Post on 03-Aug-2015
Nama : Andik Syaifudin
Nim : SR102040390
Hari/tanggal : Rabu, 17 Oktober 2012
Mata kuliah : Reproduksi I
A. Persalinan berdasarkan usia kehamilan
Persalinan atau partus adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau
berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih,
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau
tanpa bantuan. Pembagian usia kehamilan menurut WHO (1992) adalah sebagai berikut :
- Preterm : usia kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
- Aterm : usia kehamilan 37-42 (259-293 hari)
- Poastterm : usia kehamilan lebih dari 42 minggu (294 hari)
1. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viable), berat janin dibawah 1000 gr dan tua kehamilan dibawah 28 minggu.
2. Partus premature adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-38 minggu,
janin dapat hidup tetapi prematur berat janin sekitar 1000-2500 gr.
3. Partus matur atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu,
janin matur berat badan diatas 2500 gr.
4. Partus post matur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi dua minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
5. Partus presipatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin dikamar mandi,
diatas becak dan sebagainya.
B. Mekanisme persalinan
Menurut suradji (2005) persalinan dibagi dalam 4 kala :
1. Kala I : kala pembukaan seviks
2. Kala II : kala pengeluaran janin
3. Kala III : kala pengeluaran plasenta
4. Kala IV : kala ini ditetapkan selama 1 jam sejak plasenta lahir, yaitu kala untuk
mengamati ibu dan untuk menjalin kasih-sayang antara orang tua dan bayinya
(menyusui).
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada
presentasi kepala ini ditemukan ± 58% ubun-ubun kecil terletak dikiri depan, ± 23 %
dikanan depan, ± 11% dikanan belakang, dan ± 8% dikiri belakang.
3 faktor penting yang memegang peranan pada persalinan adalah 3 P :
- Power : kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan HIS
dan kekuatan mengedan
- Pasanger : janin dan plasenta
- Passage : keadaan jalan lahir
Gerakan-gerakan utama anak dalam kelahiran :
1. Engage (cakap)
Kepala janin terpiksi dengan oksiput miring kanan/kiri, kedepan atau belakang
2. Desensus (penurunan)
Masuk nya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu
atasd panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus yaitu arah
sumbu kepala janinmiring dengan bidang pintu ataspanggul. Asinklitismus anterior
ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip kedepan dengan pintu atas
panggul.dapat pula asinklitismus posterior adalah kebalikan dari asinklitismus
anterior.
3. Fleksi
Desensus kepala dengan kekuatan his akanmenimbulkan fleksi kepala
sehingga dagu akan menenpel pada tulang dada
Fleksi dapat disebabkan oleh:
- Persendian leher dapat berputar kesegala arah termasuk mengarak dada.
- Letak persendian leher bukan digaris tengah tetapi kearah tulang belakang
sehingga kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala.
- Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga dagu lebih
menempel pada tulang dada janin.
- Kepala janin yang mencapai dasar panggul akan menerima tahanan sehingga
memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi untuk mencari
lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir.
4. Rotasi
Kepala janin berputar sehingga suoksiput berada dibawah simpisis. Rotasi
akan berlangsung seiring dengan penuruna kepala janin, setelah mencapai dasar
panggul. Pada kedudukan oksipito anterior kanan/kiri, maka sudut putarnya sekitar
450. Sedangkan jika melintang sudut putarnya sekitar 900. Dan jika kedudukannya
dibelakang sudut putarnya dapat mencapai 1350.
5. Ekstensi
Setelah rotasi, kepala janin menghadapi persalinan dengan suboksiput sebagai
hipomoklion menyebabkan ekstensi. Ekstensi berturut-turut lahirnya :
- Oksiput
- Ubun-ubun besar
- Dahi
- Hidung
- Muka
- Dan dagu
6. Putaran paksi luar
Perputaran menuju posisinya sehingga oksiput berada sesuai dengan tulang
belakangnya. Badan janin yang telah masuk pintu atas panggul menyebabkan leher
bebas sehingga leher berusahan kembali ke posisi awalnya yaitu oksiput akan berada
sesuia dengan tulang belakang janin (bayi). Badan yang masuk jalan lahir
menyebabkan kompresi pada dada sehingga mengeluarkan lendir yang berasal dari
jalan lahir melalui hidung dan mulut.
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah simpisis dan menjadi
hypamoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
C. Teori-teori terjadinya persalinan
Menurut Wiknjosastro (2006) mulai dan berlangsungnya persalinan, antara lain :
a. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira – kira
1 – 2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai
penenang bagi otot – otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal
ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di
keluarkan.
d. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang
dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi degenerasi.
e. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak
di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.
f. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan :
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban.
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infuse.
Rujukan
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Cetakan ke-7. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo