Periode Prasejarah : Neolithikum, Megalithikum dan Jaman Perunggu Pertemuan 2

Post on 15-Jan-2016

213 views 5 download

description

Periode Prasejarah : Neolithikum, Megalithikum dan Jaman Perunggu Pertemuan 2. Matakuliah: U0022 | SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA 1 Tahun: 2009/2010. NEOLITIKUM. Menetap dan memiliki tempat tinggal Bercocok tanam Alat-alat kebudayaan sudah halus dan sempurna - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Periode Prasejarah : Neolithikum, Megalithikum dan Jaman Perunggu Pertemuan 2

Periode Prasejarah : Neolithikum, Megalithikum dan Jaman

Perunggu Pertemuan 2

Matakuliah : U0022 | SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA 1

Tahun : 2009/2010

3

NEOLITIKUM• Menetap dan memiliki tempat

tinggal• Bercocok tanam• Alat-alat kebudayaan sudah halus

dan sempurna

Kebudayaan yang berasal dari masa Neolitikum berhasil ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa tengah, Jawa Timur, dan sepanjang sungai Bengawan Solo. Kebudayaan neolitikum merupakan transisi dari kebudayaan food gathering menjadi food producing.

Kapak Lonjong Batu Hitam | ditemukan di Bogor |alat pemotong dan penggali

Katalog Museum Nasional

4

Kapak Persegi

NEOLITIKUM | alat batu

Kapak Lonjong

5

Kapak PersegiDitemukan di SukabumiTerbuat dari Batu Chalcedon, polished | Diperkirakan untuk upacara ritual, penguburan dan barter

NEOLITIKUM

Katalog Museum Nasional

Kapak LonjongBatu Kalsedon,

polishedDitemukan di Bekasi

Untuk upacara, penguburan & barter

Katalog Museum Nasional

6

Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar.

Kebudayaan ini berkembang paralel dengan zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu.

http://www.indobackpacker.com/content/view/157/80/

MEGALITIKUM

Patung di Bukit Bada, Sulawesi Tengah

7

Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan, walaupun kepercayaan tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang mendiami obyek-obyek tertentu (animisme) serta kepercayaan bahwa obyek-obyek tertentu, seperti pohon, batu, senjata memiliki kekuatan gaib (dinamisme)

Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia mulai meningkat. Manusia mulai percaya bahwa orang yang meninggal, rohnya akan pergi ke suatu tempat dan sewaktu-waktu roh itu dapat dipanggil untuk memberikan pertolongan.

MEGALITIKUM

8

Manusia mulai membuat patung-patung raksasa untuk menyembah roh nenek moyang mereka.

Patung yang menggambarkan secara jelas laki-laki dan perempuan ini mengandung makna kesuburan.

MEGALITIKUM | patung

Patung di Bukit Bada, Sulawesi Tengah

9

Peninggalan Pasemah yaitu sebuah kubur batu yang ditemukan di dataran tinggi Pasemah, Sumatera Selatan.

htt

p://

ww

w.c

hro

no

bui

ldin

g.c

o.id

/ser

vice

s/cv

_p

erm

ata

_je

ram

/ind

ex.h

tm

MEGALITIKUM | kubur batu

10

Tempat pemujaanDipahami sebagai tempat tinggal arwah

MEGALITIKUM | pepunden berundak

11

Dolmen | altar batu (di bawahnya sering digunakan sebagai kubur)

MEGALITIKUM | dolmen

Ditemukan di Bondowoso Ditemukan di Sumbawa

12

Batu GajahPasemah Sulawesi Selatan

MEGALITIKUM | ukiran batu

13

Keranda Batu | Bali

MEGALITIKUM | sarcophagus

Waruga | Minahasa(Waruga juga ditemukan di Sumatera Utara)

14

Menhir | Sumatera Barat

Menhir| Minahasa

MEGALITIKUM | menhir

Menhir selain merupakan alat upacara ritual, juga menyimbolkan kesuburan dan kejantanan

15

Pada masa ini mulai berkembang pula pemakaian ragam hias yang ditempatkan di beberapa peralatan sehari-hari.

Beberapa motif sederhana yang dikenal dengan motif ulir atau ukelan

MEGALITIKUM | ornamen

16

Disebut zaman logam karena alat-alat penunjang kehidupan manusia sebagian besar terbuat dari logam.

Pada zaman logam, masyarakat mulai mempergunakan alat-alat atau peralatan yang terbuat dari logam.

Pembuatan benda-benda dari logam menggunakan teknik: cire perdue.

