Post on 13-Aug-2015
description
Makalah Pancasila
Membandingkan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi Kapitalis
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah umum pancasila
Kelas PCL 10
Kelompok 7
1. Afiffah Munafiana (120110101109)
2. Ahmad Chandra (120210402112)
3. Ardiyanta Prasetyawan (102410101030)
4. Ayu Arwinda Sari (100910202041)
5. Dhoni Arifiantow (091910101058)
6. M. Luqman Al Hakim (121910101087)
7. Riza Nurfadila (121810101018)
8. Siti Khusnul F. (100910202081)
9. Tsalatsiyatur Rohmah (120210205055)
UNIVERSITAS JEMBER
2013
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dasar Negara kita adalah pancasila. Pancasila adalah pedoman, cita-cita
dan dasar dari Negara kita. Setiap Negara pasti memiliki ideology yang dianut dan
pastinya antara Negara satu dengan Negara yang lain berbeda. Selain ideology
pancasila, ada juga ideology-ideologi besar lainnya diantaranya Liberalisme,
Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme dan lain sebagainya.
Negara kita ini mengakui bahwa ideology yang kita pakai adalah Pancasila
sebaga ideologi terbuka. Sebagai mahasiswa seringnya kita menemukan
pertentangan mengenai ideology ini, dan mungkin juga kita tidak terlalu mengerti
kenapa ideology yang kita pakai adalah Pancasila dan kenapa harus bersifat
terbuka. Ideology Pancasila sebagai bekal kita untuk menangkal pengaruh buruk
dari ideology-ideologi lain yang mencoba merusak bangsa ini yang pastinya akan
menimbulkan perpecahan. Sebagai contoh, yaitu ideology kapitalisme merusak
ideology pancasila dari segi ekonomi (keberadaan bisnis ritel). Ideology
kapitalisme adalah salah satu dari ideology besar yang ada. Dan sudah sepatasnya
kita sebagai mahasiswa perlu memahami dan mengerti Ideologi Pancasila dan
juga Ideologi Kapitalis serta peranan ideology pancasila untuk merefleksi
ideology kaptalisme. Oleh karena itu dalam makalah ini, akan dibahas mengenai
ideology pancasila dan peranannya serta ideology kapitalisme.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama ideologi berasal dari kata ideas dan logos. Idea berarti gagasan,
konsep, sedangkan logos berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah
sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan.Ciri-ciri
ideologi adalah mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan.Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara
diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
dipertahankan dengan kesediaan berkorban.Fungsi ideologi sebagai sarana untuk
memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara individual.(Cahyono,
1986), sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua (founding
fathers) dengan generasi muda.(Setiardja, 2001), sebagai kekuatan yang mampu
memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat, dan bangsa untuk
menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan.(Hidayat, 2001).
Ideologi Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila
terdiri dari dua kata, yang berasal dari Bahasa Sanksekerta, panca berarti lima dan
sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-undang Dasar 1945.
Ideologi Kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang meyakini
bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya.Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan
intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan
secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi.Walaupun
3
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa
diterima secara luas.
Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang
mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan
bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk
mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Ciri-ciri sejarah kapitalisme menurut Berger meliputi penggunaan
kalkulasi rasional untuk mendapat keuntungan. Ciri yang lain adalah penyesuaian
semua alat produksi material antara lain tanah, perkakas, mesin-mesin sebagai hak
pribadi, kebebasan pasar (kebalikan dari berbagai pembatasan yang sangat feodal
pada masa prakapitalis), teknologi rasional yang memacu aktivitas ekonomi, suatu
sistem hukum yang rasional (sehingga dapat diramalkan), buruh bebas (kebalikan
dari perbudakan), dan komersialisasi ekonomi.
Adapun ciri-ciri negative dari kapitalisme adalah:
1. Dengan hadirinya modal asing di Indonesia
Ada pernyataan adalah apakah manfaat seluruhnya yang diperoleh
pemodal asing di Indonesia dibagi secara adil antara pemodal asing dan bangsa
Indonesia. Selalu di katakan bahwa modal asing membawa masuk modal, tranfer
teknologi, tranfer kemampuan manajemen dan membuka lapangan kerja. Secara
teroritikmemang benar , tetapi sebenarnya belum pernah ada yang menghitung
secara kuantitif apakah semuanya yang dikemukkan memang menjadi kenyataan
dalam praktik hadirnya modal asing yang sudah sekian lama di Indonesia.
