Post on 19-Nov-2020
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI BANGSAL
DALAM DAN BANGSAL BEDAH RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Keperawatan
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN
i
TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI BANGSAL
DALAM DAN BANGSAL BEDAH RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Keperawatan
DISUSUN OLEH :
LORA ANDRIANI
2213123
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI BANGSAL
DALAM DAN BANGSAL BEDAH RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Keperawatan
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul: Perbedaan
Tingkat Stres Kerja Perawat Di Bangsal Dalam Dan Bangsal Bedah RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Penyusunan penelitian ini merupakan
syarat untuk menyelesaikan studi S1 Keperawatan di Stikes Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta. Penyusunan penelitian ini dapat diselesaikan, atas bimbingan,
arahan, dan bantuan berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis dengan
rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika A., M.Kep., Sp.Kep.MB. selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal AchmadYani
Yogyakarta.
3. Deby Zulkarnain S. Kep., Ns., MMR selaku penguji usulan penelitian
yang telah memberi masukan.
4. Sujono Riyadi Skep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada saya
dalam penelitian ini.
5. Mama, Bapak, Sahabat dan seluruh anggota keluarga yang telah
memberikan limpahan cinta, doa dan semangat kepada penulis.
6. Semua sahabat mahasiswa keperawatan angkatan 2013 yang telah
memberikan masukan, semangat serta dukungan kepada penulis.
7. RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, yang memberikan
kesempatan bagi saya untuk melakukan penelitian.
8. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan yang tidak bias
disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya.
v
Akhirnya besar harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menambah ilmu pengetahuan. Kritikdan saran sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan penelitian ini.
Yogyakarta,2017
Penulis
Lora Andriani
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................ v DAFTAR TABEL ................................................................................... vi DAFTAR SKEMA ................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii INTISARI...................................................................................................... ix ABSTRACT................................................................................................. . x BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 6 Stres Kerja Perawat .................................................................. 6
B. Kerangka Teori ......................................................................... 13 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 14 D. Hipotesis .................................................................................. 14
BAB III METODE PEBELITIAN A. Desain Penelitian ...................................................................... 15 B. Lokasi dan Waktu ..................................................................... 15 C. Populasidan Sample .................................................................. 15 D. Variable Penelitian ................................................................... 16 E. DefinisiOperasional .................................................................. 16 F. Alatdan Metode Pengumpulan Data .......................................... 17 G. Validirasdan Reabilitas ............................................................. 18 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 19 I. Etika Penelitian ......................................................................... 21 J. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 22
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................... 24 2. Analisis Hasi Penelitian........................................................ 24
B. Pembahasan............................................................................... 27 C. Keterbasan Penelitian................................................................ 31
vii
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................ 32 B. Saran...................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 16
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Stres Kerja .................................................. 17 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Bangsal Dalam....................................... 25 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Bangsal Bedah......................................... 25 Tabel 4.3 Perbandingan Tingkat Stres Kerja Perawat Bangsal Dalam Dan Bangsal Bedah............................................................................. 26
ix
DAFTAR SKEMA
Tabel 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 13 Tabel 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 14
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Informasi Menjadi Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Kuisioner Stres Kerja Perawat Lampiran 4 Surat-surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 6 Lembar Penyusunan Proposal
Lampiran 7 Surat-surat Ijin Penelitian
Lampiran 8 Lembar konsultasi
Lampiran 9 Hasil SPSS
xi
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI BANGSAL DALAM
DAN BANGSAL BEDAH
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Lora Andriani1, Sujono Riyadi2
INTISARI Latar Belakang : Profesi keperawatan memegang peranan penting di dalam rumah sakit dengan memberikan layanan kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan secara bio-sosial-kultural-spiritual secara komperhensif. Dalam pelaksanaan pekerjaan terkadang didapatkkan stressor. Di Bangsal Dalam dan Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul tingkat stres antara perawat yang bekerja di Bangsal Dalam dan Bangsal Bedah berbeda, terdapat 34 perawat yang bertugas dikedua bangsal, 17 perawat dari bangsal dalam dan 17 perawat dari bangsal bedah. Tujuan : Untuk mengetahui Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat di Bangsal Dalam dan Bangsal Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode: Rancangan Penelitian ini menggunakan menggunakan metode comparasi study yaitu mencari perbandingan antara variabel bebas dan variabel terikat. Tekhnik yang digunakan adalah Total Sampling dan didapatkan jumlah responden sebanyak 34 responden. Pengambilan data menggunakan kuisioner dan dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil : Hasil analisis statistik diketahui didapatkan hasil Stres Bangsal Bedah > Bangsal Dalam. Tingkat Stres Bangsal Bedah lebih tinggi dari Bangsal Dalam, namun secara statistik di dapatkan hasil p-value 0,777 dengan koefisien korelasi r=0,05. Kesimpulan : Tidak ada Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat di Bangsal Dalam dan Bangsal Bedah yang signifikan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Kata Kunci : Stres Kerja Perawat, Bangsal Dalam, Bangsal Bedah.
