Post on 12-Jun-2015
description
Peraturan Terkait Lingkungan
Wahyu Yun SantosoFakultas Hukum UGM
Hp. 081578657800Email: wahyu.yuns@yahoo.com
PENGARUH KONSEP LINGKUNGANPADA HUKUM
(Lynton K. Caldwell, IUCN)
“Prinsip hukum setelah tahun 1960-an lebih banyak dipengaruhi konsep lingkungan hidup/ekologi daripada konsep hukum”
legal concept
environmental concept
• Neurologis: • Weakness • Lost of sight• Brain damages• Coma death
• 1921 pabrik Chisoo (sejak zaman shogun) mulai membuang limbah merkuri langsung ke teluk.
• 1959 public disclosure that the sympthon is caused by toxification on metilmercury (Hg) from waste materials of Chisoo Co. Ltd. (PVC/plastic producer)
Minamata Case - 1953
• Sympthon:1. Yellow color on teeth2. Less smell ability3. Dry mouth4. Decrease amount of red blood cell5. Damage on backbone cell6. Problem of kidney7. Problem on calcium metabolism8. Deform of bone structure
• Mining activities (gold, silver, cadmium) in Toyama Perfecture started in 1912
• 1968 known by research that it is caused by cadmium (cd) intoxification.
Itai-Itai (Its Hurt) 痛い Case- 1960
Silent Spring - 1962 (Rachel Carson)
• Theme: Only one Earth• Stockholm Declaration• Action Plan• Recomendation for establishment an
organisation UNEP• Earth Watch
United Nation Conference on the Human Environment 5-16 Juni 1972, Stockholm Swedia
• The Bhopal disaster was an industrial disaster that occurred in Bhopal, India, resulting in the death of about 5,000 people.
• The incident took place in the early hours of the morning of December 3, 1984, in the heart of the city of Bhopal in the Indian state of Madhya Pradesh. A Union Carbide subsidiary pesticide plant released 40 tonnes of methyl isocyanate (MIC) gas, killing between 2500 and 5000 people.
Bhopal Tragedy - 1984
• Mega Conference: 114 head of states, more than 1000 delegations from 178 states of the world, representative of 1400 NGOs, and broadcasted by 9000 mass media.
• Negotiation of north – south • Result:
1. AGENDA 212. Rio Declaration on Human Environment and
Development3. The UN Framework Convention on Climate Change4. The Convention on Biological Diversity5. A Set of Forrest Principles
UNCHED (the United Nations Conference on Human Environment and Development) 3 – 14 Juni 1992, Rio de Janeiro Brazil
LATAR BELAKANG PEMBENTUKANHUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIALATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA
Deklarasi STOCKHOLM
(1972)
Deklarasi RIO DE JANEIRO
(1992)
Program Pembangunan Nas UU No. 4 Tahun 1982 (UULH) UU No. 23 Tahun 1997 (UUPLH)
UU No. 32 Tahun 2009 (UUPPLH)
Pengaturan ECO-SUSTAINABLE DEVELOPMENT1. Pemanfaatan SDA secara rasional2. Pembangunan tanpa merusak (Eco-Development)3. Keterpaduan pengelolaan (Integrated Policy)4. Keadilan ANTAR dan INTER GENERASI
PRINSIP-PRINSIP DEKLARASI STOCKHOLM & RIO DE JANEIRO
(diadopsi dalam perundang-undangan Nasional)
1. Tanggung jawab negara (State Responsibility)
2. Hak dasar atas LH (Right to Environment)
3. Keterpaduan pengelolaan LH
4. Hak berperan serta (Popular Participations)
5. Aksesibilitas pada informasi
6. Precautionary Principles
7. Polluter Pays Principle
8. Tanggung Jawab Mutlak (Strict Liability)
9. Keadilan inter dan antar generasi
10. Kewajiban bekerjasama
11. Aksesibilitas pada teknologi lingkungan
12. Hak bersama atas SDA lintas batasHarry Supriyono/04/2002
Produk Peraturan Perundang-undangan LH
• Hinder-Ordonnantie 1926• UU 5/1960: Agraria• UU 11/1974: Pengairan• UU 5/1990: KSDAHE• UU 12/1992: SBD Tanaman• UU 16/1992: Karantina• UU 6/1996: Perairan Indonesia• UU 10/1997: Tenaga Nuklir• UU 15/1997: Transmigrasi• UU 41/1999: Kehutanan• UU 29/2000: Perlindungan Varietas
Tnmn• UU 22/2001: Migas• UU 16/2002: Explorasi Angkasa• UU 28/2002: Bangunan Gedung• UU 27/2003: Panas Bumi• UU 7/2004: SD Air • UU 17/2004: Protokol Kyoto
• UU 19/2004: Perubahan Kehutanan• UU 32/2004: Pemerintahan Daerah• UU 4/2006: Trans Genetic Plant• UU 24/2007: Penanggulangan
Bencana• UU 26/2007: Penataan Ruang• UU 27/2007: Pngelolaan Pesisir• UU 30/2007: Energi• UU 18/2008: Pengelolaan Sampah• UU 4/2009: Minerba• UU 30/2009: Ketenagalistrikan• UU 32/2009: PPLH• UU 36/2009: Kesehatan• UU 41/2009: Pertanian Berkelanjutan• UU 45/2009: Perikanan• UU 11/2010: Cagar Budaya• UU 13/2010: Hortikultura• UU 1/2011: Perumahan Permukiman• UU 4/2011: Informasi Geospasial• UU 18/2012: Pangan
Keterkaitan dengan DELH - DPLH
Hierarki Peraturan Perundang-undangan (UU 12/2011)
1. UUD 1945;2. TAP MPR3. UU/PERPU4. Peraturan Pemerintah5. Peraturan Presiden6. Perda Provinsi7. Perda Kabupaten/Kota
Materi muatan Perda
Keseluruhan materi muatan yang diperlukan dalam: Penyelenggaraan otonomi daerah; Penyelenggaraan tugas pembantuan; Menampung kondisi khusus daerah; dan Penjabaran lebih lanjut dari peraturan
perundangan yang lebih tinggi.
Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Kejelasan tujuan; Kelembagaan atau organ pembentuk yang
tepat; Kesesuaian antara jenis dan materi muatan; Dapat dilaksanakan; Kedayagunaan dan kehasilgunaan; Kejelasan rumusan; Keterbukaan.
KLHS
Tata ruang
AMDAL
Perizinan
UKL-UPL
Kriteria baku kerusakan LH
Baku mutu LH
Instrumen ekonomi LH
Audit LH
Analisis risiko LH
Anggaran berbasis LH
PUU berbasis LH
Instrumen lain sesuai
kebutuhan
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
(UU 32/2009)
Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
Amdal dan UKL UPL bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan lingkungan hidup. Efektivitas amdal dan UKL UPL sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai instrument lingkungan hidup lainnya
Lingkungan
Amanah UU No. 32 Tahun 2009: Pengaturan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib UKL UPL dan SPPL
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan
Tidak termasuk
wajib Amdal
wajib memiliki UKL UPL
Pasal 34 ayat (2):Ditetapkan oleh Gubernur/bupati/walikota
Pasal 34 ayat (1)
Pasal 35 ayat (1)
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan
Tidak termasuk wajib UKL
UPL
wajib membuat
SPPL
Pasal 35 ayat (2):Tidak berdampak pentingKegiatan usaha mikro dan kecil
Batas AMDAL
Batas dokumen UKL-UPL
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
WAJIB AMDAL
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
WAJIB UKL/UPL
SPPL
Skema Pembagian AMDAL, UKL-UPL dan SPPLKegiatan berdampak penting terhadap LH
Kegiatan tidak berdampak penting terhadap LH
Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & tidak berdampak penting serta Kegiatan usaha mikro dan kecil
Pasal 22-33 UU 32/2009 Peraturan MENLH No 05/2012
Peraturan Gub. atau Bupati/Walikota
Pasal 34 UU 32/2009
Pasal 35 UU 32/2009
Beberapa hal mendasar dalam PermenLH No. 14/2010 (kmd ditegaskan lg dlm PermenLh No. 03/2013)
• Dokumen LH meliputi: Amdal, UKL-UPL, SPPL, dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (DPPL), studi evaluasi mengenai dampak lingkungan hidup (SEMDAL), studi evaluasi lingkungan hidup (SEL), penyajian informasi lingkungan (PIL), penyajian evaluasi lingkungan (PEL), dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPL), rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan (RKL-RPL), dokumen evaluasi lingkungan hidup (DELH), dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPLH), dan Audit Lingkungan Hidup
Beberapa hal mendasar dalam PermenLH No. 14/2010 (cont’d)
• DELH dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen Amdal.
• DPLH dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL.
Beberapa hal mendasar dalam PermenLH No. 14/2010 (cont’d)
DELH dan DPLH diwajibkan bagi:a. telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum
diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009; b. telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum
diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009; c. lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan; dan
d. tidak memiliki dokumen lingkunganhidup atau memiliki dokumen lingkungan hidup tetapi tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan
Beberapa hal mendasar dalam PermenLH No. 14/2010 (cont’d)
Penyusun DELH harus memenuhi persyaratan: a. memiliki sertifikat pelatihan penyusun dokumen
amdal, sertifikat kompetensi penyusun dokumen amdal, dan/atau sertifikat auditor lingkungan hidup bagi penyusunanDELH yang dilakukan sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan sampai dengan tanggal 3 Oktober 2010; atau
b. memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang teregistrasi bagi penyusunan DELH yang dilakukan antara tanggal 4 Oktober 2010 sampai 3 Oktober 2011.