Post on 28-Jan-2022
PERBANDINGAN RENDEMEN BAHAN BAKUKAYU RAKYAT DAN BAHAN BAKU DARI HUTAN ALAM
PADA INDUSTRI PLYWOOD PT.PANPLY
RICIA NANTI105950031412
PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016
PERBANDINGAN RENDEMEN KAYU ALAMDAN KAYU RAKYAT DI PT.PANPLY
RICIA NANTI105950031412
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana KehutananStrata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : PERBANDINGAN RENDEMEN BAHAN BAKU KAYURAKYAT DAN BAHAN BAKU DARI HUTAN ALAMPADA INDUSTRI PLYWOOD PT.PANPLY
Nama : RICIA NANTI
Stambuk : 105 95 0031 412
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
Makassar, April 2016
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Husnah Latifah,S.Hut.,M.Si Muh. Tahnur, S.Hut., M.Hut
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi
Ir.H.Saleh Molla,MM Husnah Latifah,S.Hut.,M.Si
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi
PERBANDINGAN RENDEMEN BAHAN BAKU KAYURAKYAT DAN BAHAN BAKU DARI HUTAN ALAM PADAINDUSTRI PLYWOOD PT.PANPLY
Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumper data dan informasi yang berasal
ataudi kutip dari karya yang di terbitkan ataupun yang tidak di terbitkandari penis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
ahir skripsi.
Makassar, september 2016
RICIA NANTI
105950031412
ABSTRAK
RICIA NANTI 105950031412. Perbandingan Rendemen Bahan Baku KayuRakyat Dan Bahan Baku Dari Hutan Alam Pada Industri Plywood PT.Panply. dibimbing oleh HUSNAH LATIFAH dan MUH. TAHNUR.
Penggunaan kayu rakyat sebagi alternatif bahan baku pada PT.Panplymenyebabkan tingginya permintaan kayu pada hutan rakyat. Perbedaan diameter,jenis dan rendemen antara kayu rakyat dengan kayu dari hutan alam menjaditantangan tersendiri. Berdasarkan hal tersebut di perlukan penelitian untukmengetahui rendemen bahan baku pada industri.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rendemen bahan bahan bakuantara kayu alam dan kayu rakyat di PT. Panply Kabupaten Luwu. Penelitian inidilakukan dengan cara menghitung rendemen kayu yang diolah dalam sehari, darikayu alam maupun kayu rakyat. Kayu alam digunakan yaitu sebagai F/B dan coresedangkan kayu rakyat digunakan sebagai core saja. Hasil yang diperoleh padapenelitian ini adalah rendemen core yang didapatkan dari hasil rendemen kayurakyat lebih tinggi di bandinggkan dengan kayu mekanik.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan total rendemen coresebesar 49,12 % pada tahun 2014, 52,48 % pada tahun 2015 dan 46,82 % padabulan juli-agustus 2016. Di bandingkan dengan tahun 2015 dan tahun 2014produksi kayu rakyat cenderung naik.
Rendemen selalu mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunyadi sebabkan karena adanya moratorium yang menyebabkan perusahaan harusmenggunakan sebagian kayu rakyat sebagai bahan core.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena hanya dengan
taufik dan hidayah-nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang
berjudul Perbandingan Rendemen Bahan Baku Kayu Rakyat Dan Bahan Baku
Dari Hutan Alam Pada Industri Plywood PT.Panply. sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar sarjana Kehutanan Fakultas Pertanian Universita
Muhammadiyah Makassar.
Pennyusunan tugas ahir ini, penulis mengalami tantangan dan
hambatan mulai dari perencanaan sampai selesai menyusun laporan in, namun
berkat petunjuk, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak, yang iklas
meluangkan waktunya untuk membantu dalam menyusun penulisan tugas akhir
ini. Maka sepantasnya bila penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Pembimbing dan staf PT. PANPLY (Panca Usaha Palopo Plywood ) yang
telah membantu dan mengarahkan di lapangan selama pelaksanaan
penelitian.
2. Husnah Latifah, S.Hut, M.Si selaku Ketua Prodi.
3. Muh. Tahnur,S.Hut, M.Hut dan Husnah Latifah, S.Hut, M.Si. selaku
pembimbing dalam membuat skripsi ini yang selalu meluangkan waktunya
untuk mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Semua dosen yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Orang tua dan keluarga yang sudah membesarkan dan memberikan doanya
sehingga saya bisa menjadi sekarang ini.
6. Teman-teman yang selalu membarikan waktu dan memberikan
dukungannya untuk saya dalam menyelesaikan tugas ahir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, dan msih banyak kekurangan terdapat dalam skripsi ini.
Oleh karena itu dengan senang hati penulis menghargai saran dan kritikan yang
sifatnya membangun untuk penyajian yang lebih sempurna terhadap penyusunan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua.
Makassar, September 2016
Penulis
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Perbandingan Rendemen Bahan Baku Kayu Rakyatdan Bahan Baku Dari Hutan Alam Pada IndustriPlywood PT. Panply.
Nama : Ricia Nanti
Stambuk : 105950031412
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si (..................)KetuaSidang
2. Muh. Tahnur, S.Hut., M.Hut (..................)Sekertaris
3. Hikmah, S.Hut., M.Si (..................)Anggota
4. Sultan, S.Hut., MP (..................)Anggota
Tanggal Lulus : 9 Desember 2016
Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2016
@ Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karyai lmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh Makassar
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI....................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................ iv
HAK CIPTA ........................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR......................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................. xii
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1.Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4.Kegunaan Penelitian............................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
2.1. Rendemen.............................................................................. 4
2.2. Hutan ..................................................................................... 4
2.3. Hutan Alam .......................................................................... 4
2.4. Hutan Rakyat ........................................................................ 5
2.5. Bahan Baku .......................................................................... 8
2.6. Industri ................................................................................. 9
2.7. Plywood ............................................................................... 10
2.8. Proses Pembuatan Plywood ................................................. 11
2.9. PT. PANPLY ....................................................................... 14
2.10. Kerangka Pikir ................................................................... 15
III. METODE PENELITIAN ............................................................ 17
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................... 17
3.2. Objek dan Alat Penelitian ..................................................... 17
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 17
3.5. Jenis Data .............................................................................. 18
3.6. Analisis Data ......................................................................... 18
3.7. Defenisi Operasional ............................................................. 20
IV. KEADAAN UMUM LOKASI .................................................... 21
4.1. Sejarah Singkat PT. PANPLY ............................................. 21
4.2. Struktur Organisasi PT. PANPLY ........................................ 25
4.3. Jumlah Tenaga Kerja ............................................................ 26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 27
5.1. Proses Produksi .................................................................... 27
5.2.Jenis Mesin Yang Digunakan ................................................ 30
5.3.Rendemen Bahan Baku ......................................................... 31
5.4.Rendemen 2014 dan 2015 ..................................................... 33
5.5.Perbandingan Rendemen Kayu Dari Hutan Alam dan Kayu
Rakyat ................................................................................... 38
VI. PENUTUP ..................................................................................... 40
6.1. Kesimpulan .......................................................................... 40
6.2. Saran ..................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor HalamanTeks
1. Rendemen Core Kayu Alam pada Bulan Juli – Agustus di PT.Panply 2016 ........................................................................................ 32
2. Rendemen Core Kayu Rakyat pada Bulan Juli – Agustus di PT.Panply 2016 ........................................................................................ 33
3. Total Produksi Kayu Alam PT. Panply Tahun 2014 ......................... 34
4. Rendemen Kayu Rakyat PT. Panply Untuk Core Pada Tahun 2014.. 35
5. Hasil Rendemen Kayu Mekanik Pada Bulan Juli di PT. Panply2015 .................................................................................................... 36
6. Produksi Kayu Alam PT. Panply Untuk Core Tahun 2015................ 37
7. Perbandingan Rendemen Core Kayu Alam dan Kayu Rakyat .......... 38
DAFTAR GAMBAR
Nomor HalamanTeks
1. Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 16
2. Struktur Organisasi PT. Panca Usaha Palopo Plywood ................. 25
3. Rendemen Kayu Alam pada Bulan Juli – Agustus di PT. PanplyTahun 2016 ....................................................................................... 32
4. Rendemen Kayu Rakyat pada Bulan Juli – Agustus di PT. PanplyTahun 2016 ....................................................................................... 33
5. Rendemen Kayu Alam di PT. Panply Pada Tahun 2014 ................. 34
6. Rendemen Kayu Rakyat di PT. Panply Pada Tahun 2014................ 35
7. Rendemen Kayu Alam di PT. Panply Pada Tahun 2015 .................. 36
8. Rendemen Kayu Rakyat di PT. Panply Pada Tahun 2015................ 37
9. Rendemen Kayu Alam di PT.Panply Pada Tahun 2014, 2015, dan2016................................................................................................... 38
10. Rendemen Kayu Rakyat di PT.Panply Pada Tahun 2014, 2015,dan 2016 ............................................................................................ 39
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor HalamanTeks
1. Data Perbandingan Rendemen Bahan Baku Kayu Rakyat DanBahan Baku Dari Hutan Alam Pada Industri Plywood PT.PANPLY ........................................................................................... 43
2. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 47
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan
lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain
sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai
penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus
hidrologika, dan pelestari tanah serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi
yang paling penting. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh
dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim
dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua
besar. Hutan juga memiliki berbagai fungsi untuk kehidupan.
Menurut Undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan
menyatakan bahwa hutan mempunyai tiga fungsi yaitu fungsi konservasi, fungsi
lindung sertafungsi produksi. Kemudian pemerintah juga menetapkan hutan
berdasarkan fungsi pokoknya yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan
produksi. Hutan konservasi adalah kawasan hutan yang mempunyai ciri khas
tertentu untuk melestarikan alam, melestarikan jenis-jenis flora dan fauna, wisata
alam serta keperluan ilmu pengetahuan. Hutan lindung adalah hutan yang
ditujukan untuk perlindungan tata tanah dan air bagi kawasan di sekitarnya.
