Presus Kasus 1 (Silmi)

Post on 03-Jan-2016

37 views 0 download

Transcript of Presus Kasus 1 (Silmi)

SILMI NOOR RACHNI24 Mei 2013

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RST. SOEDJONO MAGELANG

Laporan KasusBayi E (0 Tahun, BBL 2250 gram) –

Neonatus Preterm (36 minggu), BBLR, Asfiksia Sedang,

Hipotermia Ringan, Hiperbilirubinemia

IDENTITAS PASIEN

Nama : By. ETanggal Lahir : 08 Mei

2013Usia : 0 tahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : Bonjornegoro,

Metroyudan, Magelang

SUBJEKTIFLahir SC 08 Mei 2013 pukul

23.50BBL 2250 gram, JK:

perempuan, AK: Jernih, riw. KPD (-)

Riw. Kehamilan Ibu :-Usia ibu : 21 tahun- G2P1A0 - usia gestasi : 36 minggu- Indikasi SC : preeklampsia berat (TD: 170/100 mg/dl) dgn proteinuria +3, edema kedua kaki-HPHT : 1 September 2012 HPL : 8 Juni 2013-Rutin ANC tiap bulan

OBJEKTIF

Tampak Lemah, gerak tangis kurangKulit tipis, rambut lanugo banyakBBL : 2250 gramPanjang badan : 46 cmLingkar kepala : 30 cmLingkar dada : 29 cmApgar score : 4 (pada menit-1), 8 (pada menit-5), dan 9 (pada menit-10)

0 1 2 Apgar Score 1 menit 5 menit 10 menit

Tak ada < 100 > 100Denyut

jantung1 2 2

Tak ada Tak teratur Baik Pernafasan 1 2 2

Lemah Sedang Baik Tonus otot 1 1 2

Tak ada Menangis MenangisPeka

rangsang1 2 2

Biru/putihMerah

jambu

Merah

jambuWarna 0 1 1

Ujung

biru-biru

Total 4 8 9

Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)

Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)

Asfiksia berat (apgar skor 0-3)

Kepala / LeherCA -/-, SI -/-, Dy - , Cy +Cephal hematom (-)Caput succadeneum (-)Nafas cuping hidung (-)

Vital SignT : 36 CHR : 140 x/menitRR : 40 X/menit

H I P O T E R M I AHipotermia ringan : 36 – 36,50CHipotermia sedang : 32 – 360CHipotermia berat : < 320C

Thorax :

Simetris (+), retraksi (-)Cor : S1 > S2 regular, murmur (-), gallop (-)Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing

-/-

AbdomenBU (+) normal, soefl, Tali pusat segar (+)

EkstremitasAkral agak dingin, sianotik (+)

Genital : Perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora

Anus (+)

Dubowitz and Ballard Score (Maturitas Neuromuskular)

3

2

3

3

3

3

17

13

Setelah didapatkan skor dari pemeriksaan neuromuskuler dan maturitas fisik, maka kedua skor dijumlahkan.

Jumlah pemeriksaan neuromuscular : 17Jumlah pemeriksaan maturitas fisik : 13Total : 30 dicocokan di tabel

Minggu -36 (sesuai dengan masa kehamilan)

Daftar masalah

Umur kehamilan 36 mingguRiwayat maternal : preeklampsia berat (PEB)

dgn proteinuria +3 dan edema kedua kakiGerak tangis kurangApgar score 4 (pada menit-1), 8 (pada menit-

5), dan 9 (pada menit-10)Dubowit and Ballard score : 30 = UK 36

mingguTampak lemahBBL : 2250 gramT: 36 CAkral dingin, sianotik (+)Genital : labia mayor belum menutupi labia

minora

Assesment

Neonatus pretermBBLRAsfiksia sedangHipotermia ringan

Planning Diagnostik

Pemeriksaan darah lengkapPemeriksaan GDAPemerikaan elektrolit 

Planning Monitoring

•Vital sign•Pemeriksaan GDA

Planning Terapi

Neo K 1 mgASI/PASI ad libitum O2 masker 1 lpmThermoregulasi

Tanggal

S O A P

09 Mei 2013

Menangis (+) minum PASI (+), ASI (-), muntah (-) gerak aktif (+) BAK normal, BAB warna hitam 

BB 2250 gramKU :Tampak lemahT : 36,5 CRR : 40 x/menitHR : 144 x/menit K/L : a/i/c/d -/-/-/-Thoraks : simetris, retraksi (-)cor : S2>S1, regular murmur(-) gallop (-)pulmo : sd vesikuler +/+ ronkhi -/-, wh -/-Abdomen : soefl, BU (+) TP tidak bauEkstremitas : akral hangat, Sianotik (-)

1)Neonatus preterm (umur 1 hari)2) BBLR3) Asfiksia sedang4) Hipotermia ringan

Planning DiagnostikGDA = 82 Planning MonitoringKU, VS Planning TherapyASI/PASI ad libitum Thermoregulasi 

Tanggal S O A P

10 Mei2013

Menangis (+)

