Post on 10-Apr-2016
description
PRAKTIKUM PENULISAN RESEPMODUL ENDOKRIN
BAGIAN FARMAKOLOGIFK UISU
2015
DIABETES MELITUS• Adalah sekelompok sindrom yang ditandai dengan
hiperglikemia, perubahan metabolisme lipid,
karbohidrat, protein dan peningkatan resiko
komplikasi penyakit pembuluh darah sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin.
• Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel
beta Langerhans atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
• Insulin di sintesa di pankreas, di pankreas
terdapat Sel-sel pulau langerhans dipersarafi
oleh saraf adrenergik dan kolinergik. Stimulasi
reseptor α2 adrenergik akan menghambat
sekresi insulin. Sebaliknya stimulasi reseptor
β2 adrenergik agonis dan stimulasi saraf vagus
akan merangsang sekresi insulin.
DM TIPE I• Umumnya menyerang anak – anak, tetapi dapat juga
terjadi pada orang dewasa. • Penderita DM tipe I sebagian besar mempunyai antibodi
yang menunjukkan adanya proses autoimun • Ditandai dengan defisiensi insulin absolut yang disebabkan
oleh lesi atau nekrosis sel β berat.• Akibat dari rusaknya sel β, pankreas sangat sedikit
memproduksi dan mensekresi insulin, sehingga tidak bisa mengimbangi glukosa yang masuk glukosa menumpuk di dalam darah
• DM tipe ini memerlukan insulin eksogen untuk menghindari hiperglikemia dan ketoasidosis
INSULIN :• Menurunkan konsentrasi glukosa dalam darah dengan
cara menghambat produksi glukosa di hati dan
menstimulasi ambilan dan metabolisme glukosa oleh
otot dan jaringan adiposa.
• Maka pada DM terjadi peningkatan produksi glukosa
di hati, penurunan ambilan glukosa di perifer dan
berkurangnya konversi glukosa menjadi glikogen di
hati
Sediaan insulin :
1. Actrapid HM : monoterapi 3x/>/hari SC, IV, IM Onset 30 mnt, puncak 1-3jam sediaan : vial 40IU/ml 100IU/ml2. Insulin lispro : dosis individual diberikan 15 mnit sebelum makan. sediaan : 100 IU/ml
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN INSULIN
DM TIPE II
• Pada DM tipe II, pancreas masih mempunyai beberapa fungsi sel β, yang menyebabkan kadar insulin bervariasi atau kadar insulin menurun atau rendah, tetapi tetap tidak mencukupi untuk memelihara homeostasis glukosa.
• Selain itu juga sering dihubungkan dengan menurunnya respon jaringan perifer terhadap insulin (resistensi insulin).
ORAL ANTI DIABETIK (OAD)
• OAD ini sangat membantu pada DM tipe2 dengan
pankreas yang masih mampu mensekresi insulin yang
tidak dapat diperbaiki hanya dengan diet dan
olahraga.
• Pasien yang sudah lama menderita diabetes mungkin
memerlukan kombinasi ADO dengan insulin untuk
mengontrol hipoglikemianya
OBAT ANTI DIABETIK ORAL
1. Derivat sulfonilurea
bekerja dengan merangsang sekresi insulin di pankreas.
2. Derivat biguanid
bekerja langsung terhadap organ sasaran dan
merangsang sekresi insulin
3. Penghambat ά glukosidase
menurunkan absorpsi starch dan disakarida
Sulfonilurea : • Merupakan obat yang mempunyai efek hipoglikemik sehingga disebut juga sebagai obat hipoglikemik oral (OHO).• Obat golongan ini bekerja merangsang sekresi insulin di pankreas, sehingga hanya efektif bila sel b-pankreas masih dapat berproduksi.• Merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang,namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. .
KLASIFIKASI SULFONILUREA :
1. Generasi I : asetoheksamid, klorpropamid,
talazamid, tolbutamid
2. Generasi II : glipizid, glicazid, glibenklamid
dan glimepirid
SULFONIL UREA
Sediaan sulfonilurea :
1. Glipizide (Aldiab) : 5 mg, 30´ sblm makan pagi lansia dan penyakit hati 2,5mg maksimum 15mg/hari sediaan : 5 mg2. Glimepiride (Amaryl) : 1mg/hari segera sblm makan maks 8mg/hari sediaan ; 1,2,3, 4 mg
Sediaan sulfonilurea :
3. Glibenklamid : dosis awal 2,5-5 mg/hari sebelum makan pagi sediaan : 5 mg4. Glicazid (diamicron) : 1-4 tab/hari dosis tunggal sediaan :80 mg
FARMAKODINAMIK SULFONILUREA
• Meningkatkan rilis nsulin dari pankreas.
• Mempunyai efek regulasi terhadap reseptor-
reseptor insulin diberbagai sel-sel jaringan (sehingga
memperbesar kepekaan jaringan terhadap insulin;
dan menurunkan kadar glukagon serum tetapi
kemaknaan klinisnya masih dipertanyakan
Farmakokinetik :
• Semua golongan sulfonilurea diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral. Dapat diminum bersama makanan kecuali glipizid. Tolbutamid, gliburid, glipizid lebih efektif diminum 30 menit sebelum makan. Generasi I lebih mudah lepas ikatan proteinnya jika digunakan bersama dengan obat yang terikat pada protein yang sama (warfarin). Metabolisme di hati dan metabolitnya diekskresikan di dalam urin.