Sedangkan hutan produksi adalah hutan yang menghasilkan atau memproduksi
kayu dan hasil hutan lainnya yang dapat mendukung perekonomian negara serta
perekonomian masyarakat. Jika ditinjau dari kepentingan sosial ekonomi, hutan
2
berperan sebagai sumber daya. Dengan demikian hutan merupakan salah satu
satu modal pembangunan (baik dari segi produksi hasil hutan atau fungsi plasma
nutfah serta penyanggah kehidupan). Hutan rakyat dan hutan alam adalah hutan
yang di manfaatkan oleh masyarakat dan industri sebagai sumber penghasilan
bagi masyarakat.
Salah satu industri yang memanfaatkan kayu yang berasal dari hutan
alam dan hutan rakyat adalah hutan alam di manfaatkan sebagai bahan baku
industri pembuatan plywood diPT. Panply ( Panca Usaha Palopo Plywood )
dengan setelah adanya moratorium Penundaan izin baru yang meliputi penundaan
pemberian izin baru hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan
konservasi, hutan lindung, hutan produksi (hutan produksi terbatas, hutan
produksi biasa/tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi) dan area penggunaan
lain sebagaimana tercantum dalam Peta Indikatif Penundaan Izin Baru
menyebabkan terbatasnya supplay bahan baku dari hutan alam untuk
industripembuatan plywood di PT. Panply.
Penggunaan kayu rakyat sebagi alternatif bahan baku pada PT.Panply
menyebabkan tingginya permintaan kayu pada hutan rakyat. Perbedaan diameter,
jenis dan rendemen antara kayu rakyat dengan kayu dari hutan alam menjadi
tantangan tersendiri. Berdasarkan hal tersebut di perlukan penelitian untuk
mengetahui rendemen bahan baku pada industri.
3
1.1.Rumusan Masalah
a. Berapa rendemen bahan baku hutan alam pada PT.PANPLY
b. Berapa rendemen bahan baku hutan rakyat pada PT.PANPLY
c. Berapa perbandingan rendemen dari bahan baku hutan alam dan hutan
rakyat pada PT.PANPLY
1.2.Tujuan Penelitian
a. Mengetahui rendemen dari bahan baku hutan alam pada PT.PANPLY
b. Mengetahui rendemen dari bahan baku hutan rakyat pada PT.PANPLY
c. Mengetahui hasil perbandingan dari bahan baku hutan alam dan hutan
rakyat pada PT.PANPLY
1.3.Kegunaan Penelitian
a. Sebagai bahan masukan perusahaan yang terkait dengan rendemen bahan
baku
b. Sebagai acuan penelitian lanjutan.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara output ( dalam hal ini core ) dan
input yaitu bahan baku log, dan dikalikan dengan 100 % .
2.2 Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di
wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida (carbon dioxide sink), habitathewan, serta pelestari tanah, dan
merupakan salah satu aspek biosferBumi yang paling penting.
Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
2.3 Hutan Alam
Hutan alam hutan yg terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia,
memiliki berbagai jenis pohon campuran dan dari segala umur. Menurut Salim
(2003) hutan merupakan bagian penting dari negara kita Indonesia. Menurut
angka resmi luas kawasan hutan kita (hutan alam, red) adalah sekitar 120 juta
hektar yang tersebar pada 13.667 pulau.
5
Pengertian lain dari Hutan Alam adalah hutan yang ditumbuhi pohon-
pohon secara alami dan sudah ada sejak dulu kala. Hutan alam yang dapat
bertahan tanpa ada campur tangan manusia atau pun tidak terjadi eksploitasi hutan
disebut hutan primer. Hutan Primer terpelihara dengan baik sering disebut Hutan
Perawan atau Virgin Forest. Sedangkan hutan yang telah terdapat intervensi
manusia didalamnya atau juga faktor bencana alam dapat terbentuk hutan alam
sekunder.
Indonesia mempunyai hutan alam yang sangat luas, tetapi semakin hari
luasan hutan alam ini terus berkurang. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
Indonesia kehilangan 1,6 - 2 juta hektar hutan alam setiap tahun. Hutan alam
Indonesia pada umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae, yang
merupakan jenis kayu yang laku di pasaran, sehingga hutan alam ini merupakan
sasaran eksploitasi.
Komposisi jenis penyusun hutan alam di Indonesia berbeda-beda
tergantung lokasi tempat tumbuhnya hutan tersebut. Jenis-jenis pohon di hutan
alam Indonesia bagian barat berbeda dengan Indonesia bagian timur walaupun ada
juga jenis yang menyebar luas dari barat sampai ke timur. Ada beberapa zone
tumbuhan hutan alam di Indonesia yaitu zone hutan alam bagian barat, zone hutan
alam bagian timur dan zone peralihan.
2.4 Hutan Rakyat.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1967 tentang Ketentuan
ketentuan Pokok Kehutanan pada Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan hutan rakyat adalah lapangan yang bertumbuhan, pohon-
6
pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati
beserta alam lingkungannya dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan rakyat.
Pada Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, pada bab 1 pasal
1 juga disebutkan beberapa istilah yang berkenaan dengan hutan rakyat yaitu
hutan hak dan hutan adat. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang
dibebani hak atas tanah, sedangkan hutan adat di definisikan sebagai hutan negara
yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Definisi hutan adat ini
menimbulk an polemik karena pemerintah tidak mengakui hak masyarakat adat
atas tanah yang telah ditempati selama bertahun-tahun. Pada pasal 1 UU 41/1999
tersebut juga dikenal ada istilah hutan negara, yaitu hutan berada pada tanah yang
tidak dibebani hak atas tanah.
Hutan rakyat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Kerancuan penyebutan hutan rakyat dengan lahan pertanian lainnya
masih sering terjadi, terutama dengan pekarangan. Terkadang kita kesulitan
membeni predikat sebuah lahan di dekat rumah yang didominasi pepohonan dan
luasannya lebih dan 0,25 hektar. Bisa jadi ada dua predikat yang diberikan pada
lahan tersebut, yaitu hutan rakyat dan pekarangan. Meskipun perbedaan itu tidak
terlalu signifikan namun dalam penelitian ilmiah hal- hal seperti ini penlu
dibedakan dan diklasifikasikan dengan jelas. Untuk mempertegas predikat hutan
rakyat maka berikut disajikan ciri-ciri dan karakteristik hutan rakyat.
Menurut Djuwadi (2002), ciri-ciri hutan rakyat adalah:
7
a. Menghasilkan tidak hanya kayu tetapi jauh lebih luas meliputi bunga, buah,
kulit, daun, rimpang, aroma, jamu-jamuan, rempah-rempahan, bumbu, hijauan
makanan ternak, jamur dan masih banyak lagi.
b. Kalau dimanfaatkan kayunya maka dilakukan dengan tebang pilih terubusan
atau tebang butuh dan amat sedikit tebang habis.
c.Dilakukan dengan permudaan buatan, vegetatif, maupun alami.
d. Luasnya relatif kecil (0,2 — 1,0 hektar) tergantung dan kepemilikannya.
Namun bila kepemilikannya satu kelompok, bisa dijadikan hamparan yang
luasnya 20 hektar atau lebih.
e. Pola tanam campuran dan berbagai jenis pohon dan tanaman pangan atau
rumput, jarang yang monokultur.
f. Pengelolaan hutan tergantung dan pemiliknya, umumnya amat jarang yang
perluas tertentu menjadi satu kesatuan.
g. Selain tujuan pemenuhan kebutuhan individu pemiliknya, juga berfungsi sosial
secara terbatas sesuai dengan nilai budaya setempat.
h. Perubahan dan satu sistem ke sistem yang lain adalah lambat terutama di luar
nilai budaya atau kebiasaan masyarakat setempat.
i. Hasil dan produk langsung dan hutan tidak selalu bersifat musiman, bisa
bulanan, mingguan bahkan hanian. Setiap han ada saja yang bisa dipetik dan
dipanen.
Setia Zain (1997), mengemukakan pendapat lain tentang ciri-ciri hutan rakyat,
antara lain:
a. Hutan yang diusahakan sendiri, bersama orang lain atau badan hukum.
8
b. Berada diatas tanah milik atau hak orang lain berdasarkan aturan perundang-
undangan.
c. Dapat dimiliki berdasarkan penetapan Menteri Kehutanan.
2.5 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di
mana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau
merupakan bagian terbesar dari bentuk barang). Bahan baku trbagi atas dua jenis
yaitu:
a. Bahan mentah dapat mempunyai arti sebagai sebuah bahan dasar yang
bisa berasal dari berbagai tempat, yang mana bahan tersebut dapat
digunakan untuk diolah dengan suatu proses tertentu ke dalam bentuk
lain yang berbeda wujud dari bentuk aslinya
b. Pengertian secara umum mengenai bahan baku merupakan bahan
mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan
tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud
yang lain.
2.5.1 Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku
yang merupakan bagian daripada barang jadi yang di hasilkan. Biaya yang di
keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini mempunyai hubungan yang
erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang di hasilkan.
9
2.5.2 Bahan Baku Tidak Langsung
Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material,
adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara
langsung tampak pada barang jadi yang di hasilkan
2.6Industri
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
6 halyang berkaitan dengan industri adalah sebagai berikut :
a. Bahan Mentahadalah semua bahan yang didapat dari sumber daya
alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan
lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk
industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.
b. Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak
diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam
industri, misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat,
konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang
telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan
baku industri margarine.
c. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah
mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat
diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk
10
industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk
barang-barang cetakan.
d. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk
konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya
industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
e. Rancang bangunindustriadalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara keseluruhan atau
bagian-bagiannya.
f. Perekayasaanindustriadalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perancangan dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan
peralatan industri lainnya.
