Program Strategi Dots

Post on 23-Dec-2015

25 views 0 download

description

-

Transcript of Program Strategi Dots

PELAKSANAAN ROGRAM NASIONAL PENANGGULANGAN TB PARU

DENGAN STRATEGI DOTS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

PROGRAM STRATEGI DOTS

• Di Indonesia pelaksanaan strategi DOTS dimulai sejak tahun 1995

• Sedangkan di Banyumas baru pada tahun 1997 dan baru meliputi 7 Puskesmas

• Pada Tahun 2000 semua Puskesmas di Banyumas sudah mengikuti program srategi DOTS

• Sedangkan di Rumah Sakit dan BP4 baru dimulai tahun 2003 meliputi BP4 Purwokerto, RUD Margono S, RSUD Banyumas dan RS Sinar Kasih.

SYARAT - SYARAT DOTS UPK :

• Ketenagaan/ SDM :- Dokter, Paramedis, Petugas Laborat sudah dilatih

• Sarana Laboratorium :- Menggunakan Mikroskop Binokuler

STATUS KEGIATAN DI UPK :

• PRM : Puskesmas Rujukan Mikroskpis• PPM : Puskesmas Pelaksana Mandiri• PS : Puskesmas Satelit

Dalam pelaksanaannya dibentuk kelompok Puskesmas Pelaksana Mandiri (KKP) Terdiri :

KLASIFIKASI BERDASRKAN ORGAM YG TERKENA :

1. TUBERKULOSIS PARU :Menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus

1. TUBERKULOSIS EKSTRA PARU :Menyerang organ tubuh lain selain paru, misal pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelain, dll.

KLASIFIKASI BERDASARKAN PEMERIKSAAN DAHAK MIKROSKOPIS

1. TB Paru BTA Positif- 2 dari 3 spesimen SPS BTA positif- 1 spesimen BTA positif dan foto toraks dada

menjukkan gambaran TB- 1 spesimen BTA positif & biakan kuman TB postif- 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS BTA negatif & tdak ada perbaikan setelah penberian non OAT

2. TB Paru BTA Negatif :Kasus yg tdk memenuhi definisi pada TB Paru BTA PositifKriteria Diagnostik TB Paru BTA negatif hrs meliputi :

1.3 spesimen SPS hasil BTA negatif2.Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran

tuberkulosis3.Tidak ada perbaikan setelah pengobatan nom

OAT4.Pertimbangan dokter utk diberi pengobatan

PENGOBATAN :

• Tujuan : menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resisten thp OAT.

PRINSIP PENGOBATAN :

• OAT diberikan dalam bentuk kombinasi dlm jumlah cukup dan dosis yang tepat (OAT-KDT)

• Penderita yang diobati dengan Pengawas Menelan Obat (PMO)

• Pengobatan diberikan dalam 2 tahap : Tahap Awal (intensif) dan Tahap Lanjutan.

PANDUAN OAT YG DIGUNAKAN• WHO dan IUATLD (International Union Against

Tuberculosis and Lung Disease) merekomendasikan paduan OAT standar, yaitu :

Kategori 1 : 2HRZE / 4H3R3 (Yang dipakai di Indonesia) 2HRZE / 4HR 2HRZE / 6HEKategori 2 : 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3 (Yang dipakai di Indo) 2HRZES / HRZE / HRZE / 5HRE

Disamping paduan kategori ini disediakan paduan OAT Sisipan : HRZE dan OAT Anak : 2HRZ / 4HR

PENGOBATAN PD KEADAAN KHUSUS :1. Kehamilan2. Ibu menyusui3. Pengguna Kontrasepsi4. TB dengan HIV/ AIDS5. Hepatitis Akut6. Kelainan Hati Kronik7. Gagal Ginjal8. DM9. Mendapat Tambahan Kortikosteroid10.Indikasi Operasi

HASIL PENGOBATAN :

1. SEMBUH2. PENGOBATAN LENGKAP3. GAGAL4. DEFAULT

INIKATOR PROGRAM :

• ANGKA PENEMUAN / Case Detection Rate (CDR): > 70% dari targert perkiraan

• ANGKA KONVERSI / Conversion Rate : > 80%• ANGKA KESEMBUHAN Cure Rate (CR) : > 85%• ANGKA KESALAHAN / Error Rate : < 5%

HASIL KEGIATAN PROGRAM