LNG adalah sebagai berikut:
i) Kru kapal berkomunikasi dengan operator dermaga sebelum tiba pada selang
interval waktu tertentu.
ii) Pada jarak tertentu, kapal LNG akan dipandu dan disandarkan di dermaga.
iii) Unloading arms disiapkan beserta peralatan-peralatanuntuk melindungi fasilitas di
kapal dan terminal.
iv) Diadakan meeting antara petugas kapal LNG dan petugas dermaga untuk
konfirmasi tahapan prosedur unloading, serta mengetahui volume awal LNG
carrier sebelum di unloading.
v) Kebocoran gas sangat jarang terjadi selama proses pembongkaran LNG. Untuk
menghindari kebocoran gasdi dekat titik koneksiloading arm, dipasang sensor
kebocoran gas untuk mendeteksinya. Bila kebocoran gas terkonfirmasi, maka katup
gas akan ditutup.
vi) LNG akan ditransfer dari Tanker LNG Kapal ke tangki di terminal LNG
vii) Sejumlah boiloff gas (BOG) yang terbentuk di Tangki Timbun akan dikembalikan
ke tangki LNG carrier melalui vapor arm.
(ii) Penyimpanan LNG
Penyimpanan LNG dilakukan dalam 2 buah tangki LNG kapasitas masing-masing
160.000 m3 dan dilakukan monitoring operasi yaitu tekanan dan temperatur
dipertahankan pada temperatur cryogenic pada sekitar minus 160 derajat C. Apabila
tekanan meningkat karena temperatur naik dan lainnya, maka breather valve akan
membuka sehingga gas dalam tangki dialirkan ke flare stack untuk menstabilkan
tekanan secara konstan
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 31
(iii) LNG Send Out System
LNG send out system digunakan untuk memompakan LNG dari Tangki ke unit
regasifikasi (vaporizer system). Proses send out menggunakan dua macam tingkatan
tekanan pompa, yakni:
i) Low compressor pump (submersible, LP) untuk memompa LNG dari dalam Tangki
penyimpanan dan mengirim ke suction high pressurizing pump.
ii) High pressurizing pump (HP) digunakan untuk meningkatkan tekanan LNG.
(iv) Regasifikasi (Vaporization system)
Proses regasifikasi akan merubah fasa cair LNG menjadi fasa gas melalui pemanasan
LNG dari temperatur sekitar -160 oC sampai temperatur sekitar suhu ambien air laut.
Selanjutnya gas alam yang dihasilkan dari proses Regasifikasi dialirkan melalui pipa
gas ke Metering Gas sebelum dialirkan ke pipa gas distribusi send out pada tekanan
maksimum 70 kg/cm2
g.
Gambar 1.12. Process Flow Diagram
(v) Metering
Metering adalah stasiun untuk mengukur jumlah gas dan menjaga kualitas gas.
Varporized gas yang dikirim ke stasiun metering, dan dikirim ke pipa. Tekanan pada
titik tie-in diperkirakan antara 60 dan 70kg/cm2.
BOG
Booster Compresso
r
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 32
(vi) Utility system
LNG yang disimpan dalam LNG tangki secara terus menerus memproduksi gas secara
alami, yang disebut sebagai Boil Off Gas (BOG). BOG dialirkan kembali ke dalam
system dengan menggunakan Kompressor. Jika tingkat pengiriman menurun pada
rentang yang kecil, maka BOG akan ditekan oleh BOG Booster Compresor dan dikirim
langsung. Untuk mengantisipasi tekanan berlebih pada tangki LNG maupun gas send
out rate yang lebih kecil dari design minimum, syistem gas buang (flaring) dipersiapkan
sebagai alat keselamatan.
(vii) Testing dan Komisioning (commissioning test)
i) Pembersihan Sarana dan Pipa
Udara atau nitrogen digunakan untuk proses, pembilasan, dan pengujian (jika
diperlukan).
ii) Inspeksi dan pengujian sistem kemananan dan sistem listrik
Sistem pemadam kebakaran harus diuji setelah mengisi air untuk memadamkan api.
iii) Pengelolaan uji mekanik
iv) Pengeringan
Sistem yang berhubungan dengan suhu rendah (sistem kriogenik) akan dikeringkan
menggunakan air kering dan nitrogen.
v) Inert
Oksigen yang berada dalam sistem proses harus kurang dari 2% kecuali pada tangki
LNG yaitu sebesar 5%. Udara dalam sistem harus dibersihkan dan diinert
menggunakan nitrogen.
vi) Pendinginan Sistem perpipaan
Tahap Sebelum pendinginan (Pre-cooling) dilakukan dengan menggunakan gas
dingin yang diperlukan untuk mencegah perubahan bentuk pipa yang disebabkan
oleh kontraksi tak homogen dalam pipa.
Pendinginan Tank LNG akan dimulai ketika header diisi dengan LNG. LNG akan
langsung mengalir ke dalam tangki dari C / D.
vii) Pendinginan tangki LNG
Ketika proses pendinginan tangki LNG hampir selesai, proses pendinginan dari HP
Pump akan dimulai. HP Pump akan mendinginkan kontainer secara bertahap
dengan menyuntikkan sejumlah kecil LNG.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 33
3) Pengoperasian Dermaga
Pengoperasian dermaga meliputi, pengaturan pada aktivitas dermaga pada saat unloading
dan saat kapal bersandar dan keluar dari dermaga. Aktivitas operasi kapal dan pengawalan
oleh tug boat termasuk pengendalian lalu lintas bagi kapal - kapal nelayan dan kapal
barang industri yang ada disekitar lokasi kegiatan, sedangkan untuk dilaut terbuka akan
dikontrol oleh kapal itu sendiri.
4) Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga
Kegiatan pemeliharaan LNG Receiving Terminal Bojonegara dan perbaikan program kerja
di setiap unit kegiatan dilakukan untuk menjamin kelancaran dalam pengoperasian
Terminal LNG, dampak yang diakibatkan dari kegiatan Pemeliharaan akan dikelola sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Berikut kapasitas terminal LNG yang akan
diselenggarakan:
Tabel 1.7. Kapasitas Terminal
Kapasitas Terminal 10,000 ton/hari
Send out 100% sebagai Natural Gas ke pipa
Ketersediaan Berkelanjutan (24 jam/hari, 365 hari/tahun)
Service life 20 tahun untuk peralatan utama
Sumber : PT. NGS, 2015
5) Pemeliharaan Alur Pelayaran
Pemeliharaan juga dilakukan untuk alur kapal dan pemeliharaan kolam putar dengan
kegiatan pengerukan (dredging) bertujuan untuk menjaga kedalaman alur kapal dan kolam
putar dari pendangkalan akibat sedimentasi dan pembuangan ke lokasi dumping area
seperti berikut ini:
(i) Volume Pengerukan
Pengerukan di dalam kegiatan pemeliharaan alur pelayaran dilakukan untuk menjaga
kedalaman alur kapal (Ship Channel) dan kolam putar (turning Basin) aman untuk
operasional kapal. Kedalaman laut di area alur kapal dan kolam putar di jaga untuk
nilai lebih dalam dari -14 meter. Volume materal pengerukan akan lebih rendah
dibandingkan pada saat kontruksi.
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 34
(ii) Lokasi dumping area
Setelah pelaksanaan dredging, selang beberapa lama akan dilakukan survey
sedimentasi untuk mempertahankan kedalaman alur 14 m, dengan
mempertimbangkan kesesuaian lokasi, volume material dredging, serta arahan dari
institusi terkait.
6) Rencana Tanggap Darurat (RTD) atau Emergency Response Plans (ERP).
Rencana tanggap darurat telah tertuang dan dijelaskan dalam dokumen Hazard and
Operatibility (HAZOP) LNG Receiving Terminal Project, ESHIA Report and IFC
Guidelines. Pedoman ini mencakup informasi yang berkaitan dengan penerimaan LNG,
regasifikasi dan kegiatan utama terminal termasuk di antaranya terminal jetty untuk
LNG, jetty dan fasilitas umum (misalnya daerah pesisir terminal, pemuatan /
pembongkaran terminal), panduan tambahan lainnya dapat diperloleh. Permasalahan
lingkungan potensial yang dipertimbangkan sebagai bagian dari rencana assessment dan
pengelolaan komprehensif dalam SOP ini di antaranya Ancaman Terhadap Lingkungan
Perairan dan Tepi Laut, Manajemen Limbah B3, Air Limbah, Emisi Udara, Manajemen
Limbah, Kebisingan, dan Transportasi LNG (terlampir).Rencana tanggap darurat akan
selalu dikoordinasikan dengan Tim Tanggap Darurat Serang - Cilegon.
7) Pengendalian/deteksi kemungkinan kebocoran gas dan lainnya
Karena adopsi struktur yang terpercaya seperti koneksi pengelasan, high-sealed flange,
jumlah kebocoran gas dari fasilitas ini sangat sedikit. Selain itu, jika kebocoran gas terjadi,
detektor gas sekitar titik kebocoran bekerja, katup darurat tertutup (yaitu, memblokir
pileline gas) untuk membatasi volume kebocoran. Detektor api akan dipasang di beberapa
titik termasuk di: Jetty, daerah LNG debit, asupan pompa LNG, daerah tempat tinggal
Compressor BOG, daerah BOG hisap Drum, sekitar recondenser BOG, daerah HP Pump,
sekitar ORV, daerah metering gas, dan stasiun metering gas. Selain detektor api, beberapa
jenis pemadam kebakaran dan detektor gas akan dipasang.
a. Pembuang dengan Flared
Sebagian gas dibuaang dan dibakar di venstack menjadi gas mudah terbakar seperti CO2,
H2O, N2, O2. bahan bakar gas dari mesin generator gas dibakar dekat mesin dan dibuang
keluar. titik vent dirancang dengan ketinggian ketinggian mempertimbangkan seperti di
bawah ini.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 35
Mencegah dari panas dengan kriteria internasional
Polutan seperti NO2, SO2 menurun dan memenuhi bakumutu.
Dari pembakaran gas alam, Volume tertentu polutan seperti NO2, SO2 akan muncul. Gas-
gas ini secara teratur diperiksa sehingga konsentrasi tersebut kurang dari nilai ambang
batas yang diperbolehkan.
b. Pembuangan Non-flared
Gas yang dihasilkan dari dari fasilitas kualitas analyzer Sangat sedikit, membersihkan gas
dari akumulator diperkenalkan untuk melampiaskan pipa dekat satu sama fasilitas dan
langsung dibuang keluar. Ini (regasified) gas alam suhu lingkungan dan mudah mengalir
ke atas dan menyebar dengan udara sekitarnya. Volume maksimum gas diperkirakan
sementara sekitar 20 m3 / h per setiap fasilitas paling banyak.
Ketinggian dirancang dari titik-titik lubang yang ditentukan mempertimbangkan sehingga
jarak aman dari setiap sumber dinyalakan harus disimpan. Oleh karena itu pada batas
lokasi, bahkan jika campuran gas udara dan knalpot mengalir / menyebar ke titik aktivitas
ignitable, tidak ada pembakaran terjadi.
c. Pembuangan Gas Engine Generator
Untuk sumber tenaga utama terminal, tiga generator mesin gas dipasang. sumber bahan
bakar mereka pada dasarnya adalah gas alam, tetapi kasus yang luar biasa di bawah,
minyak diesel.
Setelah selesai mekanik sampai sumber gas alam akan dipasok (sekitar 1 bulan)
Secara teratur test (tentatif, bulanan @ 0,5 jam, konsumsi @ 350 l / bulan)
Dalam keadaan darurat (sangat jarang).
Di sisi lain, salah satu api pompa pemadam dipasang dan mesin yang menggunakan
minyak diesel sebagai sumber bahan bakar, namun, fasilitas ini digunakan hanya untuk
darurat dan menguji secara teratur.
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 36
1.1.5.4. Tahap Pasca Operasi
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca operasi meliputi
1) Pengadaan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan di tahap pasca operasi
akan diinformasikan sebelum tahap pasca operasi dimulai
2) Mobilisasi dan demobilisai Alat dan material
3) Pembongkaran bangunan dan fasilitas penunjangnya termasuk pengalihan kepemilikan
kegiatan ataupun pembongkarannya sesuai dengan peraturan - peraturan yang
ditetapkan oleh instansi berwenang yang berlaku saat itu.
4) Pembongkaran Dermaga.
1.1.6. Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Direncanakan
Berdasarkan perkiraan kegiatan yang telah diprediksi menimbulkan dampak maka pihak
PT. NGS telah menyiapkan cara penanganan dampak yang akan ditimbulkan dengan
penerapan Standard Operational Procedure (SOP) dan pengelolaan lainnya, diantaranya:
1) Pengelolaan Kualitas Udara
a) Melakukan pengangkutan tanah urug dengan menggunakan bak tertutup
b) Melakukan penjadwalan pengangkutan alat dan material konstruksi diluar jam
sibuk
c) Menggunakan bahan bakar gas pada power generator sehingga emisinya dibawah
baku mutu
d) Pada operasi normal sangat sedikit pembuangan gas ke flare dan hanya kondisi
keadaan darurat atau abnormal ada pembuangan gas ke flare untuk tindakan
keselamatan.
2) Pengelolaan Kualitas Air
a) Pada unit Regasifikasi,air laut akan digunakan sebagai media pemanas sesuai
kapasitas design dibutuhkan yaitu sekitar 6000 Ton/jam per unit ORV. Untuk
menjaga agar pipa tetap bersih dari kerak-kerak pada bagian dalam pipa maka
digunakan metoda penyaringan .
b) Selama tahap konstruksi limbah cair domestik akan ditampung menggunakan septic
tank, sedangkan pada tahap operasional menggunakan sanitary sewage treatment
system.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 37
3) Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah B3
Kegiatan pengoperasian LNG Receiving Terminal Bojonegara diperkirakan menghasilkan
limbah domestik dalam bentuk padat dan cair. Limbah cair domestik yang dihasilkan dari
aktifitas pekerja kantor dikelola dengan sanitary sewage treatment system pada saat
operasi. Penanganan timbunan padat/sampah domestik dilakukan dengan menggunakan
bin sampah dengan pemilahan, kemudian ditampung pada Tempat Penampungan Sampah
Sementara (TPS). Sampah yang dapat dimanfaatkan akan dikelola oleh pihak ketiga.
Selanjutnya sisa sampah diangkut dengan truk ke TPA yang berkoordinasi dengan dinas
terkait dari Pemda. Penanganan limbah domestik dikoordinasikan secara regular dengan
dinas kebersihan terkait mulai dari pengangkutan ke TPS sampai TPA.
Pada dasarnya, kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara tidak banyak menghasilkan
limbah B3. Beberapa aktifitas dan perawatan mesin dapat menghasilkan limbah B3,
diantaranya adalah pelumas/oli bekas dari workshop dan pemeliharaan peralatan (genset).
Penanganan limbah B3 akan dikemas berdasarkan peraturan tentang limbah B3. Limbah
B3 tersebut akan disimpan sementara di TPS yang selanjutnya akan diserahkan ke pihak
ke tiga yang telah mempunyai izin dari KLHK. Penanganan limbah B3 secara lebih detail
dijelaskan dalam lampiran ―Environmental, Health & Safety Guidelines for The Terminal”.
Penanganan limbah B3 akan mengacu pada Peraturan pemerintah No.101 tahun 2014.
Dokumen ―Environmental, Health & Safety Guidelines for The Terminal” juga merupakan
Standard Operational Procedure (SOP) dalam mengelola dampak dari kegiatan LNG.
Pedoman ini mencakup informasi yang berkaitan dengan pengangkutan transportasi laut,
regasifikasi dan kegiatan puncak terminal. Untuk terminal termasuk di antaranya terminal
jetty, jetty dan fasilitas umum antai (misalnya daerah pesisir terminal, pemuatan /
pembongkaran terminal), panduan tambahan lainnya dapat diperloleh pada pedoman EHS
IFC untuk pelabuhan, terminal dan jetty. Permasalahan lingkungan potensial yang
dipertimbangkan sebagai bagian dari rencana assessment dan pengelolaan komprehensif
dalam SOP ini di antaranya Ancaman Terhadap Lingkungan Perairan dan Tepi Laut,
Manajemen Limbah B3, Air Limbah, Emisi Udara, Manajemen Limbah, Kebisingan, dan
Transportasi LNG. Pengelolaan limbah padat dan limbah B3 diantaranya adalah:
a) Mengelola Limbah Padat non B3 dan dikirim ke tempat pembuangan limbah padat
non B3 dari hasil kegiatan perkantoran dan konstruksi
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 38
b) Mengelola Limbah B3 dari hasil kegiatan konstruksi dengan cara membangun
gudang penyimpanan sementara limbah B3 dan mengirim limbah B3 ke perusahaan
limbah B3.
c) Mengelola Limbah Padat non B3 dan dikirim ke tempat pembuangan limbah padat
non B3 hasil kegiatan perkantoran dan operasi
d) Mengelola Limbah B3 digudang penyimpanan sementara dan dikirim ke Pihak
ketiga yang telah mempunyai izin dari Kementerian lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
4) Pengelolaan Kesempatan Kerja, Perekonomian Lokal dan Persepsi Masyarakat
a) Mensosialisasikan dan mengkoordinasikan penerimaan tenaga kerja dengan dinas
tenaga kerja setempat
b) Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan
c) Mengutamakan kelompok usaha masyarakat sekitar untuk menjadi rekanan sesuai
kualifikasi dan persyaratan yang diperlukan
5) Pengelolaan Transportasi
a) Darat:
i) Mengatur atau penjadwalan pengangkutan material konstruksi
ii) Menyiagakan petugas pengatur lalulintas
b) Laut
Mengatur atau penjadwalan pengangkutan material konstruksi
Pengelolaan transportasi dalam lalu lintas EIA (ANDAL).
6) Penanganan Kebakaran dan Kegempaan
Penanganan kebakaran merupakan bagian dari rencana emegrgecy response yang mengacu
pada standar lokal, nasional, dan internasional. Fasilitas gedung dan lainya telah di buat
dengan antisipasi penanganan kegempaan mengacu kepada ASCE 7-10.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 39
1.1.7. Alternatif yang akan Dikaji dalam AMDAL
Kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. NGS akan menempati lokasi yang telah memiliki Ijin
dan telah sesuai dengan kajian teknis dan ekonomis, sehingga tidak ada alternative rencana
kegiatan.
1.1.8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 1.8. Jadwal Waktu Kegiatan
Kegiatan
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Triwulan Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Persiapan, Desain,
Teknis,
Pekerjaan Sipil
Pekerjaan Tangki
Pekerjaan Fasilitas
Lain
Pekerjaan Jetty,
Alur Kapal
Commissioning
Sumber : PT. NGS, 2015
1.2. Ringkasan Dampak Penting yang Dikaji/Ditelaah
Dampak penting yang akan dikaji dan ditelaah dalam dokumen ini adalah dampak-dampak
penting hipotetik yang telah diidentifikasi dan dievaluasi sesuai proses pelingkupan dan
dampak dari rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan yang terdapat dalam
Dokumen Kerangka Acuan (KA) ANDAL yang telah disepakati.
Sesuai proses pelingkupan yang telah dilakukan, metode penentuan dampak-dampak
penting hipotetik (DPH) dilakukan dengan menggunakan Metode Matrik Identifikasi serta
Bagan Alir seperti disajikan pada Tabel 1.10 serta Gambar 1.20.
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 40
Tabel 1.9. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang akan Dikaji/Ditelaah
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
I TAHAP KONSTRUKSI
1 Pengadaan Tenaga Kerja Memprioritaskan tenaga
kerja lokal setempat sesuai
dengan kualifikasi dan
kebutuhan
Mata Pencaharian Terbukanya
kesempatan kerja
dan berusaha
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Memprioritaskan tenaga
kerja lokal setempat sesuai
dengan kualifikasi dan
kebutuhan
Sikap dan persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Memprioritaskan tenaga
kerja lokal setempat sesuai
dengan kualifikasi dan
kebutuhan
Konflik sosial Terjadinya konflik
sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
2. Mobilisasi Alat Berat dan
Material Konstruksi
Kualitas Udara Penurunan kualitas
udara
Akses masuk lokasi
kegiatan yang dekat
dengan permukiman
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Kebisingan Peningkatan
kebisingan
Akses masuk lokasi
kegiatan yang dekat
dengan permukiman
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 41
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas darat
Jalan raya
Bojonegara lokasi
akses masuk jalan
menuju lokasi
kegiatan dan teluk
banten disekitar
lokasi kegiatan
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
- Sikap dan persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana
dan Desa Pulo
Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
3. Penyiapan Lahan - Kualitas udara Penurunan kualitas
udara
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
lokasi kegiatan,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 42
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
- Kebisingan Peningkatan
kebisingan
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
lokasi kegiatan,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrologi Peningkatan Air
Larian run off
Lokasi tapak proyek
LNG Receiving
Terminal dan sarana
penunjangnya
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
- Kualitas air Penurunan kualitas
air permukaan
Lokasi saluran
drainase menuju laut
dan perairan laut
disekitar tapak
proyek.
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
- Biota air Terganggunya biota
air
Lokasi saluran
drainase menuju laut
dan perairan laut
disekitar tapak
proyek.
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat secara
transparan mengenai
rencana dan maksud
dilakukannya kegiatan
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
lokasi kegiatan,
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 43
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat secara
transparan mengenai
rencana dan maksud
dilakukannya kegiatan
Konflik Sosial Timbulnya Konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Kesehatan lingkungan Gangguan kesehatan
lingkungan
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Morbiditas Peningkatan
Morbiditas
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
4. Pembangunan Fasilitas Utama
dan Sarana Penunjang
- Kualitas udara Penurunan kualitas
udara
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
lokasi kegiatan,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 44
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Serang, Provinsi
Banten
- Kebisingan Peningkatan
kebisingan
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
lokasi kegiatan,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrologi Peningkatan Air
Larian
Lokasi tapak proyek
LNG Receiving
Terminal dan sarana
penunjangnya
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
- Kualitas air Penurunan kualitas
air permukaan
Lokasi saluran
drainase menuju laut
dan perairan laut
disekitar tapak
proyek.
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
- Biota air Terganggunya biota
air
Lokasi saluran
drainase menuju laut
dan perairan laut
disekitar tapak
proyek.
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat secara
transparan mengenai
rencana dan maksud
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 45
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
dilakukannya kegiatan Serang, Provinsi
Banten
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat secara
transparan mengenai
rencana dan maksud
dilakukannya kegiatan
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Kesehatan lingkungan Gangguan kesehatan
lingkungan
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Morbiditas Peningkatan
Morbiditas
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
5. Pengerukan dan Pembuangan
Hasil Kerukan (dumping)
Kualitas Air Penurunan kualitas
air Laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Perubahan Arus Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 46
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Perubahan
Gelombang
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Terjadinya Abrasi Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Peningkatan
Sedimentasi
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 47
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Biota air Terganggunya biota
air
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Mata Pencaharian Terganggunya Mata
Pencaharian
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan
Pendapatan
Masyarakat
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 48
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Banten
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
6. Pembangunan Dermaga (Jetty) Kualitas Air Penurunan kualitas
air Laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Perubahan Arus Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Perubahan Perairan Teluk 3 tahun, kegiatan
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 49
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Gelombang Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Terjadinya Abrasi Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Hidrooceanografi Peningkatan
Sedimentasi
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 50
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
- Biota air Terganggunya biota
air
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Mata Pencaharian Terganggunya Mata
Pencaharian
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan
Pendapatan
Masyarakat
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 51
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
7. Pelepasan Tenaga Kerja
Konstruksi
Mata Pencaharian Hilangnya Mata
Pencaharian
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Sikap dan Persepsi
Masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
3 tahun, kegiatan
konstruksi akan
dilakukan dalam
waktu tiga tahun
II. TAHAP OPERASI
1. Pengadaan Tenaga Kerja
Operasi
Memprioritaskan tenaga
kerja lokal setempat sesuai
dengan kualifikasi dan
Mata Pencaharian Terbukanya
kesempatan kerja
dan berusaha
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 52
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
kebutuhan Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Memprioritaskan tenaga
kerja lokal setempat sesuai
dengan kualifikasi dan
kebutuhan
Sikap dan persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 53
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Memprioritaskan tenaga
kerja lokal setempat sesuai
dengan kualifikasi dan
kebutuhan
Konflik sosial Terjadinya konflik
sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 54
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
2. Proses Ragasifikasi Kualitas Udara Penurunan Kualitas
Udara
Lokasi proyek 1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
Kebisingan Peningkatan
Kebisingan
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 55
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
lokasi kegiatan,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
Kualitas Air Penurunan Kualitas
Air
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 56
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 57
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Mata Pencaharian Terganggunya Mata
Pencaharian
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 58
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan
Pendapatan
Masyarakat
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 59
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
dalam jangka
waktu 1 tahun
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 60
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
3. Pengoperasian Dermaga Kualitas Air Penurunan Kualitas
Air
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 61
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 62
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
waktu dan biaya.
Mata Pencaharian Terganggunya Mata
Pencaharian
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan
Pendapatan
Masyarakat
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 63
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di sekitar
lokasi proyek sulit
untuk
diprediksikan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 64
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan dalam
jangka waktu 1
tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 65
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
4. Pemeliharaan Fasilitas
Terminal LNG dan Dermaga
Kualitas Udara Penurunan Kualitas
Uadara
Desa Argawana,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 66
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Kualitas Air Penurunan Kualitas
Air
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 67
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 68
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 69
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
4. Pemeliharaan Alur Pelayaran Kualitas Air Penurunan Kualitas
Air
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 70
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Hidrooceanografi Perubahan Arus Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 71
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
waktu 1 tahun.
Hidrooceanografi Perubahan
Gelombang
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Hidrooceanografi Terjadinya Abrasi Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 72
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Hidrooceanografi Peningkatan
Sedimentasi
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 73
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 74
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Biota Air Gangguan Biota Air Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 75
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun.
Mata Pencaharian Terganggunya Mata
Pencaharian
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 76
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
dalam jangka
waktu 1 tahun
Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan
Pendapatan
Masyarakat
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 77
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
masyarakat Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kajian
kegiatan operasi
akan dilakukan
dalam waktu satu
tahun
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 78
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
III TAHAP PASCA OPERASI
1. Pelepasan Tenaga Kerja
Operasi
Sikap dan Persepsi
Masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun.
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 79
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
waktu dan biaya
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun.
.
- Kegiatan di
sekitar lokasi
proyek sulit untuk
diprediksikan
perubahannya
- Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
- Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 80
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
yang diberikan,
maka dampak
kegiatan terhadap
komponen sosial,
ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan
dalam jangka
waktu 1 tahun
2. Mobilisasi dan Demobilisasi
Alat Berat dan Material
Kebisingan Peningkatan
kebisingan
Akses masuk lokasi
kegiatan yang dekat
dengan permukiman
1 tahun, kegiatan
Pasca operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas darat
Jalan raya
Bojonegara lokasi
akses masuk jalan
menuju lokasi
kegiatan dan teluk
banten disekitar
lokasi kegiatan
1 tahun, kegiatan
Pasca operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
- Sikap dan persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
1 tahun, kegiatan
Pasca operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 81
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Banten
3. Pembongkaran Fasilitas Utama
dan Penunjang
Kualitas udara Penurunan kualitas
udara
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
lokasi kegiatan,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Kebisingan Peningkatan
kebisingan
Lokasi tapak proyek
serta permukiman
Desa Argawana
yang berbatasan
langsung dengan
lokasi kegiatan,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Kualitas air Penurunan kualitas
air permukaan
Lokasi saluran
drainase menuju laut
dan perairan laut
disekitar tapak
proyek.
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Biota air Terganggunya biota
air
Lokasi saluran
drainase menuju laut
dan perairan laut
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 82
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
disekitar tapak
proyek.
waktu satu tahun
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Kesehatan lingkungan Gangguan kesehatan
lingkungan
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Morbiditas Peningkatan
Morbiditas
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
4. Pembongkaran Dermaga
(Jetty)
Kualitas Air Penurunan kualitas
air Laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 83
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
Hidrooceanografi Peningkatan
Sedimentasi
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Lalu Lintas Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas darat dan laut
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Biota air Terganggunya biota
air
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Mata Pencaharian Terganggunya Mata
Pencaharian
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 84
No
Komponen Kegiatan yang
Berpotensi Menimbulkan
Dampak
Pengelolaan Lingkungan
yang Sudah
Direncanakan
Komponen Lingkungan
Terkena Dampak
Dampak Penting
Hipotetik Wilayah Studi
Batas Waktu
Kajian
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Penurunan Pendapatan Terjadinya Penurunan
Pendapatan
Masyarakat
Perairan Teluk
Banten pesisir Desa
Argawana dan Desa
Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Sikap & persepsi
masyarakat
Timbulnya sikap dan
persepsi negatif
masyarakat
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
Konflik Sosial Terjadinya konflik
Sosial
Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang,
Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten
Serang, Provinsi
Banten
1 tahun, kegiatan
Pasca Operasi akan
dilakukan dalam
waktu satu tahun
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 85
Tabel 1.10. Hasil Evaluasi Dampak Potensial
PRAKONS
TRUKSI KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI
JENIS KEGIATAN
KOMPONEN
LINGKUNGAN
Ko
rdin
asi
dan
Per
izin
an
Pem
beb
asan
Lah
an
Pen
gad
aan
Ten
aga
Ker
ja
Mob
ilis
asi
dan
D
emo
bil
isas
i A
lat
ber
at d
an M
ater
ial
Ko
nst
ruk
si
Per
siap
an L
ahan
Pem
ban
gu
nan
F
asil
itas
U
tam
a
dan
Sar
ana
Pen
un
jang
D
arat
Pen
ger
uk
an
dan
P
emb
uan
gan
H
asil
Ker
uk
an (
du
mpin
g)
Pem
ban
gun
an D
erm
aga
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Pen
gad
aan
Ten
aga
Ker
ja
Pro
ses
Reg
asif
ikas
i
Pen
gop
eras
ian
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n F
asil
itas
Ter
min
al L
NG
dan
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n A
lau
r P
elay
aran
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Op
eras
i
Mob
ilis
asi
dan
D
emo
bil
isas
i A
lat
ber
at d
an M
ater
ial
Pem
bo
ng
kar
an
Fas
ilit
as
Uta
ma
dan
Sar
ana
Pen
un
jang
Pem
bo
ng
kar
an D
erm
aga
(Jet
ty)
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A. FISIK-KIMA
1. Kualitas Udara DTPH DPH DPH DPH DTPH DTPH DTPH DPH
2. Kebisingan DPH DPH DPH DPH DTPH DPH DPH
3. Air Larian run off DPH DPH DTPH
4. Kualitas Air
DTPH DPH DPH DPH DPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
5. Hidrooceanografi
a. Arus DPH DPH
DPH DTPH
b. Gelombang DPH DPH DPH DTPH
c. Abrasi DPH DPH DPH DTPH
d. Sedimentasi DPH DPH DPH DPH
6. Ruang dan Lahan DTPH DTPH
7. Transportasi
a. Lalu lintas laut DTPH DPH DPH DPH DPH DPH
DPH
b. Lalulintas Darat DPH DPH
B. BIOLOGI
8. Biota Air DTPH DPH DPH DPH DPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
C. SOSIAL EKONOMI
BUDAYA
9. Mata Pencaharian DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DTPH DPH
10. Pendapatan Masyarakat DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
BAB I PENDAHULUAN PT. NGS
I - 86
PRAKONS
TRUKSI KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI
JENIS KEGIATAN
KOMPONEN
LINGKUNGAN
Ko
rdin
asi
dan
Per
izin
an
Pem
beb
asan
Lah
an
Pen
gad
aan
Ten
aga
Ker
ja
Mob
ilis
asi
dan
D
emo
bil
isas
i A
lat
ber
at d
an M
ater
ial
Ko
nst
ruk
si
Per
siap
an L
ahan
Pem
ban
gu
nan
F
asil
itas
U
tam
a
dan
Sar
ana
Pen
un
jang
D
arat
Pen
ger
uk
an
dan
P
emb
uan
gan
H
asil
Ker
uk
an (
du
mpin
g)
Pem
ban
gun
an D
erm
aga
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Pen
gad
aan
Ten
aga
Ker
ja
Pro
ses
Reg
asif
ikas
i
Pen
gop
eras
ian
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n F
asil
itas
Ter
min
al L
NG
dan
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n A
lau
r P
elay
aran
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Op
eras
i
Mob
ilis
asi
dan
D
emo
bil
isas
i A
lat
ber
at d
an M
ater
ial
Pem
bo
ng
kar
an
Fas
ilit
as
Uta
ma
dan
Sar
ana
Pen
un
jang
Pem
bo
ng
kar
an D
erm
aga
(Jet
ty)
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
11. Sikap dan Persepsi
Masyarakat DTPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
12. konflik Sosial DTPH DTPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
D. KESEHATAN
MASYARAKAT
13. Kesehatan Lingkungan DTPH DPH DPH
DPH
14. Angka Kesakitan DTPH DPH DPH
DPH
Keterangan :
DPH: Dampak Penting Hipotetik DTPH : Dampak Tidak Penting Hipotetik
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten I - 87
DAMPAK POTENSIAL
I. Tahap Pra Konstruksi
1. Perubahan sikap & persepsi masyarakat
2. Timbulnya potensi konflik sosial
II. Tahap Konstruksi
1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan kebisingan
3. Peningkatan Air Larian run off
4. Penurunan kualitas air
5. Perubahan Arus
6. Perubahan Gelombang
7. Abrasi
8. Sedimentasi
9. Perubahan fungsi lahan
10. Terganggunya lalu lintas Laut
11. Terganggunya lalu lintas Darat
12. Terganggunya biota air
13. Perubahan mata pencaharian masyarakat
14. Perubahan pendapatan masyarakat
15. Perubahan sikap & persepsi masyarakat
16. Timbulnya potensi konflik sosial
17. Peningkatan morbiditas
18. Terganggunya kesehatan lingkungan
III. Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan kebisingan
3. Penurunan kualitas air
4. Perubahan Arus
5. Perubahan Gelombang
6. Abrasi
7. Sedimentasi
8. Terganggunya lalu Lintas Laut
9. Terganggunya biota air
10. Mata Pencaharian
11. Penurunan Pendapatan masyarakat
12. Perubahan sikap & persepsi masyarakat
13. Timbulnya potensi konflik sosial
IV. Tahap Pasca Operasi
1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan kebisingan
3. Peningkatan Air Larian run off
4. Penurunan kualitas air
5. Perubahan Arus
6. Perubahan Gelombang
7. Abrasi
8. Sedimentasi
9. Perubahan fungsi lahan
10. Terganggunya lalu lintas Laut
11. Terganggunya lalu lintas Darat
12. Terganggunya biota air
13. Mata Pencaharian
14. Penurunan pendapatan masyarakat
15. Perubahan sikap & persepsi masyarakat
16. Timbulnya potensi konflik sosial
Identifikasi
Dampak Potensial
Evaluasi
Dampak Potensial
Metode Matrik &
Saran masukan
Metode Bagan Alir & Masukkan Sosialisasi
DAMPAK PENTING HIPOTETIK
I. Tahap Konstruksi
1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan kebisingan
3. Peningkatan Air larian
4. Penurunan kualitas air
5. Perubahan Arus
6. Perubahan Gelombang
7. Abrasi
8. Sedimentasi
9. Terganggunya lalu lintas Laut
10. Terganggunya lalu lintas Darat
11. Terganggunya biota air
12. Mata Pencaharian Masyarakat
13. Penurunan Pendapatan Masyarakat
14. Perubahan sikap & persepsi masyarakat
15. Timbulnya potensi konflik sosial
16. Peningkatan morbiditas
17. Terganggunya kesehatan lingkungan
II. Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan kebisingan
3. Penurunan kualitas air
4. Perubahan Arus
5. Perubahan Gelombang
6. Abrasi
7. Sedimentasi
8. Terganggunya lalu Lintas Laut
9. Terganggunya biota air
10. Mata Pencaharian
11. Penurunan Pendapatan masyarakat
12. Perubahan sikap & persepsi masyarakat
13. Timbulnya potensi konflik sosial
IV. Tahap Pasca Operasi
1. Penurunan Kualitas Udara
2. Peningkatan Kebisingan
3. Penurunan Kualitas Air
4. Sedimentasi
5. Terganggunya lalu lintas laut
6. Terganggunya lalu lintas Darat
7. Terganggunya biota air
8. Mata Pencaharian
9. Penurunan Pendapatan Masyarakat
10. Perubahan sikap & persepsi masyarakat
11. Timbulnya potensi konflik sosial
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak:
I. Tahap Pra Konstruksi
1. Kordinasi dan Perizinan
2. Pengadaan lahan
II. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja
2. Mobilisasi & Demobilisasi alat berat & material konstruksi
3. Penyiapan Lahan
4. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
5. Pengerukan
6. Pembangunan Dermaga
7. Pelepasan tenaga kerja Konstruksi
III. Tahap Operasi
1. Pengadaan Tenaga Kerja Operasi
2. Proses Regasifikasi
3. Pengoperasian Dermaga
4. Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga
5. Pemeliharaan Alur Pelayaran
IV. Tahap Pasca Operasi
1. Pelepasan Tenaga kerja Operasi
2. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material
3. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana penunjang
4. Pembongkaran Dermaga (Jetty)
Komponen lingkungan yang potensial terkena dampak:
I. Fisik-Kimia
1. Kualitas udara
2. Kebisingan
3. Kualitas air
4. Hidrologi
5. Hidrooceanografi
6. Ruang dan Lahan
7. Lalu lintas Laut & darat
II. Biologi
8. Biota air
III. Sosial Ekonomi Budaya
9. Mata pencaharian
10. Pendapatan masyarakat
11. Sikap & persepsi masyarakat
12. Konflik sosial
IV. Kesehatan Masyarakat
13. Morbiditas
14 .Kesehatan Lingkungan
Kegiatan lain disekitar
Saran, Masukan & Pendapat Masyarakat
Gambar 1.13. Bagan Alir Proses Pelingkupan
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 88
1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
1.3.1. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi ditentukan berdasarkan resultan dari batas proyek, batas ekologis, batas
sosial, dan batas administratif dengan memperhatikan batasan teknik.
1.3.1.1 Batas Proyek
Batas proyek atau batas tapak kegiatan merupakan daerah secara langsung menjadi lokasi
kegiatan Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara, yaitu lokasi di laut
dermaga sepanjang 1.1 km dan di darat seluas 30 ha.
1.3.1.2 Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari Kegiatan LNG Receiving Terminal
Bojonegara menurut media transportasi cemaran melalui air dan udara, dimana proses
alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diprakirakan akan mengalami perubahan
mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang secara
ekologis memberi dampak terhadap aktivitas tersebut.
1) Sebaran pencemar melalui media air, sehingga mengganggu biota air.
2) Sebaran partikulat dan emisi gas buang melalui media udara sehingga akan sampai ke
permukiman yang berbatasan dengan lokasi kegiatan.
1.3.1.3 Batas Sosial
Batas sosial ditentukan berdasarkan atas kemungkinan komunitas sosial terkena dampak
dari rencana kegiatan dan wilayah dimana manfaat dan kepentingan sosial, ekonomi dan
budaya mengalami perubahan. Batas sosial ini meliputi permukiman yang berada di daerah
sebaran dampak yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan, baik langsung maupun
tidak langsung, yaitu meliputi komunitas masyarakat yang berada di Desa Argawana dan
Desa Pulo Panjang, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, provinsi Banten.
1.3.1.4 Batas Administratif
Batas administratif ditentukan atas dasar batas administrasi pemerintahan yang dipengaruhi
langsung oleh rencana kegiatan, yaitu meliputi Desa Argawana, Kecamatan Pulo Ampel,
Kabupaten Serang, provinsi Banten.
PT. NGS BAB I PENDAHULUAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 89
1.3.2. Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian ANDAL rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara
ditentukan berdasarkan jenis kegiatan pada saat konstruksi dan operasi. Penentuan batas
waktu kajian didasarkan atas pertimbangan:
1) Kondisi rona lingkungan tidak berubah signifikan dalam tempo yang singkat, yaitu
apabila perkembangan wilayah dan aktivitas seperti saat ini.
2) Kebijakan pemerintah tidak berubah dalam aspek lingkungan.
3) Kegiatan yang dilakukan oleh PT. NGS.
Tabel 1.11. Batas Waktu Kajian untuk Masing-masing Dampak Penting Hipotetik
Komponen Lingkungan Dampak Penting Hipotetik
Batas
Waktu
Kajian
Alasan
I . Tahap Konstruksi
Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara dan 3 tahun
Kegiatan konstruksi akan
dilakukan dalam waktu
3tahun
Kebisingan Peningkatan Kebisingan 3 tahun
Hidrologi Peningkatan air larian 3 tahun
Kualitas Air Penurunan kualitas air laut 3 tahun
Hidrooceanografi a. Arus
b. Gelombang
c. Abrasi
d. Sedimentasi
3 tahun
Lalulintas a. Terganggunya Lau lintas
laut
b. Terganggunya Lau lintas
Darat
3 tahun
Biologi Terganggunya biota air 3 tahun
Sosial Ekonomi Budaya
a. Mata Pencaharian
b. Penurunan Pendapatan
c. Timbulnya persepsi
Masyarakat
d. Terjadinya Konflik Sosial
3 tahun
Kesehatan Masyarakat a. Gangguan Kesehatan
Lingkungan
3 tahun
b. Peningkatan Morbiditas 3 tahun
II. Tahap Operasi
Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara dan 1tahun a. Komponen terutama
komponen fisik akan
diklarifikasi pada
awal tahap operasi,,
di mana tes maksimal
Kebisingan Peningkatan Kebisingan 1tahun
Penurunan Kualitas Air Penurunan kualitas air Laut 1tahun
Lalu lintas Terganggunya lalu lintas laut 1tahun
BAB I PENDAHULUAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
I - 90
Komponen Lingkungan Dampak Penting Hipotetik
Batas
Waktu
Kajian
Alasan
Biologi Terganggunya biota air 1tahun akan dilakukan.
Selama tes ini,
dengan melakukan
survei pada kondisi
terburuk,
melanjutkan kondisi
yang dapat diprediksi
(yaitu, dianggap
sebagai lebih baik).
b. Kecuali untuk
komponen properti
fisik. Perubahan
aktivitas di sekitar
proyek sulit untuk
diprediksi..
c. Keterbatasan
metodologi, data,
waktu dan biaya.
d. Selama rencana
pengelolaan yang
dilakukan sesuai
dengan arahan yang
diberikan, maka
dampak kegiatan
terhadap komponen
sosial, ekonomi dan
budaya dapat
diselesaikan dalam
jangka waktu 1 tahun
Sosial ekonomi dan budaya a. Mata Pencaharian
b. Penurunan Pendapatan
c. Timbulnya persepsi
Masyarakat
d. Terjadinya Konflik Sosial
1tahun
III. Tahap Pasca Operasi
Kegiatan pasca operasi
akan dilakukan dalam
waktu 1 tahun
Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara dan 1 tahun
Kebisingan Peningkatan Kebisingan 1 tahun
Kualitas Air Penurunan kualitas air laut 1 tahun
Hidrooceanografi Sedimentasi 1 tahun
Lalulintas Terganggunya Lau lintas Darat 1 tahun
Biologi Terganggunya biota air 1 tahun
Sosial Ekonomi Budaya
a. Mata Pencaharian
b. Penurunan Pendapatan
c. Timbulnya persepsi
Masyarakat
d. Terjadinya Konflik Sosial
1 tahun
Daerah Terumbu Karang
Mangroove
Rumput Laut
Bagan
I - 91
Gambar 1.14.:
Lokasi Kegiatan
Batas Wilayah
Dumping-Area
Batas Ekologis Air
Batas Wilayah Studi
Batas Sosial
Batas Ekologis Udara
TELUK BANTEN
Keterangan:
Jalur_LNGC
Jalan
Sungai
Desa
Dumping-Area
Wilayah_Pengerukan
Jetty
Permukiman
Hutan Lahan Kering
Perkebunan
Semak Belukar
Alang-alang
Sawah
106°30'0"E
106°30'0"E
106°0'0"E
106°0'0"E
105°30'0"E
105°30'0"E
105°0'0"E
105°0'0"E
6°0
'0"S
6°0
'0"S
6°3
0'0
"S
6°3
0'0
"S
7°0
'0"S
7°0
'0"S
Orientasi Peta:
. 1:60,000Skala:
1.5 0 1.50.75 Km
Coordinate System: GCS WGS 1984Datum: WGS 1984Units: Degree
- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000
Sumber:
PETA WILAYAH STUDI
ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL
BOJONEGARA
PT. NUSANTARA GAS SERVICES
BEJI
DUKUH
PECAK
CANDI
PERES
BLACU
RAGAS
WADAS
BARAK
KEPUH
SEMPU
KRAKAL
CIPEDE
BAKREI
JEMPIT
SITONG
PABEAN
CIBAGA
SALIRA
KENTIR
NYAMUK
BANJAR
CIAKAR
KIAMAR
JURANG
TALANG
CIKADU
KADONG
PABEAN
MASIGIT
G. GEDE
CIWARGA
G. IPIK
PENYAIR
BAKELORMERAPIT
PECINAN
MANGLID
CIKEBEL
MASIGIT
G. PEDA
P. KALI
G. KISK
CI KADU
KEBALEN
CIMAUNG
TANGGUL
CI BAKO
CIGISIK
TANJUNG
KEPATEN
SEMBOJA
BUKARAYA
G. JENGI
PAKUNCEN
MAMENGER
CI PETEY
RAMABARU
SUKADIRI
CINANGSI
G. PEUTE
PAKUNCEN
KEDURUNG
P. KUBUR
GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT
TG. KOPO
GONDARAN
CI KEBEL
GIRISAPA
ARGAWANA
UKIRSARI
G. SALAK
CIBUNTEL
PULOKALI
CI KOHOT
G. CUKUL
WADASARI
KERNADEN
SILODONG
CI RAGAS
CI MAUNG
KEDAWUNG
KOTABUMI
SUMURGEDE
PULOAMPEL
SUMURANJA
SOLOR LOR
SUMURWATU
KALIGANDU
P. SALIRA
MEKARSARI
MARGAGIRI
CI NANGKA
CI KUBANG
G. KEMBAR
TENGGULUN
PENGORENG
G. SANTRI
PANGRANGO
RAGASWATU
NURULIMAN
DARULIMAN
TG. PIATU
CIRANGGON
WANAKERTA
G. KUYANG
KERTASANA
G. KRUENG
CI NANGSI
TG. PUYUT
SUMURASEM
SUMURANJA
TENGKURAK
WATESTELU
P. TARAHAN
KEDUNGSOKA
G. KEDEPEL
G. TANJUNG
G. CIRAWAN
BOJONEGARA
KUBANGLELE
G. SERDANG
PASIRPUTIH
PLOSOAMPEL
KEDUNGSOKA
KALILANANG
SUMURWUNGU
P. KAMBING
RAGASAURAN
BANYUWANGI
PURWAKARTA
TG. AWURAN
KALI CANDI
PANYESEPAN
MANGUNREJA
BATULAWANG
CI RANGGON
KUBANGKEPUH
KUBANGLABAN
CI CARINGIN
PASARBUNDER
PULOPANJANGPENGARENGAN
KEDUNGINGAS
KARANGDALAM
G. GIRISAPA
TEGALBUNDER
KALI GEDONG
PANGARENGANJEMPITSAWAH
LANGON TIGA
NANGKABUBUR
CI GONDARAN
KARANGKEPUH
BUJANGBAROS
DUKUHMALANG
KAMPUNGPASAR
CIKUBANG DUA
G. PIATU DUA
KEJANGKUNGAN
GEMPOL KULON
LEUWEUNGSAWO
KARANGTENGAH
CIKEBEL ATAS
TANJUNGSAWAH
TANJUNGPUTIH
KUBANGLAMPIT
GEMPOL WETAN
CIORAGINGGANG
PULAU PANJANG
KALIKERANJANG
CIKEBEL BAWAH
SALIRA TENGAH
CIKUBANG LIMA
G. PIATU SATU
KEMBANGTANJUNG
SALIRAWARINGIN
SUMURANJA UTARA
KAMPUNGLUMALANG
SUMURANJA TENGAH
KALI KEDUNGINGAS
106°10'0"E
106°10'0"E
106°8'0"E
106°8'0"E
106°6'0"E
106°6'0"E
106°4'0"E
106°4'0"E
5°5
2'0
"S5°5
4'0
"S5°5
6'0
"S5°5
8'0
"S
Daerah Terumbu Karang
Mangroove
Rumput Laut
Bagan
5°5
2'0
"S5°5
4'0
"S5°5
6'0
"S5°5
8'0
"S
BAB IIDESKRIPSI RINCI
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 1
BAB II
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Gambaran umum kondisi rona lingkungan hidup di wilayah studi didasarkan atas data
primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei,
yaitu dengan melakukan pengamatan, pengukuran lapangan, pengambilan contoh untuk
bahan analisis di laboratorium dan wawancara terstruktur. Pengambilan data primer
dilaksanakan dia khir Desember 2015 dan diawal januari 2016, sedangkan data sekunder
dikumpulkan melalui cara studi pustaka dari berbagai laporan hasil penelitian yang relevan
dengan studi ANDAL rencana kegiatan dan informasi dari instansi terkait. Berikut
diuraikan gambaran umum kondisi rona lingkungan hidup di lokasi tapak proyek dan
sekitarnya, yaitu:
2.1. Fisik Kimia
2.1.1. Iklim
Keadaan iklim di lokasi studi Kabupaten Serang akan digambarkan dengan keadaan
Kelembaban Relatif (RH), temperatur udara, angin dan keadaan curah hujan yang
diperoleh dari data sekunder hasil pencatatan yang dilakukan BMKG untuk wilayah serang
dalam periode 5 tahun (2010 - 2014). Stasiun pengamatan tersebut dianggap representatif
mewakili daerah lokasi kegiatan karena memiliki karakteristik area yang relatif sama dan
berjarak dekat secara klimatologi. Pengolahan dan penafsiran data sekunder tersebut akan
memberikan gambaran keadaan iklim secara umum.
1) Curah Hujan
Rata-rata curah hujan tahunan selama tahun 2010 – 2014 sebesar 136,49 mm/bulan. Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni 325 mm/bulan dan curah hujan terendah
terjadi pada bulan Agustus yakni 50,92 mm/bulan. Jumlah hari hujan rata-rata selama
tahun 2010-2014 yaitu 15,62 hari hujan/bulan, hari hujan tertinggi pada bulan Januari
sebesar 27 hari hujan/bulan dan pada bulan agustus terendah 6,8 hari hujan/bulan . Data
curah hujan bulanan tercantum pada tabel berikut.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 2
Tabel 2.1. Curah Hujan Stasiun Meteorologi Serang 2010 - 2014
Bulan
Tahun Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
JAN 322 29 243 27 302 26 424 28 337 25 325,6 27
FEB 195 19 91 19 191 20 212 19 212,3 24 180,26 20,2
MAR 166 15 204 24 91 17 224 15 102,6 19 157,52 18
APR 72 13 107 16 184 17 104 19 71,9 15 107,78 16
MEI 113 14 85 17 98 14 261 20 113,1 18 134,02 16,6
JUN 167 18 38 10 36 8 60 14 64,7 16 73,14 13,2
JUL 208 14 79 10 16 2 244 25 232,6 13 155,92 12,8
AGST 123 18 0 1 0 3 122 7 9,6 5 50,92 6,8
SEPT 328 23 3 5 7 3 35 13 21,8 4 78,96 9,6
OKT 149 20 71 11 126 10 84 9 21 3 90,2 10,6
NOP 148 20 79 15 51 18 149 15 155 11 116,4 15,8
DES 109 23 112 14 95 23 381 22 138,9 22 167,18 20,8
Jumlah 1637,9 187,4
Rata-rata 136,49 15,62
Sumber: BMKG untuk Lokasi Serang, 2015 Keterangan : CH = Curah Hujan; HH = Hari Hujan
2) Temperatur Udara
Keadaan temperatur udara tahunan rata-rata (2010-2014) di Kota Serang berdasarkan data
(BMKG) untuk lokasi serang adalah 28,4 oC untuk temperatur maksimum dan 26,2
oC
untuk temperatur minimum, sedangkan temperatur rata-rata lokasi studi adalah 27,08 oC.
Tabel 2.2. Temperatur Serang Tahun 2010-2014
Bulan Tahun
Rata-rata 2010 2011 2012 2013 2014
JAN 26,9 26,5 27 26,8 26,1 26,66
FEB 27,3 26,7 26,9 27,1 26,3 26,86
MAR 27,2 26,5 27,4 27,4 27 27,1
APR 28 27 26,9 27,3 27,7 27,38
MEI 27,8 27,1 27,1 27,3 28 27,46
JUN 26,7 27 28,9 27 27,2 27,36
JUL 26,6 26,6 26,6 26,2 27 26,6
AGST 26,8 26,6 26,8 26,8 27,1 26,82
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 3
Bulan Tahun
Rata-rata 2010 2011 2012 2013 2014
SEPT 26,2 27,2 27,8 27,1 27,3 27,12
OKT 26,6 27,3 27 27,3 28,4 27,32
NOP 26,9 27,2 27,2 27 27,6 27,18
DES 26,8 27,4 27,3 26,6 27,3 27,08
Jumlah 324,94
Rata-rata 27,08
Sumber: BMKG untuk Lokasi Serang, 2015
3) Kelembaban Udara
Gambaran keadaan kelembaban udara (RH) berdasarkan data BMKG, kelembaban udara
relatif (RH) tahunan rata-rata di Kota Serang adalah 82 %.
4) Keadaan Angin
Berdasarkan hasil pencatatan angin di Stasiun Meteorologi Serang Provinsi Banten periode
5 tahun, arah angin dominan tahunan angin bertiup dari Utara (48.7 %) kecepatan dominan
berkisar antara 0,51-1,03 m/s, kecepatan maksimum angin adalah 2,26 m/s bertiup dari
arah Barat.
2.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Kualitas Udara
Kualitas udara pada Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara yang
akan dilakukan di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi
Banten perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting sebelum dilakukannya
kegiatan. Sampling dan beberapa parameter dilakukan pada Desember 2015 22-23,
sedangkan parameter lain dianalisis di laboratorium pada 28-31 Desember 2015.
Pengukuran dilakukan di beberapa tempat yang representatif, yaitu ditapak proyek jetty
(U1) dan akses masuk lokasi (U2). Pengukuran dilakukan untuk mengetahui nilai beberapa
parameter kualitas udara ambien, yaitu SO2, CO, NO2, dan TSP sebagai rona lingkungan di
wilayah studi. Hasil pengukuran kualitas udara di wilayah studi ialah:
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 4
Tabel 2.3. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien
Keterangan:
- Baku Mutu Kualitas Udara Ambien Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
- Sampling dilakukan 24 jam
- Tanda < menunjukkan hasil dibawah limit deteksi.
- Tanda * belum masuk lingkup KAN.