2.7. Plywood
Dalam bahasa Indonesia disebut kayu lapis dan dalam bahasa sehari-hari
para tukang kayu awam menyebutnya tripleks, walaupun sebenarnya lebih dari 3
lapisan. Di instansi pendidikan lain menyebutnya sebagai multipleksyang berarti
beberapa lapisan.
Kayu lapis adalah salah satu jenis papan buatan, dapat diproduksi
melalui proses pembua tan finir, pengeringan, pemberian perekat, perakitan,
pengempaan dan finishing (Dumanauw, 1960). Dari proses ini diperoleh
lembaran yang lebar dan panjang pada ketebalan yang kecil (0.3mm - 3 mm).
Dari konstruksi yang digunakan untuk membuat plywood, maka bahan
ini sangat tahan terhadap resiko pecah/retak, melengkung atau melintir yang
11
tergantung pula pada ketebalannya. Dimulai dari standar ketebalan 3mm, 4mm,
6,9,12,15,18mm dan seterusnya.
Pada awalnya plywood diproduksi karena kebutuhan akan papan lebar
sangat besar dan apabila menggunakan kayu solid sangat beresiko tinggi terhadap
efek penyusutan kayu (melengkung, melintir dan pecah/retak). Namun demikian
plywood juga memiliki keterbatasan dalam ukuran panjang dan lebar.
Kelebihan plywood adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan
kayu dan ukuran panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid
pada posisi kualitas yang sama.
Tetapi bukan berarti plywood punya daya tahan yang sama kuatnya
terhadap cuaca. material ini hanya direkomendasikan untuk perabot di dalam
ruangan (indoor). Kelemahan paling besar pada plywood terdapat pada sisi
tebalnya. Sisi tebal plywood merupakan bagian yang paling mudah menyerap air
dan permukaannya sangat kasar. Untuk mendapatkan kehalusan yang baik harus
ditambahkan penutup sisi tebal.
2.8 Proses Pembuatan Plywood
Plywood adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun
bersilangan tegak lurus bersilangan lembaran vinir yang diikat dengan perekat,
minimal 3 (tiga) lapis. Proses pembuatan kayu lapis banyak variasinya, tetapi
pada prinsipnya menggunakan urutan dan tata cara yang relatif sama. Adapun
urut-urutan pembuatan kayu lapis tersebut menurut Massijaya (2006) adalah
sebagai berikut:
a. Seleksi log
12
Log yang akan dipergunakan sebagai bahan baku kayu lapis
diseleksi mulai dari ukuran, bentuk, dan kondisinya terhadap cacat-cacat
yang masih diperbolehkan.
b. Perlakuan awal pada log
Perlakuan awal ini ditujukan untuk memudahkan dalam proses
pengupasan log terutama untuk kayu yang memiliki kerapatan tinggi.
Beberapa perlakuan awal pada log diantaranya adalah pemanasan log
(dengan air panas, uap panas, uap panas bertekanan tinggi, listrik,
memaksa air/ uap panas masuk dari arah longitudinal).
Beberapa keuntungan dari pemanasan log diantaranya adalah
terjadi peningkatan rendemen sebesar 3-5%, peningkatan kualitas vinir
(ketebalan lebih seragam, permukaan lebih halus, retak akibat pengupasan
dapat dikurangi), pengurangan biaya pengolahan, pengurangan pemakaian
jumlah perekat, mengurangi perbedaan kadar air kayu gubal dan kayu
teras, memperbaiki warna kayu, membunuh jamur dan serangga perusak
kayu.
c. Pengupasan
Ada tiga metode pengupasan vinir yaitu Rotary cutting / pelling,
Slicing / sayat, Sawing. Proses pelling memproduksi lembaran vinir yang
kontinyu, sedangkan slicing memproduksi lembaran vinir yang terputus.
Pelling kebanyakan dipergunakan dalam pembuatan kayu lapis tipe
ordinary sedangkan slicing untuk fancy plywood. Vinir yang diproduksi
13
dengan proses rotary cutting menghasilkan dua sisi yaitu sisi luar (tight
side) dan sisi dalam (loose side).
Bagian loose side ini merupakan bagian yang terdapat retak
akibat pengupasan yang dikenal denganleathe check.
d. Penyortiran vinir
Kegiatan ini dilakukan untuk menseleksi vinir setelah proses
pengupasan, vinir dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak serta
vinir untuk bagian face dan core.
e. Pengeringan vinir
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar
air vinir sehingga dapat menghindarkan terjadinya blister pada kayu lapis
setelah dilakukan pengempaan panas. Temperatur dalam pengeringan vinir
sekitar 60-80C tergantung pada jenis kayu, kadar air awalnya, ketebalan
vinir.
f. Perekatan
Aplikasi pelaburan perekat pada kayu lapis dapat dilakukan
dengan cara roller coater, curtain coater, spry coater, atau liquidand foam
extruder. Perekat yang dapat dipergunakan dalam pembuatan kayu lapis
antara lain Phenol Formaldehyde (PF), Urea Formadehyde (UF),
Melamine Urea Formaldehyde (MUF), Polyurethan dan Isocyanat, Berat
labur (jumlah)
14
perekat yang dipersiapkan per satuan luas permukaan vinir)
antara 100-500 g/m tergantung dari beberapa faktor seperti jenis kayu
,jenis perekat serta cara pelabu ran.
g. Pengempaan
Pengempaan dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu hot press
(pres panas ) dancold press (pres dingin). Sebagian besar kayu lapis
dipruduksi dengan menggunakan pres panas.Besarnya tekanan berkisar
antara 100-250 psi tergantung pada kerapatan kayunya.Untuk jenis kayu
berkerapatan rendah (100-150 psi).untuk jenis kayu berkerapatan sedang
(150-200) serta untuk kayu berkerapatan tinggi (200-250 psi).
Besarnya temperatur pengempaan tergantung pada jenis perekat
yang digunakan.UF (120C) dan PF (150C).Pres dingin dilakukan apabila
perekat yang dipakai adalah perekat alami atau perekat sintetik yang
mengeras pada suhu ruang.Besarnya tekanan pada pengempaan dingin
berkisarantara 150-350 psi tergantung pada kerapatan kayu.Penggunaan
pengempaan dingin (tekanan mekanik ataupun klem) sulit untuk
mendapatkan keseragaman ketebalan pada kayu lapis yang dibuat.
2.9 PT. PANPLY
PT. Panca Usaha Palopo Plywood merupakan industri plywood tertua
dan terbesar di Sulawesi Selatan dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 tenaga
kerja lokal termasuk pekerja harian yang direkrut dari masyarakat sekitar.
15
PT. Panca Usaha Palopo Plywood atau PT. PANPLY ini berlokasi di Kecamatan
Bua, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan.
2.10 Kerangka Pikir
PT.PANPLY merupakan industri tua di Sulawesi Selatan dan
menggunakan bahan baku dari hutan alam dan hutan rakyat di sekitar kawasan
industri. Bahan baku yang di gunakan oleh PT.Panply berasal dari hutan alam dan
hutan rakyat.Adanya perbedaan sumber bahan baku pada PT.Panply
mengakibatkan perbedaan rendemen. Pada penelitian ini akan menghitung
perbandingan rendemen bahan baku yang berasal dari hutan rakyat dan hutan
alam.
16
Gambar. 1. Kerangka Pikir Penelitian.
PT.PANPLY
Bahan baku
Hutan rakyat Hutan alam
Perbandinganrendemen
Rendemen KayuRakyat
Rendemen kayuAlam
Proses produksiplywood
17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yaitu
mulai bulan Mei sampai bulan Juli 2016 di PT. Panply ( Panca Usaha Palopo
Plywood ).
3.2 Alat dan Objek Penelitian.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Alat tulis untuk mencatat.
b. Kamera untuk dokumentasi.
Objek dalam penelitian adalah:
Bahan baku yang terdapat pada industri PT.Panply ( Panca Usaha Palopo
Plywood )
3.3 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengelolaan data dilakukan dalam pengambilan data primer.
Cara pengambilan data yaitu dengan teknik Observasi dan wawancara.
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung.
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah
untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
18
3.4 Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu jenis data primer
dan sekunder.
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh
peneliti sebagai obyek penulisan. Metode wawancara mendalam atau
in-depth interview dipergunakan untuk memperoleh data dengan
metode wawancara dengan narasumber yang akan diwawancarai.Data
primer biasanya berupa diameter log, panjang log, tebal plywood, lebar
plywood, dan panjang plywood.
b. Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada peneliti, data sekunder biasanya berupa struktur organisasi,
sejarah, data bahan baku, job dist, peta, dan jumlah pekerja.
3.5 Analisis Data.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian in yaitu data kualitatiif
dan kuantitatif.
a. Data kuantitatif adalah data yang berupa tulisan mengenai tingkah laku
manusia yang dapat diamati. Data kuantitatif itu berbentuk uraian
terperinci tentang bahan baku kayu bulat di PT.PANPLY, kutipan
langsung dan dokumentasi kasus. Data kuantitatif yaitu data yang
dapat dijumlah kan dikalikan dan di bagikan.
19
Rumus yang di gunakan dalam analasis data kuantitatif adalah :
a. Rumus untuk mencari diameter log
Diameter log (dl) =
Keterangan : d1 = diameter bontos pangkal.
d2 = diameter bontos ujung.
b. Untuk mencari volume inputVolume output = . .
Keterangan : = 3,14dl = diameter logp = panjang
c. Untuk mencari volume output
Volume output = p × ×Keterangan : = panjang
= lebar
t = tinggi
d. Untuk menghitung rendemen.