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta. 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
xii
The Difference of Stress Level of Nurses in Lying-In Ward and Surgical Ward in
Panembahan Senopati General Hospital of Bantul
Lora Andriani1, Sujono Riyadi2
ABSTRACK
Background : Profession as a nurse has an essential role in a hospital by providing health service in the form of nursing care with bio-social-cultural-spritual approach comprehensively. During the job implementation, there is sometimes a stressor. In the lying-in ward and surgical ward in Panembahan Senopati hospital, stress level between nurses who are responsible for lying-in ward and surgical ward is different. There are 34 nurses in charge in both wards, 17 nurses from lying-in ward and 17 nurses from surgical ward. Objective : To identify The Difference of Stress Level of Nurses in Lying-In Ward and Surgical Ward in Panembahan Senopati General Hospital of Bantul Method : This study design applied comparative study method to find out comparison between independent variable and dependent variable. The used technique was total sampling to select 34 respondents. Data compilation instrument was questionnairre and was analyzed by Chi Square statistical test. Result : The result of statistical analysis found out that stress level of surgical ward was higher than lying-in ward. Nevertheless, the statistics figured out p value of 0,777 with correlational coefficient r = 0,05. Conclusion : There was no significant difference between stress level of nurses in lying-in ward and nurses in surgical ward in Panembahan Senopati general hospital of Bantul. Keywords : Stress Level of Nurses, Lying-In Ward, Surgical Ward.
1A student of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta. 2A counseling lecturer of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta.
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat
dimana pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan penderita yang dilakukan secara multidisiplin oleh profesional dan
terlatih. Rumah sakit mempunyai fungsi lain dianataranya penyelenggara
kesehatan salah satunya yaitu pelayanan keperawatan. Penyelenggaraan pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit ditentukan oleh tiga komponen utama antara jenis
pelayanan yang diberikan, manajemen sebagai pengelola pelayanan dan tenaga
keperawatan sebagai pemberi pelayanan keperawatan (Kemenkes,
2014).Perkembangan rumah sakit di Indonesia saat ini dalam tahap era “industri
jasa kesehatan” yang menyangkut permasalahan yang komplek. Semakin cepat
perubahan pada industri Rumah Sakit ini, berakibat pada semakin tingginya
tekanan para pengelola Rumah Sakit di Indonesia, termasuk manajemen rumah
sakit dan para medisnya.
Sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit, profesi keperawatan
memegang peranan penting di dalam rumah sakit dengan memberikan layanan
kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan secara bio-sosial-kulturalspiritual
secara komperhensif kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (PPNI,
2012).Perawat juga merupakan tenaga kesehatan yang sangat penting dan menjadi
ujung tombak di rumah sakit (Indah, 2011).
Dengan jam kerja dan jumlah pasien yang banyak bisa menimbulkan beban
kerja yang berlebihan pada perawat. Beban kerja adalah merupakan keadaan
dimana seseorang melakukan suatu usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang
untuk memenuhi permintaan dan untuk menyelesaikan banyaknya pekerjaan yang
diberikan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu (Supardi, 2007).
2
Dengan beban kerja dan pekerjaan yang banyak dapat mengakibatkan stres
sehingga perawat tersebut tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya,
maka perawat tersebut dikatakan mengalami stres kerja. Manifestasi dari stres
kerja perawat antara lain akibat karakterisasi pasien, pengkajian terhadap pasien,
dan aspek lingkungan kerja yang mengganggu, efisiensi pelaksanaan tugas, serta
adanya tuntutan untuk menyelamatkan pasien (Levin et al, 2004).
Bangsal Penyakit Dalam di RSUD Panembahan Senopati Bantul
merupakan bangsal rawat inap yang menangani pasien dengan penyakit kronis
seperti hepatitis, diabetes melitus, kanker dan banyak penyakit dalam lainnya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di bangsal dalam
pada tanggal 16 januari 2017 di dapatkan jumlah pasien 1 tahun terakhir dari
Januari 2016 sampai Januari 2017 adalah 1.456 pasien.