1) SO2
Pencemaran SO2 dapat menimbulkan iritasi sistem pernafasan pada hewan dan manusia,
terutama apabila konsentrasi mencapai 5 ppm (13.087,93 µg/m3) atau lebih. Pada
tumbuhan, daun adalah bagian yang paling peka terhadap pencemaran SO2. Organ ini akan
mengalami kerusakan dan tumbuhan dapat mengalami kematian apabila sebagian besar
daunnya rusak atau mati. Hasil analisis untuk SO2 masih memenuhi baku mutu Kualitas
Udara Ambien Nasional Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999. Lokasi tertinggi berada
di tapak proyek, yaitu sebesar 2,98 µg/Nm3 dan masih jauh di bawah baku mutu (365
µg/Nm3). Tingginya SO2 di suatu lokasi bersumber dari kendaraan bermotor yang melalui
lokasi tersebut yang menghasilkan gas buang SO2, selain itu bisa juga akibat kondisi
alamiahnya. Hal ini ditandai dengan kecilnya kandungan SO2 yang jauh di bawah baku
mutu, sehingga dapat dikatakan disemua lokasi pengukuran masih dalam kondisi aman dan
tidak tercemar.
No. Parameter Satuan Hasil Pengujian
Baku Mutu Metoda U – 1 U – 2
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 2,98 1,18 365 SNI 19-7119.7-2005
2 Karbon Monoksida (CO)* µg/Nm3 <102 725,29 10.000 CO Meter
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 7,98 7,18 150 SNI 19-7119.2-2005
4 T S P µg/Nm3 181,81 200,44 230 SNI 19-7119.3-2005
Keterangan Pengambilan Contoh Uji
1 Temperatur Udara °C 29,7 29,9 - Termometer
2 Kelembaban Udara % 67,6 72,0 - Higrometer
3 Angin dari Arah ° 360 300 - Kompas
4 Kecepatan Angin m/detik 0,0 – 2,1 0,2 – 1,6 - Anemometer
5 Kondisi Cuaca - Cerah Cerah - -
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 5
Gambar 2. 1. Konsentrasi SO2 Berdasarkan Hasil Analisis
2) CO
Hasil analisis untuk CO masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1999. Lokasi tertinggi berada di pemukiman penduduk pada akses masuk
yaitu sebesar 725,29 µg/Nm3, tetapi masih di bawah baku mutu (10.000 µg/Nm
3) di daerah
akses masuk kegiatan dekat dengan penduduk gas CO lebih besar dibanding dengan di
lokasi proyek. Hal ini di sebabkan dari asap knalpot kendaraan. Namun kandungannya
masih jauh di bawah baku mutu, sehingga dapat dikatakan disemua lokasi pengukuran
masih dalam kondisi aman dan tidak tercemar berat.
Gambar 2. 2. Konsentrasi CO Berdasarkan Hasil Analisis
Tapak ProyekPenduduk Akses
Masuk
Sulfur Dioksida (SO2) 2.98 1.18
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
µg/
Nm
3
Tapak ProyekPenduduk Akses
Masuk
Karbon Monoksida (CO)
102 725.29
0
100
200
300
400
500
600
700
800
µg/
Nm
3
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 6
3) NO2
Hasil analisis untuk NO2 masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1999. Lokasi tertinggi berada di tapak proyek, yaitu sebesar 7,98 µg/Nm3,
tetapi masih di bawah baku mutu (150 µg/Nm3). Tingginya NO2 dimungkinkan karena
pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang melintas pada saat pengukuran karena
pengukuran dilakukan di akses masuk lokasi kegiatan, namun masih dibawah baku mutu.
berdasarkan hasil pengukuran di sekitar lokasi kegiatan masih belum tercemar berat.
Gambar 2. 3. Konsentrasi NO2 Berdasarkan Hasil Analisis
4) TSP
Debu pada udara ambien disebabkan oleh melayangnya partikel di udara akibat adanya
aktivitas alami, yaitu tertiup angin dan aktivitas manusia. Masalah pencemaran udara yang
disebabkan oleh partikel padat TSP dengan diameter maksimum sekitar 45 mm, partikel
PM10 (particulate matter) dengan diameter kurang dari 10 µm dan PM2,5 dengan
diameter kurang dari 2,5 µm dapat menyebakan gangguan pernafasan.
Hasil analisis untuk TSP pada lokasi tertinggi berada di pemukiman penduduk pada akses
masuk, yaitu sebesar 200,44 µg/Nm3 dan masih memenuhi baku mutu PP No. 41 Tahun
1999 (230 µg/Nm3). Sumber kandungan TSP berasal dari kendaraan yang melintas yang
membawa debu dari daerah lain atau mengangkat debu yang ada di jalan ke udara.
Project SitePeople Entrance
Access
Nitrogen Dioxide (NO2) 7.98 7.18
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
µg/
Nm
3
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 7
Gambar 2.4. Konsentrasi TSP Berdasarkan Hasil Analisis
5) CH4
Berdasarkan hasil pemantauan kegiatan eksisting, terdapat kandungan hidrokarbon (HC)
berupa CH4 sebesar 105-124 µg/m3. Jika dibandingkan dengan Baku Mutu PP No. 41
Tahun 1999 sebesar 160 µg/Nm3, maka kondisinya belum tercemar berat oleh parameter
CH4 yang bersifat toksik.
b. Kebisingan
Pengukuran kebisingan dilakukan di dua lokasi pengukuran dan dibandingkan dengan baku
mutu yang dipersyaratkan berdasarkan KEP-48/MENLH/11/1996, baik untuk wilayah
perumahan dan permukiman (55 dBA) dan industri (70 dBA). Pengukuran kebisingan di
lokasi proyek masih memenuhi baku mutu, sementara pengukuran kebisingan di akses
masuk lokasi kegiatansudah memenuhi baku mutu. Tingkat kebisingan siang hari (Ls),
waktu malam (Lm), dan siang-malam (Lsm) di pemukiman penduduk dekat dengan akses
masuk lokasi kegiatan lebih besar dari hasil pengukuran di lokasi proyek, namun jika
dibandingkan dengan baku mutu, nilai tingkat kebisingan di malam hari memenuhi baku
mutu. Sedangkan nilai kebisingan selama siang hari lebih melebihi baku mutuy. Hal ini
menunjukan pada lokasi pengambilan sampel di permukiman penduduk dekat akses masuk
banyak aktivitas yang menghasilkan kebisingan seperti banyaknya kendaraan yang
melintas.
Project Site People Entrance Access
T S P 181.81 200.44
0
50
100
150
200
250
µg/
Nm
3
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 8
Tabel 2.4. Hasil Analisis Kebisingan
No. Lokasi Sampling Satuan LS LM LSM Baku
mutu Metoda
1 Tapak Proyek (05°56’09,8”LS;
106°06’44,8”BT)
dBA 50,81 49,07 52,18 70
Sound
Level Meter
2 Penduduk Akses Masuk (05°56’05,7”LS;
106°06’09,4”BT)
dBA 65,26 53,30 64,29 55
Gambar 2. 5. Tingkat Kebisingan Berdasarkan Hasil Analisis
2.1.3. Geologi
2.1.3.1. Fisiografi
Menurut van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Barat dibagi menjadi lima
bagian besar berdasarkan morfo-tektoniknya, yaitu Dataran Aluvial Jawa Barat Utara,
Antiklinorium Bogor, Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah, Zona Depresi
Tengah Jawa Barat, dan Pegunungan Selatan Jawa Barat. Daerah penelitian (Gunung
Gede) terletak pada Zona Gunungapi Kuarter.
Tapak Proyek Penduduk Akses Masuk
kebisingan 52.18 64.29
0
10
20
30
40
50
60
70
dB
A
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 9
Gambar 2.6. Fisiografi Jawa Barat (menurut van Bemmelen, 1949)
Geomorfologi foto (S. Poedjoprajitno, 2011) pemetaannya berdasarkan bentukan asalnya
(genetiknya), tapak proyek menempati zona V11, artinya bentuk morfologi tersebut
merupakan lereng gunungapi purba seperti dalam Gambar. Kode K (K5) di Pulau Panjang
artinya area tersebut dibangun oleh dataran karst, Kode V (V11 dan V12) dimaksudkan
bentukan asal dari kerucut gunungapi purba, Kode M (M2) bentukan asalnya dari laut dan
Kode F (F1) bentukan asalnya dari Cekungan rawa pantai.
Sebagai gambaran bentang alam dan peruntukan lahan, tapak proyek dan sekitar
menempati area dengan topografi perbukitan dengan elevasi antara 0,4m sampai dengan
+559,1m diatas muka laut pada area yang dibatasi garis bujur 106,0611111° sampai
dengan 106,1236111 dan garis lintang 5,916666667 sampai dengan 5,955555556°.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 10
Gambar 2.7. Peta Geomorfologi Foto Gunung Gede Serang
Geologi
Tapak proyek berada di Satuan batuan Aluvium (Qa), yang dibangun oleh endapan sungai
dan rawa berukuram kerikal, pasir, lanau, lempung, Tufa Banten (Qvpb) dan Hasil
Gunungapi Gede (Qpvg) yang menghasilkan batuan piroklastik dari gunungapi purba
berumur Plistosen (1,78 sampai dengan 5,33 juta tahun silam).
Pengamatan lapangan, tanah berwarna coklat kemerahan sebagai pelapukan dari material
vulkanik (batuan piroklastik). Tanah tersebut didominasi oleh butiran halus sehingga
permukaan tanah tersebut cenderung mempunyai permeabilitas kecil (<10-4
).
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 11
Gambar 2.8. Peta geologi Gunung Gede Serang
3) Kegempaan & Potensi Tsunami
Kegempaan merupakan manivestasi dari longsoran, vulkanisme; atau tektonik. Untuk
menjelaskan kejadian ini, dengan mengacu pada teori tektonik lempeng, tapak proyek
berada pada busur belakang. Gambar dibawah ini menunjukan penampang arah selatan –
utara, dimana busur gunungapi tersebut berada ditengah Pulau Jawa.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 12
Gambar 2.9. Blok diagram yang menggambarkan posisi tapak proyek pada busur belakang
(dengan mengacu pada teori tektonik lempeng)
Daerah yang paling banyak gempanya adalah sebelah selatan yang didominasi gempa
tektonik, disusul busur gunungapi yang didominasi oleh gempa vulkanik. Daerah lainnya
didominasi oleh longsoran; dan kombinasi dari penyebab gempa tersebut. Sejarah
kegempaan yang disusun oleh Bakosurtanal memberikan catatan bahwa area disebelah
utara Teluk Banten merupakan area yang aman. Demikian halnya dengan kemungkinan
tsunami, tapak proyek belum ada sejarahnya dilanda tsunami. Informasi sehubungan
dengan kegempaan dan rencana pembangunan pekerjaan sipil di Indonesia telah tersedia
peta yang disusun oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagai berikut:
Dari informasi online yang disediakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia, pada
Peta resiko-"Targeted Maximum Consider Earthquake (MCER) pada batuan dasar
Indonesia, percepatan respon spektral dengan nilai 1.0s 0.2s , angka ini juga dapat
digunakan untuk kondisi di daerah terminal LNG. Nilai Ss dan S1 untuk Terminal pada
kondisi SSE ditetapkan masing-masing dengan nilai 0,758 dan 0,324, Percepatan puncak
batuan dasar di lokasi Terminal, Daerah Bojonegara, adalah dari 0.2g ke 0.25g. Desain
seismik sangat penting untuk Terminal, percepatan batuan dasar yang konservatif, 0.25g,
informasi ini digunakan untuk pertimbangan rencana LNG Receiving Terminal Bojonegara
yang didasarkan pada pertimbangan tingkat keselamatan yang tinggi.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 13
Gambar 2.10. Zona Rawan Gempa Bumi
Gambar 2.11. Zona Rawan Tsunami
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 14
2.1.4. Hidrogeologi
Daerah Aliran Sungai Ciragas luasnya
7.129.394m² didominasi oleh anak sungai
intermiten (musim kemarau kering). Tapak
proyek menempati bagian hilir sungai tersebut,
sehingga kecepatan aliran umumnya tinggi saat
musim penghujan karena slope sungai cukup
besar (jarak 5,5km dengan beda ketinggian
559,1m). Akibatnya membentuk pola aliran sub-
radier. Hidrogeologi tapak proyek (di Tanjung Kapo) setelah diplotkan kedalam peta
Hidrogeologi (seperti pada gambar) memberikan informasi bahwa : akifer dengan aliran
ruang antar butir mempunyai produktivitas sedang dan luas penyebarannya. Karena
informasi ini diambil dari peta sekala kecil, ada kemungkinan masuk kedalam informasi
akifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, setempat akifer produktif.
Di sebelah utara lokasi kegiatan terdapat saluran/ sungai yang berjarak ± 500 m. sedangkan
di lokasi kegiatan terdapat parit parit/ saluran drainase sebagai penampung air larian pada
saat hujan dan langsung menuju perairan Teluk Banten.
2.1.5. Kualitas Air
1) Air Bersih
Kualitas air bersih yang dianalisis berasal dari daerah yang dekat dengan lokasi kegiatan,
yaitu air sumur penduduk di dekat tapak proyek di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel
Kabupaten Serang Provinsi Banten (06 ° 56'05,6 "LS; 106 ° 06'08,9" BT), saat cuaca cerah
dan suhu yang cukup tinggi pada 30,4oC. Hasil pengukuran kualitas air sumur tersebut di
dapat bahwa parameter yang diukur masih di bawah baku mutu kualitas air berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/PERMENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air, kecuali TDS, Hg, Cl, Mn, dan total colifirm dari baku
mutu yang ditetapkan, menunjukan banyaknya pencemar, khususnya untuk total coliform
berupa feces di sekitar sumur yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih di dalam
sumur. Hal ini dapat berasal aktifitas masyarakat yang masih kurang kesadaran terhadap
kesehatan lingkungan yang ditandai dengan (kondisi eksisting) sebagaian besar
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 15
menggunakan kakus tanpa septic tank serta masih menggunakan sungai dan laut sebagai
tempat berhajat. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan Pembangunan
LNG Receiving Terminal Bojonegara
No. Parameter Satuan Hasil Pengujian Baku Mutu
FISIKA
1 Temperatur °C 27,4 ± 3
2 Kebauan - Tidak Berbau Tidak Berbau
3 TDS mg/L 2.287 1.500
4 Warna PtCo 7,53 50
5 Kekeruhan NTU 0,96 25
6 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa
KIMIA
1 Air Raksa (Hg)* mg/L 0,0006 0,001
2 Arsen (As)* mg/L <0,001 0,05
3 Besi (Fe) mg/L 0,06 1
4 Fluorida (F) mg/L 0,71 1,5
5 Kadmium (Cd) mg/L <0,0007 0,005
6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 209,33 500
7 Klorida (Cl) mg/L 958,2 600
8 Krom VI (Cr6+
) mg/L <0,04 0,05
9 Mangan (Mn) mg/L 0,55 0,5
10 Nitrat (NO3-N) mg/L 5,89 10
11 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,09 1
12 pH - 7,2 6,5 – 9,0
13 Selenium (Se)* mg/L <0,001 0,01
14 Seng (Zn) mg/L 0,01 15
15 Sianida (CN)* mg/L 0,01 0,1
16 Sulfat (SO4) mg/L 198,86 400
17 Timbal (Pb) mg/L 0,02 0,05
18 MBAS mg/L 0,1 0,5
19 Zat Organik (KMnO4) mg/L 6,08 10
MIKROBIOLOGI
20 Total koliform* Jml/100
mL 8,9 x10
5 10
Keterangan Pengambilan Contoh Uji
1 Kondisi udara - Cerah -
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 16
No. Parameter Satuan Hasil Pengujian Baku Mutu
2 Temperatur Udara °C 30,4 -
3 Kelembaban % 69,2 -
Sumber : Bina Lab, 2016
Keterangan : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/PERMENKES/PER/IX/1990
Tanda <menunjukkan bahwa hasil di bawah batas deteksi.
Tanda * belum termasuk dalam ruang lingkup KAN
Masuk ± menunjukkan batas kurang atau lebih 3-point dari suhu kamar
2) Air Laut
Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan di sekitar tapak proyek, yaitu Timur Pulo
Panjang (A-2 05°55’23,8”LS; 106°08’06,8”BT), Utara Pulo Panjang (A-3 05°55’02,9”LS;
106°09’41,1”BT), Barat Pulo Panjang (A-4 05°56’08,9”LS; 106°10’17,0”BT), Luar
Dumping Area (A-5 05°53’37,3”LS; 106°08’22,5”BT), Dumping Area (A-6
05°52’05,5”LS; 106°07’56,9”BT), Perairan Teluk Banten Air Laut 06 (A-7
05°56’13,4”LS; 106°06’49,7”BT), Perairan Teluk Banten Air Laut 07 (A-8
05°56’07,9”LS; 106°07’34,2”BT), dan Perairan Teluk Banten Air Laut 08 (A-9
05°55’15,5”LS; 106°07’34,2”BT). Sampel air laut selanjutnya dianalisis di laboratorium
dan hasilnya dibandingkan dengan baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.
I. Parameter Fisika
a) Temperatur Air
Temperatur air merupakan parameter yang penting karena dapat mempengaruhi
kehidupan didalam air, karena dapat merubah reaksi kimia dan akan mempengaruhi
penggunaan air secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisa kualitas air laut, nilai
temperatur air berkisar 27,2 0C sampai dengan 29,3
0C. Kisaran temperatur pada
perairan pada kondisi cukup tinggi dan namun masih memenuhi standar baku mutu
sesuai dengan KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut yaitu
dinyatakan bahwa temperatur alami dan diperbolehkan terjadi perubahan sampai
dengan <2 oC dari kondisi suhu ambient. Temperatur di perairan Indonesia biasanya
berkisar antara 28,0°C dan 29,5°C. Tinggi rendahnya temperatur ini berkaitan dengan
interaksi antara udara dan air laut. Pada musim barat dan timur, angin kencang
menyebabkan penguapan yang melebihi kemampuan penyinaran, berakibat turunnya
temperatur. Udara basah yang terjadi pada musim barat memperkuat pendinginan.
Pada musim peralihan penyinaran melebihi penguapan, berakibat pemanasan air
permukaan laut. Sampai kedalaman 100 m, suhu air laut tercatat homogen
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 17
Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Air Bersih pada Rencana Kegiatan Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara
Sumber : Bina Lab, 2016
Keterangan: A – 2 Timur Pulo Panjang, A – 3 Utara Pulo Panjang, A – 4 Barat Pulo Panjang, A – 5 Luar Dumping Area, A – 6 Dumping Area, A – 7 Perairan Teluk Banten Air Laut
06, A – 8 Perairan Teluk Banten Air Laut 07, A – 9 Perairan Teluk Banten Air Laut 08,
No. Parameter Satuan Hasil Pengujian
Baku Mutu A – 2 A – 3 A – 4 A – 5 A – 6 A – 7 A – 8 A – 9
1 Kecerahan m 1,25 1,50 1,00 1,50 2,00 0,75 1,50 1,50 >3
2 Kebauan - Tidak
Berbau
Tidak
Berbau
Tidak
Berbau Tidak Berbau
Tidak
Berbau
Tidak
Berbau
Tidak
Berbau
Tidak
Berbau Tidak Berbau
3 Total Padatan Tersuspensi
(TSS)* mg/L 7,78 1,98 32,04 10,33 3,41 9,27 2,54 1,80 80
4 Sampah - Nihil Nihil Ada Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
5 Temperatur Air* °C 29,3 29,1 29,2 28,2 27,2 28,7 29,2 29,1 Alami
6 Lapisan Minyak Nihil Nihil Ada Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
7 pH* - 7,9 8,0 7,8 8,0 8,0 8,0 8,0 7,9 6,5 – 8,5
8 Salinitas* ‰ 29,8 29,7 26,2 30,2 30,10 29,80 29,60 29,90 Alami
9 Amonia (NH3-N)* mg/L <0,03 0,04 0,14 0,14 0,07 0,05 <0,03 <0,03 0,3
10 Sulfida (H2S)* mg/L 0,02 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03
11 Hidrokarbon Total (HC) mg/L <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 1
12 Fenol Total mg/L <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 0,01 0,07 0,07 0,002
13 MBAS mg/L 0,07 0,02 0,04 0,03 0,03 0,08 0,05 0,11 1
14 Minyak dan Lemak mg/L 2,91 2,24 2,51 1,93 1,75 1,63 1,92 2,18 5
15 Raksa (Hg) mg/L <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 0,003
16 Kadmium ( Cd) mg/L <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 <0,0006 0,01
17 Tembaga ( Cu) mg/L <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 0,05
18 Timbal ( Pb) mg/L <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 0,05
19 Seng (Zn) mg/L <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 0,1
20 Klorida (Cl) mg/L 2.054 1.876 1.906 18.867 18.571 19.361 19.164 19.435 -
MIKROBIOLOGI
21 Total Koliform CFU/100 mL 72 68 69 1.140 1.320 490 22 28 1000
Keterangan Pengambilan Contoh Uji
1 Kondisi Udara - Cerah Cerah Cerah Mendung Mendung Cerah Cerah Cerah -
2 Temperatur Udara °C 34,3 35,1 35,2 32,1 30,2 31,2 33,0 34,1 -
3 Kelembaban Udara % 65,0 60,2 61,2 70,5 72,3 68,0 66,0 68,0 -
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 18
Gambar 2.12. Kondisi Temperatur Air Berdasarkan Hasil Analisis
b) Padatan Tersuspensi (TSS)
Dengan adanya material solid dan kecepatan arus maka perairan dapat mengandung
padatan tersuspensi yang bervariasi. Padatan tersuspensi merupakan parameter fisik
dari perairan laut yang diakibatkan dari bahan padat atau lumpur dengan satuan
padatan tersuspensi adalah mg/L. Berdasarkan hasil analisa kualitas air laut di 8 lokasi
pengukuran, didapat konsentrasi TSS berkisar 1,8 mg/L – 32,04 mg/L dari hasil
analisa menunjukan angka masih dibawah baku mutu lingkungan berdasarkan
KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran I untuk
perairan kegiatan pelabuhan, yaitu 80 mg/L.
Di lokasi A - 4, TSS nilai TSS lbih besar diabndingkan di lokasi lain. Hal ini mungkin
terjadi oleh adanya kegiatan yang mempengaruhi terhadap peningkatan TSS di lokasi
ini
A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
Temperatur Air 29.3 29.1 29.2 28.2 27.2 28.7 29.2 29.1
26
26.5
27
27.5
28
28.5
29
29.5
oC
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 19
Gambar 2.13. Konsentrasi TSS Berdasarkan Hasil Analisis
II. Karakteristik Kimia
a) pH
pH menunjukkan kondisi asam atau basa atau lebih tepatnya menunjukkan konsentrasi
ion hidrogen suatu perairan. pH air laut pada titik pengamatan tidak menunjukkan
perbedaan yang menyolok yaitu berkisar antara 7,8 - 8 dan sesuai dengan baku mutu
yang ditetapkan oleh KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut, yaitu
6,5 - 8,5.
Gambar 2.14. Kondisi pH Berdasarkan Hasil Analisis
A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
TSS 7.78 1.98 32.04 10.33 3.41 9.27 2.54 1.8
0
5
10
15
20
25
30
35
mg/
L
A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
pH 7.9 8 7.8 8 8 8 8 7.9
7.7
7.75
7.8
7.85
7.9
7.95
8
8.05
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 20
b) Amonia
Kandungan amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika dalam perairan kandungan
oksigen terlarutnya tinggi. konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan
menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia
dipengaruhi oleh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan bersifat racun
jika jumlah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya dengan jumlah
amonia yang sedikit akan bersifat racun juga. Selain itu, pada saat kandungan oksigen
terlarut tinggi, amonia yang ada dalam jumlah yang relatif kecil sehingga amonia
bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman.
Konsentrasi amonia berdasarkan hasil analisa laboratorium terhadap sampel air laut
berkisar 0,03 mg/L – 0,14 mg/L, apabila dibandingkan dengan baku mutu KepMen
LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, nilai ambang batas yang
ditetapkan adalah 0,3 mg/L, hal ini menunjukkan bahwa nilai amonia masih di bawah
batas dan dapat dikatakan bahwa di seluruh lokasi pengambilan sampel masih
memenuhi baku mutu dan belum tercemar berat. Di lokasi A - 4 dan A - 5, parameter
total amonia lebih besar dari lokasi lain. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya
kandungan amonia yang bisa berasal dari tingginya pembusukan zat organik
diperairan tersebut
Gambar 2.15. Konsentrasi Amonia Berdasarkan Hasil Analisis
A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
Amonia 0.03 0.04 0.14 0.14 0.07 0.05 0.03 0.03
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
mg/
L
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 21
c) Sulfida
Sulfida merupakan gas asam belerang, yang merupakan hasil pembusukan zat organik
berupa H2S yang beracun terhadap kehidupan biota air, sehingga perlu adanya
pemantauan. Hasil analisa laboratorium terhadap sampel air laut berkisar 0,02 mg/L –
0,03 mg/L dan jika berdasarkan KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Laut, dengan nilai yang ditetapkan adalah 0,03 mg/L, menunjukkan bahwa nilai
sulfida masih dibawah nilai ambang batas sehingga dapat dikatakan bahwa perairan
laut di tapak proyek dan sekitarnya masih relatif tidak tercemar oleh pencemaran
bahan organik biodegradable, seperti sampah yang dapat terurai secara biologis
(dedaunan, dll) namun perlu menjadi perhatian karena nilainya sulfida sama dengan
baku mutu yang dikhawatirkan bila adanya penambahan sulfida maka nilai sulfida
akan melebihi baku mutu.
Gambar 2.16. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis
d) Minyak dan Lemak
Sumber dari pencemaran minyak dan lemak adalah dari transportasi laut, pembuangan
limbah industri dan limbah rumah tangga. Sebagaimana diketahui bahwa minyak dan
lemak mempengaruhi terhadap kualitas daging ikan, walaupun minyak dan lemak
tidak termasuk zat yang beracun, namun hal ini dapat mengakibatkan daging ikan
berbau minyak apabila dikonsumsi nantinya. Dari hasil analisa air laut disekitar tapak
proyek, nilai parameter minyak dan lemak berkisar 1,63 mg/L – 2,91 mg/L. Nilai ini
masih memenuhi batas maksimum baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51
A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
Sulfida 0.02 0.02 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
mg/
L
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 22
tentang baku mutu air laut, yaitu 5 mg/L. Hal ini menunjukan bahwa perairan tersebut
masih aman namun dikhawatirkan akan tercemar yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia baik maupun kondisi alaminya.
Gambar 2.17. Konsentrasi Sulfida Berdasarkan Hasil Analisis
e) Logam Berat
Hasil analisa logam berat pada air laut yang terdapat disekitar tapak proyek terlihat
parameter logam berat seperti Raksa (Hg), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Timbal
(Pb), dan Seng (Zn) masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan
KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air laut, yaitu 0,003mg / L, 0,01 mg / L, 0,05
mg / L, 0,05 mg / L dan 0,1 mg / L Hal ini menunjukan peraiaran di wilayah tapak
proyek dan sekitarnya belum tercemar oleh aktivitas yang menghasilkan limbah yang
mengandung logam berat.
Gambar 2.18. Konsentrasi Logam Berat Berdasarkan Hasil Analisis
A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
Minyak dan Lemak 2.91 2.24 2.51 1.93 1.75 1.63 1.92 2.18
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
mg/
L
A-2 A-3 A-4 A-5 A-6 A-7 A-8 A-9
Hg 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0 8E-0
Cd 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0 6E-0
Cu 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pb 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Zn 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
mg/
L
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 23
2.1.6. Hidrooceanografi
1) Pasang Surut Laut
Pasang surut adalah gerakan naik turunnya muka air laut secara berirama yang disebabkan
oleh gaya tarik bulan dan matahari. Data pasang surut air laut dapat digunakan untuk
menentukan nilai elevasi penting. Nilai elevasi penting dapat diperoleh dari data
pengamatan selama 15 hari atau 29 hari. Pada studi ini data pengamatan pasang surut
diperoleh dari analisa peramalan dari Naotide. Berikut ini hasil perhitungan konstanta
pasut untuk lokasi area tapak kegiatan.
Tabel 2.7. Komponen Harmoniki Pasut
S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1
A (CM) 102 11 8 3 17 10 1 1 2 6
G (°) 371 67 307 225 242 291 163 67 225
Berdasarkan konstanta tersebut dibuat analisa pasut dengan uraian sebagai berikut:
Sifat /type Pasut
Formula = (AK1 + A) / (AM2 + AS2)O1
= (17 + 10) / (11+8)
= 1,42
Jadi sifat / type pasut di Perairan Teluk Banten adalah Campuran Condong Ke Harian
Ganda (Mixed Semi Diurnal).
2) Arus Laut
Arus merupakan perpindahan massa air dari satu tempat ke tempat lain, yang di sebabkan
oleh beberapa faktor seperti gradien tekanan, hembusan angin, perbedaan densitas, atau
pasang surut. Di sebagian besar perairan, faktor utama yang dapat menimbulkan arus yang
relatif kuat adalah angin dan pasang surut. Arus yang di sebabkan oleh angin umumnya
bersifat musiman, dimana pada suatu musim arus mengalir ke satu arah dengan tetap, dan
pada musim berikutnya akan berubah arah sesuai dengan perubahan angin yang terjadi,
Pasang surut (Pasut) di lain pihak menimbulkan arus yang bersifat harian, sesuai dengan
kondisi pasang surut di perairan yang di amati. Pada saat air pasang arus pasut pada
umumnya akan mengalir dari lautan lepas kea arah pantai, dan akan mengalir kembali ke
arah semula pada saat air surut. Dengan mengetehui pola sirkulasi arus di suatu perairan
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 24
yang di amati, seorang pengamat akan dengan mudah menentukan arah dan sebaran dari
materi yang terkandung (dibawah) oleh badan air yang mengalir bersama arus tersebut.
3) Gelombang Laut
Gelombang di laut dapat di bedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada gaya
pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang di bangkitkan oleh
tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut di bangkitkan oleh gaya tarik
benda - benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi. Gelombang dapat
menimbulkan energi untuk menimbulkan arus dan transport sediment dalam arah tegak
lurus dan sepanjang pantai serta menyebabkan gaya - gaya yang bekerja pada bangunan
pantai. Pasang surut juga merupakan faktor penting karena bisa menimbulkan arus yang
cukup kuat terutama di daerah yang sempit misalnya teluk.
Pembangkitan gelombang oleh angin yang berhembus di atas permukaan air akan
memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada
permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul
riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah riak
tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan
terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus semakin besar
gelombang yang terbentuk. Tinggi dan periode gelombang yang di bangkitkan di
pengaruhi oleh angin yang meliputi kecepatan angin, lama hembus angin, arah angin, dan
Fetch. Fetch adalah daerah dimana kecepatan dan arah angin adalah konstan. Faktor
koreksi yang dilakukan untuk kecepatan angin ini adalah: Kecepatan angin pada ketinggian
10 m (U10)
Persamaannya:
7/1
10 )/10( zxUU z
Durasi Kecepatan Angin
Durasi angin disini adalah parameter angin yang menyatakan lamanya angin bertiup
dengan kecepatan konstan pada fetch tertentu. Durasi yang digunakan disini adalah durasi
hitung bukan durasi data.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 25
Faktor stress angin (UA)
Formula pertumbuhan gelombang dan grafik nomogram merupakan fungsi dari faktor
stress angin yang biasa disebut Koefisien Drag, maka dari kecepatan angin yang diperoleh
diatas dirubah menjadi faktor stress angin dengan persamaan :
U(A) = 0.71 (U) 123
Kecepatan angin maksimum tahunan yang digunakan untuk menghitung periode ulang
gelombang tahunan ini adalah angin dari Utara dan Timur Laut karena ditinjau dari letak
geografis Pantai Salira, arah angin dominan yang mempunyai kemungkinan
membangkitkan gelombang yang merambat sampai ke pantai adalah dari arah Utara dan
Timur Laut yang mempunyai fetch sangat besar.
Data yang digunakan adalah data angin harian maksimum tahun 1983 – 2002 dari Stasiun
Meteorologi Serang. Kemudian dilakukan peramalan gelombang ekstrem dengan
menggunakan periode ulang 100 tahun.
Untuk memprediksi gelombang dengan periode ulang tertentu digunakan metode Gumbell
(CERC, 1992). Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dar
fungsi distribusi probabilitas dengan rumus:
ByAH rsrˆˆ
(3.18)
dimana :
r
rLT
y1
1lnln
(3.19)
dengan:
Hnr = tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr
Tr = periode ulang (tahun)
L = rata-rata kejadian pertahun
K
NT
Dalam metode ini prediksi dilakukan untuk memperkirakan tinggi gelombang signifikasi
dengan berbagai perioda ulang. Data yang digunakan adalah tinggi gelombang signifikasi
maksimum atau ekstrim dari tahun 1998-2008 untuk arah Utara dan Timur Laut.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 26
Tabel 2.8. Hasil Perkiraan Gelombang dengan Metode Gumbel untuk Perioda Ulang
Tertentu
Periode Ulang
(th)
Tinggi Gelombang
(m)
Periode Gelombang
(detik)
10 2.12 7.48
50 3.57 9.20
100 4.00 9.93
Kedalaman Laut Sekitar Perairan Teluk Banten
Kedalaman dasar laut di perairan teluk banten berkisar antara 0 - 20 meter pada kondisi air
terendah. Pada umumnya kontur kedalaman 5 meter menyebar sekitar 1,5 – 2 km, hanya di
pantai bagian barat mulai dari Grenyeng (Bojonegara) sampai ke Tanjung Piatu (dekat
Pantai Salira) menyebar sekitar 200 – 300 meter dari pantai. Kedalaman 5 - 10 meter
menyebar di bagian tengah Teluk Banten, sedangkan kedalaman 10 - 20 meter menyebar
mulai dari bagian utara dan pada alur barat (antara Pulau Panjang dengan pantai barat
Teluk Banten) serta di sebelah selatan Pulau Panjang.
4) Profil Penampang Lapisan Sedimen di Area Rencana Pengerukan
Berdasarkan hasil survei seismic perairan dangkal (Sub Bottom Profiler Survey) yang telah
di koreksi oleh data investigasi lapisan tanah dengan pengeboran (soil investigation).
Secara umum profil penampang lapisan sedimen dasar laut di area rencana pengerukan
terdiri dari tiga karakteristik yaitu
a. Lapisan unit A-Top soil berupa sedimen tanah liat dan lumpur pasiran (clayed silt),
tebal lapisan ini 0-8 m
b. Lapisan unit B- cenderung berada di lapisan kedua berupa sedimen yang terendapkan
(medium to hard sediment), tebal lapisan ini 0-18 m
c. Lapisan unit C- berupa batuan (boulder rock), tebal lapisan ini 8-46 m
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 27
Gambar 2.19. Salah satu profil penampang lapisan sedimen
Tabel 2.9. Kandungan Logam Berat dalam Sedimen
No Parameter Satuan Hasil Pengujian
Metoda
M – 1 M – 2
1 Kadmium (Cd) ppm <0,05 <0,05 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012
2 Kromium (Cr) ppm <0,09 0,11 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012
3 Tembaga (Cu) ppm 0,03 0,02 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012
4 Timbal (Pb) ppm <0,25 <0,25 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012
5 Seng (Zn) ppm 0,09 0,18 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012
6 Nikel (Ni) ppm 0,14 0,15 US EPA 1311 / APHA 3111B-2012
Keterangan ; Bina Lab, 2016 Tanda < menunjukkan hasil dibawah limit deteksi
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 28
Kondisi Permukaan Dasar Laut area rencana pengerukan
Area rencana pengerukan harus terbebaskan dari adanya kabel,pipa atau object lainnya
yang kiranya dapat membahayakan dalam prose pekerjaan pengerukan. Berdasarkan
kondisi tersebut maka PT.NGS melakukan seabed investigation survey dengan
menggunakan side scan sonar.
Dengan menggunakan side scan sonar maka dapat diperoleh gambar (image) dasar laut.
Berikut ini contoh data dari side scan sonar di area pengerukan.
Gambar 2.20. Kondisi permukaan dasar laut menunjukkan bekas jangkar (anchor scars)
Berikut ini peta mosaic (mozaic map) hasil dari survey dengan menggunakan side scan
sonar.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 29
Gambar 2.21. Peta mosaic dan hasil interpretasi di area rencana pengerukan
Berdasarkan hasil survei permukaan dasar laut di area rencana pengerukan tidak ditemukan
adanya kabel, pipa atau objek lainnya, hanya di temukan bekas jejak jangkar.
PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL
BOJONEGARA
Gambar 2.22.:
PETA BATHIMETRY
Sumber:
PT. Nusantara Gas Service, Tahun 2015
II - 30
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 31
2.1.7. Ruang Wilayah Daratan Pesisir dan Perairan
1) Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di wilayah Pulo Ampel tempat lokasi kegiatan termasuk pemanfaatan
lahan kawasan budidaya. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dimanfaatkan
untuk kegiatan budidaya (produktif), seperti permukiman, pertanian, industri, pariwisata,
perdagangan, dan jasa. Lokasi kegiatan termasuk dalam pusat pengembangan kegiatan
industri. Sedangkan daerah sekitarnya termasuk pulo panjang merupakan ekosistem pesisir
yang terdiri dari ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan
estuarin. Ekosistem estuaria merupakan ekosistem yang masih terpengaruh oleh pasang
surut air laut. Ekosistem ini dimanfaatkan oleh biota sebagai tempat mencari makanan
(feeding), berlindung dan memijah (breeding).
2) Kegiatan Penangkapan Ikan
Wilayah Perairan di Kabupaten Serang yang tersebar di 8 (delapan) kecamatan yaitu
Kecamatan Cinangka, Anyar, Bojonegara, Pulo Ampel, Kramatwatu, Pontang, Tirtayasa
dan Tanara berhadapan langsung dengan Selat Sunda dan Laut Jawa. Kedalaman laut di
wilayah tersebut dari berkisar 0 - > 100 meter, sehingga dapat dikatagorikan sebagai laut
dangkal dan agak dalam, menyimpan potensi sumber daya yang sangat besar. Wilayah
penangkapan ikan yang ada disekitar lokasi kegiatan adalah daerah teluk banten serta laut
jawa disebelah utara pulo panjang. Berdasarkan potensi dan alat tangkap yang dimiliki
nelayan maka daerah penangkapan ikan (fishing ground) terdapat di Zona I.A dan Zona I.B
(0 - 2 mil; 2 - 4 mil) di sekitar Perairan Kecamatan Cinangka, Anyar, Pulo Ampel,
Bojonegara, Kramatwatu, Pontang, Tirtayasa dan Tanara, Teluk Banten, di sekitar gugusan
pulau-pulau kecil (Pulau Panjang, Pulau Pamujan Besar, Pulau Pamujan Kecil, Pulau
Pisang, Pulau Kubur dan Pulau Sangiang, dan disekitar Pulau Tunda).
3) Alat Penangkapan Ikan
Jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan adalah jaring klitik, jaring payang dan
pancing. Sedangkan berdasarkan lokasi sebarannya di wilayah TPI alat tangkapan ikan
yang paling banyak digunakan adalah alat tangkap pancing, payang dan jaring insang di
sekitar TPI/PPI/PPP yang tersebar di pesisir Kabupaten Serang.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 32
4) Kegiatan Perikanan Budidaya
Berdasarkan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Serang dan eksisting lokasi bahwa
Kawasan Minapolitan berbasis perikanan budidaya diarahkan di Kecamatan Pontang,
Tirtayasa dan Tanara. Adapun usaha perikanan budidaya di Kabupaten Serang budidaya
laut, tambak, kolam, sawah.
5) Potensi Pulau Panjang
Wilayah Kabupaten Serang memiliki pulau-pulau kecil yang tersebar ke arah barat dan
utara yang terdapat pada enam kecamatan di pesisir yaitu Kecamatan Anyer, Cinangka,
Pulo Ampel, Bojonegara, Pontang dan Tirtayasa. Pulau Panjang merupakan salah satu
pulau yang terletak di Teluk Banten yang secara administratif merupakan bagian dari
wilayah Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Sebelah utara
berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara,
sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Banten dan sebelah timur berbatasan dengan
Pulau Pamujan Besar dan Pamujan KecilProduk utama dari kegiatan perikanan di Pulau
Panjang adalah rumput laut, kerang dan ikan teri. Selain untuk dijual, kerang yang
dihasilkan di perairan Pulau Panjang dikonsumsi pula oleh masyarakat setempat. Di pulau
ini juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan.
Secara umum, pola penggunaan lahan di Pulau Panjang meliputi lahan perkebunan, lahan
permukiman penduduk, hutan rawa, semak belukar dan lahan kosong. Penggunaan lahan
Pulau Panjang didominasi oleh perkebunan kelapa dan rawa. Perairan Teluk Banten
dengan kedalaman berkisar antara 5 sampai 13 meter dimanfaatkan bagi kegiatan
perikanan tangkap oleh sebagian besar penduduk pulau Panjang. Potensi budidaya yang
telah berkembang dengan baik adalah budidaya rumput laut. Rumput laut budidaya yaitu
Eucheuma alvarezii (Doty)/Kappaphycus alvarezii (Doty) dikenal masyarakat dengan
nama Eucheuma Cottoni.Sistem budidaya rumput laut yang dilakukan oleh nelayan Pulau
Panjang merupakan sistem tali gantung dan spesies yang dibudidayakan adalah Eucheuma
alvarezii.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 33
2.1.8. Komponen Transportasi
A. Transportasi Darat
1) Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung volume lalu lintas ideal
per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau satuan mobil penampungan (smp)
/jam. Untuk perhitungan kapasitas jalan di Jl. Raya Bojonegoro Kabupaten Serang, akan
menggunakan formasi dari kapasitas Jalan Indonesia (KAJI), yang dinotasikan sebagai
berikut:
Dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor Penyesuaian lebar jalan
FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
Sebagai bahan masukan dalam analisis kapasitas jalan, kondisi ruas Jl. Raya Bojonegara
Kabupaten Serang sebagai ruas jalan yang akan terkena dampak baik secara langsung
dengan kegiatan tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini .
Tabel 2.10. Profil Ruas Jalan Terkena Dampak
Nama Ruas
Jalan
Lebar Jalan Tipe Jalan
Lebar Lajur Lebar Bahu
Dan Utilitas Hambatan
Samping (M) (M) (M)
JL.Raya
Bojonegara Kab.
Serang
7,00 2/2 UD 3,50 1 Tinggi
Sumber:Data Primer, 2015
Sedangkan dari hasil perhitungan kapasitas jalan perkotaan dengan menggunakan
formulasi dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 diketahui bahwa
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 34
kapasitas ruas Jalan raya Bojonegara Kabupaten Serang di depan lokasi tersebut, secara
lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.11. Kapasitas Eksisting Ruas Jalan Terkena Dampak
Nama Ruas Jalan CO FCW FCSP FCSF FCCS Kapasitas Ruas
(SMP/JAM)
JL. Raya Bojonegara
Kabupaten Serang 3.100 1 1 0.87 1 2.697
Sumber:Data Primer, 2015
Dari tabel diatas dapat diketaui bahwa kapasitas ruas jalan tersebut sama yaitu sebesar
2.697 smp/jam untuk masing-masing ke-2 arah. Jadi dengan demikian, kapasitas jalan
untuk masing-masing arah pada ruas jalan tersebut adalah sebesar 1.349 smp/jam.
2) Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada ruas
jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau satuan mobil penampungan
(smp/jam). Sedangkan volume jam puncak (VJP) adalah volume lalu lintas paling tinggi
dalam satu jam, selama periode waktu tertentu, misalnya 12 jam, 14 jam, 16 jam atau 24
jam. Sama halnya dengan volume lalu lintas, volume jam puncak (VJP), juga dapat
dinyatakan dengan kendaraan/jam atau satuan mobil penampungan (smp/jam). Penjelasan
volume lalu lintas pada ke-2 ruas jalan terkena dampak pengoperasian, selengkapnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Arah Bojonegara dan arah Cilegon
Dari pelaksanaan survey perhitungan lalu lintas yang telah dilakukan selama 14 jam,
dari jam 06.00 – 20.00 WIB, maka lalu lintas harian rata-rata kendaraan yang lewat di
Jl. Raya Bojonegara untuk Arah Bojonegara dan arah Cilegon adalah 3036 kendaraan
atau 2157 SMP. Sedangkan volume jam puncak (VJP) berada pada jam 16.00 – 17.00
WIB, sebesar 453 kendaraan atau 239 SMP.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 35
Tabel 2.12. Volume lalu Lintas selama 14 Jam di Jl. Raya Bojonegara
Periode Waktu
Jumlah
(KEND) SMP
06.00 - 07.00 78 47
07.00 - 08.00 144 98
08.00 - 09.00 180 116
09.00 - 10.00 167 118
10.00 - 11.00 219 151
11.00 -12.00 247 167
12.00 - 13.00 307 194
13.00 – 14.00 204 145
14.00 – 15.00 262 194
15.00 – 16.00 302 224
16.00 – 17.00 453 293
17.00 – 18.00 311 210
18.00 – 19.00 189 122
19.00 – 20.00 133 78
JUMLAH 3196 2157
Sumber:Data Primer, 2015
Dari gambaran volume lalu lintas tersebut, prosentase moda angkutan pribadi masih
mendominasi pergerakan di Jl. Raya Bojonegara, yaitu sebesar 62%. Sedangkan prosentase
moda angkutan umum 3% dan moda angkutan barang sebesar 35%.
Dari 62% jenis kendaraan pribadi tersebut, penggunaan sepeda motor mendominasi
pergerakan di Jl. Raya Bojonegara Arah Bojonegara, yaitu sebesar 38,2% sedangkan
sisanya yaitu 24,06% merupakan jenis kendaraan mobil pribadi. Untuk penggunaan
kendaraan jenis kendaraan mobil pribadi. Untuk penggunaan kendaraan jenis Bus besar,
yaitu sebesar 2,05%, sedangkan yang paling kecil prosentasenya adalah jenis Bus kecil
yaitu sebesar 0,28%. Untuk penggunaan angkutan barang, prosentase paling besar adalah
kendaraan jenis truk besar, yaitu sebesar 16,45%, sedangkan paling kecil adalah jenis
kendaraan Pick-up sebesar 5,24%. Penjelasan selengkapnya, tentang prosentase
penggunaan moda angkutan yang ada di Jl. Raya Bojonegara Arah Bojonegara tersebut,
dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 36
Tabel 2.13. Prosentase Jenis Kendaraan di Jl. Raya Bojonegara
Jenis Volume %
Sepeda Motor 824 38,20
Mobil Pribadi 519 24,06
Angkot 10 0,46
Bus Kecil (Eif) 6 0,28
Bus ¾ 8 0,36
Bus Besar 44 2,05
Pick Up 113 5,24
Truk Ringan 134 6,21
Truk Besar 355 16,45
Truk Gandeng 144 6,68
Total 2157 100,00
Sumber:Data Primer, 2015
b) V / C Ratio
Nisbah Volume / kapasitas (V /C ratio) adalah perbandingan antara volume lalu
lintas dengan kapasitas jalan. Semkain besar nilai V /C ratio maka menunjukkan
bahwa semakin padat pula lalu lintas pada suatu ruas jalan tertentu dengan
demikian kondisinya semakin buruk, sedangkan semakin kecil nilai V /C ratio,
maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi ruas jalan mempunyai kinerja
yang semakin baik. Nilai V / C ratio di Jl. Raya Bojonegara Kabupaten Serang di
depan lokasi Industri, dihasilkan dari pembagian volume jam puncak (VJP)
dibagi dengan besarnya kapasitas yang telah dihitung pada sub bab sebelumnya.
Perhitungan lebih lanjut tentang V / C ratio Jl. Raya Bojonegara tersebut, secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.14. V / C Ratio Ruas Jalan Terkena Dampak
Nama Ruas Jalan Kaspasitas (SMP/JAM) VJP (SMP/JAM) V/C RATIO
jl. raya Bojonegara
1349
337
0.249
Sumber:Data Primer, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 37
c) Level Of Service (LOS)
Berdasarkan karakteristik operasi Jl. Raya Bojonegara Kabupaten Serang sebagai jalan
arteri primer, maka nilai V /C ratio sebesar 0,249 Arah Bojonegara masih termasuk
dalam tabel of service LOS = A, sedangkan nilai V / C ratio 0.133 arah Puloampel juga
masih termasuk dalam level of service LOS = A.
d) Kapasitas Jalan
Untuk parameter nilai kapasitas jalan pada kondisi do something, dengan dilakukannya
penanganan manajemen dan rekayasa lalu lintas seperti yang diuraikan diatas maka
akan mengurangi gangguan samping pada jalan raya Bojonegara khususnya disekitar
kawasan internal. Adapun perhitungan kapasitas jalan pada kondisi do something
tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikuti ini.
Tabel 2.15. Perhitungan Kapasitas Jalan Raya Bojonegara Depan Jalan Akses Masuk ke
Lokasi Industri
NAMA RUAS JALAN CO FCW FCSP FCSF FCCS KAPASITAS RUAS
(SMP/JAM)
jl. raya Bojonegara 1.550 1 1 0.98 1 1.519
Sumber:Data Primer, 2015
B. Transportasi Laut
Aktivitas yang terdapat di Teluk Banten sekitar lokasi kegiatan berupa kegiatan nelayan
tangkap dan aktivitas pendudk yang menyebrang dari dan ke Pulo Panjang. Kondisi lalu
lintas pelayaran di lokasi ini didominasi oleh lalu lintas perahu nelayan, juga aktifitas kapal
barang pengangkut bahan material untuk industri yang ada disekitar perairan Teluk Banten.
Terdapat kapal yang digunakan masyarakat untuk alat transportasi penyeberangan dari
Desa Argawana ke Pulopanjang. Per 2 jam sekali kapal ini beroperasi, baik yang
memberangkatkan penumpang dari Ds.Argawana ke Pulopanjang maupun sebaliknya.
Terkait dengan proyek, jalur penyeberangan kapal-kapal ini berjarak sekitar 3-5 Km ke
calon dermaga (jetty) proyek. Di Pulopanjang terdapat 2 titik dermaga yaitu di Pasir putih
Pulopanjang (biasanya terdapat 10-15 kapal yang berlabuh) dan di Kampung peres
Pulopanjang (terdapat 30-40 kapal yang berlabuh). Jika mulai tiba musim ikan teri medan,
maka lokasi dermaga Pasir putih menjadi tempat favorit untuk menangkap ikan teri medan
dengan jumlah kapal yang berlabuh mencapai 100 kapal. Selain sebagai alat transportasi
penyeberangan, kapal juga digunakan untuk alat transportasi pengantar warga yang ingin
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 38
berwisata (memancing). Berbeda dengan jalur penyeberangan yang sudah jelas
dermaganya,titik pengantaran kapal wisata pancing adalah di seluruh area laut sekitar
proyek, sekitar Desa Argawana, dan Desa Pulopanjang.
2.2. Komponen Biologi
Survey pengamatan kondisi perairan laut di Pulau Panjang dilakukan dengan dua keadaan
berbeda, yaitu laut dalam keadaan surut dan laut dalam keadaan pasang. Observasi awal
secara keseluruhan diperoleh 4 titik lokasi yang terdapat terumbu karang. Luasan terumbu
karang di tiap titik tidak lebih dari 100 meter dan terdapat banyak Bulu babi. Sebaran
terumbu karang berada di bagian Barat – Selatan – Timur Pulau Panjang, begitu pula
dengan bagang ikan penduduk Pulau Panjang. Terdapat tambak ikan kerapu di dekat
dermaga Pulau Panjang, namun pada saat survey dilakukan tambak sedang tidak
beroperasi.
Titik pertama berada di sebelah Barat Daya Pulau Panjang, Titik kedua berada di sebelah
Selatan Pulau Panjang, Titik ketiga berada di sebelah Selatan Pulau Panjang dan titik
keempat berada di Tenggara Pulau Panjang.
2.2.1. Flora Darat
1) Flora Darat
Pada umumnya jenis tumbuhan di sekitar lokasi kegiatan merupakan tanaman budidaya,
tanaman pelindung, tanaman hias, buah buahan dan tanaman liar. Vegetasi yang terdapat di
lokasi tapak proyek sebagian besar merupakan vegetasi lahan terbuka yang ditumbuhi oleh
semak belukar serta tanaman pekarangan. Di permukiman penduduk yang paling dekat
dengan lokasi tapak proyek yaitu Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel terdapat
berbagai jenis tanaman pekarangan, antara lain: Mangga (Mangifera indica), jambu air
(Syzygium aqueum), jambu batu (Psidium guajava), dan nangka (Artocarpus integra).
Beberapa tanaman pekarangan yang berfungsi sebagai tanaman peneduh jalan, antara lain
mahoni (Swietenia mahagoni), Kembang kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Kisabun
(Filicium desipiens), waru laut (Hibiscus tiliaceus), Pinus (Pinus mercusii), dan flamboyan
(Delonix regia).
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 39
Tabel 2.16. Jenis Pohon Di Lokasi Tapak Proyek
No. Nama Daerah/Indonesia Nama Ilmiah
1 Angsana Pterocarpus indica
2 Beringin Ficus benjamina
3 Cemara Casuarina equisetifolia
4 Flamboyan Delonix regia
5 Jambu air Syzygium aqueum
6 Jambu batu Psidium guajava
7 Kelapa Cocos nucifera
8 Kembang kupu-kupu Bauhinia purpurea
9 Kersen Muntingia calabora
10 Ketapang Terminalia cattapa
11 Kisabun Filicium decipiens
12 Mahoni Swietenia mahagoni
13 Mangga Mangifera indica
14 Mengkudu Morinda citrifolia
15 Nangka Artocarpus integra
16 Kihujan Samanea saman
17 Palem raja Oreodoxa regia
18 Pepaya Carica papaya
19 Petai Cina Leucaena leucocephala
20 Pinus Pinus merkusii
21 Pisang Musa paradisiaca
22 Bintaro Cerbera manghas
23 Waru laut Hibiscus tiliaceus
Sumber: Data Primer, 2015
Selain pohon terdapat juga tanaman hias di pekarangan yang berfungsi sebagai
penghijauan dan keindahan. Selain tanaman hias terdapat juga semak dan belukar yang
tumbuh secara liar tidak ditanam, dan mengisi lahan terbuka sehingga lahan yang terbuka
tidak menjadi gersang.
Tabel 2.17. Jenis Tanaman Hias dan Semak yang Terdapat di Pekarangan Penduduk di
Sekitar Lokasi Tapak Proyek
No. Nama Daerah/Indonesia Nama Ilmiah
1 Bunga kana Canna hybrida
2 Hanjuang hijau Crodyline fruticosa
3 Hanjuang merah Crodyline terminalis
4 Jawer kotok Coleus blumei
5 Kaktus Cactus sp.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 40
No. Nama Daerah/Indonesia Nama Ilmiah
6 Kembang kertas Bougenvilla spectabilis
7 Kembang sepatu Hibiscus rosasinensis
8 Lidah buaya Aloe vera
9 Mawar Rosa hybrida
10 Oleander Nerium oleander
11 Patikan Euphorbia sp.
12 Pisang hias Heliconia sp.
13 Puring Codiaeum variegatum
14 Sinyo nakal Duranta erecta
15 Tagetes Tagetes erecta
16 Tapak dara Catharanthus roseus
17 Alang-alang Imperata cyllindrica
18 Putri malu Mimosa pudica
Sumber: Data, 2015
2) Mangrove
Mangrove hidup di daerah antara level pasang-naik tertinggi (maximum spring tide)
sampai level di sekitar atau diatas permukaan laut rata–rata (mean sea level). Mangrove
merupakan sebuah ekosistem yang mempunyai kemampuan besar. Mangrove (oleh
sebagian orang disebut sebagai bakau – yang sesungguhnya nama salah satu jenis
mangrove), hanya dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah tropis dan sebagian
subtropis. Tanaman ini ditemukan di pantai-pantai yang dangkal, estuaria, delta, dan
daerah pantai yang terlindung.
