Post on 03-Nov-2014
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bangsa negara merdeka, negara Republik Indonesia mempunyai nilai
filosofis ideologis dan konstitusional sebagai asas normatif fundamental serta
sumber motivasi dan cita – cita nasional. Pancasila pada hakekatnya menjamin
kesatuan bangsa, kemerdekaan dan kedaulatan nasional. Pancasila juga mengakui
dan menjamin kebhinekaan kita sebagai rakyat Indonesia dalam mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus melaksanakan pembangunan nasional
sebagai upaya berkelanjutan mencapai tujuan nasional negara Republik Indonesia.
Pembangunan haruslah dijalankan sesuai amanat Undang-Undang Dasar
1945. Dan Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan berperan penting dalam menjadi
dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia agar Pembangunan di Indonesia baik dalam Bidang IPTEK,
Bidang Politik, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial, Bidang Budaya, dan Bidang Hankam
dapat merata sehingga tercapainya tujuan nasional melalui pembangunan nasional,
sehingga terwujudnya masyarakat yang adil, dan makmur merata materiil dan
spirituil berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1.2 Rumusan Masalah Dari Latar Belakang diatas, dapat di rumuskan Rumusan Masalah sebagai
berikut :
1. Apakah Pengertian dari Ideologi dan Pembangunan?
2. Bagaimanakah hakikat kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan?
3. Apa sajakah Trilogi Pembangunan Indonesia?
4. Bagaimana Peranan Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan?
1
1.3 Tujuan Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah adar pembaca dapat mengetahui
tentang :
1. Pengertian Ideologi dan Pembangunan
2. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan
3. Trilogi Pembangunan
4. Peranan Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan
1.4
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ideologi dan Pembangunan
A. Pengertian Ideologi
Dalam ensiklopedi Politik dan Pembangunan (1998) dijelaskan bahwa istilah
ideology berasal dari bahasa Yunani, idein yang berarti melihat dan logia yang berarti
kata, ajaran. Istilah Ideologi pertama kali diperkenalkan oleh A. Destult de Tracy
untuk menyebutkan suatu cabang filsafat, yaitu science des idees, sebagai ilmu yang
mendasari ilmu-ilmu lain, misalnya pedagogi, etika dan politik. Pengertian ideology
pada awalnya berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan, atau buah pikiran.
Arti yang demikian ini kemudian diubah oleh Marxisme sehingga pengertian ideology
berkonotasi negative.
Manurut Marxisme, ideology diartikan sebagai pamdangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas social tertentu dalam
bidang politik atau social. Ideology bagi Karl Marx (Pencetus Marxisme) diartikan
sebagai uberbau atau “bangunan atas” yang didirikan atas basis ekonomi yang
menentukan coraknya. Oleh karena dididrikan di atas basis ekonomi ini, maka
kebenaran ideology bersifat relative dan semu serta mengandung kebenaran hanya
menurut golongan tertentu yang berkuasa.
Ideology secara praktis diartikan sebagai system dasar seseorang tentang
nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika
diterapkan untuk Negara, maka ideology diartikan sebagai kesatuan gagasan-
gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap meneyeluruh tentang
manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, social, maupun dalam kehidupan
bernegara.
Ideology merupakan belief system dan karena itu berbeda dengan ilmu,
filsafat, maupun theology yang secara formal merupakan suatu knowledge system”
3
yang bersifat reflektif, sistematis, dan kritis. Oleh Karena terdapat beberapa
pengertian mengenai ideology, maka pemahaman makna ideology hendaknya selalu
dikaitkan dalam pembicaraan tertentu sehingga pemahaman yang salah dapat
dihindari.
B. Pengertian Pembangunan
Istilah pembangunan menunjukan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi
yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan dibangun agar dicapai
kemajuan dimasa yang akan datang. Didalam proses pembangunan terdapat
perubahan yang terus menerus diarahkan untuk menuju kemajuan dan
perbaikan ke arah tujuan yang diciptakan. Dengan kata lain, pembangunan
merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dan mencakup semua
aspek kehidupan untuk ,mewujudkan tujuan hidup.
Dapat disimpulkan bahwa secara umum ideologi pembangunan adalah suatu
kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis
sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna
mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik.
Pancasila sebagai Ideologi artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif
menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan
nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan
dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
nasional.
2.2 Pancasila Sebagai Ideologi Pembangunan
Mengisi kemerdekaan berarti membangun bangsa, dan membangun
bangsa berarti memerangi kemiskinan yang menjadi beban penderitaan rakyat sejak
lama. Namun pembenahan ekonomi membutuhkan stabilitas politik sebagi
persyaratannya. Ini berarti bahwa keamanan harus segera dipulihkan, untuk
4
memberikan peluang bagi pembenahan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
yang cepat. Pancasila mampu memberikan orientasi dalam pembangunan, wawasan
ke depan dengan konsep-konsep yang secara substansial dieksplisitkan dari nilai-nilai
dasar dari lima sila. Secara mendasar, Pancasila dikaitkan dengan kodrat manusia
dan martabat manusia.
