Kk Binaan (Ppd)

25
BAGIAN PERTAMA HASIL PEMBINAAN KELUARGA BAB I LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN Pembinaan dan pendampingan terhadap suatu keluarga merupakan salah satu kegiatan Pendidikan Pra Dokter (PPD) ke-73. Kegiatan ini merupakan wujud penerapan Kedokteran Keluarga. Melalui pembinaan keluarga ini, setiap mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai kasus penyakit di masyarakat dan mencari pemecahannya secara holistik dengan melihat berbagai faktor risiko yaitu faktor lingkungan fisik, sosial- budaya, emosi, perilaku, keturunan dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Keluarga binaan penulis berjumlah 3 kepala keluarga yang bertempat tinggal di Desa Bunutin Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Ketiga kepala keluarga ini dipilih karena termasuk keluarga yang status ekonominya menengah ke bawah dan/atau memiliki masalah kesehatan yang kronis. Desa Bunutin sendiri juga dipilih karena sebagian besar penduduknya masih tergolong kurang mampu, lingkungan hidupnya masih tergolong kotor serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat. 1

description

KK BINAAN PPD

Transcript of Kk Binaan (Ppd)

Page 1: Kk Binaan (Ppd)

BAGIAN PERTAMA

HASIL PEMBINAAN KELUARGA

BAB I

LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN

Pembinaan dan pendampingan terhadap suatu keluarga merupakan salah

satu kegiatan Pendidikan Pra Dokter (PPD) ke-73. Kegiatan ini merupakan wujud

penerapan Kedokteran Keluarga. Melalui pembinaan keluarga ini, setiap

mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai kasus penyakit di

masyarakat dan mencari pemecahannya secara holistik dengan melihat berbagai

faktor risiko yaitu faktor lingkungan fisik, sosial-budaya, emosi, perilaku,

keturunan dan akses terhadap pelayanan kesehatan.

Keluarga binaan penulis berjumlah 3 kepala keluarga yang bertempat

tinggal di Desa Bunutin Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Ketiga kepala

keluarga ini dipilih karena termasuk keluarga yang status ekonominya menengah

ke bawah dan/atau memiliki masalah kesehatan yang kronis. Desa Bunutin sendiri

juga dipilih karena sebagian besar penduduknya masih tergolong kurang mampu,

lingkungan hidupnya masih tergolong kotor serta kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat.

1.1 Data Demografi Keluarga Binaan

Tabel 1. Susunan Keluarga Dewa Nyoman Rajas

No. Nama Jenis Kelamin

Status Umur Pendidikan Pekerjaan

1.Dewa Nym

RajasL KK 63 th Tamat SD

Petani

2.Dewa Ayu

JepunP Istri KK 58 th

Tidak sekolah

Petani

3.Dewa Gede

PutraL Anak I 38 th Tamat SMP Pedagang

4.Dewa Gede

PuniaL Anak II 37 th Tamat SMP

Kelian Dusun

5.Dewa Ayu

RaiP

Istri Anak I

35 th Tamat SD IRT

1

Page 2: Kk Binaan (Ppd)

6.Dewa Ayu

SucianiP

Istri Anak II 37 th Tamat SD Petani

7Dewa Gede

DarmaL

Cucu I dari anak

I17 th SMA Pelajar

5.Dewa Gede

PurnamaL

Cucu II dari anak

I14 th SMP Pelajar

6.Dewa Gede

WijayaL

Cucu III dari anak

II10 th SD Pelajar

Keluarga Dewa Nyoman Rajas merupakan keluarga yang hidup sederhana

yang tinggal di Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Tepatnya tempat tinggal keluarga ini terletak di sebelah barat kantor kepala desa,

Desa Bunutin. Bapak Dewa tinggal bersama seorang istrinya yaitu Dewa Ayu

Jepun (58 th). Kedua orang anaknya tidak tinggal bersama mereka, anak

pertamanya Dewa Gede Putra tinggal di Kota Bangli untuk berdagang. Anak yang

keduanya Dewa Gede Punia tinggal 100 meter dari tempat tinggal Bapak Dewa

dan bekerja sebagai kelian dusun Desa Bunutin.