Mangrove yang ada di Pulau Panjang hampir menutupi seluruh bagian terluar pulau,
terutama dibagian barat-selatan-timur. Mangrove yang tumbuh di Pulau Panjang hanya
didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata. Ukuran mangrove rata rata berdiameter
kurang lebih 20-30 cm dan merata diseluruh lokasi.
2.2.2. Fauna
Pengumpulan data fauna dilakukan dengan penjelajahan dan pengamatan langsung pada
titik yang telah ditentukan di sekitar lokasi kegiatan. Selain melakukan pendataan secara
langsung melalui pengamatan (data primer) juga dilakukan wawancara terhadap warga
sekitar serta informasi lainnya yang dapat digunakan sebagai data sekunder untuk
melengkapi pendataan fauna yang mungkin tidak teramati secara langsung.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 41
1) Aves
Lokasi tapak proyek rencana kegiatan saat ini merupakan lahan kosong, dengan lahan
di sekitarnya dekat dengan pemukiman sekitar lokasi kegiatan. Berbagai jenis fauna
yang terdapat di tapak proyek umumnya merupakan fauna/hewan liar yang umum
ditemukan di lingkungan permukiman penduduk pesawahan dan pantai. Dari hasil
survey ditemukan bahwa sebagian besar jenis fauna yang terdapat di tapak proyek
merupakan jenis aves.
Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi tapak proyek rencana kegiatan secara
keseluruhan ditemukan sedikitnya 16 jenis burung. Umumnya merupakan burung-
burung yang umum ditemukan di daerah pesisir dan permukiman penduduk. Jenis
burung yang dominan dijumpai antara lain kuntul (Egretta sp.), burung gereja (Passer
montanus), walet Sapi (Collocalia esculenta), layang-layang batu (Hirundo tahitica).
di sekitar lokasi tapak proyek masih dapat dijumpai jenis burung remetuk laut
(Gerygone sulphurea) dan cekakak sungai (Todirhamphus chloris).
Dari sejumlah jenis burung yang ditemukan di wilayah studi, beberapa diantaranya
termasuk dalam kategori jenis satwa liar yang dilindungi Berdasarkan UU No. 5 tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan peraturan
negara Indonesia yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, antara lain cekakak sungai (Todirhamphus
chloris), burung madu sriganti (Ciniris jugularis).
Tabel 2.18. Jenis Fauna Burung di Lokasi Tapak Proyek dan Sekitarnya
No. Nama Indonesia/Daerah Nama Ilmiah Status
1 Bondol jawa Lochura leucogastroides Tidak dilindungi
2 Burung gereja Passer montanus Tidak dilindungi
3 Burung madu sriganti Nectarinia jugularis Dilindungi
4 Cabe jawa Dicaeum trochileum Tidak dilindungi
5 Cekakak sungai Todirhampus chloris Dilindungi
6 Cinenen Orthotomus sp. Tidak dilindungi
7 Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster Tidak dilindungi
8 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Tidak dilindungi
9 Kuntul kerbau Bubulcus ibis Dilindungi
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 42
No. Nama Indonesia/Daerah Nama Ilmiah Status
10 Kekeb babi Artamus leuchorynchus Tidak dilindungi
11 Layang-layang batu Hirundo tahitica Tidak dilindungi
12 Kuntul Karang Egretta sacra Tidak dilindungi
13 Remetuk laut Gerygone sulphurea Tidak dilindungi
14 Tekukur Streptopelia chinensis Tidak dilindungi
15 Walet sapi Collocalia esculenta Tidak dilindungi
16 Wiwik kelabu Cacomantis merulinus Tidak dilindungi
17 Kapinis rumah Apus affinis Tidak dilindungi
Sumber: Data Primer, 2015
Selain terdapat jenis burung liar, terdapat pula unggas domestikasi yang umum
dipelihara oleh penduduk sekitar, antara lain ayam (Gallus gallus), bebek (Anas sp.)
dan angsa (Cygnus sp.).
2) Reptilia
Jenis-jenis reptilia darat yang terinventarisasi umumnya adalah jenis-jenis yang biasa
ditemukan di permukiman penduduk sekitar lokasi tapak kegiatan, seperti kadal
(Mabuia multifasciculata), Cicak rumah (Hemidactylus frenatus), tokek (Gecko
gecko), bunglon (Bronchocela cristatella). Umumnya hewan reptil yang ditemukan
tidak termasuk satwa liar yang dilindungi.
3) Amfibi
Amfibi yang terinventarisasi umumnya adalah jenis-jenis yang mudah ditemukan di
skitar pemukiman dan ladang, seperti kodok (Bufo melanostictus) dan katak sawah
(Rana sp.). Jenis-jenis amphibia yang ditemukan disekitar wilayah studi tidak
termasuk satwa liar yang dilindungi.
2.2.3. Biota Air
Pengamatan biota air di lingkungan sekitar tapak proyek meliputi keberadaan plankton
serta benthos yang di ambil dari perairan sekitar lokasi kegiatan.
1) Plankton
Keanekaan jenis plankton meliputi dua kelompok, yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton adalah organisme renik yang bersifat nabati yang hidup melayang-layang
dalam ekosistem perairan. Organisme ini merupakan komponen biologis yang sensitif
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 43
terhadap perubahan-perubahan lingkungan. Komposisi fitoplankton dalam ekosistem
air, dapat menunjukkan tingkat kestabilan ekosistem tersebut. Oleh karena itu,
kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton dapat menggambarkan kondisi suatu
ekosistem.
Zooplankton adalah organisme renik yang bersifat hewani dan hidupnya tergantung
pada fitoplankton. Zooplankton mampu melakukan gerakan aktif dalam upaya
mempertahankan diri maupun dalam mencari makan. Kemampuan fungsional
zooplankton sangat ditentukan oleh baik kuantitas dan kualitas fitoplankton maupun
kualitas air. Hal ini disebabkan sumber utama nutrisi bagi zooplankton adalah
fitoplankton.
Dari data diperoleh, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis indeks
keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak
proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi
pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau
stabilitas komunitas biota sedang.
Odum (1975) menggolongkan tingkat pencemaran suatu perairan berdasarkan kriteria
nilai indeks keanekaan plankton (Indeks Simpson) sebagai berikut :
> 0,8 : Tercemar ringan
0,6 - 0,8 : Tercemar sedang
< 0,6 : Tercemar berat
Tabel 2.19. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Fitoplankton Di Perairan Tapak Proyek
No. Organisme Lokasi
PB – 1 PB – 2 PB – 3 PB – 4 PB – 5 PB – 6 PB – 7 PB – 8
Phytoplankton
1 Pleurosigma sp. 125 350 525
25 75 25
2 Rhizosolenia sp. 450 3.500 50 2.500 18.750 4.500 12.250 11.250
3 Rh. alata 25 1.500
250 425 100 325 2.500
4 Rh. Robusta 75 300
25 100 175 325 325
5 Rh. Shrubsolei
425
250 2.750 350 525 3250
6 Rh. Stolterfothii
25
25
50 25
7 Rh. Delicatula
25
50 225 50 75 175
8 Rh. Setigera
50
9 Rh. Hebetata
50 25 175
10 Ceratoulina sp. 25
50 50 30.000 175
11 Chaetoceros sp.
9.750
32.250 36.500 16.250 50 64.500
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 44
No. Organisme Lokasi
PB – 1 PB – 2 PB – 3 PB – 4 PB – 5 PB – 6 PB – 7 PB – 8
12 Ch. Affinis 25 100
25 50 100 200 175
13 Ch. Curvicetus
100
50
150 425
14 Ch. Pseudocrinitus
25
325 175
15 Biddulphia sp. 75 425 200 50 350 8.750
4.250
16 B. Mobiliensis
25 25
25
17 Coscinodiscus sp. 25 125 100 175 225 500 325 425
18 Climacosphenia sp. 25
200 25
25
19 Thalassiothrix sp. 75 12.000 200 25.000 117.500 6.750 71.250 32.500
20 Stanieria sp.
21 Thalassionema sp.
100
4.000 14.500
18.000 17.250
22 Leptocylindrus sp.
25 50
25 50
25
23 Nitzschia sp.
100
2.250 2.500 50 25 175
24 N. sigma
25 50
25 N. Logisima
50 25 100 250
50
26 Bacteriastrum sp.
200
275 350 250 600 500
27 Ceratium sp.
150
425
150 175
28 Ceratium furca
50
29 C. fusus
25
25
25
30 Bacillaria Faradoxa
25
175 350 100 1.050 100
31 Triceratium sp.
25 100 250 50 25
50
32 Rhabdonema sp.
25
25 25 25
33 Surirella sp.
25
34 Bellerochea sp.
25
25
35 Trichodesmium sp.
100
25
36 Cladopyxis sp.
50
25
37 Skeletonema sp.
25
25
38 Stephanopyxis sp.
25
39 Ethmodiscus sp.
50
40 Nocticula sp.
25 25
41 Navicula sp.
25 50 50
42 Hemidiscus sp.
25 25
43 Ditylum sp.
50
25 25 100 25 175
44 Shrodella sp.
25
45 Dactyliosolen sp.
100
Jumlah 925 29.375 1.600 68.225 195.175 38.650 135.925 139.075
Indeks Diversitas Shanon &
Wiener (H’) 1.72 1.579 2.12 1.315 1.247 1.59 1.353 1.606
Indeks Dominansi Simpson (D) 0,721 0,705 0,833 0,636 0,587 0,727 0,650 0,706
Sumber: Data Primer, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 45
Dilihat dari parameter keberadaan zooplankton, indeks keanekaragaman (H’) menunjukkan
bahwa perairan di sekitar tapak proyek indeks keanekaragaman zooplankton berkisar
antara 1,11 – 2,22. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi pencemaran perairan tersebut
umumnya berada pada tingkat ringan atau stabilitas komunitas biota sedang.
Tabel 2.20. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis zooplankton Di Perairan Tapak Proyek
No. Organisme Lokasi
PB – 1 PB – 2 PB – 3 PB – 4 PB – 5 PB – 6 PB – 7 PB – 8
Zooplankton
1 Balanus sp. 50 25
2 Copepoda 75
3 Centrofages sp. 450 75 75 75 100 25 25
4 Nauplii 125 75 50 175 100 50 25
5 Carycaeus sp. 350 1250 100 800 25 75
6 Macrostella sp. 125 25
7 Euterpina sp. 125 75 125 100 25 475 50 75
8 Acartia sp. 125 75 50 275 100 500 125 300
9 Eucalanus sp. 50 25
10 Tintinnopsis sp. 175 75 300 25 50 125
11 Leprotintinnus sp. 50
12 Acanthometron sp. 75 75 50 25
13 Oithona sp. 25 75 75 50
14 Paracalanus sp. 25 25 25
15 Candacia sp. 25
16 Globigerina sp. 25
17 Bivalvia 25 175 125 75
18 Gastropoda 25
19 Temora sp. 25
20 Polychaeta 25
Jumlah 1475 1775 250 925 1600 1500 600 725
Indeks Diversitas Shanon
& Wiener (H’)
1.921 1.11 1.22 1.962 1.718 1.696 2.218 1.72
Indeks Dominansi
Simpson (D)
0,817 0,486 0,66 0,831 0,702 0,762 0,871 0,763
Total Plankton 2400 31150 1850 69150 196775 40150 136525 139800
Indeks Diversitas Shanon
& Wiener (H’)
2.51 1.771 2.394 1.395 1.298 1.754 1.385 1.623
Indeks Dominansi
Simpson (D)
0,889 0,736 0,868 0,645 0,594 0,747 0,653 0,709
Sumber: Data Primer, 2015
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 46
2) Benthos
Benthos adalah organisme yang mendiami bagian dasar dari suatu perairan. Secara
umum, benthos meliputi jenis tumbuhan maupun hewan. Akan tetapi, istilah ini lebih
umum digunakan untuk kelompok hewan. Benthos hidup dari seresah bahan-bahan
organik yang ada di dasar perairan (filter feeder). Hewan ini hidup relatif menetap
(sesil) di dasar, sehingga komposisi benthos pada suatu lokasi sering dikaitkan kondisi
lingkungan dimana hewan itu hidup. Oleh karena itu, benthos adalah organisme
indikator yang digunakan sebagai kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu
perairan.Keanekaan jenis benthos di titik sampling perairan di sekitar lokasi tapak
proyek adalah sebanyak 19 jenis. Berdasarkan analisis indeks keanekaragaman
Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya kondisi perairan kisaran antara 3,05 –
7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi pencemaran perairan tersebut umumnya
berada pada tingkat ringan atau stabilitas komunitas biota sedang.
Tabel 2.21. Keanekaan Dan Kelimpahan Jenis Benthos Di Perairan Sekitar Tapak Proyek
No. Organisme Lokasi
PB – 1 PB – 3 PB – 6 PB – 7 PB – 8
Benthos
1 Veneridae sp. 8 8 8
2 Gammarus sp. 8
3 Polychaeta 8 8
4 Dentallium sp. 8 8
5 Nassaridae 24
6 Gastropoda 16
7 Turritella sp. 8
8 Nassaria sp. 16
9 Eglisia sp. 8 16
10 Terebridae 8
11 Pyramidella sp. 8
12 Mysis sp. 8 16
13 Littoraria sp. 120
14 Nassarius sp. 8
15 Balanus Improvesus 8
16 Scylla sp. 8 8
17 Timoclea sp. 40 24
18 Cerithiidae 24 8
19 Natica sp. 8
20 Mitra sp. 8
Jumlah 80 64 136 104 72
Indeks Diversitas Natica
Shanon & Wiener (H’) 1.834 1.494 0.443 1.839 1.676
Indeks Dominansi Simpson
(D) 0,82 0,75 0,214 0,792 0,790
Sumber: Data Primer, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 47
3) Ikan (Nekton)
Beberapa spesies ikan yang umum ditangkap di perairan sekitar Teluk Banten dan Laut
Jawa berdasarkan data sekunder sedikitnya terdapat 23 jenis ikan yaitu selar (Selaroides
leptolopis), layang, tembang, lemuru (Sardinella longiceps), Petek (Leognathus equulus) ,
teri (Stelophorus spp), kembung (Rastreliger branchisoma), kembung banjar (Rastreliger
kanagurta), cumi-cumi, japuh (Dassumeiris sp.) tuna (Euthynnus pelamis), kurisi,
manyung, Belanak, tengiri (Scomberomorus lineolatus), bawal (Pampus chinesis), layur
(Trichiurus sp.), rajungan, udang (Panaeous monodon), kakap (Lates sp.), cakalang
(Catswonus pelamis), Bentong (Selar crumenopthalmus) dan pari (Dasyatis sp.). Spesies
ikan yang biasa ditangkap dan diperdagangakan oleh nelayan lokal antara lain, tembang
(Sardinella fimbriata), lemuru (Sardinella longiceps), selar (Selaroides leptolepis), tuna
(Euthynnus pelamis) dan tengiri (Scomberomorus lineolatus) dan tetengkek (Megalaspis
cordyla).
Jenis ikan hias yang terdapat di lokasi merupakan ikan khas yang biasa hidup di terumbu
karang. Jenis ikan tersebut diantaranya adalah Abudefduf vagabundis, Thalassoma lunare,
Halichoeres hortulanus, Chlorurus bleekeri, Aeoliscus strigatus. Chaetodon octofasciatus.
4) Terumbu Karang dan Padang Lamun (Seagrass)
Secara umum kondisi terumbu karang di di sebelah timur Pulo panjang dalam keadaan
kurang baik, terlihat dari banyaknya rubble (patahan karang mati), tutupan alga dan
sedimen pasir serta visibility (jarak pandang) sangat terbatas kurang lebih hanya 50 cm, hal
ini disebabkan oleh gelombang dan arus sehingga sedimen berupa pasir terangkat dan
membuat air menjadi keruh.
Persentase penutupan karang keras digunakan untuk mengetahui kondisi terumbu karang di
suatu wilayah perairan laut. Kondisi terumbu karang ini ditentukan berdasarkan total
frekuensi ditemukan luas tutupan karang keras hidup. Persentase luas tutupan ditentukan
menggunakan perhitungan jumlah tiap komponen dibagi total jumlah titik dala transek
dikali 100%. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang di 4 lokasi menunjukkan hasil
kondisi terumbu karang dengan kategori sedang hingga buruk. Kondisi terumbu karang
ditentukan berdasarkan proporsi tutupan yaitu proporsi transek yang terdiri dari karang
keras hidup dengan kriteria berdasarkan KepMen LH No. 04 Tahun 2001 Tentang Kriteria
Baku Kerusakan Terumbu karang yaitu kondisi buruk 0 – 24.9 % , kondisi sedang 24 -
49.9 %, kondisi baik 50 – 74.9 % dan kondisi baik sekali 75 – 100 %.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 48
Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh nilai sebesar 47% sehingga tergolong
ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble (patahan karang mati) dan karang
mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis karang yang ditemukan adalah
Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis, Montipora capricornis, Favites
flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites cylindrical.
Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data dilakukan hanya
sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang teridentifikasi masih hidup
terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides. Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan
warna daun tidak hijau melainkan sudah berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga
oleh musim hujan dimana, pada saat musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh
air larian ke laut.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 49
Gambar 2.23. Terumbu karang yang ditemukan di Pulo Panjang
Gambar 2.24. Lokasi Sebaran terumbu Karang, Mangrove dan lamun P. Panjang
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 50
2.3. Komponen, Sosial, Ekonomi dan Budaya
Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara secara administratif berada dalam wilayah
Desa Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang. Selain Desa Argawana,
kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara juga berdekatan dengan Desa Pulopanjang,
Kecamatan Puloampel. Hal ini khususnya terkait dengan kegiatan laut perusahaan seperti
dumping area, dredging, pemeliharaan alur kapal, dan lalu lintas kapal LNG. Oleh
karenanya, wilayah studi sosial ekonomi akan difokuskan kepada masyarakat di dua desa
tersebut termasuk aktivitas nelayan sekitar.
Secara geografis Kecamatan Puloampel berada di wilayah paling utara Kabupaten Serang
dan berbatasan langsung dengan kota administrasi lain yaitu Kota Cilegon. Di sebelah
Utara dan Barat Kecamatan Puloampel berbatasan dengan Selat Sunda, di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kota
Cilegon. Sedangkan topografi permukaan daratan kecamatan ini sebagian datar dan
sebagian perbukitan.
Luas wilayah Kecamatan Puloampel adalah 41,1058 km2 yang terdiri dari 9 desa. Desa
Pulo Panjang merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 7,4 km2
atau sekitar 18% dari luas wilayah Kecamatan Puloampel. Desa Pulo Panjang berada di
Pulau Panjang terpisah dari Pulau Jawa dan terpisah dari desa-desa lainnya di Kecamatan
Puloampel. Sedangkan luas Desa Argawana sekitar 10% dari luas wilayah Kecamatan
Puloampel.
2.3.1. Kependudukan
1) Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berikut data kependudukan Desa Argawana dan Desa Pulopanjang berdasarkan data
kependudukan Kecamatan Puloampel dalam angka, 2014.
Tabel 2.22. Tabel Jumlah Penduduk
No Keterangan Desa Argawana Desa
Pulopanjang
Kecamatan
Puloampel
1 Penduduk laki-laki (Jiwa) 3.814 1.343 18.105
2 Penduduk Perempuan (Jiwa) 3.644 1.166 17.159
3 Jumlah Penduduk (Jiwa) 7.458 2.509 35.264
4 Luas Wilayah (Km2) 4,2650 7,4000 41,1058
5 Kepadatan Penduduk (jiwa per Km2) 1.749 339 857
6 Sex Ratio 105 115 106
Sumber : Puloampel dalam Angka (2015)
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 51
Berdasarkan distribusi spasial penduduk, Desa Argawana merupakan desa dengan jumlah
penduduk terbanyak di Kecamatan Puloampel yaitu mencapai 7.458 jiwa. Sebaliknya,
Desa Pulo panjang dengan total penduduk 2.363 jiwa merupakan desa yang paling sedikit
penduduknya di Kecamatan Puloampel (Puloampel dalam Angka,2014).
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menunjukan angka yang seimbang, dimana
perbedaan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh berbeda.
Kepadatan penduduk menunjukkan persebaran penduduk di suatu daerah tertentu. Dilihat
dari perbandingan antara total penduduk dengan luas wilayahnya, Desa Argawana
merupakan Desa yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan penduduk
1.749 penduduk per Km2. Sebaliknya Desa Pulopanjang merupakan daerah yang paling
jarang kepadatan penduduknya yaitu 339 peduduk per Km2.
2) Jumlah Kampung, RT, dan RW
Jumlah RT dan RW di Kecamatan Puloampel tidak berubah dari tahun 2012 sampai
saat ini yaitu 133 RT dan 46 RW. Jumlah RT dan RW terbanyak terdapat di Desa
Argawana. Dilihat dari rasio jumlah RT dan RW, di Kecamatan Puloampel rata-rata
satu RW membawahi tiga RT.
Tabel 2.23. Jumlah Kampung, RT, RW di Kecamatan Puloampel
Desa Jumlah Kampung Jumlah RW Jumlah RT Rasio RT : RW
Argawana 11 10 20 2
Banyuwangi 12 6 14 2
Margasari 6 5 15 3
Puloampel 4 3 10 3
Sumuranja 6 6 17 3
Kedungsoka 7 5 18 4
Mangunreja 2 3 11 4
Salira 5 4 16 4
Pulo Panjang 6 4 12 3
Jumlah 59 46 133 3
Sumber : Kec. Puloampel Dalam Angka, 2015
3) Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Bila dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur, dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok usia produktif dan usia non produktif. Kelompok
usia produktif adalah penduduk dengan usia 15-64 tahun, sedangkan kelompok non
produktif adalah penduduk dengan usia 0-14 tahun dan pada usia diatas 64 tahun.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 52
Tabel 2.24. Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kecamatan Pulo Ampel
Kelompok
Umur
(Tahun)
Laki-laki Perempuan Total
0–4 1.889 1.776 3.665
5–9 1.687 1.563 3.25
10–14 1.659 1.503 3.162
15–19 1.626 1.481 3.107
20–24 1.626 1.481 3.107
25–29 1.63 1.571 3.201
30–34 1.561 1.625 3.186
35–39 1.538 1.436 2.974
40–44 1.411 1.308 2.719
45–49 1.132 1.109 2.241
50–54 898 824 1.722
55–59 557 550 1.107
60–64 412 462 874
65–69 268 290 558
70–74 149 196 345
75+ 109 134 243
Jumlah 18.105 17.159 35.264
Sumber: Kecamatan Puloampel dalam Angka 2015.
Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Batas usia
kerja yang berlaku di Indonesia adalah usia 15-64 tahun (usia produktif). Berdasarkan data
di atas, nampak bahwa presentase penduduk produktif relatif cukup besar yaitu mencapai
68,73%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ketenagakerjaan di Kecamatan Puloampel
cukup besar.
Tabel 2.25. Jumlah Penduduk Kecamatan Puloampel Berdasarkan Usia Produktif
Kelompok Umur Jumlah Persentase Dependency Ration (%)
Belum Produktif
(di bawah 15 tahun)
7.152 jiwa 20,28 % 29,50%
Produktif
(15-64 tahun)
24.238 jiwa 68,73 % 34,23%
Tidak Produktif
(di atas 64 tahun)
1.146 jiwa 3,25% 4,72%
Sumber : Kecamatan Puloampel dalam Angka, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 53
Selain besarnya presentase penduduk produktif, dapat diketahui tingkat ketergantungan
penduduk (dependency ratio). Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator
demografi yang penting. Semakin tinggi persentase rasio ketergantungan suatu
daerah menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk usia
produktif untuk membiayai hidup penduduk non produktif (belum produktif dan sudah
tidak produktif lagi), demikian sebaliknya.
Berdasarkan data jumlah penduduk menurut kelompok umur, dapat diketahui rasio
ketergantungan total adalah sebesar 34,23%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja
(dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 35 orang yang belum produktif dan
dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 45,58% ini disumbangkan oleh rasio
ketergantungan penduduk usia belum produktif sebesar 29,50%, dan rasio ketergantungan
penduduk usia tidak produksi sebesar 4,72%. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk
usia produktif di Kecamatan Puloampel masih dibebani tanggung jawab akan penduduk
usia belum produktif yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab
terhadap penduduk usia tidak produktif.
4) Pendidikan
Kondisi tingkat pendidikan menunjukkan kondisi sumber daya manusia yang ada di sekitar
proyek. Berdasarkan hasil survey, pada umumnya tingkat pendidikan responden tergolong
masih rendah. Jumlah terbanyak responden berpendidikan tamat SD dan SLTP (26%),
tidak tamat SMA (13,5%), tidak tamat SD (12,5%), Lulus SMA (9,4%), tidak sekolah
(5,2%), dan pendidikan tinggi (D3 dan S1) masing-masing 2,1%. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk yang mengenyam pendidikan tinggi masih sedikit. Rendahnya tingkat
pendidikan sebagian besar responden ini berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan tingkat
keahlian yang dimiliki. Sehingga seringkali tuntutan penyerapan tenaga kerja terhadap
suatu rencana kegiatan pembangunan menjadi cukup besar.
5) Mata Pencaharian
Gambaran kondisi sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan di atas diperkuat
dengan data mengenai sumber mata pencaharian penduduk. Berdasarkan hasil survey,
berikut profil mata pencaharian responden.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 54
Tabel 2.26. Pekerjaan Responden
Pekerjaan Responden Jumlah Presentase (%)
Nelayan 37 38,5
Petani penggarap 1 1,0
Wiraswasta 12 12,5
Pedagang 9 9,4
Buruh di luar sektor
pertanian
1 1,0
Tukang 1 1,0
Lainnya 35 36,5
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel di atas, presentase mata pencaharian sebagian besar responden adalah
sebagai nelayan. Hal ini sejalan dengan kondisi mayoritas mata pencaharian penduduk di
Desa Argawana dan Pulopanjang. Berdasarkan informasi dari aparat desa setempat, sekitar
80% warga Desa Argawana adalah nelayan. Sedangkan di Desa Pulopanjang sekitar 60%
dari jumlah penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.
Selain dominasi pekerjaan sebagai nelayan, hasil survey menunjukkan jumlah responden
yang memiliki pekerjaan sampingan sangat sedikit. Hanya sekitar 1-2% responden yang
memiliki pekerjaan sampingan, di antaranya sebagai petani pemilik, wiraswasta, dan buruh
di luar sektor pertanian.
2.3.2. Tingkat Pendapatan Penduduk
Salah satu hal penting dalam aspek ekonomi penduduk adalah tingkat pendapatan
penduduk. Berdasarkan hasil survey, sebagian besar pendapatan responden di bawah UMR
Kabupaten Serang. Sekitar lebih dari 62% dari total responden, pendapatan mereka masih
di bawah Rp.2.700.000,00 (UMR Kabupaten Serang).
Tabel 2.27. Total Pendapatan Keluarga Responden
Total Pendapatan Jumlah Persentase (%)
<500.000 14 12.5
500.000-1.000.000 29 30.2
1.000.000-2.000.000 19 19.8
2.000.001-4.000.000 11 11.5
>4.000.000 23 24
Total 96 100
Sumber : Data Primer, 2016
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 55
2.3.3. Status dan Kondisi Rumah Tinggal
Hampir 85,4% responden memiliki rumah yang saat ini mereka jadikan tempat tinggal.
Terdapat 5,2% responden yang menyewa rumah, dan 9,4% masih menumpang. Umumnya
responden yang tinggal merupakan penduduk asli, sehingga rasa kepemilikan mereka
terhadap lingkungan sekitar sangat tinggi termasuk daerah sekitar proyek sehingga perlu
sosialisasi yang baik terkait keberadaan PT.NGS.
Tabel 2.28. Status Kepemilikan Rumah
Status
kepemilikan
rumah
Jumlah Persentase
(%)
Milik 82 85.4
Sewa 5 5.2
Numpang 9 9.4
Total 96 100
Sumber : Data Primer, 2016
Luas bangunan rumah responden cukup bervariasi, berkisar antara 29 meter persegi
dampai lebih dari 70 meter persegi. Namun sebagian besar (76%) responden memiliki luas
bangunan lebih dari 70 m2. Meskipun juga terdapat responden yang memiliki luas rumah
dengan luas kisaran 14-28 m2
namun hanya sedikit 3,1%. Lantai rumah responden cukup
bervariasi, terdapat rumah yang menggunakan plester (13,5%), ubin (22,9%), Keramik
(61,5%) dan masih ada responden yang rumahnya berlantaikan tanah (2,1%). Berbeda
halnya dengan jendela sebagai sirkulasi udara dan fasilitas MCK. Sebagai besar rumah
tinggal sudah memiliki jendela sebagai sirkulasi udara (93%) dan MCK pribadi di dalam
rumah (96,9%) sedangkan sisanya (3,1%) masih menggunakan fasilitas kamar mandi
umum.
Untuk fasilitas penerangan, hampir sebagian besar responden (89,6%) adalah pelanggan
PLN (Perusahaan Listrik Negara). Namun terdapat masing-masing 5,2% dari total
responden yang fasilitas penerangannya bersumber dari genset atau listrik/genset yang
disalurkan dari tetangga. Namun, tidak demikian halnya dengan saluran air PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum). Hanya 27,1% responden menggunakan fasilitas PDAM
baik untuk air minum maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya. Sedangkan sekitat
52% responden menggunakan sumur gali/ bor sebagai pemenuhan kebutuhan air sehari-
hari. Dan sisanya masih menggunakan mata air, sungai, dan kemasan air isi ulang untuk
kebutuhan minum dan kebutuhan air sehari-hari.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 56
2.3.4. Fasilitas Umum Sosial Ekonomi
Secara keseluruhan (100%) penduduk Kecamatan Puloampel adalah pemeluk agama Islam.
Sejalan dengan hal itu, fasilitas agama yang tersedia di kecamatan ini juga merupakan
fasilitas untuk menjalankan kegiatan umat Islam baik berupa masjid, mushola dan
pengajian (majlis talim) yang keberadaanya cukup merata tersebar di setiap desa/kelurahan
di Kecamatan Puloampel. Total fasiitas keagamaan (agama Islam) di Kecamatan
Puloampel sebanyak 48 masjid, 49 mushola, dan 21 majlis ta’lim.
Sarana Pendidikan di Kecamatan Puloampel terdiri dari tingkat dasar hingga menengah
atas. Dengan jumlah guru yang cukup memadai. Informasi mengenai jumlah sekolah, guru,
dan murid tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 2.29. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Untuk Setiap Tingkat Pendidikan di
Kecamatan Puloampel
Kecamatan Banyaknya Sekolah Banyaknya Guru Banyaknya Murid
SD SMP SMU SD SMP SMU SD SMP SMU
Pulo Ampel 20 3 1 193 54 29 4.171 308 37
Sumber: Kecamatan Puloampel dalam Angka 2015.
Sementara itu, fasilitas pelayanan kesehatan di Kecamatan Puloampel, meliputi
Puskesmas/Pustu, Posyandu, praktek dokter, bidan, dan lainnya. Kondisi perekonomian
penduduk Kecamatan Puloampel menurut tingkat kesejahteraan keluarga menunjukkan
keadaan yang cukup baik. Secara umum, hanya 14,50% penduduk yang masuk kategori
Pra keluarga Sejahtera (Pra KS). Hampir 38% penduduk masuk dalam kategori Keluarga
Sejahtera II (KS II) dan sisanya masuk dalam kategori Keluarga Sejahtera I, III, dan III
Plus. Meskipun demikian, presentase jumlah penduduk yang masih dalam kondisi pra
sejahtera perlu mendapat perhatian. Sehingga diharapkan dengan keberadaan proyek dapat
membantu menurunkan angka tersebut. Seperti yang diharapkan responden akan
harapan/manfaat proyek yaitu dapat meningkatkan kondisi perekonomian warga sekitar.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 57
Tabel 2.30. Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Puloampel
Tingkat Kesejahteraan
Keluarga
Kelurahan
Desas Argawana Desa Pulopanjang Kecamatan
Puloampel
Jml % Jml % Jml %
Pra Keluarga Sejahtera (KS) 221 12.88 159 20.68 1415 14.50
Keluarga Sejahtera I 292 17.02 193 25.10 1556 15.94
Keluarga Sejahtera II 576 33.57 294 38.23 3695 37.86
Keluarga Sejahtera III 450 26.22 66 8.58 2169 22.22
Keluarga Sejahtera III Plus 177 10.31 57 7.41 925 9.48
Total 1716 100 769 100 9760 100
Sumber: Kecamatan Puloampel dalam Angka 2015.
Perekonomian Berbasis Kelautan dan Perikanan
Terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove masih terdapat di sekitar perairan
Kabupaten Serang. Menurut Data Kelautan dan Perikanan dalam Angka Provinsi Banten
(2014), di perairan Kabupaten Serang, terdapat sekitar 250 ha terumbu karang, 598,5 ha
hutan mangrove, dan 424,5 ha padang lamun.
Desa Argawana dan Desa Pulopanjang merupakan desa yang statusnya merupakan desa
Pesisir selain keenam desa pesisir lainnya di Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang.
Berdasarkan data Kelautan dan Perikanan dalam Angka Provinsi Banten(2014), berikut
jenis ikan dan udang yang umumnya ditangkap oleh nelayan di Kabupaten Serang, beserta
musim dan alat tangkap yang biasa digunakan.
Tabel 2.31. Jenis, musim, dan alat tangkap ikan dan udang di Kabupaten Serang
Jenis Musim Puncak Musim Alat tangkap
Ikan Peperek, Teri,
Slanget,
Tongkol,
Tembang,
Tenggiri, Pari,
Manyung
April s.d
Oktober
Agustus s.d
September
Gillnet, Bagan,
Payang,
Jr.Udang,
Jr.Klitik,
Pancing
Udang Jerbung, Windu Sepanjang tahun -
Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 58
Tabel 2.32. Keragaan Perikanan Tangkap di Kabupaten Serang Tahun 2013
Keragaan Perikanan Satuan Jumlah
Rumah Tangga Perikanan (RTP) Buah 517
Nelayan Orang 5.115
Armada Buah 1.267
Alat Tangkap Unit 1.210
Produksi Ton 7.523
Nilai produksi 1.000 rupiah 80.200.779
Pendapatan rata-rata 1.000 ribu/org/tahun 15.673
Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015
Tabel 2.33. Jenis, musim, dan alat. Pendapatan Rata-rata Nelayan Kabupaten Serang
Tahun 2013
Nilai produksi
(Ribu Rp)
Nelayan
(orang)
Pendapatan rata-rata
(Ribu Rp/Org/Th)
Laut 77.998.228 47.779 1.632
PU 2.202.550 336 6.555
Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015
Tabel 2.34. Keragaan Perikanan Budidaya Menurut Jenis data Kabupaten Serang Tahun
2013
Keragaan Perikanan Satuan Jumlah
Rumah Tangga Perikanan (RTP) Buah 2.847
Pembudidaya Orang 2.847
Luas lahan Ha 5.821
Produksi Ton 62.537,10
Nilai produksi 1.000 rupiah 201.101.500
Pendapatan rata-rata 1.000 ribu/org/tahun 70.636
Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015
Tabel 2.35. Jenis, musim, dan alat Pendapatan Rata-rata Pembudidaya Kabupaten Serang,
Tahun 2013
Tahun 2011 2012 2013
Pendapatan 376.037,59 297.683,87 560.716,59
*Satuan : 1.000 ekor
Sumber : Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Provinsi Banten, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 59
(i) Perikanan budidaya laut sekitar proyek
Kegiatan budidaya laut yang berada di sekitar proyek terutama di sepanjang
garis pantai Pulopanjang, Kegiatan budidaya laut yang dimaksud diantaranya
adalah budidaya keramba ikan kerapu dan rumput laut. Budidaya rumput laut
berada sekitar 300 meter dari bibir pantai Pulopanjang. Hal yang perlu
diperhatikan adalah proses budidaya rumput laut cukup sensitif terhadap
kondisi salinitas air laut.
Sedangkan budidaya tambak apung (keramba ikan) berlokasi di arah barat dan
selatan Desa Pulopanjang Jumlah nelayan budidaya sekitar 10-20% dari jumlah
nelayan yang berada di Pulopanjang.
(ii) Perikanan tangkap sekitar proyek
a. Unit penangkapan ikan
Jenis kapal/perahu yang umumnya digunakan adalah perahu kayu dengan spesifikasi
sebagai berikut.
Tabel 2.36. Ukuran Perahu Nelayan sekitar Desa Argawana dan Pulopanjang
Panjang Lebar Tinggi Palkah Tahun Pembuatan Perkiraan Umur teknis
4 – 12 m 1-5 m 1,5 -6 m 2 m 1998, 2009, 2012 3-20 tahun
Sumber : survey, 2016
Alat penggerak perahu yang digunakan menggunakan 1 unit mesin dengan besar daya 20
s.d 30 PK.
Alat tangkap yang umum digunakan adalah jaring. Selain itu, nelayan juga menggunakan
pancing dan payang dengan jumlah kepemilikan alat tangkap oleh masing-masing nelayan
1-5 buah dengan ukuran jaring kisaran dari ukuran kecil hingga sedang.
Jumlah tenaga kerja atau lebih umum disebut anak buah kapal (ABK) rata-rata berjumlah
2-10 orang yang berasal dari Desa Argawana dan Desa Pulo panjang sendiri.
b. Daerah Penangkapan Ikan
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 60
Tabel 2.37. Daerah Tangkapan Ikan nelayan sekitar Desa Pulopanjang dan Argawana
Nelayan Nama
Daerah/Perairan
Jarak dari
Pantai
(jam/mil/km)
Kedalaman
(m)
Substrat
Dasar
Perairan
Desa argawana dan
Pulo
panjangPulopanjang
Pulo Kali 20 km 25 – 30 Karang
Watu Ireng 30 km 25 – 30 Karang
Maringgai 1000 20 – 25 Karang
Laut Jawa 50 m 50 Karang
Teluk Banten 30 mil 30 – 40 meter Karang,
lumpur
Sumber : survey, 2016
c. Hasil Tangkapan Ikan
Tabel 2.38.. Hasil Tangkapan Ikan
Jenis Ikan Dominan Harga Jual Per kg ( Rp)
Ikan Kue 40.000
Ikan Jenaha / Kakap 35.000
Ikan Surisi 15.000
Teri Nasi 25.000
Teri Ireng / Katak 12.000
Ikan Tongkol 15.000
Sumber : survey, 2016
d. Pendapatan nelayan
Pendapatan nelayan di lokasi sekitar proyek sebagian besar berkisar antara
Rp.500.000 sampai dengan Rp.2.000.000 per bulan. Presentase jumlah
nelayan dan pendapatannya disajukan pada tabel berikut.
Tabel 2.39. Kisaran Pendapatan nelayan di sekitar tapak proyek
Kisaran pendapatan %
<500.000 20.5
500.000-1.000.000 28.2
1.000.000-2.000.000 25.6
2.000.000-4.000.000 7.7
>4.000.000 17.9
Total 100.0
Sumber : Survey, 2016
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 61
2.3.5. Sumber Informasi Tentang Rencana Proyek
Wacana tentang pembangunan rencana proyek PT.NGS belum begitu diketahui oleh
warga. Baru sekitar 33,3% responden mengetahui rencana pembangunan proyek.
Sehingga, survey yang dilakukan juga dapat memberikan informasi mengenai rencana
pembangunan proyek bagi masyarakat sekitar. 33,3% responden yang mengetahui adanya
proyek memperoleh informasi sebagian besar berasal dari RT/RW setempat (10,4%). Hal
ini perlu menjadi perhatian untuk lebih memberikan sosialisasi kepada warga sekitar
proyek karena masih kurangnya pengetahuan terhadap proyek dan masih terbatasnya
sumber informasi.
Tabel 2.40. Sumber Info Tentang Rencana Proyek
Sumber Info Tentang Rencana Proyek Jumlah Persentase (%)
Pemerintah Daerah
Pihak pemrakarsa (PT.NGS)
Media Massa(TV,Radio,Surat Kabar)
RT/RW setempat
Tidak ada
Total
1
3
1
10
81
96
1.0
3.1
1.0
10.4
84.4
100.0
Sumber : Data Primer, 2016
2.3.6. Persepsi Mengenai Proyek
Hampir setengah jumlah responden (42,7%) mengaku bahwa perasaan mereka khawatir
setelah mengetahui tentang rencana pembangunan proyek. Namun tidak sedikit responden
(35,4%) juga mengatakan bahwa mereka merasa biasa saja. Selain itu, ada juga responden
yang merasa senang akan rencana pembangunan proyek (13,5%).
Tabel 2.41. Persepsi Tentang Rencana Proyek
Persepsi Jumlah Persentase (%)
Biasa Saja
Senang
Khawatir
Lainnya
Total
34
13
41
8
96
35.4
13.5
42.7
8.3
100.0
Sumber : Data Primer, 2016
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 62
2.3.7. Dampak Positif (Manfaat) dari Rencana Pembangunan Proyek
Mengenai manfaat yang mungkin dapat diperoleh oleh warga sekitar rencana proyek,
sebanyak 31,3% menyatakan bahwa proyek akan memberikan manfaat berupa peningkatan
ekonomi untuk masyarakat sekitar. Sedangkan 3,1% dan 2,1% lainnya berpendapat proyek
akan menyerap tenaga kerja lokal serta akan adanya pembaharuan energi dengan
didistribusikannya LNG sebagai alternatif energi. Sebanyak total 63,6% responden
mengaku belum tahu dan tidak tahu manfaat dari adanya rencana proyek.
Tabel 2.42. Dampak Positif (Manfaat) Proyek
Dampak Positif (Manfaat) Proyek Jumlah Presentase (%)
Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar
penyerapan tenaga kerja lokal
Belum tahu
Tidak Tahu
Lain-lain (Pembaruan energi, dll)
Total
30
3
47
14
2
96
31.3
3,1
49.0
14.6
2.1
100.0
Sumber : Data Primer, 2016
2.3.8. Dampak Negatif (Kerugian/Resiko) dari Rencana Pembangunan Proyek
Daerah pesisir pantai seperti Kecamatan Puloampel dan sekitarnya merupakan daerah yang
banyak terdapat industri sehingga warga sudah familiar dengan dampak negatif dari
adanya industri. Karena selama ini industri cukup memberikan andil terhadap
meningkatnya limbah di daerah sekitar, maka sebagian besar responden (25%) merasa
khawatir jika keberadaan proyek akan memberikan dampak negatif berupa limbah, selain
itu responden juga merasa khawatir keberadaan proyek akan menimbulkan ketakutan
sewaktu-waktu terjadi kecelakaan berupa ledakan gas (22,9) karena sementara ini di
pemahaman warga bahwa semua perusahaan gas identik dengan kecelakaan berupa
ledakan, bagi responden yang sebagian besar merupakan nelayan mereka khawatir jika
penghasilan mereka akan berkurang (19,8%), sedangkan 8,3% responden lainnya khawatir
jika keberadaan proyek akan menimbulkan kebisingan. Di luar kekhawatiran-kekhawatiran
tersebut masih terdapat responden yang tidak tahu kemungkinan resiko yang akan dialami
akibat adanya proyek(21,9%).
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 63
Tabel 2.43. Dampak Negatif (Resiko/Kerugian) akibat proyek
Dampak Negatif (Resiko/Kerugian) akibat
proyek Jumlah Presentase (%)
Limbah
Kebisingan
Takut (Gas Meledak)
Berkurang penghasilan
Tidak Tahu
Lain lain
Total
24
8
22
19
21
2
96
25.0
8.3
22.9
19.8
21.9
2.1
100.0
Sumber : Data Primer, 2016
2.3.9. Saran
Saran yang diberikan warga bagi berbagai kemungkinan risiko yang menurut warga
mungkin muncul juga cukup beragam. Saran yang cukup banyak disampaikan oleh warga
adalah peningkatan kepedulian terhadap masyarakat lokal baik berupa bantuan sosial serta
prioritas tenaga kerja lokal (22,9%). Selain itu, sebanyak 34,4% warga berharap perlu
adanya sosialisasi kepada nelayan terkait kegiatan yang akan dilakukan di sekitar dermaga
dan lokasi dumping area. Sosialisasi ini sangat penting bagi nelayan agar tidak terjadi
kesalahfahaman. Warga juga berharap dengan adanya kegiatan PT.NGS tetap menjaga
keamanan dan ketertiban di daerah sekitar proyek (4,2%). Seperti yang telah disebutkan
bahwa responden belum banyak yang mengetahui akan rencana proyek, maka responden
belum/tidak bisa memberikan saran terkait proyek (32,3%).
Tabel 2.44. Saran Terhadap Rencana Proyek
Saran Jumlah Persentase (%)
Tingkatkan Sistem keamanan
Tingkatkan kepedulian terhadap masyarakat
lokal (Kesejahteraan,prioritas tenaga kerja
lokal)
Sosialisasi ke nelayan
Tidak Tahu
Belum tahu
lain-lain
Total
4
22
33
22
9
6
96
4.2
22.9
34.4
22.9
9.4
6.3
100.0
Sumber : Data Primer, 2016
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 64
2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat
2.4.1. Aspek Kesehatan Masyarakat
Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara mempengaruhi kesehatan
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan terutama penduduk di Desa Argawana, Kecamatan
Puloampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Penyusunan AMDAL kesehatan
masyarakat didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.124 Tahun 1997 tentang
Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL. Dalam
peraturan tersebut, aspek kesehatan masyarakat yang akan ditelaah diantaranya sebagai
berikut:
1) Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan
dan berpengaruh terhadap kesehatan;
2) Proses dan potensi terjadinya pemajanan;
3) Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit;
4) Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko;
5) Sumber daya kesehatan;
6) Kondisi sanitasi lingkungan.
Mengacu pada peraturan tersebut, maka kondisi kesehatan masyarakat disekitar lokasi
Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara digambarkan berdasarkan
parameter yang telah disebutkan di atas.
1) Parameter Lingkungan Yang Diperkirakan Terkena Dampak
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari kegiatan Rencana
Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara terhadap kesehatan adalah:
a) Parameter Kimia : Parameter kimia meliputi kandungan pencemar dalam udara
meliputi, CO, SO2, NO2, debu (TSP) dll. Parameter kimia dalam air meliputi BOD
(Biochemical Orxygen Demand), logam berat, pH dll.
b) Parameter Fisik : parameter fisik dalam air permukaan meliputi warna, rasa, bau,
kekeruhan, total padatan tersuspensi (TSS), dll. Parameter fisik dalam udara meliputi
kebisingan.
c) Parameter Biologi Parameter biologi dalam air meliputi ada atau tidaknya bahan
organik/mikroorganisme seperti bakteri E. coli dan virus. Parameter biologi lainnya
juga ditunjukkan dengan adanya hewan penyebab penyakit (vektor penyakit) seperti
nyamuk, lalat, tikus, kecoa dan cacing parasit.
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 65
d) Parameter Sosial Parameter sosial yang dimaksud adalah adanya kehadiran orang
dari luar lokasi seperti tenaga kerja yang membawa potensi penyakit tersendiri dan
beresiko dalam penularan penyakit.
2) Proses dan Potensi Terjadinya Pemajanan
Pada kegiatan Rencana Pembangunan LNG Receiving Terminal Bojonegara, pemajanan
atau pemaparan terjadi secara langsung dan tidak langsung. Pemajanan secara langsung
dapat terjadi melalui berbagai aktivitas kontruksi dan operasional seperti meningkatnya
kadar debu, pencemaran air, kebisingan, zat-zat kimia yang terkandung melalui media air
dan udara dan adanya peningkatan vektor penyakit. Pemajanan langsung melalui air dan
udara dapat mengenai pekerja dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi
kegiatan. Pemajanan tidak langsung adalah pemajanan yang terjadi akibat peningkatan
kegiatan dimana gangguan kesehatan masyarakat yang terjadi merupakan akibat dari
turunnya kondisi sanitasi lingkungan, perubahan pola penyakit dan pola perilaku hidup
sehat masyarakat. Potensi terjadinya pemajanan ini biasanya relatif lebih besar, mengingat
proses ini melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar dan terjadi dalam waktu yang
relatif lama. Selain itu, terbatasnya tingkat pengetahuan masyarakat menyebabkan
masyarakat belum tentu mampu mempersiapkan diri secara baik terhadap dampak
pemajanan yang yang terjadi. Proses maupun potensi terjadinya pemajanan (pemaparan)
yang terjadi pada seseorang hingga mengganggu kesehatannya dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu agent (bibit sumber penyakit), host (manusia) dan environment (lingkungan).
Ketiga faktor tersebut dikenal The Traditional (Ecological) Model. Keseimbangan antara
host dan agent yang didukung dengan kondisi lingkungan yang baik sangat diperlukan
untuk mencapai kesehatan masyarakat yang diinginkan. Gangguan kesehatan terjadi saat
agent meningkat sedangkan daya tahan tubuh host dan kondisi lingkungan menurun.
3) Potensi Besarnya Resiko Penyakit
Potensi besarnya dampak atau terjadinya penyakit tercermin dalam beberapa angka
kesakitan oleh beberapa jenis pola penyakit yang diderita oleh masyarakat wilayah studi.
Kondisi sanitasi lingkungan yang terkena dampak kegiatan ditambah dengan faktor
kependudukan setempat, perilaku hidup sehat masyarakat, dan sarana prasarana kesehatan
yang tersedia akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Di
Puskesmas Puloampel, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
penyakit yang paling banyak diderita penduduk. Penyakit berbasis lingkungan lainnya
yang sering ditemui adalah batuk, penyakit kulit dan diare.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 66
Tabel 2.45. Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Puloampel
No. Jenis Penyakit Jumlah Pasien
2013 2014 2015
1 ISPA 380 2716 3089
2 Myalgia 265 943 1677
3 Batuk 202 919 1405
4 TB. Paru 195 481 415
5 Dermatitis 97 553 1051
6 Hipertensi 86 448 718
7 Tukak Lambung 57 317 360
8 Gigi 49 326 336
9 Diare 83 316 347
10 Artritis 60 564 227
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Puloampel (2015)
Berdasarkan hasil survey di Desa Argawana dan Desa Pulo Panjang, diketahui bahwa pada
umumnya kondisi kesehatan responden dalam keadaan sehat (tidak sakit) sebesar 66,7%
sedangkan jenis penyakit yang umumnya diderita adalah gangguan pernapasan (12,5%),
gatal-gatal (10,4%) dan Demam Berdarah (DBD) (1%).
Tabel 2.46. Jenis Penyakit yang Diderita Responden
Jenis Penyakit Frekuensi Presentase (%)
Gangguan pernapasan 12 12.5
Gatal-gatal 10 10.4
DBD 1 1.0
Penyakit lainnya 9 9.4
Tidak sakit 64 66.7
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Sejalan dengan responden, anggota keluarga responden juga dalam keadaan sehat (tidak
sakit) sebesar 86,5% sedangkan jenis penyakit yang umumnya diderita adalah gangguan
pernapasan (2,1%), gatal-gatal (1%) dan Demam Berdarah (DBD) (1%).
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 67
Tabel 2.47. Jenis Penyakit yang Diderita Anggota Keluarga
Jenis Penyakit Frekuensi Presentase (%)
Gatal-gatal 1 1.0
DBD 1 1.0
Pernapasan 2 2.1
Penyakit lain 9 9.4
Tidak Sakit 83 86.5
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
4) Karakteristik Penduduk Yang Beresiko
Penduduk yang beresiko terkena pemajanan dari air adalah penduduk sekitar areal lokasi
kegiatan terutama yang penduduk yang tinggal dekat dengan badan air.
Penduduk yang beresiko terkena pemajanan dari udara adalah penduduk yang berada di
timur dan selatan lokasi kegiatan karena arah angin dominan berasal dari arah barat dan
utara. Penduduk yang beresiko merupakan penduduk kategori usia non-produktif terdiri
atas kelompok usia 0-14 tahun dan ≥ 65 tahun.
5) Sumber Daya Kesehatan
Kondisi kesehatan suatu masyarakat tergantung pada sumber daya kesehatan di wilayah
tersebut. Di Kecamatan Puloampel, sarana kesehatan yang tersedia meliputi puskesmas,
puskesmas pembantu (pustu), poskesdes dan polindes.
Tabel 2.48. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kecamatan Puloampel Tahun 2015
No. Sarana dan Prasarana Jumlah Unit
1. Puskesmas 1
2. Pustu 2
3. Poskesdes 2
3. Polindes 2
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Puloampel 2015
Kehadiran tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya juga turut mendukung kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan
Puloampel. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia terutama dokter dan perawat masih
rendah bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Puloampel yang
mencapai 35.264 orang. Hal ini dapat menjadi salah satu hambatan dalam pelayanan
kesehatan di wilayah studi.
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 68
Tabel 2.49. Tenaga Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Puloampel Tahun 2015
No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
1. Dokter Umum 1
2. Dokter Gigi 1
3. Perawat 4
4. Bidan 16
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Puloampel 2015
Di Kecamatan Puloampel, puskesmas memegang perang penting dalam pelayanan
kesehatan di sekitar lokasi kegiatan. Hal ini juga dibenarkan oleh responden yang
menyebutkan bahwa puskesmas dan rumah sakit menjadi tujuan berobat utama mereka
pada saat sakit.
Tabel 2.50. Tujuan Berobat Responden
Tujuan Berobat Frekuensi Presentase (%)
Dokter 2 2.1
Rumah sakit 11 11.5
Puskesmas 13 13.5
Pustu 1 1.0
Mantri 5 5.2
Tidak Sakit 64 66.7
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Keberadaan mantri kesehatan dan dukun juga berperan besar dalam pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah studi. Mantri kesehatan dan dukun dipilih oleh responden dan
anggota keluarga sebagai tujuan pengobatan.
Tabel 2.51. Tujuan Berobat Anggota Keluarga
Tujuan Berobat Frekuensi Presentase (%)
Dokter 2 2.1
Rumah Sakit 4 4.2
Puskesmas 4 4.2
Mantri 1 1.0
Dukun 1 1.0
Lainnya 1 1.0
Tidak Sakit 83 86.5
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 69
2.4.2. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan cerminan kondisi kesehatan lingkungan hidup secara fisik,
baik di dalam tapak proyek maupun lingkungan sekitarnya. Kondisi kesehatan lingkungan
secara fisik dicerminkan melalui penyediaan sarana sanitasi seperti penyediaan air bersih,
pengelolaan sampah, MCK, perumahan dan lain-lain. Sanitasi lingkungan yang baik akan
mempengaruhi resiko gangguan kesehatan lingkungan akibat suatu kegiatan. Pada
akhirnya, sanitasi lingkungan yang baik akan mendukung kesehatan masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan.
1) Perumahan/ Pemukiman
Pengertian rumah sehat menurut Permenkes No. 829 Tahun 1999 adalah kondisi fisik,
kimia, dan biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Syarat perumahan yang sehat
diantaranya adalah rumah yang dilengkapi dengan sarana air bersih, sarana pembuangan
air limbah, sirkulasi udara yang baik, penerangan yang cukup dan bagian ruang yang tidak
lembab dan tidak terpengaruh pencemaran.