2. Adanya penderitaan yang cukup dasyat adalah bahwa keterbukaan dalam
arus modal telah membawa konsekwensi Indonesia masuk ke dalam krisis yang
4
mengakibatkan nilai rupiah dan menyebabkan Indonesia memasuki krisis (Kwik
Kian Gie, 2003: 11).
3. Masukknya uang dalam bentuk hutang yang diberikan kepada Indonesia,
baik kepada pemerintah maupun kepada swasta asing.Hutang tanpa kendali yang
akhirnya menjadikan bangsa Indonesia tidak lagi mandiri.
Abercombrie dan kawan-kawan mengemukakan ciri-ciri kapitalisme
dalam bentuknya yang murni sebagai berikut:
1. Pemilikan dan kontrol atas instrumen produksi, khususnya kapital, oleh
swasta
2. Pengarahan kegiatan ekonomi ke arah pembentukan laba
3. Adanya kerangka pasar yang mengatur semua kegiatan
4. Apropriasi laba oleh pemilik modal (yang terkena pajak negara)
5. Penyediaan tenaga kerja oleh buruh yang bertindak sebagai agen bebas.
Maghnad Desai memberikan urutan ciri-ciri secara berbeda. Sebagai moda
(cara) produksi kapitalisme bercirikan:
1. Produksi untuk dijual dan bukannya untuk dikonsumsi sendiri
2. Adanya pasar, dimana tenaga kerja dibeli dan dijual dengan alat tukar
upah melalui hubungan kontrak
3. Penggunan uang dalam tukar-menukar yang selanjutnya memberikan
peranan yang sistematis kepada bank dan lembaga non-bank
4. Proses produksi atau proses kerja berada dalam kontrol pemilik modal
dan agen-agen manajerialnya
5. Kontrol dalam keputusan keuangan berada di tangan pemilik modal,
dimana para pekerja tidak ikut serta dalam proses pengambilan
keputusan itu
6. Berlakunya persaingan bebas di antara pemilik kapital.
Prinsip Dasar Ideologi Kapitalisme
Sebagai sebuah ideologi, kapitalisme dibangun di atas beberapa prinsip
dasar.Pertama, kapitalisme sangat mementingkan individu.Hak milik pribadi
5
sangat dijunjung tinggi dan setiap individu diberi kesempatan selebar-lebarnya
agar bisa mengerahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan
hak miliknya (kekayaan).Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan
ekonomi, kecuali dalam batas tertentu di mana Negara diperlukan. Lebih dari itu,
persamaan dasar semua manusia juga diperhatikan.Sehingga tidak ada lagi jurang
menganga antara kaum borjuis dan proletar.Tidak ada lagi jarak antara pemerintah
dan rakyatnya.
Kedua, dalam ideologi kapitalisme, pemikiran orang diperlakukan secara
sama. Konsep satu orang satu suara adalah bukti bahwa pendekatan kuantitatif
lebih dikedepankan dari pendekatan kualitatif dalam pengambilan keputusan
politik atau kebijakan apapun.Hal ini memberikan implikasi bahwa persoalan
etika dan moral dapat dikalahkan dengan banyak suara.
Ketiga, setiap orang memiliki kebebasan berbicara. Dalam berpolitik
setiap individu bebas mengemukanan pendapat, melakukan kritik, dan debat
mengenai berbagai masalah yang ada. Pemerintah tidak berhak untuk mengatur
rakyat dalam hal ini.
Keempat, Pemerintah dijalankan dengan persetujuan yang diperintah
(rakyat).Setiap rakyat (individu) memiliki hak partisipasi politik secara aktif
melalui berbagai alat atau sarana politik yang ada.Sementara itu pemerintah
dijalankan berdasarkan hukum.Kekuasaan tunduk kepada hukum.Negara adalah
alat yang berperan melindungi rakyat sebagai warga negara.Adanya pemisahan
dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara.Hal ini ditujukan agar
terjadi check and balance, terjadinya kehidupan politik pemerintahan dan negara
dalam kewenangan kekuasaan yang terbelah (bukan tanpa batas) agar tidak terjadi
tirani dan kediktatoran.
Kelima, percaya terhadap tuhan sebagai pencipta.Namun kepercayaan ini
dianggap sebagai sesuatu yang pribadi dan bersifat ritual. Agama bukan
pandangan hidup (worldview), ia hanya sarana untuk pemenuhan rohani serta
spiritual. Lebih dari itu, kapitalisme menolak dogmatis.hal ini disebabkan oleh
aliran liberalisme, sekularisme, dan individualisme yang sangat mendewakan
6
kemampuan berpikir manusia, dan menempatkan hal yang bersifat doktrin
menjadi tidak menarik bagi penganut ini.
Dilihat darisegi ekonomi, saat ini Indonesia menganut sistem ekonomi
campuran atau pancasila antara sosialis dan kapitalis, namun pada kenyataannya
indonesia lebih cenderung dipihak barat atau bisa dikatakan indonesia lebih
cenderung memakai sistem ekonomi kapitalis (mungkin memang memakai sistem
kapitalis sepenuhnya).
Sistem kapitalis yang dengan idealismenya si pemilik modal adalah yang
berkuasa dipopulerkan oleh Adam Smith. Teori yang mengatakan ‘mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya’ adalah
pilihan yang salah bagi negara indonesia. Banyak dari si pemilik modal hanya
menjadikan buruh-buruh sebagai mesin penghasil uang.
Indonesia tidak hanya berkisar pada sistem ekonomicampuran, tetapi
mengarah pada suatu bentuk baru yang disebut systemekonomi Pancasila. Sistem
Ekonomi Pancasila (SEP) menurut Mubyarto(1987:32) adalah“ekonomi yang
dijiwai oleh ideologi Pancasila, yaitusistem ekonomi yang merupakan usaha
bersama berasaskan kekeluargaan
dan kegotong-royongan nasional”. Sistem Ekonomi pancasila yang menjadi
sumber ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila membawa keharusan untuk
dijadikan dasar atau pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Sistem
ekonomi Pancasila yang dimili Indonesia kadang disebut juga sebagai demokrasi
ekonomi. Demokrasi Ekonomi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasaihajat
hidup orang banyak dikuaswai oleh Negara.
Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan
denganpermufakatan Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat,
7
sertapengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada Lembaga-
lembagaPerwakilan Rakyat pula.
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan
yangdikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan
penghidupanyang layak.
Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak bolehbertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga Negaradiperkembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidakmerugikan kepentingan umum.
Fakir miskin dan anak-anak etrlantar dipelihara oleh Negara(Cornelis
Rintuh, 1995: 51).
Ekonomi pancasila merupakan ilmu ekonomi kelembagaan (instructional
economics) yang menjungjung tinggi nilai-nilai kelembagaan Pancasila sebagai
idiologi Negara yang kelima silanya, secara utuh maupun sendiri-sendiri, menjadi
rujukan setiap orang Indonesia. Jika Pancasila mengandung 5 asas, maka semua
substansi sila Pancasila (1) etika, (2) kemanusiaan, (3) nasionalisme, (4)
kerakyatan/demokrasi, dan (5) keadilan social, harus di pertimbangkan dalam
model ekonomi yang disusun. Kalau sila pertama dan kedua adalah dasarnya,
sedangkan sila ketiga dan keempat sebagai caranya, maka sila kelima Pancasila
adalah tujuan dari Ekonomi Pancasila.
Di era globalisasi ini arus perubahan Negara-negara di dunia telah
mengarah kepada homogenisasi paradigma kehidupan, yaitu universalisasi
liberalisme.Di bidang politik, demokrasi liberal telah menjadi wacana utama,
sedangkan di di bidang ekonomi, ekonomi neoliberal yang bertumpu pada
kapitalisme global menjadi arus utama.
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang telah mulai berkenalan
dengan kapitalisme global seiring dengan perekonomian era Orde baru yang
menjadikan paradigma pertumguhan ekonomi (economic growth) menjadi
panglima.Krisis devaluasi rupiah yang lantas menjelma menjadi krisis moneter
sepanjang 1997-1998 telah membutakan mata bahwa pondasi perekomomian
8
Indonesia yang dibangun atas dasar hutang luar negeri tidaklah kokoh. Namun, di
era reformasi ini, kesadran demikian tidak malah membangkitkan semangat di
kalangan pemerintahan untuk mencari alternative system perekonomian yang
manusiawi dan berkeadilan sosial, justru sebaliknya, saat ini Indonesia mengalami
berbagai dentumen arus neoliberalisme yang terwujud dalam trio deregulasi,
privatilasi, dan liberalisasi perdagangan.