= × 100%Keterangan : Output = volume veneer (m )
Input = volume bahan baku kayu (kayu bulat) (m )
20
b. Data Kualitatif adalah tangkapan atas perkataan subjek penelitian
dalam bahasanya sendiri. Pengalaman orang diterangkan secara
mendalam, menurut makna kehudupan, pengalaman dan interaksi
sosial dari subjek penelitian sendiri. Data kualitatif yaitu data yang
berupa sifat seperti jenis-jenis kayu dan data-data dari perusahaan.
3.6 Definisi Operasional.
1. Kayu rakyat adalah kayu yang dikelola oleh rakyat yang berada
disekitar pabrik PT.Panply kabupaten luwu.
2. Kayu alam adalah kayu yang tumbuh secara alami.
3. Bahan baku yang di maksud dalam penelitian ini adalah kayu alam dan
kayu rakyat dalam bentuk log.
4. Industri yang di maksud adalah PT.Panply
5. Rendemen adalah perbandingan bahan baku dalam hal ini yaitu log
kayu alamdan hutan rakyat menjadi veneer.
6. Output adalah hasil produksi berupa veneer baik dari kayu alam
ataupun kayu rakyat.
21
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Sejarah Singkat PT. PANPLY
1. Pada periode tahun 1962-1965
a. Pada akhir tahun 1962 PT.CELEBES RAYA CO LTD disingkat
PT.CERCO menandatangani satu agrimen dengan perusahaan jepang
japan internasional company disingkat JICSAN yang isisnya
kesepakatan untuk bekerja sama mendirikan satu pabrik plywood di
Palopo Kabupaten Luwu.
b. Usaha – usaha kegiatan dan prestasi yang dicapai oleh PT.CERCO :
- Surat izin dari kepala kantor penyaluran perusahaan berupa
persetujuan prinsip untuk mendirikan pabrik plywood di Palopo
Sulawesi Selatan/Tenggara tahun 1962.
- Surat J.M.WAMPA bidang Pertahanan dan Keamanan
DJENDERAL A.H.NASUTION Nomor :Rah/wk/603/63 tgl 13 Mei
1963 kepada J.M Menteri Perindustrian berupa permohonan bantuan
kredit melalui pembayaran pampasan perang tahun 1964.
- Palopo plywood project ditarik dari PT.CERCO: dalam kontrak
disebut bahwa pembangunan pabrik diselesaikan dalam jangka
waktu 3 tahun setelah kontrak ditandatangani dengan syarat turn key
job perlu dijelaskan bahwa dana dari pemampasan perang disediakan
hanya untuk pembelian mesin-mesin dan peralatan pabrik termasuk
pengangkutan sampai tiba diatas kapal (C 6 F) pelabuhan Makassar.
Oleh karena pihak PT.CERCO yang diserahi tugas untuk melakukan
22
pembangunan pabrik tidak dapat menyediakan rupiah pembiayaan,
maka setelah tertunda lebih dari satu tahun dimana PT.CERCO
belum dapat memulai pembangunan proyek, maka atas persetujuan
Menteri Perindustrian Ringan (waktu itu DJENDERAL M.YUSUF)
dengan ketua gabungan V Komando Operasi Tertinggi (KOTI),
diputuskan untuk melanjutkan proyek plywood Palopo dan
memasukkannya didalam rangka rehabilitas daerah Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Tenggara.
Maka keluar surat keputusan ketua cabang V Komando Tertinggi
Nomor K/019/6-V/KOTI/1965 tanggal 14 November 1965 dan proyek
plywood Palopo ditarik dari PT.CERCO. Serah terima dilakukan pada
tanggal 01 Desember 1965.
2. Periode Pembangunan Fisik Tahun 1966-1974
Surat keputusan ketua gabungan V Komando Operasi TertinggiNomor
NO. K/)019/6-V/KOTI/1965 tanggal 14 November dengan berlandaskan pada
instruksi Presiden/Panglima tertinggi angkatan bersenjata Republik Indonesia/
komando tertinggi operasi ekonomi/komando operasi tertinggi NO.2 dan NO.
5 tahun 1965. Dengan keluarnya surat keputusan tersebut maka pelaksanaan
dari pembangunan proyek ini ditarik dari PT.CERCO.
Proyek Palopo diserahkan kepada Departemen Perindustrian Dasar,
Ringan dan Tenaga (DEPERDARIGA) selanjutnya keluar surat keputusan
kabinet AMPERA Republik Indonesia bapak JEPERAL SUHARTO Nomor :
110/V/KEP/12/1966 Tanggal 16 Desember 1966 yang memutuskan bahwa
23
ketua gabungan V Komando Operasi Tetinggi menyerahkan pengurusan dan
tanggung jawab pembangunan proyek plywood kepada Departemen
Perindustrian Dasar, Ringan dan Tenaga.
Pada tanggal 31 Desember 1974 kapal semula yang mengangkut mesin
– mesin yang telah dipetikan berangkat dengan muatan plywood sore hari itu
juga diumumkan bahwa pabrik plywood ditutup.
3. Periode 1975-1978
a. Pabrik dinyatakan ditutup mulai 01 Januari 1975.Beberapa hari kemudian
Direksi dan Komisaris PT.HENDRATNA Palopo Plywood yang datang
dipabrik dimana pada saat itu bapak BRIJJEN SOEJONO selaku
Komisaris dan dihadiri oleh Direksi secara lisan menyerahkan secara lisan
pabrik untuk dipelihara dan dijaga keamanannya pada penulis dan A.
YUSUF PADLAR dengan menyerahkan tanggung jawab tersebut
perawatan dan keamanan pabrik selama dalam keadaan macet 3 ½ tahun.
lamanya tetap terpelihara mesin – mesin pabrik secara berkala dihidupkan
sehingga sewaktu – waktu siap untuk dioperasikan.
Selama pabrik ditutup banyak pengusaha yang berminat
mengadakan kerja sama telah datang survei di pabri baik pengusaha
nasional maupun asing diantaranya mengadakan survei udara di atas hutan
yang dihadapkan menjadi sumber bahan baku kayu, tapi kesemuanya tidak
berani menlakukan kerja sama dengan alasan supley kayu tidak cukup.
24
b. Pabrik plywood diserahkan pada PT.TRI USAHA BHAKTI
Pemilikan saham PT. Panca Usaha Plywood telah dihibahkan
seluruhnya kepada PT.TRI USAHA BHAKTI dengan akta hibah secara
notarel.
Setelah pembangunan selesai dan pabrik mulai berproduksi
percobaan (trial run) itu hanya dapat berjalan satu setengah tahun lamanya
kemudian ditutup lebih dari 3 tahun lamanya. Dari kesimpulan tersebut
diatas dapat dibayangkan tantangan yang dihadapi PT.NELLY DWI
PUTRI menjalankan pabrik ini, dimana ternyata sampai pada saat sekarang
dibawah pimpinan Bapak HASAN SUNARKO bersama putranya Bapak
ARIS SUNARKO dan Bapak AMIR SUNARKO, pabrik Plywood Palopo
dapat berjalan dan berkembang.
4. Periode 1978 – 1993
Pada tanggal 27 April 1978 ditanda tangani surat perjanjian
eksploitasi antara PT. TRI USAHA BHAKTI dengan PT. NELLY DWI
PUTRI yang diwakili Direktur Utama Bapak HASAN UTAMA
SUNARKO.
Direktur Utama PT. Panca Usaha Palopo Plywood (PT. PANPLY)
Bapak R.S DAWOED diangkat menjadi project ovisier dibantu staff project
ovisier masing – masing.
25
4.2 Struktur Organisasi PT. Panply
STRUKTUR ORGANISASI PT. PANCA USAHA PALOPO PLYWOOD
DirekturThe Victor Diputra
Manajer KeuanganI. Ketut Suastika
General ManajerAhmad Alfatih
ManajerSDMA.M
Umair K.
Manajer QC& QA
ProwotoPrabu
ManajerPabrik
Buhar Abu
Manajer Gdg& SipilMusafir
ManajerTUKAmosPagoti
ManajerPembelian LogHTR & Affiiasi
Destyono
Wkl.Manajer(ISO &SMK3)Nadir M
CL.Koordinator
Rudi Ch
ManajerMaintenanceM.K Sadat
ManajerProduk 1Amir S
ManajerProduk 2
Nurul Huda
Manajer LogPond &
Gudang BarangJadi
Amir
TeknisiProduksi
CabangPPIC
M. Amin
Kabag.Pembibitan
Tauhid
Ketua Tim InternalAudit
Nurdin
Kadiv. PAM &Humas
syafaruddin
26
4.3 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Panply tidak menentu setiap tahunya
dikarenakan jumlah tenaga magang maupun karyawan yang tidak menenetap
atau melainkan ada pekerja yang keluar dan ada pekerja yang masuk. Jumlah
tenaga kerja pada bulan juni tahun 2016 yakni total karyawan dan magang
yang hadir sekitar 3.052 orang dan jika di rata-ratakan yakni 269 orang.
Keduanya dari karyawan dan magang pada bulan juni jika dipresentasekan
hanya mencapai 9 % saja.
27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Proses Produksi
1. Tahap ke – 1 supply log
Departemen Logpond akan mengirim log ke Departemen produksi
sesuai permintaan PPIC.
2. Tahap ke -2 proses pemotongan log
Pada tahap ini log akan dipotong sesuai rencana produksi dan
kondisi log yang dipotong. Proses pemotongan ini akan mengutamakan
Potongan 260 cm untuk tujuan veneer FB sisanya untuk veneer core. Pada
proses pemotongan ini ada terget potongan antara lain :
a. Rendemen potongan 260 cm target 82%
b. Rendemen potongan 130 cm target 13%
c. Afkir / waste 5%
Tiap potongan ini akan dikirim ke rotary untuk diproses selanjutnya.
3. Tahap ke – 3 proses rotary ( pengupasan log menjadi veneer )
Pada tahap ini pengupasan log menjadi veneer terbagi 2 proses :
a. Proses pengupasan potongan log 260 cm.
b. Proses pengupasan potongan log 130 cm dan log HTR 130 cm.
