PPT Terakhir

Post on 28-Nov-2015

143 views 8 download

description

presentasi mengenai sistem distribusi

Transcript of PPT Terakhir

DISTRIBUSI

Distribusi

Kelompok :Arsi Yota

(02)Daud Puja

(04)Dio Agatha

(06)Hedy Febriana

(10)Indah Febri

(13)Inggrit Izzatul

(16)

D3-3A

Distribusi

Penyaluran energi listrik dari dari Gardu Induk menuju konsumen

Sistem Distribusi dibedakan menjadi 2 :- Distribusi Primer / Tegangan Menegah (6-20 kV)- Distribusi Sekunder / Tegangan Rendah (220/380V)

Distribusi

Fungsi : 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik

ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang

langsung berhubungan dengan pelanggan.

G

12

3

5 4

Keterangan :1. P. Pemb. Listrik2. GI StepUp3. Transmisi4. GI StepDown5. Distribusi

Klasifikasi Sistem Distribusi berdasar Tegangan

1. Sistem Distribusi Primer

2. Sistem Distribusi Sekunder

SISTEM DISTRIBUSI PRIMER

Sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dengan tegangan operasi nominal 20 kV/ 11 , 6 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) sebagai pusat beban untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan (step down transfomer) menjadi tegangan menengah. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 KV, 12 KV dan 6 KV. Namun, kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah 20 KV.

a. Jaringan Distribusi Radial

Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah: Bentuknya sederhana dan ekonomis.(+) Biaya investasinya relatip murah.(+) Keaandalannya masih rendah. (-) Kontinuitas pelayanan daya tidak terjamin.(-)

b. Jaringan Distribusi Rangkaian Tertutup ( Loop )

Keuntungannya : Menguntungkan dari segi ekonomis Bila terjadi gangguan pada saluran maka saluran yang lain dapat

menggantikan untuk menyalurkan daya listrik Konstinuitas penyaluran daya listrik lebih terjamin Bila digunakan dua sumber pembangkit, kapasitas tegangan lebih baik dan

regulasi tegangan cenderung kecil Dalam kondisi normal beroperasi, pemutus beban dalam keadaan terbuka Faktor penggunaan konduktor lebih rendah, yaitu 50 % Keandalan relatif lebih baik

Kelemahannya : Drop tegangan makin besar Bila beban yang dilayani bertambah, maka kapasitas

pelayanan akan lebih jelek

c. Jaringan Distribusi Spindle

JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI SEKUNDER

Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dengan menggunakan trafo distribusi (step down transformer) menjadi tegangan rendah dengan tegangan standar 380/220 Volt atau 220/127 Volt dimana standar tegangan 220/127 Volt pada saat ini tidak diberlakukan lagi dilingkungan PLN. Tenaga listrik yang menggunakan standard tegangan rendah ini kemudian disalurkan melalui suatu jaringan yang disebut Jaringan Tegangan Rendah yang sering disebut dengan singkatan JTR.

Komponen saluran distribusi sekunder seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

SISTEM INTERKONEKSI Merupakan sistem dengan lebih dari satu sumber atau

pembangkit, apabila salah satu jaringan yang berasal dari pembangkit lain padam maka pelayanan daya listrik dapat diganti oleh pembangkit lain.

Keuntungannya : Penyaluran tenaga listrik dapat berlangsung terus-

menerus (tanpa putus), walaupun daerah kepadatan beban cukup tinggi dan luas

Memiliki keandalan dan kualitas sistem yang tinggi Biaya pembangkitan dapat diperkecil Sistem ini dapat bekerja secara bergantian sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan Dapat memperpanjang umur Pusat Pembangkit Dapat menjaga kestabilan sistem Pembangkitan Dapat di capai penghematan-penghematan di dalam

investasi

Kelemahannya Memerlukan biaya yang cukup mahal Memerlukan perencanaan yang lebih matang Saat terjadi gangguan hubung singkat pada penghantar

jaringan, maka semua Pusat Pembangkit akan tergabung di dalam sistem dan akan ikut menyumbang arus hubung singkat ke tempat gangguan tersebut.