ZAMAN LOGAM

17

METODE CIRE PERDUEBenda yang dikehendaki dibuat dulu dari lilin lengkap dengan bagian detailnya (gbr. 1).

Lilin tersebut kemudian dibungkus dengan tanah dan selanjutnya di panaskan sehingga lilin menjadi cair (gbr.2-3).

Selanjutnya, logam cair dituangkan ke dalam tanah yang telah terbentuk dan setelah dingin, tanah dipecahkan. Sehingga terbentuklah peralatan yang dikehendaki. (gbr. 4-6)

ZAMAN LOGAM

18

Di Indonesia yang lebih banyak digunakan adalah perunggu, yaitu logam campuran antara timah dan tembaga. Oleh karena itu zaman logam di Indonesia lebih dikenal sebagai Zaman Perunggu.

Peralatan yang terkenal luas adalah kapak perunggu, bejana, tombak besar bermata lebar dan Nekara. Benda-benda tersebut selain bernilai fungsional juga ada yang bernilai magis karena digunakan sebagai alat upacara, terutama nekara.

ZAMAN LOGAM

Patung perunggu |Bogor

19

Pengolahan perunggu di Asia Tenggara diperkirakan merupakan bagian dari kebudayaan Dongson, Vietnam, karena di daerah itu ditemukan berbagai benda-benda perunggu seperti nekara, corong, bejana, dan perhiasan dari perunggu, yang mirip dengan yang ditemukan di Indonesia.

Oleh karena itu para ahli menafsirkan bahwa kebudayaan perunggu di Indonesia dan juga di wilayah Asia Tenggara lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson tersebut.

ZAMAN PERUNGGU

Jimat | Bangkinang, Sumatera

20

Nekara digunakan untuk barter, ritual upacara,Misalnya memanggil hujan.

Pada beberapa tempat juga digunakan sebagai peti mati, dan persembahan untuk arwah.

ZAMAN PERUNGGU | nekara

Katalog Museum Nasional

Nekara – Semarang

21

Nekara – P. Selayar Dihiasi bentuk kodok simbol hujan dan kemakmuran

Detail ornamenNekara

ZAMAN PERUNGGU | nekara

22Nekara Bulan Pejeng dari Bali.

Samardjo, Jakob, Arkeologi Budaya Indonesia, Qalam, Yogyakarta

ZAMAN PERUNGGU | nekara

23

Benda ini disebut Moko.

Moko merupakan hasil budaya pada zaman perunggu dan berbentuk menyerupai nekara namun bentuknya lebih kecil.

Moko umumnya digunakan untuk upacara.

Salah satu moko ditemukan di daerah Alor, Nusa Tenggara Timur.

ZAMAN PERUNGGU | moko

24

Meskipun kapak perunggu ini menyerupai sebuah senjata namun kapak ini tidak begitu kuat dan kokoh untuk digunakan sebagai alat perang atau untuk kerperluan pertanian. Para ahli memperkirakan digunakan untuk keperluan upacara.

Kapak Upacara dari Perunggu | ditemukan di Bandung

ZAMAN PERUNGGU | kapak perunggu

25

Kapak Upacara (Candrasa)

Kapak Corong untuk upacara Irian/ Papua, P. Selayar , dll

ZAMAN PERUNGGU | kapak perunggu

Katalog Museum Nasional

26

Bejana PerungguKerinci, SumateraUntuk upacara

ZAMAN PERUNGGU | bejana

Katalog Museum Nasional

27

ZAMAN PERUNGGU | ragam hias bejana

Motif Segi tiga (Tumpal)

Motif Ulir (kelak menginspirasi motif parang

Motif Segi empatMotif Titik

28

ZAMAN PERUNGGU | ragam hias nekara

Motif Pilin

Motif Meander

Motif figuratif Hewan, manusia, perahu

Motif Garis

29

Kapak Upacara dengan detail ornamen stilasi figur manusia dan motif garis

ditemukan di Landau, pulau Roti, Timor

ZAMAN PERUNGGU | ragam hias

30

Motif Meander

ORNAMEN yang terinspirasi dari Masa Prasejarah

Motif Tumpal

Motif Segi 4

Motif Pilin

• Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, 2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta.

• Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient History. Didier Millet. Singapore

• Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early Modern History. Didier Millet. Singapore

• Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 - Architecture. Didier Millet. Singapore

• Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art. Didier Millet. Singapore.

• Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and Ritual. Didier Millet. Singapore

• McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol. 10 - Language and literature. Didier Millet, Singapore

DAFTAR PUSTAKA