Post on 07-Oct-2015
description
Referat: Barotrauma Madinatul Munawwaroh
Tazkiyatul Firdaus
Kepaniteraan Klinik Ilmu THT RSUD Kota Bekasi FK UIN Jakarta Periode 02-28 Februari 2015
Anatomi
Telinga bagian luar terdiri dari: aurikula meatus akustikus eksternus 1/3 bagian luar kartilago 2/3 bagian dalam Tulang membran timpani.
Membran timpani dibagi atas 2 bagian : - pars flasida (membrane sharpnell) - pars tensa (membran propia)
Refleks cahaya (cone of light) bermula dari umbo ke arah bawah, - membran timpani kanan pada jam 5 - membran timpani kiri pada jam 7
Membran timpani dibagi 4 kuadran: - kuadran atas-depan - kuadran atas-belakang Refleks cahaya (cone of light) - kuadran bawah-depan - kuadran bawah-belakang
Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas luar : membran timpani
Batas depan : tuba eustachius
Batas bawah : vena jugularis
Batas belakang : aditus ad antrum
Batas atas : tegmen timpani
Batas dalam : kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, oval window, round window dan promontorium.
Telinga dalam terdiri dari dua bagian : - Labirin vestibula Perilimfe - Labirin membranesia Endolimfe
Tuba Eustachius terdiri dari :
2/3 ke arah nasofaring kartilago
1/3 ke arah telinga Tulang
Bentuk tuba eustachius pada anak-anak lebih pendek, lebih lebar dan kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa.
Fungsi tuba eustachius antara lain: - untuk ventilasi menjaga agar tekanan udara di dalam
telinga tengah dan selalu sama dengan tekanan udara luar. - drenase sekret - menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga
tengah.
Gambar 3. Anatomi Sinus Paranasal
BAROTRAUMA
Definisi
Barotrauma adalah cedera yang disebabkan oleh kegagalan untuk menyamakan tekanan antara rongga berudara pada tubuh dengan lingkungan sekitar terutama terjadi pada rongga tubuh yang tertutup seperti tuba esutachius, telinga tengah, sinus paranasal, atau paru terjadi kerusakan jaringan akibat kegagalan untuk menyamakan tekanan pada rongga dengan tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan perjalanan dengan pesawat terbang atau pada saat menyelam
Epidemiologi
Barotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah karena rumitnya fungsi tuba eustachius
Perubahan tekanan pada kedalaman 17 kaki di bawah air = perubahan tekanan pada ketinggian 18.000 kaki di atas bumi perubahan tekanan lingkungan terjadi lebih cepat pada saat menyelam dibandingkan dengan saat terbang insidensi barotrauma pada telinga tengah pada saat menyelam lebih tinggi
Barotrauma telinga tengah terjadi sekitar 30% pada saat menyelam pertama kali dan 10 % pada penyelam yang telah sering melakukan penyelaman
Epidemiologi
Di AS terdapat 2,28 kasus barotrauma per 10.000 penyelaman pada kasus berat yang serius dan mengakibatkan kematian
Sedangkan kasus ringan yang biasanya ditandai dengan gejala nyeri pada otot dan sendi dan pembesaran kelenjar getah bening tidak diketahui insidensinya karena banyak penyelam tidak mencari pengobatan karena keluhan tersebut
Kematian akibat barotrauma pada penerbangan departemen pertahanan Australia dapat ditemukan 82 insiden per juta jam waktu terbang
Etiologi dan Klasifikasi
Barotrauma dapat terjadi pada keadaan:
Saat menyelam: dapat terjadi saat turun ke dalam air (squeeze), atau saat naik ke permukaan air secara cepat (reverse squeeze atau overpressure)
Saat penerbangan: dapat terjadi saat pesawat take off (barotrauma ascending), atau saat landing (barotrauma descending)
Etiologi dan Klasifikasi
Berdasarkan letak anatomis, klasifikasi baratrauma:
1. Barotrauma telinga
Barotrauma telinga luar
Barotrauma telinga tengah
Barotrauma telinga dalam
2. Barotrauma sinus paranasalis
3. Barotrauma pulmonal
Patofisiologi
Terjadinya Barotrauma dijelaskan oleh hukum fisika Boyle dan Henry
Hukum Boyle menyatakan suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu volume gas dalam ruang tertutup atau P1 x V1 = P2 x V2, dimana P adalah tekanan dan V adalah volume
Jika perbedaan tekanan ~90 mmHg, maka m.tensor veli palatini yang normal tidak mampu membuka tuba eustachius
Jika perbedaan tekanan mencapai 90 -100 mmHg, maka bagian kartilaginosa dari tuba eustachius akan sangat kolaps tuba eustachius tidak dapat menyeimbangi perubahan tekanan pada telinga tengah barotrauma
PATOFISIOLOGI BAROTRAUMA SAAT MENYELAM
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga luar Terjadi akibat adanya obstruksi pada telinga luar (ec pemakaian
tudung kepala yg ketat, serumen, penggunaan penutup telinga) mengakibatkan tekanan yang tinggi pada telinga luar tidak dapat diteruskan langsung ke membrane timpani tuba eustachius membuka sehingga udara masuk ke telinga tengah untuk menyamakan tekanan dari luar telinga efeknya terjadi bulging membran timpani kearah luar, dapat terjadi rupture membrane timpani disertai perdarahan, swelling dan hematom pada kulit yang melapisi saluran telinga bagian luar.