Gerak aktif (+)

minum PASI (+),

ASI (-)muntah (-)BAK normalBAB warna

hitam

BB : 2250 gramKU :Gerak tangis cukupT : 36,7 CRR : 40 x/menitHR : 140 x/menit K/L : a/i/c/d -/-/-/-Thoraks : simetris (+), retraksi (-)cor : S2>S1, regular murmur(-) gallop (-)pulmo : sd vesikuler +/+ ronkhi -/-, wh -/-Abdomen : soefl, BU (+) TP tidak bauEkstremitas : akral hangat, Sianotik (-),Kremmer V

1)Neonatus preterm (umur 2 hari)2) BBLR3) Asfiksia sedang4) Hipotermia ringan 5) Ikterus neonatorum

P. Diagnosik :Cek bilirubin direct dan total P Monitor :KU, VS P therapy :ASI/PASI ad libitumThermoregulasi

Tanggal

S O A P

11 Mei2013

Menangis kuat (+)

Gerak aktif (+) Minum PASI (+) Muntah (-) BAK normalBAB warna hitam

BB 2250 gram

T : 36,2 C

RR : 40 x/menit

HR : 136 x/menit

K/L : a/i/c/d -/-/-/-

Thoraks : simetris,

retraksi (-)

cor : S2>S1, regular

murmur(-)

gallop (-)

pulmo : sd vesikuler

+/+

ronkhi -/-, wh

-/-

Abdomen : soefl, BU

(+)

TP tidak

bau

Ekstremitas : akral

hangat,

Sianotik (-)

Kremmer V

Hasil

Laboratorium :

Bili. Direct : 0.78

mg/dl

Bili. Total : 13,2

mg/dl

1) Neonatus preterm (umur 3 hari)2) BBLR3) Asfiksia sedang 4) Hipotermia ringan5) Hiperbilirubin -emia

Planning DiagnostikCek bili.direct dan total 6 jam post fototerapi

Planning MonitoringKU, VS, kremmer (kadar bilirubin)

Planning TherapyASI/PASI ad libitum ThermoregulasiFototerapi 1 x 24 jam

Tanggal S O A P

12 Mei2013

- Menangis kuat (+)

- Minum PASI (+)

- Muntah (-)- Gerak aktif

(+)- BAK normal- BAB warna

hitam

BB 2300 gram T : 36,1 CRR : 40 x/menitHR : 112 x/menit K/L : a/i/c/d -/-/-/-Thoraks : simetris, retraksi (-)cor : S2>S1, regular murmur(-) gallop (-)pulmo : sd vesikuler +/+ ronkhi -/-,wh -/-Abdomen : soefl, BU (+) TP tidak bauEkstremitas : akral hangat, Sianotik (-)Kremmer IIHasil laboratorium :Bili. Direct : 0,70 mg/dlBili. Total : 10,3 mg/dl

1)Neonatus preterm (umur 4 hari)2) BBLR3) Asfiksia sedang 4) Hipotermia ringan5) Hiperbilirubinemia

Planning Diagnostik

------

Planning MonitorKU, VS, kadar bilirubin Planning therapyASI/PASI ad libitum Thermoregulasi

Neonatus Preterm

Persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20 – 37 minggu dihitung dari HPHT (ACOG)

Bayi premature : bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang (WHO)

Faktor Predisposisi Preterm

Etiologi

Perawatan Neonatus

Perlu dipertimbangkan keadaan umum bayi, biometri, kemampuan bernapas, kelainan fisik dan kemampuan minum

Keadaan kritis bayi premature yang harus dihindari : kedinginan, pernapasan tidak adekuat, trauma

Suasana hangat sangat diperlukan untuk mencegah hipotermia

ASI diberikan lebih sering, jika tidak mungkin dapat diberikan dengan sonde atau dipasang infuse

Pada kasus ini, bayi dimasukkan ke ruang incubator untuk menghindari keadaan hipotermia pada bayi yang lebih berat lagi, pemasangan oksigen kanul nasal, ASI/PASI dalam jumlah yang sedikit tapi sering.

Kemampuan minum pada bayi ini masih bagus, sehingga tidak memerlukan tindakan pemasangan sonde/NGT maupun pemasangan infus.

Bayi BBLR dengan kehamilan ≥ 35 minggu dan berat lahir ≥ 2000 gram umumnya bisa langsung menyusui.

Komplikasikelainan jangka pendek

kelainan jangka panjang

- RDS (Respiratory Distress Syndrome)

- Perdarahan intra/periventrikular

- NEC (Necotizing Entero Colitis)

- Displasi bronco-pulmonar

- Sepsis- Paten Duktus Arteriosus

- Serebral palsi- Retinopati- Retardasi mental- Disfungsi

neurobehavioral dan prestasi sekolah yang kurang baik

- Kematian perinatal

Pada kasus tidak terdapat kelainan jangka pendek maupun kematian

perinatal. Namun tidak terlepas perlu

diperhatikan pula untuk kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada

kelainan jangka panjang 

BBLRBayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi

dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).

