Post on 06-Aug-2019
SELF ESTEEM DAN OBESITAS PADA WANITA DEWASA AWAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Yosua Cahyo Putro
129114024
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA, YANG
MEMBERI KEKUATAN KEPADAKU – FILIPI 4:13
IF YOU THE FREAK ONE, LETS BE THE BEST FREAK THAT YOU’VE
EVER SEEN
ALL YOU CAN DO IS JUST TRYING, ALL YOU CAN EARN IS THE
RESULT OF YOUR HARDWORK!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk setiap rumah, yang tak pernah bosan menerima pulang dalam hidup
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
SELF ESTEEM DAN OBESITAS PADA WANITA DEWASA AWAL
Yosua Cahyo Putro
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas pada wanita
dewasa awal. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah adanya hubungan negatif antara variabel
self esteem terhadap obesitas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
korelasional. Subjek yang digunakan merupakan mahasiswa wanita Universitas Sanata Dharma
dan warga wanita Gereja Kristen Jawa Demakijo yang berada pada usia 18-40 tahun. Metode
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert
untuk self esteem dan Indeks Massa Tubuh untuk obesitas. Koefisien reliabilitas skala self esteem
adalah sebesar (α = 0,892). Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil
analisis data menunjukkan adanya korelasi signifikan antara variabel self esteem dengan variabel
obesitas, yaitu sebesar r = 0,581 (p = 0,00)., sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.
Kedua aspek dari variabel self esteem memiliki kontribusi terhadap variabel obesitas. Kontribusi
aspek feelings of belonging memiliki nilai koefisien sebesar -0,269. Sementara kontribusi aspek
power memiliki nilai koefisien sebesar -0,162. Lebih jauh, ternyata kontribusi aspek feelings of
belonging lebih besar dan signifikan daripada aspek power. Oleh karena hal tersebut, implikasi
hasil penelitian ini akan dibahas lebih lanjut dalam skripsi ini.
Kata kunci: self esteem, obesitas, wanita dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
SELF ESTEEM AND OBESITY IN EARLY ADULT WOMAN
Yosua Cahyo Putro
ABSTRACT
This research is aimed to find the relations between self esteem and obesity at early adult woman.
Hypothesis that proposed in this research is there was a negative correlation between self esteem
and obesity in early adult woman. This research was a quantitative research with correlational
method. Subjects in this research was 70 early adult woman in Sanata Dharma University and
Gereja Kristen Jawa Demakijo. A method that used to collect the data in this research was Likert
Scale. The scale of self esteem has been compiled by researcher. The coefficient reliability of self
esteem scale was (α = 0,892). Data analyze that used in this research was Carl Pearson product
moment correlation technique. The result of data analyze showed that there was a significant
negative correlation between self esteem and obesity, that the score of correlation was r = 0,581 (p
= 0,00). So, the hypothesis in this research was accepted. In conclusion, there was a negative
relationship between both variables, which mean the higher self esteem in oneself, the lower
obesity in early adult woman. Both aspect of self esteem had contribution toward obesity.
Contribution of feelings of belonging aspect had coefficient score -0,269. Meanwhile, contribution
of power aspect had coefficient score -0,162. Furthermore, contribution of feelings of belonging
was larger and significant than power. Therefore, the implication of this research will be discussed
at this thesis.
Keyword: Self esteem, obesity, early adult woman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan seluruh semesta, pun juga
seluruh elemen di dalamnya, atas waktu yang luar biasa, sehingga penulis mampu
menyelesaikan tulisannya.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan
berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak yang membantu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus, pemberi jalan, yang tak pernah meninggalkan. Matur nuwun
sanget Gusti tumrap menapa ingkang sampun Gusti paringi.
2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si, Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
4. Ibu Dr. Tjipto Susana, selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih
sekali atas bimbingan dan kesabaran pada pesawat Lion ibuk satu ini
5. Bapak Hadrianus Wahyudi, selaku Dosen Pembimbing Akademik atas
bantuan dalam segala proses kuliah yang tiada duanya.
6. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima
kasih atas bimbingannya. Terkhusus kepada Suster Wina dan Bu Dewi,
saya akan selalu merindukan ruang 3x4 milik Suster dan Ibu.
7. Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Terkhusus kepada Mas Gandung, Bu Nanik, dan Mas Muji “Glory”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Brodin. Terima kasih banyak atas bantuan dalam segala administrasi dan
laboratorium.
8. Wanita pagi subuh dalam kehidupan saya, Ibuk. Tak ada yang lebih cinta,
tak ada lebih sayang daripada Ibuk. Si pemalas ini sayang Ibuk apapun itu
9. Pria yang selalu menyayangi saya dalam diam, Bapak. “Action Speaks
More”, terima kasih untuk segalanya Pak!
10. Kedua gadis manis manja yang tak bosan gedar-gedor pintu kamar, Putri
dan Tia. Sabar ya, habis ini kakak temenin liat sunset bareng di
Parangndog.
11. Karib sepanjang masa, Jalu, Wikan, Gitong, Lalak. Nek ra ono koe kabeh,
aku ra bakal koyo tekan kene. Suwun banget sakmodare!!
12. Lia, Judeth, Penyik, Rezky, Komang, Mondri. Suwun banget iso tak repoti
sakpenak wudelku, aku raiso ngenei opo-opo sakliyane matur nuwun.
13. Para manusia penyelamat skripsi, Erlin, Zelda, Bendot, Koh Akeng, Rosi,
Flora, Anggit, Grace, Felinsa, dan semuanya. Thankies berat pokokke!!
14. Buat Mondri, Yatim, dan Panjul. Kamar kost karo kamar omahmu raono
gantine!
15. Yang tak akan terlupa, Keluarga Kobra “Lintang, Lona, Menuk, Unyil,
Sonia, Teteh, Suged, Komang, Bella, Yuda”, Cabe Edan “Bebing, Clak,
Lia, Viony, Leviana, Anette”, Crocodile Drugs “Aprek, Bendot, Grego,
Efan, Ojek, Sakti, Gede, Sinyo”, Panti PF’15 “Judeth, Bendot, Melani,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... . xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12
1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 12
2. Manfaat Praktis ............................................................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 13
A. Obesitas ............................................................................................ 13
1. Definisi Obesitas .......................................................................... 13
2. Faktor Penyebab Obesitas ............................................................ 15
3. Dampak Obesitas ......................................................................... 19
B. Self Esteem ...................................................................................... 21
1. Definisi ......................................................................................... 21
2. Aspek Self Esteem ........................................................................ 24
3. Model Self Esteem ....................................................................... 28
C. Wanita Dewasa Awal ....................................................................... 35
D. Hubungan antara Self Esteem dan Obesitas ..................................... 36
E. Skema Pengaruh Self Esteem Terhadap Obesitas ............................ 44
F. Hipotesis ........................................................................................... 45
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 46
A. Jenis Penelitian................................................................................. 46
B. Identifikasi Variabel Penelitian........................................................ 46
C. Definisi Operasional ........................................................................ 47
1. Self Esteem ................................................................................... 47
2. Obesitas ........................................................................................ 48
D. Subjek Penelitian ............................................................................. 48
E. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 49
1. Alat Ukur Indeks Massa Tubuh ................................................... 50
2. Skala Self Esteem ......................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Alasan Pembuatan Skala Self Esteem .......................................... 56
F. Validitas Dan Reliabilitas ................................................................. 57
1. Validitas ...................................................................................... 58
2. Reliabilitas ................................................................................. 59
G. Metode Analisis Data ....................................................................... 61
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 62
A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 62
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 63
C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 64
D. Uji Asumsi dan Hasil Penelitian ...................................................... 67
E. Pembahasan ...................................................................................... 71
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 76
A. Kesimpulan ...................................................................................... 76
B. Saran................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Kategorisasi Indeks Massa Tubuh ............................................... 14
TABEL 2. Kategorisasi Indeks Massa Tubuh ............................................... 51
TABEL 3. Blue Print Skala Self Esteem Sebelum Uji Coba .......................... 54
TABEL 4. Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba ............................ 55
TABEL 5. Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba (Nomor Baru) ... 55
TABEL 6. Usia dan Indeks Massa Tubuh ...................................................... 63
TABEL 7. Profesi Subjek ............................................................................... 63
TABEL 8. Perbandingan Rerata .................................................................... 64
TABEL 9. Kategorisasi Tingkat Self Esteem Subjek ..................................... 65
TABEL 10. Kategorisasi Obesitas Subjek ..................................................... 66
TABEL 11. Uji Linearitas .............................................................................. 67
TABEL 12. Uji Normalitas ............................................................................ 68
TABEL 13. Hasil Uji Korelasi ....................................................................... 68
TABEL 14. Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging
terhadap Obesitas ......................................................................... 69
TABEL 15. Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas ................................. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skala Self Esteem (Uji Coba) ................................................ 86
LAMPIRAN 2. Skala Self Esteem (Setelah Uji Coba) ................................... 93
LAMPIRAN 3. Hasil Seleksi Skala Self Esteem ............................................ 101
LAMPIRAN 4. Reliabilitas Skala Self Esteem ............................................... 103
LAMPIRAN 5. Deskripsi Data Penelitian ..................................................... 104
LAMPIRAN 6. Linearitas Self Esteem dan Obesitas .................................... 105
LAMPIRAN 7. Normalitas Self Esteem dan Obesitas ................................... 106
LAMPIRAN 8. Korelasi Product Moment Self Esteem dan Obesitas ........... 107
LAMPIRAN 9. Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging terhadap
Obesitas ............................................................................... 108
LAMPIRAN 10. Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas ...................... 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Skema Pengaruh Self Esteem Terhadap Obesitas .................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya memiliki berbagai macam kebutuhan dalam
kehidupannya. Maslow mengatakan, bahwa dalam diri manusia terdapat hierarki
kebutuhan (Feist & Feist, 2006). Kebutuhan yang dimiliki manusia tersebut
kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan akan rasa dimiliki-memiliki dan kasih
sayang kebutuhan akan harga diri dan penghargaan dari orang lain, dan yang
terakhir adalah kebutuhan akan aktualisasi diri (Goble, 1987). Susunan hierarki
yang dikemukakan oleh Maslow dimulai dari kebutuhan fisiologis yang paling
mendasar hingga kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai puncaknya, di mana
untuk mencapai tahapan kebutuhan selanjutnya, kebutuhan yang paling mendasar
haruslah terpenuhi terlebih dahulu. (Goble, 1987).
Kebutuhan paling dasar dari manusia adalah kebutuhan fisiologis, di
mana kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan manusia
secara fisik (Feist & Feist, 2006). Kebutuhan fisiologis tersebut antara lain
kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur, dan oksigen (Goble,
1987). Dikarenakan kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang terletak
paling dasar pada hierarki Maslow, maka kebutuhan ini menjadi potensi paling
dasar dalam memenuhi kebutuhan selanjutnya (Feist & Feist, 2010). Selain itu,
kebutuhan fisiologi ini juga memiliki kekhasan. Hal yang khas dari kebutuhan
fisiologi adalah hakikat pengulangannya, di mana ketika manusia selesai
memenuhi kebutuhannya fisiologisnya dengan makan, ia akan bisa merasa lapar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lagi (Feist & Feist, 2006). Hal ini membuat manusia akan terus menerus mencari
sumber daya dari kebutuhan fisiologis ini, dikarenakan kebutuhan fisiologis ini
terus berulang secara terus menerus.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu bagian dari kebutuhan
fisiologis pada diri manusia adalah kebutuhan akan makanan. Oleh karena hal itu,
makan menjadi kebutuhan dasar bagi manusia. Makan sendiri menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah memasukkan sesuatu ke mulut, mengunyah dan
menelannya (Depdikbud, 2005). Dalam melakukan aktivitas makan ini, pada
umumnya akan terbentuk pola makan pada diri manusia. Menurut Harper (1986),
pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau
sekelompok untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi
terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pemilihan makanan
dan banyaknya makanan yang dikonsumsi oleh manusia itu sendiri akan
memenuhi kebutuhan fisiologisnya dan menghilangkan rasa lapar. Namun, jika
manusia tidak teratur dan berlebihan dalam mengonsumsi makanan akan
menimbulkan obesitas pada dirinya.
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal
yang dapat mengganggu kesehatan (World Health Organization, 2011). Menurut
Myers (2004), seseorang dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau
pembesaran sel lemak tubuh mereka. Sementara itu, menurut Dariyo (2004) yang
dimaksud dengan obesitas adalah kelebihan berat badan dari ukuran normal
sebenarnya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
obesitas erat kaitannya dengan kelebihan berat badan dan penumpukan sel lemak,
sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Penyebab dari obesitas sendiri bermacam-macam. Menurut Papalia,
Olds, Feldma dan Rice (dalam Wulandari, 2007) ada tiga penyebab obesitas
yakni, faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan. Faktor fisiologis
adalah faktor yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter
maupun non herediter. Kemudian, faktor psikologis adalah bagaimana gambaran
kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan kecenderungan seorang
individu untuk melakukan pelarian diri dengan cara banyak makan makanan yang
mengandung kalori atau kolestrol tinggi. Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim,
artinya menimbulkan gejolak emosional yang sangat dahsyat dan bersifat
traumatis. Sementara itu, faktor kecelakaan adalah kecelakaan yang menyebabkan
cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa lapar. Kerusakan syaraf otak ini
menyebabkan individu tidak pernah merasa kenyang, walaupun telah makan
makanan yang banyak, dan akibatnya badan individu menjadi gemuk.
Obesitas dewasa ini menjadi masalah yang semakin merebak. Dilansir
The Lancet, jumlah orang gemuk dunia naik dari 875 juta orang pada 1980
menjadi 2,1 miliar pada 2013 (“Jumlah Orang Obesitas di Indonesia Terus
Meningkat”, 2014). Melihat data tersebut, sebenarnya hampir sepertiga penduduk
dunia mengalami kegemukan. Sementara itu, di Indonesia lebih dari 40 juta orang
dewasa mengalami obesitas atau kegemukan (“Jumlah Orang Obesitas di
Indonesia Terus Meningkat”, 2014). Individu yang mengalami obesitas itu pun
juga memiliki resiko terkena berbagai penyakit degenarif, mulai dari diabetes,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
serangan jantung, stroke, hingga kanker (“Jumlah Orang Obesitas di Indonesia
Terus Meningkat”, 2014).
Prevalensi obesitas juga mengalami peningkatan di seluruh dunia, hal
ini membuat meningkatnya prevalensi obesitas merupakan masalah kesehatan
utama diseluruh dunia (Park & Kim, 2012). Sekitar 2,8 juta orang dewasa
meninggal setiap tahun terkait dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Secara
keseluruhan lebih dari 10% dari populasi orang dewasa di dunia menderita
obesitas, dan hampir 300 juta adalah wanita (WHO, 2013). Untuk Indonesia
sendiri, angka obesitas juga terus meningkat. Berdasarkan data Balitbang
Kemenkes RI (2013), pada laki-laki dewasa terjadi peningkatan dari 13,9% pada
tahun 2007 menjadi 19,7 % pada tahun 2013. Sedangkan pada wanita dewasa
terjadi kenaikan yang sangat ekstrim mencapai 18,1 %. Dari 14,8% pada tahun
2007 menjadi 32,9 % pada tahun 2013 (Balitbang Kemenkes RI, 2013).
Berbagai penelitian sebenarnya juga telah dilakukan guna menanggapi
fenomena obesitas ini. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa obesitas
berkaitan erat dengan penyakit kronis dan kematian (Calle, Rodriguez, Walker-
thurmond, & Thun, 2003). Selain itu, obesitas juga memiliki hubungan dengan
depresi, di mana individu yang mengalami obesitas, maka ia juga akan mengalami
depresi (Roberts, Deleger, Strawbridge, & Kaplan. 2003). Noppa dan Walson
(dalam Roberts dkk, 2003) menemukan, bahwa depresi memprediksi pertambahan
berat badan pada individu selama 6 tahun kedepan. Selain itu, depresi juga
memprediksi obesitas pada individu selama 5 tahun ke depan, jika tidak dilakukan
langkah penyesuaian (Roberts dkk, 2003). Di sisi lain, pola makan juga memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hubungan dengan obesitas (Ma, Bertone, Stanek, Reed, Hebert, Cohen, Merriam,
dan Ocekene, 2003). Individu yang melewatkan sarapan di pagi, cenderung
mengalami obesitas. Selain itu, individu yang melakukan sarapan dan makan
malam tidak di rumah juga memiliki resiko obesitas lebih tinggi (Ma dkk, 2003).
