Ppt Adenoiditis Fix

Post on 11-Jan-2016

66 views 1 download

description

adenoiditis

Transcript of Ppt Adenoiditis Fix

REFERAT

“ADENOIDITIS”Disusun oleh :

Uria Prasetya T Siagian 0961050188Cyntia Dasuki 1061050004Maria Elly Nobeta Hutabarat 1161050017

Dosen pembimbing : dr. Satria Nugraha, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT THTRSUD BEKASI

PERIODE 27 Juli – 29 Agustus 2015

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT THTFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650

Pendahuluan

Adenoid : jaringan limfoid pada dinding posterior nasofaring di atas batas palatum molle dan termasuk dalam cincin waldeyer

membesar pada usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan menghilang sama sekali pada usia 14 tahun

Epidemiologi

• Pada awal tahun 1960 dan 1970-an, telah dilakukan 1 sampai 2 juta tonsilektomi, adenoidektomi atau gabungan keduanya setiap tahunnya di Amerika serikat. Angka ini menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu dimana pada tahun 1996, diperkirakan anak-anak di bawah 15 tahun menjalani tonsilektomi, dengan atau tanpa adenoidektomi.

Anatomi Anatomi

Hipertrofi Adenoid

• Gangguan jaringan limfoid nasofaring (adenoid) cenderung paralel dengan gangguan tonsil di kerongkongan. Hipertrofi dan infeksi dapat terjadi secara terpisah tetapi sering terjadi bersama; infeksi biasanya primer.

Hipertrofi Adenoid

• Struktur adenoid yang lunak dan normalnya tersebar dalam nasofaring, terutama pada dinding posterior dan atapnya, mengalami hipertrofi dan terbentuk massa dengan berbagai ukuran.

Hipertrofi Adenoid

• Massa ini dapat hampir mengisi ruang nasofaring, mengganggu saluran udara yang melalui hidung, mengobstruksi tuba eustachii, dan memblokade pembersihan mukosa hidung.

• PUNYA kak Cyntia belum dimasukin

DiagnosisAnamnesis

Pasien dengan adenoiditis biasanya datang dengan keluhan

Rhinore kualitas suara yang berkurang (hiponasal) obstruksi nasal berupa pernapasan lewat mulut yang kronis

(chronic mouth breathing) mendengkur, bisa terjadi gangguan tidur (obstructive sleep

apnea) tuli konduktif (merupakan penyakit sekunder otitis media

rekuren atau efusi telinga tengah yang persisten) malocclusio dan facies adenoid.

10

MASSA ADENOID ( batas bawah tampak tegas )

Gambar. Malocclusio

Gambar. Facies adenoid

Gambar Mouth breathing

Klasifikasi hipertrofi adenoid akibat adenoiditis menurut gejalanya antara lain sebagai berikut;

• Mendengkur (grade 0 = tidak ada, grade 1 = 1–2 malam dalam seminggu, grade 2 = 3–5 malam dalam seminggu, dan grade 3 = 6–7 malam dalam seminggu),

• Hidung tersumbat (chronic mouth breathing) (grade 0 = tidak ada, grade 1 = ¼ hingga ½ hari, grade 2 = ½ hingga ¾ hari, dan grade 3 = ¾ hingga sehari penuh)

• Sleep apnea (grade 0 = tidak ada, grade 1 = 1–2 malam dalam seminggu, grade 2 = 3–5 malam dalam seminggu, dan grade 3 = 6–7 malam dalam seminggu),

• Otitis media (grade 0 = tidak ada, grade 1=1–3 episode per tahun, grade 2 = 4–6 episode per tahun, dan grade3 = lebih dari 6 episode per tahun), serta

• faringitis rekuren (grade 0 = tidak ada, grade 1 = 1–3 episode per tahun, grade 2 = 4–6 episode per tahun, dan grade3 = lebih dari 6 episode per tahun).

faringitis rekuren (grade 0 = tidak ada, grade 1 = 1–3 episode per tahun, grade 2 = 4–6 episode per tahun, dan grade3 = lebih dari 6 episode per tahun).