Sedangkan bangsal Bedah merupakan bangsal rawat inap di RSUD
Panembahan Senopati Bantul yang menangani pasien paska Operasi atau paska
Pembedahan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 16
januari 2017 yang dilakukan peneliti didapatkan jumlah pasien selama 1 tahun
terakhir dari Januari 2016 sampai Januari 2017 adalah 1.529 pasien.
RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan Rumah Sakit Umum
Pemerintah Daerah Bantul, terutama di bidang pelayanan kesehatan. Tugas Utama
RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah melaksanakan pelayanan secara
berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu. RSUD Panembahan Senopati Bantul
menawarkan Instalasi Rawat Inap bagi pasien yang di bagi menjadi 3 bagian
Rawat Inap Umum, Rawat Inap Dalam, dan Rawat Inap Post Opersai atau paska
Bedah.
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang di ruang penyakit dalam dan
ruang bedah didapatkan data tenaga keperawatan yang masih aktif di ruang
penyakitdalam berjumlah 17 perawat, dan diruang bedah berjumlah 17 perawat.
Peneliti juga mewawancari tenaga keperawatan dari ruang penyakit dalam, dari
hasil wawancara peneliti dengan 10 perawat, lima perawat ruang penyakit dalam
3
dan lima perawat ruang bedah, didapatkan hasil bahwa dari 10 perawat yang di
wawancarai terdapat tujuh perawat yang mengatakan mengalami stres kerja, (tiga
perawat dari ruang penyakit dalam, dan empat perawat dari ruang bedah), perawat
dari ruang penyakit dalam mengatakan stres terjadi karena jam kerja yang
kadang-kadang berlebihan seperti jam shif pagi pukul07.00 – jam 14.00, namun
perawat bisa pulang di jam 15.00, perawat diruang bedah mengatakan karena
jumlah pasien yanag datang berlebihan dengan kondisi yang bebeda. Sedangkan
tiga perawat (dua perawat dari ruang penyakit dalam, dan satu perawat dari ruang
bedah) mengakatan sudah biasa dengan kondisi ruangan dan kelebihan jam kerja.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian “ Perbedaan Tingkat StresKerja Perawat di Bansal Dalam Dan Bangsal
Bedah di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Apakah Ada Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat di Bangsal Dalam
Dan Bangsal Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul? “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Mengetahui adanya perbedaan tingkat stres kerja perawat di bangsal Dalam
dan bangsal Bedah di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui perbedaan tingkat stres kerja perawat di bangsal dalam dan
bedah di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
b. Mengetahui tingkat stres kerja di setiap bangsal Dalam dan bangsal
Bedah di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan tentang,
bagaiman perbedaan tingkat stres kerja perawat di bangsal dalam dan
bangsal bedah.
b. Bagi Instasi Kesehatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan di bidang
manajemen keperawatan untuk menambah pengetahuan tetang stres kerja
perawat.
c. Bagi Mahasiswa Keperawatan STIKES A. YANI Yogyakarta.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
menambah wawasan bagi Mahasiswa STIKES A. YANI Yogyakarta
terutama wawasan tentang perbedaan tingkat stres kerja perawatdi
bangsal dalam dan bangsal bedah.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan
referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian yang
berhubungan dengan stres kerja perawat.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang Perbedaan Tingkat Stres Kerja Dibangsal Dalam Dan
Bangsal Bedah di RSUD Panembahan Senopati Bantul, sejauh yang diketahui
peneliti belum pernah dilakukan penelitian, tetapi ada penelitian yang mendukung
penelitian ini yaitu:
1. Penelitian Tri Sumarni dkk, (2014), dengan judul :”Hubungan antara
Beban Kerja Perawat dengan Stres Kerja Perawat di Bangsal
Bedah Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Tarunadibrata
5
Purbalingga”Penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdengan
menggunakan desain deskriptifkuantitatif korelasional. Penelitian
dilaksanakan di Bangsal Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R
Goeteng Tarunadibrata Prbalingga. Persamaan dari penelitian ini adalah
desain penelitian yaitu Variable bebas dan Terikat yaitu beban kerja dan
stres kerja. Perbedaan dengan penelitian ini adalah Analisa data Somers’ d.
2. Penelitian Yesi Gustian, (2010), dengan judul :” Hubungan Stres Kerja
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasaman Barat “. Metode yang
di gunakan adalah metode anlitik. Pendekatan yang di gunakan adalah
cross sectional. Penelitian ini di laksanakan di Ruang Rawat Inap RSUD
Pasaman Barat. Persamaan dari penelitian ini adalah cross sectional,
sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah analisa data
menggunaka Somers’ d.