Hal ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh McCory dkk (dalam Ma
dkk, 2003), di mana frekuensi makan di restoran pada individu dewasa memiliki
korelasi positif dengan pertambahan berat badan dan resiko obesitas. Penelitian
yang dilakukan oleh Kruger, Blanck, dan Gillespie (2008) juga menemukan
bahwa penyebab obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Lebih jauh, aktivitas
fisik yang kurang pada individu akan mengakibatkan resiko obesitas menjadi
lebih besar (Dietz, 2004). Hal ini dikarenakan tidak terbakarnya secara maksimal
lemak dalam tubuh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ma dan Kruger, dalam
menghindari obesitas individu harus mampu mengontrol perilaku makan mereka
dan tetap melakukan aktivitas fisik. Peneliti menemukan sebuah variabel lain yang
dianggap menjadi dasar dalam individu berperilaku, yaitu self esteem atau harga
diri. Self esteem merupakan penilaian individu mengenai dirinya (Coopersmith
dalam Harre & Lamb, 1996). Self esteem juga mempunyai peran penting terhadap
sikap dan perilaku individu (Santrock, 2007). Sehingga, self esteem menjadi hal
yang penting bagi individu untuk menentukan bagaimana individu tersebut
berperilaku.
Self esteem meliputi dua aspek, yaitu penerimaan diri dan penghormatan
diri. Kedua aspek tersebut memiliki 5 dimensi yaitu dimensi akademik, sosial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
emosional, keluarga, dan fisik. Dimensi akademik mengacu pada persepsi
individu terhadap kualitas pendidikan individu, dimensi sosial mengacu pada
persepsi individu terhadap hubungan sosial individu, dimensi emosional
merupakan keterlibatan individu terhadap emosi individu, dimensi keluarga
mengacu pada keterlibatan individu dalam partisipasi dan integrasi di dalam
keluarga, dan dimensi fisik yang mengacu pada persepsi individu terhadap kondisi
fisik individu (Rosenberg dalam Albo, Nunez, Navarro, Grijalvo, 2007).
Selain kedua aspek yang diutarakan oleh Rosenberg, terdapat aspek lain
dalam self esteem yaitu feelings of belonging dan sense of mastery. Feelings of
belonging sendiri berbicara mengenai bagaimana individu menghargai dan
mencintai dirinya (Rogers & Dymond, 1954). Sementara itu, sense of mastery
merupakan aspek self esteem yang tentang persepsi individu mengenai dampak
diri mereka bagi dunia di sekitarnya (Brisset , 1972).
Aspek dari self esteem juga diutarakan oleh Coopersmith (1967), di mana
aspek dari self esteem adalah power dan competence. Power merupakan aspek self
esteem yang mengulasi mengenai bagaimana individu mampu mengontrol
perilaku dirinya. Competence merupakan aspek self esteem yang berbicara
mengenai bagaimana individu mengenali dan menyesuaikan dirinya dengan
kondisi-kondisi yang terjadi dalam lingkungannya (Coopersmith, 1967).
Beberapa penelitian pun telah dilakukan antara self esteem dengan variabel
lain. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Orth,
Robins, dan Roberts (2008) yang meneliti hubungan antara self esteem yang
rendah dengan depresi. Hasil yang ditemukan adalah adanya korelasi negatif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kuat antara self esteem dengan depresi, sehingga self esteem yang rendah
membuat tingkat depresi menjadi tinggi. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh
Moksnes, Moljord, Espnes, dan Byrne (2013) mengenai self esteem. Hasil yang
didapat adalah terdapat korelasi yang signifikan dan positif antara self esteem dan
life satisfaction, sehingga semakin tinggi self esteem, semakin tinggi juga
kepuasan akan hidup yang dimiliki oleh individu. Peneleti juga menemukan studi
mengenai self esteem yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara self
esteem dengan kesehatan fisik (Chang, Nien, Tsai, Etnier, 2010), sehingga
semakin tinggi self esteem individu makan semakin baik pula kesehatan fisiknya.
Peneliti juga menemukan sebuah variabel lain yaitu regulasi diri. Regulasi
diri merupakan kemampuan untuk merencanakan, mengarahkan, dan memonitor
perilaku untuk mencapai sutau tujuan tertentu dengan melibatkan unsur fisik,
kognitif, emosional, dan sosial (Brown, dalam Neal & Carey, 2005). Aspek dari
regulasi diri sendiri adalah metakognisi, motivasi, dan perilaku.
Metakognisi menurut Schunk & Zimmerman (1998) adalah kemampuan individu
dalam merencanakan, mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri,
memonitor dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar. Sementara itu,
motivasi merupakan pendorong (drive) yang ada pada diri individu yang
mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi otonomi yang dimiliki dalam
aktivitas belajar. motivasi merupakan fungsi dari kebutuhan dasar untuk
mengontrol dan berkaitan dengan perasaan kompetensi yang dimiliki setiap
individu (Schunk & Zimmerman ,1998). Kemudian, aspek perilaku Perilaku
menurut Zimmerman dan Schunk (1998) merupakan upaya individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mengatur diri, menyeleksi, dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan
lingkungan yang mendukung aktivitas belajar.
Kedua variabel ini memiliki aspek yang sama, terutama dalam hal
mengontrol perilaku diri, di mana self esteem memiliki aspek power dan regulasi
diri memiliki aspek perilaku. Namun, ada satu bagian yang menjadi ciri khas dari
self esteem, yaitu bagaimana individu menghargai dirinya. Penghargaan diri ini
tidak terdapat dalam ketiga aspek regulasi diri. Sementara itu, pada self esteem
penghargaan diri terdapat dalam aspek feelings of belongings. Maka dari hal
tersebut dapat terlihat perbedaan dari self esteem dan regulasi diri.
Penelitian mengenai self esteem dan obesitas sebenarnya pernah dilakukan
French, Story, dan Perry (1995) yang menemukan hubungan negatif antara self
esteem dan obesitas pada anak dan remaja. Individu yang mengalami obesitas
cenderung memiliki self esteem yang lebih rendah dibandingkan individu yang
tidak mengalami obesitas, begitu juga sebaliknya. Selain itu, juga terdapat
hubungan negatif antara self esteem dan body esteem (French dkk, 1995).
Meskipun begitu, kekuatan dari hubungan kedua variabel ini masih lemah. Hal ini
di karenakan tidak semua literatur mengenai hubungan antara self esteem dan
obesitas menemukan adanya hubungan antara self esteem dan obesitas (French
dkk, 1995). Belum adanya fokus pada subjek pria atau wanita membuat penelitian
sebelumnya tidak mengetahui individu mana yang lebih beresiko terkena obesitas.
Subjek yang berada pada masa anak-anak dan remaja juga menjadi kekurangan
penelitian sebelumnya, karena kondisi self esteem subjek masih fluktuatif.
Pemilihan alat ukur pada penelitian sebelumnya juga kurang tepat, karena aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pada alat ukur sebelumnya tidak menyasar pemilihan perilaku yang dilakukan
oleh subjek. Oleh karena kelemahan itu, peneliti sebelumnya menyarankan agar
dilakukan penelitian lebih lanjut, di mana subjek dalam penelitian selanjutnya
harus lebih dispesifikkan pria atau wanita. Hal ini dilakukan agar dapat dilihat
individu manakah yang memiliki resiko obesitas yang lebih besar pada self esteem
yang rendah. Di sisi lain, peneliti juga memberikan saran, agar penelitian
selanjutnya juga menjelaskan secara spesifik latar belakang lingkungan di mana
penelitian dilaksanakan. Hal ini di karenakan budaya maupun keadaan lingkungan
dapat mempengaruhi angka obesitas pada individu yang hidup di daerah tersebut.
Penelitian kali ini, akan mengambil subjek wanita pada usia masa dewasa
awal. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur
18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Santrock (2002)
menambahkan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin
hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal
lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa individu
pada masa dewasa awal adalah individu yang mulai bekerja dan menjalin
hubungan dengan orang lain, sehingga waktu mereka akan difokuskan ke dua hal
tersebut.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh French, Story, dan Perry
(1995), subjek yang digunakan adalah anak-anak dan remaja. Keadaan self esteem
pada anak-anak dan remaja lebih fluktuatif dan tidak stabil bila dibandingan
dengan individu pada masa dewasa awal (Orth, Trzesniewski, Robins, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Oleh karena hal tersebut, peneliti kemudian memilih individu pada masa dewasa
awal karena memiliki self esteem yang lebih stabil.
Peneliti juga menemukan bahwa alat ukur yang digunakan dalam
penelitian sebelumnya belum mampu mengukur hubungan antara self esteem dan
obesitas secara maksimal. Sebagai contoh, 6 penelitian yang menggunakan skala
self esteem Rossenberg, hanya satu yang mampu membuktikan adanya hubungan
antara self esteem dan obesitas. Hasil tersebut membuat peneliti kemudian
memutuskan untuk membuat alat ukur baru dalam penelitian kali ini agar mampu
mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas secara lebih maksimal.
Survey yang dilakukan oleh Balitbangkes (2010) menunjukkan bahwa
prevalensi obesitas pada wanita dewasa lebih besar daripada prevalensi obesitas
nasional (Balitbangkes, 2010). Studi yang dilakukan dengan melihat data
kesehatan dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
pada tahun 1999-2010 menemukan bahwa wanita memiliki resiko sebesar 46,9 %
terkena obesitas kelas III, jika terkena obesitas di usia 25 tahun, di mana usia ini
merupakan usia dewasa awal (“Usia Awal Terkena Obesitas Menentukan
Kesehatan Tubuh Dikemudian Hari”, 2014). Dengan mengalami obesitas pada
usia 25 tahun peneliti mengatakan bahwa resiko terhadap penyakit komplikasi
lebih rentan seperti hipertensi, peradangan, dan diabetes. Usia tersebut merupakan
usia di mana individu berada dalam masa dewasa awal. Peneliti kemudian
memutuskan untuk meneliti wanita dewasa awal pada penelitian kali ini.
Dalam keseharian, peneliti mengamati bahwa obesitas memberikan
dampak lain pada wanita dewasa awal di lingkungan peneliti. Seperti di Fakultas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Gereja Kristen Jawa Demakijo, peneliti
menemukan bahwa wanita yang mengalami obesitas cenderung akan lebih boros
dalam menggunakan uang mereka. Mereka menggunakan pakaian dan kosmetik
yang bermerk agar terlihat cantik. Wanita yang terkena obesitas juga tidak
percaya diri apabila diminta tampil di depan umum. Hal ini dikarenakan adanya
perasaan dari diri mereka pribadi bahwa gendut itu tidak cantik.
Melihat penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti berasumsi
bahwa self esteem memiliki hubungan dengan obesitas. Namun, dikarenakan
kurang kuatnya hubungan antara kedua variabel dan subjek yang belum spesifik,
peneliti perlu melihat lebih dalam untuk melihat apakah benar-benar terdapat
hubungan antara self esteem dengan obesitas. Oleh karena itu, berdasarkan
hipotesis awal muncullah sebuah pertanyaan penelitian, apakah ada hubungan
antara self esteem dan obesitas?
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara self esteem dengan obesitas pada wanita di masa
dewasa awal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self
esteem dan obesitas yang dimiliki oleh wanita dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam lingkup
Psikologi Klinis. Selain itu, juga memberikan bukti empiris mengenai
hubungan antara self esteem dan obesitas pada wanita dewasa awal.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu membantu dalam usaha menanggulangi
permasalahan obesitas yang ada pada wanita dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Obesitas
1. Definisi Obesitas
Obesitas dalam kamus besar Indonesia memiliki makna penumpukan
lemak yang berlebihan di dalam badan (Depdikbud, 2005). World Health
Organization (2011) mendefinisikan bahwa obesitas merupakan
suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi
sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan,
yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah
kesehatan.
Menurut Mayer (dalam Utomo, Said, Junaidi, Rahayu, Setya, 2012)
obesitas merupakan keadaan patologis karena penimbunan lemak melebihi
yang diperlukan oleh tubuh. Priyani (1998) juga mengemukakan bahwa
obesitas merupakan kondisi terjadinya kelebihan kadar lemak dalam tubuh.
Seseorang yang mengalami obesitas akan mengalami keadaan lemak tubuh
yang melebihi batas normal.
Morre (1997) mengatakan bahwa obesitas berhubungan dengan
kelebihan berat badan dari berat badan ideal. Mu’tadin (2002) juga
mengatakan bahwa obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat
badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya. Berdasarkan hal
tersebut, dapat dikatakan bahwa individu yang mengalami obesitas juga akan
memiliki berat badan yang melebihi berat badan idealnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Banyak cara untuk menentukan seorang individu mengalami obesitas
atau tidak. Prawiro (dalam Asri & Setiasih, 2004) menyatakan bahwa salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur derajat obesitas adalah
menggunakan BMI (body mass indeks) atau IMT (indeks massa tubuh) yang
diperoleh dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan
. WHO (dalam Roche, 2008) mengkategorisasikan berat badan orang
Asia berdasarkan indeks massa tubuh sebagai berikut:
Tabel 1
Kategorisasi Indeks Massa Tubuh
Kategori IMT ( ) Resiko Penyakit Penyerta
Underweight <18,5 Rendah (tetapi resiko
terhadap masalah klinis
lain meningkat)
Normal 18,5-22,9 Rata-rata
Obesitas >23
At Risk 23,0-24,9 Meningkat
Obese I 25,0-29,9 Sedang
Obese II >30 Berbahaya
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa individu
yang mengalami obesitas adalah individu yang mengalami kelebihan lemak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tubuh. Selain itu, berat badan individu berada di atas berat badan normal dan
indeks massa tubuh individu tersebut mencapai maupuan melebihi 25,0.
2. Faktor Penyebab Obesitas
Obesitas secara sederhana disebabkan karena ketidakseimbangan
energi dan makanan yang masuk dengan yang dikeluarkan (Wilbron,
Beckham, Campbell, Harvey, Galbreath, dkk, 2005). Ketidakseimbangan
energi dan makanan yang masuk ini menyebabkan adanya penumpukan
lemak dalam tubuh. Penumpukan lemak ini sendiri bergantung pada
interaksi kompleks yang berlipat antara faktor biologis, lingkungan, dan
psikologis (Karasu, 2012). Oleh karena hal tersebut, penyebab mendasar
dari obesitas sebenarnya adalah ketidakseimbangan antara makanan yang
masuk dan keluar, entah keluar dalam bentuk energi untuk beraktifitas,
maupun keluar akibat dari proses pencernaan (Wilbron dkk, 2005). Di sisi
lain, menurut riset yang dilakukan belakangan ini, faktor genetik,
psikologis, dan perilaku juga memiliki peran yang signifikan dalam
etiologi obesitas (Wilbron dkk, 2005).
Menurut Papalia, Olds, Feldman, dan Rice (dalam Utomo, dkk,
2012) ada tiga penyebab obesitas, antara lain disebabkan oleh:
a. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis dapat herediter maupun nonherediter.
Variabel yang bersifat herediter (internal faktor) merupakan variabel
yang berasal dari faktor keturunan. Sedangkan faktor yang bersifat
nonherediter (eksternal faktor) merupakan faktor yang berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
luar individu, misalnya jenis makanan yang dikonsumsi dan taraf
kegiatan yang dilakukan individu.
b. Faktor Psikologis
Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan ialah bagaimana
gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan
kecenderungan seorang individu untuk melakukan pelarian diri
dengan cara banyak makan makanan yang mengandung kalori atau
kolestrol tinggi. Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya
menimbulkan gejolak emosional yang sangat dahsyat dan bersifat
traumatis.
Secara lebih mendalam, dijelaskan bahwa faktor psikologis ini
mengarah pada depresi dan kecemasan yang dimiliki oleh individu.
Individu yang memiliki tingkat stress dan kecemasan yang tinggi akan
lebih beresiko terkena obesitas (Stunkard, Faith, & Allison, 2003).
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Dallman, Pecoraro, Akana, La
Fleur, Gomez, Houshyar, Bell, Bhatnagar, Laugero, & Manalo (2003)
bahwa obesitas dapat terjadi ketika individu mengalami depresi. Hal
ini dikarenakan coping stress yang dilakukan oleh individu tersebut,
terutama wanita adalah melakukan perilaku makan secara emosional
(Stunkard, Faith, & Allison, 2003). Hal tersebut juga senada dengan
pernyataan yang diutarakan oleh Dallman dkk (2003) dimana ketika
individu mengalami depresi, individu akan melakukan perilaku makan
secara emosional, makan makanan yang memiliki tingkat kalori yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tinggi, dan tidak adanya aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan individu
wanita yang mengalami depresi memiliki prevalensi obesitas lebih
tinggi 2,5 kali lipat dibandingkan yang tidak mengalami depresi
(Dallman dkk, 2008).
Depresi, kecemasan, dan coping stress yang buruk merupakan
indikasi bahwa individu memiliki self esteem yang rendah. Studi
literatur yang dilakukan oleh French dkk (1995) menunjukkan bahwa
salah satu penyebab obesitas pada individu adalah self esteem rendah.
Rendahnya self esteem ini berpengaruh pada perilaku makan individu
yang tidak teratur, sehingga menyebabkan obesitas.
c. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak
Salah satu faktor penyebab obesitas adalah kecelakaan yang
menyebabkan cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa lapar.