Pemeriksaan Fisik

Langsung

•transoral•Rhinoskopi anterior

Tidak langsung

•Rhinoskopi anterior•nasofaringioskop

Gambar. Rhinoskopi posterior

Gambar. Nasofaringoskop

Pemeriksaan Penunjang

Cara yang paling mungkin untuk mengidentifikasi ukuran adenoid ini adalah dengan menggunakan pemeriksaan radiologi dengan membuat foto polos lateral.

Foto radiologi ini akan memberikan pengukuran absolut dari adenoid dan juga dapat memberikan taksiran hubungannya dengan ukuran jalan napas. Hal ini adalah metode terbaik untuk menentukan apakah adenoidektomi dapat dilakukan untuk memperbaiki gejala obstruksi nasal.

klasifikasi menurut persentase oklusi jalan napas, sebagai berikut;Grade I : Besar adenoid kurang dari 25% dari jalan napas nasofaringGrade II : Adenoid sebesar 25% hingga 50% dari jalan napas nasofaringGrade III : Adenoid sebesar 50% hingga 75% dari jalan napas nasofaringGrade IV : Besar adenoid lebih dari 75% jalan napas nasofaring.

Gambar. Rasio oklusi jalan napas pada foto lateral

Penatalaksanaan

Terapinya terdiri atas adenoidektomi untuk adenoid hipertrofi akibat adenoiditis yang menyebabkan obstruksi hidung, obstruksi tuba Eustachius, atau yang menimbulkan penyulit lain.

Penatalaksanaan

Kontraindikasi operasi adalah celah palatum atau insufisiensi palatum karena operasi ini dapat mengakibatkan rinolalia aperta.

Penatalaksanaan

Indikasi adenoidektomi:• sumbatan hidung yang menyebabkan bernapas

melalui mulut, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, kelainan bentuk wajah muka dan gigi ( adenoid face ).

• Infeksi adenoiditis berulang/kronik, otitis media efusi berulang/kronik, otitis media akut berulang.

• Kecurigaan neoplasma jinak / ganas.

adenoidektomi

Eksisi melalui mulut

Cold Surgical Technique

Curette adenoid

Adenoid Punch Magill Forceps

Elektrocauter dengan suction bovie

Surgical microdebrider

Eksisi melalui hidung

Gambar Eksisi melalui mulut

Komplikasi adenoidektomi

Komplikasi tindakan adenoidektomi adalah perdarahan bila pengerokan adenoid kurang bersih. Bila terlalu dalam menguretnya akan terjadi kerusakan dinding belakang faring.

Bila kuretase terlalu ke lateral maka torus tubarius akan rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba Eustachius dan akan timbul tuli konduktif.

Prognosis

Adenoidektomi merupakan suatu tindakan yang kuratif pada kebanyakan individu. Jika pasien ditangani dengan baik diharapkan dapat sembuh sempurna

Daftar Pustaka• Rusmarjono, Efiaty Arsyad Soepardi . Faringitis, tonsilitis, dan hipertrofi

adenoid . Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Ed 7. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2015. 224-225.

• Ballenger JJ. 1994. Penyakit hidung, tenggorok, kepala dan leher jilid satu edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara; p. 347-9.

• Adams, Goerge L. "Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring." In Boies Buku ajar Penyakit THT Edisi 6, by Lawrence R Boies, Peter A Higler Goerge L Adams, 325-327. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1994.

• John H, David C. Tonsils and adenoids. In: Scott-Brown WG, Kerr AG. Paediatric otolaryngology (Scott Brown’s otolaryngology) 6th ed. Oxford: Butterworth-Heinemann. p.1-15.

• Richard E Behrman, Robert M Kliegman, Hal B Jenson. 2004. Nelson Textbook of Pediatrics, 17th ed. Philadelphia: W. B. Saunders Co.

• Alex Mlynarek, Marc A. Tewfik, Abdulrahman Hagr. Lateral Neck Radiography versus Direct Video Rhinoscopy in Assessing Adenoid Size. The Journal of Otolaryngology. 2004;33:360–6.

• Gardjito, Widjoseno. ”Tindak Bedah Organ dan Sistem Organ Kepala dan Leher.” Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, oleh R Sjamsuhidat, Wim de Jong, 368. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.