Pada proses pengupasan log 260 cm lokasi outputnya untuk veneer
F/B sementara proses log 130 lokasi untuk veneer core, berikut detail
prosesnya :
a. Proses pengupasan potongan log 260 cm
28
Log sebelum masuk ke rotary ada beberapa tahap proses
diantaranya proses cuci / siramm log. Proses pengukuran log ( Diameter
log ). Setelah log bersih dan sudah diukur log akan dimasukkan ke mesin
rotary 9ft untuk dikupas.
1. Kupas kulit ( Round up )
Log akan dikupas pada bagian luar sampai log kelihatan bulat.
Alokasi veneer hasil kupas kulit ini ke veneer core ( veneer tebal )
sesuai rencana produksi.
2. Kupas reeling ( veneer tipis )
Pada proses ini merupakan prioritas utama, sehingga pada
proses ini harus dikontrol baik. Alokasi veneer hasil kupasan ini ke
veneer face back.
3. Empulur ( center core )
Center core adalah log sisa hasil kupas reeling ( log yang tidak bisa lagi dikupas
tipis sehingga dturunkan dari mesin untuk di kirim ke tahapan berikutnya.
Pada tahap pengupasan veneer face back ini ada target yang sudah
ditentukan antara lain :
presentase kupas kulit 18%
presentase kupas reeling F/B 68%
Center core 14%
b. Proses pengupasan log 130 cm dan HTR 130 cm
Sama dengan proses pengupasan log 260 cm, log 130 cm juga
melalui beberapa tahapan sebelum lalu masuk ke mesin rotary 5ft.
29
Semua log 130 cm baik log dari MLH maupun dari log HTR 130 cm
dikupas pada tahap ini termasuk center core dari rotary 9ft diatas
yang sudah tidak bisa kupas face back.
4. Tahap ke – 4 proses penyusunan veneer ( hanya veneer core saja
sementara untuk veneer face back langsung ke tahap ke 5 proses
pengeringan )
Pada tahap ini veneer core akan disusun di atas bangku dengan
jumlah sesuai std. Veneer yang disusun pada tahap ini akan dihitung beberapa
m3 untuk selanjutnya akan dikirim ke tahap berikutnya. Terget penyusunan
veneer ini adalah 75 – 80% dari total pengupasan log.
5. Tahap ke – 5 proses pengeringan veneer
Pada tahap ini proses pengeringan berdasarkan jenis veneer terbagi
2 antara lain :
a. Proses pengeringan veneer face back
b. Proses pengeringan veneer core
Berdasarkan mesin terbagi 3 antara lain :
a. Continous dryer ( untuk keringkan veneer face back )
b. Roll dryer ( untuk keringkan poly 2 veneer core )
c. Press dryer ( untuk keringkan OPC veneer core )
6. Tahap ke – 6 proses perakitan, repair dan setting veneer
Setting veneer adalah tahap akhir untuk proses veneer baik
veneerface back maupun core.
1. Setting veneer face back / pairing face back terbagi 2 alokasi veneer
30
a. Setting veneer face back untuk tujuan jual ke group
b. Setting veneer face back untuk tujuan pakai sendiri
2. Setting veneer core juga terbagi 2 alokasi :
a. Setting veneer core untuk tujuan jual ke group jika ada kelebihan
veneer core / jika ada order
b. Setting veneer core untuk tujuan pakai sendiri
5.2.Jenis Mesin yang Digunakan
Jenis – jenis mesin yang digunakan pada PT.PANPLY sebagai
berikut :
1. Rotary adalah mesin yang digunakan untuk mengupas log menjadi
lembaran veneer.
2. Meja handel adalah alat yang digunakan untuk memotong veneer sesuai
dengan ukuran.
3. Grand piner adalah mesin yang digunaan untuk menyeleksi veneer yang
telah yang dipotong.
4. Press dryer adalah mesin yang digunakan dalam pengeringan veneer.
5. Rool dryer adalah mesin yang digunakan untuk mengeringkan poly –
poly (robekan – robekan veneer yang lebih dari dua bagian
6. Core dryer composser adalah mesin yang digunakan untuk
menyambungkan core dengan menggunakan benang dan lem.
2. Setting core adalah proses pembenahan core yang telah disambung,
sebelum menuju blue speader.
31
3. Glue speadeer adalah mesin yang digunakan untuk merekatkan core,
face dan back.
4. Coold press adalah mesin yang digunakan untuk mengepres atau
mengempa core play (pengeleman pertama ) tanpa menggunakan suhu
yang bertujuan untuk menempelkan lem.
5. Sander core adalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan core play
(pengamplasan).
6. Hot press adalah mesin yang digunakan untuk merekatkan lem dengan
menggunakan suhu agar lem menjadi lebih kuat.
7. Sizeradalah mesin yang digunakan dalam pemotongan plywood sesuai
dengan ukuran.
5.3 Rendemen Bahan Baku.
Bahan baku pada PT.Panply bersumber dari lokasi yaitu hutan
alam dan hutan rakyat. Hasil penelitian rendemen yang di peroleh yaitu :
5.3.1 Rendemen Kayu Alam
Dari data yang telah diperoleh, maka di dapatkan hasil sebagaiberikut :
32
Tabel 1. Rendemen Core Kayu Alam pada Bulan Juli - Agustus di PT. Panply,2016
Bulan Input m3 Output mekanik m3 Rendemen (%)Total
rendemen(%)
F/B Core F/B CoreJuli 10.262,93 4.963,4100 2.413,9200 48,36 23,52 71,88agustus 13.309,31 6.248,780 2.949,00 46,95 22,16 69,11Jumlah 23.572,24 11.212,19 5.362,92 47,56 22,75 70,31Sumber : Data Primer Setelah di Olah,2016
Gambar 1. Rendemen Kayu Alam Pada Bulan Juli- Agustus 2016
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016
Dari data diatas maka di peroleh rendemen total sebagai berikut :
Pada tabel 1 dan grafik 1 dapat dilihat bahan baku kayu rendemen totalnya
adalah 70,31 %, sedangkan rendemen pada total bulan Juli adalah sebesar 71,88
%, kemudian menurun pada bulan agustus yaitu 69,11 %, sedangkan pada
rendemen F/B dan core dari bulan Juli-Agustus, yaitu rendemen total F/B dari
48,36 % menjadi 46,95 % sedangkan rendemen core dari 23,52 % menjadi
22,16%.
33
37
38
39
40
41
42
43
44
Januari Februari
Grafik Rendemen Kayu Rakyat BulanJUli-Agustus 2016
F/B
5.3.2 Rendemen Kayu Rakyat
Dari data yang telah diperoleh, maka di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Rendemen Core Kayu Rakyat Pada BulanJuli -Agustus di PT. Panply,2016
Bulan Input m3 Output m3 Rendemen (%)Juli 1.423,3200 720,9900 51,36Agustus 1.821,2100 798,2700 43,83Jumlah 3.244,57 1.519,26 46,82Sumber : Data Primer Setelah di Olah, 2016
Gambar 2. Rendemen Kayu Rakyat Pada Bulan Juli- Agustus 2016
(%)
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016
Dari data diatas maka di peroleh rendemen total sebagai berikut :
Pada tabel 2 dan grafik 2 di atas maka diketahui rendemen rata-rata dari
bulan Juli_agustus adalah sebesar 46,82 %. Rendemen pada bulan Juli 2016
adalah sebesar 51,36 % kemudian menurun di bulan Agustus 2016 yaitu sebsar
43,83 %.
34
0102030405060
Rendemen Kayu Alam Tahun 2014
F/B
Core
Rendemen Total
5.4Rendemen 2014 Dan 2015
Sebagai bahan perbandingan, di sajikan data perbandingan 2 tahun
terahir, yaitu pada tabel 3, tabel 4, tabel 5, dan tabel 6 adalah sebagai berikut:
5.4.1 Rendemen 2014
Tabel 3.TotalProduksi Kayu Alam PT. Panply Tahun 2014
BulanInput Mekanik
(m3)Output Mekanik (m3) Rendemen (%) Total
Rendemen (%)Fb Core Fb Core
Januari 12.201,06 5.261,14 822,34 43,12 6,74 49,86Februari 11.450,74 4.472,21 614,98 39,06 5,73 44,43
Maret 12.664,32 5.405,00 790,92 42,68 6,25 48,92April 12.600,40 5.310,84 872,21 42,15 6,92 49,07Mei 11.773,29 5.048,92 911,51 42,88 7,74 50,63Juni 12.981,93 5.237,77 1.092,62 40,35 8,42 48,76Juli 8.242,72 3.479,03 826,62 42,21 10,03 52,27
Agustus 11.791,78 5.171,61 1.114,64 43,86 9,45 53,31September 11.804,89 5.385,36 1.012,12 45,62 8,57 54,19Oktober 11.252,13 4.966,94 867,71 44,14 7,71 51,85
November 12.685,93 5.449,83 1.401,65 42,96 11,05 54,01Desember 13.287,90 5.875,84 1.065,78 44,22 8,02 52,24Jumlah 142.737,09 61.064,50 11.393,09 42,78 7,98 50,76
Sumber. : Data Sekunder Kayu Alam PT.Panply 2014
Gambar 2. Rendemen Kayu Alam Pada Tahun 2014
(%)
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
35
40
45
50
55
Rendemen Kayu Rakyat Tahun 2014
core
Dari table 3 dan Grafik 3maka di ketahui bahwa pada tahun 2014
rendemen core tertinggi untuk kayu alam terjadi pada bulan November yaitu
sebesar 10,03 %, sedangkan rendemen terendahnya terjadi pada bulan Februari
yaitu hanya sebesar 5,37 %, dari jumlah keseluruhan rendemen dari bulan Januari
sampai Februari maka diperoleh rendemen core rata-rata sebesar 7,98 %. Dan
total rendemen tahun 2014 50,76 %.