tabel 2. Susunan Keluarga Nyoman Pagi

No NamaJenis

KelaminStatus Umur Pendidikan Pekerjaan

1.Nyoman

PagiL KK 36 th

Tidak sekolah

Petani

2.Made Tampi

P Istri KK 32 thTidak

sekolahPetani

3.I Wayan Swastika

L Anak I 17 th Tamat SMP Pramuniaga

4.Ni Made Swastini

P Anak II 12 th SMP Pelajar

Keluarga Bapak Nyoman Pagi tergolong warga yang kurang mampu,

Bapak Nyoman tinggal di rumah yang masih terbuat dari kayu tinggal bersama

istri, kedua anaknya. Keluarga ini juga beragama Hindu. Anak pertamanya

2

Page 3: Kk Binaan (Ppd)

bernama I Wayan Swastika yang sekarang bekerja sebagai pramuniaga took di

Batur, Kintamani. Anak keduanya yaitu Ni Made Swastini sekarang masih duduk

di bangku SMP. Bapak Nyoman Pagi kesehariannya bekerja sebagai petani jeruk,

lahannya tepat berada dibelakang rumahnya. Bapak Nyoman bekerja dibantu oleh

istrinya.

Tabel 3. Susunan Keluarga I Made Gara

No. Nama Jenis Kelamin

Status Umur Pendidikan Pekerjaan

1.I Made Gara

L KK40

tahunTamat SD

Petani

2.Nyoman Telaga

PIstri KK

32 tahun

Tidak sekolah

IRT

3.I Wayan Subamia

LAnak

I8 tahun SD Pelajar

Keluarga Bapak Made Gara tinggal di Desa Bunutin, tepatnya sebelah

timur kantor kepala desa. Bapak Made tinggal dirumah yang sederhana, dalam

satu halaman rumahnya terdapat 3 keluarga lain. Bapak Made termasuk terlambat

untuk menikah, sehingga anaknya baru berumur 8 tahun yaitu I Wayan Subamia,

yang kini masih duduk di bangku SD. Kesehariannya Bapak Made bekerja

sebagai petani jeruk.

1.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Binaan

Keluarga Dewa Nyoman Rajas

Keluarga Dewa Nyoman Rajas termasuk keluarga sederhana dengan

pendapatan Rp 70.000,00 – Rp. 80.000 per hari. Pendapatan itu didapat dari hasil

bertani jeruk dengan istrinya. Dari pendapatan itu Bapak Dewa mengatakan masih

kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama pada musim-musim tidak

panen.

Pengeluran sehari-hari seperti membeli beras dan lauk pauk, minyak

goreng dan lain-lain dikatakan habis sekitar Rp.40.000 per hari. Apabila musim

panen jeruk biasanya hasilnya langsung ditabungkan di LPD Desa Bunutin.

Kebutuhan lain diluar kebutuhan sehari-hari Bapak Nyoman biasanya dipenuhi

oleh anak-anaknya yang sudah bekerja.

3

Page 4: Kk Binaan (Ppd)

Saat ini Bapak Dewa hanya memnuhi kebutuhan masa tuanya, kedua

orang anaknya sudah hidup mandiri tanpa bantuan dari Bapak Dewa. Seperti

halnya pada saat Bapak Dewa kekurangan dana untuk membeli pupuk, kebutuhan

kesehatan untuk periksa ke bidan atau dokter masih dipenuhi oleh anaknya.

Keluarga Nyoman Pagi

Keluarga Nyoman Pagi tergolong kedalam kategori kurang mampu,

terlihat dari rumah tempat tinggalnya yang masih terbuat dari kayu dan halaman

rumahnya masih berupa tanah. Penghasilan rata-rata perbulan kurang dari

Rp.1.500.000 per bulan. Penghasilan tersebut didapat dari hasil jeruk dari ladang

yang dimiliki sendiri. Ladang jeruk yang dimiliki hanya sekitar 30 are tepat

dibelakang rumahnya.

Dari penghasilan itu Bapak Nyoman menggunakannya untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan dapur dan kebutuhan lainnya yang

dikatakan habis sekitar Rp.40.000 per hari. Kadang-kadang apabila ada kebutuhan

tidak terduga Bapak Nyoman meminjam ke anak pertamanya yang sudah bekerja

sebagai pramuniaga. Bapak Nyoman termasuk KK yang sangat gigih dan bertekat

untuk merubah nasibnya. Seperti halnya kesadarannya akan pentingnya

pendidikan bagi anak-anaknya, dan pentingnya menabung demi masa depan anak-

anaknya.