3. Penelitia Haryanti, (2013), dengan judul : “Hubungan Antara Beban Kerja
Dengan Stres Kerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Kabupaten
Semarang” penelitian adalah jenis penelitian deskriktif korelasi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah Variable bebas yaitu beban kerja.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah Analisa data yaitu Somers’ d.
26
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul
merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang
didirikan pada tahun 1953 dengan nama Rumah Sakit Hongeroedem, namun pada
tahun 2003 berubah menjadi RSUD Panembahan Senopati Bantul. RSUD
Panembahan Senopati Bantul terletak di Jl. Dr. Wahdin Sudiro Husodo No. 14,
desa Borongan, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta. RSUD Panembahan Senopati
Bantul memiliki luas tanah 1856 m dan luas bangunan 1149,5 m dan merupakan
salah satu RSU pratama tipe B non pendidikan dan diresmikan sesuai SK Menkes
No. 142/Menkes/SK/I/2007.
RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki beberapa ruang rawat inap dari
VVIV, VIV, Kelas Utama, Kelas I, Kelas II, Kelas III. Ruang rawat inap penyakit
Dalam (Bakung) dan ruang rawat inap Bedah (Melati) merupakan ruang rawat
inap kelas II dan III yang dimiliki oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Analisis Hasil Penelitian
a. Analisa Univariabel
1. Karakteristik Responden
Setelah dilakukan penelitian pada 34 perawat di ruang penyakit Dalam dan
ruang Bedah di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin, usia, strata pendidikan, dan lama kerja. Menurut teori
yang dikemukakan oleh Dessler (2004), usia produktif adalah 25-30 tahun yang
pada usia ini seseorang sedang memilih pekerjaan yang sesuai dengan karir
individu tersebut. Usia 30-40 tahun merupakan usia saat seseorang memantapkan
27
kariruntuk mencapai tujuan, dan puncak karir dicapai pada usia 40 tahun atau
lebih.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Bangsal Dalam
Karakteristik Bangsal Dalam Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Usia
25-30 tahun 30-40tahun >40 tahun
5 12
2 12 3
29,4 70,6
11,8 70,6 17,6
Pendidikan Diploma
Sarjana Lama Kerja
≤ 3 tahun < 3 tahun
15 2
0 17
88,2 11,8
0
100,0 Total 17 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden mayoritas
perempuan sebanyak 12 orang (70,6%), usai responden mayoritas di 30-40 tahun
sebanyak 12 orang (70,6%), pendidikan responden mayoritas diploma sebanyak
15 orang (88,2%), dan semua responden memiliki lama kerja < dari 3 tahun
(100,0).
28
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Bangsal Bedah
Karakteristik Bangsal Bedah Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Usia
25-30 tahun 30-40tahun >40 tahun
4 13
5 8 4
23,5 76,5
29,4 47,1 23,5
Pendidikan Diploma
Sarjana Lama Kerja
≤ 3 tahun < 3 tahun
15 3
2 15
88,2 17,6
11,8 88,2
Total 17 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden mayoritas
perempuan sebanyak 13 orang (76,5%), usai responden mayoritas di 30-40 tahun
sebanyak 8 orang (47,1%), pendidikan responden mayoritas diploma sebanyak 15
orang (88,2%), dan mayoritas lama kerja responden < dari 3 tahun sebanyak 15
orang (88,2%).
Tabel 4.3
Perbandingan antara Tingkat Stres Kerja Perawat Bangsal Dalam dan Bangsal Bedah.
Perbandingan Frekuensi (n) Persentase (%) Bangsal Dalam Ringan Sedang Berat Bangsal Bedah Ringan Sedang Berat
7 9 1
2 8 7
41,2 52,9 5,9
11,8 47,1 41,2
Total 34 100,0
Sumber: Data Primer, 2017
29
Berdasarkan tabel 4.3 perbandingan dapat dilihat dibangsal dalam sebagian
perawat merasakan tingkat stres kerja sedang sebanyak 9 orang (52,9%),
sedangkan dibangsal bedah sebagian perawat merasakan tingkat stres kerja sedang
sebanyak 8 orang (47,2%).
Hasil Dari Uji Statistik Menggunakan One-Sample Test
Tabel 4.4
Bangsal Uji Statistik Hasil Bangsal Dalam One-Sample Test .000 Bangsal Bedah One-Sample Test .000
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 Dapat dilihat bahwa nilai p-value 0,000 < 0,05 menunjukan
ada perbedaan tingkat stress kerja pada perawat di bangsal dalam dan bangsal
bedah.
