Post on 27-Jun-2015
Review Artikel - Pengembangan Peserta Didik
Dosen:Muhibbin Syah
Disusun oleh:
Arina Nurpikasari (1209204014)
Diki Roy Nirwansyah (1209204032)
Dwi Mulatsih (1209204035)
PBI-A/III
“Baru 48 Persen Anak Terlayani PAUD”
Kompas, Kamis 24 April 2008 halaman 12 kolom 2
Pendidikan anak usia dini atau usia prasekolah bukan lagi hal yang baru di dunia
pendidikan Indonesia. Tidak sedikit orang tua yang memasukkan anak-anak mereka ke
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal ini dikarenakan pembelajaran pada
dunia sekolah dasar tidak semudah dulu lagi dan sudah semakin sulit. Di Indonesia
sendiri, lembaga tersebut pelaksanaannya sedang dalam pengembangan. Namun di
samping itu semua, terdapat permasalahan dalam proses pengenalan pendidikan ini di
masyarakat, baik dari lembaga pendidikan itu sendiri maupun dari masyarakat yang kurang
antusias.
Terkadang pendidikan pada usia dini ini tidak selalu efektif dalam pelaksanaannya.
Hal ini dikarenakan kebanyakan anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini ini merasa
ditekan untuk bisa belajar dan akhirnya timbul rasa jenuh. Adapun tugas perkembangan
masa kanak-kanak/prasekolah menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal (Hildebrand,
1986: 45) adalah sebagai berikut:
a. Belajar bergaul dengan anak lain. Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk
dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan
keluarga.
b. Mengembangkan pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku
sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan
dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu
menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi.
c. Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlu mengetahui
berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya. Contohnya,
mulut untuk makan dan berbicara, telinga untuk mendengar, dan sebagainya.
d. Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar. Anak belajar
mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot kasar maupun otot
halus. Contoh kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar diantaranya berlari,
melompat, menendang, menangkap bola dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang
memerlukan koordinasi otot halus adalah melipat, menggambar dan sebagainya.
e. Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkan anak
mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya
secara tepat. Contohnya, anak belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran,
bentuk, dan warnanya. Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda dengan
benda lain berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.
f. Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anak belajar
menguasai berbagai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan benda yang ada di
sekitarnya, maupun berinteraksi dengan lingkungannya. Contohnya, anak dapat
menyebutkan nama suatu benda, atau mengajak anak lain untuk bermain.
g. Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan. Pada masa
ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada
dalam lingkungan, seperti pada teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada
benda-benda yang dimilikinya.
Dengan melihat tugas perkembangan masa kanak-kanak tersebut, pendidikan anak
usia dini sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik yang masih ada pada
tahap pengenalan dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Di samping itu, peran
pemerintah harus lebih ditingkatkan agar PAUD ini dapat dilaksanakan secara merata
untuk anak-anak di Indonesia agar kualitas sumber daya manusia di masa depan akan lebih
baik.
Referensi:
Hadis, Fawzia Aswin, (tt). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/06/30/
http://www.facebook.com/pages/Jakarta-Pusat/Peduli-PAUD/305370693503?ref=nf
http://bintangbangsaku.com/artikel/2010/02/perkembangan-anak-tk-dan-kebutuhan-
bermainnya.html