I Made Gara

Keluarga I Made Gara juga termasuk dalam kelas sosial ekonomi

menengah ke bawah dengan pendapatan rata-rata Rp. 700.000 per-bulannya,

dimana pendapatan tersebut diperoleh dari hasil jeruk. Bapak made mempunyai

lahan hanya 10 are tetapi Bapak Made juga bekerja untuk lahan milik orang lain

sedangkan istrinya hanya sebagai IRT.

Dari penghasilan itu Bapak Made menggunakannya untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan dapur dan kebutuhan lainnya yang

dikatakan habis sekitar Rp.35.000 per hari. Kadang-kadang apabila ada kebutuhan

tidak terduga Bapak Made meminjam di LPD Desa bunutin

4

Page 5: Kk Binaan (Ppd)

1.3 Rumusan Masalah Kesehatan Keluarga Binaan

1.3.1 Keluarga Dewa Nyoman Rajas

Bapak Dewa Nyoman Rajas dikatakan menderita Diabetes Mellitus tipe 2

sejak 8 tahun yang lalu. Sebelum dikatakan menderita DM Bapak Nyoman

mengatakan sangat jarang sakit, sehingga tidak pernah memeriksakan

kesehatannya. Bapak Nyoman Rajas dahulu dikenal gemar mengonsumsi

makanan berlemak seperti daging babi, daging sapi ataupun makanan yang manis-

manis. Aktivitas fisik yang dilakukan hanya pergi ke ladang jeruknya saja,

olahraga memang tidak pernah dilakukannya.

Awalnya Bapak Dewa merasa cepat lelah yang tidak seperti biasanya,

sehingga Bapak Dewa mulai agak jarang ke ladang. Waktunya digunakan untuk

beristirahat. Setelah gejalanya menjadi jelas seperti sering merasa lapar, kemudian

sering haus dan sering buang air kecil, Bapak Dewa baru merasa terganggu. Dan

akhirnya Bapak dewa memberitahukan anaknya, dan akhirnya memeriksakan

dirinya ke Poliklinik RS bangli. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui bahwa

Bapak Dewa menderita Diabetes Mellitus tipe II. Untuk jaminan kesehatan,

keluarga ini telah memperoleh kartu JKBM.

1.3.2 Rumusan Masalah Kesehatan Keluarga Nyoman Pagi

Bapak Nyoman Pagi dikatakan mengalami gangguan jiwa atau mental

karena dulu sering mengamuk dan berhayal seperti berbicara sendiri. Istri Bapak

Nyoman mengatakan dulu keluarga mereka pernah tertimpa masalah yang sangat

berat yaitu terjerat hutang di LPD Desa, sehingga membuat Bapak Nyoman stress

yang berkepanjangan.

Saat ini kondisi Bapak Nyoman sudah stabil, terlihat saat beberapa kali

kunjungan Bapak Nyoman dapat berkomunikasi dengan baik. Begitu juga

pengakuan dari istri Bapak Nyoman, penyakit Bapak Nyoman sudah tidak pernah

kambuh kembali.

5

Page 6: Kk Binaan (Ppd)

1.3.3 Keluarga I Made Gara

Bapak Made Gara dikatakan menderita batuk-batuk sejak 2 tahun lalu.

Bapak Made mengatakan sudah pernah mendapatkan pengobatan. Dan Batuk-

batuk kembali muncul sekitar 5 bulan yang lalu. Batuk dirasakan terus menerus,

terutama pada malam hari sehingga mengganggu tidur penderita. Batuk disertai

dahak berwarna putih kekuningan, konsistensi kental dengan volume lebih kurang

1 sendok makan setiap kali buang dahak.

Bapak Made juga mengeluh sesak nafas sejak 4 bulan yang lalu. Sesak

dirasakan muncul perlahan-lahan, semakin lama semakin memberat, tidak

bekurang dengan perubahan posisi dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian

dada. Bapak Made mengatakan dalam 5 bulan terakhir ini sering merasakan

badannya panas sumer-sumer dan berkeringat berlebihan terutama di malam hari

meskipun cuaca tidak panas.

Badan dirasakan sering lemas dan nafsu makan menurun sejak 6 bulan

yang lalu. Berat badannya dikatakan menurun secara cepat dari 65 kg menjadi 60

kg dalam waktu 5 bulan terakhir.