Berdasarkan hasil survey dan data yang diperoleh diketahui bahwa kondisi pemukiman
warga lokal cukup memadai dengan konstruksi rumah sebagian besar penduduk sudah
dilengkapi dengan tembok, lantai keramik, fasilitas MCK yang telah tersedia di tiap rumah,
penerangan dan sirkulasi udara yang baik di dalam rumah. Hal ini menggambarkan
kesehatan lingkungan rumah penduduk yang tergolong cukup baik.
Berdasarkan keterangan responden, diketahui bahwa 61,5 % responden telah menggunakan
keramik pada lantai rumah mereka, sedangkan sisanya masih menggunakan ubin (22,9%),
plesteran (13,5%) dan tanah (2,1%).
Tabel 2.52. Tipologi Lantai
Tipologi Lantai Frekuensi Presentase (%)
Tanah 2 2.1
Plesteran 13 13.5
Ubin 22 22.9
Keramik 59 61.5
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Untuk dinding rumah, 87,5% responden menjawab bahwa rumah mereka sudah
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 70
menggunakan tembok, sedangkan sisanya masih menggunakan kayu/bambu (7,3%) dan
setengah tembok (5,2%).
Tabel 2.53.Tipologi Rumah
Tipologi Rumah Frekuensi Presentase (%)
Tembok 84 87.5
Kayu/bambu 7 7.3
Setengah tembok 5 5.2
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Selain tipologi rumah dan lantai, penerangan dan sirkulasi rumah juga menjadi hal yang
harus diperhatikan sebagai syarat rumah sehat. Hasil survey menunjukkah bahwa 89,6%
rumah responden dilengkapi listrik PLN sebagai sumber penerangan sedangkan sisanya
menggunakan genset baik milik pribadi (5,2%) maupun listrik/genset miliki tetangga
(5,2%.
Tabel 2.54. Sumber Penerangan Rumah
Sumber Penerangan Frekuensi Presentase (%)
Listrik PLN 86 89.6
Genset 5 5.2
Listrik/Genset dari
tetangga
5 5.2
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Untuk sirkulasi udara di rumah, sebagian besar rumah responden, yaitu 96,9% sudah
dilengkapi dengan jendela sedangkan sisanya (3,1%) belum dilengkapi jendela atau
ventilasi udara yang cukup.
Tabel 2.55. Sirkulasi Udara di Rumah
Ketersediaan
Jendela/Sirkulasi Udara Frekuensi Presentase (%)
Ada 93 96.9
Tidak Ada 3 3.1
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 71
Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa lebih dari 88% rumah penduduk telah
dilengkapi dengan MCK pribadi di dalam rumah. Hanya sebagian kecil responden yang
masih menggunakan MCK bersama di luar rumah mereka.
Tabel 2.56. MCK untuk Keperluan Mandi
Jenis MCK (Mandi) Frekuensi Presentase (%)
Pribadi di dalam rumah 87 90.6
Pribadi di luar rumah 6 6.3
Umum 3 3.1
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Tabel 2.57. MCK untuk Keperluan Cuci
Jenis MCK (Cuci) Frekuensi Presentase (%)
Pribadi di dalam rumah 85 88.5
Pribadi di luar rumah 6 6.3
Umum 5 5.2
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Tabel 2.58. MCK untuk Keperluan Kakus
Jenis MCK (Kakus) Frekuensi Presentase (%)
Pribadi di dalam rumah 87 90.6
Pribadi di luar rumah 5 5.2
Umum 4 4.2
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
2) Pengelolaan Sampah
Jenis pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat akan berpengaruh terhadap
kesehatan lingkungan terkait dengan potensi timbulnya sumber penyakit dari sampah yang
tidak dikelola atau residu dari sampah yang dikelola. Untuk kesehatan tempat tinggal,
limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran
terhadap permukaan tanah dan air tanah.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, diketahui bahwa masyarakat pada umumnya
membuang sampah ke tempat sampah sebesar 41,7%, menimbun/membakar sampah di
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 72
halaman rumah/kebun sebesar 9,4%, membuang sampah ke sungai/saluran drainase
sebesar 4,2% dan membuang sampah ke TPS sebesar 3,1%. Hal ini menunjukkan bahwa
dari segi pengelolaan sampah, penduduk di sekitar kegiatan beresiko terhadap gangguan
kesehatan karena masih banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik dan bahkan
meninggalkan residu bagi lingkungan.
Tabel 2.59. Sistem Pengelolaan Sampah
Jenis Pengelolaan Sampah Frekuensi Presentase (%)
Dibuang ke Tempat
Sampah
40 41.7
Ditimbun/Dibakar di
Halaman/Kebun
9 9.4
Dibuang ke
Sungai/Selokan/Got
4 4.2
Dibuang ke TPS 3 3.1
lainnya 40 41.7
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
3) Saluran pembuangan air limbah
Kondisi saluran pembuangan limbah akan berpengaruh pada kesehatan lingkungan akibat
ada tidaknya ceceran, rembesan, atau genangan limbah cair yang berpotensi sebagai
sumber penyakit. Dari hasil survey yang dilakukan, diketahui bahwa responden sebesar
80,2% telah melakukan pengolahan limbah cair dengan pembuatan septic tank. Responden
lainnya masih membuang limbahnya langsung ke kolam sebesar 11,5%, sungai/saluran
drainase sebesar 7,3% dan cubluk sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi
pembuangan limbah, lokasi kegiatan beresiko terhadap gangguan kesehatan lingkungan
karena masih ada limbah cair yang tidak dikelola dengan baik.
Tabel 2.60. Sistem Pembuangan Air Limbah
Jenis Saluran Pembuangan
Air Limbah Frekuensi Presentase (%)
Septic tank 77 80.2
Kolam 11 11.5
Cubluk 1 1.0
Selokan/Sungai 7 7.3
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
PT. NGS BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 73
4) Penyediaan Air Bersih
Akses masyarakat terhadap air bersih berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
Ketersediaan air bersih dari segi kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap
perkembangan dan penyebaran penyakit di masyarakat. Dari hasil survey diketahui bahwa
masyarakat wilayah studi saat ini menggunakan air dari enam sumber berbeda pada musim
kemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau penduduk mengandalkan sumber air
minum/masak dari sumur gali sebesar 47,9%, PDAM sebesar 27,1%, sumur bor sebesar
9,4% dan air isi ulang sebesar 9,4%.
Tabel 2.61. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Kemarau)
Sumber Air Frekuensi Presentase (%)
Sumur Gali 46 47.9
Sumur Bor 9 9.4
Mata Air 1 1.0
Sungai 1 1.0
PDAM 26 27.1
Air Isi ulang 9 9.4
Air Kemasan 4 4.2
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Pada musim hujan, penduduk masih menggunakan sumber air yang sama dengan
presentase yang hampir sama pula dengan sumber air yang digunakan pada musim
kemarau, hanya saja ketersediaan air dari sungai digantikan oleh air hujan. Sumur gali
masih memegang peran utama sebagai sumber air minum. Hal ini menunjukkan bahwa
dari segi penyediaan air bersih, penduduk masih bergantung pada air tanah dan sungai
sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat beresiko terhadap gangguan kesehatan
terutama apabila terjadi penurunan kualitas air.
Tabel 2.62. Sumber Air untuk Minum/Masak (Musim Hujan)
Sumber Air Frekuensi Presentase (%)
Sumur Gali 39 40.6
Sumur Bor 10 10.4
Mata Air 2 2.1
PDAM 17 17.7
Air Hujan 1 1.0
Air Kemasan 27 28.1
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
II - 74
Penyediaan air bersih selain dimanfaatkan untuk keperluan minum dan memasak, juga
diperuntukkan untuk keperluan mandi dan cuci. Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa
pada musim hujan penduduk menggunakan air untuk mandi dan cuci yang bersumber dari
sumur gali sebesar 45,8%, sumur bor sebesar 16,7% dan air hujan sebesar 37,5%.
Tabel 2.63. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Hujan)
Sumber Air Frekuensi Presentase (%)
Sumur gali 44 45.8
Sumur Bor 16 16.7
Air Hujan 36 37.5
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
Pada musim kemarau, sumur bor dan sumur gali masih digunakan oleh penduduk sebagai
sumber air untuk mandi/cuci. Hal yang membedakan dengan musim hujan adalah
penggantian air hujan dengan PDAM sebagai sumber air.
Tabel 2.64. Sumber Air untuk Mandi/Cuci (Musim Kemarau)
Sumber Air Frekuensi Presentase (%)
Sumur Gali 47 49.0
Sumur Bor 15 15.6
PDAM 34 35.4
Total 96 100.0
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015
2.5. Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek
Kegiatan lain yang berdekatan dengan lokasi proyek adalah pemukiman Desa Argawana
dan industri serta pelabuhan penyebrangan masyarakat ke Pulau panjang. Kegiatan di
sekitar proyek lainnya adalah adanya budidaya rumput laut dan penangkapan ikan
khususnya di daerah sekitar Pulopanjang. Kegiatan tersebut selain dapat terkena dampak
dari kegiatan proyek juga dapat saling memperkuat (sinergis) terhadap dampak sejenis
yang ditimbulkan oleh masing-masing kegiatan tersebut dalam hal penanggulangan
dampak, serta akan terjadi akumulasi dampak bila dampak dari terjadi tidak dikelola
dengan baik.
106°10'0"E
106°10'0"E
106°9'0"E
106°9'0"E
106°8'0"E
106°8'0"E
106°7'0"E
106°7'0"E
106°6'0"E
106°6'0"E5
°54
'0"S
5°5
4'0
"S
5°5
5'0
"S
5°5
5'0
"S
5°5
6'0
"S
5°5
6'0
"S
5°5
7'0
"S
5°5
7'0
"S
5°5
8'0
"S
5°5
8'0
"S
PT. DUTA SUGAR INTERNATIONAL
PLTGU CILEGON
PULAU PANJANG
PT. CILEGON FABRICATORS
TAPAK PROYEK
PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING
TERMINAL BOJONEGARA
Gambar 2.25:
SITUASI SEKITAR
Sumber:
Google Earth, Tahun 2015
Coordinate System: GCS WGS 1984Datum: WGS 1984Units: Degree
1 0 10.5 Km
1:35,000Skala:.Orientasi Peta:
Keterangan:
Tapak Proyek
107°0'0"E
107°0'0"E
106°30'0"E
106°30'0"E
106°0'0"E
106°0'0"E
105°30'0"E
105°30'0"E
105°0'0"E
105°0'0"E
6°0
'0"S
6°0
'0"S
6°3
0'0
"S
6°3
0'0
"S
7°0
'0"S
7°0
'0"S
II - 75
PLTGU CILEGON
PT.COLEGON FABRICATORS
LOKASI KEGIATAN
PT.DUTA SUGAR INTERNATIONAL
PEMUKIMAN
LOKASI KEGIATAN
PULAU PANJANG
II - 76
TELUK BANTEN
Keterangan:
Desa
Jalur_LNGC
Jalan
Sungai
Wilayah_Pengerukan
Jetty
Batas Wilayah Studi
Permukiman
Hutan Lahan Kering
Perkebunan
Semak Belukar
Alang-alang
Sawah
Lokasi Kegiatan
106°30'0"E
106°30'0"E
106°0'0"E
106°0'0"E
105°30'0"E
105°30'0"E
105°0'0"E
105°0'0"E
6°0
'0"S
6°0
'0"S
6°3
0'0
"S
6°3
0'0
"S
7°0
'0"S
7°0
'0"S
Titik Sampling:
MATERIAL Events
ÔÕ AIR
!! Kebisingan
!A Benthos
8 Sampling Udara
&* Transportasi
ù Sosekbud
Dumping-Area
Orientasi Peta:
. 1:60,000Skala:
1.5 0 1.50.75 Km
- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000
Sumber:
PETA SAMPLING
Gambar 2.26.:
ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL
BOJONEGARA
PT. NUSANTARA GAS SERVICES
BEJI
DUKUH
CANDI
PERES
BLACU
RAGAS
WADAS
BARAK
KEPUH
SEMPU
KRAKAL
CIPEDE
BAKREI
JEMPIT
SITONG
PABEAN
CIBAGA
SALIRA
KENTIR
NYAMUK
BANJAR
CIAKAR
KIAMAR
JURANG
TALANG
CIKADU
KADONG
PABEAN
MASIGIT
G. GEDE
CIWARGA
G. IPIK
PENYAIR
BAKELORMERAPIT
PECINAN
MANGLID
CIKEBEL
MASIGIT
G. PEDA
P. KALI
G. KISK
CI KADU
KEBALEN
CIMAUNG
TANGGUL
CI BAKO
TANJUNG
KEPATEN
SEMBOJA
BERIGIL
BUKARAYA
G. JENGI
PAKUNCEN
CI PETEY
SUKADIRI
CINANGSI
G. PEUTE
PAKUNCEN
KEDURUNG
P. KUBUR
GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT
TG. KOPO
GONDARAN
CI KEBEL
GIRISAPA
ARGAWANA
UKIRSARI
G. SALAK
CIBUNTEL
PULOKALI
CI KOHOT
WADASARI
KERNADEN
SILODONG
CI RAGAS
CI MAUNG
KEDAWUNG
KOTABUMI
SUMURGEDE
PULOAMPEL
SUMURANJA
SOLOR LOR
SUMURWATU
KALIGANDU
P. SALIRA
MEKARSARI
MARGAGIRI
CI NANGKA
CI KUBANG
G. KEMBAR
TENGGULUN
PENGORENG
G. SANTRI
PANGRANGO
RAGASWATU
NURULIMAN
DARULIMAN
TG. PIATU
CIRANGGON
WANAKERTA
G. KUYANG
KERTASANA
G. KRUENG
CI NANGSI
TG. PUYUT
SUMURASEM
SUMURANJA
TENGKURAK
P. TARAHAN
KEDUNGSOKA
G. KEDEPEL
G. TANJUNG
G. CIRAWAN
BOJONEGARA
KUBANGLELE
G. SERDANG
PASIRPUTIH
PLOSOAMPEL
KEDUNGSOKA
KALILANANG
SUMURWUNGU
RAGASAURAN
BANYUWANGI
PURWAKARTA
TG. AWURAN
KALI CANDI
PANYESEPAN
MANGUNREJA
BATULAWANG
CI RANGGON
KUBANGKEPUH
KUBANGLABAN
CI CARINGIN
PASARBUNDER
PULOPANJANGPENGARENGAN
KEDUNGINGAS
KARANGDALAM
G. GIRISAPA
TEGALBUNDER
KALI GEDONG
PANGARENGANJEMPITSAWAH
LANGON TIGA
KOTAKMALANG
NANGKABUBUR
CI GONDARAN
KARANGKEPUH
BUJANGBAROS
DUKUHMALANG
KAMPUNGPASAR
CIKUBANG DUA
G. PIATU DUA
KEJANGKUNGAN
GEMPOL KULON
LEUWEUNGSAWO
KARANGTENGAH
CIKEBEL ATAS
TANJUNGSAWAH
KUBANGLAMPIT
GEMPOL WETAN
CIORAGINGGANG
PULAU PANJANG
KALIKERANJANG
CIKEBEL BAWAH
SALIRA TENGAH
CIKUBANG LIMA
G. PIATU SATU
KEMBANGTANJUNG
SALIRAWARINGIN
SUMURANJA UTARA
KAMPUNGLUMALANG
SUMURANJA TENGAH
106°10'0"E
106°10'0"E
106°8'0"E
106°8'0"E
106°6'0"E
106°6'0"E
106°4'0"E
106°4'0"E
5°5
2'0
"S5°5
4'0
"S5°5
6'0
"S5°5
8'0
"S
5°5
2'0
"S5°5
4'0
"S5°5
6'0
"S5°5
8'0
"S
Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan
Pengambilan Sampel Kualitas Air dan Biota Air
Perairan Teluk Banten
Akses Masuk Lokasi Kegiatan (Eksisting)
Kondisi lahan Saat Ini
Penduduk Desa Pulo Panjang Jetty Eksisting
Foto Rona Lingkungan Lokasi Kegiatan
II - 77
LOKASI KEGIATAN
Lokasi Kegiatan
TELUK BANTEN
Keterangan:
Desa
Jalan
Sungai
Jetty
Permukiman
Hutan Lahan Kering
Perkebunan
Semak Belukar
Alang-alang
Sawah
106°30'0"E
106°30'0"E
106°0'0"E
106°0'0"E
105°30'0"E
105°30'0"E
105°0'0"E
105°0'0"E
6°0'0
"S
6°0
'0"S
6°30
'0"S
6°3
0'0
"S
7°0
'0"S
7°0
'0"S
Orientasi Peta:
. 1:60,000Skala:
1.5 0 1.50.75 Km
- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-632 Cipocokjaya, Skala 1:25.000- Peta RBI BAKOSURTANAL, Lembar 1109-641 Kragilan, Skala 1:25.000
Sumber:
ANDALRENCANA KEGIATAN LNG RECEIVING TERMINAL
BOJONEGARA
PT. NUSANTARA GAS SERVICES
BEJI
DUKUH
CANDI
PERES
BLACU
RAGAS
WADAS
KEPUH
SEMPU
KRAKAL
CIPEDE
BAKREI
JEMPIT
SITONG
PABEAN
CIBAGA
SALIRA
KENTIR
NYAMUK
BANJAR
CIAKAR
KIAMAR
JURANG
TALANG
CIKADU
KADONG
PABEAN
MASIGIT
G. GEDE
CIWARGA
G. IPIK
PENYAIR
BAKELORMERAPIT
PECINAN
MANGLID
CIKEBEL
MASIGIT
G. PEDA
P. KALI
G. KISK
CI KADU
KEBALEN
CIMAUNG
TANGGUL
CI BAKO
TANJUNG
KEPATEN
SEMBOJA
BERIGIL
BUKARAYA
G. JENGI
PAKUNCEN
CI PETEY
SUKADIRI
CINANGSI
G. PEUTE
PAKUNCEN
KEDURUNG
P. KUBUR
GRENYANGBUNTALANG. PEDES P. SEMUT
TG. KOPO
GONDARAN
CI KEBEL
GIRISAPA
ARGAWANA
UKIRSARI
G. SALAK
CIBUNTEL
PULOKALI
CI KOHOT
WADASARI
KERNADEN
SILODONG
CI RAGAS
CI MAUNG
KEDAWUNG
KOTABUMI
SUMURGEDE
PULOAMPEL
SUMURANJA
SOLOR LOR
SUMURWATU
KALIGANDU
P. SALIRA
MEKARSARI
MARGAGIRI
CI NANGKA
CI KUBANG
G. KEMBAR
TENGGULUN
PENGORENG
G. SANTRI
PANGRANGO
RAGASWATU
NURULIMAN
DARULIMAN
TG. PIATU
CIRANGGON
WANAKERTA
G. KUYANG
KERTASANA
G. KRUENG
CI NANGSI
TG. PUYUT
SUMURASEM
SUMURANJA
TENGKURAK
WATESTELU
P. TARAHAN
KEDUNGSOKA
G. KEDEPEL
G. TANJUNG
G. CIRAWAN
BOJONEGARA
KUBANGLELE
G. SERDANG
PASIRPUTIH
PLOSOAMPEL
KEDUNGSOKA
KALILANANG
SUMURWUNGU
RAGASAURAN
BANYUWANGI
PURWAKARTA
TG. AWURAN
KALI CANDI
PANYESEPAN
MANGUNREJA
BATULAWANG
CI RANGGON
KUBANGKEPUH
KUBANGLABAN
CI CARINGIN
PASARBUNDER
PULOPANJANGPENGARENGAN
KEDUNGINGAS
KARANGDALAM
G. GIRISAPA
TEGALBUNDER
CIORA WETAN
KALI GEDONG
PANGARENGANJEMPITSAWAH
LANGON TIGA
KOTAKMALANG
NANGKABUBUR
CI GONDARAN
KARANGKEPUH
BUJANGBAROS
DUKUHMALANGKAMPUNGPASAR
CIKUBANG DUA
G. PIATU DUA
KEJANGKUNGAN
GEMPOL KULON
LEUWEUNGSAWO
KARANGTENGAH
CIKEBEL ATAS
TANJUNGSAWAH
KUBANGLAMPIT
GEMPOL WETAN
CIORAGINGGANG
PULAU PANJANG
KALIKERANJANG
CIKEBEL BAWAH
SALIRA TENGAH
CIKUBANG LIMA
G. PIATU SATU
KEMBANGTANJUNG
SALIRAWARINGIN
SUMURANJA UTARA
KAMPUNGLUMALANG
SUMURANJA TENGAH
Jalur Transportasi Nelayan
Lokasi Pengambilan Ikan
Letak Keramba
Jalur Pelayaran
FISHING LINE
II - 78
Gambar 2.28.:
Daerah Ditemukan Terumbukarang
Daerah Terumbu Karang
Mangroove
Rumput Laut
Bagan
BAB IIIPRAKIRAAN DAMPAK PENTING
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 1
BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Untuk memprakirakan perubahan kualitas lingkungan, digunakan metoda yang berlaku
pada masing-masing aspek lingkungan yang ditelaah dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan eksisting dan dengan adanya kegiatan LNG Rceiving Terminal Bojonegara.
Metoda prakiraan besaran dampak dilakukan baik dengan cara informal maupun cara
formal. Cara formal dilakukan dengan menggunakan formula tertentu, sedangkan cara
informal dilakukan berdasarkan analog, penggunaan baku mutu lingkungan, pengalaman,
penilaian para pakar dalam masing-masing bidang kajian (professional judgement), serta
kepustakaan.
Metode penentuan sifat penting dampak mengacu pada kriteria dampak penting
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
(Penjelasan pasal 3 Ayat 1), yaitu:
1) Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana Usaha dan/atau
Kegiatan;
2) Luas wilayah penyebaran dampak;
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5) Sifat kumulatif dampak;
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prakiraan dampak penting dilakukan terhadap komponen lingkungan yang akan terkena
dampak oleh kegiatan pada tahap kontruksi dan operasi.
Besaran dampak ditentukan berdasarkan perubahan masing-masing dampak dari setiap
kegiatan terhadap masing-masing komponen lingkungan. Sedangkan untuk menentukan
derajat penting dampak sebagai dasar pengelolaan dan pemantauan lingkungan dikaitkan
dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 penjelasan pasal 3 Ayat 1 mengenai
kriteria dampak penting seperti yang telah diuraikan di atas.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 2
3.1. Tahap Konstruksi
3.1.1. Penurunan Kualitas Udara
A) Mobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan kegiatan Bahan Konstruksi akan menyebabkan
peningkatan emisi gas buang dan debu lokal. Hal ini disebabkan penggunaan kendaraan
dan alat berat untuk mengangkut peralatan dan bahan untuk konstruksi.
Emisi Gas Buang
Pengangkutan alat berat akan dilakukan melalui laut dan darat. Untuk jalur darat akan
menggunakan truk sebanyak 6 buah dengan intensitas pengangkutan 15 truk/hari.
Perhitungan besaran masing-masing parameter gas buang berdasarkan sumber emisinya
menurut Environmental Data Book (1992) dan Zears Zemansky (1976), yaitu :
a. Konsumsi BBM (Kg/hari)
Konsumsi BBM = 6 buah x 20 Kg/hari = 120 Kg/hari
b. Laju Alir Emisi (Kg/jam)
a. CO
b. NO2
c. SO2
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 3
Sedangkan untuk memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan
oleh operasional kendaraan proyek saat mobilisasi alat berat dan material berlangsung,
digunakan rumus :
C =
dimana :
C : konsentrasi ambien (µg/m3),
Q : laju emisi (µg/detik/m2),
s : panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m),
u : kecepatan angin rata-rata (m/dtk),
z : tinggi pencampuran (m)
Data rona lingkungan menunjukkan bahwa temperatur udara di wilayah studi adalah 29,7 –
29,9 oC, sedangkan kecepatan angin sesaat adalah 0,0 – 2,1 m/detik serta kadar debu
181,81 – 200,44 µg/m3 (BML = 230 µg/m
3). Kendaraan truk yang digunakan cukup besar
yaitu memiliki kapasitas 8 ton, kecepatan rata-rata 40 km/jam.
Tabel 3.xx. Kadar Zat Pencemar di Udara Akibat Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan
Material Konstruksi
No. Parameter Q
(µg/detik/m2)
s
(m) u (m/dtk) z (m) C (µg/m
3)
Rona
(µg/m3)
Baku
Mutu
(µg/m3)
1 CO 2,82 10 1,05 1,5 17,87 102-
725,29 30.000
2 NO2 16,04 10 1,05 1,5 101,82 7,18-7,98 400
3 SO2 0,95 10 1,05 1,5 6,06 1.18-2,98 900
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa besarnya konsentrasi polutan yang dihasilkan
untuk gas CO NO2 dan SO2 s masih memenuhi baku mutu kualitas udara ambien PP No.
41 Tahun 1999.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 4
Sebaran Partikel Debu
Debu akan menyebar dan menyebabkan gangguan terhadap kegiatan masyarakat sekitar,
terutama pada musim kemarau. Dampak lain dari derivatif adalah untuk potensi Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke sistem pernapasan
terjadi. Untuk memperkirakan seberapa jauh distribusi partikel debu, persamaan dinamika
fluida-partikel digunakan dari Hukum Stoke 's.
Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:
V = gρp(dp)2/18μa
Dimana:
dp = diameter partikel debu = 40 μm
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²
ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³
μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det
Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665
ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan
permukaan tanah adalah 2 meter (6,56 ft) (Nilai ini diasumsikan untuk menghitung
ketinggian asap knalpot dari kendaraan ke udara) adalah:
t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 6,56 ft : 0,3665 ft/det
= 17,9 det
Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:
S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)
= 17,9 det x 1,05 m/det
= 18,8 m
Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 18,8 m dari sumber kegiatan
mobilisasi alat berat dan material konstruksi akan terpapar oleh debu. Perhitungan untuk
memperkirakan radius distribusi debu berasal dari satu sumber (yaitu kendaraan) dan tidak
memperhitungkan sumber lain. Distribusi debu adalah radius kendaraan sampai kendaraan
melewati jalan selama proses mobilisasi, sehingga distribusi akan berlangsung di
sepanjang jalan.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 5
Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan alat berat di areal
kerja digunakan persamaan dari AP42 (The U.S. Environmental Protection Agency (EPA)
kompilasi faktor-faktor emisi polusi udara, voume 1, edisi ke 5 :
eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7
(w/4)0,5
(d/365)
Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)
s = silt content (%)
S = kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = berat kendaraan (ton)
w = jumlah roda kendaraan
d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun
Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat saat manuver adalah 10 km /jam (6.21
mil/jam), berat mesin adalah 30 ton, jumlah roda adalah 4 buah, jumlah hari hujan 1 tahun
adalah 187,4 hari, sehingga kecepatan penyebaran debu yang akan diangkat ke udara
sebagai akibat dari gerakan roda kendaraan melalui udara adalah:
eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7
(4/4)0,5
(177,6/365)
= 0,82 lb/mile ≈ 0,51 lb/km
Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2
m, maka konsentrasi sebaran debu dari lahan yang disiapkan adalah:
C = eu / (width x height work area dust)
= (0,51 x 0,4536 x109) / (100 x 2x 1.000)
= 1.159,03 µg/m3
Berdasarkan perhitungan di atas, hal itu menunjukkan bahwa konsentrasi debu di udara
ambient ketika alat berat beroperasi untuk Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan
Material Konstruksi mencapai 1.159,03 µg/m3. Sementara konsentrasi debu di lokasi
terdekat (penduduk dekat akses masuk) waktu incurrent (baseline) mencapai 200,44 ug /
m3, sehingga mengakibatkan peningkatan sekitar 5,8 kali. Dan jika dibandingkan dengan
standar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, baku mutu TSP adalah
230 ug / m3, nilai TSP dari kegiatan ini lebih tinggi dari standar. Tingginya konsentrasi
ini diharapkan akan berkurang selama proses pengangkutan yang dilakukan bergiliran
setiap satu truk. Namun tetap penting karena terdapat penduduk yang dekat dengan akses
masuk lokasi kegiatan.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 6
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah penduduk
yang berada dalam radius 18,8 m dari jalan, khususnya pemukiman yang dekat
dengan akses masuk yang dilewati oleh kendaraan (± 10 rumah), sehingga dampaknya
bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan
konstruksi, khususnya di permukiman yang dekat dengan akses masuk yang dilewati
oleh kendaraan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
mobilisasi alat berat dan material konstruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah gangguan kesehatan
(ISPA) akibat pemaparan debu dalam konsentrasi melebihi baku mutu (230 ug / m3)
yang terhisap oleh penduduk dekat akses masuk kegiatan yang berada di lokasi yang
dilewati kendaraan pada radius 18,8 m. Dampak terhadap ISPA diprakirakan tidak
permanen karena masa inkubasi ISPA umumnya sekitar 2 – 4 tahun tergantung kepada
kondisi kesehatan reseptor dan kuantitas debu yang terhisap, adapun lamanya
pemaparan selama konstruksi saja (sementara), sehingga dampaknya dianggap bersifat
tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan
terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian
dampak dianggap tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 7
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi
pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan
material terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif penting.
B) Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas umum dan sarana penunjang darat seluas 11,25 Ha akan
menimbulkan peningkatan debu lokal. Hal ini diakibatkan adanya aktivitas galian untuk
pondasi bangunan dan fasilitas penunjang lainnya yang menggunakan alat berat yang
digunakan. Peningkatan debu lokal dapat menimbulkan gangguan terhadap aktivitas
masyarakat terdekat ke lokasi kegiatan (pada kondisi ini, jarak pemukiman terdekat adalah
±500 m, namun terdapat pemukiman dekat akses masuk kegiatan). Sebaran debu lokal
diprakirakan kontribusinya terhadap penambahan pencemar di udara cukup tinggi
khususnya pada saat musim kemarau. Dampak turunan lainnya adalah terhadap gangguan
kesehatan (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke dalam sistem pernafasan.
Untuk memperkirakan berapa jauh jarak sebaran partikel debu tersebut digunakan
persamaan dinamika fluida-partikel dari Hukum Stoke.
Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:
V = gρp(dp)2/18μa
Dimana:
dp = diameter partikel debu = 40 μm
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²
ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³
μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det
Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665
ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan
permukaan tanah adalah 2,5 meter (8,2 ft) adalah:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 8
t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 8,2 ft : 0,3665 ft/det
= 22,37 det
= 0,0062 jam.
Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:
S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)
= 0,0062 jam x 1,05 m/dt
= 23,5 m
Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 23,5 m dari sumber kegiatan
pembangunan akan terpapar oleh debu.
Untuk memprediksi resuspensi debu di areal kerja pembangunan digunakan persamaan:
eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7
(w/4)0,5
(d/365)
Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)
s = silt content (%)
S = kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = berat kendaraan (ton)
w = jumlah roda kendaraan
d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun
Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat pada saat manuver adalah 10 km/jam
(6,21 miles/jam), berat alat berat adalah 30 ton, jumlah roda 4 buah, jumlah hari hujan
dalam 1 tahun 187,4 hari, sehingga kecepatan sebaran debu yang akan terangkat ke udara
adalah:
eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7
(4/4)0,5
( 177,6/365)
= 0, 82 lb/mile ≈ 0, 51 lb/km
Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2,5
m, maka konsentrasi sebaran debu dari kegiatan pembangunan adalah:
C = eu /(lebar area kerja x tinggi kepulan debu)
= (0, 51 x 0,4536 X 109) / (100 x 2,5 x 1.000)
= 927,22 µg/m3
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa konsentrasi debu di udara
ambien pada saat alat berat bekerja untuk pembangunan fasilitas umum dan sarana
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 9
penunjang darat mencapai 927,22 µg/m3. Sedangkan konsentrasi debu di lokasi kegiatan
paling tinggi pada saat ini (rona awal) yaitu di pemukiman terdekat area masuk kegiatan
mencapai 200,44 µg/m3, sehingga terjadi peningkatan sekitar 4,6 kali, Dan jika
dibandingkan dengan standar sesuai dengan National Air Ambien Kualitas Standard
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, adalah 230 µg/m3
terhadap masyarakat
sekitar telah melewati standar, sedangkan Baku Mutu Area Kerja berdasarkan Permenaker
No 13 Tahun 2011 mengenai NAB untuk debu di area kerja sebesar 10.000 µg/m3 masih
dibawah standar.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Dampak dari daerah penyebaran meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan
konstruksi. jarak ini lebih kecil dari jarak ke pemukiman yang ± 500 m, sehingga
dampaknya tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Dampak dari daerah penyebaran meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan situs
konstruksi. jarak ini lebih kecil dari jarak ke pemukiman yang ± 500 m, sehingga
dampaknya tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi pembangunan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
radius sebaran lebih kecil dari jarak pemukiman terdekat yaitu ± 500 m, sehingga
dampaknya dianggap bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan
terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian
dampak dianggap tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 10
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi
pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dampak sebaran partikel debu dapat diminimalkan dengan green barrier (sudah
tersedia) dan dengan penyiraman (bisa secara manual) di lokasi yang berdebu,
sehingga dampaknya dianggap bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan fasilitas umum
dan sarana penunjang darat terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak
negatif tidak penting.
3.1.2. Peningkatan Kebisingan
A. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan
material konstruksi terhadap peningkatan kebisingan bersumber dari kendaraan yang
digunakan, yaitu Dump Truck sebanyak 6 buah, Mixer/Molen sebanyak 5 unit, dan
peralatan konstruksi serta material yang diangkut oleh truk sebanyak 15-50 truk/hari.
Sumber kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan tersebut termasuk jenis intermittent.
Untuk memprediksi pola sebaran kebisingan dari kendaraan yang melaju di jalur
mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi terhadap lingkungan
sekitarnya dibantu melalui perhitungan matematika berikut ini.
Sumber bergerak
dimana: It = Intensitas kebisingan di lokasi penerima (receptor)
Io = Intensitas kebisingan di sumbernya
Ni = Jumlah kendaraan yang lewat secara bersamaan
vi = Kecepatan kendaraan yang lewat
T = Lamanya pemaparan
d = Jarak sumber bising terhadap penerima (receptor).
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 11
Angka 15, 1.5, 13 adalah faktor koreksi (tetapan)
Pendekatan yang dilakukan adalah suara yang diemisikan kendaraan diambil rata-rata yaitu
90 dBA pada sumbernya (diperkirakan tingginya intensitas untuk kegiatan mobilisasi
menyebabkan tingginya kebisingan, dan diperkirakan nilai kebisingan untuk kendaraan
dari truk berdasarkan literatur dan aktivitas yang serupa), kecepatan kendaraan rata-rata
adalah 40 km/jam, sedangkan rona lingkungan awal rata-rata kebisingan sekitar wilayah
studi adalah 52,18 – 64,29 dBA, maka prakiraan sebaran kebisingan pada saat kegiatan
mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstuksi ditampilkan pada tabel
berikut.
Tabel 3. 1. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Kendaraan
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi
Radius
(m)
Kebisingan
Kontribusi
Kendaraan (dBA) Total Kebisingan (dBA)
10 70.61 70.67
25 64.64 64.88
50 60.13 60.77
75 57.48 58.61
100 55.61 57.24
125 54.16 56.29
150 52.97 55.60
175 51.96 55.08
200 51.10 54.68
225 50.33 54.36
250 49.64 54.10
500 45.13 52.96
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-48/
MENLH/11/1996, Peruntukan Jalan 70 dBA, Permukiman 55 dBA
Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus
intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan
penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari
kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah
penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,
khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 175 m dari sumber suara, sementara
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 12
setelah radius 175 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk
lokasi kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak. Tetapi dengan
kegiatan proyek kendaraan yang lewat, suara akan terasa saat kendaraan melewati
pemukiman.
Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999
sebesar 70 dBA, maka dalam jarak <10 m akan melebihi baku mutu, namun jika
dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,
kebisingan masih dalam status aman.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran kebisingan adalah penduduk
yang berada dalam radius 175 m dari lokasi yang digunakan untuk mobilisasi dan
demobilisasi alat berat dan material konstruksi khususnya penduduk dekat area akses
masuk kegiatan yang dilewati oleh kendaraan, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 175 m dari tapak proyek tidak
menyebabkan dampak terhadap penduduk terdekat, namun perlu diperhatikan area
transportasi kendaraan yang melewati pemukiman ataupun dari jalan yang dilewati
oleh kendaraan di area akses masuk kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi meskipun berlangsung hanya pada saat dilakukan
kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi, sehingga dampaknya bersifat
penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat akibat kenyamanan penduduk terganggu, sehingga dampaknya dianggap
bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 13
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingan yang timbul bersifat sementara.
Oleh karena itu dampaknya dianggap bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen,
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi
dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi terhadap peningkatan kebisingan
dikategorikan dampak negatif penting.
B. Penyiapan Lahan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan penyiapan lahan berpotensi terhadap peningkatan intensitas kebisingan yang
berasal dari beroperasinya alat-alat berat seperti dump truck. Operasional alat berat
tersebut untuk pekerjaan pembongkaran bangunan terdahulu dintaranya desalination plant
dan penataan lahan sesuai dengan tata letak bangunan yang akan didirikan. Pekerjaan ini
akan berlangsung pada siang hari dan dianggap diam ditempat karena manuvernya relatif
terbatas di satu lokasi pekerjaan (steady state).
Untuk memberikan gambaran sebaran kebisingan sekitar alat-alat berat yang beroperasi
maka dibuatkan pemodelan sebaran kebisingan melalui perhitungan matematika, yaitu
melalui beberapa pendekatan sebagai berikut :
i. Sumber suara alat berat yang digunakan = 90 dBA (diprakirakan nilai kebisingan
berasal dari alat berat (seperti truk) yang digunakan selama kegiatan penyiapan lahan
berdasarkan litratur dan aktifitas serupa)
ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA (Sumber : Hasil Pengujian Kualitas
Udara dari Bina Lab di lokasi proyek (U1, 05o56'09,8 " LS ; 106
o06'44,8" BT) dan lokasi
akses masuk ( U2 , 05o56'05,7 " LS ; 106
o06'09 , 4 " BT ) pada 22-23 December 2015)
iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan
iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar
Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 14
It = Io + 20 log d - 11
dimana: It = Intensitas kebisingan di lokasi penerima (receptor)
Io = Intensitas kebisingan di sumbernya
d = Jarak sumber bising terhadap penerima (receptor)
Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan
secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Alat Berat pada
Kegiatan Penyiapan Lahan
Radius
(meter)
Kebisingan (dBA)
Kontribusi
Kendaraan
Total Kebisingan
(dBA)
10 70,00 70,07
25 62,04 62,47
50 56,02 57,52
75 52,50 55,35
100 50,00 54,24
125 48,06 53,60
150 46,48 53,21
175 45,14 52,96
200 43,98 52,79
225 42,96 52,67
250 42,04 52,58
275 41,21 52,51
300 40,46 52,46
325 39,76 52,42
350 39,12 52,39
400 37,96 52,34
450 36,94 52,31
500 36,02 52,28
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-
48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA
Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus
intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan
penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari
kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah
penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,
khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 75 m dari sumber suara, sementara setelah
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 15
radius 75 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk lokasi
kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak.
Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999
sebesar 70 dBA, maka dalam jarak <10 m akan melebihi baku mutu, namun jika
dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,
kebisingan masih dalam status aman.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Tidak terdapat penduduk yang terkena dampak karena lokasi kegiatan ke penduduk
setempat berjarak ± 500 m sedangkan sebaran dampak berkisar 75m, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 75m dari lokasi kegiatan, sedangkan
lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga dampaknya bersifat
tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi namun berlangsung hanya pada saat dilakukan
kegiatan penyiapan lahan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Nilai kebisingan tersebut tidak akan menimbulkan gangguan pada penurunan fungsi
pendengaran ataupun pada gangguan komunikasi karena nilainya rendah tetapi
menimbulkan gangguan kenyamanan penduduk pada saat beristirahat apabila kegiatan
dilakukan pada malam hari, namun lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ±
500 m sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingannya tidak mengganggu fungsi
pendengaran serta lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 16
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat berpusat di satu titik,
dampaknya terjadi pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan penyiapan
lahan terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan dampak negatif tidak penting.
C. Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang Darat yang melibatkan alat
berat (seperti : dump truck) yang berpotensi terhadap peningkatan intensitas kebisingan.
Untuk memberikan gambaran sebaran kebisingan dari kegiatan pembangunan, maka
dibuatkan pemodelan sebaran kebisingan melalui perhitungan matematika, yaitu melalui
beberapa pendekatan sebagai berikut :
i. Sumber suara alat yang digunakan = 90 dBA ( diprakirakan nilai kebisingan berasal
dari alat berat (seperti truk) yang digunakan selama kegiatan penyiapan lahan berdasarkan
litratur dan aktifitas serupa)
ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA (sumber : Hasil Pengujian Kualitas
Udara oleh Bina Lab di Tapak proyek (U1, 05o56’09,8”LS; 106
o06’44,8”BT) dan daerah
penduduk akses masuk (U2, 05o56’05,7”LS; 106
o06’09,4”BT) pada 22-23 Desember 2015,
sampling dilakukan selama 24 jam)
iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan
iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar
Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :
r1
r2log 20 - P1 P2 LL
dimana: LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)
r1 = Jarak pengukuran dari sumber bising= 3 meter
r2 = Jarak pengukuran dari sumber bising (meter)
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 17
Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan
secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3. 3. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar Lokasi Kegiatan
Jarak
(m)
Kebisingan dari
Sumber (dBA)
Total Kebisingan
(dBA)
3 90,00 90,00
5 85,56 85,57
25 71,58 71,63
50 65,56 65,76
60 63,98 64,26
70 62,64 63,01
80 61,48 61,96
90 60,46 61,06
100 59,54 60,27
150 56,02 57,52
200 53,52 55,91
250 51,58 54,90
500 45,56 53,04
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-
48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA
Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus
intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan
penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari
kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah
penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,
khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 200 m dari sumber suara, sementara
setelah radius 200 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk
lokasi kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak. Sedangkan untuk
kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999 sebesar 70 dBA, maka
dalam jarak <25 m akan melebihi baku mutu, namun jika dibandingkan dengan baku mutu
Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA, kebisingan terjadi di jarak 5 m.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 18
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Dalam radius sebaran 200 m dari lokasi kegiatan, tidak terapat penduduk yang
terkena dampak, karena lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 200 m dari lokasi kegiatan,
sedangkan lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi namun berlangsung hanya pada saat dilakukan
kegiatan penyiapan lahan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Nilai kebisingan tersebut tidak akan menimbulkan gangguan pada penurunan fungsi
pendengaran ataupun pada gangguan komunikasi karena nilainya rendah tetapi
menimbulkan gangguan kenyamanan penduduk pada saat beristirahat apabila kegiatan
dilakukan pada malam hari, namun karena tidak ada penduduk yang terkena dampak
sebab lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga dampaknya
bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingannya tidak mengganggu fungsi
pendengaran serta lokasi kegiatan ke penduduk setempat berjarak ± 500 m sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat berpusat di satu titik,
dampaknya hanya terjadi pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya
bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 19
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan
Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan
dampak negatif tidak penting.
3.1.3. Peningkatan Air Larian (Run Off)
A) Persiapan Lahan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Perubahan karakteristik permukaan tanah akibat kegiatan pematangan/penyiapan lahan
pada area seluas 300.000 m2 (30 ha) dengan lahan yg kedap air sekitar 11,25 ha (37,49 %)
akan menyebabkan peningkatan laju aliran air limpasan permukaan (run off) pada saat
turun hujan. Kondisi lahan saat ini merupakan lahan terbuka bekas bangunan industri, yang
akan ditambah bangunan dan tanki pentyimpan LNG. Kondisi lahan yang tadinya terbuka
dengan adanya pemadatan akan meningkatkan air arian. berdasarkan perhitungan empiric
volume air limpasan curah hujan rata-rata tahunan dapat dikemukakan sebagai berikut :
Besarnya debit air larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus Chow,
1964 (Soemarwoto, 1998):
Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)
C = koefesien aliran/limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = daerah pengaliran (km2)
Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut
keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :
Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25
Lahan Pertanian : 0,20-0,50
Semak belukar : 0,15-0,25
Pemukiman : 0,30-0,70
Area pemadatan yang kedap air : 0,70
Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 20
Bangunan yang bersifat kedap : 1,00
Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan terbangun yang sebagian
sehingga diasumsikan untuk nilai C adalah 1 dan 0,7 akan berubah pada lahan
dimatangkan menjadi area pemadatan yang kedap air seluas 300.000 m2 (30 Ha) dengan
nilai C = 0,70, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data
adalah 424 mm dengan hari hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai
Intensitas curah hujan 16,96 mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam
sehari adalah 2 jam maka intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam.
Berdasarkan data tersebut, sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit
air larian (run off)dapat diperkirakan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya
Kegiatan Penyiapan Lahan
No. Jenis
kegiatan
Penggunaan
Lahan Konstanta
Koefesien
Aliran/
Limpasan
Intensitas
Curah
Hujan
Daerah
Pengaliran
(m2)
Debit
Banjir
Maksimum
(m3/jam)
(C) (m/jam) (A) (Q)
(I)
1. Belum ada
kegiatan
Lahan
Terbangun
0,2778 1 0,0085 300.000 708,39
2. Pematangan
lahan
Area
Pemadatan
0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016
Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa dengan adanya pematangan lahan untuk
Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara akan terjadi perubahan air limpasan, pada
keadaan semula (awal) Vol.run off awal sebesar 708,39 m3/jam dan setelah pematangan
lahan Vol.run off pematangan menjadi 495,873 m3/jam..
Berdasarkan uraian tersebut, maka dampak kegiatan pematangan lahan terhadap
menurunkan volume air larian (run off) dikategorikan dampak positif penting, adanya
penurunan volume air limpasan sebesar 212,517 m3/jam..
Perhitungan ini diprakirakan tanpa adanya pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa
besar pengaruh peningkatan air larian akibat kegiatan penyiapan lahan. Namun,
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 21
pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air
larian yang masuk ke air laut berkurang.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari adanya air larian (run off) dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak akibat peningkatan debit air larian (run
off) adalah permukiman di sekitar tepian saluran drainase perkotaan eksisting. Namun,
pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian,
sehingga air larian yang masuk ke air laut berkurang, sehingga dampaknya bersifat
tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi area kegiatan pematangan lahan, seluas ± 300.000
m2, sekitar tapak rencana proyek, Namun, pemrakarsa akan membangun kolam retensi
yang akan menampung air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut
berkurang. sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung pada saat hujan dengan intensitas besar, sehingga
dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
air larian (run off) dapat menimbulkan banjir pada saluran drainase perkotaan
eksisting yang saat ini tidak terawat dengan baik yang berada di sekitar tapak proyek,
gangguan terhadap komponen lingkungan hidup lain, khususnya terhadap kualitas air
dan biota air, oleh karena itu dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak yang terjadi terutama pada saat hujan selain meningkatkan run off juga
disertai dengan adanya sedimen angkutan (pelumpuran) yang dapat menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan lainnya, sehingga dampaknya bersifat
penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 22
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat hujan berhenti, sehingga dampaknya
bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, dan pemrakarsa akan membangun
kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut
berkurang. maka dampak kegiatan persiapan lahan terhadap volume air larian (run off)
dikategorikan dampak negatif tidak penting.
B. Pembangunan Fasilitas Utama dan Penunjang
Kegiatan pembangunan akan dilakukan pada lahan terbuka hasil penyiapan lahan menjadi
bangunan seluas 11,25 Ha dan lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75
Ha. Besarnya debit air larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus
Chow, 1964 (Soemarwoto, 1998):
Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)
C = koefesien aliran/limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = daerah pengaliran (km2)
Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut
keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :
Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25
Lahan Pertanian : 0,20-0,50
Semak belukar : 0,15-0,25
Pemukiman : 0,30-0,70
Area pemadatan yang kedap air : 0,70
Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45
Bangunan yang bersifat kedap : 1,00
Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan tanah terbuka (tanpa tanaman
akibat land clearing) dengan nilai C = 0,95, akan berubah pada lahan bangunan seluas
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 23
11,25 Ha, lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75 Ha, sedangkan rata-
rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data adalah 424 mm dengan hari
hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai Intensitas curah hujan 16,96
mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam sehari adalah 2 jam maka
intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam. Berdasarkan data tersebut,
sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit air larian (run off)dapat
diperkirakan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya
Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang Darat
No. Jenis kegiatan Penggunaan
Lahan Konstanta
Koefesien
Aliran/
Limpasan
Intensitas
Curah
Hujan
Daerah
Pengaliran
(m2)
Debit
Banjir
Maksimum
(m3/jam)
(C) (m/jam) (A) (Q)
(I)
1. Hasil Penyiapan
lahan
Area
Pemadatan
0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873
2.
Pembangunan
Fasilitas Umum
dan sarana
penunjang darat
Lahan
Terbangun 0,2778 1 0,0085 112.470 265,58
Lahan
Terbuka 0,2778 0,45 0,0085 187.530 199,27
Jumlah No. 2 300.000 464,85
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016
Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964
Jumlah total Vol. run off setelah terbangun sebesar 464,85 m3/jam, jika dibandingkan
terhadap kondisi setelah pematangan lahan, maka akan terjadi perubahan volume air
limpasan sebesar (495,873 – 464,85) m3/jam = 31,023 m
3/jam. Terjadi penurunan volume
run off, hal ini diakibatkan adanya lahan terbuka hijau yang berpotensi tinggi menyerap air
ke dalam tanah.
Perhitungan ini diprakirakan tanpa adanya pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa
besar pengaruh peningkatan air larian akibat kegiatan penyiapan lahan. Namun,
pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air
larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut berkurang.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 24
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari adanya air larian (run off) dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak akibat peningkatan debit air larian (run off)
adalah permukiman di sekitar tepian saluran drainase perkotaan eksisting. Namun,
pemrakarsa akan membangun kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air
larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut berkurang, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi area kegiatan pematangan lahan, seluas ± 300.000
m2, sekitar tapak rencana proyek, Namun, pemrakarsa akan membangun kolam retensi
yang akan menampung air larian, sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi
yang masuk ke air laut berkurang. sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung pada saat hujan dengan intensitas besar, sehingga
dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
air larian (run off) dapat menimbulkan banjir pada saluran drainase perkotaan
eksisting yang saat ini tidak terawat dengan baik yang berada di sekitar tapak proyek,
gangguan terhadap komponen lingkungan hidup lain, khususnya terhadap kualitas air
dan biota air, oleh karena itu dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak yang terjadi terutama pada saat hujan selain meningkatkan run off juga
disertai dengan adanya sedimen angkutan (pelumpuran) yang dapat menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan lainnya, sehingga dampaknya bersifat
penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat hujan berhenti, sehingga dampaknya
bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 25
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, dan pemrakarsa akan membangun
kolam retensi yang akan menampung air larian, sehingga air larian dengan kekeruhan yang
tinggi yang masuk ke air laut berkurang. maka dampak kegiatan pembangunan fasilitas
umum dan penunjangnya terhadap volume air larian (run off) dikategorikan dampak
negatif tidak penting.
3.1.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan
A) Penyiapan Lahan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan penyiapan lahan khususnya pada pekerjaan pematangan lahan diprakirakan akan
menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air, khususnya akan meningkatkan
padatan tersuspensi di badan air penerima.
Pekerjaan pematangan dilakukan pada area seluas 30 Ha. Peningkatan TSS terjadi akibat
ceceran material untuk meratakan lahan terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan air
penerima.
Perkiraan besarnya potensi erosi pada saat kegiatan Penyiapan lahan adalah sebagai
berikut:
A = R K L S C P
dimana:
A = rata-rata potensi erosi tanah tahunan (ton/ha)
R = indeks erosivitas hujan dihitung dengan rumus R = 0,41 x H1,09
dimana H
adalah curah hujan (mm/tahun)
K = indeks erodibiltas tanah
L = indeks panjang lereng, dihitung dengan rumus 22
LoL dengan Lo =
panjang lereng (m)
S = indeks kemiringan lereng, dihitung dengan rumus 9
4,1s
S dengan s =
kemiringan lereng (%)
C = Indeks penutup tanah
P = Indeks tindakan konservasi tanah
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 26
Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, maka:
R = 0,41 x (1.637,9)1,09
= 1.307,2; curah hujan rata-rata tahunan di wilayah studi
adalah 1.637,9 mm/tahun.
Jenis tanah di lokasi rencana kegiatan adalah regosol, sehingga nilai K = 0,21
L = (25/22) = 1,07 ; rata-rata panjang lereng di wilayah studi adalah 25 m.
S = (5)1,4
/9 = 1,06 ; rata-rata kemiringan di wilayah studi adalah 5%.
Tata guna lahan di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan berupa area lahan
terbuka dan sebagian bekas bangunan (C = 0,7) dan pada saat dilakukan kegiatan
berupa tanah terbuka (tanpa tanaman akibat land clearing) (C = 0,95)
Pengelolaan tanah dan air di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan adalah
tanpa praktek konservasi tanah dan air (P = 0,5) dan pada saat dilakukan kegiatan
adalah tanpa tindakan konservasi (P = 0,5)
Sehingga besarnya potensi erosi adalah:
a. Sebelum ada kegiatan:
A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,7 x 0,5
= 108,97 ton/ha/tahun
b. Pada saat dilakukan kegiatan:
A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,95 x 0,5
= 147,89 ton/ha/tahun
Adapun besarnya debit air larian (run off) di lokasi kegiatan seperti berikut :
Kegiatan penyiapan lahan akan dilakukan pada lahan seluas 30 Ha. Besarnya debit air
larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus Chow, 1964 (Soemarwoto,
1998):
Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)
C = koefesien aliran/limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = daerah pengaliran (km2)
Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut
keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 27
Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25
Lahan Pertanian : 0,20-0,50
Semak belukar : 0,15-0,25
Pemukiman : 0,30-0,70
Area pemadatan yang kedap air : 0,70
Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45
Bangunan yang bersifat kedap : 1,00
Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan terbangun yang sebagian
sehingga diasumsikan untuk nilai C adalah 1 dan 0,7 akan berubah pada lahan
dimatangkan menjadi area pemadatan yang kedap air seluas 300.000 m2 (30 Ha) dengan
nilai C = 0,70, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data
adalah 424 mm dengan hari hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai
Intensitas curah hujan 16,96 mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam
sehari adalah 2 jam maka intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam.