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden di Bangsal Dalam dan Bangsal Bedah RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
a. Jenis Kelamin Responden
Responden yang berjenis perempuan dalam penelitian ini sebanyak
12 orang (70,6%) berada di bangsal dalam, dan di bangsal bedah
berjumlah 13 orang (76,5%), lebih banyak dibangdingkan berjenis kelamin
laki-laki, laki-laki dibangsal dalam berjumlah 5 orang (29,4%), dan laki-
laki dibangsal bedah berjumlah 4 orang (23,5%).
Di Indonesia, proporsi perawat wanita lebih besar jika
dibandingkandengan perawat laki-laki. Perawat merupakan salah satu
profesi yang sebagianbesar didominasi oleh wanita (Turangan, 2013).
Banyaknya jumlah perawatwanita untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai perawat.
30
b. Usia Responden
Usia responden yang berada dibangsal dalam mayoritas 30-40
tahun yang berjumlah 12 orang (70,6%), begitupun bangsal bedah
mayoritas usia 30-40 tahun berjumlah 8 orang (47,1%). Pada usia 30-40
adalah usia degeneratif yaitu usia madya pada dewasa. Usia 30-40 tahun
adalah usia seseorang yang dapat memacu berbagai penyakit dan beresiko
memicu stres yang tinggi, dimana stres yang tinggi dapat terjadi jika di
usia ini seseorang masih dalam masa aktif bekerja. Berdasarkan penelitian
yangdilakukan Mc. Grath(1989), menemukan kesepakatan tentang
sumberstress di usia degeneratif pada usia 30 lebih dalam bidang
keperawatan yakni: 67 %responden menyatakan banyaknya tuntutan tugas
yang harus diselesaikan, 54 %menyatakan fungsi tubuh yang tidak sekuat
dulu, 46 % menyatakan batas waktu ditentukanorang lain sangat minim
(Abraham dan Shanley, 1997).Menurut Anoraga(1998), semakin tua
seseorang maka orang tersebutsemakin rentan mengalami stres, sedangkan
menurutGunarsa (2008) seseorang akan rentan mengalamistres pada usia
21–40 tahun dan pada usia 40–60tahun.
c. Pendidikan Responden
Pendidikan responden yang berada dibangsal dalam mayoritas
Diploma yang berjumlah 15 orang (88,2%), dan bangsal bedah memliki
responden yang sama dengan bangsal dalam yaitu mayoritas diploma
sebesar 15 orang (88,2%).Di Indonesia, diploma adalah jenjang
pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Indonesia pada umumnya
terdapat di perguruan tinggi politeknik dan akademi, meskipun juga
terdapat di berbagai perguruan tinggi umum seperti Universitas, Institut,
Sekolah Tinggi. Pendidikan Tinggi Politeknik di Indonesia sejak pertama
kali didirikan di era tahun 1970-an, dewasa ini sudah sampai pada titik
kemajuan dimana lulusannya telah disetarakan dengan lulusan Pendidikan
Tinggi Teknik yang lain yang ada di Universitas, Institut maupun Sekolah
Tinggi di Indonesia. Program diploma I diarahkan pada hasil lulusan yang
menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin,
31
atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun
kontekstualnya di bawah bimbingan. Program diploma II diarahkan pada
hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan
yang bersifat rutin, atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat
maupun kontekstualnya secara mandiri, baik dalam bentuk pelaksanaan
maupun tanggungjawab pekerjaannya. Program diploma III diarahkan
pada lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang
bersifat rutin maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat maupun
kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan maupun
tanggungjawab pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan
dan bimbingan atas dasar ketrampilan manajerial yang dimilikinya.
Dahulu jenjang diploma III ini dikenal dengan sebutan Sarjana Muda.