6

Page 7: Kk Binaan (Ppd)

BAB II

KEGIATAN PADA KELUARGA BINAAN

2.1 Program

Berdasarkan permasalahan yang ada pada keluarga ini terutama berdasarkan

masalah prioritas yaitu mengenai pendidikan dan kesehatan maka dibentuk

program dalam membantu keluarga binaan ini yaitu :

1. Memberikan penyuluhan tentang penyakit TBC penntingnya teratur

mengikuti pengobatan dan kontrol rutin ke rumah sakit menggunakan

asuransi kesehatan.

2. Memberikan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga tentang

penyakit TBC, dan bagaimana mencegah penularanannya.

3. Memberikan konseling dan motivasi untuk bersekolah kepada anak

keluarga binaan.

4. Memberikan penyuluhan pentingnya hidup bersih dan sehat bagi

kesehatan

2.2 Jadwal Kegiatan

No. Program Jadwal Kegiatan Ket

1 Memberikan penyuluhan

tentang penyakit TBC

penntingnya teratur

mengikuti pengobatan dan

kontrol rutin ke rumah

sakit menggunakan

asuransi kesehatan.

Kegiatan ini dilakukan di rumah

keluarga binaan. Kegiatan ini

dilakukan pada pukul 17.00

WITA - 19.00 WITA. Ini

dilakukan dengan membuat

perjanjian terlebih dahulu dengan

masing-masing KK keluarga

binaan.

2 Memberikan penyuluhan

kepada seluruh anggota

keluarga tentang penyakit

TBC, dan bagaimana

Kegiatan ini dilakukan di rumah

keluarga binaan. Kegiatan ini

dilakukan pada pukul 17.00

WITA - 19.00 WITA. Ini

7

Page 8: Kk Binaan (Ppd)

mencegah penularanannya dilakukan dengan membuat

perjanjian terlebih dahulu dengan

masing-masing KK keluarga

binaan.

3. Memberikan konseling

dan motivasi untuk

bersekolah kepada anak

KK binaan

Kegiatan ini dilakukan setiap

melakukan kunjungan ke rumah

KK binaan.

4. Menangani masalah

kesehatan dengan prinsip

kedokteran keluarga

Penanganan masalah kesehatan

dengan prinsip kedokteran

keluarga ini dilakukan secara

personal, kolaboratif, koordinatif,

paripurna, berkesinambungan,

mengutamakan pencegahan, dan

menimbang keluarga, masyarakat,

dan lingkungan. Kegiatan ini

dilakukan setiap melakukan

kunjungan.

8

Page 9: Kk Binaan (Ppd)

BAB III

PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA KELUARGA BINAAN

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA PADA KK BINAAN

DENGAN TUBERKULOSIS PARU

3.1 Latar Belakang Kasus

Pada Pelatihan Pra Dokter (PPD) ini, penulis mengangkat kasus TBC Paru

yang diderita oleh Bapak Made Gara (40 tahun). Bapak Made dikatakan

menderita batuk-batuk sejak 2 tahun lalu. Bapak Made mengatakan sudah pernah

mendapatkan pengobatan. Dan Batuk-batuk kembali muncul sekitar 5 bulan yang

lalu. Batuk dirasakan terus menerus, terutama pada malam hari sehingga

mengganggu tidur penderita. Batuk disertai dahak berwarna putih kekuningan,

konsistensi kental dengan volume lebih kurang 1 sendok makan setiap kali buang

dahak.

Bapak Made juga mengeluh sesak nafas sejak 4 bulan yang lalu. Sesak

dirasakan muncul perlahan-lahan, semakin lama semakin memberat, tidak

bekurang dengan perubahan posisi dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian

dada. Bapak Made mengatakan dalam 5 bulan terakhir ini sering merasakan

badannya panas sumer-sumer dan berkeringat berlebihan terutama di malam hari

meskipun cuaca tidak panas.

Badan dirasakan sering lemas dan nafsu makan menurun sejak 6 bulan

yang lalu. Berat badannya dikatakan menurun secara cepat dari 65 kg menjadi 60

kg dalam waktu 5 bulan terakhir.