Pancasila memiliki dimensi manusia sebagai ciri khasnya. Orientasi inipun
lebih lanjut dituangkan ke dalam persepsi tentang pembangunan dengan
menyatakan bahwa pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur,
material spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Demikian juga orientasi pada kodrat manusia tersebut memberikan juga
implikasi yang sangat penting dalam mempersepsikan Pancasila sebagai sumber
hukum positif. Pembedaan atau lebih tepat acuan hukum kodrat yang mendasari
hukum positif memberikan arahan yang sangat penting dalam mengembangkan
sistem hukum nasional. Dengan adanya kesadaran, dapat menumbuhkembangkan
berbagai refleksi yang berupa nilai-nilai intrinsik yang dapat membentuk suatu
legitimasi pembangunan yang baik khususnya pada bidang perekonomian.
Keberhasilan pada bidang perekonomian dapat memberikan keyakinan dan
kepercayaan pada diri sendiri. Dengan adanya kebijaksanaan yang lebih mantap
dapat menghasilkan tindakan yang jelas untuk menentukan langkah berikutnya.
Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi pembangunan mengandung suatu
konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila. Oleh karena hakikat nilai sila-
sila Pancasila mendasarkan diri pada ontologis manusia sebagai subjek pendukung
pokok sila-sila Pancasila sekaligus sebagai pendukung pokok negara. Hal ini
berdasarkan pada kenyataan objektif bahwa Pancasila dasar negara dan negara
adalah organisasi ( persekutuan hidup ) manusia. Oleh karena itu negara dalam
rangka mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dikembalikan pada dasar-dasar
hakikat manusia “monopluralis”. Unsur-unsur hakikat manusia “monopluralis”
meliputi susunan kodrat manusia, rohani ( jiwa ) dan raga, sifat kodrat manusia
makhluk individu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh
5
karena pembangunan nasional sebagai upaya praksis untuk mewujudkan tujuan
tersebut, maka pembangunan haruslah mendasarkan pada Ideologi hakikat manusia
“monopluralitas” tersebut.
Konsekuensinya dalam realisasi pembangunan nasional dalam berbagai
bidang untuk mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara
konsisten pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia. Maka pembangunan nasional
harus meliputi aspek jiwa ( rohani ) yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek
raga ( jasmani ), aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek
kehidupan ketuhanannya. Kemudian pada gilirannya dijabarkan dalam berbagai
bidang pembangunan antara lain, politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial,
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang kehidupan agama
2.3 Trilogi Pembangunan
Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.
Sebaliknya, berhasilnya pembangunan tergantung pula kepada partisipasi aktif
seluruh rakyat.
Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan yang adil dan merata yang ingin
diusahakan melalui pembangunan itu hanya dapat tercapai jika ada peningkatan
kemampuan ekonomi, yang harus dihasilkan oleh usaha pembangunan itu sendiri.
Perlu untuk selalu diingat bahwa pembangunan hanya dapat dilaksanakan
dengan berhasil dalam stabilitas nasional yang mantap. Makin mantap stabilitas
nasional makin lancar usaha pembangunan ; sebaliknya pembangunan yang berhasil
akan lebih memantapkan lagi stabilitas nasional.
Jika stabilitas nasional terganggu, maka pembangunan tidak dapat
dilaksanakan. Jika tidak dapat membangun, kita tidak dapat memberikan
pemerataan yang menuju kepada keadilan sosial yang memadai. Jika pemerataan
tidak adil dan keadilan tidak merata, ini akan dapat menimbulkan keresahan dan
gejolak sosial yang akan mengganggu stabilitas nasional.
6
Karena itu pembangunan selalu dilaksanakan dengan bertumpu pada trilogi
pembangunan, yaitu :
1) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
2) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3) Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Ketiga unsur trilogi pembangunan itu adalah sama penting dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas adalah unsur-
unsur yang saling kait-mengait.
2.4 Peranan Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan
1. Pancasila Sebagai Ideologi Pembangunan bidang Hukum dan HAM
Pancasila sebagai dasar negara, sebagai ideologi bangsa, memang banyak
sekali mendapat sorotan dari para penulis dari berbagai disiplin ilmu, yang
mencoba mengkajinya dari perspektif masing-masing. Namun pada dasarnya
semua menyadari bahwa Pancasila memuat sejumlah nilai dasar yang tidak
dapat dipisahkan dari cita rakyat Indonesia, yang bahkan sebagian orang
menilainya sebagai suatu impian yang ingin dicapai rakyat Indonesia pada suatu
saat kelak.
Sebagai perangkat nilai yang menjadi cita hukum (rechtsidee) masyarakat
Indonesia sebagaimana dicetuskan awal mualnya oleh founding fathers kita,
Pancasila sering kali dijadikan scapegoat, dengan menempatkannya sebagai
“imbuhan” dalam berbagai konsep yang sebenarnya tidak begitu jelas.
Upaya semacam ini telah lama menderogasi makna Pancasila sendiri, yang
sebenarnya harus dijadikan landasan berpikir dalam menjalankan peran masing-
masing individu maupun kelompok dalam kehidupan masyarakat.
