Post on 09-Dec-2015
description
SHABRINA WISTA030.10.251
Perdarahan Antepartum
Definisi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari : Kelainan plasenta, yaitu plasenta previa, solutio plasenta (abruption
plasenta), atau perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya, seperti insersio velamentosa, rupture sinus marginalis dan plasenta sirkumvalata.
Bukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya, misalnya kelainan serviks dan vagina (erosio porsionis uteri, polip servisis uteri, varices vulva, ca porsionis uteri) dan trauma.
Para ibu hamil yang patut dicurigai akan mengalami perdarahan antepartum
Para ibu yang umurnya telah lebih dari 35 tahun Paritasnya 5 atau lebih Bagian terbawah janin selalu berada di atas pintu atas panggul, atau Menderita pre-eklampsia
Plasenta Previa
Plasenta previa ialah suatu keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal).
Klasifikasi (1) total atau komplit apabila plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum (2) parsial apabila plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum (3) marginal apabila bagian plasenta menyentuh tepi ostium uteri internum (4) letak rendah apabila plasenta berada di segmen bawah uterus namun tidak
menyentuh ostium uteri internum.
Etiologi
Vaskularisasi desidua yang tidak memadai, sebagai akibat dari proses radang atau atrofi.
Berkaitan dengan proses peradangan dan atrofi di endometrium, misalnya bekas bedah caesar, kuretase, dan miomektomi.
Usia lanjut Wanita perokok plasenta yang terlalu besar, misalnya pada kehamilan ganda
Patofisiologi
Gambaran Klinik
Perdarahan uterus yang keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri dan tanpa alasan
Perdarahan terjadi secara berulang, dan pada setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak.
Penatalaksanaan
Terapi Ekspektatif Syarat terapi ekspektatif : Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti Belum ada tanda inpartu Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dan tanda-tanda vital dalam batas normal) Janin masih hidup- Rawat inap, tirah baring, observasi tanda vital, dan berikan antibiotik profilaksis.- Apabila berhubungan dengan trauma, monitoring sekurang-kurangnya 12-24 jam untuk
menyingkirkan kemungkinan solutio plasenta.- Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan,letak, dan
presentasi janin. - Perbaiki anemia dengan pemberian Sulfas ferosus atau Ferous fumarat peroral 1 bulan.- Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien
dapat dirawat jalan-Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Terapi Aktif (tindakan segera)
Rencanakan terminasi kehamilan jika: Janin matur Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi
kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali) Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
Untuk pasien dengan perdarahan aktif dan gangguan hemodinamik, tindakan segera yang harus dilakukan adalah terminasi kehamilan dan penggantian cairan tubuh
Komplikasi
Anemia bahkan syok. Plasenta akan berimplantasi di segmen bawah rahim yang tipis sehingga
jaringan trofoblas yang memiliki kemampuan invasi dapat menerobos ke miometrium sampai perimetrium, dan mengakibatkan kejadian plasenta akreta, inkreta dan bahkan plasenta perkreta
Kelainan letak janin akan lebih sering terjadi Komplikasi lain yang tidak dapat dihindarkan adalah kelahiran prematur dan
gawat janin. Plasenta previa juga memberikan risiko lebih tinggi untuk terjadinya solusio
plasenta
Prognosis pada kasus plasenta previa tergolong baik dengan adanya berbagai metode diagnosis dini yang sekarang sudah tersedia, misalnya USG. Wanita dengan plasenta previa tetap harus mendapat pengawasan dari petugas kesehatan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
Solusio Plasenta
solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.
Klasifikasi
Menurut derajat lepasnya plasenta :
-Solusio plasenta totalis, bila plasenta terlepas seluruhnya
-Solusio plasenta parsialis, bila plasenta sebagian terlepas
-Ruptura sinus marginalis, bila hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas
-Solusio plasenta dengan perdarahan yang keluar (Revealed hemorrhage)
-Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta (Concealed Hemorrhage)
Secara klinis berdasarkan tanda klinis yang menyertainya :
· Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan terjadi dengan luas plasenta yang terlepas dari implantasinya tidak sampai 25 % dan jumlah darah yang keluar kurang 250 ml
· Solusio plasenta sedang
Solusio plasenta sedang ditandai luas plasenta yang terlepas telah sampai 25 %, tetapi belum mencapai separuhnya (50 %), dan jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum mencapai 1000 ml
· Solusio plasenta berat
Solusio plasenta berat ditandai luas plasenta yang terlepas melebihi 50 %, dan jumlah darah yang keluar mencapai 1000 ml atau lebih
Etiologi
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi
• Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia.
• Faktor trauma• Faktor paritas ibu : Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara • Faktor usia ibu• Faktor pengunaan kokain, kebiasaan merokok• Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Patofisiologi
Gambaran Klinis
Solusio plasenta ringan Solusio plasenta sedang Solusio plasenta berat
Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus.
Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam. Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan
Terjadi sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Uterusnya sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui gejala dan tanda klinik yaitu adanya perdarahan melalui vagina, nyeri karena kontraksi pada uterus, dan pada solusio plasenta yang berat terdapat kelainan denyut jantung janin. Pasien dapat datang dengan perdarahan yang tidak banyak tetapi perut menegang.
Diagnosis definitif hanya dapat ditegakkan secara retrospektif, yaitu setelah partus dengan melihat adanya hematoma retroplasenta.
Diagnosis juga dapat ditegakkan dengan USG abdomen, hitung darah lengkap, monitor janin, pemeriksaan kadar fibrinogen, pemeriksaan waktu protrombin dan waktu tromboplastin parsial, serta ultrasonografi transvaginal
Penatalaksanaan
Solusio plasenta ringan Solusio plasenta sedang dan berat
-Ekspektatif, bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan.-Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan, penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus oksitosin dan jika perlu seksio sesaria.
Komplikasi
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung.
1. Syok perdarahan
2. Gagal ginjal
3. Kelainan pembekuan darah
4. Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)
Prognosis
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio plasenta sampai selesainya persalinan. Angka kematian ibu pada kasus solusio plasenta berat berkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan, gagal jantung dan gagal ginjal.