2 Macam BBLR :Bayi yang kurang bulan (KB) : bayi yang

dilahirkan dengan umur kurang dari 37 mingguBayi kecil masa kehamilan (KMK) : bayi

yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari persentie ke-10 kurva perumbuhan janin

Menurut harapan hidup :Bayi berat lahir rendahh (BBLR) : berat

lahir 1.500 – 2.500 gramBayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) :

berat lahir 1.000 – 1.500 gramBayi dengan berat badan ekstrim rendah

(BBLER) : berat lahir kurang dari 1.000 gram

Pada kasus ini, BBL pasien 2250 gram sehingga termasuk BBLR, usia gestasi 36 minggu sehingga termasuk bayi kurang bulan.

Faktor Ibu :

Usia ibuParitasRiw.abortusRiw.BBLRJarak kehamilan terlalu dekatBahan teratogenikKeadaan penyebab

Insufisiensi Plasenta (preeklampsia, peny. Jantung ginjal)

Keadaan sosal ekonomi

Faktor Plasenta

Peny. VaskulerKehamilan gandaMalformasi

Faktor Janin

• Kelainan kromosom

• Malformasi• Infeksi congenital• Kehamilan gandaEtiologi BBLR

Pada kasus ini, riwayat preeklampsia dari faktor ibu merupakan salah satu penyebab dari BBLR pada bayi.

Preeklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel terjadi penurunan aliran darah ke plasenta janin kurang nutrisi terjadi gangguan pertumbuhan janin.

Normalnya pada saat proses nidasi, terjadi remodelling arteri spiralis terjadinya invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis invasi juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis memudahkan arteri spiralis menjadi distensi dan dilatasi memberikan dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vascular dan peningkatan aliran darah uteroplasenta.

Namun pada preeklamsia invasi trofoblas tidak optimal sehingga terjadi vasospasme arteri spiralis, menjadi tetap kaku dan keras, sehingga membuat aliran uteroplasenta tidak adekuat (insufisiensi plasenta).

Gejala Klinis

Berat kurang dari 2500 gramPanjang kurang dari 45 cmLingkar dada kurang dari 30 cmLingkar kepala kurang dari 33 cmUmur kehamilan kurang dari 37 mingguKepala lebih besarKulit tipis, transparan rambut lanugo

banyak, lemak kurang

Otot hipotonik lemahPernapasan tak teratur dapat terjadi apneaEkstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki

fleksi-lurusKepala tidak mampu tegakPernapasan 40-50 kali/menitNadi 100-140 kali/menit

PenatalaksanaanPenanganan bayiPelestarian suhu tubuhInkubatorPemberian oksigenPencegahan infeksi Pemberian makanan

PrognosisPada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501-2500

gram adalah 95%, tetapi berat bayi <1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga krn dysplasia bronkopulmonal, NEC, atau infeksi sekunder.

BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi.

Pada BBLR, makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik

Memulangkan Bayi

Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum dengan baik dengan botol maupun puing susu ibu.

Kenaikan berat badan berkisar antara 10-30 gram perhari dan suhu tubuh tetap normal di ruang biasa.

Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.

TERIMA KASIH

Hipotermia

Masalah yang signifikan pada neonatus bahkan dalam 24 jam setelah lahir

Angka mortalitas naik dua kali lipat bada bayi yang hipotermia

Mengapa terjadi Hipotermia??- Permukaan tubuh yang lebih luas per unit berat badan- Penurunan suhu karena kehilangan lemak subkutan- Penurunan jumlah lemak cokelat

Gejala & Tanda :Vasokonstriksi Perifer

- Sianosis, ekstremitas yang dingin-Penurunan perfusi

Depresi Sistem Saraf Pusat Letargi, bradikardi, apnea, penurunan jumlah minum

Peningkatan metabolisme Hipoglikemia, Hipoksia, Asidosis

Peningkatan tekanan arteri pulmonal Distress, takipneu

Tanda kronik Penurunan berat badan, peningkatan berat badan yang sedikit

Hiperbilirubinemia

Ikterus : suatu keadaan akumulasi bilirubin berlebihan dalam tubuh sehingga kulit & atau sklera berwarna kuning

Hiperbilirubinemia adalah :1. Ikterus neonatorum + Lab. ( serum bilirubin)2. Kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek patologik

DerajatIkterus Daerah/Lokasi Ikterus

PerkiraanTinggi

Bilirubin

1 Daerah kepala dan leher 5,0 mg %

2 Sampai dengan daerahbadan atas.

9,0 mg %

3 Sampai dengan daerahbadan bawah hinggatungkai.

11,4 mg %

4 Sampai dengan daerahlengan kaki bawah lutut

12,4 mg %

5 Sampai dengan daerahtangan dan kaki.

16,0 mg %

Ikterus neonatal adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR. Biasanya ikterus bersifat fisiologis, tapi dapat

juga patologis, dikarenakan fungsi hati yang belum matang (immature)

menyebabkan gangguan pemecahan bilirubin (terjadi penurunan

konjugasi bilirubin) dan menyebabkan hiperbilirubinemia.