Berdasarkan data tersebut, sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit
air larian (run off)dapat diperkirakan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya
Kegiatan Penyiapan Lahan
No. Jenis
kegiatan
Penggunaan
Lahan Konstanta
Koefesien
Aliran/
Limpasan
Intensitas
Curah
Hujan
Daerah
Pengaliran
(m2)
Debit
Banjir
Maksimum
(m3/jam)
(C) (m/jam) (A) (Q)
(I)
1. Belum ada
kegiatan
Lahan
Terbangun
0,2778 1 0,0085 300.000 708,39
2. Pematangan
lahan
Area
Pemadatan
0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016
Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964
Maka, besaran TSS yang terkandung dalam air larian adalah:
Tanpa proyek:
Erosi kondisi eksisting : 108,97 Ton/Ha/tahun
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 28
Luas area rencana kegiatan : 300.000 m2 (30 Ha)
Debit air larian eksisting : 708,39 m3/jam (1.416,78 m
3/hari)
maka:
Besarnya erosi tahunan = 108,97 Ton/Ha/th x 30 Ha
= 3.269,2 Ton/tahun = 8,96 Ton/hari
TSS yang terbawa air larian = 8,96 Ton/hari : 1.416,78 m3/hari
= 6.321,86 mg/L
TSS yang masuk ke perairan = 6.321,86 mg/L x 20% (asumsi)
= 1.264,37 mg/L
Dengan proyek:
Erosi pada saat dilakukan kegiatan : 147,89 Ton/Ha/tahun
Luas lahan kegiatan : 300.000 m2 (30 Ha)
Debit air larian : 495,87 m3/jam (991,75 m
3/hari)
maka:
Besarnya erosi tahunan = 147,89 Ton/Ha/th x 30 Ha
= 4.436,76 Ton/tahun
= 12,16 Ton/hari
TSS yang terbawa air larian = 12,16 Ton/hari : 991,75 m3/hari
= 12.256,62 mg/L
TSS yang masuk ke perairan = 12.256,62 mg/L x 20% (asumsi)
= 2.451,32 mg/L
Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya aktifitas penyiapan lahan dapat
mengurangi beban pencemaran badan air penerima akibat masuknya TSS yang terbawa
oleh air larian. Hal ini disebabkan kondisi lahan eksisting berupa lahan bekas terbangun,
namun beban pencemaran masih tergolong tinggi, yaitu 2.451,32 mg/L. Saat ini kualitas
air mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen
LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota air laut, yaitu
20 mg/L (coral dan lamun), dan 80 mg/L (mangrove).Perhitungan ini tidak diprakirakan
adanya pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa besar konsentrasi TSS yang akan
dihasilkan dari kegiatan penyiapan lahan. Tetapi pemrakarsa akan membuat kolam
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 29
sedimentasi untuk mengumpulkan air larian selama konstruksi, sehingga air larian akan
terkontrol setelah penyaringan memungkinkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air
laut berkurang.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh
kegiatan penyiapan lahan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
tidak ada manusia yang terkena dampak karena tidak ada penduduk yang
memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Terdapat water channel yang akan mengarah ke laut timur dan tidak mengenai
pemukiman yang berada di sisi laut barat, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan penyiapan lahan dengan intensitas yang cukup
tinggi tetapi akan dibangun kolam retensi untuk mengumpulkan air larian dengan
kekeruhan yang tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,
terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan
dan terkumpul pada badan air penerima. tetapi akan dibangun kolam retensi untuk
mengumpulkan air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut akan sedikit
(intensitas rendah). Oleh karena itu, dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat penyiapan lahan selesai, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 30
Berdasarkan pertimbangan tersebut dan akan dibangun kolam retensi untuk
mengumpulkan air larian, sehingga air larian yang masuk ke air laut akan sedikit. Maka
dampak kegiatan penyiapan lahan terhadap peningkatan TSS dianggap dampak negatif
tidak penting.
B) Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas umum dan sarana penunjang darat khususnya pemasangan
tiang pancang diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air,
khususnya akan meningkatkan padatan tersuspensi di perairan.
Pada saat konstruksi bangunan, ceceran material hasil timbunan terbawa air hujan dan
masuk ke badan air penerima akan meningkatkan kandungan padatan tersuspensi (TSS).
Selain itu, dampak turunannya terganggunya biota laut seperti plankton dan bentos juga
diprakirakan terjadi pada saat proses pembangunan fasillitas utama dan sarana penunjang
ini.
Perkiraan besarnya potensi erosi pada saat kegiatan pembangunan fasilitas umum dan
sarana penunjang darat adalah sebagai berikut:
A = R K L S C P
dimana:
A = rata-rata potensi erosi tanah tahunan (ton/ha)
R = indeks erosivitas hujan dihitung dengan rumus R = 0,41 x H1,09
dimana H
adalah curah hujan (mm/tahun)
K = indeks erodibiltas tanah
L = indeks panjang lereng, dihitung dengan rumus 22
LoL dengan Lo =
panjang lereng (m)
S = indeks kemiringan lereng, dihitung dengan rumus 9
4,1s
S dengan s =
kemiringan lereng (%)
C = Indeks penutup tanah
P = Indeks tindakan konservasi tanah
Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, maka:
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 31
R = 0,41 x ( 1.637,9)1,09
= 1.307,2; curah hujan rata-rata tahunan di wilayah studi
adalah 1.637,9 mm/tahun.
Jenis tanah di lokasi rencana kegiatan adalah regosol, sehingga nilai K = 0,21
L = (25/22) = 1,07 ; rata-rata panjang lereng di wilayah studi adalah 25 m.
S = (5)1,4
/9 = 1,06 ; rata-rata kemiringan di wilayah studi adalah 5%.
Tata guna lahan di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan berupa tanah
terbuka (tanpa tanaman akibat land clearing) (C = 0,95)dan pada saat dilakukan
kegiatan berupa tanah kosong sedang dibangun bangunan (C = 1,0)
Pengelolaan tanah dan air di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan adalah
tanpa praktek konservasi tanah dan air (P = 0,5) dan pada saat dilakukan kegiatan
adalah tanpa tindakan konservasi (P = 0,5)
Sehingga besarnya potensi erosi adalah:
a. Sebelum ada kegiatan:
A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,95x 0,5
= 147,89 ton/ha/tahun
b. Pada saat dilakukan kegiatan:
A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 1 x 0,5
= 155,68 ton/ha/tahun
Adapun besarnya debit air larian (run off) di lokasi kegiatan seperti berikut :
Kegiatan pembangunan akan dilakukan pada lahan terbuka hasil penyiapan lahan menjadi
bangunan seluas 11,25 Ha dan lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75
Ha. Besarnya debit air larian di lokasi kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus
Chow, 1964 (Soemarwoto, 1998):
Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)
C = koefesien aliran/limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = daerah pengaliran (km2)
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 32
Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut
keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :
Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25
Lahan Pertanian : 0,20-0,50
Semak belukar : 0,15-0,25
Pemukiman : 0,30-0,70
Area pemadatan yang kedap air : 0,70
Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45
Bangunan yang bersifat kedap : 1,00
Kondisi pada saat ini di lokasi rencana kegiatan berupa lahan tanah terbuka (tanpa tanaman
akibat land clearing) dengan nilai C = 0,95 akan berubah pada lahan bangunan seluas
11,25 Ha, lahan terbuka yang masih bisa meresapkan air seluas 18,75 Ha, sedangkan rata-
rata curah hujan tertinggi di wilayah studi berdasarkan data adalah 424 mm dengan hari
hujan 25 hari yang terjadi pada bulan Januari, maka nilai Intensitas curah hujan 16,96
mm/hari atau apabila diambil rata-rata lamanya hujan dalam sehari adalah 2 jam maka
intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau 0,0085 m/jam. Berdasarkan data tersebut,
sebelum dan setelah adanya kegiatan pematangan lahan, debit air larian (run off)dapat
diperkirakan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya
Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang Darat
No. Jenis
kegiatan
Penggunaan
Lahan Konstanta
Koefesien
Aliran/
Limpasan
Intensitas
Curah
Hujan
Daerah
Pengaliran
(m2)
Debit
Banjir
Maksimum
(m3/jam)
(C) (m/jam) (A) (Q)
(I)
1.
Hasil
Penyiapan
lahan
Area
Pemadatan
0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,873
2.
Pembangunan
Fasilitas
Umum dan
sarana
penunjang
darat
Lahan
Terbangun 0,2778 1 0,0085 112.470 265,58
Lahan
Terbuka 0,2778 0,45 0,0085 187.530 199,27
Jumlah No. 2 300.000 465
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016
Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 33
Maka, besaran TSS yang terkandung dalam air larian adalah:
Tanpa proyek (Perhitungan Bagian Penyiapan Lahan)
TSS yang masuk ke perairan =
2.451,32 mg/L
Dengan proyek:
Erosi pada saat dilakukan kegiatan : 155,68 Ton/Ha/tahun
Luas lahan terbangun : 11,25 Ha
Luas lahan terbuka : 18,75 Ha
Debit air larian lahan terbangun : 265,58 m3/jam (531,16 m
3/hari)
Debit air larian lahan terbuka : 199,27 m3/jam (398,54 m
3/hari)
maka:
Lahan Terbangun
Besarnya erosi tahunan = 155,68 Ton/Ha/th x 11,25 Ha
= 1.751,35 Ton/tahun
= 4,80 Ton/hari
TSS yang terbawa air larian = 4,80 Ton/hari : 531,16 m3/hari
= 9.033,48 mg/L
TSS yang masuk ke perairan = 9.033,48 mg/L x 20% (asumsi)
= 1.806,70 mg/L
Lahan Terbuka
Besarnya erosi tahunan = 155,68 Ton/Ha/th x 18,75 Ha
= 2.918,92 Ton/tahun
= 7,99 Ton/hari
TSS yang terbawa air larian = 7,99 Ton/hari : 398,54 m3/hari
= 20.065,85 mg/L
TSS yang masuk ke perairan = 20.065,85 mg/L x 20% (asumsi)
= 4.013,17 mg/L
Total TSS yang masuk ke perairan (dengan ada proyek)
= 1.806,70 mg/L + 4.031,17 mg/L = 5.819,87 mg/L
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 34
Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya aktifitas pembangunan fasilitas umum dan
sarana penunjang dapat meningkatkan beban pencemaran badan air penerima akibat
masuknya TSS yang terbawa oleh air larian. Saat ini kualitas air mengandung TSS
tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004
tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota laut yaitu 20mg/L(koral dan lamun),
dan 80 mg/L (mangrove).
Perhitungan ini diperkirakan tidak ada pengelolaan, hal ini untuk melihat seberapa besar
konsentrasi TSS sebagai hasul dari kegiatan penyiapan lahan. Tetapi pemakarsa akan
membuat kolam sedimentasi untuk mengumpulkan air larian selama kontruksi, sehingga
sebaran air larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah disaring
memungkin menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air permukaan yang
diakibatkan oleh kegiatan konstuksi bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai
berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
tidak ada manusia yang terkena dampak karena tidak ada penduduk yang
memanfaatkan air laut sekitar tapak proyek, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Terdapat water channel yang akan mengarah ke laut timur dan tidak mengenai
pemukiman yang berada di sisi laut barat, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan pembangunan dengan intensitas yang cukup
tinggi tetapi akan dibangun kolam retensi untuk mengumpulkan air larian, sehingga
air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut setelah disaring lebih
sedikit, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 35
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,
terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan
dan terkumpul pada badan air penerima. tetapi akan dibangun kolam retensi untuk
mengumpulkan air larian, s sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang
masuk ke air laut setelah disaring lebih sedikit. Oleh karena itu, dampaknya bersifat
tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembangunan selesai, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dan akan dibangunnya kolam retensi untuk
mengumpulkan air larian, sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke
air laut setelah disaring lebih sedikit, maka dampak kegiatan pembangunan fasilitas umum
dan sarana penunjang terhadap penurunan kualitas air dianggap dampak negatif tidak
penting.
C) Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan (Dumping)
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pengerukan berupa pembuatan alur kapal dan pembuatan kolam putar dengan
pengerukan (dredging) serta pembuangan hasil kerukan (dumping) diprakirakan akan
menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air, khususnya akan meningkatkan
padatan tersuspensi di badan air penerima akibat air luapan yang keluar dari kapal TSHD.
Akibat air luapan dari kapal TSHD dan akibat pembuangan material hasil pengerukan di
perkirakan dapat meningkatkan tingkat kekeruhan perairan mencapai 0.1 Kg/m3 (100
mg/l).
Prakiraan sebaran peningkatan TSS dalam perairan dilakukan dengan menggunakan
pemodelan transport sediment. Peningkatan kandungan TSS didalam perairan berpengaruh
terhadap interaksi komponen lingkungan yang ada di dalam perairan, sehingga dapat
menimbulkan dampak lainnya berupa terganggunya biota air laut serta menimbulkan
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 36
persepsi negatif dari masyarakat terhadap kegiatan. Saat ini kualitas air mengandung TSS
tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004
tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran I untuk perairan pelabuhan, yaitu 80 mg/L.
Didalam pemodelan transport sediment di asumsikan kondisi rona lingkungan kandungan
TSS adalah 0 mg/l untuk mewakili nilai 32.04 mg/l sehingga area yang melebih baku mutu
adalah area perairan yang mengalami peningkatan TSS lebih besar dari 50 mg/l.
Berikut ini hasil prakiraan dampak sebaran TSS di area pengerukan alur pelayaran dan
dumping area :
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 37
(a) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di
sisi Selatan-Timur (South East) area pengerukan
(b) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di
sisi Selatan-Barat (South West) area pengerukan
(c) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di
sisi Timur (East) area pengerukan
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 38
(d) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pengerukan dilakukan di
sisi Barat (West) batas area pengerukan
Gambar Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment di area alur kapal
(a) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material
hasil pengerukan di sisi Selatan-Barat(South West) area dumping
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 39
(b) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material
hasil pengerukan di sisi Barat(West) area dumping
(c) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material
hasil pengerukan di sisi Timur (East) area dumping
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 40
(d) Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment pada saat pembuangan material
hasil pengerukan di sisi Utara Selatan (North East) area dumping
Gambar Sebaran peningkatan Total Suspended Sediment di area dumping
Peningkatan kandungan TSS yang dapat melebih baku mutu perairan berdasarkan KepMen
LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota air, yaitu 20
mg/L (coral dan lamun) dan 80 mg/L (mangrove). Adalah sebaran dengan penambahan
nilai TSS 0.05 Kg/m3 (50 mg/l), dengan luas sebaran kurang dari 1000 m (1 km) dari
sumber.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh
kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan (dumping) dapat dilihat dari kriteria
dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakan yang memanfaatkan area
perairan pada radius 1000 m dari area kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak yang dapat menyebabkan perairan melebihi baku mutu yaitu
< 1000 m dari titik pencemaran ke air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 41
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan
dengan intensitas yang cukup tinggi selama kegiatan berlangsung, sehingga
dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,
terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian dan terkumpul
pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pengerukan dan pembuangan hasil
kerukan selesai, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan dan pembuangan
hasil kerukan terhadap peningkatan TSS dianggap dampak negatif penting.
D) Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan dermaga berupa pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk dapat meningkatkan konsentrasi TSS dan
parameter lainnya yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air disekitar lokasi kegiatan
sampai jarak tertentu. Pekerjaan platform (Jetty Head) memiliki ukuran 30 m x 50 m,
Breasting Dolphin terdiri dari 4 unit dengan ukuran masing-masing sekitar 10 m x 10 m,
Mooring Dolphin terdiri dari 6 unit dengan ukuran masing-masing sekitar 8 m x 8 m,
Trestle dengan lebar sekitar 14,7 m dengan panjang sekitar 1.100 m dan Cat walk dengan
lebar sekitar 1,2 m.
Pada saat konstruksi bangunan, ceceran material terbawa air dan masuk ke badan air
penerima akan meningkatkan kandungan padatan tersuspensi (TSS). Selain itu, dampak
turunannya terganggunya biota laut seperti plankton dan bentos juga diprakirakan terjadi
pada saat proses pembangunan dermaga ini. Hal ini juga akan menimbulkan
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 42
persepsi/keresahan masyarakat seperti nelayan dan petani rumput laut terhadap kegiatan
pembuatan pelabuhan.
Adanya aktifitas pembangunan dermaga dapat meningkatkan beban pencemaran badan air
penerima akibat masuknya TSS yang terbawa oleh air larian. Saat ini kualitas air
mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen LH
No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran III untuk biota air, yaitu 20
mg/L (coral dan lamun), dan 80 mg/L (mangrove).
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air permukaan yang
diakibatkan oleh kegiatan pembangunan dermaga dapat dilihat dari kriteria dampak
sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup sedikit, yaitu penduduk yang mencari
ikan di sekitar tapak proyek, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak cukup kecil, yaitu ± 100 m dari titik pencemaran air laut,
sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan pembangunan dermaga dengan intensitas yang
cukup tinggi tergantung dari jumlah air larian, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,
terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan
dan terkumpul pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 43
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembangunan selesai, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebu, maka dampak kegiatan pembangunan dermaga
terhadap peningkatan TSS dianggap negatif penting.
3.1.5. Perubahan Arus
A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan,pembangunan dermaga dilakukan
secara bertahap. Selama kegiatan tersebut berlangsung maka tidak terjadi perubahan arus
laut. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dampak kegiatan pengerukan dan
pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga terhadap perubahan pola arus di
anggap tidak penting
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari perubahan arus lautn dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat timbulnya perubahan arus laut tidak
ada selama tahap kontruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
tidak terjadi perubahan arus laut pada tahap kontruksi , sehingga dampaknya bersifat
tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tidak ada, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu
dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 44
e. Sifat kumulatif dampak
Tidak terjadi dampak terdahap perubahan arus sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Tidak terjadi dampak perubahan arus laut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap perubahan arus
dikategorikan dampak negatif tidak penting.
3.1.6. Perubahan Gelombang
A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta
pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty
secara keseluruhan. Dan dilakukan secara bertahap sehingga selama proses berlangsung
maka tidak terjadi perubahan gelombang laut akibat perubahankedalaman dan keberadaan
dermaga. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dampak kegiatan pengerukan dan
pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga terhadap perubahan gelombang di
anggap tidak penting
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari perubahan gelombang dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat timbulnya perubahan gelombang tidak
ada selama tahap kontruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
tidak terjadi perubahan gelombang pada tahap kontruksi , sehingga dampaknya
bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 45
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tidak ada, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu
dampaknya bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Tidak terjadi dampak terdahap perubahan gelombang sehingga dampaknya bersifat
tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Tidak terjadi dampak perubahan gelombang, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap perubahan gelombang
dikategorikan dampak negatif tidak penting.
3.1.7. Terjadinya Abrasi
A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan berjarak lebih dari 900 m dari garis
pantai sehingga potensi terjadinya abrasi tidak akan terjadi. Selain dari sisi jarak desain
kemiringan pengerukan di buat untuk menghindari terjadinya longsoran di dasar laut
sehingga memperkecil terjadinya abrasi di pesisir. Berdasarkan pertimbangan tersebut
maka dampak kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga
terhadap terjadinya abrasi di anggap tidak penting
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya abrasi dapat dilihat dari kriteria
dampak sebagai berikut:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 46
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
tidak terjadi abrasi dikarenakan kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil keruk jauh
dari garis pantai dan di lakukan dengan desain kemiringan yang sesuai sehinga tidak
ada abrasi selama tahap kontruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
tidak terjadi abrasi pada tahap kontruksi , sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tidak ada, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu
dampaknya bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Tidak terjadi dampak terdahap abrasi sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Tidak terjadi dampak abrasi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap terjadinya abrasi
dikategorikan dampak tidak penting.
3.1.8. Peningkatan Sedimentasi
A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta
pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty
secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang
ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan mengakibatkan kekeruhan perairan akibat dari
air yang telah bercampur dengan material-material halus melimpah dan masuk ke laut.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 47
Akibat dari kegiatan ini maka berpotensi meningkatkan sebaran sedimen sampai jarak
tertentu.
Berdasarkan hasil dari pemodelan sebaran sedimen berpotensi menyebar mencapai 1000 m
dari sumber, berdasarkan kondisi tersebut maka berpotensi mengakibatkan terjadinya
sedimentasi akibat dari sebaran sedimen.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan sedimentasi dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan sedimentasi adalah
penduduk, khususnya penduduk di desa pulo panjang dan desa argawana kecamatan
pulo ampel, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya berdasarkan hasil dari pemodelan sebaran sedimen
berpotensi menyebar mencapai 1000 m dari lokasi kegiatan, sehingga dampaknya
bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan
pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
peningkatan sedimentasi juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya
keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu dampaknya
bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan
dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 48
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
dan pembuangan hasil kerukan, pembangunan dermaga, terhadap terjadinya sedimentasi
dikategorikan dampak negatif penting.
3.1.9. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut
A. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, B. Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta
pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty
secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang
ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan mempengaruhi lalu lintas di laut khususnya
perairan Teluk Banten lokasi kegiatan maerupakan jalur lalu lintas laut bagi nelayan.
Kegiatan Pembangunan dermaga seperty pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut
khususnya perairan Teluk Banten lokasi kegiatan maerupakan jalur lalu lintas laut bagi
nelayan pada saat pulang maupun pergi melaut/ mencari ikan dan penyebrangan ke pulo
panjang
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna pengguna perairan sekitar
teluk banten dekat dengan lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Sebaran dampak perairan desa argawana hingga ke daerah pulo panjang hingga,
sehingga dampaknya bersifat penting
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan
pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 49
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
kegiatan juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya keresahan masyarakat
karena kenyamanannya terganggu serta kemungkinan timbulnya retakan pada
bangunan/rumah. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan
dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
dan pembangunan dermaga, terhadap lalu lintas laut dikategorikan dampak penting.
3.1.10. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat
A. Mobilisasi dan Demobilisasi alat berat dan material konstruksi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan mobilisasi & demobilisasi peralatan dan bahan untuk kebutuhan konstruksi di
darat akan menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas darat. Pengangkutan peralatan dan
bahan untuk konstruksi dari darat, akan melibatkan beberapa kendaraan truk untuk
menyimpan pipa dan bahan bangunan dari titik terdekat sampai dengan titik terjauh,
jumlah ritasi pengangkutan cukup tinggi. Kondisi lalu lintas terutama di jalan Bojonegara
terutama pada jam sibuk cukup padat dan pada waktu waktu tertentu tersendat.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kegiatan mobilisasi & demobilisasi peralatan
dan bahan untuk kebutuhan konstruksi di darat kan mempengaruhi lalu lintas di darat
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 50
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna Jalan raya Bojonegara
khususnya di persimpangan jalan masuk ke lokasi kegiatan, sehingga dampaknya
bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Sebaran dampak terganggunya kelancaran lalu lintas meliputi ruas jalan raya
Bojonegara sepanjang ± 500 m, yaitu dari persimpangan sebelum jalan masuk ke
lokasi pembangunan hingga persimpangan setelah jalan masuk ke lokasi
pembangunan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas tergolong kecil karena jumlah ritasi pada saat puncaknya 50 rit/hari, namun
jangka waktu kegiatan relatif lama, yaitu sekitar 8 bulan, sehingga dampaknya bersifat
penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Terganggunya kelancaran lalu lintas juga akan menimbulkan dampak terhadap
timbulnya keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu
dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak akan terakumulasi karena belangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu 8
bulan dan akan berlanjut hingga tahap operasi, sehingga dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen
dan akan berhenti ketika kegiatan selesai dilakukan, sehingga dampaknya bersifat
tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi
alat berat dan material terhadap terganggunya kelancaran lalu lintas dikategorikan dampak
negatif penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 51
3.1.11. Terganggunya Biota Air
A) Persiapan Lahan, B. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Terjadinya penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya kandungan padatan
tersuspensi (TSS) pada saat kegiatan penyipan lahan akan menimbulkan dampak lanjutan
terhadap terganggunya biota air (plankton, Benthos, Nekton, terumbu karang, lamun)
sebagai penghuninya.
Terjadinya penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya kandungan padatan
tersuspensi (TSS) pada saat kegiatan pembangunan fasilitas utama dan fasilitas penunjang
akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya biota air (plankton, Benthos,
Nekton, terumbu karang, lamun) sebagai penghuninya.
Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis
indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak
proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara
1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya
kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi
pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau
stabilitas komunitas biota sedang. Sehingga dengan adanya peningkatan TSS yang masuk
keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan biota air disekitar lokasi. Tetapi
pemrakarsa akan membuat kolam retensi untuk mengumpulkan air larian selama
konstruksi, sehingga air larian dengan kekeruhan yang tinggi yang masuk ke air laut
setelah disaring memungkinkan konsentrasi TSS lebih sedikit.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh
kegiatan penyiapan lahan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak terbatas pada masyarakat yang sekali kali
memancing ikan disekitar lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 52
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak cukup sedikit, hanya terbatas disekitar lokasi kegiatan
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan penyiapan lahan, sehingga dampaknya bersifat
penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena tidak ada, oleh karena itu, dampaknya
bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat
hujan dan terkumpul perairan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat penyiapan lahan selesai, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan penyiapan lahan terhadap
gangguan biota air dianggap negatif tidak penting.
B. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, C. Pembangunan Dermaga
Kegiatan pengerukan yang akan dilakukan meliputi pembuatan alur kapal dan pembuatan
kolam putar dengan kegiatan pengerukan (dredging) serta pembuangan hasil kerukan
(dumping) dapat meningkatkan konsentrasi TSS yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air
disekitar lokasi kegiatan sampai jarak tertentu, mengingat kualitas air laut sangat
berpengaruh terhadap interaksi komponen lingkungan yang ada di dalam perairan.
Gangguan terhadap kualitas air laut khususnya peningkatan kekeruhan akan memberikan
dampak ikutan terhadap komponen biota air laut dan persepsi masyarakat terhadap
kegiatan pembuatan dermaga akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya
biota air (plankton, Benthos, Nekton, terumbu karang, lamun) sebagai penghuninya.
Terjadinya penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya kandungan padatan
tersuspensi (TSS) pada saat Kegiatan Pembangunan Dermaga yang akan dilakukan
meliputi pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 53
dan Cat walk akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya biota air sebagai
penghuninya.
Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis
indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak
proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara
1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya
kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi
pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau
stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh
nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble
(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis
karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,
Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites
cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data
dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang
teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.
Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah
berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat
musim hujan, lumpur yang ada didaratan terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan
adanya peningkatan TSS yang masuk keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan
biota air disekitar lokasi.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh
kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan (dumping) dapat dilihat dari kriteria
dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk yang
memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak terbatas pada lokasi pengerukan dan pembuangan hasil
kerukan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 54
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan pengerukam dan pembuangan hasil kerukan
dengan intensitas yang cukup tinggi tergantung dari jumlah air larian, sehingga
dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,
terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian dan terkumpul
pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pengerukan dan pembuangan hasil
kerukan selesai, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan dan pembuangan
hasil kerukan terhadap terganggunya biota air dianggap negatif penting.
3.1.12. Mata Pencaharian
A) Pengadaan Tenaga Kerja
1) Prakiraan Besaran Dampak
Adanya kegiatan pengadaan tenaga kerja untuk konstruksi sebanyak 150 orang
berdasarkan asumsi saat ini. Sebanyak 150 tenaga kerja akan dipenuhi dari tenaga
setempat, akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat setempat. Disamping itu,
adanya aktivitas tenaga kerja di lokasi kegiatan akan membuka peluang berusaha bagi
masyarakat setempat, seperti penyediaan warung/toko. Bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia produktif di Kecamatan Puloampel sejumlah 24.238 orang (68,73%) jumlah
tenaga kerja yang direkrut tersebut relatif sedikit, selain itu di sekitar lokasi rencana
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 55
kegiatan terdapat banyak warung, namun lapangan kerja pada saat ini sulit untuk didapat
sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain
itu,berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Argawana dan Puloampel, terdapat
total 1415 keluarga Pra Sejahtera (KS) (Sumber : Kecamatan Puloampel dalam
Angka,2014). Jumlah ini cukup banyak, sehingga diharapkan dengan keberadaan proyek,
akan mengurangi angka tersebut dengan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat
lokal tentunya bagi masyarakat yang memenuhi kualifikasi pekerjaan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,
pengerukan serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian masyarakat dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebanyak 150 orang yang akan
direkrut sebagai tenaga kerja atau sekitar 0,006% dari penduduk usia produktif di
Kecamatan Puloampel, namun lapangan kerja pada saat ini sulit untuk didapat
sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga
dampaknya bersifat pentingSementara untuk peluang usaha, peluang yang dimaksud
ada pada pemenuhan makan minum pekerja yang dapat dipenuhi oleh kantin/warung
di sekitar proyek. Sehingga kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal dan peluang
usaha dalam kegiatan pengadaan tenaga kerja diprakirakan sebagai dampak penting.
Pada kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan serta kegiatan
pembangunan dermaga, penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa
Argawana dan Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar
Pulopanjang dan lokasi dumping, sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak
penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan pengadaan tenaga kerja berpotensi melibatkan tenaga kerja dari desa yang
berada di sekitar proyek seperti Desa Argawana dan Pulopanjangdi Kecamatan Pulo
ampel. Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan berpotensi mempengaruhi
aktivitas nelayan/petani keramba di sekitar di sekitar tapak proyek seperti di sekitar
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 56
Pulopanjang, dermaga dan lokasi dumping Oleh karena itu diprakirakan dampak
bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan
intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap konstruksi, sehingga
sifatnya penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap parameter kesempatan tenaga kerja dan berusaha tergolong dapat
berbalik, jika kegiatan konstruksi telah selesai karena akan dilakukan pemutusan
tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengadaan
tenaga kerja, pengerukan serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian
masyarakat dikategorikan dampak positif penting.
B. Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, C. Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta
pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty
secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang
ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran
nelayan.
Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa Pulopanjang berada di sekitar
Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali, dan Sekitar Pulopanjang.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 57
Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan tapak proyek adalah di
sekitar Pulopanjang dan lokasi dumping area. Hal ini dikhawatirkan oleh responden
(nelayan) akan mengganggu aktivitas melautnya. Nelayan yang dimaksud adalah nelayan
yang menggunakan alat tangkap berupa jarring, pancing, dan payang.
Kegiatan Pembangunan dermaga seperti pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan kekhawatiran nelayan
akan terganggunya aktivitas tangkapan ikan dan budidaya keramba ikan kerapu.
Kekhawatiran nelayan ini disebabkan karena industri eksisting yang sudah ada terlebih
dahulu di sekitar tapak proyek menyebabkan limbah yang berdampak pada turunnya hasil
tangkapan ikan dan turunnya hasil panen ikan yang dibudidayakan di tambak.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari kegiatan pengadaan tenaga kerja,
pengerukan serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian masyarakat dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Pada kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan serta kegiatan
pembangunan dermaga, tidak ada penduduk yang akan terkena dampak. Karena lokasi
dumping yang baru berada jauh dari aktivitas nelayan dan pembudidaya rumput laut
maupun keramba. Sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan berpotensi mempengaruhi
aktivitas nelayan/petani budidaya keramba ikan kerapu di sekitar tapak proyek seperti
di sekitar Pulopanjang dan dermaga Oleh karena itu diprakirakan dampak bersifat
penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan
intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 58
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap konstruksi, sehingga
sifatnya penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap parameter kesempatan tenaga kerja dan berusaha tergolong dapat
berbalik, jika kegiatan konstruksi telah selesai karena akan dilakukan pemutusan
tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
serta pembangunan dermaga terhadap mata pencaharian nelayan khususnya terhadap
aksesibilitas nelayan dikategorikan dampak negatif penting.
3.1.13. Penurunan Pendapatan
A)Pengerukan dan Pembuangan Hasil Kerukan, C. Pembangunan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pengerukan alur kapal (Ship Channel),pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta
pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty
secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang
ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran
nelayan... Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa Pulopanjang berada
di sekitar Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali, dan Sekitar
Pulopanjang. Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan tapak proyek
adalah di sekitar Pulopanjang dan lokasi dumping area. Hal ini dikhawatirkan oleh
responden (nelayan) akan mengganggu aktivitas melautnya.Kegiatan Pembangunan
dermaga seperti pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting Dolphin, Mooring Dolphin,
Trestle dan Cat walk akan menimbulkan kekhawatiran nelayan akan terganggunya
aktivitas tangkapan ikan dan budidaya keramba.. Kekhawatiran nelayan ini disebabkan
karena industri eksisting yang sudah ada terlebih dahulu di sekitar tapak proyek
menyebabkan limbah yang berdampak pada turunnya hasil tangkapan ikan dan turunnya
hasil panen ikan yang dibudidayakan di keramba..
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 59
Berdasarkan informasi dari nelayan, area penangkapan ikan tergantung musim, sehingga
kegiatan dredging dan dumping tidak berdampak pada banyaknya hasil tangkapan nelayan
yang juga tidak berpengaruh terhadap penurunan pendapatan nelayan. Kegiatan dredging
dan dumping serta pembangunan jetty hanya berlangsung di sekitar tapak proyek.
gangguan terhadap alur pelayaran nelayan dapat dikelola dengan sosialisasi intensif
mengenai kegiatan proyek, terlebih kegiatan pembangunan ini jauh dari . Berdasarkan
deskripsi terhadap kriteria dampak, dampak dari aktifitas pengerukan, pembuangan hasil
kerukan, dan pembangunan jetty terhadap penurunan pendapatan dikategorikan sebagai
dampak tidak penting.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
:Untuk menentukan sifat penting dampak dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil
kerukan serta pembangunan jetty terhadap penurunan pendapatan dapat dilihat pada
kriteria dampak berikut ;
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Tidak ada penduduk yang terkena dampak sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan hanya berkisar di sekitar tapak proyek, tidak menyebar ke lokasi lain. Oleh
karena itu diprakirakan dampak bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan
intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak. Maka dampaknya bersifat
tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat tidak kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap konstruksi,
sehingga sifatnya tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 60
Dampak terhadap parameter penurunan pendapatan akan berbalik, jika kegiatan
konstruksi telah selesai. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
serta pembangunan dermaga terhadap penurunan pendapatan masyarakat khususnya
nelayan/petani budidaya rumput laut dikategorikan dampak negatif tidak penting.
3.1.14. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat
A).Pengadaan Tenaga Kerja; B).Mobilisasi alat berat dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material Konstruksi; C).Persiapan Lahan; D).Pembangunan Fasilitas Utama
dan Sarana Penunjang; E. Pengerukan dan Pembuangan Hasil kerukan;
Pembangunan Dermaga, F. Pelepasan Tenaga Kerja
1) Prakiraan Besaran Dampak
Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang
berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan
persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Namun sikap dan persepsi ini dapat
berubah menjadi negatif terhadap penduduk yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.
Berdasarkan pertimbangan tersebut,Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada
kegiatan mobilisasi alat berat dan material merupakan dampak turunan dari peningkatan
kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan
material dikatagorikan dampak penting hipotetik terhadap peningkatan kebisingan dan
terganggunya lalu lintas. Dampak yang ditimbulkan akan menyebabkan sikap dan persepsi
negatif dimasyarakat bila tidak ada pengelolaan yang dilakukan.
Kegiatan penyiapan lahan berpotensi menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat
yang merupakan dampak turunan dari peningkatan air larian, penurunan kualitas air dan
terganggunya biota air
Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang berpotensi menimbulkan
sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari penurunan
peningkatan air larian, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.
Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta
pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty
secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 61
ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan.Gangguan yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut akibat peningkatan
TSS dan kekeruhan.
Kegiatan Pembangunan dermaga seperty pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan
persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut,
perubahan arus, gelombang, abrasi dan sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut,
gangguan biota air, terganggunya mata pencaharian.
Seperti yang diperoleh dari survey kepada masyarakat Desa Argawana dan Puloampel,
responden merasa khawatir jika proyek akan menghasilkan limbah (25%), menimbulkan
kebisingan (8%), Khawatir jika proyek akan menimbulkan kecelakaaan berupa ledakan gas
(22,9%), dan berkurangnya penghasilan (19,8%). Kekhawatiran yang dirasakan responden
cukup beralasan karena masyarakat sudah terbiasa hidup di seitar lokasi proyek yang
merupakan daerah industri. Mereka menganggap keberadaan industri di sekitar tempat
tinggalnya menimbulkan beberapa gangguan kenyamanan seperti limbah, dan kebisingan.
Persepsi masyarakat tentang perusahaan gas saat ini masih terpatok pada kecelakaan
ledakan gas yang sering diberitakan di media. Sehingga responden berasumsi sama
terhadap rencana proyek.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya keresahan masyarakat dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar pasar di wilayah Desa
Argawana dan Pulopanjang khususnya, dan umumnya di wilayah Kecamatan Puloampel,
sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak diperkirakan meliputi wilayah Desa Argawana sehingga
dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 62
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan namun
dengan intensitas yang rendah. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah terjadinya konflik sosial,
maka dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga sifatnya penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, karena dampak kegiatan konstruksi terhadap keresahan
masyarakat dapat berbalik jika sosialisasi mengenai kegiatan terus dilakukan dan
dilanjutkan dengan pemberian feed back yang pro aktif terhadap reaksi mayoritas yang
muncul seperti pelibatan masyarakat lokal dan lainnya. Oleh karena itu sifatnya tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak seluruh kegiatan pada
tahap konstruksi terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dikategorikan
dampak negatif penting.
3.1.15. Terjadinya Konflik Sosial
A).Pengadaan Tenaga Kerja; B).Mobilisasi alat berat dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material Konstruksi; C).Persiapan Lahan; D).Pembangunan Fasilitas Utama
dan Sarana Penunjang; E. Pengerukan dan Pembuangan Hasil kerukan;
Pembangunan Dermaga, F. Pelepasan Tenaga Kerja
1) Prakiraan Besaran Dampak
Terjadinya konflik sosial dapat terjadi akibat ketidak-puasan sebagian masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan pengadaan tenaga kerja. Perkiraan tenaga kerja lokal yang akan
terserap untuk tahap konstruksi berdasarakan asumsi saat ini adalah sekitar 150 orang. Bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk di Desa lokasi studi, jumlah tenaga kerja yang
direkrut tersebut relatif sedikit. Sedikitnya tenaga kerja lokal yang direkrut tersebut dapat
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 63
mengakibatkan ketidak-puasan di masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan
terjadinya konflik sosial di masyarakat yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek,
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada kegiatan mobilisasi alat berat dan
material akan berdampak turunan pada terjadinya konflik sosial. Sikap persepsi negatif
masyarakat terjadi akibat peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak
yang ditimbulkan akan menyebabkan konflik sosial bila tidak ada pengelolaan yang
dilakukan.
Kegiatan penyiapan lahan berpotensi menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat
yang berpotensi menjadikan konflik di masyarakat yang merupakan dampak turunan dari
peningkatan air larian, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.
Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan fasilitas penunjang berpotensi menimbulkan
sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari peningkatan
air larian, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air. Bila dibiarkan persepsi
masyarakat akan berubah menjadi konflik sosial.
Pengerukan alur kapal (Ship Channel) dan pembuatan kolam putar (Turning Basin) serta
pembuangan hasil kerukan (dumping). Pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan Jetty
secara keseluruhan. Pekerjaan ini meliputi pengerukan (Dredging) dari kedalam laut yang
ada menjadi kedalam laut – 14 meter akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif
masyarakat. Gangguan yang yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut akibat
peningkatan TSS dan kekeruhan.Gangguan tersebut akan terakumulasi dan akan
menimbulkan terjadinya konflik sosial
Kegiatan Pembangunan dermaga seperty pekerjaan platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan
persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul adalah menurunnya kualitas air laut,
perubahan arus, gelombang, abrasi dan sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut,
gangguan biota air, terganggunya mata pencaharian.. Gangguan tersebut akan terakumulasi
dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang
berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan
persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Dampak kegiatan pelepasan tenaga
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 64
kerja menyebabkan penduduk yang bekerja diproyek akan kehilangan pekerjaan dan akan
merubah sikap dan persepsi masyarakat menjadi negatif terhadap kegiatan dan akan
menimbulkan terjadinya konflik sosial di masyarakat.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya potensi konflik dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebagian masyarakat di wilayah
Desa Argawana dan Desa Pulopanjang, sehingga dampak dikategorikan penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran diperkirakan hanya meliputi Desa Argawana, dan Pulopanjang
sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama konstruksi dilakukan dengan
intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat
tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif karena terkait dengan dampak lainnya sehingga sifatnya
penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, jika kegiatan konstruksi telah selesai serta sosialisasi mengenai
kegiatan terus dilakukan. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan konstruksi
terhadap terjadinya potensi konflik sosial dikategorikan dampak negatif penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 65
3.1.16. Gangguan Kesehatan Lingkungan
A. Mobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Gangguan kesehatan lingkungan adalah dampak turunan yang berasal dari penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Konsentrasi debu di lokasi tertinggi saat ini
(baseline) adalah 200,44 ug / m3, sedangkan dengan mobilisasi kendaraan, nilai tersebut
diperkirakan meningkat menjadi 1,159.03 ug / m3. Nilai konsentrasi debu telah melebihi
baku mutu lingkungan yang disebutkan dalam sejumlah peraturan pemerintah 41 tahun
1999, yang merupakan 230 ug / m3. Ini menunjukkan bahwa konsentrasi debu dari
peningkatan kendaraan untuk 5,8 kali polusi debu dan penyebab masalah kesehatan di
masyarakat. Berdasarkan data dari Pulo Ampel klinik Umum, jenis penyakit yang memiliki
jumlah tertinggi pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pada tahun 2012 jumlah
pasien 380 orang, tahun 2014 adalah 2.716 orang, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi
3.089 orang-orang. Paparan debu akibat mobilisasi juga akan menyebar ke radius 18,8 m
dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan. Ada
sekitar 10 rumah di sekitar area entri. Dengan demikian, besarnya dampak yang relatif
besar.
masalah kesehatan lingkungan mobilisasi kegiatan alat berat dan konstruksi yang
disebabkan oleh peningkatan suara yang datang dari kendaraan digunakan, yaitu Dump
Truck 6 unit, Mixer / Molen dari 5 unit dan peralatan konstruksi dan material yang dibawa
oleh truk dari 15-50 truk per hari. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
kebisingan di lokasi diperkirakan akan mencapai nilai tertinggi dan distribusi 70,67 dBA
noise terjadi pada radius 175 m dari lokasi kegiatan. nilai telah melebihi baku mutu
lingkungan (55 dBA untuk daerah perumahan) dan dengan demikian berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat sekitar karena ada pemukiman dekat
dengan entri. Dengan demikian, besarnya dampak yang relatif besar.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat
dari kriteria dampak sebagai berikut:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 66
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
penduduk yang terkena dampak sebaran partikel debu adalah penduduk yang tinggal
dalam radius wilayah 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang
dilewati oleh kendaraan (40 orang / ± 10 rumah); Jumlah orang yang terkena distribusi
kebisingan warga di daerah dalam radius 175 m dari lokasi yang digunakan untuk
memobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material konstruksi terutama orang-orang
tinggal di dekat akses masuknya aktivitas di mana kendaraan melewati (40 orang / ±
10 rumah). Oleh karena itu, dampaknya diprediksi bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan
konstruksi, khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan;
dampak akibat kebisingan mencakup radius sekitar 175 m dari lokasi kegiatan. Oleh
karena itu, dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas.
Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.
Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena
itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi
alat berat dan material konstruksi terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan
dampak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 67
B. Persiapan Lahan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Gangguan kesehatan lingkungan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas
udara, peningkatan kebisingan peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air
yang terjadi pada kegiatan pembangunan Persiapan lahan.
Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pematangan lahan, pembangunan fasilitas
utama dan sarana penunjang darat disebabkan oleh penurunan kualitas udara yang
bersumber dari penggunaan alat berat dalam aktivitas galian untuk pondasi bangunan dan
fasilitas penunjang lainnya. Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang
darat seluas 11,25 Ha akan menimbulkan peningkatan debu lokal (TSP) pada saat alat
bekerja. Konsentrasi debu di lokasi kegiatan paling tinggi pada saat ini (rona awal) adalah
200,44 µg/m3 sedangkan dengan adanya kegiatan konstruksi, nilai tersebut diperkirakan
akan meningkat hingga mencapai 809,23 µg/m3. Nilai konsentrasi debu tersebut sudah
melampaui baku mutu lingkungan, yaitu 230 µg/m3
yang berarti adanya kegiatan persiapan
lahan meningkatkan pencemaran debu hingga 4 kali dan menimbulkan resiko gangguan
kesehatan pada masyarakat. Berdasarkan data dari Puskesmas Puloampel, jenis penyakit
yang paling tinggi jumlah pasiennya adalah infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), pada
tahun 2012 jumlah penderita sebanyak 380 orang, tahun 2014 sebanyak 2716, dan pada
tahun 2015 meningkat menjadi 3089. Paparan debu akibat aktivitas alat berat juga akan
menyebar hingga radius 23,5 m dari lokasi kegiatan dari lokasi kegiatan terutama ke arah
selatan karena angin dominan bertiup dari utara. Lokasi kegiatan berbatasan dengan
pemukiman di sebelah selatan, yaitu Desa Argawana. Akan tetapi, jarak lokasi kegiatan
pembangunan fasilitas dengan pemukiman terdekat cukup jauh yaitu 2-3 km, sehingga
sebaran debu diprakirakan tidak sampai ke penduduk. Dengan demikian, besaran dampak
penurunan kualitas udara dari kegiatan persiapan lahan terhadap gangguan kesehatan
lingkungan tergolong kecil.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat
dari kriteria dampak sebagai berikut:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 68
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan run off adalah tidak ada; penduduk
yang terkena dampak akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut adalah tidak
ada. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
Untuk para pekerja, tidak ada pekerja yang terkena dampak selama menggunakan
peralatan keamanan (APD) seperti masker dan ear plug untuk menghindari dampak
sebaran debu dan kebisingan.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi
kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari
lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)
meliputi area di sepanjang saluran drainase; luas sebaran dampak akibat peningkatan
padatan terlarut (TSS) air laut. Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke
pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas
apabila dampak sampai kepada pemukiman penduduk. Akan tetapi, dampak tidak
sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak
penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.
Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena
itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 69
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan persiapan
lahan terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan sebagai dampak negatif
tidak penting.
C. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Gangguan kesehatan lingkungan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas
udara, peningkatan kebisingan peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air
yang terjadi pada kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang.
Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana
penunjang darat disebabkan oleh peningkatan kebisingan yang bersumber dari operasional
alat-alat berat. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, kebisingan di lokasi
kegiatan diperkirakan mencapai nilai tertinggi 85 dBA dan sebaran kebisingan terjadi
hingga radius 150 m dari lokasi kegiatan. Nilai tersebut telah melampaui baku mutu
lingkungan (55 dBA kawasan untuk pemukiman) sehingga berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar. Akan tetapi, jarak lokasi kegiatan
pembangunan fasilitas dengan pemukiman terdekat cukup jauh yaitu 2-3 km, sehingga
sebaran kebisingan diprakirakan tidak sampai ke penduduk. Dengan demikian, besaran
dampak peningkatan kebisingan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana
penunjang terhadap gangguan kesehatan lingkungan tergolong kecil.
Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana
penunjang darat disebabkan oleh peningkatan volume air larian permukaan (run off) akibat
adanya penataan lahan dari lahan terbuka hasil pematangan menjadi bangunan. Hasil
perhitungan menunjukan setelah adanya kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana
penunjang, diprakirakan akan terjadi peningkatan volume air larian menjadi 54 m3/jam
atau 0,625 l/detik. Peningkatan volume air larian (run off) tersebut akan menimbulkan
banjir pada saluran drainase perkotaan eksisting yang saat ini tidak terawat dengan baik
yang berada di sekitar tapak proyek. Selain menimbulkan banjir, peningkatan volume air
larian juga berkontribusi terhadap penurunan kualitas air karena air larian akan disertai
dengan adanya sedimen angkutan (pelumpuran) sehingga meningkatkan kekeruhan pada
air terutama pada saat hujan turun. Kondisi ini akan menurunkan estetika lingkungan.
Perilaku masyarakat sekitar juga memperburuk kondisi tersebut. Data hasil survey
menunjukkan bahwa sebagian kecil penduduk masih membuang limbah cair dan limbah
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 70
padat (sampah) langsung ke saluran drainase atau sungai. Gangguan pada saluran drainase
atau munculnya genangan air/banjir dapat menimbulkan resiko gangguan kesehatan
terutama pada masyarakat yang tinggal di sekitar tepian saluran drainase perkotaan
eksisting. Akan tetapi, jarak lokasi kegiatan pembangunan fasilitas dengan pemukiman
terdekat cukup jauh yaitu 500 m, sehingga run off diprakirakan tidak sampai ke penduduk.
Dengan demikian, besaran dampak peningkatan air larian dari kegiatan pembangunan
fasilitas utama dan sarana penunjang terhadap gangguan kesehatan lingkungan tergolong
kecil.
Gangguan kesehatan lingkungan dari kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana
penunjang darat juga disebabkan oleh penurunan kualitas air laut yang bersumber dari
adanya ceceran material untuk meratakan lahan terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan
air. Hal ini akan meningkatkan padatan tersuspensi (TSS) di badan air penerima.
Peningkatan TSS tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan akan tetapi menurunkan
estetika lingkungan. Peningkatan TSS akan menimbulkan masalah pada kesehatan bila air
tersebut digunakan sebagai salah satu sumber air bersih. Gangguan ketersediaan sumber air
bersih akan membantu proses penyaluran dan perkembangan bibit penyakit. Material yang
tercecer dari kegiatan persiapan lahan berupa tanah dan material bangunan lain yang
terbawa ke badan air berpotensi menambah keberadaan mikroorganisme patogen dalam air
sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat yang kontak
dengan air tercemar tersebut, salah satunya menyebabkan penyakit kulit. Saat ini, kualitas
air mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh di bawah baku mutu KepMen
LH No. 51 tahun 2004 namun hasil perhitungan menunjukkan bahwa beban pencemaran
dari TSS akan semakin tinggi dengan adanya kegiatan pembangunan fasilitas umum dan
sarana penunjang hingga mencapai 3.087,41 mg/L. Akan tetapi, hasil survey menunjukkan
bahwa tidak ada penduduk yang menggunakan air laut sebagai sumber air bersih dan
kemungkinan kontak dengan air laut pun relatif kecil karena pemukiman penduduk jauh
dari laut. Hal ini menunjukkan besaran dampak gangguan kesehatan lingkungan akibat
penurunan kualitas air tergolong kecil.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat
dari kriteria dampak sebagai berikut:
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 71
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan run off adalah tidak ada; penduduk
yang terkena dampak akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut adalah tidak
ada. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
Untuk para pekerja, tidak ada pekerja yang terkena dampak selama menggunakan
peralatan keamanan (APD) seperti masker dan ear plug untuk menghindari dampak
sebaran debu dan kebisingan.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi
kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari
lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)
meliputi area di sepanjang saluran drainase; luas sebaran dampak akibat peningkatan
padatan terlarut (TSS) air laut. Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke
pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas
apabila dampak sampai kepada pemukiman penduduk. Akan tetapi, dampak tidak
sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak
penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.
Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena
itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 72
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan
fasilitas utama dan sarana penunjang darat terhadap gangguan kesehatan lingkungan
dikategorikan sebagai dampak negatif tidak penting.
3.1.17. Peningkatan Angka Kesakitan (Morbiditas)
A. Mobilisasi Alat Berat dan Material Konstruksi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan Mobilisasi peralatan berat dan material konstruksi akan berdampak pada
kesehatan peningkatan morbiditas karena lingkungan terganggu. Morbiditas (penyakit)
adalah suatu kondisi sakit, penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas
hidup. Peningkatan morbiditas (angka penyakit) merupakan turunan dari dampak
penurunan penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Efek kesehatan dari
menghirup partikel debu ke potensi saluran pernapasan menyebabkan asma, pilek, Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan gangguan paru-paru. Sementara kontak langsung
dengan debu dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru
dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis dan karakteristik dari debu itu sendiri.
Durasi paparan dan daya tahan seseorang juga dipengaruhi oleh efek dari paparan debu
akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu di udara dan semakin lama paparan
berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang menetap di paru-paru juga berkembang.
Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit pernapasan dan batuk adalah
antara 10 penyakit utama yang sering timbul dalam tiga tahun terakhir. Hasil survei juga
menunjukkan bahwa responden dan anggota keluarga sering mengalami gangguan
pernapasan. Dengan demikian, dengan mobilisasi peralatan dan konstruksi kegiatan berat,
prevalensi penyakit ini diperkirakan akan meningkat. Dengan demikian, morbiditas
(kesakitan) secara umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan meningkat juga.
Efek kesehatan dari paparan kebisingan berulang berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan, terutama dalam persidangan (tuli sementara dan tuli permanen). Jenis gangguan
di persidangan sangat dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebisingan, paparan panjang, pola
dan spektrum suara, sensitivitas individu, keadaan kesehatan dan pengaruh obat-obatan.
Gangguan pendengaran umumnya mulai muncul setelah terpapar kebisingan> 85 dBA.
Selain gangguan pendengaran (auditory), gangguan fisiologis, psikologis dan komunikasi
juga dapat muncul dikategorikan sebagai gangguan non-pendengaran. gangguan fisiologis
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 73
yang dimaksud meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan munculnya pusing /
vertigo. gangguan psikologis kebisingan dapat mencakup kurangnya konsentrasi,
insomnia, stres, kelelahan dan sebagainya. Selain itu, kebisingan dapat mengganggu
komunikasi karena gangguan kejernihan suara mengakibatkan kesalahan informasi atau
sinyal yang diterima. Ancaman terhadap keamanan bisa menjadi dampak dari gangguan
komunikasi. Dalam mobilisasi alat berat dan kegiatan pembangunan, masyarakat yang
tinggal di sekitar lokasi proyek akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan yang
disebabkan oleh kebisingan dari mesin kendaraan. Berdasarkan perhitungan, kebisingan
hingga radius 175 m dari lokasi kegiatan mobilisasi akan menyebabkan masalah kesehatan
karena melebihi standar kualitas yang ada. profil kesehatan kecamatan Cukup Pulo
menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk dalam sepuluh penyakit
dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa mobilisasi alat berat dan konstruksi
kegiatan berpotensi menyebabkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan fisiologis).
Dengan demikian, morbiditas (kesakitan) secara umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan
meningkat juga.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Penduduk yang dampak adalah penduduk yang tinggal dalam radius wilayah 18,8 m
dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang dilalui oleh kendaraan dengan
40 orang (± 10 rumah) berisiko; Orang yang terkena distribusi kebisingan warga di
daerah dalam radius 175 m dari lokasi yang digunakan untuk memobilisasi dan
demobilisasi alat berat dan material konstruksi terutama orang-orang tinggal di dekat
akses masuknya aktivitas di mana kendaraan melewati dengan 40 orang (± 10 rumah )
berisiko. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan..
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan
konstruksi, khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan;
dampak akibat kebisingan mencakup radius sekitar 175 m dari lokasi kegiatan. Oleh
karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 74
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas adalah dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat kegiatan
pembangunan konstruksi. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu,
dampaknya diprediksi akan tidak penting..
e. Sifat kumulatif dampak
Sifat dampak yang akan terakumulasi karena berinteraksi dengan morbiditas lain di
sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya dapat dipulihkan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria penting dampak, dampak dari mobilisasi peralatan dan material
konstruksi terhadap peningkatan morbiditas adalah dampak yang negatif penting.
B. Persiapan Lahan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pematangan lahan akan berdampak terhadap peningkatan morbiditas akibat
kesehatan lingkungan yang terganggu. Morbiditas (kesakitan) adalah kondisi sakit,
terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup.
Peningkatan morbiditas (angka sakit) merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas
udara, peningkatan kebisingan, peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air.