Ekonomi kapitalisme terhadap nilai-nilai sosial di masyarakat.
Perkembangan ekonomi kapitalisme berkembang pesat di Indonesia serta
menjadikan menjamurnya praktik ekonomi yang serakah ini .Ekonomi
kapitalisme yang berkembang merupakan kejahatan ekonomi yang nyata dan
menjadikan pribadi manusia Indonesia sungguh memperihatinkan.Ekonomi
kapitalisme pula telah menghancurkan nilai kesadaran sosial masyarakat
Indonesia yang telah di bangun, bahkan sebelum negara Indonesia ini
terbentuk.Nilai-nilai sosial tersebut merupakan warisan dari zaman dahulu yang
tentunya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sehingga harus dijadikan
pedoman masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan.
Konsep Ideologi Negara Pelaku
Aspek Negatif Aspek Positif
Ekonomi Kapitalis yaitu sistem ekonomi dimana kekayaan produktif terutama dimiliki secara pribadi dan pruduksi terutama untuk penjualan. Tujuan dari pemilikan pribadi tersebut adalah untuk mendapatkan suatu keuntungan yang lumayan dari penggunaan kekayaan pruduktif.
Amerika Serikat, Eropa
dan Asia termasuk
juga Indonesi
a
1. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
1. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.2. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.3. Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
9
Ekonomi pancasila di definisikan sebagai sistem ekonomi yang di jiwai ideologi Pancasila yang merupakan usaha bersama yang berasaskan kekeluagaan dan kegotongroyongan nasional.
Indonesia
Harus dihindari seperti:1. Sistem free Fight Liberalime yang membutuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan kelemahan stuctural posisi Indonesia dalam ekonomi dunia.2. Sistem etatisna dalam nama Negara beserta aparatur ekonomi Negara bersifat dominant serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi sector Negara.3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
Sistem Ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi campuran yang mengandung pada dirinya ciri-ciri positif dari kedua sistem ekstrim yang dikenal yaitu kapitalis-liberalis dan sosialis-komunispartisipasi dan demokrasi ekonomi, pembangunan daerah (bukan pembangunan di daerah), nasionalisme ekonomi, dan pendekatan multidisipliner terhadap pembangunan. Partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan seluruh rakyat Indonesia dalam mewujudkan cita-cita demokrasi ekonomi yang terkandung dalam Pasal 33 UUD 1945 sementara demokrasi ekonomi itu sendiri berarti bahwa produksi dilakukan oleh semua untuk mencapai keuntungan semua di bawah kepemimpinan dan pengawasan semua anggota masyarakat. Pembangunan
10
ekonomi Indonesia yang direncanakan, diatur, dan dikendalikan secara terpusat merupakan serangkaian kegiatan “pembangunan di daerah”, bukan “pembangunan daerah”. Dalam hal ini daerah hanya mendapat alokasi dana untuk menjalankan program nasional yang ada di daerah tersebut. Proses seperti itu seringkali tidak didasarkan pada aspirasi penduduk daerah setempat. Nasionalisme ekonomi di Indonesia sempat muncul sekitar tahun 1960-an. Saat itu Indonesia bertekad untuk memajukan perekonomiannya dengan modal dan kekuatannya sendiri.
11
BAB III
PERMASALAHAN
Pasar merupakan tempat berlangsungnya transaksi barang antara pembeli
dan penjual. Pasar itu sendiri terdiri dari dua yaitu pasar tradisional dan pasar
modern. Pasar tradisional adalah tempat berjual beli dimana konsumen masih bisa
melakukan tawar menawar, salah satu contoh dari pasar tradisional yang sering
terlihat di pinggir jalan atau di pemukiman penduduk yang biasa disebut
pedagang kelontong. Sedangkan pasar modern tempat dimana konsumen dapat
membeli barang-barang yang diinginkan tapi di tempat ini tidak dapat lagi
melakukan tawar-menawar seperti pasar tradisional karena harganya sudah
terpatok. Salah satu contoh dari pasar modern ini adalah minimarket seperti
alfamart, alfamidi, indomart dan sebagainya.