Kerusakan syaraf otak ini menyebabkan individu tidak pernah merasa
kenyang, walaupun telah makan makanan yang banyak, dan akibatnya
badan individu menjadi gemuk
Mu’tadin (2002) mengatakan obesitas dipengaruhi oleh faktor
genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih,
kurang gerak atau kurang berolahraga, dan gangguan emosi. Di sisi
lain, peningkatan penderita obesitas juga diakibatkan kondisi
lingkungan yang secara implisit membuat aktivitas fisik berkurang
dan secara eksplisit mendorong untuk mengkonsumsi makanan yang
tinggi akan kadar lemak dan gulanya (Wadden, Brownell, Foster,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2002). Lebih jauh, tidak adanya aktivitas fisik ini mengakibatkan
lemak dalam tubuh tidak dibakar dengan baik, sehingga proses
pembakaran lemak dalam tubuh tidak berjalan maksimal (Kruger dkk,
2008). Tidak hanya kondisi lingkungan yang menjadi faktor penyebab
obesitas, Wadden dkk (2002) menemukan bahwa saat ini banyak
makanan yang tidak sehat dan memiliki kualitas buruk sehingga
individu lebih rentan terkena obesitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (2003) juga
menemukan penyebab dari obesitas, yaitu pola makan. Pola makan
yang diungkapkan oleh Ma, dkk (2003) merupakan pola makan di luar
rumah saat sarapan dan makan malam. Penelitian mereka
menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi individu sarapan dan
makan malam diluar, maka semakin tinggi pula resiko individu
tersebut terkena obesitas (Ma, dkk, 2003). Hal ini dikarenakan
kebanyakan individu tergoda dengan makanan yang disajikan oleh
restoran, padahal makanan tersebut mengandung kadar lemak dan
kolesterol yang tinggi (Lin, Guthrie, & Frazao, 1999). Di sisi lain,
konsumsi makanan saat malam hari, terutama yang mengandung
banyak karbohidrat dan lemak, juga akan membuat individu rentan
terkena obesitas akibat dari efek regulasi hormonal dari energy dan
metabolisme lemak (Ma, dkk, 2003).
Ditemukan juga penyebab lain dari obesitas, yaitu BED atau
Binge-eating Disorder. BED ini merupakan perilaku makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berlebihan yang dilakukan secara berulang-ulang dan tak terkontrol
tanpa diikuti dengan perilaku memuntahkan seperti pada anorexia
maupun bulimia (Hill, 2005). Individu yang mengalami BED ini
ditandai dengan adanya fluktuasi yang ekstrim pada perubahan berat
badan, fungsi sosial yang melemah, terjadi depresi, dan self esteem
yang rendah pada individu tersebut. Akibat dari perilaku makanan
yang berlebihan dan berulang-ulang inilah yang menyebabkan
individu mengalami obesitas.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penyebab obesitas bermacam-macam. Tidak hanya dari pola makan
dan makanan yang dikonsumsi oleh individu, tetapi juga lingkungan
di mana individu tersebut beraktivitas. Kualitas makanan di
lingkungan individu juga menjadi krusial. Selain itu faktor genetik dan
kecelakaan yang menyebabkan disfungsi pada bagian otak individu
juga dapat memicu obesitas. Di sisi lain, keadaan psikologis individu
yang tidak stabil dan kuat juga dapat membuat individu mengalami
obesitas.
3. Dampak Obesitas
Menurut Pingkan (2010), banyak sekali risiko gangguan
kesehatan yang dapat terjadi pada individu yang mengalami obesitas.
Bouchard, Sephard, dan Stephens (dalam Franzio, 2002)
mengutarakan bahwa obesitas menyebabkan meningkatnya resiko
penyakit jantung, diabetes, kanker, hipertensi, kolesterol yang tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
stroke, penyakit pada hati dan kantung empedu, sleep apnea,
osteoarthritis, depresi, dan kecemasan. Manson dkk (dalam Suyono &
Djauzi, 1994) juga menemukan bahwa individu yang mengalami
obesitas memiliki resiko mengalami jantung koroner. Semakin parah
individu tersebut terkena obesitas, semakin besar pula resiko yang
dirinya alami.
Dampak dari obesitas tidak hanya berupa dampak secara klinis
saja. Fabricatore dan Wadden (2005) menemukan bahwa individu
yang mengalami obesitas akan menerima stressor lebih banyak
daripada individu yang tidak terkena obesitas, sehingga lebih mudah
mengalami depresi. Bahkan, tingkat depresi yang dialami penderita
obesitas akan lebih tinggi jika terjadi pada wanita (Kulie, Slattengren,
Redmer, Counts, Eglash, Schrager, 2011). Epstein dan Wing (dalam
Franzio, 2002) mengatakan bahwa anak yang menderita obesitas akan
mengalami bullying, ejekan dari teman sebaya, pola makan yang
kacau, self-image yang rendah, dan diskriminasi dalam pendidikan.
Peneliti lain, yaitu Hebl dan Mannix (dalam Fabricatore & Wadden,
2005) menemukan salah satu stressor yang dialami oleh individu yang
mengalami obesitas adalah penilaian yang tidak adil terhadap individu
yang menderita obesitas di dunia kerja. Beberapa studi juga
menemukan perlakuan diskriminatif pada individu yang menderita
obesitas, terutama wanita pada semua tingkat pekerjaan, termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
seleksi, penempatan, kompensasi, promosi, disiplin, dan
pemberhentian (Fabricatore & Wadden, 2005).
Kulie dkk (2011) menemukan bahwa terdapat dampak obesitas
yang juga hanya dialami oleh wanita saja. Obesitas sering dikaitkan
dengan gangguan pada siklus menstruasi (Kulie dkk, 2011). Penelitian
yang dilakukan oleh Kulie menemukan bahwa 30% sampai 47 %
wanita yang menderita obesitas mengalami gangguan siklus
menstruasi. Kehamilan pada wanita obesitas juga menyebabkan
membengkaknya pengeluaran dalam menjalani proses kehamilan
(Kulie dkk, 2011). Selain itu, wanita yang mengalami obesitas juga
lebih sering melahirkan secara sesar dan memiliki resiko yang tinggi
ketika menjalani proses persalinan, seperti diabetes dan hipertensi
(Kulie dkk, 2011). Ibu yang mengalami obesitas juga diasosikan
dengan berkurangnya durasi dalam menyusui (Kulie dkk, 2011).
Selain itu, angka kematian karena kanker serviks pada wanita yang
mengalami obesitas juga lebih tinggi (Kulie dkk, 2011).
B. Self Esteem
1. Definisi Self Esteem
Coopersmith (dalam Harre & Lamb, 1996) menyatakan bahwa self
esteem adalah penilaian individu mengenai dirinya. Self esteem juga
merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap diri individu (Rosenberg
dalam Murk, 2006). Lebih lanjut Ferris, Brown, Lian, dan Keeping (2009)
menyatakan bahwa self esteem merupakan penilaian positif maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
negatif secara menyeluruh terhadap diri seseorang. Hal itu menyatakan
sikap menyetujui atau tidak menyetujui hal yang berhubungan dengan
dirinya, dan menunjukkan sejauh mana orang menganggap dirinya
mampu, berarti, sukses, dan berharga (Coopersmith dalam Harre & Lamb,
1996). Santrock (2007) juga menjelaskan bahwa evaluasi yang terjadi
terhadap dirinya sendiri ini adalah evaluasi secara positif maupun negatif.
Berdasarkan hal tersebut, self esteem merupakan penilaian positif maupun
negatif individu mengenai dirinya secara menyeluruh, di mana hal tersebut
meliputi sikap dan pandangan individu akan dirinya. Self esteem juga
membuat seorang individu memiliki keyakinan untuk mampu
melaksanakan suatu hal maupun tugas.
Self esteem dapat dikatakan sebagai komponen evaluatif dari
konsep diri (Baumeister dalam Baumgardner & Crothers, 2010). Ini
merupakan rasa penghargaan terhadap diri sendiri dan merupakan hasil
dari menilai dirinya sendiri (Baumgardner & Crothers, 2010). Evaluasi ini
memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri dan diakui
atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang diperolehnya (Santrock,
2007). Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan terhadap keberadaan
dan keberartian dirinya (Santrock, 2007). Berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa self esteem merupakan komponen evalutif dari
konsep diri. Komponen evaluatif ini mengevalulasi diri terhadap kualitas-
kualitas dalam dirinya, mengevalusi diri secara positif dan negatif, dan
terjadi secara terus menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Self esteem juga berhubungan dengan well-being dan kesejahteraan
dan kebahagiaan individu. Hanna (dalam Salmiyati, 2011) menyatakan
bahwa self esteem merupakan dasar untuk membangun well-being
(kesejahteraan) dan kebahagiaan dalam kehidupan individu. Hal tersebut
diperkuat oleh Orth dan Robins (2010) yang mengatakan bahwa self
esteem merupakan prediktor dari kesuksesan dan well-being individu. Self
esteem berkaitan dengan kepuasan hidup dalam berbagai macam kultur
dan kebudaayaan (Diener & Diener dalam Baumgardner & Crothers,
2010). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa self
esteem merupakan dasar untuk membangun well-being yang baik.
Self esteem juga merupakan salah satu dimensi dari konsep diri,
serta merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran
penting terhadap sikap dan perilaku individu (Santrock, 2007). Hal ini
diperkuat oleh pernyataan McAuley, Elavsky, Motl, Konopack, Hu, dan
Marquez (2005) di mana banyak penelitian yang menyebutkan bahwa
perilaku dipengaruhi oleh self esteem. Sejalan dengan hal tersebut, Gianini
dan Smith (2008) menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan
dengan perilaku makan. Menurut mereka, self esteem menjadi kunci
keberhasilan individu dalam mengatur perilaku makan mereka. Individu
yang memiliki self esteem yang rendah cenderung akan gagal mengatur
perilaku makan mereka (Gianini & Smith, 2008). Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa self esteem merupakan salah satu aspek kepribadian
yang memiliki peran penting dalam sikap dan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Berdasarkan paparan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa self
esteem merupakan komponen evaluatif dari diri. Self esteem ini kemudian
menilai diri terhadap kualitas-kualitas dalam dirinya secara positif maupun
negatif. Penilaian individu tersebut juga menjadi dasar untuk membangun
well-being diri yang baik. Sehingga, self esteem menjadi aspek kepribadian
yang berperan penting dalam sikap dan perilaku.
2. Aspek Self Esteem
Tokoh yang pertama kali membuat alat ukur mengenai self
esteem adalah Morris Rosenberg. Dalam pembuatannya Rossenberg (
dalam Flynn, 2001) menyatakan terdapat dua aspek yang mendasari alat
ukur self esteem yang ia buat, yaitu:
a. Gambaran Penilaian
Gambaran penilaian merupakan bagian di mana individu
menjadi objek perhatian, persepsi, dan evaluasi. Sebelum menjadi
objek perhatian persepsi, dan evaluasi individu yang lain. Individu
perlu memiliki gambaran penilaian akan dirinya sendiri. Oleh
karena hal tersebut evaluasi dan persepsi individu akan dirinya
sendiri menjadi krusial.
b. Perbandingan Sosial
Perbandingan sosial ini menekankan bahwa self esteem
adalah salah satu bagian dari suatu konsekuensi hasil perbandingan
diri mereka sendiri dengan orang lain. Konsekuensi ini juga didapat
dari evalusi diri individu, baik yang positif maupun negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tidak hanya Rosenberg yang menemukan aspek self
esteem. Rogers dan Dymond (1954) menemukan bahwa terdapat
aspek lain dari self esteem yaitu feelings of belonging. Feelings of
belonging merupakan perasaan menghargai dan mencintai individu
akan dirinya sendiri. Aspek ini menjelaskan bagaimana
penghargaan dan rasa cinta individu akan dirinya sendiri, di mana
penghargaan dan rasa cinta individu akan dirinya tersebut tidak
memerlukan alasan apapun, sehingga murni dari bagaimana
individu apa adanya.
Sementara itu, Brisset (1972) mengutarakan bahwa terdapat
sebuah aspek dalam self esteem yaitu sense of mastery. Sense of
mastery merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai
persepsi individu mengenai dampak diri mereka bagi dunia di
sekitarnya. Sense of mastery sendiri diperoleh ketika individu
melakukan sebuah aktivitas atau dalam proses menyelesaikan
sebuah rintangan. Sejauh mana keberhasilan individu dalam
menyelesaikan masalah tersebut dan dampaknya pada lingkungan
dan individu di sekitarnya akan sangat krusial terhadap aspek ini.
Tidak hanya tokoh itu saja yang berbicara mengenai aspek
self esteem. Coopersmith (1967) juga berbicara mengenai aspek
self esteem. Aspek self esteem menurut Coopersmith yaitu:
a. Power
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Power merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai
kemampuan individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya
sendiri. Sebelum individu mampu mengontrol orang lain,
individu diharuskan untuk mengontrol dirinya. Ketika individu
mampu mengontrol dirinya sendiri maka self esteem individu
akan semakin tinggi.
b. Competence
Competence merupakan kemampuan individu dalam mengenali
dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi yang terjadi
dalam lingkungannya. Ketika individu mampu mengenali dan
menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi yang terjadi
dalam lingkungannya, maka self esteem individu akan semakin
tinggi.
Berdasarkan ulasan tersebut maka terdapat enam aspek self
esteem. Keenam aspek self esteem tersebut adalah gambaran penilaian,
perbandingan sosial, feelings of belonging, sense of mastery, power,
competence.
Pada umumnya, dalam pembuatan alat ukur, banyak peneliti
menggunakan aspek dari Morris Rosenberg. Namun, pada penelitian
kali ini, peneliti lebih memilih menggunakan aspek feelings of
belonging dan power. Hal ini dikarenakan, pada studi sebelumnya yang
dilakukan oleh French dkk (1995), dari 6 penelitian yang menggunakan
aspek Rosenberg, hanya satu kali saja yang mampu menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
hubungan antara self esteem dan obesitas. Hal ini dikarenakan French
dkk (1995) aspek self esteem dari alat ukur Rosenberg dinilai kurang
mampu menjangkau variabel obesitas yang diteliti. Oleh karena alasan
tersebut, peneliti tidak menggunakan alat ukur milik Rossenberg.
Feelings of belonging yang merupakan aspek self esteem yang
berbicara mengenai bagaimana individu menghargai dan mencintai
dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh McAuley, Elavsky, Motl,
Konopack, Liang Hu, dan Marquez (2005) menyatakan bahwa salah
satu cara bentuk penghargaan individu akan dirinya adalah dengan
melakukan aktivitas fisik. Aktivitas ini ditujukan untuk menjaga kondisi
kesehatan individu itu sendiri. Di sisi lain penelitian yang dilakukan
oleh Ma, dkk (2003) dimana aktivitas fisik memiliki korelasi negatif
dengan obesitas menunjukkan bahwa peran aktivitas fisik menjadi
krusial dalam menanggulangi obesitas. Oleh karena itu, penghargaan
diri menjadi aspek yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui
hubungan antara self esteem dan obesitas.
Sementara itu, power merupakan aspek self esteem yang
berbicara mengenai bagaimana individu mampu mengontrol dirinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (2003) menunjukkan bahwa
salah satu penyebab obesitas adalah pola makan di luar rumah saat
sarapan dan makan malam. Hal ini dikarenakan individu tidak mampu
menahan godaan makanan di restoran yang terlihat lebih enak. Oleh
karena hal tersebut peran kontrol diri juga menjadi krusial dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menanggulangi obesitas, sehingga peneliti juga memilih aspek ini untuk
mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas.
Kedua aspek ini dipilih karena peneliti merasa penyebab
obesitas yang paling umum adalah perilaku makan dan aktivitas fisik.
Perilaku makan yang tidak teratur dan seimbang ditambah kurangnya
aktivitas fisik dalam membakar lemak tubuh, menjadi pemicu utama
individu terkena obesitas. Aspek feelings of belonging dan power
adalah aspek yang akan menjadi penentu bagaimana individu memilih
perilaku yang akan mereka jalani. Jika individu menghargai dan
mencintai dirinya, tentu individu akan melakukan aktivitas fisik sebagai
respon perilaku agar dirinya tetap sehat. Pengontrolan pola makan juga
merupakan respon perilaku dari individu terhadap berbagai macam
pilihan tempat dan waktu makan. Restoran memang menyajikan
makanan yang lebih menarik, tetapi individu yang memiliki kontrol diri
yang baik bisa memilah bahwa kandungan gizi dalam makanan jauh
lebih penting dan baik bagi kesehatan dirinya. Saat malam hari,
individu juga tidak jarang merasakan keinginan untuk makan. Individu
dengan kontrol diri yang baik akan mampu menahan keinginan makan
tersebut dan makan keesokan harinya, sehingga mampu menghindarkan
individu dari obesitas.
3. Model Self Esteem
Penelitian mengenai berbagai macam model self esteem dewasa
ini semakin sering dilakukan oleh para peneliti. Hal ini membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
banyak model dari self esteem kemudian dapat diketahui. Branden
(1969) dalam studinya menemukan terdapat dua model self esteem
yaitu:
a. Authentic atau genuine self esteem
Model ini merupakan self esteem yang mendapatkan rasa
bangga yang bersumber dari hal internal. Hal internal di sini adalah
individu lebih menggantungkan diri mereka pada hal seperti
penerimaan diri, tanggung jawab akan diri, dan rasa berharga akan
diri mereka pribadi.
b. Pseudo-self esteem
Pseudo-self esteem merupakan model self esteem yang
mendapatkan rasa bangga pada diri dari hal eksternal. Hal eksternal
tersebut seperti pujian, penerimaan orang lain, kekayaan, atau status
sosial. Individu yang memiliki self esteem model ini cenderung
menggantungkan diri mereka pada sumber eksternal, sehingga hal ini
menunjukkan bahwa mereka memiliki kekurangan dalam
penerimaan diri, tanggung jawab akan diri, dan sumber internal
lainnya. Self esteem yang mereka miliki juga tidak kokoh sehingga
lemah terhadap ancaman yang muncul pada mereka.