Dampak terhadap kesehatan akibat terhirupnya partikel debu ke saluran pernapasan
berpotensi menimbulkan penyakit asma, common cold, infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), dan gangguan paru-paru. Sedangkan kontak langsung dengan debu dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya jenis dan karakteristik debu itu sendiri. Lamanya paparan
serta daya tahan tubuh seseorang juga berpengaruh terhadap dampak dari paparan debu
yang akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu dalam udara dan semakin
lama paparan berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang mengendap di paru juga
semakin banyak. Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit ISPA dan
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 75
batuk termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang sering kali muncul dalam tiga tahun
terakhir. Hasil survey juga menyatakan bahwa responden dan anggota keluarga sering
mengalami gangguan pernapasan. Akan tetapi gangguan kesehatan lingkungan yang
bersumber dari peningkatan debu tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke
pemukiman penduduk. Dengan demikian, kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana
penunjang berpotensi rendah meningkatkan prevalensi ISPA, batuk dan gangguan
pernapasan lainnya terutama di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel.
Dampak terhadap kesehatan akibat terpapar kebisingan secara berulang-ulang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada bagian pendengaran (tuli sementara dan
tuli permananen). Jenis gangguan pada pendengaran sangat dipengaruhi oleh tingginya
level suara, lama paparan, pola dan spektrum suara, kepekaan individu, keadaan kesehatan
dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran umumnya mulai muncul setelah
paparan kebisingan >85 dBA. Selain ganggguan pendengaran (auditory), gangguan
fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul yang dikategorikan sebagai
gangguan non-auditory. Gangguan fisiologis yang dimaksud diantaranya adalah
peningkatan tekanan darah, nadi dan munculnya rasa pusing/vertigo. Gangguan psikologis
dari kebisingan dapat berupa kurangnya konsentrasi, insomnia, stress, kelelahan dan
sebagainya. Selain itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi karena gangguan
kejelasan suara mengakibatkan terjadinya kesalahan informasi atau isyarat yang diterima.
Ancaman terhadap keselamatan dapat menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam
kegiatan persiapan lahan, masyarakat yang tinggal di sekitar tapak proyek akan lebih
beresiko mengalami gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari
mesin alat berat yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan, kebisingan hingga radius
150 m dari lokasi kegiatan akan menimbulkan gangguan kesehatan karena telah
melampaui baku mutu yang ada. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan
bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit dalam
tiga tahun terakhir. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang bersumber dari
peningkatan kebisingan tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke pemukiman
penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana
penunjang berpotensi rendah mengakibatkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan
fisiologis) selain gangguan pendengaran sebagai gangguan kesehatan utama.
Dampak terhadap kesehatan akibat peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas
air adalah meningkatnya penyakit water borne disease (penyakit yang penularannya
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 76
melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dari penderita atau karier) seperti
kolera, tifoid, hepatitis dan disentri; water based disease (penyakit yang ditularkan air pada
orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara) misalnya
Schistosomiasis (infeksi cacing parasit); water washed disease (penyakit yang disebabkan
oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan
alat-alat terutama alat dapur dan alat makan) seperti diare. Selain penyakit berbasis air,
penyakit yang disebabkan oleh vektor juga dapat meningkat akibat kondisi saluran
drainase yang buruk yang ditandai munculnya genangan air atau banjir. Penularan penyakit
pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod - borne
diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases. Penyakit yang dapat
berkembang yang disebabkan oleh vektor tersebut diantaranya adalah Demam Berdarah
dengan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Filariasis dengan vektor nyamuk Culex sp.
Penyakit lainnya terkait vektor selain serangga adalah leptospirosis, infeksi yang ditularkan
oleh bakteri Leptospira melalui kotoran atau kencing tikus sebagai vektor. Penyakit kulit
yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit dan ISPA dan gangguan pernafasan
juga menjadi penyakit yang umumnya mengalami peningkatan saat kondisi banjir. Asupan
gizi yang kurang, sanitasi yang buruk mempermudah penyakit menyerang kesehatan
masyarakat di saat banjir datang. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel dan hasil survey
menunjukkan bahwa ISPA, batuk, dermatitis, gatal-gatal, diare dan DBD banyak diderita
oleh penduduk di wilayah studi. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang
bersumber dari peningkatan run off dan penurunan kualitas air tidak signifikan karena
sebarannya tidak sampai ke pemukiman penduduk. Dengan adanya kegiatan
pembangunan fasilitas dan sarana penunjang, maka prevalensi penyakit tersebut
diprakirakan tidak akan meningkat. Dengan demikian, angka kesakitan (morbiditas) secara
umum di sekitar lokasi kegiatan juga diprakirakan tidak akan mengalami peningkatan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak peningkatakan run off tidak ada; penduduk yang
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 77
terkena dampak penurunan kualitas air adalah tida ada. Oleh karena itu, dampak
diprakirakan bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi
kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari
lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)
meliputi area di sepanjang saluran drainase perkotaan eksisting; luas sebaran dampak
akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut dari titik pencemaran ke air laut.
Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu,
dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah tidak ada. Oleh karena itu,
dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Sifat dampak tidak terakumulasi karena tidak mengalami peningkatan. Oleh karena
itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat dipulihkan karena tidak mengalami perubahan secara signifikan. Oleh
karena itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak Persiapan lahan
terhadap peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dikategorikan dampak negatif tidak
penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 78
C. Pembangunan Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana penunjang darat akan berdampak
terhadap peningkatan morbiditas akibat kesehatan lingkungan yang terganggu. Morbiditas
(kesakitan) adalah kondisi sakit, terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah
kesehatan dan kualitas hidup.
Peningkatan morbiditas (angka sakit) merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas
udara, peningkatan kebisingan, peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas air.
Dampak terhadap kesehatan akibat terhirupnya partikel debu ke saluran pernapasan
berpotensi menimbulkan penyakit asma, common cold, infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), dan gangguan paru-paru. Sedangkan kontak langsung dengan debu dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya jenis dan karakteristik debu itu sendiri. Lamanya paparan
serta daya tahan tubuh seseorang juga berpengaruh terhadap dampak dari paparan debu
yang akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu dalam udara dan semakin
lama paparan berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang mengendap di paru juga
semakin banyak. Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit ISPA dan
batuk termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang sering kali muncul dalam tiga tahun
terakhir. Hasil survey juga menyatakan bahwa responden dan anggota keluarga sering
mengalami gangguan pernapasan. Akan tetapi gangguan kesehatan lingkungan yang
bersumber dari peningkatan debu tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke
pemukiman penduduk. Dengan demikian, kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana
penunjang berpotensi rendah meningkatkan prevalensi ISPA, batuk dan gangguan
pernapasan lainnya terutama di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel.
Dampak terhadap kesehatan akibat terpapar kebisingan secara berulang-ulang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada bagian pendengaran (tuli sementara dan
tuli permananen). Jenis gangguan pada pendengaran sangat dipengaruhi oleh tingginya
level suara, lama paparan, pola dan spektrum suara, kepekaan individu, keadaan kesehatan
dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran umumnya mulai muncul setelah
paparan kebisingan >85 dBA. Selain ganggguan pendengaran (auditory), gangguan
fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul yang dikategorikan sebagai
gangguan non-auditory. Gangguan fisiologis yang dimaksud diantaranya adalah
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 79
peningkatan tekanan darah, nadi dan munculnya rasa pusing/vertigo. Gangguan psikologis
dari kebisingan dapat berupa kurangnya konsentrasi, insomnia, stress, kelelahan dan
sebagainya. Selain itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi karena gangguan
kejelasan suara mengakibatkan terjadinya kesalahan informasi atau isyarat yang diterima.
Ancaman terhadap keselamatan dapat menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam
kegiatan persiapan lahan, masyarakat yang tinggal di sekitar tapak proyek akan lebih
beresiko mengalami gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena adanya suara bising dari
mesin alat berat yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan, kebisingan hingga radius
150 m dari lokasi kegiatan akan menimbulkan gangguan kesehatan karena telah
melampaui baku mutu yang ada. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan
bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit dalam
tiga tahun terakhir. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang bersumber dari
peningkatan kebisingan tidak signifikan karena sebarannya tidak sampai ke pemukiman
penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan pembangunan fasilitas dan sarana
penunjang berpotensi rendah mengakibatkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan
fisiologis) selain gangguan pendengaran sebagai gangguan kesehatan utama.
Dampak terhadap kesehatan akibat peningkatan air larian (run off) dan penurunan kualitas
air adalah meningkatnya penyakit water borne disease (penyakit yang penularannya
melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dari penderita atau karier) seperti
kolera, tifoid, hepatitis dan disentri; water based disease (penyakit yang ditularkan air pada
orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara) misalnya
Schistosomiasis (infeksi cacing parasit); water washed disease (penyakit yang disebabkan
oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan
alat-alat terutama alat dapur dan alat makan) seperti diare. Selain penyakit berbasis air,
penyakit yang disebabkan oleh vektor juga dapat meningkat akibat kondisi saluran
drainase yang buruk yang ditandai munculnya genangan air atau banjir. Penularan penyakit
pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod - borne
diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases. Penyakit yang dapat
berkembang yang disebabkan oleh vektor tersebut diantaranya adalah Demam Berdarah
dengan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Filariasis dengan vektor nyamuk Culex sp.
Penyakit lainnya terkait vektor selain serangga adalah leptospirosis, infeksi yang ditularkan
oleh bakteri Leptospira melalui kotoran atau kencing tikus sebagai vektor. Penyakit kulit
yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit dan ISPA dan gangguan pernafasan
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 80
juga menjadi penyakit yang umumnya mengalami peningkatan saat kondisi banjir. Asupan
gizi yang kurang, sanitasi yang buruk mempermudah penyakit menyerang kesehatan
masyarakat di saat banjir datang. Profil kesehatan Puskesmas Pulo Ampel dan hasil survey
menunjukkan bahwa ISPA, batuk, dermatitis, gatal-gatal, diare dan DBD banyak diderita
oleh penduduk di wilayah studi. Akan tetapi, gangguan kesehatan lingkungan yang
bersumber dari peningkatan run off dan penurunan kualitas air tidak signifikan karena
sebarannya tidak sampai ke pemukiman penduduk. Dengan adanya kegiatan
pembangunan fasilitas dan sarana penunjang, maka prevalensi penyakit tersebut
diprakirakan tidak akan meningkat. Dengan demikian, angka kesakitan (morbiditas) secara
umum di sekitar lokasi kegiatan juga diprakirakan tidak akan mengalami peningkatan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan kebisingan adalah tidak ada;
penduduk yang terkena dampak peningkatakan run off tidak ada; penduduk yang
terkena dampak penurunan kualitas air adalah tida ada. Oleh karena itu, dampak
diprakirakan bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampak akibat sebaran partikel debu meliputi radius 23,5 m dari lokasi
kegiatan; luas sebaran dampak akibat kebisingan meliputi radius sekitar 150 m dari
lokasi kegiatan; luas sebaran dampak akibat peningkatan volume air larian (run off)
meliputi area di sepanjang saluran drainase perkotaan eksisting; luas sebaran dampak
akibat peningkatan padatan terlarut (TSS) air laut dari titik pencemaran ke air laut.
Wilayah penyebaran dampak tidak sampai ke pemukiman penduduk. Oleh karena itu,
dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 81
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah tidak ada. Oleh karena itu,
dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Sifat dampak tidak terakumulasi karena tidak mengalami peningkatan. Oleh karena
itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat dipulihkan karena tidak mengalami perubahan secara signifikan. Oleh
karena itu, dampak diprakirakan sebagai dampak tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pembangunan
fasilitas dan sarana penunjang terhadap peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dikategorikan dampak negatif tidak penting.
3.2. Tahap Operasi
3.2.1. Penurunan Kualitas Udara
A) Proses Regasifikasi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Gas emisi dari proses regasifikasi memiliki potensi untuk menurunkan kualitas udara. Gas
emisi terbentuk dari mesin gas dan gas flare dan dari mesin pemadam kebakaran. Dalam
proses regasifikasi, BOG pada proses pembongkaran dan terbentuk dari tangki LNG
melalui BOG recondenser dan kompresor. Jika BOG yang terbentuk melebihi ambang
batas, maka kelebihan gas akan dibuang ke stack flare dan dibakar kemudian habis. Gas-
yang dibuang mengandung polutan seperti NO2, CO. Karena struktur seperti koneksi
pengelasan, flange disegel, jumlah kebocoran gas dari fasilitas ini sangat sedikit. Selain itu,
jika kebocoran gas terjadi, detektor gas sekitar titik kebocoran menutup katup penutupan
darurat (yaitu, memblokir pileline gas) untuk membatasi volume kebocoran. Namun,
sejumlah kecil gas (dari seperti quality analyzer facility, purging gas of accumulator, purge
gas during maintenance) akan langsung dibuang keluar. Gas-gas buang non-flare yang
mengandung gas HC dan partikulat, yang merupakan salah satu Green House Gas tetapi
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 82
diperkirakan sangat kecil (sekitar 20 m3 / h per setiap fasilitas. Namun pada saat darurat
kemungkinan kebocoran bisa saja terjadi sehingga hal ini menjadi penting.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara pada saat
pengoperasian proses regasifikasi dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran gas buang adalah terdiri dari
pekerja serta ditambah penduduk di sekitar lokasi kegiatan, yaitu Desa Argawana
Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang, Provinsi Banten, sehingga dampaknya
bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi area kegiatan dan pemukiman terdekat dari lokasi
kegiatan, yaitu Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang, Provinsi
Banten, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Potensi dampak saat terjadi kondisi darurat kemungkinan terjadi selama pengoperasian
kegiatan dengan intensitas yang tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak akan terakumulasi karena akan berlangsung terus menerus selama
pengoperasian kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak sulit untuk berbalik dan dipulihkan, karena paparan berlangsung dalam waktu
yang cukup lama apabila sering terjadi kondisi darurat yang menimbulkan kebocoran
dan berpengaruh pada pencemaran udara. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak dari proses regasifikasi terhadap
penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 83
3.2.2. Peningkatan Kebisingan
A) Proses Regasifikasi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Proses regasifikasi berpotensi menyebabkan peningkatan suara yang datang dari
menggunakan fasilitas berputar seperti kompresor, pompa, fasilitas pembakaran gas seperti
pembangkit, flare stack. Kebisingan akan terjadi selama proses regasifikasi dan akan
menyebar ke daerah terdekat. Untuk memprediksi kebisingan pola distribusi dari
pengoperasian kegiatan di lingkungan sekitar, hal ini didukung melalui perhitungan
matematis sebagai berikut:
i. Sumber suara alat yang digunakan = 80 dBA (dalam kegiatan yang serupa yang
menggunakan kompresor,kebisingan yang dihasilkan sebesar 80 dBA)
ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA
iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan
iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar
Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :
r1
r2log 20 - P1 P2 LL
dimana: LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)
r1 = Jarak pengukuran dari sumber bising= 1 meter
r2 = Jarak pengukuran dari sumber bising (meter)
Jarak penerima kebisingan dihitung dari jarak lokasi kegiatan sebagai jarak sumber bising.
Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan
secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3. 8. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan di Lingkungan Sekitar Lokasi Kegiatan
Radius
(meter)
Kebisingan (dBA)
Sumber Suara Total Kebisingan
5 66.02 66.20
25 52,04 55,12
50 46,02 53,12
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 84
Radius
(meter)
Kebisingan (dBA)
Sumber Suara Total Kebisingan
60 44,44 52,85
70 43,10 52,69
80 41,94 52,57
90 40,92 52,49
100 40,00 52,44
150 36,48 52,30
200 33,98 52,25
250 32,04 52,22
500 26,02 52,19
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No.
KEP-48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA
Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus
intensitas bising untuk sumber suara, sedangkan total kebisingan merupakan penjumlahan
background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari sumber
suara yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah
penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,
khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 25 m dari sumber suara, sementara setelah
radius 25 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk lokasi
kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak.
Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999
sebesar 70 dBA, maka dalam jarak 5 m masih memenuhi baku mutu, begitu juga jika
dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,
kebisingan masih dalam status aman. Hal ini didukung oleh bangunan untuk proses
regasifikasi akan dibangun dengan bangunan yang kedap udara, sehingga distribusi
kebisingan akan terdengar di dalam ruangan saja, tidak akan keluar dari bangunan,
sehingga dampak akibat aktifitas ini tidak penting.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
tidak ada penduduk yang terkena dampak karena jarak penduduk terdekat ±500 m
lebih jauh dari luas sebaran dampak, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 85
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 25 m dari lokasi kegiatan, dan
pemukiman terdekat terdapat pada jarak ±500 m dari lokasi kegiatan, tetapi karea
bangunan akan dibangun dengan kondisi kedap udara dan tidak akan eluar dari
bangunan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Setiap fasilitas didesain dengan total tingkat kebisingan kurang dari nilai bakumutu.
Oleh karena itu yang dampaknya tidak signifikan.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat akibat kenyamanan penduduk terganggu dalam intensitas yang cukup
tinggi, namun karena jarak pemukiman berada jauh dari luas sebaran dampak sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak akan terakumulasi karena akan berlangsung terus menerus selama
pengoperasian proses regasifikasi berlangsung, Namun, gangguan total pada batas
situs dirancang kurang dari nilai regulasi. Oleh karena itu, dampaknya tidak signifikan.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya sulit untuk membalikkan dan untuk mengembalikan, karena paparan
berlangsung dalam waktu yang lama namun gangguan total pada batas situs dirancang
kurang dari nilai regulasi, sehingga dampaknya tidak signifikan.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan proses
regasifikasi terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan dampak negatif tidak
penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 86
3.2.2. Penurunan Kualitas Air
A. Proses Regasifikasi
1) Prakiraan Besaran Dampak
Proses regasifikasi dapat berpotensi terhadap penurunan kualitas air laut akibat
penggunaan air laut sebagai air regasifikasi. Proses regasifikasi akan menghasilkan air
buangan yang memiliki suhu lebih rendah dari kondisi temperature sekitarnya. Air dingin
tersebut merupakan sisa dari proses regasifikasi yaitu proses pengubahan bentuk LNG dari
cair menjadi gas yang menggunakan media air laut. Air laut yang digunakan dalam proses
regasifikasi tersebut suhunya akan turun.
Kebutuhan air laut di dalam proses regasifikasi maksimum adalah 18.000 ton/jam (5.025
m3/dt). Sedangkan penurunan suhu air mencapai -7
oC sehingga jika suhu rona lingkungan
disekitar 30oC maka air sisa regasifikasi memiliki suhu 23
oC. kondisi tersebut yang akan
digunakan sebagai skenario pemodelan air regasifikasi.
Pada proses ini, air laut sebagai media pemanas, kemudian akan dikembalikan lagi ke laut
dengan temperatur lebih dingin, hal ini akan menurunkan temperatur disekitar outlet air
laut untuk proses regasifikasi. Sehingga Proses Ragasifikasi juga akan berpotensi
menurunkan kualitas air laut, khususnya parameter suhu.
Pada saat ini (rona lingkungan), temperature air laut berkisar di 30 o
C. Dengan adanya
proses regasifikasi dapat dapat menurunkan temparetur air laut sehingga lebih rendah dari
kondisi alami.
Metoda di dalam memprakirakan dampak adalah menggunakan pemodelan numeric
adveksi difusi dari sebaran thermal. Berikut ini hasil pemodelan numeric sebaran :
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 87
(a) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari pertama simulasi (Tahap Operasi)
(b) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari ketiga simulasi (Tahap Operasi)
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 88
(c) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari sepuluh simulasi (Tahap Operasi)
(d) Sebaran air buangan sisa regasifikasi hari lima belas simulasi (Tahap Operasi)
Gambar Sebaran air buangan sisa regasifikasi pada tahap operasional
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 89
Gambar-gambar di atas merupakan hasil pemodelan sebaran air buangan sisa regasifikasi.
Durasi pemodelan sebaran air buangan sisa regasifikasi adalah 15 hari. Pada hari ke 10
kondisi sebaran air buangan sisa regasifikasi sudah menunjukkan pola yang cenderung
sama dengan hari-hari berikutnya, sehingga hasil pemodelan pada hari ke 10 sampai ke 15
dapat menggambarkan kondisi sebaran air buangan sisa regasifikasi pada tahap operasi.
Temperature air laut ambient yang digunakan di dalam pemodelan adalah 30 o
C dan
temperature air sisa regasifikasi di titik outfall memiliki temperature 23 o
C. sehingga beda
nilai temparatur ambient dan air sisa regasifikasi adalah -7 oC.
Gambar-gambar diatas menjelaskan kondisi sebaran temperature dari pertama kali air
regasifikasi memasuki perairan sampai pada kondisi operasional secara kontinu.angka-
angka yang tertera di dalam gambar menunjukkan nilai batas temperature, sebagai contoh
nilai pada kontur 29 adalah menunjukkan batas temperature 29 o
C, sisi sebelah kanan dari
kontur 29 oC merupakan area suhu 30
oC.
Berdasarkan hasil pemodelan numeric sebaran thermal dari air buangan menunjukkan
temperature air laut dengan nilai 27 o
C atau delta 3oC terhadap suhu ambient berada pada
jarak 147 m dari outfall air buangan. Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut,
maka dampak penurunan temperature terhadap penurunan kualaitas air dikategorikan
dampak tidak penting.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
penurunan temperature air laut masih di area sekitar tapak proyek sehingga tidak ada
penduduk yang terkena dampak, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak masih di sekitar tapak proyek (rata-rata radius 147 m)
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas
perubahan temperature air laut yang rendah, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 90
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya karena pada area penurunan suhu tidak
ditemukan temburu karang. Lamun dan bukan merukanan area penangkapan ikan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif, , sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, karena setelah jarak 147 m dari outfal temperatur air
kembali ke normal, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan bahwa area penurunan temperature masih di sekitar tapak proyek dengan
jarak rata-rata sebaran kurang dari 150 m, maka penurunan kualitas air akibat proses
buangan air regasifikasi dianggap tidak penting penting.
B) Pengoperasian Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Secara umum, operasi pelabuhan dapat memicu dampak menurunnya kualitas laut berupa
peningkatan parameter TSS. Pada saat ini (rona lingkungan), kandungan minyak dan
lemak berkisar 1,63 – 2,91 mg/L sedangkan kandungan TSS berkisar 1,8 – 32,04 mg/L dan
masih di bawah baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air laut,
untuk biota air (lampiran III), yaitu 1 mg/L dan TSS sebesar 20 mg/L (coral dan lamun)
serta 80 mg/L (mangrove).. Dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pencemaran
air laut dan berpotensi melebihi baku mutu.
Selain itu, penemaran air laut juga dapat ditimbulkan dari kapal tongkangmenimbulkan
dampak turunan berupa gangguan terhadap kehidupan biota air seperti plankon, bentos,
dan ikan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 91
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
tidak ada penduduk di Desa Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang
Provinsi Banten yang memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak cukup luas di badan air penerima hingga ke arah hilir dari
lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang
cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah
estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat
sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan
kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal
untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat
penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat
dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self
purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air
penerima, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, badan air penerima
tersebut masih memenuhi baku mutu, akan dicemari dengan pencemaran dari
pengoperasian dermaga, maka dianggap negatif tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 92
D) Pemeliharaan Alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pemeliharaan alur pelayaran (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Tunning
Basin) dapat berpotensi menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air laut.
Limbah yang dihasilkan akan masuk dan mencemari air laut berupa peningkatan
konsentrasi TSS yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air laut. Saat ini (rona
lingkungan), konsentrasi TSS di air laut berkisar 1,8 – 32,04 mg/L dan masih di bawah
baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air laut, yaitu 80 mg/L.
Dengan adanya pencemaran ini, akan memungkinkan terjadi peningkatan konsentrasi TSS
pada air laut.
Selain itu, peningkatan parameter TSS di air laut dapat menimbulkan dampak turunan
terhadap estetika, terganggu kehidupan biota air seperti plankton, bentos, dan ikan, serta
persepsi negatif dari masyarakat terhadap kegiatan pemeliharaan alur pelayaran.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa
Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang
memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak cukup luas di badan air penerima hingga ke arah hilir dari
lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang
cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah
estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat
sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 93
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan
kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal
untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat
penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat
dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self
purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air
penerima, sehingga dampaknya bersifat penting.
Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, badan air
penerima tersebut masih memenuhi baku mutu, akan dicemari dengan pencemaran
dari kegiatan pemeliharaan alur pelayaran, maka dianggap penting.
3.2.4. Perubahan Arus
A. Pemeliharaan alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga, yang
akan berpotensi menyebabkan perubahan bathimetri sehingga pola arus laut berubah.
Selama proses pengerukan alur pelayaran maka akan mempengaruhi perubahan batimetri
terutama pada alur pelayaran.
Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan pemodelan hidrodinamika arus laut pada
kondisi eksisting dan setelah pengerukan. Akan di bandingkan kecepatan arus pada kondisi
eksisting dan setelah pengerukan, apabila kecepatan arus laut cenderung lebih kecil
dibandingkan pada kondisi eksisting, artinya dari sisi pelayaran kondisi perubahan arus
aman bagi kapal yang melewati alur pelayaran di area pengerukan.
Berikut ini titik observasi pembanding kecepatan arus eksisting dan setelah pengerukan
(pemeliharaan alur pelayaran) :
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 94
Gambar Lokasi Titik Observasi
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 95
Gambar Pola arus laut kondisi pasang dan surut
Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E1
Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E2
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 96
Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E3
Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E4
Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E5
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 97
Grafik perbandingan kecepatan arus di titik observasi E6
Berdasarkan perbandingan kecepatan arus ada kondisi eksisting (E) dan setelah
pengerukan (O) maka pada area pengerukan berdasarkan data kecepatan arus di titik
observasi (E1; E2; E3 dan E4) kecepatan arus laut mengecil setelah pengerukan sehingga
aman bagi pelayaran.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
perubahan kecepatan arus laut yag cenderung mengecil tidak mengganggu penduduk
di sekitar alur pelayaran, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
area yang mengalami perubahan kecepatan arus laut cenderung hanya di area
pengerukan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang
kecil, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
tidak ada komponen hidup lainnya yang terganggu. Oleh karena itu, dampaknya
bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat tidak kumulatif, , sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 98
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, karena pada suatu saat kedalaman perairan akan kembali
seperti seula, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka prubahan pola arus laut pada tahap operasi
dianggap dampak negatif tidak penting.
3.2.5. Perubahan Gelombang
A. Pemeliharaan alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga juga
akan menimbulkan terjadinya perubahan gelombang. Perubahan gelombang akibat
perubahan batimetri perlu dipertimbangkan dikarenakan akan terjadi proses perubahan
tinggi gelombang laut. Perubahan gelombang laut dapat mengakibat terjadinya pola arus
sejajar pantai akibat dari arah perambatan gelombang yang berubah. Perubahan gelombang
berpotensi dapat mengakibatkan perubahan garis pantai. Berdasarkan kondisi tersebut
maka dampak dikategorikan penting.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa
Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang
memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak terbatas hanya di sekitar tapak proyek sehingga dampaknya
bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang
cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 99
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang timbul adalah keresahan masyarakat. Oleh karena itu,
dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan timbulnya keresahan masyarakat,
sehingga dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, , sehingga dampaknya bersifat penting.
Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, maka dianggap
negatif penting.
3.2.6. Terjadinya Abrasi
A. Pemeliharaan alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga juga
akan menimbulkan terjadinya perubahan gelombang. Sehingga akan menimbulkan dampak
lanjutan terhadap abrasi, terkikisnya pesisir pantai dan perubahan garis pantai.
Berdasarkan dari hasil pemodelan hidrodinamika arus laut, cenderung pada area di dalam
area pengerukan kecepatan arus mengecil sedangkan pada area titik observasi E5 dan E6
pada area di dekat garis pantai mengalami peningkatan kecepatan. Berdasarkan kondisi
tersebut maka ada potensi terjadinya abrasi terjadinya abrasi akibat kegiatan pemeliharaan
alur pelayaran merupakan dampak negate penting
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 100
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa
Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang
memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak pada area yang berdekatan dengan area, sehingga
dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang
cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari terjadinya abrasi adalahkeresahaan. Oleh
karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan timbulnya keresahaan masyarakat,
sehingga dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, , sehingga dampaknya bersifat penting.
Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, maka terjadinya
abrasi dianggap negatif penting.
3.2.7. Peningkatan Sedimentasi
A. Pemeliharaan alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan
mengakibatkan kekeruhan perairan akibat dari air yang telah bercampur dengan material-
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 101
material halus melimpah dan masuk ke laut. Akibat dari kegiatan ini maka berpotensi
meningkatkan sebaran sedimen sampai jarak tertentu.
Berdasarkan hasil pemodelan sebaran sedimen mencapai jarak 1000 m dari area
pengerukan, berdasarkan pertimbangan tersebut maka dampak dikategorikan penting.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan sedimentasi dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan sedimentasi adalah
penduduk, khususnya penduduk di desa pulo panjang dan desa argawana kecamatan
pulo ampel, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius ± 1km dari lokasi kegiatan, sehingga
dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan
pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
peningkatan sedimentasi juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya
keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu dampaknya
bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan
dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pemeliharaan
alur, terhadap peningkatan sedimentasi dikategorikan dampak negatif penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 102
3.2.8. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut
A) Proses Regasifikasi, B. Pengoperasian Dermaga, C. Pemeliharaan Alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Proses regasifikasi berpotensi mengganggu lalu lintas laut, terutama pada saat
pembongkaran (unloading) LNG dari kapal tanker. Pembongkaran LNG memerlukan
waktu paling lama sekitar 12 jam, dan selama pembongkaran tidak ada aktivitas di sekitar
kapal yang sedang unloading, termasuk kegiatan nelayan yang akan melewati daerah
unloading. Kegiatan tersebut akan berpotensi menggangu lalu lintas laut khususnya
perairan Teluk Banten lokasi kegiatan maerupakan jalur lalu lintas laut bagi nelayan
Pengoperasian Demaga terutama yaitu aktifitas kapal pengangkut LNG dan pada saat
pembongkaran kapal tanker produksi LNG termasuk jetty dengan panjang 1,1 km
berpotensi menggangu lalu lintas laut dan aktifitas nelayan khususnya di perairan Teluk
Banten. Aktifitas kapal pengangkut LNG yaitu datang dan perginya kapal pengangkut,
unloading dan pada saat berputarnya kapal di area dermaga akan mengganggu lalu lintas
laut, terutama bagi nelayan. ritasi kapal pengangkut LNG relatif sedikit yaitu paling
banyak sekitar 10 kapal dalam sebulan, namun teluk Banten di lokasi kegiatan merupakan
jalur lalu lintas laut terutama bagi nelayan
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan
mempengaruhi lalu lintas di laut khususnya perairan Teluk Banten lokasi kegiatan
merupakan jalur lalu lintas laut bagi nelayan pada saat pulang maupun pergi melaut/
mencari ikan dan penyebrangan ke pulo panjang
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna perairan sekitar teluk banten
dekat dengan lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 103
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Sebaran dampak di perairan desa argawana hingga ke daerah pulo panjangsebagi
daerah transportasi laut penduduk, sehingga dampaknya bersifat penting
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama tahap operasi, sehingga dampaknya
bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Timbulnya gangguan lalu lintas laut akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya
sikap dan persepsi negatif masyarakat karena terganggu kelancaran lalu lintas laut.
Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak terakumulasi selama kegiatan operasi sehingga dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti), sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan proses
regasifikasi, pengoperasian dermaga dan pemeliharaan alur pelayaran, terhadap lalu lintas
laut dikategorikan dampak negatif penting.
3.2.9. Terganggunya Biota Air
A) Proses Regasifikasi,
1) Prakiraan Besaran Dampak
proses regasifikasi memiliki potensi untuk menurunkan kualitas air laut. Proses regasifikasi
juga akan berpotensi menurunkan kualitas air laut, khususnya parameter suhu. Kebutuhan
air laut sebagai media pemanas, dan kemudian akan kembali ke laut dengan suhu dingin,
akan menurunkan suhu air laut di sekitar outlet untuk proses regasifikasi. Penurunan
kualitas air laut akan mempengaruhi gangguan derivatif untuk biota air termasuk plankton,
benthos, ikan, terumbu karang dan organisme pesisir seperti lamun. Dari data yang
diperoleh di sekitar proyek, ada 45 spesies fitoplankton. Hasil analisis indeks fitoplankton
keanekaragaman (H ') di perairan Banten Teluk sekitar lokasi lokasi proyek berkisar antara
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 104
01:25 - 2.12. Zooplankton indeks keanekaragaman berkisar 1,11-2,22 dan indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa secara umum kondisi rentang antara
3,05-7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi pencemaran air di sekitar lokasi proyek
umumnya terletak pada tingkat stabilitas komunitas biota ringan atau sedang. Pengamatan
kondisi terumbu karang memperoleh nilai 47% milik kriteria tengah. Banyak menemukan
Puing (fragmen karang mati) dan karang mati tertutup alga (Dead Coral Algae). Karang
ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora humilis, capricornis
Montipora, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites silinder. Kondisi
padang lamun di perairan Long Island pada saat pengumpulan data dilakukan hanya
sedikit, karena lamun tertutup lumpur sedimen. Lamun diidentifikasi masih hidup, ada satu
jenis yang Enhalus acoroides. Penutupan lamun sedimen membuat warna daun tidak
berwarna hijau tapi telah berubah coklat. Hal ini juga dipengaruhi oleh musim hujan yang,
pada musim hujan, lumpur yang ada didarata dilakukan dengan mengalirkan air ke laut.
Jadi dengan penurunan suhu akan mempengaruhi biota air di sekitar lokasi.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah orang yang terkena adalah tidak ada. sehingga efek tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah menyebar dampak yang cukup luas di perairan laut dari lokasi kegiatan,
sehingga efek tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampaknya berlangsung selama kegiatan operasional dengan intensitas rendah,
sehingga efek tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan yang terkena dampak lainnya. Oleh karena itu,
dampaknya tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampaknya tidak kumulatif, sehingga dampaknya tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 105
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berubah, karena jari-jari rata-rata 100 m dari suhu air pembuangan
sudah kembali normal, sehingga efek yang signifikan.
Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, badan air penerima
tersebut masih memenuhi baku mutu dari proses regisifikasi, maka dianggap negatif tidak
penting.
B. Pemeliharaan Alur Pelayaran
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga dapat
meningkatkan konsentrasi TSS yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air disekitar lokasi
kegiatan sampai jarak tertentu, mengingat kualitas air laut sangat berpengaruh terhadap
interaksi komponen lingkungan yang ada di dalam perairan. Gangguan terhadap kualitas
air laut khususnya peningkatan kekeruhan akan memberikan dampak ikutan terhadap
komponen biota air laut dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan pemeliharaan alur
pelayaran akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap terganggunya biota air sebagai
penghuninya.
Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis
indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak
proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara
1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya
kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi
pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau
stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh
nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble
(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis
karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,
Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites
cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data
dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang
teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.
Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 106
berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat
musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan
adanya TSS dan parameter logam berat yang terangkat diperairan laut wilayah studi akan
mempengaruhi keberadaan biota air disekitar lokasi. Dalam rencana implementasi, akan
ada layar lumpur untuk meminimalkan kontaminasi, tetapi masih akan menjadi penting
karena prediksi itu tidak dilakukan, dampaknya akan mengelola.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk di Desa
Argawana Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten yang
memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak cukup luas di badan air penerima hingga ke arah hilir dari
lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang
cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah
estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat
sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan
kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal
untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat
penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 107
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat
dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self
purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air
penerima, sehingga dampaknya bersifat penting.
Berdasarkan pertimbangan kondisi rona awal, badan air penerima masih memenuhi
baku mutu, namun dengan kegiatan pemeliharaan alur pelayaran akan membebani
perairan, sehingga diprakirakan sebagai dampak negatif penting.
3.2.10. Mata Pencaharian
A) Pengadaan Tenaga Kerja
1) Prakiraan Besaran Dampak
Adanya kegiatan pengadaan tenaga kerja untuk operasi, akan memberi kesempatan kerja
bagi masyarakat setempat. Disamping itu, adanya aktivitas tenaga kerja di lokasi kegiatan
akan membuka peluang berusaha bagi masyarakat setempat, seperti penyediaan
warung/toko. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Desa Argawana yang
termasuk lokasi studi, jumlah tenaga kerja yang direkrut tersebut relatif sedikit. Selain itu
di sekitar lokasi rencana kegiatan terdapat banyak warung. Namun lapangan kerja pada
saat ini sulit untuk didapat sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. Selain itu,berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga di
KecamatanPuloampel, terdapat total 1415 keluarga Pra Sejahtera (KS) (Sumber :
Puloampel dalam Angka,2014).. Jumlah ini cukup banyak, sehingga diharapkan dengan
keberadaan proyek, akan mengurangi angka tersebut dengan memberikan kesempatan
kerja bagi masyarakat lokal tentunya bagi masyarakat yang memenuhi kualifikasi
pekerjaan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari Pengadaan Tenaga Kerja sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebanyak 150 orang yang akan
direkrut sebagai tenaga kerja atau sekitar 0,06% dari penduduk usia produktif di
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 108
Kecamatan pulo ampel, namun lapangan kerja pada saat ini sulit untuk didapat
sehingga peluang sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga
dampaknya bersifat penting.
Sementara untuk peluang usaha, peluang yang dimaksud ada pada pemenuhan makan
minum pekerja yang dapat dipenuhi oleh kantin/warung di sekitar proyek. Sehingga
kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal dan peluang usaha dalam kegiatan
pengadaan tenaga kerja diprakirakan sebagai dampak penting.
Pada kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur
kapal, penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan
Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang
dan lokasi dumping, sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak penting
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan pengadaan tenaga kerja berpotensi melibatkan tenaga kerja dari desayang
berada di sekitar proyek seperti Desa Argawana dan desa lainnya di sekitarnya di
Kecamatan pulo ampel.
Kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur kapal,
penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan Puloampel
yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang dan lokasi
dumping. Oleh karena itu diprakirakan dampak bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi. Oleh karena itu dampak
bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap operasi sehingga
sifatnya penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 109
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap parameter kesempatan tenaga kerja dan berusaha tergolong dapat
berbalik, jika kegiatan operasi telah selesai karena akan dilakukan pemutusan tenaga
kerja. Oleh karena itu sifatnya penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan terhadap mata
pencaharian dikategorikan dampak positif penting.
B. Proses Regasifikasi, C. Pengoperasian Dermaga, D. Pemeliharaan Alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Proses regasifikasi berpotensi mengganggu aktifitas nelayan khususnya jalur pelayaran,
terutama pada saat pembongkaran (unloading) LNG dari kapal tanker. Pembongkaran
LNG memerlukan waktu paling lama sekitar 30 jam, dan selama pembongkaran tidak ada
aktivitas di sekitar kapal yang sedang unloading, termasuk kegiatan nelayan yang akan
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan yang akan mencari ikan ataupun yang
melewati daerah unloading.. Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa
Pulopanjang berada di sekitar Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali,
dan Sekitar Pulopanjang. Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan
tapak proyek adalah di sekitar Pulopanjang.Hal ini dikhawatirkan oleh responden (nelayan)
akan mengganggu aktivitas melautnya khususnya alur pelayarannya.. Dampak tersebut
berlangsung cukup lama, selama operasional LNG Receiving Terminal berlangsung.
Pengoperasian Dermaga terutama yaitu aktifitas kapal pengangkut LNG dan pada saat
pengisian kapal tanker produksi LNG termasuk jetty dengan panjang 1,1 km berpotensi
menggangu lalu lintas laut dan aktifitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten.
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan khususnya jalur pelayarannya
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Pada kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur
kapal, penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 110
Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang
dan lokasi dumping, sehingga dampak diprakirakan sebagai dampak penting
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan proses regasifikasi, pengoperasian dermaga, dan pemeliharaan alur kapal,
penduduk yang akan terkena dampak adalah nelayan Desa Argawana dan
Puloampel yang mencari ikan di sekitar tapak proyek seperti di sekitar Pulopanjang
dan lokasi dumping. Oleh karena itu diprakirakan dampak bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi. Oleh karena itu dampak
bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap operasi sehingga
sifatnya penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak tergolong dapat berbalik. Oleh karena itu sifatnya penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan terhadap mata
pencaharian dikategorikan dampak negatif penting.
3.2.11. Penurunan Pendapatan
A) Proses Regasifikasi, B. Pengoperasian Dermaga, C. Pemeliharaan Alur Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Proses regasifikasi berpotensi mengganggu aktifitas nelayan, terutama pada saat
pembongkaran (unloading) LNG dari kapal tanker. Pembongkaran LNG memerlukan
waktu paling lama sekitar 30 jam, dan selama pembongkaran tidak ada aktivitas di sekitar
kapal yang sedang unloading, termasuk kegiatan nelayan yang akan menimbulkan
gangguan terhadap aktivitas nelayan yang akan mencari ikan ataupun yang melewati
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 111
daerah unloading. Lokasi tangkap ikan oleh nelayan Desa Argawana dan Desa
Pulopanjang berada di sekitar Teluk Banten, Laut Jawa, Maranggai, Watu Ireng, Pulo Kali,
dan Sekitar Pulopanjang. Terkait proyek, lokasi tangkap ikan yang paling dekat dengan
tapak proyek adalah di sekitar Pulopanjang.. Hal ini dikhawatirkan oleh responden
(nelayan) akan mengganggu aktivitas melautnya khususnya jalur pelayarannya. Dampak
tersebut berlangsung cukup lama, selama operasional LNG Receiving Terminal
berlangsung.
Pengoperasian Dermaga terutama yaitu aktifitas kapal pengangkut LNG dan pada saat
pengisian kapal tanker produksi LNG termasuk jetty dengan panjang 1,1 km berpotensi
menggangu lalu lintas laut dan aktifitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten.
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan khususnya alur pelayaran
Berdasarkan informasi dari nelayan, hasil tangkapan tergantung dari musim. Sehingga
aktivitas yang diselenggakan pada tahap operasi proyek tidak dapat diclaim mengganggu
hasil tangkapan nelayan yang juga berhubungan dengan penurunan pendapatan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak,dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Tidak ada penduduk yang akan terkena dampak,sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan akan berpengaruh ke Desa yang berada di sekitar proyek seperti Desa
Argawana dan desa lainnya di sekitarnya di Kecamatan pulo ampel. Oleh karena itu
diprakirakan dampak bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi dilakukan dengan intensitas
yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 112
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat
tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat tidak kumulatif,sehingga sifatnya tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak tdapat berbalik, jika kegiatan operasi telah selesai karena akan dilakukan
pemutusan tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan proses
regasifikasi, pengoperasian dermaga, pemeliharaan alur pelayaran terhadap penurunan
pendapatan masyarakat dikategorikan negatif tidak penting.
3.2.12. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat
A) Pengadaan Tenaga Kerja, B. Proses Regasifikasi, C. Pengoperasian Dermaga, D.
Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga, E. Pemeliharaan Alur
Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang
berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan
persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Namun sikap dan persepsi ini dapat
berubah menjadi negatif terhadap penduduk yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.
Proses regasifikasi akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan diantaranya dampak
penurunan kualitas air, terganggunya lalu lintas laut, gangguan terhadap biota Air, dan
terganggunya mata pencaharian Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan
menimbulkan persepsi negatif masyarakat terhadap kegiatan.
Pengoperasian dermaga untuk kepentingan sendiri termasuk jetty dengan panjang 1,1 km
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila
tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul
adalah penurunan kualitas air, terganggunya lalu lintas laut, terganggunya biota air,
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 113
terganggunya mata pencaharian yang akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif
masyarakat.
Pemeliharaan fasilitas pendukung akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan
diantaranya dampak terhadap penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air dan
gangguan terhadap biota Air. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan
menimbulkan persepsi negatif masyarakat.
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan. Penurunan tangkapan ini akan
menimbulkan persepsi negative masyarakat khususnya nelayan.
Seperti yang diperoleh dari survey kepada masyarakat Desa Argawana dan Puloampel,
responden merasa khawatir jika proyek akan menghasilkan limbah (25%), menimbulkan
kebisingan (8%), Khawatir jika proyek akan menimbulkan ledakan gas (22,9%), dan
berkurangnya penghasilan (19,8%). Kekhawatiran yang dirasakan responden cukup
beralasan karena masyarakat sudah terbiasa hidup di sekitar lokasi proyek yang merupakan
daerah industri. Mereka menganggap keberadaan industri di sekitar tempat tinggalnya
menimbulkan beberapa gangguan kenyamanan seperti limbah, dan kebisingan. Persepsi
masyarakat tentang perusahaan gas saat ini masih terpatok pada kecelakaan ledakan gas
yang sering diberitakan di media. Sehingga responden berasumsi sama terhadap rencana
proyek.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya sikap dan persepsi negatif
masyarakat dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar di wilayah Desa
Argawana dan Desa Pulopanjang di wilayah Kecamatan Puloampel, sehingga
dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak diperkirakan meliputi wilayah Kecamatan puloampel
sehingga dampaknya bersifat penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 114
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama operasi dilakukan namun dengan
intensitas yang tinggi. Oleh karena itu dampak bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah terjadinya konflik sosial,
maka dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga sifatnya penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, karena dampak kegiatan operasi terhadap persepsi negative
masyarakat dapat berbalik jika sosialisasi mengenai kegiatan terus dilakukan dan
dilanjutkan dengan pemberian feed back yang pro aktif terhadap reaksi mayoritas yang
muncul seperti pelibatan masyarakat lokal dan lainnya. Oleh karena itu sifatnya tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak seluruh kegiatan pada
tahap operasi terhadap timbulnya persepsi negatif masyarkat dikategorikan dampak
negatif penting.
3.2.13. Terjadinya Konflik Sosial
A) Pengadaan Tenaga Kerja, B. Proses Regasifikasi, C. Pengoperasian Dermaga, D.
Pemeliharaan Fasilitas Terminal LNG dan Dermaga, E. Pemeliharaan Alur
Pelayaran
1) Prakiraan Besaran Dampak
Terjadinya konflik sosial dapat terjadi akibat ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan pengadaan tenaga kerja. Tenaga kerja lokal yang direkrut untuk bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk di desa lokasi studi, jumlah tenaga kerja yang
direkrut tersebut relatif sedikit. Sedikitnya tenaga kerja lokal yang direkrut tersebut dapat
mengakibatkan ketidakpuasan di masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya
konflik sosial di masyarakat yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 115
Proses regasifikasi akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan diantaranya dampak
penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air, terganggunya
lalu lintas laut, gangguan terhadap biota Air, terganggunya mata alur pelayaran. Dampak
yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat
terhadap kegiatan dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
Pengoperasian dermaga untuk kepentingan sendiri termasuk jetty dengan panjang 1,1 km
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila
tidak dikelola akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul
adalah penurunan kualitas air, terganggunya lalu lintas laut, terganggunya biota air,
terganggunya alur pelayaran yang akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif
masyarakat dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
Pemeliharaan fasilitas pendukung akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan
diantaranya dampak terhadap penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air dan
gangguan terhadap biota Air. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan
menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan akan menimbulkan terjadinya konflik sosial
Pemeliharan alur kapal (Ship Channel) dan pemeliharaan kolam putar (Turning Basin).
Pekerjaan ini merupakan bagian dari pemeliharaan dermaga secara keseluruhan. Pekerjaan
ini meliputi pengerukan (Dredging) untuk menjaga kedalaman laut di area dermaga akan
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas nelayan khususnya alur pelayaran.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya konflik sosial dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebagian masyarakat di wilayah
Desa Argawana dan Pulopanjang, namun akan meyebar ke wilayah sekitarnya,
sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran diperkirakan meliputi Desa Argawana dan Desa Pulopanjang,
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 116
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung lama, yaitu selama operasi dilakukan dengan intensitas
yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah persepsi negatif maka
dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif karena terkait dengan dampak lainnya sehingga sifatnya
penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, jika kegiatan operasi telah selesai serta sosialisasi mengenai
kegiatan terus dilakukan. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan operasi
terhadap terjadinya potensi sosial konflikdikategorikan dampak negatif penting.
3.3. Tahap Pasca Operasi
3.3.1. Penurunan Kualitas Udara
A) Mobilisasi Alat Berat dan Material
1) Prakiraan Besaran Dampak
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat akan menyebabkan peningkatan debu lokal. Hal ini
disebabkan penggunaan kendaraan dan alat berat untuk mengangkut peralatan dan material
hasil bongkaran.
Emisi Gas Buang
Pengangkutan alat berat dan amterial pasca operasi akan dilakukan melalui darat
menggunakan truk sebanyak 6 buah dengan intensitas pengangkutan 15 truk/hari.
Perhitungan besaran masing-masing parameter gas buang berdasarkan sumber emisinya
menurut Environmental Data Book (1992) dan Zears Zemansky (1976), yaitu :
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 117
a. Konsumsi BBM (Kg/hari)
Konsumsi BBM = 6 buah x 20 Kg/hari = 120 Kg/hari
b. Laju Alir Emisi (Kg/jam)
a. CO
b. NO2
c. SO2
Sedangkan untuk memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan
oleh operasional kendaraan proyek saat mobilisasi alat berat dan material berlangsung,
digunakan rumus :
C =
dimana :
C : konsentrasi ambien (µg/m3),
Q : laju emisi (µg/detik/m2),
s : panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m),
u : kecepatan angin rata-rata (m/dtk),
z : tinggi pencampuran (m)
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 118
Data rona lingkungan menunjukkan bahwa temperatur udara di wilayah studi adalah 29,7 –
29,9 oC, sedangkan kecepatan angin sesaat adalah 0,0 – 2,1 m/detik serta kadar debu
181,81 – 200,44 µg/m3 (BML = 230 µg/m
3). Kendaraan truk yang digunakan cukup besar
yaitu memiliki kapasitas 8 ton, kecepatan rata-rata 40 km/jam.
Tabel 3.xx. Kadar Zat Pencemar di Udara Akibat Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan
Material saat Pasca Operasi
No. Parameter Q
(µg/detik/m2)
s
(m) u (m/dtk) z (m) C (µg/m
3)
Rona
(µg/m3)
Baku
Mutu
(µg/m3)
1 CO 2,82 10 1,05 1,5 17,87 102-
725,29 30.000
2 NO2 16,04 10 1,05 1,5 101,82 7,18-7,98 400
3 SO2 0,95 10 1,05 1,5 6,06 1.18-2,98 900
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa besarnya konsentrasi polutan yang dihasilkan
untuk gas CO sebesar 0,02 kali, NO2 sebesar 12,76 kali dan SO2 sebesar 2,03 kali dari
kondisi rona lingkungan hidup awal. Dan untuk semua parameter masih memenuhi baku
mutu kualitas udara ambien PP No. 41 Tahun 1999.
Sebaran Partikel Debu
Debu akan menyebar dan menyebabkan gangguan terhadap kegiatan masyarakat sekitar,
terutama pada musim kemarau. Dampak lain dari derivatif adalah untuk potensi Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke sistem pernapasan
terjadi. Untuk memperkirakan seberapa jauh distribusi partikel debu, persamaan dinamika
fluida-partikel digunakan dari Hukum Stoke 's.
Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:
V = gρp(dp)2/18μa
Dimana:
dp = diameter partikel debu = 40 μm
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²
ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³
μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det
Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665
ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 119
permukaan tanah adalah 2 meter ( 6,56 ft) adalah:
t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 6,56 ft : 0,3665 ft/det
= 17,9 det
= 0,0052 jam.
Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:
S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)
= 0,005 jam x 1,05 m/dt
= 18,8 m
Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 18,8 m dari sumber kegiatan
mobilisasi alat berat dan material akan terpapar oleh debu.
Perhitungan untuk prakiraan radis sebaran debu berasal dari satu sumber (yaitu kendaraan
proyek), dan tidak memperhitungan adanya sumber lain. Besarnya radius sebaran debu
adalah radius dari kendaraan hingga area yang dileati kendaraan selama proses mobilisasi,
sehingga sebaran akan terjadi di sepanjang jalan.
Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan alat berat di areal
kerja digunakan persamaan:
eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7
(w/4)0,5
(d/365)
Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)
s = silt content (%)
S = kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = berat kendaraan (ton)
w = jumlah roda kendaraan
d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun
Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat adalah 10 km/jam (6,21 miles/jam),
berat alat berat adalah 30 ton, jumlah roda 4 buah, jumlah hari hujan dalam 1 tahun 187,4
hari, sehingga kecepatan sebaran debu yang akan terangkat ke udara akibat pergerakan
roda kendaraan ke udara adalah:
eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7
(4/4)0,5
(177,6/365)
= 0,82 lb/mile ≈ 0,51 lb/km
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 120
Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2
m, maka konsentrasi sebaran debu dari lahan yang dibongkar adalah:
C = eu /(lebar area kerja x tinggi kepulan debu)
= (0,51 x 0,4536 X 109) / (100 x 2 x 1.000)
= 1.159,03 µg/m3
Berdasarkan perhitungan di atas, hal itu menunjukkan bahwa konsentrasi debu di udara
ambient ketika alat berat beroperasi untuk Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan
Material mencapai 1.159,03 ug / m3. Sementara konsentrasi debu di lokasi terdekat
(penduduk dekat akses masuk) waktu incurrent (baseline) mencapai 200,44 ug / m3,
sehingga mengakibatkan peningkatan sekitar 5,8 kali. Dan jika dibandingkan dengan
standar sesuai dengan Kualitas Standard Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999,
adalah 230 ug / m3, nilai TSP dari kegiatan ini lebih tinggi dari standar. Tingginya
konsentrasi ini diharapkan akan berkurang selama proses pengangkutan yang dilakukan
bergiliran setiap satu truk. Namun tetap penting karena terdapat penduduk yang dekat
dengan akses masuk lokasi kegiatan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran partikel debu adalah penduduk
yang berada dalam radius 18,8 m dari jalan, khususnya pemukiman yang dekat
dengan akses masuk yang dilewati oleh kendaraansehingga dampaknya bersifat
penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan
konstruksi, khususnya di permukiman yang dekat dengan akses masuk yang dilewati
oleh kendaraan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 121
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah gangguan kesehatan
(ISPA) akibat pemaparan debu dalam konsentrasi melebihi baku mutu (230 ug / m3)
yang terhisap oleh penduduk dekat akses masuk kegiatan yang berada di lokasi yang
dilewati kendaraan pada radius 18,8 m.. Dampak terhadap ISPA diprakirakan tidak
permanen karena masa inkubasi ISPA umumnya sekitar 2 – 4 tahun tergantung kepada
kondisi kesehatan reseptor dan kuantitas debu yang terhisap, adapun lamanya
pemaparan selama konstruksi saja (sementara), sehingga dampaknya dianggap bersifat
tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan
terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian
dampak dianggap tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi
pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan
material terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif penting.
B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang akan menimbulkan
peningkatan debu lokal. Hal ini diakibatkan dari pekerjaan galian dan pembongkaran
bangunan yang menggunakan alat berat. Luas lahan yang akan disiapkan meliputi areal
seluas 11,25 ha.