Industri ritel modern telah berkembang pada tahun 1960-an tepatnya pada
tahun 1964 yang ditandai dengan berdirinya Sarinah building. Industri ini mulai
menampakkan pertumbuhannya dari tahun 1970-1977 dengan adanya perubahan
jenis gerai misalnya supermarket, department store dan sebagainya. Pada awalnya
bisnis ritel modern ini didominasi oleh peritel dalam negeri seperti Matahari,
Ramayana, Hero, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, pada tahun 1998
terjadi kesepakatan antara IMF dengan pemerintah Indonesia mengenai perjanjian
peritel asing untuk dapat berinvestasi atau membuka gerai tanpa harus
bekerjasama dengan peritel lokal. Pertumbuhan pasar-pasar modern itu sendiri
disebut kawasan yang mencerminkan suatu bentuk aktifitas perdagangan retail,
pusat perbelanjaan serta daerah hiburan yang terletak di tengah kota yang
memiliki pengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi. Pasar tradisional atau
pedagang kelontong kian semakin terjepit akibat kehadiran usaha ritel pasar
modern yang dalam rentang waktu 2003 sampai 2008 pertumbuhan gerai ritel
mencapai 162 persen.
Pada tahun 2003 pertumbuhan gerai mini market mencapai 254,8 persen,
dari 2.058 gerai menjadi 7.301 pada tahun 2008, sementara jumlah pasar
tradisional dalam kurun waktu yang singkat cenderung menurun. Pesatnya
12
pertumbuhan pasar modern itu seiring gencarnya penetrasi ritel asing ke
Indonesia. Data BisInfocus 2008 menyebutkan, jika pada tahun 1970-1990
pemegang merek ritel asing yang masuk ke Indonesia hanya lima, dengan jumlah
275 gerai, tahun 2004 sudah 14 merek ritel asing yang masuk, dengan 500 gerai.
Tahun 2008, merek ritel asing yang masuk sudah 18, dengan 532 gerai.
Akibat dari munculnya pasar-pasar modern di Indonesia seperti mini
market yang kian lama kian banyak berakibat pada pedagang-pedagang kecil
seperti pedagang kelontong yang semakin resah karena usaha yang mereka rintis
selama ini terancam gulung tikar. Itu karena para konsumen lebih memilih
berbelanja di minimarket, di samping tempatnya bersih dan pelayanannya
memuaskan, juga harga-harga yang terjangkau.
Era sekarang ini dapat dikatakan sebagai era kapitalisme.Tidak ada
satupun sudut muka bumi ini yang terbebas dari pengaruh kapitalisme.Mulai dari
pengaturan negara, pengaturan ekonomi, pengaturan sosial, pengaturan hukum,
pengaturan pendidikan dan lain sebagainya.Kapitalisme dalam perbincangan
umum senantiasa hanya dikaitkan dengan salah satu dari faham atau mazhab
ekonomi.Banyak yang kurang memahami, keberadaan kapitalisme sesungguhnya
lebih luas dan lebih dalam dari sekedar aliran ekonomi tertentu
tersebut.Memahami kerangka utuh dari faham kapitalisme memang tidaklah
mudah, sebab faham ini tidak lahir dari sumber pemikiran yang satu.Atau lebih
tegasnya, faham tidak lahir dari satu tokoh sentral tertentu, sebagaimana yang ada
dalam faham sosialisme/komunisme, yang dengan mudah dapat langsung
diidentikkan dengan pemikiran-pemikiran Karl Marx.
Tidak berkembangnya ekonomi Indonesia terjadi karena tidak adanya
penerapan ideologi secara murni dan konsekuen. Akibatnya, sistem kapitalisme
berkembang subur di Indonesia. Bila ideologi Pancasila dilaksanakan dengan baik
di bumi Indonesia, bukan tidak mustahil kapitalisme akan staqnan dan tidak
berkembang subur di Indonesia. "Kapitalisme sudah diujung tanduk, tapi kenapa
tidak jatuh-jatuh. Pancasila adalah solusi dari kapitalisme," kata Sekjen
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Muhammad Rusdi, di Jakarta,
13
Selasa (11/9). Rusdi mengemukakan, Pancasila di mata asing sebenarnya sudah
diakui mampu menjadi tawaran ke depan atas runtuhnya kapitalisme.