Jika terjadi unit-unit mesin pada Pusat Pembangkit terganggu, maka akan mengakibatkan jatuhnya sebagian atau seluruh sistem.

Perlu menjaga keseimbangan antara produksi dengan pemakaian

Merepotkan saat terjadi gangguan petir

Power Quality OLTC

Kapasitor

Penghantar SLTR

SLTM

Tiang Penyaluran

PERALATAN

SPLN 54-1983

SPLN 56-1 1993

SPLN 56-2 1994

1.Berdasarkan kontinuitas2.Berdasarkan keandalan pengaman3.Berdasarkan kualitas daya

- kapasitas daya yang memenuhi. - tegangan yang selalu konstan dan nominal. - frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC).

PERALATAN KEANDALAN DAN KONTINUITAS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Untuk mendapatkan keandalan yang baik, maka diperlukan peralatan peralatan yang dapat mengatasi gangguan di system jaringan distribusi tenaga listrik sehingga nantinya energy yang akan disalurkan ke konsumen (beban) dapat tetap disalurkan dengan baik. Perencanaan pengaman jaringan distribusi ini menyesuaikan macam dan karakteristik beban pada system distribusi listrik itu sendiri

Keandalan dan Kontinuitas Sistem Distribusi

Macam-macam pengaman pada jaringan distribusi tenaga listrik untuk menjamin keandalan dan kontinuitas adalah :

1. Rellay-OCR /Over Current Relay (Rele Arus Lebih)-Rele Arus Lebih Seketika-Rele Arus Lebih Waktu Tertentu-Rele Arus Lebih Berbanding Terbalik-DGR /Directional Ground Relay (Rele Gangguan Tanah

Berarah)2. Fuse Cut Out (Pengaman Lebur)3. PMR /Pole Mounted Recloser (Pemutus Balik Otomatis)4. Saklar Seksi Otomatis (SSO)5. CB /Circuit Breaker (Pemutus Tenaga)6. DS (Disconnecting Switch)7. Lightning Arrester (LA)

Contoh data spesifikasi OCR

CUT OUTFUNGSIFuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap arus beban lebih (over load current).

LETAK PEMASANGAN

CONTOH LAINCONTOH LAIN

CONTOH SPESIFIKASI FUSE CUT OUT

Manuver Jaringan Memisahkan bagian-bagian jaringan Menggabungkan bagian-bagian jaringan

Optimasi sistem Pada Penghantar

Pemeliharaan Jaringan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Darurat

LOAD BREAK SWITCH

Pemasangan LBS pada tiang TM 19

SPESIFIKASI TEKNIS

AVS/SSO

• Sakelar seksi otomatis pada sistem distribusi berfungsi untuk melokalisasikan gangguan yang terjadi pada jaringan utama. Paralatan ini terdiri dari pemutus (di Jawa Timur menggunakan sakelar vakum), kotak-pengatur dan transformator untuk memberi tegangan ke kotak pengatur

• SSO bekerjanya dokoordinasikan dengan pangaman di sisi sumber (seperti relai recloser atau PBO) untuk mengisolir secara otomatis seksi SUTM yang terganggu.

Pemasangan AVS Pada Jaringan Menggunakan Sistem Radial Murni

PMTAVS 1 AVS 2 AVS 3

Seksi DSeksi CSeksi BSeksi A

PBO

BB-GI

A B C DT T T

t-1 = 10 detik

t-2 = 5 detik

t- 3 = 0,5 detik

PENYULANG

Gambar 3. Penempatan CB ,dan OCR di jaringan distribusi 20 kV

CB (Circuit Breaker) dan OCR

Contoh datas spesifikasi CB

GI

PMT Feeder

Express Feeder

Gardu Hubung

DS

SSO

Gambar 1. Penempatan DS di jaringan distribusi 20 kV

150 / 20 kV

DS (Disconnecting Switch)

Gambar 2. Contoh data spesifikasi DS

ARRESTER Merupakan salah satu alat proteksi untuk melindungi

peralatan dari gangguan akibat sambaran petir dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ketanah. Arrester juga dipergunakan untuk melindungi jaringan saluran distribusi dari flashover.