Creemers, Engels, Scholte, Prinstein, dan Wiers (2012) memiliki model
lain mengenai self esteem. Mereka mengutarakan bahwa self esteem memiliki
model lain yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Implicit self esteem
Implisit self esteem merupakan identifikasi yang kurang
akurat terhadap dampak dari perilaku diri dan evaluasi pada
asosiasi diri dan pemisahan diri dengan objek (Greenwald &
Banaji, 1995). Implicit self esteem juga merupakan mode yang
lebih eksperimental, terbentuk dari proses yang intuitif dan
otomatis dari pengalaman afektif (Dijksterhuis dalam Epstein &
Morling, 1995). Lebih jauh, implicit self esteem juga relatif lebih
otomatis, juga merupakan evaluasi afektif dari diri yang berada di
luar kesadaran (Bosson, Swan, dan Pennebaker, 2000).
b. Explicit self esteem
Explicit self esteem lebih merefleksikan produk dari proses
kognitif, terbentuk dari proses yang rasional dan sadar
(Dijksterhuis dalam Epstein & Morling, 1995). Proses yang terjadi
merupakan proses dari stimulus yang relevan terhadap diri individu
(Dijksterhuis dalam Epstein & Morling, 1995). Di sisi lain, explicit
self esteem juga menjadi indikator nilai interpersonal individu yang
diterima dari interaksinya terhadap orang lain (Leary, 2005).
Kedua model self esteem ini sebenarnya terdapat pada setiap individu
manusia. Pada perkembangannya, teori mengasumsikan bahwa implicit self
esteem berkembang lebih awal dan lebih primitif daripada explicit self esteem
(Bosson, Brown, Zeiger-Hill, dan Swann, 2003). Primitifnya implicit self
esteem menyebabkan evaluasi yang terdapat implicit self esteem lebih otomatis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sehingga lebih tidak sadar, tidak disengaja, dan tidak terkontrol daripada
evaluasi yang explicit (Bargh dalam Greenwald & Banaji, 1995). Hal ini juga
menyebabkan evaluasi yang terjadi pada explicit self esteem lebih cenderung
pada penilaian kognitif yang lebih pada diri (Swann & Schroeder, 1995).
Penelitian pada kedua model self esteem ini juga sudah mulai
dilakukan. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa implicit self esteem
yang tinggi merujuk pada depresi pada individu di masa dewasa (Franck, De
Raedt, Dereu, dan Van Abbeele, 2007). Analisis tersebut diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan juga oleh Franck, De Raedt, dan De Houwer (2007)
di mana ditemukan simptom depresi pada individu dewasa dengan implicit
self esteem yang tinggi.
Namun, fakta tersebut sebenarnya tidak serta merta melabelkan bahwa
implicit self esteem selalu berdampak negatif. Implicit self esteem sebenarnya
diindikasikan sebagai ideal self atau diri ideal (Franck dkk, 2007). Sementara
itu, explicit self esteem merepresentasikan actual self atau keadaan diri yang
sebenarnya (Franck dkk, 2007). Secara lebih spesifik, terdapat dua bentuk
(dispreances) implicit dan explicit self esteem, yaitu:
a. Defensive atau Fragile Self Esteem
Bentuk ini merupakan keadaan di mana terdapat explicit self esteem
yang tinggi dan implicit self esteem yang rendah (Bosson, Swann,
Pennebaker, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Damaged Self Esteem
Sebaliknya, damaged self esteem merupakan kondisi di mana terdapat
explicit self esteem yang rendah dan implicit self esteem yang tinggi
(Schroder-Abe, Rudolph, Wiesner, dan Schutz, 2007). Individu yang
mengalami damaged self esteem terjebak diantara tujuan dan realitas yang
terjadi pada diri mereka.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kedua model self esteem ini
sebenarnya sama pentingnya, namun harus seimbang.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Brown (2014) dalam buku yang
dituliskannya juga mengutarakan model self esteem. Brown (1997) membuat
model self esteem menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Global Self Esteem
Peneliti mendiskripsikan bagian ini sebagai bentuk umum dari self
esteem. Sifat dari self esteem ini cenderung tetap dan tidak berubah, entah
dalam periode waktu maupun situasi yang berbeda. Sehingga, self esteem
pada bagian ini merupakan pandangan umum dari self esteem yang dimiliki
oleh individu, di karenakan mencakup semua bagian dari self esteem
individu.
b. Self Evaluations
Self evaluations merupakan perwujudan cara self esteem dalam
mengevaluasi berbagai macam kemampuan dan atribut yang dimiliki oleh
individu. Sehingga self evalutions dapat dikatakan sebagai bagian self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
esteem yang mengevaluasi individu dari berbagai macam sisi. Bagian ini
jugalah yang menjadi pembentuk dari global self esteem.
c. Feelings of Self Worth
Bagian self esteem ini berhubungan dengan sisi emosional individu.
Feelings of self worth merupakan sisi emosional self esteem pada diri
individu yang terbentuk dari hasil positif maupun negatif yang individu
alami dalam kesehariannya. Perasaan bangga maupun malu pada diri
individu merupakan contoh dari bagian self esteem ini. Maka dari itu, bagian
self esteem ini merupakan perasaan secara umum pada individu terhadap
dirinya.
Tak hanya sampai di situ saja, McAuley dkk (2005) menyampaikan
bahwa ada model lain dari self esteem yaitu physical self esteem. Physical
self esteem merupakan bagian dari self esteem yang berhubungan dengan
aktivitas fisik. Secara lebih detail, McAuley dkk (2005) menjelaskan
physical self esteem merupakan seberapa banyak individu melakukan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan
bentuk penghargaan individu terhadap diri mereka. Semakin individu
menghargai diri mereka, maka individu akan merawat diri mereka, di mana
bentuk perawatan diri yang dilakukan oleh individu yang memiliki pshysical
self esteem yang tinggi adalah dengan melakukan aktivitas fisik untuk
menjaga kesehatan mereka (McAuley, dkk, 2005). Oleh karena hal tersebut,
physical self esteem ini menjadi bagian yang penting dalam pembentukan
self esteem individu secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dari keseluruhan model self esteem tersebut, peneliti memilih global
self esteem dan physical self esteem. Global self esteem merupakan bentuk
umum dari self esteem. Sifat dari self esteem yang cenderung tetap dan tidak
berubah, entah dalam periode waktu maupun situasi yang berbeda, menjadi
hal yang penting dalam mengukur self esteem. Kritik pada penelitian
sebelumnya yang mengungkapkan bahwa masih tidak stabilnya self esteem
yang dimiliki oleh subjek (Orth, dkk, 2011), menjadi hal yang mendasar
mengapa kestablian self esteem menjadi penting. Hal ini menyebabkan hasil
penelitian sebelumnya kurang maksimal. Sementara itu physical self esteem
merupakan bagian dari self esteem yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
Secara lebih detail, McAuley dkk (2005) menjelaskan physical self esteem
merupakan seberapa banyak individu melakukan aktivitas fisik. Aktivitas
fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan bentuk penghargaan
individu terhadap diri mereka. Penghargaan individu akan dirinya ini juga
merupakan bentuk salah satu dari aspek self esteem yaitu feelings of
belonging. Obesitas yang merupakan keadaan kelebihan lemak pada tubuh
(Priyani, 1998), tentu saja dapat dihindari jika lemak pada tubuh tersebut
dapat dibakar. Aktivitas fisik yang merupakan aktivitas yang dapat
membakar lemak pada tubuh tentu saja menjadi salah satu kunci untuk
individu dapat menghindari obesitas. Physical self esteem inilah yang
mendorong individu untuk melakukan perilaku aktivitas fisik. Dari sekian
banyak pilihan perilaku yang ada, individu tetap akan memilih melakukan
aktivitas fisik jika memiliki physical self esteem yang baik. Pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
aktivitas fisik ini juga dilakukan karena individu merasa bahwa dirinya
berharga, sehingga kesehatan dirinya harus dijaga. Oleh karena itu, individu
kemudian melakukan aktivitas fisik sebagai bentuk penghargaan akan
dirinya. Penekanan pada aktivitas fisik inilah yang menjadi alasan pemilihan
physical self esteem.
C. Wanita Dewasa Awal
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus
yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau
telah menjadi dewasa. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal
dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-
perubahan fisik dan psikologis terjadi, yang juga menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif. Selain itu, pada masa dewasa awal ini juga, keadaan
self esteem seorang individu mulai stabil dan tidak fluktuatif (Orth, dkk,
2011).
Pada masa ini, individu menggunakan sebagian besar waktunya untuk
bekerja, menjalin hubungan dengan lawan jenis (Santrock, 2002). Selain
kedua hal tersebut, perkembangan fisik pada juga mencapai masa puncak di
masa dewasa awal, tetapi juga mulai terjadi penuruan pada akhir periode ini
(Santrock, 2002). Hal ini mebuat perhatian akan kesehatan juga meningkat,
terutama pada diet, berat badan, olahraga, dan ketergantungan. Di sisi lain,
Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan bahwa masa dewasa muda
merupakan masa kesementaraan ekonomi dan pribadi, sehingga terjadi
perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Berdasarkan uraian tersebut, maka pada masa dewasa muda individu akan
dihadapkan kepada banyak hal dan tuntutan, sehingga individu harus mampu
membagi waktu dan energi mereka dalam menghadapi semuanya.
Wanita sendiri menurut KBBI (Depdikbud, 2005) merupakan perempuan
yang sudah mencapai tahap dewasa. Ketika memasuki masa dewasa, terutama
masa dewasa awal, wanita memiliki kerentanan terhadap masalah kesehatan
yaitu kegemukan atau obesitas (Dariyo, 2003). Hal ini senada dengan yang
diutarakan oleh Fallon (1990) di mana terdapat lebih banyak perempuan yang
berat badannya lebih berat daripada berat badan ideal. Pendapat Fallon
diperkuat dengan fakta yang ditemukan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (2010) dimana prevalensi obesitas pada wanita dewasa lebih besar
daripada prevalensi obesitas nasional. Studi yang dilakukan dengan melihat
data kesehatan dari National Health and Nutrition Examination
Survey (NHANES) pada tahun 1999-2010 juga menemukan bahwa wanita
memiliki resiko sebesar 46,9 % terkena obesitas kelas III, jika terkena
obesitas di usia 25 tahun (“Usia Awal Terkena Obesitas Menentukan
Kesehatan Tubuh Dikemudian Hari, 2014). Maka dari itu, wanita pada masa
dewasa awal memiliki kerentanan terhadap masalah kesehatan. Masalah
kesehatan yang rentan diderita oleh perempuan pada masa dewasa awal
adalah obesitas.
D. Hubungan Antara Self Esteem dan Obesitas
Wanita dewasa awal dalam kehidupan sehari-harinya dihadapkan dengan
berbagai macam kesibukan. Berbeda dengan masa remaja, ketika wanita telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memasuki masa dewasa, wanita akan mulai menjadi mandiri. Mandiri dalam
hal ini adalah wanita menjadi mandiri dalam mengambil keputusan dan
pilihan dalam kehidupannya. Hal ini membuat wanita juga harus siap
menanggung konsekuensi akan pilihan yang telah diambil oleh dirinya.
Wanita pada masa dewasa awal juga mulai bekerja mencari nafkah
sendiri. Meskipun pada umumnya prialah yang mencari nafkah, namun pada
dewasa ini sudah banyak wanita yang juga memilih berkarier. Di samping itu,
wanita pada masa dewasa awal juga mulai menjalin relasi dengan lawan jenis.
Hubungan dalam hal ini juga bisa berakhir dengan hubungan relasi romantis.
Tidak sampai di situ saja, wanita pada masa dewasa awal juga diharuskan
memperhatikan kesehatan. Perhatian terhadap kesehatan dalam ranah ini
adalah mengenai diet, berat badan, olah raga, dan ketergantungan. Hal ini
dikarenakan pada masa dewasa awal lebih banyak perempuan yang berat
badannya lebih berat daripada berat badan ideal (Fallon, 1990). Studi yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2010) juga
menemukan bahwa prevalensi obesitas pada wanita dewasa lebih besar
daripada prevalensi obesitas nasional.
Obesitas sendiri merupakan suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak
tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak
merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan
meningkatkan masalah kesehatan (WHO, 2013). Di sisi lain, Moore (1997)
mengatakan bahwa obesitas berhubungan dengan kelebihan berat badan dari
berat badan ideal. Kebutuhan untuk makan yang merupakan kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mendasar bagi setiap individu justru akan berbalik menjadi masalah jika
berlebihan dan tidak terkontrol.
Penyebab obesitas pun juga bermacam-macam. Menurut Papalia Olds,
Feldma dan Rice (dalam Utomo 2012) ada tiga penyebab obesitas yakni,
faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan. Faktor fisiologis
adalah faktor yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter
maupun non herediter. Kemudian, faktor psikologis adalah bagaimana
gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan
kecenderungan seorang individu untuk melakukan pelarian diri dengan cara
banyak makan makanan yang mengandung kalori atau kolestrol tinggi.
Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya menimbulkan gejolak emosional
yang sangat dahsyat dan bersifat traumatis. Sementara itu, faktor kecelakaan
adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak terutama pada pusat
pengaturan rasa lapar. Obesitas bisa juga disebabkan oleh deperesi yang
dirasakan individu, sehingga individu tersebut melakukan perilaku makan
secara emosional, makan makanan yang memiliki tingkat kalori yang tinggi,
dan tidak adanya aktivitas fisik (Dallman, dkk, 2008). Wadden dkk (2002)
juga menemukan bahwa peningkatan penderita obesitas akibat kondisi
lingkungan yang secara implisit membuat aktivitas fisik berkurang dan secara
eksplisit mendorong untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kadar
lemak dan gulanya. Selain kondisi lingkungan yang membuat aktivitas fisik
berkurang, Wadden dkk (2002) juga menemukan bahwa saat ini banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
makanan yang tidak sehat dan memiliki kualitas buruk sehingga individu
lebih rentan terkena obesitas.
Dampak dari obesitas ini juga berbahaya. Bouchard, Sephard, dan
Stephens (dalam Franzio, 2002) mengutarakan bahwa obesitas menyebabkan
meningkatnya resiko penyakit jantung, diabetes, kanker, hipertensi, kolesterol
yang tinggi, stroke, penyakit pada hati dan kantung empedu, sleep apnea,
osteoarthritis, depresi, dan kecemasan. Epstein dan Wing (dalam Franzio,
2002) mengatakan bahwa anak yang menderita obesitas akan mengalami
bullying, ejekan dari teman sebaya, pola makan yang kacau, self-image yang
rendah, dan diskriminasi dalam pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, sebenarnya wanita pada masa dewasa awal
memerlukan banyak asupan energi untuk menyelesaikan segala tanggung
jawab mereka. Sumber energi setiap individu tentu saja diperoleh dari
aktivitas makan yang individu lakukan. Oleh karena hal inilah juga, makan
menjadi kebutuhan mendasar setiap individu dan akan dilakukan secara
berulang-ulang. Berulangnya aktivitas makan yang dilakukan oleh individu
tentu saja menimbulkan resiko tersendiri ketika aktivitas makan tersebut tidak
terkontrol. Tidak terkontrolnya aktivitas makan membuat asupan makan
menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini menyebabkan
ketidakseimbangan berat badan dan berdampak pada terjadinya obesitas
(Moore, 1997).
Setiap individu sebenarnya dibekali dengan kekuatan untuk mengontrol
diri mereka sendiri. Kekuatan untuk mengontrol diri ini berada pada self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
esteem yang dimiliki oleh individu. Self esteem sendiri merupakan penilaian
individu mengenai dirinya (Coopersmith dalam Harre dan Lamb, 1996).
Penilaian individu ini juga meliputi penilaian positif dan negatif pada diri
individu tersebut (Brown dalam Ferris dkk, 2009). Penilaian individu ini akan
dirinya ini akan mengarahkan pada bagaimana individu berperilaku.
Pemilihan perilaku berdasarkan apa yang baik dan buruk bagi individu inilah
yang akan menjadi kontrol diri bagi individu. Individu kemudian akan
mampu memilih perilaku yang menurut individu tersebut baik akan dirinya
dan perilaku yang buruk akan dihindari. Penilaian yang dilakukan individu
terhadap dirinya sendiri ini juga membuat individu memiliki rasa
penghargaan terhadap dirinya sendiri (Baumgardner & Crothers, 2010).