Tabel 4. Rendemen Kayu RakyatPT. Panply Untuk Core PadaTahun 2014
Bulan Input (m³) Output (m³) Rendemen (%)Januari 4.433,09 2.082,20 46,97Februari 3.958,51 1.918,20 48,46Maret 4.448,27 2.155,90 48,47April 4.402,37 2.135,30 48,50Mei 4.160,48 2.003,84 48,16Juni 3.980,89 1.900,22 47,73Juli 2.913,08 1.489,41 51,13
Agustus 3.620,53 1.853,31 51,19September 2.877,81 1.483,77 51,56Oktober 3.093,88 1.420,02 45,90
November 2.216,01 1.201,89 54,24Desember 1.888,98 984,34 52,11Jumlah 41.993,90 20.628,32 49,12 %
Sumber :Data Sekunder Kayu Rakyat PT. Panply 2014
Gambar 3. Rendemen Kayu Rakyat Pada Tahun 2014
(%)
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
36
0
20
40
60
80
Rendemen Kayu Alam Tahun 2015
F/B
core
total rendemen
Rendemen rata-rata kayu rakyat pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
4 dan grafik 4 adalah sebesar 49,12 % dan mengalami perubahan setiap bulan
seperti halnya pada bulan mei yaitu sebesar 48,16 % dan pada bulan November
yaitu 54,24 % adalah rendemen tertinggi pada tahun 2014.
5.4.2 . Rendemen 2015
Tabel 5.Hasil Rendemen Kayu Mekanik pada Bulan Juli di PT. Panply 2015
BulanInput Mekanik
(m3) Output Mekanik (m3) Rendemen (%)Total
Rendemen (%)Fb Core Fb Core
Januari 12.951,11 5.665,09 998,00 43,80 7,71 51,45Februari 12.009,26 5.287,70 1.131,20 44,03 9,42 53,45
Maret 13.027,09 5.479,81 1.314,16 43,10 10,09 52,15April 12.784,91 4.640,25 1.316,77 42,33 10,30 46,59Mei 10.828,15 4.456,67 1.198,27 41,69 11,07 52,22Juni 11.475,33 5.078,23 1.738,62 45,96 15,15 59,40Juli 8.025,01 3.484,47 1.239,61 48,62 15,45 58,87
Agustus 11.383,32 4.756,46 1.321,25 43,69 11,61 53,39September 11.658,90 4.348,47 1.732,01 38,71 14,86 52,15Oktober 13.206,00 5.065,50 2.120,21 39,88 16,05 54,41
November 12.821,05 5.130,57 1.451,98 44,50 11,32 51,34Desember 9.453,90 3.728,11 1.571,35 48,09 16,62 56,06Jumlah 139.624,23 57.121,33 17.133,42 43,40 12,27 53,18
Sumber : Data Sekunder Kayu Alam PT.Panply 2015
Gambar 5. Rendemen Kayu Alam Pada Tahun 2015
(%)
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Dari tabel 5 dan dan gambar 5 di atas maka di ketahui bahwa rendemen
rata-rata core kayu alam pada tahun 2015 adalah sebesar 12,27 %, dan pada bulan
37
0102030405060
Rendemen Kayu Rakyat Tahun 2015
Core
januari rendemen kayu alam adalah 7,71 % termaksud rendemen terendah pada
tahun 2015, sedangkan rendemen tertingginya adalah 16,62 % yaitu pada bulan
desember.
Tabel 6. Produksi Kayu Alam Pt.Panply Untuk CoreTahun 2015
Bulan Input (m³) Output (m³) Rendemen (%)Januari 1.249,07 643,55 51,52Februari 687,82 377,83 54,14Maret 1.020,80 562,83 55,14April 1.033,76 476,41 46,09Mei 1.007,57 512,93 50,91Juni 671,01 381,49 56,85Juli 518,41 291,42 56,21
Agustus 946,70 497,55 52,56September 823,56 453,30 55,04Oktober 1.184,07 599,01 50,59
November 1.325,84 650,68 49,08Desember 1.689,44 934,08 55,29Jumlah 12.158,05 6.381,07 52,48 %
Sumber :Data Sekunder Kayu Rakyat PT.Panply
Gambar 6. Rendemen Kayu Rakyat Pada Tahun 2015
(%)
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Dari tabel 6 dan grafik6 di atas maka di ketahui bahwa pada tahun 2015
rendemen kayu rakyat adalah sebesar 52,48%, sedangkan rendemen terendahnya
38
terjadi pada bulan april yaitu sebesar 46,09%, dan rendemen tertingginya adalah
sebesar 56,85 % yaitu dibulan juni.
5.5 PerbandinganRendemen Kayu Dari Hutan Alam Dan Kayu Rakyat.
Dari penjelasan di atas maka dapat di ketahui perbandingan rendemen
rata-rata antara bahan baku kayu alam dan bahan baku kayu rakyat adalah sebagi
berikut :
Tabel 7. Perbandingan Rendemen Core Kayu Alam dan Kayu Rakyat.
No
bulan
Rendemen (%)
Kayu alam Kayu rakyat( core )
F/B Core Total1 Juli-agustus
201647,56 22,75 70,31 46,82
2 2015 43,40 12,27 53,18 52,493 2014 42,78 7,98 50,76 49,12Sumber : Data Primersetelah di Olah, 2016
Gambar 7. Rendemen Kayu Alam pada tahu 2014, 2015, dan 2016
Sumber :Data Primer Setelah Diolah
39
Gambar 8. Rendemen Kayu Alam pada tahu 2014, 2015, dan 2016
Sumber :Data Primer Setelah Diolah
Pada kayu alam penggunaan bahan baku terbagi atas dua bagian yaitu
F/B ( face dan back ) dan core, sehingga rendemen bahan baku dari hutan alam
menjadi tiga bagian yaitu F/B, core dan rendemen total. Maka dapat dilihat pada
tabel 8. Diketahui bahwa pada bulan Juli-Agustus 2016 rendemen F/B adalah
sebesar 47,56 %,sedangkan corenya lebih rendah yaitu sebsar 23,52 %, serta
rendemen dari total kedua bahan baku tersebut jauh lebih tinggi yaitu sebsar 70,31
%, kemudian pada tahun 2015 rendemen F/B menurun yaitu sebesar 43,40 %
juga pada rendemen core dan rendemen total dari kedua bahan baku tersebut juga
mengalami penurunan di bandingkan dengan bulan Juli-Agustus 2016 mengalami
penurunan yaitu sebesar 12,27 % pada rendemen core dan 52,49 % pada rata-rata
rendemen totalnya. Rendemen kayu alam semakin menurun pada tahun 2014 dari
mula bahan baku F/B, core dan rendemen totalnya, yaitu hanya sebesar 7,98 %
pada rendemen core, 42,78 % pada rendemen F/B, dan 50, 76 % pada rendemen
40
rata-rata totalnya. Dari bakan bakukayu alam yang mengalami penurunan berbeda
dengan bahan baku kayu rakyat yang hanya digunakan sebagai bahan baku core,
rendemen bahan baku kayu rakyat selalu mengalami flutuasi. Dapat dilihat
kembali pada tabel 8 yaitu pada bulan Juli-Agustus 2016 hanya sebesar 46,82%
kemudian naik pada tahun 2015 yaitu sebsar 52,48 %,kemudian kembli menurun
sebesar 49,12 pada tahun 2014.
Rendemen core kayu rakyat selalu lebih tinggi di bandingkan dengan
rendemen kayu alam, pada tahun 2014 rendemen kayu alam hanya 7,98 %
sedangkan kayu rakyatnya jauh lebih tinggi yaitu sebesar 49,12 %, sama halnya
pada tahun 2015 rendemen kedua bahan baku terus naik pada kayu alam,
rendemenya adalah sebesar 12,27 % dan kayu rakyat adalah sebesar 52,49%,
tetapi pada bulan juli – agustus 2016 rendemen kayu rakyat menurun sebesar 46,
82 % berbeda dengan kayu alam yang terus naik yaitu dengan rendemen sebesar
22,38 %. Perubahan rendemen di sebabkan karena pada kayu rakyat hanya
memproduksi core saja sedangkan pada kayu alam outputnya terdiri dari F/B dan
Core. Hal ini sangat mempengaruhirendemen yang di hasilkan.
41
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama bulan Juli diPT.Panplydan
dengan melihat rendemen dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2014dan tahun
2015 maka dapat disimpulkan bahnwa :
a. Rendemen dari kayu rakyat lebih tinggi di bandingkan kayu alam.
b. Kayu rakyat hanya di gunakan untuk core, sedangkan kayu alam
( mekanik ) di gunakan untuk F/B dan core.
c. Total rendemen core sebesar 49,12% pada tahun 2014, 52,48 % pada
tahun 2015 dan 46,82 % pada bulan juli-agustus 2016. Di bandingkan
tahun2015 dan tahun 2014 produksi kayu rakyat cenderung naik.
6.2 Saran.
Sebaiknya di pabrik disediakan tempat khusus untuk beristirahat
kariawan, agar pada saat jam istrahat karyawan tidak duduk di sembarang tempat.
Dan menggunakan penutup rambut untuk menjaga keselamat kepala pekerja.
Serta banyaknya alat produksi yang tidak lagi dugunakan sebaiknya dikeluarkan
atau di perbaiki sehingga dapat digunakan kembali, dan tidak hanya memenuhi
pabrik dengan mesin yang sudah tidak terpakai.