PEMILIHAN ARRESTER Sebelum memilih arrester, harus diketahui terlebih dahulu

mengenai karakteristik dari arrester itu sendiri. Salah satunya nilai Basic Insulation Level (BIL) yaitu batas kumparan suatu peralatan terhadap surja hubung atau surja petir. Nilai BIL arrester harus di atas tegangan jaringan yang diamankan.

KARAKTERISTIK ARRESTER YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Mempunyai Tegangan Dasar Yang Tidak Boleh Dilampaui2. Mempunyai Karakteristik yang Dibatasi Oleh Tegangan

(voltage-limiting) Bila dilalui Oleh Berbagai Macam Arus Petir

3. Mempunyai Batas Termis

Dalam pemilihan jenis arrester yang sesuai untuk suatu perlindungan tertentu, beberapa faktor harus diperhatikan :

1. Kebutuhan perlindungan

Kebutuhan perlindungan berhubungan dengan kekuatan isolasi peralatan yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.

2. Tegangan sistem

Tegangan sistem adalah tegangan pada terminal arrester.

3. Arus hubung singkat

Arus hubung singkat sistem ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.

4. Faktor kondisi luar

Faktor kindisi luar apakah normal atau tidak normal (200 meter atau lebih di atas permukaan laut), temperatur atau kelembapan yang tinggi serta pengotoran.

PENEMPATAN ARRESTER PADA JARINGAN

SPESIFIKASI ARRESTER

Gambar 1. Contoh koordinasi pengaman pada jaringan radial

GI

PMT AVS-A1 AVS-A2 AVS-A3

T T T

1A 2A 3A

RECLOSER

4A

PCT PCT PCT

Gambar 2. Contoh Koordinasi pengaman pada jaringan loop

Gambaran Koordinasi Pengaman Dalam Menjamin Keandalan Sistem Distribusi

Energi Listrik

GI

PMT A AVS-A1 AVS-A2

AVS-L

T T

T

1A 2A 3A

PMT B AVS-B1 AVS-B2

T T

1B 2B 3B

TEMPORER PERMANEN

EKSTERNAL EKSTERNALINTERNAL

PEMBEBANANI.Jenis Bebana) Pengelompokan Pelanggan Menurut Tegangan

1. Pelanggan Tegangan Menengah2. Pelanggan Tegangan Rendah

b) Pengelompokan Menurut Jenis Pemanfaatan Energi

1. Pelanggan Rumah Tangga2. Pelanggan Industri3. Pelanggan Bisnis4. Pelanggan Sosial5. Kantor Pemerintah6. Penerangan Jalan Umum

II. Karakteristik Beban

1) Karakteristik Beban untuk Industri Besar2) Karakteristik Beban untuk Industri Kecil3) Karakteristik Beban Daerah Komersil4) Karakteristik Beban untuk Rumah Tangga5) Karakteristik Beban untuk Penerangan Jalan

TERIMA KASIH

On Load Tap changer atau yang disingkat OLTC merupakan peralatan yang dipasang pada transformator untuk memperbaiki kualitas tegangan pada sisi sekunder dengan memilih rasio tegangan tanpa melakukan pemadaman, dimana rasio tegangan ini ditentukan oleh kumparan tegangan yang dihubungkan dengan tap selector pada OLTC. BACK

Pemasangan kapasitor ini dilakukan apabila pengaturan melalui tap belum menunjukkan perubahan tegangan yang signifikan. Pemasangan capasitor diharapkan dapat memperbaiki tegangan sesuai yang diinginkan.

BACK

Ada 3 jenis penghantar yang sering digunakan pada sistem distribusi yaitu :

Tembaga murniAluminium Murni ( All Aluminium Conductor )Aluminium Alloy ( All Aluminium Alloy Conductor )

BACK