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga tengah
Jika penyelam terus turun ke dalam air dengan cepat disertai disfungsi tuba maka akan terjadi ketidakseimbangan tekanan
Saat menyelam makin dalam, tekanan diluar lingkungan menjadi makin tinggi tuba eustachius yang mengalami disfungsi atau blockade tidak mampu menyamakan tekanan antara telinga tengah dengan tekanan lingkungan tekanan pada telinga tengah menjadi tekanan negatif, sehingga terjadi ekstravasisasi cairan dari pembuluh darah mukosa telinga tengah, juga membrane timpani retraksi ke dalam
Jika terus menurun, selain membrane timpani dapat ruptur sehingga air dapat masuk ke dalam telinga tengah untuk menyamakan tekanan, dapat pula terjadi pecahnya pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan ke dalam telinga tengah yang juga berfungsi untuk menyamakan tekanan. Namun barotrauma pada telinga tengah terjadi tidak harus disertai dengan pecahnya membran timpani.
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga tengah
1 2 3
4 5 6
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga dalam: implosif
Pada teori implosif, tekanan diteruskan dari telinga luar melalui retraksi membran timpani ke dalam menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergerak menuju telinga dalam pada tingkap lonjong Tekanan ini diteruskan ke telinga dalam dan menyebabkan pendorongan pada tingkap bundar
Jika penyelam melakukan manuver politzer dan tuba eustachius terbuka secara tiba-tiba, tekanan telinga tengah meningkat dengan sangat cepat dan menyamakan tekanan diluar telinga Hal ini menyebabkan tulang pendengaran kembali ke posisi semula, sehingga tingkap bundar tertarik masuk ke dalam (implosif)
1 2 3
4 5 6
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga dalam: implosif
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga dalam: implosif
7 8 9
10 11
Sedangkan pada teori ekslosif, penyelam tidak dapat membuka tuba eustachius dengan manuver politzer sehingga tekanan intrakranial terus meningkat selama penyelam melakukan manuver politzer Karena cairan otak berhubungan dengan cairan pada telinga dalam, maka tekanan ini akan diteruskan ke telinga dalam menyebabkan tingkap bundar ataupun tingkap lonjong telinga dalam pecah (eksplosif) sehingga terbentuk fistula
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga dalam: eksplosif
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga dalam: eksplosif
1 2 3
4 5 6
Barotrauma penurunan (squeeze) pada telinga dalam: eksplosif
7
Barotrauma saat naik (reverse squeeze/overpressure) pada telinga tengah
Pada overpressure telinga tengah, peregangan dan ruptur membran timpani dapat terjadi dan mengakibatkan nyeri yang sama dengan squeeze
Sebagai tambahan, dapat terjadi facial baroparesis dimana peningkatan tekanan mengakibatkan kurangnya suplai darah pada nervus facialis. Dibutuhkan overpressure selama 10 sampai 30 menit untuk gejala dapat terjadi, dan fungsi nervus facialis kembali ke normal setelah 5 - 10 menit setelah penurunan overpressure
PATOFISIOLOGI BAROTRAUMA SAAT PENERBANGAN
Barotrauma penerbangan saat take off (Barotrauma ascending)
Saat lepas landas, tekanan udara di atmosfir berkurang dan gas dalam telinga tengah mengembang sesuai dengan hukum Boyle. Jika tuba eustachius tidak terbuka, maka tekanan dalam telinga tengah menjadi positif relative sehingga membran timpani akan terdorong keluar (bulging)
Barotrauma penerbangan saat landing (Barotrauma descending)
Pada saat pesawat hendak mendarat, tekanan atmosfer di lingkungan meningkat secara cepat sehingga volume telinga tengah menjadi negatif
Tuba eustachius yang edema saat terjadi infeksi mencegah aliran udara ke telinga tengah menyebabkan retraksi membrane timpani ke dalam, dan pembuluh darah pada telinga tengah dapat ruptur dan mengalami perdarahan kemudian menyebabkan hemotimpanum. Hal ini dapat berlangsung hingga berhari-hari.