Identitas kasus

Nama : I Made Gara

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : Laki - laki

Status : Sudah menikah

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : Petani Jeruk

9

Page 10: Kk Binaan (Ppd)

Keluarga Bapak Made Gara tergolong keluarga menengah kebawah,

keluarga terdiri dari 3 orang, yaitu istrinya Nyoman Telaga (32 tahun), dan 1

orang anaknya Wayan Subamia (8 tahun). Bapak Made bekerja sebagai petani

jeruk, yang setiap harinya Bapak Made pergi ke ladang untuk mengolah jeruknya.

Istrinya hanya sebagai IRT. Dari penghasilan dari hasil jeruknya dikatakan cukup

memenuhi kebutuhan sehari-hari, apabila harus mengeluarkan kebutuhan tidak

terduga Bapak Made biasanya meminjam dana di LPD Desa Bunutin.

Lingkungan fisik keluarga ini tergolong kurang sehat, terlihat dari

ruangan-ruangan yang kotor, banyak pakian yang menumpuk, kurangnya ventilasi

di sekeliling kamar. Kamar utama Bapak Made hampir tidak terdapat jendela yang

terbuka. Bangunan tempat tinggal Bapak Made terdiri dari 3 bangunan, yang

terdiri dari; 1 bangunan utama, 1 bangunan dapur yang bergabung dengan kamar

mandi, dan 1 sudah terbuat dari batako dan semen, dengan atap seng.

3.2 Analisis Situasi Keluarga Kasus

Bapak Made Gara awalnya memeriksakan keluhan berupa batuk berdahak

terus-menerus dan badan lemas ke bidan desa, dan bidan desa menyarankan untuk

ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dahak. Di Puskesmas dilakukan

pemeriksaan dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) dan menunjukkan hasil BTA (-),

namun karena keluhan batuk berdahak sudah berlangsung lama dan tidak kunjung

membaik, maka Bapak Made dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan foto

rontgen dada ke RS Bangli. Hasil pemeriksaan foto rontgen dada menunjukkan

kesan TB paru (+) sehingga Bapak Made mulai menjalani pengobatan TBC

kategori I dan secara rutin kontrol ke puskesmas hingga saat ini.

Saat awal dilakukan kunjungan rumah, Bapak Made mengatakan sudah

merasa lebih baik. Bapak Made masih batuk-batuk, tetapi dahaknya sudah

berkurang. Keluhan lainnya seperti mual dan gatal-gatal dirasakan apabila

penderita minum Obat Anti Tuberkolosis (OAT) dan akan hilang setelah beberapa

saatnya kemudian. Nafsu makan masih menurun sehingga berat badannya juga

menurun 5 kg, dari awalnya 65 kg menjadi 60 kg. Selama masa pengobatan,

penderita mengeluhkan efek samping obat yang dapat timbul seperti mual dan dari

puskesmas sudah memberikan obat anti mual.

10

Page 11: Kk Binaan (Ppd)

3.3 Rumusan Masalah dan Solusi Kasus

3.3.1 Rumusan Masalah

Saat ini Bapak Made Gara masih menjalani pengobatan di puskesmas,

untuk kontrol foto dada Bapak Made langsung ke RS Bangli dan menggunakan

jaminan kesehatan JKBM. Kondisi Bapak Made saat ini sudah lebih baik dari

awal keluhan, walaupun masih sedikit batuk-batuk. Nafsu makan Bapak Made

sudah mulai meningkat dari sebelumnya. Dan dikatakan tidak ada anggota

keluarga lain yang mengalami keluhan yang sama.

Jika kasus ini dimasukkan ke konsep sehat-sakit segitiga epidemiologi

yaitu terdiri dari; host, agent, dan environment dapat dijabarkan seperti berikut:

a. Host

Aktivitas sehari-hari Bapak Made sudah berkurang. Bapak Made memiliki

kesadaran untuk minum obat secara teratur sehingga dapat mempercepat

kesembuhan penderita.

b. Agent

Karakteristik kuman, Penyakit TBC disebabkan oleh Micobacterium

tuberculosis yang merupakan bakteri obligat aerob, berbentuk batang, tahan

asam dan tidak membentuk spora. Keadaan Bapak Made yang sering sakit-

sakitan menunjukkan daya tahan tubuh penderita yang kurang baik. Daya

tahan tubuh yang kurang tersebut menyebabkan kuman dapat berproliferasi

dan menimbulkan penyaki.