LAMPIRAN
42
LAMPIRAN 1. Data Perbandingan Rendemen Bahan Baku Kayu RakyatDan Bahan Baku Dari Hutan Alam Pada Industri Plywood PT. PANPLY
Tabel 1. Rendemen Kayu Alam pada Bulan Juli - Agustus di PT. Panply
Tanggal PenggunaanKayu Bulat F/B Core Total Rendemen Rendemen
Core
1 Juli 2016 405.27 206.2100 135.4200 341.6300 84.30 33.412 Juli 2016 542.44 177.9500 125.2800 303.2300 55.90 23.10
Juli 20164 Juli 20165 Juli 20166 Juli 20167 Juli 20168 Juli 20169 Juli 2016
Juli 201611 Juli 2016 497.96 234.3600 125.8900 360.2500 72.35 25.2812 Juli 2016 463.68 268.4100 111.7300 380.1400 81.98 24.1013 Juli 2016 510.87 269.9100 113.8400 383.7500 75.12 22.2814 Juli 2016 473.87 274.6600 110.2700 384.9300 81.23 23.2715 Juli 2016 560.44 266.9400 117.8600 384.8000 68.66 21.0316 Juli 2016 441.45 277.4100 104.4400 381.8500 86.50 23.66
Juli 201618 Juli 2016 413.87 236.8500 115.2500 352.1000 85.08 27.8519 Juli 2016 455.36 234.2500 113.5900 347.8400 76.39 24.9520 Juli 2016 611.47 245.2000 131.4700 376.6700 61.60 21.5021 Juli 2016 550.90 260.3000 125.8700 386.1700 70.10 22.8522 Juli 2016 473.90 245.8800 105.0800 350.9600 74.06 22.1723 Juli 2016 554.06 233.7600 102.2800 336.0400 60.65 18.46
Juli 201625 Juli 2016 546.96 256.2300 120.4900 376.7200 68.88 22.0316 Juli 2016 459.78 238.3000 119.7200 358.0200 77.87 26.0427 Juli 2016 533.55 251.2300 108.8400 360.0700 67.49 20.4028 Juli 2016 633.99 269.1400 125.3100 394.4500 62.22 19.7729 Juli 2016 588.58 258.0500 145.6300 403.6800 68.59 24.7430 Juli 2016 544.53 258.3700 155.6600 414.0300 76.03 28.59
10,262.93 4,963.4100 2,413.9200 7,377.33 71.88 23.52
Tabel 2. Rendemen Kayu Alam pada Bulan Agustus di PT. Panply
43
Tanggal PenggunaanKayu Bulat F/B Core Total Rendemen Rendemen
Core
1 Agustus 2016 591.58 240.3100 110.0300 350.3400 59.22 18.602 Agustus 2016 508.23 246.2600 108.7700 355.0300 69.86 21.403 Agustus 2016 487.86 241.3100 137.3900 378.7000 77.62 28.164 Agustus 2016 593.78 257.4400 124.6900 382.1300 64.36 21.005 Agustus 2016 541.68 255.6700 120.9800 376.6500 69.53 22.336 Agustus 2016 538.63 240.8200 99.4100 340.2300 63.17 18.46
Agustus 2016
8 Agustus 2016 621.12 262.6900 104.9800 367.6700 59.19 16.909 Agustus 2016 554.99 242.5900 127.9600 370.5500 66.77 23.06
10 Agustus 2016 619.61 225.5400 109.1800 334.7200 54.02 17.6211 Agustus 2016 467.43 228.2600 127.9400 356.2000 76.20 27.3712 Agustus 2016 476.61 230.3300 110.0800 340.4100 71.42 23.1013 Agustus 2016 493.22 243.6700 134.2700 377.9400 76.63 27.22
Agustus 201615 Agustus 2016 470.50 232.1300 119.1200 351.2500 74.65 25.3216 Agustus 2016 444.24 227.5800 110.7700 338.3500 76.16 24.93
Agustus 201618 Agustus 2016 456.47 231.2000 110.5500 341.7500 74.87 24.2219 Agustus 2016 571.12 224.2700 129.7400 354.0100 61.99 22.7220 Agustus 2016 504.76 232.1700 134.9100 367.0800 72.72 26.73
Agustus 201622 Agustus 2016 484.15 239.1300 121.8200 360.9500 74.55 25.1623 Agustus 2016 492.75 239.3900 122.0000 361.3900 73.34 24.7624 Agustus 2016 484.57 240.6100 112.4000 353.0100 72.85 23.2025 Agustus 2016 463.98 240.0600 102.8200 342.8800 73.90 22.1626 Agustus 2016 435.59 233.0800 100.4800 333.5600 76.58 23.0727 Agustus 2016 573.99 238.2200 93.9100 332.1300 57.86 16.36
Agustus 201629 Agustus 2016 499.09 255.3000 81.6700 336.9700 67.52 16.3630 Agustus 2016 432.96 243.3200 104.5400 347.8600 80.34 24.1531 Agustus 2016 500.40 257.4300 88.5900 346.0200 69.15 17.70
13,309.31 6,248.7800 2,949.0000 9,197.7800 69.11 22.16
Rendemen Kayu Rakyat pada bulan Juli di PT. Panply
44
Tanggal Input Output Rendemen
1 Juli 2016 71.5600 34.6100 48.372 Juli 2016 43.2300 27.4500 63.50
Juli 20164 Juli 20165 Juli 20166 Juli 20167 Juli 20168 Juli 20169 Juli 2016
Juli 201611 Juli 2016 57.3400 28.5600 49.8112 Juli 2016 98.4300 67.3200 68.3913 Juli 2016 34.5400 21.3200 61.7314 Juli 2016 78.2300 55.4900 70.9315 Juli 2016 102.4500 42.7100 41.6916 Juli 2016 92.5500 34.8900 37.70
Juli 201618 Juli 2016 87.9800 43.9000 49.9019 Juli 2016 67.3900 25.0700 37.2020 Juli 2016 77.3400 40.5600 52.4421 Juli 2016 88.3500 43.2900 49.0022 Juli 2016 45.7600 20.3500 44.4723 Juli 2016 26.9800 11.7300 43.48
Juli 201625 Juli 2016 54.2300 21.4300 39.5226 Juli 2016 90.3400 43.7100 48.3827 Juli 2016 67.6000 35.4200 52.4028 Juli 2016 89.3400 56.4300 63.1629 Juli 2016 71.3400 37.2900 52.2730 Juli 2016 78.3400 39.4600 50.37
1,423.3200 730.9900 51.36
Kayu Rakyat pada bulan Agustus di PT. Panply
45
Lampiran 2 .Dokumentasi Penelitian
Tanggal Input Output rendemen
1 Agustus 2016 102.8700 58.3400 56.712 Agustus 2016 77.5400 39.6500 51.133 Agustus 2016 82.4500 44.6700 54.184 Agustus 2016 67.8900 20.6700 30.455 Agustus 2016 83.4700 40.5600 48.596 Agustus 2016 45.6700 17.4300 38.17Agustus 2016
8 Agustus 2016 77.5600 26.7800 34.539 Agustus 2016 69.5500 18.5800 26.71
10 Agustus 2016 85.3500 44.6700 52.3411 Agustus 2016 68.4500 22.5600 32.9612 Agustus 2016 76.2800 40.2300 52.7413 Agustus 2016 88.4700 33.4200 37.78
Agustus 201615 Agustus 2016 56.8900 25.7600 45.2816 Agustus 2016 48.2400 30.2300 62.67
Agustus 201618 Agustus 2016 59.7700 23.6700 39.6019 Agustus 2016 71.4300 36.8700 51.6220 Agustus 2016 58.4500 21.5800 36.92
Agustus 201622 Agustus 2016 87.5400 33.5600 38.3423 Agustus 2016 77.3400 20.2100 26.1324 Agustus 2016 67.3400 28.5600 42.4125 Agustus 2016 98.7100 36.6700 37.1526 Agustus 2016 60.3400 42.2300 69.9927 Agustus 2016 71.8900 29.7600 41.40
Agustus 201629 Agustus 2016 43.3800 19.5300 45.0230 Agustus 2016 51.7800 23.7400 45.8531 Agustus 2016 42.5600 18.3400 43.09
1821.2100 798.2700 43.83
46
Denah Evakuasi
Denah Evakuasi
47
Denah Evakuasi
Denah Evakuasi
48
Denah Evakuasi
Proses Pengukuran Kayu Mekanik
49
Proses Pengukuran Kayu HTR
Proses Pengeringan Core
50
Proses Pengeringan One Face Core
Proses Pengeringan FB
51
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan Core
52
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan Core
53
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan F/B
54
Proses Pengeringan F/B
Proses Penhgeringan F/B
55
Proses Pengeringn F/B
Proses Pengeringan F/B
56
Penampungan Bahan Baku Kayu Mekanik Di Kola Penampungan
Penampungan Kayu Mekanik
57
Penampungan Kayu Mekanik
Sejarah PT. Panply
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Data Perbandingan Rendemen Bahan Baku Kayu Rakyat DanBahan Baku Dari Hutan Alam Pada Industri Plywood PT. PANPLY
Tabel 1. Rendemen Kayu Alam pada Bulan Juli - Agustus di PT. Panply
Tanggal PenggunaanKayu Bulat F/B Core Total Rendemen Rendemen
Core
1 Juli 2016 405.27 206.2100 135.4200 341.6300 84.30 33.412 Juli 2016 542.44 177.9500 125.2800 303.2300 55.90 23.10
Juli 20164 Juli 20165 Juli 20166 Juli 20167 Juli 20168 Juli 20169 Juli 2016
Juli 201611 Juli 2016 497.96 234.3600 125.8900 360.2500 72.35 25.2812 Juli 2016 463.68 268.4100 111.7300 380.1400 81.98 24.1013 Juli 2016 510.87 269.9100 113.8400 383.7500 75.12 22.2814 Juli 2016 473.87 274.6600 110.2700 384.9300 81.23 23.2715 Juli 2016 560.44 266.9400 117.8600 384.8000 68.66 21.0316 Juli 2016 441.45 277.4100 104.4400 381.8500 86.50 23.66