Program diploma IV diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar
kemampuan profesional tertentu, termasuk ketrampilan merencanakan,
melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggungjawab
mandiri pada tingkat tertentu, memiliki ketrampilan manajerial, serta
mampu mengikuti perkembangan, pengetahuan, dan teknologi di dalam
bidang keahliannya.
d. Lama Kerja Responden
Lama kerja seluruh responden pada bangsal dalam <3 tahun,
dibangsal bedah lama kerja responden mayoritas <3 tahun sebanyak 15
orang (88,2%). Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada
umumnya 6-10 jam. Sisanya dipergunakan untuk kehidupan dalam
keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang
waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak
disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan
biasanya terlihat penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan
waktu yang berkepanjangan timbul kecenderungan untuk terjadinya
kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan serta
ketidakpuasan. Dalam seminggu seseorang biasanya dapat bekerja dengan
32
baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu, kemungkinan besar untuk
timbulnya hal yang negatif bagi tenaga kerja yang bersangkutan dan
pekerjaannya itu sendiri. Menurut (Suma’mur P.K., 2014) jika lama
bekerja bisa menimbulkan rasa bosan atau jenuh pada pekerjaan yang
dikerjakan seseorang, jika rasa jenuh dan bosan jenuh atau bosan menigkat
didalam pekerjaan maka tingkat produktivitas untuk menjalankan tugas
pada pekerjaan biasanya menurun drastis dan mengakibatkan pekerjaan
terbengkalai.
2. Tingkat Stres Kerja Responden di Bangsal Dalam dan Bangsal Bedah
RSUD Panembahan Senopati Bantul.
a. Bangsal Dalam
Responden dibangsal dalam berjumlah 17 orang, mayoritas tingkat
stres kerja sedang sebanyak 9 orang (52,9%). Menurut Enik (2012) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa stres sedang sedang yang dialami
seseorang atau individu terjadi karena banyak faktor termasuk faktor
pekerjaan, stres sedang tidak terlalu mengkhawatirkan karena belum di
kategori berat. Untuk menghindari stres pekerjaan seseorang atau individu
bisa memilih alternatif liburan untuk mengurangi stres.Menurut faridah
(2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa perawat mengalami stres
sedang, kondisi fisik dan kebugaran tubuh menurun akibat stres sedang
yang dialami perawat.
b. Bangsal Bedah
Responden dibangsal bedah berjumlah 17 orang, mayoritas tingkat
stres kerja yang dialami responden dibangsal bedah adalah tingkat stres
kerja sedang sebanyak 8 orang (47,1%). Dimana tingkat stres kerja berat
situasi yang sangat mengkhawatirkan, menurut Haryanti(2010) dalam
penelitiannyabahwa stres berat merupakan akibat dari tingginya tuntutan
pekerjaan yang harus dikerjakan oleh individu, menurut Hartini (2007)
dalam penelitiannya stres bisa mengarahkan tubuh untuk bereaksi terhadap
emosi, stressfull, dan keadaan darurat.
33
c. Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat di Bangsal Dalam dan Bangsal
Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan univariat
distribusi frekuensi, yang disajikan dalam tabel 4.4 diketahui nilai
perbandinganp-value sebesar (0,000) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan tingkat stres kerja di bangsal dalam dan bangsal
bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian menunjukan
bahwa dari total 34 responden, tingkat stres kerja di bangsal dalam dan
bangsal bedah ada perbedaan yang signifikan, mulai dari kondisi pasien
yang berbeda, ataupun tugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh
perawatdi bangsal dalam dan bedah RSUD Panembahan senopati Bantul.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014),
menyatakan bahwa di ada perbedaan tingkat stres kerja perawat yang
signifikan di ruang penyakit dalam dan bedah RSUD Pasar Rebo dengan
hasil (0,002%). Adapun penelitian lain yang mendukung penelitian ini
dilakukan oleh peneliti Iin (2016) yang dilakukan di RSUD DR. Moewardi
Di Surakarta mengatakan dalam penelitiannya ada perbedaan yang
signifikan di bangsal dalam dan bedah kelas II dan III dengan hasil
(0,000%).
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini mengalami berbagai keterbatasan penelitian dan kendala dalam
penelitian antara lain: penelitian ini memiliki kelemahan yaitu peneliti tidak
melihat langsung responden mengisi kuisioner.
34
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah dikemukan pada
bab IV, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Sebagian besar perawat mengalami Tingkat Stres Kerja sedang, dibangsal
dalam sebanyak 9 orang (52,9) dan bangsal bedah sebanyak 8 orang (47,1%).
2. Ada Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat di Bangsal Dalam dan Bangsal
Bedah yang signifikan, ditunjukan dari hasil One Sampel T Test yaitu sebesar
(0,000%).
B. SARAN
1. Bagi perawat
Penelitian ini dapat mengembangkan dan memperluas ilmu pengetahuan serta
menjadi masukan untuk perawat.
2. Bagi Rumah sakit
Diharapkan penelitian ini menjadi acuan dan masukan bagi manajemen
dibidang keperawatan.
3. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat menajdi sumber pengetahuan dan memberikan informasi
tentang Perbedaan Tingkat Stres Kerja Perawat di Bangsal Dalam dan
Bangsal Bedah.
35
DAFTAR PUSTAKA
Abraham & Shanley. (1997). Psikologi Sosial Untuk Perawat.Jakarta: EGC. Anoraga, P. (1998). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
RinekaCipta. Atkinson. 2000. Pengantar Psikologi edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Interaksara. Azhar. (2008). Stres Kerja Perawat. Jakarta: Kedokteran Univesitas Indonesia Brown, J.D. (1998). The Self. Boston : Mc Graw- Hill. Carson, D. S. (2000). Work-family conflict in the organotation.Journal Of
Management , 26, 1031-1054. Chaplin, J. P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Raja Grafindo. Crawford JR and Henry JD. (2003). The Depression Anxiety Stress Scale (DASS):
Normative data and latent structure in a large non-clinical sample. British Journal of Clinical Psychology 42, 111 - 113.
Dessler, G. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesembilan, Jilid 1:
PT. Indeks Kelompok Gramedia. Dewi, W. (2014). Hubungan Beban Kerja Perawat di Ruang Bedah dan Ruang
Penyakit Dalam RSUD Pasar Rebo Jakarta. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Enik. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Perawat di RSUD
Batam.http://erepo.unud.ac.id/11063/3/0e81eedefbfd25c48aca9fd0105e3c65.pdf. Diakses 23 Agustus 2017.
Faridah, R. (2011). Pengaruh Tingkat Stres Kerja pada Perawat di RSUD
Semarang. http://erepo.unud.ac.id/11063/3/0e81eedefbfd25c48aca9fd0105e3c65.pdf. Diakses 23 Agustus 2017.
Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi: Perkembangan Dewasa. Jakarta: PT.
BPKGunung Mulia. Hartini, Y. S. (2007). Stres kerja pada perawat di RSUD PONOROGO.
Universitas Erlangga Surabaya.
36
Haryanti, P. (2010). Hubungan Stres Kerja Perawat di RSUD Brebes. Universitas Respati Yogyakarta.
Hawari.D. (2001).Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Heni. H. (2013). Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat di IGD
RSAB Harapan Kita. Jakarta: Fakultas Keperawatan Universitas Esa Unggul.
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi Kedua.
Jakarta:Salemba Medika. Hidayat, AAA., (2011), Pengantar konsepdasar keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta. Iin, E. (2016). Perbedaan Stres Kerja Perawat di Bangsal Dalam dan Bedah
kelas II dan III di RSUD Moewardi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Indah dan Dwi Kusuma. (2011).Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja
Perawat Di Unit Rawat Inap RSUD Kraton Pekalongan. Tersedia dari: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/. Diakses 6 januari 2017
KOZIER, b., Erb,, G., Berman, A., & Snyder, S. (2010). Buku AjarFundamental
keperawatan.(Wahyuningsih, E, dkk penerjemah). Jakarta : EGC. Kusnanto (2003). Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta. EGC Lazarus, R. S. Dan Flokman, R. (1986). Apparaisal, coping, Health Status, and
Psychological, Symptoms. Journal of personality and Social Psychology. Vol. 50. 3, 571579.
Levin, S. (2004).Tracking Workload In The Emergency Department, Human
Factors.Di unduh dari: http://search.proquest.com/docview/216465972/fulltextPDF/13BEDEC
ECCB2DDE256A/11?accountid=17242.Tanggal 29 februari 2017. Marquis dan Huston (2004) tersedia dari:
http://erepo.unud.ac.id/11063/3/0e81eedefbfd25c48aca9fd0105e3c65.pdf. Diakses 10 desember 2016.
Mc, Grath. (1989). Stres work in hospital and management.Journal 75: 1-56.
37
Notoadmojo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatf, Kuantitatif, Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan, edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Rice, F. P. (2002). The adolescent: development, relationship, and culture,
(10th ed.), Allyn & Bacon, A Pearson Education Company,MA Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press. Siska D. (2012). Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana
di Ruang IGD dan ICU RSUD Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara. Tersedia dari: http://repository.usu.ac.id. Diakses 20 maret 2017.
Steers, R., dan Porter, L. (1983). Motivational and Work Behavior, 3th edition.