Kekuatan untuk mengontrol yang berada dalam self esteem disebut
dengan power. Power merupakan salah satu aspek dari self esteem yang
berbicara mengenai kemampuan individu mengontrol perilakunya
(Coopersmith, 1967). Apabila self esteem yang dimiliki oleh seorang individu
tinggi, maka kemampuan individu untuk mengontrol perilakunya tentu saja
akan semakin baik. Oleh karena hal tersebut ketika self esteem seorang
individu tinggi, individu tersebut akan cenderung terhindar dari obesitas. Hal
ini dikarenakan individu akan mampu mengontrol perilaku makannya,
sehingga berat badan maupun kadar lemak pada diri individu akan seimbang.
Penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (2003) menunjukkan bahwa
individu yang memiliki frekuensi sarapan dan makan malam di luar rumah
yang tinggi akan memiliki risiko obesitas yang semakin tinggi pula. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dikarenakan individu tergoda oleh makanan yang disajikan di restoran,
padahal makanan di restoran memiliki kadar lemak dan kolesterol yang
tinggi, sehingga individu menjadi rentan akan obesitas (Lin, dkk, 1999).
Selain frekuensi sarapan dan makan malam di luar rumah, konsumsi makanan
saat malam hari, terutama yang mengandung banyak karbohidrat dan lemak,
juga akan membuat individu rentan terkena obesitas akibat dari efek regulasi
hormonal dari energi dan metabolisme lemak (Ma, dkk, 2003). Oleh karena
hal tersebut, diperlukan kontrol individu akan perilakunya. Seperti sudah
dijelaskan sebelumnya, peran aspek power pada self esteem sebagai
pengontrol perilaku individu menjadi krusial untuk menghindarkan individu
dari obesitas. Hal ini dikarenakan ketika individu memiliki self esteem yang
tinggi, maka individu tersebut mampu mengontrol perilakunya dan tidak
tergoda untuk makan di luar rumah.
Penelitian dewasa ini menemukan salah satu penyebab lain dari obesitas
yaitu binge eating disorder atau BDE. BDE ini merupakan perilaku makan
berlebihan yang dilakukan secara berulang-ulang dan tak terkontrol tanpa
diikuti dengan perilaku memuntahkan seperti pada anorexia maupun bulimia
(Hill, 2009). Oleh karena perilaku makan berlebihan yang dilakukan secara
berulang-ulang inilah individu menderita obesitas. Hill (2009) mengutarakan
penyebab dari BDE sendiri adalah individu memiliki self esteem yang rendah.
Lemahnya self esteem yang dimiliki oleh individu membuat individu kembali
tidak mampu mengontrol perilaku makannya seperti telah dijelaskan
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Peneliti merasa pengontrolan diri saja tidak cukup dalam menanggulangi
obesitas pada individu. Mengingat makan merupakan proses yang terus
berulang, maka makanan dalam tubuh tetap memiliki resiko untuk
menumpuk. Hal ini juga disampaikan oleh Lin, dkk (1999) bahwa resiko
lemak menumpuk tetap ada, apabila individu melakukan aktivitas makan
terlalu malam, sehingga proses pencernaan menjadi tidak maksimal. Lebih
jauh lagi, Lin dkk (1999) juga menyampaikan bahwa ketika hasil proses
pencernaan yang berupa lemak dan gula ini tidak dibakar dengan maksimal,
akan semakin meningkatkan resiko individu akan obesitas.
Dalam menghadapi fakta tersebut, self esteem memiliki salah satu model
yang disebut dengan physical self esteem. Model self esteem ini merupakan
bagian dari self esteem yang berhubungan dengan aktivitas fisik (McAuley,
2005). Secara lebih detail, McAuley dkk (2005) menjelaskan physical self
esteem merupakan seberapa banyak individu melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan bentuk
penghargaan individu terhadap diri mereka. Semakin individu menghargai
diri mereka, maka individu akan merawat diri mereka, di mana bentuk
perawatan diri yang dilakukan oleh individu yang memiliki pshysical self
esteem yang tinggi adalah dengan melakukan aktivitas fisik untuk menjaga
kesehatan mereka (McAuley, dkk, 2005). Bentuk penghargaan diri ini juga
merupakan bentuk aspek dari self esteem yaitu feelings of belonging. Feelings
of belonging sendiri merupakan aspek dari self esteem yang berbicara
mengenai bagaimana individu menghargai dan mencintai dirinya. Ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
individu banyak melakukan aktivitas fisik, tentu saja individu akan terhindar
dari obesitas. Hal ini dikarenakan lemak dan gula yang ada dalam tubuh
individu dapat terbakar dan hilang ketika melakukan aktivitas fisik (Kruger
dkk, 2008). Sehingga, kandungan lemak pada tubuh pun menjadi seimbang,
sehingga obesitas dapat dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 1. Skema Pengaruh Self Esteem Terhadap Obesitas
SELF ESTEEM
FEELINGS OF BELONGING POWER
WANITA DEWASA AWAL
INDIVIDU MAMPU
UNTUK
MENGONTROL
PERILAKU
DIRINYA SENDIRI.
INDIVIDU
MENGHARGAI DAN
MENCINTAI DIRI
MEREKA SENDIRI
1. TIDAK SARAPAN
DAN MAKAN
MALAM DI LUAR
RESTORAN
2. TIDAK MAKAN
LARUT MALAM
MELAKUKAN
AKTIVITAS FISIK
DAN BEROLAH
RAGA
LEMAK DALAM TUBUH NORMAL
KECENDERUNGAN OBESITAS RENDAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
E. Hipotesis
Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti memiliki hipotesis bahwa
terdapat hubungan negatif antara self esteem dan obesitas. Sehingga ketika
self esteem tinggi, maka individu memiliki tingkat obesitas yang rendah,
sebaliknya ketika self esteem pada individu rendah maka tingkat obesitas
akan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian dengan
mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan
perhitungan statistik (Azwar, 2012). Data yang akan dianalisis merupakan
data angka, yang diperoleh dari pengukuran menggunakan skala terhadap
variable-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti juga merupakan penelitian korelasional di mana
penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki karakteristik berupa
hubungan antara dua variabel atau lebih (Supratiknya, 2014). Berdasarkan
hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah hubungan
negatif antara kedua variabel yaitu self esteem dan obesitas.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua buah variabel, yaitu variabel bebas
(independent) dan tergantung (dependent). Variabel bebas (independent)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menyebabkan
terjadi perubahan maupun munculnya variabel tergantung (dependent).
Sementara itu, variabel tergantung (dependent) adalah variabel yang
dipengaruhi atau muncul akibat dari adanya variabel bebas (independent).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
merupakan “dia yang mempengaruhi”, sementara itu variabel tergantung
(dependent) merupakan ”dia yang dipengaruhi”.
Berdasarkan teori tersebut dan rumusan hipotesis penelitian, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi variabel penelitian ini
adalah:
a. Variabel Independen : Self Esteem
b. Variabel Dependen : Obesitas
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk
memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur (Mustafa,
2009). Pada penelitian ini, definisi operasional kedua variabel adalah
sebagai berikut:
1. Self Esteem
Self esteem merupakan pandangan dan penilaian individu
terhadap dirinya sendiri. Penilaian individu terhadap dirinya sendiri ini
menjadi dasar individu untuk berperilaku. Pada penelitian kali ini, self
esteem diukur melalui kualitas maupun rendahnya nilai (skor) yang
diperoleh dari skala self esteem. Skala self esteem sendiri disusun oleh
peneliti mengacu pada aspek power dan feelings of belonging.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh pada skala self esteem, maka
semakin tinggi pula self esteem yang ada pada diri individu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Sebaliknya, ketika skor total pada skala self esteem rendah, maka
rendah pula self esteem yang ada pada diri individu.
2. Obesitas
Obesitas merupakan keadaan di mana individu yang mengalami
kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa, sehinga
jika diukur menggunakan skala indeks massa tubuh individu tersebut
akan memiliki skor diatas 25,0. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tingkat obesitas pada diri individu adalah skala indeks
massa tubuh. Tingkat obesitas pada diri individu dapat dilihat dari skor
total yang diperoleh dari skala indeks massa tubuh. Ketika skor total
pada indeks massa tubuh melebihi 25,0, maka tingkat obesitas individu
tersebut semakin tinggi. Sementara ketika skor total indeks massa
tubuh dibawah 25,0, maka tingkat obesitas pada individu semakin
rendah.
D. Subjek Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2000). Populasi dari penelitian yang dilakukan
oleh peneliti kali ini adalah wanita pada masa dewasa awal yang
mengalami obesitas. Kriteria populasi dari penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah wanita dewasa awal yang memiliki skor indeks massa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tubuh lebih besar dari 25,0. Jumlah populasi wanita pada masa dewasa
awal yang amat besar, maka tidak memungkinkan untuk peneliti
mengamatinya secara keseluruhan. Oleh karena itu, peneliti perlu
mengambil sampel penelitian dari keseluruhan populasi untuk diamati.
Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti, yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan
diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Taniredja & Mustafidah,
2011). Berdasarkan hal tersebut, sampel yang diambil dalam penelitian ini
merupakan wanita pada masa dewasa awal yang berdomisili di
Yogyakarta.
Subjek pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan convinience
sampling yang merupakan teknik untuk menentukan sampel berdasarkan
anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi subjek
penelitian (Siregar, 2013). Metode ini dipilih karena dapat memudahkan
peneliti untuk mendapatkan subjek penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara menyebarkan alat ukur kepada subjek penelitian yang telah ditentukan
oleh peneliti. Dalam penelitian ini terdapat dua buah alat ukur yang akan
diberikan kepada subjek penelitian. Kedua alat ukut tersebut merupakan
alat ukur indeks massa tubuh dan alat ukur berupa skala self esteem. Alat
ukur yang pertama, yaitu indeks massa tubuh merupakan alat ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
standard yang digunakan untuk mengetahui tingkat obesitas individu.
Kemudian, alat ukur berupa skala self esteem merupakan buah karya dari
peneliti yang didasarkan pada aspek variabel self esteem.
1. Alat Ukur Indeks Massa Tubuh
Dalam mengkategorikan subjek menjadi individu yang mengalami
maupun tidak, maka peneliti kemudian menggunakan alat ukur indeks
massa tubuh (IMT). Alat ukur indeks massa tubuh merupakan salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur derajat obesitas.
Dalam mengukur derajat obesitas, indeks massa tubuh menggunakan
rumus sebagai berikut:
� ��� �� � ���� ��� �� � 2 = Skor Obesitas
Pada perhitungan tersebut, untuk mengukur derajat obesitas dapat
dilakukan dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari
tinggi badan � 2 (Prawiro dalam Asri & Setiasih, 2004).
WHO (dalam Roche, 2008) mengkategorisasikan berat badan
orang Asia berdasarkan indeks massa tubuh sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 2
Kategorisasi Indeks Massa Tubuh
Kategori IMT (��/�2)
Underweight <18,5
Normal 18,5-22,9
Obesitas >23
At Risk 23,0-24,9
Obese I 25,0-29,9
Obese II >30
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang
mengalami obesitas adalah individu yang memiliki skor indeks massa
tubuh lebih dari 25,0.
2. Skala Self Esteem
Untuk mengkategorikan subjek menjadi individu dengan self
esteem yang tinggi maupun rendah, maka peneliti kemudian membuat
skala self esteem. Skala sendiri merupakan teknik pengumpulan data
yang memungkinkan peneliti mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik (Siregar, 2013). Pembuatan skala self esteem
ini dibuat berdasarkan dua buah aspek yang ada dalam self esteem yaitu
power dan feeling of belongings. Menurut Coopersmith (1967), power
merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai kemampuan
individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya maupun orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sebelum individu mampu mengontrol orang lain, individu diharuskan
untuk mengontrol dirinya terlebih dahulu. Sementara itu, menurut
Brown (2013) feeling of belongings merupakan aspek self esteem yang
berbicara mengenai perasaan menghargai dan mencintai individu akan
dirinya sendiri. Aspek ini menjelaskan bagaimana penghargaan dan rasa
cinta individu akan dirinya sendiri, di mana penghargaan dan rasa cinta
individu akan dirinya tersebut tidak memerlukan alasan apapun,
sehingga murni apa adanya.
Skala yang digunakan peneliti sendiri merupakan jenis skala
Likert, di mana akan terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable
dengan empat alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai
(STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS).
Pernyataan favorable merupakan merupakan pernyataan-pernyataan
yang bila disetujui atau dipilih oleh subjek menunjukkan sikap positif
maupun objek yang menjadi sasaran perhatian. Sementara itu,
pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang bila disetujui atau
dipilih oleh subjek akan mencerminkan sikap negatif atau tidak
menyukai objek yang menjadi pusat perhatian (Anderson dalam
Supratiknya, 2014). Di sisi lain, adanya empat pilihan jawaban ini
bertujuan agar subjek dapat mempertimbangkan dengan matang sejauh
mana isi pernyataan dari skala self esteem ini menggambarkan keadaan
dirinya maupun juga perilakunya (Azwar, 2012). Selain itu, empat
pilihan jawaban ini juga dimaksudkan untuk menghindari tendency
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
netral, sehingga subjek bisa memilih jawaban yang lebih memihak, di
mana secara tidak langsung memaksa subjek memilih antara jawaban
favorable dan unfavorable, yang artinya tidak memberikan subjek
kesempatan untuk memberikan jawaban netral (Supratiknya, 2014).
Nantinya, pada pernyataan yang bersifat favorable, masing-masing
respon mulai “Sangat Tidak Sesuai (STS)” hingga “Sangat Sesuai (SS)”
akan diberik skor berturut-turut 1, 2, 3, 4. Sebaliknya, pada pernyataan
yang bersifat unfavorable, masih masing-masing respon mulai “Sangat
Tidak Sesuai (STS)” hingga “Sangat Sesuai (SS)” akan diberik skor
berturut-turut 4, 3, 2, 1.
Skala Likert sendiri merupakan metode penilaian terjumlahkan
atau method summated rating (Supratiknya, 2014). Skala ini akan
melihat skor total subjek dari setiap pernyataan, di mana skor totalnya
merupakan jumlah skor setiap pernyataan atau item skala. Jawaban
subjek pada dasarnya merupakan sebuah penilaian atau rating.
Penilaian tersebut kemudian dijumlahan untuk mendapatkan
pengukuran tentang sikap subjek terhadap objek psikologis atau tentang
taraf kepemilikan subjek atas atribut psikologi yang diukur
(Supratiknya, 2014).
Peneliti akan melihat skor total subjek pada skala self esteem ini
untuk melihat tinggi rendahnya self esteem yang dimiliki oleh subjek.
Melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
skor total subjek maka akan tingkat self esteem akan semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sebaliknya, semakin rendah skor total subjek, semakin rendah pula
tingkat self esteem yang akan dimiliki oleh subjek.
Tabel 3
Blue Print Skala Self Esteem Sebelum Uji Coba
Indikator Nomor item Total
Favorable Unfavorable
Perasaan menghargai
individu akan dirinya
sendiri.
1,2,4,7,23,24,
36
16,18,19, 22,26,27 13
Perasaan individu
mencintai dirinya
sendiri.
8, 10, ,13, 29,
32,33
28, 30,31, 39,40,41 12
Kemampuan individu
untuk mengontrol
tingkah laku dirinya
sendiri.
15,
17,20,2138,3
7,25,
3, 5,6,9, 11,12,35 16
Skala self esteem yang dibuat oleh peneliti berjumlah 41 item, di
mana terdiri dari 21 item favorable dan 20 item unfavorable.
Berdasarkan hasil SPSS 16.0 for Windows terhadap 41 item self esteem
tersebut diperoleh sebaran korelasi item total bergerak dari angka 0,05
hingga 0,53. Dengan menggunakan nilai kritis untuk menggugurkan
item sebesar 0,30, didapatkan sebanyak 8 item yang gugur. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
akhirnya diperoleh 33 item yang dianggap baik dan memenuhi standard.
Berikut tabel distribusi setelah ujicoba.
Tabel 4
Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba
Indikator Nomor item Total
Favorable Unfavorable
Perasaan menghargai
individu akan dirinya
sendiri.
1,2,4,7,23*,2
4,36
16,18*,19,
22,26,27*
10
Perasaan individu
mencintai dirinya
sendiri.
8, 10, ,13*,
29, 32,33
28, 30*,31,
39,40,41
10
Kemampuan individu
untuk mengontrol
tingkah laku dirinya
sendiri.
15,
17*,20,2138,
37,25,
3*,5*,6,9,
11,12,35
13
*item yang gugur
Tabel 5
Blue print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba (Nomor Baru)
Indikator Nomor item Total
Favorable Unfavorable
Perasaan menghargai
individu akan dirinya
1,2,3,5,18,28 13,14, 17,20 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Indikator Nomor item Total
Favorable Unfavorable
sendiri.
Perasaan individu
mencintai dirinya
sendiri.
6, 8, 22,24,25 21, 23,32, 31,33 10
Kemampuan individu
untuk mengontrol
tingkah laku dirinya
sendiri.