Barotrauma sinus paranasalis
Barotrauma pada sinus terjadi bila jalan yang menghubungkan sinus dan ruangan lainnya tertutup karena mukosa maupun jaringan
Gejala yang ditemukan adalah adanya nyeri pada sinus yang terkena dan pendarahan dari hidung yang berasal dari sinus yang terkena
Manifestasi klinis Tiga gejala klinis yang terdapat pada barotrauma secara umum adalah: efek
pada telinga maupun sinus, penyakit dekompresi, dan emboli gas arteri
Efek pada telinga: Nyeri pada telinga Rasa tidak nyaman pada salah satu atau kedua telinga Penurunan pendengaran ringan Rasa penuh pada telinga
Jika kondisi memburuk dan berlangsung lama: Nyeri yang ekstrim pada telinga Merasa ada tekanan dalam telinga Penurunan pendengaran sedang-berat Tinitus Pusing (vertigo) akibat terbentuk fistula labirin pada barotrauma telinga
tengah tipe eksplosif atau akibat masuknya air ke telinga bagian dalam setelah ruptur membran timpani
Keluar darah/cairan dari telinga akibat membran timpani ruptur
Manifestasi klinis
Penyakit dekompresi atau Decompression Sickness (DCS) timbul karena terbentuknya gelembung udara akibat perubahan tekanan yang cepat (hukum Henry), dimana gelembung udara tersebut dapat beredar ke bagian tubuh manapun sehingga menyebabkan berbagai penyakit. Penyakit dekompresi ada 2 tipe. Tipe I dengan gejala labih ringan berupa nyeri di otot dan sendi dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tipe II memiliki gejala yang serius dan mengakibatkan kematian dengan manifestasi pada sistem pernapasan, kardiovaskular dan yang tersering penurunan saraf perifer dan saraf pusat.
Pemeriksaan fisik Evaluasi membran timpani berdasarkan skala Teed:
Teed 0 tidak ada kerusakan yang terlihat, telinga normal
Teed 1 kongesti sekitar umbo, retraksi membran timpani
Teed 2 kongesti seluruh membran timpani
Teed 3 perdarahan pada telinga tengah
Teed 4 perdarahan luas pada telinga tengah disertai gelembung darah yang terlihat di belakang membran timpani (hemotimpanum)
Teed 5 seluruh telinga tengah diisi oleh darah yang berwarna gelap (deoksigenasi), membran timpani perforasi
Pemeriksaan fisik
Biasanya tes garputala dan audiometri akan menunjukkan tuli konduktif ringan di telinga yang terkena
Perlu dilakukan pemeriksaan keseimbangan pasien
Pada barotrauma telinga bagian dalam, membran timpani mungkin terlihat normal. Tuli berupa tuli sensorineural, diikuti oleh nistagmus dan tes fistula yang positif.
Penatalaksanaan
Terapi Umum
Stabilisasi (ABC)
Oksigen
IVFD
Terapi Barotrauma sinus
dekongestan oral dan nasal.
Nyeri NSAIDs atau obat analgesik narkotik lain
Teed 0-2
Dekongestan nasal (0,05% oxymetazoline hydrochloride) spray 2 kali sehari selama 3 hari
Dekongestan oral (pseudoephedrine 60-120 mg ) dua atau tiga kali sehari.
Teed 3-4
Dekongestan
Steroid oral (prednisone 60 mg/hari selama 6 hari lalu diturunkan hingga 7-10 mg per hari).
Teed 5
Perlu dipertimbangkan miringotomi jika pengobatan gagal.
Terapi berdasarkan Skala Teed
Diagnosis Banding
Otitis Eksterna Otitis Media Sinusitis
Komplikasi
infeksi telinga akut
hilangnya pendengaran
ruptur atau perforasi dari membran timpani
vertigo
Prognosis Umumnya dapat sembuh sendiri dalam 2-3 hari. Hilangnya pendengaran sebagian besar bersifat
sementara Pada kasus-kasus berat memerlukan waktu hingga 4-6
minggu untuk penyembuhan.
Preventif
mengunyah permen karet atau melakukan perasat Valsava terutama sewaktu pesawat terbang mulai turun untuk mendarat.
Jika pasien dalam keadaan pilek sebaiknya menggunakan dekongestan oral dan nasal spray vasokonstriktor 12 jam sebelum penerbangan dan tidak melakukan penyelaman.
TERIMA KASIH