Efek samping sulfonilurea :
• Hipoglikemia • Koma lansia dgn gangguan fungsi hati dan
ginjal• Makin panjang waktu paruh makin besar
kemungkinan hipoglikemia• Mual muntah• Ikterus kolestatis• Agranulositosis
BIGUANID
Metformin :• Obat ini tidak menyebabkan hipoglikemia
• Obat ini mempunyai efek utama mengurangi
produksi glukosa hati (glukoneogenesis) dan
meningkatkan kerja insulin di otot dan lemak
• paling sering digunakan pada sindroma
resistensi insulin
• Terutama dipakai pada diabetisi gemuk.
Metformin :
• Dosis : 500 mg, 3x/hari atau 850mg, 2x/hari
• Sediaan : 500 mg , 850 mg
• Harian maksimum yang direkomendasikan adalah 2,5 g
terbagi dalam tiga dosis bersama makanan
• Kontraindikasi: pasien dengan gangguan fungsi ginjal
(kreatinin serum > 1,5) dan hati, serta pasien – pasien
dengan kecenderungan hipoksemia (misal penyakit
serebrovaskuler, sepsis, syok, gagal jantung).
Farmakokinetik metformin :
• Absorpsi di usus kecil• Obat ini stabil• Tidak berikatan dengan protein plasma• Diekskresi dalam bentuk tidak berubah di urin• Waktu paruh 2 jam• Dosis maksimum harian 2,5 gr• Diminum dalam 3 dosis bersama makanan.
Efek samping Metformin :
1. Diare, mual, perut terasa tidak enak, anoreksia2. Rasa metalik,3. Gangguan absorpsi vitB12 dan Folat (pernah
dilaporkan sampai terjadi anemia), dan4. AAL (Acidosis Asam Laktat); usus adalah
sumber utama laktat yang akan diperbesar oleh hepar bila ambilan glukosa di hepar meningkat sesudah makan
Penghambat Glukoksidase alfa
• Obat ini bekerja mengurangi absorbsi glukosa intestinal : pati, dekstrin, dan disakarida dengan menghambat kerja α-glukosidase pada brush border intestinal di usus halus sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan.
• Acarbose tidak menimbulkan efek samping hipoglikemia.
• Efek samping yang paling sering ditemukan ialah keluhan kembung dan flatulen.
• Acarbose dapat digunakan sebagi monoterapi atau sebagai kombinasi dengan insulin, metformin, glitazone atau sulfonylurea. Untuk mendapat efek maksimal, obat ini harus diberikan segera pada saat makanan utama. Hal ini perlu karena merupakan penghambat kompetitif dan sudah harus ada pada saat kerja ensimatik pada saat yang sama karbohidrat berada di usus halus. Dengan memberikannya 15 menit sebelum atau sesudah makan akan mengurangi dampak pengobatan terhadap glukosa postprandial.
Penghambat Glukoksidase alfa
Acarbose dan miglitol merupakan penghambat kompetitif
glukosidase-a usus dan memodulasi pencernaan pasca-
parandial dan absorpsi zat tepung dan disakarida.
Secara strukrural miglitol berbeda dengan acarbose.
miglitol enam kali lebih kuat dalam menghambat
sucrase.
Akibat klinis pada hambatan enzim adalah untuk
meminimalkan pencernaan pada usus bagian atas dan
menunda pencernaan (dan juga absorpsi) zat tepung dan
disakarida yang masuk pada usus kecil shg menurunkan
glikemik setelah makan sebanyak 45-60mg/dl.
29
Acarbose dan miglitol diberikan dalam dosis 25-100mg
segera sebelum suapan pertama setiap waktu makan,
tetapi seyogyanya dimulai dengan dosis paling rendah
dan ditingkatkan secara perlahan.
Efek tidak diinginkan flatulansi, diare dan rasa nyeri
abdominal akibat karbohidrat yang tidak diserap dalam
kolon yang kemudian difermentasi menjadi asam lemak
rantai pendek, dengan merilis gas.
Efek samping cenderung berkurang pada penggunaan
kronis.30
Paparan kronis pada karbohidrat menginduksi
ekspresi glukosidase-a dalam yeyunum dan ileum,
sehingga meningkatkan absorpsi glukosa di usus
kecil distal dan mengurangi perjalanan karbohidrat
ke kolon.
Dapat terjadi hipoglikemia pada terapi kombinasi
dgn sulfonylurea secara bersamaan. Hipoglikemia
diatasi dengan pemberian glukosa (dekstrosa) dan
bukan dgnsukrosa yang pemecahannya
kemungkinan disakat. 31
THIAZOLIDINEDIONE• Bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan
perifer sehingga hanya efektif jika ada insulin-tetapi juga dapat menurunkan produksi glukosa hepatik
• Hepatotoksisitas dapat terjadi beberapa bulan setelah pemberian obat dimulai
• Pioglitazon dan rosiglitazon jarang menimbulkan hepatotoksisitas • Efek samping lain: anemia, kenaikan BB, edema, dan peningkatan
volume plasma. • Edema sering terjadi ketika konsumsi obat dikombinasi dengan
insulin • Tidak boleh digunakan pada pasien dengan gagal jantung