Penularan penyakit ini terjadi terutama melalui inhalasi, yaitu melalui droplet

ketika penderita batuk, bersih atau meludah, dimana bakteri dapat bertahan

selama kurang lebih 1-2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultraviolet.

Pada tempat yang gelap dan lembab bakteri dapat bertahan sampai berhari-

hari. Bakteri dapat bertahan pada udara kering terutama pada udara bersuhu

22-23 ˚C atau bahkan pada tempat yang sangat dingin karena bakteri tersebut

berada dalam bentuk dormant. Dimana dari bentuk dormant ini bakteri dapat

aktif kembali untuk menimbulkan penyakit.

Keadaan ruangan dalam tempat tinggal Bapak Made yang cenderung gelap

dan lembab mendukung bakteri ini untuk dapat bertahan lebih lama.

11

Page 12: Kk Binaan (Ppd)

c. Environment

Kurangnya kebersihan lingkungan dan kebersihan pribadi

Pemenuhan kebutuhan akan makanan yang bergizi yang kurang dan

berpengaruh terhadap daya tahan tubuh penderita

Tingkat pendidikan yang rendah dan informasi tentang penyakit TBC

menyebabkan kurangnya kewaspadaan akan bahaya penyakit TBC dan

mempengaruhi kesadarannya untuk tidak menularkan kepada orang lain.

3.3.2 Solusi Kasus

Sesuai dengan tujuan dari PPD ini agar kita dapat menangani masalah

kesehatan secara komprehensif dengan pendekatan holistik, maka kedokteran

keluarga merupakan metode yang efektif untuk mengatasinya. Solusi yang

dilakukan pada kasus ini sesuai dengan ciri kedokteran keluarga adalah:

1. Personal

- Memberikan penjelasan tentang TBC kepada penderita, apa

penyebabnya, bagaimana cara penularannya, gejala-gejala, dan cara

pengobatan TBC.

- Memberikan penjelasan pada penderita bahwa penyakit TBC bisa

sembuh apabila berobat secara teratur jadi penderita tidak perlu merasa

rendah diri.

- Menyarankan kepada penderita agar makan makanan yang cukup

bergizi, tidur dan istirahat yang cukup, dan jangan terlalu capek.

- Memberikan penjelasan mengenai pengobatan yang sedang dijalani

sekarang oleh penderita. Apa jenis obatnya, tujuan pengobatannya,

efek sampingnya, dan akibatnya apabila tidak patuh dalam menjalani

pengobatan. Menekankan kepada penderita bahwa kepatuhan dalam

minum obat sangatlah diperlukan untuk mencapai kesembuhan.

2. Komprehensif

12

Page 13: Kk Binaan (Ppd)

- Memberikan penjelasan tentang TBC kepada penderita dan

keluarganya secara terpadu, apa penyebabnya, bagaimana cara

penularannya, gejala-gejala, dan cara pengobatan TBC.

- Memberikan penjelasan kepada penderita dan keluarga bagaimana

cara-cara mencegah penularan penyakit TBC kepada orang lain

terutama keluarga yang kontak erat dengan penderita.

3. Berkesinambungan

- Memantau perkembangan penyakit penderita dengan rutin dengan cara

mengecek setiap minggu apakah penderita datang kontrol ke

Puskesmas, jika tidak datang kami mendatangi rumah penderita.

- Mencatat rekam medis pasien yang berisi perkembangan penyakit

penderita.

- Menggunakan sistem DOT (Direct Observed Treatment), dengan

menunjuk anggota keluarga terdekat (istri) sebagai PMO (Pengawas

Minum Obat).

4. Koordinatif dan kolaboratif

- Menyarankan kepada keluarganya untuk ikut berpartisipasi aktif dalam

pengobatan penderita. Misalnya dengan mengantar setiap kali

mengambil obat ke Puskesmas, mengambilkan obat jika penderita

berhalangan, mengawasi pola kerja dan pola makannya untuk

mencegah perburukan dari kondisinya, dan juga ikut membantu PMO

mengawasi penderita dalam minum obat.

5. Mengutamakan pencegahan

- Mengingatkan penderita untuk tetap rajin minum obat walaupun

keluhan telah berkurang.

13

Page 14: Kk Binaan (Ppd)

- Menjelaskan kepada penderita bagaimana cara-cara untuk mencegah

penularan penyakitnya kepada orang-orang di sekitarnya. Adapun

cara-caranya adalah sebagai berikut:

Menutup mulut dengan saputangan atau memalingkan muka dari

lawan bicaranya saat batuk ataupun bersin.

