Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m

Post on 16-Apr-2017

939 views 3 download

Transcript of Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m

Konservasi Pada Tibgkat Spesies

Kelompok 10

Muslim Ridhia putriVety angela

Kelompok 3

Helvi musdarliaAulia maktsum

Mulia fitri

Latar Belakang

Adanya penurunan populasi pada berbagai spesies langka

Tujuan Manfaat

Resiko populasi yang berukuran kecil

Populasi kecil potensi untuk berkembang biak sangat rendah

Spesies pada ujung rantai makanan, seperti karnivora besar (misal macan).

Populasi kecil yang memiliki masa “life history” lambat

Populasi kecil pada jenis-jenis yang memiliki wilayah jelajah sangat luas memiliki resiko

kepunahan sangat tinggi

Spesies lokal endemik

Penyusutan sumberdaya genetik yang terjadi saat ini adalah akibat tidak adanya pengaturan/kebijakan dan monitoring

yang baik

Kurang tepatnya kebijakan di sektor pertanian/kehutanan

Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya genetik juga dapat ditimbulkan oleh adanya pengaruh globalisasi

Penyusutan keragaman genetik

Tekanan silang

Di luar (Outbreeding Depression)

Di dalam (Imbreeding Depression)

Persilangan yang terjadi antara individu yang mempunyai kekerabatan

Cara menghindarinya jangan menggunakan penjantan yang sama dengan keturunannya.

Keuntungan inbreeding yaitu melestarikan sifat-sifat yang di inginkan, membuat populasi seragam dan mendeteksi gen – gen yang tidak di inginkan

Di dalam (Imbreeding depression)

Persilangan antar individu yang tidak memiliki hubungan kekerabatan yang dekat sedikitnya 4-6

generasi

Tekanan silang luar bertujuan untuk menjaga kemurnian bangsa individu tertentu tanpa silang

dalam

Kerugian dari tekanan silang luar yaitu menghasilkan keturunan yang lemah dan daya

adaptasi rendah.

Di luar (outbreeding depression)

Sinekologi

ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang

tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam

daerah tertentu.

Autekologi

ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme yang

berinteraksi dengan lingkungannya.

Sejarah ekologi

Sejarah ekologi dimulai pada tahun 1866 oleh seorang ahli biologi Jerman Ernst Haekel. ekologi diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dengan lingkungannya.

Usaha untuk mengetahui spesies-spesies langka di lapangan secara berkala.

Program pemantauan digunakan dalam kegiatan pengelolaan untuk menentukan status populasi dan mengevaluasi ancaman yang perlu diatasi.

Penggunaan teknik pengelolaan konservasi yang baku memungkinkan tersedianya data yang

akurat, yang dapat dibandingkan antara lokasi satu dan lainnya dan dapat digunakan dalam

pengelolaan pada skala yang lebih luas.

Pemantauan populasi

Mempelajari peluang suatu spesies untuk bertahan hidup atau menjadi punah pada habitat yang tersedia

baginya.

Dihasilkan melalui pemodelan komputer dengan menggunakan data sejarah kehidupan, keragaman

genetik, dan respon suatu populasi terhadap kondisi lingkungan, khususnya gangguan.

Analisis daya hidup populasi mampu memprediksi ukuran minimum populasi yang dapat bertahan hidup,

jumlah individu terkecil yang diperlukan untuk mempertahankan suatu populasi, subpopulasi atau

spesies.

Analisis daya hidup populasi

batasan kategori terancam punah dari IUCN

introduksi

konservasi

Pelepasan ke alam bebas

Pembentukan populasi baru

Persyaratan untuk mencapai spesies yang di konservasi

Endemisitas

KeterancamanKondisi habitat

Status populasi

Status pengelolaan spesies

Evaluasi secara menyeluruh kawasan konservasi Evaluasi secara menyeluruh kawasan konservasi

Peningkatan pembinaan satwa liar

Strategi konservasi

Dikembangkan kawasan-kawasan konservasi baru

Peningkatan pembinaan kawasan suaka alam

Pelestarian keanekaragaman hayati secara ex-situ

Peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi

Peningkatan pembangunan dan pengelolaan taman nasional, taman wisata, taman buru, taman hutan raya,

dan taman laut

Peningkatan pengelolaan hutan lindung

Pemantapan kegiatan perlindungan hutanPeningkatan pengelolaan hutan lindung

Penerapan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) secara ketat

Penetapan spesies prioritas

Kategori konservasi untuk spesies

Kriteria dan indikator Uraian

1. Endemisitas spesies

1. Endemik lokal Spesies yang hanya ditemukan disalah satu lokasi tertentu

2. Endemik regional Spesies yang hanya ditemukan disalah satu wilayah pulau atau region tertentu, dengan daerah penyebaran yang terbatas