Total
12, 15, 16,
19,30,29
4,7,9,10,27
13
33
3. Alasan Pembuatan Skala Self Esteem
Self esteem merupakan komponen evaluatif dari diri. Self esteem
ini kemudian menilai diri terhadap kualitas-kualitas dalam dirinya
secara positif maupun negatif. Penilaian individu tersebut juga menjadi
dasar untuk membangun well-being diri yang baik. Sehingga, self
esteem menjadi aspek kepribadian yang berperan penting dalam sikap
dan perilaku.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori milik Rogers &
Dymond serta Coopersmith. Menurut Rogers & Dymond (1954), salah
satu aspek dari self esteem adalah feelings of belonging. Feelings of
belonging adalah perasaan menghargai dan mencintai individu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dirinya sendiri (Rogers & Dymond, 1954). Sementara itu, menurut
Coopersmith (1967) salah satu aspek self esteem adalah power. Power
merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai kemampuan
individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya sendiri (Coopersmith,
1967).
Pada umumnya dalam pembuatan alat ukur, banyak peneliti
menggunakan aspek dari Morris Rosenberg. Namun, pada penelitian
kali ini, peneliti lebih memilih menggunakan aspek feelings of
belonging dan power. Hal ini dikarenakan, pada studi sebelumnya yang
dilakukan oleh French dkk (1995), dari 6 penelitian yang menggunakan
aspek Rosenberg, hanya satu penelitian saja yang mampu menunjukkan
hubungan antara self esteem dan obesitas. Hal ini dikarenakan French
dkk (1995) aspek self esteem dari alat ukur Rosenberg dinilai kurang
mampu menjangkau variabel obesitas yang diteliti. Oleh karena alasan
tersebut, peneliti tidak menggunakan alat ukur milik Rossenberg dan
lebih memilih membuat skala self esteem sendiri menggunakan aspek
milik Rogers dan Dymond serta Coopersmith.
F. Validitas dan Reliabilitas
Pada pembuatan sebuah skala, validitas dan reliabilitas menjadi
suatu hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan validitas dan reliabilitas
yang baik pada sebuah alat ukur menunjukkan bahwa hasil dari alat ukur
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1. Validitas
Validitas merupakan karakteristik utama yang harus dimiliki
oleh setiap skala (Azwar, 2012). Validitas seringkali dikonsepkan
sebagai sejauh mana alat ukur mampu mengukur atribut yang
seharusnya diukur (Azwar, 2012).
Pada penelitian ini, validitas yang digunakan merupakan
validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgment (Azwar, 2012). Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengkonsultasikan item pada skala yang telah
dibuat kepada pihak yang berkompeten, di mana dalam hal ini adalah
dosen pembimbing. Salah satu indikator item yang dibuat dapat
dikatakan sebagai item yang baik adalah ketika memiliki daya
diskriminasi item yang baik. Daya diskriminasi item merupakan sejauh
mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan
tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2012). Berkaitan
dengan validitas pada sebuah skala, perlu diperhatikan untuk melihat
korelasi skor item dengan skor item total, yang akan menghasilkan
koefisien korelasi item total (rix). Koefisien korelasi dikatakan baik
apabila batasan koefisien korelasi tersebut = 0,30 (Azwar, 2012).
Namun, jika ternyata jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dengan jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan untuk
menurunkan batasan koefisien korelasi menjadi 0,25 (Azwar, 2012).
Selebihnya, item yang memiliki koefisien korelasi dibawah batasan
tersebut disebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar, 2012).
2. Reliabilitas
Azwar (2012) mengemukakan bahwa reliabilitas menunjuk
pada taraf kepercayaan atau konsistensi hasil ukur. Dalam menguji
reliabilitas bisa menggunakan data jawaban respon, yang dihasilkan
dari uji coba item. Reliabilitas sendiri dapat dinyatakan dengan
koefisien reliabilitas (rix), yang memiliki rentang 0 hingga 1,0. Melihat
hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi juga
reliabilitasnya (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan konsistensi internal untuk mengetahui tinggi
rendah reliabilitas alat ukur yang akan digunakan. Pendekatan
konsistensi internal yang dilakukan oleh peneliti sendiri akan
menggunakan teknik estimasi Alpha (α) dari Cronbach. Sementara itu,
data yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas Alpha
diperoleh dari penyajian skala yang dikenakan hanya sekali saja pada
sekelompok responden (Azwar, 2012). Hasil perhitungan koefisien
reliabilitas skala self esteem adalah sebesar 0,892.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self esteem
dengan obesitas pada wanita dewasa awal.
1. Uji Asumsi
Uji asumsi terbagi menjadi dua jenis, yaitu uji normalitas
dan uji linearitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat normal
atau tidaknya sebuah data. Sementara itu, uji linearitas digunakan
untuk melihat linear atau tidaknya sebuah data.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan sebuah pengujian untuk melihat
hasil dari hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dari Carl Pearson, dengan masing-masing aspek
yang terdapat pada variabel independent (self esteem) dikorelasikan
dengan variabel obesitas. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara variabel self esteem dengan variabel
obesitas. Selain itu, teknik tersebut juga berfungsi untuk melihat
arah hubungan diantara kedua variabel tersebut, apakah berarah
positif (+) atau berarah negatif (-).
3. Analisis Tambahan
Oleh karena dalam penelitian ini terdapat kebutuhan untuk
melihat sumbangan dari variabel self esteem terhadap variabel
obesitas, maka peneliti kemudian melakukan analisis tambahan.
Analisis tambahan yang dilakukan peneliti menggunakan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
regresi untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-
masing aspek variabel self esteem yaitu power dan feelings of
belonging terhadap variabel obesitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan dua periode, yaitu pada tanggal 23
November 2016 hingga 2 Desember 2016 dan tanggal 6 Desember 2016.
Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dan Gereja Kristen Jawa Demakijo. Subjek penelitian ini adalah wanita dewasa
awal yang menderita obesitas. Pada pengambilan data periode pertama yang
dilaksanakan pada 23 November 2016 hingga 2 Desember 2016, peneliti
mengambil data di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Gereja
Kristen Jawa Demakijo. Jumlah subjek yang diambil datanya pada pengambilan
data periode pertama sebanyak 55 subjek. Namun, hanya 45 eksemplar skala yang
memenuhi persyaratan yaitu menderita obesitas. Peneliti menduga, beberapa
subjek mengisi kolom tinggi badan dan berat badan tidak sesuai dengan keadaan
subjek apa adanya.
Hal ini kemudian membuat peneliti kembali melakukan pengambilan data
pada 6 Desember 2016 dengan mengambil data sebanyak 25 subjek. Pada periode
pengambilan data yang kedua ini, peneliti mengukur langsung tinggi badan dan
berat badan subjek. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi ketidaksesuaian
antara data yang didapat dan keadaan sesungguhnya. Dari 25 eksemplar skala
yang disebar, semua memenuhi persyaratan, sehingga total subjek pada penelitian
ini adalah 70 subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini berjumlah 70 subjek. Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti menyajikan rangkuman data subjek berdasarkan usia dan jenis
pekerjaan.
Tabel 6
Usia dan Indeks Massa Tubuh
Usia Indeks Massa Tubuh
Rerata 22,18 28,46
Median 23 28,83
Modus 24 29,00
Standar Deviasi 2,57 2,02
Tabel 6 menunjukkan bahwa variasi usia pada subjek penelitian masih
belum mampu mewakili populasi secara keseluruhan. Peneliti belum mampu
mendapatkan subjek dari keseluruhan usia masa dewasa awal yang berkisar dari
usia 18 tahun hingga 40 tahun (Hurlock, 1999).
Tabel 7
Profesi Subjek
Jenis Profesi Jumlah Persen
Mahasiswa
PNS
Freelancer
54
2
5
77,14%
2,85%
7,14%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Jenis Profesi Jumlah Persen
Pegawai Cafe
Penjaga Toko
Ibu Rumah Tangga
Total
2
3
4
70
2,85%
4,28%
5,71%
100%
C. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan Gereja Kristen Jawa Demakijo, peneliti memperoleh data hasil
penelitian yang membandingkan antara data empiris dan data teoritis.
Perbandingan antara rerata empiris dan rerata teoritis dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara self esteem dan obesitas. Berikut ini adalah tabel rincian yang
berisi data empiris dan data teoritis:
Tabel 8
Perbandingan Rerata
Statistik Rerata Xmax Xmin df T Std.
Deviation
Sig
Variabel
Self
Esteem
Empiris 99,1 110 91 -
69
-
28.029
-
4.59
-
0.00 Teoritis 82,5 132 33
Berdasarkan hasil uji t, yaitu (t(69)= 28,02 , p = 0,00) , dapat disimpulkan
bahwa rerata empiris memiliki perbedaan yang signifikan dengan rerata teoritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
karena memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai p = 0,00
(p<0,05). Lebih jauh, subjek memiliki nilai rerata empiris sebesar 99,1 lebih
tinggi daripada rerata teoritis yaitu 82,5. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rerata
empiris lebih besar daripada teoritis 99,1 > 82,5. Hasil yang didapat juga
menunjukkan bahwa tingkat self esteem subjek sebenarnya di atas rata-rata.
Selain itu, self esteem juga dapat dikategorikan berdasarkan standar
deviasi (σ) dan rerata teoritik (µ). Penggunaan kategori jenjang bertujuan
menempatkan subjek ke dalam kelompok terpisah secara berjenjang pada suatu
data kontinum berdasarkan variabel yang diukur. Kontinum jenjang yang
digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah (Azwar,
2012). Norma kategori tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 9
Kategorisasi Tingkat Self Esteem Subjek
Skor Kategori N Prosentase
(µ + 1,0 σ) ≤
X
99 ≤ X Tinggi 30 42,8%
(µ - 1,0 σ) < X
< (µ + 1,0 σ)
66 < X < 99 Sedang 40 57,2%
X < (µ - 1,0 σ) X < 62,5 Rendah 0 0%
Untuk skala self esteem mempunyai rentang minimum 1x33 = 33 dan
rentang maksimum 4x33 = 132, sehingga jarak luas sebaran sebesar 132-33 = 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Untuk standar deviasi skala self esteem sendiri adalah sebesar 99:6 = 16,5, serta
rerata teoritik sebesar 82,5.
Berdasarkan kategorisasi tersebut, maka dapat dilihat bahwa sebanyak 40
subjek atau 57,2%% subjek berada dalam kategori sedang. Sementara itu
sebanyak 30 subjek atau 42,8% subjek berada pada kategori tinggi. Maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas subjek berada kategori tingkat self esteem sedang.
Sementara itu untuk tingkat obesitas subjek dapat dikategorikan
menggunakan tingkatan indeks massa tubuh yang disebutkan oleh WHO (dalam
Roche, 2008). Tabel kategorisasi indeks massa tubuh subjek tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 10
Kategorisasi Obesitas Subjek
Kategori IMT ( ) n Prosentase
Obese I 25,0-29,9 56 80%
Obese II >30 14 20%
Total 70 100%
Berdasarkan kategorisasi tersebut maka dapat dilihat sebanyak 56 subjek
atau 80% subjek berada pada kategori obesitas I. Di sisi lain, sebanyak 14 atau
20% subjek berada kategori obesitas II. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas subjek berada pada kategori obesitas I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
D. Uji Asumsi dan Hasil Penelitian
a. Linearitas
Tabel 11
Uji Linearitas
Sum of
Squares
Df. Mean
Square
F Sig.
IMT*SE Between
Groups
(Combined) 174.365 19 9.177 4.23 .000
Linearity 95.458 1 95.458 44.0
8
.000
Deviation
From
Linearity
78.907 18 4.384 2.02
5
.026
Within
Groups
4.384 2.02
5
.026
Total 2.165
Uji Linearitas merupakan suatu pengujian statistik yang berfungsi untuk
melihat apakah data yang diperoleh memiliki sifat linear atau tidak.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000.
hasil tersebut menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari
nilai α = 5% atau p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel self
esteem dan obesitas memiliki sifat yang linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Normalitas
Tabel 12
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig
IMT .103 70 .062
SE .095 70 .195
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel self esteem dan
obesitas memiliki data yang normal. Hal ini dapat terlihat dari signifikansi
yang diperoleh masing-masing variabel yaitu self esteem sebesar 0,195 dan
obesitas sebesar 0,62. Signifikansi kedua variabel tersebut diatas 0,05. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa distribusi data dalam kedua item tersebut
normal.
c. Uji Hipotesis
Peneliti melakukan uji hipotesis dengan teknik korelasi Product
Moment melalui program Windows SPSS versi 16.00. Analisis data ini
dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya oleh
peneliti. Hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti adalah
terdapat hubungan negatif antara self esteem dan obesitas.
Tabel 13
Hasil Uji Korelasi
IMT SE
IMT Pearson Correlation 1 -.581
Sig. (1-tailed) .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
N 70
SE Pearson Correlation -.581 1
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat kita lihat bahwa koefisien korelasi
sebesar -0,581 dengan nilai p = 0,00 (p<0,01). Data ini menunjukkan adanya
hubungan negatif antara variabel self esteem dengan obesitas. Hubungan
negatif ini menunjukkan bahwa semakin individu memiliki self esteem yang
tinggi, maka semakin rendah tingkat obesitas pada individu tersebut.
Sebaliknya, semakin rendah self esteem individu tersebut, maka semakin
tinggi tingkat obesitas pada individu tersebut. Hal ini menyimpulkan bahwa
hipotesis penelitian ini diterima.
Lebih jauh, peneliti melakukan uji korelasi menggunakan korelasi
Product Moment melalui program Windows SPSS versi 21.00 pada setiap
aspek dari self esteem terhadap obesitas. Hal ini dilakukan untuk melihat
seberapa besar korelasi antara tiap aspek self esteem terhadap obesitas.
Tabel 14
Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging terhadap Obesitas
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 51.099 4.106 12.445 .000
Fob -.269 .053 -.518 -5.103 .000
Pow -.162 .089 -.185 -1.818 .074
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Untuk melihat besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel self
esteem terhadap variabel obesitas, maka dapat dilihat dari analisis korelasi
antara variabel self esteem (Y) dengan variabel obesitas (Y’). Dalam
mencari Y’ digunakan rumus Y’ = a + b1X1 + b2X2. Kemudian dijelaskan
bahwa a merupakan konstanta / intersep, b1 merupakan koefisien regresi
variabel feelings of belonging, X1 merupakan nilai aspek feelings of
belonging , b2 merupakan koefisien regresi variabel power, dan X2
merupakan nilai aspek power.
Berdasarkan uji regresi menggunakan SPSS for Windows 21.0
didapatkan nilai Konstanta / intersep sebesar 51,099. Secara matematis, hal
ini menyatakan bahwa jika nilai aspek dari variabel bebas yaitu XI dan X2
sama dengan nol, maka nilai Y’ adalah 51,099.
Kemudian, koefisien regresi aspek feelings of belonging (b1) adalah -
0,269. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu skor aspek
feelings of belonging (X1) dengan asumsi aspek lain konstan, akan
menyebabkan pengurangan nilai Y’ sebesar 0,269.
Koefisien regresi aspek power (b2) adalah -0,162. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap peningkatan satu skor aspek power (X2) dengan asumsi aspek
lain konstan, akan menyebabkan pengurangan nilai Y’ sebesar 0,162.
Di sisi lain, untuk melihat besarnya sumbangan self esteem terhadap
obesitas, perlu diketahui koefisien determinasi atau ( .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 15
Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas
Mo
del
R R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimat
e
Change Statistics Durbin
-
Watso
n
R
Square
Chang
e
F
Chang
e
d
f
1
df
2
Sig. F
Chang
e
1 .589a .346 .327 1.66 .346 17.752 2 67 .000 1.916
Dari hasil analisis didapatkan (RYY’) = 0,589 dan = 0.346.
Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi ( dari variabel
self esteem terhadap variabel obesitas adalah sebesar 0,346 (35%). Hal ini
menunjukkan adanya sumbangan efektif dari variabel self esteem sebesar
35% terhadap obesitas pada wanita dewasa awal. Hasil ini juga
menunjukkan bahwa ada sumbangan 65% yang berasal dari variabel lain.
E. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
self esteem dan obesitas. Berdasarkan hasil analasis statistik uji hipotesis
menggunakan teknik korelasi product moment melalui windows spss 16.00
didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,581 dengan nilai p = 0,00 (p<0,01),
sehingga hipotesis terbukti. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif
signifikan antara variabel self esteem dan obesitas. Semakin tinggi self esteem
yang dimiliki oleh wanita dewasa awal, maka semakin rendah tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
obesitasnya, begitu juga sebaliknya. Self esteem sebagai dasar individu
melakukan perilaku membuat wanita dewasa awal mampu menentukan mana
perilaku yang baik bagi dirinya dan yang perlu dihindari. Pengontrolan pada
perilaku makan dan melakukan aktivitas fisik meminimalisir terjadinya
penumpukan lemak pada tubuh, sehingga sehingga individu terhindar dari
obesitas.
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa self esteem memiliki peran dalam terjadinya obesitas pada seorang
individu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh French dkk
(1995) di mana self esteem yang dimiliki oleh seorang individu memiliki
pengaruh terhadap tingkat obesitas yang dimiliki oleh individu tersebut. Hal ini
dikarenakan aspek dari self esteem yaitu feelings of belonging dan power
merupakan karakteristik dalam diri individu untuk mampu mengatur pola
makan dan merawat diri mereka, sehingga terhindar dari obesitas.