Tidak membuang dahaknya sembarangan, tetapi membuang dahak

pada kaleng yang bisa ditutup dan didalamnya diisi dengan bahan

kimia lain yang mengandung desinfektan misalnya cairan

pembersih kamar mandi atau pengepel lantai. Kemudian setelah

penuh, sebaiknya agar dibakar dan tidak dibuang sembarangan.

Membuka jendela kamar yang ada sehingga sinar matahari masuk

dan membantu membunuh kuman-kuman TBC selain itu adanya

ventilasi mampu memberikan pertukaran udara kamar dengan

udara luar yang lebih segar.

Menyarankan kepada penderita dan anggota keluarganya agar makan

makanan yang cukup bergizi, tidur dan istirahat yang cukup, dan

menjaga stamina tubuh agar tidak mudah terkena penyakit, baik

tertular penyakit pasien maupun penyakit lain.

Mengingatkan penderita dan keluarganya apabila terdapat anggota

keluarga yang mengalami gejala yang sama seperti pasien, yaitu batuk-

batuk lama, keringat malam, penurunan nafsu makan, lemas, dll, untuk

cepat memeriksakan diri ke puskesmas.

Melakukan pemeriksaan dahak anggota keluarga yang kontak erat

dengan pasien.

6. Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungannya

Memberikan penjelasan mengenai kondisi penderita saat ini kepada

keluarga. Jelaskan bahwa penyakitnya ini bisa sembuh, tetapi dengan

syarat harus patuh menjalani pengobatan yang lama, sehingga peran

keluarga disini sangatlah besar yaitu dalam mengawasi minum obat.

Memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa penyakit yang

dideritanya adalah penyakit menular, namun meskipun demikian

14

Page 15: Kk Binaan (Ppd)

penularannya masih bisa dicegah dengan misalnya mencegah kontak

dengan dahak penderita, menjaga daya tahan tubuh dengan asupan gizi

yang memadai serta dengan menjaga kebersihan lingkungan serta

ventilasi rumah yang cukup.

Menjelaskan mengenai pengobatan penderita, bahwa meskipun

pengobatannya lama, namun obat dapat diperoleh secara gratis di

Puskesmas.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

15

Page 16: Kk Binaan (Ppd)

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kasus TBC yang dibahas dalam bab ini maka perlu adanya

suatu penanganan yang menyeluruh tentang kasus TBC tidak hanya pengobatan

secara farmakologi tetapi pendekatan secara personal dan edukasi yang yang tepat

agar managemen TBC serta pencegahan kekambuhan atau penularan. Pendekatan

secara personal baiknya dilakukan tidak hanya kepada bapak Made Gara tetapi

juga melibatkan lingkungan sekitar dimana dalam hal ini adalah istri bapak Made

Gara karena keberhasilan atau tidak dari pengobatan TBC juga tergantung oleh

pengawas minum obat, pengobatan TBC membutuhkan pengobatan yang teratur

setiap harinya.

Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat dan bersih

sangat perlu ditingkatkan pada KK binaan, karena pengetahuan ini sangat

mempengaruhi terjadinya sehat-sakit suatu anggota keluarga. Peningkatan

pengetahuan dilakukan dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada

semua anggota keluarga. Dan ini erat kaitannya dengan konsep sehat-sakit dari

penyakit TBC yang didasari oleh faktor lingkungan.

4.2 Saran

Beberapa saran yang penulis berikan dalam kasus ini adalah kepada keluarga

bapak Made Gara adalah:

Agar memeriksakan diri dan teratur kontrol untuk keberhasilan

pengobatannya

Agar selalu menggunakan masker dan memperhatikan etika batuk

Agar selalu hidup sehat dan bersih sesuai dengan penyuluhan yang sudah

diberikan

Beberapa saran penulis untuk unit kesehatam komunitas di daerah terkait:

Untuk lebih intensif dalam memberikan pelayanan kesehatan dan

menekankan penyuluhan-penyuluhan yang tepat sasaran.

Menekankan konsep sehat-sakit yang benar agar pengetahuan masyarakat

dapat bertambah dan merubah pola pikir masyarakat.

16

Page 17: Kk Binaan (Ppd)

17