Parameter debu akan menyebar dan menimbulkan gangguan terhadap aktifitas masyarakat
sekitar, khususnya ketika musim kemarau. Dampak turunan lainnya adalah terhadap
gangguan kesehatan (ISPA) akibat debu terhirup dan masuk ke dalam sistem pernafasan.
Untuk memperkirakan berapa jauh jarak sebaran partikel debu tersebut digunakan
persamaan dinamika fluida-partikel dari Hukum Stoke.
Kecepatan partikel jatuh ke permukaan tanah ditentukan dengan persamaan:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 122
V = gρp(dp)2/18μa
Dimana:
dp = diameter partikel debu = 40 μm
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det²
ρp = densitas partikel debu = 144,14 lb/ft³
μa = viskositas udara = 0,0000121 lb/ft-det
Dengan menggunakan data dan rumus di atas, maka kecepatan partikel jatuh adalah 0,3665
ft/det. Waktu yang diperlukan untuk partikel jatuh dengan beda ketinggian dengan
permukaan tanah adalah 2,5 meter (8,2 ft) adalah:
t = (ketinggian partikel jatuh) : (kecepatan partikel jatuh) = 8,2 ft : 0,3665 ft/det
= 22,37 det
= 0,0062 jam.
Maka, jarak horizontal partikel jatuh adalah:
S = (lamanya waktu partikel jatuh) x (kecepatan angin)
= 0,0062 jam x 1,05 m/dt
= 23,5 m
Hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa radius 23,5 m dari sumber kegiatan
pembongkaran bangunan akan terpapar oleh debu.
Untuk memprediksi resuspensi debu pada areal kerja pembongkaran bangunan digunakan
persamaan:
eu = 5,9 (s/12) ( S/30) (W/7)0,7
(w/4)0,5
(d/365)
Dimana : eu = jumlah debu per panjang area (lb/mile)
s = silt content (%)
S = kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = berat kendaraan (ton)
w = jumlah roda kendaraan
d = jumlah hari tidak hujan dalam satu tahun
Bila diketahui silt content 6%, kecepatan alat berat pada saat manuver adalah 10 km/jam
(6,21 miles/jam), berat alat berat adalah 30 ton, jumlah roda 4 buah, jumlah hari hujan
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 123
dalam 1 tahun 187,4 hari, sehingga kecepatan sebaran debu yang akan terangkat ke udara
akibat pergerakan roda kendaraan ke udara adalah:
eu = 5,9 (6/12) (6,21/30) (30/7)0,7
(4/4)0,5
(177,6/365)
= 0,82 lb/mile ≈ 0,51 lb/km
Apabila lebar area kerja alat berat adalah 100 m dan tinggi pengadukan (kepulan debu) 2,5
m, maka konsentrasi sebaran debu dari lahan yang disiapkan adalah:
C = eu /(lebar area kerja x tinggi kepulan debu)
= (0,51 x 0,4536 X 109) / (100 x 2,5 x 1.000)
= 927,22 µg/m3
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas terlihat bahwa konsentrasi debu di udara
ambien pada saat alat berat bekerja untuk pembongkaran bangunan mencapai 927,22
µg/m3. Sedangkan konsentrasi debu di lokasi kegiatan paling tinggi pada saat ini (rona
awal) mencapai 200,44 µg/m3, sehingga terjadi peningkatan sekitar 4,6 kali. Dan jika
dibandingkan dengan standar sesuai dengan Kualitas Standard Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1999, adalah 230 ug / m3, nilai TSP dari kegiatan ini lebih tinggi dari
standar. Sehingga besar dampaknya relatif besar.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas udara dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Tidak ada penduduk yang terkena dampak karena jarak pemukiman terdekat ± 500 m,
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 23,5 m dari lokasi kegiatan,
sedangkan jarak pemukiman terdekat ±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
pembongkaran, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 124
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
radius sebran lebih kecil dari jarak dengan akses masuk penduduk yaitu ±500 m,
sehingga dampaknya dianggap bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Perubahan kualitas lingkungan yang terjadi bersifat sementara, tidak akan
terakumulasi karena akan berhenti pada saat kegiatan berhenti. Dengan demikian
dampak dianggap tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat, dampaknya terjadi
pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
g. Kriteria lain berdasarkan pengembangan teknologi dan pengetahuan
dampak dari sebaran partkel debi akan diminimalkan dengan adanya green barrier
(akan ada) dan denga penyiraman (secara manual) di lokasi berdebu, sehingga dampak
tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pembongkaran fasilitas umum
dan sarana penunjang terhadap penurunan kualitas udara, dikategorikan dampak negatif
tidak penting.
3.3.2. Peningkatan Kebisingan
A. Mobilisasi Alat Berat dan Material
1) Prakiraan Besaran Dampak
Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan
material terhadap peningkatan kebisingan bersumber dari kendaraan yang digunakan, yaitu
Dump Truck, dan peralatan lainnya. Kendaraan akan melewati tempat aktifitas penduduk
seperti permukiman, toko/warung, dan lainnya yang lokasinya berdekatan dengan akses
masuk ke lokasi kegiatan. Sumber kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan tersebut
termasuk jenis intermittent. Untuk memprediksi pola sebaran kebisingan dari kendaraan
yang melaju di jalur mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material terhadap
lingkungan sekitarnya dibantu melalui perhitungan matematika berikut ini.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 125
Sumber bergerak
dimana: It = Intensitas kebisingan di lokasi penerima (receptor)
Io = Intensitas kebisingan di sumbernya
Ni = Jumlah kendaraan yang lewat secara bersamaan
vi = Kecepatan kendaraan yang lewat
T = Lamanya pemaparan
d = Jarak sumber bising terhadap penerima (receptor).
Angka 15, 1.5, 13 adalah faktor koreksi (tetapan)
Pendekatan yang dilakukan adalah suara yang diemisikan kendaraan diambil rata-rata yaitu
85 dBA pada sumbernya (diprakirakan intensitas akan lebih rendah dari pada saat
konstruksi, sehingga kbisingan pada saat paska operasi akan lebih rendah dari saat
konstruksi, tetapi tingkat kebisingan tetap tinggi. Prakiraan nilai kebisingan untuk
kendaraan berdasarkan tingkat kebisingan untuk truk berdasarkan literatur dan kegiatan
yang serupa), kecepatan kendaraan rata-rata adalah 40 km/jam, sedangkan rona lingkungan
awal rata-rata kebisingan sekitar wilayah studi adalah 52,18 – 64,29 dBA, maka prakiraan
sebaran kebisingan pada saat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material
konstuksi ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3. 9. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Kendaraan
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material pada pasca operasi
Jarak
(m)
Kebisingan
Kontribusi
Kendaraan (dBA)
Rona Awal +
Kendaraan(dBA)
10 65,61 65,80
25 59,64 60,36
50 55,13 56,91
75 52,48 55,35
100 50,61 54,48
125 49,16 53,94
150 47,97 53,58
175 46,96 53,32
200 46,10 53,14
250 45,33 53,00
300 44,64 52,89
500 40,13 52,44
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-48/
MENLH/11/1996, Peruntukan Jalan 70 dBA, Permukiman 55 dBA
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 126
Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus
intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan
penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari
kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah
penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,
khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 75 m dari sumber suara, sementara setelah
radius 75 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk lokasi
kegiatan, maka pengaruh kebisingan dari kegiatan tidak ada, hanya saja akan mengganggu
pada pemukiman yang dilewati kendaraan, khususnya penduduk yang dekat dengan akses
masuk kegiatan.
Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999
sebesar 70 dBA, maka dalam jarak <10 m akan melebihi baku mutu, namun jika
dibandingkan dengan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA,
kebisingan masih dalam status aman.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat sebaran kebisingan adalah penduduk
yang berada dalam radius 75 m dari lokasi yang digunakan untuk mobilisasi dan
demobilisasi alat berat dan material, khususnya penduduk yang berada di dekat akses
masuk kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 75 m dari tapak proyek khususnya di
penduduk yang berada di dekat akses masuk kegiatan, sehingga dampaknya bersifat
penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi meskipun berlangsung hanya pada saat dilakukan
kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material, sehingga dampaknya
bersifat penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 127
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat akibat kenyamanan penduduk terganggu dalam intensitas yang cukup
tinggi, sehingga dampaknya dianggap bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingan yang timbul bersifat sementara.
Oleh karena itu dampaknya dianggap bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen,
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi
dan demobilisasi alat berat dan material terhadap peningkatan kebisingan dikategorikan
dampak negatif penting.
B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang berpotensi terhadap
peningkatan intensitas kebisingan yang berasal dari penggunaan alat-alat berat.
Operasional alat berat tersebut untuk pekerjaan pembongkaran bangunan. Pekerjaan ini
akan berlangsung pada siang hari dan dianggap diam ditempat karena manuvernya relatif
terbatas di satu lokasi pekerjaan (steady state).
Untuk memberikan gambaran sebaran kebisingan sekitar alat-alat berat yang beroperasi
maka dibuatkan pemodelan sebaran kebisingan melalui perhitungan matematika, yaitu
melalui beberapa pendekatan sebagai berikut :
i. Sumber suara alat yang digunakan = 85 dBA (prakiraan nilai kebisingan berasal dari
kebisingan alat berat (seprti truk) yang digunakan selama pembongkaran berdasarkan
literatur dan aktifitas yang serupa)
ii. Kebisingan rona lingkungan = 52,18 – 64,29 dBA
iii. Sebaran kebisingan tidak mengalami hambatan
iv. Area sebaran kebisingan berupa lahan datar
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 128
Pemodelan sebaran kebisingan menggunakan Rumus :
r1
r2log 20 - 1 2 LL
dimana: L1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)
L2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)
r1 = Penghitungan jarak pada sumber suara = 1 meter
r2 = Penghitungan jarak pada sumber suara (meter)
Berdasarkan berbagai asumsi tersebut maka hasil pemodelan kebisingan di lingkungan
secara akumulasi ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3. 10. Hasil Perhitungan Sebaran Kebisingan yang Bersumber dari Alat Berat pada
Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang
Radius
(meter)
Kebisingan (dBA)
Sumber Suara Kebisingan Total
3 85,00 85,00
5 80,56 80,57
25 66,58 66,74
50 60,56 61,15
60 58,98 59,80
70 57,64 58,73
80 56,48 57,85
90 55,46 57,13
100 54,54 56,53
150 51,02 54,65
200 48,52 53,74
250 46,58 53,24
500 40,56 52,47
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Ket.: Baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. KEP-
48/MENLH/11/1996, Lingkungan Permukiman 55 dBA
Berdasarkan tabel di atas, hasil hitungan konstribusi kendaraan menggunakan rumus
intensitas bising untuk sumber bergerak, sedangkan total kebisingan merupakan
penjumlahan background noise (rona awal) sebesar 52,18 – 64,29 dBA dan kebisingan dari
kendaraan yang diukur dari titik lokasi kegiatan ke titik reseptor berdasarkan kaidah
penjumlahan kebisingan. Tampak pada tabel, bahwa radius distribusi reseptor kebisingan,
khususnya penduduk, akan terjadi dalam radius 100 m dari sumber suara, sementara
setelah radius 100 meter telah memenuhi standar. Namun karena lokasi ± 500 m penduduk
lokasi kegiatan, memberikan kontribusi sedikit atau tidak ada dampak.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 129
Sedangkan untuk kawasan industri dengan baku mutu PermenLH No 48 Tahun 1999
sebesar 70 dBA dan baku mutu Permenaker No 13 Tahun 2011 sebesar 85 dBA, maka
dalam jarak <5 m akan melebihi baku mutu.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan kebisingan dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
dalam radius 100 m tidak terdapat penduduk karena jarak terdekat dari lokas kegiatan
dengan pemukiman ialah ±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi radius sekitar 100 m dari lokasi kegiatan, namun
tidak terdapat penduduk pada radius tersebut karena jarak pemukiman terdekat berisar
±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi meskipun berlangsung hanya pada saat dilakukan
kegiatan pembongkaran bangunan, sehingga dampaknya bersifat penting
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Nilai kebisingan tersebut tidak akan menimbulkan gangguan pada penurunan fungsi
pendengaran ataupun pada gangguan komunikasi karena nilainya rendah tetapi
menimbulkan gangguan kenyamanan penduduk pada saat beristirahat apabila kegiatan
dilakukan pada malam hari, namun karena tidak ada penduduk pada radius sebaran
tersebut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak akan terakumulasi karena kebisingannya tidak mengganggu fungsi
pendengaran serta pekerjaan dilakukan pada siang hari tidak 24 jam, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 130
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya berbalik karena waktu pemaparannya relatif singkat berpusat di satu titik,
dampaknya terjadi pada saat kegiatan berlangsung, sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan
pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang terhadap peningkatan kebisingan
dikategorikan dampak negatif tidak penting.
3.3.3. Penurunan Kualitas Air Permukaan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang dapat berpotensi terhadap penurunan
kualitas air laut akibat ceceran material hasil bongkaran yang terbawa oleh air hujan dan
masuk ke badan air penerima. Kondisi tersebut akan meningkatkan TSS di badan air
penerima dan mempengaruhi tingkat kekeruhan air.
Perkiraan besarnya potensi erosi pada saat kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan
sarana penunjang adalah sebagai berikut:
A = R K L S C P
dimana:
A = rata-rata potensi erosi tanah tahunan (ton/ha)
R = indeks erosivitas hujan dihitung dengan rumus R = 0,41 x H1,09
dimana H
adalah curah hujan (mm/tahun)
K = indeks erodibiltas tanah
L = indeks panjang lereng, dihitung dengan rumus 22
LoL dengan Lo =
panjang lereng (m)
S = indeks kemiringan lereng, dihitung dengan rumus 9
4,1s
S dengan s =
kemiringan lereng (%)
C = Indeks penutup tanah
P = Indeks tindakan konservasi tanah
Berdasarkan data dan pengamatan lapangan, maka:
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 131
R = 0,41 x ( 1.637,9)1,09
= 1.307,2; curah hujan rata-rata tahunan di wilayah studi
adalah 1.637,9 mm/tahun.
Jenis tanah di lokasi rencana kegiatan adalah regosol, sehingga nilai K = 0,21
L = (25/22) = 1,07 ; rata-rata panjang lereng di wilayah studi adalah 25 m.
S = (5)1,4
/9 = 1,06 ; rata-rata kemiringan di wilayah studi adalah 5%.
Tata guna lahan di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan berupa area lahan
bangunan (C = 1) dan pada saat dilakukan kegiatan berupa tanah terbuka (tanpa
tanaman akibat land clearing) (C = 0,95)
Pengelolaan tanah dan air di lokasi rencana kegiatan sebelum ada kegiatan adalah
tanpa praktek konservasi tanah dan air (P = 0,5) dan pada saat dilakukan kegiatan
adalah tanpa tindakan konservasi (P = 0,5)
Sehingga besarnya potensi erosi adalah:
a. Sebelum ada kegiatan:
A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 1 x 0,5
= 155,68 ton/ha/tahun
b. Pada saat dilakukan kegiatan:
A = 1.307,2 x 0,21 x 1,07 x 1,06 x 0,95 x 0,5
= 147,89 ton/ha/tahun
Adapun besarnya debit air larian (run off) di lokasi kegiatan seperti berikut :
Kegiatan pembongkaran bangunan akan dilakukan pada lahan terbangun seluas 11,25 Ha
dan lahan terbuka dapat meresap air seluas 18,75 Ha. Besarnya debit air larian di lokasi
kegiatan dihitung dengan menggunakan Rumus Chow, 1964 (Soemarwoto, 1998):
Dimana : Q = debit banjir maksimum (m3/detik)
C = koefesien aliran/limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = daerah pengaliran (km2)
Berdasarkan U.S. Forest Service (1980), angka koefisien air larian (run off) menurut
keadaan lahan penutupnya adalah sebagai berikut :
Hutan dalam keadaan baik : 0,05-0,25
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 132
Lahan Pertanian : 0,20-0,50
Semak belukar : 0,15-0,25
Pemukiman : 0,30-0,70
Area pemadatan yang kedap air : 0,70
Area yang bersifat tidak kedap air : 0,45
Bangunan yang bersifat kedap : 1,00
Kondisi pada tahap operasi kegiatan berupa lahan terbangun dan lahan terbuka sehingga
diasumsikan untuk nilai C adalah 1 dan 0,45 akan berubah pada lahan terbuka yang kedap
air dengan nilai C = 0,70, sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi di wilayah studi
berdasarkan data adalah 424 mm dengan hari hujan 25 hari yang terjadi pada bulan
Januari, maka nilai Intensitas curah hujan 16,96 mm/hari atau apabila diambil rata-rata
lamanya hujan dalam sehari adalah 2 jam maka intensitas hujan adalah 8,48 mm/jam atau
0,0085 m/jam. Berdasarkan data tersebut, sebelum dan setelah adanya kegiatan
pematangan lahan, debit air larian (run off)dapat diperkirakan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Debit Air Larian (Run Off) Tanpa dan dengan Adanya
Kegiatan Pembongkaran Fasilitas Umum dan Sarana Penunjang
No. Jenis
kegiatan
Penggunaan
Lahan Konstanta
Koefesien
Aliran/
Limpasan
Intensitas
Curah
Hujan
Daerah
Pengaliran
(m2)
Debit
Banjir
Maksimum
(m3/jam)
(C) (m/jam) (A) (Q)
(I)
1. Fasilitas
Umum dan
Sarana
Penunjang
Lahan
Terbangun
0,2778 1 0,0085 112.470 265,58
Lahan
Terbuka
0,2778 0,45 0,0085 187.530 199,27
Jumlah No. 1 300.000 465
2. Pembongkaran Lahan
Terbuka
Kedap Air
0,2778 0,7 0,0085 300.000 495,87
Sumber : Hasil Perhitungan, 2016
Keterangan : Nilai C dihitung berdasarkan rata-rata angka dari Chow, 1964
Maka, besaran TSS yang terkandung dalam air larian adalah:
Dengan proyek (Perhitungan Bagian Pembangunan Fasilitas Umum dan Sarana
Penunjang):
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 133
Total TSS yang masuk ke perairan (dengan ada proyek) = 5.819,87 mg/L
Setelah Pembongkaran :
Erosi setelah pembongkaran : 147,89 Ton/Ha/tahun
Luas lahan kegiatan : 300.000 m2 (30 Ha)
Debit air larian : 495,87 m3/jam (991,75 m
3/hari)
maka:
Besarnya erosi tahunan = 147,89 Ton/Ha/th x 30 Ha
= 4.436,76 Ton/tahun
= 12,16 Ton/hari
TSS yang terbawa air larian = 12,16 Ton/hari : 991,75 m3/hari
= 12.256,62 mg/L
TSS yang masuk ke perairan = 12.256,62 mg/L x 20% (asumsi)
= 2.451,32 mg/L
Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya aktifitas pembongkaran bangunan dapat
mengurangi beban pencemaran badan air penerima akibat masuknya TSS yang terbawa
oleh air larian. Saat ini kualitas air mengandung TSS tertinggi sebesar 32,04 mg/L dan jauh
di bawah baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
Lampiran III untuk biota air, yaitu 20 mg/L (coral dan lamun), dan 80 mg/L
(mangrove).Perhitungan prakiraan ini tidak memperhitungakan adana pengelolaan, hal ini
untuk melihat seberapa besar konsentrasi TSS yang dihasilkan dari kegiatan ini. Tetapi
pemrakarsa akan membuat kolam retensi untuk mengumpulkan air larian, sehingga sebaran
air larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah disaring memungkin
menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh
kegiatan pembongkaran bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
tidak ada penduduk yang terkena dampakkarenna pada daerah yang terkena
pencemaran TSS tidak terdapat penduduk yang menggunakan air laut pada area
tersebut, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 134
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak ialah sedikit, karena air larian yang masuk ke air lau sedikit
pula, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
akan dibangun kolam retensi untuk mengumpulkan air larian, sehingga sebaran air
larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah disaring memungkin
menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut , sehingga dampaknya
bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,
terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan
dan terkumpul pada perairan.walaupun akan ada kolam retensi untuk mengumpulkan
air larian. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembongkaran bangunan selesai,
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dan akan ada kolam retensi untuk mengumpulkan air
larian, sehingga sebaran air larian dengan kekeruhan yang tinggi akan terkontrol setelah
disaring memungkin menurunkan konsentrasi TSS yang akan masuk ke air laut maka
dampak kegiatan pembongkaran fasilitas umum dan sarana penunjang terhadap penurunan
kualitas air dianggap negatif tidak penting.
B) Pembongkarana Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Pembongkaran dermaga dapat berpotensi menimbulkan dampak terhadap penurunan
kualitas air laut akibat pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting Dolphin, Mooring
Dolphin, Trestle dan Cat walk yang meningkatkan konsentrasi TSS yang mempengaruhi
tingkat kekeruhan air.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 135
Pada saat ini (rona lingkungan), kandungan TSS berkisar 1,8 – 32,04 mg/L dan masih di
bawah baku mutu berdasarkan KepMen LH No, 51 tentang baku mutu air lautuntuk biota
iar (lampiran III), yaitu 20 mg/L (coral dan lamun) dan 80 mg/L (mangrove).. Dengan
adanya pembongkaran dermaga dapat meningkatkan pencemaran air laut dan berpotensi
melebihi baku mutu.
Selain itu, penemaran air laut juga dapat menimbulkan dampak turunan berupa gangguan
terhadap kehidupan biota air seperti plankon, bentos, dan ikan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air laut dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
tidak terdapat penduduk yang terkena dampak karena jarak dari lokasi kegiatan cukup
jauh yaitu ±500 m, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak terjadi dari titik pembongkaran ke perairan, sehingga
dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan operasional kegiatan dengan intensitas yang
cukup tinggi, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari peningkatan pencemar ini adalah
estetika air laut dan terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat
sebagai dampak turunan. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan peningkatan parameter pencemar dengan
kondisi awal badan air penerima, walaupun saat ini kondisi rona lingkungan awal
untuk badan air penerima tersebut belum tercemar parah, sehingga dampaknya bersifat
penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 136
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik, karena badan air penerima saat ini belum tercemar berat
dan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dan dimungkinkan terjadi self
purification untuk memurnikan atau mengembalikan kondisi alami badan air
penerima, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan bahwa pada kondisi rona lingkungan awal, perairan laut
tersebut masih memenuhi baku mutu, akan dicemari dengan pencemaran dari
pembongkaran dermaga, maka dianggap negatif penting
3.3.4. Peningkatan Sedimentasi
A. Pembongkan Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mengakibatkan kekeruhan perairan
akibat dari air yang telah bercampur dengan material-material halus melimpah dan masuk
ke laut. Akibat dari kegiatan ini maka berpotensi meningkatkan sebaran sedimen sampai
jarak tertentu
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya sedimentasi dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak akibat peningkatan adalah penduduk,
khususnya penduduk di desa pulo panjang dan desa argawana kecamatan pulo ampel,
yang baraktifitas disekitar jetty yang relatif sedikit sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Luas sebaran dampaknya meliputi daerah pembongkaran dermaga yang relatif kecil
dari lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 137
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pembongkaran dermaga,
sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
peningkatan sedimentasi juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya
keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu serta kemungkinan
timbulnya retakan pada bangunan/rumah. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan
pembongkaran dermaga dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan
pembongkaran dermaga, terhadap peningkatan sedimentasi dikategorikan dampak
penting.
3.3.5. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Laut
A. Pembongkaran Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembongkaran dermaga seperty pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut
khususnya perairan Teluk Banten. Lalu lalang kapal pengangkut material hasil bongkaran
diprakirakan akan mengganggu lalu lintas dan aktifitas nelayan. lokasi kegiatan merupakan
jalur lalu lintas laut bagi nelayan pada saat pulang maupun pergi melaut/ mencari ikan
khususnya nelayan yang dekat lokasi kegiatan dan penyebrangan ke pulo panjang
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 138
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna pengguna perairan sekitar
teluk banten dekat dengan lokasi kegiatan, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Sebaran dampak perairan desa argawana hingga ke daerah pulo panjang hingga,
sehingga dampaknya bersifat penting
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup tinggi dilakukan selama proses pengerukan dan
pembangunan dermaga, sehingga dampaknya bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Timbulnya getaran juga akan menimbulkan dampak terhadap timbulnya keresahan
masyarakat karena kenyamanannya terganggu serta kemungkinan timbulnya retakan
pada bangunan/rumah. Oleh karena itu dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak terakumulasi karena bersifat sementara selama pekerjaan pengerukan
dan pembangunan dermaga sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pekerjaan selesai dilakukan, sehingga
dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pengerukan
dan pembangunan dermaga, terhadap lalu lintas laut dikategorikan dampak negatif
penting.
3.3.6. Terganggunya Kelancaran Lalu Lintas Darat
A. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan Material
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan mobilisasi & demobilisasi peralatan dan material bongkaran akan menimbulkan
gangguan terhadap lalu lintas darat. Pengangkutan hasil bongkaran melibatkan beberapa
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 139
kendaraan truk, jumlah ritasi pengangkutan cukup tinggi. Kondisi lalu lintas terutama di
jalan Bojonegara terutama pada jam sibuk cukup padat dan pada waktu waktu tertentu
tersendat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kegiatan mobilisasi & demobilisasi
peralatan dan material pasca operasi akan mempengaruhi lalu lintas di darat.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terganggunya kelancaran lalu lintas dapat
dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang terkena dampak adalah pengguna Jalan raya Bojonegara
khususnya di persimpangan jalan masuk ke lokasi kegiatan, sehingga dampaknya
bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Sebaran dampak terganggunya kelancaran lalu lintas meliputi ruas jalan raya
Bojonegara sepanjang ± 500 m, yaitu dari persimpangan sebelum jalan masuk ke
lokasi pembangunan hingga persimpangan setelah jalan masuk ke lokasi
pembangunan, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas tergolong kecil karena jumlah ritasi pada saat puncaknya hanya 20 rit/hari,
namun jangka waktu kegiatan relatif lama, yaitu sekitar 8 bulan, sehingga dampaknya
bersifat penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Terganggunya kelancaran lalu lintas juga akan menimbulkan dampak terhadap
timbulnya keresahan masyarakat karena kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu
dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak akan terakumulasi karena belangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu 8
bulan dan akan berlanjut hingga tahap operasi, sehingga dampaknya bersifat penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 140
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik sebab dampak yang ditimbulkan tidak bersifat permanen
dan akan berhenti ketika kegiatan selesai dilakukan, sehingga dampaknya bersifat
tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi
alat berat dan material terhadap terganggunya kelancaran lalu lintas dikategorikan dampak
negatif penting.
3.3.7. Terganggunya Biota Air
A) Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang diprakirakan menimbulkan
dampak penurunan kualitas air permukaan akibat meningkatnya TSS di badan air
penerima. Peningkatan TSS terjadi akibat ceceran material hasil bongkaran dan galian
terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan air penerima dan akan menimbulkan dampak
lanjutan terhadap terganggunya biota air sebagai penghuninya.
Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis
indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak
proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara
1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya
kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi
pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau
stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh
nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble
(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis
karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,
Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites
cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data
dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang
teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.
Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 141
berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat
musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan
adanya peningkatan TSS yang masuk keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan
biota air disekitar lokasi. Tetapi pemakarsa akan membuat kolam retensi untuk
mengumpulkan air larian selama kontruksi, sehingga sebaran air larian dengan kekeruhan
yang tinggi akan terkontrol setelah disaring memungkin menurunkan konsentrasi TSS yang
akan masuk ke air laut.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh
kegiatan pembongkaran bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah orang yang terkena dampak aktivitas nelayan lokal hanya sekitar lokasi
proyek, tidak seorang nelayan, sehingga dampaknya tidak penting
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Daerah penyebaran dampak tidak cukup luas, hanya sekitar lokasi kegiatan
dampaknya tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampaknya akan berlangsung hanya selama kegiatan persiapan lahan, sehingga
dampaknya tidak signifikan.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan yang terkena dampak lainnya. Oleh karena itu,
dampaknya tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
dampaknya tidak kumulatif, dihasilkan oleh TSS yang dilakukan oleh limpasan ketika
hujan dan mengalir ke dalam air laut. Oleh karena itu, dampaknya tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan mundur (berhenti) pada saat pembangunan selesai, sehingga
dampaknya tidak signifikan.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 142
Berdasarkan pertimbangan ini, kegiatan dampak dekonstruksi Utama dan Fasilitas
Sekunder pada peningkatan TSS yang mengarah ke gangguan biota laut dianggap dampak
negatif tidak penting.
B. Pembongkaran Dermaga
Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk dapat meningkatkan konsentrasi TSS
yang mempengaruhi tingkat kekeruhan air disekitar lokasi kegiatan sampai jarak tertentu,
mengingat kualitas air laut sangat berpengaruh terhadap interaksi komponen lingkungan
yang ada di dalam perairan. Gangguan terhadap kualitas air laut khususnya peningkatan
kekeruhan akan memberikan dampak ikutan terhadap komponen biota air (plankton,
benthos, ikan, terumbu karang, serta biota pantai seperti lamun).
Dari data diperoleh di sekitar lokasi proyek, terdapat 45 jenis fitoplankton. Hasil analisis
indeks keanekaragaman fitoplankton (H’) di perairan Teluk Banten sekitar lokasi tapak
proyek berkisar antara 1.25 – 2,12. Indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara
1,11 – 2,22 dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener terlihat bahwa pada umumnya
kondisi perairan kisaran antara 3,05 – 7,07. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi
pencemaran perairan sekitar tapak proyek umumnya berada pada tingkat ringan atau
stabilitas komunitas biota sedang. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang diperoleh
nilai sebesar 47% sehingga tergolong ke dalam kriteria sedang. Banyak ditemukan Rubble
(patahan karang mati) dan karang mati yang tertutup alga (Dead Coral Algae). Jenis
karang yang ditemukan adalah Anacropora forbesi, Acropora Aspera, Acropora Humilis,
Montipora capricornis, Favites flexuosa, Ctenactis echinata, Pectinia lactuca, Porites
cylindrical. Kondisi lamun di perairan pulau panjang pada saat pengambilan data
dilakukan hanya sedikit, karena lamun tertutup sedimen lumpur. Lamun yang
teridentifikasi masih hidup terdapat terdapat satu jenis yaitu Enhalus acoroides.
Tertutupnya lamun oleh sedimen menjadikan warna daun tidak hijau melainkan sudah
berubah menjadi coklat. Hal ini dipengaruhi juga oleh musim hujan dimana, pada saat
musim hujan, lumpur yang ada didarata terbawa oleh air larian ke laut. Sehingga dengan
adanya peningkatan TSS yang masuk keperairan laut akan mempengaruhi kebereadaan
biota air disekitar lokasi.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 143
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh
kegiatan pembongkaran bangunan dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak cukup banyak, yaitu penduduk yang
memanfaatkan air laut, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak cukup luas, sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak berlangsung selama kegiatan pembongkaran bangunan dengan intensitas
yang cukup tinggi tergantung dari jumlah air larian, sehingga dampaknya bersifat
penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dari TSS ini adalah estetika air laut,
terganggunya biota air dan timbulnya keresahan masyarakat sebagai dampak turunan.
Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, yang disebabkan TSS terbawa air larian pada saat hujan
dan terkumpul pada badan air penerima. Oleh karena itu, dampaknya bersifat penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya akan berbalik (berhenti) pada saat pembongkaran bangunan selesai,
sehingga dampaknya bersifat tidak penting.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dampak kegiatan pembongkaran dermaga
terhadap terganggunya biota air dianggap negatif penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 144
3.3.8. Mata Pencaharian
A. Pembongkaran Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut
dan aktivitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten. Lalu lalang kapal pengangkut
material hasil bongkaran diprakirakan akan mengganggu alur pelayaran yang berarti akan
mengganggu aktifitas nelayan.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari mata pencaharian dapat dilihat dari kriteria
dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan akan berpengaruh ke Desa yang berada di sekitar proyek seperti Desa
Argawana dan Pulopanjang di sekitarnya di Kecamatan pulo ampel. Oleh karena itu
diprakirakan dampak bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama pasca operasi dilakukan dengan
intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah timbulnya keresahan
masyarakat, maka dampaknya bersifat penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif dengan kegiatan lainnya selama tahap pasca operasi,
sehingga sifatnya penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 145
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak terhadap dapat berbalik, jika kegiatan pasca operasi telah selesai. Oleh karena
itu sifatnya penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan
pembongkaran dermaga dikategorikan negatif penting.
3.3.9. Penurunan Pendapatan
A. Pembongkaran Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembongkaran dermaga seperty pembongkaran platform (Jetty Head), Breasting
Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan mempengaruhi lalu lintas di laut
dan aktivitas nelayan khususnya di perairan Teluk Banten. Lalu lalang kapal pengangkut
material hasil bongkaran diprakirakan akan mengganggu lalu lintas dan aktifitas nelayan.
Aktivitas pembongkaran akan mengganggu daerah tangkapan ikan. Dengan terganggunya
alur pelayaran yang artinya akan mengganggu aktivitas nelayan. Namun, berdasarkan
informasi yang diperoleh dari nelayan, tangkapan ikan tergantung musim. Sehingga
pendapatan nelayan tergantung musim itu sendiri dan tidak terganggu oleh aktivitas
proyek.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari penurunan pendapatan dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Tidak ada penduduk yang akan terkena dampak sehingga dampaknya bersifat tidak
penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Kegiatan akan berpengaruh ke Desa yang berada di sekitar proyek seperti Desa
Argawana dan desa lainnya di sekitarnya di Kecamatan pulo ampel. Oleh karena itu
diprakirakan dampak bersifat penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 146
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara yaitu selama pasca operasi dilakukan dengan
intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat
tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif sehingga sifatnya tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik, jika kegiatan pasca operasi telah selesai karena akan
dilakukan pemutusan tenaga kerja. Oleh karena itu sifatnya tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan
pembongkaran dermaga terhadap penurunan pendapatan dikategorikan negatif tidak
penting.
3.3.10. Timbulnya Sikap dan Persepsi Negatif Masyarakat
A.Pelepasan Tenaga Kerja Operasi; B.Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan
Material; C.Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang,
D.Pembongkaran Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang
berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan
persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Dampak kegiatan pelepasan tenaga
kerja menyebabkan penduduk yang bekerja diproyek akan kehilangan pekerjaan dan akan
merubah sikap dan persepsi masyarakat menjadi negatif terhadap kegiatan.
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada kegiatan mobilisasi alat berat dan
material merupakan dampak turunan dari peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu
lintas. Dampak kegiatan mobilisasi alat berat dan material dikatagorikan dampak penting
hipotetik terhadap peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak yang
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 147
ditimbulkan akan menyebabkan sikap dan persepsi negatif dimasyarakat bila tidak ada
pengelolaan yang dilakukan
Kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang berpotensi menimbulkan
sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.
Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pekerjaan pembongkaran platform (Jetty Head),
Breasting Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan
menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Gangguan yang timbul adalah menurunnya
kualitas air laut, sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut, gangguan biota air.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari timbulnya sikap dan persepsi negatif
masyarakat dapat dilihat dari kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu penduduk sekitar pasar di wilayah
Desa Argawana dan Pulopanjang khususnyaumumnya di wilayah Kecamatan
Puloampel, sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran dampak diperkirakan meliputi wilayah Kecamatan puloampel
sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, karena diasumsikan pekerja akan lebih mudah
memperoleh pekerjaan di proyek lain karena sudah memiliki pengalaman kerja
terlebih apabila dibandingkan dengan yang belum mempunyai pengalaman kerja.
namun dengan intensitas yang tinggi. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah terjadinya konflik sosial,
maka dampaknya bersifat penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 148
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga sifatnya penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, karena dampak kegiatan konstruksi terhadap keresahan
masyarakat dapat berbalik jika sosialisasi mengenai kegiatan terus dilakukan dan
dilanjutkan dengan pemberian feed back yang pro aktif terhadap reaksi mayoritas yang
muncul seperti pelibatan masyarakat lokal dan lainnya. Oleh karena itu sifatnya tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak seluruh kegiatan pada
tahap pasca operasi terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif dikategorikan dampak
negatif penting.
3.3.11. Terjadinya Konflik Sosial
A.Pengadaan Tenaga Kerja Operasi; B.Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat dan
Material; C.Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang,
D.Pembongkaran Dermaga
1) Prakiraan Besaran Dampak
Banyaknya tenaga kerja setempat (lokal) yang bekerja di proyek, serta adanya peluang
berusaha yang dapat dimanfaatkan penduduk setempat akan menyebabkan sikap dan
persepsi masyarakat menjadi positif terhadap proyek. Dampak kegiatan pelepasan tenaga
kerja menyebabkan penduduk yang bekerja diproyek akan kehilangan pekerjaan dan akan
merubah sikap dan persepsi masyarakat menjadi negatif terhadap kegiatan dan akan
menimbulkan potensi konflik sosial di masyarakat.
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat pada kegiatan mobilisasi alat berat dan
material akan berdampak turunan pada terjadinya konflik sosial. Sikap persepsi negatif
masyarakat terjadi akibat peningkatan kebisingan dan terganggunya lalu lintas. Dampak
yang ditimbulkan akan menyebabkan konflik sosial bila tidak ada pengelolaan yang
dilakukan.
Kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan fasilitas penunjang berpotensi menimbulkan
sikap dan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak turunan dari penurunan
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 149
kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air dan terganggunya biota air.
Bila dibiarkan persepsi masyarakat akan berubah menjadi konflik sosial.
Kegiatan pembongkaran dermaga seperti pekerjaan pembongkaran platform (Jetty Head),
Breasting Dolphin, Mooring Dolphin, Trestle dan Cat walk akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan. Dampak yang timbul tersebut apabila tidak dikelola akan
menimbulkan persepsi negatif masyarakat yang dapat memicu konflik. Gangguan yang
timbul adalah menurunnya kualitas air laut, sedimentasi, terganggunya lalu lintas laut,
gangguan biota air.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari terjadinya konflik sosial dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut :
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Jumlah penduduk yang akan terkena dampak yaitu sebagian masyarakat di wilayah
Desa Argawana dan Pulopanjang, namun akan meyebar ke wilayah sekitarnya,
sehingga dampaknya bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Wilayah sebaran diperkirakan hanya meliputi Desa Argawana dan Pulopanjang,
sehingga dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung sementara, yaitu selama pasca konstruksi dilakukan dengan
intensitas yang kecil. Oleh karena itu dampak bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak, maka dampaknya bersifat
tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif karena terkait dengan dampak lainnya sehingga sifatnya
penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 150
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, jika kegiatan pasca operasi telah selesai serta sosialisasi
mengenai kegiatan terus dilakukan. Oleh karena itu sifatnya penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan pasca
konstruksi terhadap terjadinyanya potensi konflik sosial dikategorikan dampak negatif
penting.
3.3.12. Gangguan Kesehatan Lingkungan
A. Mobilisasi Alat berat dan Material
1) Prakiraan Besaran Dampak
Komponen Kesehatan lingkungan adalah dampak yang berasal dari kualitas udara menurun
dan peningkatan kebisingan. masalah kesehatan lingkungan mobilisasi dan demobilisasi
alat berat dan material yang disebabkan oleh penurunan kualitas udara yang berasal dari
kendaraan mobilitas. Kegiatan ini menghasilkan peningkatan debu lokal ketika kendaraan
bergerak melalui jalan-jalan, terutama selama musim kemarau Konsentrasi debu di lokasi
tertinggi saat ini (baseline) adalah 200,44 ug / m3, sedangkan dengan mobilisasi
kendaraan, nilai diharapkan meningkat menjadi 1,159.03 ug / m3. Nilai konsentrasi debu
telah melebihi baku mutu lingkungan yang disebutkan dalam sejumlah peraturan
pemerintah 41 tahun 1999, yang merupakan 230 ug / m3. Ini menunjukkan bahwa
konsentrasi debu dari peningkatan kendaraan untuk 5,8 kali polusi debu dan penyebab
masalah kesehatan di masyarakat. Berdasarkan data dari Pulo Ampel klinik Umum, jenis
penyakit yang memiliki jumlah tertinggi pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
pada tahun 2012 jumlah pasien 380 orang, tahun 2014 adalah 2.716 orang, dan pada tahun
2015 meningkat menjadi 3.089 orang-orang. Paparan debu akibat mobilisasi juga akan
menyebar ke radius 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang
dilewati oleh kendaraan. Ada aproximately 10 rumah di sekitar area entri. Dengan
demikian, besarnya dampak yang relatif besar. masalah kesehatan lingkungan mobilisasi
dan demobilisasi alat berat dan material yang disebabkan oleh peningkatan kebisingan
yang berasal dari kendaraan yang digunakan, yaitu Dump Truck, Mixer / Molen, Welding
Machine dan peralatan konstruksi lainnya. Kendaraan akan melewati aktivitas orang
seperti perumahan, toko / kios, dan lain-lain yang terletak berdekatan dengan pintu masuk
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 151
ke lokasi kegiatan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, kebisingan di lokasi
diperkirakan akan mencapai nilai tertinggi dan distribusi 65,8 dBA noise terjadi pada
radius 75 m dari lokasi kegiatan. nilai telah melebihi baku mutu lingkungan (55 dBA untuk
daerah perumahan) dan dengan demikian berpotensi menyebabkan masalah kesehatan di
masyarakat sekitar karena ada pemukiman dekat dengan entri. Dengan demikian, besarnya
dampak yang relatif besar.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat
dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
penduduk yang terkena dampak sebaran partikel debu adalah penduduk yang tinggal
dalam radius wilayah 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan akses
masuk lokasi kegiatan yang dilewati oleh kendaraan (40 orang / ± 10 rumah); Jumlah
orang yang terkena distribusi kebisingan warga di daerah dalam radius 175 m dari
lokasi yang digunakan untuk memobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material
konstruksi terutama orang-orang tinggal di dekat akses masuknya aktivitas di mana
kendaraan melewati (40 orang / ± 10 rumah). Oleh karena itu, dampaknya diprediksi
bersifat penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan,
khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan; dampak
akibat kebisingan mencakup radius sekitar 175 m dari lokasi kegiatan. Oleh karena itu,
dampaknya bersifat penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat dilakukan kegiatan
konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak adalah peningkatan morbiditas.
Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 152
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak yang terjadi bersifat sementara, akan berhenti pada saat kegiatan berhenti.
Oleh karena itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sebagian besar dampak dapat dipulihkan melalui pengelolaan yang ada. Oleh karena
itu, dampak diprakirakan bersifat tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi
alat berat dan material terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan dampak
negatif penting.
B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
Gangguan kesehatan lingkungan adalah dampak turunan berasal dari penurunan kualitas
udara, kebisingan meningkat, dan degradasi kualitas air yang terjadi dalam kegiatan
pembongkaran fasilitas utama dan infrastruktur pendukung. masalah kesehatan lingkungan
dari kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan prasarana pendukung yang disebabkan
oleh penurunan kualitas udara yang berasal dari penggunaan alat berat pekerjaan
penggalian dan pembongkaran bangunan. kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan
fasilitas pendukung seluas 11,25 ha menghasilkan peningkatan debu lokal selama alat
bekerja, terutama di musim kemarau. Konsentrasi debu di lokasi tertinggi saat ini
(baseline) adalah 200,4 ug / m3 sedangkan kehadiran kegiatan pembongkaran, nilai
diperkirakan akan meningkat hingga 4,6 kali untuk 927,22 ug / m3. Nilai konsentrasi debu
telah melebihi baku mutu lingkungan hidup, yang diterbitkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1999 adalah 230 ug / m3. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan fasilitas
pembongkaran utama berpotensi menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat.
Berdasarkan data dari Pulo Ampel klinik Umum, jenis penyakit jumlah tertinggi pasien
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pada tahun 2012 jumlah pasien sebanyak 380
orang, tahun 2014 seperti di 2716, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 3.089 orang-
orang. Paparan debu akibat aktivitas pembongkaran fasilitas utama dan prasarana
pendukung juga diharapkan menyebar ke radius 23,5 m dari lokasi kegiatan, terutama ke
selatan karena angin dominan bertiup dari utara. Namun, jarak arus dari lokasi kegiatan
pembukaan lahan pemukiman terdekat adalah ± 500 m sehingga distribusi debu tidak
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 153
diharapkan untuk mencapai pemukiman. Dengan demikian, besarnya dampak yang relatif
kecil. .
masalah kesehatan lingkungan dari kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan prasarana
pendukung yang disebabkan oleh peningkatan suara yang datang dari operasi alat berat.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, kebisingan di lokasi diperkirakan akan
mencapai nilai tertinggi dan distribusi 85 dBA noise terjadi hingga radius 50 m dari lokasi
kegiatan. nilai telah melebihi baku mutu lingkungan (55 dBA untuk daerah perumahan)
dan dengan demikian berpotensi menyebabkan masalah kesehatan di masyarakat sekitar.
Namun, jarak dari lokasi persiapan lahan untuk pemukiman terdekat yang ± 500 m,
sehingga distribusi suara tidak diharapkan untuk warga. Dengan demikian, besarnya
dampak yang relatif kecil. masalah kesehatan lingkungan dari kegiatan pembongkaran
fasilitas utama dan prasarana pendukung juga disebabkan oleh penurunan kualitas air laut
yang berasal dari fasilitas pembongkaran material yang tumpah dilakukan oleh air hujan
dan ke badan air penerima. Hal ini akan meningkatkan padatan tersuspensi (TSS) di badan
air penerima. Peningkatan TSS tidak memiliki efek langsung pada kesehatan tetapi
menurunkan estetika lingkungan. Peningkatan TSS akan menimbulkan masalah kesehatan
ketika air digunakan sebagai sumber air bersih. ketersediaan Gangguan sumber air bersih
akan membantu proses distribusi dan pengembangan kuman. limpasan material dari
kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan prasarana pendukung, terutama membangun
tanah dan bahan lainnya dicuci ke badan air berpotensi meningkatkan kehadiran
mikroorganisme patogen dalam air sehingga risiko masalah kesehatan bagi orang-orang
yang berada dalam kontak dengan air yang terkontaminasi. Saat ini kualitas air TSS
mengandung tinggi 32,04 mg / L dan jauh di bawah standar kualitas Keputusan LH Nomor
51 tahun 2004, namun hasil perhitungan menunjukkan bahwa beban pencemaran dari TSS
akan lebih tinggi dengan adanya kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan penunjang
infrastruktur untuk mencapai 2.451,32 mg / L. Namun, hasil survei menunjukkan bahwa
tidak ada orang yang menggunakan air laut sebagai sumber air bersih dan kemungkinan
kontak dengan air laut relatif kecil karena pemukiman yang jauh dari laut. Kali ini lokasi
jarak ke aktivitas pemukiman terdekat adalah ± 500 m. Selanjutnya, saluran air akan
dibangun mengarah ke laut timur sehingga mengandung tinggi TSS air bukan tentang
permukiman yang terletak di laut barat. Hal ini menunjukkan besarnya dampak masalah
kesehatan lingkungan akibat degradasi kualitas air relatif kecil.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 154
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat
dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Tidak ada orang yang terkena distribusi partikel debu karena wilayah distribusi
meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan konstruksi, jarak ini lebih kecil dari jarak
ke perumahan yang ± 500 m; tidak ada orang yang terkena oleh kebisingan meningkat
karena jarak dari lokasi kegiatan untuk penduduk setempat adalah ± 500 m, sedangkan
distribusi dampak mulai 10-50 m; tidak ada orang dipengaruhi oleh peningkatan TSS
karena tidak ada orang yang menggunakan air laut. Oleh karena itu, dampaknya
diprediksi akan tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Dalam daerah yang terkena tidak ada daerah pemukiman. Oleh karena itu, dampaknya
diprediksi akan tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampaknya berlangsung hanya selama kegiatan pembongkaran. Oleh karena itu,
dampaknya diprediksi akan tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak peningkatan morbiditas karena
timbulnya vektor penyakit tetapi akan diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu,
dampaknya diprediksi akan tidak signifikan.
e. Sifat kumulatif dampak
Dampaknya terjadi bersifat sementara, akan berhenti ketika aktivitas berhenti. Oleh
karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sebagian besar dampaknya dapat dipulihkan melalui manajemen yang ada. Oleh
karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak signifikan.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 155
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan
pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang terhadap gangguan kesehatan
lingkungan dikategorikan dampak negatif tidak penting.
3.3.13. Peningkatan Angka Kesakitan
A. Mobilisasi Alat berat dan Material
1) Prakiraan Besaran Dampak
Mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan kegiatan bahan akan berdampak pada kesehatan
peningkatan morbiditas karena lingkungan terganggu. Morbiditas (penyakit) adalah suatu
kondisi sakit, penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup.
Peningkatan morbiditas (angka penyakit) merupakan turunan dari dampak kualitas udara
menurun dan meningkat kebisingan. Efek kesehatan dari menghirup partikel debu ke
potensi saluran pernapasan menyebabkan asma, pilek, Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA), dan gangguan paru-paru. Sementara kontak langsung dengan debu dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan debu di paru-paru dipengaruhi oleh
beberapa faktor, termasuk jenis dan karakteristik dari debu itu sendiri. Durasi paparan dan
daya tahan seseorang juga dipengaruhi oleh efek dari paparan debu akan muncul. Semakin
tinggi konsentrasi partikel debu di udara dan semakin lama paparan berlangsung,
kemungkinan jumlah partikel yang menetap di paru-paru juga berkembang. Data
Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit pernapasan dan batuk adalah antara
10 penyakit utama yang sering timbul dalam tiga tahun terakhir. Hasil survei juga
menunjukkan bahwa responden dan anggota keluarga sering mengalami gangguan
pernapasan. Dengan demikian, dengan mobilisasi alat dan bahan berat kegiatan, prevalensi
penyakit ini diperkirakan akan meningkat. Dengan demikian, morbiditas (kesakitan) secara
umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan meningkat juga. Efek kesehatan dari paparan
kebisingan berulang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, terutama dalam
persidangan (tuli sementara dan tuli permanen). Jenis gangguan di persidangan sangat
dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebisingan, paparan panjang, pola dan spektrum suara,
sensitivitas individu, keadaan kesehatan dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran
umumnya mulai muncul setelah terpapar kebisingan> 85 dBA. Selain gangguan
pendengaran (auditory), gangguan fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul
dikategorikan sebagai gangguan non-pendengaran. gangguan fisiologis yang dimaksud
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 156
meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan munculnya pusing / vertigo.
gangguan psikologis kebisingan dapat mencakup kurangnya konsentrasi, insomnia, stres,
kelelahan dan sebagainya. Selain itu, kebisingan dapat mengganggu komunikasi karena
gangguan kejernihan suara mengakibatkan kesalahan informasi atau sinyal yang diterima.
Ancaman terhadap keamanan bisa menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam
mobilisasi alat berat dan kegiatan pembangunan, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
proyek akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh kebisingan
dari mesin kendaraan. Berdasarkan perhitungan, kebisingan hingga radius 75 m dari lokasi
kegiatan mobilisasi akan menyebabkan masalah kesehatan karena melebihi standar kualitas
yang ada. profil kesehatan Kecamatan Pulo Ampel menunjukkan bahwa tekanan darah
tinggi (hipertensi) termasuk dalam sepuluh penyakit dalam tiga tahun terakhir. Hal ini
menunjukkan bahwa mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan kegiatan bahan berpotensi
menyebabkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan fisiologis). Dengan demikian,
morbiditas (kesakitan) secara umum sekitar lokasi kegiatan diperkirakan meningkat juga..
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari gangguan kesehatan lingkungan dapat dilihat
dari kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Penduduk yang terkena distribusi partikel debu adalah penduduk yang tinggal dalam
radius wilayah 18,8 m dari jalan, terutama pemukiman dekat dengan entri yang dilalui
oleh kendaraan dengan 40 orang (10 rumah) berisiko; Orang yang terkena distribusi
kebisingan warga di daerah dalam radius 75 m dari lokasi yang digunakan untuk
memobilisasi dan demobilisasi alat berat dan material terutama orang-orang tinggal di
dekat akses masuknya aktivitas di mana kendaraan melewati dengan 40 orang (10
rumah) beresiko. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Daerah penyebaran dampak mencakup radius sekitar 18,8 m dari lokasi kegiatan
konstruksi, khususnya di pemukiman dekat dengan entri yang dilewati oleh kendaraan;
dampak akibat kebisingan mencakup radius sekitar 75 m dari lokasi kegiatan. Oleh
karena itu, dampaknya diprediksi akan signifikan.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 157
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas o f dampak rendah dan berlangsung hanya pada saat kegiatan mobilisasi.
Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak. Oleh karena itu,
dampaknya diprediksi akan tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Sifat dampak yang akan terakumulasi karena berinteraksi dengan morbiditas lain di
sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya dapat dipulihkan. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak
penting.
Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan mobilisasi
alat berat dan material terhadap gangguan kesehatan lingkungan dikategorikan dampak
negatif penting.
B. Pembongkaran Fasilitas Utama dan Sarana Penunjang
1) Prakiraan Besaran Dampak
kegiatan pembongkaran fasilitas utama dan fasilitas pendukung tanah akan berdampak
pada kesehatan peningkatan morbiditas karena lingkungan terganggu. Morbiditas
(penyakit) adalah suatu kondisi sakit, penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan
kualitas hidup. Peningkatan morbiditas (angka penyakit) merupakan turunan dari dampak
penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air. Efek
kesehatan dari menghirup partikel debu ke potensi saluran pernapasan menyebabkan asma,
pilek, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan gangguan paru-paru. Sementara
kontak langsung dengan debu dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengendapan
debu di paru-paru dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis dan karakteristik dari
debu itu sendiri. Durasi paparan dan daya tahan seseorang juga dipengaruhi oleh efek dari
paparan debu akan muncul. Semakin tinggi konsentrasi partikel debu di udara dan semakin
lama paparan berlangsung, kemungkinan jumlah partikel yang menetap di paru-paru juga
berkembang. Data Puskesmas Pulo Ampel menunjukkan bahwa penyakit pernapasan dan
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 158
batuk di antara 10 penyakit utama yang sering timbul dalam tiga tahun terakhir. Hasil
survei juga menunjukkan bahwa responden dan anggota keluarga sering mengalami
gangguan pernapasan. Namun, masalah kesehatan lingkungan yang berasal dari
peningkatan debu tidak signifikan karena penyebarannya tidak sampai ke pemukiman
demikian, kegiatan pembongkaran sarana prasarana pendukung dan potensi rendah
meningkatkan prevalensi infeksi pernapasan, batuk dan gangguan pernapasan lainnya,
terutama di desa kecamatan Pulo Ampel Argawana. Efek kesehatan dari paparan
kebisingan berulang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, terutama dalam
persidangan (tuli sementara dan permananen tuli). Jenis gangguan di persidangan sangat
dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebisingan, paparan panjang, pola dan spektrum suara,
sensitivitas individu, keadaan kesehatan dan pengaruh obat-obatan. Gangguan pendengaran
umumnya mulai muncul setelah terpapar kebisingan> 85 dBA. Selain gangguan
pendengaran (auditory), gangguan fisiologis, psikologis dan komunikasi juga dapat muncul
dikategorikan sebagai gangguan non-pendengaran. gangguan fisiologis yang dimaksud
meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan munculnya pusing / vertigo.
gangguan psikologis kebisingan dapat mencakup kurangnya konsentrasi, insomnia, stres,
kelelahan dan sebagainya. Selain itu, kebisingan dapat mengganggu komunikasi karena
gangguan kejernihan suara mengakibatkan kesalahan informasi atau sinyal yang diterima.