Oleh karena itu, kapitalisme saat ini sudah tidak bisa disebut sebagai
hanya sebuah "isme" biasa atau sebuah pemikiran filsafat belaka, bahkan tidak
bisa juga hanya dikatakan sebagai sebuah teori ekonomi. Akan tetapi kapitalisme
telah menjadi sebuah ideologi dunia yang mencengkeram dan mengatur semua
sendi-sendi kehidupan manusia secara menyeluruh dan sistemik (Thurow, 1996).
Saat ini, banyaknya kasus-kasus mengenai bisnis ritel yang terjadi akibat
adanya minimarket. Salah satu contohnya adalah masyarakat Jember, tepatnya
yang beralamat di jalan Bangka menolak keberadaanya alfamart di daerah sekitar
Bangka. Dari kasus ini menunjukkan bahwa dampak ekspansi minimarket
terhadap pedagang kelontong adalah mayoritas buruk (70%). Beberapa ragam
dampak yang dimaksud meliputi berkurangnya omzet penjualan khususnya
produk tertentu yang sebelumnya diminati seperti minuman segar, minyak,
goreng, susu formula dan berkurangnya pelanggan karena rayuan harga barang
yang lebih murah dan kenyamanan berbelanja yang ditawarkan manajemen mini
market modern.
Dari penjelasan masalah diatas jelas sekali kita ketahui mengenai dampak
dari adanya bisnis ritel mayoritas buruk untuk lingkungan sekitarnya.Hal ini jelas
berkaitan dengan ideology pancasila khususnya sila ke-5, dimana keadilan social
kurang dapat diterapkan.Adanya pengaruh dari ideologi kapitalis membuat
seseorang menjadi individu hanya memikirkan mengenai individualism saja tanpa
menghiraukan antar sesame atau memikirkan keuntungan yang besar untuk
dirinya semata. Contohnya saja bisnis ritel tadi, orang yang memiliki kekuasaan
dapat medirikannya dimana saja, akan tetapi mereka tidak melihat dampak yang
terjadi untuk masyarakat disekitar lingkungannya. Dimana pastinya banyak
masyarakat memiliki usaha toko kecil atau kelontong, pasar tradisional yang harus
bersaing melawan bisnis ritel yang ada. Alhasil pasti banyak toko kecil atau
kelontong yang akan gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan bisnis
ritel yang ada dan pasaar tradisional yang kurang diminati oleh masyarakat saat
ini. Karena para konsumen banyak memilih membeli barang pada bisnis ritel
14
seperti alfamart, indomaret, matahari yang menawarkan berbagai kelebihan
dibanding pada toko kecil atau kelontong dan juga pasar tradisional.Kapitalisme
membuat ideologi pancasila pada pasal ke-5 kurang diterapkan di kehidupan
sehari-hari.
Dampak-dampak negatife akan banyak bermunculan ketika bisnis ritel
tersebut menguasai pasar yang sudah ada. Apabila hal ini terus berlanjut, pasar
tradisional atau toko kelontong akan mati dan akan timbul masalah baru yaitu
pengangguran semakin banyak dimana-mana, karena lapangan kerja mereka
tergusur oleh munculnya bisnis ritel yang tidak beraturan.
Jadi yang membedakan antara ideologi pancasila dengan ideologi kapitalis,
yaitu :
a. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak
masyarakat baik di bidang ekonomi maupun politik.
b. Pancasila mengakui hak-hak milik pribadi dan hak-hak umum. Dalam
Kapitalisme membolehkan kepemilikan pribadi tanpa batas.
c. Pancasila mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun
individualisme. Sedangkan kapitalisme mengakui individualism.
d. Pancasila bukan hanya mengembangkan demokrasi politik semata seperti
dalam ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi dengan asas
kekeluargaan.
e. Pancasila memberikan kebebasan individu secara bertanggung jawab selaras
dengan kepentingan sosial. (kepetingan individu dalam kerangka
kepentingan sosial). Bagi kaum kapitalis-liberalis, kebebasan individu
merupakan hak mutlak yang absolut.
f. Pancasila dilandasi nilai ketuhanan (religius). Kapitalisme mengagung-
agungkan material (materialisme) dan kurang menghiraukan aspek
immaterial-religi.