Tokyo: Mc. Graw Hill Book Company. Sopiah. 2011. Perilaku Organisassi, Andi, Yogyakarta. Suma’mur, S. (2014). Kesehatan Kerja Dalam Perpektif Hiperkes dan
Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga. Supardi. (2007). Analisa Stres Kerja Pada Kondisi dan Beban Kerja Perawat
Perawat Dalam Klasifikasi Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumkit TK II Putri Hijau Sunarso. (2010) Teori Manajemen Dan Organisasi. Tersedia dari: http://theorymanajemendanorganisasi.blogspot.co.id/2015/12/beban-kerja.html. Diakses pada 31 maret 2017.
Suwignyo, (2007). Kurikulum dan Politik (Kebijakan) Pendidikan, (dalam Forum
Mangunwijaya, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif), PT Kompas Media Nusantara, Jakarta : 2007.
Tomey. (2009). Nursing Theorists and their work. USA: Mosby Elsevier.
38
Tri. S. (2014). Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Stres Kerja Perawat di Bangsal Bedah Rumah Saakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga.
Turangan, S. (2013). Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Wanita di RSUD Salatiga. Tesis. Salatiga: Universitas
SatyaWacana. Available on:
hhtp:/repository.uksw.edu/handle/123456789/4110. Diakses tanggal 23
Agustus 2017.
Pranowo, G. (2014). Pidato Kunci Gubernur Jawa Tengah Pada Pembukaan
Rakernas VIII Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada). Semarang: 11 Maret 2017 PPNI (2012) Standart Kopentensi Perawat Indonesia (www.hpeq.dikti.go.id diakses pada tanggal 10 maret 2017).
Purwati, A. (2008). Konflik Stres Kerja Pada Tenaga Kesehatan. Jakarta:
Univesitas Indonesia. Wardhono. S. 1998. Menuju Keperawatan Profesional. Semarang: Akper
Depkes. Wirawan, 2010 ; Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia, Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
39
L A M P I R A N
46
47
48
49
52
KUESIONER PENELITIAN
A. Pengantar
1) Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara/i membaca dengan teliti dan
pahamimaksud dari setiap butir pertanyaan dan seluruh pilihan alternatif
jawabanyang ada. Jawaban diisi menurut keyakinan
Bapak/Ibu/Saudara/i,kuesioner ini tidak mempengaruhi posisi atau
jabatanBapak/Ibu/Saudara/i dan kerahasiaan tetap terjaga.
2) Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i yang telahmembantu
penelitian untuk menjawab kuesioner ini.
B. Identitas Responden
1. No. Responden : ..............................
2. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
3. Umur : ............................. Tahun
4. Pendidikan : □ SPK□Diploma□ Sarjana
5. Masa Kerja : ............................. Tahun
C. Petunjuk Pengisian
1. Alternatif jawaban tersedia adalah:
1 : Normal
2 : Sedang
3 : Tinggi
53
KUESIONER STRES KERJA
Jawablah setiap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda
checklist (√) pada saat satu alternatif jawaban yang disediakan.
No Pertanyaan 0 1 2 3
1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi
marah karena hal-hal sepele.
2. Saya sama sekali tidak dapat merasakan
perasaan positif.
3. Saya sepertinya tidak kuat lagi
melakukan suatu kegiatan.
4. Saya merasa goyah (misalnya, kaki
terasa mau gemeteran).
5. Saya menemukan diri saya berada
dalam situasi yang membuat saya
merasa sangat cemas dan saya akan
sangat lega jika semua ini berakhir.
6. Saya menemukan diri saya mudah
merasa kesal.
7. Saya merasa sedih dan tertekan.
8. Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
9. Saya merasa tidak berharga sebagai
seorang manusia.
10. Saya berkeringat secara berlebihan
(tangan berkeringat), padahal tempratur
tidak panas atau tidak melakukan
aktivitas fisik sebelumnya.
11. Saya merasa hidup tidak bermanfaat.
12. Saya mengalami kesulitan dalam
menelan
54
13. Saya menyadari kegiatan jantung,
walaupun saya tidak sehabis melakukan
aktivitas fisik (misalnya: merasa detak
jantung meningkat atau lemah)
14. Saya merasa bahwa saya sangat mudah
marah.
15. Saya merasa sulit untuk tenang setelah
saya merasa kesal.
16. Saya merasa tidak antusias dalam hal
apapun.
17. Saya sedang merasa gelisah.
18. Saya tidak dapat memaklumi hal
apapun yang menghalangi saya untuk
menyelesaikan hal yang sedang saya
lakukan.
19. Saya melihat tidak ada harapan untuk
masa depan.
20 Saya menemukan diri saya mudah
gelisah.
21. Saya merasa gemetar (misalnya: pada
tangan).