7
2. Pancasila Sebagai Ideologi pembangunan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang
Pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia. Hal ini tertuang
dalam sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Oleh karena itu,
pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
Berdasarkan sila “Persatuan Indonesia”, pembangunan sosial budaya
dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya
yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa
persatuan sebagai bangsa.
3. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Bidang Ekonomi
Perkembangan ekonomi global berada dalam pengelolaan negara.
Kesalahan selama ini adalah sentralisasi pengelolaan sumber daya lokal yang
seharusnya menjadi wewenang pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Akibatnya, masyarakat lokal tidak menikmati kekayaan alam daerahnya.
Disinilah Indonesia Baru harus membuat perubahan. Pembangunan harus
diarahkan untuk menemukan daerah-daerah pertumbuhan ekonomi baru di
luar Jawa. Kemudian, pemerintah daerah diberikan otonomi dan wewenang
disentralisasi seoptimal mungkin untuk mengelolanya.
4. Pancasila sebagai Ideologi pembangunan bidang Sosial Politik
Pancasila, yang sejak tahun 1945 telah dinyatakan sebagai dasar negara
republik Indonesia, mungkin masih memerlukan pengembangan dan
pendalaman konseptual agar dapat menjadi sebuah paradigma yang andal.
Pengembangan dan pendalaman ini amat urgen, oleh karena amat sukar
membayangkan akan adanya sebuah Indonesia, yang dalam segala segi amat
majemuk, tanpa dikaitkan dengan pancasila.
Susahnya, jangkauan kharisma pribadi seorang dibatasi oleh lingkungan
kultural asalnya, dan –seperti diingatkan Max Weber – charisma tidaklah
8
langgeng. Bila kharisma seseorang itu tidak memberikan manfaat konkrit,
khususnya dalam bidang ekonomi, pengaruh kharisma akan segera merosot,
bahkan lenyap.
Hal itu terlintas jelas dalam pengalaman Ir. Soekarno sebagai Presiden.
Walaupun kemampuan retoriknya tidaklah berkurang sampai saat-saat
terakhir, namun keadaan ekonomi yang tidak pernah membaik dibawah
pemerintahnya
5. Pancasila sebagai Ideologi pembangunan Bidang Pertahanan dan Keamanan
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna
bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara Negara,
tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Sistem pembangunan
pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan bidang Pertahanan Keamanan
telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakekat kedudukan pancasila sebagai Ideologi pembangunan mengandung
pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berlandaskan
pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Pancasila pada hakikatnya
bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan
kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan
yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya
dan beradab.
Keanekaragaman suku, adat-istiadat, dan agama serta berada pada ribuan
pulau yang berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk terjadi
keanekaragaman kehendak dalam kehidupan bermasyarakat, karena tumbuhnya
sikap premordalisme sempit, yang akhirnya dapat terjadi konflik yang negative, oleh
karena itu dalam kehidupan dilingkungan bermasyarakat dibutuhkan alat perekat
antar masyarakat dengan adanya kesamaan cara pandang tentang misi dan visi yang
ada di lingkungan masyarakat. Dengan adanya Pancasila dapat dijadikan sebagai
suatu elemen mampu menahan emosi dari banyaknya perbedaaan kebudayaan di
lingkungan masyarakat. Agar dapat mewujudkan kehidupan yang demokratis, aman,
tentram, nyaman, dan adil di lingkungan masyarakat.
3.2 Saran
Dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, pancasila harus
mewarnai gerak langkah, sikap dan perilaku kita. Sebagai landasan hidup pancasila
harus dipahami secara mendalam, menyeluruh, dan kontekstual.
10
DAFTAR PUSTAKA
, 2012, Ideologi Pancasila, http://smancineam.wordpress.com/materi-mata-
pelajaran/pkn/materi-ajar/kelas-xii-semester-1/ideologi-pancasila/. Diskeses
pada tanggal 5 Oktober 2013.
, 2012, Ideologi Pancasila-Dasar Negara Indonesia,
http://www.anneahira.com/ideologi-pancasila.htm. Diakses pada tanggal 5
Oktober 2013.
, 2013, Pengertian Ideologi, http://hidupsehati.com/pengertian-ideologi.html .
Diakses pada tanggal 5 Oktober 2013.
Budiyanto, Drs. , MM. 2005. Kewarganegaraan SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Endang Wahyuni Hidayati, 2011, Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma
Pembangunan. Dalam Slide Pembelajaran.
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
MTS Ali Mahsum Krapyak, 2012, Ideologi Pancasila, Dalam Slide Pembelajaran.
Rahardjo, M. Dawam. 1984. Ekonomi Pancasila Edisi I. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Anggota IKAPI No – 003.
Rukiyati dkk. 2008. Pendidikan Pancasila, Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta : UNY Press.
Sunoto, Drs. 1981. Mengenal Filsafat Pancasila II Pendidikan Melalui Sejarah Dan
Pelaksanaannya. Yogyakarta : PT. Haninda Offset.
Wahyuningsih dkk. --- . Acuan Pengayaan Kewarganegaraan SMA Kelas XI Semester 2.
Surakarta : CV. Sindhunata.
11