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, juga didapatkan hasil
bahwa self esteem memberikan dampak terhadap terjadinya obesitas pada diri
individu. Hasil dari analisis regresi menggunakan windows spss 21.00,
diperoleh hasil bahwa self esteem mempunyai kontribusi terhadap obesitas
sebesar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kontribusi sebesar 65%
dari variabel lain terhadap obesitas. Hal ini didukung oleh Roberts, Deleger,
Strawbridge, dan Kaplan yang mengatakan bahwa masih terdapat variabel yang
berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada diri individu, antara lain depresi
dan kesehatan mental (2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lebih jauh, berdasarkan uji regresi antara kedua aspek self esteem
terhadap obesitas menggunakan teknik regresi melalui windows spss 21.00.
Diperoleh hasil di mana nilai konstanta atau intersep (Y’) adalah 51,099.
Kemudian, nilai koefisien aspek feelings of belonging adalah -0,269.
Sementara nilai koefisien aspek power adalah sebesar -0,162. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu skor aspek feelings of belonging
(X1) dengan asumsi aspek lain konstan, akan menyebabkan pengurangan nilai
Y’ sebesar 0,269. Lalu, setiap pengingkatan satu skor aspek power dengan
asumsi aspek lain konstan, akan menyebabkan pengurangan nilau Y’ sebesar
0,162. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh aspek feelings of
belonging lebih besar daripada aspek power terhadap obesitas.
Jika kita melihat kembali pengaruh kedua aspek self esteem yaitu power
dan feelings of belonging, didapatkan hasil bahwa nilai koefisien aspek feelings
of belonging lebih tinggi dibandingkan power, yaitu dengan skor -0,269. Di sisi
lain, nilai koefisien aspek feelings of belonging juga signifikan (p=0,00),
sementara nilai koefisien aspek power tidak siginifkan (p=0,074). Hal ini
menunjukkan bahwa korelasi antara aspek feelings of belonging terhadap
obesitas lebih kuat daripada power. Feelings of belonging berbicara mengenai
aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu sebagai bentuk penghargaan atas
dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh Kruger dkk (2008) menunjukkan
bahwa aktivitas fisik merupakan hal yang selalu dilakukan untuk menghindari
obesitas. Tetap adanya makanan yang masuk ke dalam setiap harinya, maka
diperlukan cara untuk membakar hasil proses pencernaannya. Aktivitas fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
inilah yang kemudian yang membakar hasil proses pencernaan pada tubuh,
sehingga tubuh mampu terhindar dari obesitas.
Lin, dkk (1999) mengatakan bahwa resiko obesitas masih tetap ada
meskipun individu mengontrol pola makan mereka. Hal ini dikarenakan masih
terdapat kemungkinan terjadinya penumpukan lemak akibat aktivitas makan.
Makan yang merupakan proses yang berulang kali dilakukan oleh individu,
maka diperlukan pembakaran pada hasil proses pencernaan makanan tersebut
yang berupa lemak dan gula. Ketika individu tidak mampu membakar hasil
proses pencernaan mereka dengan baik, resiko obesitas justru akan semakin
meningkat (Lin dkk, 1999).
Feelings of belonging merupakan aspek self esteem yang berbicara
mengenai bagaimana individu menghargai dan mencintai dirinya (Brown,
2013). Aspek ini merujuk pada salah satu model self esteem yaitu physical self
esteem. Physical self esteem merupakan model self esteem yang berbicara
mengenai seberapa banyak individu melakukan aktivitas fisik (McAuley, dkk,
2003). Aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan bentuk
penghargaan individu terhadap diri mereka. Semakin individu menghargai diri
mereka, maka individu akan merawat diri mereka, di mana bentuk perawatan
diri yang dilakukan oleh individu yang memiliki pshysical self esteem yang
tinggi adalah dengan melakukan aktivitas fisik untuk membakar hasil proses
pencernaan dalam tubuh, dalam rangka menjaga kesehatan mereka (McAuley,
dkk, 2005). Ketika pembakaran hasil proses pencernaan dapat berjalan dengan
maksimal, maka obesitas pun dapat dihindari. Hal inilah yang menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
aspek feelings of belonging menjadi krusial dalam individu mencegah
terjadinya obesitas.
Selain itu berdasarkan hasil analisis deskriptif data pada 70 subjek
penelitian didapatkan hasil rerata empiris self esteem lebih tinggi dibandingkan
rerata teoritis, di mana skor rerata empiris self esteem adalah 99,1 dan rerata
teoritis self esteem adalah 82,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
penelitian memiliki self esteem yang di atas rata-rata. Data persebaran tingkat
self esteem subjek juga mendukung hasil tersebut. Dari total 70 subjek tidak
ada yang masuk dalam kategori self esteem rendah. Untuk kategori self esteem
sedang terdapat 40 subjek dan 30 sisanya masuk dalam kategori self esteem
tinggi. Hal ini dikarenakan keadaan self esteem individu pada masa dewasa
awal umumnya sudah lebih baik dan stabil daripada masa remaja, di mana pada
masa remaja self esteem seorang individu cenderung lebih rendah dan fluktuatif
(Orth, dkk, 2010). Oleh karena itu, tingkat self esteem pada subjek penelitian
kali ini di atas rata-rata.
Sementara itu berdasarkan hasil analisis deskriptif data pada 70 subjek
penelitian, didapatkan hasil kategorisasi tingkat obesitas subjek. Dari total 70
subjek, 56 subjek menderita obesitas I. Sementara itu, 14 yang lain menderita
obesitas II. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas subjek berada
pada kategori obesitas I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan negatif (-) yang signifikan antara self esteem dan obesitas
pada wanita dewasa awal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi self
esteem wanita dewasa awal, maka semakin rendah obesitas yang dimiliki
oleh wanita dewasa awal tersebut, begitu juga sebaliknya.
2. Meskipun kedua aspek dari self esteem yaitu power dan feelings of
belonging, pada penelitian kali memiliki kontribusi terhadap terjadinya
obesitas, namun kontribusi aspek power tidak signifikan. Oleh karena itu,
perlu adanya perhatian lebih terhadap aspek feelings of belonging
dikarenakan aspek inilah yang memiliki kontribusi signifikan terhadap
terjadinya obesitas.
3. Sumbangan efektif variabel self esteem terhadap obesitas adalah sebesar
35%. Hal ini menunjukkan bahwa variasi obesitas dapat dijelaskan dari
variasi self esteem dengan sumbangan efektif sebesar 35% dan variabel
lain sebesar 65%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat peneliti
ajukan, yaitu:
1. Bagi wanita dewasa awal
Wanita dewasa awal diharapkan mampu meningkatkan feelings of
belonging mereka, yaitu rasa penghargaan akan diri sendiri. Hal ini dapat
dilakukan dengan tetap menyempatkan diri melakukan olahraga di
tengah-tengah kesibukan mereka. Olahraga yang dapat dilakukan antara
lain jogging dan berenang, serta minimal dilakukan seminggu sekali.
2. Bagi para peneliti yang memiliki topik yang sama
a. Peneliti berharap jika ada peneliti yang berminat menggunakan topik
yang serupa dalam penelitiannya agar memperhatikan pengambilan
data dalam rangka mencari indeks massa tubuh subjek. Perlu
dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan secara langsung
agar subjek tidak melakukan faking dalam proses pengisian skala.
b. Peneliti juga berharap pada penelitian selanjutnya agar memperhatikan
jumlah subjek. Peneliti merasa jumlah subjek masih sedikit, sehingga
belum secara sempurna mewakili populasi. Oleh karena itu pada
penelitian selanjutnya diharapkan bisa menambah subjek pada topik
penelitian yang serupa.
c. Kurang bervariasinya usia subjek juga menjadi kekurangan pada
penelitian kali ini. Peneliti selanjutnya diharapkan mencari subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pada kelompok usia yang lebih bervariasi, sehingga dapat mewakili
populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, E. A., Ahmed, A. A., Huque, M. S., Abdulhameed, A., Khan, I.,
Muttappallymyalil, J. (2015). Obesity Among University Student: A
Cross-Sectional Study in Ajman, UAE. Gulf Medical Journal, 4 (S2),
S14-S23. Diunduh dari www.gulfmedicaljournal.com
Albo, J. M., Nunez, J. L., Navarro. J. G., Grijalvo. F. (2007). The Rosenberg Self-
esteem Scale: Translation and Validation in Universuty Students. The
Spanish Journal of Psychology, Vol 10, No. 2, 458 – 467.
Asri, N. D., & Setiasih. (2004). Penerapan Metode Akupuntur Pada Wanita
Penyandang Obesitas. ANIMA Vol. 19 No.3, 286-296
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Balitbangkes RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta.
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
Baumgardner, S.R., & Crothers, M. K., (2010). Positive Psychology. United
States of America: Pearson Prentice Hall.
Bosson, J. K., Brown, R. P., Zeigler-Hill, V., & Swann, W. B., Jr. (2003). Self-
enhancement tendencies among people with high explicit self-esteem:
The moderating role of implicit self-esteem. Self and Identity, 2, 169-187.
Bosson, J. K., Swann, W. B., Pennebaker, J. W., (2000). Stalking The Perfect
Measure of Implicit Self-Esteem: The Blind Men and The Elephant
Revisited. Journal of Personality Social Psychology, 79 (4), 631-43.
Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Branden, Nathaniel. (1969). The Psychology of Self Esteem. San Fransisco: Josey-
Bass.Inc
Brissett, D. (1972). Toward a clarification of self-esteem. Journal of Psychiatry,
35, 255-263.
Brown, Jonathon. D., (1997). The Self. Oxford: Psychology Press. Diunduh dari
https://www.routledge.com/
Calle EE, Rodriguez C, Walkerthurmond K, Thun MJ. (2003). Overweight,
obesity, and mortality from cancer in a prospectively studied cohort of
U.S. adults. The New England Journal of Medicine 348 (17), 1625– 38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Chang, Y. K., Nien, Y. H., Tsai, C. L., & Etnier, J. L. (2010). Physical activity
and cognition in older adults: the potential of Tai Chi Chuan. Journal of
Aging and Physical Activity, 18, 451-472.
Coopersmith, S., (1967). The Antecedents of Self Esteem. San Fransisco: W. H.
Freeman Company.
Creemers, D. H. M., Scholte, R. H. J., Engels, R. C. M. E., Prinstein, M. J., Wiers,
R. W. H. J., (2012). Implicit and Explicit Self-Esteem As Concurrent
Predictors of Suicidal Ideation, Depressive Symptoms, and Loneliness.
Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry, 43 (1). 638-
646. Diunduh dari http://devpsychopathologyru.nl
Dallman, M. F., Pecoraro, N., Akana, S. F., La Fleur, S. E., Gomez, F., Houshyar,
H., Bell, M. E., Bhatnagar, S., Laugero, K. D., Manalo, S. (2003).
Chronic Stress and Obesity: A New View of “Comfort Food”.
Proceeding of the National Academy of Sciences of the United States of
America, 100 (20), 11696-701.
Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Depdikbud, (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Epstein, S., & Morling, B. (1995). Is The Self Motivated To Do More Than
Enhance and/or Verify Itself?. Dalam M. H. Kernis (Ed.), Efficacy,
agency, and self-esteem (pp. 9–30). New York: Plenum
Fabricatore, A. N., & Wadden, T. A., (2005). Lifestyle Modification in the
Treatment of Obesity. Dalam Goldstein, D. J., The Management of Eating
Disorders and Obesity (Eds 2nd). . New Jersey: Human Press
Fallon, A. (1990). Body Images: Development, Deviance, and Change. New
York: Guilford Press.
Feist, J., & Gregory J. Feist. (2006). Theories of Personality Sixth Edition. United
States: McGraw-Hill Companies Inc.
Ferris, L. D., Brown, D. J., Lian, H., Keeping, L. M., (2009). When Does Self-
Esteem Relate to Deviant Behavior? The Role of Contingencies of Self
Worth. Journal of Applied Psychology, 94 (5), 1345-1353. Diunduh dari
http://psycnet.apa.org/psycinfo/2009-12532-017
Flynn, H.K.. (2001). Self-esteem Theory and measurement : a critical review.
Journal of Feminist Theory & Culture, 3. Diunduh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
http://journals.sfu.ca/thirdspace/index.php/journal/article/viewArticle/koh
l er-flynn/164
Frank, E., De Raedt, R., Dereu, M., Van den Abbeele, D. (2007). Implicit and
Explicit Self Esteem in Currently Depressed Individuals With and
Without Suicidal Ideation. Journal of Behavior Therapy and
Experimental Psychiatry. 38 (1), 75-85. (Diterbitkan 10 Juli 2006)
Frank, E., De Raedt, R., De Houwer, J. (2007). Implicit But Not Explicit Self-
Esteem Predicts Future Depressive Symptomatology. Behaviour
Research and Therapy. 45 (10), 2448-55. (Dipublikasikan 4 Februari
2007).
Franzio, Shields. (2002). The Body Esteem Scale A Handbook of Theory, and
Clinical Practice. New York : The Guilford Press
French, Simone. A., Story, M., Perry. Cheryl. L., (1995). Self Esteem and Obesity
in Children and Adolescent: A Literature Review. Obesity Research
Volume 3, 5.
Gianini, L, M., & Smith, J. E., (2008). Body Dissatisfaction Mediates the
Relationship between Self-Esteem and Restrained Eating in Female
Undergraduates. International Journal of Behavior Consultation and
Therapy, 4(1). Diunduh dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ861335.pdf
Goble, G. F. (1987). Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Greenwald, A. G., Banaji, M. R., (1995). Implicit Social Cognition: Attitudes,
Self Esteem, and Stereotypes. Psychological Review, 102 (1), 4-27.
Diunduh dari https://faculty.washington.edu
Harper I, Deaton BJ, Driskel JA. (1986). Pangan, Gizi dan Pertanian. Alih bahasa
: Suhardjo. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Harre, Rom. & Roger, Lamb. (1996). Ensiklopedi Psikologi. Terjemahan Ediati
Kamil. Jakarta: Arcan.
Hill, A. J., (2009). Social and Psychological Factors in Obesity, in Obesity:
Science to Practice (Eds G. Williams and G. Frühbeck). UK: John Wiley
& Sons, Ltd.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Ruang Kehidupan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Jumlah Orang Obesitas di Indonesia Terus Meningkat. (2014, 14 Juni). Diunduh
dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/06/jumlah-orang-
obesitas-di-indonesia-terus-meningkat
Karasu, Sylvia, R., (2012). Of Mind and Matter: Psychological Dimensions in
Obesity. American Journal of Psychoterapy, Vol. 66, No.2
Kruger, J., Blanck, H. M., Gillespie, C. (2008). Dietary Practices, Dining Out
Behavior, and Physical Activity Correlates of Weight Loss Maintenance.
Preventing Chronic Disease, 5 (1), A11.
Kulie, Teresa., Slattengren, Andrew., Redmer, Jackie., Counts., Eglash, Anne.,
Schrager, Sarina. (2011). Obesity and Women’s Health: An Evidence-
Based Review. Journal of The American Board of Family Medicine, 24,
75-85. Diunduh dari http://www.jabfm.org/content/24/1/75
Leary. M. R., (2005). Sociometer Theory and The Pursuit of Relational Value:
Getting To The Root of Self-Esteem. European Review of Social
Psychology, 16, 75 – 111.
Lin, B., Guthrie, J. F., Frazao, E., (1999). Nutrient Contribution of Food Away
From Home, America Eating Habits: Changes and Consequences .
Washington, DC: US Dept of Agriculture, Economic Research Service,
213-242.
Ma, Y., Bertone, E,R., Stanek, E, J., Reed, G, W., Hebert, J, R., Cohen, N, L.,
Merriam, P, A., Ockene, I, S,. (2003). Association between Eating
Pattern and Obesity in Free living US Adult Population. American
Journal of Epidemiology, 158(1): 85-92.
McAuley, E., Elavsky, S., Motl, R, W., Konopack, J, F., Hu, L., Marquez, D. X.,
(2005). Physical Activity, Self Efficacy, and Self Esteem: Longitudinal
Relationships in Older Adults. Journal of Gerontolog:
PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 60(5), 268-275. Diunduh dari
http://psychsocgerontology.oxfordjournals.org/
Moksnes, U. K., Moljord, I. E., Espnes, G. A., & Byrne, D. G. (2010). The
Association Between Stress and Emotional States in Adolescents: The
Role of Gender and Self-Esteem. Personality and Individual Differences,
430- 435.
Moore, Mary Courtney. (1997). Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta : Hipokrates
Murk. C. J., (2006). Self-Esteem Research, Theory, and Practice : Toward A
Positive Psychology of Self-Esteem (Ed 3). New York : Springer
Publishing Company Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Mustafa, Zainal. (2011). Mengurai Variabel Hingga Intrumentasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Mu’tadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta. Andi Offset
Myers, Michael D. (2004). Definition of Obesity. Diunduh dari
http://www.weight.com/definition.asp
Neal, D., & Carey, K. (2005). A Follow-Up Psychometric Analysis Of The Self-
Regulation Questionnaire. Psychology of Addictive Behaviors, 19(4),
414–422.