3. Endemik Nasional Spesies yang hanya ditemukan di Indonesia saja

4. Non-endemik Spesies yang tidak endemik

Penilaian spesies prioritas

2. Status populasi1. Populasi alami kecil Spesies yang di alam memiliki jumlah

individu yang kecil

2. Populasi global terbesar di Indonesia

Spesies yang ditemukan di beberapa negara, tetapi sebagian besar populasi ada di wilayah Indinesia

3. Jarang Spesies yang di alam memiliki kepadatan populasi yang rendah, sehingga jarang dijumpai di alam

4. Sedang menurun drastis Speseis yang di alam populasinya sedang mengalami penurunan secara drastis, dalam ukuran waktu lima tahun terakhir

5. Rentan Spesies yang mudah musnah secara alami/ buatan

3. Kondisi habitat1. Habitat yang sesuai hampir habis Spesies yang habitat alaminya hampir habis

2. Habitat yang sesuai mengalami penurunan

Spesies yang habitat alaminya mengalami penurunan

3. Habitat yang sesuai cukup tersedia dan stabil

Spesies yang habitat alaminya cukup tersedia dab stabil

4. Status pengelolaan spesies

1. Sudah terdapat manajemen spesies

Spesies yang belum memperoleh perhatian cukup dari sisi pengelolaan

2. Manajemen spesies belum ada sama sekali

Spesies yang telah memperoleh perhatian cukup dari sisi pengelolaan

5. Keterancaman

1. Spesies mengalami gangguan serius akibat perburuan

Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk dibunuh/dimusnahkan

2. Spesies mengalami gangguam serius akibat penangkapan untuk perdagangan

Spesies yang banyak ditangkap/ diburu secara besar-besaran untuk diperdagangkan

3. Spesies mengalami gangguam serius akibat penangkapan untuk keperluan budaya

Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk keperluan budaya masyarakat lokal

4. Spesies mengalami gangguam serius akibat praktek pertanian/ perkebunan yang tidak ramah lingkungan, kebakaran, konversi lahan

Spesies yang populasinya menurun akibat praktek pertanian dan perkebunan yang tidak ramah lingkungan, dan konversi lahan

5. Spesies yang tidak mengalami gangguan di alam

Spesies yang populasinya cenderung stabil, tanpa gangguan akibat praktek pertanian dan perkebunan yang tidak ramah lingkungan, dan konversi lahan

Kategori keterancaman

Ancaman langsung

Ancaman tidak langsung

Ancaman tidak langsung

Kebijakan yang berkonotasi dua (ambiguity)

Ketidakjelasan akan hak-hak dan akses masyarakat

Peraturan perundang-undangan yang kurang memadai dan tumpang tindih

Penegakan hukum yang lemah sehingga pengelolaan kawasan konservasi termasuk yang berkategori taman

wisata alam tidak efektif.

Ancaman langsung

Ancaman Uraian

Perburuan Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk dibunuh/dimusnahkan

Penangkapan untuk perdagangan Spesies yang banyak ditangkap/ diburu secara besar-besaran untuk diperdagangkan

Penangkapan untuk keperluan budaya

Spesies yang banyak ditangkap/diburu untuk keperluan budaya masyarakat lokal

Praktek pertanian/ perkebunan, kebakaran, konversi lahan

Spesies yang populasinya menurun akibat praktek pertanian dan perkebunan yang tidak ramah lingkungan, dan konversi lahan

Spesies prioritas

Gosong maluku (Eulipoa wallacei)

Rangkong

Burung Maleo sekanwor (Macrocephalon maleo)

Curik Bali (Leucopsar rothschildi)

Pesut mahakam (Orcaella brevirostris)

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Gajah sumatera(Elephas maximus)

Babirusa(Babirousa babyrussa)

Beruang madu (Helarctos malayanus) Badak jawa

(Rhinoceros sondaicus)

Owa jawa(Hylobates moloch)

Orangutan(Pongo sp.)

Kura-kura bintang (Chitra chitra)

Buaya siam (Crocodylus siamensis)

Trogonoptera brookiana

Ikan napoleon (Cheilinus undulatus)

Kima raksasa (Tridacna gigas)

Koral merah (Corallium rubrum)

Kayu hitam, eboni (Dyospyros celebica)

Anggrek bulan raksasa (Phalaenopsis gigantea) Kantung semar

(Nepenthes spp.)

Terima Kasih