Ancaman terhadap keamanan bisa menjadi dampak dari gangguan komunikasi. Dalam
fasilitas utama pembongkaran kegiatan dan sarana penunjang tanah, masyarakat yang
tinggal di sekitar lokasi proyek akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan yang
disebabkan karena suara dari mesin yang digunakan alat berat. Berdasarkan perhitungan,
kebisingan hingga radius 80 m dari lokasi kegiatan akan menyebabkan masalah kesehatan
karena melebihi standar kualitas yang ada. Ampel Pulo profil kesehatan kecamatan
menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk dalam sepuluh penyakit
dalam tiga tahun terakhir. Namun, masalah kesehatan lingkungan yang berasal dari
peningkatan suara tidak signifikan karena penyebarannya tidak sampai ke pemukiman ini
menunjukkan bahwa kegiatan pembongkaran sarana prasarana pendukung dan potensi
rendah mengakibatkan peningkatan prevalensi hipertensi (gangguan fisiologis) selain
pendengaran kerugian sebagai masalah kesehatan utama. Efek kesehatan dari peningkatan
TSS dalam tubuh air meningkat kuman. Kuman adalah mikroorganisme patogen dalam air
dengan konsentrasi tinggi TSS. Mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit.
degradasi kualitas air akan menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti dermatitis, air
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 159
borne diseases (penyakit menular melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen dari
pasien atau karier) kolera, tipus, hepatitis dan disentri, penyakit berbasis air (penyakit yang
ditularkan melalui air kepada orang lain melalui pasokan air sebagai tuan rumah (host)
menengah) misalnya Schistosomiasis (infeksi cacing parasit) dan air penyakit dicuci
(penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan pribadi dan
air alat bantu kesehatan, terutama dapur dan peralatan makan) seperti diare. Hasil survei
dan data Pulo Ampel Health Center menunjukkan bahwa penyakit kulit seperti dermatitis
dan diare, sering dialami oleh orang-orang di sekitar lokasi kegiatan. Namun, masalah
kesehatan lingkungan yang berasal dari peningkatan TSS di badan air tidak signifikan
karena penyebarannya tidak sampai ke pemukiman penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan pembongkaran sarana prasarana pendukung dan potensi memimpin rendah untuk
peningkatan prevalensi dermatitis dan gangguan lain yang serupa.
2) Penentuan Sifat Penting Dampak
Untuk menentukan sifat penting dampak dari peningkatan morbiditas dapat dilihat dari
kriteria dampak sebagai berikut:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
Tidak ada orang yang terkena distribusi partikel debu karena wilayah distribusi
meliputi radius sekitar 23,5 m dari kegiatan konstruksi, jarak ini lebih kecil dari jarak
ke perumahan yang ± 500 m; tidak ada orang yang terkena oleh kebisingan meningkat
karena jarak dari lokasi kegiatan untuk penduduk setempat adalah ± 500 m, sedangkan
distribusi dampak mulai 10-50 m; tidak ada orang dipengaruhi oleh peningkatan TSS
karena tidak ada orang yang menggunakan air laut. Oleh karena itu, dampaknya
diprediksi tidak penting.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Tidak ada daerah pemukiman yang terkena dampak. Oleh karena itu, dampaknya
diprediksi tidak penting.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak rendah dan terjadi hanya pada saat pengembangan kegiatan
dekonstruksi. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi akan tidak penting.
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 160
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
Tidak ada komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak karena dampaknya
tidak mempengaruhi hingga setiap pemukiman. Oleh karena itu, dampaknya diprediksi
akan tidak penting.
e. Sifat kumulatif dampak
Sifat dampaknya tidak akan terakumulasi karena tidak meningkat. Oleh karena itu,
dampak diperkirakan sebagai dampak tidak penting.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampaknya dapat dipulihkan. Oleh karena itu, dampak diperkirakan sebagai hasil
tidak penting.
Berdasarkan uraian kriteria penting dari dampak, dampak dari pembongkaran fasilitas dan
infrastruktur untuk meningkatkan morbiditas (kesakitan) mendukung dikategorikan
sebagai dampak negatif tidak penting.
PT. NGS BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
III - 161
Tabel 3.12. Hasil Prakiraan Dampak Penting
KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI
JENIS KEGIATAN
KOMPONEN
LINGKUNGAN
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l K
on
stru
ksi
Per
siap
an L
ahan
Pem
ban
gun
an F
asil
itas
Uta
ma
dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
D
arat
Pen
ger
ukan
d
an
Pem
buan
gan
H
asil
Ker
ukan
(du
mpin
g)
Pem
ban
gu
nan
Der
mag
a
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Pro
ses
Reg
asif
ikas
i
Pen
gop
eras
ian D
erm
aga
Pem
elih
araa
n F
asil
itas
Ter
min
al L
NG
dan
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n A
lau
r P
elay
aran
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Op
eras
i
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l
Pem
bo
ngk
aran
Fas
ilit
as U
tam
a dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
Pem
bo
ngk
aran
Der
mag
a (J
etty
)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A. FISIK-KIMA
1. Kualitas Udara
DP DTP DTP
DP
DP DP
2. Kebisingan
DP DTP DTP
DP DP DP
3. Air Larian run off
DTP DTP
4. Kualitas Air
DTP DTP DP DP
DP DP DP DP DP DP
5. Hidrooceanografi
a. Arus DTP DTP
DTP
b. Gelombang DTP DTP DP
c. Abrasi DTP DTP DP
d. Sedimentasi DP DP DP DP
6. Transportasi
a. Lalu lintas laut
DP DP DP DP DP
DP
b. Lalulintas Darat DP DP
B. BIOLOGI
7. Biota Air
DP DP DP DP
DP DP DP DP DP DP
C. SOSIAL EKONOMI
BUDAYA
8. Mata Pencaharian DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP
9. Pendapatan Masyarakat DP DP DP DP DP DP
BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten III - 162
KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI
JENIS KEGIATAN
KOMPONEN
LINGKUNGAN
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l K
on
stru
ksi
Per
siap
an L
ahan
Pem
ban
gun
an F
asil
itas
Uta
ma
dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
D
arat
Pen
ger
ukan
d
an
Pem
buan
gan
H
asil
Ker
ukan
(du
mpin
g)
Pem
ban
gu
nan
Der
mag
a
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Pro
ses
Reg
asif
ikas
i
Pen
gop
eras
ian D
erm
aga
Pem
elih
araa
n F
asil
itas
Ter
min
al L
NG
dan
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n A
lau
r P
elay
aran
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Op
eras
i
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l
Pem
bo
ngk
aran
Fas
ilit
as U
tam
a dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
Pem
bo
ngk
aran
Der
mag
a (J
etty
)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10. Sikap dan Persepsi
Masyarakat DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP
11. konflik Sosial DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP D. KESEHATAN
MASYARAKAT
12. Kesehatan Lingkungan
DP DTP DTP
DP DTP
13. Morbiditas DP DTP DTP
DP DTP
Keterangan: DP = Dampak Penting; DTP = Dampak Tidak Penting
BAB IVEVALUASI SECARA HOLISTIK
TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
IV - 1
BAB IV
EVALUASI SECARA HOLISTIK
TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara oleh PT. Nusantara Gas Service
diprakirakan akan menimbulkan dampak penting bagi lingkungan. Dampak penting yang
diakibatkan oleh kegiatan proyek pada masing - masing tahapan yaitu tahap konstruksi dan
operasi apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan gangguan terhadap
komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan
masyarakat.
Telaah dampak penting dimaksudkan untuk mengkaji dampak penting hipotetik yang telah
diidentifikasi secara lebih komprehensif dengan mempertimbangkan keterkaitan antara
suatu dampak dengan dampak lainnya. Komponen lingkungan hidup yang menjadi
reseptor perubahan dan dampak lingkungan pada hakekatnya dapat merupakan suatu
kesatuan entitas yang saling terkait, saling mempengaruhi, dan saling membentuk satu
kesatuan dampak.
4.1. Telaahan Terhadap Dampak Lingkungan yang Diprakirakan Terjadi
Setiap dampak yang tergolong Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang diuraikan dalam
Bab Prakiraan Dampak Penting sebelumnya digunakan sebagai bahan evaluasi lebih lanjut.
Berbagai DPH tersebut dibahas dalam evaluasi walaupun tidak tergolong penting karena
akan mempertimbangan ruang dan waktu terjadinya dampak dari mulai tahap, konstruksi
dan operasi. Dampak tersebut diuraikan berdasarkan urutan terbanyak jumlah DPH dalam
Tabel 4.1 dan jumlah garis dampak yang ditampilkan dalam Gambar 4.1
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 2
Tabel 4.1. Evaluasi Dampak Penting
KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI
JENIS KEGIATAN
KOMPONEN
LINGKUNGAN
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l K
on
stru
ksi
Per
siap
an L
ahan
Pem
ban
gun
an F
asil
itas
Uta
ma
dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
D
arat
Pen
ger
ukan
d
an
Pem
buan
gan
H
asil
Ker
ukan
(du
mpin
g)
Pem
ban
gu
nan
Der
mag
a
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Pro
ses
Reg
asif
ikas
i
Pen
gop
eras
ian D
erm
aga
Pem
elih
araa
n F
asil
itas
Ter
min
al L
NG
dan
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n A
lau
r P
elay
aran
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Op
eras
i
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l
Pem
bo
ngk
aran
Fas
ilit
as U
tam
a dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
Pem
bo
ngk
aran
Der
mag
a (J
etty
)
Ju
mla
h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A. FISIK-KIMA
1. Kualitas Udara
DP DTP DTP
DP
DP DP 4 DP + 2
DTP
2. Kebisingan
DP DTP DTP
DP DP DP 4 DP + 2
DTP
3. Air Larian run off
DTP DTP
2 DTPP
4. Kualitas Air
DTP DTP DP DP
DP DP DP DP DP DP 8 DP +2
DTP
5. Hidrooceanografi
a. Arus DTP DTP
DTP 3 DTP
b. Gelombang DTP DTP DP 1 DP + 2
DTP
c. Abrasi DTP DTP DP 1 DP + 2
DTP
d. sedimentasi DP DP DP DP 4 DP
6. Transportasi
a. Lalu lintas laut
DP DP DP DP DP
DP 6 DP
b. Lalulintas Darat DP DP 2 DP
B. BIOLOGI
7. Biota Air
DP DP DP DP
DP DP DP DP DP DP 10 DP
C. SOSIAL EKONOMI
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 3
KONSTRUKSI OPERASI PASCA OPERASI
JENIS KEGIATAN
KOMPONEN
LINGKUNGAN
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l K
on
stru
ksi
Per
siap
an L
ahan
Pem
ban
gun
an F
asil
itas
Uta
ma
dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
D
arat
Pen
ger
ukan
d
an
Pem
buan
gan
H
asil
Ker
ukan
(du
mpin
g)
Pem
ban
gu
nan
Der
mag
a
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Pen
gad
aan T
enag
a K
erja
Pro
ses
Reg
asif
ikas
i
Pen
gop
eras
ian D
erm
aga
Pem
elih
araa
n F
asil
itas
Ter
min
al L
NG
dan
Der
mag
a
Pem
elih
araa
n A
lau
r P
elay
aran
Pel
epas
an T
enag
a K
erja
Op
eras
i
Mo
bil
isas
i d
an
Dem
ob
ilis
asi
Ala
t b
erat
dan
Mat
eria
l
Pem
bo
ngk
aran
Fas
ilit
as U
tam
a dan
Sar
ana
Pen
unja
ng
Pem
bo
ngk
aran
Der
mag
a (J
etty
)
Ju
mla
h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
BUDAYA
8. Mata Pencaharian DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP 10 DP
9. Pendapatan Masyarakat DP DP DP DP DP DP 6 DTP
10. Sikap dan Persepsi Masyarakat
DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP 16 DP
11. konflik Sosial DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP DP 16 DP
D. KESEHATAN
MASYARAKAT
12. Kesehatan Lingkungan
DP DTP DTP
DP DTP
2 DP + 3
DTP
13. Morbiditas DP DTP DTP
DP DTP
2 DP + 3
DTP
Jumlah
3 DP 7 DP 5 DP + 4 DTP
5 DP + 4 DTP
8 DP + 3 DTP
8 DP
+
3 DTP
3 DP 3 DP 9 DP 7 DP 5 DP 10 Dp + 1 DTP
2 DP 7 DP 6 DP + 2 DTP
8 DP
Keterangan: DP = Dampak Penting; DTP: Dampak Tidak Penting
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 4
Konstruksi
Penurunan
Kualitas udara
Peningkatan
kebisingan
Peningkatan
Run Off
Terbukanya
Kesempatan Kerja
dan Berusaha
Terganggunya
kesehatan
lingkungan
Peningkatan
morbiditas
Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas Laut
Sikap dan Persepsi
Masyarakat
Penurunan
Kualitas Air
Permukaan
OPERASI
Pemeliharaan
Fasilitas
Terminal LNG
dan Dermaga
Pengadaan
Tenaga Kerja
Pembongkaran
Dermaga
Pengadaan
Tenaga Kerja
Mobilisasi alat
berat &
material
Persiapan
Lahan Lahan
Pembangunan
fasilitas utama dan
sarana penunjang
Gelombang Abrasi
Konflik Sosial
Sedimentasi
PASACA OPERASI
Pengerukan dan
pembuangan hasil
kerukan
Pembangunan
Dermaga
Proses
regasifikasi
Pengoperasian
Dermaga
Pemeliharaan
Alur Pelayaran
Pelepasan
Tenaga Kerja
Operasi
Mobilisasi dan
demobilisasi alat
berat dan
material
Pembongkaran
Fasilitas Utama
dan Sarana
Penunjang
Terganggunya
Kelancaran Lalu
Lintas Darat
Penurunan
Pendapatan
Terganggunya
Biota Air
Gambar 4.1. Evaluasi Dampak Penting
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
IV - 5
4.1.1. Dampak yang Terjadi pada Ruang dan Waktu yang Sama
Berdasarkan Tabel 4.1 Gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa jumlah dampak yang terjadi
dalam ruang (lokasi) dan waktu yang sama adalah 10 dampak penting (DP) yang terjadi
pada tahap operasi karena terdapat kegiatan yang menimbulkan dampak secara bersamaan.
Namun demikian, dalam tahap konstruksi juga terdapat dampak-dampak yang dapat
terakumulasi. Dampak yang ditimbulkan tersebut terdiri dari dampak primer dan dampak
sekunder yang akan bermuara kepada timbulnya keresahan masyarakat, serta terjadinya
konflik sosial. Berbagai dampak tersebut adalah:
1) Penurunan kualitas udara merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari kegiatan
Mobilisasi alat dan material konstruksi, mobilisasi alat dan material serta
pembongkaran fasilitas utama dan sarana penunjang pada tahap pasca operasi yang
akan menimbulkan dampak turunan terhadap gangguan kesehatan lingkungan,
peningkatan morbiditas serta timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan
konflik sosial.
2) Peningkatan kebisingan merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari kegiatan
Mobilisasi alat dan material konstruksi, mobilisasi alat dan material pada tahap pasca
operasi yang akan menimbulkan dampak turunan terhadap gangguan kesehatan
lingkungan, peningkatan morbiditas serta timbulnya sikap dan persepsi negatif
masyarakat dan konflik sosial.
3) Peningkatan air larian (run off) merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari
kegiatan pematangan lahan dan kegiatan pembangunan fasilitas utama dan sarana
penunjang pada tahap konstruksi yang dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap
penurunan kualitas air, gangguan biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif
masyarakat dan konflik sosial.
4) Perubahan gelombang merupakan dampak primer yang ditimbulkan dari kegiatan
pemeliharaan alur pelayaran pada tahap operasi yang dapat menimbulkan dampak
lanjutan terhadap terjadinya abrasi dan peningkatan kekeruhan, terganggunya biota air,
timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
5) Terjadinya abrasi merupakan dampak turunan dari perubahan gelombang yang
ditimbulkan dari kegiatan pemeliharaan alur pelayaran pada tahap operasi yang dapat
menimbulkan dampak lanjutan terhadap, terganggunya biota air, timbulnya sikap dan
persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 6
6) Peningkatan kekeruhan merupakan turunan yang ditimbulkan dari kegiatan
pemeliharaan alur pelayaran pada tahap operasi yang dapat menimbulkan dampak
lanjutan terhadap, terganggunya biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif
masyarakat dan konflik sosial.
7) Penurunan kualitas air permukaan merupakan dampak primer akibat bertambahnya
kekeruhan yang ditimbulkan dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan
serta pembangunan dermaga pada saat konstruksi. Kegiatan, pengoperasian dermaga,
pemeliharaan fasilitas terminal LNG dan dermaga serta pemeliharaan alur pelayaran
pada saat operasi. Pembongkaran dermaga akan menimbulkan dampak turunan
terhadap terganggunya biota air, penurunan pendapatan, sikap dan persepsi negatif
masyarakat dan konflik sosial.
8) Terganggunya kelancaran lalu lintas darat merupakan dampak primer yang
ditimbulkan dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material pada saat konstruksi dan
pasca konstruksi yang akan menimbulkan dampak turunan terhadap timbulnya sikap
dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
9) Terganggunya kelancaran lalu lintas laut merupakan dampak primer yang ditimbulkan
dari kegiatan pengerukan dan pembuangan hasil kerukan dan pembuatan dermaga
pada saat konstruksi. Pengoperasian dermaga dan pemeliharaan alur pelayaran pada
saat operasi. Pembongkaran dermaga pada saat pasca operasi yang akan menimbulkan
dampak turunan terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik
sosial.
10) Mata pencaharian merupakan dampak primer dari kegiatan pengadaan tenaga kerja
dan aktivitasnya yang akan menimbulkan dampak turunan terhadap timbulnya sikap
dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial
11) Gangguan kesehatan lingkungan yang merupakan dampak turunan dari penurunan
kualitas udara dan penurunan kualitas air yang akan menimbulkan dampak lanjutan
terhadap peningkatan morbiditas timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan
konflik sosial.
12) Peningkatan morbiditas merupakan dampak turunan dari gangguan kesehatan
lingkungan yang akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap timbulnya sikap dan
persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
13) Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakt dan konflik sosial merupakan muara
hampir seluruh dampak yang ditimbulkan.
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
IV - 7
4.1.2. Komponen Kegiatan yang Paling Banyak Menimbulkan Dampak
Komponen kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak adalah pemeliharaan alur
pelayaran, dampak yang terdiri dari dampak terhadap penurunan kualitas air, perubahan
gelombang, terjadinya abrasi, peningkatan kekeruhan, gangguan lalu lintas laut,
terganggunya biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
Dampak-dampak yang ditimbulkan tersebut berupa dampak primer dan dampak sekunder.
1) Penurunan kualitas air sebagai dampak primer akan menimbulkan dampak turunan
terhadap terganggunya biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan
konflik sosial.
2) Perubahan gelombang sebagai dampak primer akan menimbulkan dampak turunan
terjadinya abrasi, peningkatan kekeruhan, timbulnya sikap dan persepsi negatif
masyarakat dan konflik sosial.
3) Terganggunya lalu lintas laut sebagai dampak primer akan menimbulkan dampak
turunan terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
4) Terganggunya biota air sebagai dampak turunan akan menimbulkan dampak lanjutan
terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
5) Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakt dan konflik sosial merupakan muara
hampir seluruh dampak yang ditimbulkan.
4.1.3. Area yang Perlu Mendapat Perhatian
Area yang perlu mendapat perhatian penting adalah perairan teluk banten yang berada di
sekitar jetty karena wilayah tersebut merupakan tempat lokasi pengerukan untuk
pendalaman alur kapal pada saat konstruksi serta pengerukan untuk mempertahankan
kedalaman alur pada kegiatan pemeliharaan alur pelayaran pada saat operasi. Kegiatannya
berlangsung secara berkesinambungan yaitu kegiatan konstruksi kemudian operasi.
4.2. Arahan Pengelolaan Dampak Lingkungan
Berdasarkan hasil telaahan dapat dilihat bahwa rencana kegiatan LNG Receiving Terminal
Bojonegara Oleh PT. Nusantara Gas Service akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Dampak yang akan terjadi cukup banyak khususnya dampak terhadap
komponen fisik – kimia akibat penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 8
penurunan kualitas air permukaan, dampak terhadap komponen biologi, terhadap
komponen sosial, ekonomi dan budaya, serta terhadap komponen kesehatan masyarakat,
sehingga dampak utamanya (primer) harus benar - benar diperhatikan dan dikelola secara
bijaksana agar negatif dari kegiatan tersebut dapat diminimalkan atau ditanggulangi.
Dampak yang mungkin timbul dari rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara
meliputi dampak dari kegiatan pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi. Pada
tahap konstruksi dan pasca operasi dampak yang ditimbulkan bersifat sementara
(temporary), sedangkan dampak dari kegiatan tahap operasi bersifat jangka panjang.
4.2.1. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, dampak yang ditimbulkan terdiri dari dampak primer, dampak
sekunder maupun dampak tersier. Dampak primer yang ditimbulkan antara lain penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan, peningkatan air larian (run off), penurunan kualitas
air permukaan, terganggunya kelancaran lalu lintas darat, terganggunya lalu lintas laut,
mata pencaharian. Adapun dampak sekunder serta tersier yang ditimbulkan antara lain,
ganguan terhadap biota air, gangguan kesehatan lingkungan, peningkatan morbiditas,
timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan konflik sosial.
Upaya pengelolaan dampak yang timbul dari kegiatan pada tahap konstruksi dapat
dilakukan dengan cara mengelola dampak primer yang ditimbulkan melalui pendekatan
teknologi dan sosial kelembagaan. Pengelolaan dengan pendekatan teknologi diantaranya
membuat saluran air hujan darurat (saluran drainase sementara dan bak penangkap
sedimen yang juga berfungsi sebagai penangkap sedimen) terlebih dahulu di sekeliling
lokasi yang dimatangkan pada awal kegiatan sebelum dilakukan kegiatan pematangan
lahan, sehingga TSS yang terbawa pada saat hujan dapat dikendalikan dan diarahkan
menuju saluran drainase, mengatur kecepatan kendaraan saat melewati penduduk disekitar
akses masuk lokasi kegiatan terutama pada musim kemarau saat cuaca panas, memberi
penutup kain terpal atau plastik pada truk saat melakukan pengangkutan material, sehingga
tidak tercecer di jalan.
Dengan dilakukannya pengelolaan pada dampak-dampak primer tersebut, maka dampak
sekunder maupun tersier yang ditimbulkan dengan sendirinya akan terkelola. Disamping
pengelolaan dengan pendekatan teknologi dapat pula ditambahkan melalui pendekatan
sosial, misalnya dengan terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang ada di
sekitar lokasi rencana kegiatan, memberikan arahan kepada kontraktor agar
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
IV - 9
memprioritaskan masyarakat setempat untuk bekerja di proyek sesuai kualifikasi dan
kebutuhan tenaga kerja serta dilakukan secara transparan baik persyaratan maupun cara
penerimaan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat ketika akan melakukan semua
tahapan kegiatan.
4.2.2. Tahap Operasi
Pada tahap operasi, dampak primer yang ditimbulkan yaitu peningkatan kebisingan,
penurunan kualitas air permukaan, perubahan gelombang, terjadinya abrasi, peningkatan
kekeruhan, terganggunya kelancaran lalu lintas laut, mata pencaharian. Adapun dampak
sekunder maupun tersier yang ditimbulkan antara lain gangguan terhadap biota air,
timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat.
Upaya pengelolaan dampak pada tahap operasi dapat dilakukan dengan mengelola dampak
primer melalui pendekatan teknologi antara lain, mengoptimalkan pengoperasian terminal
LNG sesuai SOP, mengatur kecepatan dan keluar masuk kapal pengangkut LNG ke
dermaga. Disamping pendekatan teknologi, juga dapat dilakukan pendekatan sosial antara
lain melakukan sosialisasi terhadap kegiatan operasional yang dilakukan kepada
masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
4.2.3. Tahap Pasca Operasi
Pada tahap Pasca Operasi, dampak yang ditimbulkan terdiri dari dampak primer, dampak
sekunder maupun dampak tersier. Dampak primer yang ditimbulkan antara lain penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air permukaan, terganggunya
kelancaran lalu lintas darat. Adapun dampak sekunder serta tersier yang ditimbulkan antara
lain, ganguan terhadap biota air, timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat dan
konflik sosial.
Upaya pengelolaan dampak yang timbul dari kegiatan pada tahap pasca operasi dapat
dilakukan dengan cara mengelola dampak primer yang ditimbulkan melalui pendekatan
teknologi dan sosial kelembagaan. Pengelolaan dengan pendekatan teknologi diantaranya
membuat saluran air hujan darurat (saluran drainase sementara dan bak penangkap
sedimen yang juga berfungsi sebagai penangkap sedimen) terlebih dahulu di sekeliling
lokasi kegiatan sebelum dilakukan kegiatan pembongkaran, sehingga TSS dan ceceran
material bongkaran yang terbawa pada saat hujan dapat dikendalikan dan diarahkan
menuju saluran drainase. Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati penduduk disekitar
akses masuk lokasi kegiatan terutama pada musim kemarau saat cuaca panas, memberi
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 10
penutup kain terpal atau plastik pada truk saat melakukan pengangkutan material hasil
bongkaran, sehingga tidak tercecer di jalan.
Dengan dilakukannya pengelolaan pada dampak-dampak primer tersebut, maka dampak
sekunder maupun tersier yang ditimbulkan dengan sendirinya akan terkelola. Disamping
pengelolaan dengan pendekatan teknologi dapat pula ditambahkan melalui pendekatan
sosial, misalnya dengan terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang ada di
sekitar lokasi rencana kegiatan, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat ketika akan
melakukan semua tahapan kegiatan.
4.3. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
Rencana kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara akan menimbulkan berbagai
dampak penting terhadap lingkungan. Setelah melalui telaahan rencana kegiatan terhadap
berbagai komponen lingkungan yang terkena dampak, maka rencana kegiatan LNG
Receiving Terminal Bojonegara dinilai layak secara lingkungan. Penilaian kelayakan
lingkungan tersebut dengan mempertimbangkan kriteria kelayakan sebagai berikut:
1) Telah sesuai dengan rencana tata ruang Pemerintah kabupaten Serang serta ketentuan
peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam Peraturan Daerah kabupaten
Serang No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Serang Tahun 2011 Sampai Tahun 2031.
2) Pemanfaatan sumberdaya alam berupa pengambilan air laut untuk proses regasifikasi
pengoperasian LNG Receiving Terminal telah sesuai dengan kebijakan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
3) Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara tidak mengganggu/menimbulkan
dampak terhadap kepentingan pertahanan keamanan nasional maupun regional.
4) Setelah dilakukan prakiraan secara cermat terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan
dari setiap tahapan kegiatan terhadap komponen fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian dilakukan evaluasi, dampak-dampak
tersebut dapat dikelola dan dipantau.
5) Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi diketahui perimbangan dampak
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
IV - 11
penting yang bersifat positif terhadap aspek sosial dan ekonomi dengan yang bersifat
negatif terhadap aspek fisik – kimia.
6) Pemrakarsa mampu menanggulangi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan
dari kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial dan
kelembagaan.
7) Rencana kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
dimana masyarakat setempat sebelumnya telah terbiasa dengan kegiatan industri.
8) Rencana kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis
karena lokasi kegiatan tidak berubah, yaitu bekas bangunan pabrik lama dimana secara
ekologis tidak banyak mengalami perubahan.
9) Rencana kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang telah ada di sekitar rencana lokasi kegiatan.
10) Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi
rencana kegiatan, karena limbah yang dihasilkan akan dikelola dan dipantau, air
limbah yang dihasilkan akan diolah di STP dan dimonitoring secara berkala, limbah
domestik/sampah akan ditangani dengan menyediakan TPSS, kemudian dibuat
bekerjasama dengan Dinas kebersihan kabupaten Serang.
Dari hasil telaahan rencana kegiatan terhadap berbagai komponen lingkungan yang akan
terkena dampak yang dirangkum dalam 10 kriteria kelayakan di atas, maka rencana
Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara oleh PT. Nusantara Gas Service dinilai
layak secara lingkungan.
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 12
Tabel 4.2. Ringkasan Analisis Dampak
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
A. Tahap Konstruksi
1. Penurunan Kualitas
Udara (Peningkatan
Debu Lokal)
Berdasarkan rona lingkungan awal
konsentrasi debu paling tinggi
mencapai 200,44 µg/m3
Besarnya dampak:
Berdasarkan perhitungan bahwa
konsentrasi debu di udara ambien saat
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material Konstruksi mencapai
1.159,03 ug / m3. Sedangkan
konsentrasi tertinggi debu di lokasi
kegiatan saat ini (baseline) mencapai
200,44 μg / m3, mengakibatkan
peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup
radius sekitar 18,8 m dari lokasi
Sifat penting dampak:
Penting, karena terjadi peningkatan
sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi
kegiatan dekat dengan permukiman
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
2. Peningkatan Intensitas
Kebisingan
Berdasarkan rona lingkungan awal
kebisingan di permukiman
penduduk terdekat adalah 52.18 to
64.29 dBA
Besarnya dampak:
Radius sebaran kebisingan terhadap
reseptor, khususnya penduduk, yang
melewati baku mutu permukiman (55
dBA) adalah dalam radius 175 m.
Sifat penting dampak:
Penting, kebisingan akan menyebar ke
permukiman karena akses masuk lokasi
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 13
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
kegiatan dekat dengan permukiman.
3. Peningkatan Air
Larian (Run Off) Debit run off sebelum ada kegiatan
adalah 154 m3/jam
Besarnya dampak:
Setelah ada kegiatan debit run off
menjadi 128 m3/hari . dampak tergolong
kecil dan akan dilokalisir
Sifat penting dampak:
Dampak dikategorikan penting karena
run off termasuk salah satu isu pokok di
masyarakat, sehingga perlu dikelola dan
dipantau
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
4. Penurunan Kualitas
Air Permukaan
(Meningkatnya
Kandungan TSS)
Berdasarkan rona lingkungan awal
kandungan TSS tertinggi adalah
32,04 mg/L
Besarnya dampak:
sebaran dengan penambahan nilai TSS
0.05 Kg/m3 (50 mg/l), dengan luas
sebaran kurang dari 1000 m (1 km) dari
sumber
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan menambah TSS
terhadap perairan laut kurang dari 1000
m.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
5. Hidrooceanografi Peningkatan kekeruhan Besarnya dampak:
Kekeruhan perairan akibat dari air yang
telah bercampur dengan material-
material halus melimpah diperairan laut
pada saat pengerukan
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 14
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan menambah
CSS ke perairan laut kurang dari
1000 m.
6. Terganggunya
kelancaran lalu lintas
laut
Perairan teluk banten banyak di
penuhi oleh kapal industri dan
sedikit kapal nelayan
Besarnya dampak:
Kegiatan pengerukan dan pembangunan
dermaga akan menggangu lalulintas
laut, karena perairan laut di lokasi
kegiatan merupakan jalur lalu lintas
kapal nelayan maupun industri
Sifat penting dampak:
Penting, karena berpotensi
menimbulkan gangguan lalulintas laut
pada saat kegiatan pengerukan dan
pembangunan dermaga
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
7. Terganggunya
kelancaran lalu lintas
darat
Jalan bojonegara memiliki VCR
0,249, tabel of service LOS = A
Besarnya dampak:
Intensitas dampak tergolong rendah
dengan ritasi pada saat puncak 50
rit/hari.
Sifat penting dampak:
Penting, karena berpotensi
menimbulkan gangguan lalu lintas pada
saat kendaraan melakukan manuver
keluar masuk lokasi kegiatan.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 15
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
8. Terganggunya Biota
Air
Terdapat 45 jenis fitoplankton.
indeks keanekaragaman
fitoplankton (H’) berkisar antara
1.25 – 2,12. Indeks
keanekaragaman zooplankton
berkisar antara 1,11 – 2,22 dan
indeks keanekaragaman Shannon-
Wiener kisaran antara 3,05 – 7,07.
Besarnya dampak:
Pada saat dilakukan kegiatan
pengerukan akan meningkatkan
kandungan TSS dan kekeruhan
Sifat penting dampak:
Penting, akan menimbulkan gangguan
terhadap biota air.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
9. Mata Pencaharian Jumlah penduduk usia produktif
(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo
Ampel, yaitu 35264 jiwa
Besarnya dampak:
Tersedianya lowongan kerja untuk
masyarakat setempat
Sifat penting dampak:
Tidak penting, karena jumlah tenaga
kerja yang direkrut sedikit dibandingkan
dengan penduduk usia produktif ,
namun kondisi saat ini pekerjaan sulit
didapat
Dampak dikategorikan penting, sehingga
perlu dikelola dan dipantau
10. Pendapatan
Masyarakat
Jumlah penduduk usia produktif
(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo
Ampel, yaitu 35264 jiwa
Besarnya dampak:
Tersedianya lowongan kerja untuk
masyarakat setempat
Sifat penting dampak:
Tidak penting, karena lokasi pengerukan
dan pembangunan dermaga tidak
mempengaruhi daerah tangkapan ikan
bagi nelayan
Dampak dikategorikan tidak penting,
namun dampak perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 16
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
11. Timbulnya Sikap dan
persepsi masyarakat
Hasil konsultasi publik dan survei
yang dilakukan, masyarakat pada
umumnya sangat mendukung
rencana kegiatan.
Besarnya dampak:
Kegiatan pada tahap konstruksi akan
menimbulkan peningkatan debu lokal
dan kebisingan di lingkungan
permukiman, penurunan kualitas air,
terganggunya kelancaran lalu lintas,
terganggunya biota air yang ditimbulkan
beberapa kegiatan pada tahap konstruksi
baik berupa dampak primer maupun
dampak turunan. Selain itu sedikitnya
tenaga kerja yang direkrut untuk
konstruksi akan menimbulkan keresahan
masyarakat.
Sifat penting dampak:
Penting, karena banyaknya dampak
pada saat kegiatan konstruksi akan
menimbulkan keresahan masyarakat
akibat kegiatan sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran dan
keberlangsung operasional proyek
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
12. Terjadinya Konflik
Sosial
Hasil konsultasi publik dan survei
yang dilakukan, pengadaan tenaga
kerja bukan merupakan isu pokok.
Besarnya dampak:
Kegiatan pada tahap konstruksi akan
menimbulkan peningkatan debu lokal
dan kebisingan di lingkungan
permukiman, penurunan kualitas air,
terganggunya kelancaran lalu lintas,
terganggunya biota air yang ditimbulkan
beberapa kegiatan pada tahap konstruksi
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 17
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
baik berupa dampak primer maupun
dampak turunan. Selain itu sedikitnya
tenaga kerja yang direkrut untuk
konstruksi akan menimbulkan keresahan
masyarakat, yang berujung pada
terjadinya konflik sosial
Sifat penting dampak:
Penting, karena banyaknya dampak
pada saat kegiatan konstruksi akan
menimbulkan keresahan masyarakat
yang akan berujung pada konflik sosial
akibat kegiatan sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran dan
keberlangsung operasional proyek.
13 Gangguan Kesehatan
Lingkungan
Kondisi lingkungan fisik, kimia
dan biologis di wilayah
Kecamatan pulo ampel sudah
memadai
Besarnya dampak:
Berdasarkan perhitungan bahwa
konsentrasi debu di udara ambien saat
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material Konstruksi mencapai
1.159,03 ug / m3. Sedangkan
konsentrasi tertinggi debu di lokasi
kegiatan saat ini (baseline) mencapai
200,44 μg / m3, mengakibatkan
peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup
radius sekitar 18,8 m dari lokasi
Sifat penting dampak:
Penting, karena terjadi peningkatan
sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 18
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
kegiatan dekat dengan permukiman,
yang akan mengakibatkan gangguan
kesehatan lingkungan
14 Peningkatan
Morbiditas
Di Puskesmas Puloampel, penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakan penyakit yang
paling banyak diderita penduduk.
Penyakit berbasis lingkungan lainnya
yang sering ditemui adalah batuk,
penyakit kulit dan diare
Besarnya dampak:
Berdasarkan perhitungan bahwa
konsentrasi debu di udara ambien saat
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material Konstruksi mencapai
1.159,03 ug / m3. Sedangkan
konsentrasi tertinggi debu di lokasi
kegiatan saat ini (baseline) mencapai
200,44 μg / m3, mengakibatkan
peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup
radius sekitar 18,8 m dari lokasi
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan meningkatkan
morbiditas penduduk di sekitar akses
masuk lokasi kegiatan
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
B. Tahap Operasi
1. Peningkatan
kebisingan
Berdasarkan rona lingkungan awal
kebisingan di permukiman
penduduk terdekat adalah 52.18 to
64.29 dBA
Besarnya dampak:
Radius sebaran kebisingan terhadap
reseptor, khususnya penduduk, yang
melewati baku mutu permukiman (55
dBA) adalah dalam radius kurang dari
25m, sehingga radius di atas 25 m telah
memenuhi baku mutu. Permukiman
terdekat dengan lokasi kegiatan sekitar
500 m
Dampak dikategorikan tidak penting namun
tetap dikelola dan dipantau dengan
pengelolaan yang sudah direncanakan
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 19
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
Sifat penting dampak:
Tidak penting, karena sebaran
kebigingan tidak akan menyebar ke
permukiman, selain itu alat alat yang
menghasilkan kebisingan akan di
tempatkan di tempat tertutup
2. Penurunan Kualitas
Air Permukaan
(Meningkatnya
Kandungan TSS)
Berdasarkan rona lingkungan awal
kandungan TSS tertinggi adalah
32,04 mg/L
Besarnya dampak:
sebaran dengan penambahan nilai TSS
0.05 Kg/m3 (50 mg/l), dengan luas
sebaran kurang dari 1000 m (1 km) dari
sumber
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan menambah TSS
terhadap perairan laut kurang dari 1000
m.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
3. Hidrooceanografi Gelombang Besarnya dampak:
Berubahnya bathymetri akibat
pengerukan/ pendalaman alur pada saat
konstruksi akan mempengaruhi pada
perubahan gelombang.
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan mempengaruhi
terjadinya abrasi.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 20
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
4. Hidrooceanografi Abrasi Besarnya dampak:
Berubahnya bathymetri akibat
pengerukan/ pendalaman alur pada saat
konstruksi akan mempengaruhi pada
perubahan gelombang dan berdampak
lanjutan pada terjadinya abrasi
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan mempengaruhi
penurunan kualitas air dan gangguan
terhadap biota air.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
5. Hidrooceanografi Peningkatan kekeruhan Besarnya dampak:
Kekeruhan perairan akibat dari air yang
telah bercampur dengan material-
material halus melimpah diperairan laut
merupakan dampak turunan dari
perubahan gelombang dan
pengerukan/pemeliharaan alur pelayaran
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan mempengaruhi
penurunan kualitas air dan gangguan
terhadap biota air.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 21
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
6. Terganggunya
kelancaran lalu lintas
laut
Perairan teluk banten banyak di
penuhi oleh kapal industri dan
sedikit kapal nelayan
Besarnya dampak:
Kegiatan pengerukan dan pengoperasian
dermaga akan menggangu lalulintas
laut, karena perairan laut di lokasi
kegiatan merupakan jalur lalu lintas
kapal nelayan maupun industri
Sifat penting dampak:
Penting, karena berpotensi
menimbulkan gangguan lalulintas laut
pada saat kegiatan pengerukan dan
pembangunan dermaga
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
7. Terganggunya Biota
Air
Terdapat 45 jenis fitoplankton.
indeks keanekaragaman
fitoplankton (H’) berkisar antara
1.25 – 2,12. Indeks
keanekaragaman zooplankton
berkisar antara 1,11 – 2,22 dan
indeks keanekaragaman Shannon-
Wiener kisaran antara 3,05 – 7,07.
Besarnya dampak:
Pada saat dilakukan kegiatan
pengerukan dan pengoperasian
dermaga akan meningkatkan kandungan
TSS dan kekeruhan
Sifat penting dampak:
Penting, akan menimbulkan gangguan
terhadap biota air.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
8. Mata Pencaharian Jumlah penduduk usia produktif
(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo
Ampel, yaitu 35264 jiwa
Besarnya dampak:
Tersedianya lowongan kerja untuk
masyarakat setempat
Sifat penting dampak:
Tidak penting, karena jumlah tenaga
Dampak dikategorikan penting, sehingga
perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 22
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
kerja yang direkrut sedikit dibandingkan
dengan penduduk usia produktif ,
namun kondisi saat ini pekerjaan sulit
didapat
9. Pendapatan
Masyarakat
Jumlah penduduk usia produktif
(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo
Ampel, yaitu 35264 jiwa
Besarnya dampak:
Terganggunya daearah tangkapan ikan
bagi nelayan
Sifat penting dampak:
Tidak penting, karena lokasi pengerukan
dan pengoperasian dermaga tidak
mempengaruhi daerah tangkapan ikan
bagi nelayan
Dampak dikategorikan tidak penting,
namun dampak perlu dikelola dan dipantau
11. Timbulnya Sikap dan
persepsi masyarakat
Hasil konsultasi publik dan survei
yang dilakukan, masyarakat pada
umumnya sangat mendukung
rencana kegiatan.
Besarnya dampak:
Kegiatan pada tahap operasi akan
menimbulkan penurunan kualitas air,
perubahan gelombang, terjadinya abrasi,
peningkatan kekeruhan, terganggunya
kelancaran lalu lintas, terganggunya
biota air yang ditimbulkan beberapa
kegiatan pada tahap operasi baik berupa
dampak primer maupun dampak
turunan. Selain itu sedikitnya tenaga
kerja yang direkrut untuk konstruksi
akan menimbulkan keresahan
masyarakat.
Sifat penting dampak:
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 23
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
Penting, karena banyaknya dampak
pada saat kegiatan operasi akan
menimbulkan keresahan masyarakat
akibat kegiatan sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran dan
keberlangsung operasional proyek
12. Terjadinya Konflik
Sosial
Hasil konsultasi publik dan survei
yang dilakukan, pengadaan tenaga
kerja bukan merupakan isu pokok.
Besarnya dampak:
Kegiatan pada tahap operasi akan
menimbulkan penurunan kualitas air,
perubahan gelombang, terjadinya abrasi,
peningkatan kekeruhan, terganggunya
kelancaran lalu lintas, terganggunya
biota air yang ditimbulkan beberapa
kegiatan pada tahap operasi baik berupa
dampak primer maupun dampak
turunan. Selain itu sedikitnya tenaga
kerja yang direkrut untuk konstruksi
akan menimbulkan keresahan
masyarakat, yang berujung pada
terjadinya konflik sosial
Sifat penting dampak:
Penting, karena banyaknya dampak
pada saat kegiatan operasi akan
menimbulkan keresahan masyarakat
yang akan berujung pada konflik sosial
akibat kegiatan sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran dan
keberlangsung operasional proyek.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 24
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
C Tahap Pasca Operasi
1. Penurunan Kualitas
Udara (Peningkatan
Debu Lokal)
Berdasarkan rona lingkungan awal
konsentrasi debu paling tinggi
mencapai 200,44 µg/m3
Besarnya dampak:
Berdasarkan perhitungan bahwa
konsentrasi debu di udara ambien saat
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material mencapai 1.159,03 ug /
m3. Sedangkan konsentrasi tertinggi
debu di lokasi kegiatan saat ini
(baseline) mencapai 200,44 μg / m3,
mengakibatkan peningkatan sekitar 5,8
kali.
Sifat penting dampak:
Penting, karena terjadi peningkatan
sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi
kegiatan dekat dengan permukiman
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
2. Peningkatan Intensitas
Kebisingan
Berdasarkan rona lingkungan awal
kebisingan di permukiman
penduduk terdekat adalah 52.18 to
64.29 dBA
Besarnya dampak:
Radius sebaran kebisingan terhadap
reseptor, khususnya penduduk, yang
melewati baku mutu permukiman (55
dBA) adalah dalam radius 175 m.
Sifat penting dampak:
Penting, kebisingan akan menyebar ke
permukiman karena akses masuk lokasi
kegiatan dekat dengan permukiman.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 25
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
3. Penurunan Kualitas
Air Permukaan
(Meningkatnya
Kandungan TSS)
Berdasarkan rona lingkungan awal
kandungan TSS tertinggi adalah
32,04 mg/L
Besarnya dampak:
Adanya peningkatan TSS akibat
pembongkaran dermaga
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan menambah TSS
terhadap perairan laut.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
4. Hidrooceanografi Peningkatan kekeruhan Besarnya dampak:
Kekeruhan perairan akibat dari air yang
telah bercampur dengan material-
material halus melimpah diperairan laut
merupakan dampak dari pembongkaran
dermaga
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan mempengaruhi
penurunan kualitas air dan gangguan
terhadap biota air.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
5. Terganggunya
kelancaran lalu lintas
darat
Jalan bojonegara memiliki VCR
0,249, tabel of service LOS = A
Besarnya dampak:
Intensitas dampak tergolong rendah
dengan ritasi pada saat puncak 50
rit/hari.
Sifat penting dampak:
Penting, karena berpotensi
menimbulkan gangguan lalu lintas pada
saat kendaraan melakukan manuver
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 26
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
keluar masuk lokasi kegiatan.
6. Terganggunya Biota
Air
Terdapat 45 jenis fitoplankton.
indeks keanekaragaman
fitoplankton (H’) berkisar antara
1.25 – 2,12. Indeks
keanekaragaman zooplankton
berkisar antara 1,11 – 2,22 dan
indeks keanekaragaman Shannon-
Wiener kisaran antara 3,05 – 7,07.
Besarnya dampak:
Pada saat dilakukan kegiatan
pembongkaran dermaga akan
meningkatkan kandungan TSS dan
kekeruhan
Sifat penting dampak:
Penting, akan menimbulkan gangguan
terhadap biota air.
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
7. Pendapatan
Masyarakat
Jumlah penduduk usia produktif
(15 – 64 th) di Kecamatan Pulo
Ampel, yaitu 35264 jiwa
Besarnya dampak:
Terganggunya daearah tangkapan ikan
bagi nelayan
Sifat penting dampak:
Tidak penting, karena lokasi
pembongkaran dermaga tidak
mempengaruhi daerah tangkapan ikan
bagi nelayan
Dampak dikategorikan tidak penting,
namun dampak perlu dikelola dan dipantau
8. Timbulnya Sikap dan
persepsi masyarakat
Hasil konsultasi publik dan survei
yang dilakukan, masyarakat pada
umumnya sangat mendukung
rencana kegiatan.
Besarnya dampak:
Kegiatan pada tahap pasca operasi akan
menimbulkan peningkatan debu lokal
dan kebisingan di lingkungan
permukiman, penurunan kualitas air,
terganggunya kelancaran lalu lintas,
terganggunya biota air yang ditimbulkan
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 27
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
beberapa kegiatan pada tahap pasca
operasi baik berupa dampak primer
maupun dampak turunan. Selain itu
sedikitnya tenaga kerja yang direkrut
untuk konstruksi akan menimbulkan
keresahan masyarakat.
Sifat penting dampak:
Penting, karena banyaknya dampak
pada saat kegiatan pasca operasi akan
menimbulkan keresahan masyarakat
akibat kegiatan sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran dan
keberlangsung operasional proyek
9. Terjadinya Konflik
Sosial
Hasil konsultasi publik dan survei
yang dilakukan, pengadaan tenaga
kerja bukan merupakan isu pokok.
Besarnya dampak:
Kegiatan pada tahap pasca operasi akan
menimbulkan peningkatan debu lokal
dan kebisingan di lingkungan
permukiman, penurunan kualitas air,
terganggunya kelancaran lalu lintas,
terganggunya biota air yang ditimbulkan
beberapa kegiatan pada tahap pasca
operasi baik berupa dampak primer
maupun dampak turunan. Selain itu
sedikitnya tenaga kerja yang direkrut
untuk konstruksi akan menimbulkan
keresahan masyarakat, yang berujung
pada terjadinya konflik sosial
Sifat penting dampak:
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten PT. NGS
IV - 28
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
Penting, karena banyaknya dampak
pada saat kegiatan pasca operasi akan
menimbulkan keresahan masyarakat
yang akan berujung pada konflik sosial
akibat kegiatan sehingga akan
berpengaruh terhadap kelancaran dan
keberlangsung operasional proyek.
10 Gangguan Kesehatan
Lingkungan
Kondisi lingkungan fisik, kimia
dan biologis di wilayah
Kecamatan pulo ampel sudah
memadai
Besarnya dampak:
Berdasarkan perhitungan bahwa
konsentrasi debu di udara ambien saat
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material Konstruksi mencapai
1.159,03 ug / m3. Sedangkan
konsentrasi tertinggi debu di lokasi
kegiatan saat ini (baseline) mencapai
200,44 μg / m3, mengakibatkan
peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup
radius sekitar 18,8 m dari lokasi
Sifat penting dampak:
Penting, karena terjadi peningkatan
sekitar 5,8 kali, serta akses masuk lokasi
kegiatan dekat dengan permukiman,
yang akan mengakibatkan gangguan
kesehatan lingkungan
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
11 Peningkatan
Morbiditas
Di Puskesmas Puloampel, penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakan penyakit yang
paling banyak diderita penduduk.
Penyakit berbasis lingkungan lainnya
Besarnya dampak:
Berdasarkan perhitungan bahwa
konsentrasi debu di udara ambien saat
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
dan Material Konstruksi mencapai
Dampak dikategorikan penting sehingga
perlu dikelola dan dipantau
PT. NGS BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten IV - 29
No. DPH Rona Lingkungan
Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Hasil Evaluasi Dampak
yang sering ditemui adalah batuk,
penyakit kulit dan diare 1.159,03 ug / m3. Sedangkan
konsentrasi tertinggi debu di lokasi
kegiatan saat ini (baseline) mencapai
200,44 μg / m3, mengakibatkan
peningkatan sekitar 5,8 kali. mencakup
radius sekitar 18,8 m dari lokasi
Sifat penting dampak:
Penting, karena akan meningkatkan
morbiditas penduduk di sekitar akses
masuk lokasi kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara
Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten P - 1
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Peta Cekungan Air Tanah Wilayah Jakarta. Direktorat Tata Lingkungan
Geologi dan Kawasan Pertambangan, Bandung.
Arthur, C. Stern. 1997. Air Quality Management Academic Press. New York, San
Francisco, London.
Arthur, R.S. 1994. Wave Forecasting And Hindcasting. Journal. Scripps Institution of
Oceanography University of California. California.
AWWA. 1992. Standar Method for the examination of Water and Wastewater, 18th
Edition.
Bayong Tjasyono. 1995. Klimatologi Umum, Penerbit ITB. Bandung.
Bibby, C.J., N.D. Burgess & D.A. Hill. 1992. Bird Census Techniques. Academic Press
Limited, London.
Carter, L. W. 1996. Environmental Impact Assessment. Mc Graw Hill. Inc., New York.
CERC. 1984. Shore Protection Manual Volume 1. US Army Coastal Engineering Research
Center, Washington DC.
Hadi, Sudharto P. 1995. Aspek Sosial AMDAL: Sejarah, Teori dan Metode. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Hightower, M. Michael, Gritzo, Louis A., Luketa-Hanlin, Anay, Covan. John M., et. al.
2004. Guidance on Risk Analysis and Safety Implications of a Large Liquefied
Natural Gas (LNG) Spill Over Water. SAND2004-6258, Sandia National
Laboratories, Albuquerque, NM.
John, G. Riau and David, C. Wooten. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook.
Mc Graw – Hill Book Company, New York.
Krenkel, P.A. and Novotny, V. 1980. Water Quality Management. Academic Press, New
York.
Lee, T.D. 1978. Handbook of Variables of Environmental Impact assessment. An Arbor
Science Publisher Inc., Arbor.
Lloyd Acountistics Pty Ltd. 2002. Noise and Vibration Management Plan, A Report for
Perth Urban Rail Development, Australia.
DAFTAR PUSTAKA PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara
Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten P - 2
MacKinnon, J., Phillipps, K., van Ballen, B. 1998. Burung–Burung di Sumatera, Jawa,
Bali, dan Kalimantan. Puslitbang Biologi – LIPI, Bogor.
Matahelumual, Bethy C., dkk. 2002. Pengambilan Contoh Air Tanah di Daerah Kawasan
Industri Bekasi Bagian Utara. DTLGKP, Bandung.
Moleong, J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Munir, Moch. 1996. Geologi dan Mineralogi Tanah. Pustaka Jaya, Jakarta.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Edisi Ketiga. Toppan Company Ltd., Tokyo.
Oosting, H.J. 1956. The Study of Plant Communities. Second edition. W.H. Freeman and
Company, San Francisco and London.
Parker, A. 1978. Industrial Air Pollution Handbook. Mc. Graw – Hill Book Company
(UK) Limited, England.
Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Meteorologi. Penerbit ITB, Bandung.
Pugh, D.T. 1987. Tides, Surge and Mean Sea Level. John Wiley and Sons, Toronto.
Purnomo, H. 1997. Studi Intrusi Air Laut pada Akuifer Bebas di Wilayah DKI Jakarta. Tesis
Magister. ITB, Bandung.
Puspowardoyo, R.S. 1986. Peta Hidrogeologi Skala 1:250.000, Lembar Jakarta.
Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1990. Metodologi Penelitian Survei. Pustaka, Jakarta.
Soekardi, R. 1982. Aspek Geologi Terhadap Perkembangan Pantai dan Tata Air Tanah
Daerah Jakarta. Sarjana-Thesis. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Stern, Arthur C., Boubel, Richards W., Turner, D. Bruce, Fox, Donald, L. 1984.
Fundamentals of Air Pollution, Second Edition, Academic Press Inc, London.
Sudarsono, S. dan Takeda K. 1978. Hidrologi untuk Pengairan, Cetakan ke dua, Pradnya
Paramitha, Jakarta.
Sukmantoro, W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar. 2007.
Daftar Burung Indonesia No. 2. Indonesian Ornithologists’ Union, Bogor.
Sutrisno, S. 1985. Peta Hidrogeologi Skala 1:250.000, Lembar Cirebon.
Tjasjono, Bayong; 1999, Klimatologi Umum, Penerbit ITB, Bandung.
Turkandi, T., Sidarto, D.A. Agustiyanto, dan M.M. Purbohadiwidjojo. 1992. Peta Geologi
Skala 1:100.000, Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu, Jawa.
UNEP, WHO. 1996. Water Quality Monitoring, First Edition, E&FN Spon, London.
Ward, H.B. and G.C. Whipple. 1959. Freshwater Biology, Second Edition. Wiley and Sons
Inc., New York.
DAFTAR PUSTAKA PT. NUSANTARA GAS SERVICE
ANDAL Rencana Kegiatan LNG Receiving Terminal Bojonegara
Ds. Argawana, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten P - 3
Wark, Kenneth and Warner, Cecil, F. 1981. Air Pollution: Its Origin and Control, Second
Edition. Harper and Row Publishers, New York.
Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of Southeast Asean Waters. Naga Report \',I. 2.
The University of California, La Jolla, California