Juli 201618 Juli 2016 413.87 236.8500 115.2500 352.1000 85.08 27.8519 Juli 2016 455.36 234.2500 113.5900 347.8400 76.39 24.9520 Juli 2016 611.47 245.2000 131.4700 376.6700 61.60 21.5021 Juli 2016 550.90 260.3000 125.8700 386.1700 70.10 22.8522 Juli 2016 473.90 245.8800 105.0800 350.9600 74.06 22.1723 Juli 2016 554.06 233.7600 102.2800 336.0400 60.65 18.46
Juli 201625 Juli 2016 546.96 256.2300 120.4900 376.7200 68.88 22.0316 Juli 2016 459.78 238.3000 119.7200 358.0200 77.87 26.0427 Juli 2016 533.55 251.2300 108.8400 360.0700 67.49 20.4028 Juli 2016 633.99 269.1400 125.3100 394.4500 62.22 19.7729 Juli 2016 588.58 258.0500 145.6300 403.6800 68.59 24.7430 Juli 2016 544.53 258.3700 155.6600 414.0300 76.03 28.59
10,262.93 4,963.4100 2,413.9200 7,377.33 71.88 23.52
Tabel 2. Rendemen Kayu Alam pada Bulan Agustus di PT. Panply
Tanggal PenggunaanKayu Bulat F/B Core Total Rendemen Rendemen
Core
1 Agustus 2016 591.58 240.3100 110.0300 350.3400 59.22 18.602 Agustus 2016 508.23 246.2600 108.7700 355.0300 69.86 21.403 Agustus 2016 487.86 241.3100 137.3900 378.7000 77.62 28.164 Agustus 2016 593.78 257.4400 124.6900 382.1300 64.36 21.005 Agustus 2016 541.68 255.6700 120.9800 376.6500 69.53 22.336 Agustus 2016 538.63 240.8200 99.4100 340.2300 63.17 18.46
Agustus 2016
8 Agustus 2016 621.12 262.6900 104.9800 367.6700 59.19 16.909 Agustus 2016 554.99 242.5900 127.9600 370.5500 66.77 23.06
10 Agustus 2016 619.61 225.5400 109.1800 334.7200 54.02 17.6211 Agustus 2016 467.43 228.2600 127.9400 356.2000 76.20 27.3712 Agustus 2016 476.61 230.3300 110.0800 340.4100 71.42 23.1013 Agustus 2016 493.22 243.6700 134.2700 377.9400 76.63 27.22
Agustus 201615 Agustus 2016 470.50 232.1300 119.1200 351.2500 74.65 25.3216 Agustus 2016 444.24 227.5800 110.7700 338.3500 76.16 24.93
Agustus 201618 Agustus 2016 456.47 231.2000 110.5500 341.7500 74.87 24.2219 Agustus 2016 571.12 224.2700 129.7400 354.0100 61.99 22.7220 Agustus 2016 504.76 232.1700 134.9100 367.0800 72.72 26.73
Agustus 201622 Agustus 2016 484.15 239.1300 121.8200 360.9500 74.55 25.1623 Agustus 2016 492.75 239.3900 122.0000 361.3900 73.34 24.7624 Agustus 2016 484.57 240.6100 112.4000 353.0100 72.85 23.2025 Agustus 2016 463.98 240.0600 102.8200 342.8800 73.90 22.1626 Agustus 2016 435.59 233.0800 100.4800 333.5600 76.58 23.0727 Agustus 2016 573.99 238.2200 93.9100 332.1300 57.86 16.36
Agustus 201629 Agustus 2016 499.09 255.3000 81.6700 336.9700 67.52 16.3630 Agustus 2016 432.96 243.3200 104.5400 347.8600 80.34 24.1531 Agustus 2016 500.40 257.4300 88.5900 346.0200 69.15 17.70
13,309.31 6,248.7800 2,949.0000 9,197.7800 69.11 22.16
Rendemen Kayu Rakyat pada bulan Juli di PT. Panply
Tanggal Penggunaan Kayu Bulat Core Rendemen
1 Juli 2016 71.5600 34.6100 48.372 Juli 2016 43.2300 27.4500 63.50
Juli 20164 Juli 20165 Juli 20166 Juli 20167 Juli 20168 Juli 20169 Juli 2016
Juli 201611 Juli 2016 57.3400 28.5600 49.8112 Juli 2016 98.4300 67.3200 68.3913 Juli 2016 34.5400 21.3200 61.7314 Juli 2016 78.2300 55.4900 70.9315 Juli 2016 102.4500 42.7100 41.6916 Juli 2016 92.5500 34.8900 37.70
Juli 201618 Juli 2016 87.9800 43.9000 49.9019 Juli 2016 67.3900 25.0700 37.2020 Juli 2016 77.3400 40.5600 52.4421 Juli 2016 88.3500 43.2900 49.0022 Juli 2016 45.7600 20.3500 44.4723 Juli 2016 26.9800 11.7300 43.48
Juli 201625 Juli 2016 54.2300 21.4300 39.5226 Juli 2016 90.3400 43.7100 48.3827 Juli 2016 67.6000 35.4200 52.4028 Juli 2016 89.3400 56.4300 63.1629 Juli 2016 71.3400 37.2900 52.2730 Juli 2016 78.3400 39.4600 50.37
1,423.3200 730.9900 51.36
Kayu Rakyat pada bulan Agustus di PT. Panply
Tanggal Penggunaan kayu bulat core rendemen
1 Agustus 2016 102.8700 58.3400 56.712 Agustus 2016 77.5400 39.6500 51.133 Agustus 2016 82.4500 44.6700 54.184 Agustus 2016 67.8900 20.6700 30.455 Agustus 2016 83.4700 40.5600 48.596 Agustus 2016 45.6700 17.4300 38.17Agustus 2016
8 Agustus 2016 77.5600 26.7800 34.539 Agustus 2016 69.5500 18.5800 26.71
10 Agustus 2016 85.3500 44.6700 52.3411 Agustus 2016 68.4500 22.5600 32.9612 Agustus 2016 76.2800 40.2300 52.7413 Agustus 2016 88.4700 33.4200 37.78
Agustus 201615 Agustus 2016 56.8900 25.7600 45.2816 Agustus 2016 48.2400 30.2300 62.67
Agustus 201618 Agustus 2016 59.7700 23.6700 39.6019 Agustus 2016 71.4300 36.8700 51.6220 Agustus 2016 58.4500 21.5800 36.92
Agustus 201622 Agustus 2016 87.5400 33.5600 38.3423 Agustus 2016 77.3400 20.2100 26.1324 Agustus 2016 67.3400 28.5600 42.4125 Agustus 2016 98.7100 36.6700 37.1526 Agustus 2016 60.3400 42.2300 69.9927 Agustus 2016 71.8900 29.7600 41.40
Agustus 201629 Agustus 2016 43.3800 19.5300 45.0230 Agustus 2016 51.7800 23.7400 45.8531 Agustus 2016 42.5600 18.3400 43.09
1821.2100 798.2700 43.83
Lampiran 2 . Dokumentasi Penelitian
Denah Evakuasi
Denah Evakuasi
Denah Evakuasi
Denah Evakuasi
Denah Evakuasi
Proses Pengukuran Kayu Mekanik
Proses Pengukuran Kayu HTR
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan One Face Core
Proses Pengeringan FB
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan Core
Proses Pengeringan F/B
Proses Pengeringan F/B
Proses Penhgeringan F/B
Proses Pengeringn F/B
Proses Pengeringan F/B
Penampungan Bahan Baku Kayu Mekanik Di Kola Penampungan
Penampungan Kayu Mekanik
Penampungan Kayu Mekanik
Sejarah PT. Panply
DAFTAR PUSTAKA
Abas Salim, 2003, Asuransi Dan Manajemen Resiko, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri, 2003. Anggaran Perusahaan, Buku 1,BPFE, Yongyakarta.
Alam Setia Zain, 1997, Hukum Lingkungan Konservasi Hutan Dan Segi-SegiHukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta.
Anonim. Www.pajak.go.id/konten/new/karyawan-PT. Panca-Usaha-Palopo-Plywood-isi- Barang-SPT-Melalui e-filing.
Anonim. www.gultomlawconsultants.com/moratorium-perizinan-kehutanan-dan-dampaknya-terhadap-izin-kehutanan/#
Anonim. Www.Tentang Kayu.com/2008/01 Memahami-Plywood-Sebagai-Bahan.html.
Djuwadi, 2002, Pengusahaan Hutan Rakyat, Fakultas Kehutanan, UniversitasGadja Mada, Yongyakarta.
Dumanauw, J.F. 1960. Mengenai Kayu, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Massijaya, M.Y. 2006. Plywood. Bahan Kuliah Ilmu dan Teknologi Kayu.Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pascasarjana IPB.Bogor
Undang-Undang no 5 1967 Tentang Kehutanan. Dephut
Undang-Undang No 5 tahun 1984 Tentang Perindustrian. Peraturan indonesisekretariat Negara. Jakarta
Undang-Undang No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Dephut
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di desa Sukamukti Kecamatan Sukamaju
Kabupaten Luwu Utara pada tanggal 5 februari 1995 dari ayah
Karsono dan ibu alm. Napsiah penulis merupakan putri kedua
dari dua bersaudara.
Penulis memulai sekolah dasarnya di SDN 175 Sukamaju, setelah penulis
mnyelesaikan sekolah dasarnya penulis melanjutkan sekolah menggah atasnya di
SMPN 3 Sukamaju dan melanjutkan Sekolah Menenggah Atasnya di SMA 1
Sukamju, setelah menyelesaikan sekolah menggeh Atasnya pada tahun 2012 pada
tahun yang sama penulis di terima di Universitas Muhammadiyah Makassar
(unismuh). Penulis lulus di Unismuh Makassar sebagai mahasiswi program studi
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.