15
IDEOLOGI
ASPEK
KAPITALISME PANCASILA
POLITIK HUKUM
- Demokrasi Kapitalisme
- Hukum untuk melindungi
individu
- Dalam politik mementingkan
indi vidu
- Demokrasi Panca sila
- Hukum untuk menjunjung tinggi
keadilan dan keberadaan individu
dan masyarakat
EKONOMI
- Peran negara kecil
- Swasta mendominasi
- Kapitalisme
- Monopolisme
- Persaingan bebas
- Peran negara ada untuk tidak
terjadi monopoli dll yang merugikan
rakyat
AGAMA
- Agama urusan pribadi
- Bebas beragama
- Bebas memilih agama
- Bebas tidak beragama
- Bebas memilih salah satu agama
- Agama harus menjiwai dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
PANDANGAN
TERHADAP INDIVIDU
DAN MASYARAKAT
- Individu lebih penting dari
pada masyarakat
-Masyarakat diabdikan bagi
individu
- Individu diakui keberadaannya
-Hubungan individu dan masyarakat
dilandasi 3 S(selaras, serasi,
seimbang)
-Masyarakat ada karena ada individu
-Individu akan punya arti apabila
hidup di tengah masyarakat
CIRI KHAS
- Penghargaan atas HAM
- Demokrasi
- Negara hokum
- Menolak dogmatis
- Reaksi terhadap absolutisme
-Bebas memilih salah satu agama
-Agama harus menjiwai dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
BAB III
16
PENUTUP
3.1 Solusi
Perkembangan ekonomi yang menganut kapitalisme menyebabkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia terbelenggu.Indonesia pada dasarnya
bukanlah negara ekonomi kapitalisme namun sejalan dengan perkembangan
ekonomi internasinal, praktik kapitalisme semakin merejalela di negara
ini.Kebijakan internasional berpihak kepada segelintir individu pemilik modal
yang berkuasa sehingga menjadikan masyarakat luas hidupnya semakin
terpuruk.Kapitalisme merupakan sebuah penjajahan modal pada pundi-pundi
ekonomi karena kapitalisme itu pada real-nya merupakan kepemilikan oleh
individu (pemilik modal) yang berkuasa terhadap hal yang menyangkut hidup
masyarakat luas.Sistem kapitalisme membuat masyarakat luas memiliki
ketergantungan terhadap individu yang berkuasa sehingga fenomena yang terjadi
yaitu “orang kaya semakin kaya namun orang miskin menjadi semakin
melarat”.Sebagai contoh, yaitu banyaknya keberadaan minimarket di sekitar kita
yang dapat menggeser atau merebut keuntungan usaha pedagang kecil.Persaingan
dalam dunia bisnis ini menjadikan banyak pengusaha yang mengesampingkan
moralitasnya terhadap rakyat jelata.Saya sebagai mahasiswa juga merasakan
langsung fenomena kapitalisme ini.Sebenarnya bisnis ritel itu bagus untuk
kemajuan ekonomi di Indonesia, jika bisnis tersebut dikelola oleh orang local
bukal orang asing.Seperti yang kita tahu bahwa perekonomian di Indonesia
menigkat hanya angka atau nominalnya saja, tapi pada kenyataannya jauh
berbeda.Yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, itulah fenomena
yang terjadi saat ini.Ironisnya, kesejahteraan masyarakat semakin terpuruk karena
praktik kapitalisme menimbulkan kemiskinan dan penindasan masyarakat luas
atas kekuasaan yang dimiliki individu pemilik modal.Krisis ekonomi atas dampak
kapitalisme juga harus di tanggung oleh masyarakat luas yang secara otomatis
memperparah keadaan masyarakat luas.Kita sebagai masyarakat harus berupaya
untuk menegakkan keadilan.Seharusnya, pemerintah tidak boleh memberi izin
17
pembangunan minimarket secara mudah. Pemerintah harus mempertimbangkan
dampak yang akan terjadi di masa depan. Menurut saya, pembangunan
minimarket sangat memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya,
namun alangkah lebih baik jika pembangunan minimarket ini dilakukan di
tempat-tempat yang jauh dari pedagang kecil lainnya, seperti di pinggir jalan yang
sepi penduduk, daerah wisata yang jauh dari pemukiman, dan lainnya agar terjadi
pemerataan pendapatan. Dengan cara ini, tentunya keadilan akan terwujud bagi
para pedagang ataupun minimarket. Cita-cita bangsa Indonesia pun akan terwujud
meskipun mengenyampingkan keegoisan para pemilik modal untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya.
Dalam kasus ini, pemerintah seharusnya memiliki peran penting untuk
mengatur ulang ijin yang diberikan pada toko-toko ritel ini agar tidak mematikan
pasar tradisional yang ada. Pemerintah juga harus mempertimbangkan mengenai
lokasi yang tepat untuk mendirikan bisnis ritel agar tidak terlalu berdekatan
dengan usaha kecil seperti kelontong ataupun pasar tradisional .
Untuk menghentikan pertumbuhan bisnis ritel tidaklah mudah, tetapi jika
pemerintah membatasi pendirian bisnis ritel di Indonesia khususnya yang
dipegang oleh orang asing tentunya akan membawa dampak positif untuk
masyarakat. Jika perlu pemerintah kita dapat menerapkan pajak penghasilan yang
tinggi.
Bertolak dari seluruh pengertian tersebut, maka diperlukan upaya kritis
tepatnya refleksi kritis terhadap ideologi kapitalis mengingat adanya satu ciri
penting yang melekat pada ideologi, yakni sifatnya yang futuristik (berisi cita-cita
tentang tatanan masyarakat yang baik di masa depan dan merupakan acuan untuk
melakukan perubahan politik). Ideologi berfungsi memberikan harapan akan
dunia baru yang lebih baik dari keaadan masa lampau yang kurang ideal, serta
memberikan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan yang ideal
tersebut.Terkait dengan Pancasila, dapat dilihat bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang dapat mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.Maka dari itu, pemerintah perlu menerapkan
ideologi pancasila (yang merupakan cita-cita bangsa) dalam mengatasi masalah
18
yang telah dijelaskan di atas.Dengan berkaca pada masalah tersebut, penanaman
pancasila terhadap masyarakat sangat diperlukan untuk menghindari tumbuhnya
sifat kapitalis dalam dirinya terlebih terhadap anak yang berperan sebagai generasi
penerus bangsa. Dengan begitu, Negara ini akan berideologi pancasila yang
sesungguhnya bukan hanya angan-angan semata.
3.2 Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa
perekonomian Indonesia yang telah mengkiblat pada praktik jahat kapitalisme
mengakibatkan terlupakannya nilai-nilai pancasila dalam pencapaian tujuan
negara ini.Kapitalisme merupakan pembodohan ekonomi nyata yang dialami
bangsa ini, karena sistem ini lebih memihak kepada kepentingan individu yang
berkuasa (pemilik modal) sedangkan masyarakat luas seperti pedagang kecil
semakin terpuruk kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
19
Chossudovsky, Michel, 1997. The Globalization of Poverty: Impacts of IMF and
World Bank Reforms. Penang Malaysia, Third World Network.
David Ricardo, The Principles of Trade and Taxation (sumber teks asli)
Diperoleh dari “http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_liberal“
Drs, Kansil:C.ST,S.H.1990. Hidup Berbangsa dan Bernegara. Jakarta:Erlangga.
Drs. Kansil, C.S.T,S.H. 1996. Pancasila. Jakarta: Sinar Garfika.Ekonomi
Kapitalisme Menggerogoti Nilai-Nilai Sosial di Masyarakat
http://ekonomirakyat.com
http://ezzelhque.multiply.com
http://id.wikipedia.org/wiki/
Ekonomi_liberal#Sistem_ekonomi_liberal_klasik(21:08)
http://indonesia.archle.net http://mudrajat.com
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_11/artikel_1.htm (21:07)
Keen, Steve, 2001.Debunking Economics : the naked emperor of the social
science. Annandale NSW, Pluto Press Australia Limited.
MacEwan, Arthur. 1999. Neo-Liberalism or Democracy?: Economic Strategy,
Marketss, and Alternatives for the 21st Century, Pluto Press.
Mubyarto & Daniel W. Bromley. 2002. A Development Alternative for Indonesia.
Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Mubyarto, 2002. Ekonomi Pancasila. Yogyakarta, BPFE-UGM.
20
Petras, James & Henry Veltmeyer, 2001.Globalization Unmasked: imperialisem
in 21st century. New York USA, Zed Books Ltd.
Radius Prawiro, 1998.Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi :
Pragmatisme dalam Aksi. Jakarta, Elex.
Stiglitz, Joseph E., 2002. Globalization and Its Discontents. New York, W.W.
Norton & Company, Inc.
Tim Penataran. 1986. Bahan Penataran> Mutiara Sakti Utama.
21