Neumark-Sztainer, D., Paxton, S., Hannan, P., Haines, J., & Story, M. (2006).
Does body satisfaction matter? Five-year longitudinal associations
between body satisfaction and health behaviors in adolescent females and
males. Journal of Adolescent Health, 39, 244-251.
Orth, U., Robins, R. W., & Roberts, B. W. (2008). Low Self-Esteem
Prospectively Predicts Depression in Adolescence and Young Adulthood.
Journal of Personality and Social Psychology, 695-708.
Orth, U. Trzesniewski, K.H. Robins, R.W. (2010_. Self-Esteem Development
From Young Adulthood to Old Age: A Cohort-Sequential Longitudinal
Study. Journal of Personality and Social Psychology, 2010, Vol. 98, No.
4, 645–658
Pingkan, Palilingan. (2010). Apakah Anak Anda Obesitas?. Diunduh dari
http://www.ekahospital.com/uploads/bulletins/final/%/20/draf.pdf\
Park, Hyejin., & Kisok, Kim. (2012). Association of Alcohol Consumption with
Lipid Profile in Hypertensive Men. Oxford Journals – Alcohol and
Alcoholism. Diunduh dari
http://alcalc.oxfordjournals.org/content/early/2012/02/26/alcalc.ags019
Priyani. (1998). Obesitas dan Pengelolaannya. Widya Darma, edisi Oktober, 99-
109.
Pratiwi, L. R., (2011). Hubungan Kebermaknaan Hidup Dengan Self Esteem
Pada Penghuni/Siswa Pusat Rehabilitasi Narkoba Rumah Damai.
(Skripsi, Semarang, Universitas Negeri Semarang). Diunduh dari
http://lib.unnes.ac.id
Roberts, R. E., Deleger, S., Strawbride, W, J., Kaplan, G. A., (2003). Prospective
Association Between Obesity and Depression; Evidence from The
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Alameda County Study. School of Public, The University of Texas Health
Science Center. International Journal of Obesity, 514-21.
Roche. (2008). Weight Management. Roche Indonesia: Jakarta
Rogers, C. R., & Dymond, R. (1954). (Eds.). Psychotherapy and personality
change. Chicago: University of Chicago Press.
Salmiyati. 2011. Harga diri (self-esteem) Remaja Panti Asuhan Di Pekanbaru.
Fakultas Psikologi UIN Suska Riau (dipublikasikan).
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima). (Penerj. Achmad Chusairi, Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga,
Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W., (2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Schröder-Abé, M., Rudolph, A., & Schütz, A. (2007). Implicit Self-Esteem:
Assessment Options and Discrepancies with Explicit Self-Esteem. Paper
disajikan dalam The 9th European Conference on Psychological
Assessment, Thessaloniki, Yunani.
Schunk, D. H., & Zimmerman, B. J. (1998). Self Regulated Learning: From
Teaching to Self Reflective Practice. New York : The Guilford Press.
Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Stunkard, A. J., Faith, M. S., Allison, K. C., (2003). Depression and Obesity. A
Journal of Psychiatric Neuroscience and Therapeutics, Vol. 54, 3, 330-
337.
Sugiyono. (2000). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Suyono, S., Djauzi, S., (1994). Penyakit Degeneratif dan Gizi Lebih Baik. Widya
Karya Pangan dan Gizi V. Jakarta: LIPI.
Swann, W B., Jr., & Schroeder, D. G. (1995). The Search For Beauty and Truth:
A Framework For Understanding Reactions To Evaluations. Personality
and Social Psycbologv Bulletin, 21, 1307-1318.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Taniredja, T. & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta.
Usia Awal Terkena Obesitas Menentukan Kesehatan Tubuh Dikemudian Hari.
(2014, 7 Mei). Diunduh dari https://duniafitnes.com/news/usia-awal-
terkena-obesitas-menentukan-kesehatan-tubuh-dikemudian-hari.html
Utomo, G. T., Said, Junaidi,. Rahayu, Setya. (2012). Latihan Senam Aerobik Untuk
Menurunkan Berat Badan, Lemak, Dan Kolesterol. Journal of Sport Sciences
and Fitness. Diunduh dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf/article/view/205/235
Wadden, T. A., Brownell, K. D., Foster, G. D., (2002). Obesity: Responding to
The Global Epidemic. Journal of Consulting and Clinical Psychology,
70(30), 510-525.
Wilborn, C., Beckham, J., Campbell, B., Harvey, T., Galbreath, M., La, Bounty
P., et al. (2005). Obesity: prevalence, theories, medical consequences,
management, and research directions. Journal International Social Sports
Nutrition, 2, 4–31.
World Health Organization. (2011). Childhood Overweight and Obesity. Diunduh
dari http://www.who.int/dietphysicalactivity/childhood/en.html
World Health Organization. (2013). About Cardiovascular diseases. Diunduh dari
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ accessed on.
Wulandari, Tri dan Zulkaida, Anita. (2007). Self Regulated Behavior Pada
Remaja Putri yang mengalami Obesitas. Jurnal PESAT (Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitek, & Sipil), 5, 1858-2559. Diunduh dari
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1
Skala Self Esteem (Uji Coba)
Perkenalkan, saya Yosua Cahyo Putro. Saya adalah mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya
mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi kuesioner ini. Topik
saya dalam penelitian ini adalah mengenai pandangan terhadap diri
sendiri.
Informasi yang anda berikan akan menjadi informasi yang
berguna apabila anda memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan
apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau yang salah, maka
silakan anda memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri
anda. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang anda
berikan bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga
kerahasiaan identitas dan jawaban yang telah anda berikan. Saya
hanya akan menggunakan informasi dari anda untuk kepentingan
penelitian ini saja.
Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan
anda untuk mengisi kuesioner ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Setelah membaca dan memahami informasi yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sdr. Yosua Cahyo Putro, saya
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara
suka rela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu.
Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian
merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang
sesungguhnya, dan bukan berdasarkan apa yang benar atau salah dan
apa yang baik atau buruk dalam masyarakat.
Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-
jawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.
Menyetujui,
…, ……………. 2016
.........................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DATA IDENTITAS
Inisial :
Usia :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 41 pernyataan, bacalah dan pahami setiap
pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di
dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu :
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SETUJU” dengan diri
Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SETUJU” dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SETUJU” dengan diri
Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SETUJU”
dengan diri Anda
Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda
sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun
jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan
diri Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar menonton film X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat
memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda
pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang lebih menggambarkan diri Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar menonton film X X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat
Mengerjakan !
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa diri saya berguna bagi orang di
sekitar saya.
2. Saya merasa harus menjaga kebersihan diri
dengan baik.
3. Saya merasa berpenampilan yang baik adalah hal
penting.
4. Saya menjaga diri saya agar tidak mudah
dilecehkan orang lain.
5. Saya rasa penting untuk menjaga kesehatan diri
saya.
6. Saya merasa diri saya istimewa.
7. Saya merasa setiap bagian dari diri saya sangatlah
berharga.
8. Saya menyukai diri saya sendiri
9. Saya bangga dengan diri saya sendiri.
10. Saya mampu menerima diri saya apa adanya.
11. Saya memberikan perhatian pada diri saya
sendiri.
12. Penting bagi saya untuk merawat diri saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No. Pernyataan SS S TS STS
sendiri.
13. Saya merasa memprioritaskan diri saya sendiri
merupakan suatu hal yang perlu dilakukan.
14. Saya mampu mengatur apa yang akan saya
lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
15. Saya bisa menahan keinginan saya akan suatu
hal, yang sebenarnya tidak saya butuhkan.
16. Saya bisa menolak ajakan teman saya untuk
melakukan sesuatu yang saya rasa akan
merugikan diri saya sendiri.
17. Saya merupakan pribadi yang disiplin.
18. Saya paham betul akan dampak dan tujuan dari
apa yang saya lakukan.
19. Saya selalu berhati-hati dalam dalam berperilaku.
20. Saya bisa mengetahui kapan saya harus bertindak
dan kapan saya harus diam.
21. Saya mampu mengendalikan emosi saya.
22. Saya merasa keberadaan diri saya hanya
menyusahkan orang lain.
23. Kebersihan bukan merupakan hal yang penting
bagi saya.
24. Setiap orang bisa melecehkan diri saya, dan itu
merupakan hal yang wajar.
25. Saya merasa sakit merupakan hal yang wajar dan
saya tidak perlu melakukan pencegahan khusus
atas hal tersebut.
26. Saya merasa diri saya buruk.
27. Saya tidak khawatir diri saya sendiri terluka.
28. Saya membenci keadaan diri saya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No. Pernyataan SS S TS STS
29. Saya merasa malu dengan diri saya.
30. Saya merasa jengkel dan tidak puas dengan
keadaan diri saya sendiri.
31. Saya merasa keadaan diri saya bukanlah hal yang
penting.
32. Saya merasa buang-buang waktu untuk merawat
diri saya sendiri.
33. Saya merasa hal-hal mengenai diri saya pribadi
tidak terlalu penting dan bisa dikesampingkan.
34. Saya hanya mengikuti keinginan saya semata
dalam berperilaku.
35. Saya tidak bisa membedakan mana kebutuhan
dan keinginan saya.
36. Saya selalu menerima ajakan teman saya untuk
melakukan sesuatu.
37. Melanggar aturan adalah hal yang biasa bagi
saya.
38. Dalam berperilaku, saya hanya mengikuti
lingkungan di sekitar saya.
39. Dalam berperilaku, saya biasanya seenak
kehendak saya sendiri.
40 Saya tidak bisa menghentikan melakukan
kegiatan yang saya sukai.
41. Saya memiliki emosi yang tidak stabil.
Periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewati atau
kosong.
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 2
Skala Self Esteem (Setelah Uji Coba)
Perkenalkan, saya Yosua Cahyo Putro. Saya adalah mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya
mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi kuesioner ini. Topik
saya dalam penelitian ini adalah mengenai pandangan terhadap diri
sendiri.
Informasi yang anda berikan akan menjadi informasi yang
berguna apabila anda memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan
apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau yang salah, maka
silakan anda memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri
anda. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang anda
berikan bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga
kerahasiaan identitas dan jawaban yang telah anda berikan. Saya
hanya akan menggunakan informasi dari anda untuk kepentingan
penelitian ini saja.
Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan
anda untuk mengisi kuesioner ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Setelah membaca dan memahami informasi yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sdr. Yosua Cahyo Putro, saya
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara
suka rela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu.
Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian
merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang
sesungguhnya, dan bukan berdasarkan apa yang benar atau salah dan
apa yang baik atau buruk dalam masyarakat.
Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-
jawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.
Menyetujui,
…, ……………. 2016
……………………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DATA IDENTITAS
Inisial :
Usia :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Jenis Pekerjaan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 33 pernyataan, bacalah dan pahami setiap
pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di
dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu :
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SETUJU” dengan diri
Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SETUJU” dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SETUJU” dengan diri
Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SETUJU”
dengan diri Anda
Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda
sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun
jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan
diri Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar menonton film X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat
memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda
pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang lebih menggambarkan diri Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar menonton film X X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat
Mengerjakan !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa diri saya berguna bagi orang
di sekitar saya.
2. Saya merasa harus menjaga kebersihan
diri dengan baik.
3. Saya menjaga diri saya agar tidak mudah
dilecehkan orang lain.
4. Dalam berperilaku, saya biasanya seenak
kehendak saya sendiri.
5. Saya merasa setiap bagian dari diri saya
sangatlah berharga.
6. Saya menyukai diri saya sendiri
7. Dalam berperilaku, saya hanya
mengikuti lingkungan di sekitar saya.
8. Saya mampu menerima diri saya apa
adanya.
9. Melanggar aturan adalah hal yang biasa
bagi saya.
10. Saya selalu menerima ajakan teman saya
untuk melakukan sesuatu.
11. Saya mampu mengatur apa yang akan
saya lakukan dalam kehidupan sehari-
hari.
12. Saya bisa menahan keinginan saya akan
suatu hal, yang sebenarnya tidak saya
butuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
13. Kebersihan bukan merupakan hal yang
penting bagi saya.
14. Saya merasa sakit merupakan hal yang
wajar dan saya tidak perlu melakukan
pencegahan khusus atas hal tersebut.
15. Saya bisa mengetahui kapan saya harus
bertindak dan kapan saya harus diam.
16. Saya mampu mengendalikan emosi saya.
17. Saya merasa keberadaan diri saya hanya
menyusahkan orang lain.
18. Saya rasa penting untuk menjaga
kesehatan diri saya.
19. Saya paham betul akan dampak dan
tujuan dari apa yang saya lakukan.
20. Saya merasa diri saya buruk.
21. Saya membenci keadaan diri saya
sendiri.
22. Saya bangga dengan diri saya sendiri.
23. Saya merasa keadaan diri saya bukanlah
hal yang penting.
24. Saya memberikan perhatian pada diri
saya sendiri.
25. Penting bagi saya untuk merawat diri
saya sendiri.
26. Saya hanya mengikuti keinginan saya
semata dalam berperilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
27. Saya tidak bisa membedakan mana
kebutuhan dan keinginan saya.
28. Saya merasa diri saya istimewa.
29. Saya merupakan pribadi yang disiplin.
30. Saya bisa menolak ajakan teman saya
untuk melakukan sesuatu yang saya rasa
akan merugikan diri saya sendiri.
31. Saya merasa malu dengan diri saya.
32 Saya merasa buang-buang waktu untuk
merawat diri saya sendiri.
33. Saya merasa hal-hal mengenai diri saya
pribadi tidak terlalu penting dan bisa
dikesampingkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 3
Hasil Seleksi Item Skala Self Esteem
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
VAR00001 119.34 84.530 .316 .879
VAR00002 118.96 83.170 .349 .879
VAR00003 119.93 83.823 .183 .882
VAR00004 119.11 83.331 .343 .879
VAR00005 120.23 84.421 .130 .884
VAR00006 119.51 81.970 .404 .878
VAR00007 119.09 82.063 .442 .877
VAR00008 119.35 81.886 .424 .877
VAR00009 119.60 82.626 .362 .878
VAR00010 119.45 81.462 .463 .877
VAR00011 119.44 81.340 .401 .878
VAR00012 119.70 82.838 .375 .878
VAR00013 119.65 85.806 .050 .884
VAR00014 119.44 81.764 .543 .876
VAR00015 119.43 83.480 .313 .879
VAR00016 119.24 81.215 .361 .879
VAR00017 119.37 83.892 .299 .879
VAR00018 119.36 84.071 .148 .884
VAR00019 119.53 83.181 .326 .879
VAR00020 119.36 82.940 .454 .877
VAR00021 119.54 83.645 .331 .879
VAR00022 119.35 82.210 .483 .877
VAR00023 119.24 83.659 .295 .879
VAR00024 119.08 83.044 .385 .878
VAR00025 119.44 81.239 .531 .875
VAR00026 119.32 80.018 .606 .874
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
VAR00027 119.67 84.708 .136 .883
VAR00028 119.38 80.278 .591 .874
VAR00029 119.43 82.066 .494 .876
VAR00030 119.62 83.814 .247 .880
VAR00031 119.35 81.927 .492 .876
VAR00032 119.37 84.013 .375 .879
VAR00033 119.25 83.785 .318 .879
VAR00034 119.49 83.020 .324 .879
VAR00035 119.54 82.150 .397 .878
VAR00036 119.46 81.483 .487 .876
VAR00037 119.76 81.598 .377 .878
VAR00038 119.32 81.674 .475 .876
VAR00039 119.48 80.575 .632 .874
VAR00040 119.21 82.935 .377 .878
VAR00041 119.41 82.305 .466 .877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 4
Reliabilitas Skala Self Esteem
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.892 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 5
Deskripsi Data Penelitian
One-Sample Statistics
N Mean
Xmax Xmin t
Std. Deviation
Sig. (2-
tailed)
SE
(Empiris) 70 99.1
110 91
28.092 4.594
.000
SE
(Teoritis) 70 82. 5
132 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 6
Linearitas Self Esteem dan Obesitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
IMT *
SE
Between Groups (Combined) 174.365 19 9.177 4.239 .000
Linearity 95.458 1 95.458
44.08
8 .000
Deviation
from Linearity 78.907 18 4.384 2.025 .026
Within Groups 108.258 50 2.165
Total 282.623 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 7
Normalitas Self Esteem dan Obesitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
IMT .103 70 .062 .965 70 .046
SE .095 70 .195 .954 70 .011
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 8
Korelasi Product Moment Self Esteem dan Obesitas
Correlations
IMT SE
IMT Pearson Correlation 1 -.581**
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
SE Pearson Correlation -.581** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 9
Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging terhadap Obesitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 51.099 4.106
12.445 .000
fob -.269 .053 -.518 -5.103 .000
pow -.162 .089 -.185 -1.818 .074
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 10
Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas
Model Summaryb
Mo
del
R R
Squ
are
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R
Square
Change
F
Chang
e
df1 df2 Sig. F
Change
1 .589a .346 .327 1.66048 .346 17.752 2 67 .000 1.916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI